Anda di halaman 1dari 4

Tugas Ujian

1. Perbedaan waktu tonsilofaringitis akut dan kronis

Akut : < 3 bulan

Kronis : > 3 bulan

2. Penyebab timbulnya granuler pada dinding faring

Akibat adanya infeksi maka terjadi infiltrasi pada lapisan epitel, yang apabila
epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial akan mengadakan reaksi, terjadi
pembendungan radang dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Jika iritasi terus
terjadi maka terjadi perubahan mukosa dinding posterior faring, tampak mukosa
menebal serta terjadi pembengkakan dan hipertrofi kelenjar limfe dibawahnya
gambaran granuler

3. Diagnosis banding pada pembesaran tonsil bilateral dan unilateral

Bilateral:
1. Tonsilitis bakterial
2. Tonsilitis viral
3. Tonsilitis Difteri
4. Tonsilitis kronis

Unilateral:
1. Abses peritonsil
2. Limfoma
3. Keganasan

4. Efek samping dari metilprednisolon

Metilprednisolon adalah kortikosteroid, dimana mekanisme kerjanya adalah


sebagai kortikosteroid hormon reseptor agonis. Metilprednisolon memiliki fungsi
sebagai antiinflamasi dan imunosupresan.3

i
Methylprednisolone memberikan efek samping sebagai berikut:
Insufisiensi adrenokortikal :
Dosis tinggi untuk periode lama dapat terjadi penurunan sekresi endogeneous
kortikosteroid dengan menekan pelepasan kortikotropin pituitary insufisiensi
adrenokortikal sekunder.

Efek muskuloskeletal :
Nyeri atau lemah otot, penyembuhan luka yang tertunda, dan atropi matriks
protein tulang yang menyebabkan osteoporosis, retak tulang belakang karena
tekanan, nekrosis aseptik pangkal humerat atau femorat, atau retak patologi
tulang panjang.

Gangguan cairan dan elektrolit :


Retensi sodium yang menimbulkan edema, kekurangan kalium, hipokalemik
alkalosis, hipertensi, serangan jantung kongestif.

Efek pada mata :


Katarak subkapsular posterior, peningkatan tekanan intra okular, glaukoma,
eksoftalmus.

Efek endokrin :
Menstruasi yang tidak teratur, timbulnya keadaan cushingoid, hambatan
pertumbuhan pada anak, toleransi glukosa menurun, hiperglikemia, bahaya
diabetes mellitus.

Efek pada saluran cerna :


Mual, muntah, anoreksia yang berakibat turunnya berat badan, peningkatan
selera makan yang berakibat naiknya berat badan, diare atau konstipasi,
distensi abdominal, pankreatitis, iritasi lambung, ulceratif esofagitis.
Juga menimbulkan reaktivasi, perforasi, perdarahan dan penyembuhan peptik
ulcer yang tertunda.

Efek sistem syaraf :


Sakit kepala, vertigo, insomnia, peningkatan aktivitas motor, iskemik
neuropati, abnormalitas EEG, konvulsi.

Efek dermatologi :
Atropi kulit, jerawat, peningkatan keringat, hirsutisme, eritema fasial, striae,
alergi dermatitis, urtikaria, angiodema.

Efek samping lain :


Penghentian pemakaian glukokortikoid secara tiba-tiba akan menimbulkan
efek mual, muntah, kehilangan nafsu makan, letargi, sakit kepala, demam,
nyeri sendi, deskuamasi, mialgia, kehilangan berat badan, dan atau hipotensi

ii
Daftar Pustaka

iii
1. Adam GL, Boies LR, Higler PA. Penyakit Nasofaring dan Orofaring.
Dalam: Boies Buku Ajar Penyakit Teling Hidung Tenggorok. Edisi
Keenam. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 1997
2. Rahmawati Y. Peta Kuman Dan Resistensinya Terhadap Antibiotika Pada
Pasien Faringitis Di Rsud Dr. Moewardi Tahun 2014 (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
3. Djuanda A. Pengobatan Dengan Kortikosteroid Sistemik Dalam Bidang
Dermatovenereologi. Dalam: Buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Edisi Ketujuh. Jakarta: KFUI; 2015

iv

Anda mungkin juga menyukai