Antigen Masuk Mengaktifkan makrofag yang berperan sebagai APC ( Antigen Presenting Cell ) Untuk
memperkenalkan antigen tersebut ke limposit Limfosit akan mensekresi IL ( Sitokin ) yang berupa
IL1Merangsang Hipotalamus untuk mensekresi asam arakhidonat Kemudian akan mengaktifkan
prostaglandin yang merangsang mitokondria untuk menghasilkan ATP dan vasodilatasi Kontraksi otot
MenggigilPanas Terjadilah demammerangsang kompensasi tubuh untuk menurunkan suhu
vasodilatasi ke perifer berkeringat.
Tujuan : untuk memeriksa fragilitas / kerapuhan dinding kapiler / pembentukan sumbat platelet dan kelainan
trombosit.
Persiapan
1. Persiapan pasien :
1. Pemeriksa meminta pasien berbaring dengan tenang
2. Pemeriksa memberitahu terlebih dulu cara dan tujuan pemeriksaan
3. Pemeriksa menempatkan diri disebelah kanan tempat tidur pasien
2. Persiapan alat :
1. Sphyngomanometer
2. Alat pencatat waktu
3. Pensil alis
Penatalaksanaan pemeriksaan
1. Di lengan bawah bagian volar, 4 cm distal dari fossa cubiti dengan menggunakan pensil alis dibuat
lingkaran dengan diameter 5cm.
2. Pasang manset dari sphygmomanometer di lengan atas dari fossa cubiti
3. Periksa tekanan darah dengan auskultasi, didapatkan tekanan darah sistol dan diastole.
4. Pertahankan tekanannya di tengah-tengah nilai sistol dan diastole selama 10 menit.
5. Turunkan tekanan, kemudian lepaskan manset dari lengan atas, tunggu 5 menit sampai warna kulit lengan
bawah normal kembali.
6. Amati apakah pada kulit lengan bawah terdapat titik-titik perdarahan kecil di bawah kulit yang disebut
petekie.
Normal : dalam lingkaran degan diameter 5 cm terdapata 0-10 petekie.
Pemeriksaan Hemoglobin
interpretasi
Cara kerja
Ambil Na sitrat 3,8% 0,4 ml masukan pada tabung
Diamkan padapada rak westergreen dengan posisi berdiri tegak lurus tunggu hasil
Sampai 6 0 menit
Interpretasi
Jenis kelamin Dacie westergreen
Pria 0-5 mm/jam 0-15 mm/jam
Wanita 0-7 mm/jam 0-20 mm/jam
Pemeriksaan Leukosit
Cara kerja:
Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh sporozoa dari genus Plasmodium, yang secara klinis
ditandai dengan serangan paroksismal dan periodik, disertai anemia, pembesaran limpa dan kadang-kadang
dengan komplikasi pernisiosa seperti ikterik, diare, black water fever, acute tubular necrosis, dan malaria
cerebral. Berdasarkan laporan WHO (2000), terdapat lebih dari 2400 juta penduduk atau 40% dari penduduk
dunia tinggal di daerah endemis malaria. Sementara, prevalensi penyakit malaria di seluruh dunia diperkirakan
antara 300-500 juta klinis setiap tahunnya. Sedangkan angka kematian yang dilaporkan mencapai 1-1,5 juta
penduduk per tahun, terutama terjadi pada anak-anak di Afrika, khususnya daerah yang kurang terjangkau oleh
pelayanan kesehatan.
Diindonesia kawasan timur mulai dari Kalimantan, Sulawesi tengah sampai keutara, Maluku, irian jaya,
dan dari Lombok sampai nusa tenggara timur, merupakan daerah endemis malaria dengan plasmodium
falcifarum dan plasmodium vivax. Beberapa daerah disumatera mulai dari lampung, riau, jambi, dan batam,
kasus malaria cenderung meningkat.
Gejala malaria timbul pada saat pecahnya eritrosit yang mengandung parasit.Gejala yang paling mencolok
adalah demam yang diduga disebabkan oleh pirogen endogen, yaitu TNF dan interleukin-1. Sebagai akibat demam
terjadi vasodilatasi perifer yang mungkin disebabkan oleh bahan vasoaktif yang diproduksi oleh parasit.Pembesaran
limpa disebabkan oleh terjadinya peningkatan jumlah eritrosit yang terinfeksi parasit,teraktivasinya sistem
retikuloendotelial untuk memfagositosis eritrosit yang terinfeksi parasit dan sisa eritrosit akibat hemolisis.Juga
terjadi penurunan jumlah trombosit dan leukosit neutrofil.
Anemia terutama disebabkan oleh pecahnya eritrosit dan difagositosis oleh sistem
retikuloendotelial.Anemia juga disebabkan oleh hemolisis autoimun, sekuestrasi oleh limpa pada eritrosit yang
terinfeksi maupun yang normal dan gangguan eritropoiesis.
Masuknya parasit tergantung pada interaksi antara organel spesifik pada merozoit dan struktur khusus permukaan
eritrosit.sebagai contoh eritrosit yang mengandung gliko protein A penting untuk masuknya plasmodium falciparum.
Imunitas humoral dan selular terhadap malaria didapat sejalan dengan infeksi ulangan.Namun, imunitas ini
tidak mutlak dapat mengurangi gambaran kilinik infeksi, dapat menyebabkan asimptomatik dalam periode
panjang.Pada individu dengan malaria dapat dijumpai hipergamaglobulinemia poliklonal, yang merupakan suatu
antibodi spesifik yang diproduksi untuk melengkapi beberapa aktivitas opsonin terhadap eritrosit yang terinfeksi,
tetapi proteksi ini tidak lengkap dan hanya bersifat sementara bila tanpa infeksi ulangan.Monosit/makrofag
merupakan partisipan selular yang terpenting dalam fagositosis eritrosit yang terinfeksi.
Manifestasi klinis
Malaria sebagai penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium memiliki gejala utama yaitu demam (demam
berhubungan dengan proses skizogoni (pecahnya merozoid/ skizon), atau akhir-akhir ini dihubungkan dengan
pengaruh GPL (glycosyl phosphatydilinositol) atau terbentuknya sitokin atau toksin lainnya.
Manifestasi umum malaria
1. Masa inkubasi
Masa inkubasi berfariasi pada masing-msing plasmodium:
- Plasmodium vivax masa inkubasi 12-17 hari
- Plasmodium falcifarum masa inkubas 9-14 hari
- Plasmodium ovale masa inkubasi 16-18 hari
- Plasmodium malariae masa inkubasi 18-40 hari
2. Keluhan-keluhan prodormal
Keluhan prodormal dapat terjadi sebelum terjadinya demam seperti: kelesuan, malaise, sakit kepala, nyeri
pada tulang atau otot, anoreksia, perut tak enak, diare ringan, dan kadang merasa dingin dipunggung.
Keluhan prodormal sering terjadi pada plasmodium vivax dan ovale, sedang kan pada plasmodium
falcifarum dm malariae keluhan prodormal tidak jelas bahkan gejala dapat mendadak.
3. Gejala-gejala umum
Gejala klasik yaitu terjadinya trias malaria secara berurutan:
- Periode dingin (15-60) meningkat
Mulai menggigil, kulit dingin dan kering pada saat menggigil sering seluruh badn bergetar dan
gigi sering terantuk, pucat sampai sianosis diikuti dengan meningkatnya temperature.
- Periode panas
Penderita muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat, dan panas badan tetap tinggi dapat
mencapai 40oC atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah-muntah, dapat
terjadi syok (tekanan darah turun), kesadaran delirium sampai terjadi kejang. Periode ini lebih lama
dapat sampai 2jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.
- periode berkeringat
Penderuta berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai basah, temperature
turun, penderita sering merasa capek dan sering tidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan
dapat melakukan perkerjaan biasa.
Keadaan anemia merupakan gejala yang sering dijumpai. Mekanisme terjadinya anemia adalah:
perusakan eritrosit oleh parasit
hambatan eritripoesis yang sementara
hemolisis karena proses komplemen mediated immune complex
eritrovagositosis
penghmbatan pengeluaran retikulosis
pembesaran limfa (splenomegali) jug sering dijumpai, limfa akan teraba setelah 3hari dari serangan infeksi
akut, limfa menjadi bengkak dn hiperemis, hal ini disebabkan kerena limfa menghpuskan eritrosit yang
terinfeksi melalui metabolism, antygetic, dan rheological dari eritrosit yang terinfksi.
31. Komplikasi
Jawab :
32. Prognosis
Jawab :