Laporan Pendahuluan Harga Diri
Laporan Pendahuluan Harga Diri
A. MASALAH UTAMA
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Data Obyektif :
a. Produktifitas menurun.
b. Perilaku distruktif pada diri sendiri.
c. Perilaku distruktif pada orang lain.
d. Penyalahgunaan zat.
e. Menarik diri dari hubungan sosial.
f. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah.
g. Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan).
h. Tampak mudah tersinggung/mudah marah.
3. Penyebab
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak
efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system pendukung
kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif, difungsi
system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal (Townsend, M.C. 1998 :
366). Menurut Carpenito, L.J (1998 : 82) koping individu tidak efektif adalah keadaan
dimana seorang individu mengalami atau beresiko mengalami suatu ketidakmampuan
dalam mengalami stessor internal atau lingkungan dengan adekuat karena ketidakkuatan
sumber-sumber (fisik, psikologi, perilaku atau kognitif). Sedangkan menurut Townsend,
M.C (1998 : 312) koping individu tidak efektif merupakan kelainan perilaku adaptif dan
kemampuan memecahkan masalah seseorang dalam memenuhi tuntutan kehidupan dan
peran.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat dibuat kesimpulan, individu yang
mempunyai koping individu tidak efektif akan menunjukkan ketidakmampuan dalam
menyesuaikan diri atau tidak dapat memecahkan masalah tuntutan hidup serta peran
yang dihadapi. Adanya koping individu tidak efektif sering ditujukan dengan perilaku
(Carpenito, L.J, 1998 : 83); Townsend, M.C, 1998 : 313) sebagai berikut :
a. Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah atau menerima bantuan.
b. Mengungkapkan perasaan khawatir dan cemas yang berkepanjangan.
c. Mengungkapkan ketidakmampuan menjalankan peran.
Data Obyektif :
a. Perubahan partisipasi dalam masyarakat.
b. Peningkatan ketergantungan.
c. Memanipulasi orang lain disekitarnya untuk tujuan-tujuan memenuhi keinginan
sendiri.
d. Menolak mengikuti aturan-aturan yang berlaku.
e. Perilaku distruktif yang diarahkan pada diri sendiri dan orang lain.
f. Memanipulasi verbal/perubahan dalam pola komunikasi.
g. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar.
h. Penyalahgunaan obat terlarang.
4. Akibat
Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri, isolasi
sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku
yang maladaptif, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (DepKes RI,
1998 : 336). Isolasi sosial menarik diri sering ditujukan dengan perilaku antara lain :
Data Subyektif
Data Obyektif
Masalah
No Keperawatan Data Subyektif Data Obyektif
Mengungkapkan ingin
diakui jati
dirinya.Mengungkapkan
tidak ada lagi yang
peduli.Mengungkapkan Merusak diri
tidak bisa apa- sendiriMerusak orang
apa.Mengungkapkan lainEkspresi maluMenarik
dirinya tidak diri dari hubungan
Masalah utama : berguna.Mengkritik diri sosialTampak mudah
gangguan konsep diri : sendiri.Perasaan tidak tersinggungTidak mau
1
harga diri rendah mampu. makan dan tidak tidur
Mengungkapkan
ketidakmampuan dan
meminta bantuan orang Tampak ketergantungan
lain.Mengungkapkan terhadap orang
malu dan tidak bisa lainTampak sedih dan
ketika diajak melakukan tidak melakukan aktivitas
Mk : Penyebab tidak sesuatu.Mengungkapkan yang seharusnya dapat
efektifnya koping tidak berdaya dan tidak dilakukanWajah tampak
2
individu ingin hidup lagi. murung
Ekspresi wajah kosong
tidak ada kontak mata
Mengungkapkan enggan ketika diajak bicaraSuara
bicara dengan orang pelan dan tidak
lainKlien mengatakan jelasHanya memberi
malu bertemu dan jawaban singkat
Mk : Akibat isolasi berhadapan dengan (ya/tidak)Menghindar
3
sosial menarik diri orang lain. ketika didekati
D. POHON MASALAH
Isolasi social menarik diri
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi social menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
2. Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan tidak efektifnya koping individu.
F. FOKUS INTERVENSI
Diagnosa keperawatan: Isolasi sosial menarik diri dengan harga diri rendah.
Tujuan umum: Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
Rasional :
TUK II : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
1. Kriteria evaluasi : Klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki klien :
a. Kemampuan yang dimiliki klien.
b. Aspek positif keluarga.
c. Aspek positif lingkungan yang dimiliki klien.
2. Intervensi
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
Rasional :
Mendiskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas, control diri atau
integritas ego diperlukan sebagai dasar asuhan keperawatannya.
b. Setiap bertemu hindarkan dari memberi nilai negatif.
Rasional :
Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien.
c. Usahakan memberin pujian yang realistic.
Rasional :
Pujian yang realistic tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan hanya karena ingin
mendapatkan pujian.
1. Kriteria evaluasi
Klien menilai kriteria yang dapat digunakan.
2. Intervensi
a. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat dilakukan dalam sakit.
Rasional :
Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki adalah prasarat untuk
berubah.
b. Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilanjutkan penggunaannya.
Rasional :
Pengertian tentang kemampuan yang masih dimiliki klien memotivasi untuk tetap
mempertahankan penggunaannya.
1. Kriteria evaluasi
Klien membuat rencana kegiatan harian.
2. Intervensi
a. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai dengan
kemampuan : kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagaian, kegiatan yang
membutuhkan bantuan total.
Rasional :
Membentuk individu yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
Rasional :
Klien perlu bertindak secara realistic dalam kehidupannya.
c. Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan klien.
Rasional :
Contoh perilaku yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk melaksanakan kegiatan.
1. Kriteria evaluasi
Klien melakukan kegiatan sesuai kondisi skit dan kemampuannya.
2. Intervensi
a. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
Rasional :
Memberikan kesempatan kepada klien mandiri dapat meningkatkan motivasi dan harga
diri klien.
b. Beri pujian atas keberhasilan klien
Rasional :
Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien.
c. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
Rasional :
Memberikan kesempatan kepada klien untuk tetap melakukan kegiatan yang biasa
dilakukan.
1. Kriteria evaluasi
Klien memanfaatkan system pendukung yang ada di keluarga.
2. Intervensi
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri
rendah
Rasional :
Mendorong keluarga untuk mampu merawat klien mandiri di rumah.
b. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
Rasional :
Support system keluarga akan sangat mempengaruhi dalam mempercepat proses
penyembuhan klien.
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.
Rasional :
Meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien di rumah.
G. DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan (terjemahan). Edisi 8, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Depkes Ri, (1989). Petunjuk Tehnik Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Skizofrenia,
Direktorat Kesehatan Jiwa, Jakarta.
Keliat, B.A, (1994). Seri Keperawatan Gangguan Konsep Diri, Cetakan Ii, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
stuart, G.W & Sundeen, S.J, (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa (Terjemahan). Edisi 3,
EGC, Jakarta.