Pengantar
Pemikiran organisasi saat ini adalah berorientasi pada desentralisasi. Tantangan pokok dalam
menjalankan sistem desentralisasi adalah merancang metode akuntansi yang memuaskan untuk
memindahkan barang dan jasa dari pusat laba satu ke yang lain dalam perusahaan yang jumlah
transaksinya signifikan.
Pada bab ini akan didiskusikan berbagai pendekatan penetapan harga transfer antarpusat laba dan
sisten negosiasi dan arbitrasi yang penting ketika harga transfer digunakan. Akan dibahas juga
penetapan harga transfer layanan yang disediakan staf unit korporat kepada pusat laba.
- Harus menyediakan setiap unit bisnis dengan informasi yang relevan untuk menentukan pilihan
optimum biaya dan pendapatan perusahaan.
- Harus mendorong keputusan kongruensi tujuan, keputusan yang meningkatkan laba unit yang juga
meningkatkan laba perusahaan
- Harus membantu mengukur kinerja ekonomi unit bisnis individu
- Sistem harus sederhana untuk dipahami dan mudah diadministrasikan
Prinsip Dasar
Prinsip dasar adalah bahwa harga transfer seharusnya sama dengan harga yang akan dibebankan jika
produk dijual kepada pelanggan luar atau dibeli dari luar.
Ketika pusat laba perusahaan memberli produk dari, dan menjual kepada , satu sama lain, dua
keputusan yang harus dibuat secara periodic untuk tiap produk adalah:
Situasi Ideal
Harga transfer berbasis harga pasar akan mendorong kongruensi tujuan jika kondisi-kondisi berikut ada.
a. Orang yang kompeten
Idealnya manajer tertarik pada kinerja jangka pendek dan panjang kinerja unitnya. Staf yang terlibat
dalan negosiasi dan arbitrasi harus juga kompeten.
b. Atmosfir yang bagus
Manajer harus memperhatikan profitabilitas, seperti yang diukur dalam laporan laba rugi, sebagai
tujuan penting dan pertimbangan signifikan dalam penilaian kinerja mereka. Mereka harus merasa
bahwa harga transfer adalah harga yang pantas.
c. Harga pasar
Ideal harga transfer didasarkan pada kemapanan, harga pasar normal untuk produk yang identik
yang ditransfer, jadi,k harga pasar menggambarkan kondisi yang sama (kuantitas, waktu
pengantaran, dan kualitas) ketika produk yang ditransfer harga dilakukan. Harga pasar dapat
disesuaikan ke bawah karena penghematan yang diperoleh untuk unit penjualan dari kesepakatan di
dalam perusahaan. Misalnya tidak ada beban utang buruk, biaya iklan dan penjualan.
d. Kebebasan untuk Mendapatkan Sumberdaya (Sourcing)
Alternatif untuk mendapatkan sumberdaya harus ada, dan manajer seharusnya diijinkan untuk
memilih alternatif yang terbaik bagi kepentingannya.
e. Informasi penuh
Manajer harus mengetahui tentang alternative yang tersedia baik menyangkut biaya dan
pendapatan.
f. Negosiasi
Harus ada mekanisme kerja yang lancar untuk negosiasi kontrak antar unit bisnis.
Jika semua kondisi ini ada, sistem harga transfer berdasarkan harga pasar akan mendorong
kongruensi tujuan tanpa ada kebutuhan untuk administrasi pusat.
Dalam kenyataannya kebebasan dalam mencari sumberdaya tidak memungkinkan atau jika
memungkinkan dibatasi oleh kebijakan perusahaan. Berikut situasi yang menyebabkan manajer menjadi
tidak bebas dalam mendapatkan sumberdaya dan implikasinya pada kebijakan penetapan harga yang
sesuai:
Anggaplah pusat laba penjualan tidak dapat menjual ke pasar luar yang dapat dihasilkannya, hal ini
menyebabkan kelebihan kapasitas.
Jika harga kompetitif tidak tersedia, harga transfer dapat ditetapkan berbasis biaya plus profit. Dua
keputusan harus diambil dalam sistem ini yaitu bagaimana cara mendefinisikan biaya dan bagaimana
cara mengkalkulasi markup laba.
Basis Biaya
Basis yang biasa adalah biaya standar. Biaya actual seharusnya tidak digunakan karena inefisiensi
produksi akan ditransfer kepada pusat laba pembeli. Jika standar biaya digunakan, insentif diperlukan
untuk menetapkan standar yang ketat dan meningkatkan standar.
Markup Laba
Keputusan markup laba ada dua keputusan yaitu: dasar dari markup laba dan tingkat laba yang diijinkan.
Cara paling sederhana dan paling banyak digunakan adalah persentasi biaya.
Satu cara untuk mentransfer produk A ke unit bisnis Y adalah pada harga per unit, dihitung dengan
cara berikut
Harga Transfer untuk Produk A
Biaya variabel per unit $5
Plus biaya tetap per unit 4
Plus laba per unit* 2
Harga transfer per unit $11
$1,200,000
𝑛( ) ∗ 0,10
12
∗ 10% 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 =
5,000
Berikut beberapa poin yang dipertimbangkan dalam metode penetapan harga dua langkah:
- Pembebanan setiap bulan untuk biaya tetap dan laba sebaiknya dinegosiasikan secara berkala dan
akan tergantung atas kapasitas yang disediakan untuk unit pembeli.
- Pertanyaan dapat muncul mengenai akurasi alokasi biaya dan alokasi investasi
Bagi Hasil
Jika sistem penetapan harga dua langkah tidak memungkinkan, sistem bagi hasil dapat digunakan untuk
menyakinkan kongruensi kepentingan antara unit bisnis dan perusahaan.
Metode ini sesuai jika permintaan untuk produk yang dibuat tidak cukup stabil untuk menggaransi
tugas permanen fasilitas, sebagaimana metode dua langkah. Secara umum, metode ini membuat
kongruensi kepentingan antara unit pemasaran dengan perusahaan.
Pada metode ini, pendapatan unit manufaktur dikreditkan pada harga penjualan ke luar dan unit
pembeli dibebankan biaya standar total. Perbedaan dibebankan kepada akun kantorpusat dan
dieliminasi ketika laporan unit bisnis terkonsolidasi. Metode penetapan ini kadangkala diguankan ketika
ada konflik yang terjadi antara unit pembeli dan penjualan yang tidak dapat diselesaikan oleh satu
maupun metode lainnya.Unit pembeli dan penjulan untung dalam metode ini.
Ada dua tipe transfer dalam layanan yang diberikan oleh unit staf korporat yaitu:
1. Untuk layanan pusat yang harus diterima unit penerima tetapi setidaknya dapat mengontrol
sebagian jumlah yang digunakan.
2. Untuk layanan pusat yang mana unit bisnis dapat memutuskan apakah menggunakan atau tidak.
Negosiasi
Dalam kebanyakan perusahaan, unit bisnis menegosiasikan harga transfer antara satu dengan lainnya,
jadi harga transfer tidak ditetapkan oleh perusahaan. Alasan utama dalam hal ini adalah keyakinan
bahwa menentukan harga jual dan harga pembelian yang memuaskan merupakan fungsi manajer lini.
Jika kantor pusat menentukannya maka kemampuan manajer menciptakan laba akan berkurang.
Namun demikian kemungkinan terjadinya perselisihan berkaitan dengan harga transfer. Untuk itu
arbritrasi untuk perselisihan harga transfer. Arbritator bisa dilakukan oleh satu eksekutif, wakil presiden
keuangan atau wakil presiden eksekutif atau oleh komite. Komite mempunyai tiga tanggung jawab
yaitu: menetapkan perselisihan harga transfer, mereviu perubahan sourcing, dan mengubah peraturan
harga transfer.
Arbritrasi dapat dilakukan dalam berbagai cara. Dengan sistem formal, kedua pihak mengumpulkan
kasus tertulis kepada arbritator. Dan kemudian arbitrator mereviu posisi.
Klasifikasi Produk
Seberapa jauh dan formalitas kegiatan sourcing dan peraturan penetapan harga transfer tergantung
pada seberapa luas pada jumlah transfer-transer intraperusahaan dan ketersediaan pasar dan harga
pasar. Semakin besar jumlah transfer intraperusahaan dan ketersediaan harga pasar, semakin formal
dan aturan khusus diperlukan. Jika harga pasar tersedia, sourcing dapat dikendalikan dengan kantor
pusat mereviu keputusan make-or-buy yang melebihi jumlah dispesifikasikan.
Beberapa perusahaan membagi produk menjadi dua klas yaitu kelas 1 dan kelas 2. Produk kelas 1 untuk
semua produk yang senior manajemen berharap untuk mengontrol sourcing. Kelas 2 adalah produk
yang lain.