Anda di halaman 1dari 2

A.

PENGERTIAN IJMA'

Ijma' menurut bahasa adalah sepakat, setuju, kehendak atau keinginan atau keinginan yang kuat.
Sedangkan dalam istilah adalah kesepakatan para mujtahidin dari umat muhammad SAW (setelah
wafat) dalam suatu perkara pada suatu masa tertentu. Ijma' itu menjadi hujjah (pegangan) dengan
sendirinya ditempat yangtidak didapati dalil (nash), yakni al qur'an dan hadist

C. APLIKASI IJMA' DALAM EKONOMI / PERBANKAN SYARIAH

Semakin kompleks problematika dan perkembangan perekonomian pada zaman modern ini, beberapa
ijma' (keputusan) ulama pada kondisi kontemporer sekarang adalah sebagai berikut:

1. Ijma' tentang pengharaman bunga bank. Menurut syekh Yusuf Qardhawi dalam bukunya, bungabank
adalah haram, bahwa sebanyak 300 ualama dan pakar ekonomi dunia telah menghasilkan suatu ijma'
tentang keharaman bunga bank (mereka terdiri dari ahli fikih, ahli ekonomi, dan keuangan dunia)
melalui suatu pertemuan dimana 'telah lahir ijma' ulama dari berbagai lembaga, pusat penelitian,
muktamar, seminar-seminar ahli fikih dan ahli ekonomi islam yang mengharamkan bunga bank dalam
segalanya bentuknya dan bunga bank itu adalah riba tanpa diragukan sedikitpun.

2. Ijma' ulama tentang asuransi bisnis yang mengharamkan Dimana memberlakuan premi tetap
sebagaimana dilakukan berbagai perusahaan asuransi bisnis merupakan perjanjian usaha yang
mengandung unsur "menjual kucing dalam karung" karena pihak yang akan menerima asuransi pada
saat perjanjian tidak mengetahui jumlah uang yang akan dia berikan dan akan diterima. karena bisa jadi
sekali, dua kali membayar iuran, terjadi kecelakaan sehingga ia berhak mendapatkan jatah yang
dijanjikan oleh pihak perusahaan asuransi, hal ini juga sangat bergantung pada perkembangan saat
tanggungan itu harus dibayar penanggungan. sehingga ijma' ulama mengharamkan asuransi bisnis di
konvensional.

3. Ijma' tentang keabsahan kontrak pembelian barang yang belum diolah atau diproduksi ('Aqdhul
Istishna). Aturan normalnya adalah pelarangan penjualan barang yang tidak ada (non-exist). Karena
adanya ketidakpastian. Tapi penjualan barang seperti ini yang tidak, yang belum ada hukumnya tidak
sah karena ia belum pasti hukumnya. kesepakatan para ulamamembolehkannya ditujukan untuk
memperoleh jalan keluar yang mudah.

4. Ijma' ulama tentang instrument keuangan syariah SBIS dalam akad Ju'alah. Madzhab Maliki, syafi'i dan
Hanbali berpendapat, bahwa Ju'alah boleh dilakukan dengan alasan:

a. Firman Allah : Penyeru-penyeru itu berkata: "kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat
mengembalikannya, akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta dan aku menjamin
terhadapnya." QS. Yusuf: 72
b. Dalam hadits diriwayatkan, bahwa para sahabat pernah menerima hadiah atau uupah dengan cara
ju'alah berupa seekor kambing karena salah seorang diantara mereka berhasil mengobati orang yang
dipatuk kalajeking dengan cara membaca surat al-fatihah. Ketika mereka ceritakan hal itu kepada
Rasulullah, karena takut hadiah tidak halal. Rasulullah pun ternyata seraya bersabda: "tahukah anda
sekalian, bahwa itu adalah jampi-jampi(yang positif). Terimalah hadiah itu dan beri saya sebagai."(HR.
Jamaah, mayoritas ahli hadits An Nasa'i)

5. Jual beli pelelangan (muzayadah), dimana pelelangan itu, boleh berdasarkan ijma' (consensus) kaum
muslimin. Pelelangan adalah penawaran barang di tengah keramaian. Lalu para pembeli saling menawar
dengan harga tertinggi sampai kepada batas harga tertinggi yang ditawarkan, lalu terjadilah transaksi,
dan si pembeli bisa mengabil barang yang dijual

Anda mungkin juga menyukai