Anda di halaman 1dari 71

DOKUMEN AKREDITASI

PUSKESMAS PAMEUNGPEUK

BAB III: PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS (PMP)

Standart
3.1. Perbaikan mutu dan kinerja puskesmas konsisten dengan tata nilai visi,misi
dan tujuan Puskesmas,dipahami dilaksanakan oleh pimpinan
Puskesmas,Penanggungjawab upaya Puskesmas dan Pelaksanaan

Kriteria :

3.1.1 Pimpinan Puskesmas menetapkan penanggungjawab managemen mutu


yang bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan,memonitor kegiatan
peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas dan membudayakan perbaikan
kinerja yang berkesinambungan secara konsisten dengan tata
nilai,visi,misi dan tujuan Puskesmas

NO ELEMEN DOKUMEN KET


Ada Tidak
Ada
1. E.P 1 - SK Penanggungjawab Managemen mutu

2. E.P 2 - Uraian tugas wewenang dan tanggungjawab


penanggungjawab managemen mutu

- Pedoman peningkatan mutu dan kinerja


puskesmas

3. E.P 3 - Pedoman peningkatan mutu dan kinerja


puskesmas
4. E.P 4 - SK Kepala Puskesmas tentang kebijakan mutu

5. E.P 5 - Bukti yang menunjukan adanya komitmen


bersama
1
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG
DINAS KESEHATAN
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KECAMATAN PAMEUNGPEUK
Jl. Raya Banjaran No.550 Km 14 , Pameungpeuk Tlp :022-85939092 Kode Pos 40376
Email :uptdyankespameungpeuk@yahoo.co.id

KEPUTUSAN KEPALA PUKESMAS PAMEUNGPEUK


Nomor : 440/ /ADMEN/SK/V/2017
Lampiran : 3 (Tiga)

TENTANG
PENANGGUNG JAWAB MANAJEMEN MUTU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS PAMEUNGPEUK,
2
Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan pelayanan yang bermutu di Puskesmas
Pameungpeuk, perlu ditetapkan Penanggung jawab Manajemen Mutu;
b. bahwa untuk melaksanakan hal tersebut dalam point a, perlu ditetapkan
Keputusan Kepala Puskesmas Pameungpeuk.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014;
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
4. Peraturan Menteri Pemberdayaan dan Aparatur Negara Nomor 13 tahun
2009 tentang Pedoman Peningkatan Pelayanan Publik dengan Partisipasi
Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas;
6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
7. Peraturan Bupati Bandung Nomor 17 Tahun 2015 tentang Standar
Pelayanan Minimal Pada BLUD UPTD Pelayanan Kesehatan Di
Kabupaten Bandung.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PAMEUNGPEUK TENTANG


PENANGGUNG JAWAB MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS
PAMEUNGPEUK
Kesatu : Keputusan Kepala Puskesmas Pameungpeuk Tentang Penanggung jawab
manajemen mutu di Puskesmas Pameungpeuk;
Kedua : Penanggungjawab manajemen mutu yang dimaksud dalam diktum kesatu

3
diatas adalah menerapkan sistem manajemen akreditasi puskesmas;
Ketiga : Menunjuk Penanggung jawab manajemen mutu dengan memberikan
tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai mana terlampir dalam
surat keputusan ini;
Keempat : Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat pelaknanaan surat
Keputusan ini dibebankan pada anggaran Puskesmas Pameungpeuk;
Kelima : Surat keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan;
Keenam : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan
surat keputusan ini, akan ditinjau dan diadakan perubahan seperlunya.

Ditetapkan di : Pameungpeuk
Pada tanggal : 17 Februari 2017
Kepala Puskesmas Pameungpeuk

drg.Ailsa Novita
Penata
NIP.197411122009042006

Lampiran 1 : Keputusan Kepala Puskesmas Pameungpeuk


Nomor : 440/ /ADMEN/SK/ /2017

4
Tentang : Penanggungjawab Manajemen Mutu
Puskesmas Pameungpeuk

TIM MANAJEMEN MUTU

Ketua Manajemen Mutu :


Sekretaris :
Anggota/Tim : 1. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien :
2. Peningkatan Mutu Kinerja :
3. Peningkatan Mutu Administras :
4. Audit Internal :
Ketua :
Sekretaris :
Anggota : 1.
2.

5
Lampiran 3 : Keputusan Kepala Puskesmas Pameungpeuk
Nomor : 440/ /ADMEN/SK/ /2017
Tentang : Tugas, Wewenang, Tanggungjawab
Manajemen Mutu Puskesmas Pameungpeuk

A. Kepala Puskesmas
Bertugas :
a. Menetapkan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas secara konsisten
dan berkesinambungan
b. Mengesahkan Kebijakan yang berkaitan dengan Manajemen Mutu Puskesmas
dan sasaran mutu kinerja
c. Mengesahkan Pedoman Mutu Pelayanan dan Upaya Pelayanan
d. Mengesahkan Standar Operasional Prosedur
e. Mengesahkan Kerangka Acuan Kegiatan
f. Menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dalam penerapan Sistem Manajemen Mutu
g. Mengesahkan Komitmen Mutu pelayanan Puskesmas
h. Memastikan adanya pengembangan dan perbaikan berkesinambungan di dalam
Sistem Manajemen Mutu Puskesmas
i. Bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap keputusan strategis dalam
pelaksanaan sistem manajemen mutu (akreditasi)
j. Bertanggung jawab atas kelangsungan pelaksanaan pelayanan Puskesmas yang
memadai
k. Membangun kerjasama lintas program, lintas sektoral dan masyarakat yang
harmonis
B. Penanggung Jawab Ketua Manajemen Mutu
1. Tanggungjawab Ketua Manajemen Mutu
a. Mengkoordinasi, memonitoring dan membudayakan kegiatan perbaikan
mutu dan kinerja secara bekesinambungan

6
b. Menjamin pelaksanaan kegiatan perbaikan mutu dan kinerja dilakukan secara
konsisten dan sistematis
c. Menyusun pedoman mutu dan kinerja bersama pimpinan Puskesmas yang
akan menjadi acuan bagi pimpinan, penanggungjawab UKP/UKM dan
pelaksana kegiatan Puskesmas
2. Wewenang Ketual Manajemen Mutu
a. Menyusun dan mengembangkan dokumen
b. Mengelola dan memelihara dokumen
c. Membantu Kepala Puskesmas dalam mengendalikan proses pendidikan
dan pelatihan
3. Tugas Ketua Manajemen Mutu
a. Menyusun program kinerja tahunan
b. Melaksankan pembinaan dan koordinasi pelaksanan sistem manajemen
mutu
c. Melakukan koordinasi penyusunan dokumen sistem manajemen mutu
d. Melaksanakan dan mengkoordinasikan administrasi sistem manajemen
mutu
e. Mengkoordinasikan pelaksanaan audit internal/eksternal
f. Melaporkan hasil pelaksanaan audit
g. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas yang
berkaitan dengan penjamin mutu
h. Mengkoordiir pelaksanaan mutu di Puskesmas Susunan Baru
i. Memantau kegiatan peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas
j. Membudayakan perbaikan kinerja yang berkesinambungan secara
konsisten dengan tatanilai, visi, misi dan tujuan Puskesmas
k. Memastikan semua kebijakan mutu dilaksanakan dalam setiap aktivitas
pelayanan
C. Tugas Sekretaris :
1. Mengendalikan catatan mutu untuk penyimpanan, perlindungan, pengambilan
masa simpan dan pemusnahan catatan mutu
2. Menerapkan dan memelihara Sistem Manajemen Mutu Puskesmas
3. Penyusunan dokumen Regulasi Internal Puskesmas yang didukung oleh
Regulasi Dokumen Eksternal yang berupa Peraturan Perundang-Undangan dan
pedoman-pedoman yang diberlakukan oleh Kementrian Kesehatan, Gubernur
Lampung, Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Dinas Kesehatan Kota Bandar

7
Lampung dan Organisasi profesi yang merupakan acuan bagi Puskemas dalam
menyelenggarakan Manajemen Puskesmas
4. Pengendalian dokumen Eksternal dan Internal
D. Tugas Kegiatan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien(PMKP)
1. Menyusun rencana program dan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan
pasien (PMKP).
2. Mensosialisasikan program dan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
(PMKP).
3. Melaksanakan program dan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
(PMKP).
4. Menyusun laporan pelaksanaan program dan kegiatan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien (PMKP)

E. Tugas Peningkatan Mutu Kinerja (PMK)


1. Menyusun rencana program dan sosialisasi peningkatan Mutu Kinerja (UKM)
2. Berkoordinasi dengan penanggungjawab UKM untuk penyesuaian kinerja dan SPM
(Standar Pelayanan minimal)
3. Melaksanakan program peningkatan mutu kinerja
4. Menyusun laporan dan evaluasi program peningkatan mutu kinerja
F. Tugas Peningkatan Mutu Administrasi (PMA)
1. Menyusun rencana program dan kegiatan Peningkatan Mutu Administrasi (PMA)
2. Sosialisasi program dan kegiatan Peningkatan Mutu Administrasi (PMA)
3. Melaksanakan program dan kegiatan Peningkatan Mutu Administrasi (PMA)
4. Menyusun laporan pelaksanaan program dan kegiatan Peningkatan Mutu
Administrasi (PMA)

Ditetapkan di : Pameungpeuk
Pada tanggal : 17 Februari 2017
Kepala Puskesmas Pameungpeuk

drg. Ailsa Novita


Penata
NIP.197411122009042006
8
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG
DINAS KESEHATAN
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KECAMATAN PAMEUNGPEUK
Jl. Raya Banjaran 550 Km 14 , Pameungpeuk Tlp :022-5942106 Kode Pos 40376
Email :uptdyankespameungpeuk@yahoo.co.id

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PAMEUNGPEUK


Nomor : 440/71/ADMEN/SK/II/2017
Lampiran : 1 (Satu)

TENTANG

URAIAN TUGAS SETIAP TENAGA YANG ADA DI PUSKESMAS PAMEUNGPEUK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS PAMEUNGPEUK,
9
Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan kegiatan Puskesmas perlu ditetapkan uraian
tugas bagi setiap tenaga yang ada di Puskesmas PAMEUNGPEUK;
b. bahwa penetapan uraian tugas bertujuan untuk memberikan pedoman
kepada petugas dalam melaksankan kegiatan Puskesmas;
c. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut point a dan b, perlu
ditetapkan Keputusan Kepala Puskesmas PAMEUNGPEUK.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 (Lembaran Negara);
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara);
3. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PAMEUNGPEUK TENTANG
URAIAN TUGAS SETIAP TENAGA YANG ADA DI PUSKESMAS
PAMEUNGPEUK
Kesatu : Uraian tugas petugas Puskesmas PAMEUNGPEUK merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini;
Kedua : Uraian tugas petugas Puskesmas PAMEUNGPEUK sebagaimana tersebut
dalam lampiran keputusan ini dijadikan sebagai pedoman dalam
melaksanakan pekerjaan di Puskesmas PAMEUNGPEUK;
Ketiga : Surat keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat
kekeliruan dalam keputusan ini, akan dilakukan perubahan sebagaimana
mestinya.

10
Ditetapkan di : PAMEUNGPEUK
Pada tanggal : 20 Februari 2017
Kepala Puskesmas PAMEUNGPEUK

Kartikasari
NIP.196802172007012009

Lampiran 1 : Keputusan Kepala Puskesmas


PAMEUNGPEUK
Nomor : 440/71/ADMEN/SK/II/2017
Tentang : Uraian Tugas Setiap Tenaga yang Ada Di
Puskesmas PAMEUNGPEUK

Uraian Tugas Kepala Puskesmas

1. Menyusun dan menetapkan rencana operasional pelaksanaan pembinaan puskesmas yang


meliputi program dan kegiatan puskesmas berdasarkan petunjuk teknis kegiatan untuk
kelancaran pelaksanaan tugas.
2. Mengkoordinasikan dan membina pelaksanaan urusan Dinas Kesehatan yang menjadi tugas
pokok dan fungsi puskesmas berdasarkan petunjuk teknis kegiatan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.

11
3. Mengendalikan pelaksanaan urusan Dinas Kesehatan yang menjadi tugas pokok dan fungsi
puskesmas berdasarkan petunjuk teknis kegiatan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
4. Menyelenggarakan dan atau memfasilitasi kerja sama dengan satuan kerja perangkat daerah,
instansi, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya dalam pelaksanaan urusan Dinas
Kesehatan sesuai dengan Renja dan Renstra Puskesmas agar terlaksananya program
kesehatan di daerah.
5. Mengevaluasi dan menilai secara periodik hasil hasil pelaksanaan urusan Dinas Kesehatan
yang menjadi tugas pokok dan fungsi puskesmas berdasarkan peraturan dan prosedur yang
berlaku agar diperoleh hasil kerja yang benar dan akurat.
6. Mengendalikan perencanaan, pemanfaatan serta pencatatan anggaran dan kekayaan daerah
pada Puskesmas berdasarkan DPA Puskesmas sebagai acuan anggaran pelaksanaan seluruh
kegiatan Puskesmas.
7. Melaksanakan pembinaan sikap perilaku dan disipilin pegawai, peningkatan kompetensi dan
penilaian kinerja setiap pegawai, selaku individu dan dalam organisasi Puskesmas dalam
urusan pemerintah daerah di bidang kesehatan berdasarkan peraturan peraturan tentang
disiplin pegawai agar tercipta situasi kerja yang kondusif.
8. Menyajikan dan melaporkan akuntabilitas hasil kinerja dan hasil penilaian kinerja, sebagai
suatu pertanggungjawaban kepala puskesmas dalam pelaksanaan urusan Dinas Kesehatan
sesuai petunjuk pelaksanaan pekerjaan agar tercapai tingkat kinerja yang diharapkan.
9. Melaksanakan tugas lain dalam rangka mendukung penyelenggaraan urusan di bidang
kesehatan sesuai dengan situasi yang terjadi agar tercipta situasi yang kondusif di bidang
kesehatan.
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan
perintah yang diberikan baik secara lisan maupun tulisan untuk menciptakan situasi yang
kondusif di bidang kesehatan.

12
URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN KEPALA PUSKESMAS

I. Tugas Pokok
Mengusahakan agar fungsi puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik.
II. Fungsi
1. Sebagai seorang Dokter
2. Sebagai Manajer
III. Kegiatan Pokok
1. Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen.
2. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan pasien dalam rangka rujukan menerima
IV. Menerima Konsultasi.
1. Mengkoordinir kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat.
2. Mengkoordinir pengembangan PKMD.
3. Membina karyawan/karyawati puskesmas dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
4. Melakukan pengawasan melekat bagi seluruh pelaksanaan kegiatan/program.
5. Mengadakan koordinasi dengan Lintas Sektoral dalam upaya pembangunan
V. Kesehatan diwilayah kerja Puskesmas.
Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dan masyarakat dalam rangka
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
13
VI. Menyusun perencanaan kegiatan Puskesmas dengan dibantu oleh staf Puskesmas.
1. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan Puskesmas.
2. Melaporkan hasil kegiatan program ke Dinas Kesehatan Kabupaten, baik berupa
VII. Laporan rutin maupun khusus.
1. Membina petugas dalam meningkatkan mutu pelayanan.
2. Melakukan supervisi dalam pelaksanaan kegiatan di Puskesmas, Pustu, PKD,
VIII. Puskesling, Posyandu dan di masyarakat.
Sebagai dokter (fungsional) melaksanakan tugas pelayanan pemeriksaan dan
pengobatan pasien
IX. Kegiatan Lain
Menerima konsultasi dari semua kegiatan Puskemas.

URAIAN TUGAS
DI PUSKESMAS PAMEUNGPEUK
NO NAMA JABATAN URAIAN TUGAS
1. Kepala Puskesmas 1. Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, bimbingan dan
supervisi.
2. Mengadakan koordinasi di tingkat kecamatan
3. Sebagai penggerak pembangunan kesehatan di tingkat
kecamatan.
4. Sebagai tenaga ahli pendamping Camat.
5. Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap semua
kegiatan di puskesmas.
2. Pelaksana Tata Usaha 1. Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan di unit TU
2. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unit
TU
3. Menggantikan tugas Kepala Puskesmas bila Kepala
Puskesmas berhalangan hadir
3. Keuangan 1. Melakukan perencanaan Keuangan
2. Merealisasikan Keuangan
3. Membuat pembukuan/penutupan kas.
4. Mengambil gaji dan dana operasional serta yang berkaitan
dengan kesejahteraan pegawai
5. Pencatatan dan Pelaporan
6. Membuat petikan daftar gaji

14
7. Menerima setoran dari masing-masing unit pelayanan
8. Mengkoordinir bendahara-bendahara di Puskesmas
9. Melakukan setoran perda ke kas daerah
4. Umum 1. Registrasi Surat Masuk dan Keluar Melanjutkan disposisi
Pimpinan
2. Membuat konsep surat
3. Mengkoordinir kegiatan petugas bagian pengiriman semua
laporan puskesmas.
4. Mengkoordinir kegiatan petugas bagian perbaikan sarana
puskesmas
5. Mengarsipkan surat.
6. Melakukan kegiatan yang bersifat umum.
7. Mengkoordinir pembuatan spanduk yang bersifat umum
5. Kepegawaian 1. Membuat laporan kepegawaian (Absensi, bezzeting, DUK,
lap.triwulan, tahunan ,dsb.)
2. Mengetik DP 3 yang sudah di isi nilai oleh Atasan
Langsung
3. Mendata dan mengarsipkan file pegawai.
4. Mengusulkan cuti dan kenaikan pangkat
5. Mengusulkan tunjangan pegawai ( Penyesuaian Fungsional,
Baju, Sepatu dan lain-lain)
6. Membuat Model C
7. Merekap Absensi ( Ijin, Cuti, Sakit )
8. Membuat Absensi Mahasiswa/siswa yang praktek di
Puskesmas
9. Membuat perencanaan untuk pengembangan kualitas SDM
staf puskesmas
10. Menyusun daftar pembagian tugas untuk staf puskesmas
dengan persetujuan kepala puskesmas
6. Data dan Informasi 1. Sebagai pusat data dan informasi puskesmas.
2. Mengumpulkan dan mengecek laporan puskesmas sebelum
dikirim ke dinas kesehatan
3. Menyajikan laporan dalam bentuk visualisasi data (tabel,
grafik,dll)
4. Mengidentifikasi masalah program dari hasil visualisasi
data dan menyerahkan hasilnya kepada koordinator

15
perencanaan dan penilaian
5. Bersama-sama team data dan informasi menyusun semua
laporan puskesmas (PTP, minilok, Lap. Tahunan,
Stratifikasi, dsb.)
6. Pencatatan dan pelaporan.
7. Perencanaan dan Evaluasi 1. Mengkoordinir kegiatan team perencanaan dan penilaian
2. Menyusun jadwal evaluasi kegiatan puskesmas secara
kontinyu
3. Menyusun laporan hasil evaluasi dan perencanaan untuk
selanjutnya diserahkan kepada koord. data & informasi
serta koord. program terkait
4. Mengarsipkan hasil kegiatan
8. Koordinator Upaya Kesehatan 1. Mengkoordinir dan bertanggung jawab dalam penyusunan
Masyarakat perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit P2M,
PROM.KES, KIA/KB, GIZI dan KESLING
2. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan
di unitnya
9. Pemegang Program Surveilans 1. Berperan aktif secara dini melakukan pengamatan terhadap
penderita, kesling, perilaku masyarakat dan perubahan
kondisi.
2. Analisis tentang KLB
3. Penyuluhan kesehatan secara intensif
4. Pencatatan dan pelaporan
10. Pemegang Program P2 1. Pelaksanaan Imunisasi Polio, Campak, HB, BCG, DPT
IMUNISASI pada bayi ditempat pelayanan kesehatan ( Puskesmas,
Posyandu dan pustu ).
2. Pelaksanaan Imunisasi TT pada BUMIL & WUS ditempat
pelayanan kesehatan.
3. Penyuluhan imunisasi dan sweeping ke rumah target yang
tidak datang ke tempat pelayanan kesehatan.
4. Pelaksanaan BIAS di tiap SD oleh tim Puskesmas dan
kader.
5. Pengambilan Vaksin ke Dikes Kab.Badung 2 kali sebulan.
6. Sterilisasi alat dan pemeliharaan Coldchain di Puskesmas
atau Pustu.
7. Merencanakan persediaan dan kebutuhan vaksin secara

16
teratur.
8. Monitoring / evaluasi PWS
11. Pemegang Program P2 Diare 1. Penyuluhan untuk memasyarakatkan hidup bersih dan sehat
serta memasyarakatkan oralit.
2. Kaporitisasi sumur-sumur dan sumber air sebanyak 2 kali
se tahun.
3. Surveillance yaitu mengurangi dan menghindari kontak
untuk mencegah penyebaran kasus.
4. Pecatatan dan Pelaporan.
5. Penemuan dan pengobatan penderita diare di dalam
maupun di luar gedung.
6. Aktif dalam penyelidikan KLB/peningkatan kasus
12. Pemegang Program P2 DHF 1. Penentuan target sasaran, khususnya di desa endemis DHF
2. Penyuluhan DHF
3. Pemberantasan vektor melalui PJB dan PSM serta
pelaksanaan ULV di wilayah kerja
4. Penemuan dan pengobatan penderita
5. Pencatatan dan Pelaporan
6. Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi
7. DHF Pemeriksaan larva
8. Pemantauan/monitoring jumantik desa endemis
9. Pertemuan berkala jumantik
10. Rekapitulasi laporan jumantik
13. Pemegang Program P2 TBC 1. Penyuluhan tentang TBC serta kunjungan dan follow up ke
rumah pasien
2. Pencatatan dan Pelaporan kasus
3. Penemuan secara dini penderita TBC
4. Pengobatan penderita secara lengkap
5. Koordinasi dengan petugas laboratorium terhadap
penderita/tersangka TBC untuk mencari BTA +
14. Pemegang Program P2 ISPA 1. Penyuluhan tentang ISPA
2. Penemuan secara dini penderita ISPA
3. Pengobatan penderita secara lengkap
4. Pencatatan dan Pelaporan kasus
15. Pemegang Program PMS 1. Penyuluhan tentang PMS dan AIDS
AIDS 2. Kerjasama dengan Yayasan peduli AIDS mengenai

17
pendataan penderita PMS dan AIDS.
3. Penemuan secara dini penderita PMS dan AIDS.
4. Pengobatan penderita yang menderita maupun yang
dicurigai.

16. Pemegang Program P2 1. Penyuluhan tentang Kusta


KUSTA 2. Penemuan Penderita Kusta dengan pemeriksaan kontak,
pemeriksaan anak sekolah dan case survei
3. Memberikan pengobatan yang tepat sesuai diagnosa dan
klasifikasinya.
4. Melakukan pencegahan cacad dengan mengawasi dan
mengevaluasi pengobatan
5. Pencatatan dan Pelaporan
17. Pemegang Program P2 Rabies 1. Pencatatan pasien yang digigit HPR (Hewan
Penular Rabies)
2. Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) bagi pasien digigit
anjing
3. Pengamprahan dan pencatatan pemakaian VAR
4. Pembuatan laporan pasien dan vaksin
18. Pemegang Program Promosi 1. Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap semua
Kesehatan kegiatan promosi kesehatan di wilayah kerja puskesmas.
2. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan promosi
dilakukan bersama-sama dengan coordinator program yang
terkait.
3. Kegiatan dalam Gedung
a. Penyuluhan langsung kepada perorangan maupun
kelompok penderita di Puskesmas / Pustu
b. Penyuluhan tidak langsung melalui Media Poster /
Pamflet
4. Kegiatan di luar Gedung
a. Penyuluhan melalui media masa, pemutaran Film,
siaran keliling maupun media tradisional.
b. Penyuluhan kelompok melalui posyandu dan
sekolah.
5. Koordinator pelaksanaan PHBS Koordinator pelaksanaan Bali
Sehat

18
6. Pencatatan dan pelaporan
19. Koordinator Unit KIA, KB, 1. Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit
GIZI KIA,KB, Gizi, Kes. Anak, Kes Remaja
2. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di
unitnya.
3. Ikut secara aktif mencegah dan mengawasi terjadinya
masalah dan memecahkan masalah yang ada di unitnya.
20. Pemegang Program Kesehatan 1. Pemeliharaan kesehatan Ibu dari hamil, melahirkan dan
IBU menyusui, serta bayi, anak balita dan anak pra sekolah
sampai usia lanjut
2. Imunisasi TT 2 kali pada bumil dan imunisasi pada bayi
berupa BCG, DPT, polio dan Hb sebanyak 3 kali serta
campak sebanyak 1 kali.
3. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam
mencapai tujuan program KIA, gizi dan perkembangan anak.
4. Pelayanan KB kepada semua PUS, dengan perhatian khusus
kepada mereka yang melahirkan anak berkali-kali karena
termasuk golongan ibu beresiko tinggi (resti).
5. Pengobatan bagi ibu untuk jenis penyakit ringan.
6. Kunjungan rumah untuk perkesmas, bagi yang memerlukan
pemeliharaan, memberi penerangan dan pendidikan
kesehatan dan untuk mengadakan pemantauan pada mereka
yang lalai mengunjungi puskesmas serta meminta agar
mereka datang ke puskesmas lagi.
7. Pembinaan dukun bayi
21. Pemegang Program Kesehatan 1. Pengawasan dan bimbingan kepada Taman Kanak-Kanak
Anak 2. Pengobatan bagi bayi, anak balita dan anak pra sekolah
untuk jenis penyakit ringan.
3. Pemantauan/pelaksanaan DDTKA pada bayi, anak balita
dan anak pra sekolah
4. Membuat laporan MTBS
22. Pemegang Program Kesehatan 1. Penyuluhan ke sekolah (SMP, SMA)
Remaja 2. Pembinaan dan konseling remaja
3. Pendataan jumlah remaja usia 10-14 tahun
4. Pencatan dan pelaporan
23. Pemegang Program KB 1. Komunikasi informasi dan edukasi (KIE)

19
2. Pelayanan Kontrasepsi
3. Pembinaan dan Pengayoman Medis kontrasepsi peserta KB
Pelayanan rujukan KB
4. Pencatatan dan Pelaporan
24. Pemegang Program Gizi 1. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK).
a. Penimbangan Bayi & menginventaris jumlah dan
sarana posyandu
b. Pemetaan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
c. Penggunaan ASI Ekslusif
d. Pengukuran LILA WUS
e. Penyuluhan UPGK
2. Penanggulangan Anemia Gizi Besi
a. Distribusi Tablet Fe
a. Distribus Sirup Fe Penyuluhan
b. Pengadaan Bahan dan Obat Fe
3. Penanggulangan GAKI
a. Monitoring Garam Beryodium Koordinasi LS / LP
b. Penyuluhan
c. Pengadaan bahan Iodina Test
4. Penanggulangan Defisiensi Vit. A
a. Balita
b. Ibu Nifas
c. Penyuluhan
d. Pengadaan Obat
5. SKPG
a. PSG (Pengadaan blanko dan pelaksanaan PSG)
b. PKG
c. Koordinasi LS/LP
d. Pemetaan Kecamatan Rawan Pangan
e. Intervensi kasus gizi buruk/pemberian PMT
25. Pemegang Program 1. Menyusun perencanaan dan evaluasi di unit kesling
KESLING 2. Mengurangi bahkan menghilangkan semua unsur fisik dan
lingkungan yang memberi pengaruh buruk terhadap
kesehatan masyarakat melalui penyuluhan kesling
Penyehatan air bersih.
3. Penyehatan pembuangan sampah.

20
4. Penyehatan lingkungan dan pemukiman.
5. Penyehatan pembuangan air limbah.
6. Penyehatan makana dan minuman.
7. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum.
8. Pengawasan tempat pengelolaan pestisida.
9. Pelaksana perundangan di bidang kesehatan lingkungan.
10. Pembakaran sampah medis
11. Pencatatan dan pelaporan
26. Koordinator Upaya Kesehatan 1. Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit
Perorangan Pengobatan dan ASKES
2. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di
unitnya
27. Pemegang Program 1. Menentukan target sasaran serta merencanakan kebutuhan
Kefarmasian obat dengan gudang farmasi
2. Melakukan tindakan pengobatan sesuai standar puskesmas
sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama.
3. Merujuk pasien ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih
tinggi.
4. Penemuan dan pencatatan kasus.
5. Menentukan kasus tertinggi di wilayah kerja (rekap kasus
penyakit terbanyak)
6. Melayani resep sesuai petunjuk serta mengatur kebersihan
dan kerapian apotik
7. Penyuluhan langsung ke pasien tentang tata cara pemakaian
obat
8. Pengecekan obat yang telah dikeluarkan /sensus harian obat
9. Pencatatan dan pelaporan
10. Pelayanan Pencatatan Pelaporan Puskesmas Terpadu
28. Koordinator Unit Jaringan 1. Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit P3K,
Pelayanan Puskesmas Pusling dan Pustu
2. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di
unitnya
29. Koordinator Unit Puskesmas 1. Mengkoordinir kegiatan pusling
Keliling 2. Mempersiapkan semua kebutuhan, jadwal acara dan
petugas pusling dengan melakukan koordinasi dengan
program lain yang terkait
21
3. Pencatatan dan pelaporan (sensus penyakit dan obat)
30. Koordinator Unit Poskesdes 1. Melaksanakan pelayanan kesehatan
2. Menggerakkan, mengembangkan dan membina kesehatan
masyarakat diwilayahnya
3. Membantu upaya masyarakat dalam meningkatkan derajat
kesehatan
4. Pencatatan dan pelaporan
5. Perpanjangan tangan seluruh program di Puskesmas
31. Koordinator Upaya Kesehatan 1. Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit UKK,
Pengembangan Usila, UKS/UKGS, Kesorga, Battra, Kes. Gilut, Rawat
Inap, UGD, Kes. Mata, Kes. Jiwa dan Perkesmas
2. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di
unitnya.
32. Pemegang Program UKK 1. Pendataan semua kelompok kerja yang ada di wilayah
kerja.
2. Penyuluhan dan pembinaan terhadap kesehatan
pengusaha/pekerja.
3. Membina kelompok kerja dengan pelaksanaan K3
(keselamatan dan Kesehatan Kerja)
4. Pencatatan dan pelaporan
33. Pemegang Program USILA 1. Pendataan usila
2. Kegiatan promotif dengan penyuluhan gizi, kes. Di masa tua,
agama,dll ke masyarakat dan kelompok usila
3. Senam kesegaran jasmani
4. Meningkatkan PSM dengan cara mengikut sertakan
masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan
5. Kegiatan preventif dengan pemeriksaan berkala
6. Kegiatan pengobatan melalui pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan
7. Kegiatan pemulihan untuk mengembalikan fungsi organ
yang telah menurun
8. Pencatatan dan pelaporan
34. Pemegang Program 1. Inventaris jumlah sekolah, jumlah murid dan sarana UKS
UKS/UKGS 2. Melaksanakan program UKS melalui pendidikan dan
pelayanan kesehatan di sekolah
3. Aktif dalam menciptakan lingkungan sekolah yang sehat.

22
4. Penjaringan kesehatan peserta didik baru kelas 1
5. Pengobatan ringan, pertolongan dan rujukan.
6. Pelatihan dokter kecil
35. Pemegang Program Kesehatan 1. Menyusun perencanaan
Gigi dan Mulut 2. Melaksakan UKGS dan UKGMD
3. Pelayanan berupa pemeriksaan, perawatan, pengobatan,
penambalan, pencabutan, pembersihan karang gigi serta
rujukan gigi dan mulut serta rujukan
4. Pencatatan dan pelaporan
36. Pemegang Program UGD 1. Merencanakan kebutuhan obat.
2. Melakukan tindakan pengobatan sesuai standar puskesmas
sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama.
3. Merujuk pasien ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih
tinggi.
4. Pencatatan dan pelaporan
37. Pemegang Program Kesehatan 1. Menyusun perencanaan dan evaluasi
Mata 2. Pengobatan kasus lama dan baru
3. Pemeriksaan mata, tes buta warna dan penyuluhan
4. Merujuk pasien dan kerjasama dengan RS Indra
5. Pencatatan dan pelaporan

38. Pemegang Program Kesehatan 1. Memberi penyuluhan kepada masyarakat.


Jiwa 2. Mengenali penderita yang memerlukan pelayanan
kesehatan psikiatri.
3. Memberi pertolongan pertama psikiatri,
4. Memberi pengobatan atau merujuk pasien ke RS jiwa.
5. Kunjungan ke rumah penderita.
6. Pencatatan dan pelaporan
39. Pemegang Program 1. Kunjungan rumah ke keluarga rawan
Perkesmas 2. Membuat renstra masing-masing kasus keluarga rawan,
resti, penyakit kronis, KKp dan penyuluhan
3. Pencatatan dan pelaporan
40. Pemegang Program 1. Mempersiapkan dan memeriksa sediaan serta menegakkan
Laboratorium diagnosa (darah, urine, tinja, sputum dan lepra)
2. Mengirimkan sediaan untuk diperiksa di tingkat pelayanan
yang lebih tinggi sesuai dengan sistem rujukan pelayan

23
kesehatan.
3. Merencanakan kebutuhan bahan dalam setahun
4. Pemeriksaan khusus TB/cross check
5. Memeriksa sediaan yang dikirim dari BLK (pemantauan
mutu eksternal)
6. Pencatatan dan pelaporan
41. Pemegang Program Logistik 1. Menyusun perencanaan dan evaluasi
2. Penerimaan dan pengeluaran logistik
3. Pengecekan terhadap keadaan logistik (registrasi barang,
KIR, dll)
4. Pencatatan dan pelaporan

Ditetapkan di : PAMEUNGPEUK
Pada tanggal : 20 Februari 2017
Kepala Puskesmas PAMEUNGPEUK

drg. Ailsa Novita


Penata
NIP.197411122009042006

24
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang amat
penting di Indonesia. Puskesmas merupakan unit yang strategis dalam
mendukung terwujudnya perubahan status kesehatan masyarakat menuju
peningkatan derajat kesehatan yang optimal. Untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal tentu diperlukan upaya pembangunan sistem
pelayanan kesehatan dasar yang mampu memenuhi kebutuhan mayarakat.
2. Pelayanan kesehatan bermutu yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan atau pasien menjadi strategi utama bagi organisasi kesehatan di
Indonesia, agar tetap eksis di tengah persaingan global yang semakin kuat.

25
Salah satu strategi yang paling tepat dalam mengantisipasi adanya
persaingan terbuka melalui pendekatan mutu paripurna yang berorientasi
pada proses pelayanan bermutu, dan hasil pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan keinginan pelanggan atau pasien. Dimensi mutu tersebut
menyangkut mutu bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, maupun
penyelenggara pelayanan kesehatan.
3. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator kualitas
pelayanan. Dan banyaknya pengunjung pasien ke Puskesmas tidak lepas
dari kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kepuasan pelanggan yang
diperoleh berdasar pengalaman sebelumnya.
4. Penilaian keberhasilan Puskesmas dapat dilakukan oleh internal
organisasi Puskesmas yaitu berupa penilaian Kinerja Puskesmas mencakup
Managemen Sumber Daya Tenaga, alat, obat, keuangan dan sistem
informasi managemen Puskesmas.
5.
B. Tujuan Pedoman
6. Tersedianya pedoman bagi Kepala Puskesmas, penanggung jawab dan
pelaksana pelayanan Puskesmas, dalam melakukan pelayanan di Puskesmas.
Sehingga pelayanan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana serta
memperolah hasil sesuai dengan yang diharapkan.
7.
8.
9.
C. Definisi
10. Mutu disebutkan sebagai kepatuhan terhadap standar yang sudah
ditetapkan atau yang memenuhi persyaratan yang diinginkan pelanggan, serta
stake holder dan provider. Mutu juga berarti kesesuaian terhadap persyaratan yang
ditetapkan.
11.
D. Dimensi Mutu
12. Dimensi mutu meliputi :
1. Akses
2. Efektifitas
3. Efisiensi
4. Keselamatan dan Keamanan
5. Kenyamanan

26
6. Kesinambungan Pelayanan
7. Kompetensi petugas
8. Informasi dan Dokumentasi,

E. Ruang Lingkup Pelayanan


Peningkatan mutu pelayanan merupakan upaya terus menerus untuk
mencapai target baik standar maupun indikator yang lebih baik. Puskesmas
adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat, untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dasar, menyeluruh, dan terpadu bagi seluruh masyarakat di wilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok dan membina peran serta masyarakat.
Pengertian dari pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh, dan terpadu disini,
adalah upaya pengobatan penyakit (kuratif), upaya pencegahan (preventif), upaya
peningkatan kesehatan (promotif), dan upaya pemulihan kesehatan (rehabilitatif),
yang ditujukan kepada semua penduduk.
Ruang lingkup peningkatan mutu Puskesmas meliputi :
1. Penyelenggaraan Puskesmas
2. Pengorganisasian
3. Sarana Prasarana
4. Sumber Daya Manusia
5. Proses Pelayanan baik UKP maupun UKM
6. Pelaksanaan Audit dan Evaluasi serta Pencegahaan Kejadian Tidak di
inginkan
7. Upaya perbaikan berkesinambunngan.
13.
F. Landasan Hukum
1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan,
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 374/Menkes/SK/V/2009 tentang
Sistem Kesehatan Nasional,
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
14.
15.
16.
17.

27
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.BAB II
43.INDIKATOR DAN STANDAR KINERJA
44.
45. Mutu pelayanan sangat terkait dengan ketersediaan INPUT,
PROSES YANG BAIK DAN BENAR, serta OUTPUT sesuai yang diharapkan. Untuk
itulah harus disusun suatu standar input, standar proses dan standar output yang
selanjutnya dilakukan monitoring , audit dan evaluasi terus menerus dalam suatu
rangkaian PDCA. Tersusunnya standar, indikator, prosedur dan daftar tilik harus
dijadikan prioritas, sebagai intrumen untuk meningkatkan mutu pelayanan. Standar
menekankan pada pemenuhan persyaratan. Prosedur merupakan penjabaran dari
standar proses yang menekankan pada tahapan yang benar dan daftar tilik

28
merupakan perangkat yang digunakan untuk menilai kepatuhan serta pencapaian
kegiatan.
46.
A. Indikator
47. Indikator adalah suatu ukuran yang menjadi rujukan suatu hasil.
Menyusun indikator menggunakan rumusan sebagai batasan dan sifatnya.
Umumnya indikator harus SMART yang merupakan singkatan dari :
1. Spesific yaitu ukuran yang tidak bias untuk satu fenomena atau
kegiatan
2. Measurable yaitu dapat diukur dengan kuantitas bukan kualitas
3. Accecible yaitu dapat dicapai
4. Reasonable yaitu ukuran itu masuk akal untuk dicapai
5. Time bound yaitu ada batasan waktu untuk pencapaian.
48. Penetapan indikator dapat diperoleh dari Dimensi Mutu yaitu segi
Akses, Efektifitas, Efisiensi, Kenyamanan, Kepuasan serta keselamatan
pelanggan. Dari aspek Input indikator bisa berupa indikator persyaratan
minimal, aspek output berupa indikator penampilan atau capaian minimal.
49.
B. Standar
50. Standar adalah pernyataan yang dapat diterima untuk suatu ukuran
terhadap bahan, proses dan suatu produk barang atau jasa.
51. Secara umum standar dibedakan atas 3 standar yaitu :
1. Standar Input meliputi 5 M (man, money, material, machine, methode )
2. Standar Proses, tahapan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
3. Standar Output yaitu penetapan hasil atau keluaran yang dikriteriakan dapat
diterima sebagai hasil yang menjadi tujuan produk.
52.
C. Kriteria
53. Kriteria adalah spesifik dari suatu indikator, atau variabel yang
ditentukan sebagai spesifik yang diindikatorkan. Misalkan suatu indikator
waktu tunggu pasien kriterianya adalah waktu pasien menunggu antri
pendaftaran sampai diperiksa. Standarnya 5 menit.
54.
55.
56.
57.

29
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.BAB III
PENYELENGARAAN

A. Penyelenggaraan
Penyelenggaraan Puskesmas merupakan kewajiban pemerintah dalam
sistem kesehatan nasional, yang berkaitan dengan tata ruang geografi dan
demografi dalam wilayah hukum kecamatan, yang mencakup ketersediaan sarana
fisik gedung yang memenuhi standar dan kemudahan akses bagi masyarakat
sehingga menghasilkan fungsional yang maksimal, untuk tercapainya visi
pembangunan kesehatan melalui puskesmas, yakni terwujudnya Kecamatan Sehat

30
Menuju Indonesia Sehat. Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Yang dimaksud dengan
Pelayanan kesehatan perseorangan adalah pelayanan yang ditujukan untuk
menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga.
Sedangkan Pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan
masyarakat.

B. Organisasi
Organisasi Puskesmas harus memenuhi kebutuhan sebuah unit pelayanan
kesehatan dasar di puskesmas yang melaksanakan baik upaya kesehatan
perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat. Unit kerja ini merupakan
organisasi yang dipimpin oleh seorang kepala Puskesmas dan unit struktur
ketatausahaan serta unit unit fungsional pelayanan UKP dam UKM serta jejaring
pelayanan kesehatan di tingkat desa dan pelayanan pelayanan penunjang.
85.
C. Visi Misi
1. VISI
Mewujudkan Wilayah Puskesmas Baleendah Sehat secara Mandiri.

2. MISI
a) Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang merata dan berkualitas
kepada masyarakat.
b) Memberdayakan keluarga untuk hidup sehat secara mandiri.
c) Menyelenggarakan lingkungan tempat tinggal dan tempat beraktifitas yang
sehat.
d) Menyelenggarakan Upaya penanggulangan dan pencegahan penyakit
menular serta penyakit tidak menular
e) Menyelenggarakan manajemen Puskesmas Baleendah yang bermutu dan
berkesinambungan.
86.
D. Kebiijakan Mutu
PUSKESMAS BALEENDAH BERTEKAD :
1. Meningkatkan mutu pelayanan dengan Menerapkan sistem menegemen mutu di
semua tingkatan penyelenggaraan kegiatan puskesmas.

31
2. Memberi pelayanan yang merata dan sebaik mungkin untuk mencapai
kepuasan dan keselamatan untuk pasien serta pegawai dan terus melakukan
upaya perbaikan untuk mencapai hasil yang lebih optimal
87.
E. Penetapan Indkator
88.Tabel 3.1
89.Indikator Mutu Administrasi Puskesmas Baleendah
92.Indikator
90.No91.Jenis Pelayanan 93.Standar
94.Jenis 95.Uraian
96.1 97.Administrasi dan98.Input 1. Kelengkapan pengisian 99.
manajemen jabatan sesuai persyaratan 100. 90
jabatan 101.
2. Adanya peraturan karyawan 102.Ada
3. Adanya daftar urutan
103.Ada
keangkatan karyawan
104.Proses 1. Tindak lanjut penyelesaian 105.100%
hasil pertemuan 106.
2. Ketepatan waktu pengusulan 107.100%
kenaikan pangkat 108.
3. Ketepatan waktu pengurusan 109.100%
gaji berkala 110.
4. Ketepatan waktu penyusunan 111.100%
laporan keuangan 112.
113.Output 1. Cost recovery 114. 20%
115.
116.
117.
118.Tabel 3.2
119.Indikator Mutu Administrasi Puskesmas Baleendah
120.NO 121.INDIKATOR 122.TARGET
123.Melayani dengan sahabat (senyum, akrab, hangat, asri, bersih,
1. 124.100%
aman, tertib)
2.125.Petugas bersifat jujur/integritas dalam pemberian informasi 126.100%
3.127.Menjalin kebersamaan diantara petugas 128.100%
4.129.Keterbukaan dalam pemberian informasi 130.100%

32
5.131.Menerapkan pelayanan yang berkualitas 132.100%
6.133.Saling menghormati sesama karyawan 134.100%
135.
136.INDIKATOR STANDAR NILAI MUTU PELAYANAN PUSKESMAS BALEENDAH
137.
138.A. Indikator Standar Nilai Mutu Pelayanan Klinis (UKP) Puskesmas Baleendah
139.Tabel 3.3
140.Indikator Standar Nilai Mutu Pelayanan Klinis (UKP) Puskesmas Baleendah
Indikator
No Jenis Pelayanan Standar
Jenis Uraian
1. Pelayanan Input 1. Kemampuan menangani life
100%
Gawat Darurat saving
2. Pemberian pelayanan ke gawat
daruratan bersertifikat
100%
(ATLS/BTCLS/ACLS/PPGD/GE
LS) yang masih berlaku
Proses 1. Jam buka pelayanan gawat
6 jam
darurat
2. Waktu tanggap pelayanan 5 menit setelah
dokter di Gawat Darurat pasien datang
3. Tidak adanya keharusan
100%
membayar uang muka
Outcome 1. Kepuasan pasien 70%
2. Pelayanan Input 1. Pemberi pelayanan di poliklinik
100% dokter
Rawat Jalan umum
(Poliklinik) 2. Pemberi pelayanan di poliklinik
100% dokter gigi
gigi
3. Pemberi pelayanan di KIA 100% bidan
terlatih
Proses 1. Jam buka pelayanan sesuai 08.00 s/d 13.00
dengan ketentuan setiap hari kerja
Jumat 08.00
11.00
2. Kepatuhan hand hygiene 100%
3. Waktu tunggu rawat jalan 60 menit

33
4. Penegakan diagnosis TB
melalui pemeriksaan 100%
mikroskopis
5. Pasien rawat jalan TB yang
ditangani dengan strategi 100%
DOTS
Output 1. Peresepan obat sesuai
100%
formularium nasional
2. Pencatatan dan pelaporan TB
di Puskesmas
Outcome 1. Kepuasan pasien 90
3. Pelayanan Input 1. Fasilitas dan peralatan Sesuai standar
Labolatorium Puskesmas
Sederhana (permenkes no.
75 th. 2014)
Proses 1. Waktu tunggu hasil pelayanan
120 menit
laboratorium
2. Tidak adanya kejadian tertukar
100%
specimen
3. Kemampuan mikrosopis TB Tersedia tenaga,
paru peralatan, dan
reagen
Output 1. Tidak adanya kesalahan
pemberian hasil pemeriksaan 100%
laboratorium
2. Kesesuaian hasil pemeriksaan
100%
baku mutu eksternal
Outcome 1. Kepuasan pelanggan 80%

4. Pelayanan Input 1. Pemberi pelayanan farmasi Sesuai standar


farmasi/obat Puskesmas
(permenkes no.
75 th. 2014)
2. Fasilitas dan peralatan Sesuai standar
pelayanan farmasi Puskesmas
(permenkes no.
34
75 th. 2014)
3. Ketersediaan formularium Tersedia dan
update paling
lama 3 tahun
Proses 1. Waktu tunggu pelayanan obat
30%
jadi
2. Waktu tunggu pelayanan obat
60 menit
racikan
Output 1. Tidak adanya kejadian salah
100%
pemberian obat
Outcome 1. Kepuasan pelanggan 80%
5. Pelayanan Gizi Input 1. Pemberi pelayanan gizi Tenaga terlatih
2. Ketersediaan pelayanan
Tersedia
konsultasi gizi
6. Pelayanan Input 1. Pemberi pelayanan rekam 100% tenaga
rekam medik medis terlatih
Proses 1. Waktu penyediaan dokumen
10 menit
rekam medis
Output 3.2 Kelengkapan pengisian rekam
medik 24 jam setelah selesai 100%
pelayanan
3.2 Kelengkapan infomed consent
setelah mendapatkan informasi 100%
yang jelas
Outcome 1. Kepuasan pelanggan 80%

7. Pengelolaan Input 1. Adanya penanggungjawab


Ada
limbah pengelola limbah Puskesmas
2. Ketersediaan fasilitas dan Sesuai peraturan
perlatan pengelolaan limbah perundangan
Puskesmas : padat, cair. (permenkes no.
13 tahun 2014)
Proses 1. Pengelolaan limbah cair Sesuai peraturan
perundangan
(permenkes no.

35
13 tahun 2014)
2. Penglolaan limbah padat Sesuai peraturan
perundangan
(permenkes no.
13 tahun 2014)
Ouput 1. Buku mutu limbah cair a. BOD < 30mg/l
b. COD < 80mg/l
c. TSS < 30mg/l
d. PH 6-9
8. Pelayanan Input 1. Ketersediaan pelayanan mobil
6 jam
mobil Puskesmas keliling
Puskesmas 2. Penyedian pelayanan mobil Supir ambulan
keliling sebagai Puskesmas keliling terlatih
ambulan Proses 1. Kecepatan memberikan
30 menit
pelayanan ambulan
2. Waktu tanggap pelayanan
ambulan kepada masyarakat 30 menit
yang membutuhkan
Output 1. Tidak terjadinya kecelakaan
100%
ambulan
Outcome 1. Kepuasan pelanggan 80%
9. Pemeliharaan Input 1. Adanya penanggunngjawab
SK Direktur
sarana sarana pelayanan
2. Ketepatan waktu kalibrasi alat 100%
Ouput 1. Alat ukur alat laboratorium
100%
yang dikalibrasi tepat waktu
10. Pencegahan Input 1. Ketersediaan APD 60%
dan Proses 1. Pengguna APD saat
pengendalian melaksanakan tugas 100%
infeksi
141.
A. Indikator Standar Nilai Mutu Pelayanan Untuk Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) Puskesmas Baleendah
142.
143.Tabel 3.4

36
144.Indikator Standar Nilai Mutu Pelayanan Untuk Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) Puskesmas Baleendah
NO JENIS KEGIATAN INDIKATOR NILAI STANDAR
1. UPAYA PROMOSI 1.1 KIP/K (Komunikasi Interpersonal
5%
KESEHATAN dan Konseling)
1.2 Pelaksanaan penyuluhan
kelompok di dalam gedung 10x / bulan
Puskesmas
1.3 Cakupan pembinaan
pemberdayaan masyarakat
90%
dilihat melalui Desa siaga (%)
Desa siaga aktif
1.4 Cakupan penyuluhan
kelommpok oleh petugas di 6x / bulan
masyarakat
2. UPAYA 2.1 Kegiatan klinik sanitasi
KESEHATAN 1. Ada petugas (sanitarian)
LINGKUNGAN 2. Ada ruang konseling Ada, item no 1, 2, 3, 4,
3. Ada pencatatan 5
4. Ada data yang dianalisis
5. Ada rencana tindak lanjut
2.2 Pengawasan rumah sehat 75%
2.3 Cakupan pengawasan sarana
80%
air bersih
2.4 Pengawasan jamban 75%
2.5 Pengawasan tempat tempat
75%
umum
2.6 Pengawasan tempat pegolahan
75%
makanan
2.7 Pengawasan industri 75%
2.8 Pengawasan SPAL rumah 80%
tangga

3. UPAYA 3.1 Drop out pelayanan ANC (K1


0 - 2,4%
KESEHATAN IBU K4)

37
DAN ANAK 3.2 Persalinan oleh tenaga
100%
TERMASUK KB kesehatan
3.3 Pemeriksaan antenatal sesuai
97%
standar (K4)
3.4 Kepatuhan terhadap standar
pelayanan bayi baru lahir (K4 97%
lengkap)
3.5 Akseptor KB MJP aktif dengan
0 0,7 %
komplikasi
4. UPAYA 4.1 Prosentase balita yang naik
72%
PERBAIKAN GIZI berat badannya (%/N/D)
MASYARAKAT 4.2 Prosentase balita BGM
ditangani puskesmas (%BGM) 90 100%
tiap bulan
5. UPAYA 5.1 Kepatuhan tata laksana kasus
PENANGULANGAN TB Paru
PENYAKIT 1. Diagnosa TB orang dengan
BTA
2. Diagnosa TB anak dengan
Jika item no. 1 s.d 6
sistem skoring
terpenuhi
3. Ada pendamping minum
obat (PMO)
4. Pencatatan pelaporan baku
5. Pelacakan penderita mangkir
6. Pemeriksaan kontak
5.2 Petugas mengetahui tata
laksana ISPA balita
1. Klasifikasi ISPA berdasarkan
umur < 2 bulan
2. Klasifikasi ISPA berdasarkan
Jika item no. 1 s.d 6
umur 2 bulan s.d < 5 tahun
terpenuhi
3. Mengetahui nafas cepat usia
< 2 bulan, 2 bulan - < 5
tahun
4. Mengetahui pengobatan
pneumonia
38
5. Mengetahui tanda bahaya
untuk anak < 2 tahun
6. Mengetahui tanda bahaya
untuk anak 2 bulan 5 tahun
5.3 Tata laksana Diare sesuai
dengan Standar Operasional
1. Berikan oralit
Jika item no. 1 4
2. Berikan tablet zinc selama
dilaksanakan
10 hari
3. Konseling
4. Berikan antibiotic selektif
5.4 Suhu lemari es memenuhi
syarat (2 8) dan dicatat 2 kali
dalam sehari (Pencatatan suhu Suhu memenuhi
lemari es yang dapat diketahui syarat, dicatat 2 kali
dan grafik/buku sehari lemari es
pada program imunisasi)
5.5 DO DPHTB1 Campak 8%
5.6 DO BPHTB1 DPHTB3 8%
5.7 DO BPHTB1 Polio 4 8%
5.8 Universal Child Immunization 80% desa UCI
5.9 Sistem kewaspadaan dini
80% W2
mingguan
5.10 Pengendalian KLB Pengendalian < 24 jam
100%

B. Sasaran Mutu Keselamatan Pasien Puskesmas Baleendah


a. Ketepatan identifikasi pasien
b. Peningkatan komunikasi yang efektif dalam pelayanan klinis
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
d. Ketepatan tindakan medis dan keperawatan
e. Pengurangan terjadinya resiko infeksi di puskesmas
f. Pengurangan resiko pasien jatuh

39
145.Tabel 3.5
Sasaran Mutu Keselamatan Pasien Puskesmas Baleendah
NO SASARAN MUTU INDIKATOR TARGET
1. Ketepatan Identifikasi a. Kelengkapan pengisian status pasien
100%
Pasien pada rekam medis
b. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi
100%
pasien
c. Tidak terjadinya kesalahan pemberian
100%
obat kepada pasien
2. Peningkatan komunikasi a. Pencatatan di rekam medis SOAP
yang efektif dalam (Subjektif, Objektif, Assesment, 100%
pelayanan klinis Planning)
3. Peningkatan keamanan a. Obat kadaluarsa
obat yang perlu 0%
diwaspadai
b. Pemberian label pada obat obat Look-
100%
alike, sound-alike medication names
c. Penyimpanan cairan elektrolit pekat di
100%
gudang obat
4. Ketepatan tindakan medis a. Tidak terjadinya kesalahan prosedur
100%
dan keperawatan tindakan medis dan keperawatan
5. Pengurangan terjadinya a. Meningkatkan kepatuhan hand hygiene
resiko infeksi di (cuci tangan) petugas kesehatan 100%
Puskesmas
6. Pengurangan resiko a. Penyediaan pegangan tangan yang
100%
pasien kokoh di kamar mandi
b. Kondisikan permukaan lantai bersih dan
100%
kering
146.
F. Perencanaan dan Pelaksanaan
147. Pimpinan Puskesmas menetapkan sasaran mutu pada semua unit
(UKM,UKM dan Manajemen). Dalam mencapai Sasaran Mutu tersebut seluruh
kegiatan Puskesmas Baleendah dibuat dalam bentuk rencana kerja yang berupa
Rencana Kerja, Waktu Pelaksanaan, dan Anggarannya, yang ditetapkan secara
tahunan yang bersifat dinamis dan senantiasa dikembangkan untuk mempercepat
pencapaian sasaran mutu.
40
148. Rencana Kerja tersebut dilaksanakan dengan Kerangka Acuan yang
jelas, dimonitor, dianalisa dan dilakukan tindakan penyesuaian yang diperlukan
untuk menjamin bahwa kinerja proses sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Dalam hal terjadi perubahan terhadap sistem manajemen mutu yang
telah ditetapkan maka integritas sistem manajemen mutu dalam pencapaian
Kebijakan dan Sasaran Mutu harus semakin efektif.
149.
G. Produk Pelayanan
1. Upaya kesehatan masyarakat esensial
a. Pelayanan KIA / KB
b. Pelayanan Promosi Kesehatan
c. Pelayanan Gizi
d. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
e. Pelayanan Kesehatan Lingkungan

2. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan


a. Pelayanan Kesehatan Olah raga
b. Pelayanan Kesehatan Kerja (UKK)
c. Pelayanan Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat
d. Pelayanan Kesehatan Usila

3. Upaya kesehatan perorangan


a. Pelayanan Pemeriksaan Umum
b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c. Pelayanan KIA-KB dan MTBS
d. Pelayanan Administrasi
e. Pelayanan Laboratorium
f. Pelayanan Farmasi
g. Pemeriksaan IVA(inspeksi Visual Asetat), CBE (Clinical Breast Examination)
h. Konsultasi( Sanitasi, Gizi, Ibu Hamil, Remaja )
150.
H. Pendaftaran Pasien
151. Pendaftaran pasien adalah pelayanan rutin untuk menertibkan urutan
pelayanan dan memudahkan mendapatkan informasi rekam medis bagi seluruh
fasilitas pelayanan yang tersedia di Puskesmas. Yang dimulai dari persiapan,
kedatangan pasien sampai dengan pengiriman kartu rekam medis ke masing2 unit

41
pemeriksaan, kemudian mengembalikan lagi kartu rekam medis kedalam tempat
semula.
152.
I. Upaya Pengobatan
153. Layanan klinis adalah pelayanan klinis yang dilakukan untuk pasien
dengan melibatkan seluruh tim kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan klien.
Dimulai dari anamnesa sampai dengan tindakan dan pengobatan yang sesuai
dengan diagnosanya.
154.Upaya Pengobatan, meliputi kegiatan di :
1. Pelayanan Umum,
2. Pelayanan Gigi,
3. Pelayanan KIA,
4. Pelayanan MTBS, dan
5. Pelayanan KB.
155.
J. Pemeriksaan Laboratorium
156. Pemeriksaan laboratorium adalah salah satu sarana kesehatan yang
melakukan kegiatan pemeriksaan guna menunjang diagnosa suatu penyakit,
berdasarkan rujukan dari unit pemeriksaan yang dimulai dari kedatangan pasien
atas rujukan dari unit pelayanan sampai dengan diperoleh hasil laboratorium
pasien.
157.
K. Kefarmasian
158. Kefarmasian adalah proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka
memenuhi kebutuhan obat yang meliputi aspek teknis dan non teknis mulai dari
perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, pelayanan,
pengendalian obat, pencatatan dan pelaporan.
159.
160.
L. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
161.Adalah pelayanan kesehatan yg dilaksanakan diluar gedung berupa pendekatan
promotif, preventif. Kegiatan upaya meliputi :
1. Upaya KIA
162. Upaya KIA adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan
anak balita serta anak prasekolah.

42
163. Upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu
sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta
mengurangi angka kematian ibu.
2. Upaya P2P
164. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak
menular yaitu upaya pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan
mengendalikan penularan penyakit menular/infeksi untuk melindungi
masyarakat dari tertularnya penyakit, menurunkan jumlah yang sakit, cacat
dan/atau meninggal dunia, serta untuk mengurangi dampak sosial dan
ekonomi akibat penyakit menular.
165. Prioritas penyakit menular yang akan ditanggulangi adalah
Malaria, demam berdarah dengue, diare, polio, filaria, kusta tuberkulosis
paru, HIV/AIDS, pneumonia, dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi.
166. Prioritas penyakit tidak menular yang ditanggulangi adalah
penyakit jantung dan gangguan sirkulasi, diabetes mellitus, dan kanker.
3. Upaya Kesling
167. Kesehatan lingkungan yaitu upaya pelayanan kesehatan
lingkungan puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman
melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum
termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran
serta masyarakat. Untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik,
kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
4. Upaya Promkes (Promosi Kesehatan)
168. Promosi kesehatan adalah salah satu program puskesmas yang
berfokus pada pelayanan preventif dan promotif kepada masyarakat.
Kegiatannya meliputi penyuluhan kesehatan dan pembinaan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS). Diantara kegiatannya juga meliputi pembinaan
desa siaga kesehatan, kerjasama lintas sektor dan upaya dalam
merumuskan kebijakan bersama dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
5. Upaya Perbaikan Gizi
169. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat adalah salah satu upaya pokok
Puskesmas yaitu kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,
penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat

43
Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih,
Peningkatan Survailans Gizi, dan Pemberdayaan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.
170. Upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan
mutu gizi perseorangan dan masyarakat. Kegiatan Upaya dilaksanakan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Plan: rencana; Do:
Melaksanakan; Chek/Study: Analisa hasil; Action: Perubahan/perbaikan).

BAB IV
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


171. Sumber daya manusia kesehatan (SDM Kesehatan) merupakan tatanan
yang menghimpun berbagai upaya perencanaan. pendidikan, dan pelatihan, serta

44
pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna
mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Yang dimaksud
dengan kualifikasi SDM, sama halnya dengan job spesifikasi, yaitu minimal
golongan/jabatan, masa kerja minimal, pendidikan minimal, pengalaman kerja, nilai
performance (kinerjanya), dan standar kompetensi.
172. Secara umum kebijakan tentang tenaga kesehatan, khususnya yang
berkaitan dengan kualitas atau mutu, antara lain dapat dilihat pada Peraturan
Pemerintah (PP) No.32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. Dalam PP ini
antara lain dinyatakan :
1) Tenaga kesehatan wajib memiliki pengetahuan dan ketrampilan di bidang
kesehatan yang dinyatakan dengan ijazah dari lembaga pendidikan (Pasal 3);
dan
2) Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk
mematuhi standar profesi tenaga kesehatan (Pasal 21).
173. Kualitas pelayanan publik sangat ditentukan oleh sistem dan tenaga
pelayanan. Ketenagaan pelayanan seringkali menghadapi kendala dalam hal
jumlah, sebaran, mutu dan kualifikasi Sumber Daya Manusianya.
174. Untuk Puskesmas Baleendah, Kualifikasi Sumber Daya Manusia sudah
sesuai, walaupun masih ada beberapa tenaga yg belum melanjutkan ke jenjang
yang diharapkan. Namun masih akan terus diupayakan agar semua tenaga
mencapai kualitas seperti yg diharapkan.
175.Standar Ketenagaan Puskesmas terlampir, sesuai Permenkes no 75 tahun
2014.

B. Jadwal Kegiatan Puskesmas Baleendah


Puskesmas Baleendah buka pelayanan setiap hari kerja, yaitu Senin sampai
Sabtu.
176.Tabel 4.1
Jadwal Pelayanan Puskesmas Baleendah

45
No JENIS PELAYANAN JADWAL JAM BUKA
BUKA

I. PELAYANAN POLIKLINIK

1 Poliklinik Umum

2 Poliklinik Gigi

3 Poliklinik Khusus Lansia

4 Poliklinik Penyakit Tidak Menular ( PTM ) dan Jiwa

5 Poliklinik Terpadu

6. Poliklinik Practical Approach to Lung Health (PAL)

7. Poliklinik Tuberculosis (TBC) Senin s/d 08.0014.00


Sabtu
8. Poliklinik Infeksi Menular Seksual ( IMS )

10. Poliklinik Konsultasi Gizi

11. Poliklinik Sanitasi

12. Poliklinik Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA )

13. Poliklinik Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS )

14. Poliklinik Keluarga Berencana ( KB )

15. Poliklinik UGD

Setiap Hari 08.00 s/d


Kerja 13.00

II. PELAYANAN PENUNJANG

1 Pelayanan Farmasi Senin s/d Sabtu 08.00 - 14.00

Senin s/d 08.00 - 14.00


2 Pelayanan Laboratorium
sabtu

46
BAB V
STANDAR SARANA PRASARANA

A. Denah Gedung dan Ruang


DENAH PUSKESMAS BALEENDAH GEDUNG 1 LT 1

GARASI GARASI
PELAYANAN GIGI
WC DAPUR PELAYANAN MTBS
AMBULAN REKAM KONSELING

MEDIK GIZI DAN


PROMKES RUANG TUNGGU PINTU
PENDAFTARANAN
KORIDOR KE GDNG II
RUANG TUNGGU
T
RUANG TUNGGU A REKAM
PELAYANAN AREA
KIA DAN
PARKIR N SENTRA KEPERAWATAN
KB G MEDIK
PINTU MASUK UTAMA G
A
PINTU MASUK RUANG TUNGGU

AREA PARKIR

23
DENAH PUSKESMAS BALEENDAH LT 2 (GEDUNG 1 )

RUANG GIZI RUANG VAKSIN RUANG KA GUDANG

PUSKESMAS BARANG

RUANG TU
PKM
GUDANG TANGGA

BARANG

DENAH PUSKESMAS BALEENDAH GEDUNG 2 LT 1

WC 1 RUANG BP RUANG LANSIA GUDANG OBAT

PUSKESMAS

WC 2

RUANG TUNGGU

RUANG TB RUANG LABORATORIUM RUANG UGD

Farmasi/Obat

PINTU MASUK Gedung II

PIO
Koridor

24
DENAH PUSKESMAS BALEENDAH GEDUNG 2 LT 2

MUSHOLA
AULA PKM

GUDANG
TANGGA

OBAT
RUANG TU
RUANG KEPALA UPTD

B. Standar Alat dan Fasilitas


177. Surat keputusan Menkes Nomor Nomor 128/2004 tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, menyatakan bahwa Puskesmas adalah unit
pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas
memiliki fungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,
pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama
meliputi pelayanan kesehatan perorangan (private goods) dan pelayanan
kesehatan masyarakat (public goods).
178. Standar alat dan fasilitas terlampir. Sesuai lampiran SK Permenkes no. 75 2015

25
26
BAB VI
TATALAKSANA PELAYANAN

Tata laksana pelayanan merupakan proses dalam sistem manajemen. Dalam


upaya peningkatan mutu maka harus ditetapkan standar proses yang merupakan
jawaban dari dimensi mutu meliputi akses, efisiensi, kenyamanan dan keselamatan
pelanggan.
A. Pendaftaran Pasien
179.Pendaftaran pasien adalah pelayanan rutin untuk menertibkan urutan pelayanan
dan memudahkan mendapatkan informasi rekam medis bagi seluruh fasilitas
pelayanan yang tersedia di Puskesmas. Yang dimulai dari persiapan, kedatangan
pasien sampai dengan pengiriman kartu rekam medis ke masing-masing unit
pemeriksaan, kemudian mengembalikan lagi kartu rekam medis kedalam tempat
semula.
B. Upaya Pengobatan
180.Layanan klinis adalah pelayanan klinis yang dilakukan untuk pasien dengan
melibatkan seluruh tim kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan klien. Dimulai
dari anamnesa sampai dengan tindakan dan pengobatan yang sesuai dengan
diagnosanya.
181.Upaya Pengobatan, meliputi kegiatan di :
a. Pelayanan Umum,
b. Pelayanan Gigi,
c. Pelayanan KIA,
d. Pelayanan MTBS, dan
e. Pelayanan KB.
C. Pemeriksaan Laboratorium
182.Pemeriksaan laborat adalah salah satu sarana kesehatan yang melakukan kegiatan
pemeriksaan guna menunjang diagnose suatu penyakit, berdasarkan rujukan dari
unit pemeriksaan .yang dimulai dari kedatangan pasien atas rujukan dari init
pelayanan sampai dengan diperoleh hasil laboratorium pasien.
D. Kefarmasian
183.Kefarmasian adalah proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka memenuhi
kebutuhan obat yang meliputi aspek teknis dan non teknis mulai dari perencanaan,
permintaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, pelayanan, pengendalian obat,
pencatatan dan pelaporan.
E. Upaya Kesehatan Masyarakat
184.Adalah pelayanan kesehatan yg dilaksanakan diluar gedung berupa pendekatan
promotif, preventif. Kegiatan upaya meliputi :
185.
1. Upaya KIA
186.Upaya KIA adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut pelayanan
dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu meneteki, bayi dan anak balita
27
serta anak prasekolah. Upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga
kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan
berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu.
2. Upaya P2P
187.Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular
yaitu upaya pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan
mengendalikan penular penyakit menular/infeksi. untuk melindungi
masyarakat dari tertularnya penyakit, menurunkan jumlah yang sakit, cacat
dan/atau meninggal dunia, serta untuk mengurangi dampak sosial dan
ekonomi akibat penyakit menular.
188.Prioritas penyakit menular yang akan ditanggulangi adalah Malaria, demam
berdarah dengue, diare, polio, filaria, kusta tuberkulosis paru, HIV/AIDS,
pneumonia, dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
189.Prioritas penyakit tidak menular yang ditanggulangi adalah penyakit jantung
dan gangguan sirkulasi, diabetes mellitus, dan kanker.
3. Upaya Kesling
190.Kesehatan lingkungan yaitu upaya pelayanan kesehatan lingkungan
puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui
upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum
termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran
serta masyarakat. Untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik
fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
4. Upaya Promkes (Promosi Kesehatan)
191.Promosi kesehatan adalah salah satu program puskesmas yang berfokus
pada pelayanan preventif dan promotif kepada masyarakat. Kegiatannya
meliputi penyuluhan kesehatan dan pembinaan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS). Diantara kegiatannya juga meliputi pembinaan desa siaga
kesehatan, kerjasama lintas sektor dan upaya dalam merumuskan kebijakan
bersama dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
192. 5. Upaya Perbaikan Gizi
193.Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat adalah salah satu upaya pokok
Puskesmas yaitu kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,
penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat
Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih,
Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.
194.Upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan mutu gizi
perseorangan dan masyarakat.
195. Kegiatan Upaya dilaksanakan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi (Plan: rencana; Do: Melaksanakan; Chek/Study: Analisa hasil;
Action: Perubahan/perbaikan).
28
196.
197. Tata laksana pelayanan di Puskesmas Baleendah diawali di loket
pendaftaran, dimana pasien mengambil nomor urut pendaftaran.
a. Bagi pasien lama (pasien yang sudah pernah berobat ke Puskesmas), pendaftaran
dilakukan dengan menunjukkan Kartu berobat Puskesmas Baleendah.
b. Bagi pasien baru (pasien yang belum pernah berobat ke Puskesmas) pendaftaran
dilakukan dengan menunjukkan kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) atau kartu
identitas lainnya (KTP/SIM).
c. Bagi pasien dengan kasus kegawatdaruratan langsung dibawa ke ruang tindakan
untuk mendapatkan penanganan. Salah satu anggota keluarga atau yang
mengantarkan pasien dapat mengurus pendaftaran.
d. Bagi pasien JKN harus menunjukkan kartu JKN sebagai bukti kepesertaan.
198. Petugas pendaftaran mengambil Rekam medis berdasarkan identitas
pasien. Bagi pasien umum (tidak memiliki kartu JKN) setelah mendapatkan Rekam
medis, pasien diminta untuk membayar retribusi. Kemudian pasien diminta menunggu
di depan ruang pelayanan yang dituju (BP Umum, BP Gigi, KIA/KB, MTBS, Imunisasi,
Klinik IMS, Pemeriksaan IVA). Bagi pasien umum dengan tindakan, maka wajib
membayar retribusi tindakan sesuai Perda.
199.Pemeriksaan kesehatan pasien dilakukan di unit pelayanan masing-masing.
a. Bila dari pemeriksaan awal diperlukan pemeriksaan penunjang diagnostik, maka
pasien diberikan rujukan internal ke Laboratorium. Setelah dilakukan pemeriksaan
penunjang, pasien kembali ke unit pelayanan sebelumnya untuk mendapatkan
resep sesuai dengan diagnosis penyakit.
b. Bila diperlukan konsultasi ke unit pelayanan terkait, maka pasien diberikan rujukan
internal ke unit pelayanan terkait ( missal: pasien dari BP Gigi dengan Hipertensi,
maka dikonsultasikan ke BP Umum).
c. Bila dari pemeriksaan awal diperlukan untuk pemeriksaan lanjutan ke Rumah Sakit,
maka pasien diberikan rujukan eksternal ke Rumah Sakit yang dituju.
d. Bila pasien tidak mendapatkan rujukan internal maupun eksternal, maka pasien
mendapatkan resep untuk mengambil obat di ruang obat.
BAB VII
LOGISTIK
200.
201. Manajemen Logistik alat kesehatan adalah suatu pengetahuan atau seni
serta proses mengenai perencanaan, penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan,
pemeliharaan serta penghapusan material atau alat-alat kesehatan. Tujuan dari
manajemen logistik adalah tersedianya bahan setiap saat dibutuhkan, baik mengenai
jenis, jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan secara efisien. Dengan demikian
manajemen logistik dapat dipahami sebagai proses penggerakkan dan pemberdayaan
semua sumber daya yang dimiliki dan atau potensial untuk dimanfaatkan,untuk
operasional, secara efektif dan efisien. Oleh karena itu untuk menilai apakah
pengelolaan logistik sudah memadai adalah dengan menilai apakah sering terjadi
29
keterlambatan dan atau bahan yang dibutuhkan tidak tersedia, berapa kali
frekuensinya, berapa banyak persediaan yang menganggur (idle stock) dan berapa
lama hal itu terjadi. Berapa banyak bahan yang kadaluarsa atau rusak atau tidak dapat
dipakai lagi.
Manajemen logistik sebagai suatu fungsi mempunyai kegiatan-kegiatan :
A. Perencanaan Kebutuhan
Fungsi perencanaan ini pada dasarnya adalah menghitung berapa besar kebutuhan
bahan logistik yang diperlukan untuk periode waktu tertentu, biasanya untuk satu
tahun. Ada dua cara pendekatan yang digunakan dalam perencanaan kebutuhan
obat, yaitu :
1. Dengan mengetahui atau menghitung kebutuhan yang telah dengan nyata
dipergunakan dalam periode waktu yang lalu :
a. Jumlah sisa/persediaan pada awal periode
b. jumlah pembelian pada periode waktu
c. jumlah bahan logistik yang terpakai selama periode
d. membuat analisis efisiensi penggunaan bahan logistik, dikaitkan dengan
kinerja yang dicapai
e. membuat analisis kelancaran penyediaan bahan logistik, misalnya frekuensi
barang yang diminta habis atau tidak ada persediaan,jumlah barang yang
menumpuk, serta penyebab terjadinya keadaan tersebut.
2. Dengan melihat program kerja yang akan datang:
a. membuat analisa kebutuhan untuk dapat menunjang pelaksana kegiatan
pada periode waktu yang akan datang, yang berorientasi kepada program
pelayanan, pola penyakit, target kinerja pelayanan
b. memperhatikan kebijakan pimpinan mengenai standarisai bahan, ataupun
kebijakan dalam pengadaan. (Untuk obat misalnya ada Formularium, untuk
pengadaan di Puskesmas)
c. menyesuaikan perhitungan dengan memperhatikan persediaan awal, baik
meliputi jenis, jumlah maupun spesifikasi logistic
d. memperhatikan kemampuan gudang tempat penyimpanan barang.

B. Penganggaran
Fungsi berikutnya adalah menghitung kebutuhan diatas dengan harga satuan
(dapat berdasarkan harga pembeli waktu yang lalu atau menurut informasi yang
terbaru), sehingga akan diketahui kebutuhan anggaran untuk pengadaaan bahan
logistik tersebut.

C. Pengadaan
Fungsi berikutnya adalah pengadaan, yaitu semua kegiatan yang dilakukan untuk
mengadakan bahan logistik yang telah direncanakan, baik melalui prosedur :
1. Pembelian
2. Produksi sendiri, maupun dengan
30
3. Sumbangan dari pihak lain yang tidak mengikat
Untuk pengadaan obat di Puskesmas dilakukan oleh Gudang Farmasi
Kabupaten berdasarkan usulan kebutuhan obat dari Puskesmas.

D. Penyimpanan
Fungsi penyimpanan ini sebenarnya termasuk juga fungsi penerimaan barang,
yang sebenarnya juga mempunyai peran strategi. Secara garis besar yang harus
dicek kebenarannya adalah :
1. Kesesuaian dengan jenis, jumlah dan spesifikasi bahan serta waktu penyerahan
barang terhadap surat pesan (SP), surat perintah kerja (SPK) atau purchase
order (PO).
2. Kondisi fisik bahan, apakah tidak ada perubahan warna, kemasan, bau, noda
dan sebagainya yang menindikasikan tingkat kualitas bahan.
3. Kesesuian waktu penerimaan bahan terhadap batas waktu SP/PO
Barang yang diterima tersebut kemudian dibuatkan berita acara penerimaan
(BAP) barang. Berdasarkan sifat dan kepentingan barang/bahan logistik ada
beberapa jenis barang logistik, yang biasanya tidak langsung disimpan digudang,
akan tetapi diterimakan langsung kepada pengguna. Yang penting adalah bahwa
mekanisme ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tercipta internal check
(saling uji secara otomatis) yang memadai, yang ditetapkan oleh yang
berwenang (Pimpinan).
Fungsi penyimpanan ini sangat menentukan kelancaran distribusi. Beberapa
keuntungan melakukan fungsi penyimpanan ini adalah :
1. Untuk mengantisipasi keadaan yang fluktuatif, karena sering terjadi kesulitan
memperkirakan kebutuhan secara akurat
2. Untuk menghindari kekosongan bahan (out of stock)
3. Untuk menghemat biaya, serta mengantisipasi fluktuasi kenaikan harga
bahan
4. Untuk menjaga agar kualitas bahan dalam keadaan siap dipakai
5. Untuk mempercepat pendistribusian

Ada beberapa teori tentang pengendalian persediaan logistik, namun


dalam penerapannya harus hati-hati. Misalnya saja untuk menerapkan teori
pengendalian persediaan ada beberapa syarat, antara lain :
1. Kebutuhan bahan dapat diperkirakan dan dihitung dengan pasti.
2. Kesinambungan pemasok dapat dijamin
3. System informasi logistik yang terintegrasi dalam system informasi
manajemen , memadai
4. Pengawasan internal (internal auditor) berjalan dengan baik dan konsekuen
5. Membudayakan pelaksanaan kerja yang tertib dan sehat
6. Reward dan punishment system yang konsisten dan konsekuen
7. Tersedia gudang dan pengelolaan yang memadai
31
8. Anggaran yang cukup.
Metode yang sering digunakan dalam pengendalian persediaan di
Puskesmas adalah dengan memperhatikan sifat barang/obat, apakah termasuk
barang vital, esensial atau normal (VEN system), digabungkan dengan apakah
barang tersebut termasuk fast atau slow moving. Kombinasi kedua metode ini
selama periode tertentu kemudian dihitung kebutuhan atau penggunaannya akan
diketahui rata-rata penggunaan perbulan, dan juga fluktuasi permintaannya. Dari
perhitungan itu secara empiris, dapat ditentukan berapa besar jumlah :
1. Persediaan minimal/jenis barang per bulan
2. Persediaan maksimal/jenis barang per bulan
3. Persediaan pengaman (iron stock/idle stock)
Untuk menghitung ini, yang perlu diperhatikan adalah berapa lama
(durasi) waktu penyediaan sejak pesanan diterima rekanan/supplier sampai
barang diterima oleh Puskesmas (ini disebut Lead Time) dan berapa kebutuhan
barang selama periode tersebut.
Dalam penyimpanan dikenal ada system FIFO (first in first out). Khusus di
puskesmas seharusnya FIFO juga dibaca sebagai first expired first out (FEFO),
manan yang mempunyai mempunyai masa kadaluarsa pendek/singkat harus
dikeluarkan terlebih dahulu, tidak tergantung kapan diterimanya digudang.

E. Pendistribusian
Efisiensi pelaksanaan fungsi pendistribusian ini juga secara tidak langsung
akan mempengaruhi kecermatan dan kecepatan penyediaan oleh karena itu harus
ditetapkan prosedur yang baku pendistribusian bahan logistik, meliputi :
1. Siapa yang berwenang dan bertanggungjawab mengenai kebenaran dan
kewajaran permintaan bahan, baik mengenai jumlah, spesifikasi maupun
penyerahannya. Hal ini sangat penting agar tidak terjadi pemborosan atau
pengeluaran yang tidak perlu.
2. Siapa yang berwenang dan bertanggungjawab menyetujui permintaan dan
pengeluaran barang dari gudang.

F. Penghapusan
Penghapusan adalah proses penghapusan tanggungjawab bendahara
barang atas bahan atau barang tertentu sekaligus mengeluarkan dari
catatan/pembukuan yang berlaku, penghapusan barang diperlukan karena :
1. Bahan/barang rusak tidak dapat dipakai kembali
2. Bahan/barang tidak dapat didaur ulang atau tidak ekonomis untuk didaur ulang.
3. Bahan/barang sudah melewati masa kadaluarsa (expired date)
4. Bahan/barang hilang karena pencurian atau sebab lain

Penghapusan barang dapat dilakukan dengan :


1. Pemusnahan, yaitu dibakar atau dipendam/ditanam

32
2. Dijual/dilelang. Untuk instansi pemerintah, hasil penjualan dan pelelangan harus
disetor ke kas Negara.
Setelah penghapusan dilaksanakan, maka dibuat berita acara Penghapusan, yang
tembusannya dikirim ke instansi yang berkompeten.

BAB VIII
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien (patient safety) adalah reduksi dan meminimalkan


tindakan yang tidak aman dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui
pratik yang terbaik untuk mencapai luaran klinis yang optimum. (The Canadian Patient
Safety Dictionary, October 2003). Keselamatan pasien menghindarkan pasien dari
cedera/cedera potensial dalam pelayanan yang bertujuan untuk membantu pasien.
Tujuan Patient Safety terciptanya budaya keselamatan pasien di Puskesmas.,
meningkatnya akuntabilitas (tanggung jawab) Puskesmas terhadap pasien dan
masyarakat,menurunnya KTD (kejadian tidak diharapkan) di Puskesmas, terlaksananya
program - program pencegahan, sehingga tidak terjadi pengulangan KTD (kejadian
tidak diharapkan).
A. Sistem Patient Safety
Assesment Resiko
Identifikasi dan Pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
Pelaporan dan analisa insiden
Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Solusi: Mencegah terjadinya CEDERA akibat kesalahan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
B. Adverse Event /KTD (Kejadian Tidak Diharapkan)
202.Suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien
karena suatu tindakan (commission) atau karena tidak bertindak (ommission)
ketimbang daripada underlying dessease atau kondisi pasien (KPP-RS). KTD yang
tidak dapat dicegah (unprevetable adverse event) yaitu suatu KTD akibat komplikasi
yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan yang mutakhir.
203.

33
C. Near miss/ KNC (Kejadian Nyaris Cedera)
Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (ommission), yang dpt mencederai
pasien tetapi cedera serius tidak terjadi karena keberuntungan*), karena
pencegahan**), atau karena peringanan***).
204. Misal :
205. *) Pasien menerima obat yang sebenarnya kontra indikasi tetapi tdk timbul
reakasi.
206. **) Obat dengan lethal overdosis akan diberikan tetapi diketahui staf lain
dan membatalkannya sebelum obat dikonsumsi pasien.
207. ***) Obat dengan lethal overdosis diberikan tetapi diketahui secara dini dan
diberikan antidotum-nya
208.
D. Tujuh standar keselamatan pasien
209. Hak pasien:Pasien dan keluarga mempunyai hak untuk mendapat informasi
tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan KTD,
210. Mendidik pasien dan keluarga: Puskesmas harus mendidik pasien dan
keluarganya tentang kewajiban dan tangung jawab pasien dalam asuhan
pasien,
211. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan:Puskesmas menjamin
keseinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar
unit pelayanan,
212. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien:Puskesmas harus mendisain
proses baru atau memperbaiki prosed yang ada, memonitor dan
mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara
intensif KTD, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta
keselamatan pasien,
213. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien:Pimpinan
mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan pasien secara
terintegrasi melalui penerapan tujuh langkah menuju KPRS. Pimpinan
menjamim berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi risiko keselatan
pasien dan program menekan atau mengurangi KTD. Pimpinan mendorong
dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan individu
berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan
pasien. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk
mengukur, mengkaji dan meningkatkan kinerja Puskesmas serta
meningkatkan keselamatan pasien. Pimpinan mengukur dan mengkaji
efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan kinerja Puskesmas dan
keselamatan pasien,
214. Mendidik staf tentang keselamatan pasien Puskesmas memiliki proses
pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan mencakup
34
keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelasPuskesmas
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan untuk
meningkatkan dan ememlihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan
interdisiplin dalam pelayanan pasien,
215. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien:Puskesmas merencanakan dan mendesain proses manajemen
informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal
dan eksternal. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.
216.
217.E. Tujuh langkah menuju kesematan pasien
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien:Ciptakan kepemimpinan
dan budaya yang terbuka dan adil,
2. Pimpin dan dukung staf anda:Bangun komitmen dan fokus yang kuat dan
jelas tentang keselamatan pasien,
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko:Kembangkan sistem dan proses
pengelolaan risiko serta lakukan identifikasi dan kajian hal yang potensial
bermasalah,
4. Kembangkan sistem pelaporan:Pastikan staf agar dengan mudah dapat
melaporkan kejadian/insiden, serta Puskesmas mengatur pelaoran kepada
KKPRS,
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien:Kembangkan cara-cara
komunikasi yang terbuka dengan pasien,
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien: dorong staf
untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan
mengapa kejadian itu timbul,
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien:Gunakan
infromasi yang ada tentang kejadian/masalah untuk melakukan perubahan
sistem pelayanan.
218.

35
BAB IX
KESELAMATAN KERJA

219. Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,


dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus dilaksanakan di
semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya
kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan sedikitnya 10 orang.
Jika memperhatikan dari isi pasal diatas, maka jelaslah bahwa Puskesmas termasuk
dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan
dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di
Puskesmas, tetapi juga terhadap pasien maupun pengunjung Puskesmas.
220. Potensi bahaya di Puskesmas, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada
potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di Puskesmas,
yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan
instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang
berbahaya, gangguan psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di
atas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan diPuskesmas, para
pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan Puskesmas.
221. Dalam pekerjaan sehari-hari petugas keshatan selalu dihadapkan pada
bahaya-bahaya tertentu, misalnya bahaya infeksius, reagensia yang toksik , peralatan
listrik maupun peralatan kesehatan. Secara garis besar bahaya yang dihadapi dalam
Puskesmas atau instansi kesehatan dapat digolongkan dalam :
1. Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar atau
meledak (obat obatan);
2. Bahan beracun, korosif dan kaustik;
3. Bahaya radiasi;
4. Luka bakar;
5. Syok akibat aliran listrik;
6. Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam;
7. Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit. Pada umumnya bahaya tersebut
dapat dihindari dengan usaha-usaha pengamanan, antara lain dengan penjelasan,
peraturan serta penerapan disiplin kerja. Pada kesempatan ini akan dikemukakan
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di Puskesmas / instansi kesehatan.
222.
223. Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk
mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh karena itu K3
Puskesmas perlu dikelola dengan baik. Agar penyelenggaraan K3 Puskesmas lebih
efektif, efisien dan terpadu, diperlukan sebuah pedoman manajemen K3 di Puskesmas,
baik bagi pengelola maupun karyawan Puskesmas.
224. Manajemen adalah pencapaian tujuan yang sudah ditentukan
sebelumnya, dengan mempergunakan bantuan orang lain. Hal tersebut diharapkan
dapat mengurangi dampak kelalaian atau kesalahan (malpraktek) serta mengurangi
36
penyebaran langsung dampak dari kesalahan kerja. Proses manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja laboratorium seperti proses manajemen umumnya adalah
penerapan berbagai fungsi manajemen, yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan
dan pengawasan. Fungsi perencanaan meliputi perkiraan/peramalan, dilanjutkan
dengan penetapan tujuan dan sasaran yang akan dicapai, menganalisa data, fakta dan
informasi, merumuskan masalah serta menyusun program. Fungsi berikutnya adalah
fungsi pelaksanaan yang mencakup pengorganisasian penempatan staf, pendanaan
serta implemen- tasi program. Fungsi terakhir ialah fungsi pengawasan yang meliputi
penataan dan evaluasi hasil kegiatan serta pengendalian.

BAB X
PENGENDALIAN MUTU

225. Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan


suatu sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan
menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada pelanggan. Pengendalian mutu
pada pelayanan kesehatan diperlukan agar produk layanan kesehatan terjaga
kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat sebagai pelanggan. Penjaminan mutu
pelayanan kesehatan dapat diselenggarakan melalui pelbagai model manajemen
kendali mutu. Salah satu model manajemen yang dapat digunakan adalah model PDCA

37
(Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan
(continuous improvement) atau kaizen mutu pelayanan kesehatan.
226. Yoseph M. Juran terkenal dengan konsep "Trilogy" mutu dan
mengidentifikasikannya dalam tiga kegiatan:
1. Perencanaan mutu meliputi: siapa pelanggan, apa kebutuhannya, meningkatkan
produk sesuai kebutuhan, dan merencanakan proses untuk suatu produksi,
2. Pengendalian mutu: mengevaluasi kinerja untuk mengidentifikasi perbedaan
antara kinerja aktual dan tujuan,
3. Peningkatan mutu: membentuk infrastruktur dan team untuk melaksanakan
peningkatan mutu.
Setiap kegiatan dijabarkan dalam langkah-Iangkah yang semuanya mengacu
pada upaya peningkatan mutu.
Peluang untuk memecahkan masalah harus digunakan pada saat yang tepat
oleh mereka yang bertanggungjawab melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1 : Mengidentifikasi, memilih, dan mendefinisikan masalah. Kenali hal -
hal yang berpotensi menjadi masalah dan kaji situasi dimana staf
mungkin dapat mempebaikinya.
227.Tentukan kriteria untuk memilih masalah yang paling penting.
Definisikan secara operasional masalah yang dipilih, misalnya,
bagaimana staf mengetahui bahwa hal yang diidentifikasi
merupakan masalah? Bagaimana staf mengetahui bahwa masalah
sudah terpecahkan, dengan cara menentukan kriteria keberhasilan
pemecahan masalah.
Langkah 2 228.
: Pelajari dengan seksama proses yang terjadi dari
segala aspek.
229.Tentukan di mana dan kapan masalah muncul. Pahami proses
terjadinya masalah.
Langkah 3 230.Tentukan
: sebab masalah yang pokok
231.Tentukan faktor-faktor yang menimbulkan masalah dan
keterkaitannya dengan masalah. Gunakan metode untuk mengetes
hipotesis tentang sebab-sebab yang mungkin menimbulkan
masalah tersebut. Kumpulkan data untuk mengetes hipotesis dan
untuk menentukan faktor penyebab yang paling dominan.
Langkah 4 232.Identifikasi
: semua solusi yang mungkin. Berfikirlah secara kreatif
untuk menangani sebab-sebab masalah yang mungkin dapat
diatasi.
Langkah 5 233.Pilih
: solusi yang dapat dilaksanakan.
234.Analisalah cara-cara pemecahan masalah yang mungkin
dilaksanakan, dikaji dari aspek kriteria keberhasilan memecahkan
masalah, biaya yang diperlukan, kemungkinan solusi dapat
dilaksanakannya, atau kriteria lainnya.

38
Langkah 6 235.Melaksanakan
: pemecahan masalah yang berkualitas dengan PDCA
236.
237.Ada empat langkah menuju pelaksanaan solusi yang efektif, yaitu:
a. Merencanakan (PLANN) : Sebelum dilaksanakan solusi, perlu ditentukan tujuan
dan apa kriteria keberhasilan. Pimpinan harus memutuskan siapa, apa, dimana,
dan bagaimana solusi akan dilaksanakan. Pada tahap ini, diperlukan penjelasan
tentang berbagai asumsi, dan dipikirkan tentang kemungkinan adanya penolakan
dari pihak yang dijadikan sasaran. Di sini harus sudah diputuskan tentang data
yang harus dikumulkan untuk memantau keberhasilan pelaksanaan solusi
masalah.
b. Pelaksanaan (DO) : Melaksanakan solusi sering melibatkan pelatihan, termasuk
proses pengumpulan data/informasi untuk memantau perubahan yang terjadi,
dan mengamati tingkat kemudahan atau kesulitan pelaksanaan solusi. Amati
bagamana solusi tersebut dilaksanakan. Buat catatan tentang segala sesuatu
yang dianggap menyimpang dari kesepakatan. Setiap masalah atau kesalahan
yang muncul dalamproses ini harus diartikan sebagai kesempatan untuk
membuat perbaikan.
c. Cek (CHECK) : Amati efek pelaksanaan solusi dan simpulkan pelajaran apa
yang diperoleh dari tindakan yang sudah dilakukan.
d. Bertindak (ACTION) : Ambil langkah-langkah praktis sesuai dengan pelajaran
yang diperoleh dari tindakan yang sudah diambil : Lanjutkan proses solusi, atau
hentikan, atau ulang kembali tindakan dari awal dengan tujuan melakukan
modifikasi.
238.
239. Di Puskesmas Baleendah kegiatan peningkatan mutu dimulai dari
penyusunan mutu dan keselamatan pasien. Membuat pedoman mutu dan keselamatan
pasien, perencanaan/kerangka acuan peningkatan mutu dan keselamatan pasien,
standar operasional prosedur (SOP) implementasi dokumen, sampai dilaksanakan
pengendalian mutu melalui penilaian indikator mutu, audit internal, pembahasan hasil
audit internal pencapaian penilaian indikator mutu, rapat tinjauan manajemen dan
rencana tindak lanjut.
240.
241.JADWAL KEGIATAN PUSKESMAS BALEENDAH
NO. KEGIATAN WAKTU KETERANGAN
1. Bulan Januari 2016
1. Rapat perencanaan pembuatan SK: Tim
4 Januari 2016
akreditasi dan jadwal pembuatan SK
2. Rapat pembuatan kebijakan perencanaan
5 Januari 2016
akses dan evaluasi (SK I)
3. Rapat pembuatan kebijakan pengelolaan
8 Januari 2016
Puskesmas (SK II)

39
4. Rapat pembuatan kebijakan perencanaan
12 Januari 17
dan evaluasi UKM (SK III)
5. Rapat pembuatan kebijjakan
15 Januari 2015
penyelenggaraan UKM (SK IV)
6. Rapat pembuatan kebijakan mutu dan
19 Januari 2016
keselamatan pasien (SK V)
7. Rapat pembuatan kebijakan pelayanan
22 Januari 2016
klinis Puskesmas (SK VI)
8. Rapat pembuatan kebijakan pelayanan
26 Januari 2016
penunjang klinis Puskesmas (SK VII)
9. Lokakarya bulanan di Puskesmas 29 Januari 2016
10. Rapat SMD 18 Januari 2016

2. Bulan Februari 2016


1. Rapat sosialisasi kebijakan perencanaan,
2 Februari 2016
akses dan evaluasi (SK I)
2. Rapat sosialisasi kebijakan pengelolaan
5 Februari
Puskesmas (SK II)
3. Rapat sosialisasi kebijakan perencanaan
9 Februari 2016
dan evaluasi UKM (SK III)
4. Rapat sosialisasi kebijakan
12 Februari 2016
penyelenggaraan UKM (SK IV)
5. Rapat MMD 16 17 Feb 2016
6. Rapat sosialisasi kebijakan mutu dan
19 Februari 2016
keselamatan pasien (SK V)
7. Rapat sosialisasi kebijakan pelayanan klinis
22 Februari 2016
Puskesmas (SK VI)
8. Rapat sosialisasi kebijakan pelayanan
29 Februari 2016
penunjang klinis Puskesmas (SK VIII)
9. Lokakarya bulanan di Puskesmas 24 Februari 2014
3. Bulan Maret 2016
1. Rapat pembentukan kegiatan inovasi 1 Maret 2016
2. Rapat sosialisasi uraian tugas 4 Maret 2016
3. Rapat sosialisasi kebijakan perencanaann
4. Rapat persiapan audit internal triwulan I 8 Maret 2016
5. Pelaksanaan audit internal triwulan I 11 Maret 2016
6. Penilian indikator klinis 18 Maret 2016
7. Lokakarya bulanan di Puskesmas 24 Maret 2016
4. Bulan April 2016
1. Rapat tinjauan manajemen (I) 5 April 2016
2. Lokakarya bulanan di Puskesmas 28 April 2016

40
5. Bulan Mei 2016
1. Lokakarya bulanan di Puskesmas 2 Mei 2016
6. Bulan Juni 2016
1. Lokakarya bulanan di Puskesmas 6 Juni 2016
2. Rapat persiapan audit internal triwulan II 10 Juni 2016
3. Pelaksanaan audit internal triwulan II 14 Juni 2016
4. Penilaian indikator klinis triwulan II 17 Juni 2016
5. Rapat hasil kajian dan evaluasi 3 Juni 2016
7. Bulan Juli 2016
1. Rapat tinjauan manajemen 12 Juli 2016
2. Rapat register resiko tiap pelayanan dan
19 Juli 2016
penentuan prioritas pelayanan
3. Rapat FMEA laboratorium dan RTLnya 22 Juli 2016
4. Lokakarya bulanan di puskesmas 28 Juli 2016
8. Bulan Agustus 2016
1. Lokakarya mini di tingkat kecamatan 9 Agustus 2016
2. Rapat FMEA farmasi dan RTLnya 5 Agustus 2016
3. Rapat FMEA UKM dan RTLnya 12 Agustus 2016
4. Lokakarya bulanan di Puskesmas 29 Agustus 2016
9. Bulan September 2016
1. Rapat persiapan audit internal triwulan III 6 Sep 2016
2. Pelaksanaan audit internal triwulan III 9 Sep 2016
3. Penilaian indikator klinis 13 Sep 2016
4. Lokakarya bulanan di Puskesmas 26 Sep 2016
10 Bulan Oktober 2016
1. Rapat tinjauan manajemen III 4 Okt 2016
2. Rapat MMD Baleendah 27 Okt 2016
3. Rapat MMD Andir 28 Okt 2016
4. Lokakarya bulanan di Puskesmas 26 Okt 2016
11. Bulan November 2016
1. Lokakarya mini tingkat kecamatan 8 Nov 2016
2. Pelatihan Apar 11 Nov 2016
3. Rapat sosialisasi perbaikan alur 15 Nov 2016
4. Lokakarya bulanan di Puskesmas 29 Nov 2016
12. Bulan Desember 2016
1. Rapat hasil analisis kompetensi pegawai 6 Des 2016
2. Lokakarya bulanan di Puskesmas 27 Des 2016
3. Rapat tinjauan manajemen 30 Des 2016

41
BAB XI
PENUTUP
242.
243. Pelayanan kesehatan bermutu berorientasi pada kepuasan pelanggan atau
pasien. Dimensi mutu tersebut menyangkut mutu bagi pemakai jasa pelayanan
kesehatan, maupun penyelenggara pelayanan kesehatan.

42
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG
DINAS KESEHATAN
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KECAMATAN PAMEUNGPEUK
Jl. Raya Banjaran No.550 Km 14 , Pameungpeuk Tlp :022-85939092 Kode Pos 40376
Email :uptdyankespameungpeuk@yahoo.co.id
244. Kepuasan pasien merupakan salah satu indiktor kualitas pelayanan. Dan
banyaknya kunjungan pasien ke Puskesmas tidak lepas dari kebutuhan akan pelayanan
kesehatan. Kualitas pelayanan publik sangat ditentukan oleh sistem dan tenaga
pelayanan. Namun ketenagaan pelayanan seringkali menghadapi kendala dalam hal
jumlah, sebaran, mutu dan kualifikasi, sistem pengembangan karir, dan kesejahteraan
tenaga pelaksana pelayanan. Permasalahan yang muncul menimbulkan persepsi
rendahnya kualitas pelayanan, yang berawal dari kesenjangan antara aturan dan
standar yang ada dengan pelaksanaan pelayanan yg tidak bisa menyesuaikan.
245. Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu,
managemen resiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan
Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan. Pedoman ini menyampaikan
hasil kajian ketenagaan sarana dan pengendalian mutu pelayanan puskesmas, agar
Puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik,
baik kinerja pelayanan proses pelayanan maupun sumberdaya yg digunakan.

43
KEPUTUSAN KEPALA PUKESMAS PAMEUNGPEUK
Nomor : 440/58/ADMEN/SK/II/2017
Lampiran : 1 (Satu)

TENTANG

KEBIJAKAN MUTU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS PAMEUNGPEUK,

Menimbang : c. bahwa dalam rangka memberikan pelayanan yang bermutu di


Puskesmas PAMEUNGPEUK, perlu ditentukan Kebijakan Mutu
Pelayanan;
d. bahwa untuk melaksanakan kebijakan mutu maka disusun
pedoman mutu/pedoman peningkatan mutu dan kinerja sesuai
dengan Visi, misi dan tujuan puskesmas;
e. bahwa untuk melaksanakan hal tersebut dalam point a dan point
b tersebut, perlu ditetapkan Keputusan Kepala Puskesmas
PAMEUNGPEUK.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik;
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
4. Permenkes Nomor 46 tahun 2015 tentang akreditasi
Puskesmas/Klinik Pertama, tempat praktek mandiri, dokter dan
tempat praktek mandiri dokter gigi;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kab/Kota;
7. Peraturan Bupati Bandung Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Standar Pelayanan Minimal Pada BLUD UPTD Pelayanan
Kesehatan Di Kabupaten Bandung.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PAMEUNGPEUK TENTANG
KEBIJAKAN MUTU
Kesatu : Memberlakukan Kebijakan Mutu Pelayanan di Puskesmas

44
PAMEUNGPEUK sebagaimana tertuang dalam Pedoman Mutu;
Kedua : Kebijakan mutu dilakukan dalam upaya peningkatan mutu kinerja
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan
sesuai dengan visi, misi, dan tujuan Puskesmas;
Ketiga : Dalam rangka peningkatan mutu dan kinerja maka dilaksanakan
kegiatan berupa monitoring, evaluasi, kaji banding dan peningkatan
kompetensi.
Keempat : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan /perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : PAMEUNGPEUK
Pada tanggal : 16 Februari 2017
Kepala Puskesmas PAMEUNGPEUK

Kartikasari
NIP.196802172007012009

Lampiran 1 : Keputusan Kepala Puskesmas


PAMEUNGPEUK
Nomor : 440/58/ADMEN/SK/II/2017
Tentang : Kebijakan Mutu

1. Kebijakan Mutu
2.1 Kami jajaran pengelola dan seluruh karyawan/i Puskesmas PAMEUNGPEUK
berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan masyarakat dengan
memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan.

45
2.2 Kami berkomitmen untuk memperbaiki proses pelayanan berdasarkan fakta.
2.3 Menerapkan sistem manajemen mutu puskesmas secara efektif dan efisien.

2. Proses Pelayanan
3.1 Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).
3.1.1 Upaya Kesehatan Esensial
Pelayanan promosi kesehatan
Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
Pelayanan gizi yang bersifat UKM
Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
1.
3.1.2 Upaya Kesehatan pengembangan
Pelayanan lansia
UKS/UKGS
Upayapengobatan tradisional, komplementer dan alternatif
Pelayanan Kesehatan Jiwa
Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga
2.
3.2 Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
Pengobatan
Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
Pelayanan kesehatan lingkungan yang bersifat UKP
Pelayanan gizi yang bersifat UKP
Pelayanan laboratorium
Pelayanan kefarmasian

Ditetapkan di : PAMEUNGPEUK
Pada tanggal : 16 Februari 2017
Kepala Puskesmas PAMEUNGPEUK

Kartikasari
NIP.196802172007012009

46
47

Anda mungkin juga menyukai