Anda di halaman 1dari 9

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK

DAN DAMPAKNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR


(Studi Kasus di Sekolah Dasar Alam Baturraden)

Safinatun Najah1, Ngatman2, Moh. Salimi3


PGSD FKIP UniversitasSebelasMaret, JalanKepodang 67APanjer, Kebumen
e-mail: safinatunnajah@student.uns.ac.id
1 Mahasiswa 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS

Abstract: THEMATHIC LEARNING MODEL AND ITS EFFECT ON


STUDENTS’ LEARNING MOTIVATION (Case Study at Nature Elementary
School of Baturraden). The purpose of this study is to describe the
implementation of thematic learning model and its impact on the students’
learning motivtionof nature elementary school of Baturraden. This research is
case study research. Subjects in this study were students, teachers, and parents of
grade IV and V SD Alam Baturraden. The result of the research shows that the
implementation of thematic teaching model in SD Alam Baturraden has an impact
on learning motivation which is characterized by the appearance of the
characteristics of children who have high learning motivation, namely: (1)
students are diligent in doing the task; (2) resilient in the face of adversity; (3)
shows interest in the problem; (4) independent, (5) creative; (6) strong opinion,
(7) happy to find and solve problems.

Keywords: nature elementary school, thematic learning model , student learning


motivation

Abstrak: MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DAN DAMPAKNYA


TERHADAP MOTIVASI BELAJAR (Studi Kasus di SD Alam Baturraden).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan model
pembelajaran tematik dan dampaknya terhadap motivasi belajar siswa SD Alam
Baturraden. Penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Subjek dalam penelitian
ini adalah siswa, guru, dan orang tua kelas IV dan V SD Alam Baturraden. Hasil
penelitian menunjukkan jika pelaksanaan model pembelajaran tematik di SD
Alam Baturraden berdampak terhadap motivasi belajar yang ditandai dengan
munculnya ciri-ciri anak yang memiliki motivasi belajar tinggi yakni: (1) siswa
tekun dalam mengerjakan tugas; (2) ulet dalam menghadapi kesulitan; (3)
menunjukkan minat terhadap permasalahan yang terjadi; (4) mandiri, (5) kreatif;
(6) berpendirian kuat, (7) senang mencari dan memecahkan masalah.

Kata kunci: sekolah alam, model pembelajaran tematik, motivasi belajar

PENDAHULUAN di Indonesia. Menurut Rosmaya (2015:


Sekolah alam merupakan salah satu 16) sekolah alam adalah sekolah
lembaga pendidikan alternatif yang ada alternatif yang yang berbasis pada
alam. Siswa belajar di alam terbuka tematik yang diterapkan memberikan
dan bebas mengekspresikan apa yang dampak bagi siswanya yakni: (1) siswa
ingin mereka lakukan. Berdasarkan tertantang untuk mempelajari suatu hal;
wawancara peneliti dengan salah satu (2) siswa berusaha mencari sumber
pengurus Jaringan Sekolah Alam untuk menyelesaikan masalah ketika
Nusantara, Sekolah alam telah berdiri menghadapi kesulitan; (3) dengan
sejak tahun 1998. Sejak berdiri hingga percaya diri mereka tidak takut untuk
sekarang jumlah sekolah alam di bertanya banyak hal kepada kepala
Indonesia terus berkembang pesat. sekolah; (3) siswa menyukai materi
Lendo Novo dalam wawancaranya, yang sedang dipelajari dan berusaha
menyatakan sekolah alam di Indonesia keras memahaminya; (5) rasa bosan
jumlahnya sudah mencapai 1000 lebih mengikuti kegiatan pembelajaran tidak
dan terus bertambah setiap harinya muncul; dan (6) siswa bekerja keras
(Witolar, 2009). untuk memecahkan masalah yang
Menurut Puspa, dalam kegiatan sedang mereka pelajari di kelas.
belajar mengajar, sekolah alam Hasil pengamatan tersebut sejalan
menggunakan kurikulum Departemen dengan skala motivasi yang
Pendidikan Nasional sebagai pijakan dikemukakan oleh Sardiman (2016: 83)
(Daryanto, 2014: 68). yaitu: (1) tekun menghadapi tugas; (2)
Model pembelajaran tematik ulet menghadapi kesulitan; (3)
dimaknai sebagai pembelajaran yang menunjukkan minat terhadap
disusun berdasarkan tema tertentu yang permasalahan yang terjadi; (4) lebih
mengintegrasikan beberapa materi senang bekerja mandiri; (5)kreatif; (6)
pelajaran dari berbagai standar dapat mempertahankan pendapat; dan
kompetensi dan kompetensi dasar dari (7) senang mencari dan memecahkan
satu atau beberapa materi pelajaran masalah. Dengan demikian,
(Trianto, 2011: 154, Majid, 2014: 84, pembelajaran dengan model
dan Padmono, 2012: 11). Melalui pembelajaran tematik yang diterapkan
model pembelajaran tematik satu di SABar mampu memotivasi siswa.
pokok bahasan tertentu dapat Artikel ini berusaha menjawab
melibatkan berbagai disiplin ilmu. pertanyaan bagaimana pelaksanaan
Salah satu sekolah alam yang pembelajaran terpadu tipe
menggunakan model tematik adalah webbed/spider web, kendala dan solusi,
Sekolah Alam Baturraden (SABar). serta dampaknya terhadap motivasi
SABar adalah salah satu sekolah alam belajar siswa SD Alam Baturraden?
di Banyumas yang beralamat di Jalan Dengan beberapa tujuan yakni untuk
Raya Baturraden, Kawasan Hutan mendeskripsikan pelaksanaan
Damar Perhutani, Kemutug Lor, pembelajaran dengan model terpadu
Banyumas. tipe webbed/spider web, kendala dan
Hasil wawancara dengan Ibu Mira, solusi, serta dampaknya terhadap
kepala sekolah Alam Baturraden motivasi belajar siswa SD Alam
membenarkan jika sekolah alam dari Baturraden.
awal berdiri sudah menggunakan
pendekatan terintegrasi. Hasil studi METODE PENELITIAN
pendahuluan di Sekolah Dasar Alam Metode penelitian kualitatif yang
Baturraden, model pembelajaran dipakai dalam penelitian ini adalah
metode studi kasus. Robert K. Yin tahapan yakni perencanaan,
(1994: 8) menyatakan bahwa studi pelaksanaan dan evaluasi.
kasus adalah penyelidikan empiris yang Pada tahap perencanaan, dilakukan
menyelidiki fenomena kontemporer penyusunan weekly plan/silabus dan
dalam konteks kehidupan nyata, daily plan/rencana pelaksanaan
terutama jika batas antara fenomena pembelajaran. Baik
dan konteks tidak terlalu jelas. Jadi, weekly
studi kasus digunakan untuk melacak planmaupun daily plan dibuat dengan
peristiwa-peristiwa kontemporer dan menggunakan software yang
tidak dapat dimanipulasi. Menurut John disediakan oleh sekolah. Selain itu
W. Creswell (2007: 78) fokus tujuan kedua dokumen tersebut hanya
dari studi kasus adalah untuk membutuhkan selembar kertas saja jika
mengembangkan deskripsi dan analisis dicetak.
mendalam dari satu atau beberapa Komponen dalam weekly plan yaitu
peristiwa. identitas sekolah dan pelajaran, tema
Melalui purposive sampling, sumber dan sub tema, jadwal kegiatan per hari,
data dalam penelitian ini adalah kepala nama program, tujuan/target/indikator,
sekolah, siswa, fasilitator, dan orang bahan/media, serta biaya yang
tua dari siswa kelas IV dan V SD Alam dibutuhkan. Beberapa komponen yang
Baturraden.data dalam penelitian ini termuat dalam daily plan yaitu
ada dua yaitu data kuantitatif dan data identitas, langkah pembelajaran,
kualitatif. Data kuantitatif berupa data sebaran tematik, materi pokok tiap
motivasi belajar yang berupa angka. mata pelajaran, alokasi waktu,
Data kualitatifnya berupa informasi media/material yang dibutuhkan, biaya
mengenai pelaksanaan model yang diperlukan, target akhlak, dan
pembelajaran tematik dan motivasi referensi ayat Al-Quran.
belajar siswa. Pada tahap pelaksanaan, kegiatan
Teknik pengumpulan data meliputi tiga tahap yaitu pendahuluan,
menggunakan observasi, wawancara, inti, dan penutup. Dari kegiatan
dan studi dokumen. Validitas data pendahuluan hingga kegiatan penutup
dengan perpanjangan waktu, dilaksanakan dengan menggunakan
triangulasi, membercheck, deskripsi tempat yang bervariasi. Begitu juga
yang kaya, tanya jawab sesama rekan, dengan kegiatan inti. Selain tempat
review oleh auditor eksternal, dan belajar yang tidak monoton,
klarifikasi bias. Analisis data penggunaan media dan metode yang
menggunakan teori Creswell (2017: bervariasi juga dilakukan oleh
263) yaitu mengolah dan fasilitator. Seperti pernyataan
mempersiapkan data, membaca data, fasilitator:
coding, mendeskripsikan setting, orang, “Setelah itu kegiatan inti, untuk
kategori, dan tema, menyajikan kelas IV dilaksanakan sampai waktu
deskripsi, dan interpretasi. dhuhur atau lebih tepatnya pukul
12.0. Biasanya kami laksanakan
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan diskusi, pengamatan,
Pelaksanaaan pembelajaran tematik eksperimen, tanya jawab,
di SD SABar dilaksanakan melaui tiga penugasan, demonstrasi, maupun
praktik langsung. Untuk medianya
biasanya ada video, LKS,
narasumber, juga menggunakan No Nama Skor Persentase
lingkungan sekitar sekolah. Ya 1 SD 81 81%
disesuikan juga sih dengan materi 2 SK 89 89%
dan kegiatan yang hendak 3 SN 85 85%
dilakukan. Yang pasti tidak 4 SQ 90 90%
monoton setiap hari sama.” 5 SA 79 79%
6 SC 85 85%
Pada kegiatan penutup dilaksanakan 7 SG 89 89%
beberapa hal yaitu mengerjakan 8 SJ 76 76%
worksheet sebelum pukul 12.00, 9 SR 76 76%
refleksi setelah shalat, makan, dan Rata-rata 83 83%
mengaji, serta tutup kelas yang berisi
penyampaian pesan-pesan, kegiatan Untuk aspek tekun dalam
selanjutnya, doa dan salam penutup. mengerjakan tugas, semua anak
Kegiatan evaluasi dilaksanakan menjawab dengan pilihan setuju dan
dengan menyeluruh meliputi tiga ranah sangat setuju pada poin “saya selalu
kecerdasan yaitu kognitif, afektif, dan semangat mengikuti kegiatan
psikomotor. Pada ranah kognitif sudah pembelajaran dari awal hingga akhir”.
dilaksanakan dengan tematik. Evaluasi Untuk pernyataan “saya akan
sehari-hari dilaksanakan dengan menyelesaikan tugas yang diberikan
tertulis, lisan, wawancara, dan meskipun sulit” dijawab setuju oleh
pengamatan langsung. Untuk penilaian sebagian besar siswa dan hanya 1 siswa
tertulis digunakan soal-soal yang yang menjawab kurang setuju.
berbentuk uraian. Soal bentuk uraian Sedangkan untuk pernyataan ketiga
selalu digunakan dalam penilaian di SD yang bersifat negatif dijawab oleh
SABar. Hal ini menjadi ciri khas semua siswa dengan kurang setuju dan
tersendiri. Dengan demikian dapat tidak setuju. Dengan demikian,
dikatakan jika penilaian di SABar sebagian besar siswa termotivasi
sudah dilakukan secara holistik dan karena indikator pertama ini terpenuhi
mencakup tiga aspek pengetahuan, terlihat dari hasil pengukuran yang
mendorong siswa untuk berpikir lebih menunjukkan jika mereka tekun dalam
kritis, komprehensif, bersifat PAP, juga menghadapi kesulitan.Hasil observasi
menggunakan model penilaian yang dan wawancara juga menunjukkan
bervariasi. demikian.
Secara keseluruhan pengukuran Untuk aspek yang kedua yakni ulet
motivasi belajar siswa menggunakan dalam menghadapi kesulitan, semua
angket menghasilkan skor di atas 76%. anak beberapa anak menjawab
Dengan demikian, dapat dikatakan jika pernyataan “walaupun ada kesulitan
motivasi belajar semua anak berada saya tetap semangat mengikuti kegiatan
pada kategori cukup tinggi, tinggi, dan di kelas” dengan jawaban setuju dan
sangat tinggi atau dengan kata lain sangat setuju. Hanya 1 anak yang
motivasi semua anak baik. Berikut menjawab kurang setuju. Pernyataan
rekapitulasi skor angket motivasi “saya berusaha menyelesaikan tugas
belajar siswa. saya dan tidak menyerah” dijawab
Tabel 1. Rekapitulasi Skor Angket setuju dan sangat setuju oleh sebagian
Motivasi Belajar besar siswa. Ada 2 anak yang
menjawab kurang setuju pada poin berusaha sendiri” dijawab dengan
tersebut. Jawaban pada poin kedua jawaban setuju dan sangat setuju oleh
tersebut sama dengan jawaban pada sebagian besar siswa dan hanya ada 1
pernyataan ketiga “saya terus berusaha siswa yang menjawab kurang setuju.
mengerjakan jika belum menemukan Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
jawaban”. Hasil tersebut menunjukkan jika sebagian besar anak sudah
jika sebagian besar siswa termotivasi termotivasi karena mereka lebih senang
karena mereka ulet dalam menghadapi bekerja mandiri. Hasil observasi dan
kesulitan. Hasil observasi dan wawancara juga menunjukkan
wawancara juga menunjukkan demikian.
demikian. Pasa aspek yang kelima yaitu “cepat
Pada aspek yang ketiga yakni bosan pada tugas-tugas yang rutin”,
menunjukkan minat terhadap semua siswa menjawab setuju dan
permasalahan yang terjadi, semua anak sangat setuju pada pernyataan pertama
menjawab pernyataan “saya senang yakni “Saya senang ketika kegiatan di
bertanya dan menjawab pendapat kelas berubah-ubah setiap hari”.
teman saat kegiatan di kelas” dengan Jawaban pada poin pertama sama
jawaban setuju dan sangat setuju. dengan jawaban yang diberikan pada
Sebaliknya jawaban tidak setuju dan pernyataan kedua yang berbunyi “Saya
sangat tidak setuju muncul pada bosan jika kegiatan di kelas selalu sama
pernyataan negatif kedua yakni “saya setiap hari”. Untuk pernyataan ketiga
tidak suka membantu teman atau yaitu “Saya menyukai kegiatan seperti
fasilitator”. Pernyataan “saya diskusi, melakukan percobaan,
menyelesaikan tugas dengan sungguh- membuat prakarya, dan kegiatan lain
sungguh dan lebih baik dari yang menyenangkan”, dijawab dengan
sebelumnya” semua anak menjawab sangat setuju oleh hampir semua siswa.
dengan jawaban setuju. Dengan hanya ada 1 siswa yang menjawab
demikian pada aspek ketiga sudah setuju. Dengan demikian, dapat
terlihat jika semua siswa memiliki dikatakan jika semua anak termotivasi
minat terhadap permasalahan yang karena mereka cepat bosan pada tugas-
terjadi di kelas. Hasil observasi dan tugas yag rutin.Hasil observasi dan
wawancara juga menunjukkan wawancara juga menunjukkan
demikian. demikian.
Untuk aspek yang keempat yakni Pada aspek yang keenam yang
lebih senang bekerja mandiri, sebagian berbunyi “dapat mempertahankan
besar siswa menjawab setuju dan pendapat”, sebagian besar siswa
sangat setuju pada pernyataan pertama menjawab tidak setuju pada pernyataan
yang berbunyi “saya mengerjakan “saya lebih percaya jawaban teman
tugas dengan kemampuan saya daripada pemikiran saya sendiri”.
sendiri”. Pada pernyataan “saya Hanya ada 1 siswa yang menjawab
menyelesaikan pekerjaan di kelas sangat tidak setuju pada pernyataan
dengan cepat” dijawab dengan jawaban tersebut. Begitu juga dengan pernyaan
setuju oleh beberapa anak. hanya ada “Saya tidak suka menanggapi pendapat
dua jawaban kurang setuju pada poin teman”, mendapat jawaban tidak setuju
tersebut. Begitu juga dengan dari semua siswa. hasil tersebut
pernyataan ketiga “ saya selalu menunjukkan siswa termotivasi karena
semua siswa dapat mempertahankan Aspek
pendapatnya. Hasil observasi dan wawancara dalam
Indikator belajar
juga menunjukkan demikian. penerapan
yang sering
Untuk aspek ketujuh yang berbunyi No. model
muncul pada
“senang mencari dan menyelesaikan pembelajar
siswa (Sardiman)
masalah”, mendapat 2 variasi jawaban dari an tematik
seluruh siswa yakni setuju dan sangat setuju tipe webbed
pada pernyataan “Kalau ada hal baru saya 1 Penggunaa - Tekun dalam
selalu menanyakan kepada fasilitator”. n tempat menghadapi
Pernyataan “Saya tidak suka bertanya belajar tugas
walaupun saya kesulitan mengerjakan” bervariasi - Menunjukkan
mendapat jawaban tidak setuju dari sebagian minat terhadap
besar siswa dan 1 siswa menjawab kurang permasalahn
setuju. Untuk pernyataan ketiga yakni “Saya yang terjadi
senang ketika ada tugas dari fasilitator”, - Cepat bosan pada
mendapat 2 jawaban kurang setuju dan tugas-tugas yang
lainnya menjawab dengan jawaban setuju. rutin
Dengan demikian, dapat dikatakan jika siswa - Senang mencari
termotivasi karena mereka senang mencari dan memecahkan
dan menyelesaikan masalah. Hasil observasi masalah
dan wawancara juga menunjukkan demikian. 2 Penggunaa - Tekun dalam
Hasil tersebut senada dengan n metode mengerjakan
pendapat Sardiman (2016: 83) yang bervariasi tugas
menyatakan bahwa siswa yang - Ulet dalam
termotivasi memiliki ciri-ciri antara menghadapi
lain: (1) tekun dalam mengerjakan kesulitan
tugas; (2) ulet dalam menghadapi - Menunjukkan
kesulitan; (3) menunjukkan minat minat terhadp
terhadap permasalahan yang terjadi; (4) permasalahan
lebih senang bekerja mandiri; (5) yang terjadi
kreatif; (6) dapat mempertahankan - Lebih senang
pendapat; dan (7) senang mencari dan bekerja mandiri
menyelesaikan masalah. - Cepat bosan pada
Beberapa ciri dalam pembelajaran tugas-tugas yang
terpadu tipe webbed yang diterapkan di rutin
SD SABar memunculkan indikator- - Dapat
indikator motivasi di atas dengan mempertahankan
rincian sebagai berikut: pendapat
- Senang mencari
Tabel 2. Hubungan antara Model dan
Pembelajaran Tematik dengan menyelesaikan
Motivasi Belajar Siswa masalah
3 Penggunaa - Tekun dalam
n media mengerjakan
belajar tugas
yang - Ulet dalam
bervariasi menghadapi
kesulitan
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan
- Menunjukkan jika penerapan
pembelajaran terpadu tipeminat webbedterhadap
di SD SABar mampu memotivasi siswa untuk
belajar. temuan ini sejalanpermasalahan
dengan beberapa penelitian yaitu penelitian Lutfiana pada
tahun 2015 yang berjudul yang“Pengaruh
terjadi Implementasi Model pembelajaran tematik
Integratif Kurikulum 2013 terhadap
- Cepat bosan Motivasi
pada Belajar Siswa Kelas V SD Se-Kota
Yogyakarta” menunjukkantugas-tugas
hasil bahwayangmodel pembelajaran tematik yang ditelitinya
memiliki pengaruh sebesarrutin
22,9 % terhadap motivasi belajar siswa; penelitian yang telah
dilakukan oleh Anggitiyas Sekarinasih
- senang pada tahun 2015 yang berjudul “Implementasi
mencari
Model pembelajaran tematik danBerdasarkan Kurikulum 2013” dengan salah satu hasilnya
yaitu bahwa model pembelajaran
menyelesaikan tematik dapat
meningkatkan motivasi siswa;masalah
dan penelitian oleh I. W. Jiwa pada tahun 2013 yang
berjudul4 “Pengaruh
KebebasanImplementasi
- Tekun Model pembelajaran tematik terhadap Prestasi Belajar
dalam
ditinjau dariuntuk
Motivasi Belajar pada Siswa Kelas IV Gugus Empat di Kecamatan
mengerjakan
Gianyar” menghasilkan
bergerak temuan
tugas salah satunya yaitu ada pengaruh interaksi antara
strategi dandan
motivasi belajar
- Uletterhadap prestasi
dalam belajar yang dibuktikan dengan rata- rata
skor prestasi belajar yangmenghadapi
berekspres menggunakan tematik integratif memiliki motivasi belajar
tinggi sebesar
i 31,762 lebihkesulitan
tinggi daripada yang menggunakan konvensional yang hanya
21,958. - Menunjukkan
Kendala yang muncul minatdari awal terhadp
penelitian sampai akhir adalah kurangnya waktu
yang tersedia untuk menyampaikan materi yang cenderung
permasalahan
yang terjadi
- Lebih senang
bekerja mandiri
- Cepat bosan pada
tugas-tugas yang
rutin
- Dapat
mempertahankan
pendapat
- Senang mencari
dan
menyelesaikan
masalah
5 Materi - Menunjukkan
pembelaja minat terhadap
ran yang permasalahan
beragam yang terjadi
- Cepat bosan pada
tugas-tugas yang
rutin
- Senang mencari
dan
menyelesaikan
masalah
banyak dan kurangnya pengalaman dalam pembelajaran tematik tipe
guru (khususnya materi pelajaran) webbed; (2) untuk sekolah hendaknya
dalam kegiatan belajar mengajar menetapkan kebijakan yang baik dan
terutama dengan model tematik. cocok dengan penerapan model
Kendala tersebut diatasi dengan pembelajaran tematik tipe webbed; (3)
mengganti kegiatan yang kompleks untuk masyarakat hendaknya dapat
dengan kegiatan yang lebih serderhana dengan bijak memilih lembaga
namun tetap mempertahankan esensi pendidikan untuk anak-anaknya
materi yang hendak dibelajarkan dan terutama pendidikan dasar; dan (4)
terus belajar dengan bertanya kepada untuk peneliti lain perlu adanya
senior yang berpengalaman, membaca, penelitian lebih lanjut dengan ruang
dan menggali informasi pengetahuan lingkup yang lebih luas maupun
agar dapat melaksanakan pembelajaran variabel yang lebih kompleks.
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan Creswell, J. W. (2007). Qualitative
pembahasan dapat disimpulkan jika Inquiry & Research Design:
pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe Choosing Among Five
webbed di SD SABar sudah melalui 3 Approaches. Thousand Oaks,
tahapan yakni perencanaan, CA: Sage Publications.
pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan
dilakukan dengan membuat weekly Daryanto. (2014). Pembelajaran
plan dan daily plan. pelaksanaan Tematik, Terpadu, Terintegrasi.
dilakukan dengan menggunakan Yogyakarta: Gava Media.
tempat, media, dan metode yang
beragam. Evaluasi dilakukan dengan Jiwa, I.W., Dantes, N., & Marhaeni, A.
tematik dan mencakup proses dan hasil A. I. N. (2013). Pengaruh
dengan 3 ranah kecerdasan. Penerapan Implementasi Pembelajaran
pembelajaran terpadu tipe webbed di Tematik terhadap Prestasi Belajar
SD SABar juga mampu memotivasi ditinjau dari Motivasi Belajar pada
siswa. hanya ad dua kendala yang Siswa Kelas IV Gugus Empat di
dirasakan guru yaitu keterbatasan Kecamatan Gianyar. E- Journal
waktu dalam pelaksanaan dan Program Pascasarjana Universitas
kurangnya pengalaman guru dalam hal Pendidikan Ganesha, 3, 1.
kegiatan belajar mengajar terutama
aspek materi pelajaran. Solusinya Lutfiana, (2015).
adalah dengan menyederhanakan Pengaruh
kegiatan yang kompleks dan terus Implementasi Pembelajaran
belajar untuk meningkatkan TematikIntegratif Kurikulum
kemampuan dan professionalitas guru. 2013 TerhadapMotivasi Belajar
Adapun saran yang dapat Siswa Kelas V SD Se-
disampaikan yaitu: (1) untuk guru Kota Yogyakarta. Skripsi tidak
sebaiknya lebih meningkatkan dipublikasikan. Universitas
professionalitasnya terkait dengan Negeri Yogyakarta.
kegiatan belajar mengajar terutama
Majid, A. (2014). Model pembelajaran Ibtidaiyyah Negeri Tempel
tematik Terpadu. Bandung: Sleman Yogyakarta. Skripsi tidak
Remaja Rosdakarya. dipublikasikan. Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga,
Padmono, Y. (2012). Pembelajaran Yogyakarta.
Terpadu untuk Guru SD.
Surakarta: Yuma Pustaka. Trianto. (2011). Desain
Pengembangan Model
Rosmaya, M. M. (2015). Peran Pembelajaran Tematik. Jakarta:
Sekolah Alam Bengawan Solo Kencana
dalam
Witoelar, W. (2009). Lendo Novo:
Menumbuhkan Keterampilan Sekolah Alam. Diperoleh pada 16
Berpikir Kritis pada Peserta Januari 2018 dari
Didik. Skripsi tidak www.perspektifbaru.com/wawan
dipublikasikan. Universitas cara/695
Sebelas Maret, Surakarta
Yin, R. K. (1994). Case Study
Sekarinasih, A. (2015) . Implementasi Research: Desaign and Methods
Pembelajaran Tematik Terpadu (2nd Ed). Thousand Oaks, CA:
Berdasarkan Kurikulum 2013: Sage Publications.
Studi Kasus di Madrasah

Anda mungkin juga menyukai