menjadi beban terbesar bagi anak (Novriska, 2013) . Epilepsi merupakan salah satu penyebab
terbanyak morbiditas di bidang saraf anak, yang berdampak terhadap tumbuh-kembang anak.
Epilepsi merupakan salah satu penyebab terbanyak morbiditas di bidang saraf anak, yang
berdampak terhadap tumbuh-kembang anak. Insidens epilepsi pada anak dilaporkan dari
berbagai negara dengan variasi yang luas, sekitar 4-6 per 1000 anak, tergantung pada desain
penelitian dan kelompok umur populasi.Di Indonesia terdapat paling sedikit 700.000-1.400.000
kasus epilepsi dengan pertambahan sebesar 70.000 kasus baru setiap tahun dan diperkirakan
40%-50% terjadi pada anak-anak. (Sari Pediatri, Vol. 13, No. 2, Agustus 2011) .
Laporan WHO tahun 2012 memperkirakan bahwa sedikitnya ada 70 juta penderita
epilepsi dan 80% diantaranya tinggal di negara berkembang (Brodie et al., 2012 ; WHO, 2012).
Sekitar 10,5 juta anak di seluruh dunia diperkirakan merupakan penderita epilepsi (Guerrini,
2006). Prevalensi epilepsi di Indonesia berkisar antara 0,5-2% dengan kejadian epilepsi pada
laki-laki sebesar 5,88 dan perempuan sebesar 5,51 per 1000 penduduk (Paryono et al., 2003).
Data yang diperoleh dari Poliklinik Neurologi Anak RSUD Dr. Moewardi Surakarta dalam
kurun waktu Januari-Juni 2008 jumlah pasien anak dengan epilepsi sebanyak 86 pasien dengan
yang diperlukan untuk melihat adanya fokus epileptogenik, menentukan sindrom epilepsi
(neuroimaging) yang paling terpilih adalah magnetic resonance imaging (MRI) untuk melihat
adanya fokus epilepsi dan kelainan struktural otak lainnya yang mungkin menjadi penyebab