Anda di halaman 1dari 17

SISTEM RESPIRASI

LKM

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi Hewan dan Manusia yang diampu oleh Ibu
Nuning Wulandari, S.Si, M.Si

Oleh Kelompok 2 Offering C 2016:

Bagus Yoga (160341606053)

Dara Norisha (160341606096)

Elsa Novianti (160341606011)

Lia Damayanti (160341606027)

Rizallatul H (160341606040)

Yulia Dewi S (160341606020)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

Oktober 2017
1. Jelaskan arti dan proses ventilasi serta bagannya

a). Katak b). Burung

Jawab :

Ventilasi merupakan salah satu tahap proses respirasi yang merupakan suatu proses pergerakan
udara ke dan dari dalam paru-paru yang meliputi proses pertukaran udara antara atmosfer dengan
alveoli dengan kata lain yaitu proses masuknya udara dari luar tubuh (atmosfir) ke dalam paru-
paru dan keluarnya udara dari paru-paru dan keluarnya udara dari paru kembali ke udara luar
melalui system pernafasan. Proses ini berfungsi untuk menyediakan atau menyalurkan oksigen
dari udara luar yang dibutuhkan sel untuk metabolisme dan membuang karbondioksida hasil sisa
metabolisme sel ke luar tubuh. Proses terdiri atas dua tahap, yaitu inspirasi, pergerakan udara
dari luar ke dalam paru dan ekspirasi, pergerakan udara dari dalam ke luar paru. Ventilasi terjadi
karena adanya suatu perubahan tekanan intra pulmonal, pada saat inspirasi tekanan intra
pulmonal lebih rendah daripada tekanan atmosfer sehingga udara yang ada di atmosfer akan
terhisap ke dalam paru-paru. Saat ekspirasi tekanan intrapulmonal menjadi lebih tinggi daripada
atmosfer sehingga udara yang ada akan tertiup keluar dari paru-paru. Perubahan tekanan intra
pulmonal tersebut disebabkan karena perubahan volume thorax akibat kerja dari otot-otot
pernafasan dan diafragma. Ventilasi dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu potensi jalan nafas ,
posisi tubuh (tegak, terlentang,miring), volume paru,dead space, shunting, kondisi
pathological.
Proses ventilasi meliputi inspirasi dan ekspirasi keudanya tersebut dapat dilakukan oleh otot dada
dan perut. Berikut pernafasan yang dilakukan oleh otot dada :

- Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya
dapat dibedakan sebagai berikut.

1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada
membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar
sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.

2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke
posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil.
Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar,
sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
-Pernafasan Perut

Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot


diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Mekanisme pernapasan perut dapat
dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai berikut.

1. Fase Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar,
akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.

2. Fase Ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke
posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar,
akibatnya udara keluar dari paru-paru.

Berikut bagan ringkasan proses ventilasi :


a.) Katak

Menggunakan mekanisme ventilasi pompa tekan atau mekanisme tekanan positif.

Seekor katak mengisi paru-paru dengan memasukkan udara ke dalam rongga mulut, kemudian
menutup mulut dan lubang hidungnya, dan dengan jalan menaikkan dasar mulutnya udara
ditekan masuk ke paru-paru. Dengan mekanisme seperti ini, seekor katak dapat terus menerus
memasukkan suatu volume udara berkali-kali ke paru-paru dengan tanpa mengijinkan udara
keluar, sehingga seekor katak mampu menggelembungkan tubuhnya sampai ukuran tertentu .

b.) Burung

Menggunakan mekanisme ventilasi pompa pengisap atau mekanisme tekanan negatif

Burung mengisi paru-paru dengan mengisap udara (inhalasi) secara aktif, sedangkan pengeluaran
udara (ekshalasi) berlangsung secara pasif. Inhalasi dapat berlangsung dengan bantuan kontraksi
otot pernafasan secara aktif. Suatu pompa pengisap memerlukan suatu rongga yang tertutup yang
dengan suatu mekanisme tertentu volume rongga tadi dapat diperbesar atau diperkecil, sehingga
tekanan udara dalam rongga juga naik turun.

2.

3. b. Jelaskan bagaimana dan dalam bentuk apa O2 dan CO2 diangkut dalam darah dan
bagaimana proses pertukaran dijaringan dan dialveoli ?penjelasan sertai skema dan reaksi.

Jawab :

Jumlah O2 yang larut dalam plasma sangat sedikit, yaitu 2%, sisanya 98% O2 diangkut
dalam darah dalam bentuk gabungan kimia dengan hemoglobin dalam eritrosit. Oksigen dan
hemoglobin bergabung dalam suatu reaksi bolak-balik yang dengan mudah untuk membentuk
oksihemoglobin.

Hb + O2 HbO2 (oksihemoglobin)
Sedangkan CO2 diangkut dalam darah dalam beberapa bentuk. Kira-kira 7% CO2 larut
dalam plasma setelah mencapai paru ia divusi ke alveoli. Kira-kira 23% bergabung dengan
hemoglobin untuk mebentuk karbominohemoglobin. Kira-kira 70% CO2 diangkut dalam
plasma sebagai ion bikarbonat.
Hb + CO2 HbCO2 (karbominohemoglobin)
Oksigen di kapiler arteri diikat oleh eritrosit yang mengandung hemoglobin sampai
menjadi jenuh. Hemoglobin akan mengangkut oksigen ke jaringan tubuh yang kemudian
akan berdifusi masuk ke sel-sel tubuh untuk digunakan dalam proses respirasi. Di paru-
paru terjadi difusi CO2 dari kapiler vena menuju alveolus. Proses tersebut terjadi karena
tekanan parsial CO2 pada kapiler vena lebih tinggi daripada tekanan parsial CO2 dalam
alveolus. Karbon dioksida dalam eritrosit akan bereaksi dengan air membentuk asam
karbonat yang bersifat asam dan dapat melepaskan banyak oksigen ke dalam sel-sel
tubuh atau jaringan tubuh yang memerlukannya. ion H+ dinetralkan dengan ion K+.
darah kembali ke paru-paru dan melepaskan karbon dioksida.
Kemudian asam karbonat diuraikan menjadi air dan karbon dioksida
Karbon dioksida yang dibentuk melalui respirasi sel diangkut menuju paru-paru. Setelah
sampai di alveolus, karbon dioksida berdifusi dari kapiler ke alveolus

Proses pertukaran jaringan dan alveoli


pertukaran oksigen dan karbondioksida antara kapiler darah jaringan dan sel jaringan disebut
respirasi internal. Darah teroksigenasi dalam kapiler jaringan mempunyai pO2 105 mmHg,
sedangkan sel jaringan mempunyai pO2 40 mmHg. Karena perbedaan pO2 ini, oksigen
berdifusi dari darah teroksigenasi melalui cairan interstisial menuju sel-sel jaringan sampai
pO2 darah turun 40 mmHg, yang merupakan pO2 darah terdeoksigenasi kapiler jaringan
ketika oksigen difusi dari kapiler darah jaringan menuju sel-sel jaringan, karbondioksida
difusi pada arah berlawanan. Tekanan CO2 di dalam sel jaringan 45 mmHg, sementara
darah teroksigenasi di dalam kapiler jaringan 40 mmHg. Akibatnya, karbondioksida
berdifusi dari sel-sel jaringan melalui cairan interstisial menuju darah dalam kapiler jaringan
sampai pCO2 dalam darah naik menjadi 45 mmHg, yang merupakan pCO2 darah
terdeoksigenasi dalam kapiler jaringan.

Skema pertukaran antara kapiler dan alveoli


terjadi perbedaan tekanan antara kapiler dan sel jaringan. Darah teroksigenasi
dalam kapiler jaringan mempunyai pO2 105 mmHg, sedangkan sel jaringan
mempunyai pO2 40 mmHg

perbedaan pO2 ini, oksigen berdifusi dari darah teroksigenasi melalui cairan
interstisial menuju sel-sel jaringan sampai pO2 darah turun 40 mmHg

ketika oksigen difusi dari kapiler darah jaringan menuju sel-sel jaringan,
karbondioksida difusi pada arah berlawanan

ketika oksigen difusi dari kapiler darah jaringan menuju sel-sel


jaringan, karbondioksida difusi pada arah berlawanan

karbondioksida berdifusi dari sel-sel jaringan melalui cairan


interstisial menuju darah dalam kapiler jaringan sampai pCO2 dalam
darah naik menjadi 45 mmHg, yang merupakan pCO2 darah
terdeoksigenasi dalam kapiler jaringan

4 . a. Efek Bohr: afinitas Hb terhadap O2 dipengaruhi oleh pH, CO2, suhu, dan 2,3
difosfogliserta (DPG). Hal ini malah membentu terjadinya pertukaran O2 dan CO2 di jaringan.

Jawab :

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan Hb mengikat oksigen,


seperti pH, CO2, suhu, dan DPG. Perubahan kemampuan Hb mengikat O2 ditunjukkan
dengan kurva disosiasi. Peningkatan suhu, peningkatan PCO2, atau penurunan pH
menurunkan kemampuan hemoglobin mengikat oksigen dan menggeser kurva disosiasi
oksigen-hemoglobin ke kanan.
Ketika faktor ini berubah dalam arah yang berlawanan, maka kemampuan Hb mengikat
O2 meningkat, dan kurva bergeser ke kiri. Secara fisiologis, hal ini berarti bahwa
pengikatan oksigen di paru-paru (90-100 mmHg) tidak terlalu dipengaruhi, sedangkan
pengiriman oksigen di jaringan (20-40 mm Hg) berubah signifikan.

Faktor tambahan yang mempengaruhi hemoglobin mengikat oksigen adalah 2,3-


difosfogliserat (2,3-DPG, juga disebut 2,3 bisphosphoglycerate atau 2,3-BPG), suatu
senyawa yang terbuat dari perantara dari jalur glikolisis.
Bohr effect

CO2 darah menyebabkan pH plasma , kurva disosiasi bergeser kekanan - Konsentrasi


CO2 tinggi menyebabkan oksigen dilepaskan pada PO2 tertentu, disebut Bohr effect.

Jika CO2 masuk kedalam darah, Hb melepaskan O2 dalam jumlah yang lebih besar dari
jika tidak adanya efek CO2 pada ikatan HbO. Jadi Bohr effect memfasilitasi peningkatan
pelepasan O2 pada jaringan.

CO2 menurunkan afinitas Hb terhadap O2, karena pengikatan CO2 secara langsung pada
kelompok amino terminal pada molekul Hb mengurangi ikatan HbO

Bohr effect (Efek Bohr) pada hewan kecil > hewan besar, Hb hewan kecil lebih sensitif
thd asam dari Hb hewan besar, shg memenuhi kebutuhan laju metabolik tinggi pada
hewan kecil. Perubahan pH sedikit menyebabkan pelepasan O2 .
b. Apa yang dimaksud dengan hipoksia, sebut dan jelaskan berapa macam hipoksia?

Hipoksia adalah penurunan pemasukan oksigen ke jaringan sampai di bawah tingkat


fisiologik meskipun perfusi jaringan oleh darah memadai. Hipoksia kronis (periode
panjang oksigen rendah) memicu peningkatan 2,3-DPG produksi sel darah merah.
Peningkatan kadar 2,3 DPG- menurunkan kemampuan Hb mengikat O2 dan menggeser
HbO2 kurva disosiasi ke kanan.

Macam Hipoksia:

1. Hipoksia hipoksik, merupakan bentuk tersering dari hipoksia, terjadi ketika terdapat
gangguan pertukaran oksigen di paru-paru. Beberapa penyebabnya antara lain:
Kondisi di mana tekanan parsial oksigen menurun seperti pada ketinggian tertentu dari
permukaan laut;

Kondisi yang memblokade pertukaran oksigen pada tingkat alveolus dengan pembuluh
darah kapiler, seperti: pneumonia (radang paru), asma, tenggelam;

Lain-lain, seperti penjeratan leher, terhirupnya asap (pada kebakaran), penyakit jantung
bawaan seperti Tetralogy of Fallot.

2. Hipoksia anemik, terjadi ketika tubuh tidak mampu mengangkut oksigen yang tersedia
ke jaringan target. Penyebab hal ini antara lain:

Anemia berat karena kehilangan darah baik akut maupun kronis. Anemia yang bersifat
ringan-sedang tidak akan menyebabkan hipoksia anemik karena tubuh masih dapat
mengkompensasi walaupun pasien akan tetap mengalami hipoksia jika melakukan
aktivitas;

Keracunan karbon monoksida (CO); Obat-obatan seperti aspirin, sulfonamid, nitrit;


Methemoglobinemia (kondisi di mana terdapatnya methemoglobin, suatu pigmen darah
hemoglobin yang tidak normal, pada darah); Penyakit seperti anemia sel sabit, anemia
defisiensi besi, anemia aplastik, anemia hemolitik.

3. Hipoksia stagnant, terjadi ketika tidak adanya aliran darah yang cukup ke jaringan
target. Organ yang paling terpengaruh adalah ginjal dan jantung karena mereka memiliki
kebutuhan oksigen yang tinggi. Penyebab hal ini antara lain: Gagal jantung ; Menurunnya
volume darah yang bersirkulasi; Melebarnya pembuluh darah vena; Darah vena yang
tidak bisa mengalir baik akibat G-forces (seperti yang dialami oleh para pengemudi
pesawat-pesawat tempur atau aerobatik).

4. Hipoksia histotoksik, terjadi ketika jaringan tubuh tidak dapat menggunakan oksigen
yang sudah dialirkan ke mereka. Kasus ini bukan merupakan hipoksia sebenarnya karena
tingkat oksigenisasi jaringan dapat normal atau lebih dari normal. Penyebab hal ini
sebagian besar berupa racun, antara lain: Keracunan sianida; Konsumsi alkohol;
Narkotika.
5. pusat kendali pernafasan terdiri dari 1) Medullary rhytmicity, 2)Pneumithaxic area
3)Apneustic area. Jelaskan fungsi dan kerjanmya

Medullary Rhytmicity Area


Fungsi : medullary rhytmicity area adalah untuk mengendalikan irama dasar respirasi.
Cara kerja : Pada keadaan istirahat, biasanya inspirasi berlangsung selama dua detik dan
ekspirasi selama tiga detik, ini adalah irama dasar respirasi. Di dalam medullary
rhymicity area, ada dua neuron yaitu neuron inspiratori dan neuron expiratori yang terdiri
dari area inspiratori dan area expiratori.
Irama dasar respirasi ditentukan oleh impuls saraf dan area inspiratori. Pada awal
ekspirasi, area inspiratori tidak aktif, tetapi setelah tiga detik tiba-tiba ia aktif secara
otomatis. Aktivitas ini sama dengan akibat sesuatu ekstabilitas internal neuron inspiratori.
Dalam kenyataanya, bila semua hubungan saraf yang baru masuk area inspiratori diputus
atau dihalangi area tetap menyalurkan impuls secara berirama yang menghasilkan
inspirasi. Inpuls saraf dari area inspiratori aktif berlangsung selama kira-kira dua detik
dan terus ke otot-otot inspirasi. Impuls mencapai diafragma melalui saraf fenikus dan
otot-otot interkostalis eksternal melalui saraf interkostalis. Bila impuls saraf mencapai
otot inspiratori, otot kontraksi dan terjadilah inspirasi. Pada akhir dua detik, otot
inspiratori menjadi tidak aktif lagi, dan siklus berulang dengan sendirinya terus menerus.
Pneumothaxic Area
Fungsi: membantu mengkoordinasikan transisi antara inspirasi dan ekspirasi.
Cara kerja : Pneumothaxic Area terdapat di bagian atas pons, yang terus menerus
mentransmisi impuls penghambat ke area respiratori. Pengaruh impuls ini menutup area
inspiratori sebelum papu-paru terlalu penuh oleh udara. Dengan kata lain, impuls
membatasi inspirasi sehingga memudahkan ekspirasi.
Apneustic Area
Bagian lain sistem saraf yang mengkoordinasi transisi antara inspirasi dan ekspirasi
adalah apneustic area di bagian bawah pons.
Fungsi : Apneustic area menyampaikan impuls ke area inspiratori yang menggiatkan dan
memperpanjang inspirasi, sehingga menghambat ekspirasi. Ini terjadi bila pneumothaxic
tidak aktif. Bila pneumothaxic area aktif, maka pengaruh apneustic area diabaikan .

Anda mungkin juga menyukai