Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KEPERAWATAN JIWA

MEKANISME KOPING YANG BERFOKUS PADA TUGAS DAN


EMOSI/EGO

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan jiwa I oleh

Dosen : Wenny N.C, S.Kep., Ns., M.Kep

DISUSUN OLEH :

NUNIK HANDAYANI

R.19.01.053

KEPERAWATAN 4A

YAYASAN INDRA HUSADA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

Jl. Wirapati Sindang Indramayu Telp. (0234)272020 Fax. (0234)272558

2021
BAB II

PEMBAHASAN

A. MEKANISME KOPING
1. Pengertian Mekanisme Koping
a. (Lazarus, 1985 dalam Nasir dan Muhith, 2011).
Koping adalah perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya
untuk mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal khusus yang
melelahkan atau melebihi sumber individu.
b. Lazarus dan Folkman, (1984) dalam Nasir dan Muhith, 2011).
Koping yang efektif adalah koping yang membantu seseorang untuk
menoleransi dan menerima situasi menekan serta tidak merisaukan tekanan
yang tidak dapat dikuasainya
c. Mekanisme koping adalah cara yang digunakan individu dalam
menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang terjadi, dan situasi yang
mengancam, baik secara kognitif maupun perilaku.
d. (Nasir dan Muhith, 2011).
Koping adalah proses dimana seseorang mencoba untuk mengatur
perbedaan yang diterima antara keinginan (demands) dan pendapatan
(resources) yang dinilai dalam suatu keadaan yang penuh tekanan, koping
dapat diarahkan untuk memperbaiki atau menguasai suatu masalah dapat
juga membantu mengubah persepsi atas ketidaksesuaian, menerima bahaya,
melepaskan diri atau mengindari situasi stress.
Diantara beberapa pendapat mengenai koping dapat disimpulkan bahwa
koping adalah cara atau langkah yang dilakukan oleh individu untuk
mengatasi masalah yang dihadapi, beradaptasi dengan perubahan, serta respon
terhadap situasi yang mengancam atau melebihi batas kemampuan individu,
baik secara kognitif maupun perilaku.
Model keperawatan jiwa supportive therapy (Wermon, Rockland)
bahwa pada konsep ini faktor biopsikososial dan respons maladaptif akan
berakumulasi menjadi satu, aspek biologis yang menjadi masalah seperti
sering sakit mag, batuk, dan lain-lain, sedangkan aspek psikologis yang
didapat dari kejadian itu diantaranya mudah cemas, sulit berkonsentrasi,
kurang percaya diri, mudah melamun, dan pemarah, serta pada aspek
sosialnya adalah susah bergaul, menarik diri, manja, tidak disukai,
bermusuhan, tidak mampu mendapat pekerjaan. Prinsip terapinya dengan
menguatkan respons koping adaptif, individu diupayakan mengenal kekuatan-
kekuatan yang ada pada dirinya, kemudian kekuatan mana yang akan menjadi
pemecahan masalah yang dihadapi (Kusumawati dan Hartono, 2010).
2. Macam-Macam Mekanisme Koping
Ada tiga macam mekanisme koping, antara lain :
a. Mekanisme jangka pendek
b. Mekanisme jangka panjang
c. Mekanisme pertahanan ego

 Mekanisme Jangka Pendek


a) Aktifitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis identitas,
misalnya main musik, bekerja keras, menonton televise
b) Akltifitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, misalnya
ikut dalam aktifitas social, keagamaan
c) Aktifitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri, misalnya olah raga
yang kompetitif, pencapaian akademik / belajar giat.
d) Aktifitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah
identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan individu, misalnya
penyalahgunaan obat.

 Mekanisme Jangka Panjang


a) Penutupan identitas yaitu adapsi identitas pada orang yang menurut klien
penting, tanpa memperhatikan kondisi dirinya.
b) Identitas negatif yaitu klien beranggapan bahwa identifikasi yang tidak wajar
akan diterima masyarakat.

 Mekanisme Pertahanan Ego

Mekanisme pertahanan ego sering disebut sebagai mekanisme pertahanan


mental. Macam-macam mekanisme pertahanan ego antara lain :

1. — Kompensasi
Proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan secara
tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang dimilikinya.
Misal : seseorang tidak pandai matematika, berusaha menonjolkan
keahliannya di bidang seni.

2. —  Penyangkalan (denial)
Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas
tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan primitif.
Misal : seseorang yang baru putus dengan pacarnya berusaha menghindari
pembicaraan mengenai pacar.

3. —  Pemindahan (displacement)
Pengalihan emosi yang semula ditujukan pada seseorang/benda lain yang
biasanya netral atau lebih sedikit mengancam dirinya.
Misal : seseorang yang bertengkar dengan temannya, dirumah justru marah-
marah terhadap adiknya.

4. —Disosiasi
Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari kesadaran atau
identitasnya.
Misal : seseorang yang marah-marah dan mengamuk ternyata tidak bisa
menjelaskan kembali apa yang terjadi (karena ia lupa sama sekali)
5. —  Identifikasi (identification)
Proses dimana seseorang untuk menjadi seseorang yang ia kagumi berupaya
dengan mengambil/menirukan pikiran-pikiran, perilaku dan selera orang
tersebut.
Misal : seseorang mengidolakan Giring Nidji, maka dia akan berusaha
menirunya.

6. —  Intelektualisasi (intelectualization)
Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman
yang mengganggu perasaannya.

7. —  Introjeksi (Introjection)
Suatu jenis identifikasi yang kuat dimana seseorang mengambil dan melebur
nilai-nilai dan kualitas seseorang atau suatu kelompok ke dalam struktur
egonya sendiri, merupakan hati nurani. Seseorang berusaha mentaati semua
norma dan peraturan yang ada di masyarakat sehingga ego tidak lagi
terganggu oleh ancaman dari luar.
Misal : kekecewaan atas kematian orang yg dicintai dialihkan dg cara
menyalahkan diri sendiri.

8. —  Isolasi
Pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang mengganggu dapat
bersifat sementara atau berjangka lama.
Misal : seseorang punya masalah, tapi tidak mau memikirkan masalah
tersebut.
9. —  Proyeksi
Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain
terutama keinginan, perasaan emosional dan motivasi yang tidak dapat
ditoleransi.
Misal : seseorang menyangkal bahwa ia menyukai temannya, berbalik
menuduh bahwa temannya itu berusaha merayunya.

10. — Rasionalisasi
Mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan dapat diterima masyarakat
untuk menghalalkan/membenarkan impuls, perasaan, perilaku, dan motif yang
tidak dapat diterima.
Misal : seorang murid yang mendapat nilai buruk ketika ditanya orang tuanya
justru menyalahkan cara mengajar gurunya.

11. —  Reaksi formasi


Pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia sadari, yang bertentangan
dengan apa yang sebenarnya ia rasakan atau ingin lakukan.
Misal : seseorang yang menyukai teman suaminya akan memperlakukan
teman suaminya dengan kasar.

12. —  Regresi
Kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari suatu
taraf perkembangan yang lebih dini.
Misal : seseorang yang sudah dewasa, karena ada masalah, justru menjadi
seperti anak kecil kembali.

13. —  Pemisahan (splitting)


Sikap mengelompokkan orang / keadaan hanya sebagai semuanya baik atau
semuanya buruk; kegagalan untuk memadukan nilai-nilai positif dan negatif
di dalam diri sendiri.
Misal : seseorang memandang kelompok A buruk, dan kelompok B baik,
selamanya menganggap seperti itu, padahal tidak selamanya yang buruk tetap
buruk dan sebaliknya.

14. — Sublimasi
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam penyalurannya secara
normal.
Misal : penyaluran impuls agresif ke olah raga atau kegiatan yang bermanfaat.

15. — Supresi
Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi
sebetulnya merupakan analog represi yang disadari; pengesampingan yang
disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang; kadang-kadang dapat
mengarah pada represi yang berikutnya.

16. — Undoing
Tindakan/ perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian dari
tindakan/ perilaku atau komunikasi sebelumnya; merupakan mekanisme
pertahanan primitif.
Misal : seorang ibu yang menyesal telah memukul anaknya beralih
memperlakukan anaknya penuh kasih sayang.

17. — Represi
Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls atau ingatan yang
menyakitkan atau bertentangan, dari kesadaran seseorang; merupakan
pertahanan ego yang primer yang cenderung diperkuat oleh mekanisme lain.
MEKANISME KOPING MENGHADAPI MASALAH

Mekanisme koping menunjuk pada baik mental maupun perilaku, 


untuk menguasai, Mentoleransi, mengurangi, atau minimalisasikan suatu
situasi atau kejadian yang penuh tekanan. mekanisme coping merupakan suatu
proses dimana individu berusaha untuk menanggani dan menguasai  situasi
stres yang menekan akibat dari masalah yang sedang dihadapinya dengan cara
melakukan perubahan kognitif maupun perilaku  guna memperoleh rasa aman
dalam dirinya. 

1. Jenis mekanisme koping

Taylor, (2012) membagi mekanisme koping dalam dua kategori :

A. Direct action (strategi koping yang berfokus pada masalah problem focused
coping) yaitu segala tindakan yang diusahakan individu untuk mengatasi atau
menanggulangi stres yang langsung diarahkan pada penyebab stres atau
stresor.
B. Palliation (strategi koping yang berfokus pada emosi, emotional focused
coping), perilaku kategori ini merupakan suatu usaha yang diarahkan untuk
mengatasi, mengurangi, atau menghilangkan ketegangan emosional yang
timbul dari situasi stres, atau bertahan terhadap tekanan emosi negatif yang
dirasakan akibat masalah yang dihadapi.

2. Faktor yang Mempengaruhi Strategi Coping


 Kesehatan Fisik  : Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama
dalam usaha mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga
yang cukup besar
 Keyakinan atau pandangan positif : Keyakinan menjadi sumber daya
psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan akan nasib (eksternal locus
of control) yang mengerahkan individu pada penilaian ketidakberdayaan
(helplessness) yang akan menurunkan kemampuan strategi coping tipe :
problem-solving focused coping
 Keterampilan Memecahkan masalah : Keterampilan ini meliputi
kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi
masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian
mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin
dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu
tindakan yang tepat.
 Keterampilan sosial : Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk
berkomunikasi dan bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan
nilai-nilai sosial yang berlaku dimasyarakat.
 Dukungan sosial : Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan
informasi dan emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua,
anggota keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya
 Materi : Dukungan ini meliputi sumber daya daya berupa uang, barang
barang atau layanan yang biasanya dapat dibeli.

MEKANISME KOPING PERTAHANAN EGO

Yaitu individu melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya


dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan ditimbulkan. Hasil
penelitian membutikan bahwa individu menggunakan kedua cara tersebut
untuk mengatasi berbagai masalah yang menekan dalam berbagai ruang
lingkup kehidupan sehari-hari.(Zainun, 2003). Emotion–focused coping
cenderung dilakukan apabila individu tidak mampu atau merasa tidak mampu
mengubah kondisi yang stressful, yang dilakukan individu adalah mengatur
emosinya. Sebagai Contoh: ketika seseorang yang dicintai meninggal dunia,
dalam situasi ini, orang biasanya mencari dukungan emosi dan mengalihkan
diri atau menyibukkan diri dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah atau
kantor.

Dalam emotion-focused coping hal ini dapat di gunakan cara mekanisme


pertahanan ego oriented reaction antara lain :

 Kompensasi
Proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan secara
tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang dimilikinya.

Contoh : seseorang tidak pandai matematika, berusaha menonjolkan


keahliannya di bidang seni

 Penyangkalan(denial)
Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas
tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan primitif.

Contoh : seseorang yang baru putus dengan pacarnya berusaha menghindari


pembicaraan mengenai pacar.

 Pemindahan(displacement)
Pengalihan emosi yang semula ditujukan pada seseorang/benda lain yang
biasanya netral atau lebih sedikit mengancam dirinya.

Contoh : seseorang yang bertengkar dengan temannya, dirumah justru marah-


marah terhadapadiknya
 Identifikasi(identification)
Proses dimana seseorang untuk menjadi seseorang yang ia kagumi berupaya
dengan mengambil/menirukan pikiran-pikiran, perilaku dan selera orang
tersebut.

Contoh : seseorang mengidolakan Giring Nidji, maka dia akan berusaha


menirunya.

 Introjeksi(Introjection)
Suatu jenis identifikasi yang kuat dimana seseorang mengambil dan melebur
nilai-nilai dan kualitas seseorang atau suatu kelompok ke dalam struktur
egonya sendiri, merupakan hati nurani.

Contoh : kekecewaan atas kematian orang yang dicintai dialihkan dengan cara
menyalahkan diri sendirian

 Isolasi
Pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang mengganggu dapat
bersifat sementara atau berjangka lama.

Contoh : seseorang punya masalah, tapi tidak mau memikirkan masalah tersebut.

 Proyeksi
Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain
terutama keinginan, perasaan emosional dan motivasi yang tidak dapat
ditoleransi.

Contoh : seseorang menyangkal bahwa ia menyukai temannya, berbalik menuduh


bahwa temannya itu berusaha merayunya.

 Rasionalisasi
Mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan dapat diterima masyarakat
untuk menghalalkan/membenarkan impuls, perasaan, perilaku, dan motif yang
tidak dapat diterima.

Contoh : seorang murid yang mendapat nilai buruk ketika ditanya orang tuanya
justru menyalahkan cara mengajar gurunya.

 Reaksiformasi
Pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia sadari, yang bertentangan
dengan apa yang sebenarnya ia rasakan atau ingin lakukan.

Contoh : seseorang yang menyukai teman suaminya akan memperlakukan teman


suaminya dengan kasar

 Regresi
Kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari suatu
taraf perkembangan yang lebih dini

Contoh : seseorang yang sudah dewasa, karena ada masalah, justru menjadi
seperti anak kecil kembali.

 Represi
Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls atau ingatan yang
menyakitkan atau bertentangan, dari kesadaran seseorang; merupakan
pertahanan ego yang primer yang cenderung diperkuat oleh mekanisme lain.

Contoh : Melihat temannya meninggal. Perilaku seolah-olah lupa kejadian


tersebut

 Sublimasi
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam penyalurannya secara
normal.
Contoh : penyaluran impuls agresif ke olah raga atau kegiatan yang bermanfaat.

 Supresi
Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi
sebetulnya merupakan analog represi yang disadari; pengesampingan yang
disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang; kadang-kadang dapat
mengarah pada represi yang berikutnya

 Undoing
Tindakan/ perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian dari
tindakan/ perilaku atau komunikasi sebelumnya; merupakan mekanisme
pertahanan primitif.

Contoh : seorang ibu yang menyesal telah memukul anaknya beralih


memperlakukan anaknya penuh kasih sayang

MEKANISME KOPING BERFOKUS PADA TUGAS

( task oriented reaction )

Cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ,konflik dan memenuhi


kebutuhan dasar . tedapat 3 macam yaitu
1. Perilaku menyerang( fight)
Individu menggunakan energinya untuk melakukan perlawanan dalam rangka
mempertahankan integritas pribadinya
2. Perilaku menarik diri( with drawl)
Merupakan prilaku yang meunjukan pengasingan diri dari lingkungan dan
orang lain
3. Kompromi
Merupakan tindakan konstruksi yang dilakukan individu untuk menyelesaikan
masalah melalui musyawarah atau negoisasi.
DAFTAR PUSTAKA

https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/
19be8513fd0672db9b4f3bf09ce23c52.pdf

https://id.scribd.com/doc/107501565/MEKANISME-KOPING

https://id.scribd.com/doc/85690797/mekanisme-koping

http://etheses.uin-malang.ac.id

Anda mungkin juga menyukai