Anda di halaman 1dari 12

POLITIK Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan

Komparatif Studi Pembangunan Negara


Comparative Study of State Development

Song Jae Won TB Massa Djafar


Universitas Nasional Jakarta Universitas Nasional Jakarta
songjw02@gmail.com tbmassadjafard@yahoo.com

Abstrak
Park Chung Hee dan Soeharto berasal dari kalangan keluarga petani sederhana yang hidup pada
masa pascakolonial. Di masa pemerintahannya, kedua presiden tersebut mendasarkan kekuasaannya
pada otoritas personal mereka yang tinggi. Meski terdapat kemiripan di antara keduanya, akan
tetapi, hasil ekonomi-politik yang dihasilkan oleh pemerintahan mereka sangat berbeda. Dalam
hal ini, penulis menggunakan metode kualitatif dan pendekatan market friendly yang mendasarkan
pada teori ekonomi neoklasik. Di sini tampak dengan jelas betapa Park, berhasil mengubah bentuk
negara, dari negara miskin dan terbelakang menjadi negara yang membangun (development) ---
dalam hal ini, negara yang ada adalah negara yang relatif lebih kuat terhadap masyarakat sipilnya.
Negara didukung oleh kelompok militer. Sementara itu, kaum burjuasi berada pada posisi yang lemah,
karena ketergantungannya pada negara. Akan tetapi, walau keberhasilan pembangunan ekonomi dan
sosial pemerintah Orde Baru sangat mengesankan, di saat yang sama ketidakpuasan masyarakat
juga makin meningkat. Meski dibungkam oleh pemerintah, namun, ketidakpuasan itu terus meningkat
akibat penindasan politik yang keras dan pelanggaran berat hak asasi manusia, maraknya korupsi,
penggelapan dana-dana pemerintah, dan praktik-praktik kolusi yang saling menguntungkan antara
pemegang kekuasaan politik dan para kroni bisnisnya yang kebanyakan pengusaha besar keturunan
etnis Tionghoa, akhirnya, menghalangi terciptanya persaingan bisnis yang sehat di dalam negeri.

Kata kunci:Otoriterian Birokrasi, Pembangunan Negara, Ekonomi Politik

Abstract
Park Chung Hee and Soeharto came from the family of simple farmers who live in the post-colonial period.
In his reign, the two presidents basing their power on their personal authority is high. Although there
are similarities between the two, however, the political-economic results generated by their government
are very different. In this case, the author uses qualitative methods and market friendly approach that is
based on neoclassical economic theory. Here appear clearly how Park, managed to change the shape of
the country, from poor and backward country into a state of building (development) --- in this case,
states that there are countries that are relatively stronger against its civil society. Countries supported
by the military. Meanwhile, the bourgeoisie is in a weak position, because of its dependence on the
state. However, despite the success of economic and social development of the New Order government
was very impressive, at the same time also increasing public dissatisfaction. Although silenced by the
government, however, discontent continued to increase as a result of political repression were hard and
gross violations of human rights, rampant corruption, embezzlement of public funds, and practices of
collusion of mutual benefit between political powers and cronies his business mostly large employers
ethnic Chinese descent, ultimately, hinder the creation of a healthy business competition in the country.

Keywords: Authoritarian Bureaucratic State Development, Political Economy

JURNAL POLITIK 1879 VOL. 12 No. 02. 2016


Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan POLITIK

PENDAHULUAN liberalisme adalah kemajuan lewat persaingan


Park Chung Hee dan Soeharto adalah bebas. Untuk mengembangkan ekonomi dalam
Kepala Negara (Presiden) yang berasal dari ka- sistem liberal, negara harus membuat lingkungan
langan keluarga petani sederhana pada masa persaingan. Oleh karena itu, negara perlu campur
pascakolonial. Kedua Presiden tersebut di masa tangan di dalam pasar untuk membagikan modal
pemerintahannya mendasarkan kekuasaannya dan sumber daya alam/manusia serta melindungi
pada otoritas personal mereka yang tinggi. Meski- industri domestik dari persaingan dengan industri
pun terdapat kemiripan dalam cara-cara kedua asing hingga industri domestik cukup kuat untuk
presiden menjalankan kekuasaan, tetapi hasil bersaing.
(output) ekonomi-politik yang dihasilkan oleh Dalam rangka terselenggaranya kesem-
pemerintahan mereka sangat berbeda. Park Chung patan berusaha yang sama dan menghapus mono-
Hee relatif sukses menciptakan ekonomi modern poli atau penguasaan atas produksi dan pemasaran
Korea Selatan. Park menerapkan konsep Otoriter barang/jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau
Birokratis (OB) untuk menjadikan Korea Selatan satu kelompok pelaku usaha, negara memiliki
sebagai negara kaya dan memiliki kesatuan kewenangan menyusun kebijakan yang diharapkan
militer yang kuat. Sebaliknya, Soeharto relatif dapat mengawasi struktur, tingkah laku, dan
gagal membawa ekonomi Indonesia ke tingkat kinerja pelaku usaha. Melalui pemerintah, negara
yang lebih modern. Walaupun pada masa-masa memiliki kewenangan dalam menetapkan suatu
awal pemerintahannya, Soeharto membangun per- kebijakan melalui perangkat regulasi karena kunci
ekonomian Indonesia ke tingkat yang jauh lebih sumber daya dari pemerintah adalah kekuatannya
baik dibandingkan era pemerintahan sebelumnya yang memaksa. Hal itulah yang disebut otori-
(Soekarno), tetapi, masalah korupsi, kolusi dan tarian state developmental. Korea Selatan adalah
nepotisme (KKN) menyebabkan keberhasilannya salah satu negara yang berhasil mencapai ke-
itu tidak bisa dipertahankan dalam jangka panjang. majuan ekonominya melalui kebijakan state
Mengapa Korea Selatan bisa lebih cepat developmental.
berkembang, baik dalam bidang ekonomi maupun Sisi buruk dari sistem state developmental
politik, daripada Indonesia? Arief Budiman adalah pemerintahan yang kurang adil. Ketika
mencari jawaban dari pertanyaan tersebut melalui negara campur tangan terhadap pasar maka bahaya
pendapat para wiraswasta dan birokrat yang korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) selalu
lebih berpengalaman. Menurut Arief Budiman, mengancam. Walaupun mereka menerima pasar
Korea Selatan menggunakan keotoriterian negara bebas liberal ketika negara campur tangan di dalam
untuk menumbuhkan kelompok wiraswasta yang pasar, namun, para pengusaha lebih cenderung
tangguh agar roda pembangunan ekonominya mendasarkan bisnis mereka pada hubungan
terus berputar, tetapi di Indonesia, wiraswasta atau otoritarian daripada persaingan di pasar. Ini mem-
kaum borjuis yang tangguh tidak muncul. Seba- bawa praktik KKN sehingga perekonomian terus
liknya, keotoriteran negara Indonesia lebih dipakai tergantung kepada luar negeri.
untuk memperkaya para birokrat negara, serta State developmental yang dipraktikkan
kelompok wiraswasta yang tergantung kepada menyimpang dari konsepnya dan telah berperan
mereka. Korea hanya butuh waktu 18 tahun di menciptakan berbagai permasalahan krusial di
bawah rezim Park Chung Hee untuk mencapai Indonesia. Kolaborasi antara penguasa (birokrat
keberhasilan pembangunan ekonomi yang luar negara) dengan pengusaha (elite bisnis), dalam
biasa. Sementara hasil yang sama dicapai oleh perkembangannya justru melahirkan perse-
Eropa setelah ratusan tahun perjuangannya. kongkolan bisnis yang meminggirkan rakyat
Namun, Indonesia tidak demikian, padahal Indo- dari arena demokrasi. Akibatnya adalah tercipta
nesia didukung oleh sumber daya alam dan sumber kesenjangan yang semakin lebar antara orang
daya manusia yang besar kaya dengan orang miskin, yang pada akhirnya
Korea Selatan dan Indonesia mengadopsi memicu terjadinya gejolak (termasuk konflik)
ekonomi liberal yang menekankan pada peran sosial di berbagai daerah. Menghadapi persoalan
pasar bebas dan perusahaan swasta. Keunggulan serius ini, sebagai pemimpin Orde Baru, Soeharto

JURNAL POLITIK 1880 VOL. 12 No. 02. 2016


POLITIK Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan

cenderung berpihak kepada pengusaha (elite dasar dalam hal ini tidak lain adalah pasar.
bisnis), mengingat kelompok inilah yang mampu Selain itu, salah satu hal yang menjadi kunci
menopang bekerjanya kebijakan ekonomi politik penting dalam pembangunan Asia Timur adalah
rezim yang tengah menghadapi persoalan serius adanya upaya untuk menghentikan distorsi lebih
pada skala global. lanjut dari pasar yang sudah tidak sempurna.
Untuk membahas hal tersebut di atas, Dengan upaya ini diharapkan mampu membuka
maka, penulis menggunakan metode kualitatif jalan bagi pembangunan, dan membantu
(Sugiyono.2010) dan pendekatan market friendly pengembangan secara bertahap terhadap fungsi
yang mendasarkan pada teori ekonomi neoklasik alokasi sumber daya melalui pemasaran, investasi
(Becker, Gary.S., 2007). aktif perusahaanan swasta, dan jaminan dari peru-
sahaan. Oleh karena itu, penegakan kebijakan pa-
Pendekatan Berorientasi Pasar sar fundamental sangatlah penting.
Pendekatan berorientasi pasar disebut juga Kebijakan dari pendekatan tersebut
sebagai pendekatan market-friendly. Teori ini meliputi rekonstruksi makroekonomi, privatisasi
mendasarkan pada teori ekonomi neoklasik yang perusahaanan publik, dan pemasaran bebas yang
pendekatan kebijakannya memiliki kesamaan meluas secara pesat. Ketika neoliberalisme men-
seperti IMF dan Bank Dunia. Teori ekonomi neo- jadi dominan setelah terjadinya pembusukan
klasik berasal dari gagasan Adam Smith tentang sosialisme, teori pasar percaya bahwa teori
invisible hand. Menurutnya, fenomena ekonomi tersebut merupakan satu-satunya alternatif bagi
dasar mengandung sebuah gagasan bahwa ekonomi teori pembangunan. Washington Consensus, yang
yang paling menguntungkan secara alami akan telah menjadi strategi darurat ekonomi masyarakat
terjadi ketika pasar dibiarkan berpartisipasi untuk setelah negara-negara sosialis berubah menjadi
terlibat dalam pertukaran barang dan jasa tanpa negara kapitalis pasar di tengah-tengah reruntuhan
adanya peraturan yang mengendalikan mereka. ekonomi yang terencana, juga berdiri atas dasar
Pendekatan berorientasi pasar menyatakan pemikiran yang sama. Masyarakat post-sosialis
bahwa mekanisme pasar bebas diberdayakan menegaskan bahwa reformasi ekonomi hanya
sebagai pembentukan struktur industri kapitalistik dapat dicapai melalui pergeseran atau perubahan
dibandingkan dengan peran intervensi negara. yang cepat dengan tanpa syarat atas ekonomi
Pendekatan ini juga mengandung gagasan bahwa pasar dan menekankan pada kebijakan privatisasi
negara harus menjamin kegiatan pasar bebas keseluruhan, penghapusan sistem ekonomi ter-
dan membatasi campur tangan pemerintah pada kontrol dan penerapan mekanisme pasar, serta
tingkatan yang minimal. Hal tersebut disebabkan liberalisasi perdagangan, dan strategi yang ber-
oleh anggapan bahwa: fokus pada kegiatan ekspor yang didasarkan pada
Ketika ekonomi akan berkembang, keunggulan komparatif. Bahkan, negara-negara
sumber daya alam dan perekonomian akan Eropa Timur mengabaikan kondisi sejarah mereka
menemukan tempat mereka sendiri dengan dan menerima sepenuhnya strategi ini saat mereka
cara yang paling efektif. Pendekatan ber- masih dikacaukan dengan fakta bahwa birokrasi
orientasi pasar tidak hanya efektif untuk sosialis totaliter telah hancur.
fokus pada pentingnya pemasaran, tetapi Berdasarkan penelitian ini, peran intervensi
juga dianggap sebagai model yang mampu pemerintah, melalui kebijakannya, telah mengambil
menjelaskan kemungkinan koeksistensi bagian yang besar dalam mengembangkan
pembangunan ekonomi dan distribusi pen- ekonomi. Akan tetapi di pihak lain, sektor pengu-
dapatan yang merata. saha swasta juga turut memainkan peran yang
sangat besar, bahkan pada dasarnya mereka
Sementara prestasi Asia Timur sendiri lebih bertanggung jawab terhadap pertumbuhan
dapat dijelaskan dengan High-Performing Asian ekonomi daripada pemerintah sendiri. Menurut
Economies (HPAE) yang mengacu pada kebe- teori market-friendly, hal tersebut sudah cukup
naran suatu penetapan dasar-dasar (World bagi negara untuk melakukan investasi sumber
Bank, 1993). Adapun yang dimaksud sebagai daya manusia yang tepat, seperti membangun

JURNAL POLITIK 1881 VOL. 12 No. 02. 2016


Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan POLITIK

suasana yang kompetitif bagi perusahaanan akademisi. Proposisi utamanya adalah bahwa
swasta, menjamin keterbukaan ekonomi untuk efektivitas kebijakan industri tergantung pada:
perdagangan internasional, dan mempromosikan Seperti yang telah dirancang dan
stabilitas makroekonomi. Jika negara melampaui dilaksanakan; realitas akan target industri
batas dengan mengambil peran yang lebih besar, yang dipilih sesuai dengan kemampuan
hal tersebut akan lebih berbahaya daripada market- negara di bidang teknologi dan kondisi pa-
friendly yang tidak mendukung adanya intervensi. sar dunia; seberapa dekat kebijakan yang
Pembiaran terhadap campur tangan negara juga ada terintegrasi dengan strategi ekspor
dapat menyebabkan penyalahgunaan kekuasaan sehingga ada beberapa kriteria objektif
dari kelompok pemerintah yang berkepentingan untuk menilai kinerja perusahaan; Negara
atas sumber daya politik, ekonomi, dan organisasi diharapkan mampu untuk mendisiplinkan
yang berlimpah. Intervensi negara dalam pasar penerima modal; kompetensi dan teriso-
hanya akan mendorong orang untuk mengambil lasi secara politik dari birokrasi yang
keuntungan melalui peraturan pemerintah, se- menerapkan kebijakan tersebut; seberapa
hingga ada peluang untuk saling suap-menyuap dekat negara berinteraksi dengan sektor
atau melobi di antara mereka. Alhasil, pengejaran swasta sementara tidaklah harus menjadi
keuntungan tidak dilakukan melalui kompetisi beban; dan seterusnya ...
yang sehat.
Teori ini memperlihatkan bahwa pemerintah Teori pembangunan ekonomi yang
dalam memimpin pembangunan, telah berupaya diusulkan oleh Albert Hirschman merupakan
menemukan hubungan sebab akibat antara kedua penjelasan yang menekankan peran negara. Teori
variabel melalui berbagai cara, namun, pemerintah pembangunan ekonomi ini dapat ditempatkan
tetap saja mengalami kesulitan. Secara tidak dalam silsilah yang sama dengan teori dari
langsung teori ini juga menunjukkan bahwa in- Friedrich List dan Alexander Gerschenkron yang
tervensi pemerintah merupakan solusi penting percaya pada pentingnya peran negara dalam
untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. industrialisasi. Gerschenkron berpendapat bahwa:
Pernyataan di atas juga sejalan dengan penelitian Agar kalangan masyarakat industri
yang dilakukan oleh Bank Dunia pada 1993, yang tertinggal dapat mengejar ketertinggalan
mengakui bahwa pentingnya peran negara dalam mereka dalam bidang industrialisasi, sek-
pembangunan Asia Timur yang ditandai oleh ke- tor swasta harus digantikan oleh negara,
berhasilan negara-negara tersebut mencapai laju karena mengingat bahwa kebutuhan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. dari akumulasi modal massal untuk in-
dustri padat modal dan pembangunan
Teori State Developmental infrastruktur telah melampaui batas ke-
State developmental fokus pada alasan pe- mampuan modal swasta, seperti Jerman
merintah lebih memilih kebijakan yang mereka dan Rusia lakukan di abad 19 dan abad
anut dan kemampuan untuk mempertahankan para ke-20.
pendukungnya. Amsden dan Wade, menekankan
peran negara dan kebijakannya seraya memberikan Dalam nada yang sama, teori pembangunan
kritik terperinci terhadap pendekatan berorientasi ekonomi berpendapat bahwa peran negara sangat
pasar yang tidak dapat memberikan penjelasan penting dalam inovasi pedesaan, pendidikan
secara menyeluruh terkait keberhasilan ekonomi publik, investasi kapital dan lain-lain, yang me-
di Korea Selatan dan Taiwan. Demikian pula merlukan suplemen untuk industrialisasi.
analisis Johnson yang menekankan peran negara Para kalangan akademisi pada 1980-
dalam kasus keberhasilan ekonomi Jepang yang an menggunakan konsep The State Centered
telah memberikan kontribusi besar terhadap Developmental untuk menjelaskan karakteristik
pendekatan ini. Pada 1990-an, setidaknya sampai negara-negara Asia Timur yang menunjukkan
krisis keuangan Asia pada 1997, pendekatan ini kemajuan ekonomi yang pesat. Konsepsi negara
telah mendominasi perdebatan di antara para developmental menolak pandangan neoklasik

JURNAL POLITIK 1882 VOL. 12 No. 02. 2016


POLITIK Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan

tentang peran minimal negara dalam ekonomi yang tidak keberatan terhadap klaim dari para
yang dinilai akan membawa kegagalan bagi ne- ekonom neoklasik. Dia mengusulkan bahwa
gara-negara dunia ketiga karena dengan demikian pembangunan Taiwan ini seharusnya didahului
sumber daya ekonomi harus dilakukan melalui dengan pembangunan infrastruktur dan setelah itu
mekanisme pasar. mengatur pasar bebas bukan hanya mengikutinya.
Argumen dasar dari teori state-centered, Amsden menjelaskan fenomena tersebut
yang menempatkan konsep pembangunan negara bahwa:
sebagai landasannya, menyatakan bahwa negara Jika kita melihat kenyataan, sulit
dengan intervensi dalam skala penuh dan efektif, untuk mengabaikan peran negara dari
kebijakan industri yang ditargetkan dan pengaturan fenomena yang terjadi di kawasan Asia
spesifik atas prinsip-prinsip tertentu untuk pen- Timur. Bank Dunia yang menyarankan
capaian standar menjadi faktor kunci dalam pem- penerapan kebijakan di negara-negara
bangunan Asia Timur. Teori ini menekankan peran Asia Timur yang berkembang tanpa mem-
intervensi negara sebagai koordinator utama pertimbangkan kebijakan praktis mereka.
dalam hal mendorong pertumbuhan ekonomi yang Ini akan menjadi sangat bertentangan dan
efektif. Hal ini juga menjelaskan bahwa peran dapat menimbulkan klaim pada kiblat
negara sangat penting bagi negara berkembang, kebijakan industri dunia, yang juga
misalnya untuk tujuan penciptaan pasar, akumulasi merupakan usulan kebijakan Bank Dunia
modal, dan penyediaan barang-barang publik, yang sangat tidak praktis.
infrastruktur, dari negara berkembang.
Negara mendorong pertumbuhan ekono- Model state-centered C. Johnson, yang
mi dengan mengatur sistem keuangan dan meng- telah digunakan Jepang untuk menjelaskan kasus
gerakan modal. Hal ini juga membawa pada Asia Timur, telah menunjukkan bahwa peran aktif
hubungan timbal balik antara intervensi negara negara adalah faktor penting dalam menghidupkan
dalam industri dan struktur harga dengan ekonomi kembali pasar dari negara yang gagal dalam
dunia. Negara dikatakan penting dalam segala hal, pembangunannya. Amsden menambahkan bahwa
termasuk dalam hal diversifikasi perkembangan peran negara sangat penting untuk mendorong
dan kemantapan mekanisme pertumbuhan. Di pasar, sebab intervensi aktif negara dalam hal
Korea misalnya, pemerintah menjalankan keputus- demikian merupakan variabel yang independen
an investasi penting mengenai pendistribusian dalam pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, ia
sumber daya dan mengoperasikan kegiatan eko- menyoroti dan menilai bahwa makna independen
nomi perusahaanan swasta yang tidak melalui dari peran intervensi negara yaitu hal tersebut
mekanisme pasar. merupakan faktor umum dalam menjelaskan
Amsden yang merupakan seorang ahli keunikan fenomena dunia yang dikenal sebagai
Amerika yang menekuni perkembangan pem- akhir dari kapitalisme. Fenomena pembangunan
bangunan Korea, menyatakan bahwa: dunia saat ini menjelaskan lebih lanjut bahwa
Negara Asia Timur harus lebih Korea Selatan memiliki pola pembangunan yang
berhati-hati membuka pasar bebas secara fundamental berbeda dari pola yang dite-
karena ketidaksiapan infrastruktur rapkan oleh Inggris dengan industrialisasi laissez-
menghadapi persaingan adalah menjadi faire-nya atau dari pola abad ke-19 yang ditetapkan
konsekuensinya. Hal ini bertentangan oleh AS dan Jerman. Ia mengatakan bahwa:
dengan kebaikan ide-ide neoklasik tentang Korea Selatan merupakan kasus
pembangunan negara. Dalam hal ini, yang terisolasi. Secara pembangunan
intervensi untuk fokus pada pembangunan ekonomi, lembaga-lembaga ekonomi dan
infrastruktur kebijakan tersebut sesuai prosedur industri Korea berbeda dengan
jika digunakan untuk menjelaskan kondisi AS dan Jerman. Kategori dan karakter
negara-negara berkembang. institusional Korea berbeda dengan model
pasar yang ada di AS dan Jerman. Proses
Wade mengajukan Taiwan sebagai contoh pembangunan ekonomi yang merupakan

JURNAL POLITIK 1883 VOL. 12 No. 02. 2016


Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan POLITIK

paradigma baru. Inti dari paradigma baru dan politik, dan pada saat yang sama juga harus
ini adalah negara menjadi kuat dan otonom memiliki birokrasi yang efektif. Dengan kata lain,
serta cukup mampu untuk menggabungkan kepemilikan otonomi dan birokrasi yang efektif
dan memodifikasi pengembangan sumber merupakan salah satu aspek yang paling penting
daya ekonomi sosial, memutuskan dan dari kelembagaan negara, dan juga merupakan
mendukung tujuan pencapaian bidang- kunci untuk mencapai pembangunan, yang
bidang yang diprioritaskan, serta me- menjadi tujuan negara. Selain itu, untuk mencapai
nyusun strategi yang efektif untuk me- tujuan negara diperlukan sistem pembangunan
ngatasi hambata-hambatan kemajuan da- yang tidak luas atau bersifat lebih rinci yang
lam pembangunan. memungkinkan hubungan kerja sama yang erat
antara birokrasi negara dan ekonomi swasta.
Teori state developmental menyatakan Sebagai hasilnya, perusahaanan swasta yang me-
bahwa intervensi negara secara efektif merupakan miliki lokasi strategis dalam perekonomian negara
kunci dari pembangunan Asia Timur, dan hal dapat dimobilisasi secara efektif untuk mencapai
tersebut menunjukkan bahwa hanya intervensi tujuan negara. Memang terdapat berbagai teori
negara yang mencerminkan kemerdekaan negara dalam pembangunan negara, tetapi otonomi dan
dan otonomi masyarakat. Senada dengan hal intervensi negara merupakan salah satu unsur
tersebut, teori state developmental merupakan yang penting untuk keberhasilan pembangunan
hasil dari pendekatan State-Centered. ekonomi. Mereka mengatakan bahwa faktor
Pendekatan State-Centered memiliki penjelasan kunci bagi pembangunan ekonomi Korea Selatan
paling persuasif mengenai pembangunan ekonomi adalah pengadopsian sistem pembangunan negara
Asia Timur dibandingkan dengan teori yang lain. dalam kapitalistik terbatas yang menekankan pada
Pendekatan ini, menggambarkan pertumbuhan motif sukarela pribadi. Hal tersebut juga menjadi
Korea Selatan dan Taiwan, dua negara yang kebijakan pembangunan ekonomi dan industri
dianggap sebagai model pembanguan utama Asia yang diterapkan Park Chung Hee.
Timur. Kemajuan Indonesia juga dapat dijelaskan Menurut Chang Ha Won, ada beberapa
dengan hasil yang lain. Meskipun pasar dan aspek penafsiran tentang kebijakan untuk mencapai
budaya memang juga turut berkontribusi dalam keberhasilan ekonomi Korea, beberapa di
pembangunan, tetapi berdasarkan fakta perkem- antaranya adalah kebijakan nasionalisasi Bank, pe-
bangan ekonomi ditentukan oleh kesediaan selu- nyaluran kredit, kebijakan nilai tukar, kebijakan
ruh sumber daya, yang dalam hal ini memang tenaga kerja, kebijakan substitusi impor, dan
tidak boleh diabaikan. kebijakan berorientasi ekspor. Lee Byeong Cheon
Ciri utama dari sistem keadaan negara memfokuskan pada kombinasi dari kebijakan
berkembang dengan negara kapitalis adalah nega- substitusi impor dan kebijakan berorientasi
ra yang berorientasi pasar. Hal ini dibuktikan ekspor, skala ekonomi, mendukung cheabol, dan
dengan adanya pengakuan terhadap sifat indi- lain sebagainya. Sementara tafsir yang terakhir,
vidu dan perusahaanan swasta, kemudian yakni dari Chang Ha Joon menyatakan bahwa
adanya campur tangan dan pengelolaan terhadap penyesuaian rencana investasi yang kompetitif,
perekonomian negara, kedua hal tersebut pada promosi skala ekonomi dan perubahan struktural
saat yang bersamaan juga merupakan unsur lain yang dilakukan melalui kebijakan industri protektif
yang sangat penting untuk diperhatikan. Pada menjadi faktor pendorong bagi pencapaian ke-
titik ini, negara harus campur tangan dalam per- berhasilan Korea.
ekonomian negara dengan tujuan yang spesifik, Banyak sarjana menggambarkan rezim Park
seperti pengembangan produksi dan peningkatan Chung Hee sebagai negara state developmental.
persaingan, sebab pada saat itu unsur-unsur Hal ini terbukti dalam sejarah perkembangan
tersebut dianggap lebih penting dibandingkan de- ekonomi di bawah otoritarianisme pada zaman
ngan penciptaan kesetaraan atau distribusi yang Park Chung Hee, otonomi negara Korea Selatan
adil. ditentukan oleh mereka yang berkuasa dan memi-
Negara juga harus bebas dari tekanan sosial liki kemampuan yang sistematis untuk mengatur

JURNAL POLITIK 1884 VOL. 12 No. 02. 2016


POLITIK Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan

dan mempromosikan pembangunan. Di bawah Baru, birokrasi pemerintah Indonesia sering


prinsip kebijakan dan sistem state developmental, dijalankan sebagai birokrasi politik untuk ke-
negara mengintervensi pasar melalui kebijakan pentingan Soeharto.
industri perspektif dalam jangka panjang, untuk
meraih keuntungan dan mencapai industrialisasi. Otoriterisme Birokrasi
Kebijakan dan sistem yang khusus dapat Sebagian besar negara-negara industri baru
dijadikan sebagai petunjuk mengenai prioritas in- telah melalui penderitaan yang diakibatkan oleh
dustri, peraturan tentang persaingan harga yang rezim militer terdahulu, sebelum akhirnya mampu
berlebihan, selektif proteksionisme, kebijakan menikmati hasil dari modernisasi dan demokrasi
subsidi, dan lain sebagainya. (misalnya, Brasil, Argentina, Uruguay, dan Chili)
Administrasi Park Chung Hee dianggap dengan melihat pada kemunculan rezim militer di
sebagai titik awal munculnya perkembangan negara-negara tersebut selama kurun waktu 1964-
kediktatoran di Korea. Sama halnya dengan ke- 1973. Hal Ini membuat para ilmuwan tertarik
diktatoran pada zaman Soeharto di Indonesia, untuk mempelajari efek industrialisasi terdadap
kediktatoran pembangunan yang muncul pada masa politik. Guillermo ODonnell mengajukan teori
itu dijadikan sebagai moto dalam pembangunan Otoriterisme Birokrasi untuk menjelaskan gejala
ekonomi. Akan tetapi, pada hakikatnya, tujuan otoritarianisme baru dalam negara industri
utama yang hendak dicapai adalah untuk mengejar baru. Otoriterisme birokrasi merupakan istilah
kekuasaan politik. Jika melihat dari segi latar yang terbentuk dari Sistem Birokrasi dan
belakang sejarah dan struktur pemerintahan pada Otoriterisme. Dengan demikian, otoriterisme bi-
rezim Soeharto, hal tersebut sangat identik dengan rokrasi mengandung pengertian sebagai sebuah
rezim pemerintahan yang dijalankan Park Chung otoritarianisme yang sebagian besar kebijakannya
Hee, karena, keduanya menggambarkan sebuah dibuat oleh teknokrat.
kediktatoran pembangunan. Sampai sekarang, Terdapat dua titik fokus ketika melihat
dapat dikatakan bahwa petunjuk terbaik untuk sosial-ekonomi modernisasi dan perubahan po-
menjawab pertanyaan bagaimana pembangunan litik. Salah satunya adalah modernisasi teori yang
kediktatoran dapat bekerja dengan sukses terletak menggambarkan paradigma optimis. Teori ini
pada teori pembangunan negara. mengatakan bahwa perkembangan sosial-ekonomi
Soeharto menetapkan moto pembangunan akan menjamin sistem yang mampu menciptakan
ekonomi untuk mendapatkan kekuasaan. Herbert sistem keamanan demokrasi. Paradigma yang
Feith mendefinisikan rezim Orde Baru sebagai kedua adalah paradigma pesimis. Ini menegaskan
rezim kediktatoran pembangunan untuk tujuan bahwa modernisasi mudah mengundang aktivis
pertumbuhan ekonomi. Sebagian besar penelitian politik yang menjadi penyebab munculnya keka-
yang berhubungan dengan rezim Orde Baru cauan sosial dan berbagai masalah ekonomi.
memandang negara ini dari sudut pandang yang Karena pada saat itu negara ketiga dalam proses
berorientasi pada negara. Sudut pandang ini memasuki kapitalisme dunia, mereka akan
berasal dari analisis negara-negara berkembang mengalami kehilangan kemandirian dan kebe-
seperti Amerika Latin. Namun, teori-teori ini tidak basan, ini disebut teori ketergantungan. Hal itu
cukup untuk menjelaskan karakter rezim Soeharto disebabkan mereka perlu modal dan teknologi
selama 32 tahun. asing, dan ketika mereka telah menerima itu semua
Karl D. Jackson dan Lucian Pye (1978), muncullah koneksi dan modal politik. Hal itu
menyebut rezim Soeharto di Indonesia sebagai menyebabkan politik negara menjadi lebih kacau.
negara otoritarian birokrasi, yakni hampir seluruh Kegelisahan ini adalah akibat dari otoritarianisme.
sistem politik dengan kekuasaan dan partisipasi Teori ODonnell tentang Otoriterisme
untuk pengambilan keputusan nasional terbatas Birokrasi merupakan bagian dari pesimisme. Teori
hanya kepada pejabat negara, khususnya korps tersebut mengambil sudut pandang yang berbeda
perwira militer dan birokrat tingkat tinggi, dari teori modernisasi lainnya dan berfokus
termasuk spesialis yang sangat terlatih atau yang pada struktur pemerintahan, kom-posisi kelas,
dikenal sebagai teknokrat. Selama rezim Orde pembentukan penguasa dan analisis kebijakan

JURNAL POLITIK 1885 VOL. 12 No. 02. 2016


Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan POLITIK

publik. Teori tersebut juga mengandung gagasan langsung yang juga memperluas pasar domestik
bahwa terdapat hubungan yang erat antara perubahan dan mempromosikan industri.
sosial-ekonomi dan sistem politik, membuat teori Sistem yang populer mencoba untuk mem-
tersebut memuat cukup banyak sejarah-materialis. pertahankan sistem politik yang demokratis dan
Namun, otoriterisme birokrasinya telah sangat kompeten, yang kurang lebih sesuai dengan negara
dipengaruhi oleh Weberianisme karena teori yang dipimpin. Dengan ini, ODonell mengatakan
tersebut juga menyatakan bahwa modernisasi dan bahwa:
otoritarianisme memiliki selective affinity. Teori Melalui modernisasi industri,
otoriterisme birokrasi menegaskan peran para sistem politik akan menjadi lebih ter-
teknokrat dalam perubahan politik. Hal ini yang buka dan bersifat kompetitif. Setelah
membedakan gagasannya dari teori modernisasi industrialisasi, kekuatan politik rakyat
lainnya dengan menyatakan bahwa negara- menjadi terakumulasi secara kuat dan
negara industri baru memiliki kecenderungan mereka mengeluarkan tantangan untuk
untuk menghasilkan otoritarianisme dalam proses kebijakan ekonomi konvensional seperti
industrialisasi mereka. stabilisasi harga barang-barang dan kebi-
Dalam penelitian ini, teori Otoriterisme jakan menjaga upah minimum. Tuntutan
Birokrasi ODonnell diadopsi untuk menjelaskan tersebut menyebabkan kekacauan so-
peran pemerintahan Park Chung Hee dan Soeharto sial, seperti pemogokan buruh dan
dalam mengatasi krisis industrialisasi. Menurut demonstrasi mahasiswa. Selanjutnya sis-
ODonnell, otoriterisme birokrasi muncul dari tem partai politik juga akan mengalami
interkoneksi dialektika utama dari tiga sisi kekacauan dan menghadapi krisis.
perubahan sosial-ekonomi (industrialisasi, vitalitas Pada akhir era perkembangan industri,
sektor masyarakat, peran teknokrat) dan tiga sisi birokrasi otoriterisme muncul dengan
perubahan sistem politik (struktur pemerintahan, karakteristik yang memperlihatkan bah-
koalisi kelas penguasa, kebijakan umum). Unsur- wa pasar domestik telah memenuhi
unsur ini saling berhubungan untuk membentuk produk konsumen dan hanya terdapat
suatu sistem politik, birokrasi dan otoritarianisme. sedikit peluang bisnis, sementara krisis
Sistem politik muncul dalam tiga bentuk yang neraca pembayaran diikuti oleh impor
salah satunya adalah sistem oligarki konvensional. barang modal dan perantara. Pada saat
Di negara-negara Amerika Latin, komoditas ini, perekonomian domestik mencoba
ekspor mineral dan pertanian telah menjadi sektor untuk menemukan soft landing untuk
yang dimanfaatkan elite politik untuk memerintah mencapai zero-sum, yang pada gilirannya
negara mereka sendiri. Hal ini, pada gilirannya akan memengaruhi keruntuhan aliansi
telah membuat kebijakan umum yang terbentuk multikelas.
memiliki kecenderungan pada pemikiran para
elite tersebut. Sektor rakyat belum diaktifkan dan Dalam keadaan ini, birokrat harus mampu
kompetisi politik dibatasi sehingga mendorong membuat kebijakan untuk mengembangkan
kelas penguasa untuk disalahkan. Setelah itu ekonomi secara lebih cermat dan konvensional,
muncul Sistem Kerakyatan. Transisi dari oligarki sementara di sisi lain mengabaikan redistribusi
menuju Sistem Kerakyatan berkaitan erat dengan untuk publik. Para elite politik mencoba untuk
tahap industrialisasi awal dalam memproduksi menyarankan solusi atas kebuntuan ini dengan
barang-barang konsumsi. Hal ini menunjukkan pendalaman industrialisasi melalui peningkatan
bahwa Sistem Kerakyatan telah berakar dalam produksi barang untuk diekspor dan perolehan
aliansi politik antara elite industri dan rakyat modal perantara. Restrukturisasi industri yang
(kelas bawah menengah dan rendah). Pemerintah membutuhkan teknologi industri tingkat ting-
memakai nasionalisme dan industrialisasi untuk gi, modal asing, dan bisnis canggih dapat
memobilisasi rakyat. Sifat ini terbentuk secara ala- diperoleh dari perusahaanan multinasional dan
mi ketika pemerintah meningkatkan pendapatan perusahaan keuangan internasional. Dalam
masyarakat dengan kebijakan langsung atau tidak rangka mendapatkan dukungan dari sektor asing,

JURNAL POLITIK 1886 VOL. 12 No. 02. 2016


POLITIK Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan

pemerintah harus menerima kondisi kebijakan hak warga negara dan masyarakat.
ekonomi liberal yang disarankan oleh pemberi 6. Denasionalisasi struktur produksi dan me-
pinjaman. Hal ini, sudah barang tentu membuat ningkatkan produksi.
pemerintah terisolasi dari rakyat yang pada 7. Sistem Otoriterisme Birokrasi akan men-
akhirnya akan membuat pemerintah cenderung depolitisasi masalah sosial dalam negeri.
lebih mementingkan pembangunan ekonomi ke- 8. Pada tahap awal, Otoriterisme Birokrasi
timbang memenuhi kebutuhan masyarakat yang memiliki kecenderungan untuk menolak
akan membawa pada krisis politik. kemungkinan bagi orang untuk mengambil
Salah satu gambaran utama dari Otoriterisme keuntungan atas kepentingan sendiri.
Birokrasi adalah peran teknokrat tumbuh seiring
dengan berjalannya proses pembangunan. Para Semua negara tidak dapat mengambil
teknokrat tersebut membentuk Koalisi Kudeta proses yang sama dalam hal Otoriterisme Biro-
untuk mengakhiri krisis dan menggantinya dengan krasi. Itulah sebabnya mengapa ODonnell
sistem yang mereka kehendaki. Profesionalisme menginginkan beberapa hal berikut untuk
baru militer menemukan jalan untuk terlibat dalam dipertimbangkan sebagai model teoritis yang
Koalisi Kudeta dan masuk ke dalam dunia politik. harus diterapkan. Pertama, setiap negara memiliki
ODonnell mengatakan; sebagian besar negara konteks modernisasi yang berbeda. Kedua, sumber
industri baru menghadapi proses struktural dan daya ekonomi dan politik juga berbeda pada tiap-
hal itu menjadi alasan utama untuk membangun tiap negara. Ketiga, para pemimpin politik harus
Otoriterisme Birokrasi. Ia mengambil kondisi memiliki cara sendiri untuk memecahkan masalah
Brasil pada 1964, Argentina 1966, dan Chili serta yang dihadapi negara industri baru.
Uruguay di 1973, sebagai contoh dari proses
struktural otoriterisme birokratis. Otoritarianisme Simpulan
birokrasi mencoba untuk mengontrol aktivitas Seperti kebanyakan negara-negara Asia
politik rakyat secara ketat meskipun tingkat pe- Timur lainnya, pesatnya pertumbuhan ekonomi di
ngontrolan itu bervariasi dari satu negara ke Korea Selatan di bawah rezim Park Chung Hee dan
negara lainnya sesuai dengan keadaan atau latar Indonesia di bawah rezim Soeharto itu berlangsung
belakang historisnya. Sejatinya, teori ODonnell di bawah iklim pemerintahan yang sangat terpusat,
dapat diringkas sebagai berikut: Otoriterisme otoriter, dan represif. Para pemimpin negara-
birokrasi merupakan batu loncatan penting dalam negara otoriter sering membela pemerintahannya
jalan menuju industrialisasi untuk mengatasi dengan menyatakan bahwa pembangunan eko-
Industri Substitusi Impor (ISI). nomi tidak mungkin berlangsung dalam iklim
Pada akhirnya, karakter khusus Otoriterisme demokratis yang kacau. Mereka menyatakan,
Birokrasi yang dikemukakan ODonnell dapat partai-partai politik umumnya sibuk saling cekcok
diringkas sebagai berikut: dan hanya memikirkan kepentingan politik me-
1. Otoriterisme Birokrasi sangat bersifat reka sendiri dan tidak memikirkan kepentingan
oligopoli. Hal tersebut menjamin struktur nasional.
kelas yang dikendalikan oleh sejumlah ke- Park Chung Hee dan Soeharto memiliki
cil borjuis, militer, dan teknokrat. cara yang berbeda dalam pembangunan ekonomi
2. Otoriterisme Birokrasi terdiri atas para ahli di negaranya. Sebagai bagian dari pendanaan
yang mendorong pejabat untuk memiliki pembangunan ekonomi, Park Chung Hee men-
inisiatif dalam membuat kebijakan dan dapatkannya dengan cara mengakuisisi properti
mereka yang mencoba bekerja untuk me- Jepang sebagai properti Korea ditambah pinjaman
normalisasi ekonomi. usaha melalui normalisasi hubungan diplomatik
3. Sistem Otoriterisme Birokrasi mencoba antara Korea dan Jepang pada 1965. Meski banyak
untuk meniadakan sektor politik rakyat. mendapat perlawanan dari rakyat, kenyataannya,
4. Dan itu tidak termasuk sektor ekonomi normalisasi hubungan Korea dengan Jepang telah
rakyat. membawa perekonomian negara Korea Selatan
5. Pada waktunya, hal ini akan menekan hak- ke dalam kisaran kapitalisme dunia. Normalisasi

JURNAL POLITIK 1887 VOL. 12 No. 02. 2016


Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan POLITIK

hubungan Korea-Jepang dan pengiriman pasukan membangun (development). Perubahan ini


Korea ke Perang Vietnam merupakan dua cara dilakukan dari atas, yaitu oleh negara. Kelompok
yang unik dalam mengembangkan ekonomi ne- pengusaha yang profesional mulai diberi ke-
gara. sempatan untuk tumbuh . Pada saat yang sama,
Di sisi lain, seperti telah disebutkan, pejabat tinggi negara yang memperkaya diri
Soeharto memiliki cara sendiri untuk menangani melalui sistem rente, mulai dibersihkan. Dengan
dana pembangunan ekonomi di dalam negeri perkataan lain, upaya-upaya pembaharuan benar-
-nya. Sejak berakhirnya perang dingin yang benar datang dari atas, dari negara sendiri. Negara
panjang, negara Barat cukup tertarik pada Indo- melakukan tindakan untuk mengubah dirinya.
nesia, bahkan mendirikan IGGI, sebuah dewan Hal ini dimungkinkan karena dua hal. Pertama,
pengelola bantuan asing bagi Indonesia yang negara di bawah Park merupakan negara yang
dibentuk guna membantu pembangunan ekonomi dapat menguasai masyarakat sipilnya. Negara
Indonesa selama era Soeharto. Dilihat dari yang ada adalah negara yang relatif lebih kuat
konteks seperti ini, Indonesia sebenarnya jauh terhadap masyarakat sipilnya. Negara didukung
lebih mudah memperoleh modal pembangunan oleh kelompok militer. Sementara itu, kaum
daripada Korea Selatan. Oleh karena itu, awal burjuasi berada pada posisi yang lemah, karena
proses pembangunan Korea Selatan dan Indonesia ketergantungannya pada negara. Kelompok-
dimulai dengan mindset berbeda. kelompok lain yang ada di masyarakat, seperti
Pemerintah Park adalah pemerintah militer, kelompok mahasiswa, kelompok buruh dan juga
yang berkoalisi dengan teknokrat ekonomi. kelompok tani di pedesaan, praktis tidak berdaya
Pemerintah ini berhasil membangun sebuah menghadapi kekuatan militer. Kedua, ada motivasi
birokrasi pemerintahan yang relatif bersih, dan yang kuat dari Presiden Park mensukseskan pem-
sebuah kelas industriawan yang efisien. Pada bangunan ekonomi untuk menarik dukungan dari
1960-an, pemerintah Korea memutuskan untuk AS. Tanpa dukungan dari negara adikuasa ini,
membentuk birokrasi meritokrasi, yang akhirnya yang sejak semula memiliki peran sangat penting
dilembagakan pada awal 1970-an. Sejak saat itu, dalam melahirkan negara ini, sulit bagi Park untuk
birokrat karir menduduki posisi penting dalam bertahan. Padahal, pemerintah AS pada mulanya
pemerintah. Oleh sebab itu, presiden dapat dengan tidak menyukai munculnya Park sebagai pemimpin
sepenuhnya mengandalkan kemampuan para Korea Selatan melalui kudeta militer. Park bekerja
birokrat ini. keras membangun perekonomian Korea Selatan
Di sisi lain, pembangunan industri antara lain dengan membersihkan birokrasi ne-
strategis pada awal Orde Baru, tidak terlepas gara dan melaksanakan rencana pembangunan
dari peran teknokrat yang sering disebut Mafia ekonomi secara sungguh-sungguh dan penuh di-
Berkeley. Ekonomi Indonesia yang maju pesat di siplin. Setelah melihat kesungguhan ini, AS yang
masa Orde Baru adalah berkat kemampuan para memang punya kepentingan untuk melihat Korea
teknokrat ekonomi dalam menjaga kestabilan Selatan berhasil dalam pembangunan ekonominya
makroekonomi. Tetapi, para teknokrat tersebut sehingga mampu menghadapi Korea Utara, mulai
tidak memiliki cukup banyak pengikut dalam ne- membantunya.
gara, dan lebih tertarik untuk mewujudkan misi Walaupun keberhasilan pembangunan
tipe ideal negara kapitalis yang direpresentasikan ekonomi dan sosial Pemerintah Orde Baru sangat
sebagai liberalisasi ekonomi, dan pengenalan mengesankan, di saat yang sama ketidakpuasan
modal asing. Soeharto dan teknokratnya membuat masyarakat juga makin meningkat. Meski
hubungan patronasi khusus dengan dunia bisnis. dibungkam oleh pemerintah, tetapi ketidakpuasan
Oleh karena itu, mereka bisa dikatakan lebih akibat penindasan politik yang keras dan
mementingkan kepentingan sendiri daripada pelanggaran berat hak asasi manusia, maraknya
kepentingan negara. korupsi, penggelapan dana-dana pemerintah, dan
Pemerintah Park, dengan perkataan lain, praktik-praktik kolusi yang saling menguntungkan
berhasil mengubah bentuk negara, dari negara antara pemegang kekuasaan politik dan para
miskin dan terbelakang menjadi negara yang kroni bisnisnya yang makin meningkat, akhirnya

JURNAL POLITIK 1888 VOL. 12 No. 02. 2016


POLITIK Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan

menghalangi terciptanya persaingan bisnis yang Indonesia: Dinamika Ekonom, Teknolog


sehat di dalam negeri. Di antara para kroni tersebut dan Pembangunan Industri Strategis dalam
kebanyakan adalah pengusaha besar keturunan Disertasi Universitas Indonesia, 2011.
etnis Tionghoa.
KKN sangat merusak moral masyarakat Becker, Gary.S., 2007. Economic Theory. New
dan kepercayaan terhadap pemerintah Soeharto. Jersey:Transaction Publishers
Pertumbuhan ekonomi, terutama selama masa
akhir Orde Baru, telah menciptakan kesenjangan Castles Lance. Feith Herbert (ed) 1988. Pemikiran
pendapatan. Kondisi ini melahirkan pandangan politik Indonesia 1945-1965 Jakarta : LP3ES
yang dianut banyak orang tentang melebarnya
jurang ekonomi antara orang Indonesia yang Cheon, Lee Byeong (ed.). 2006. Developmental
kaya dan yang miskin serta antara pribumi dan Dictatorship and the Park Chung Hee Era:
nonpribumi. Jurang ekonomi yang semakin lebar The Shaping of Modernity in the Republic
antara segelintir orang yang amat kaya dan kuat of Korea. Paramus: Homa & Sekey Books.
secara politik serta mayoritas penduduk miskin
yang tak berdaya, praktis mengikis kohesi sosial Croft, Hutch. 2009. Divergent Dictators: Legacies
yang dibutuhkan untuk menjaga stabilitas politik of Leadership in Three Asian Authoritarian
dan pembangunan nasional. Masyarakat, yang Regimes. Korea Institute, The Australian
semakin tergantung hanya pada satu lembaga yang National University Institute of East and
kuat tetapi tidak berkelanjutan, yaitu Presiden West Studies, Yonsei University.
Soeharto, terbukti sangat rapuh ketika lembaga
tersebut oleng akibat krisis ekonomi Asia. Pada Daniel Dhakidae, 2003, Cendekiawan dan
akhirnya, lemahnya pembangunan kelembagaan Kekuasaan dalam Negara Orde Baru,
di bawah Orde Baru dan timbulnya berbagai Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
pelanggaran telah menggerogoti kemampuan
dan keabsahan politik rezim ini. Semua itu Easter, David. 2005. Keep the Indonesian Pot
mengakibatkan ambruknya Pemerintah Orde Baru Boiling: Western Intervention in Indonesia,
pada 1998, menyusul krisis ekonomi Asia. October 1965-March 1966 dalam Cold War
History, Volume 5, Number 1, February.

Hyung A, Kim. 2004. Koreas Development


Under Park Chung Hee. London and New
Kepustakaan
York: Routledge Curzon.
Adams, C. 2011. Bung Karno Penyambung Lidah
Kook, Kim Byung dan Ezra F Vogel. 2011. The
Rakyat Indonesia (terj, Syamsu Hadi).
Park Chung Hee Era: The Transformation
Yogyakarta: Media Pressindo.
of South Korea. Cambridgrde: Harvard
University Press.
Amsden Afice, Wade Robert. 1989. Asias
Next Giant: South Korea and Late
Lustick, Ian S. and Britt Cartrite. 2005.
Industrialization. New York: Oxford
Virtualstan: An Agent-Based Modeling
University Press.
Strategy for the Comparative Dynamics
of Authoritarian Regimes: Bureaucratic
Baeg, Im Hyung. 2004. Historical Origins of
Authoritarianism, Bureaucratic Feudalism,
Yushin: Park Chung Hees Machiavellian
and Neopatrimonialism dalam Paper
Moment dalam Journal of Korean Politics,
presented at the meeting of the American
Vol 13, No 2.
Political Science Association, Washington,
DC.
Bawazier, Taufik. 2011. Politik Teknokrat di

JURNAL POLITIK 1889 VOL. 12 No. 02. 2016


Jurnal Kajian Politik Dan Masalah Pembangunan POLITIK

Maswadi Rauf, 2006, Partai Politik dalam Sistem


Kepartaian di Indonesia Antara Kenyataan
dan Harapan. Akbar Tandjung Institute.
Jurnal Politik. Vol. 2. No. 2.

Moh. Mahfud M.D, 2001, Dasar Dan Struktur


Ketatanegaraan Indonesia. Edisi Revisi.
Jakarta; Rineka Cipta.

Muchamad Ali Safaat, 2009, Pembubaran Partai


Politik di Indonesia, Disertai UI, Jakarta.

Sari, Dewi Ambar. 2006. Beribu Alasan Kita


Mencintai Pak Harto. Jakarta: Jakarta Citra.

Stepan, Alfred. 1996. Militer dan Demokratisasi;


Pengalaman Brasil dan Beberapa Negara
Lain, Grafiti; Jakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif


Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sup, Han Yong. 2011. The May Sixteenth Military


Coup, The Park Chung Hee Era: The
Transformation of South Korea. Cambridge:
Harvard University Press.

Sup, Lee Man. 2009. 5.16 Koa 10.26: Park Chung


Hee, Kim Jae Kyu Gerigo Na. Seoul: Nanam.

Widjojo, Nitisastro. 2010. Pengalaman


Pembangunan Indonesia: Kumpulan Tulisan
dan Uraian Widjojo Nitisastro. Jakarta:
Kompas Media Nusantara.

JURNAL POLITIK 1890 VOL. 12 No. 02. 2016

Anda mungkin juga menyukai