PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum analisi kadar lemak/minyak adalah
untuk mengetahui analisis kadar lemak atau minyak pada bahan pangan dan hasil
pertanian dengan metode ekstraksi Soxhlet.
BAB 2. BAHAN DAN PROSEDUR ANALISA
2.1 Bahan
1.1.1 Bahan Pangan yang Digunakan
a. Tahu
Menurut Suprapti (2005), tahu dibuat dari kacang kedelai dan dilakukan
proses penggumpalan (pengendapan). Kualitas taahu sangat bervariasi karena
perbedaan bahan penggumpalan dan perbedaan proses pembuatan. Tahu diproduksi
dengan memanfaatkan sifat protein yaitu akan menggumpal bila bereaksi dengan
asam. Penggumpalan protein oleh asam cuka akan berlangsung secara cepat dan
serentak diseluruh bagian cairan sari kedelai sehingga sebagian besar air yang
semula tercampur dalam sari kedelai akan terperangkap didalamnya. Pengeluaran
air yang terperangkap tersebut dapat dilakukan dengan memberikan tekanan,
semakin banyak air yang dapat dikeluarkan dari gumpalan protein, gumpalan
protein itu disebut tahu. Standar kualits tahu dilihat dari komponen terbesar pada
tahu adalah air sehingga kadar air pada tahu sekitar 80% - 85%.
Tahu juga dapat didefinisikan suatu produk makanan berupa padatan lunak
yang dibuat melalui proses pengolahan kedelai (Glycine species) dengan cara
pengendapan protein dengan atau penambahan bahan lain yang diijinkan (Badan
Standarisasi Nasional, 1998). Syarat mutu pada tahu menurut SNI 01-3142-1998
dapat dijelaskan dalam tabel 1. Syarat Mutu Tahu.
Tabel 1. Syarat Mutu Tahu berdasarkan SNI 01-3142-1998
7. Cemaran logam
7.1 Timbal (Pb) mg/kg Maks. 2,0
7.2 Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 30,0
7.3 Seng (Zn) mg/kg Maks. 40,0
7.4 Timah (Sn) mg/kg Maks. 40,0 / 250,0
7.5 Raksa (Hg) mg/kg Maks. 0,03
8. Cemaran arsen (As) mg/kg Maks. 1,0
9. Cemaran mikroba
9.1 Escherichia coli APM/g Maks 10
9.2 Salmonella /25 g negatif
Sumber: Badan Standarisasi Nasional (1998)
a. Tepung Kedelai
Tepung kedelai merupakan salah satu bahan pengikat yang dapat
meningkatkan daya ikat air pada bahan makanan karena di dalam tepung kedelai
terdapat pati dan protein yang dapat mengikat air. Daya ikat air mempengaruhi
ketersediaan air yang diperlukan oleh mikroorganisme sebagai salah satu faktor
penunjang pertumbuahannya. Semakin meningkat daya ikat air maka ketersediaan
air yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme semakin berkurang,
sehingga aktivitas bakteri dalam bahan makanan yang dapat menyebabkan
kebusukan menurun (Virgo, 2007).
Tepung kedelai sering dikenal sebagai soyflour dan grit. Bahan tersebut
biasanya biasanya mengandung 40-50% protein. Tepung kedelai terbuat dari
kedelai yang diolah dan digiling menjadi bentuk tepung. Penggunaan panas dalam
pengolahan diperlukan untuk peningkatan nilai gizi, daya tahan siman dan
meningkatkan rasa (Herman, 1985). Komposisi kimia tepung kedelai dapat dilihat
ada tabel 2
Tabel 2. Komposisi kimia teung kedelai dalam 100 gram
Komposisi Kandungan
Air % 4,87
Rotein % 34,39
N terlarut % 4,60
N amonia % 0,05
Lemak % 25,53
Abu % 3,72
Eksikator 15 menit
Penimbangan
Pengovenan
Eksikator
Penimbangan (a gram)
Pada preparsi alat, labu lemak disiapkan lalu dikeringkan menggunakan oven.
Setelah itu dimasukkan pada eksikator agar dingin. Lalu ditimbang sebagai a gram.
Refluk 3 jam
Distilasi pelarut
Ekstraksi 15 menit
Pengovenan (2)
Eksikator 15 menit
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil kadar lemak tahu
dan tepung kedelai. rinsip penetapan kadar lemak kasar yaitu lemak diekstrak
dengan pelarut non polar, dalam praktikum ini menggunakan heksana. Didapatkan
hasil rendemen pada sampel tahu tertinggi yaitu pada ulangan ke 2 sebanyak 6,5729
dan sampel tepung kedelai rendemen terbanyak pada ulangan ke 3 sebanyak
19,1992. Hal ini dipengaruhi oleh jenis pelarut yang dihasilkan, ekstrak dan pelarut
harus dipisahkan melalui penguapan sehingga titik didih antara pelarut dan bahan
harus dipisahkan melalui penguapan sehingga titik didih antara pelarut dan bahan
harus berjauahan agar pelarut dan bahan tidak menguap pada waktu yang
bersamaan (Hardani et al, 2009). Bahan yang digunakan tahu putih dimana kadar
lemak yang sesuai SNI 01-31421998 minimal 0,5% akan tetapi kadar lemak sampel
lebih besar dari 0,5% sehingga dapat dikatakan tahu tersebut tidak sesuai dengan
standar SNI tahu. Standar deviasinya juga besar menunjukkan bahwasannya jika
standar deviasi besar maka RSD akan lebih tinggi. Jadi dapat dikatakan
kevalidasian data menjadi kurang teliti / kurang akurat (Rochman, 2007).
RATA-RATA
60.0000
43.8511
40.0000
18.5212 19.0606
20.0000 6.1392
0.0000
TAHU TEPUNG KEDELAI
RATA-RATA BB RATA-RATA BK
Rata - rata wb dan db tahu sebesar 6,1392 dan 43,8511, sedangkan rata-rata wb
dan db tepung kedelai sebesar 18,5212 dan 19,0606. Pada kandunga 100 gram
tepung terigu kandunga lemaknya 25,53% namun pada praktikum kali ini
kandungan lemak tepung terigu rata-rata 18,5212 hal ini sangat berbeda jauh.
Seharusnya apabila bahan yang di gunakan sedikit maka rendemen minyak nya juga
sedikit.
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Depkes RI., 1992. UU RI No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. Jakarta: Depkes
RI
Hardani, D.A., Nur, H., dan Ika, A.D. 2009. Ekstraksi Minyak Melati (Jasminum
sambac) (Kajian Jenis Pelarut dan Lama Ekstraksi). Malang: Jurusan Teknologi
Industri Pertanian, Universitas Brawijaya.
Gambar KETERANGAN
Peletakkan dalam
tabung ekstraktor
Pengovenan 60oC ; 24
jam
Penimbangan labu
lemak
Penuangan n-heksana
ke dalam labu lemak
Menyiapkan alat
ekstraksi
Bahan sampel
dimasukkan
Reflux 4 jam
Pemanasan ekstrak
lemak hingga pekat
Sampel Tahu
Kadar air tahu = 86%
Ulangan 1 :
0,117
Kadar Lemak (bb) = (0) x 100 = 1,9704 x 100 = 5,9379 %
() 5,9379
Kadar Lemak (bk) =100 () x 100 = 10086 100 = 42,4134 %
Ulangan 2 :
0,13
Kadar Lemak (bb) = (0) x 100 = 1,9725 x 100 = 6,5729 %
() 6,5906
Kadar Lemak (bk) =100 () x 100 = 10086 100 =46,9491%
Ulangan 3 :
0,119
Kadar Lemak (bb) = (0) x 100 = 2,0201 x 100 = 5,8834%
() 5,8908
Kadar Lemak (bk) = x 100 = 100 =42,0179%
100 () 10086
Ulangan 4 :
0,123
Kadar Lemak (bb) = (0) x 100 = x 100 = 6,1625 %
2
() 6,1500
Kadar Lemak (bk) =100 () x 100 = 10086 100 = 44,0179%
1+2+3+4
Rata Rata Kadar Lemak (bb) = 4
5,9379 +6,5906+5,8908+6,1500
= 4
= 6,1392 %
1+2+3+4
Rata Rata Kadar Lemak (bk) = 4
42,4134+47,0759+42,0771+43,9286
= 4
= 43,8511%
Standart Deviasi Kadar Lemak (bb) =
(1 2)2 + ( 2 2)2 + ( 3 2)2 +( 4 2)2
=
(5,93796,1423)2 + ( 6,59066,1423)2 + (5,8908 6,1423)2 +( 6,1500 6,1423)2
41
0,0418+0,2010+0,0633+0,0001
= 3
=0,1020
=0,3134
2,1324+10,2539+3,2277+0,0030
= 3
=5,2056
=2,2383
0,3194
RSD Kadar Lemak (bb)= x 100 =6,1423 x 100 = 5,1044%
2,2816
RSD Kadar Lemak (bk)= x 100 =43,8737 x 100 = 5,1044%
Sampel Tepung Kedelai
Kadar air = 2,83 %
Ulangan 1 :
0,37
Kadar Lemak (bb) = (0) x 100 = 2,0012 x 100 = 18,5039 %
() 18,4889
Kadar Lemak (bk) =100 () x 100 = 1002,83 100 = 19,0428%
Ulangan 2 :
0,352
Kadar Lemak (bb) = (0) x 100 = 2,0009 x 100 = 17,5921 %
() 17,5921
Kadar Lemak (bk) =100 () x 100 = 1002,83 100 = 18,1044%
Ulangan 3 :
0,383
Kadar Lemak (bb) = (0) x 100 = 1,9954 x 100 = 19,1992 %
() 19,1941
Kadar Lemak (bk) =100 () x 100 = 1002,83 100 = 19,7583%
Ulangan 4 :
0,377
Kadar Lemak (bb) = (0) x 100 = 2,0051 x 100 = 18,7896 %
() 19,3496
Kadar Lemak (bk) =100 () x 100 = 1002,83 100 = 19,33686%
1+2+3+4
Rata Rata Kadar Lemak (bb) = 4
18,5039+17,5921+119,1992+18,7896 )
= 4
= 18,5212%
1+2+3+4
Rata Rata Kadar Lemak (bk) = 4
19,0428+18,10444+19,7583+19,3368
= 4
= 19,0606%
Standart Deviasi Kadar Lemak (bb)
(1 2)2 + ( 2 2)2 + ( 3 2)2 +( 4 2)2
= 1
0,0009+0,8597+0,4554+0,0800
=
3
=0,4653
=0,6820
0,0010+0,9106+0,4823+0,0847
=
3
=0,4928
=0,7018
0,6822
RSD Kadar Lemak (bb)= x 100 =18,5193 x 100 = 3,6821%
0,7020
RSD Kadar Lemak (bk)= x 100 =19,0587 x 100 = 3,6821%