Anda di halaman 1dari 14

LABORATURIUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2017/2018

PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN

MODUL : Kalibrasi Total Dissolve Solid (TDS)

PEMBIMBING : Drs. Edi Wahyu SM, Drs., Apt., M.Si

Praktikum : 19 September 2017

Penyerahan : 26 September 2017

Oleh :

Kelompok : III

Nama : 1. Anri Dwi Febrianto ( 161431004 )

2. Estri Purnamasari ( 161431011 )

3. M. Ariq Al Badar ( 1614131020 )

4. Sinta Bella ( 1614131028 )

Kelas : 2A Analis Kimia

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2016
I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam pengujian air, parameter yang juga sering diukur adalah TDS, yang merupakan
konsentrasi elektrolit yang terlarut dalam air. Pengukuran ini merupakan pengukuran tidak
langsung artinya yang diukur adalah tidak langsung TDS tetapi daya hantar sesuai dengan sifat
elektrolit. Dalam percobaan ini akan diamati hubungan antara TDS dengan daya hantar larutan.
TDS umumnya dinyatakan dalam satuan ppm CaCO3, sedangkan daya hantar dalam satuan
S/cm atau mS/cm.

1.2 TUJUAN
- Menentukan linieritas dan histerisis antara konsentrasi NaCl dengan konduktivitas larutan.
- Menentukan linieritas dan histerisis antara konsentrasi Nacl dengan pengukuran TDS.
- Menghitung standar deviasi dari pengukuran TDS dengan konsentrasi NaCl.
- Menghitung standar deviasi dari pengukuran konduktivitas dengan konsentrasi NaCl.
- Menghitung ketepatan dan ketelitian pengukuran konduktivitas dan TDS baik dari alat ukur
portable dan nonportable.
II. LANDASAN TEORI
2.1 Pengukuran
Secara garis besar prinsip dari pengukuran ada 3 tahap yakni :
Variable yang diukur
Pengolahan data dari variable yang terukur
Mengubah sinyal pengolahan menjadi mudah terbaca
Untuk itu ada pembagian instrumen ukur yang berdasarkan pada fungsional dari masing-
masing elemen seperti yang ditunjukan pada diagram ini.

Medium Elemen pendeteksi


Pengubah variabel
terukur

Manipulasi Transmisi Presentasi Pengamatan

Dari blok diagram diatas tersebut dapat dimengerti bahwa proses kalibrasi suatu instrument
ukur adalah tidak mudah.

Suatu alat ukur harus mempunyai 3 sifat utama yaitu presisi, akurasi dan repeatability.

Untuk mengetahui presisi dilihat dari deviasi standar, sedangkan akurasi dilihat dari linieritas
dan repeatability ditinjau dari histerisis.

2.2 PENGUKURAN TDS

TDS adalah total dissolved solids atau total padatan yang terlarut, pengukuran TDS
umumnya dinyatakan sebagai ppm CaCO3, pengukuran TDS ini dilakukan secara tidak
langsung yakni besaran yang diukur adalah daya hantar listrik (konduktivitas) spesifik dari
larutan elektrolit, kemudian dikalikan dengan suatu factor konversi hingga menghasilkan
besaran yang menyatakan konsentrasi TDS.

Pengukuran konduktivitas spesifik seringkali digunakan dalam sampel air. Dari beberapa
literature menunjukan bahwa kadar padatan terlarut dapat ditentukan melalui perkalian
terhadap suatu factor konversi yang besarnya bervariasi antara 0,55 hingga 0,9. Factor yang
tepat digunakan bergantung pada komponen ion-ion dalam larutan sebagai penghantar arus
listrik. Bila komposisi dalam larutan air dapat diketahui, maka nilai konduktivitas ekivalen
ionik akan mempermudah pemilihan factor konversi dari konduktivitas menjadi konsentrasi
padatan terlarut.

Salah satu rumus empiris yang menunjukan hubungan pengukuran konduktivitas dan
konsentrasi garam yang terdapat dalam air alam juga digunakan untuk menunjukan padatan
terlarut dalam air, adalah sebagai berikut:

Dissolved salt (mg/L)= (4.5 x 105 )(1.02)t-25 k

Dimana

t = Suhu sampel dalam satuan C

k = konduktivitas spesifik dalam satuan mhos/cm atau S/cm

Hubungan tersebut diatas memperlihatkan 95 hingga 98% total padatan terlarut bila air-
air alam diukur pada kondisi dimana kandungan bahan organic sintetis yang minimum atau
sedikit.

Tidak ada elektroda yang tepat untuk mengukur konduktivitas, oleh karena itu
pembacaannya harus dikoreksi terhadap kondisi baku/standar dengan penggunaan tetapan sel.
Konduktivitas spesifik (k) yang dihubungkan terhadap tetapan sel, Q, adlah sebgai berikut:

k = km x Q

Dimana

km = konduktivitas yang terukur pada kondisi standar/baku, biasanya menggunakan larutan


KCl 0,01 M atau 0,1 M pada suhu standar 25C = 14,13 S/cm

k = konduktivitas spesifik yang diukur instrumen

Q = tetapan sel
III. PERCOBAAN
3.1 SUSUNAN ALAT DAN BAHAN KIMIA
Padatan garam NaCl
6 buah gelas kimia 50 mL
Spatula dan batang pengaduk
1 buah pipet ukur 25 mL dan bola hisap
1 buah gelas kimia 300 mL
TDS-tester Dist 1 dan thermometer
1 buah botol semprot
1 buah labu takar 250 mL

3.2 PROSEDUR KERJA

Membuat larutan induk NaCl 4,00 g/L

Mengambil 40 mL larutan induk NaCl menggunakan pipet


ukur kedalam gelas kimia 50 mL

Mengambil 20 mL larutan induk NaCl kedalam gelas kimia 50 mL dan


menambahkan 20 mL air (diperoleh pengenceran 2 kali)

Mengambil 8 mL larutan induk NaCl kedalam gelas kimia 50 mL dan


menambahkan 32 mL air (diperoleh pengenceran 5 kali)

Membuat pula pengenceran 10, 15, 20, 40, an 80 kali terhadap


larutan induk NaCl

Mengambil 40 mL aquades kedalam gelas kimia 50 mL.

Mengukur dan mencatat suhu dari setiap larutan

Mengukur dan mencatat nilai TDS dari konsentrasi rendah ke


konsentrasi tinggi dan sebaliknya masing masing sebanyak 3 kali
IV. KESELAMATAN KERJA
1) Mahasiswa tidak diperkenankan mengoperasikan alat melampaui batas maksimum.
2) Hati-hati pada saat mencuci, membilas serta menggunakan alat ukur gelas, karena rapuh
dan sensitive.
3) Bila terjadi kebocoran atau kecerobohan praktikan maka dapat mengakibatkan air menetes
ke lantai atau tumpah, sehingga hal ini dapat menyebabkan praktikan jatuh atau terpeleset.
4) Selama bekerja di laboratorium, mahasiswa harus diawasi oleh pembimbing. Peralatan
tidak boleh ditinggalkan dalam keadaan beroperasi tanpa diawasi.

v. DATA PENGAMATAN

Pengukuran Naik

TDS (ppm) T=C)


(
Pengenceran
1 2 3 1 2 3
akuades 26 22 22 29.5 28.6 28.3
80 44 54 63 29.5 28.6 28.2
40 111 111 112 29.5 28.6 28.1
20 196 196 197 29.5 28.6 28.1
15 267 267 270 28.8 28.6 28.2
10 382 383 386 28.8 28.6 28.2
5 731 742 743 28.8 28.6 28.2
2 1626 1643 1659 28.8 28.6 28.2
awal >2000

Pengukuran Turun

TDS (ppm) T=C)


(
pengenceran
1 2 3 1 2 3
awal >2000 28.6 28.4 28.2
2 1648 1664 1663 28.8 28.5 28.2
5 747 750 758 28.8 28.5 28.1
10 385 388 393 28.8 28.5 28.1
15 269 272 273 28.7 28.5 28.1
20 197 197 200 28.7 28.5 28.1
40 112 112 113 28.7 28.5 28.1
80 47 59 65 28.6 28.5 28.1
akuades 22 23 22 28.6 28.3 28.2
VI. PENGOLAHAN DATA
6.1 PENYAJIAN HASIL PERCOBAAN

Pengukuran Naik
pengenceran TDS (ppm) T T=T ((oC)
C) rata konsentrasi standar akurasi presisi
rata garam deviasi (%)
1 2 3 1 2 3 TDS (ppm)

akuades 26 22 22 29.5 28.6 28.3 26.1 0 2.3


80 44 54 63 29.5 28.6 28.2 53.7 50 7.3 9.5
40 111 111 112 29.5 28.6 28.1 111.3 100 11.3 0.6
20 196 196 197 29.5 28.6 28.1 196.3 200 1.8 0.6
15 267 267 270 28.8 28.6 28.2 268.0 270 5.0 0.7 1.7
10 382 383 386 28.8 28.6 28.2 383.7 400 4.1 2.1
5 731 742 743 28.8 28.6 28.2 738.7 800 7.7 6.7
2 1626 1643 1659 28.8 28.6 28.2 1642.7 2000 17.9 16.5
awal >2000 4000
rata - rata 7.3 5.0

TDS terukur (naik) VS Konsenrasi Garam


1800.0
1600.0 1642.7
1400.0
1200.0
TDS TERUKUR

1000.0
800.0 y = 0.8132x + 39.26
738.7
R = 0.9979
600.0
400.0 383.7
268.0
200.0 196.3
111.3
53.7
0.0 26.1
0 500 1000 1500 2000 2500
KONSENTRASI GARAM
Pengukuran Turun

T=( T ( oC ) C)
TDS (ppm) rata konsentrasi
Standar
akurasi
pengenceran rata garam
deviasi Presisi
1 2 3 1 2 3 Standar (ppm) (%)
TDS
Deviasi
awal >2000 28.6 28.4 28.2 4000 - -
2 1648 1664 1663 28.8 28.5 28.2 1658.3 2000 17.1 9.0
5 747 750 758 28.8 28.5 28.1 751.7 800 6.0 5.7
10 385 388 393 28.8 28.5 28.1 388.7 400 2.8 4.0
15 269 272 273 28.7 28.5 28.1 271.3 4.1 270 0.5 2.1
20 197 197 200 28.7 28.5 28.1 198.0 200 1.0 1.7
40 112 112 113 28.7 28.5 28.1 112.3 100 12.3 0.6
80 47 59 65 28.6 28.5 28.1 57.0 50 14.0 9.2
akuades 22 23 22 28.6 28.3 28.2 22.3 0 - 0.6

rata- rata 7.7 4.1

TDS terukur (turun) VS Konsetrasi Garam


1800.0 1658.3

1600.0

1400.0

1200.0

1000.0
751.7 y = 0.8217x + 40.09
800.0 R = 0.9976
600.0
388.7
400.0 271.3
198.0
112.3
200.0 57.0
22.3
0.0
0 500 1000 1500 2000 2500
6.2 TUGAS
1. Penyimpangan hasil pengukuran

TDS (ppm)
Rata-rata konsentrasi garam
Pengenceran pengukuran pengukuran penyimpangan
TDS teoritis (ppm)
Naik Turun
AWAL >2000 >2000 >2000 4000
2 1643 1658 1651 2000 17%
5 739 752 745 800 7%
10 384 389 386 400 3%
15 268 271 270 270 0%
20 196 198 197 200 1%
40 111 112 112 100 12%
80 54 57 55 50 11%
Air 23 22 23 0

Penyimpangan TDS vs Teoritis (ppm)


2500
konsentrasi terukur (ppm)

2000

1500
Rata-rata TDS (ppm)

1000
konsentrasi garam
teoritis (ppm)
500

0
0 500 1000 1500 2000 2500
konsentrasi NaCl teoritis (ppm)
2. Bagaimana TDS nya bila konsentrasi garam semakin rendah?

Apabila konsentrasi garam semakin rendah maka TDS nya semakin kecil. Hal ini
dikarenakan jumlah garam yang terlarut konsentrasinya rendah. Jadi nilai TDS berbanding lurus
dengan konsentrasi garam (NaCl).

3. Berapa nilai TDS jika Konsentrasi garam tersebut adalah 10g/L?

Berdasarkan persamaan linieritas dari grafik didapatkan:

Persamaan linieritasnya y= 0,8132x + 39,26 , dengan x adalah konsentrasi teoritis

Konsentrasi teoritis untuk 10 g/L adalah 10.000 ppm

Jadi nilai TDS nya = 0,8132 x 10.000 + 39,26

= 8171 ppm*

*nilai ini tidak akan terbaca pada alat TDS yang kami gunakan saat praktikum.

4. Mengapa ada beberapa konsentrasi yang tidak terbaca oleh alat ukur?

Hal ini dikarenakan range alat ukur yang digunakan adalah 0-2000 ppm. Sehingga
pada konsentrasi diatas 2000 ppm alat tidak bisa membacanya.
VII. PEMBAHASAN
Anri Dwi Febrianto 161431004
TDS merupakan bahan-bahan atau ion ion terlarut dalam air yang tidak terlarut
dalam air yang tidak tersaring dengan kertas saring, TDS meter menghasilkan jumlah zat
terlarut dalam ppm. Aplikasi yang umum digunakan adalah untuk mengukur kualitas cairan.
Pada percobaan ini didapatkan nilat TDS pada sampel air terdapat nilai TDS yaitu sekitar 22-
26 ppm yang berarti pada sampel air terdapat kndungan mineral / logam/ zat terlarut lainnya.
Sedangkan nilai TDS pada larutan NaCl dengan berbagai konsentrasi. Pada pengukuran larutan
NaCl awal terbaca angka 2000 dan berkedip. Hal itu disebabkan karena larutan NaCl awal
memiliki konsentrasi lebih dari 2000 ppm dan pada TDS meter hanya mampu mengukur
sampai 2000 ppm yang menyebabkan tidak terbacanya nilai TDS dari larutan NaCl.
Dari data yang diperoleh Pada pengukuran konsentrasi NaCl secara naik persamaan
linieritasnya y=0,8132x + 39,26 sedangkan pada pengukuran konsentrasi NaCl secara turun
persamaannya y=0,8217x + 40,09. Dapat dilihat bahwa intercept yang lebih kecil menunjukan
lebih akurat. Maka pengukuran naik akan lebih akurat daripada pengukuran yang dilakukan
secara menurun konsentrasinya

Estri Purnamasari 161431011

Pada praktikum kali ini, dilakukan pengukuran Total Dissolved Solid pada
garam NaCl. NaCl merupakan senyawa yang tergolong ionik, yaitu mengalami ionisasi
sempurna dalam air. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pngukuran naik dan
pengukuran turun. Pengukuran naik dimulai dari konsentrasi (dalam ppm) tertinggi diselingi
dengan pengukuran turun yang dimulai dari konsentrasi terendah. Hal tersebut bertujuan untuk
menguji tingkat repeatability dan konsistensi dari TDS meter. Konsistensi dari hasil
pengukuran dapat menjadi indikator untuk menentukan akurasi alat tersebut karena akurasi
menunjukkan seberapa baik hasil yang ditentukan (tanpa pembanding terhadap nilai
sebenarnya/teoritis). Praktikum ini kami menggunakan larutan dengan konsentrasi 4 g/L.

Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan pada pengukuran konsentrasi larutan


NaCl secara naik nilai rata-rata akurasinya adalah 7,3%. Artinya pada pengukuran konsentrasi
larutan NaCl secara naik hanya menimbulkan persen kesalahan dari nilai sebenarnya sebesar
7,3%, menurut saya nilai ini masih bisa untuk dikategorikan cukup karena nilainya yang masih
bisa ditoleransi karena tidak terlalu besar. Untuk nilai presisinya sendiri pada pengukuran
konsentrasi NaCl secara naik adalah 5,0. Artinya ketidaktelitian intsrumen ukur menunjukan
angka 5,0 ppm diatas atau dibawah nilai pengukuran.

Pada pengukuran konsentrasi NaCl secara turun didapatkan keakurasiannya


adalah 7,7%. Nilai ini tidak jauh berbeda dengan pada saat dilakukan pengukuran secara naik
terhadap konsentrasinya. Artinya pada pengukuran konsentrasi NaCl secara turun akan
menimbulkan persen kesalahan pada semua pengukuran naik sebesar 7,7%. Dan nilai
presisinya didapat sebesar 4.1. bila dibandingkan dengan nilai presisi antara yang
konsentrasi naik dengan turun nilai presisi yang bagus/ yang lebih teliti adalah nilai yang
konsentrasinya turun karena nilai presisi rata-ratanya lebih kecil dari larutan yang konsentrasi
naik. keakurasian juga dapat dilihat dari kurva linieritas kedua pengukuran (naik dan turun).
Pada pengukuran konsentrasi NaCl secara naik persamaan linieritasnya y=0,8132x + 39,26
sedangkan pada pengukuran konsentrasi NaCl secara turun persamaannya y=0,8217x + 40,09.
Dapat dilihat bahwa intercept yang lebih kecil menunjukan lebih akurat. Maka pengukuran
naik akan lebih akurat daripada pengukuran yang dilakukan secara menurun konsentrasinya.

Analisis dari grafik sebagai komponen presentasi data menunjukkan bahwa alat
TDS meter ini memiliki korelasi yang baik antara masukan (perhitungan TDS standar) dengan
keluaran (TDS terukur), meskipun terdapat penyimpangan pengukuran pada komposisi
tertentu karena pada dasarnya tidak alat yang benar-benar akurat mengukur sesuatu. Dari nilai
R2 yang ada menunjukkan juga bahwa repeatability ini cukup baik karena berada pada kisaran
0.99.

Sinta Bella 161431028

Pada praktikum kali ini, kami menentukan konsentrasi TDS (Total Dissolved
Solids) dalam larutan NaCl.TDS (Total Dissolved Solids) adalah suatu ukuran jumlah zat yang
terlarut dalam cairan baik yang bersifat organic maupun anorganik yang terperangkap dalam
bentuk molekul yang terionkan maupun molekul yang berbentuk mikrogranula. Pengukuran
TDS ini sangat penting untuk mengetahui seberapa besar konsentrasi zat yang terlarut dalam
larutan. Sistem kerja pengukuran TDS pada praktikum kali ini yaitu dengan konduktivitas
arus listrik pada air, garam-garam yang dilarutkan dalam aquadest akan terionisasi lalu
memberikan kemampuan bagi air untuk menimbulkan arus listrik, arus yang timbul itulah
yang diukur oleh TDS-meter yang dikonversi menjadi total zat terlarut dalam satuan ppm (part
per million) . Biasanya TDS digunakan untuk menguji kelayakan air yang dipergunakan untuk
kehidupan sehari-hari.

Praktikum ini kami menggunakan larutan dengan konsentrasi 4 g/L. Kemudian


dilakukan pengenceran beberapa kali. Dilakukan pengukuran dengan menggunakan TDS-
meter dengan pengukuran naik dan turun. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa akurat
dan presisinya alat TDS meter yang digunakan. TDS meter harus memiliki keakuratan dan
kepresisian yang baik, untuk itu harus dilakukan kalibrasi secara rutin dengan larutan standar
yang sesuai dengan tipe TDS meter tersebut.

Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan pada pengukuran konsentrasi larutan


NaCl secara naik nilai rata-rata akurasinya adalah 7,3%. Artinya pada pengukuran konsentrasi
larutan NaCl secara naik hanya menimbulkan persen kesalahan dari nilai sebenarnya sebesar
7,3%. Menurut saya, nilai atau hasil ini masih bisa ditolerir, karena saya mengetahui bahwa
tidak ada instrument alat ukur yang sangat akurat atau sangat tepat dalam hal pengukurannya.
Hal ini sudah tercantum dalam dasar teori bahwa pembacaan ukuran oleh suatu alat ukur
tidaklah mudah yang bergantung pada fungsional dari masing-masing elemen alat ukur. Jadi
akurasinya pada pengukuran konsentrasi larutan NaCl secara naik cukup baik.

Kemudian dilakukan perhitungan pada presisinya, didapatkan presisi pada


pengukuran konsentrasi NaCl secara naik adalah 5,0. Artinya ketidaktelitian intsrumen ukur
menunjukan angka 5,0 ppm diatas atau dibawah nilai pengukuran.

Pada pengukuran konsentrasi NaCl secara turun didapatkan keakurasiannya adalah


7,7%. Nilai ini tidak jauh berbeda dengan pada saat dilakukan pengukuran secara naik
terhadap konsentrasinya. Artinya pada pengukuran konsentrasi NaCl secara turun akan
menimbulkan persen kesalahan pada semua pengukuran naik sebesar 7,7%. Nilai ini cukup
baik, mengingat pada semua pengukuran akan menibulkan galat acak yang penyebabnya tidak
dapat dikendalikan oleh praktikan. Kemudian pada pengukuran turun juga dihitung besar
presisinya. Didapatkan nilai presisi/ketelitian pengukuran turun (konsentrasi NaCl) adalah
4,1. Artinya ketidaktelitian instrument ukur adalah 4,1 ppm diatas atau dibawah nilai
pengukuran. Dapat diperhatikan bahwa kepresisian pada pengukuran turun (4,1) lebih kecil
daripada pengukuran naik (5,0). Hal ini berarti bahwa kepresisian pada pengukuran
konsentrasi Nacl secara turun lebih baik dibandingkan saat pengukuran naik.

Membandingkan keakurasian juga dapat dilihat dari kurva linieritas kedua


pengukuran (naik dan turun). Pada pengukuran konsentrasi NaCl secara naik persamaan
linieritasnya y=0,8132x + 39,26 sedangkan pada pengukuran konsentrasi NaCl secara turun
persamaannya y=0,8217x + 40,09. Dapat dilihat bahwa intercept yang lebih kecil menunjukan
lebih akurat. Maka pengukuran naik akan lebih akurat daripada pengukuran yang dilakukan
secara menurun konsentrasinya.

Pada praktikum ini juga terdapat konsentrasi NaCl yang tidak terbaca oleh
instrument ukur. Yaitu pada konsentrasi 4000 ppm (larutan yang tidak diencerkan). Hal ini
dikarenakan range konsentrasi TDS meter yang digunakan adalah 0-2000 ppm. Sehingga
konsentrasi diatas itu tidak dapat dibaca oleh alat. Kemudian pada pengukuran aquadess (air)
yang konsentrasi NaCl nya 0 ppm, terbaca oleh alat mempunyai nilai yg bukan nol (lihat pada
data pengamatan). Hal ini bisa saja disebabkan aquadest yang digunakan mengandung ion-
ion terlarut yang kemudian terbaca oleh instrument ukur sehingga instrument menampilkan
nilai TDS air tersebut.

Galat pengukuran pada praktikum kali ini disebabkan galat acak maupun galat
sistemik. Namun kami meminimalisir galat sistemik yang terjadi sehingga akan
mempengaruhi hasil pengukuran. Galat sistemik bisa berupa pembilasan TDS meter yang
kurang merata sehingga masih terdapat sisa-sisa ion larutan sebelumnya yang tertinggal di
alat, larutan satu menetes ke larutan yang lain sehingga konsetrasinya sedikit berubah, dan
lain sebagainya. Galat acak yang terjadi kemungkinan disebabkan oleh fungsional masing-
masing elemen dalam alat ukur yang kurang berfungsi dengan baik, perubahan suhu, dan lain-
lain yang tak bisa kami perkirakan.

Anda mungkin juga menyukai