Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Teknik Elektro ISSN 2502-0986

ANALISA PERBAIKAN SISTEM PENTANAHAN INSTALASI LISTRIK


DI TANAH KAPUR DAN PADAS MENGGUNAKAN METODE SIGARANG
(SISTEM GROUNDING ARANG DAN GARAM)
Zainal Abidin 1) , Abdul Ghufron 2)
1)
Dosen Fakultas Teknik Prodi Teknik Elektro Universitas Islam Lamongan
2)
Program Studi Teknik Informatika Universitas Islam Lamongan

Email : uponk.audio@gmail.com,inal9474@gmail.com,suherijanto009@gmail.com

ABSTRAK
Sistem pembumian bertujuan untuk mengamankan peralatan-peralatan listrik maupun manusia yang
berlokasi di sekitar gangguang dengan cara mengalirkan arus gangguan ke tanah, salah satu faktor
untuk mendapatkan nilai tahanan pembumian yang kecil yaitu letak elektroda yang akan ditanam.
Untuk mengetahui nilai tahanan pembumian diperlukan pengukuran. Dari hasil analisis diperoleh
kesimpulan bahwa nilai tahanan pembumian sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah di mana elektroda
tersebut ditanam, perlakuan-perlakuan terhadap tanah dan sudut pengukuran. Penambahan air arang
dan garam memberikan dampak terbaik dalam menurunkan tahanan pentanahan sampai pada nilai
rata- rata 1,52 ohm pada tanah padas dan pada tanah kapur 2,43 ohm dengan ukuran perbandingan
5:2:1.
Kata kunci: Tanah, Tahanan Pembumian, bahan urukan.

PENDAHULUAN 2. Pengukuran dilakukan pada 2 jenis tanah


Pentanahan merupakan faktor terpenting yaitu padas, tanah kapur.
dalam meningkatkan keamanan dalam sistem 3. Diasumsikan bahwa lapisan-lapisan
tenaga listrik dan peralatan-peralatan rumah tanahnya homogen.
tangga, kondisi tanah sangat mempengaruhi
nilai resistansi pada proses pentanahan listrik. Tujuan Penelitian
Dalam rangka untuk perbaikan pada kondisi 1. Menganalisa pengaruh penambahan
tanah kering dan tandus akibat kurangnya air,arang dan garam pada pentanahan pada
sumber air dalam tanah, peneliti tanah kapur dan padas menggunakan
bereksperimen melakukan upaya agar kondisi metode Sigarang.
resistansi tanah dapat diturunkan agar sistem 2. Untuk mengetahui efesiensi pentanahan
pentanahan menjadi lebih baik. Metode yang pada tanah kapur dan padas menggunakan
kami upayakan untuk menurunkan nilai metode Sigarang.
resistansi pentanahan di daerah tanah kering
dan tandus dengan menggunakan komposisi LANDASAN TEORI
air, arang dan garam (sigarang) pada wilayah Sistem Pentanahan
batang pentanahan. Pentanahan (grounding) adalah
merupakan suatu mekanisme dimana daya
Rumusan Masalah listrik dihubungkan langsung dengan tanah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka (bumi).
dapat diambil perumusan masalah yaitu: Pentanahan peralatan adalah
1. Bagaimana pengaruh penmbahan air arang penghubungan bagian bagian peralatan listrik
dan garam pada pentanahan rumah yang pada keadaan normal tidak dialiri arus.
tangga? Tujuannya adalah untuk membatasi tegangan
2. Bagaimana efisiensi menggunakan arang antara bagian bagian peralatan yang tidak
dan garam pada pentanahan rumah dialiri arus dan antara bagian bagian ini
tangga? dengan tanah sampai pada suatu harga yang
Batasan Masalah aman untuk semua kondisi operasi baik
Karena luasnya materi, maka dilakukan kondisi normal maupun saat terjadi gangguan.
beberapa pembatasan masalah, antara lain : Sistem pentanahan ini berguna untuk
1. Pengukuran dilakukan di tanah. memperoleh potensial yang merata dalam
suatu bagian struktur dan peralatan serta untuk

1
Jurnal Teknik Elektro ISSN 2502-0986

memperoleh impedansi yang rendah sebagai 1.1 Tahanan Pembumian


jalan balik arus hubung singkat ke tanah. Bila Tahanan pembumian adalah hambatan
arus hubung singkat ke tanah dipaksakan yang dialami oleh arus ketika mengalir ke
mengalir melalui tanah dengan tahanan yang tanah. Arus ini mengalir menuju tanah melalui
tinggi akan menimbulkan perbedaan tegangan elektroda pembumian yang ditanam atau
yang besar dan berbahaya. ditancapkan ke dalam tanah pada ke dalam
tertentu. PUIL 2000 mendefenisikan tahanan
Sistem Pembumian Rumah Tangga pembumian sebagai jumlah tahanan elektroda
Di dalam PUIL 2000 disebutkan bahwa pembumian dan tahanan penghantar
pada instalasi listrik ada dua jenis resiko utama pembumian. Tahanan ini terdiri dari tahanan
yaitu: yang disebabkan penghantar logam dan tanah.
a. Arus kejut listrik Tahanan yang ditimbulkan penghantar sangan
b. Suhu berlebihan yang sangat mungkin kecil sehingga dapat diabaikan. Tahanan yang
mengakibatkan kebakaran, luka bakar atau paling besar adalah tahanan yang ditimbulkan
efek cedera listrik. oleh tanah. Beberapa jenis tanah yang nilai
Untuk mengindarkan manusia ataupun tahanan jenisnya dicantumkan dalam PUIL
ternak dari bahaya yang timbul karena 2000 dapat dilihat pada Tabel 2.
sentuhan dengan bagian aktif instalasi listrik
maka dapat dilakukan cara-cara berikut: Tabel 2 Tahanan Jenis Tanah
a. Mencegah mengalirnya arus melalui badan
manusia atau ternak.
b. Membatasi arus yang dapat mengalir
melalui badan manusia sampai suatu nilai
yang lebih kecil dari arus kejut.
c. Pemutusan suplai secara otomatis dalam
waktu yang ditentukan pada saat terjadi
gangguan yang sangat mungkin Batang Grounding
menyebabkan mengalirnya arus melalui Batang Pembumian (grounding)
manusia yang bersentuhan dengan body berfungsi mengalirkan muatan listrik dari
peralatan, yang nilai arusnya sama dengan kabel konduktor ke batang pembumian
atau lebih besar dari arus kejut listrik. (ground rod) yang tertanam di tanah. Batang
Untuk mengetahui sejauh mana tubuh pembumian terbuat dari bahan tembaga
manusia sanggup menahan aliran listik dan berlapis baja, dengan diameter 1,5 dan panjang
akibat-akibat yang ditimbulkan, Tabel 2.1 di sekitar 1,8 3m.
bawah memperlihatkan batasan batasan
tersebut, ini berguna sebagai informasi Arang
sehingga seorang perancang maupun Arang adalah residu hitam berisi karbon
instalateur dapat merancangkan suatu instalasi tidak murni yang dihasilkan dengan
yang aman bagi manusia maupun ternak. menghilangkan kandungan air dan komponen
Tabel 1 : Batasan-batasan arus volatil dari hewan atau tumbuhan. Arang
dan pengaruhnya terhadap manusia umumnya didapatkan dengan memanaskan
kayu, gula, tulang, dan benda lain. Arang yang
hitam, ringan, mudah hancur, dan meyerupai
batu bara ini terdiri dari 85% sampai 98%
karbon, sisanya adalah abu atau benda kimia
lainnya.
Penambahan arang bertujuan untuk
menurunkan tahanan grounding dan
memelihara tahanan grounding rendah secara
permanen, tahanan grounding di dalam tanah
berhubungan dengan reaksi kimia antara tanah
tersebut.

2
Jurnal Teknik Elektro ISSN 2502-0986

Garam menunjukkan simbol baterai lemah atau


Dalam ilmu kimia, garam adalah bahkan layar dalam keadaan gelap berarti
senyawa ionik yang terdiri dari ion positif baterai pelu diganti.
(kation) dan ion negatif (anion), sehingga 3. Membuat rangkaian pengujian seperti pada
membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). gambar (2) dengan menanam elektroda
Garam terbentuk dari hasil reakai asam dan utama dan elektroda bantu. Menanam
basa. Komponen kation dan anion ini dapat elektroda dengan memukul kepala
berupa senyawa anorganik seperti klorida elektroda menggunakan martil, jika
(Cl), dan bisa juga berupa senyawa organik menjumpai lapisan tanah yang keras
seperti asetat (CH3COO) dan ion monoatomik sebaiknya jangan memaksakan penanaman
seperti fluorida (F), serta ion poliatomik elektroda.
seperti sulfat (SO42). kandungan mineral 4. Menetukan jarak antar elektroda bantu
tanah sangat mempengaruhi tahanan minimal 5 meter dan maksimal 10 meter.
sebaran/resistansi karena jika tanah semakin 5. Mengukur tegangan tanah dengan dengan
banyak mengandung logam maka arus petir mengarahkan range switch ke earth voltage
semakin mudah menghantarkan. dan pastikan bahwa nilai indikator 10 V
atau kurang. Jika earth voltage bernilai
Metodologi Penelitian lebih tinggi dari 10 V diperkirakan akan
Metode Sigarang terjadi banyak kesalahan dalam nilai
Sigarang (sistem grounding arang dan pengukuran tahanan.
garam) adalah suatu sistem pentanahan 6. Mengecek penghubung atau penjepit pada
menggunakan arang dan garam. Percobaan elektroda utama dan elektroda bantu
dilakukan dengan cara melakukan perhitungan dengan mensetting range switch ke 2000
terhadap data resisitivitas tanah yang telah dan tekan tombol PRESS TO TEST . Jika
diberikan perlakuan fisik berupa penambahan tahanan elektroda utama terlalu tinggi atau
air, garam dan arang yang bertujuan untuk menunjukkan simbol . . . yang berkedip-
mencari nilai resistivitas yang rendah dari kedip maka perlu dicek penghubung atau
tanah tersebut. Penelitian karakteristik tanah penjepit pada elektroda utama.
ini dilakukan dengan penambahan air, arang 7. Melakukan pengukuran. Mensetting range
dan larutan garam dan mengikuti beberapa switch ke posisi yang diinginkan dan tekan
langkah. tombol PRESS TO TEST selama
beberapa detik.
Desain Sigarang
8. Mencatat nilai ukur tahanan yang muncul
dari Digital Earth Resistance Tester.
9. Mengembalikan posisi tombol PRESS TO
TEST ke posisi awal.
10. Melakukan pengujian tahanan untuk
kedalaman elektroda utama yang berbeda
dengan langkah 3, 7, 8, 9.
11. Tahapan yang sama untuk kondisi tanah
Gambar 1 Desain Sigarang yang berbeda.
Bahan bahan pembuatan desain sigarang Pengukuran Tahanan Jenis Tanah
1. batang grounding
2. pipa besi 2,5 Pengukuran tahanan jenis tanah biasanya
3. Arang dilakukan dengan cara :
4. garam,air 1. Metode dua elektroda (tow electroda
method) aau
Sistem Pengukuran 2. Metoda tiga titik (three pint method)
1. Mempersiapkan peralatan dan bahan. Arus yang masuk ke tanah mengalir
2. Mengecek tegangan baterai dengan secara radial dari elektroda, misalkan arah arus
menghidupkan Digital Earth Resistance dalam tanah dari elektroda 1 ke elektroda 2
Tester. Jika layar tampak bersih tanpa berbentuk permukaan bola dengan jari-jari r,
simbol baterai lemah berarti kondisi baterai luas permukaan tersebut adalah 2 r2, dan
dalam keadaan baik. Jika layar

3
Jurnal Teknik Elektro ISSN 2502-0986

rapat arus radial pada jarak r adalah J= Gambar 3.2 diagram alur penelitian
I / 2 r2.
Bila adalah tahanan jenis tanah, maka
kuat medan dalam tanah pada arah radial
dengan jarak r adalah E(r) = J. PEMBAHASAN
Data rata- rata penelitian
I
Jadi, E r Table 3 Rata-rata resistansi pentanahan
2r 2
Potensial pada jarak r dari elektroda adalah
integral dari gaya listrik dari jarak r ke titik tak
terhingga :
I
~
V E r dr 2r
r

Perbandingan antara tegangan dan arus atau


tahan menjadi : PEMBAHASAN

R Tabel 4. Tahanan Jenis Tanah
2r

Dari gambar, terlihat, r13 = r34 = r24 = a.


Jadi :
I 1 1
V3
2 a 2a

dan
I 1 1 Dari hasil pengamatan pada tabel 4 ,
V4
2 2a a
jika berdasarkan tabel diatas Resistansi tanah
Beda tegangan antara titik 3 dan 4 adalah : berdasakan PUIL 2000, dapat dibandingkan
jika tanah kondisi basah 200 , jika diambil
I 1 1 1 1
V34 tahanan 200ohm dan nilai rata- rata 1,52
2 a 2a 2a a
R tanah 2 a R
I
=
2a

dan =
V34
Resistansi tanah pada tanah padas basah 95,5
R34
I 2a
jadi : Dari hasil pengamatan pada tabel 4 ,
jika berdasarkan tabel diatas Resistansi tanah
2aR34
berdasakan PUIL 2000, dapat dibandingkan
Diagram alur penelitian : jika tanah kondisi basah 200 , jika diambil
tahanan 200 ohm dan nilai rata- rata 1,82
R tanah 2 a R
=
=

Resistansi tanah pada tanah padas


kering 114,4

Dari hasil pengamatan pada tabel 4, jika


berdasarkan tabel diatas Resentasi tanah
berdasakan PUIL 2000, dapat dibandingkan

4
Jurnal Teknik Elektro ISSN 2502-0986

jika tanah kondisi basah 200 , jika diambil


tahanan 200ohm dan nilai rata- rata 2,43
R tanah 2 a R
= DAFTAR PUSTAKA
[1] Bang Torus di 11:22 PM Friday, April 13,
= 2012, tentang tanah kapur
[2]Elektro Indonesia Nomor 24, Tahun V,
Resistansi tanah pada tanah kapur basah Januari 1999
152,7 [3]Novia Malinda di 22.04, tentang Makalah
Dari hasil pengamatan pada tabel 4, jika earth tester
di dasarkan tabel diatas Resentasi tanah [4]Oka et al, 2002 metode pentanahan netral
berdasakan PUIL 2000, dapat dibandingkan pada sistem distribusi
jika tanah kondisi basah 200 , jika diambil [5]PUIL 2000 persyaratan Umum Instalasi
tahanan 200ohm dan nilai rata- rata 3 Listrik tentang pembumian.
R tanah 2 a R [6]Tim Skripsi, 2015 Pedoman Penulisan
= Skripsi. Fakultas Teknik Universitas
Islam Lamongan
= [7]http://www.bukupr.com/2012/09/asam-
Resistansi tanah pada tanah kapur basa-dan-garam_22.html
kering 188,5
.
Dari hasil pengamatan dan perhitungan R rata-
rata pada tanah padas dan tanah kapur sesuai
dengan PUIL 2000 masih memiliki nilai R <
200 dengan referensi pasir basah (Tabel 4).

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan
pembahasan dapat ditarik simpulan sebagai
berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan
bahwa pentanahan air, garam dan arang
dengan ukuran 5:2:1 menghasilkan rata-
rata nilai tahanan 1,52 pada tanah padas
kondisi tanah basah pada tabel 4.1, dan
rata-rata 2,43 pada tanah kapur kondisi
basah pada tabel4.3. dibandingkan dengan
metode tanpa Sigarang pentanahan nilai
rata- rata pada tanah padas 3 dan pada
tanah kapur 3,5.
2. Pentanahan menggunakan air, garam dan
arang (Sigarang) dapat menghasilkan
efisiensi pentanahan sebesar 75% pada
tanah kapur. Dan efisiensi pentanahan
pada tanah padas rata-rata 65%
dibandingkan pentanahan tanpa sigarang.

SARAN
1. Penggunaan pada tanah berbeda bisa
didapatkan hasil yang berbeda
2. Perlu dilakukan perbaikan dan
pembahasan dalam penelitian pentanahan
dengan metode sigarang dalam pentanahan
dalam lingkup besar atau gedung.

Anda mungkin juga menyukai