Anda di halaman 1dari 11

Analisis

1. Apa penyebab demam 6 hari ?


2. Kenapa didahului menggigil ?
3. Apa saja tipe-tipe demam ?
Jawab :
1. Demam septic
Suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada Malam hari dan turun turun kembali di atas
normal pada pagi hari.Sering di sertai menggigil dan berkeringat.Bila demam yang tinggi tersebut turun
ke tingkat yang normal dimnamakan juga demam hektik.
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu normal.
3. Demam interminten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari.
4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak lebih dari satu derajat
5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti periode bebas demam.
4. Bagaimana mekanisme demam,menggigil dan berkeringat ?
Jawab :

Antigen Masuk Mengaktifkan makrofag yang berperan sebagai APC ( Antigen Presenting Cell ) Untuk
memperkenalkan antigen tersebut ke limposit Limfosit akan mensekresi IL ( Sitokin ) yang berupa
IL1Merangsang Hipotalamus untuk mensekresi asam arakhidonat Kemudian akan mengaktifkan
prostaglandin yang merangsang mitokondria untuk menghasilkan ATP dan vasodilatasi Kontraksi otot
MenggigilPanas Terjadilah demammerangsang kompensasi tubuh untuk menurunkan suhu
vasodilatasi ke perifer berkeringat.

5. Apa hubungan demam, menggigil dan berkeringat ?


6. Apa penyebab demam ?
7. Apa tanda penyakit demam 6 hari ?
Jawab :
8. Kenapa setelah menggigiil demam dan penurunan suhu tubuh ?
9. Apa hubungan yang dialami A ke papua ?
10. Bagaimana status dan penyakit endemic dipapua ?
Jawab :
Urutan penyakit endemic di papua :
1.Plasmodium falciparum
2. Plasmodium vivax
3. Muntaber
4. Gastritis
5. Demam typoid
6. Hipertensi
7. pneumonia
di papua banyak malaria karena faktor keadaan lingkungan yang kurang baik dan suhu 20-27C sangat
cocok untuk kehidupan parasit.

11. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik dari keadaan normal ?


Jawab :
Klasifikasi normal Hasil pemeriksaan Interpretasi hasil
skenario
Tekanan darah
-diastol 60-90mmHg 70mmHg NORMAL
-sistol 90-130mmHg 100mmHg
Nadi 60-100x/menit 120x/menit Tinggi (takikardi)
Respirasi/pernafasan 16-24x/menit 30x/menit Tinggi (takipneu)
Suhu 36,5-37,2oC 39oC Tinggi (Hiperpreksi)
Konjungtiva anemis -/- +/+ Tidak normal

Sclera icteric -/- +/+ Tidak normal

Rongga Thorax Batas normal Normal

Hepar 1 cm bawah arcus Hepatomegali


costa dan 1 cm bawah
prossesus xyphoid

Lien Tidak teraba Teraba schuffner 1 Splenomegali

Petekie 0-10 petekie 7 Normal

12. Bagaimana cara pemeriksaan fisik (vital sign ) ?


Jawab :
a. Pemeriksaan tekanan darah
1. Siapkan tensimeter dan stetoskop
2. Penderita dapat dalam keadaan duduk atau berbaring, tensimeter diletakkan setinggi jantung
pebderita kira-kira ICS IV
3. Lengan dalam keadaan bebasrelaks, bebaskan dari tekana oleh pakaian
4. Pasang manset kira-kira 2,5 cm diatas lekuk siku.
5. Tempatkan lengan penderita sedemikian rupa sehingga siku dalam keadaan sedikit fleksi.
6. Cari lokasi A. Radialis atau A. brachialis
7. Dengan satu jari meraba arteri tersebut, pompa manset dengan cepat kira-kira 30 mmHg diatas
tekanan ketika pulsasi arteri tersebut menghilang.
8. Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai denyutan arteri teraba kembali. Ini adalah
tekanan sistolik palpatoir.
9. Kini ambil stetoskop pasang corong stetoskop diatas A. brachialis pada fossa cubiti.
10. Pompa manset kembali, sampai kurang lebih 30 mmHg diatas tekanan sistolik palpatoir.
11. Kemudian secara perlahan turunkan tekanan manset dengan kecepatan 2-3 mmHg perdetik.
Perhatikan saat dimana denyutan A. brachialis terdengar dengan stetoskop. Ini adalah tekanan
sistolik (bunyi 1 korotroff). Lanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara denyutan melemah
kemudian menghilang. Tekanan pada saat itu adalah tekanan diastolic (bunyi V korotrof).
b. Pemeriksaan Nadi
1. Cara pemeriksaan
- Cari denyut nadi yang akan diperiksa sampai teraba pulsasi yang maksimal dengan
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah.
- Hitung berapa denyutan permenit. Apabila irama regular dapat dilakukan hidtung nadi selama
15 detik untuk menilai hasil frekuensi nadinya dikalik
c. Pemeriksaan Suhu
1. Aksila
- Ketiak pasien dikeringkan / dilap
- Thermometer klinik dikibas-kibaskan sampai menikusair raksa terletak dibawah skala 35,5 c
- Ujung thermometer diletakkan pada ruang ketiak kiri pasien
- Setelah 5 menit, thermometer diambil dan dibaca, dipasangkan lagi selama satu menit dan
dibaca kembali. Kalau masih naik, ulang prosedur diatas sampai suhu tetap/ atau naik lagi
- Thermometer dibersihkan.
2. Oral
- Thermometer klinik dikibas-kibaskan sampai menikusair raksa terletak dibawah skala 35,5 c
- Ujung thermometer diletakkan dibawah lidah pasien, pasien diminta untuk menutup
mulutnya.
- Setelah 5 menit, thermometer diambil dan dibaca. Dipasangkan lagi selama satu menit dan
dibaca kembali. Kalu masih naik ulangi prosedur diatas sampai suhu tetap/ tidak naik lagi.
- Thermometer dibersihkan.
- Pemeriksa suhu oral ditunda 10-15 menit apabila pasien baru saja minum?makan panas
/dingin
3. Rektal
- Thermometer klinik dikibas-kibaskan sampai menikusair raksa terletak dibawah skala 35,5 c
- Ujung thermometer diberi pelumas (baby oil)
- Bayi diletakkan diatas meja dengan posisi telungup, angkat badan bayi dengan memegang
bagian dada dengan tangan kiri pemeriksa sehingga tubuh bayi bagian atas terangkat.
- Dengan tanmgan kanan ujung thermometer dimasukkan kedalam anus sedalam 3-4 cm kearah
umbilicus.
- Setel;ah 3 menit thermometer diambil dan dibaca.
- Thermometer dibersihkan.

13. Bagaimana cara pemeriksaan Rumple leed ?


Jawab :

Tujuan : untuk memeriksa fragilitas / kerapuhan dinding kapiler / pembentukan sumbat platelet dan kelainan
trombosit.

Persiapan

1. Persiapan pasien :
1. Pemeriksa meminta pasien berbaring dengan tenang
2. Pemeriksa memberitahu terlebih dulu cara dan tujuan pemeriksaan
3. Pemeriksa menempatkan diri disebelah kanan tempat tidur pasien

2. Persiapan alat :
1. Sphyngomanometer
2. Alat pencatat waktu
3. Pensil alis
Penatalaksanaan pemeriksaan

1. Di lengan bawah bagian volar, 4 cm distal dari fossa cubiti dengan menggunakan pensil alis dibuat
lingkaran dengan diameter 5cm.
2. Pasang manset dari sphygmomanometer di lengan atas dari fossa cubiti
3. Periksa tekanan darah dengan auskultasi, didapatkan tekanan darah sistol dan diastole.
4. Pertahankan tekanannya di tengah-tengah nilai sistol dan diastole selama 10 menit.
5. Turunkan tekanan, kemudian lepaskan manset dari lengan atas, tunggu 5 menit sampai warna kulit lengan
bawah normal kembali.
6. Amati apakah pada kulit lengan bawah terdapat titik-titik perdarahan kecil di bawah kulit yang disebut
petekie.
Normal : dalam lingkaran degan diameter 5 cm terdapata 0-10 petekie.

14. Bagaimana cara pemeriksaan schuffner ?


15. Mengapa terjadi kesadaran somnolen, anemia, sclera ikterik, pembesaran hepar dan lien ?
16. Apa penyebab timbulnya petekie
17. Bagaimana interpretasi pemeriksaan lab ?
18. Bagaimana cara pemeriksaan HB ?
Jawab :

Pemeriksaan Hemoglobin

1. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (metode sahli)

Cara kerja (saat praktikum)


- Masukan HCl 0,1 N ke tabung pengencer 5 tetes
- Hisap darah dengan pipet Hb sebabyak 20 l, masukkan ke dalam tabung
pengencer lalu aduk
- Diamkan larutan campuran tersebut selama 1 -3 menit
- Tambahkan aquades tetes demi tetes, lalu diaduk.
- Samakan warna pada tabung larutan pengencer dengan tabung standar Hb. Bilasudsh
sama maka hentikan penambahan aquades.
- Bacalah skala yang tertera pada tabung larutan pengencer sebagai hasil pemeriksaan kadar
Hb.

interpretasi

Dewasa laki laki :12,5 28,0 gr%


Dewasa wanita :11,5 16,5 gr%
Bayi < 3 bulan :13,5 19,5 gr%
Umur 1 tahun :10,5 13,5 gr%
Umur 3-6 tahun :12,0 14,0 gr%
Umur 10-12 tahun :11,5 14,5 gr%

2. Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED)

Cara kerja
Ambil Na sitrat 3,8% 0,4 ml masukan pada tabung

Hisap darah 1,6 ml campurkan ke Na sitrat 3,8% lalu diaduk

Hisap kembali campuran larutan dengan tabung westergreen sampai angka 0

Diamkan padapada rak westergreen dengan posisi berdiri tegak lurus tunggu hasil
Sampai 6 0 menit

Interpretasi
Jenis kelamin Dacie westergreen
Pria 0-5 mm/jam 0-15 mm/jam
Wanita 0-7 mm/jam 0-20 mm/jam

Pemeriksaan Leukosit

Cara membuat praparat darah hapus

Cara kerja:

Ambil objek glass yang bersih,letakkan 1 tetes darah di sisi kanan


Sentuh tetesan darah dengan spreader,darah akan melebar sepanjang spreader
Darah spreader ke arah kiri dengan sudut 45 0 ,keringkan.
Amati preparat bila:
Tipis
Rata
Tidak putus putus
Ekor tidak robek
Bentuk seperti peluru
Fikasi dengan metanolol 90% selama 20 menit,keringkan selama 2 -3 menit.
Preparat nyang telah di cat digenangi larutan giemsa selama 15 menit.
Cuci dengan air yang mengalir
Keringkan di udara
Lihat dibawah mikroskop.

19. Apa saja pemeriksaan penunjang lainnya ?


20. Apa yang terjadi pada Si A ?
21. Bagaimana Etiologi ?
Jawab :

Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh sporozoa dari genus Plasmodium, yang secara klinis
ditandai dengan serangan paroksismal dan periodik, disertai anemia, pembesaran limpa dan kadang-kadang
dengan komplikasi pernisiosa seperti ikterik, diare, black water fever, acute tubular necrosis, dan malaria
cerebral. Berdasarkan laporan WHO (2000), terdapat lebih dari 2400 juta penduduk atau 40% dari penduduk
dunia tinggal di daerah endemis malaria. Sementara, prevalensi penyakit malaria di seluruh dunia diperkirakan
antara 300-500 juta klinis setiap tahunnya. Sedangkan angka kematian yang dilaporkan mencapai 1-1,5 juta
penduduk per tahun, terutama terjadi pada anak-anak di Afrika, khususnya daerah yang kurang terjangkau oleh
pelayanan kesehatan.

Penyebab infeksi malaria :


- Plasmodiun falcifarum (malaria tropika)
- Plasmodium vivax (malaria tertian)
- Plasmodium malariae ( malaria Quartana)
- Plasmodium ovale (malaria ovale)

22. Bagaimana epidemiologi ?


Jawab :

Diindonesia kawasan timur mulai dari Kalimantan, Sulawesi tengah sampai keutara, Maluku, irian jaya,
dan dari Lombok sampai nusa tenggara timur, merupakan daerah endemis malaria dengan plasmodium
falcifarum dan plasmodium vivax. Beberapa daerah disumatera mulai dari lampung, riau, jambi, dan batam,
kasus malaria cenderung meningkat.

23. Bagaimana pathogenesis ?


24. Bagaimana patofisiologi ?
Jawab :

Gejala malaria timbul pada saat pecahnya eritrosit yang mengandung parasit.Gejala yang paling mencolok
adalah demam yang diduga disebabkan oleh pirogen endogen, yaitu TNF dan interleukin-1. Sebagai akibat demam
terjadi vasodilatasi perifer yang mungkin disebabkan oleh bahan vasoaktif yang diproduksi oleh parasit.Pembesaran
limpa disebabkan oleh terjadinya peningkatan jumlah eritrosit yang terinfeksi parasit,teraktivasinya sistem
retikuloendotelial untuk memfagositosis eritrosit yang terinfeksi parasit dan sisa eritrosit akibat hemolisis.Juga
terjadi penurunan jumlah trombosit dan leukosit neutrofil.
Anemia terutama disebabkan oleh pecahnya eritrosit dan difagositosis oleh sistem
retikuloendotelial.Anemia juga disebabkan oleh hemolisis autoimun, sekuestrasi oleh limpa pada eritrosit yang
terinfeksi maupun yang normal dan gangguan eritropoiesis.
Masuknya parasit tergantung pada interaksi antara organel spesifik pada merozoit dan struktur khusus permukaan
eritrosit.sebagai contoh eritrosit yang mengandung gliko protein A penting untuk masuknya plasmodium falciparum.
Imunitas humoral dan selular terhadap malaria didapat sejalan dengan infeksi ulangan.Namun, imunitas ini
tidak mutlak dapat mengurangi gambaran kilinik infeksi, dapat menyebabkan asimptomatik dalam periode
panjang.Pada individu dengan malaria dapat dijumpai hipergamaglobulinemia poliklonal, yang merupakan suatu
antibodi spesifik yang diproduksi untuk melengkapi beberapa aktivitas opsonin terhadap eritrosit yang terinfeksi,
tetapi proteksi ini tidak lengkap dan hanya bersifat sementara bila tanpa infeksi ulangan.Monosit/makrofag
merupakan partisipan selular yang terpenting dalam fagositosis eritrosit yang terinfeksi.

25. Manifestasi klinis ?


Jawab :

Manifestasi klinis
Malaria sebagai penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium memiliki gejala utama yaitu demam (demam
berhubungan dengan proses skizogoni (pecahnya merozoid/ skizon), atau akhir-akhir ini dihubungkan dengan
pengaruh GPL (glycosyl phosphatydilinositol) atau terbentuknya sitokin atau toksin lainnya.
Manifestasi umum malaria

1. Masa inkubasi
Masa inkubasi berfariasi pada masing-msing plasmodium:
- Plasmodium vivax masa inkubasi 12-17 hari
- Plasmodium falcifarum masa inkubas 9-14 hari
- Plasmodium ovale masa inkubasi 16-18 hari
- Plasmodium malariae masa inkubasi 18-40 hari
2. Keluhan-keluhan prodormal

Keluhan prodormal dapat terjadi sebelum terjadinya demam seperti: kelesuan, malaise, sakit kepala, nyeri
pada tulang atau otot, anoreksia, perut tak enak, diare ringan, dan kadang merasa dingin dipunggung.
Keluhan prodormal sering terjadi pada plasmodium vivax dan ovale, sedang kan pada plasmodium
falcifarum dm malariae keluhan prodormal tidak jelas bahkan gejala dapat mendadak.

3. Gejala-gejala umum
Gejala klasik yaitu terjadinya trias malaria secara berurutan:
- Periode dingin (15-60) meningkat
Mulai menggigil, kulit dingin dan kering pada saat menggigil sering seluruh badn bergetar dan
gigi sering terantuk, pucat sampai sianosis diikuti dengan meningkatnya temperature.

- Periode panas
Penderita muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat, dan panas badan tetap tinggi dapat
mencapai 40oC atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah-muntah, dapat
terjadi syok (tekanan darah turun), kesadaran delirium sampai terjadi kejang. Periode ini lebih lama
dapat sampai 2jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.
- periode berkeringat
Penderuta berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai basah, temperature
turun, penderita sering merasa capek dan sering tidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan
dapat melakukan perkerjaan biasa.
Keadaan anemia merupakan gejala yang sering dijumpai. Mekanisme terjadinya anemia adalah:
perusakan eritrosit oleh parasit
hambatan eritripoesis yang sementara
hemolisis karena proses komplemen mediated immune complex
eritrovagositosis
penghmbatan pengeluaran retikulosis
pembesaran limfa (splenomegali) jug sering dijumpai, limfa akan teraba setelah 3hari dari serangan infeksi
akut, limfa menjadi bengkak dn hiperemis, hal ini disebabkan kerena limfa menghpuskan eritrosit yang
terinfeksi melalui metabolism, antygetic, dan rheological dari eritrosit yang terinfksi.

a. Manifestasi klinis malaria tertiana


- Pada hari pertama panas ireguler, kadang-kadang remiten/ intermiten, pada saat tersebut perasaan
dingin/ menggigil jarang terjadi. Akhir minggu tipe panas menjadi intermiten dan periodic setiap
48jam.
- Serangan paroksismal biasanya terjadi pada waktu sore hari.
- Minggu ke-2 limfa teraba
- Parasitemia mulai turun setelah 14hari, limfa masih membesar dan panas masih berlangsung.
- Akhir minggu ke-5 panas mulai turun secara krisis.
- Pada 2-3hari terakhir masa inkubasi timbul gejala prodormal, gejala ini ringan saja
- Timbul nausea dan vomiting dpat timbul herpes dibibir dan hilang setelah pengobatan malaria.
b. Manifestasi klinik malaria malariae/ quartana
- Gejala sering insidious, nause dan muntah, herpes labialis sering , anemia jarang, splenomegali sering
dijumpai walaupun pembesaran ringan
- Serangan peroksismal terjadi tiap 3-4hari, biasanya pada waktu sore dan parasitemia rendah
- Pada pemeriksaan dapat dijumpai edema, asites, proteinuria, hipoproteinuria, tanpa uremia, dan
hpertensi.
c. Manifestasi klinis malaria ovale
- Paling ringan
- Serangan paroksimal 2-3hari terjadi pada malam hari
- Gejala klinis hamper sama dengan malaria vivax
- Serangan menggigil jarang dan splenomegali jarang
- Parasitemia seperti pada malaria vivax, dan gametosit terlihat pada minggu pertama
d. Manifestasi klinis malaria falcifarum
- Palang berat
- Ditandai dengan panas ireguler, anemia, splenomegali, parasitemia yang banyak, dan sering terjadi
komplikasi
- Gejala prodormal sering dijumpai: sakit kepala, nyeri belakang atau tungkai, lesu, perasaan dingin,
mual, muntah dan diare
- Gejala lain dapat berupa konvulsi, penemonia aspirasi dan banyak keringat meskipun temperature
normal. Apabila infeksi memberat nadi cepat, nausea, muntah, diare menjadi berat dan diikuti dengan
kelainan pada paru
- Splenomegali dijumpai lebih sering dan nyeri pada perabaan; hati membesar dan timbul icterus.
Plasmodium Masa Tipe Relaps recrudensi Manisfestasi klinis
inkubasi(hari) panas(jam)
Falcifarum 12 (9-14) hari 24,36 - + Gejala gastrointestinal;
hemolisis; anemia; ikterus;
uria; syok; algid malaria;
gejala serebral; edema
paru; hipoglikemi;
gangguan kehamilan;
kelainan retina; kematian.
Vivax 13 (12-17) hari 48 ++ -- Anemia kronik;
12bln splenomegali ruptur limfa
Ovale 17 (16-18)hari 48 ++ -- Sma dengan vivax
Malariae 28 (18-40) hari 72 -- + Rekrudensi sampai 50th;
splenomegali menetap;
limfa jarang ruptur;
sindroma nefrotik

26. Diagnosis penyakit ?


Jawab :

27. Pemeriksaan penunjang ?


Jawab :
1. Tetesan preparat darah tebal
Merupakan cara terbaik untuk menemukan parasit malaria karena tetesan darah cukup banyak
dibandingkan preparat darah tipis. Preparat dinyatakan negatif bila pada setelah diperiksa 200 lapangan
pandang dengan pembesaran kuat 700-1000 kali tidak ditemukan parasit. Hitung parasit dapat dilakukan
dengan menghitung jumlah parasit per leukosit. Bila leukosit 1000/ul maka hitung parasitnya ialah jumlah
parasit dikalikan 50 merupakan jumlah parasit permikro-liter .
2. Tetesan darah tipis
Digunakan untuk identifikasi jenis plasmodium, bila dengan preparat tebal sulit ditemukan. Pengecatan
dilakukan dengan cat Giemsa atau Leishmans atau Fields dan juga Romanowsky. Pengecatan Giemsa yang
umum dilakukan pada beberapa laboratorium dan merupakan pengecatan yang mudah dengan hasil yang
cukup baik.
3. Tes antigen : P-F test
Mendeteksi antigen dari plasmodium dari falsiparum ( histidine rich Protein II) derteksi sangat cepat hanya
3-5 menit, tidak memerlukan latihan khusus , sensitivitasnya baik, tidak memerlukan alat khusus. Tes ini
dikenal sangat cepat.
4. Tes serologi
Tes ini berguna mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap malaria atau keadaan dimana parasit sangat
minimal. Tes ini kurang bermanfaat untuk diagnostik,sebab antibodi baru terjadi setelah beberapa hari
parasitemia. Manfaat tes ini terutama untuk penelitian epidemiologi atau alat uji saring donor darah
5. Pemerikasaan PCR (polymerase chain reaction)
Pemeriksaan di anggap sangat peka terhadap dengan teknologi amplipikasai DNA, waktu dipakai sangat
cepat dan senstivitas nya maupun specifitasanya tinggi.keunggulan tes ini walaupun jumlah parasit sangat
sedikit dapat memberikan hasil positif. Tes ini baru dipakai sebagai saran penelitian dan belum untuk
pemeriksaan rutin.

Pemeriksaan penunjang untuk malaria berat:


a. Darah rutin
b. Kimia darah lain (gula darah, serum bilirubin, SGOT & SGPT, alkali fosfatase, albumin/globulin,
ureum, kreatinin, natrium dan kalium, anaIisis gas darah
c. EKG
d. Foto toraks
e. Analisis cairan serebrospinalis
f. Biakan darah dan uji serologi
g. Urinalisis.

28. Diagnosis banding ?


29. Tatalaksana
30. Pencegabhan ?
Jawab :
a. Pemeriksaan Menggunakan kelambu saat tidur
b. Mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk
c. Menggunakan pembasmi nyamuk baik bakar maupun semprot
d. Memesang kawat kasa pada jendela dan ventilasi
e. Letak tempak tinggal di usahakan jauh dari tempat ternak.
f. Mencegah penderita malaria dan gigitran nyamuk agar infeksio tidak menyebar
g. Membersihkan tempat hinggap atau istiorahat nyamuk dan memberantas sarang nyamuk.
h. Hindari rumah yang lembab, gelap, kotor, pakaian yang bergantungan dan genangan air.
i. Membunuh jentik nyamuk dengan menyemprotkan obat pada genangan air.
j. Melestarikan hutan bakar

31. Komplikasi
Jawab :

32. Prognosis
Jawab :

Prognosis malaria berat tergantung pada :

1. Kecepatan atau ketepatan diagnosis dan pengobatan


Makin cepat dan tepat dalam menegakkan diagnosis dan pengobatan akan memperbaiki prognosisnya dan
memperkecil angka kematiannya.
2. Kegagalan fungsi organ
Kegagalan fungsi organ dapat terjadi pada malaria berat terutama organ-organ vital.semakin kecil organ
vital yang terganggu dan mengalami kegagalan dalam fungsinya semakin baik prognosisnya.
3. Kepadatan parasit lebih
Pada pemeriksaan hitung parasit semakin padat atau banyak jumlah parasitnya yanmg didapatkan semakin
buruk prognosisnya, ter lebih lagi bila didapatkan bentuk schizon dalam pemeriksaan darah tepi.

33. Apakah penyakit malaria bisa kambuh ?


34.

Anda mungkin juga menyukai