a. Bentuk - Normal
b. Bau - Normal
c. Rasa - Normal
d. Warna - Normal
2. Air % b/b Maks 7
Daging sapi (beef) adalah jaringan otot yang diperoleh dari hewan sapi.
Daging merupakan komponen karkas yang tersusun dari lemak, jaringan adipose
tulang, tulang rawan, jaringan ikat dan jaringan tendon. Daging sapi berwarna
merah terang atau cerah mengkilap dan tidak pucat. Secara fisik daging elastis,
sedikit kaku dan tidak lembek. Jika dipegang masih terasa basah dan tidak lengket
ditangan dan memiliki aroma daging sapi yang sangat khas (gurih)
(Soeparno,1998). Daging sapi sebagai sumber protein hewani memiliki nilai
hayati (biological value) yang tinggi, mengandung 19% protein, 5% lemak, 70%
air, 3,5% zat-zat non protein dan 2,5 % mineral dan bahan-bahan lainnya
(Ramadhani, 2010). Komposisi daging menurut Lawrie (1986) terdiri atas 75%
air, 18% protein, 3,5% lemak dan 3,5 zat-zat non protein yang dapat larut. Secara
umum komposisi kimia daging terdiri atas 70% air, 20% protein, 9% lemak dan
1% abu (Komariah 2008). Daging merupakan sumber utama untuk mendapatkan
asam amino esensial. Asam amino esensial terpenting didalam otot segar adalah
alanin, glisin, asam glutamat dan histidin. Daging sapi mengandung asam amino
leusin, lisin dan valin yang lebih daripada daging babi dan domba. Daging sapi
yang dipanaskan pada suhu 700C akan mengalami jumlah lisin menjadi 90%
(Lawrie, 1986). Di setiap daerah, penggunaan daging ini berbeda-beda tergantung
dari cara pengolahannya. Sebagai contoh has luar, daging iga dan T-Bone sangat
umum digunakan di Eropa dan di Amerika Serikat sebagai bahan pembuatan steak
sehingga bagian sapi ini sangat banyak diperdagangkan. Akan tetapi seperti di
Indonesia dan di berbagai negara Asia lainnya daging ini banyak digunakan untuk
makanan berbumbu dan bersantan seperti sup konro dan rendang (Fenemma,
2008). Kandungan gizi daging sapi dapat dilihat pada Tabel 2.
Bahan baku daging segar berwarna merah segar (tidak pucat), aromanya
khas (tidak berbau busuk), dan apabila ditekan terasa kenyal (tidak lunak). Daging
yang baik untuk dibuat abon, selain memiliki kondisi yang segar, juga dipilih yang
tidak mengandung bahan lemak dan jaringan liat (Fachruddin, 1997). Kriteria
daging sapi yang baik untuk dibuat abon adalah tidak liat, tidak banyak
mengandung lemak, dan tidak mengandung serabut jaringan. Oleh karena itu,
bagian top side, rump, silver side, chuck, dan blade sangat cocok untuk membuat
abon (Fachruddin, 1997).
Daging ayam yang digunakan pada pembuatan abon ayam adalah daging
ayam boiler. Daging ayam boiler ini memiliki beberpa keunggulan daripada
daging ayam kampung. Kelebihan daging ayam boiler antara lain memiliki daging
yang lebih tebal, waktu yang dibutuhkan agar daging ayam empuk lebih singkat,
dan harga daging ayam boiler lebih murah (Tim Dapur Demedia, 2010). Selain
itu, daging ayam boiler ini memiliki rasa yang cukup gurih dan lezat (Soesilo,
2013). Daging ayam boiler memiliki kandungan gizi yang cukup banyak. Menurut
Pradata (2008), kandungan gizi daging ayam boiler antara lain protein sebanyak
18,2 gram/100 gram, kalsium sebanyak 14 mg/100 gram, dan vitamin A sebanyak
810 SI/100 gram. Daging ayam boiler tergolong daging putih atau white meat
sehingga cocok digunakan untuk bahan utama pembuatan siomay sebagai
pengganti daging ikan. Daging ayam segar memiliki ciri-ciri tertentu antara lain
jika ditekan tekstur daging tidak terlalu lembek dan tidak berair, warna daging
ayam segar adalah kekuning-kuningan dengan aroma khas daging ayam broliler
yang tidak amis, tidak berlendir, dan tidak menimbulkan bau busuk (Kasih dkk,
2012).
Menurut Windiani dan Ari (2014), ciri-ciri daging ayam boiler sebagai berikut :
1. Ayam broiler mengandung air yang lebih banyak maka dalam
pengolahannya ayam broiler lebih cepat matang dan lebih cepat empuk dalam
pengolahannya.
2. Daging ayam broiler memiliki kandungan air yang lebih banyak sehingga
dagingnya terasa lembek.
3. Warna daging ayam broiler putih kemerahan.
4. Kandungan lemak dalam ayam broiler lebih banyak terutama pada bagian
bawah kulit dan ekor.
2.2.3 Garam
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium sativum
Bawang putih merupakan salah satu komoditi holtikultura yang dapat
berfungsi sebagai sayuran umbi yang banyak ditanam di dunia termasuk
Indonesia. Bawang putih banyak dimanfaatkan sebagai bumbu pelengkap pada
berbagai macam makanan. Bagian dari tanaman bawang putih yang banyak
digunakan adalah umbi bawang putih. Pada industri makanan, bawang putih dapat
dijadikan ekstrak, bubuk atau tepung, dan acar (Rukmana, 2009). Peran bawang
putih sebagai penuyedap makanan sangat besar, dengan adanya umbi bawang
putih yang ditambahkan pada makanan maka makanan tersebut tidak akan tersa
hambar (Syamsiah dan Tajudin, 2010). Selain itu, bawang putih memiliki potensi
farmakologis sebagai agen antibakteri, antihipertensi dan antitrombotik
(Majewski, 2014). Antibakteri yang ada pada bawang putih akan menyebabkan
makanan lebih awet atau tidak mudah busuk.
2.2.7 Cabai Merah
Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman sayuran
yang tergolong tanaman tahunan berbentuk perdu. Menurut Cronquist (1981),
klasifikasi tanaman cabai merah adalah sebagai berikut :
Kerajaan: Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Solanaless
Suku : Solanaceae
Marga : Capsicum
Jenis : Capsicum annuum L.
Tanaman cabai merah termasuk tanaman semusim yang tergolong ke dalam
suku Solonaceae .Buah cabai sangat digemari karena memilki rasa pedas dan
dapat merangsang selera makan. Selain itu, buah cabai memiliki banyak
kandungan gizi dan vitamin, diantaranya kalori, protein, lemak, karbohidrat,
kalsium, vitamin A, B1 dan vitamin C (Prayudi, 2010).
2.2.8 Santan (Sun Kara)
Sun Kara merupakan produk santan dalam kemasan yang terkenal. Produk
santan ini diproduksi oleh PT Kara Santan Pertama. Santan Sun Kara diproduksi
dengan menggunakan teknologi mutakhir, dan diproses secara higienis. Produk ini
memiliki proses sterilisasi tingkat tinggi untuk menjamin kualitas produk santan
tersebut. Produk santan ini terbuat dari kelapa pilihan, memberikan cita rasa yang
gurih pada makanan kita (Vemale, 2012). Santan Sun Kara adalah santan kelapa
kemasan siap saji yang mempunyai beberapa ukuran kemasan yaitu 65 ml dan 200
ml.
2.2.9 Serai
untuk abon.
BAB 3 METODOLOGI
Minyak goreng
Bawang merah
Bawang putih Pemanasan
Gula merah
Penumisan
Cabe merah
+ serai
Penghalusan
Daging 250 g
Pencampuran
Jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
Pencucian
+ santan sedikit demi sedikit
Perebusan 15’
Penyuwiran Pengadukan
Pengepresan
Penyajian
Uji Organoleptik
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Aroma Ras a Tekstur Warna Kes el uruhan
Abon Ayam Col umn1
Pada atribut rasa panelis lebih menyukai rasa abon ayam dengan nilai 4,32
dibanding dengan abon sapi dengan nilai 3,96. Menurut Winarno (2001), rasa
enak atau tidak enaknya produk makanan disebabkan adanya asam-asam amino
pada protein dan lemak yang terkandung dalam makanan. Rasa juga dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu senyawa kimia, suhu, konsentrasi dan interaksi dengan
komponen rasa lainnya (Fachruddin, 2003). Selain itu tingkat kepekaan panelis
uga merupakan hal yang penting dalam menentukan perbedaan rasa pada masing-
masing sampel. Selanjutnya pada atribut tekstur panelis lebih menyukai tekstur
abon ayam dengan nilai 3,96 dibandingkan dengan abon sapi dengan nilai 3,56.
Tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur tidak auh berbeda. Hal ini dikarenakan
terdapat perbedaan sifat fisik antara daging ayam dan sapi selain itu terdapat
faktor lain seperti daya ikat air juga mempengaruhi keempukan, beberapa sifat
fisik pada daging termasuk warna, tekstur, juiceness dan keempukan dari
pemasakan daging sebagian tergantung pada daya ikat air (Fachruddin, 2012).
Pada atribut warna panelis lebih menyukai warna abon daging ayam
dengan nilai 4,24 dibandingkan dengan daging sapi dengan nilai 3,12. Hal ini
membuktikan bahwa panelis lebih menyukai warna abon yang lebih cerah. Dapat
diketahui bahwa warna daging ayam lebih cerah dibanding daging sapi yang lebih
gelap. Penyebab warna kemerahan dalam daging adalah sebuah zat bernama
myoglobin yang memiliki hubungan dengan zat hemoglobin yang terdapat dalam
darah dengan sifat dapat mengikat oksigen, serta mengandung zat besi,
dan berwarna kemerahan. Tiap hewan memiliki kadar myoglobin yang berbeda-
beda. Umumnya, semakin aktif hewan tersebut bergerak, semakin banyak pula
kandungan myoglobin dalam ototnya. Sapi dan kambing mengandung myoglobin
yang cukup banyak, sehingga dagingnya kemerahan. Sementara itu, ayam juga
memiliki myoglobin yang sedikit sehingga dagingnya berwarna putih
(Fachruddin, 2012). Terakhir yaitu atribut keseluruhan, secara keseluruhan baik
dari segi warna, rasa, aroma, maupun tekstur, panelis lebih menyukai abon daging
ayam dengan nilai 4,32 dibandingkan daging sapi dengan nilai 3,32. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis daging yang digunakan, waktu saat
proses pemasakan, bahan-bahan yang digunakan, dan tingkat kepekaan panelis
(Winarno, 2001).
UjI WARNA
56.6
56.4
56.2
56
55.8
55.6
55.4
Abon Ayam Abon Sapi
Col umn2
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat dibrikan sebaiknya sebelum melakukan prktikum
terlebih dahulu menbaca buku petunuk praktikum, supaya pada saat pelaksanaan
tidak teradi kesalahan. Dan untuk kakak-kakak asisten saling komunikasi antara
asisten yang lain agar pada saat bertanya awabannya tidak berbeda-beda antara
satu asisten dengan asisten lain.
DAFTAR PUSTAKA
Fennema, 2008. Principle of Food Science. Part I Food Chemistry. Marcel Dekker
Inc. New York.
Komariah, Surajudin & Dwi Purnomo. 2008. Aneka Olahan Daging Sapi. Jakarta:
AgroMedia Pustaka.
Kristianingrum, Susila. 2009. Analisis Nutrisi Dalam Gula Semut. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Yogyakarta
Majewski M. 2014. Allium sativum: Facts and Myths Regarding Human Health. J
Natl Ins Public Health. 65 (1): 1-8.
Nazieb, A. 2009. Food Science and Technology. Universitas Negeri Surakartra,
Surakarta.
Oyen, L.P.A and Dung, N.X., 1999, Plant Resources of South East Asia: Essential
Oil Plants, Prosea Foundation, Backhuys Publisher, Leide
Prayudi, B. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Cabai Merah. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Semarang
Rahayu, E., dan Berlian, N. 2004. Bawang Merah. Jakarta : Penebar Swadaya
Ramdhani 2010. Penentuan lama sentrifuge minyak abon daging sapi. Makalah
Penunjang Seminar Nasional. Fakultas Pertanian Universitas Mataram,
Mataram.
Suryani, A, Erliza Hambali, Encep Hidayat. 2007. Membuat Aneka Abon. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Suryani, A., Hidayat, E., Sadyaningsih, D., dan Hambali, E. 2006. Bisnis Kue
Kering. Jakarta : Penebar Swadaya
Syamsiah, I. S., dan Tajudin. 2010. Khasiat dan Manfaat Bawang Putih.
Ciganjur : PT Agromedia Pustaka
Tim Dapur Demedia. 2010. Sajian Lezat dari Daging Ayam dan Bebek. Ciganjur :
Demedia Pustaka
Winarno Surakhmad. 2001. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode
Teknik. Bandung: Tarsito
Windiani, D., dan Ari. 2014. Variasi Resep Praktis Untuk Menu Sehari-hari.
Jakarta : Fmedia
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Uji Organoleptik
826 : Abon Ayam
Aroma
5+4 +4 +4 +5+3+ 4+5+ 4+3+ 5+4 +4 +3+5+3+ 4+ 4+3+ 2+ 3+4 +5+ 4+ 4
x=
25
98
x= = 3,92
25
Rasa
3+5+4 +4 +4 +5+5+5+ 4+ 4+ 5+5+5+5+ 4+5+5+ 5+2+4 +4 +4 +3+4 +5
x=
25
108
x= = 4,32
25
Tekstur
5+4 +4 +2+4 +4 +3+5+5+5+ 4+ 4+ 5+2+5+4 +3+5+5+5+ 4+ 4 +4 +4 +5
x=
25
99
x= = 3,96
25
Warna
4+ 4+ 3+5+4 +5+ 4+5+ 4+ 4+5+ 5+5+3+5+ 4+ 4+3+ 4+ 4+ 4+ 5+5+4 +5
x=
25
106
x= = 4,24
25
Keseluruhan
5+4 +4 +5+3+ 4+3+5+5+ 5+3+5+5+5+ 4+ 5+4 +5+5+5+ 4+ 4+3+ 4+ 4
x=
25
108
x= = 4,32
25
703 : abon sapi
Aroma
4+ 4+ 4+ 4+ 3+4 +3+ 4+3+3+ 5+ 5+5+4 + 4+3+2+3+ 2+ 3+3+3+ 4+3+ 4
x=
25
89
x= = 3,56
25
Rasa
4+ 3+5+5+3+ 4+ 4+ 4+5+ 5+4 +4 +5+4 +2+3+2+3+ 4+ 4+5+ 5+4 +4 +4
x=
25
99
x= = 3,96
25
Tekstur
4+ 3+4 +4 +2+3+3+ 4+2+3+ 2+ 4+ 3+5+2+2+4 +4 +4 +2+5+5+5+ 2+ 4
x=
25
89
x= = 3,56
25
Warna
3+2+4 +4 +3+4 +2+ 4+3+ 4+2+ 4+3+ 4+ 2+ 4+ 3+3+2+2+2+2+ 4+3+3
x=
25
78
x= = 3,12
25
Keseluruhan
4+ 3+4 +4 +4 +3+3+3+ 2+ 4+ 2+ 4+ 4+ 4+ 3+4 +3+3+ 4+ 4+3+5+ 4 +3+3
x=
25
83
x= = 3,32
25
Uji Fisik
Abon Daging Ayam
L standart = 94,35
Ulangan 1 = -38,2 L1 = 94,35 + (-38,2) = 56,15
Ulangan 2 = -38,8 L2 = 94,35 + (-38,8) = 55,55
Ulangan 3 = -38,7 L3 = 94,35 + (-38,7) = 55,65
56,15+55,55+55,65
Rata- rata L ¿
3
= 55,78
Abon Daging Sapi
L standart = 94,35
Ulangan 1 = -38,0 L1 = 94,35 + (-38,0) = 56,35
Ulangan 2 = -38,1 L2 = 94,35 + (-38,1) = 56,25
Ulangan 3 = -37,7 L3 = 94,35 + (-37,7) = 56,65
56, 3 5+5 6 , 25+5 6 , 65
Rata- rata L ¿
3
= 56,42