Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN

Dalam praktikum kali ini, kami membuat pewarna metil orange dari asam sulfanilat
yang dasar teorinya mengikuti reaksi azo.
Hal pertama yang kami lakukan adalah penambahan natrium karbonat anhidrat ke
dalam asam sulfanilat yang bertujuan untuk deprotonasi gugus amino, dimana proton yang
didapat atau dihasilkan berasal dari disosiasi natrium karbonat tersebut.
Setelah itu, dilakukan penambahan asam klorida dan natrium nitrit yang akan
membentuk asam nitrit di dalam larutan tersebut. Dehidrasi dari asam nitrit ini akan
membentuk ion nitrosonium yang bersama asam sulfanilat akan membentuk ion atau
garam diazonium. Proses ini dinamakan diazotisasi, yaitu proses reaksi aniline dengan asam
nitrit yang akan menghasilkan garam diazonium.
Kemudian, asam sulfanilat yang telah diazotisasi ditambahkan dengan N,N-dimetil
aniline, yang hasil akhirnya akan terbentuk metil orange. Berikut ini reaksi-reaksi yang
terlibat dalam pembentukan metil orange:

1. Pembuatan garam diazonium dari asam sulfanilat (deprotonasi)

2. Formasi Ion Nitrosonium

3. Formasi Asam Sulfanilat yang telah mengalami proses diazoniasasiPenambahan N-N-


dimetil aniline

Hal selanjutnya yang kami lakukan adalah mewarnai pakaian atau bahan dengan
menggunakan metil orange. Disini sampel yang kami pakai adalah sutera, wol (sintetis),
dan katun.
Hasil yang kami dapat adalah sutera merupakan bahan yang paling mudah diwarnai
dengan menggunakan pewarna metil orange dan tidak luntur, sedangkan wol dan katun
luntur bila dibilas.
Hal ini disebabkan karena metil orange adalah zat warna yang termasuk dalam
golongan azo bila berdasarkan senyawa kimianya, dan termasuk dalam golongan direct
asam (memberikan warna terang karena molekulnya yang cenderung kecil) bila
berdasarkan aplikasi penggunaannya.
Pewarna dengan tipe asam yang biasanya berasal dari garam asam sulfanilat hanya
bisa digunakan untuk mewarnai bahan pakaian yang berasal dari serat hewan, contohnya
sutera dan wol, tidak bisa digunakan untuk bahan yang berasal dari serat tumbuhan
(katun). Sedangkan pewarna tipe basa bisa mewarnai kedua serat tersebut, meskipun
dalam mewarnai serat yang berasal dari tumbuhan diperlukan proses lanjutan.
Namun hasil praktikum yang kami dapatkan, bahwa wol masih luntur bila dibilas.
Mungkin ini disebabkan wol besifat sintetis, sehingga memerlukan waktu yang lebih lama
dari sutera untuk bisa diwarnai oleh metil orange ini.
Dan perlu diketahui bahwa pewarna tipe asam ini memiliki golongannya lagi, yaitu
Levelling, Milling, dan Super Milling. Metil Orange termasuk Levelling yang daya tahan
terhadap bilasannya kurang dibandingkan dengan yang lainnya. Hal ini pun bisa
menyebabkan wol masih tetap luntur saat dibilas dengan air. Terbukti dengan sutera pun
warnanya masih sedikit luntur.
Hal yang kami lakukan lagi yaitu menguji sifat indikator dari metil orange. Seperti
yang kita ketahui bahwa metil orange selain digunakan dalam pewarna pakaian, sering
digunakan sebagai indikator asam-basa. Metil orange memliki pH range sekitar 3,1 – 4,4
(kuning – merah muda)
Saat kami menguji kristal metil orange yang telah dilarutkan dengan sedikit air
dengan HCl encer, warna yang dihasilkan larutan tersebut adalah merah, sedangkan bila
diuji dengan NaOH, warna yang dihasilkan adalah jingga terang.
Hal ini sudah sesuai dengan teori indikator metil orange, dimana bila larutan
bersifat asam akan berwarna merah muda, sedangkan bila larutan bersifat basa, maka akan
berwarna kuning. Meskipun yang didapat yaitu merah dan jingga terang, ini bisa saja
disebabkan terlalu banyaknya metil orange yang digunakan atau terlalu banyak HCL atau
NaOH yang digunakan. Perubahan struktur metil orange bila ditambahkan asam atau basa
(alkali):
Lebih jelasnya, dalam menguji pH, perubahan warna yang dihasilkan berasal dari elektron
di dalam molekul saat ion hydrogen lepas atau terikat. Bila dalam larutan asam, molekul
menyerap cahaya biru-hijau, dimana akan membuat larutan menjadi merah. Perhatikan
bahwa nitrogen membawa muatan positif yang terlibat dalam ikatan ganda.
Sedangkan metil orange dalam suasana basa, ion hydrogen hilang dari jembatan -NN-
antara cincin-cincin, dan elektron yang dihasilkan digunakan untuk mengikat hydrogen yang
menetralisir muatan positif di nitrogen tersebut, sehingga tidak ada lagi ikatan pi. Sehingga
larutan yang nampak berwarna kuning (dalam larutan alkali).
VII. KESIMPULAN
Pembuatan pewarna metil orange dari asam sulfanilat yang dasar teorinya mengikuti reaksi
azo
Reaksi-reaksi yang terlibat dalam pembentukan metil orange:
-Pembuatan garam diazonium dari asam sulfanilat (deprotonasi)
- Formasi Ion Nitrosonium
- Formasi Asam Sulfanilat yang telah mengalami proses diazoniasasi
- Penambahan N-N-dimetil aniline

VIII. DAFTAR PUSTAKA


· Fessenden, Fessendan.KIMIA ORGANIK.1986.Jakarta:Erlangga.
· Baysinger,Grace.Et all.2004.CRC Handbook of Chemistry and Physics.85 th ed

Anda mungkin juga menyukai