ABSTRAK
Untuk menyambut era SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional) dan mengendalikan mutu serta
anggaran kesehatan, pemerintah telah menerapkan kebijakan paket sistem pembayaran per
diagnosa kepada operator penyedia layanan kesehatan (rumah sakit). Dalam melakukan hal
ini, rumah sakit harus menerapkan jalur klinis (clinical pathway) yang terintegrasi dengan
rencana pelayanan kesehatan dan berisi semua langkah yang dilakukan oleh pasien dari
masuk rumah sakit sampai keluar dari rumah sakit, dan pihak rumah sakit mulai berlomba-
lomba untuk memperbanyak data clinical pathway. Data dari Rumah Sakit PHC Surabaya
menunjukkan bahwa rata-rata diagnosa DHF (demam berdarah) lebih lama dari rata-rata dari
paket INA-CBG. Ini bisa menjadi kerugian untuk rumah sakit. Berdasarkan informasi
tersebut, maka aplikasi dapat menjadi solusi untuk mengakomodasi permasalahan tersebut
dan dapat menjadi pembanding antara clinical pathway yang akan diterapkan di RS. PHC
Surabaya dengan INA-CBG yang diterapkan pemerintah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan membuat perancangan aplikasi
clinical pathway berdasarkan sistem INA-CBG, dengan menggunakan pendekatan sistem
pada RS. PHC Surabaya. Hasil penelitian adalah berupa rancangan aplikasi yang diterapkan
ke dalam 3 skenario penggunaan aplikasi yaitu skenario tidak terjadi varian, skenario ketika
terjadi varian dan skenario proses analisis varian.
Kata kunci: Clinical Pathway, INA-CBG, Sistem Jaminan Sosial Nasional, Rumah Sakit,
DHF.
PENDAHULUAN
RS. PHC Surabaya adalah anak perusahaan dari PT. Pelabuhan Indonesia III yang
pada mulanya hanya melayani pegawai dan keluarga pegawai PT. Pelabuhan Indonesia III,
namun kemudian berkembang melayani masyarakat umum serta telah terakreditasi 16
pelayanan dan mendapatkan sertifikat ISO-9001 pada bulan Desember 2012. Semakin
berkembangnya layanan kesehatan menjadikan RS. PHC terus belajar untuk memperbaiki diri
dan terus belajar, terutama dalam menghadapi era pelaksanaan SJSN (Sistem Jaminan Sosial
Nasional) yang akan mulai diberlakukan per tahun 2014.
Untuk mengendalikan mutu dan anggaran kesehatan, pemerintah menerapkan
kebijakan telah menerapkan paket sistem pembayaran per diagnosa kepada operator penyedia
layanan kesehatan (rumah sakit). Dalam melakukan hal ini, rumah sakit harus menerapkan
clinical pathway yang terintegrasi dengan rencana pelayanan kesehatan dan berisi semua
langkah yang dilakukan oleh pasien dari masuk rumah sakit sampai keluar dari rumah sakit.
Dan pihak rumah sakit mulai berlomba-lomba untuk memperbanyak data clinical pathway,
ISBN : 978-602-97491-8-2
C-5-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013
METODE
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian akan terbagi dalam beberapa
tahapan, yaitu identifikasi permasalahan, studi literatur, identifikasi dan analisis kebutuhan
aplikasi, verifikasi kebutuhan aplikasi, perancangan aplikasi, evaluasi rancangan.
Proses penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data yang telah disusun oleh tim
clinical pathway RS. PHC Surabaya yang disesuaikan dengan standarisasi pemeriksaan yang
berlaku, menyusunnya ke dalam format clinical pathway yang telah disetujui oleh manajemen
RS. PHC Surabaya, kemudian mentransformasikannya ke dalam spesifikasi kebutuhan
perangkat lunak. Rancangan aplikasi yang akan dibangun meliputi rancangan yang
menggunakan analisis model dalam bentuk rancangan basis data, rancangan proses dan
rancangan user interface yang dapat merepresentasikan aplikasi sesuai kebutuhan. Pendekatan
yang digunakan dalam rancangan basis data dan rancangan proses adalah pendekatan
terstruktur dalam bentuk data flow diagram (DFD) dan entity relationship diagram (ERD)
dimana metode ini menggunakan notasi untuk menggambarkan isi informasi dan alirannya,
yakni dengan membagi sistem secara fungsional dan perilakunya, kemudian menggambarkan
apa yang harus dibangun.
Berdasarkan analisis dan masukkan saat wawancara, aplikasi clinical pathway yang
dibangun harus mempunyai kemampuan sebagai berikut:
Dapat digunakan dengan mudah serta tidak membutuhkan waktu training yang lama
untuk bisa menggunakan aplikasi tersebut.
Dapat memberikan informasi langkah-langkah perawatan, biaya perawatan dan lama
hari perawatan terhadap suatu diagnosa.
Dapat memberikan pelaporan varian-varian yang terjadi terhadap suatu diagnosa kepada
manajemen yang selanjutnya akan dilakukan audit medis.
Dapat menjadi acuan untuk evaluasi kebijakan dan sistem layanan kesehatan.
ISBN : 978-602-97491-8-2
C-5-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013
Setelah rancangan aplikasi clinical pathway terbentuk, maka rancangan ini diverifikasi
kembali ke manajemen RS. PHC Surabaya. Jika masih terdapat ketidaksesuaian antara
kebutuhan dengan perancangan maka akan kembali menuju tahap pengembangan aplikasi.
Namun jika dalam tahap evaluasi konsep dianggap relevan dan diputuskan dapat diadopsi
oleh tim rumah sakit, maka studi kasus selesai.
ISBN : 978-602-97491-8-2
C-5-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013
Mulai
Database
Clinical
Pathway
TIDAK
Ada Varian ?
ADA
Database
Rawat Inap
Selesai
ISBN : 978-602-97491-8-2
C-5-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013
TIM DOKTER
Mulai
Database
Analisis Varian
Rawat Inap
YA
Revisi
Clinical
Pathway ?
Update Data
TIDAK Clinical Pathway
Database
Selesai Clinical
Pathway
Proses bisnis analisis varian dimulai dengan analisis varian yang dilakukan oleh tim
dokter menggunakan acuan dari database rawat inap. Tim dokter akan menganalisa mengapa
varian tersebut bisa terjadi dan hal apa yang harus dilakukan untuk mencegah varian tersebut
muncul kembali. Apabila suatu cara sudah ditemukan untuk mencegah terjadinya varian
tersebut dan harus merevisi susunan clinical pathway yang sudah dibuat, maka dokter ketua
tim clinical pathway akan meng-update data clinical pathway tersebut, apabila tidak ada
revisi maka proses selesai.
Dalam context diagram dapat dilihat ada 5 entitas utama yang berhubungan langsung
dengan aplikasi clinical pathway, yaitu Dokter, Front Office, Perawat, Apoteker, Ahli Gizi
seperti tampak pada Gambar 3.
Informasi Medis Dokter
Informasi Keperawatan
Perawat
Data Varian
0
Validasi Keperawatan
Validasi Pengobatan
Apoteker Clinical Pathway Validasi Medis
Informasi Pengobatan
Front
Informasi Paket Perawatan
Validasi Asupan Gizi Office
+
Ahli Gizi
Informasi Gizi
ISBN : 978-602-97491-8-2
C-5-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013
Perancangan form validasi tindakan medis akan tampak seperti pada Gambar 4. Dalam
form ini berisi panduan terhadap dokter untuk melakukan tindakan sesuai clinical pathway
yang telah disusun kemudian memvalidasi setelah sesuai tindakan yang telah dilakukan
terhadap pasien. Di dalam form ini juga terdapat tombol untuk menampilkan yang dapat
memasukkan tindakan di luar clinical pathway yang telah ditetapkan dan tombol untuk
menampilkan form yang dapat memasukkan varian yang terjadi terhadap suatu diagnosa.
ISBN : 978-602-97491-8-2
C-5-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013
Perancangan form rekomendasi clinical pathway akan tampak seperti pada Gambar 6.
Ketika form rekomendasi tampil pertama kali, maka pada grid varian akan muncul varian
varian yang terjadi dalam periode 6 bulan terakhir, pada pilihan varian, inputan tanggal,
diagnosa, dan grid rekomendasi akan langsung terisi dengan data yang berkaitan dengan data
yang disorot pada grid varian. Setelah varian dipilih maka dilanjutkan dengan memilih
rekomendasi, jika rekomendasi sudah terdaftar pada database maka bisa langsung dipilih lalu
menekan tombol + untuk memasukkan data rekomendasi ke dalam grid rekomendasi, jika
data rekomendasi belum terdaftar di database maka harus memasukkan data rekomendasi baru
dengan menekan tombol rekomendasi baru. Jika data yang dimasukkan sudah benar maka
tekan tombol simpan untuk menyimpan data.
ISBN : 978-602-97491-8-2
C-5-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013
DAFTAR PUSTAKA
Firmanda. Dody (2012), Penyusunan Clinical Pathway sebagai Dasar Penentuan Tarif
Pelayanan Kesehatan dalam Menyongsong Pelaksanaan SJSN dan Akreditasi Rumah
Sakit Versi Baru, FKM UNAIR, Surabaya.
Mutamakin, Agus. (2011), Integrasi Sistem Informasi Manjemen Rumah Sakit dengan
Software INA-CBG, Departemen Kesehatan Indonesia, Jakarta.
Kasim, Felix. (2010), Pengembangan Model Manajer Kasus dan Dampaknya Terhadap
Kepuasan dan Mutu Pelayanan Klinik di Rumah Sakit, FK Universitas Padjajaran,
Bandung.
ISBN : 978-602-97491-8-2
C-5-8