Pedoman Perencanaan Dan Penganggaran Kementerian Kesehatan RI PDF
Pedoman Perencanaan Dan Penganggaran Kementerian Kesehatan RI PDF
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN KESEHATAN
TAHUN 2013
ISBN 978-602-235-435-3
1. Judul I. HEALTH PLANNING ECONOMICS
II. BUDGETS III. FINANCIAL MANAGEMENT
Daftar lsi
Daftar Istilah IV
Daftar Gambar IX
Penyusun X
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
C. Ruang Lingkup 2
D. Dasar Hukum 2
A. Kebijakan Umum 17
B. Kebijakan Khusus 35
BAB VI Penutup 57
Referensi 58
SAMBUTAN
ii
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga
Pedoman Perencanaan dan Penganggaran Kementer ian
Kesehatan ini dapat diselesaikan.
Kami menyadari bahwa pedoman ini memiliki kekurangan dan jauh dari
sempurna, untuk itu kami sangat terbuka terhadap koreksi dan masukkan
dari semua pihak untuk perbaikan ke depan.
iii
- AKIP : Akuntabilitas Kinerja Instansi Pernerintah
-APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
-APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
- APT K/L : Aparat Pengawasan Intern Kemen terian
Negara/ Lern baga
-ATK : Alat Tulis Kantor
- Bappeda : Badan Perencanaan Pernbangunan Daerah
- Bappenas : Badan Perencanaan Pernbangunan Nasional
-BAS : Bagan Akun Standar
- Ditjen Binfar dan : Direktorat J enderal Bina Kefarrnasian dan Alat
Alkes Kesehatan
- BLU : Badan Layanan Urnurn
-BMN : Barang Milik Negara
- BPPSDMK : Badan Pengernbangan dan Pernberdayaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan
-BPN : Badan Pertanahan Nasional
-CBA : Cost Benefit Analysis
- cq : Casu Quo / dalarn hal ini
- Dekon : Dekonsentrasi
- Dinkes : Dinas Kesehatan
- DTPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
- Ditjen BUK : Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
-DJA : Direktorat Jenderal Anggaran
- DPR : Dewan Perwakilan Rakyat
-DTPK : Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulau a n
-GPP : Gaji Pokok Pegawai
- TK : Tndikator Kinerja
- TKU : Indikator Kinerja Utama
iv
Inpres : Instruksi Presiden
Juknis : Petunjuk Teknis
KabjKota : KabupatenjKota
Kabag : Kepala Bagian
Kemenkes : Kementerian Kesehatan
Kemenkeu : Kementerian Keuangan
Kernen PU : Kementerian Pekerjaan Umum
Keppres : Kepu tusan Presiden
KLB : Kejadian Luar Biasa
KjL : Kementerian NegarajLembaga
oKKP : Kantor Kesehatan Pelabuhan
oKPA : Kuasa Pengguna Anggaran
KPJM : Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah
oLAK : Laporan Akuntabilitas Keuangan
LAKIP : Laporan Akuntabilitas Kinerja lnstansi
Pemerintah
oLHE : Laporan Hasil Evaluasi
oLSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
Menkes : Menteri Kesehatan
Menkeu : Menteri Keuangan
Menteri PPN j : Menteri Perencanaan Pembangunan Nasionalj
Ka. Bappenas Kepala Badan Perencanaan Pem bangunan
Nasional
Musrenbang : Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Musrenbangda : Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah
Musrenbangnas : Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional
oNSPK : Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria
Pemda : Pemerintah Daerah
Per : Peraturan
Perda : Peraturan Daerah
Perpres : Peraturan Presiden
PjHDN : PinjamanjHibah Dalam Negeri
PjHLN : PinjamanjHibah Luar Negeri
v
PI/PA : Program dan Informasi/Program dan Anggaran
PK : Penetapan Kinerja
PKLN : Pusat Kerjasama Luar Negeri
PMK : Peraturan Menteri Keuangan
PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak
POK : Petunjuk Operasional Kegiatan
PONED : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar
PONEK : Pelayanan Obstetri Neona tal Emergensi
Komprehensif
Prov : Provinsi
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
Pusrengun Nakes : Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan Tenaga
Kesehatan
RAB : Rincian Anggaran Biaya
Rakontek : Rapat Konsolidasi Teknis
Rakerkesnas : Rapat Kerja Kesehatan Nasional
Rakorbangda : Rapat Koordinasi Pembangunan Daerah
Rakorbangpus : Rapat Koordinasi Pembangunan Tingkat Pusat
RAPBN : Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara
RDP : Rapat Dengar Pendapat
Renja-K/L : Rencana Kerja Kementerian/Lembaga
Renstra-K/L : Rencana Strategis Kementerian/Lembaga
RI : Republik Indonesia
RKA-K/L : Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/
Lembaga
RKD : Rencana Kerja Daerah
RKP : Rencana Kerja Pemerintah
RKPD : Rencana Kerja Pemerintah Daerah
RKT : Rencana Kinerja Tahunan
RM : Rupiah Murni
RPJMD : Rencana Pembangunan J angka Menengah
Daerah
vi
RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional
RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah
RPJP : Rencana Pembangunan Jangka Panjang
RPJPN : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
RPP : Rancangan Peraturan Pemerintah
RS : Rumah Sakit
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
RUU : Rancangan Undang-Undang
SAKIP : Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinta h
Satker : Satuan Kerj a
Satpam : Satuan Pengaman
SB : Surat Bersama
SBK : Satuan Biaya Keluaran
SBM : satuan Biaya Masukan
SBSN : Surat Berharga Syariah Negara
SDM : Sumber Daya Manusia
SEB : Surat Edaran Bersama
Sidkab : Sidang Kabinet
SIMAK-BMN : Sistem Infonnasi Manajemen dan Akuntans i
Barang Milik Negara
SK : Surat Keputusan
SKN : Sistem Kesehatan Nasional
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah
SPPN : Sistem Perencanaan Pembangunan Nasiona l
SWOT : Strength, Weakness, opportunity dan Threat
TOR : Termof Reference
TP : Tugas Pembantuan
Tupoksi : Tugas Pokok dan Fungsi
t+ 1 : Satu tahun kedepan
t-l : Satu tahun yang lalu
vii
UPT : Unit Pelaksana Teknis
UU : Undang - Undang
viii
Gambar 1
Langkah -Langkah Pokok Kegiatan Perencanaan 10
Pernbangunan Kesehatan
Gambar 2
Skerna Tahapan Perencanaan d a n Penganggaran APBN 20
Gambar 3
Alur Penyampaian Usulan Kegiatan 29
Gambar 4
Alur SAKIP 53
Gambar 5
Keterkaitan SAKIP dengan Sistern Perencanaan 54
Penganggaran
ix
Pengarah
dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS
Penanggung jawab
drg. Tini Suryanti Suhandi, M.Kes
Kontributor
drg. S.R. Mustikowati, M.Kes; dr. Kuwat Sri Hudoyo, MS;
Dr. drg. Nurshanty S. Andi Sapada, M.Sc; Drs. H. Purwadi, Apt, MM, ME;
Drs. Wiyono Budiharjo, MM; Heru Arnowo, SH, MM; Drs. Mulyanto, MM;
Ora. Rahmaniar Brahim, Apt, M.Kes; Drs . Wayan Rai Suarthana, MM;
Arsil Rusli, SH, MH; dr. Sri Henni Setimvati, MHA; drg. Astrid , M. H Kes;
dr. Trisa Wahjuni Putri, M.Kes; Dr. dr. Fidiansjah, Sp.KJ, MPH;
Asep Zaenal M, SKM, M.Epid; Dr. IGM Wirabrata, S.Si, Apt, M.Kes, MM;
dr. Susiyo Luchito; dr. Mukti Eka Rahadian, MKM; drg. Dwi Rini S, M.Kes;
Rahmat Basuki, SKM, M.Sc.Ph; Mustafa Arif, SE; Mety Setyowati 8 KM;
Djoko Sujono, SH; Suhartono, S.Sos, MAP; dr. Ockti Palupi R , M PH;
Palupi Widyastuti, SKM, MKM; Rita Theresia, SKM; Fajar Harimurti , Amd;
Herma Trilas M.P, S.S; Estri D. Artanti, SE; Agus Yuliantoro, Amd;
x
Heni Dewi P, SE; Wa hyu Darmawan, SKM, MAP; dr. F .Mulana S;
Anita Dwi Ingati , SAB, MA; Tutut Arifatul K, SKM ; Marliana , S KM;
Editor
Drs . Setyo Budi Hartono, MM ; Zan Susilo Wa hyu, SKM, M.Kes;
xi
A. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kualitas
perencanaan dan penganggaran. Namun hingga saat ini proses
penyusunan perencanaan dan penganggaran belum sepenuhnya dapat
terlaksana sesuai harapan. Permasalahan yang sering dihadapi oleh
para perencana setiap tahun diantaranya adalah sulitnya sinkronisasi
dan koordinasi antar unit serta waktu perencanaan yang terkesan
singkat atau tergesa-gesa.
2. Tujuan
a. Tujuan umum:
Meningkatnya kualitas perencanaan dan penganggaran.
b. Tujuan khusus:
1) Dipedomaninya dan diimplementasikannya siklus, jadwal
perencanaan dan penganggaran.
2) Dilaksanakannya perencanaan yang berkualitas sesuai dengan
jadwal yang ditentukan dan mengacu pada peraturan yang
berlaku .
c. Ruang Lingkup
Pedoman perencanaan dan penganggaran ini bersifat umum dengan
menitikberatkan pada jadwal dan siklus APBN dengan beberapa
penek anan penting untuk perencanaan di kantor pusat, kantor daerah ,
Dana Dekon, dan TP, baik yang bersumber dari Rupiah Murni (RM),
P/HLN, dan PNBP.
D. Dasar Hukum
Landasan hukum yang dipergunakan dalam penyusunan pedoman
perencanaan dan penganggaran ini adalah:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nom or 4286 );
2. Teknokratik
Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan
menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah dengan
melibatkan pengamat profesional, baik akademisi dari perguruan
tinggi, pejabat pemerintah maupun non pemerintah, atau para ahli
serta menggunakan hasil penelitian dan pengembangan, b aik hasil
evaluatif research dan development research. Berdasarkan data
yang ada, pengamat profesional dapat membuat kesimpulan terkait
dengan kebijakan perencanaan pembangunan strategis tahun
berikutnya dari persepktif akademis pembangunan.
3. Partisipatif
Pemikiran perencanaan partisipatif diawali dari kesadaran bahwa
kinerja pembangunan sangat ditentukan oleh semua pihak yang
terkait dengan prakarsa tersebut. Perencanaan dengan pend ekatan
partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang
berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan. Pimpinan
organisasi atau KjL melibatkan organisasi profesi, Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), dan lintas sektor dalam perencanaan
pem bangunan. Pelibatan mereka dimaksudkan untuk
mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki.
4. Atas-bawah (top-down)
5. Bawah-atas (bottom-up).
Perencanaan yang dilakukan dimana masyarakat lebih berperan
dalam hal pemberian gagasan awal sampai dengan mengevaluasi
program yang telah dilaksanakan sedangkan pemerin tah hanya
sebagai fasilitator dalam suatu jalannya program.
- - - - --- - -
1. Penyusunan reneana;
2. Penetapan reneana;
3. Pengendalian pelaksanaan reneana, dan
4. Evaluasi pelaksanaan reneana.
Keempat tahapan diselenggarakan seeara berkelanjutan sehingga seeara
keseluruhan membentuk satu siklus pereneanaan yang utuh.
Gambar 1.
LANGKAH-LANGKAH POKOK KEGIATAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN KESEHATAN
3. Analisa Situasi
dan
kecenderungan
Lingkungan
I . Persia pan
-+ a . Peluang r 4. Perumusan rlan 5. Pen entuan
PengkajiHn Strategis
a . Penyusunan b. Ancaman Allematif a . Visi dan Misi
Kerangk a (Skcnarioj b . Kebijakan dan
Acuan a. Is u stralcgis program
b. Analisis b . Dasarrlasar
UDorongan" ~ strategis
SWOT
c. lnterview
-+ Tujuan c. Kebutuhan
c. Perumusan sumber day a
d . Pengumpulan rl. Pengorganisas
skenario
Data 2 . Analisis Situasi ian
d. Pengkajian
e. Perumusan dan skcnario pelaksanaan
Awallsu Kecenderu ngan
Strategis
4 Upaya -
Kesehatan
6 . Pengendalian
r
7. Penilaian Hasil
a. Perkembangan
pelaksanaan Pelaksanaan
b. Masalah ~
a . Penyusunan a . Penyusunan
Desain ~ umum
b. Penilaian b. Pemantauan
c. Saran tindak c . Saran tindak
lanju t koreksi
Sumber . dr. Hapsara Rahmat, MPH
1. Persiapan
a. Sistematis
b. Terjadwal
5. Penentuan Strategis
Dalam penentuan strategi harus jelas visi, misi serta tujuannya serta
dijabarkan dalam bentuk kebijakan dan kegiatan riil dengan output
yang jelas.
6 . Pengendalian Pelaksanaan
--
1) Di tingkat pusat
2) Di tingkat daerah:
Aplikasi
__ ~r~~~ _____ Verifikasi
elektronik 1--_ _----,,....-_ _--'
Proses
L -_ _ _ _ _ _ ~ __________ ~ __ ~
- - - - - - - - - - - Verifikasi
Aplikasi elektronik
Proses Verifikasi
Aplikasi elektronik
Proses
Verifikasi
Aplikasi elektronik
TRILATERAL PAGU
INDIKATIF (SEB)
ALOKASI
Proses ReviuiPenelitian (Itjen/Rorenggar)
ANGGARAN
a. Proses Pengusulan
b) Unit utama, dalam hal ini diwakili oleh Sekr eta riat
Direktorat J enderall Badan, mem berikan feedback danl atau
rekomendasi t erhadap usulan satker paling lama dalam
waktu 7 (tuju h ) hari kerja sejak dokumen lengkap diterima.
I
PEDOMAN PERENCANAAN
I
DAN PENGANGGARAN BIDANG KESEHATAN 31
el Hasil pembaha san dalam forum tersebut disampaikan ke
masing-masing Unit Utama beserta data pendukung
(Kerangka Acuan Kerja/ Term of Reference (TOR), Rincian
Anggaran Belanja (RAB), Spesifikasi Teknis, Analisi s Harga
Satuan) melalui aplikasi elektronik.
b. Proses Verifikasi
I
PEDOMAN PERENCA:NAAN DAN PENGANGGARAN BIDANG KESEHATAN 32
I
perkantoran harus dipenuhi terlebih dahulu. Apabila terdapat
kekurangan belanja gaji dan operasional menjadi tanggung
j awab unit utama.
I
PEDOMAN PERENCANAAN
I
DAN PENGANGGARAN BIDANG KESEHATAN 34
q. Apabila terjadi perubahan dari pagu anggaran ke alokasi anggaran
(pagu definitif), maka satkerjunit utama yang mengalami
perubahan anggaran perlu segera melakukan penyesuaian RKA
KjL dengan dikoordinasikan oleh Sekretariat Unit Utama.
Selanjutnya perubahanjpenyesuaian RKA-KjL tersebut harus
direviuj diteliti oleh Inspektorat Jenderal dan Biro Perenc anaan
dan Anggaran .
B. Kebijakan Khusus
2) Kendaraan Bermotor
b. Alat kesehatan
4) Perjalanan Dinas
c. Rincian lebih lanjut tentang besaran harga ATK, bahan, dan sewa
terkait pelaksanaan p aket pertemuan akan diatur dalam kebijakan
tahunan yang ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal.
Honor tim pelaksana k egiatan yang dibayarkan per bulan dalam satu
tahun dibatasi sebagai berikut:
7) Honorarium Narasumber
PEDOMAN PERENCANAAN
I
DAN PENGANGGARAN HIDANG KESEHATAN 39
b. Besaran honor yang diberikan kepada narasumber dalam
pertemuan disediakan oleh penyelenggara sesuai aturan standar
biaya.
PEDOMAN PERENCAiNAAN
, DAN PENGANGGARAN HIDANG KESEHATAN 41
13) Tenaga Kontrak (Pramubakti, Sopir, Satpam, Tenaga Kebersihan)
Hal-hal yang akan direviu dan diteliti dalam dokurnen perenc anaan
anggaran:
(KPJM)
(KPJM)
a. Pagu Indikatif
Format penelitian pada pagu indikatif setidaknya harus memuat:
1) Judul
2) ldentitas satker
4) Tanggal penelitian
5) lsi penelitian
7) Penandatangan:
b) Identitas satker
d) Tanggal penelitian
e) lsi penelitian
g) Penandatangan:
b) ldentitas satker
d) Tanggal reviu
e) lsi reviu
g) Penandatangan:
5 . Lain-lain
b. Dalam hal proses validasi terdapat data yang tidak sesuai d engan
kaidah-kaidah RKA-K/L, dokumen hasil pembahasan internal
dikembalikan kepada unit untuk dilakukan perbaikan;
Plan
---------
Sistem Perencanaan ... ... ---------
... ", .... ........
...
Pembangunan Nasional ... ,
, /
.. ... ...
... ,
I
I
I
" , Sistem Penganggaran ,,
I
RPIP ,,
I
I
,,
\
\
DIPAjPOK
,
\
\ , I
\
,,
... I
/ 1',
/
, I
/
/
I ,
,,
,
'<.
I /
,,
I ...
... Penetapan Ki nerj a ,,
I
, --------
I
--- D
,,
r---~ILI ___ L_A_K_IP__ ~I ~~---. Pengukuran dan
Pengumpulan Data Kinerja
I
I
I
I
I
,, I
I
, I
I
4 . Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tabun 2013 ten t ang Aksi
Pencegaban dan Pemberantasan Korupsi Tabun 2013.
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
5. Undang-Undang ...
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK I'NDONESIA
-2
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun
2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
NOmOl" 4663);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006
tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664) ;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antar a
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008.tentang
Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4421);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010
tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggara n
Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 152,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5178);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011
tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri
dan Penerimaan Hibah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 23, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5202) ;
12. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 ten tang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasiona l
Tahun 2010-2014;
13. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara
serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi
Eselon I Kementerian Negara;
14. Peraturan Presiden ...
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-3
MEMUTUSKAN:
Pasal1
Pasal 2
Pasal 3 .. .
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-4
Pasal3
Pasal4
Pasa15
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Februari 2014
NAFSIAH MBOI
, '-
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 24 Feb:I'\ll!r1 2014
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN
PERATURAN MENTER! KESEHATAN
NOMOR 7 TAHUN 2014
TENTANG
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
BIDANG KESEHATAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kualitas
perencanaan dan penganggaran. Namun hingga saat Inl p roses
penyusunan perencanaan dan penganggaran belum sepenuhnya dapat
terlaksana sesuai harapan. Permasalahan yang sering dihadapi oleh para
perencana setiap tahun diantaranya adaiah sulitnya sinkronisasi dan
koordinasi antar unit serta waktu perencanaan yang terkesan singkat
atau tergesa-gesa.
REPUBUK INDONESIA
-2
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud:
Pedoman perencanaan dan penganggaran dimaksudkan dapat
dipergunake.n sebagai acuan bagi pelaku perencana kesehatan d i
Kementerian Kesehatan (baik kantor pusat maupun kantor daerah),
Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta
Rumah Sakit (RS) dalam menyusun perencanaan dan penganggaran
bersumber APBN.
2 . Tujuan
a. Tujuan umum:
Meningkatnya kualitas perencanaan dan penganggaran.
b. Tujuan khusus:
1) Dipedomaninya dan diimplementasikannya siklus, jadwal
perencanaan dan penganggaran.
2) Dilaksanakannya perencanaan yang berkualitas sesuai dengan
jadwal yang ditentukan dan mengacu pada peraturan yang
berlaku.
C. Ruang Lingkup
Pedoman perencanaan dan penganggaran ini bersifat umum dengan
menitikberatkan pada jadwal dan siklus APBN dengan beberapa
penekanan penting untuk perencanaan di kantor pusat, kantor d aerah,
Dana Dekon, dan TP, baik yang bersumber dari Rupiah Murni (RM),
P/HLN, dan PNBP.
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-3
BAB II
1. Politik
Pendekatan politik memandang bahwa pemilihan PresidenjKepala
'D aerah adalah proses penyusunan rencana, karena rakyat pemilih
menentukan pilihannya berdasarkan program-program pembangunan
yang ditawarkan masing-masing calon Presiden j Kepala Daerah.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-4-
Apabila program calon PresidenjKepala Daerah sesuai dengan
kebutuhan rakyat maka akan terjadi kontrak politik. Oleh karen a itu,
rencana pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda
pembangunan yang ditawarkan Presidenj Kepala Daerah pada saat
kampanye ke dalam rencana pembangunan jangka menengah.
2. Teknokratik
Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan
menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah dengan
melibatkan pengamat profesional, baik akademisi dari perguruan
tinggi, pejabat pemerintah maupun non pemerintah, atau para ahli
serta menggunakan hasil penelitian dan pengembangan, baik hasil
evaluatif resea7"ch dan development research Berdasarkan data yan g
ada, pengamat profesional dapat membuat kesimpulan terkait dengan
kebijakan perencanaan pembangunan strategis tahun berikutnya dari
persepktif akademis pembangunan.
-5 -
Selanjutnya agenda pembangunan jangka menengah ini
diterjemahkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahunan
yang sekaligus menjadi satu dalam Rancangan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (RAPBN) sebelum disetujui oleh DPR untuk
ditetapkan menjadi Undang-Undang (UU).
3 . Partisipatif
Pemikiran perencanaan partisipatif diawali dari kesadaran bahwa
kinerja pembangunan sangat ditentukan oleh semua pihak yang
I
terkait dengan prakarsa tersebut. Perencanaan dengan pendekatan
partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang
berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan. Pimpinan
organisasi atau K/L melibatkan organisasi profesi, Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), dan lintas sektor dalam perencanaan
pembangunan. Pelibatan mereka dimaksudkan untuk mendapatkan
aspirasi dan menciptakan rasa memiliki.
-6
4. Atas-bawah (top-down)
5 . Bawah-atas (bottom-up).
Perencanaan yang dilakukan dimana masyarakat lebih berperan
dalam hal pemberian gagasan awal sampai dengan mengevaluasi
program yang telah dilaksanakan sedangkan pemerintah hanya
sebagai fasilitator dalam su_atu jaJannya program.
REPUBUK INDONESIA
-7
adalah selain masyarakat marnpu berkreasi dalarn mengembangkan
ide-ide ' mereka sehingga mampu berjalan beriringan bersama dengan
pemerintah sesuai dengan tujuan utama yang diinginkan dalam
mencapai kesuksesan dalam menjalankan suatu program terse but.
1. Penyusunan rencana;
2. Penetapan rencana;
3. Pengendalian pelaksanaan rencana, dan
4. Evaluasi pelaksanaan rencana.
Keempat tahapan diselenggarakan secara berkelanjutan sehingga secara
keseluruhan membentuk satu siklus perencanaan yang utuh.
REPUBLIK INDONESIA
-8-
Gamber 1.
LANGKAH-LANGKAH POKOK KEGIATAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN KESEHATAN
3, Analila Sltu i
dan
kecenderungan
Lingkungan
I. Peratapan r+ a. Pe)uang r 4 . Perumuaan dan 5, Penentuan
b,Ancaman """Ikojl.n Suategis
a , Pcnyusunan A1tematil a. Vial dan Misl
Kerangka I (Slcenario) b , Kebljakan dan
'Acuan a , lau strate,i, program
b. AnaUsia
SWOT I
b, Drd..ar
-Doronlan
~I auategls r
~ c . Kebutuhan
c. Interview TuJuan
c. PerumulIAIl sumber daya
d , Pengumpulan d, Pengorganiaaa
Data 2, Anallsla Sltu..1 akcnario
d. ",,",kajlan ian
e . Pcrumuaan dan .ken.rio peiaksanaan
Awallsu Kecenderungan
StrateDa L+ Upaya f0
Keaehatan
r
7 . Pcnilaian HasH 6 . Pengendalinn
a. Perkembangan
pelakaanaan Pelaksanann
I b. Maaalah a . Pcnyuaunan a, Penyuaunan ~
Dewn ~ umum
b. Pemantauan
b.PenHaian
I c. Saran tindak c. Saran tindak
)anjut korekai
Sumber . dr. HapsllT8. Rahmat, MPH
1, Persiapan
-9
a. Sistematis
b. Terjadwal
REPUBLIK INDONESIA
10
anearnan (threats) yang ada, dan terakhir adaIah bagaimana eara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat aneaman
(threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah aneaman baru.
REPUBLIK INDONESIA
- 11 -
Disarnping keragaman geografis dan surnber daya alam, masi;ng-masing
pulau didiarni berbagai suku bangsa dan kelompok etnis yang berbeda
sehingga menyebabkan bangsa Indonesia memiliki keragarnan budaya
yang sangat tinggi. Masing-masing kelompok etnis mulai mengenal
pendidikan modern tidak dalam waktu yang bersarnaan. Hal ini pula
yang mengakibatkan pengalaman intelektual masing-masing etnis
berbeda-beda dan menyebabkan kemampuan surnber daya manusia
yang berbeda-beda pUla.
5. Penentuan Strategis
- 12 ,-
Dalam penentuan strategi harus jelas visi, misi serta tujuannya serta
dij a barkan dalam bentuk kebijakan dan kegiatan riil dengan output yang
jelas.
6. Pengendalian Pelaksanaan
REPUBLIK INDONESIA
- 13 -
Pengendalian pelaksanaan reneana pembangunan dilakukan oleh
masing-masing pimp:nan K/L atau Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD). Menteri PPN/Kepala Bappenas/Kepala Bappeda menghimpun
dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan reneana
pembangunan dari masing-masing pimpinan K/L/SKPD sesuai dengan
tugas dan kewenangannya.
Pimpinan K/L dan Kepala SKPD mempunyai tugas dan tanggung jawab
untuk melakukan evaluasi kinerja pelaksanaan rene ana pembangunan
periode sebelumnya. Laporan evaluasi tersebut disampaikan kepada
Menteri PPN atau Kepala Bappeda. Menteri/Kepala Bappeda menyusun
evaluasi reneana pembangunan berdasarkan hasil evaluasi pimpinan
K/L dan evaluasi SKPD. Hasil evaluasi tersebut menjadi bahan bagi
penyusunan rencana pembangunan Nasional/Daerah untuk periode
be'rikutnya.
MENTERIKESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
- 14
BAB III
A. Kebijakan Urnurn
REPUBLIK INDONESIA
- 15
c . KPJM adalah pendekatan penyusunan anggaran berdasarkan
kebijakan dengan pengambilan keputusan yang menimbulkan
implikasi anggaran dalam kurun waktu lebih dari satu tahun anggaran.
Pendekatan terse but sangat bermanfaat dalam mengelola keuangan
negara dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional. Adapun
manfaat dari KPJM tersebut antara lain:
- 16 -
Usulan perencanaan dan penganggaran disampaikan melalui
aplikasi elektronik perencanaan dan penganggaran.
- 17 -
Gambar 2. Skema Tahapan Perencanaan dan Penganggaran APBN
JM .~b
Penyus~n !'.wal
RKP udc KetnenIaes :
'~RKfH
PertemUlrl !gtd
--' ttnsbt
lCemenites
lCoord!ri!sI d.nPert. _.MftRICAa.
1aM..-",,_
IntemilO!ltl Yl!!:!!!
.~
1l!!sbsns+es
MII,.t
~~:.~.:~~ft;' _~- ;.:
S1tP!!!1i.16m!
fIaIBa
aU!lB!
1IIIIIetb:-.I
- 18 -
1) Di tingkat pusat
- 19
iv) Menyelenggarakan pertemuan finalisasi rencana kebijakan
program, target, dan indikator Kemenkes, tennasuk
kebijakan Dekon dan TP untuk tahun t+ 1;
- 20
g) Pada Bulan Maret, dilaksanakan pertemuan antara Bappenas
dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
untuk menyampaikan dan sinkronisasi kebijakan pusat dan
daerah.
- 21
i) Pelatihan aplikasi Renja K/L;
- 22
i) Pembahasan tingkat Kementerian;
2) Di tingkat daerah:
REPUBLIK INDONESIA
- 23 -
Tahapan, Tata Cara Pcnyusunan, PengendaJian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dan harus
memperhatikan jadwal perencanaan dan penganggaran di pusat.
- 24
banyak kebijakan yang belum disusun berbasis bukti dan belum
bersinergi baik perencanaan di tingkat pusat dan/ atau di tingkat daerah.
REPUBLIK INDONESIA
- 25
5. Kesesuaian Perencanaan dan Penganggaran antara Pusat dan Daerah
REPUBLIK INDONESIA
- 26 -
lIeriflkaal
Aplikasl elektronlk
Verfflkaal
Apllkasl elektronlk
- 27
penganggaran dapat dibedakan menjadi pengusulan dari kantor pusat.
kantor daerah (Unit Pelaksana Teknis/UPT). dan SKPD.
a. Proses Pengusulan
3) Usulan dari SKPD (Dinas Kesehatan. Rumah Sakit dan atau Balai)
- 28
kepanjangan tangan pemerintah di daerah. Tahapan sebagai
berikut:
b. Proses Verifikasi
- 29
terhadap usulan satker paling lama dalam waktu 7 (tujuh} hari
keIja sejak dokumen len,gkap diterima.
- 30
8) Sekretariat Jenderal cq. Biro Perencanaan dan Anggaran akan
melakukan verifikasi terhadap usulan dari unit utama. Verifikasi
yang dilakukan oleh Biro Perencanaan dan Anggaran meliputi
aspek: a. kesesuaian antara usulan unit utama dengan Renstra
dan RPJMN berdasarkan IKU dan IKK yang sudah ditetapkan, b .
Kesesuaian dengan tupoksi, c. Efisien, d. Penggunaan sumber
daya yang cost effective, e. Fisibilitas (secara teknis, politis, dan
kendala sosial) , f. Equity (Keadilan), dan g. Filling the Gap
(menutup kesenjangan yang ada di daerah).
REPUBLIK INDONESIA
- 31
n. Masing-masing Unit Utama menyiapkan dokumen RKA-K/ L sesuai
dengan pagu indikatif sebagai bahan trilateral meeting d an
penyusunan Renja K/L.
B.Kebijakan Khusus
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 32 -
Kemenkes yang mengatur tentang standar bangunan RS , Puskesmas,
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan lain-lain.
2) Kendaraan Bermotor
REPUBUK INDONESIA
- 33
b. Kementerian Kesehatan menetapkan ketentuan pengc..daan
kendaraan bennotor sebagai berikut:
REPUBLIK INDONESIA
- 34
5) Pengadaan alat pengolah data dengan spesifikasi khusus
tennasuk jaringan internet dan software/ aplikasi, kamera
canggih, handycam, pengacau sinyal dan alat sejenisnya
memerlukan rekomendasi Pusat Data dan Infonnasi.
b. Alat kesehatan
REPUBLIK INDONESIA
- 35
c. Jumlah perjalanan dinas dan pertemuan mempertimbangkan
kesesuaian dengan jumlah pegawai dan hari kerja dalam satu tahun.
c. Rincian lebih lanjut ten tang besaran harga ATK, bahan, dan sewa
terkait pelaksanaan paket pertemuan akan diatur dalarn kebijakan
tahunan yang ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal.
Honor tim pelaksana kegiatan yang dibayarkan per bulan dalam satu
tahun dibatasi sebagai berikut:
REPUBUK INDONESIA
- 36
b. Pejabat eselon ~, eselon 4, dan pelaksana diluar honor pengelola
keuangan, SIMAK-BMN, dan PengadaaanjPenerimaan Barang dan
Jasa maksimal 3 jenis.
7) Honorarium Narasumber
9) Penyusunan PedomanjBukujJuknis
REPUBLIK INDONESIA
- 37
10) Bagan Alrun Standar
Kegiatan yang diusulkan oleh setiap Satker harus sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi (tupoksi). Berikut adalah kegiatan yang memerlukan
koordinasi atau rekomendasi dari satker terkait:
- 38
12) Belanja Mengikat
REPUBLIK INDONESIA
- 39
BAB IV
REVIU DAN PENELITIAN DOKUMEN PERENCANAAN ANGGARAN
REPUBLIK INDONESIA
- 40
1. Wewenang dan tanggung jawab
- 41
2) Kesesuaian dengan Kerangka Pembangunan Jangka Menengah
(KPJM)
fokus:
(KPJM)
- 42
5) HasH pencapaian indikator program dan kegiatan tahun
sebelumnya menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam
melakukan reviu dan penelitian.
REPUBLIK INDONESIA
- 43
b. Pada pagu indikatif
a. Pagu Indikatif
Format penelitian pada pagu indikatif setidaknya harus memuat:
1) Judul
2) ldentitas satker
4) Tanggal penelitian
5) lsi penelitian
7) Penandatangan:
- 44
d) Kabag di Biro Perencanaan dan Anggaran yang menjadi
pengampu unit utama yang menjadi obyek penelitian.
b) 'Identitas satker
d) Tanggal penelitian
e) lsi penelitian
g) Penandatangan:
b) Identitas satker
d) Tanggal reviu
e) lsi reviu
g) Penandatangan:
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
- 45
i) Tim reviu dan peneiitian dari API-KL (Inspektorat
Jenderal) dan Biro Perencanaan dan Anggaran;
5. Lain-lain
b . Dalam hal proses validasi terdapat data yang tidak sesuai dengan
kaidah-kaidah RKA-K/L, dokumen hasil pembahasan internal
dikembalikan kepada unit untuk dilakukan perbaikan;
REPUBLIK INDONESIA
- 46
BABV
Evaluasi adalah proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis yang
diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan, GAO (1992:4). Evaluasi
akan menghasilkan umpan balik dalam kerangka efektivitas pelaksanaan
kegiatan organisasi.
REPUBLIK INDONESIA
- 47
yang dihasilkan oleh sistern informasi pada organisasi instansi saja. Data dari
luar instansi akan rnenjadi sangat penting untuk digunakan dalarn melakukan
analisis dan evaluasi. Evaluasi rnungkin saja dilakukan dengan tidak terlalu
rnernentingkan keakuratan data yang ada, namun dengan lebih bijaksana
dalarn rnernperoleh data, sehingga data yang hanya berkriteria cukup dapat
saja digunakan dalam pelaksanaan evaluasi. Penggunaan data dan informasi
r,una rnelakukan evaluasi lebih diprioritaskan pada kecepatan untuk
mernperoleh data dan kegunaannya. Oengan demikian , hasH evaluasi akan
lebih cepat diperoleh dan tindakan yang diperlukan untuk perbaikan dapat
segera dilakukan.
REPU6L1K INDONESIA
- 48
2. Merumuskan visi, misi, faktor-faktor kunci keberhasilan, tujuan,
sasaran dan strategi instansi Pemerintah;
REPUBLIK INDONESIA
- 49 -
Laporan Hasil Evaluasi (LHE). Dengan memanfaatkan LHE, setiap instansi
akan menyusun perencanaan kineIja untuk tahun berikutnya.
Demikianlah siklusnya akan berulang kembali mengikuti pola tersebut.
Gambaran pola siklus tersebut sebagaimana ilustrasi di bawah ini.
Gambar 4. Alur SAKIP
I
RESULT ORIENTED GOVENMI:NT
REPUBLIK INDONESIA
- 50 -
Gambar 5. Keterkaitan SAKIP dengan Siatem Perencanaan Pembangunan Nasional
(SPPN) dan Siatem Penganggaran
,,
"" . Slstem Perencanaan , .. ------- - ........
....
,
,, Pembangunan Naslonal
I
I
I Slstem Penganggaran
I
RPJP
I
I
I
I
I
n \
\
\
I
I
I DIPAjPOK I
I
I
I I
I
I
I I
\ .. I
\
, , ,'. "..
'(
I
,,
\
\
,, , , I ,
,
, "
,.. , I
Penetapan K1nerja
"\ \
..
I " \
I ' .. \
I ..
I
I
D I
I
I
I Pengukuran dan I
\ I
\ Pengumpulan Data Klnerja I
I
\
, ,
,,
I
,
""
" .. . . , ,,
Slstem Akuntabllltas Klnerja Instansl Pemerlntah
............... ..' "
.... "
----------------------- ---
~~
~~
---
REPUBLIK INDONESIA
- 51
balik terhadap penyusunan perencanaan dan penganggaran untuk
perbaikan tahun berikutnya. Dengan demikian perencanaan dan
penganggaran akan menjadi berkualitas, transparan dan akuntabel,
proporsional dan semakin efisiensi dan efektif dalam penggunaan
anggaran.
REPUBLIK INDOt4ESIA
- 52
Dalam melakukan evaluasi, maka hal-hal yang Pl!rlu diperhatikan, antara
lain:
REPUBLIK INDONESIA
- 53
BAB VI
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan para perencana kesehatan di semua tingkat baik di
pusat dan daerah, sehingga perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi secara
terus menerus agar perencanaan pembangunan kesehatan semakin bermutu.
I
>,
, .NAFSIAH MBOI
~:'i