Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN GANGREAN DM

Dosen Pembimbing: Rodiyah, S.kep,Ns., M.Kes

DISUSUN OLEH KELOMPOK 19:

1. Agustina Dewi Damayanti (151001050)


2. Muhammad Wahyulil Ikhsan (151001074)
3. Nadlifatus Sholihah (151001075)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN II B


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PEMKAB JOMBANG
TAHUN 2016/2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gangren adalah luka yang terinfeksi disertai dengan adanya jaringan yang mati.
Komplikasi Diabetes Mellitus (DM) yang paling berbahaya adalah komplikasi pada
pembuluh darah. Pembuluh darah besar maupun kecil ataupun kapiler penderita DM mudah
menyempit dan tersumbat oleh gumpalan darah (angiopati diabetik)
Jika sumbatan terjadi di pembuluh darah sedang atau besar di tungkai (makroangopati
diabetik) tungkai akan lebih mudah mengalami gangren diabetik, yaitu luka pada kaki yang
merah kehitam-hitaman dan berbau busuk. Bila sumbatan terjadi pada pembuluh darah yang
lebih besar, penderita DM akan merasa tungkainya sakit sesudah ia berjalan pada jarak
tertentu, karena aliran darah ke tungkai tersebut berkurang dan disebut claudicatio
intermitten.
Beberapa faktor secara bersama-sama berperan pada terjadinya ulkus/gangren diabetes.
Dimulai dari faktor pengelolaan penderita DM terhadap penyakitnya yang tidak baik, adanya
neuropati perifer dan autonom, faktor komplikasi vaskuler yang memeperburuk aliran darah
ke kaki tempat luka, faktor kerentanan terhadap infeksi akibat respons kekebalan tubuh yang
menurun pada keadaan DM tidak terkendali, serta kemudian faktor ketidaktahuan pasien
sehingga terjadi masalah gangren diabetik.
1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan gagren diabetik?


2. Apa penyebab dari gangren diabetik ?
3. Bagaimana patofisiolofi gangren?
4. Bagaimana manifestasi Klinis gangren ?
5. Bagimana WOC gangren ?
6. Bagimana pemeriksaan penunjang gangren ?
7. Bagaimana penatalaksanaan gangren ?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui definsi, etiologi, proses perjalanan gangren, manifestasi klinis, woc
dan pemeriksaan penunjang dan tatalaksanan dari gangren.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Gangren adalah kematian jaringan, biasanya berhubungan dengan berhentinya aliran


darah ke daerah yang terkena. Ganggren adalah akibat dari kematian sel dalam jumlah besar,
ganggren dapat diklasifikasikan sebagai kering atau basah. Ganggren kering meluas secara
lambat dengan hanya sedikit gejala, ganggren kering serimh dijumpai di ekstremitas
umumnya terjadi akibat hipoksia lama. Gangren basah adalah suatu daerah dimana terdapat
jaringan mati yang cepat peluasannya, sering ditemukan di oragan-organ dalam, dan
berkaitan dengan infasi bakteri kedalam jaringan yang mati tersebut. Ganggren ini
menimbulkan bau yang kuat dan biasanya disertai oleh manifestasi sistemik.Ganggren basah
dapat timbul dari ganggren kering.

Ganggren gas adalah jenis ganggren khusus yang terjadi sebagai respon terhadap
infeksi jaringan oleh suatu jenis bakteri aerob yang di sebut klostridium ganggren jenis ini
paling sering terjadi setelah trauma, ganggren gas cepat meluas ke jaringan di sekitarnya
sebagai akibat di keluarkan nya toksin-toksin oleh bakteri yang membunuh sel-sel di
sekitarnya. Sel-sel otot sangat rentan terhadap toksin ini dan apabila terkena akan
mengeluarkan gas hydrogen sulfide yang khas, ganggren jenis ini dapat mematikan.

Ganggren diabetik di temukan pada sekitar 4% di Indonesia, ganggren diabetic


merupakan dampak jangka lama arterios kleropis dan emboli thrombus kecil. Infeksi dan luka
sukar sembuh dan mudah mengalami nekrosis.

Kaki diabetik adalah kaki yang perfusi jaringannya kurang baik karena angiopati dan
neuropati selain itu terdapat pintas arteri-vena di ruang subkutis sehingga kaki tampak merah
dan mungkin panas tetapi perdarahan kaki tetap kurang.
Gangren diabetik diklasifikasikan menjadi lima tingkatan, yaitu :

Tingkat 0 Resiko tinggi untuk mengalami luka pada kaki


Tidak ada luka
Tingkat 1 Luka ringan tanpa adanya infeksi, biasanya luka yang terjadi akibat kerusakan saraf
Kadang timbul kalus
Tingkat 2 Luka yang lebih dalam, sering kali dikaitkan dengan peradangan jaringan
disekitarnya
Tidak ada infeksi pada tulang dan pembentukan abses
Tingkat 3 Luka yang lebih dalam hingga ke tulang dan terbentuk abses
Tingkat 4 Gangren yang terlokalisasi, seperti pada jari kaki, bagian depan kaki atau tumit
Tingkat 5 Gangren pada seluruh kaki

2.2 Etiologi

Gas gangren terjadi akibat infeksi oleh bakteri klostridium, yang merupakan Bakteri
an-aerob (tumbuh bila tidak ada oksigen). Selama pertumbuhannya, klostridium
menghasilkan gas,sehingga infeksinya disebut gas gangren. Gas gangren biasanya terjadi di
bagian tubuh yang mengalami cedera atau pada luka operasi.
Sekitar 30% kasus terjadi secara spontan. Bakteri klostridium menghasilkan berbagai racun, 4
diantaranya (alfa, beta, epsilon, iota) menyebabkan gejala-gejala yang bisa berakibat fatal.
Selain itu, terjadi kematian jaringan (nekrosis), penghancuran sel darah (hemolisis),
vasokonstriksi dan kebocoran pembuluh darah. Racun tersebut menyebabkan penghancuran
jaringan lokal dan gejala-gejala sistemik.

2.3 Patofisiologi

Terjadinya masalah kaki diawali adanya hiperglikemia pada penyandang DM yang


menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah. Neuropati, baik
neuropati sensorik maupun motorik dan autonomik akan mengakibatkan berbagai perubahan
pada kulit dan otot yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan
pada telapak kaki dan selanjutnya akan mempermuda terjadinya ulkus. Adanya kerentanan
terhadap infeksi menyebabkan infeksi mudah merebak menjadi infeksi yang luas. Faktor
aliran darah yang kurang juga akan lebih lanjut menambah rumitnya pengelolaan kaki
diabetes

2.4 Manifestasi Klinis

Biasanya di manifestasikan dengan nyeri berat tiba-tiba yang terjadi 1 sampai 4 hari
setelah cedera, nyeri disebabkan oleh gas dan edema pada jaringan cedera. Di sekeliling luka
tampak normal berwarna terang dan tegang tapi kemudian menjadi gelap, bau busuk cairan
keluar dari luka. Gas dan cairan yang tertahan meningkatnya tekanan setempat dan
mengganggu pasokan darah dab drainase otot yang trlihat menjadi dan nekrotik.

2.5 WOC
2.6 Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Penunjang
a. Tes GDA (Gula Darah Acak), untuk mengetahui menderita Diabetes Mellitus/tidak
b. Biopsi, pengambilan sedikit jaringan untuk pemeriksaan Lab
c. Tes urine untuk mengetahui albumin dan keton
d. Tes darah, untuk mengetahui:
o Glukosa darah
o Aseton plasma
o Asam lemak bebas
o Osmolitas serum
e. Elektrolit, untuk mengetahui kandungan K+ dan Na+
f. Pemeriksaan Sinar-X, untuk mengetahui:
o Gas gangren
o Fraktur patologis
o osteomilitis
2.7 Penatalaksanaan
Memperbaiki keadaan umum penderita dengan nutrisi yang memad
Pemberian anti agregasi trombosit jika diperlukan, hipolipidemik dan anti
hopertensi
Bila dicurigai suatu gangren, segera diberikan antibiotik spektrum luas,
meskipun untuk menghancurkan klostridia hanya diperlukan penisilin.
Dilakukan pengangkatan jaringan yang rusak. Kadang-kadang jika sirkulasi
sangat jelek.sebagian atau seluruh anggota tubuh harus diamputasi
untuk mencegah penyebaran infeksi.
Terapi oksigen bertekanan tinggi (oksigen hiperbarik) bisa juga digunakan
untuk mengobati gangren kulit yang luas. Penderita ditempatkan dalam
ruangan yang mengandung oksigen bertekanan tinggi, yang akan membantu
membunuh klostridia.
Bersihkan luka di kulit dengan seksama.
Waspada akan tanda-tanda terjadinya infeksi (kemerahan, nyeri, keluarnya
cairan, pembengkakan).
2.8 Komplikasi

Dry gangren
Dry gangren terjadi ketika ada memperlambat atau hambatan dalam aliran darah ke
bagian tubuh seperti jari-jari kaki dan jari-jari. 1 Dan tipe 2 diabetes mellitus tipe
mengarah pada kering gangren karena gula darah tinggi dan kerusakan diabetes
menyebabkan pembuluh darah yang membawa darah ke jari tangan dan kaki.
Arteriosklerosis mengarah ke dinding-dinding arteri yang menebal atau pembentukan
plak kolesterol dan mempersempit diameter pembuluh kecil yang mengarah ke
gangrene.Demikian pula, penyakit arteri perifer mengarah ke lemak dalam arteri dan
berhenti darah dari mengalir ke jari tangan dan kaki yang mengarah ke gangrene. Dry
gangren biasanya terbatas untuk bagian terpengaruh dan ada adalah sebuah kawasan
di kulit yang sehat hanya di luar daerah yang terkena dampak. Wilayah yang terlibat
berubah dingin, kering, dan hitam dan akhirnya jatuh. Ini disebut mumifikasi daerah.
Basah gangren
Basah gangren terlihat setelah cedera serius atau gigitan embun beku atau bahkan
daerah yang dibakar menjadi terinfeksi dan infeksi mengambil akar ke dalam
jaringan.
Infeksi menyebabkan pembengkakan jaringan dan ini blok suplai darah ke daerah
yang terkena dampak membuat lebih buruk infeksi dan gangren progresif. Basah
gangren dapat menyebar lebih cepat menuju komplikasi yang mengancam jiwa seperti
syok septik jika tidak diperlakukan segera.
Gas gangren
Gangren juga dapat disebabkan oleh bakteri khusus yang disebut Clostridium. Ini
disebut gas gangren. Ini adalah infeksi umum yang dilihat selama perang. Necrotising
nekrotikans disebabkan ketika bakteri menyebar ke dalam kulit dan menyerang lebih
dalam jaringan.
Gangren internal
Gangren dapat juga mempengaruhi organ-organ internal ketika aliran darah ke mereka
terhalang. Ini disebut gangren internal dan dapat mempengaruhi kandung empedu
atau usus yang terperangkap dalam hernia.
Fournier's gangren
Ketika gangren mempengaruhi penis dan alat kelamin disebut Fournier's gangren.
2.9 Pencegahan

a. Gunakan sepatu yang pas dengan kaki, bersihkan kaus kaki setiap kali berjalan, dan
jangan pernah berjalan dengan kaki telanjang.
b. Cuci kaki setiap hari dan keringkan dengan baik, berikan perhatian khusus pada area
antara jari-jari.
c. Jangan tangani sendiri kapalan, katimumul/cantengan pada kuku kaki, lakukan
konsultasi jika keadaan itu terjadi.
d. Air mandi harus bersuhu 29,5-22 oC dan harus dirasakan terlebih dahulu dengan
termometer mandi sebelum berendam kaki.
e. Bantalan pemanas dan botol air panas seharusnya tidak digunakan.
f. Tindakan yang membantu meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah harus
dilakukan:
g. Inspeksi kaki setiap hari dan laporkan adanya lecet, retak, kemerahan, lepuh/tanda lain
dari trauma kepada pemberi asuhan keperawatan, sehingga pengobatan dini dapat
dilakukan.
h. Jika kaki kering, gunakan lotion pelembab, jika tidak ada pelembab gunakan bedak
bubuk.
i. Sediakan cermin untuk melihat telapak kaki (jika diperlukan).
j. Kaki pasien harus diperiksa secara teratur oleh podiatris (ahli perawatan kaki),
dokter/perawat.
k. Kuku jari kaki harus dipotong rata tanpa membuat lengkungan pada sudut-sudutnya.
2.10 Cara Merawat Luka Gangren
Persiapan Alat dan Bahan:
1. Pinset anatomi 1 buah dan pinset cirurgis 1 buah
2. Gunting Arteri 1
3. Cucing
4. Persegi satu buah
5. Kom satu buah
6. Bengkok
7. Larutan NaCl 0,9 %
8. Sarung tangan satu pasang
9. Spuit 50 cc
10. Kassa
11. Alkohol 70 %
12. Metronidazole powder
13. Duoderm gel
14. Kaltostat, Aquacel
15. Pembalut Duoderm CGF
16. Duoderm Paste
17. Duk steril
Persiapan Pasien
Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan dan klien disiapkan pada
posisi yang nyaman.
Cara Perawatan Luka :
1. Letakkan cucing (dua buah), kapas, kassa, pinset anatomis, gunting di atas duk
steril.
2. Isi cucing dengan kapas dan larutan NaCl
3. Cuci luka dengan cairan NS (NaCl 0,9%) sambil digosok secara lembut dengan
tangan yang terbungkus sarung tangan
4. Jika luka berongga gunakan tube (NSV bayi atau folley kateter anak) & spuit 50 cc
5. Keringkan luka dengan kassa secara lembut (ditutul), jangan digosok.
6. Bersihkan kulit utuh sekeliling luka dengan alkohol 70% (radius 3-5cm dari tepi
luka)
7. Taburi dasar luka dengan metronidazole powder (500 mg) secara merata untuk
mengurangi bau pada luka.
8. Isi rongga luka/dasar luka dengan Duoderm Hydroactive gel sampai 1/2 kedalaman
rongga luka
9. Campurkan Duoderm Hydroactive gel dengan metronidazole powder (500mg)
dalam cucing steril.
10. Isikan ke dalam luka sampai terisi kedalaman luka
11. Tutup luka dengan absorbent dressing:
a. Kaltostat
b. Aquacel
12. Masukkan Kaltostat rope / Aquacel (absorbent as primary dressing) ke dalam
rongga luka (fill dead space) & di atas luka untuk mengabsorbsi exudate yg
berlebihan.
13. Sisakan 1 cm absorbent dari tepi rongga luka.
14. Tutup dengan pembalut: Duoderm CGF Extrathin secara tepat untuk memberikan
moist environment. Jangan menarik pembalut.
15. Berikan penekanan ringan secara merata pada pembalut selama 30 detik agar
melekat rata dipermukaan kulit
16. Jika warna dasar luka merah (granulasi) namun masih cekung beri Duoderm Paste
secara merata diatas permukaan luka.
17. Tutup absorbent jika perlu.
18. Tutup dengan Duoderm CGF secara tepat
19. Ganti pembalut jika telah jenuh oleh exudate.
20. Jadwal penggantian balutan dapat ditentukan setiap 3 - 7 hari sekali, tergantung
warna dasar luka dan jumlah exudates
2.11 Masalah keperawatan dan Intervensi prioritas
1.Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya / menurunnya aliran darah ke
daerah gangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah.
Tujuan : mempertahankan sirkulasi perifer tetap normal.

Kriteria Hasil : - Denyut nadi perifer teraba kuat dan reguler


- Warna kulit sekitar luka tidak pucat/sianosis
- Kulit sekitar luka teraba hangat.
- Oedema tidak terjadi dan luka tidak bertambah parah.
- Sensorik dan motorik membaik

Rencana tindakan :

1. Ajarkan pasien untuk melakukan mobilisasi


Rasional : dengan mobilisasi meningkatkan sirkulasi darah.
2. Ajarkan tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan aliran darah :
Tinggikan kaki sedikit lebih rendah dari jantung ( posisi elevasi pada waktu
istirahat ), hindari penyilangkan kaki, hindari balutan ketat, hindari
penggunaan bantal, di belakang lutut dan sebagainya.
Rasional : meningkatkan melancarkan aliran darah balik sehingga tidak
terjadi oedema.
3. Ajarkan tentang modifikasi faktor-faktor resiko berupa : Hindari diet tinggi
kolestrol, teknik relaksasi, menghentikan kebiasaan merokok, dan
penggunaan obat vasokontriksi.
Rasional : kolestrol tinggi dapat mempercepat terjadinya arterosklerosis,
merokok dapat menyebabkan terjadinya vasokontriksi pembuluh darah,
relaksasi untuk mengurangi efek dari stres.
4. Kerja sama dengan tim kesehatan lain dalam pemberian vasodilator,
pemeriksaan gula darah secara rutin dan terapi oksigen ( HBO ).
Rasional : pemberian vasodilator akan meningkatkan dilatasi pembuluh darah
sehingga perfusi jaringan dapat diperbaiki, sedangkan pemeriksaan gula darah
secara rutin dapat mengetahui perkembangan dan keadaan pasien, HBO untuk
memperbaiki oksigenasi daerah ulkus/gangren.
2.Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada ekstrimitas.
Tujuan : Tercapainya proses penyembuhan luka.
Kriteria hasil :
1.Berkurangnya oedema sekitar luka.
2. pus dan jaringan berkurang
3. Adanya jaringan granulasi.
4. Bau busuk luka berkurang.
Rencana tindakan :
Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan.
Rasional : Pengkajian yang tepat terhadap luka dan proses
penyembuhan akan membantu dalam menentukan tindakan
selanjutnya.
Rawat luka dengan baik dan benar : membersihkan luka secara
abseptik menggunakan larutan yang tidak iritatif, angkat sisa balutan
yang menempel pada luka dan nekrotomi jaringan yang mati.
Rasional : merawat luka dengan teknik aseptik, dapat menjaga
kontaminasi luka dan larutan yang iritatif akan merusak jaringan
granulasi tyang timbul, sisa balutan jaringan nekrosis dapat
menghambat proses granulasi.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian insulin, pemeriksaan
kultur pus pemeriksaan gula darah pemberian anti biotik.
Rasional : insulin akan menurunkan kadar gula darah, pemeriksaan
kultur pus untuk mengetahui jenis kuman dan anti biotik yang tepat
untuk pengobatan, pemeriksaan kadar gula darahuntuk mengetahui
perkembangan penyakit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Kaki diabetik adalah kaki yang perfusi jaringannya kurang baik karena angiopati dan
neuropati selain itu terdapat pintas arteri-vena di ruang subkutis sehingga kaki tampak merah
dan mungkin panas tetapi perdarahan kaki tetap kurang.

Penyembuhan luka selalu terjadi melalui tahapan yang berurutan mulai dari proses
inflamasi, proliferasi, pematangan dan penutupan luka. Pada gangren, tindakan debridement
yang baik sangat penting untuk mendapatkan hasil pengelolaan yang memadai

3.2 Saran
Menghilangkan jaringan Oleh bakteri dan benda asing yang terkontaminasi sehingga
Pasien dilindungi terhadap kemingkinan invasi bakteri dan menghilangkan jaringan yg sdh
mati dalam persiapan penyembuhan luka.
DAFTAR PUSTAKA

Sjamsu Hidayat R. De Jong Wim 2004, Buku Ajar Ilmu Bedah, Ediasi 2 Jakarta, EGC

DT : Smeltzer C Suzanne, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Jakarta, EGC

Corwin, Elizabeth. J, 2000, Buku Saku Patofisiologi, Jakarta, EGC

Sudoyo, Aru.W, dkk, 2006, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi IV, Jakarta, FKUI

Http//: www.medicastore.com

Anda mungkin juga menyukai