Anda di halaman 1dari 17

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID PADA KULIT DAN

DAUN JERUK SITRUN YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIOKSIDAN

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun oleh

IRENE FAUSTA WIJONO

405110135

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TARUMANAGARA

JAKARTA

2012
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID PADA KULIT DAN
DAUN JERUK SITRUN YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIOKSIDAN

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun oleh

IRENE FAUSTA WIJONO

405110135

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TARUMANAGARA

JAKARTA

2012
HALAMAN PERSETUJUAN

JUDUL/TOPIK :Isolasi dan identifikasi golongan flavonoid pada kulit


dan daun jeruk sitrun yang berpotensi sebagai
antioksidan

NAMA : Irene Fausta Wijono

NIM : 405110135

NAMA PEMBIMBING : dr. Siufui Hendrawan,MD,MS

LAMA PENELITIAN : 3 semester

LOKASI : Universitas Tarumanagara

JAKARTA, 20 November 2012

Menyetujui,

(dr.Siufui Hendrawan,MD,MS) (Irene Fausta Wijono)

NIK: NIM:405110135

Mengetahui,

(dr.Meilani)

NIK :
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan bahan alam yang memiliki potensi

sebagai jamu atau obat (fitofarmaka) yang baik untuk manusia. Fitofarmaka adalah obat

dari bahan alam terutama dari alam nabati, yang khasiatnya jelas dan terbuat dari bahan

baku, baik berupa simplisia atau sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan

minimal, sehingga terjamin kese- ragaman komponen aktif, keamanan dan

kegunaannya(1).Secara tradisi,masyarakat mengkonsumsi tanaman obat untuk

menyembuhkan penyakit.Adapun bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari,setelah

diteliti juuga berkhasiat secara medis.


Sejak dahulu masyarakat Indonesia mengenal dan memakai tumbuhan sebagai

salah satu upaya dalam penanggulangan masalah kesehatan yang dihadapinya. Namun

hal ini dilakukan berdasarkan pengalaman yang turun temurun dan bukan melalui kajian

yang sistematis dan terencana, sehingga komponen kimia yang aktif dari tumbuhan

tersebut belum banyak ditemukan (Harborne, 1987).

Jeruk Sitrun atau yang lebih kita kenal dengan Jeruk Lemon adalah salah satu buah

yang sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai salah satu bahan

makanan,minuman,dan penambah rasa makanan. Di Indonesia sendiri,jeruk sitrun adalah

salah satu buah yang banyak dimanfaatkan hasil olahannya dibandingkan

mengkonsumsinya secara langsung.Hasil olahan yang paling terkenal adalah minuman

sari buah lemon,hal ini karena telah terjadi banyaknya permintaan pasar atas hasil olahan

jeruk sitrun tersebut.


Pada pengolahan jeruk sitrun sekitar 70% dari berat buah akan

terbuang.Kebanyakan orang hanya mengambil sari-sari jeruk sitrun dari dagingnya dan

berupa cairan.Sedangkan kulit dan biji sitrun akan terbuang secara percuma.Karena

tingkat pengetahuan dan informasi yang terbatas,kebanyakan kulit lemon akan menjadi

sampah atau limbah rumah tangga yang tidak terpakai.Walaupun kulit jeruk sitrun

terkadang dipakai oleh masyarakat sebagai bumbu makanan dan manisan,masyarakat

belum mengetahui adanya beberapa kandungan zat yang amat berguna di dalam kulit

jeruk sitrun ini sendiri. (2) Pada masyarakat dipercaya kalau jeruk memiliki kandungan

antioksidan.Antioksidan substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal

bebas.

Menurut Cuppert (1997) disitir oleh Widjaya (2003) antioksidan dinyatakan

sebagai senyawa yang secara nyata dapat memperlambat oksidasi, walaupun dengan

kosentrasi yang lebih rendah sekalipun dibandingkan dengan substrat yang dapat

dioksidasi. Senyawa-senyawa yang bersifat antioksidan diantaranya dapat berupa asam

fenolik, flavonoid, polifenol, karoten, vitamin C, vitamin E dan likopen (3,4)

Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang potensial sebagai antioksidan dan

mempunyai bioaktifitas sebagai obat. Senyawa-senyawa ini dapat ditemukan pada

batang, daun, bunga dan buah. Flavonoid dalam tubuh manusia berfungsi sebagai

antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker. Manfaat flavonoid antara lain

adalah untuk melindungi struktur sel,meningkatkan efektivitas vitamin C, anti-inflamasi,

mencegah keropos tulang dan sebagai antibiotik (5)

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Pernyataan Masalah

Belum diketahuinya bahan-bahan aktif dari kulit dan daun jeruk sitrun yang

bermanfaat bagi kesehatan tubuh/yang berkhasiat obat.


1.2.2 Pertanyaan Masalah
Apa saja kandungan bahan aktif dalam kulit dan daun jeruk sitrun?

1.3 Hipotesis Masalah

Pada kulit dan Jeruk sitrun mengandung berbagai bahan aktif yang bermanfaat

bagi kesehatan tubuh.

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Diketahuinya adanya bahan aktif di dalam kulit dan daun jeruk sitrun yang

bermanfaat bagi kesehatan tubuh/ berkhasiat obat.

1.4.2 Tujuan Khusus

Diketahuinya jenis bahan aktif di dalam kulit dan daun jeruk sitrun.

1.5 Manfaat Penelitian

1.Bagi Peneliti
Untuk meningkatkan tingkat pengetahuan dan kemampuan peneliti mengenai

kandungan zat yang terdapat dalam kulit dan daun jeruk lemon
Memenuhi syarat untuk memperoleh kelulusan sebagai sarjana kedokteran

2.Bagi Institusi Pendidikan


Untuk menambah dan meningkatkan literature untuk menunjang ilmu

pengetahuan
3.Bagi Masyarakat
Meningkatnya pengetahuan mengenai manfaat kulit jeruk lemon,sehingga dapat

memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelusuran Literatur


2.1.1 Nama dan Persebaran
Tanaman jeruk (Citrus sp) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang sangat

penting dalam perekonomian masyarakat. Tanaman ini sudah lama dikenal dan

dibudidayakan di Indonesia. Di Indonesia budidaya dan penelitian jeruk sedang

dalam taraf berkembang meskipun sebenarnya usaha ini sudah dilaksanakan orang

sejak jaman sebelum kemerdekaan. Dewasa ini usaha perkebunan dan penanaman

jeruk tidak hanya terpusat di Jawa, tetapi juga sudah hampir merata di daerah-daerah

lain yang kondisi iklim dan tanahnya cocok untuk ditanami jeruk (Sarwono, 1986).
Daerah penyebaran jeruk di Indonesia yaitu Garut, Sukabumi, Purworejo, Karang

Anyar, Sragen, Banyuwangi, Tulungagung, Jeneponto, Pangkep, Bangli, Sambas,

Pontianak, Sumedang, Bogor, Tasikmalaya, Cilacap, Banyumas, Solo, Madura,

Malang, Palembang, Medan, Brastagi, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur

dan Sulawesi Selatan (Sarwono, 1982; Dirjen Pangan, 1992). (6)


2.1.2 Morfologi

Tanaman jeruk yang banyak dibudidayakan tergolong salah satu anggota suku

Rutaceae yang beranggota- kan tidak kurang dari 1300 jenis tanaman. Termasuk

diantaranya yang buahnya tidak bisa/tidak enak dimakan dan ditanam tidak lebih

hanya untuk tanaman hias saja (Sarwono,1982). Jeruk sebagai tanaman budidaya

terdapat bermacam-macam jenis. Masing- masing jenis banyak sekali kultivarnya.

Pada umumnya bentuk tanaman anggota suku Rutaceae berupa pohon/perdu dan

jarang sekali berbentuk semak.

Bunga beraturan berbentuk anak payung, tandan atau malai, umumnya berkelamin 2.

Kelopak bunga berjumlah 4- 5 ada yang berlekatan atau tidak , berwarna

hijau,mahkota bunga kebanyakan berjumlah 4-5 dan berdaun lepas berwarna putih.

Benang sari berjumlah 4-5 atau 8- 10 jarang 6 dan jarang lebih dari 10. Kepala sari

berjumlah 2. Tonjolan dasar bunga beringgit/berlekuk di dalam benang sari. Bakal

buah menumpang tergolong dalam kelompok buah sejati tunggal berdaging. Dinding

buah mempunyai lapisan kulit luar yang tipis, kaku agak menjangat dan

mengandung banyak kelenjar minyak atsiri,mula-mula berwarna hijau setelah masak

warnanya berubah menjadi kuning/jingga, lapisan ni disebut flavedo. Lapisan tengah

bersifat seperti spons terdiri dari jaringan bunga karang yang berwarna putih, lapisan

ini disebut albedo. Lapisan dalam bersekat-ekat sehingga terbentuk beberapa


ruangan. Dalam ruangan terdapat gelembung- gelembung yang berair yang disebut

juice sac. Biji-biji terdapat bebas diantara gelembung-gelembung tersebut, placenta

axillaris. Bentuk buah bervariasi antara bulat, oval dan memanjang (Sarwono, 1986).

(6)

2.1.3 Penelitian tentang kandungan flavonoid pada Jeruk

Pada jeruk naham aktif yang penting bagi kesehatan antara lain ialah vitamin

c,flavonoid,karotenoid,limonoid,dan mineral.Flavonoid merupakan bahan

antioksidan yang mampu menetralisir oksigen reaktif dan berokontribusi terhadap

pencegahan penyakit kronis seperti kanker (Fergusson 2002,Paulose 2005,Tripoli et

al.2007).Flavonoid utama dalam jeruk adalah naringin,narirutin,dan hesperidin

(Jacob et al.2000) yang terdapat pada kulit buah,biji (Tripoli et al.2007),dan pulp

(Cano et al.2008).

Devy.N.F.,F.Yulianti dan Andrini berpendapat bahwa kandungan flavonoid pada

jeruk muda memiliki hasil yang paling tinggi di bandingkan jeruk matang maupun

daun jeruk .(7)

2.1.4 Penelitian tentang uji DPPH

Pada uji antiradikal bebas yang dilakukan oleh Artika Dhiya Navitri dan Maria

Monica SBW ,teknik DPPH dilakukan. Metode yang mereka gunakan yaitu

mengekstrak buah jeruk ,mengidentifikasi dengan beberapa pereaksi senyawa, dan

untuk menguji aktifitas antiradikal bebas dengan metode DPPH menggunakan

spektrofotometer UV-Vis dengan λ (506, 516, dan 526 nm)


2.1.5 Klasifikasi Citrus Sitrun

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
(tidak termasuk) Eudicots
(tidak termasuk) Rosids
Ordo: Sapindales
2.2 Kerangka Teori
Famili: Rutaceae
Genus: Citrus
Spesies: C. limon
Nama binomial
LINGKUNGAN  Citrus Limon 
Citrus limon
Kulit

 Buah

 Kadar Vitamin C  Antioksidan

 Biji

2.3 Kerangka Konsep

Antioksidan merupakan sebutan untuk zat yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan

radikal bebas. Yang termasuk ke dalam golongan zat ini antara lain vitamin, polipenol,
karotin dan mineral. Secara alami, zat ini sangat besar peranannya pada manusia untuk

mencegah terjadinya penyakit. Antioksidan melakukan semua itu dengan cara menekan

kerusakan sel yang terjadi akibat proses oksidasi radikal bebas.Penulis memilih kulit

Jeruk Sitrun sebagai bahan penelitian karena pada kulit jeruk memiliki potensi memiliki

flavonoid di dalamnya dank arena jeruk sitrun sendiri mudah didapatkan di pasaran.

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Uji Fitofarmaka

3.2 Tempat dan Waktu

Tempat : Laboratorium Untar , UNJ , IPB

Waktu :

1. Persiapan : Semester 3

2. Pelaksanaan : Semester 4-5

3. Penyusunan laporan : Semester 6

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi Target : tanaman Citrus limon

Populasi Terjangkau : tanaman Citrus limon di Jakarta

Sampel penelitian : kulit tanaman Citrus limon di Jakarta

3.4 Perkiraan Besar Sampel

Jika diasumsikan satu tanaman dapat menghasilkan sekitar 500gram-1 kg daun dan bunga

untuk penelitian , diperkirakan dibutuhkan 2 tanaman sebagai antisipasi matinya tanaman

atau kurangnya bahan penelitian .

3.5 Kriteria Inklusi dan Ekslusi

3.5.1 Kriteria Inklusi

- Tanaman dewasa yang sudah berbunga


- Bebas dari hama tanaman lain atau hewan

- Tanaman budidaya

- Bebas dari pemberian pupuk yang tidak alami

3.5.2 Kriteria Ekslusi

- Tanaman mati sebelum diteliti

- Tanaman diserang hama tanaman lain atau hewan

3.6 Cara Kerja Penelitian

- Uji aktivitas antioksidan ekstrak dengan metode DPPH

3.7 Variabel penelitian

Variabel Bebas (independent variable) :

Variabel Tegantung (dependent variable) :

Variabel Perancu (confounding factors) :

3.8 Instrumen Penelitian

Alat :

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah bejana maserasi, Rotary Vacuum

Evaporator Buchi Rotavapor R - 124, bejana kromatografi (Chamber), timbangan digital,


penyemprot, spektrofotometer UV- Vis (Pharma Spec UV-1700), seperangkat alat

penyaring Buchner, serta alat gelas yang lazim digunakan dalam laboratorium kimia.

Bahan :

- Ekstrak kulit Citrus limon

Bahan-bahan yang digunakan untuk ekstraksi berupa pelarut teknis yang didestilasi

terlebih dahulu adalah etil asetat teknis, dan metanol, metanol P.a. HgCl2, kalium iodida,

bismut nitrat, I2, amonia, asam sulfat 2N, asam sulfat pekat, asam asetat anhidrida,

FeCl3, HCl pekat, pita Mg dan aquades. Sedangkan bahan-bahan untuk menguji aktifitas

antioksidan yaitu DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrakzil)

3.9 Definisi Operasional

3.9.1 Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data teoritis peneliti kumpulkan melalui penelusuran literatur di

buku , jurnal ilmiah maupun internet . Pengumpulan data eksperimental peneliti dapatkan

dari percobaan yang akan dilakukan .

3.9.2 Analisis Data


Daftar pustaka

1. Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi Fitofarmaka. Tersedia dari

http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/download/520/520
2. Dalimartha,Setiawan &Adrian,Khasiat buah dan sayur.Depok :Penebar

Swadaya,2011.

3.Ervina, M. dkk. 2008. Isolasi Senyawa Antioksidan dari Rimpang Temu Ireng

(Curcuma aeruginosa Roxb.). http://www.lppm.wima.ac.idmarta_1. pdf. Tanggal akses 11

Maret 2008.

4. Okawa, M., J. Kinjo, T. Nohara and M.ono. 2001. Modification

Methond”DPPH (1,1-difenil-1- pikrilhidrazil) Radical Scavenging Activity

Of flavonoids Obtained From Some Medicinal Plants”. Biol. Pharm. Bull., 24 (10

Harborne, J.B., Mabry, H., dan Mabry, T.J. 1975. The Flavonoid, first edition, Chapman

and Hall, London. Diakses Tanggal 2 Mei 2011.

5. http://pasche08.files.wordpress.com/2009/05/copy-of-copy-of-makalah-quercetin-

2003.pdf

6. http://biologi.unas.ac.id:8080/publikasi/CVPD%20pada%20jeruk.pdf

7. http://hortikultura.litbang.deptan.go.id/jurnal_pdf/204/Devi_jerukkalamondin.pdf

8.Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Terbitan kedua. Terjemahan Padmawita, K dan

I. Sudiro. Penerbit ITB. Bandung.

9.http://pasche08.files.wordpress.com/2009/05/copy-of-copy-of-makalah-quercetin-

2003.pdf

10.http://repository.upi.edu/operator/upload/s_d535_0611192_chapter4.pdf

11.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17562/1/bio-jan2008-3%20(5).pdf
12.http://pasche08.files.wordpress.com/2009/05/copy-of-copy-of-makalah-quercetin-

2003.pdf

13.http://hortikultura.litbang.deptan.go.id/jurnal_pdf/204/Devi_jerukkalamondin.pdf

14.http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_i/07630026-hangga-cakrabuana-suyoso.ps

15.http://hortikultura.litbang.deptan.go.id/jurnal_pdf/204/Devi_jerukkalamondin.pdf

16.http://jtpunmul.files.wordpress.com/2011/06/vol3_no2-5.pdf

Anda mungkin juga menyukai