Anda di halaman 1dari 6

GAYA GERAK LISTRIK (GGL ) DAN PENGUKURANNYA

1. Gaya gerak listrik

Gaya gerak listrik suatu sumber arus listrik adalah beda potensial antara ujung-ujung sumber arus listrik ketika
sumber arus tidak mengalirkan arus listrik ( pada rangkaian terbuka ).

Satuan GGL adalah Volt.

Cara mengukur GGL

Rangkaian GGL :
a. Susunan seri

ET = E1 +E2 +E3 + +En


Jika besar GGL setiap sumber arus sama,
maka :
Es = E +E +E+ +En
=nxE
rs = r + r + r = n x r

b. Susunan paralel

Ep = E1 =E2 =E3 = =En


Jika besar GGL setiap sumber arus sama, maka :
Ep = E
rp = r
n

Keterangan :
Ep = GGL pengganti parallel satuannya volt ( V)
rp = hambatan dalam satuannya ohm ( W )
Es = GGL pengganti seri satuannya volt ( V)
rs = hambatan dalam satuannya ohm ( W )
n = banyaknya sumber arus

2. Tegangan Jepit (tegangan terpakai )


Tegangan jepit adalah beda potensial antara kutub-kutub sumber arus listrik ketika sumber arus
lisrtrik mengalirkan arus ( rangkaian tertutup ).
Nilai tegangan jepit bergantung pada nilai bebannya.
Lambang : VCara mengukur tegangan jepit :
Hambatan seri
Dua hambatan atau lebih yang disusun secara berurutan disebut hambatan seri. Hambatan yang disusun seri
akan membentuk rangkaian listrik tak bercabang. Kuat arus yang mengalir di setiap titik besarnya sama.
Tujuan rangkaian hambatan seri untuk memperbesar nilai hambatan listrik dan membagi beda potensial dari
sumber tegangan. Rangkaian hambatan seri dapat diganti dengan sebuah hambatan yang disebut hambatan
pengganti seri (Rs).
Tiga buah lampu masing-masing hambatannya R1, R2, dan R3 disusun seri dihubungkan dengan baterai yang
tegangannya V menyebabkan arus listrik yang mengalir I. Tegangan sebesar V dibagikan ke tiga hambatan
masing-masing V1, V2, dan V3, sehingga berlaku:
V = V1 + V2 + V3
Berdasarkan Hukum I Kirchoff pada rangkaian seri (tak bercabang) berlaku:
I = I1 = I2 = I3
Hambatan Paralel
Dua hambatan atau lebih yang disusun secara berdampingan disebut hambatan paralel. Hambatan yang
disusun paralel akan membentuk rangkaian listrik bercabang dan memiliki lebih dari satu jalur arus listrik.
Susunan hambatan paralel dapat diganti dengan sebuah hambatan yang disebut hambatan pengganti paralel
(Rp).

Rangkaian hambatan paralel berfungsi untuk membagi arus listrik. Tiga buah lampu masing masing
hambatannya R1, R2, dan R3 disusun paralel dihubungkan dengan baterai yang tegangannya V menyebabkan
arus listrik yang mengalir I. Besar kuat arus I1, I2, dan I3 yang mengalir pada masingmasing lampu yang
hambatannya masing-masing R1, R2, dan R3. sesuai

Hukum Ohm dirumuskan:


I1 = V/R1 I2 = V/R2 I3 = V/R3
Ujung-ujung hambatan R1, R2, R3 dan baterai masing masing bertemu pada satu titik percabangan. Besar
beda potensial (tegangan) seluruhnya sama, sehingga berlaku:
V = V1 = V2 = V3
Besar kuat arus I dihitung dengan rumus:
I = V/Rp
rumus hambatan pengganti paralel:
1/Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
SOAL
Contoh Soal 1
Apakah perbedaan antara GGL dengan tegangan jepit?

Penyelesaian:
GGL merupakan tegangan terukur pada sumber arus listrik (baterai) ketika sakelar terbuka,
sedangkan tegangan jepit merupakan tegangan terukur ketika sakelar tertutup.

Contoh Soal 2
Nilai tegangan jepit selalu lebih kecil daripada gaya gerak listrik. Tahukah kamu mengapa
demikian?

Penyelesaian:
Nilai tegangan jepit selalu lebih kecil daripada gaya gerak listrik karena adanya hambatan dalam.
Keberadaan hambatan dalam itulah yang menyebabkan menyebabkan kerugian tegangan.
Kerugian tegangan dilambangkan dengan U satuannya volt. Hubungan antara GGL (E), tegangan
jepit (V), dan kerugian tegangan (U) dirumuskan: E = V + U

Contoh Soal 3
Dua baterai masing 1,5 V dengan hambatan dalam 0,5 dihubungkan ke hambatan 14 .
Berapakah tegangan jepitnya jika kedua baterai dipasang seri? Hitunglah tegangan yang hilang?

Penyelesaian:
Diketahui:
E = 1,5 V
n=2
r = 0,5
R = 14

Ditanyakan:
V = ... ?

Jawab:
Untuk beberapa elemen yang dipasang secara seri berlaku:
I = nE/(R+nr)
I = (2 . 1.5 V)/(14 + 2 . 0,5 )
I = 3 V/15
I = 0,2 A

Besar tegangan jepitnya:


V=IR
V = 0,2 A 14
V = 2,8 Volt
Karena ada dua baterai yang dirangkai secara seri, maka E = 3 Volt, maka kerugian tegangan
atau tegangan yang hilang adalah:
E=V+U
U=EV
U = 2 . 1,5 V 2,8 V
U = 3 V 2,8 V
U = 0,2 Volt
Jadi, tegangan jepitnya jika kedua baterai dipasang seri adalah 2,8 Volt dan tegangan yang hilang
adalah 0,2 volt.

Contoh Soal 3
Empat buah baterai masing-masing 1,5 V dan hambatan dalamnya 0,5 . Berapakah kerugian
tegangannya jika baterai-baterai itu dipasang secara paralel ke hambatan 1 ?

Penyelesaian:
Untuk beberapa elemen yang dipasang secara paralel berlaku:
I = E/(R + r/n)
I = 1,5 V/(1 + 0,5 /4)
I = 1,5 V/(1,125 )
I = 1,33 A

Besar tegangan jepitnya:


V=IR
V = 1,33 A 1
V = 1,33 Volt

Karena keempat baterai tersebut dirangkai secara pararel, maka E = 1,5 Volt, maka kerugian
tegangan atau tegangan yang hilang adalah:
E=V+U
U=EV
U = 1,5 V 1,33 V
U = 0,17 Volt
Jadi, kerugian tegangannya jika baterai-baterai itu dipasang secara paralel adalah 0,17 volt.

Contoh Soal 4
Perhatikan gambar berikut.

1. Jika sakelar S1 ditutup dan S2 terbuka voltmeter menunjukkan 6 V, apakah yang


terukur pada voltmeter?
2. Jika sakelar S1 dibuka dan S2 ditutup menunjukkan 5,6 V, apakah yang terukur
pada voltmeter?
3. Berapakah kerugian tegangan bila sakelar S1 dibuka dan S2 ditutup?
Penyelesaian:
1. Jika sakelar S1 ditutup dan S2 terbuka voltmeter menunjukkan 6 V, maka yang
terukur pada voltmeter adalah GGL sumber tegangan (E).
2. Jika sakelar S1 dibuka dan S2 ditutup menunjukkan 5,6 V, maka yang terukur
pada voltmeter adalah tegangan jepitnya (V).
3. Untuk mencari kerugian tegangan dapat menggunakan rumus: U = E V = 6 V
5,6 V = 0,4 V. Jadi, kerugian tegangannya adalah 0,4 Volt.

Anda mungkin juga menyukai