Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEMATIK INTEGRATIF PADA

MATERI PENANGGULANGAN BENCANA ALAM SISWA KELAS V


SDN TANJUNGREJO 4 MALANG

Alfiatus Safaah

Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah


UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
E-mail: sherryalf3@gmail.com

ABSTRAK
Bencana alam yang sering terjadi di berbagai wilayah Indonesia selalu
membutuhkan penanggulangan yang cepat tanggap sebagai usaha mitigasi. Dalam
dunia pendidikan, peranan itu salah satunya dapat diwujudkan dengan
mengembangkan bahan ajar dengan tema penanggulangan bencana alam.
Penelitian dilaksanakan di SDN Tanjungrejo 4 Malang dengan obyek
penelitian yakni siswa kelas V yang berjumlah 39 siswa. Tujuan penelitian dan
pengembangan bahan ajar ini diantaranya untuk mengetahui proses dan efektifitas
dari pengembangan bahan ajar tematik integratif pada materi penanggulangan
bencana alam siswa kelas V. Metode penelitian yang digunakan merupakan
penelitian dan pengembangan (research and development) dengan menggunakan
model pengembangan dari Walter Dick dan Lou Carey.
Kelayakan dari bahan ajar yang dikembangkan dapat dilihat dari hasil
validasi ahli isi/materi sebesar 94,6%, hasil validasi ahli desain sebesar 95,6%,
guru wali kelas V sebesar 89,3%, dan angket tanggapan siswa sebesar 86,7% yang
secara keseluruhan dapat dikatakan bahan ajar valid dan layak digunakan.
Keefektifan dari bahan ajar ini juga dapat dilihat dari peningkatan rata-rata hasil
belajar siswa. Semula rata-rata sebelum menggunakan bahan ajar adalah 58,27
dan setelah menggunakan bahan ajar nilai rata-rata meningkat menjadi 80,02.
Kata kunci: Bahan Ajar, Tematik Integratif, Penanggulangan Bencana Alam

ABSTRACT
Frequent natural disasters in various areas of Indonesia always need
responsive mitigation efforts. In education, this role can be realized by developing
teaching materials of natural disaster mitigation.
The research was conducted at SDN Tanjungrejo 4 Malang with the
research object of 39 fifth grade students. The purpose of this research and
development of these materials include to know the process and to know the
effectiveness of development of integrative thematic teaching materials in the
content of natural disaster mitigation for the fifth grade students. This research is
categorized in the Research and Development that was developed by Walter Dick
and Lou Careys develepomental models.
Feasibility of teaching materials can be seen from the validation results of
the contents expert of 94.6%, result validation of the designs expert is 95.6%,

1
the teacher of fifth grade students is 89.3%, and the students of fifth grade is
86.7% which as a whole can be said to be a valid teaching materials and feasible
to use.
The effectiveness of this teaching material can be seen from the increasing
of the average of students learning outcomes. Before the teaching materials were
implemented, the average of students learning was 58.27 and after using learning
materials, the average score was increased to 80.02.
Keywords: Teaching Material, Integrative Thematic, Natural Disaster Mitigation

PENDAHULUAN masyarakat dewasa saja yang tahu,


Letak negara Indonesia yang tetapi peran pendidikan sejak dini
sangat strategis dan terdiri dari kurang juga sangat penting dalam hal ini.
lebih 13.677 pulau dan jumlah Bahkan jika diperlukan, peranan para
penduduk 237.641.326 jiwa1, sangat ahli juga harus menjangkau jenjang
membutuhkan suatu informasi tentang ini untuk menyampaikan secara baik
keadaan alam yang lebih rinci sebagai dan benar pengetahuan tentang
pengetahuan. Hal ini mengundang bencana dan juga melakukan siaga
para ilmuwan, lembaga sosial, bencana. Disadari ataupun tidak,
pemerintah, bahkan praktisi pengetahuan yang dilaksanakan
pendidikan untuk terus dengan praktek langsung tidak hanya
mengembangkan segala hal yang menimbulkan kesan menarik bagi
berhubungan dengan kondisi alam di siswa, namun juga memberi memori
Indonesia agar terus dapat dipantau ingatan jangka panjang. Kemasan
dan diperhatikan dari waktu ke waktu. pembelajaran yang menarik juga
Mengenai kondisi alam yang harus diperhatikan dalam
terus berubah, banyak bencana yang melaksanakan kegiatan belajar di
ditimbulkan sehingga memakan kelas.
korban yang tidak sedikit. Baik itu Pengembangan bahan ajar pada
korban jiwa maupun harta benda. materi bencana alam ini menjadi salah
Dari pengalaman secara turun satu upaya dalam meningkatkan mutu
temurun ini dapat dikatakan bahwa pendidikan di sekolah. Dengan
ilmu tentang bencana alam haruslah tematik integratif yang saat ini sedang
disusun secara terstruktur, mulai dari gencar dicanangkan pada kurikulum
pengetahuan sampai mitigasinya. Dari terbaru, pemecahan masalah, studi
hal ini mulai diharapkan munculnya kasus, bahkan studi praktek bahan
berbagai tindakan sosial yang pada ajar yang dikembangkan akan
akhirnya akan berefek pada tindakan menjadi salah satu pilihan yang sesuai
kemanusiaan yang terus menerus bagi murid dan pengajar untuk lebih
sehingga manusia pun akan menjadi mendalami materi dengan motivasi
makhluk sosial yang berbudi. yang tinggi karena bentuknya yang
Pendidikan bencana alam berbeda dari yang sudah ada. Dengan
sendiri harus ditanamkan kepada berkolaborasi pada pendekatan
siswa sejak dini. Jadi bukan hanya tematik integratif, bahan ajar ini
sangat praktis dan efektif digunakan
1
dalam pembelajaran di kelas. Masalah
www.bps.go.id

2
pengajaran dan penerimaan informasi Carey dengan sepuluh langkah
tentang materi akan terkesan lebih prosedural sebagai berikut:3 a)
mudah dan menyenangkan dibanding Analisis kebutuhan; b) Analisis
dengan sebelumnya. pembelajaran; c) Analisis pebelajar
SDN Tanjungrejo 4 merupakan dan konteks; d) Tujuan umum dan
sekolah dasar negeri yang terletak di khusus; e) Mengembangkan
Sukun, Malang. Sekolah yang instrumen; f) Mengembangkan
beralamat lengkap di Jl. Gempol no. strategi pembelajaran; g)
18 ini berlokasi cukup dekat dari Mengembangkan dan memilih bahan
lokasi longsor. Semakin dekat tempat pembelajaran; h) Merancang dan
penelitian dengan lokasi terjadinya melakukan evaluasi formatif; i)
peristiwa, maka pembelajaran yang Melakukan revisi; j) Evaluasi sumatif.
diberikan akan lebih bermakna Desain pelaksanaan penelitian
dibandingkan dengan meneliti di meliputi proses membuat percobaan
tempat yang jauh dari lokasi peristiwa ataupun pengamatan serta memilih
terjadi. Efek yang ditimbulkan pengukuran-pengukuran variabel,
diharapkan juga akan semakin memilih prosedur dan teknik
berkesan dengan adanya sampling, alat-alat untuk
pembelajaran yang berhubungan mengumpulkan data kemudian
dengan peristiwa dekat tempat tinggal membuat koding, editing, dan
para siswa. Siswa membutuhkan memproses data yang dikumpulkan.
informasi mendalam tentang keadaan Dalam pelaksanaan penelitian
lingkungannya dan peristiwa yang termasuk juga proses analisis data
terjadi pada lingkungannya. Bahan serta membuat pelaporan. Instrumen
ajar ini membantu siswa menggali yang digunakan dalam penelitian
secara mendalam tentang lingkungan pengembangan ini adalah sebagai
dan peristiwa yang terjadi di sekitar berikut:
lingkungan siswa. 1) Angket atau Kuesioner
(Questionnaires)
METODE PENELITIAN 2) Tes tertulis
Jenis penelitian yang dilakukan 3) Wawancara
oleh peneliti adalah penelitian dan 4) Dokumentasi
pengembangan. Metode penelitian 5) Observasi
dan pengembangan atau dalam bahasa Untuk membuktikan
Inggrisnya Research and signifikansi perbedaan antar aspek,
Development adalah metode perlu diuji secara statistik dengan t-
penelitian yang digunakan untuk test berkorelasi (related) dengan
menghasilkan produk tertentu, dan rumus sebagai berikut:4
menguji keefektifan produk tersebut.2
Adapun model pengembangan
yang dipakai adalah model 3
pendekatan sistem yang dirancang Punaji Setyosari, Metode Penelitian
Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta:
dan dikembangkan oleh Dick and Kencana, 2012), hlm. 223-226.
4
Sugiyono, Metode Penelitian
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
Alfabeta, 2011), hlm. 297. 2015), hlm. 422.

3
yang mencapai skor 75% atau lebih,
= maka produk pengembangan bahan
ajar tematik integratif pada materi
Dimana: penanggulangan bencana alam yang
: Selisih antara X1 dan X2 disusun telah bisa digunakan dalam
: Standar deviasi pembelajaran serta dapat
: Banyaknya sampel dikembangkan lagi sebagai bentuk
penyempurnaan bahan ajar.
Untuk menentukan presentase
pada angket tanggapan dapat HASIL PENGEMBANGAN
dipergunakan rumus sebagai berikut:5 Pengembangan bahan ajar
tematik integratif pada materi
penanggulangan bencana alam ini
= dimaksudkan untuk memberi

Keterangan: pengetahuan kepada siswa perihal
P : Prosentase kelayakan cara-cara yang dilakukan ketika
: Jumlah total skor jawaban bencana alam datang terjadi sehingga
validator (nilai nyata) siswa dapat dengan sigap
: Jumlah total skor jawaban menghadapinya. Dari hasil observasi
tertinggi (nilai harapan) lapangan yang telah dilaksanakan
Dalam pemberian makna dan mengenai letak sekolah, peneliti
pengambilan keputusan untuk melihat posisi sekolah yang cukup
merevisi bahan ajar digunakan dekat dari lokasi tanah longsor yang
kualifikasi yang memiliki kriteria belum lama terjadi di daerah
sebagai berikut:6 lingkungan sekolah.
Dari hasil temuan di atas, maka
Tabel 1. dapat diasumsikan bahwa
Kriteria Kualifikasi Penilaian pengembangan dan perumusan bahan
ajar tematik integratif pada
Prosentase Kriteria Keterangan penganggulangan bencana alam
Tidak perlu dibutuhkan untuk membantu siswa
80 100 % Valid siaga terhadap bencana alam
revisi
Cukup Tidak perlu sekaligus membantu memahami
60 79 % pembelajaran tematik.
valid revisi
Kurang Bahan ajar tematik integratif
40 59 % Revisi pada materi penanggulangan bencana
valid
alam hasil penelitian dan
Tidak
0 39 % Revisi pengembangan ini berupa buku siswa
valid
kelas V sekolah dasar yang mencakup
materi semester I dan II serta
Setelah proses validasi
mengacu pada Kurikulum 2013.
dilakukan, apabila diperoleh hasil
Jumlah halaman pada bahan ajar ini
ada 114 halaman yang terdiri dari
5
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar sampul depan, sampul belakang, kata
Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, pengantar, daftar isi, petunjuk
2003), hlm. 313.
6
Ibid.

4
penggunaan buku, serta isi materi menggunakan bahan ajar hasil
buku yang terdiri dari dua bab. pengembangan. Dari hasil
Bahasa yang digunakan dalam penghitungan rata-rata hasil belajar
pembahasan bahan ajar dibuat dengan diketahui bahwa nilai rata-rata pada
bahasa yang komunikatif, interaktif, Pre-Test adalah 58,2 yang dalam hal
dan mudah dipahami siswa. ini tidak memenuhi KKM
Tujuannya adalah agar siswa lebih pembelajaran. Sedangkan nilai rata-
mudah memahami materi yang rata pada Post-Test atau setelah
diajarkan di dalam bahan ajar tematik menggunakan bahan ajar adalah 80,02
integratif pada materi yang artinya ada peningkatan rata-rata
penanggulangan bencana alam. nilai hasil belajar. Uji hipotesis
Bahasa yang dekat dengan kehidupan dengan tingkat kemaknaan 5% atau
siswa lebih mudah diserap dan efektif 0,05 adalah sebagai berikut:
diterapkan dalam pembelajaran. Hipotesis yang digunakan yaitu:
Hasil validasi digunakan 1) H0 : 1 = 2 (Tidak terdapat
sebagai bahan revisi dan juga untuk perbedaan yang signifikan antara
mengetahui keefektifan bahan ajar hasil belajar sebelum dan
dari berbagai aspek. Adapun sesudah)
rangkuman hasil validasi adalah 2) H0 : 1 2 (Terdapat perbedaan
sebagai berikut: yang signifikan antara hasil
belajar sebelum dan sesudah)
Tabel 2. Titik kritis dalam penghitungan
Hasil Validasi Bahan Ajar ini yaitu = 5% atau 0,05. = 36
Untuk hasil t-test adalah sebagai
Hasil berikut: Standar Deviasi = 13,05. T-
Validator Ket.
Validasi Test = 10,08. Dalam uji signifikansi
Ahli Materi 94,6 % Valid diketahui ttabel = 2,028.
Ahli Desain 95,6 % Valid Jadi, thitung (10,08) > ttabel
Wali Kelas V 89,3 % Valid (2,028). Hasilnya adalah signifikan,
Siswa Kelas V 86 % Valid sehingga Ha diterima, Ho ditolak.
Jadi, hipotesisnya adalah diterima
Hasil belajar siswa didapatkan karena thitung > ttabel. Dengan kata lain,
sebelum dan setelah melakukan ada perbedaan yang signifikan pada
pembelajaran dengan menggunakan hasil belajar siswa kelas V SDN
bahan ajar tematik integratif pada Tanjungrejo 4 Malang pada saat
materi penanggulangan bencana alam, sebelum dan setelah menggunakan
peneliti menggunakan t-test guna bahan ajar tematik integratif pada
mengetahui peningkatan hasil belajar materi penanggulangan bencana alam
siswa. Data nilai yang digunakan untuk kelas V sekolah dasar.
adalah ketika pelaksanaan Pre-Test
dan Post-Test. PEMBAHASAN
Adapun rumusan Dari hasil temuan yang
hipotesisnya/Ha nya adalah ada didapatkan dari observasi lapangan di
perbedaan yang signifikan pada SDN Tanjungrejo 4 Malang mengenai
prestasi belajar siswa kelas V SDN perihal bahan ajar yang berhubungan
Tanjungrejo 4 Malang setelah dengan penanggulangan bencana

5
alam sangatlah terbatas. Mengingat adalah penyesuaian Kompetensi Inti
kondisi lingkungan sekolah yang dan Kompetensi Dasar dengan materi
perlu adanya penanganan pencegahan dan kurikulum. Komponen isi dalam
bencana alam, dan dalam hal ini bahan ajar ada empat bagian, yaitu:
diintegrasikan dalam bahan ajar, a) Pada bagian pra pendahuluan
sehingga semua elemen masyarakat terdiri atas halaman depan
harus terus siaga dan waspada (cover), kata pengantar, tentang
terhadap segala kemungkinan buku, dan daftar isi.
terjadinya bencana alam. b) Pada bagian pendahuluan terdiri
Keterbatasan sarana untuk belajar atas judul bab untuk mengetahui
tentang bagaimana cara materi pembahasan yang akan
menanggulangi bencana alam di dipelajari, peta konsep untuk
kalangan siswa sekolah dasar mempermudah pemahaman
mendorong peneliti untuk materi pada peserta didik.
mengembangkan bahan ajar yang c) Pada bagian isi terdiri dari
dapat digunakan sebagai penunjang materi-materi tentang bencana
kebutuhan belajar siswa mengenai alam dan penanggulangan
materi bencana alam. bencana alam, review, aktivitas
Bahan ajar yang dibuat oleh siswa, aktivitas kelompok,
peneliti ini disusun secara sistematis, rangkuman sebagai ringkasan
memotivasi peserta didik untuk seluruh materi.
belajar mandiri, memberikan konsep d) Pada bagian pelengkap buku
pada pemahaman peserta didik, berisi latihan soal yang
menyediakan uji kompetensi untuk digunakan untuk mengasah
mengantisipasi kesukaran peserta materi-materi yang telah
didik dalam belajar, dan memberikan dijelaskan serta untuk mengukur
rangkuman pada setiap akhir bab. tingkat pemahaman peserta didik.
Oleh karena itu, peneliti Selanjutnya ada glosarium
menghasilkan bahan ajar dengan sebagai penjelasan dari kata-kata
materi tentang penanggulangan yang sulit dipahami oleh siswa
bencana alam dengan komponen dari pada materi yang ada dalam
segi isi dan tampilan dalam bahan ajar bahan ajar. Terakhir ada daftar
yang menarik dan mudah digunakan. pustaka sebagai rujukan yang
Di dalam isi bahan ajar ada tiga diambil oleh peneliti dalam
bagian, yaitu awal, isi, dan penutup. mengambangkan bahan ajar.
Dari segi tampilan dapat dilihat pada Beberapa hal mengenai desain
bentuk tulisan, warna dan gambar layout bahan ajar yang perlu
yang ada dalam bahan ajar. diperhatikan antara lain:
Sesuai langkah pengembangan a) Ukuran kertas A4 (21 x 29,7 cm)
bahan ajar yang disarankan oleh Arif dengan ketebalan 80 gram.
dan Napitupulu7, maka isi di dalam b) Huruf yang digunakan adalah
bahan ajar yang disusun harus Segoe UI dengan ukuran font 12
memenuhi kelayakan dan kriteria serta spasi 1,5 pt.
yang telah ditetapkan. Diantaranya c) Warna yang digunakan dalam
bahan ajar adalah 50% warna
7
biru untuk laut, sungai, waduk,
Andi Prastowo, op cit., hlm. 408.

6
danau, gunung, dan lain-lain. pengembangan ini ialah berupa
30% untuk warna pepohonan, kegiatan pembelajaran yang mana di
perkebunan, dataran. Serta 20% dalamnya terdapat evaluasi.
untuk warna campuran sebagai Dikarenakan keterbatasan waktu dan
tambahan warna agar terlihat menyesuaikan keadaan lapangan,
lebih bervariasi. materi pembelajaran yang diuji
Dalam pengembangannya, cobakan pada penelitian dan
bahan ajar ini telah disempurnakan pengembangan ini terdiri dari materi
melalui tahap-tahap penelitian dan bencana alam gempa bumi dan
pengembangan. Diantaranya yaitu penanggulangannya. Uji coba
review ahli materi/isi, ahli desain, dan dilaksanakan selama 4 kali pertemuan
wali kelas V. Aspek yang dijadikan dengan rincian:
acuan untuk melakukan revisi adalah 1) Pertemuan I : Pelaksanaan
unsur materi, kesesuaian dengan Pre-Test
kurikulum dan desain bahan ajar. 2) Pertemuan II : Pelaksanaan
Setelah proses validasi usai, tahap uji coba tahap I dan simulasi
selanjutnya adalah revisi bahan ajar 3) Pertemuan III : Pelaksanaan
yang dilaksanakan sesuai dengan uji coba tahap II dan evaluasi
hasil validasi dan saran para ahli. Dari 4) Pertemuan IV : Pelaksanaan
hasil validasi ahli isi/materi Post-Test dan pengisian angket
mendapatkan skor 94,6% yang artinya siswa
sudah valid, ahli desain produk Kualitas bahan ajar yang baik
mendapat skor 95,6% yang artinya akan berpengaruh terhadap minat dan
sudah valid, angket wali kelas hasil belajar siswa. Apabila bahan
mendapat skor 89,3% yang artinya ajar yang digunakan kurang sesuai
sudah valid, dan angket siswa kelas V dengan pemahaman dan kondisi siswa
mendapat skor sebesar 86% yang maka harus ada pengembangan yang
artinya bahan ajar yang disusun sudah mengarah kepada kemajuan. Hasil
menarik bagi siswa. Dari sini bisa belajar yang diperoleh sebelum
diambil kesimpulan dari keseluruhan menggunakan bahan ajar tematik
hasil validasi bahwa bahan ajar telah integratif pada materi
layak digunakan dan efektif ketika penanggulangan bencana alam
digunakan sebagai acuan dengan KKM sebesar 65 adalah
pembelajaran di kelas. sebagai berikut.
Hasil belajar adalah hasil yang
diperoleh siswa setelah mengkuti Tabel 3.
suatu materi tertentu dari mata Data Pre-Test dan Post-Test
pelajaran yang berupa data kuantitatif
maupun kualitatif. Untuk melihat Data Pre-Test Data Post-Test
hasil belajar dilakukan suatu penilaian Jumlah Jumlah
terhadap siswa yang bertujuan untuk Siswa 14 Siswa 37
mengetahui apakah siswa telah Tuntas Tuntas
menguasai suatu materi ataukah Jumlah Jumlah
belum. Siswa Siswa
Uji coba bahan ajar yang 23 0
Tidak Tidak
dilakukan pada penelitian dan Tuntas Tuntas

7
Siswa Siswa belajar yang meningkat. Semula,
Tidak 2 Tidak 2 ketika pelaksanaan Pre-Test yang
Hadir Hadir hanya menggunakan metode ceramah
Jumlah Jumlah dan minim bahan ajar yang
Hasil 2156 Hasil 2.961 mendukung, siswa mendapatkan rata-
Belajar Belajar rata nilai sebesar 58,27. Setelah
Rata-rata 58.27 Rata-rata 80,02 melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan bahan ajar tematik
Dari tabel di atas diketahui integratif pada materi
bahwa dari 39 siswa di kelas V, pada penanggulangan bencana alam, nilai
pre-test ada 22 siswa dengan nilai di rata-rata siswa meningkat hingga
bawah KKM atau tidak tuntas. 80,02. Hal ini menunjukkan bahwa
Jumlah ini lebih dari setengah bahan ajar ini tidak hanya efektif dari
banyaknya total siswa yang berada di segi penambah motivasi belajar siswa
kelas V. Hal tersebut menunjukkan di kelas, tetapi juga efektif dalam
kurangnya pengetahuan siswa meningkatkan hasil belajar siswa.
terhadap materi penanggulangan Bagi guru juga efektif digunakan
bencana alam. Jika dilihat kembali sebagai panduan mengajar karena
pada hasil Pre-Test, maka dapat mudahnya penggunaan bahan ajar.
dikatakan bahwa siswa membutuhkan Untuk mengetahui signifikansi
sarana untuk mengetahui kondisi peningkatan tersebut, peneliti
lingkungan mereka, baik lingkungan menggunakan analasis hasil Pre-Test
sekolah maupun lingkungan rumah, dan Post-Test dengan t-test agar
agar terhindar dari bencana yang terlihat jelas peningkatan efektifitas
sewaktu-waktu terjadi. bahan ajar yang terdapat pada
Bahan ajar tematik integratif penggunaan bahan ajar. Dari hasil
pada materi bencana alam ini terbukti penghitungan diketahui thitung (10,08)
efektif dalam meningkatkan hasil > ttabel (2,028). Sehingga ada
belajar siswa. Dalam implementasi perbedaan yang signifikan antara
pembelajarannya ketika dililhat dari sebelum dan setelah menggunakan
segi efektifitas bagi semangat siswa, bahan ajar tematik integratif pada
bahan ajar tematik integratif pada materi penanggulangan bencana alam
materi penanggulangan bencana alam pada kelas V. Artinya, bahan ajar
ini sangat membantu siswa dalam tematik integratif pada materi
menambah semangat belajarnya. Hal penanggulangan bencana alam secara
ini dapat dibuktikan dengan antusias efektif meningkatkan hasil belajar.
siswa ketika mengikuti pembelajaran.
Banyak siswa bertanya maupun SARAN
menjawab pertanyaan secara aktif Saran Pemanfaatan
selama proses pembelajaran 1) Diharapkan guru dapat
berlangsung. mengembangkan materi bahan
Di samping antusias siswa, ajar serta pendekatan
tolak ukur keefektifan bahan ajar pembelajaran yang digunakan
tematik integratif pada materi sehingga kegiatan belajar
penanggulangan bencana alam ini menjadi lebih bermakna.
juga dapat dilihat dari rata-rata hasil

8
2) Penyertaan media dan bahan ajar
lain yang mendukung Ali, Mohammad. 2009. Pendidikan
terlaksananya pembelajaran Untuk Pembangunan Nasional.
secara efektif dan efisien patut Jakarta: Grasindo.
dipertimbangkan untuk
dihadirkan dalam proses belajar Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi
mengajar sebab hal itu akan Pembelajaran. Bandung: Remaja
membantu pengoptimalan Rosdakarya.
penggunaan bahan ajar.
Saran Pengembangan Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-
1) Bahan ajar tematik integratif Dasar Evaluasi Pendidikan.
pada materi penanggulangan Jakarta: Bumi Aksara.
bencana alam yang saat ini hanya
membahas materi Armstrong, Thomas. 2013.
penanggulangan bencana alam, Kecerdalam Multipel di dalam
nantinya bisa dikembangkan lagi Kelas Edisi Ketiga (Terj.).
pada materi-materi lain dengan Jakarta: Indeks.
pendekatan yang lebih bervariasi.
2) Pengembang lain atau guru yang Belawati, Tian. 2003. Materi Pokok
ingin mengembangkan bahan ajar Pengembangan Buku Ajar Edisi
dapat meluaskan objek penelitian Pertama. Jakarta: Universitas
pengembangan pada kelas lain Terbuka.
maupun jenjang pendidikan lain
untuk mengetahui sejauh mana Desmita. 2009. Psikologi
efektifitas bahan ajar tematik Perkembangan. Bandung:
integratif pada materi Remaja Rosdakarya.
penanggulangan bencana alam ini
dapat diimplementasikan dalam Dryden, Gordon, dan Vos, Jeannete.
pembelajaran. 2002. Revolusi Cara Belajar (The
3) Disarankan kepada para guru Learning Revolution): Belajar
kelas yang ingin Akan Efektif Kalau Anda dalam
mengembangkan bahan ajar Keadaan Fun. Bagian I:
tematik integratif pada materi Keajaiban Pikiran (Terj.).
penanggulangan bencana alam Bandung: Kaifa.
untuk menyesuaikan dengan
kondisi sekolah dan analisis Hartono. 2011. Pendidikan Integratif.
pembelajaran siswa. Purwokerto: STAIN Press.

http://bpbd.malangkota.go.id
DAFTAR RUJUKAN
KBBI Online.
Ahmad, Yusuf al-Hajj. 2008. Seri
Kemukjizatan al-Qur'an dan Kunandar. 2006. Langkah Mudah
Sunnah: Kemukjizatan Bumi Penelitian Tindakan Kelas
dalam al-Qur'an dan Sunnah. Sebagai Pengembangan Profesi
Yogyakarta: Sajadah_press.

9
Guru. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
Lestari, Ika. 2013. Pengembangan D. Bandung: Alfabeta.
Bahan Ajar Berbasis
Kompetensi. Padang: Akademika Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Permata. Pendidikan: Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
PB, Triton. 2009. Mengenal Sains D. Bandung: Alfabeta.
Sejarah Bumi dan Bencana Alam.
Nyutran: Tugu. Suyanto, dan Jihad, Asep. 2013.
Menjadi Guru Profesional.
Prastowo, Andi. 2014. Panduan Jakarta: Erlangga.
Kreatif Membuat Bahan Ajar
Inovatif. Jogjakarta: Diva. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan
FIP-UPI. 2011. Ilmu dan Aplikasi
Prastowo, Prastowo. 2013. Pendidikan Bagian III:
Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Disiplin Ilmu.
Tematik. Yogyakarta: Diva Press. Bandung: Imperial Bhakti
Utama.
Pribadi, Benny A. 2010. Model
Desain Sistem Pembelajaran. Tyler, Ralph W. Paradigma
Jakarta:Dian Rakyat. Kurikulum dan Pembelajaran
Antisipatoris Masyarakat Global
Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Sains (Terj.), Malang: Kutub Minar.
Berbasis Al-Qur'an. Jakarta:
Bumi Aksara. Uyun, Fitriatul. 2010. Pengembangan
Buku Ajar Pembelajaran al-
SB, Mamat SB, dkk. 2005. Pedoman Qur'an Hadis dengan
Pelaksanaan Pembelajaran Pendekatan Hermeneutik bagi
Tematik. Jakarta: Departemen Kelas 5 MIN 1 Malang, Thesis.
Agama RI. Malang: Program Pascasarjana
UIN Maulana Malik Ibrahim
Setyosari, Punaji. 2012. Metode Malang.
Penelitian Pendidikan dan
Pengembangan. Jakarta: Wiyani, Novan Ardy. 2013. Desain
Kencana. Pembelajaran Pendidikan:
Tata Rancang Pembelajaran
Simatupang, Robinson, dkk. 1989. Menuju Pencapaian
Bencana Alam dan Masalahnya. Kompetensi. Yogyakarta: Ar-
Jakarta: Yayasan Lembaga Ruzz Media.
Bencana Alam Indonesia.
www.bps.go.id
Sriyono. 2014. Geologi dan
Geomorfologi Indonesia.
Yogyakarta: Penerbit Ombak.

10

Anda mungkin juga menyukai