Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alam ini penuh dengan keragaman, tetapi juga penuh dengan tatanan. Ilmu
Pengetahuan Alam menawarkan cara-cara untuk kita agar dapat memahami kejadian-
kejadian di alam dan agar kita dapat hidup di ala ini. Ilmu Pengetahuan Alam adalah
penyelidikan yang terorganisir untuk mencapai pola atau keteraturan dalam alam. Ilmu
Pengetahuan Alam sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sebagai
proses. Produk Ilmu Pengetahuan Alam adalah fakta, konsep, prinsip dan teori. Prosedur
yang dipergunakan oleh para ilmuwan untuk memelajari alam ini adalah prosedur
empirik dan analisis.
Dalam prosedur empirik ilmuwan mengumpulkan informasi, mengorganisasikan
informasi untuk selanjutnya dianalisis. Proses empirik dalam Ilmu Pengetahuan Alam
mencakup observasi (pengamatan), klasifikasi dan pengukuran. Sedangkan dalam
prosedur analitik ilmuwan menginterpretasikan penemuan mereka dengan
mempergunakan proses-proses seperti hipotesis, eksperimentasi terkontrol, menarik
kesimpulan, dan memprediksi. Untuk menjalankan suatu penelitian tentang alam
diperlukan pengetahuan terpadu tentang proses dan materi dalam topik yang akan
diselidiki.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam harus disesuaikan dengan tingkat pemikiran
siswa. Seperti pada anak-anak SD, pembelajaran IPA harus dimodifikasi semenarik
mungkin agar mereka tertarik mempelajarinya hingga dapat memahami materi tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dan karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)?
2. Apakah hakikat IPA?
3. Bagaimana cara belajar dan membelajarkan IPA yang tepat ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dan karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
2. Mengetahui hakikat IPA sebagai proses, produk, dan sikap
3. Mengetahui cara belajar dan membelajarkan IPA dengan baik

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian IPA

1
IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. IPA
didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang
diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan
dengan ketrampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah.
Definisi ini memberi pengertian bahwa IPA merupakan cabang pengetahuan yang
dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan biasanya disusun dan
diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasi
penalaran matematis dan analisis data terhadap gejala-gejala alam. Dengan demikian,
pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan
berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu
rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.
Secara sederhana IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
sistematis tentang gejala alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditunjukkan oleh
kumpulan fakta tetapi juga oleh timbulanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Dari definsi itu dapat disimpulkan bahwa pengertian IPA meliputi 3 hal yaitu produk,
proses, dan sikap ilmiah :
a. Produk IPA yaitu berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori
b. Proses IPA atau metode ilmiah yaitu cara kerja yang dilakukan untuk memperoleh
hasil-hasil IPA atau produk IPA
c. Nilai atau sikap ilmiah yaitu semua tingkah laku yang diperlukan selama melakukan
proses IPA, sehingga diperolah hasil IPA

B. Ruang lingkup IPA


Pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek alam serta
persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi
dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya. IPA terdiri dari tiga aspek yaitu
Fisika, Biologi dan Kimia. Pada aspek Fisika, IPA lebih memfokuskan pada benda-benda
tak hidup. Pada aspek Biologi, IPA mengkaji pada persoalan yang terkait dengan
makhluk hidup serta lingfkungannya. Sedangkan pada aspek Kimia, IPA mempelajari
gejala-gejala kimia baik yang ada pada makhluk hidup maupun benda tak hidup yang ada
di alam.

C. Peran IPA dalam Kehidupan


Para ilmuwan menempatkan ilmu pengetahuan alam sebagai ilmu dasar bagi ilmu
terapan dan teknologi. Teknologi dapat dibentuk dari pengetahuan alam karena ilmu
pengetahuan alam ini berperan dalam mengendalikan teknologi melalui prinsip dan
teorinya. Ilmu pengetahuan alam dan pengendalian alam dari ilmu pengetahuan alam

2
terapan digunakan teknologi untuk menyusun objek-objek, membuat kontruksi alam dan
membuat alat untuk mengendalikan cara alam bekerja. Ilmu pengetahuan alam sebagai
dasar pengembangan teknologi saat ini sedang berkembang pesat. Misalnya saja dalam
peningkatan kesehatan, penyediaan energi, dan perkembangan industri.

D. Karakteristik IPA
IPA disiplin ilmu memiliki ciri-ciri sebagaimana disiplin ilmu lainnya. Setiap disiplin
ilmu selain mempunyai ciri umum, juga mempunyai ciri khusus/karakteristik. Adapun
ciri umum dari suatu ilmu pengetahuan adalah merupakan himpunan fakta serta aturan
yang yang menyatakan hubungan antara satu dengan lainnya. Fakta-fakta tersebut
disusun secara sistematis serta dinyatakan dengan bahasa yang tepat dan pasti sehingga
mudah dicari kembali dan dimengerti untuk komunikasi (Prawirohartono, 1989: 93).

Ciri-ciri khusus tersebut dipaparkan sebagai berikut:

a. IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh
semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan
terdahulu oleh penemunya.
Contoh : nilai ilmiah perubahan kimia pada lilin yang dibakar.
Artinya benda yang mengalami perubahan kimia, mengakibatkan benda hasil perubahan
sudah tidak dapat dikembalikan ke sifat benda sebelum mengalami perubahan atau tidak
dapat dikembalikan ke sifat semula.
b. IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan
dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
c. IPA merupakan pengetahuan teoritis.
Teori IPA diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan
melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, observasi dan
demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain
d. IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan.
Dengan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan
observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut (Depdiknas,
2006).
e. IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi, dan sikap.

3
Produk dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses merupakan prosedur
pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi pengamatan,
penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian
hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.
Aplikasi merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari. Sikap merupakan rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena alam,
makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang
dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.

E. Hakikat IPA

E.1 IPA Sebagai Proses


IPA sebagai proses menyangkut proses atau cara kerja untuk memperoleh hasil
(produk) inilah yang kemudian dikenal sebagai proses ilmiah. Melalui proses-proses
ilmiah akan didapatkan temuan-temuan ilmiah.
Perwujudan proses-proses ilmiah ini berupa kegiatan ilmiah yang disebut sebagai
inkuiri/penyelidikan ilmiah. Secara sederhana Nyoman (1985-1986: 8) mendefinisikan
inkuiri ilmiah sebagai usaha mencari pengetahuan dan kebenaran.
Sejumlah proses IPA yang dikembangkan para ilmuwan dalam mencari pengetahuan
dan kebenaran ilmiah itulah yang kemudian disebut sebagai keterampilan proses
IPA. Iskandar (1997:5) mengartikan keterampilan proses IPA adalah keterampilan
yang dilakukan oleh para ilmuwan.
Ditinjau dari tingkat kerumitan dalam penggunaannya, keterampilan proses IPA
dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu keterampilan:
Proses Dasar (Basic Skills)
Observing (mengamati), inferring (menarik kesimpulan), measuring (mengukur),
communicating (mengkomunikasikan), classifying (mengelompokkan), predicting
(memprediksi).
Keterampilan Proses Terintegrasi (Integrated Skills) (Moejiono dan
Dimyati, 1992:16)
Controlling variables (pengontrolan variabel), formulating hypothesis (menyusun
hipotesis), defining operationally (menentukan operasionalnya), eksperimen,
formulating model (membuat model), dan menginterpretasikan data.

4
Metode ilmiah menerapkan proses ilmiah/proses IPA. Langkah-langkah dalam
metode ilmiah adalah : merumuskan masalah, menyusun hipotesis, menguji
hipotesis dengan eksperimen dan menarik kesimpulan.

Sadar adanya masalah

Mengidentifikasi masalah dan


Merumuskan masalah
Masalah baru untuk studi lanjut
Suatu pertanyaaan tentang apa,
bagaimana dan mengapa

Jawaban sementara berupa Teori


perumusan hipotesis

Dari banyak jawaban dipilih salah Hukum


satu

Mengumpulkan bukti/data dari : Mengambil kesimpulan

eksperimen/observasi - Menganalisis
- Menguji
- Meringkas semua informaasi
Untuk dapat memahami dan mempunyai keterampilan IPA dalam metode ilmiah,
dan sebagainya
siswa harus memiliki pengalaman belajar dan berlatih dalam :
- Melakukan observasi
- Berpikir logis dan kritis
- Melakukan eksperimen
- Berkomunikasi verbal maupun non verbal
- Memecahkan masalah
E.2 IPA Sebagai Produk
Produk IPA adalah semua pengetahuan tentang gejala alam yang telah dikumpulkan
melalui observasi. Jadi dasar pembentukan produk IPA adalah data yang diperoleh
melalui observasi. Data adalah fakta yang telah diketahui kondisinya. Produk IPA yaitu :
a. Fakta ialah data dari hasil observasi berulang-ulang yang telah diketahui kondisinya.
b. Konsep adalah ide atau gagasan yang digeneralisasikan atau diabstraksikan dari
pengalaman. Dari pengaamatan sifat-sifat yang sama dari berbagai obyek seperti
besi, tembaga, perak, emas dan lain-lain timbul pengertian konsep logam. Logam
merupakan suatu konsep. Contoh konsep yang lain seperti, unsur, asam, basa, listrik
dan sebagainya.
c. Prinsip adalah generalisasi atau abstraksi dari konsep-konsep yang berhubungan.
Misalnya semua elektrolit dapat menghantarkaan arus listrik. Pernyataan ini

5
mengandung tiga konsep : elektrolit, menghantarkan dan arus listrik. Contoh lagi :
Gas mengalir dari tekanan tinggi ketekanan yang lebih rendah.
d. Hukum adalah generalisasi dari konsep-konsep yang berhubungan, yang digunakan
untuk menjelaskan banyak gejala.
Contoh : Tiap senyawa disusun oleh unsure dengan perbandingan tertentu dan tetap.
Di sini konsep senyawa, unsur, dan perbandingan dapat memberikan variasi yang
bermacam-macam.
Sesungguhnya agak sulit untuk membedakan antara prinsip dan hukum.
Karena keduanya merupakan pernyataan yang bersifat umum dan yang dapat
menjelaskan berlakunya gejala-gejala. Salah satu cirinya adaalah bahwa hokum itu
lebih luas dan lebih dalam abstraksinya, sehingga pemakaiannya mencakup gejala
yang lebih luas.
e. Teori adalah model yang abstrak yang dapat digunakan untuk menjelaskan
berlakunya prinsip dan hukum.
Contoh :
- Teori atom Dalton dapat digunakan untuk menjelaskan berlakunya hokum dasar
kimia.
- Teori ion dapat digunakan untuk menjelaskan sifat hantaran listr ik oleh elektrolit
dan prinsip-prinsip elektrolisis.
E.3 IPA Sebagai Sikap
Selama melakukan metode ilmiah melalui proses observasi, eksperimentasi, dan
berpikir rasional diperlukan sikap ilmiah seperti : jujur, obyektif, terbuka, komunikatif,
dan sebagainya, agar mencapai hasil/produk IPA yang benar.
Sikap ilmiah adalah sikap tertentu yang diambil dan dikembangkan oleh ilmuwan
untuk mencapai hasil yang diharapkan (Iskandar, 1996/1997: 11).
Sikap-sikap ilmiah meliputi:
a. Obyektif terhadap fakta. Obyektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak
dicampuri oleh perasaan senang atau tidak senang.
Contoh: Seorang peneliti menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034 m 3,
maka ia harus mengatakan juga 0,0034 m3, padahal seharusnya 0,005m3.
b. Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang
mendukung kesimpulan itu.
Contoh: Ketika seorang ilmuwan menemukan hasil pengamatan suatu burung
mempuyai paruh yang panjang dan lancip, maka dia tidak segera mengatakan
semua burung paruhnya panjang dan lancip, sebelum data-datanya cukup kuat
mendukung kesimpulan tersebut.
c. Berhati terbuka artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang lain,
walaupun gagasan tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri. Sementara

6
itu, jika gagasan orang lain memiliki cukup data yang mendukung gagasan
tersebut maka ilmuwan tersebut tidak ragu menolak temuannya sendiri.
d. Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat.
Contoh: Tinggi batang kacang tanah di pot A pada umur lima (5) hari 2 cm, yang
di pot B umur lima hari tingginya 6,5 cm. Orang lain mengatakan tanaman kacang
tanah pada pot A terlambat pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan
pendapat bukan fakta.
e. Bersikap hati-hati. Sikap hati-hati ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk cara
kerja yang didasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh, selalu
bekerja sesuai prosedur yang telah ditetapkan, termasuk di dalamnya sikap tidak
cepat mengambil kesimpulan. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan penuh
kehati-hatian berdasarkan fakta-fakta pendukung yang benar-benar akurat.
f. Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi. Bagi seorang
ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh orang pada umumnya, hal itu merupakan
hal penting dan layak untuk diselidiki.
Contoh: Orang menganggap hal yang biasa ketika melihat benda-benda jatuh,
tetapi tidak biasa bagi seorang Issac Newton pada waktu itu. Beliau berpikir keras
mengapa buah apel jatuh ketika dia sedang duduk istirahat di bawah pohon
tersebut. Pemikiran ini ditindaklanjuti dengan menyelidiki selama bertahun-tahun
sehingga akhirnya ditemukannya hukum Gravitasi.
Saling hubungan antarproduk, proses, dan sikap alamiah aadalah sebagai berikut :

Penelitian baru terhadap Proses IPA Produk IPA


gejala alam

Gejala atau fenomena alam Sikap dan Hasil IPA


berupa : Proses ilmiah - Fakta
- Obyek - Konsep
- Hubungan-hubungan - Prinsip
- Hukum
- Teori

SIKAP PROSES
- Hasrat ingin tahu - Mengidentifikasi masalah
- Jujur, tekun, teliti - Merumuskan masalah
- Obyektif - Observasi
- Keterbukaan - Merumuskan hipotesis
- Mawas diri - Menganalisis
F. Cara Belajar dan Membelajarkan IPA -
- Komunikatif Meramalkan
- Dan sebagainya - Evaluasi
- Mengambil kesimpulan dsb.

7
Berdasarkan karakteristiknya, IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pemahaman tentang karakteristik IPA ini berdampak pada proses belajar IPA di
sekolah.

Sesuai dengan karakteristik IPA, IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan karakteristik
IPA pula, cakupan IPA yang dipelajari di sekolah tidak hanya berupa kumpulan fakta tetapi
juga proses perolehan fakta yang didasarkan pada kemampuan menggunakan pengetahuan
dasar IPA untuk memprediksi atau menjelaskan berbagai fenomena yang berbeda.

Cakupan dan proses belajar IPA di sekolah memiliki karakteristik tersendiri. Uraian
karakteristik belajar IPA dapat diuraikan sebagi berikut.

a. Proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera, seluruh proses berpikir, dan
berbagai macam gerakan otot.
Contoh : untuk mempelajari pemuaian pada benda, kita perlu melakukan serangkaian
kegiatan yang melibatkan indera penglihat untuk mengamati perubahan ukuran benda
(panjang, luas, atau volume), melibatkan gerakan otot untuk melakukan pengukuran
dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dengan benda yang diukur dan cara
pengukuran yang benar, agar diperoleh data pengukuran kuantitatif yang akurat.
b. Belajar IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara (teknik). Misalnya,
observasi, eksplorasi, dan eksperimentasi.
c. Belajar IPA memerlukan berbagai macam alat, terutama untuk membantu pengamatan.
Hal ini dilakukan karena kemampuan alat indera manusia sangat terbatas. Selain itu bila
data yang kita peroleh hanya berdasarkan pengamatan dengan indera, maka akan
memberikan hasil yang kurang valid dan obyektif, sementara IPA mengutamakan
obyektivitas.
Contoh : pengamatan untuk mengukur suhu benda diperlukan alat bantu pengukur suhu
yaitu termometer.
d. Belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu ilmiah (misalnya seminar,
konferensi atau simposium), studi kepustakaan, mengunjungi suatu objek, penyusunan

8
hipotesis, dan yang lainnya. Kegiatan tersebut kita lakukan semata-mata dalam rangka
untuk memperoleh pengakuan kebenaran temuan yang benar-benar obyektif.
Contoh : sebuah temuan ilmiah baru untuk memperoleh pengakuan kebenaran, maka
temuan tersebut harus dibawa ke persidangan ilmiah lokal, regional, nasional, atau
bahkan sampai tingkat internasional untuk dikomunikasikan dan dipertahankan dengan
menghadirkan ahlinya.
e. Belajar IPA merupakan proses aktif.
Belajar IPA merupakan sesuatu yang harus siswa lakukan, bukan sesuatu yang
dilakukan untuk siswa. Dalam belajar IPA, siswa mengamati obyek dan peristiwa,
mengajukan pertanyaan, memperoleh pengetahuan, menyusun penjelasan tentang gejala
alam, menguji penjelasan tersebut dengan cara-cara yang berbeda, dan
mengkomunikasikan gagasannya pada pihak lain.
Keaktifan dalam belajar IPA terletak pada dua segi, yaitu aktif bertindak secara
fisik atau hands-on dan aktif berpikir atau minds-on (NRC, 1996:20).
Keaktifan secara fisik saja tidak cukup untuk belajar IPA, siswa juga harus
memperoleh pengalaman berpikir melalui kebiasaan berpikir dalam belajar IPA. Para ahli
pendidikan dan pembelajaran IPA menyatakan bahwa pembelajaran IPA seyogianya
melibatkan siswa dalam berbagai ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif.

Ada beberapa pendekatan dalam pembelajaran IPA, antara lain :


1. Pendekatan Faktual
Siswa diterangkan tentang fakta-fakta di alam. Contohnya : guru menerangkan
jika ular termasuk reptil, air membeku pada suhu 0 derajat celcius. Metode yang
digunakan adalah dengan membaca, mengulang, mendemonstrasikan, melatih, dan
mengetes. Tetapi, pendekatan faktual tidak menggambarkan IPA yang
sesungguhnya karena tidak menampilkan proses bagaimana didapatkannya fakta
tersebut. Disamping itu, murid akan mendapatkan kesan IPA hanyalah kumpulan
fakta yang selanjutnya menjadi hafalan yang tidak semuanya dipahami murid.
Jadi, pendekatan faktual akan menimbulkan kebosanan dan tidak memberikan
gambaran yang benar tentang IPA.
2. Pendekatan Konseptual
Konsep adalah suatu ide yang menghubungkan beberapa fakta. Dalam mencapai
pembentukan konsep, biasanya peserta didik memerlukan benda-benda konkret
untuk diotak-atik dan eksplorasi fakta-fakta. Pendekatan ini memerlukan lebih

9
dari sekedar menghafal. Tetapi pendekatan ini tidak menekankan proses IPA serta
keterampilannya.
3. Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan ini adalah pendekatan terbaik dalam pembelajaran IPA. Siswa benar-
benar melakukan pengamatan, pengukuran,, pengidentifikasian serta pengendalian
variabel, dan lain-lain. Sehingga siswa akan lebih paham dan mengerti setelah
aktif/terlibat langsung dalam proses belajar dan memiliki pengalaman belajar.
Misalnya tentang penyampaian materi titik didih air. Pemahaman siswa akan
berbeda antara penyampaian dengan metode ceramah dan dengan pengukuran
langsung suhu air mendidih menggunakan termometer yang termasuk
keterampilan proses IPA.
Pendekatan keterampilan proses IPA memungkinkan siswa merasakan hakekat
IPA dan membuat mereka melakukan kegiatan sains. Mereka mempelajari juga
fakta-fakta dan konsep IPA. Jadi, dengan pendekatan ini murid-murid dapat
mempelajari proses dan produk IPA. Catatan yang perlu diperhatikan adalah guru
harus benar-benar menguasai keterampilan-keterampilan proses IPA sebelum
mempergunakan pendekatan ini sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan
dengan mudah.

10
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta,
konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian
kegiatan dalam metode ilmiah. Karakteristik IPA adalah hasil proses empirik dan analitik
yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Hakikat IPA ada tiga. Sebagai produk
berarti dapat menghasilkan produk IPA. Lalu sebagai proses, artinya untuk mendapatkan
produk IPA dibutuhkan proses-proses ilmiah dengan menggunakan keterampilan proses
IPA. Sedangkan IPA sebagai sikap mempunyai arti untuk memecahkan suatu masalah
dan menghasilkan produk IPA dibutuhkan sikap tertentu yang dinamakan sikap ilmiah.
Cara membelajarkan IPA yang tepat adalah dengan membangun keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran seperti pada kegiatan praktikum sehingga siswa memiliki
keterampilan proses IPA dan dapat memahami konsep dengan baik.

B. Saran

Sebaiknya keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran IPA lebih
ditingkatkan lagi agar konsep dapat semakin dipahami. Selain itu, pengajar hendaknya
memotivai siswa untuk belajar IPA agar hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dan
pandangan tentang IPA yang dianggap sukar itu dapat diubah. Guru juga sebaiknya
melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses yang sesuai dengan
hakikat IPA sebagai proses, produk, dan sikap

11
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.uny.ac.id

http://kartono.staff.fkip.uns.ac.id

http://pjjpgsd.unesa.ac.id

http://elearning.gunadarma.ac.id

http://rudy-unesa.blogspot.com

http://faizalnizbah.blogspot.com

Iskandar, Srini M. 2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: CV. Maulana

Margono,dkk. 1994. Dasar-Dasar Pendidikan MIPA. Surakarta: UNS

Masud, Ibnu dkk. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Bandung: CV Pustaka Setia

12
LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN DISKUSI

1. Dian P. S : Bagaimana menurut kalian tentang pandangan bahwa anak IPA itu kurang
dapat bersosialisasi dengan anak IPS serta bagaimana cara membelajarkan IPA agar tidak
menegangkan dan membosankan?

Jawab : Sebenarnya pandangan tersebut tidak tepat. Karena dengan terbiasa bekerja sama
dalam praktikum, anak IPA justru lebih mampu bersosialisasi tak terkecuali dengan anak
IPS. Mungkin, pandangan tersebut dapat dirubah dengan ditingkatkannya kuantitas
kegiatan yang membuat anak IPA dan IPS lebih membaur. Sehingga tidak terkesan ada
jarak diantara keduanya. Sedangkan cara membelajarkan IPA yang tepat adalah dengan
melibatkan siswa dalam proses belajar. Dengan begitu, mereka akan aktif dan
mendapatkan pengalaman belajar.
2. Kristina P. S. : Apakah contoh nyata IPA sebagai proses dan produk?

Jawab : IPA sebagai proses dan produk dapat kita lihat dalam proses percobaan/praktikum
fotosintesis. Dalam praktikum itu, siswa diajak untuk mengamati proses yang terjadi
dalam fotosintesis secara langsung. Siswa diajak berpikir tentang bahan dan produk
fotointesis, lalu menyimpulkannya. Sehingga diakhir, siswa mendapatkan pemahaman
konsep tentang fotosintesis dan terbentuk sikap ilmiah seperti teliti, logis, dan analitis.
3. Monica N. I : Bagaimana cara mengatasi kekurangan fasilitas media pembelajaran seperti
mikroskop di sekolah yang berada di pelosok?

Jawab : Kepala sekolah seharusnya aktif mengajukan permintaan bantuan fasilitas ke


pemerintah dan dinas terkait. Karena tanpa mikroskop, pengamatan mikroorganisme tidak
dapat dilakukan. Pihak sekolah dan wali murid hendaknya terus berupaya agar fasilitas
pokok seperti mikroskop dapat tersedia di sekolah itu.
4. Windy : Bagaimana cara mengatasi manipulasi data oleh siswa?

Jawab : Siswa yang memiliki sikap ilmiah tentunya tidak akan melakukan manipulasi data.
Tetapi, dilakukan/tidaknya manipulasi data tergantung individu masing-masing. Oleh

13
karena itu, guru hendaknya lebih menekankan pada pembentukan sikap ilmiah yang salah
satunya kejujuran dalam pembelajaran IPA. Sehingga manipulasi data tidak akan terjadi.
5. Rika : Seberapa penting IPA dalam kehidupan sehari-hari ?

Jawab : Sangat penting, IPA sebagai dasar dari teknologi yang berperan untuk
memudahkan pekerjaan manusia. Misalnya di bidang transportasi, alat-alat transportasi
dibuat menggunakan ilmu IPA terapan.

6. Nova : Bagaimana cara mengatasi cacat indera misalnya buta warna pada saat praktikum
atau saat proses pembelajaran IPA?

Jawab : Cacat indera seperti buta warna memang bawaan saat lahir, maka guru hanya
dapat mengusahakan siswa berkebutuhan khusus tersebut memahami materi yang
dipelajari lewat metode pembelajaran lain misalnya diskusi kelompok. Melalui diskusi,
siswa berkebutuhan khusus dapat dibantu oleh temannya yang lain. Tetapi bagi siswa yang
buta warna, guru dan teman tetap tidak dapat membantunya mengenali warna saat
pengamatan. Oleh karena itu, sebaiknya siswa jurusan IPA memiliki penglihatan yang
normal untuk melancarkan proses pembelajaran IPA.

7. Gilang Akbar N. : Bagaimana sejarah perkembangan IPA?

Jawab : Awal dari IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala alam,
mencatatnya kemudian mempelajarinya. Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas
pada hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada. Kemudian makin bertambah
dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Selanjutnya dari peningkatan
kemampuan daya pikirnya manusia mampu melakukan eksperimen untuk membuktikan
dan mencari kebenaran dari suatu pengetahuan. Dari hasil eksperimen ini kemudian
diperoleh pengetahuan yang baru. Setelah manusia mempu memadukan kemampuan
penalaran dengan eksperimen ini lahirlah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam).
Perkembangan IPA itu sendiri mulai berkembang sangat lambat antara abad 15-16.
Namum perkembangan IPA lebih pesat setelah adanya konsep Copernicus yang kemudian
diperkuat Galileo (konsep geosentris konsep heliosentris), dikenal sebagai permulaan
abad ilmu pengetahuan modern (kebenaran berdasarkan induksi). Di awal abad 20
perkembangan IPA khususnya bidang fisika makin berkembang pesat setelah konsep fisika
kuantum dan relativitas serta bermunculan beberapa fisikawan yang terkenal seperti
Newton.

14
8. Nurhusin A. : Proses IPA apa hanya metode ilmiah ?

Jawab : Proses IPA memang dapat ditunjukkan melalui metode ilmiah, tetapi proses IPA
lebih menekankan pada terbentuknya sikap ilmiah sebagai salah satu hasil dari proses IPA.
Sikap ilmiah antara lain jujur, tekun, sabar, dapat bekerja sama, rajin, memiliki rasa ingin
tahu yang tinggi, logis, analitis, obyektif, dan teliti. Sikap ini diharapkan tumbuh pada diri
siswa setelah melakukan proses IPA.

9. Atika K. : Apa saja produk IPA dalam bidang biologi?

Produk IPA adalah fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori.


Fakta : Binatang dan manusia membutuhkan makanan.
Konsep : Hewan berdarah dingin adalah hewan yang menyesuaikan suhu tubuhnya
dengan suhu lingkungannya.
Prinsip : Klorofil terdapat di kloroplas dan berwarna hijau.
Hukum : Fotosintesis menghasilkan karbohidrat.
Teori : Teori sel Scleiden dan Schwan tentang sel merupakan kesatuan struktural
makhluk hidup.
10. Manisya Lis P. : Cara menumbuhkan rasa keingintahuan?

Jawab :
a. Ajari siswa untuk selalu membuka pemikiran mereka terhadap hal-hal baru maupun
hal-hal yang sudah pernah mereka pelajari.
b. Ajari siswa untuk tidak selalu menerima ilmu yang didapatkan sebagai suatu
kebenaran yang bersifat final.
c. Pancing siswa untuk aktif bertanya.
d. Ajari siswa untuk tidak memberikan label terhadap suatu hal sebagai sesuatu yang
membosankan atau tidak menarik.
e. Terus motivasi siswa agar menyadari bahwa belajar itu sesuatu yang menyenangkan.
f. Ajak siswa untuk membaca beragam jenis bacaan untuk mengeksplorasi dunia-dunia
baru bagi mereka.

15

Anda mungkin juga menyukai