Anda di halaman 1dari 24

LABORATURIUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016

PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN

MODUL : Kalibrasi Alat Ukur Suhu

PEMBIMBING : Dra. Bevi Lidya, M.Si. Apt.

Praktikum : 19 Desember 2017

Penyerahan : 5 Januari 2018

Oleh :

Kelompok : III

Nama : 1. Anri Dwi Febrianto ( 161431004 )

2. Estri Purnamasari ( 161431011 )

3. M. Ariq Al Badar ( 1614131020 )

4. Sinta Bella ( 1614131028 )

Kelas : 2A – Analis Kimia

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2017
I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Setiap instrumen ukur diharapkan mampu menunjukkannilai sebenarnya dari
medium terukur. Selain itu instrumen yang baik harus memiliki tingkat
kepercayaan pengukuran tinggi setiap saat dalam rentang waktu yang lama. Namun
karena berbagai kondisi seperti sifat fisik peralatan dan lingkungan, penunjukkan
instrumen ukur akan berubah dari waktu ke waktu. Perubahan itu menyebabkan
penyimpangan nilai pengukuran dari nilai sebenarnya. Oleh karena itulah
diperlukan kalibrasi secara periodik untuk mengatasinya.

1.2 TUJUAN
 Mampu melakukan kalibrasi instrumen ukur secara baik dan benar
 Menentukan ketelitian dan ketepatan instrumen ukur

II. LANDASAN TEORI

2.1 KALIBRASI
Secara etimologi kalibrasi berarti penentuan. Dalam bidang pengukuran,
kalibrasi adalah menempatkan penunjukan instrumen ukur dengan instrumen
standar pada kondisi tertentu. Setelah kalibrasi sebuah instrumen ukur daat
diketahui :
 Ketepatan atau akurasi instrumen ukur
 Hubungan antara pembaca instrumen ukur standar dan pembacaan instrumen
ukur terkalibrasi
Data dari kalibrasi instrumen ukur dapat ditampilkan dalam bentuk tabel
(calibration report) atau dalam bentuk grafik berupa kurfa kalibrasi.

2.2 KETELITIAN (PRESISI) DAN KETEPATAN (AKURASI)


Ketelitian ukur adalah rentang error maksimum dalam arah negatif dan positif
dari beberapa kali pengukuran dalam rentang waktu tertentu. Repeatability dapat
ditentukan dari calibration report dengan mencari deviasi terbesar antara dua
pembacaan data pada tiga kali pengukuran pada masukan yang sama.
Ketepatan (akurasi) adalah tingkat kedekatan nilau terukur dengan nilai standar.
Dengan kata lain, akurasi menunjukan seberapa dekat hasil pengukuran dengan
nilai sebenarnya. Ketepatan dinyatakan dengan nilai “ ketidaktepatan” atau
“ketidakpastian” pengukuran.

2.3 PERHITUNGAN KETEPATAN DAN KETELITIAN


Penentuan ketepatan dan ketelitian instrumen ukur melalui tahap berikut :
1) Membuat persamaan kurva kalibrasi dari seluruh rentang pengukuran dengan
regresi linier
2) Menghitung deviasi standar untuk seluruh pengukuran (sy).
3) Tentukan nilai (t) dari tabel distribusi-t.
4) Nilai ketelitian pengukuran
5) Nilai hasil pengukuran sebenarnya adalah,

6) Menghitung ketidakpastian atau ketepata pengukuran (Δx).

2.4 MEASUREMENT SYSTEM ANALYSIS


MSA atau Measurement System Analysis adalah suatu analisa sistem
pengukuran yang dimulai dari identifikasi karakteristik yang akan diukur
dibandingkan dengan spesifikasi, pemilihan jenis alat ukur yang tepat, analisa
ketepatan alat ukur, proses pengukuran, analisa hasil pengukuran sampai
sistem preventive maintenance alat ukur. Sesuai dengan definisi ini, MSA
ditujukan untuk memastika bahwa suatu sistem pengukuran dapat
memberikan hasil pengukuran (dan interpretasinya) sesuai dengan spesifikasi
customer.
Analogi sederhananya seperti ini. Misalkan kita memproduksi botol plastik
seperti botol air minum mineral. Sebelum memproduksi, sudah pasti kita
mempunyai serangkaian ukuran atau spesifikasi dari botol tersebut.
Spesifikasi ini bisa kita dapatkan dari customer atau kita tentukan sendiri
dengan mempertimbangkan keinginan pasar dan kebutuhan produk.
Kemudian spesifikasi ini kita tuangkan dalam serangkaian parameter proses
sehingga mesin kita bisa menghasilkan botol plastik sesuai ukuran atau
spesifikasi yang ditentukan tadi.

III. PERCOBAAN

3.1 SUSUNAN ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


 1 buah termometer STANDAR (thermometer digital atau Thermometer lain,
yang dianggap memiliki akurasi dan presisi paling tinggi)
 3 buah termometer gelas dengan rentang skala berbeda (yang akan
dikalibrasi)
 2 buah waterbath berisi air
 2 buah gelas kimia
3.2 PROSEDUR PERCOBAAN
 Persiapan
Mengisi gelas kimia 1 dengan es yang sudah mencair

Mengisi gelas kimia 2 dengan air keran

Mengatur suhu waterbath dengan suhu yang


berbeda beda yaitu :

Menjaga suhu tetap stabil

 Pengukuran Suhu

Menyelupkan thermometer Standar beserta


termometer yang akan dikalibrasi ke dalam gelas
yang bersisi air es

Menyelupkan thermometer Standar beserta


termometer yang akan dikalibrasi ke dalam gelas
yang bersisi air keran

Menyelupkan thermometer Standar beserta


termometer yang akan dikalibrasi ke dalam
waterbath dengan suhu yg bervariasi

Pengukuran dilakukan dari suhu naik dan turun


sebanyak 3 kali pengukuran

Semua pengukuran dilakukan dari suhu naik dan


turun dilakukan masing-masing operator

IV. KESELAMATAN KERJA


1) TERMOMETER GELAS
Merkuri yang digunakan sebagai bahan pengisi bahan pengisi termometer gelas
adalah sangat berbahaya. Bila termomter pecah, perhatikan air raksa yang tumpah.
Harus dibersihkan dan air raksanya dikumpulkan pada wadang tertutup yang
dicampur dengan air, meskipun hanya sedikit. Uap air raksa yang terhirup akan
masuk ke dalam saluran pernafasan dan khirnya masuk aliran darah. Air raksa
termasuk logam berat dan jia telah memasuki tubuh manuisa tidak bisa keluar
sehingga terakumulasi.
2) AIR PANAS
Pada praktikum ini memakai air panas bersuhu 80oC yang mampu membuat
kulit melepuh. Batas ketahanan kulit terhadap air panas dalam waktu lama adalah
40oC. Batas ketahanan ujung jari 70oC.
3) LISTRIK
 Hati-hati dengan listrik bolak balik 220 V dari PLN
 Jangan memakai alat yang masih asing cara pemakaiannya
 Bila terdapat sistem kelistrikan yang rusak, cepat beri tahu kepada teknisi
 Pada saat bekerja, disekitar meja tidak terdapat pemasangan listrik atau tidak
sengaja merobohkan peralatan
 Bila menghubungkan peralatan, maka hubungan dengan jaringan listrik
dilakukan paling terakhir
 Jika terjadi segan listrik dan korban terbelit kawat, jangan panik. Cepat
putuskan sambungan listrik, baru menolong korban.

V. DATA PENGAMATAN
 Pengukuran naik

termometer A (°C)
Suhu (°C) Anri estri ariq Sinta
1 2 1 2 1 2 1 2
0 3 3 1.5 1 1 2 0.5 1
25 25 25 25 24 25 25 25 25
40 40 40 40 40 40 41 41 41
80 80 80 79 79 80 80 80 80

termometer B (°C)
Suhu (°C) Anri estri ariq Sinta
1 2 1 2 1 2 1 2
0 3 2 1 1 3 2 1 1
25 26 26 26 26 26 25.5 26 26
40 42 41 41 41 42 41 41 41
80 80.5 80 81 82 81.5 81 81 82
termometer C (°C)
Suhu (°C) Anri estri ariq Sinta
1 2 1 2 1 2 1 2
0 1 1 5 0 2 2 0 0
25 24 24 24 24 25 24 24 24
40 40 40 40 40 40 40 40 40
80 78 78 78 79 78 78 78 78

 Pengukuran Turun

termometer A (°C)
Suhu (°C) Anri estri ariq Sinta
1 2 1 2 1 2 1 2
0 3 3 1.5 1 3 2 1 1
25 26 26 26 25.5 26 26 25 25
40 41 41 41 40.5 40 41 41 41
80 80 80 78 79 80 80 80 80

termometer B (°C)
Suhu (°C) anri Estri Ariq sinta
1 2 1 2 1 2 1 2
0 2 2 1 2 2 2 1 2
25 26 26 26 26 26 26 26 26
40 42 42 41.5 41.5 41 41 41.5 41.5
80 80 80 81 81.5 81.5 81 81 81.5

termometer C (°C)
Suhu (°C) Anri estri ariq sinta
1 2 1 2 1 2 1 2
0 0 1 1 1 2 2 0 0
25 25 24 24 25 24 24 24 24
40 40 40 40 40 40 40 40 40
80 78 78 78 79 78 78 78 78

 Grafik MSA
Gage R&R (Xbar/R) for Suhu pengukuran naik
Reported by : kelompok 2
G age name: M S A pengukuran naik termometer A Tolerance:
Date of study : M isc:

Components of Variation Suhu pengukuran naik by Parts


100 % Contribution 80
% Study Var
Percent

50 40

0
0
Gage R&R Repeat Reprod Part-to-Part 0 25 40 80
Parts
R Chart by Operators
Suhu pengukuran naik by Operators
Anri Estri M. Ariq Sinta
Sample Range

1.0 80
UCL=0.817
0.5 _
R=0.25 40
0.0 LCL=0
0 25 40 80 0 25 40 80 0 25 40 80 0 25 40 80 0
Parts Anri Estri M. Ariq Sinta
Operators
Xbar Chart by Operators
Anri Estri M. Ariq Sinta Parts * Operators Interaction
80
Sample Mean

80 Operators
_
_ Anri
40 LCL=36.19
UCL=37.13
X=36.66 Average Estri
40 M. Ariq
Sinta
0
0 25 40 80 0 25 40 80 0 25 40 80 0 25 40 80 0
Parts 0 25 40 80
Parts

Gage R&R Study Worksheet

Parts: 4 Operators: 4
Replicates: 2 Total runs: 32

%Contribution
Source VarComp (of VarComp)
Total Gage R&R 0.17 0.01
Repeatability 0.05 0.00
Reproducibility 0.13 0.01
Part-To-Part 1217.65 99.99
Total Variation 1217.82 100.00

Study Var %Study Var


Source StdDev (SD) (5.15 * SD) (%SV)
Total Gage R&R 0.4161 2.143 1.19
Repeatability 0.2177 1.121 0.62
Reproducibility 0.3546 1.826 1.02
Part-To-Part 34.8948 179.708 99.99
Total Variation 34.8973 179.721 100.00

Number of Distinct Categories = 118

Gage R&R for Suhu pengukuran naik


Gage R&R (Xbar/R) for Suhu pengukuran turun
Reported by : kelompok 2
G age name: M S A pengukuran turun termometer A Tolerance:
Date of study : M isc:

Components of Variation Suhu pengukuran turun by Parts


100 % Contribution 80
% Study Var
Percent

50 40

0
0
Gage R&R Repeat Reprod Part-to-Part 0 25 40 80
Parts
R Chart by Operators
Suhu pengukuran turun by Operators
Anri Estri M. Ariq Sinta
Sample Range

1.0 UCL=0.919 80

0.5 _
R=0.281 40
0.0 LCL=0
0 25 40 80 0 25 40 80 0 25 40 80 0 25 40 80 0
Parts Anri Estri M. Ariq Sinta
Operators
Xbar Chart by Operators
Anri Estri M. Ariq Sinta Parts * Operators Interaction
80
Sample Mean

80 Operators
_
_ Anri
40 UCL=37.54
X=37.02
LCL=36.49 Average Estri
40 M. Ariq
Sinta
0
0 25 40 80 0 25 40 80 0 25 40 80 0 25 40 80 0
Parts 0 25 40 80
Parts

Gage R&R Study - XBar/R Method

Gage R&R for Suhu pengukuran turun

Gage name: MSA pengukuran turun termometer A


Date of study:
Reported by: kelompok 2
Tolerance:
Misc:

%Contribution
Source VarComp (of VarComp)
Total Gage R&R 0.23 0.02
Repeatability 0.06 0.00
Reproducibility 0.17 0.01
Part-To-Part 1204.05 99.98
Total Variation 1204.28 100.00

Study Var %Study Var


Source StdDev (SD) (5.15 * SD) (%SV)
Total Gage R&R 0.4773 2.458 1.38
Repeatability 0.2449 1.261 0.71
Reproducibility 0.4097 2.110 1.18
Part-To-Part 34.6994 178.702 99.99
Total Variation 34.7027 178.719 100.00

Number of Distinct Categories = 102

Gage R&R for Suhu pengukuran turun


Gage R&R (Xbar/R) for suhu pengukuran naik
Reported by : kelompok 2
G age name: M S A pengukuran naik termometer B Tolerance:
Date of study : M isc:

Components of Variation suhu pengukuran naik by Parts


100 % Contribution 80
% Study Var
Percent

50 40

0
0
Gage R&R Repeat Reprod Part-to-Part 0 25 40 80
Parts
R Chart by Operators
suhu pengukuran naik by Operators
Anri Estri M. Ariq Sinta
1.6
Sample Range

UCL=1.532 80

0.8 _
R=0.469 40
0.0 LCL=0
0 25 40 80 0 25 40 80 0 25 40 80 0 25 40 80 0
Parts Anri Estri M. Ariq Sinta
Operators
Xbar Chart by Operators
Anri Estri M. Ariq Sinta Parts * Operators Interaction
80
Sample Mean

80 Operators
_
_ Anri
40 UCL=38.40
X=37.52
LCL=36.63 Average Estri
40 M. Ariq
Sinta
0
0 25 40 80 0 25 40 80 0 25 40 80 0 25 40 80 0
Parts 0 25 40 80
Parts

Gage R&R Study - XBar/R Method

Gage R&R for suhu pengukuran naik

Gage name: MSA pengukuran naik termometer B


Date of study:
Reported by: kelompok 2
Tolerance:
Misc:

%Contribution
Source VarComp (of VarComp)
Total Gage R&R 0.17 0.01
Repeatability 0.17 0.01
Reproducibility 0.01 0.00
Part-To-Part 1256.93 99.99
Total Variation 1257.10 100.00

Study Var %Study Var


Source StdDev (SD) (5.15 * SD) (%SV)
Total Gage R&R 0.4170 2.147 1.18
Repeatability 0.4082 2.102 1.15
Reproducibility 0.0850 0.438 0.24
Part-To-Part 35.4532 182.584 99.99
Total Variation 35.4556 182.596 100.00

Number of Distinct Categories = 119

Gage R&R for suhu pengukuran naik


Gage R&R (Xbar/R) for suhu pengukuran turun
Reported by : kelompok 2
G age name: M S A pengukuran turun termometer B Tolerance:
Date of study : M isc:

Components of Variation suhu pengukuran turun by Parts


100 % Contribution 80
% Study Var
Percent

50 40

0
0
Gage R&R Repeat Reprod Part-to-Part 0 25 40 80
Parts
R Chart by Operators
suhu pengukuran turun by Operators
Anri Estri M. Ariq Sinta
Sample Range

1.0 80
UCL=0.715
0.5
_ 40
R=0.219
0.0 LCL=0
0 25 40 80 0 25 40 80 0 25 40 80 0 25 40 80 0
Parts Anri Estri M. Ariq Sinta
Operators
Xbar Chart by Operators
Anri Estri M. Ariq Sinta Parts * Operators Interaction
80
Sample Mean

80 Operators
_
_ Anri
Average

40 LCL=37.14
UCL=37.96
X=37.55 Estri
40 M. Ariq
Sinta
0
0 25 40 80 0 25 40 80 0 25 40 80 0 25 40 80 0
Parts 0 25 40 80
Parts

Gage R&R Study - XBar/R Method

Gage R&R for suhu pengukuran turun

Gage name: MSA pengukuran turun Termometer B


Date of study:
Reported by: kelompok 2
Tolerance:
Misc:

%Contribution
Source VarComp (of VarComp)
Total Gage R&R 0.04 0.00
Repeatability 0.04 0.00
Reproducibility 0.00 0.00
Part-To-Part 1250.99 100.00
Total Variation 1251.03 100.00

Study Var %Study Var


Source StdDev (SD) (5.15 * SD) (%SV)
Total Gage R&R 0.1905 0.981 0.54
Repeatability 0.1905 0.981 0.54
Reproducibility 0.0000 0.000 0.00
Part-To-Part 35.3694 182.152 100.00
Total Variation 35.3699 182.155 100.00

Number of Distinct Categories = 261

Gage R&R for suhu pengukuran turun


Gage R&R (Xbar/R) for suhu pengukuran naik
Reported by : kelompok 2
G age name: M S A pengukuran naik termometer C Tolerance:
Date of study : M isc:

Components of Variation suhu pengukuran naik by Parts


100 % Contribution 80
% Study Var
Percent

50 40

0
0
Gage R&R Repeat Reprod Part-to-Part 0 25 40 80
Parts
R Chart by Operators
suhu pengukuran naik by Operators
Anri Estri M. Ariq Sinta
Sample Range

80
4

2 40
UCL=1.429
_
R=0.437
0 LCL=0
0 25 40 80 0 25 40 80 0 25 40 80 0 25 40 80 0
Parts Anri Estri M. Ariq Sinta
Operators
Xbar Chart by Operators
Anri Estri M. Ariq Sinta Parts * Operators Interaction
80
Sample Mean

80 Operators
_
_ Anri
40 UCL=36.73
X=35.91
LCL=35.08 Average Estri
40 M. Ariq
Sinta
0
0 25 40 80 0 25 40 80 0 25 40 80 0 25 40 80 0
Parts 0 25 40 80
Parts

Gage R&R Study - XBar/R Method

Gage R&R for suhu pengukuran naik

Gage name: MSA pengukuran naik Termometer C


Date of study:
Reported by: kelompok 2
Tolerance:
Misc:

%Contribution
Source VarComp (of VarComp)
Total Gage R&R 0.24 0.02
Repeatability 0.15 0.01
Reproducibility 0.09 0.01
Part-To-Part 1175.17 99.98
Total Variation 1175.40 100.00

Study Var %Study Var


Source StdDev (SD) (5.15 * SD) (%SV)
Total Gage R&R 0.4891 2.519 1.43
Repeatability 0.3810 1.962 1.11
Reproducibility 0.3067 1.580 0.89
Part-To-Part 34.2807 176.546 99.99
Total Variation 34.2842 176.564 100.00

Number of Distinct Categories = 98

Gage R&R for suhu pengukuran naik


Gage R&R (Xbar/R) for suhu pengukuran turun
Reported by : kelompok 2
G age name: M S A pengukuran turun termometer C Tolerance:
Date of study : M isc:

Components of Variation suhu pengukuran turun by Parts


100 % Contribution 80
% Study Var
Percent

50 40

0
0
Gage R&R Repeat Reprod Part-to-Part 0 25 40 80
Parts
R Chart by Operators
suhu pengukuran turun by Operators
Anri Estri M. Ariq Sinta
Sample Range

1.0 80
UCL=0.817
0.5 _
40
R=0.25
0.0 LCL=0
0 25 40 80 0 25 40 80 0 25 40 80 0 25 40 80 0
Parts Anri Estri M. Ariq Sinta
Operators
Xbar Chart by Operators
Anri Estri M. Ariq Sinta Parts * Operators Interaction
80
Sample Mean

80 Operators
_
_ Anri
40 UCL=36.28
X=35.81
LCL=35.34 Average Estri
40 M. Ariq
Sinta
0
0 25 40 80 0 25 40 80 0 25 40 80 0 25 40 80 0
Parts 0 25 40 80
Parts

Gage R&R Study - XBar/R Method

Gage R&R for suhu pengukuran turun

Gage name: MSA pengukuran turun Termometer C


Date of study:
Reported by: kelompok 2
Tolerance:
Misc:

%Contribution
Source VarComp (of VarComp)
Total Gage R&R 0.09 0.01
Repeatability 0.05 0.00
Reproducibility 0.04 0.00
Part-To-Part 1190.53 99.99
Total Variation 1190.62 100.00

Study Var %Study Var


Source StdDev (SD) (5.15 * SD) (%SV)
Total Gage R&R 0.3022 1.557 0.88
Repeatability 0.2177 1.121 0.63
Reproducibility 0.2096 1.080 0.61
Part-To-Part 34.5040 177.696 100.00
Total Variation 34.5053 177.702 100.00

Number of Distinct Categories = 160

Gage R&R for suhu pengukuran turun


VI. PEMBAHASAN

Anri Dwi Febrianto (161431004)


Pada praktikum kali ini dilakukan pengukuran suhu menggunakan tiga
termometer yang berbeda dengan empat titik pengukuran dan tiga kali
pengukuran naik turun. Operator yang melakukan pengukuran sebanyak empat
orang. Sehingga diperolehlah enam hasil analisa minitab. Dari keenam hasil
analisa pada minitab menunjukkan component of variation terbesarnya adalah
Part-To-Part, ini menandakan bahwa sistem dapat membedakan antar part. Jadi
variasi terbesar disebabkan oleh perbedaan bagian yang diukur atau part yang
telah kita atur sedemikian rupa (divariasikan), sehingga kita tidak perlu
mengoreksi sistem pengukuran. Pada praktikum variasi pengukuran yaitu pada
lingkungan suhu sekitar 0 oC, 25 oC, 40 oC dan 80 oC.

Pada hasil analisa minitab termometer A pengukuran naik diperolehlah


grafik R Chart by Operators yang secara garis besar tidak melewati batas UCL
(Upper Control Limit) dan LCL (Lower Control Limit), terdapat cukup banyak
titik yang melewati UCL. Setelah dihubungkan dengan %Study Var dari total
Gage R&R menunjukkan nilai 1,19. Nilai ini lebih kecil dari 10% menunjukkan
hasil pengukuran dapat diterima, begitupun juga dengan ty sebesar 0,62
%Contribution dibawah 1% yaitu masing-masing sebesar 0,04 % maka hasil
pengukuran dapat diterima dan pengukuran yang dilakukan operator adalah
konsisten. Xbar Chart by Operators ditunjukkan dengan titik-titik yang keluar
dari garis kendali, hal ini menunjukkan variasi pengukuran jauh lebih besar dari
perangkat yang digunakan. Number of Distinct Categories sebanyak 118
menunjukan hasil pengukuran absah karena memenuhi persyaratan lebih dari
lima. Pengukuran turun pada termometer A pun demikian, memiliki hasil yang
sama seperti pengukuran naik yaitu pengukuran dapat diterima.

Selanjutnya pada pengukuran naik menggunakan termometer B


diperolehlah grafik R Chart by Operators yang secara garis besar tidak melewati
batas UCL (Upper Control Limit) dan LCL (Lower Control Limit), berdasarkan
hasil tersebut maka operator mengukur secara konsisten, hal ini juga ditunjukkan
dengan %Study Var lebih kecil dari 10% yaitu 0,94, 0,88 dan 0,33 yang artinya
dapat diterima dan %Contribution kurang dari 1%. Number of Distinct
Categories sebanyak 150, maka hasil pengukuran absah. Demikian juga pada
pengukuran turun. Pengukuran menggunakan termometer C pun menunjukkan
hasil serupa yaitu hasil pengukuran yang dapat diterima. Dengan demikian
menunjukkan hasil bahwa operator dalam melakukan pengukuran konsisten dan
dapat diterima hasil pengukurannya. Termometer A, B dan C menunjukkan alat
ukur memiliki kepresisian yang tinggi.
Estri Purnamasari 161431011

Praktikum kali ini bertujuan untuk melakukan sistem Measurement


System Analysis (MSA) pada pengukuran suhu dengan menggunakan 3
termometer gelas yang berbeda skalanya dan dilakukan oleh 4 operators. MSA
merupakan suatu analisa sistem pengukuran yang dimulai dari identifikasi
karakteristik yang akan diukur dibandingkan dengan spesifikasi dan ditujukan
untuk memastikan bahwa suatu sistem pengukuran dapat memberikan hasil
pengukuran sesuai spesifikasi yang diinginkan. Data hasil pengukuran suhu
dengan termometer tersebut diolah menggunakan software minitab. Bedasarkan
dari hasil yang didapat. MSA termometer ini dilakukan pada air es, air
dingin(biasa) , air hangat, dan air panas yakni dengan suhu 0°C, 25°C, 40°C, dan
80°C. Dari analisis pengukuran menggunakan Gage R & R diperoleh beberapa grafik
yaitu grafik R Chart, X Chart, pengukuran naik dan turun by part, pengukuran naik dan
turun by operator, dan grafik parts operator interaction.

 Components of varition

Berdasarkan dari grafik hasil components of variation,variasi pat ke part


dari ketiga termometer memiliki grafik yang paling tinggi,ini menunjukkan
bahwa variasi part-ke-part memiliki jumlah komponen terbesar dibandingkan
yang lain, dan dapat disimpulkan bahwa pengukuran yang dilakukan merupakan
sistem pengukuran yang baik. Lalu,Termometer A,B,dan C pada variasi Gage
R&R bagian repeatability dan reproducibility memiliki nilai komponen yang
sangat kecil. Dapat disimpulkan bahwa sistem pengukuran yang dilakukan dapat
dikatakan baik.

 R chart

Dari grafik R chart dapat dianalisa dan disimpulkan seberapa konsisten operator
saat melakukan pengukuran suhu di ketiga termometer. Dilihat dari hasil R chart
saat pengukuran suhu naik menggunakan termometer A, Anri dan sinta bella
merupakan operator yang paling konsisten dalm pengukuran dibandingkan
dengan operator yang lain Karena, rentangnya nilainya dibawah garis batas
control ( UCL ) dan titik-titik berada dalam batas control sedangkan untuk
pengukuran turunnya operator yang konsisten juga sama. Untuk termometer B
pada pengukuran naik semua operator konsisten karena titik-titik berada pada
wilayah yang aman dibawah garis batas control UCL namun untuk pengukuran
turun hanya 2 orang operator yang masih konsisten yakni anri dan ariq, dan
pada termometer C untuk pengukuran naik operator yang paling tidak konsisten
adalah estri dan untuk pengukuran turun yang tidak konsisten adalah anri dan
estri.

 Xbar

Dilihat dari hasil grafik Xbar pada termometer A,B,dan C, baik dari pengukuran
naik dan turun dapat disimpulkan bahwa variasi part ke part jauh lebih besar
daripada variasi perangkat pengukuran,karena terdapat banyak titik yang berada
di atas dan di bawah batas kontrol. Sistem pengukuran dapat membedakan
antara unit dan produk atau antar part.

 Pengukuran by parts :

Dari kurva hasil pengukuran suhu dengan termometer A,B,C,dapat terlihat


adanya sedikit variasi pengukuran karena sedikit adanya lingkaran kosong untuk
setiap part yang berdekatan. Kehadiran rongga pada setiap titik pengukuran
menunjukkan bahwa dalam setiap pengukuran terjadi adanya sedikit variasi.
Terdapatnya sedikit variasi, maka tingkat keberulangan data yang terjadi lebih
sering. Keberulangan data tersebut menunjukkan tingkat ketelitian dari suatu alat
ukur. Dengan demikian, Termometer B memiliki ketelitian yang tinggi,lalu
termometer C dan termometer A.

 Pengukuran by operators :

Dilihat dari grafik hasil pengukuran termometer A,B,dan C ,garisnya paralel


dengan sumbu x yang menunjukkan pengukuran antar operator yang hasil
pengukurannya sangat berdempetan dan hampir sama secara rata-rata.

 Operator by part interaction


dapat dilihiat garis yang terlihat sangat identik memiliki arti bahwa
setiap operator mengukur part dengan hasil yang sama dan grafik ini dapat
menunjukan rata-rata pengukuran dari setiap operator untuk setiap part yang
diukur. Gage R & R Study Worksheet , terdapat beberapa indicator untuk
menunjukan data pengamatan diterima atau tidak pada lembar kerja Gage R & R
, yaitu untuk

1. % contribution jika hasil


< 1% = data di terima
1-9% = marginal
>9% = data di tolak
Berdasarkan data yang di peroleh nilai pengukuran suhu yaitu total gage
R & R baik dari pengukuran naik dan turun untuk thermometer A adalah sebesar
0.01% dan 0.02% ini menunjukan bahwa sistem pengukuran dapat diterima
untuk thermometer B nilai total gage R & R untuk pengukuran naik dan turun
adalah sebesar 0.01% dan 0.00% artinya system pengukuran dari thermometer B
juga diterima. kemudian unuk thermometer C nilai total gage R & R untuk
pengukuran naik dan turun adalah 0.02 % dan 0.01% artinya system pengukuran
dari thermometer C juga diterima.
Dan dari hasil analisis pengukuran naik dan turun untuk termometer A
didapat Repeatability yaitu sebesar 0.00%. Artinya, operator dalam mengukur
setiap part yang sama menghasilkan nilai pengukuran yang sangat dekat bahkan
sama karena perbedaanya hanya berbeda 0.00% untuk thermometer B untuk
pengukuran naik nilai repeatiblity nya sebesar 0.01% artinya operator dalam
mengukur setiap part yang sama menghasilkan nilai pengukuran yang sangat
dekat hanya berbeda sebesar 0.01% namun untuk pengukuran turun nya nilai
repeatibilitynya sebesar 0.00% maka operator dalam mengukur seiap part yang
sama menghasilkan nilai pengukuran yang sama pula.dan untuk thermometer C
sama halnya dengan thermometer B.
Selain itu didapat pula %Reproducibility untuk thermometer A baik
pengukuran naik dan turun yaitu sebesar 0.01%. Artinya setiap operator yang
berbeda dalam mengukur part yang sama memberikan hasil yang cukup dekat
yakni hanya dengan variasi 0.01% untuk thermometer B baik pengukuran naik
dan turun sebesar 0.00% Artinya setiap operator yang berbeda dalam mengukur
part yang sama memberikan hasil yang sama karena hanya dengan variasi 0.00%
Sedangkan pada thermometer C pengukuran naik didapat nilai sebesar 0.01 %
dan untuk pengukuran turun sebesar 0.00%.
2. % Studi Variation
< 10 % = data di terima
10-30 % = marginal
>30 % = data di tolak
Berdasarkan data yang di dapat nilai % studi variation dari thermometer
yaitu nilai total Gage R & R untuk thermometer A adalah pengukuran naik
1.19% dan turun adalah sebesar 1.38%, termomter B nilai total Gage R & R
untuk pengukuran naik 1.18% dan pengukuran turun sebesar 0.54% dan untuk
thermometer C nilai total Gage R & R pengukuran naik sebesar 1.43% dan
pengukuran turun sebesar 0.88% .%StudyVar bertujuan untuk
membandingkan variasi dari sistem pengukuran dengan variasi total.
%StudyVar dari Repeatability dan Reproducibility pada thermometer A
pengukuran naik adalah sebesar 0.62% dan 1.02% dan pengukuan turunnya
sebesar 0.71% dan 1.18%. thermometer B pada pengukuran naik sebesar
1.15% dan 0.24% untuk pengukuran turun sebesar 0.54% dan 0.00%.
thermometer C pada pengukuran naik sebesar 1.11% dan 0.89% sedangkan
pengukuran turunya sebesar 0.63% dan 0.61%. Repeatability yang bernilai
artinya perbandingan variasi sistem pengukuran dengan variasi total pada saat
mengukur setiap part oleh operator yang sama adalah sebesar nilai pada hasil
masing masing pengukuran. Sedangkan nilai reproducibility yang bernilai
sekian artinya perbandingan variasi sistem pengukuran dengan variasi total
pada saat mengukur part yang sama oleh operator yang berbeda adalah sebesar
nilai hasil pengukuran tersebut. Semakin kecil variasinya maka pengukuran
akan semakin baik, artinya pengukuran dilakukan secara konstan. Selain nilai
Repeatability dan Reproducibility, didapat pula %Contribution dan
%StudyVar dari part-to-part, Nilai part to part yang tinggi menunjukkan
bahwa sistem pengukuran dapat dikatakan baik. Artinya sistem pengukuran
dapat membedakan antara part satu dengan part yang lainnya. Nilai part to part
ini ditunjukkan oleh grafik Components of Variation dari ketiga termometer
tersebut nilai part to part yang dihasilkan sangat baik karena nilainya tinggi
rata-rata diatas 99.99%.

M. Ariq Al Badar (1614131020)

Pada percobaan kali ini kami melakukam analisis sistem pengukuran


menggunakan gager n r study (crossed) dengan memakai aplikasi minitab.
Gage r nr study dapatmengestimasi / memperkirakan seberapa banyak total
variasi proses yang disebabkanoleh sistem pengukuran. Analisis yang
dilakukan yakni pada pengukuran suhu 0°C, 25°C, 40°C, dan 80°C
menggunakan termometer yang berbeda yakni termometer A, B , danC.
Pengukuran dilakukan secara duplo.
Dari hasil analsis menggunakan gage R and R study (crossed), didapat
%contribution.%Contribution didasarkan pada estimasi dari variansi
komponen.
Dari hasil analisis pengukuran naik dan turun menggunakan termometer
A, didapat%contribution dari repeatability yaitu sebesar 0.00%. Artinya,
operator yang samadalam mengukur setiap part yang sama menghasilkan nilai
pengukuran yang yang sama.Selain itu didapat pula % reproductability yaitu
sebesar 0.01% ( total gage r % r =0.01% ), artinya setiap operator yang
berbeda dalam mengukur part yang sama,memberikan hasil yang sangat dekat
atau bahkan sama yakni dengan variasi 0.01%.Dari data di atas dapat
dinyatakan bahwa kepresisian pengukuran sangat tinggi.
Berdasarkan hasil analisis pengukuran naik menggunakan termometer B,
didapat %contribution dari repeatability dan reproductability sebesar 0.01%
dan 0.00% sedangkanpada pengukuran turun, didapat % contribution dari
repeatability dan reproductabilitysebesar 0.00% dan 0.00%. Dari hasil analisis
ini dapat dinyatakan tingkat kepresisianpengukarn turun lebih tinggi dari pada
pengukutan naik, meskipun tidak berbeda jauh.
Berdasarkan pengukuran naik menggunakan termometer C,didapat %
contribution darirepeatability dan reproductabilitu sebesar 0.01% dan 0.01%
sedangkan pada pengukuranturun didapat % contribution dari repeatability
dan reproductability sebesar 0.00% dan0.00%. Dari hasil analisis ini dapat
dinyatakan tingkat kepresisian pengukarn turunlebih tinggi dari pada
pengukutan naik, meskipun tidak berbeda jauh.
Nilai % contribution yang kurang dari 1 %, menunjukan bahwa sistem
pengukurandapat diterima. Artinya sistem pengukuran kami dapat diterima.
Selain %contribution, dihasilkan pula %StudyVar. %StudyVar bertujuan
untuk membandingkan variasi dari sistem pengukuran dengan variasi total.
%StudyVar dari repearability dan reproductablity pada pengukuran naik
menggunakantermometer A adalah 0.62% dan 1.02% ( total gage r & r = 1.19
% ). Repeatability yangbernilai 0.62 % artinya perbandingan variasi sistem
pengukuran dengan variasi totalpada saat mengukur setiap part yang sama oleh
operator yang sama adalah sebesar0.62%. Sedangkan nilai reproductability
yang bernilai 1.02%, artinya perbandinganvariasi sistem pengukuran dengan
variasi total pada saat mengukur part yang sama olehoperator yang berbeda
adalah sebesar 1.02%. Sedangkan pada pengukuran turun didapat%
contribution dari % repeatabilitu dan % reproductability sebesar 0.71% dan
1.18%(total gage R and R = 1.38). Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa
variasi daripengukuran turun lebih besar dari pada pengukuran naik, artinya
hasil pengukuran naiklebih konstan dari pada pengukuran turun.
Berdasarkan pengukuran naik menggunakan termometer B didapat %
StudyVar dari %repeatability dan reproductability adalah sebesar 1.15% dan
0.24% ( total gage R and R= 1.18%) sesangkan pada pengukuran turun didapat
% repeatability dam %reproductability sebesar 0.54% dan 0.00%.( total gage
R and R = 0.54 ).
Berdasarkan pengukuran naik menggunakan termometer C didapat %
StudyVar dari %%repeatability dan %reproductability sebesar 1.11% dan
0.89% ( total gage R and R =1.43%) sedangkan pada pengukuran turun
didapat % repeatability dan reproductabilitysebesar 0.63% dan 0.61% ( total
gage R and R = 0.68 %). Dari hasil pengukuran naikdan turum menggunakan
termometer B dan C , dapat dinyatakan bahwa variasi hasilpengukuran pada
pengukuran turun lebih rendah dari pada pengukan naik, artinya
hasilpengukuran turun lebih konstan dari pada pengukuran naik.
Semakin kecil variasinya maka pengukuran akan semakin baik, artinya
pengukurandilakukan secara konstan. Karena nilai %StudyVar yang dihasilkan
kurang dari 10%,maka sistem pengukuran kita dapat diterima.
Selain nilai repeatability dan reproductability, didapat pula
%contribution dan%StudyVar dari part-to-part. Dari hasil analisis, didapat %
part to part yang lebih dafi98%. Nilai part to part yang tinggi menunjukkan
bahwa sistem pengukuran dapatdikatakan baik. Artinya sistem pengukuran
dapat membedakan antara part satu denganpart yang lainnya. Nilai part to part
ini ditunjukkan oleh grafik components of Variation.
Berdasarkan grafik R Chart pada pengukuran naik menggunakan
termometer A, terdapattitik yang melewati batas garis UCL ( Upper Co trol
Limit) pada pengukuran 25°C yangdilakukan oleh saudara Estri, serta 0°C dan
40°C oleh saudara Ariq. Hal ini menunjukkabahwa pada pengukuran,
perbedaan nilai terbesar dan terkecil dari hasil pengukuran parttersebut, lebih
besar dari nilai UCL (UCL =0.817). Sedangkan pada pengukuran turuntitik
yang melewati batas adalah pada pengykuran 80°C ( oleh saudara estri) serta
0°Cdan 40°C oleh saudara ariq, UCL pada pengukuran turun adalah 0.919.
Dari grafik R Chart pada pengukuran naik menggunakan termometer B,
terlihat bahwatidak terdapat titik pengukuran yang keluar dari batas control
(UCL). Tidak adanya titikyang melewati garis batas, menunjukkan bahwa
variasi yang timbul rendah yang artinyakonsistensi dari pengukuran adalah
baik. Sedangkan pada pengukuran turun, terdapattitik yang melewati batas
UCL yakni pada pengukuran 0°C yang dilakukan oleh saudaraEstri dan Sinta,
artinya pada pengukuran 0, perbedaan nilai terbesar dan terkecil
daripengukuran 0°C lebih besar dari nilai UCL.
Dari grafik R Chart pada pengukuran naik menggunakan termometer C,
terdapat titik yangmelewati UCL yaitu pada pengukuran 0°C. Nilai UCL dari
pengukiran naik adalab 1.429.Sedangkan pada pengukuran turun, titik yang
melewati UCL adalah pada pengukuran 0°C, 25°C,dan 80°C. Nilai UCL pada
pengukuran turun menggunakan termometer C adalah 0.817.
Adanya titik yang melewati garis batas, menunjukkan bahwa variasi
yang timbul cukupbesar yang artinya konsistensi dari pengukuran kurang baik.
Dari grafik X bar chart, ditunjukkan seberapa banyak variasi yang terjadi
selama prosesberlangsung. Dari grafik tersebut dapat terlihat bahwa terdapat
titik yang berada di atasdan di bawah garis batas limut. Artinya, variasi part to
part jauh lebih besardibandingkan dengan variasi perangkat pengukuran. Hal
ini terbukti, karena pada saatmelakukan pengukuran, termometer yang
digunakan berjumlah tiga sedangakn variasikonsentrasi yang diukur lebih dari
tiga ( berbagai macam suhu ).
Pada grafik pengukuran naik by part menggunakan termometer A,
menunjukkanpengukuran yang diatur/disusun oleh part.Dari grafik tersebut
terdapat tiga titik yangmemiliki variasi yang lebih tinggi dari yang lain, yakni
pada pengukuran suhu 0°C, 25°C, dan 80°C. Hal ini dapat dilihat dari bentuk
lingkaran yang lebih oval dan tebal padatitik tersebut. Sedangkan pada grafik
pengukuran turun by part, pengukuran yangmemiliki variasi yang lebih tinggi
adalah pada pengukuran suhu 0°C dan 80 °C.
Pada grafik pengukuran naik dan turun by part menggunakan termoneter
B dan C,pengukuran yang memiliki variasi yang lebih tinggi adalah pada
pengukuran suhu 0°Cdan 80°C. Variasi yang terlalu besar menunjukkan hasil
yang tidak baik. Garis yangmenghubungkan antar lingkaran meruapakan rata -
rata dari setiap part yang diukur
Pada grafik pengukuran naik dan turun by operatur menggunakan
termometer A,B, danC, menunjukkan apakah pengukuran dan variabilitas
nya konstan dari setiap operator.Berdasarkan grafik tersebut garis yang
dihasilkan dari setiap operator paralel/ sejajardengan sumbu x, artinya setiap
operator mengukur part dengan cara yang sama.
Pada grafik operator by part interaction menunjukkan rata rata
pengukuran dari setiapoperator untuk setiap part yang diukur. Dari grafik
tersebut garis yang dihasilkan secaravisual sangat identik, artinya setiap
operator mengukur part dengan cara yang sama.
Dari analisis gage study (crossed) ini, didapatkan juga Number of
Distinct (NOD). NODini menyatakan seberapa banyak grmup part yang
terpisah yang dapat dibedakan olehsistem pengukuran. NOD dari pengukuran
naik menggunakan termometer A adalah 118sedangkan pada pengukuran
turun adalah 102. Untuk pengukuran menggunakantermometer B, didapat nilai
NOD sebesar 119 pada pengukuran naik dan 261 padapengukuran turun .
Sedangkan pada pengukuran menggunakan termometer C, didapatnilai NOD
sebesar 98 pada pengukuran naik dan 160 pada pengukuran naik. KarenaNOD
yang dihasilkan lebih besar dari 5, maka sistem pengukuran dapat
diterima.Artinya sistem pengukuran dapat membedakan antara part satu
dengan part yang lainnya

Sinta Bella (1614131028)

Suhu menunjukkan derajat panas suatu benda. Dimana semakin tinggi


suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis suhu
menunjukkan energy yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu
benda masing-masing bergerak baik dalam bentuk perpindahan maupun
gerakkan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom
penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut (Santoso, 2007).

Pada praktikum ini kami melakukan Measurement Sistem Analysis


terhadap pengukuran suhu dengan menggunakan tiga Termometer, yaitu
Termometer A, Termometer B dan Termometer C. setiap Termometer
mengukur part yang sama yaitu suhu 0°C, 25°C, 40°C dan 80°C. pengukuran
dilakukan secara naik dan turun untuk setiap Termometer. Untuk mengetahui
kekonsistenan operator dalam mengukur, maka setiap operator melakukan
semua pengukuran suhu tersebut.

Data yang didapatkan pada pengukuran tersebut dimasukkan kedalam


software yang menyangkut MSA (Minitab). Didapatkan hasil seperti yang
tercantum pada grafik hasil pengukuran naik dan turun setiap termometer.
Berdasarkan grafik pengukuran setiap termometer ada beberapa subgrafik
didalamnya yang dapat dianalisis.

Berdasarkan grafik ‘component of variation’ setiap Termometer


komponen terbesarnya adalah part-ke-part. Artinya sistem pengukuran dapat
membedakan setiap bagian yang terukur. Hal ini berarti sistem pengukuran
adalah baik.

Untuk pengukuran Termometer A secara naik %contribution dan


%study variation nilainya berturut-turut 0,01% dan 1,19%, dan secara turun
berturut-turut 0,02% dan 1,38%. Nilai tersebut tidak melebihi batas
persyaratan diterimanya sistem pengukuran yaitu untuk %contribution adalah
1% atau kurang dan untuk %study variation adalah 10% atau kurang.
Berdasarkan nilai tersebut bahwa sistem pengukuran yang kami lakukan
diterima. Begitu pula dengan dua Termometer lainnya yaitu Termometer B
dan Termometer C. nilai %contribution dan %study variation tidak melebihi
batas diterimanya sistem pengukuran.

Kemudian pada grafik ‘R chart’ dapat dianalisis kekonsistenan operator


dalam hal mengukur setiap konsentrasi larutan. Dilihat bahwa pada
pengukuran naik dan turun Termometer A operator M. Ariq dan Estri memiliki
titik diatas batas kontrol atas (UCL) sehingga dapat dikatakan kedua operator
tersebut kurang konsisten dalam mengukur. Kemudian untuk Termometer B
pengukuran naik, semua operator cukup konsisten dalam mengukur. Namun
ketika pengukuran turun, operator Sinta dan Estri kurang konsisten karena
terdapat titik melebihi UCL. Ketika menggunakan Termometer C, operator
yang tidak konsisten dalam mengukuran secara naik adalah Estri. Sedangkan
secara turun operator yang kurang konsisten adalah Anri dan Estri. Dari data-
data tersebut, dapat dilihat bahwa setiap operator tidak ada yang konsisten
secara keseluruhan pengukuran menggunakan ketiga Termometer.

Grafik X bar menyatakan variasi pengukuran dan variasi perangkat


pengukuran. Karena pada pengukuran semua termometer banyak titik-titik
berada diatas atau dibawah batas kontrol maka variasi part ke part lebih jauh
daripada variasi perangkat pengukurannya. Memang benar bahwa tidak ada
variasi perangkat pengukuran untuk bagian tertentu.

Untuk mengetahui reproducibility atau penilaian terhadap beberapa


operator untuk mengukur bagian yang sama dapat diamati dari grafik ‘suhu
pengukuran naik atau turun by part’. Idealnya, setiap bagian akan menunjukan
sedikit variasi atau setiap operator akan memiliki hasil yang sama pada bagian
yang sama. Sedikit variasi ditunjukan dengan bulatan yang kosong. Dari grafik
hasil pengukuran untuk keseluruhan Termometer baik secara naik atau turun,
bulatan yang dihasilkan tidak terlalu kosong. Hal ini berarti adanya variasi dari
setiap operator dalam mengukur bagian yang sama. Variasi terbesar dari setiap
Termometer ditunjukan oleh pengukuran suhu 0°C dan 80°C. sedangkan
untuk suhu 25°C dan 40°C tidak terlalu besar variasinya.

Grafik ‘Suhu pengukuran turun atau naik by operator’ menunjukan cara


setiap operator mengukur part ke part. Garis tersebut lurus artinya setiap
operator mengukur setiap part dengan cara yang sama. Dari semua
Termometer A, B dan C garis grafik nya adalah lurus horizontal, artinya setiap
operator melakukan cara yang sama dalam mengukur setiap part. Hasil
pengukuran juga dapat dilihat interaksi operator , jika garisnya berhimpitan
artinya setiap operator menghasilnya pengukuran yang cenderung sama.

Kemudian setiap pengukuran turun dan naik, pada Termometer A nilai


repeatability selalu lebih kecil daripada reproducibility maka sebab-sebabnya
adalah pelatihan dalam hal bagaimana menggunakan dan membaca alat ukur,
alat bantu yang mungkin bisa digunakan untuk membantu operator
menggunakan alat ukur lebih konsisten. Jadi untuk Termometer A operator
nya yang perlu memperbaiki teknik pengukuran. Berbeda dengan Termometer
B dan C nilai repeatability lebih besar daripada reproducibility maka sebab-
sebabnya adalah peralatan butuh perawatan, gage (alat ukur) harus di desain
lebih keras/baik, point (lokasi tertentu) perlu dikembangkan, banyaknya
variasi dalam part. Dalam hal ini alat yang perlu diperbaiki.

Operator yang kurang konsisten dan reproducibility maupun


repeatability yang kurang baik tidak terlepas dari kesalahan-kesalahan yang
bisa dan tidak bisa dihindari. Selama pengukuran, karena setiap operator
melakukan semua pekerjaan maka waktu yang diperlukan sangat lama. Hal ini
berakibat untuk suhu 0°C sudah mengalami penaikan suhu sehingga
pengukuran akan berbeda dari sebelumnya. Kemudian water bath yang
digunakan kemungkinan menghasilkan suhu yang kurang konsisten sehingga
hal ini pun berpengaruh pada hasil pengukuran. Begitupun fluktuasi suhu
lingkungan proses pengukuran sedikit banyaknya akan mempengaruhi pula.
Namun secara keseluruhan dari ketiga Termometer, sistem pengukuran yang
dilakukan dapat diterima.

VII. KESIMPULAN
1. Dari hasil percobaan didapatkan nilai :
% Contribution untuk thermometer A, B dan C berturut-turut = thermometer
A adalah sebesar 0.01% dan 0.02%, thermometer B sebesar 0.01% dan
0.00% dan thermometer C adalah 0.02 % dan 0.01% artinya system
pengukuran dari semua diterima.
% study variation untuk thermometer A, B dan C berturut-turut =
thermometer A adalah 1.19% dan 1.38%, termomter B 1.18% dan 0.54%
dan untuk thermometer C sebesar 1.43% dan 0.88%. Dari hasil tersebut
sistem pengukuran yang kami lakukan dapat diterima.
2. Ke-empat operator memiliki ketidakkonsistenan pada beberapa Termometer
karena memiliki titik di atas batas (UCL).

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2014. Measurement System Analysis. Online : https://ipqi.org/msa-
measurement-system-analysis/ (diakses pada 3 Januari 2018).

Anda mungkin juga menyukai