TRANSFER PRICING
Faizal Satria Desitama 16/402011/PEK/21546
Pendahuluan
Sistem yang terdesentralisasi di Perusahaan masa kini membutuhkan suatu
metode akuntansi yang memuaskan untuk transfer barang / jasa antar pusat
pertanggung jawaban
Dengan demikian, Harga transfer dapat mencapai tujuan :
Pengertian
Orang-orang Ketetapan
Atmosfir yang
yang Harga pada
bagus
kompeten harga pasar
Kebebasan
Informasi yang
dalam memilih Negosiasi
lengkap
sumber daya
Hambatan dalam keputusan sourcing
Keberadaan kapasitas internal dalam
industri yang sangat terintegrasi
Produsen tunggal dari produk yang
berbeda
Pasar yang Investasi yang digunakan untuk
terbatas pendanaan terlalu besar
Harga transfer yang paling memenuhi untuk mengukur profitabilitas
masing masing pusat laba adalah Harga Kompetitif.
Dimana selisih antara harga kompetitif dengan biaya perusahaan
merupakan jumlah penghematan dari memproduksi sendiri
Harga Kompetitif
Terdapat Harga pasar yang
diterbitkan
Cost
Berdasarkan apa profit markup
Mark-up (Presentasi biaya / investasi)
Pada tingkatan berapa profit
profit yang diizinkan
Upstream Fixed Cost & Profits
Perjanjian antar Unit Bisnis,
Jika jasa yang digunakan dirasa terlalu mahal, maka hal tersebut
Biaya variabel standar mengindikasikan kesalahan dalam kualitas serta efesiensi dari unit jasa tersebut
Harga Pasar
Administrasi dari Transfer Prices
Negosiasi
Kepercayaan untuk menentukan penetapan harga transfer serta mendapatkan kesepakatan dari hal tersebut
merupakan fungsi utama manajer lini
Unit bisnis mempunyai informasi yang lebih kaya, baik dari biaya maupun dari pasar
Arbitrasi dan resolusi konflik
Mempunyai tingkat formalitas yang luas mengenai arbritase harga transfer
Tingkat formalitas dari arbritase yang dianggap merepotkan dan memakan waktu lama, mengakibatkan
permasalahan yang terjadi enggan dilaporkan
Arbritator merupakan pihak yang ditunjuk untuk mengatasi masalah antar pusat laba terkait dengan
penyelesaian konflik harga transfer
Klasifikasi produk
Kelas I, meliputi produk yang mempunyai volume yang sangat besar, produk yang sangat terdeferensiasi
serta produk yang ingin dikendalikan terkait kualitas produk yang tinggi
Kelas II, meliputi produk biasa yang ada dipasar serta diproduksi denga peralatan yang umum
KASUS 6-3
General Appliance Corporation
General Appliance Corporation
Presiden
Staff
Staff Staff Staff Staff
Staff Teknik Hubungan
Keuangan Manufaktur Pembelian Pemasaran
Industri
Divisi
Divisi Divisi Divisi Divisi Divisi Divisi
Gear & Divisi
Produk Motor Percetaka Kompor Mesin Perakitan
Transmiss Kulkas
Krom Elektrik n Elektrik Cuci Lainnya
ion
Harga Transfer
Antar divisi diharapkan saling berinteraksi seolaholah mereka merupakan perusahaan yang
Independen
Komponen yang ditransfer dari divisi manufactur sesuai harga negoisasi yang telah disepakati (dengan
memperhatikan harga pasar)
Jika gagal dalam melakukan kesepakatan, maka keputusan akan diambil oleh staff keuangan untuk
mencari jalan tengah
Penentuan Sumber Daya
Pada Kenyataannya divisi produk tidak mempunyai kekuatan untuk memutuskan penggunaan sumber
daya
Pihak yang menjadi arbritator dalam menyelesaikan konflik antar divisi tersebut adalah staff pembelian
Masalah Kompor
Divisi kompor elektrik membeli kebutuhan komponennya dari divisi Chrome berupa unit berlapis Chrome yang
dipasang diatas kompor sejak tanggal 1 January 1986
Pertengahan tahun 1986 terdapat berbagai keluhan baik dari agen dan konsumen mengenai kualitas produk yang
terus menurun. Serta sebuah survey yang diselenggarakan telah membuktikan hal tersebut
Lanjutan
Awal tahun 1987 divisi produk Chrome dan divisi manufaktur mempelajari proses tsb, dan berhasil
menemukan solusi tersebut, dengan survey yang menunjukkan tingkat penolakan menurun menjadi 1%
namun biaya dari operasi tambahan ini sebesar 90 Sen per unit.
Divisi Kompor Elektrik tidak menyetujui harga tambahan tersebut, dan staff keuangan sebagai penengah
menyatakan setuju dengan penambahan harga tersebut berdasarkan peningkatan kualitas yang terjadi,
hasil analisis yang merupakan tinjauan dari staff manufaktur.
Masalah Pengendalian Suhu
Divisi Motor Elektrik memproduksi unit pengontrol suhu, yang menyediakan komponen bagi Divisi mesin cuci
serta Divisi Kulkas. Pada awalnya Divisi Kulkas memasok komponen pengendali suhu dari Monson Controls
Corporation (Pemasok luar), namun pada awal tahun 1988 mulai membeli komponen dari Divisi Motor Elektrik
(Internal) secara bertahap.
Permintaan komponen yang meningkat mulai tahun 1984, membuat Divisi Motor Elektrik antara tahun 1985
1987 memperluas fasilitas produksinya, hal ini juga dilakukan oleh produsen luar lainnya.
Lanjutan
Kapasitas produksi jauh melebihi permintaannya mengakibatkan harga dari komponen ini menurun
drastis, dari yang sebelumnya $ 3 menjadi $ 2,40 baik dari Motor elektrik maupun dari Monson
Controls Corporation. Hal ini membuat Motor elektrik mendapati keuntungannya yang menurun
drastis, hingga mendekati nol dalam perbandingan laba sebelum pajak dengan investasinya
Monson Controls Corporation selaku pemasok luar, setelah mendengar kabar akan diputus kontraknya
oleh Div. Kulkas, Monson mencoba renegoisasi dengan Div. kulkas dengan menawarkan penurunan
harga, sehingga harga menjadi $ 2,15
Lanjutan
Tawaran dari manson yang dianggap sangat menggiurkan bagi Div. Kulkas, mengakibatkan tuntutan
kepada div. motor elektrik agar menjual komponennya sebesar $ 2.15 serta diikuti oleh tuntutan dari
divisi mesin cuci dengan tuntutan yang sama.
Hasil analisis staf keuangan kondisi harga rendah saat itu diakibatkan karena kelebihan kapasitas, bila
seluruh kebutuhan dipasok dari luar maka harga akan naik lagi sebesar $2,40 karena tindakan tersebut
akan mengeliminasi adanya kelebihan kapasitas.
Masalah Transmisi
Divisi Mesin Cuci menggunakan Transmisi yang di produksi oleh 2 pemasok, dengan prosentase Divisi
Gear & Transmission 50% (DG&T, Internal) dan Torndike Machining Corporation 50% (TMC, Eksternal)
Lisensi produk dari TMC diberikan kepada General Apliance Corporation jika membeli sebesar 50% dari
TMC, dan kontrak berlangsung sejak 1977-1987. Setelah masa kontrak selesai divisi mesin cuci tidak
memperpanjang kontrak untuk membeli dari TMC dan fokus ke pemasok Internal
Mengetahui hal ini, TMC yang sangat mengandalkan GAC sebagai pasar terbesarnya mengajukan
renegoisasi dengan Divisi mesin cuci dengan menurunkan harga
Masalah Transmission II
Awal tahun 1985, DG&T juga berencana untuk mengembangkan kapasitas produksinya, dengan investasi
tambahan serta menyerahkan usulan proyek kepada manajemen dengan proyeksi laba pada tingkat harga $ 12
(dengan sepengetahuan Divisi Mesin Cuci). Namun pada akhir tahun, Divisi mesin Cuci menolak usulan harga
tersebut, dengan tetap pada harga $ 11,21.
Negoisasi harga transfer yang alot terjadi, kedua belah pihak tidak ada yang menyetujui usulan
penawaran dari masing masing pihak, serta memutuskan untuk menyelesaikan permasalahan secara
arbritase.
Hasil alisa staff keuangan menunjukkan bahwa penawaran TMC lebih ekonomis dan sejalan dengan
tujuan Laba perusahaan
Pertanyaan
1
Jika berperan sebagai ketiga pihak yang bertikai, terkait penentuan harga transfer (GM Divisi Pemasok,
GM Divisi Pembeli dan Arbritator), argumen apakah yang akan anda katakan?
2
Saran apa yang diajukan mengenai kebijakan dan prosedur penentuan harga transfer dari kasus tersebut?
Pendapat Jika berperan sebagai pihak yang
bertikai dari Masalah Kompor Elektrik
Staff Keuangan
Menurut kami, dari sudut pandang staff keuangan dalam mengambil keputusan
penentuan harga Transfer yang diperselisihkan, dengan menganalisa masalah
yang dipaparkan sebelumnya, Divisi G&T seharusnya meminta konfirmasi terlebih
dahulu dengan divisi mesin cuci, mengenai harga yang ditawarkan sebelum
mengambil tindakan penambahan fasilitas produksinya (Investasi).
Keputusan harga Transfer lebih baik mengambil harga transfer dari dalam
perusahaan maupun dari luar perusahaan (dengan Presentase). Lisensi produk
yang baru dikembangkan Divisi G&T diharapkan mampu untuk untuk memenuhi
kebutuhan divisi mesin cuci dengan harapan kedepannya akan lebih baik, serta
efesien. Hal ini juga dilakukan untuk menghindari kerugian yang terlalu besar dari
Divisi G&T mengingat bahwa produk tersebut sudah terlanjur menghabiskan
banyak investasi tambahan dari korporat, maka kapasitas dari Internal akan
berlebih.
Saran
Melibatkan seluruh internal divisi yang berkepentingan dalam produk tertentu,
untuk menentukan produk yang dikembangkan, agar tidak terjadi
miskomunikasi antar divisi, sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan
(Dalam Kasus 1).
Mempertimbangkan dengan matang, keputusan investasi untuk memperluas
fasilitas perusahaan, baik untuk memperoleh keuntungan jangka panjang,
maupun jangka pendek (Dalam Kasus 2
Memperbaiki kebijakan Approval dalam rangka untuk keputusan Investasi
(Dalam Kasus ke 3).