Anda di halaman 1dari 7

2.

2 Sistem agribisnis komoditas kelapa


2.2.1 Subsistem hulu komoditas kelapa
A. Benih
Benih dapat diperoleh dari buah kelapa yang matang yaitu umur 12 bulan, 4/5
bagian kulit berwarna coklat, bentuk bulat dan agak lonjong, sabut tidak luka, tidak
mengandung hama penyakit, panjang buah 22-25 cm, lebar buah 17-22 cm, buah licin dan
mulus, air buah cukup, apabila digoncang terdengar suara nyaring.
Seleksi benih sesuai persyaratan, istirahatkan benih selama 1 bulan dalam gudang
dengan kondisi udara segar dan kering, tidak bocor, tidak langsung terkena sinar matahari
dan suhu udara dalam gudang 25-27 derajat C dan dilakukan dengan menumpuk buah secara
piramidal tunggal setinggi 1 meter dan diamati secara rutin.
B. Pupuk
Pupuk yang digunakan dalam budidaya kelapa adalah 100-400 gram pupuk TSP, 500-
700 gram pupuk urea, dan 600 gram 1 kg KCl untuk masing-masing pohon kelapa.
C. Pestisida
Pestisida sangat diperlukan untuk membasmi hama yang mengganggu tanaman
kelapa seperti kumbang bibit kelapa, anai-anai randu, belalang bibit kelapa, dan lain-lain.
D. Alat-alat dan Mesin Pertanian
1. Sabit, digunakan untuk penyiangan lahan dari rumput-rumput liar
2. Cangkul, digunakan untuk mencangkul lahan sebelum ditanami kelapa
3. Gergaji mesin, digunakan untuk menebang pohon kelapa yang sudah tua
4. Pisau, untuk menyayat benih kelapa
5. Alat tugal, digunakan untuk melubangi tanah
6. Penyemprot hama, digunakan untuk menyemprot pestisida cair

2.2.2 Subsistem onfarm komoditas kelapa


1) Pembibitan
A. Penyemaian Benih
1. Syarat lokasi persemaian: topografi datar, drainase baik, dekat sumber air dengan
jumlah cukup banyak, dekat lokasi penanaman.
2. Persiapan bendengan
Olah tanah sampai gembur sedalam 30-40 cm, bentuk bendengan dengan lebar 2 m,
tinggi 25 cm dan panjang tergantung lahan dengan jarak antar bedengan 60-80 m.
3. Pendederan, dengan menyayat benih selebar 5 cm pada tonjolan sabut sebelah
tangkai berhadapan sisi terlebar dengan alat yang tajam dan jangan diulang.
4. Desifektan benih dengan insektisida dan fungisida (Azodrin 60 EC 0.1% dan difolatan
4F 0.1%) selama dua menit.
5. Tanam benih dalam tanah sedalam 2/3 bagian dengan sayatan menghadap keatas dan
mikrofil ke timur.
6. Penanaman dengan posisi segitiga bersinggungan. Setiap satu meter persegi dapat
diisi 30 - 35 benih atau 25.000 butir untuk areal 1 hektar.
a. Lama pembibitan 5-7 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 24.000/ha.
b. Lama pembibitan 7-9 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 17.000/ha.
c. Lama pembibitan 9-11 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 1.000/ha.
7. Bila disemai di bedengan, maka setelah benih berkecambah (panjang tunas 3-4 cm)
perlu dipindahkan ke polybag. Untuk polybag, terbuat dari polyethylene atau
poliprophylene berwarna hitam dengan ukuran 50 x 40 cm dan tebal 0.2 mm, bagian
bawah berlubang diameter 0.5 cm dengan jarak antar lubang 7.5 cm sebanyak 48
buah untuk aerasi dan drainase dan diisi dengan tanah top soil halus (bila tanah
berat harus dicampur pasir 2:1) setinggi 2/3.
B. Pembibitan Kitri
1. Syarat tempat: tanah datar, terbuka, dekat sumber air, dekat areal pertanaman,
cukup subur dan mudah diawasi
2. Cara membuat bedengan
a. Tanah diolah sedalam 30-40 cm, dibersihkan dari gulma/batuan dan digemburkan.
b. Bentuk bedengan berukuran 6 x 2 x 0.2 meter dengan jarak antar bedengan 80 cm,
sebagai saluran drainase.
3. Mengajir: sesuai dengan jarak tanam bibit yaitu 60 x 60 x 60 cm.
4. Menanam kecambah
a. Menanam kecambah sesuai dengan besarnya benih
b. Menanam kecambah dalam lubang dengan tertanam sampai pangkal plumula.
C. Pemindahan Bibit
Pemindahan bibit sebaiknya saat musim hujan, dengan cara:
a. Bibit kitri; dipindahkan dalam bentuk bibit cabutan yang dibongkar dari persemaian
bibit. Umur bibit sewaktu pemindahan telah mencapai 9-12 bulan. Pemindahan harus
hati-hati dan dijaga kitri dalam keadan utuh.
b. Bibit polybag; dipindahkan pada umur 9-12 bulan. Dua sampai tiga hari sebelum
dipindahkan akar yang keluar dari polybag harus dipotong.

2) Pengolahan Media Tanam


A. Pengolahan Lahan
1. Lahan tanaman kelapa tua
Pohon kelapa tua ditebang pada leher akar. Apabila memungkinkan, batang kelapa
dapat dijual sebagai bahan bangunan.
2. Lahan bekas pertanian
Tidak perlu pembukaan lahan lagi, dan dapat langsung dilakukan tindakan-tindakan
pengajiran, pembuatan lubang tanam, penanaman legume dan tindakan lain yang
diperlukan selanjutnya.
B. Pembentukan Bedengan
Bedengan dibuat melingkar lokasi dengan diameter 200 cm untuk mencegah hujan masuk
ke leher batang tanaman bibit.

3) Teknik Penanaman
A. Penentuan Pola Tanam
Sistem tanam yang baik yaitu sistem tanam segitiga karena pemanfatan lahan dan
pengambilan sinar matahari akan maksimal. Jarak tanam 9 x 9 x 9 meter, dengan pola ini
jumlah tanaman akan lebih banyak 15% dari sistem bujur sangkar.
B. Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dilakukan paling lambat 1-2 bulan sebelum penanaman untuk
menghilangkan keasaman tanah, dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm sampai dengan 100 x 100
x 100 cm. Pembuatan lubang pada lahan miring (>20o) dilakukan dengan pembuatan
teras individu selebar 1.25 m ke arah lereng diatasnya dan 1 m ke arah lereng di
bawahnya. Teras dibuat miring 10 derajat ke arah dalam.
C. Cara Penanaman
Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, setelah hujan turun secara teratur dan
cukup untuk membasahi tanah; waktu penanaman adalah pada bulan setelah curah hujan
pada bulan sebelumnya mencapai 200 mm. Adapun cara penanaman adalah sebagai
berikut:
a. Top soil dicampur dengan pupuk phospat 300 gram per lubang dan dimasukkan ke
lubang tanam.
b. Polybag dipotong melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang tanam, dan
dibuat irisan sampai ke ujung, bejkas polybag selanjutnya digantungkan pada ajir
untuk meyakinkan bahwa polybag sudah dikeluarkan dari lubang tanam. Arah
penanaman harus sama.
c. Bibit ditimbuan tanah yang berada di sebelah selatan dan utara lubang, dipadatkan
dengan ketebalan 3-5 cm diatas sabut bibit kelapa.
d. Kebutuhan bibit 1 ha, apabila jarak tanam 9 x 9x 9 m , segitiga sama sisi, adalah 143
batang dan bibit cadangan yang harus disediakan untuk sulaman 17 batang, sehingga
jumlah bibit yang harus disediakan 160 batang.
D. Lain-lain
a. Pemberian mulsa
Setelah di tanam, tanah sekitar tanjaman ditutup dengan mulsa (daun-daunan hijau
dari semak-semak, lalang atau rumput-rumputan lainnya dan juga jerami).
b. Penanaman tanaman penutup
Dilakukan sebelum musim hujan dengan famili Legminosae (Legume Cover Crop, LCC)
agar biji penutup tanah tidak membusuk. Keuntungannya menekan pertumbuhan
gulma dan perkembangan hama Oryctes rhinoceros, memperbaiki kandungan nitrogen
dan memperbaiki struktur tanah, mengurangi penguapan, mencegah erosi dan
menahan aliran permukaan, memperkecil amplitudo temperatur siang dan malam.

4) Pemeliharaan Tanaman
A. Penjarangan dan Penyulaman
Dengan penjarangan maka dapat ditentukan jumlah tanaman per lubang sesuai dengan
yang dikehendaki. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak
tumbuh/mati. Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau
gunting yang tajam tepat di atas permukaan tanah. Kegiatan ini dilakukan 7-10 hari
sesudah tanam.
B. Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada piringan selebar 1 meter pada tahun pertama, tahun kedua
1,5 meter, dan ketiga 2 meter. Caranya menggunakan koret atau parang yang diayunkan
ke arah dalam, memotong gulma sampai batas permukaan tanah dengan interval.
Penyiangan dilakukan setiap 4 minggu sekali (musim hujan) atau 6 minggu-2 bulan sekali
(musim kemarau).
C. Pembubunan
Pembubunan dilakukan dengan cara menimbunkan tanah dibagian atas permukaan sekitar
pohon hingga menutup sebagian batang pohon yang dekat dengan akar.
D. Perempalan
Dilakukan terhadap daun dan penutup bunga yang telah kering (berwarna coklat), dengan
cara memanjat pohon kelapa ataupun dibiarkan sampai jatuh sendiri.
E. Pemupukan
i. Cara pemberian pupuk:
1. Menyebar dalam lingkaran mengeliling tanaman.
2. Pupuk N, K, Mg diberikan bersamaan sedangkan P 2 minggu sebelumnya.
3. Sebelum pupuk nitrogen diberikan, tanah digemburkan untuk menghindari
pencampuran dengan pupuk phospat karena dapat merugikan. Pada tanaman
belum menghasilkan disebarkaan 30 cm dari pangkal batang sampai pinggir tajuk.
4. Tutup dengan tanah daerah penyebaran pupuk.
ii. Dosis pupuk tanaman kelapa sesuai umur tanaman (gram/pohon):
1. Saat tanam: RP = 100 gram/pohon.
2. Satu bulan setelah tanaman: Urea = 100 gram/pohon, TSP = 100 gram/pohon, KCl =
100 gram/pohon, Kieserite = 50 gram/pohon.
3. Tahun pertama
a. Aplikasi I: Urea = 200 gram/pohon, KCl = 300 gram/pohon, Kieserite 100
gram/pohon.
b. Aplikasi II: Urea = 200 gram/pohon, TSP = 250 gram/pohon, KCl = 300
gram/pohon, Kieserite = 100 gram/pohon, Borax = 10 gram/pohon
4. Tahun Kedua
a. Aplikasi I: Urea = 350 gram/pohon, KCl = 450 gram/pohon, Kieserite = 150
gram/pohon.
b. Aplikasi II: Urea = 350 gram/pohon, TSP = 600 gram/pohon, KCl = 450
gram/pohon, Kieserite = 150 gram/pohon dan Borax 25 gram/pohon.
5. Tahun ketiga
a. Aplikasi I: Urea = 500 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon, Kieserite = 200
gram/pohon.
b. Aplikasi II: Urea = 500 gram/pohon, TSP = 800 gram/pohon, KCl = 600
gram/pohon dan Kieserite = 200 gram/pohon.
6. Tahun Keempat
a. Aplikasi I: Urea = 500 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon, Kieserite = 200
gram/pohon.
b. Aplikasi II: Urea = 500 gram/pohon, TSP = 800 gram/pohon, KCl = 600
gram/pohon dan Kieserite = 200 gram/pohon.
F. Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada musim kemarau untuk mencegah kekeringan, dilakukan dua
atau tiga hari sekali pada waktu sore. Caranya dengan mengalirkan air melalui saluran air
di sekitar bedengan atau dengan penyiraman langsung.
G. Waktu Penyemprotan Pestisida
Dilakukan setiap 20 hari dengan mengggunakan Sevin 85 WP, Basudin 10 gram, Bayrusil
25 EC dengan kosenttrasi 0.4% setip 10 hari atau 0.6% setiap 20 hari. Caranya
menggunakan sprayer.
H. Lain-lain
Perbaikan saluran drainase dilakukan awal musim hujan dengan cara: memabat gulma
dalam parit, menggaruk gulma pada dinding saluran dengan cangkul, dikumpulkan
ditengah, pisahkan gulma dengan tanah dengan cara menghempas-hempaskan gulma
dengan cangkul dan keluarkan semua kotoran dari parit, angkat tanah yang longsor
kedalam parit, bentuk parit sesuai dengan ukuran, usahakan air dapat mengalir dengan
baik, Pengerjaan dimulai dari muara ke hulu.
5) Panen
A. Ciri dan Umur Panen
Ciri: berumur 12 bulan, 4/5 bagian kulit kering, berwarna coklat, kandungn air
berkurang dan bila digoyang berbunyi nyaring.
B. Cara Panen
1. Buah kelapa dibiarkan jatuh: kekurangan, yaitu buah yang jatuh sudah lewat
masak, sehingga tidak sesuai untuk bahan baku kopra atau bahan baku kelapa
parutan kelapa kering (desiccated coconut).
2. Cara dipanjat: dilakukan pada musim kemarau saja. Keuntungan yaitu (1) dapat
membersihkan mahkota daun; (2) dapat memilih buah kelapa siap panen dengan
kemampuan rata-rata 25 pohon per-orang. Kelemahan adalah merusak pohon,
karena harus membuat tataran untuk berpijak. Di beberapa daerah di Pulau
Sumatera, sering kali pemetikan dilakukan oleh kera (beruk). Kecepatan
pemetikan oleh beruk 400 butir sehari dengan masa istirahat 1 jam, tetapi beruk
tidak dapat membersihkan mahkota daun dan selektivitasnya kurang.
3. Cara panen dengan galah: menggunakan bambu yang disambung dan ujungnya
dipasang pisau tajam berbentuk pengait. Kemampuan pemetikan rata-rata 100
pohon/orang/hari.
C. Periode Panen
Frekuensi panen dapat dilakukan sebulan sekali dengan menunggu jatuhnya buah
kelapa yang telah masak, tetapi umumnya panenan dilakukan terhadap 2 bahkan 3
tandan sekaligus. Hal ini tidak begitu berpengaruh terhadap mutu buah karena
menurut Padua Resurrection dan Banson (1979) kadar asam lemak pada minyak
kelapa yang berasal dari tandan berumur tiga bulan lebih muda sama dengan buah
dari tandan yang dipanen sehingga biaya panen dapat dihemat.

Prakiraan Produksi
Produksi buah bergantung varietas tanaman kelapa, umur tanaman, keadaan tanah, iklim,
dan pemeliharaan. Biasanya menghasilkan rata-rata 2,3 ton kopra/ha/tahun pada umur 12-25
tahun. Sedangkan untuk kelapa hibrida pada umur 10-25 tahun mampu menghasilkan rata-rata
3,9 ton/ha/tahun.

Pascapanen
Pengumpulan
Buah dikumpulah menggunakan keranjang atau alat angkut yang tersedia. Kemudian
semua buah hasil panen dikumpulkan di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH).
Penyortiran dan Penggolongan
Sortasi buah dan perhitungan buah dilakukan setiap blok kebun setelah selesai panen
pada akhir bulan. Buah yang disortir adalah kosong tidak berair, bunyi tidak nyaring bila
diguncang, rusak/lika kena hama, busuk dan kecil juga terhadap kelapa butiran pecah,
berkecambah atau kelapa kurang masak, lalu disimpan dalam bin penyimpanan yang beraerasi
baik.

Penyimpanan
Buah kelapa disimpan dengan cara:a) buah ditumpuk dengan tinggi tumpukan maksimal
1 meter b) tumpukan berbentuk piramidal dan longgar c) tumpukan dalam gudang diamati secara
rutin.
Syarat-syarat gudang penyimpanan sebagai berikut:
a. udara segar dan kering
b. tidak kebocoran dan kehujanan
c. tidak langsung kena sinar matahari
d. suhu udara dalam gudang 25-27C.
Pengemasan dan Pengangkutan
Buah kelapa apabila akan dijual terlebih dulu di kupas kulit luarnya dan dibungkus
dalam karung goni atau karung sintetis. Pengangkutan dapat dilakukan dengan truk, kapal laut
atau alat angkut yang sesuai.

Penanganan Lain
a. Kopra; kopra terbuat dari daging kelapa dengan cara menurunkan kadar airnya. untuk: (1)
pengawetan, cara ini akan mencegah tumbuhnya jamur, serangga, dan bakteri yang dapat
memakan daging dan merusak minyak kelapa; (2) mengurangi berat, sehingga
mengurangi biaya pengangkutan dan penanganan; (3) mengkonsentrasikan minyak, kadar
minyak dalam kopra sekitar 65-68%. Cara pembuatan kopra yaitu dengan pengeringan
daging buah dengan sinar matahari (penjemuran langsung atau efek rumah kaca) atau
dengan alat pengering.
b. Ekstraksi minyak; minyak kelapa dapat diperoleh secara langsung dengan ekstraksi
kopra. Cara tradisional yang banyak dipakai yaitu dengan pemanasan santan kelapa.
Minyak kelapa juga dapat diperoleh dengan mengekstrasi kopra.
c. Kelapa parut kering (Desiccated coconut); diperoleh dengan mengeringkan kelapa
parutan sampai kadar air 3,5% dan kadar minyak tidak kurang dari 68 %.
d. Santan; diperoleh dengan melakukan pemerasan terhadap kelapa parutan. Santan tidak
dapat disimpan lama. Oleh karena itu diperlukan pengemasan santan untuk mencegah
rusaknya santan yaitu dengan pengalengan ataupun pengeringan santan.

Anda mungkin juga menyukai