Anda di halaman 1dari 12

MEKANISME KOPING

A. Pengertian Mekanisme Koping


Mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan
masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang
mengancam (Keliat,1999). Menurut Lazarus (1985), koping adalah perubahan
kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan internal
dan atau eksternal khusus yang melelahkan atau melebihi sumber individu.
Berdasarkan kedua definisi maka yang dimaksud mekanisme koping adalah cara
yang digunakan individu dalam menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang
terjadi dan situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun perilaku.

B. Macam-Macam Mekanisme Koping


Ada tiga macam mekanisme koping, antara lain :
1. Mekanisme jangka pendek
Mekanisme Jangka Pendek:
a. Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis
identitas, misalnya main musik, bekerja keras, menonton televisi
b. Akltivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara,
misalnya ikut dalam aktivitas sosial, keagamaan
c. . Aktivitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri, misalnya
olah raga yangkompetitif, pencapaian akademik / belajar giat
d. Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah
identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan individu, misalnya
penyalahgunaan obat.
2. Mekanisme jangka panjang
a. Penutupan identitas yaitu adapsi identitas pada orang yang menurut
klien penting, tanpamemperhatikan kondisi dirinya.
b. Identitas negativ yaitu klien beranggapan bahwa identifikasi yang tidak
wajar akan diterima masyarakat
3. Mekanisme Pertahanan Ego
Mekanisme pertahanan ego sering disebut sebagai mekanisme pertahanan
mental. Macam-macam mekanisme pertahanan ego antara lain:
a. Kompensasi
Proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan
secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang dimilikinya.
Misal: seseorang tidak pandai matematika, berusaha menonjolkan
keahliannya di bidang seni.
b. Penyangkalan (Denial)
Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari
realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana
dan primitif.
Misal: seseorang yang baru putus dengan pacarnya berusaha
menghindari pembicaraan mengenai pacar.
c. Pemindahan (Displacement)
Pengalihan emosi yang semula ditujukan pada seseorang/benda lain
yang biasanya netral atau lebih sedikit mengancam dirinya.
Misal: seseorang yang bertengkar dengan temannya, dirumah justru
marah-marah terhadap adiknya.
d. Disosiasi
Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari
kesadaran atau identitasnya.
Misal: seseorang yang marah-marah dan mengamuk ternyata tidak
bisa menjelaskan kembali apa yang terjadi (karena ia lupa sama
sekali)
e. Identifikasi (Identification)
Proses dimana seseorang untuk menjadi seseorang yang ia kagumi
berupaya dengan mengambil/menirukan pikiran-pikiran, perilaku dan
selera orang tersebut.
Misal: seseorang mengidolakan Giring Nidji, maka dia akan berusaha
menirunya.
f. Intelektualisasi (Intelectualization)
Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari
pengalaman yang mengganggu perasaannya.
g. Introjeksi (Introjection)
Suatu jenis identifikasi yang kuat dimana seseorang mengambil dan
melebur nilai-nilai dan kualitas seseorang atau suatu kelompok ke
dalam struktur egonya sendiri, merupakan hati nurani. Seseorang
berusaha mentaati semua norma dan peraturan yang ada di
masyarakat sehingga ego tidak lagi terganggu oleh ancaman dari luar.
Misal: kekecewaan atas kematian orang yg dicintai dialihkan dengan
cara menyalahkan diri sendiri.
h. Isolasi
Pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang mengganggu
dapat bersifat sementara atau berjangka lama.
Misal: seseorang punya masalah, tapi tidak mau memikirkan masalah
tersebut.
i. Proyeksi
Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang
lain terutama keinginan, perasaan emosional dan motivasi yang tidak
dapat ditoleransi.
Misal: seseorang menyangkal bahwa ia menyukai temannya, berbalik
menuduh bahwa temannya itu berusaha merayunya.
j. Rasionalisasi
Mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan dapat diterima
masyarakat untuk menghalalkan/membenarkan impuls, perasaan,
perilaku dan motif yang tidak dapat diterima.
Misal: seorang murid yang mendapat nilai buruk ketika ditanya orang
tuanya justru menyalahkan cara mengajar gurunya.
k. Reaksi formasi
Pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia sadari, yang
bertentangan dengan apa yang sebenarnya ia rasakan atau ingin
lakukan.
Misal: seseorang yang menyukai teman suaminya akan
memperlakukan teman suaminya dengan kasar.
l. Regresi
Kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri khas
dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini.
Misal: seseorang yang sudah dewasa, karena ada masalah, justru
menjadi seperti anak kecil kembali.
m. Pemisahan (Splitting)
Sikap mengelompokkan orang / keadaan hanya sebagai semuanya
baik atau semuanya buruk; kegagalan untuk memadukan nilai-nilai
positif dan negatif di dalam diri sendiri.
Misal: seseorang memandang kelompok A buruk, dan kelompok B
baik, selamanya menganggap seperti itu, padahal tidak selamanya
yang buruk tetap buruk dan sebaliknya.
n. Sublimasi
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata
masyarakat untuk suatu doronganyang mengalami halangan dalam
penyalurannya secara normal.
Misal: penyaluran impuls agresif ke olah raga atau kegiatan yang
bermanfaat.
o. Supresi
Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi
sebetulnya merupakan analog represi yang disadari; pengesampingan
yang disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang;
kadang-kadang dapat mengarah pada represi yang berikutnya.
p. Undoing
Tindakan/perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian dari
tindakan/perilaku atau komunikasi sebelumnya; merupakan
mekanisme pertahanan primitif.
Misal: seorang ibu yang menyesal telah memukul anaknya beralih
memperlakukan anaknya penuh kasih sayang.
q. Represi
Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls atau
ingatan yang menyakitkan atau bertentangan, dari kesadaran
seseorang; merupakan pertahanan ego yang primer yang cenderung
diperkuat oleh mekanisme lain.

Menurut Stuart dan Sundeen (1995) Mekanisme koping juga dapat di


golongkan menjadi 2 yaitu: mekanisme koping adaptif dan mekanisme koping
maladaptif.
1. Mekanisme koping adaptif merupakan mekanisme yang mendukung fungsi
integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya
adalahberbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif,
teknik relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas konstruktif (kecemasan yang
dianggap sebagai sinyal peringatan dan individu menerima peringatan dan
individu menerima kecemasan itu sebagai tantangan untuk di selesaikan).
2. Mekanisme koping maladaptif adalah mekanisme yang menghambat fungsi
integrasi, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.
Kategorinya adalah makan berlebihan/tidak makan, bekerja berlebihan,
menghindar dan aktivitas destruktif (mencegah suatu konflik dengan
melakukan pengelakan terhadap solusi).

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRATEGI COPING


Cara individu menangani situasi yang mengandung tekanan ditentukan oleh
sumber daya individu yang meliputi kesehatan fisik/energi, keterampilan
memecahkan masalah, keterampilan sosial dan dukungan sosial dan materi.
1. Kesehatan Fisik
Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha mengatasi
stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar
2. Keyakinan atau Pandangan Positif
Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti
keyakinan akan nasib (eksternal locus of control) yang mengerahkan individu
pada penilaian ketidakberdayaan (helplessness) yang akan menurunkan
kemampuan strategi coping tipe: problem-solving focused coping
3. Keterampilan Memecahkan Masalah
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa
situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif
tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan
hasil yang ingin dicapai dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan
melakukan suatu tindakan yang tepat.
4. Keterampilan Sosial
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkahlaku
dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku di
masyarakat.
5. Dukungan Sosial
Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasidan emosional
pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain, saudara,
teman dan lingkungan masyarakat sekitarnya
6. Materi
Dukungan ini meliputi sumber daya daya berupa uang, barang barang
ataulayanan yang biasanya dapat dibeli.
PRINSIP ETIK

A. Pengertian Etika
Etika (Yunani kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah cabang
utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar
dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar,
salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.(Wikipedia)
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “ethos” yang berarti adat,
kebiasaan, perilaku atau karakter. Menurut buku “Fundamental Keperawatan”
(Potter dan Perry, tahun 2005),

B. Macam - Macam Prinsip Etika Keperawatan


Prinsip-prinsip etika keperawatan terdiri dari:
1. Autonomy (Otonomi )
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis
dan memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan
membuat keputusan sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau
pilihan yang dihargai. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap
seseorang, juga dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak
secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu
yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesioanal merefleksikan otonomi saat
perawat menghargai hak hak pasien dalam membuat keputusan tentang
perawatan dirinya.
2. Beneficience (Berbuat Baik)
Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
Kadang-kadang dalam situasi pelayanan kesehatan kebaikan menjadi konflik
dengan otonomi.
3. Justice (Keadilan)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain
yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
4. Non Maleficience (tidak merugiakan)
Prinsip ini berarti segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak menimbulkan
bahaya / cedera secara fisik dan psikologik.
5. Veracity (kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien
dan untuk meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
6. Fidelity (loyalty/ketaatan)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia pasien. Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban seseorang
untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan itu
menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan
bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan
kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan
penderitaan.
7. Confidentiality (kerahasiaan)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien harus
dijaga privasi-nya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien
hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tak ada satu orangpun
dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijin kan oleh klien dengan
bukti persetujuannya. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan,
menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga
kesehatan lain harus dicegah.
8. Akuntabilitas (accountability)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung jawab
pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain.
Akuntabilitas merupakan standar pasti yang mana tindakan seorang professional
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
Moral Right:
a. Advokasi
Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan
mendukung hak-hak pasien. Hal tersebut merupakan suatu kewajiban
moral bagi perawat dalam mempraktekan keperawatan profesional.
b. Responsibilitas ( tanggung jawab )
Eksekusi terhadap tugas-tugas yang berhubungan dengan peran tertentu
dari perawat. Misalnya pada saat memberikan obat, perawat bertanggung
jawab untuk mengkaji kebutuhan klien dengan memberikannya dengan
aman dan benar.
c. Loyalitas
Suatu konsep yang melewati simpati, peduli, dan hubungan timbal balik
terhadap pihak yang secara profesional berhubungan dengan perawat
9. Nilai ( Value )
Nilai menggambarkan cita-cita dan harapan-harapan ideal dalam praktik
keperawatan. Nilai dalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang
sedemikian rupa oleh seseorang.
Nilai yang sangat diperlukan bagi perawat adalah:
a. Kejujuran
b. Lemah Lembut
c. Ketepatan
d. Menghargai Orang Lain
PSIKOFARMAKA

A. Definisi
Psikofarmaka atau obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif
padaSistem Saraf Pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental
dan perilaku.

B. Fungsi dan Manfaat Psikofarmaka


Fungsi umum dari psikofarmaka adalah untuk terapi gangguan psikiatrik yang
berpengaruh terhadap taraf kualitas hidup pasien. Obat psikotropik (psikofarmaka)
dibagi menjadi beberapa golongan, diantaranya antipsikosis, antidepresan, obat
penstabil mood, antiansietas dan agen sedatif hipnotik. Penggolongan dari
psikofarmaka adalah sebagai berikut:
1. Anti psikosis
Fungsi: mengobati gejala psikosis misalnya waham dan halusinasi. Obat ini
bekerja dengan cara menyekat reseptor neurotransmitter dopamin. Anti psikosis
merupakanterapi medis utama untuk skizofrenia dan juga digunakan dalam
episode psikotikmania akut, depresi psikotik, dan psikosis akibat pengunaan
obat.
2. Anti depresan
Fungsi: digunakan dalam terapi gangguan depresif mayor, gangguan panik dan
gangguan ansietas lain, depresi bipolar dan depresi psikotik. Anti depresan ini
berinteraksi dengan dua neurotransmiter, norepinefrin dan serotonin yang
mengatur mood,keinginan perhatian, proses sensori dan nafsu makan.
3. Obat Penstabil Mood
Fungsi: digunakan untuk mengobati gangguan afektif bipolar dengan
menstabilkanmood klien, menghidari atau meminimalkan tinggi rendah mood
yang mencirikan gangguan bipolar dan mengobati episode akut mania
4. Antiansietas
Fungsi: digunakan untuk mengobati ansietas dan gangguan ansietas, insomnia,
OCD,depresi, gangguan stress pascatrauma dan putus alkohol.
5. Agen sedatif hipnotik
Fungsi: Obat yang dapat mengakibatkan hilangnya respon fisik dan mental
namun tidak mempengaruhi kesadaran

C. OBAT-OBATAN PADA PENDERITA SKIZOPRENIA


Schizoprenia merupakan gangguan jiwa yang dalam kebanyakan kasus
bersifatsangat serius, berkelanjutan dan dapat mengakibatkan kendala sosial,
emosional dan kognitif. Akan tetapi banyak juga varien lain yang kurang serius.
Menurut teori infeksi virus selama perkembangan janin pada kehamilan telah
menghambat pertumbuhan dari antara lain neuron dopamin ke bagian-bagian tertentu
dari otak. Teori dopamin mengatakan bahwa schizoprenia disebabkan oleh
hiperaktivitas sistem dopamin di bagian limbis otak. Hal ini yang menimbulkan gejala
psikotis positif. Di bagian otak lain (cortex frontal) aktivitas dopamin justru berkurang,
yang menimbulkan gejala negatif. Dopamin dapat dibedakan minimal 5 reseptor –
dopamin: D1 s/d D5 yang dapat dibagi dalam 2 kelompok yakni kelompok D 1 (=D1+D5)
dan kelompok D2 (=D2D3 dan D4). Obat-obat klasik terutama menghambat kelompok D 2
sedangkan obat-obat atypis menghambat kelompok D 1.

Gejalanya
Berupa simtom-simtom postitif dan simtom-simtom negatif, yang selalu terdapat
bersamaan tetapi dengan aksen berlainan berbagai pasien.
1. Simtom Positif
Berupa waham-waham (seolah-olah mendengar suara orang yang
memerintahkannya berbuat sesuatu), halusinasi (keinsafan realitas terganggu),
pikiran janggal dan degorganisasi kognitif (daya asosiasi terganggu, tak dapat
berpikir jelas). Prognosa dari pasien dengan gejala-gejala ini yang dominan
dianggap agak baik.
2. Simtom Negatif
Berupa kemiskinan psikomotoris (berkurangnya bicara dan pergerakan,
pemerataan emosional). Pasien mengelak hubungan sosial, menjadi apatis dan
kehilangan enersi serta inisiatif. Simptom-simtom ini menunjukkan bahwa pasien
berfungsi sosial buruk, prognosanya kurang baik

Antipsikotika (antipsikosis) adalah obat-obat yang digunakan untuk gangguan


jiwadengan gejala psikotis seperti schizoprenia. Antisipkotika (antipsikosis) biasanya
dibagi dalam dua kelompok besar, yakni obat typis atau klasik dan obat atypis.
1. Antipsikotika klasik, terutama efektif mengatasi simtom positif; pada umumnya
dibagi lagi dalam sejumlah kelompok kimiawi sebagai berikut :
a. Derivat-fenotiazin: klorpromazin, levomepromazin dan triflupromazin (Siquil),
thioridazin, dan periciazin, perfenazin dan flufenazin, perzin
(Taxilan),trifluoperazin, proklorperazin (Stemetil) dan Thietilperazin (Torecan).
b. Derivat-thioxanthen: klorprotixen (Truxal) dan zuklopentixol (Cisordinol)
c. Derivat- butirofenon : haloperidol, bromperidol, pipamperondan droperidold.
d. Derivat-butilpiperidin : pimozida, fluspirilen dan penfluridol
2. Antisipsikotika atypis (sulprida, klozapin, risperidon, olanzapin, dan quetiapin)
bekerja efektif melawan simtom negatif, yang praktis kebal terhadap obat klasik.
Lagi pula efek sampingnya lebih ringan, khususnya gangguan ekstrapiramidal
dan dysnesia tarda.
Bila penggunaan antipsikotika kurang menghasilkan efek yang diinginkan
adakalanya ditambahkan adjuvansi, misalnya suatu antiansietas dan hipnotik-sedatif
(contoh: benzodiazepin), antidepresan (contoh: garam litium, antidepresiva trisiklis
misalnyaamitriptilin) dan antikonvulsi (contoh: karbamzepin):
1. Benzodiazepin dengan kerja agak panjang seperti diazepam, dapat untuk
sementaraditambahkan pada antipsikotika dengan efek sedatif ringan guna
menanggulangi rasa takut dan gelisah. Penggunaannya tidak boleh dihentikan
dengan mendadak, melainkan harus secara berangsur untuk menghindarkan
psikosis dan konvulsireaktif (rebound).
2. Litium berguna sebagai obat tambahan bila terdapat komponen mania.
Efeknyayang baik berupa berkurangnya gejala psikosis, kegelisahan dan
perbaikan kontak sosial, dapat tercapai setelah 2-4 minggu.
3. Antidepresiva trisiklis, misalnya amitriptilin, adakalanya dapat ditambahkan pada
depresi yang timbul sesudah psikosis. Berhubung kombinasi saling memperkuat
daya kerja dan toksisitas kedua obat, harus diwaspadai meningkatnya efek
antikolinergis, seperti ileus paralytis dan delirium
4. .Antikonvulsi
Karbamazepin adakalanya berguna sebagai adjuvans bila terdapat kegelisahan
dangangguan kelakuan hebat. Obat ini adalah obat epilepsi.

D. CARA PEMBERIAN
Golongan Antipsikotik Klasik (Typis)
Contoh:
1. Trifluoperazin
Dosis obat : Ekivalensi : 5 mg
Batasan dosis rumataan: 10-80 mg/hari
Bentuk yang tersedia : Tablet 1 mg, 2 mg, 5 mg, 10 mg
Konsentrat 10 ml
Suntikan (IM) : 0,25 ml, 1,25 ml, 5
ml, 10 ml

2. Haloperidol
Dosis obat : 2 mg
Batasan dosis rumatan: 5-100 mg
Bentuk yang tersedia : Tablet 0,5 mg, 1 mg, 2 mg, 5 mg, 10 mg, 20 mg
Konsentrat 2 ml
Eliksir : 50 ml
Golongan Antipsikotik Atypis
Contoh:
1. Klozapin
Dosis obat : 100 mg
Batasan dosis rumatan : 300-600 mg
Bentuk yang tersedia : Tablet 25 mg, 100 mg

:::
Obat Adjuvan
1. Antiansietas dan hipnotik sedatif
Nama Obat : Benzodiazepin ( Nama generik: Diazepam)
Rentang dosis dewasa yang lazim: 2-40 mg / 2 kali sehari
Cara pemberian : PO, SR (Tablet Oral Slow Release), IM dan IV
2. Antidepresiva Trisiklik
Nama Obat: Amitriptilin
Rentang dosis dewasa yang lazim: 50-300 mg / hara
Cara pemberian: PO, IM
3. Amitriptilin

Anda mungkin juga menyukai