Anda di halaman 1dari 15

EFUSI PLEURA

I. DEFENISI

Bagian terluar dari paru-paru dikelilingi oleh membran halus, licin, yaitu pleura, yang
juga meluas untuk membungkus dinding interior toraks dan permukaan superior diafragma.
Pleura parietalis melapisi toraks, dan pleura viseralis melapisi paru-paru. Antar kedua
pleura ini terdapat ruang yang disebut spasium pleura, yang mengandung sejumlah kecil
cairan ( 5 sampai 15 ml ) yang melicinkan permukaan dan memungkinkan keduanya
bergeser dengan bebas selama ventilasi.

Pada gangguan tertentu, cairan dapat berkumpul dalam ruang pleural pada titik
dimana penumpukan ini akan menjadi bukti secara klinis, dan hampir selalu merupakan
transudat atau eksudat atau dapat mengandung darah atau purulen. Transudat (filtrat plasma
yang mengalir menembus dinding kapiler yang utuh) terjadi jika faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan dan reabsorbsi cairan pleural terganggu, biasanya oleh
ketidakseimbangan tekanan hidrostatik atau onkotik. Transudat menandakan bahwa kondisi
seperti asites atau penyakit iskemik seperti gagal jantung kongestif atau gagal ginjal
mendasari penumpukan. Eksudat (ekstravasasi cairan ke dalam jaringan atau kavitas)
biasanya terjadi akibat inflamasi oleh produk bakteri atau tumor yang mengenai permukaan
pleura.

Efusi Pleura adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak di antara
permukaan viseral dan parietal. Efusi pleura merupakan penyakit primer yang jarang terjadi
tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain.
Dalam keadaan normal, hanya ditemukan selapis cairan tipis yang memisahkan kedua
lapisan pleura. Jenis cairan lainnya yang bisa terkumpul di dalam rongga pleura adalah
darah, nanah, cairan seperti susu dan cairan yang mengandung kolesterol tinggi.
Hemotoraks (darah di dalam rongga pleura) biasanya terjadi karena cedera di dada.
Penyebab lainnya adalah:
Pecahnya sebuah pembuluh darah yang kemudian mengalirkan darahnya ke
dalam rongga pleura
Kebocoran aneurisma aorta (daerah yang menonjol di dalam aorta) yang
kemudian mengalirkan darahnya ke dalam rongga pleura
Gangguan pembekuan darah. Darah di dalam rongga pleura tidak membeku
secara sempurna, sehingga biasanya mudah dikeluarkan melelui sebuah jarum
atau selang.
Empiema (nanah di dalam rongga pleura) bisa terjadi jika pneumonia atau abses paru
menyebar ke dalam rongga pleura. Empiema bisa merupakan komplikasi dari:
Pneumonia
Infeksi pada cedera di dada
Pembedahan dada
Pecahnya kerongkongan
Abses di perut
Kilotoraks (cairan seperti susu di dalam rongga dada) disebabkan oleh suatu cedera
pada saluran getah bening utama di dada (duktus torakikus) atau oleh penyumbatan saluran
karena adanya tumor.
Rongga pleura yang terisi cairan dengan kadar kolesterol yang tinggi terjadi karena efusi
pleura menahun yang disebabkan oleh tuberkulosis atau artritis rematoid.

Efusi pleura dapat diklasifikasikan sebagai berikut:


1. Efusi pleura transudativa, biasanya disebabkan oleh suatu kelainan pada tekanan
normal di dalam paru-paru. Jenis efusi transudativa yang paling sering ditemukan
adalah gagal jantung kongestif.
2. Efusi pleura eksudativa terjadi akibat peradangan pada pleura, yang sering kali
disebabkan oleh penyakit paru-paru. Kanker, tuberculosis, dan infeksi paru lainnya,
reaksi obat, asbetosis, dan sarkoidosis merupakan penyakit yang bias menyebebkan
efusi pleura eksudativa.

II. ETIOLOGI
Dalam keadaan normal, cairan pleura dibentuk dalam jumlah kecil untuk melumasi
permukaan pleura (pleura adalah selaput tipis yang melapisi rongga dada dan membungkus
paru-paru).
Penyebab umum efusi pleura adalah:
Abses dibawah diafragma
Artritis rematoid
Blastomikosis
Cedera di dada
Emboli paru
Gagal jantung
Histoplasmosis
Kadar protein darah yang rendah
Koksidioidomikosis dan infeksi jamur lainnya
Kriptokokosis
Lupus eritematosus sistemik
Obat-obatan (hidralazin, prokainamid, isoniazid, fenitoin,klorpromazin,
nitrofurantoin, bromokriptin, dantrolen, prokarbazin)
Pankreatitis
Pemasangan selang untuk makanan atau selang intravena yang kurang baik.
Pembedahan jantung
Pneumonia
Sirosis
Tuberkulosis
Tumor
III. PATOFISIOLOGI

Seorang individu normal memiliki sejumlah kecil cairan pada rongga pleuranya.
Normalnya, cairan yang memasuki rongga pleura tersebut berasal dari kapiler-kapiler yang
terdapat di pleura parietalis, ruang interstitial paru melewati pleura visceral, atau berasal
dari rongga peritoneal melalui celah kecil pada diafragma. Cairan tersebut biasanya
dialirkan keluar melalui limfe di pleura parietal yang memiliki kemampuan penyerapan 20
kali dari cairan yang dihasilkan. Apabila cairan yang dihasilkan melebihi kapasitas, akan
mengganggu penyerapan limfatik, sehingga dapat terjadi efusi pleura.

1. Manifestasi Klinis
Gejala yang paling sering ditemukan (tanpa menghiraukan jenis cairan yang
terkumpul ataupun penyebabnya) adalah sesak nafas dan nyeri dada (biasanya
bersifat tajam dan semakin memburuk jika penderita batuk atau bernafas dalam).
Kadang beberapa penderita tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
- Demam, menggigil, dan nyeri dada pleuritis akibat pneumonia yang
merupakan penyebab dasar timbulnya efusi pleura
- Batuk dan dispnea pada efusi malignan
- Sesak nafas pada efusi pleura yang luas
- Bunyi nafas minimal dan pekak saat diperkusi
- Egofoni terdenganr di atas area efusi
- Deviasi trakea menjauhi tempat yang sakit terjadi pada penumpukan
cairan pleural yang signifikan
- Cegukan
- Pernafasan yang cepat dan dangkal
- Nyeri dada.
2. Komplikasi
Penumpukan cairan yang terlalu lamadi paru menyebabkan terjadinya kolaps
paru
Empiema
Pneumothorax
IV. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medik
Tujuan pengobatan pada efusi pleura adalah untuk menemukan penyebab dasar,
untuk mencegah penumpukan cairan kembali, dan untuk menghilangkan
ketidaknyamanan serta dispnea. Pengobatan spesifik ditujukan pada penyebab
dasar, misal gagal jantung kongestif, pneumonia, dan sirosis.

Jika jumlah cairan pada pasien efusi pleura jumlahnya sedikit, mungkin hanya perlu
dilakukan pengobatan terhadap penyebab dasarnya. Jika jumlah cairannnya banyak,
sehingga menyebabkan penekanan maupun sesak nafas, maka perlu dilakukan
tindakan drainase (pengeluaran cairan yang terkumpul).

Cairan bisa dialirkan melalui prosedur torakosentesis, dimana sebuah jarum (atau
selang) dimasukkan ke dalam rongga pleura. Torakosentesis biasanya dilakukan
untuk menegakkan diagnosis, tetapi pada prosedur ini juga bisa dikeluarkan cairan
sebanyak 1,5 liter. Jika jumlah cairan yang harus dikeluarkan lebih banyak, maka
dimasukkan sebuah selang melalui dinding dada.

Pada empiema diberikan antibiotik dan dilakukan pengeluaran nanah.


Jika nanahnya sangat kental atau telah terkumpul di dalam bagian fibrosa, maka
pengaliran nanah lebih sulit dilakukan dan sebagian dari tulang rusuk harus
diangkat sehingga bisa dipasang selang yang lebih besar. Kadang perlu dilakukan
pembedahan untuk memotong lapisan terluar dari pleura (dekortikasi).

Pada tuberkulosis atau koksidioidomikosis diberikan terapi antibiotik jangka


panjang.

Pengumpulan cairan karena tumor pada pleura sulit untuk diobati karena cairan
cenderung untuk terbentuk kembali dengan cepat. Pengaliran cairan dan pemberian
obat antitumor kadang mencegah terjadinya pengumpulan cairan lebih lanjut. Jika
pengumpulan cairan terus berlanjut, bisa dilakukan penutupan rongga pleura.
Seluruh cairan dibuang melalui sebuah selang, lalu dimasukkan bahan iritan
(misalnya larutan atau serbuk doxicycline) ke dalam rongga pleura.
Bahan iritan ini akan menyatukan kedua lapisan pleura sehingga tidak lagi terdapat
ruang tempat pengumpulan cairan tambahan.

2. Penatalaksanaan Keperawatan

Peran perawat dalam perawatan pasien dengan efusi pleural termasuk penerapan
regimen medis. Perawat menyiapkan serta memposisikan pasien untuk tindakan
torasentesis dan memberikan dukungan sepanjang prosedur dilakukan. Karena
pleura yang terkena, maka akan terjadi nyeri yang hebat; oleh karenanya pasien
dibantu untuk mengambil posisi yang paling sedikit menimbulkan nyeri, dan
medikasi nyeri diberikan sesuai yang dibutuhkan.

Jika drainase selang dada dan sistem water-seal yang digunakan, perawat
bertanggung jawab untuk pemantauan fungsi sistem dan mencatat jumlah drainase
pada interval yang diharuskan. Asuhan keperawatan yang berhubungan dengan
penyebab dasar efusi pleura akan spesifik tergantung pada kondisi tersebut.

V. WOC
Terlampir.

BAB II. PROSES KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN
A. Kaji identitas klien
Nama : No RM :
Usia : Tanggal Masuk:
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Pekerjaan :
Agama :

II. RIWAYAT KESEHATAN


1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Aktivitas
Gejala : malaise
Tanda : dengan aktivitas minimal klien terlihat kelelahan, kelelahan otot
Pernafasan
Tanda : dispnea, pernapasan cepat dan dangkal, batuk, cegukan,
penurunan suara nafas, peningkatan frekuensi nafas, pengembangan
pernafasan tak simetris
Gejala : sesak napas
Keamanan
Tanda : demam

Nyeri
Gejala : nyeri dada, perubahan tanda-tanda vital.
Tanda : ekspresi wajah terlihat meringis, perilaku distraksi misalnya
gelisah, gerakan melindungi area yang sakit.

2. Riwayat Kesehatan Dahulu


Pembedahan jantung
Pemasangan selang untuk makanan atau selang intravena yang kurang
baik.
Cedera di dada

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Adanya riwayat kanker paru.
III. PEMERIKSAAN FISIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pada pemeriksaan fisik, dengan bantuan stetoskop akan terdengar adanya penurunan
suara pernafasan.
Untuk membantu memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan berikut:
Rontgen dada
Rontgen dada biasanya merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk
mendiagnosis efusi pleura, yang hasilnya menunjukkan adanya cairan.
CT scan dada
CT scan dengan jelas menggambarkan paru-paru dan cairan dan bisa menunjukkan
adanya pneumonia, abses paru atau tumor
USG dada
USG bisa membantu menentukan lokasi dari pengumpulan cairan yang jumlahnya
sedikit, sehingga bisa dilakukan pengeluaran cairan.
Torakosentesis
Penyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan terhadap contoh cairan yang diperoleh melalui torakosentesis
(pengambilan cairan melalui sebuah jarum yang dimasukkan diantara sela iga ke
dalam rongga dada dibawah pengaruh pembiusan lokal).
Biopsi
Jika dengan torakosentesis tidak dapat ditentukan penyebabnya, maka dilakukan
biopsi, dimana contoh lapisan pleura sebelah luar diambil untuk dianalisa.
Pada sekitar 20% penderita, meskipun telah dilakukan pemeriksaan menyeluruh,
penyebab dari efusi pleura tetap tidak dapat ditentukan.
Analisa cairan pleura
Analisa cairan pleura tersebut meliputi pengecekan komposisi kimia cairan (protein,
LDH, albumin, amylase, pH, dan glukosa), kultur cairan untuk mengidentifikasi
infeksi bakteri, hitung jenis sel, sitologi untuk mengidentifikasi sel-sel kanker, dan
berbagai tes lainnya untuk mendukung penegakkan diagnosa.
Bronkoskopi
Bronkoskopi kadang dilakukan untuk membantu menemukan sumber cairan yang
terkumpul.

IV. ANALISA DATA

No Data penunjang Masalah Keperawatan Diagnosa Keperawatan


1. Do: Intoleransi aktivitas Intoleransi aktivitas b.d
1. dengan aktivitas insufisiensi oksigen untuk
minimal yang diberikan, aktivitas hidup sehari-
klien terlihat kelelahan hari.
2. malaise.
Ds:
1. sesak nafas
2. nyeri dada
2. Do: Nyeri Nyeri b.d peradangan atau
1. perubahan tanda-tanda fibrosis pleura
vital
2. klien terlihat me-
ringis saat nyeri datang
Ds:
1. melindungi area yang
sakit
2. perilaku destraksi,
misalnya gelisah
3. nyeri dada
4. demam
3. Do: Pola nafas tak efektif Pola nafas tak efektif b.d
1. pernafasan cepat dan penurunan ekspansi dada
dangkal
2. penurunan suara nafas
3. peningkatan freku-
ensi nafas
4. pengembangan
pernafasan tak simetris.

Ds:
1. sesak nafas
2. batuk

V. KEMUNGKINAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Intoleran aktivitas b. d insufisiensi oksigen untuk aktivitas hidup sehari-hari
2. Nyeri b. d peradangan atau fibrosis pleura
3. Pola nafas tak efektif b. d penurunan ekspansi dada
4. Kerusakan pertukaran gas b.d hipoksia jaringan pleura
5. Henti nafas b.d kolaps paru
6. Bersihan jalan tak efektif b.d peningkatan mukus saluran nafas.

VI. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Intoleransi aktivitas b. d insufisiensi oksigen untuk aktivitas hidup sehari-hari.

Intervensi keperawatan Rasional


Evaluasi respon pasien terhadap Menetapkan kemampuan/ kebutuhan pasien
aktivitas, catat laporan dispnea, dan memudahkan pilihan intervensi.
peningkatan kelemahan/kelelahan dan
perubahan tanda- tanda vital selama
dan setelah aktivitas.
Berikan lingkungan yang tenang dan Menurunkan stress dan rangsangan
batasi pengunjung selama fase akut berlebihan, meningkatkan istirahat.
sesuai indikasi
Jelaskan pentingnya istirahat dalam Tirah baring dipertahankan selama fase
rencana pengobatan dan perlunya akut untuk menurunkan kebutuhan
keseimbangan aktivitas dan istirahat. metabolik, menghemat energi untuk
penyembuhan.
Bantu pasien memilih posisi nyaman Pasien mungkin nyaman dengan kepala
untuk istirahat atau tidur. tinggi, tidur di kursi, atau menunduk ke
depan meja atau bantal
Bantu aktivitas perawatan diri yang Meminimalkan kelelahan dan membantu
diperlukan keseimbangan suplai dan kebbutuhan
oksigen

2. Nyeri berhubungan dengan peradangan atau fibrosis pleura.

Intervensi keperawatan Rasional


Mandiri
Tentukan karakteristik nyeri Nyeri ada dalam beberapa derajat.
misalnya tajam, konstan, ditusuk.
Dan selidiki perubahan karakter/
lokasi/ intensitas nyeri.

Pantau tanda-tanda vital Perubahn frekuensi jantung atau TD


menunjukkan bahwa pasien mengalami
nyeri

Berikan tindakan nyaman Tindakan non analgesik diberikan dengan


misalnya, pijatan punggung, sentuhan yang lembut dapat
perubahan posisi, musik tenang/ menghilangkan ketidaknyamanan dan
perbincangan, relaksasi/ latihan memperbesar efek terapi analgesik
nafas.

Kolaborasi:
Berikan analgetik dan antitusif. Obat ini dapat menyebabkan
kenyamanan dan istirahat umum.

3. Pola nafas tak efektif b. d penurunan ekspansi dada

Intervensi keperawatan Rasional


Mandiri :
Kaji frekuensi, kedalaman Kecepatan biasanya meningkat. Dispnea
pernafasan dan ekspansi paru, catat dan terjadi peningkatan kerja nafas.
upaya pernafasan, termasuk
penggunaan otot Bantu.

Auskultasi bunyi nafas dan catat Ekspansi dada terbatas yang berhubungan
adanya bunyi nafas tidak normal dengan nyeri dada pleuritik
Bunyi nafas menurun bila jalan nafas
obstruksi

Tinggikan kepala dan Bantu Duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru


mengubah posisi dan memudahkan pernafasan. Perubahan
posisi dan ambulasi meningkatkan
pengisian udara segmen paru segmen paru
berbeda sehingga memperbaiki difusi gas.

Bantu pasien mengatasi takut/ Perasaan takut dapat mempengaruhi


ansietas pernafasan

Kolaborasi:
Berikan oksigen tambahan Memaksimalkan bernafas dan menurunkan
kerja nafas.
DAFTAR PUSTAKA

Apotik online dan media informasi obat penyakit. Paru-paru dan saluran pernapasan;
Efusi pleura. www.medicastore.com. Diakses tanggal 7 Januari 2007.
Arif, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta. Jakarta: Media Aesculapius
Brunner & Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah Volume 1 ed.8. Jakarta: EGC
Medline. Pleural Effusion. www.nlm.nih.gov/medlineplus. Diakses tanggal 7 Januari 2007
Merck Manual Home Edition. Pleural Effusion Pleural Disorders. www.merck.com.
Diakses tanggal 7 Januari 2007.

Tugas Keperawatan Medikal Bedah II


LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

EFUSI PLEU RA

OLEH
KABIRUL NUGRAHAENI
04121002

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2007

Anda mungkin juga menyukai