Anda di halaman 1dari 1

Tayangan televisi sangat mengasyikkan untuk dinikmati bagi anak-anak, apalagi jika

menayangkan cerita yang berhubungan dengan tokoh anak dengan adegan yang lucu dan
kepahlawanan penuh imajinasi. Sehingga membuat anak betah menonton berlama-lama tanpa
mengerjakan apapun juga. Hal ini membuat orang tua senang, karena anaknya tetap berada
dalam rumah sehingga mudah dipantau aktivitasnya dan juga aman daripada bermain di luar
rumah.

Sekilas memang menonton televisi membua kita sebagai orang tua merasa tenang, tapi
ternyata ada bahaya besar dibalik tayangan televisi itu. Usia anak-anak, yang lebih dominan
bekerja adalah area pikiran bawah sadarnya sehingga apa yang dia tonton langsung diterima
tanpa difilter terlebih dulu, apakah hal itu salah atau benar.

Ada sebuah kasus di klinik Wahana sejati, seorang anak kecil masih kelas 2 SD dia menjadi
sangat berani untuk memukul temannya di sekolah bahkan tanpa alasan yang jelas. Begitu
saya tanyakan ke anak ini, kamu memilih yang mana anak nakal atau anak baik? Dia
menjawabnya anak nakal, owh..lalu saya lanjutkan kenapa memilih menjadi anak nakal?
Dijawabnya :anak nakal itu banyak temannya, kalau anak yang diam saja itu pasti temannya
hanya buku, itu lihat om di sinetron Jagoan Silat pasti yang anak nakal temannya banyak.
Kalau anak baik temannya sedikit hanya baca buku dan memakai kaca mata tebal lagi…gak
ah om kalau seperti itu.

Perhatikan, anak itu menyebut sebuah tayangan televisi yang begitu dia sukai sehingga dia
pun meniru berbagai adegan yang ada dalam acara itu. Tanpa disadari berbagai adegan, cara
bicara para pemain sinetron itu masuk ke pikiran bawah sadar anak kita, dan pasti ditirukan.
Jika hal ini tidak anda bimbing, tidak diarahkan maka tentu akan menjadi sebuah nilai yang
dianggap kebenaran bagi anak dan akan dia terapkan terus dalam hidupnya.

Berbagai tayangan televisi yang berbau kekerasan meskipun dimainkan untuk anak-anak
tentu sangat berbahaya jika ditonton tanpa pendamping, maka tugas kita sebagai orang tua
untuk melakukan pendampingan kepada anak-anak saat menonton acara tersebut. Termasuk
berbagai film kartun, seperti Naruto, Ultraman dll itu sangat sarat dengan adegan kekerasan.
Coba perhatikan bagaimana anak-anak begitu senang saat menirukan adegan naruto dan
perlakukan itu diberikan kepada temannya. Akhirnya mereka saling memukul dengan meniru
jurus-jurus dari film kartun tersebut, inilah yang menjadi penyebab maraknya tawuran
dikalangan pelajar. Bagaimana tidak, jika sejak kecil yang ditonton dan tertanam dalam
pikiran bawah sadar anak adalah bentuk kekerasan, menjaga harga diri dengan kekerasan
bahkan sampai bertarung dengan teman-temannya.

Saat anak-anak kita fokus menonton acara televisi itu, disela-selanya lalu ditayangkanlah
berbagai iklan jajanan, tambah lengkaplah isi pikiran anak kita. Tanpa disadari, iklan-iklan
itu masuk dan memaksa anak untuk menjadi konsumtif dengan selalu membeli makanan yang
sebenarnya secara kesehatan tidak baik.

Sebagai orang tua, selayaknya anda mendampingin disaat putra-putri anda menonton televisi,
berilah penjelasan terhadap apa yang dia tonton. Jadikan anak-anak anda adalah kebanggan
bagi keluarga

Anda mungkin juga menyukai