Anda di halaman 1dari 8

RESONANSI BUNYI

I. Tujuan
1. Memahami fenomena resonansi gelomabang secara teori dan praktek.
2. Dapat menghitung cepat rambat gelombang bunyi di udara.
3. Dapat menentukan frekuensi suatu gelombang bunyi.

II. Landasan Teori


Sebuah benda akan ikut bergetar dengan benda yang sedang bergetar
apabila frekwensi dari benda tersebut sama.peristiwa seperti ini disebut peristiwa
resoanansi.dan frekwensi benda yang ikut bergetar tersebut disebut frekwensi
alamiahnya. Contoh lain yang lebih dramatis adalah kaca- kaca rumah akan
bergetar bahkan mungkin saja pecah ketika pesawat udara melintas cukup rendah
di atas rumah, hal ini karena frekuensi alamiah kaca bersesuaian dengan frekuensi
gelombang suara pesawat yang melintas.

Dalam teknologi komunikasi, resonansi sangat memegang peranan penting


dalam penalaan (penangkapan) gelombang elektromagnetik (EM) seperti pada
pesawat penerima radio, televisi, telepon seluler dan sebagainya. Seperti yang
telah dikemukakan bahwa syarat terjadinya resonansi adalah adanya sumber
gelombang yang mempunyai frekuensi yang sama dengan frekuensi alamiah suatu
benda.

Gambar 2.1. Resonansi pada kolom udara tabung resonator.

Pengamatan fenomena resonasi ini dapat dilakukan dengan sebuah tabung


resonator yang panjang kolom udaranya dapat kita atur dengan menaikkan atau
menurunkan permukaan dalam tabung tersebut. Jika sebuah sumber gelombang
bunyi dengan frekuensi tertentu dijalarkan dari atas tabung tersebut. Jika sebuah
sumber gelombang bunyi dengan frekuensi tertentu dijarkan dari atas tabung
(misalnya sebuah garputala) maka resonasi terjadi pada saat panjang kolom udara
1/4 , 3/4 , 5/4 dst, seperti ilustrasi gambar 1.
Secara umum dapat kita tuliskan bahwa hubungan panjang kolom resonasi L
dengan panjang gelombang adalah :

2+1
L= (1.2)
4
Dengan n = 0,1,2,...

Dalam percobaan nanti n adalah bunyi resonasi ke-n.


Rumus (1) ini dapat berlaku dengan cukup baik unutk ukuran diameter tabung
bagian dalam R yang jauh lebih kecil dari panjang gelombang sumber bunyi.
Sedangkan untuk R tabung yang tidak cukup kecil maka rumus (1) di atas harus
dikoreksi dengna suati nilai, sebutlah e sehingga :

2+1
L= -e (2.2)
4
Nilai e ini sekitar 0,6 R.

Secara eksperimen, seperti yang anda lakukan, nilai koreksi e ini ditemukan dari
grafik (hasil least square) antara L dengan n. Dari persamaan garis :


= . . + . (2.3)

L

Lo

Gambar 2.2. Grafik L terhadap n. Dari grafik ini dapat diperoleh


frekuensi gelombang.

Dari metode Least Square, kita dapatkan bawa kemiringan kurva adalah, dan titik
potong dengan sumbu vertikal adalah /4 e. Karena :


f= (2.4)

Adapun cepat rambat gelombang diudara ( v ) dapat diperoleh melalui pengukuran
suhu ( T ) dan memasukkannya ke dalam rumus berikut :

v = (331,5 + 0,606T) (2.5)

Setelah nilai v diketahui, maka bisa diketahui frekuensi gelombang suara


berdasarkan persamaan (4).

IV. Alat dan Bahan


1. Tabung resonansi dan statif 5. Mistar / penggaris
2. Garputala dan penggetarnya 6. Kertas millimeter bock
3. Jangka sorong 7. Kalkulator
4. Termometer
V. Metode Percobaan

A. Prosedur Percobaan
1. Ukur diameter dalam dari tabung resonator

Gambar 2.3 Pengukuran diameter dalam dari tabung resonator


menggunakan bagian belakang jangka sorong.

2. Ukur suhu udara di bagian dalam tabung resonator

Gambar 2.4. Pengukuran suhu menggunakan termometer dengan


memasukkan ujung termometer kedalam mulut tabung
(sekitar 5 cm saja dari mulut tabung).

3. Siapkan tabung resonator, dan bagilah tugas dengan anggota kelompok


untuk bertugas menjadi :
a. Pencatat panjang kolom udara (mengamati dan mencatat panjang
kolom udarasaat terjadi resonansi).
b. Penggetar(pemukul) garputala (menggetarkan garputala dan
memposisikannya dimulut tabung resonansi).
c. Pengatur panjang kolom udara (menaik turunkan sumber air agar
kedudukan permukaan air didalam tabung resonansi sesuai dengan
yang diinginkan).
4. posisikan permukaan air agar berada sekitar 3 cm dari ujung atas tabung
(caranya dengan menaikkan sumber air).

Gambar 2.5. Jerigen berisi air dinaikkan sedemikian agar permukan air dalam
tabung resonansi bergerak 3 cm dari mulut tabung.

5. getarkan garputala dengan pemukul garputala

Gambar 2.6 Garputala dipukulkan ke penggetar garputala pada bagian


yang berselaput oranye.

Lakukan pemukulan garputala jauh dari tabung untuk menghindari terjadinya


kerusakan pada tabung gelas resonansi.
6. lalu posisikan garfu di ujung bibir tabung

Gambar 2.7. Selama garputala bergetar (berbunyi) posisikan diatas mulut tabung

Hati-hati jangan sampai garputala bersentuhan dengan bagian gelas tabung.


Hal ini dapat mengakibatkan tabung gelas pecah.

7. Selama perpuran bunyi, perpanjanglah kolom udara dengan cara


menurunkan permukaan air secara pelahan-lahan. (caranya dengan
menurunkan kedudukan sumber air).

Gambar 2.8. Untuk mencari posisi air yang mengakibatkan resonansi,


selama garputala masih berbunyi, turunkan jerigen agar
permukaan air dalam tabung turun.
Jika kedengeran buyi garputala yang mengerasmaka tahan kedudukan air
hingga tidak bergerak lagi.ukurlah panjang kolom udra(dari bibir tabung hingga
permukaan air)lalu catat kedudukan permukaan air tersebut pada table data.

Gambar 2.9. Pengukuran panjang kolom udara saat terjadi resonansi (suara
mengeras) dapat menggunakan meteran yang telah terpasang
diisi tabung resonansi.
8. Jika bunyi garputala mengecil, maka pukulkanlah lagi (ulangi kembali ke
langkah 5)
9. Jika telah diproleh posisi terjadinya resonansi yang pertama, maka
lanjutkan percobaan (turunkan lagi permukaan air) untuk memproleh
posisi air terjadinya resonansi berikutnya.
10. Ulangi hingga permukaan air menyentuh dasar tabung resonansi.
11. Lakukan proses pengambilan data sebanyak 2 kali.

B. Analisis dan Data Pengambilan


1. Tuliskan data hasil percobaan dengan menggunakan satuan SI
2. Laukan langkah-langkah berikut untuk menerapkan metode Least square
dalam menemukan persamaan garis hubungan L dan n:
a. Dengan mengsumsikan x = n dan y = Lrata-rata, isilah tabel berikut
pada tabel data:
X Y X2 X.Y

x= y= x2 xy=
b. Carilah persamaan garis y = Ax + B dengan menggunakan rumus
Least Square.

.()()()
A=
( 2 )()

()( 2 )()()
B=
( 2 )()

c. Dengan menggunakan persamaan garis yang diperoleh


menganalogikannya dengan persamaan berikut :
n L (dari percobaan) L (dari persamaan)

d. Gambarkan grafik dari tabel c diatas dalm kertas milimeter blok

3. Cari harga v menggunakan rumus


v = (331,5+0,606T)
4. Dengan menggunakan persamaan garis yang diproleh dan dengan
menganalogikannya dengan persamaan berikut:
2
L= ( ) + ( )
4 4
carilah frekuensi garputala dan faktor koreksi e.
Catatan:
5. Bandingkan faktor koreksi e dari jawaban nomor 4 dengan nilai e = 0,6 R
(nilai ini didapatkan secara empirik), sama atau tidak?

Anda mungkin juga menyukai