DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BOOM BARU
JL.Penyaringan
Telp.(0711) 5625704 KodePos 30115
Email :puskesmasboombaru@ymail.com
KERANGKA ACUAN
A. Pendahuluan
Penyakit Tifoid merupakan penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat di
Indonesia, oleh karenanya dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat sejak
dini, perludilakukan upaya pengedalian Demam Tifoid dengan pemeriksaan berkala,
pengobatan, pengamatan penyakit, perbaikan kesehatan lingkungan dan penyuluhan
kesehatan.
Demam Tifoid dan paratifoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemic di
Asia, Afrika, Amerika Latin, Karbiadan Oceania, termasuk Indonesia. Penyakit ini
tergolong penyakit yang dapat menular yang dapat menyerang banyak orang melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi, insiden demam Tifoid di seluruh dunia
menurut data padatahun 2002 sekitar 16 jutapertahun , 600.000 di antaranya
menyebab kan kematian. Di Indonesia prevalensi 91 % kasus demam tifoid terjadi
pada umur 3-19 tahun, kejadian meningkat setelah umur 5 tahun. Ada dua sumber
penularan S.typhi : pasien menderita demam tifoid dan yang lebih sering dari carrier
yaitu orang yang telah sembuh dari demam tifoid namun masih mengeksresikan
S.typhi dalam tinja selama lebih dari satutahun.
B. LatarBelakang
Demam Tifoid atau tifus abdominalis banyak di ketemukan dalam kehidupan
masyarakat kita, baik diperkotaan maupun dipedesaan.Penyakit ini sangat erat
kaitannya dengan kualitas yang mendalam dari hyiene pribadi dan sanitasi lingkungan
seperti hygiene perorangan dan hygiene penjamah makanan yang rendah, lingkungan
yang kumuh, kebersihan tempat-tempat umum (rumah makan, restoran) yang kurang
serta perilaku masyarakat yang kurang mendukung untuk hidup sehat. Seiring dengan
terjadinya krisis ekonomi yang berkepajangan akan menimbulkan peningkatan kasus-
kasus penyakit menular, termasuk tifoid ini.
Di Indonesia penyakit ini bersif atendemik dan merupakan masalah kesehatan
masyarakat. Dari telah kasus di rumah sakit besar di Indonesia, kasus tersangka tifoid
menunjukan kecenderungan meningkat Dari tahun ketahun dengan rata-rata kesakitan
500/100.000 penduduk dengan kematianantara 0.6 % - 5 %.
Dewasa ini penyakit tifoid harus mendapat perhatian yang serius karna
permasalahannya yang makin kompleks sehingga menyulitkan upaya pengobatan dan
pencegahan.Permasalah tersebut adalah gejala-gejala klinis bervariasi dari ringan
sampai berat dengan komplikasi yang berbahaya, komorbid atau koinfeksi dengan
penyakit lain, resistensi yang meningkat dengan obat-obatan yang lazim dipakai,
meningkatnya kasus karier atau relaps, sangat sulitnya dibuat vaksin yang efektif,
terutama untuk masyarakat yang tinggal di daerah yang bersifat endemik. Berdasarkan
kajian diatas, dirasakan sangat perlu suatu upaya terpadu dan saling memahami pada
kegiatan pengobatan dan pencegahan oleh seluruh tenaga kesehatan yang terlibat
dalam pengendalian penyakit ini.
2. TujuanKhusus :
a. Tersusunnya langkah-langkah kemitraan dalam pencegahan, dengan
melibatkan masyarakat, stake holder, dan unit pelayanankesehatan.
b. Meningkatkan penemuan penderita secaradini.
c. Meningkatkan mutu pengobatan dan perawatan denganang kakesembuhan
yang tinggi.
d. Suksesnya penangulangan komplikasi dan karier.
e. Terlaksananya kegiatan pengobatan dan pencegahan menurut pedoman tata
laksana yang sama, pada semua unit pelayanan kesehatan.
No KegiatanPokok RincianKegiatan
1
- Menentukan jadwal kunjungan kerumah
pasien untuk pemberian penyuluhan
tentang tatalaksana kasus tipoid
- Persiapan alat tulis, alat kesehatan,
Kunjungan rumah follow
kamera, dansurattugas
up tatalksana kasus
- Menghubungi ketua RT dan KADER
tipoid
POSYANDU
- Mengunjungi rumah pasientipoid yang
akan diberikan penyuluhan
- Pencatatan hasil kunjungan
- Evaluasi dan menyusun RTL
F. Cara MelaksanakanKegiatan
1. Perbaikan sanitasi lingkungan.
a. Berkolaborasi lintas program dengan program kesehatan lingkungan tentang
pelaksanaan penyuluhan kepa damasyarakat tentang pentingnya penyediaan
air bersih dan penyediaan jamban yang memenuhi syarat kesehatan untuk
masyarakat.
b. Berkolaborasi lintas program dengan program kesehatan lingkungan tentang
pelaksanaan penyuluhan kepadamasyarakat tentang pentingnya pengolaan air
limbah, kotoran dan sampah di masyarakat secara tepat.
c. Berkolaborasi lintas program dengan program kesehatan lingkungan tentang
control dan pengawasan terhadap kebersihan lingkungan diwilayah binaan
puskesmas Boom Baru.
2. Peningkatan hygiene sanitasi makanan dan minuman
a. Berkolaborasi dengan program gizi untuk pelaksanaan penyuluhan tentang
cara-cara yang cermat, tepat dan bersih dalam pemilihan, pengolahan dan
penyajian makanan.
b. Mendorong penggunaan ASI untuk bayi.
3. Peningkatan hygiene perorangan
Menggalkan budaya cuci tangan di masyarakat dengan cara penyuluhan cuci
tangan 6 langkah dan simulas icuci tangan 6 langkah secara rutin dan
berkelanjutan.
4. Pencatatan dari pelaporan secara rutin (setiap minggu) penemuan kasus tifoid di
form W2.
G. Sasaran
Seluruh masyarakat di wilayah kerja puskesmas Boom Baru.
B. PeranlintasSektorterkait
N
lintassektor Peran/uraiantugas
o
Mengetahui kegiatan kunjungan
1 Ketua RT
rumah kasusdiare, tipoid, hepatitis
Membantu petugas mengunjungi
2 kader
rumah pasien
L. PERENCANAAN PEMBIAYAAN
M. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan ini dibuat agar dapatdigunakan sebagai mana
mestinya.
Mengetahui. Palembang,……………………..2021