Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KOTA MAGELANG

Dinas Kesehatan Kota Magelang


PUSKESMAS JURANGOMBO
Jl Sunan Kalijaga No 10 Kota Magelang Tlp ( 0293 ) 311261

======================================================================
==========================
KERANGKA ACUAN
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DEMAM TIFOID

A. Pendahuluan
Penyakit Tifoid merupakan penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat
di indonesia, oleh karenanya dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat
sejak dini, perlu dilakukan upaya pengendalian Demam Tifoid dengan pemeriksaan
berkala, pengobatan, pengamatan penyakit, perbaikan kesehatan lingkungan dan
penyuluhan kesehatan.
Demam tifoid dan paratifoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di
Asia, Afrika, Amerika Latin Karibia dan Oceania, termasuk Indonesia. Penyakit ini
tergolong penyakit menular yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan
dan minuman yang terkontaminasi. Insiden demam tifoid di seluruh dunia menurut
data pada tahun 3002 sekitar 16 juta per tahun, 600.000 di antaranya menyebabkan
kematian. Di Indonesia prevalensi 91% kasus demam tifoid terjadi pada umur 3-19
tahun, kejadian meningkat setelah umur 5 tahun. Ada dua sumber penularan S.typhi :
pasien menderita demam tifoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang yang
telah sembuh dari demam tifoid namun masih mengeksresikan S. typhi dalam tinja
selama lebih dari satu tahun.
B. Latar Belakang
Demam Tifoid atau tifus abdominalis banyak diketemukan dalam kehidupan
masyarakat kita, baik diperkotaan maupun di pedesaan. Penyakit ini sangat ert
kaitannya dengan kualitas yang mendalam dari hyiene pribadi dan sanitasi lingkungan
seperti, hygiene perorangan dan hygiene penjamah makanan yang rendah,
lingkungan yang kumuh, kebersihan tempat- tempat umum (rumah makan, restoran)
yang kurang serta perilaku masyarakat yang kurang mendukunguntuk hidup sehat.
Seiring dengan terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan akan menimbulkan
peningkatan kasus kasus penyakit menula, termasuk tifoid ini.
Di indonesia penyakit ini bersifat endemik dan merupakan masalah kesehatan
masyarakat. Dari telaaah kasus di rumah sakit besar di indonesia, kasus tersangka
tifoid menunjukan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun dengan rata- rata
kesakitan 500/100.000 penduduk dengan kematian antara 0,6 % - 5 %.
Dewasa ini penyakit tifoid harus mendapat perhatian yang serius karena
permasalahannnya yang makin kompleks sehingga menyulitkan upaya pengobatan
dan pencegahan. Permasalahan tersebut adalah gejala gejala klinis bervariasi dari
ringan sampai berat dengan komplikasi yang berbahaya, komorbid atau koinfeksi
dengan penyakit lain, resistensi yang meningkat dengan obat obatan yang lazim
dipakai, meningkatnya kasus karier atau relaps, sangat sulitnya dibuat vaksin yang
efektif, terutama untuk masyarakat yang tinggal didaerah yang bersifat endemik.
Berdasarka kajian diatas, dirasakan sangat perlu suatu upaya terpadu dan saling
memahami pada kegiatan pengobatan atau pencegahan oleh seluruh tenaga
kesehatan yang terlibat dalam pengenalian penyakit ini.

C. Tujuan
Tujuan Umum :
Meningkatkan upaya pencegahan, penemuan dini, serta pengobatan, dan perawatan
tifoid secara tepat, akurat dan berkualitas, sehingga mendatangkan angka
kesembuhan yang tinggi serta dapat menekan deajat endemisitas serendah mungkin.
Tujuan Khusus :
1. Tersusunnya langkah langkah kemitraan dalam pencegahan, dengan melibatkan
masyarakat, stake holder, dan unit pelayanan kesehatan.
2. Meningkatkan penemuan penderita secara dini.
3. Meningkatkan mutu pengobatan dan perawatan dengan angka kesembuhan yang
tinggi.
4. Suksesnya penanggulangan komplikasi dan karier.
5. Terlaksananya kegiatan pengobatan dan pencegahan menurut pedoman tatalaksana
yang sama, pada semua unit pelayanan kesehatan.
D. Cara Melaksanakan Kegiatan
1. Perbaikan sanitasi lingkungan.
a. Berkolaborasi lintas program dengan program kesehatan lingkungan tentang
Pelaksanaan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya penyediaan
air bersih dan penyediaan jamban yang memenuhi syarat kesehatan untuk
masyarakat.
b. Berkolaborasi lintas program dengan program kesehatan lingkungan tentang
pelaksanaan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan
air limbah, kotoran, dan sampah di masyarakat secara tepat
c. Berkolaborasi lintas program dengan program kesehatan lingkungan tentang
kontrol dan pengawasan terhadap kebersihan lingkungan di wilayah binaan
puskesmas jurangombo.
2. Peningkatan higiene sanitasi makananan dan minuman
a. Berkolaborasi dengan program gizi untuk pelaksanaan penyuluhan tentang
cara cara yang yang cermat, tepat dan bersih dalam pemilihan, pengolahan
dan penyajian makanan
b. Mendorong penggunaan ASI untuk bayi.
3. Peningkatan higiene perorangan
Menggalakan budaya cuci tangan di masyarakat dengan cara penyuluhan cuci tangan
6 langkah dan simulasi cuci tangan 6 langkah secara rutin dan berkelanjutan.
4. Pencatatan dan pelaporan secara rutin (setiap minggu) penemuan kasus tifoid di
Form W2
E. Sasaran
Seluruh masyarakat di wilayah kerja puskesmas jurangombo
F. Jadwal pelaksanaan kegiatan
No Jenis Lokasi Sasaran Tgl. Keterangan
Kegiatan Pelaksanaan
1 Perbaikan Aula dan Pasien yang Kolaborasi
sanitasi Ruang berobat di dengan
lingkungan : Tunggu Puskesmas Program
Penyuluhan Pasien Jurangombo dan Kesling
tentang Puskesmas masyarakat
pentingnya air Jurangombo
bersih dan
jamban yang
memenuhi
syarat
kesehatan
2 Perbaikan Aula dan Pasien yang Kolaborasi
sanitasi Ruang berobat di dengan
lingkungan : Tunggu Puskesmas Program
Penyuluhan Pasien Jurangombo dan Kesling
tentang Puskesmas masyarakat
pentingnya Jurangombo
pengelolaan
air limbah,
kotoran, dan
sampah di
masyarakat
3 Kolaborasi Puskesmas Masyarakat di Sesuai Kolaborasi
dengan Jurangombo wilayah kerja jadwal .......... dengan
program Puskesmas .. Program
kesling Jurangombo Kesling
tentang
kontrol dan
pengawasan
lingkungan
4 Peningkatan Aula Masyarakat di Sesuai
higiene Puskesmas wilayah Kelurahan jadwal ..........
sanitasi Magelang Tidar Utara ..
makananan Selatan
dan minuman

5 Peningkatan Puskesmas Masyarakat,Petugas Sesuai


higiene Jurangombo di wilayah Kerja jadwal ..........
perorangan Puskesmas ..
Jurangombo

6 Pelaporan Puskesmas DKK Tiap minggu


Jurangombo

G. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif maupun
negatif pelaksanaan kegiatan penyuluhan penyakit Tifoid. Dari hasil evaluasi tersebut
bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran guna melakukan perbaikan dan
pengembangan penyuluhan berikutnya
Evaluasi oleh pelaksana ( pemegang program P2P ) dilakukan pada setiap selesai
penyuluhan

H. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan


Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan di dalam Form W2 Pengevaluasian
dilaksanakan setiap bulan dalam mini lokakarya Puskesmas.
sumber buku PEDOMAN PENGENDALIAN DEMAM THYPOID KEMENTRIAN
KESEHATAN RI DITJEN PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN
LINGKUNGAN TAHUN 2012

Anda mungkin juga menyukai