Anda di halaman 1dari 4

NAMA: MOHAMAD RIDWAN

NIM :

Kebijakan Bank Sentral


1. Pendekatan Kurva IS-LM-BOP
Mobilitas modal berkontribusi pada efektifitas kebijakan moneter dalam meningkatkan
pendapatan nasional dalam sistem nilai tukar fleksibel. Hal tersebut dikarenakan efek depresiasi yang
dihasilkan dari kebijakan moneter ekspansif yang berdampak pada harga relatif barang dan jasa
domestik dan luar negeri. Lebih luasnya mobilitas modal, depresiasi lebih besar dari hasil kebijakan
moneter dan menurunkan harga barang domestik secara relatif terhadap harga barang luar negeri. Hal
tersebut dapat diartikan, jika kebijakan moneter dilakukan lebih permanen, depresiasi semakin lebar dan
harga barang dan jasa secara relatif menjadi semakin murah. Gambar berikut menggambarkan dampak
kebijakan moneter ekspansif .
Kebijakan moneter ekspansif dengan menaikkan jumlah uang beredar menggeser kurva LM dari
LM0 ke LM1 sehingga tingkat bunga turun. Rendahnya tingkat bunga menyebabkan aliran modal keluar
yang menyebabkan neraca pembayaran defisit sehingga kurs naik (mata uang domestic depresiasi),
kemudian depresiasi menyebabkan harga relatif barang dan jasa menjadi lebih murah dari pada harga
luar negeri. Pengeluaran dialihkan untuk barang dan jasa domestik, di sisi lain ekspor naik dan kurva IS
bergeser ke kanan dari IS0 ke IS1. Depresiasi nilai tukar domestik membuat kebijakan moneter sebagai
instrument yang efektif untuk mencapai kesimbangan internal (Y IB). Kebijakan moneter dalam sistem
nilai tukar fleksibel dan dengan aliran modal sempurna merupakan kebijakan yang efektif untuk
meningkatkan pendapatan nasional, baik dilakukan secara temporer maupun permanen. Namun
kebijakan yang dilakukan secara permanen lebih efektif dari pada kebijakan yang dilakukan secara
temporer.
Ekuilibrium Pasar Uang Dan Pasar Barang
Kurva IS adalah kurva yang menghubungkan tingkat-tingkat pendapatan nasional dengan
berbagai tingkat bunga dimana dipenuhi syarat keseimbangan di pasar barang. Kurva LM adalah
kurva yang menghubungkan tingkat-tingkat pendapatan nasional dengan berbagai tingkat bunga
dimana dipenuhi syarat keseimbangan di pasar uang.
Keseimbangan pasar uang dan pasar barang bisa dijelaskan secara grafis pada Gambar
berikut :

LM0 dan IS0 adalah keseimbangan pasar uang dan pasar barang. Pada suku bunga i1
ekuibrium antara jumlah uang yang beredar dan permintaan akan uang terjadi pada tingkat
pendapatan Y1, sedangkan ekuilibrium antara permintaan dan penawaran barang terjadi pada
tingkat pendapatan Y2. Hanya ada satu suku bunga i0, dimana pasar uang dan pasar barang berada
dalam keseimbangan pada tingkat pendapatan Y0. Suku bunga ini ditentukan oleh titik
perpotongan antara kurva IS dan LM.

2. Analisis IS-LM dan AD-AS

Untuk mencapai tujuan kebijakan moneter, Bank Indonesia melaksanakan tiga tugas
pokok, yaitu: (i) menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, (ii) mengatur dan
menjaga sistem perbankan, (iii) mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
Sistem keuangan yang sehat akan mendukung efektivitas pelaksanaan pengendalian moneter
Karenna mekanisme transmisi kebijakan moneter ke kegiatan ekonomi riil berlangsung
melalui sistem perbankan. Secara teori dampak kebijakan moneter terhadap perekonomian
dapat dilihat dari kurva keseimbangan pasar uang dan pasar barang (IS-LM) serta permintaan
dan penawaran agregat (AD-AS) pada Gambar 4 dibawah ini.

Pada gambar diatas menunjukan kurva IS-LM dimana (a) bertambahnya penawaran
(supply) uang dari Ms0 ke Ms1 yang disebabkan penurunan tingkat bunga dari r1 ke r0 yang
berakibat pada penarikan dana oleh masyarakat dari perbankan. Kebijakan moneter
ekspansif ini bertujuan untuk menambah jumlah uang beredar dimasyarakat untuk men-
stimulus perekonomian. Penurunan suku bunga dari r1 ke r0 menyebabkan jumlah uang
beredar dimasyarakat meningkat dan meningkatkan daya beli masyarakat akan barang dan
jasa sehingga menggeser tingkat pendapatan dari Y0 ke Y1 (b).
Secara teori Y = f(S + C), penurunan pada tingkat suku bunga akan mengurangi
komponen tingkat tabungan (S) dan meningkatkan pendapatan (Y) yang selanjutnya akan
meningkatkan konsumsi (C). Dengan asumsi perekonomian dalam keadaan tenaga kerja
penuh (full employment) maka peningkatan permintaan akan barang dan jasa karena
peningkatan pendapatan (Y) akan membuat harga naik dari p0 ke p1 (c).
Hubungan antara jumlah uang beredar (M), tingkat bunga (r) dan pendapatan (y)
dapat kita lihat pada keseimbangan pasar uang yang dapat digambarkan melalui kurva LM,
penambahan jumlah uang beredar dan atau penurunan suku bunga akan menggeser kurva
LM ke kanan dari LM0 ke LM1.
Dengan asumsi kurva IS tetap maka pergeseran kurva LM0 ke LM1 akan menyebabkan
keseimbangan pasar barang (IS) dan pasar uang (LM) akan bergeser dari E0 ke E1 (b).
Pergeseran LM0 ke LM1 yang menyebabkan perubahan keseimbangan di pasar barang dan
pasar uang dari E0 ke E1 yang pada gilirannya akan mengeser kurva permintaan agregat (AD)
dari AD0 ke AD1 dan membentuk keseimbangan perekonomian yang baru pada titik A1 dan A2
(c). Dari gambar diatas terlihat bagaimana tingkat suku bunga (r) dan jumlah uang beredar
(M) mempengaruhi tingkat harga (p).

Anda mungkin juga menyukai