Anda di halaman 1dari 9

POMPA RECIPROCATING

Umum
Pompa reciprocating disebut juga pompa positip displacement , dimana
saat piston menekan akan mengalirkan air

Pada langkah isap piston bergerak kekanan (dari 0o ke 180o) silinder


vakum dan katup a membuka, saat langkah tekan piston bergerak (dari
180o -360o) kekiri tekanan dalam silinder semakin bertambah dimana
katup isap a menutup dan katup b membuka , terjadi aliran gaya pada
pipa delivery.
A. Jenis Pompa;
1. Menurut aksi aliran air
- Singgle anting pump
- Double acting pump
2. Menurut jumlah silinder
- Single cylinder pump
- Double cylinder pump
- Triple cylinder pump
3. Menurut keadaan tangki tekan udara( air vessels)
- Dengan air vessel
- Tanpa air vessels
-
B. Kapasitas Pompa

Kapasitas pompa single acting reciprocating satu langkah

Q = LAN/60

Dimana
L = panjang langkah piston
A = luas penampang piston
N = putaran RPM engkol

Untuk Pompa Double Acting Reciprocating

Q = 2 LAN/60
Coefficient of discharge ( Cd)
Cd = Actual discharge /Theoretical discharge = Qac/Qth
Percentase of slip = Qth-Qac/Qth x 100%
Perbedaan antara discharge tioritis dengan actual discharge
disebut slip of the pump

Perbandingan pompa sentrifugal dengan pompa reciprocating


No Centrifugal pump Reciprocating pump
1 Konstruksi sederhana Konstuksi komplek banyak elemen
2 Berat lebih ringan Lebih berat
3 Cocok untuk kapsitas sebaliknya
dan head kecil
4 Tempat dan pondasi Perlu tempat luas dan pondasi
simpel berat
5 Perawatan lebih Perawatan mahal
murah
6 Bisa untuk air kotor Hanya untuk air bersih
7 Bisa putaran tinggi Tidak bisa
8 Aliran kontinue Aliran periodic/pulsating
9 Tekanan pada poros Tidak uniform
uniform
10 Operasital lebih simpel Opresi perlu banyak peralatan
11 Perlu priming Tidak perlu
12 Kurang efisiensi Lebih efisiensi
13 Saat pemakaian Saat pemakain banyak kerusakan
sedikit kerusakan

C. Daya Pompa
Gaya pada langkah isap = w Hs A , kg
Gaya pada langkah tekan = w Hd A kg
Kerja pompa = w Q ( Hs+Hd ) kg-m
Daya penggerak pompa P = w Q ( Hs+Hd ) /75 hp
Atau P = 9.81 Q ( Hs+Hd ) kW
Dimana;
Hs = head isap , m
Hd = head tekan , m
w = berat jenis air
Q = kapasitas fluida, m3/detik

D. Variasi tekanan pada pipa isap dan tekan akibat kecepatan piston;

Putaran engkol mulai dari A , saat waktu t detik sehingga putaran


radian ; = t

Perpindahan piston saat t detik; x = r- cos = r r cos t


Kecepatan piston, V = dx/dt = r sin t
Percepatan piston, a = dV/dt = 2r cos t
Fluida yang mengalir dalam pipa dan silinder kontinu sehingga
Q = A x V = konstan
vpipa= A/a x kecepatan piston = A/a r sin t
apipa = A/a . 2r cos t

berat air dalam pipa = w a l


masa jenis air dalam pipa = w a l / g
Gaya F = m a = w a l / g x A/a . 2r cos t
Tekanan = F / a = w l / g x A/a . 2r cos t

Head tekan Ha = gaya / berat jenis air = l / g x A/a . 2r cos t

Pada saat langkah isap = t = 0o, cos 0 = 1 , maka


Ha = l / g x A/a . 2r
Ketika = t = 90o , cos 90o = 0 , maka Ha = 0
Ketika = t = 180o , cos 180o = -1 , maka Ha = - l / g x A/a . 2r
Keterangan;
A = luas penampang piston
a = luas penampang pipa
= kecepatan sudut engkol
r = jari jari engkol
l = panjang pipa

Diagram indikator pompa reciprocating


Pada langkah isap tekanan dibawah tekanan atmosfir sedang
selama langkah tekan dalam silinder tekanan diatas atmosfir

Diagram indicator akibat gesekan


- Saat awal = t = 0o, sin 0o = 0, maka Hf = 0
- Saat langkah ditengah = t = 90o, sin 90o =1
Hf =4fl/2gd (A/a rsin )2
- Saat akhir = 180o, sin 180o = 0, maka Hf = 0

Putaran Pressure head isap Pressure head tekan


0o Hs+ha Hd+ha
90o Hs+ Hf Hd+Hf
180o Hs-Ha Hd-Ha

,
E. Separation
Separasi terjadi akibat tekanan dibawah tekanan atmosfer
sehingga air akan menguap
- Separasi pada pipa isap/suction, tekanan dibawah atmosfer
( Hs+Ha), sehingga Hsep = H-( Hs-Ha)
- Separasi pada pipa tekan /delivery, head tekan maksimum
(H+Hd- Ha )
Hsep= H+Hd- Ha

Kemungkinan terjadinya separasi


Pertama aliran vertical lalu horizontal idi belokan B delivery head
akan nol timbul separasi
Kedua aliran horizontal lalu vertical di B bisa terjadi separasi dan
kavitasi dan juga tergantung kecepatan sudut engkol
= 2 N/ 60

F. Air Vessels ( Tangki tekan Udara)


Tangki tekan dipasang pada saluran pipa isap dan tekan, bagian
atas terisi udara yang terperangkat
Saat langkah isap 0o-180o, tangki isap terisi air dan saat langkah
tekan piston bergerak lebih cepat dari kecepatan rerata dan
tangki tekan terisi air dengan adanya tangki aliran menjadi
uniform/sama

Kecepatan maksimum poros engkol dengan Air Vessels


Kecepatan maksimum engkol pada batas separasi;
Hsep = H + ( Hs +Ha + Hf )
Ha untuk panjang pipa ls sedang Hf untuk panjang pipa ls

Kapasitas pompa single acting reciprocating satu langkah


Q = LAN/60
Kecepatan air v = Q/a = LAN/60 a = A/a x LN/60
Dimana L= 2 r , = 2 N/60
Sehingga v = A/a x 2r 60 /2 x60 = A/a x r /

Untuk Pompa Double Acting Reciprocating


Q = 2 LAN/60
v = 2 A/a x 2r 60 /2 x60 = 2 A/a x r /

Hf = 4fl v2/2gd, head gesekan


Ha = l/g x A/a x 2r, head percepatan
Kerugian head tanpa air vessel Hf = 2/3 Hf,
lihat luasan parabola indicator diagram.= 2/3 x basex height

Kerugian head instalasi pipa , tanpa tangki


Hf = 4fl v2/2gd ( A/a x r)2
Kerja per langkah W2 = 2/3 4fl v2/2gd ( A/a x r)2
Kerugian head/kerja instalasi pipa dengan tangki udara,
Hf = 4fl v2/2gd ( A/a x r / )2, .= W1
Dimana v = A/a x r /
Saving kerja per langkah =( W2 W1)/W2 x 100 %

Anda mungkin juga menyukai