Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX

Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI CLINICAL PATHWAY


PADA RUMAH SAKIT PHC SURABAYA
Boby Boy Wally 1)* dan Joko Lianto Buliali 2)
1) Program Magister Manajemen Teknologi
Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi
Program Pasca Sarjana
Institut Teknologi Sepuluh November
e-mail: bobyboyw@gmail.com
2) Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh November

ABSTRAK
Untuk menyambut era SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional) dan mengendalikan mutu serta
anggaran kesehatan, pemerintah telah menerapkan kebijakan paket sistem pembayaran per
diagnosa kepada operator penyedia layanan kesehatan (rumah sakit). Dalam melakukan hal
ini, rumah sakit harus menerapkan jalur klinis (clinical pathway) yang terintegrasi dengan
rencana pelayanan kesehatan dan berisi semua langkah yang dilakukan oleh pasien dari
masuk rumah sakit sampai keluar dari rumah sakit, dan pihak rumah sakit mulai berlomba-
lomba untuk memperbanyak data clinical pathway. Data dari Rumah Sakit PHC Surabaya
menunjukkan bahwa rata-rata diagnosa DHF (demam berdarah) lebih lama dari rata-rata dari
paket INA-CBG. Ini bisa menjadi kerugian untuk rumah sakit. Berdasarkan informasi
tersebut, maka aplikasi dapat menjadi solusi untuk mengakomodasi permasalahan tersebut
dan dapat menjadi pembanding antara clinical pathway yang akan diterapkan di RS. PHC
Surabaya dengan INA-CBG yang diterapkan pemerintah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan membuat perancangan aplikasi
clinical pathway berdasarkan sistem INA-CBG, dengan menggunakan pendekatan sistem
pada RS. PHC Surabaya. Hasil penelitian adalah berupa rancangan aplikasi yang diterapkan
ke dalam 3 skenario penggunaan aplikasi yaitu skenario tidak terjadi varian, skenario ketika
terjadi varian dan skenario proses analisis varian.
Kata kunci: Clinical Pathway, INA-CBG, Sistem Jaminan Sosial Nasional, Rumah Sakit,
DHF.

PENDAHULUAN
RS. PHC Surabaya adalah anak perusahaan dari PT. Pelabuhan Indonesia III yang
pada mulanya hanya melayani pegawai dan keluarga pegawai PT. Pelabuhan Indonesia III,
namun kemudian berkembang melayani masyarakat umum serta telah terakreditasi 16
pelayanan dan mendapatkan sertifikat ISO-9001 pada bulan Desember 2012. Semakin
berkembangnya layanan kesehatan menjadikan RS. PHC terus belajar untuk memperbaiki diri
dan terus belajar, terutama dalam menghadapi era pelaksanaan SJSN (Sistem Jaminan Sosial
Nasional) yang akan mulai diberlakukan per tahun 2014.
Untuk mengendalikan mutu dan anggaran kesehatan, pemerintah menerapkan
kebijakan telah menerapkan paket sistem pembayaran per diagnosa kepada operator penyedia
layanan kesehatan (rumah sakit). Dalam melakukan hal ini, rumah sakit harus menerapkan
clinical pathway yang terintegrasi dengan rencana pelayanan kesehatan dan berisi semua
langkah yang dilakukan oleh pasien dari masuk rumah sakit sampai keluar dari rumah sakit.
Dan pihak rumah sakit mulai berlomba-lomba untuk memperbanyak data clinical pathway,

ISBN : 978-602-97491-8-2
C-5-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

agar mempermudah untuk melakukannya maka diperlukan sebuah aplikasi untuk


mengakomodasi keperluan tersebut.
Data dari Rumah Sakit PHC Surabaya menunjukkan bahwa rata-rata diagnosa DHF (demam
berdarah) lebih lama dari rata-rata dari paket INA-CBG. Ini bisa menjadi kerugian untuk rumah sakit,
oleh karena itu maka DHF akan dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Clinical pathway di
RS. PHC Surabaya masih dibuat secara manual dengan mengumpulkan data rekam medis yang sudah
dipilih, kemudian menuliskan tindakantindakan hasil rangkuman dari rekam medis ke dalam format
clinical pathway. Apabila diketahui ada varian yang terjadi maka akan dituliskan ke kolom isian
varian pada clinical pathway dan ini akan menyusahkan apabila ingin menganalisa varianvarian lain
yang terjadi pada lebih dari 1 pasien terhadap suatu diagnosa yang sama dengan rentang waktu yang
jauh antara 1 pasien dengan pasien yang lain, sebab harus mencari dan mengumpulkan kembali
clinical pathway-clinical pathway tersebut untuk kemudian dianalisa lebih lanjut lagi dan mencari cara
yang terbaik untuk meningkatkan mutu pelayanan penanganan diagnosa tersebut. Hambatan lain yang
dihadapi dengan membuat clinical pathway dan menuliskan ke dalam format clinical pathway secara
manual adalah membutuhkan waktu yang lama untuk menghargai suatu tindakan, jasa dokter maupun
obatobatan yang sudah disusun karena harus melihat ke buku tarif RS. PHC Surabaya yang berlaku
untuk memberikan harga yang sesuai, sehingga akan lama pula untuk menetapkan total paket biaya
perawatan yang harus dikeluarkan pasien jika mengalami diagnosa tersebut.
Berdasarkan informasi tersebut, maka aplikasi dapat menjadi solusi untuk
mengakomodasi permasalahan tersebut dan dapat menjadi pembanding antara clinical
pathway yang akan diterapkan di RS. PHC Surabaya dengan INA-CBG yang diterapkan
pemerintah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan membuat perancangan
aplikasi clinical pathway berdasarkan sistem INA-CBG, dengan menggunakan pendekatan
sistem pada RS. PHC Surabaya.

METODE
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian akan terbagi dalam beberapa
tahapan, yaitu identifikasi permasalahan, studi literatur, identifikasi dan analisis kebutuhan
aplikasi, verifikasi kebutuhan aplikasi, perancangan aplikasi, evaluasi rancangan.
Proses penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data yang telah disusun oleh tim
clinical pathway RS. PHC Surabaya yang disesuaikan dengan standarisasi pemeriksaan yang
berlaku, menyusunnya ke dalam format clinical pathway yang telah disetujui oleh manajemen
RS. PHC Surabaya, kemudian mentransformasikannya ke dalam spesifikasi kebutuhan
perangkat lunak. Rancangan aplikasi yang akan dibangun meliputi rancangan yang
menggunakan analisis model dalam bentuk rancangan basis data, rancangan proses dan
rancangan user interface yang dapat merepresentasikan aplikasi sesuai kebutuhan. Pendekatan
yang digunakan dalam rancangan basis data dan rancangan proses adalah pendekatan
terstruktur dalam bentuk data flow diagram (DFD) dan entity relationship diagram (ERD)
dimana metode ini menggunakan notasi untuk menggambarkan isi informasi dan alirannya,
yakni dengan membagi sistem secara fungsional dan perilakunya, kemudian menggambarkan
apa yang harus dibangun.
Berdasarkan analisis dan masukkan saat wawancara, aplikasi clinical pathway yang
dibangun harus mempunyai kemampuan sebagai berikut:
Dapat digunakan dengan mudah serta tidak membutuhkan waktu training yang lama
untuk bisa menggunakan aplikasi tersebut.
Dapat memberikan informasi langkah-langkah perawatan, biaya perawatan dan lama
hari perawatan terhadap suatu diagnosa.
Dapat memberikan pelaporan varian-varian yang terjadi terhadap suatu diagnosa kepada
manajemen yang selanjutnya akan dilakukan audit medis.
Dapat menjadi acuan untuk evaluasi kebijakan dan sistem layanan kesehatan.

ISBN : 978-602-97491-8-2
C-5-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

Setelah rancangan aplikasi clinical pathway terbentuk, maka rancangan ini diverifikasi
kembali ke manajemen RS. PHC Surabaya. Jika masih terdapat ketidaksesuaian antara
kebutuhan dengan perancangan maka akan kembali menuju tahap pengembangan aplikasi.
Namun jika dalam tahap evaluasi konsep dianggap relevan dan diputuskan dapat diadopsi
oleh tim rumah sakit, maka studi kasus selesai.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Agar dalam pembuatan clinical pathway terarah dan mencapai sasaran serta efisiensi
waktu, maka diperlukan kerjasama dan koordinasi antar anggota tim clinical pathway yang
telah dibentuk oleh manajemen RS. PHC Surabaya.
Profesi medis : mempersiapkan Standar Pelayanan Medis atau Panduan Praktik Klinis
dan Standar Prosedur Operasional.
Profesi perawat : mempersiapkan asuhan keperawatan
Profesi farmasi : mempersiapkan daftar formularium obat obatan.
Profesi gizi : mempersiapkan daftar asupan gizi pasien.
Profesi front office : mempersiapkan daftar tarif rumah sakit.
Profesi IT : mempersiapkan data tindakan yang telah dimasukkan ke register rawat inap
pasien.
Semua materi yang dipersiapkan oleh anggota tim akan dibandingkan dengan rekam
medis yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian untuk dirangkum dan dianalisa lebih
lanjut untuk pembuatan clinical pathway.
Dari hasil analisis 49 rekam medis, didapatkan 37 rekam medis sesuai dengan
panduan klinis dan asuhan-asuhan keperawatan yang berlaku di RS. PHC Surabaya dengan
rata- rata total biaya yang dikeluarkan adalah Rp. 2.754.366, namun ada 12 rekam medis yang
membuat rata-rata hari rawat menjadi lebih dari 5 hari sehingga total biaya dapat
membengkak 3 kali lipat sampai dengan Rp. 7.807.219. Setelah dianalisis, tenyata hal
tersebut berkaitan dengan terjadinya infeksi sekunder yang dialami oleh pasien, yang berarti
bahwa pasien sebelumnya pernah terkena DHF sebelum di rawat di RS. PHC Surabaya yang
memperparah kondisi pasien sehingga menjadi lebih sulit untuk penanganannya. Pasien
seharusnya dilakukan pemeriksaan IgG terlebih dahulu untuk mendeteksi kemungkinan
terjangkitnya infeksi sekunder yang dialami pasien, lalu kemudian apabila dinyatakan positif
di dalam pemeriksaan IgG maka diberikan penanganan pertama terhadap infeksi sekunder
tersebut dengan memberikan antibiotik kepada pasien.
Dalam memudahkan pembuatan dan analisa varian dalam suatu clinical pathway yang
dibuat secara manual sebelumnya, maka diusulkan untuk membuat sebuah aplikasi yang dapat
membantu untuk mengakomodasi kebutuhankebutuhan tim clinical pathway RS. PHC
Surabaya, dengan fitur-fitur sebagai berikut:
Input tindakantindakan yang sesuai dengan buku tarif RS. PHC Surabaya dan ketika
dipilih maka akan langsung muncul biaya tindakan tersebut.
Pemberian informasi biaya dan lama hari rawat serta rencana perawatan sesuai diagnosa
oleh front office kepada pasien.
Pengumpulan data varian dapat dilihat dalam satu tampilan untuk memudahkan analisa.
Informasi rencana pemberian tindakan yang akan dilakukan oleh petugas yang terkait
(dokter, perawat, apoteker, ahli gizi).
Validasi pemberian tindakan oleh petugas terkait sesuai dengan rencana pemberian
tindakan yang sudah ditetapkan oleh tim clinical pathway.
Input data varian apabila terdapat kejadian diluar standard yang ditetapkan oleh tim
clinical pathway.

ISBN : 978-602-97491-8-2
C-5-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

Input rekomendasi penanggulangan varian terhadap varian yang terjadi.


Laporan varian dan rekomendasi penanggulangannya.
Flowchart proses bisnis clinical pathway yang dibagi ke dalam 2 proses bisnis yaitu proses
bisnis harian dan proses bisnis analisis varian. Proses bisnis harian dapat dilihat pada Gambar
1.
DOKTER PERAWAT APOTEKER AHLI GIZI FRONT OFFICE

Mulai

Database
Clinical
Pathway

Melihat Melihat Data Melihat Melihat Melihat


Data Rencana Rencana Tindakan Data Rencana Data Rencana Total Biaya, Lama
Perawatan Keperawatan Pengobatan Asupan Gizi Hari Rawat dan
Rencana
Perawatan
Validasi Validasi
Tindakan Medis Validasi Validasi
Tindakan
dan Hasil Pengobatan Asupan Gizi
Keperawatan
Perawatan

TIDAK
Ada Varian ?

ADA

Input Data Varian

Database
Rawat Inap

Selesai

Gambar 1. Flowchart Proses Bisnis Harian


Seperti tampak pada gambar flowchart proses bisnis harian, bahwa proses bisnis
dimulai dari database clinical pathway yang berisi data standarisasi penanganan suatu
diagnosa dan dijadikan acuan oleh dokter, perawat, apoteker, ahli gizi dan front office untuk
dapat melihat informasi sesuai dengan otorisasi masing-masing dan melakukan validasi
terhadap tindakan yang telah dilakukan terhadap pasien.
Flowchart untuk proses bisnis analisis varian dapat dilihat pada Gambar 2.

ISBN : 978-602-97491-8-2
C-5-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

TIM DOKTER

Mulai

Database
Analisis Varian
Rawat Inap

YA
Revisi
Clinical
Pathway ?

Update Data
TIDAK Clinical Pathway

Database
Selesai Clinical
Pathway

Gambar 2. Flowchart Proses Bisnis Analisis Varian

Proses bisnis analisis varian dimulai dengan analisis varian yang dilakukan oleh tim
dokter menggunakan acuan dari database rawat inap. Tim dokter akan menganalisa mengapa
varian tersebut bisa terjadi dan hal apa yang harus dilakukan untuk mencegah varian tersebut
muncul kembali. Apabila suatu cara sudah ditemukan untuk mencegah terjadinya varian
tersebut dan harus merevisi susunan clinical pathway yang sudah dibuat, maka dokter ketua
tim clinical pathway akan meng-update data clinical pathway tersebut, apabila tidak ada
revisi maka proses selesai.
Dalam context diagram dapat dilihat ada 5 entitas utama yang berhubungan langsung
dengan aplikasi clinical pathway, yaitu Dokter, Front Office, Perawat, Apoteker, Ahli Gizi
seperti tampak pada Gambar 3.
Informasi Medis Dokter
Informasi Keperawatan
Perawat

Data Varian

0
Validasi Keperawatan

Validasi Pengobatan
Apoteker Clinical Pathway Validasi Medis
Informasi Pengobatan

Front
Informasi Paket Perawatan
Validasi Asupan Gizi Office
+

Ahli Gizi
Informasi Gizi

Gambar 3. Context Diagram

ISBN : 978-602-97491-8-2
C-5-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

Perancangan form validasi tindakan medis akan tampak seperti pada Gambar 4. Dalam
form ini berisi panduan terhadap dokter untuk melakukan tindakan sesuai clinical pathway
yang telah disusun kemudian memvalidasi setelah sesuai tindakan yang telah dilakukan
terhadap pasien. Di dalam form ini juga terdapat tombol untuk menampilkan yang dapat
memasukkan tindakan di luar clinical pathway yang telah ditetapkan dan tombol untuk
menampilkan form yang dapat memasukkan varian yang terjadi terhadap suatu diagnosa.

Gambar 4. Form Validasi Tindakan Medis


Perancangan form input varian akan tampak seperti pada Gambar 5. Ketika form ini
pertama kali muncul maka inputan tanggal akan muncul sesuai tanggal sistem serta inputan
nomor register dan diagnosa akan mereferen data dari form sebelumnya yaitu pada form
validasi medis.

Gambar 5. Form Varian Clinical Pathway

ISBN : 978-602-97491-8-2
C-5-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

Perancangan form rekomendasi clinical pathway akan tampak seperti pada Gambar 6.
Ketika form rekomendasi tampil pertama kali, maka pada grid varian akan muncul varian
varian yang terjadi dalam periode 6 bulan terakhir, pada pilihan varian, inputan tanggal,
diagnosa, dan grid rekomendasi akan langsung terisi dengan data yang berkaitan dengan data
yang disorot pada grid varian. Setelah varian dipilih maka dilanjutkan dengan memilih
rekomendasi, jika rekomendasi sudah terdaftar pada database maka bisa langsung dipilih lalu
menekan tombol + untuk memasukkan data rekomendasi ke dalam grid rekomendasi, jika
data rekomendasi belum terdaftar di database maka harus memasukkan data rekomendasi baru
dengan menekan tombol rekomendasi baru. Jika data yang dimasukkan sudah benar maka
tekan tombol simpan untuk menyimpan data.

Gambar 6. Form Rekomendasi Varian Clinical Pathway


Hasil perancangan aplikasi kemudian diterapkan ke dalam 3 skenario, yaitu:
Skenario 1 - Tidak Terjadi Varian, skenario ini dikembangkan untuk menjelaskan
bahwa dengan rancangan aplikasi yang diusulkan dapat membantu langkah-langkah
penerapan clinical pathway yang telah disusun sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan dan dapat dilihat dengan sembuhnya pasien pada hari ke 4 atau dibawah rata-
rata lama hari perawatan yaitu 5 hari.
Skenario 2 - Terjadi Varian, skenario ini dikembangkan untuk menjelaskan bahwa
dengan rancangan aplikasi yang diusulkan dapat membantu langkah-langkah penerapan
clinical pathway dan dapat menyimpan varian yang terjadi pada saat perawatan pasien
serta mengakomodasi pemberian tindakan di luar clinical pathway sehingga perawatan
pasien sampai sembuh tidak terlalu lama dari standard hari rawat yang ditetapkan.
Skenario 3 Analisis Varian, skenario ini dikembangkan untuk menjelaskan bahwa
dengan rancangan aplikasi yang diusulkan dapat membantu tim audit medis dalam
memberikan rekomendasi terhadap penanganan suatu varian yang terjadi dan dapat
mengubah standard clinical pathway dengan menambahkan tindakan dan obat-obatan
yang diperlukan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien.

ISBN : 978-602-97491-8-2
C-5-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

KESIMPULAN DAN SARAN


Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan, bahwa dengan
diterapkannya clinical pathway yang diusulkan oleh penulis dapat memberikan beberapa
keuntungan, diantaranya:
Dapat menyimpan data harian perawatan pasien inap (tindakan, obat-obatan, asupan gizi
dan hasil perawatan) di rumah sakit sesuai dengan clinical pathway yang telah disusun
serta dapat merekam varian-varian yang terjadi dalam penerapan clinical pathway,
sehingga memudahkan tim audit medis dalam pengambilan keputusan untuk memberikan
rekomendasi terkait langkah penanggulangan yang harus dilakukan guna mencegah
terjadinya kembali suatu varian pada suatu diagnosa.
Rancangan aplikasi yang dibuat dapat diterapkan ke dalam 3 skenario penggunaan
aplikasi yaitu skenario tidak terjadi varian, skenario ketika terjadi varian dan skenario
proses analisis varian sehingga clinical pathway dapat terus dikembangkan untuk
meningkatkan kualitas mutu pelayanan.
Berdasarkan beberapa kesimpulan yang telah disebutkan, ada beberapa saran dalam
mengembangkan penelitian ini, yaitu:
Untuk penelitian selanjutnya dapat dikembangakan dengan membuat clinical pathway
dengan penyakit penyerta maupun penyulit.
Akan lebih bagus bila hasil perancangan dalam penelitian ini dapat dibuatkan ke dalam
aplikasi untuk mendukung pengimplementasian clinical pathway.

DAFTAR PUSTAKA
Firmanda. Dody (2012), Penyusunan Clinical Pathway sebagai Dasar Penentuan Tarif
Pelayanan Kesehatan dalam Menyongsong Pelaksanaan SJSN dan Akreditasi Rumah
Sakit Versi Baru, FKM UNAIR, Surabaya.
Mutamakin, Agus. (2011), Integrasi Sistem Informasi Manjemen Rumah Sakit dengan
Software INA-CBG, Departemen Kesehatan Indonesia, Jakarta.
Kasim, Felix. (2010), Pengembangan Model Manajer Kasus dan Dampaknya Terhadap
Kepuasan dan Mutu Pelayanan Klinik di Rumah Sakit, FK Universitas Padjajaran,
Bandung.

ISBN : 978-602-97491-8-2
C-5-8

Anda mungkin juga menyukai