Anda di halaman 1dari 7

NOTA KESEPAHAMAN BERSAMA

ANTARA
KEPOLISIAN RESOR GARUT
DENGAN
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT
Nomor : B / MOU / 1953 / XII /
2016
Nomor : 800 / 524 / XII / 2016

TENTANG
SELEKSI PENERIMAAN CALON ANGGOTA POLRI
PANITIA BANTUAN PENERIMAAN RESOR GARUT DAERAH JAWA BARAT

Pada hari ini kamis tanggal 22 bulan desember tahun 2016 bertempat di Mapolres Garut, yang bertanda
tangan di bawah ini:
1. AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NOVRI TURANGGA.E, M.H., M.Si .,
selaku KAPOLRES GARUT, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama KEPALA
KEPOLISIAN RESOR GARUT selaku KETUA PANITIA BANTUAN PENERIMAAN
ANGGOTA POLRI, berkedudukan di Jalan Jenderal Sudirman No.204 Garut, selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA.
2. PEMBINA UTAMA MADYA Drs. H. MAHMUD, M.Si, M.Pd., Selaku
KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT, berkedudukan di jalan
Pembangunan No. 179 Garut, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA bersama-sama selanjutnya disebut PARA PIHAK
menerangkan hal-hal sebagai berikut:
a. bahwa PIHAK PERTAMA adalah lembaga Polri sebagai lembaga terbuka akan
menerima setiap warga negara yang memenuhi persyaratan untuk menjadi anggota Polri;
b. bahwa PIHAK KEDUA adalah lembaga pemerintah bidang pendidikan yang bertugas
membangun koordinasi dan sinergitas antar institusi dan manajemen pendidikan dalam
menciptakan suasana kondusif di dunia pendidikan;
c. bahwa untuk menyelenggarakan seleksi penerimaan anggota Polri pada Panitia Bantuan
Penerimaan Resor Garut Daerah Jawa Barat secara bersih, transparan, akuntabel dan humanis
kiranya perlu dilakukan kerjasama antara PARA PIHAK guna mewujudkan seleksi penerimaan
calon anggota Polri sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
1. Undang Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional.
2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
3. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol. : 10 Tahun 2006
tentang Panduan Penyusunan Nota Kesepahaman.
2

4. Peraturan ...
4. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2010 tanggal
20 Mei 2010 tentang Pengawasan Eksternal Penerimaan Calon Anggota Polri.
5. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol :
Skep/293/VII/2008 tanggal 16 Juli 2008 tentang Pedoman Penerimaan Taruna Akademi Kepolisian.
6. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol :
Skep/445/X/2008 tanggal 31 Oktober 2008 tentang Naskah Pedoman Penerimaan Calon Brigadir
Polisi.
7. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol :
Skep/145/III/2009 tanggal 30 Maret 2009 tentang Naskah Pedoman Penerimaan Inspektur Polisi
Pengemban Bantuan Tehnis.
Berdasarkan hal-hal di atas, PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan kerjasama dalam rangka seleksi
penerimaan calon anggota Polri di Panitia Bantuan Penerimaan Resor Garut Daerah Jawa Barat
berdasarkan bidang tugasnya masing-masing, melalui Kesepahaman bersama dengan menyatakan
beberapa hal sebagai berikut :

BAB I
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 1
(1) Maksud sebagai pedoman bagi PARA PIHAK pada penyelenggaraan seleksi penerimaan
calon anggota Polri di Panitia Bantuan Penerimaan Resor Garut Daerah Jawa Barat.
(2) Tujuan untuk mewujudkan proses seleksi penerimaan anggota Polri yang bersih,
transparan, akuntabel dan humanis, serta menghilangkan terjadinya praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme atau penyimpangan lain yang dapat menurunkan citra Polri dan terwujudnya kerjasama
dalam hal pemberian bantuan tenaga ahli dan pengawasan pada seluruh tahapan kegiatan seleksi
penerimaan calon anggota Polri di Panitia Bantuan Penerimaan Resor Garut Daerah Jawa Barat
dengan memperhatikan kode etik profesi dan ketentuan yang berlaku.

BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang lingkup Nota Kesepahaman ini meliputi :
a.kegiatan pemeriksaan keabsahan Rapor, ijazah, legalitas hasil / nilai ujian nasional (SKHUN);
b.kegiatan penyelenggaraan pengawasan seleksi penerimaan calon anggota Polri di Panitia
Bantuan Penerimaan Resor Garut Daerah Polda Jabar, pada tahap pemeriksaan administrasi awal
sampai dengan kelulusan administrasi awal;

BAB III
PELAKSANAAN
Pasal 3
(1) Pelaksanaan pemeriksaan keabsahan Rapor, ijazah, legalitas hasil / nilai ujian nasional
(SKHUN) seleksi penerimaan calon anggota Polri ini dilaksanakan oleh PIHAK II setelah PIHAK
II mendapatkan pemberitahuan secara tertulis dari PIHAK I tentang permohonan penunjukkan
tenaga ahli untuk pemeriksaan keabsahan Rapor, ijazah, legalitas hasil / nilai ujian (SKHUN) pada
tahap pemeriksaan administrasi awal.
3

(2) Pelaksanaan...
(2) Pelaksanaan pengawasan seleksi penerimaan calon anggota Polri di Panitia Bantuan
Penerimaan Resor Garut Daerah Polda Jabar dilaksanakan oleh PIHAK II setelah PIHAK I dan
PIHAK II terlebih dulu mengadakan rapat koordinasi untuk membahas mekanisme seleksi
penerimaan anggota Polri dan PIHAK II mendapatkan pemberitahuan secara tertulis dari PIHAK
I, PIHAK II melaksanakan pengawasan pada tahap pemeriksaan administrasi awal sampai
dengan kelulusan administrasi awal.

Pasal 4
Prinsip Pelaksanaan
Dalam melaksanakan pemeriksaan keabsahan Rapor, Ijasah, Legalitas hasil / nilai ujian nasional
(SKHUN), PARA PIHAK menjunjung tinggi prinsip-prinsip:
a. bersih yaitu dilaksanakan secara ketat, sehingga tidak ada celah untuk KKN bagi
siapapun;
b. transparansi yaitu dilaksanakan secara jelas dan terbuka pada setiap tahapan
penerimaan/rekruitmen;
c. akuntabel yaitu pengawasan yang dilaksanakan harus dapat dipertanggung jawabkan
secara vertikal maupun horizontal;
d. humanis adalah memperlakukan calon sebagai warga negara yang perlu dilayani dengan
baik, manusiawi, tidak diskriminatif dan berlaku adil selama mengikuti seleksi;
e. obyektif yaitu pengawasan yang dilakukan harus sesuai antara keadaan di lapangan
dengan laporan yang disampaikan;
f. netral yaitu pengawasan harus dilakukan dengan tidak memihak atau tidak mewakili kepentingan
tertentu dalam proses penerimaan;
g. integratif yaitu pengawasan harus dilakukan secara terorganisir dengan berkoordinasi
dengan pihak-pihak yang terlibat; dan
h. tegas yaitu pengawasan harus dilakukan dengan penuh ketegasan namun tetap
menjunjung nilai-nilai hak asasi manusia.
Pasal 5
Sosialisasi
(1) Sosialisasi penerimaan anggota Polri dilaksanakan baik secara bersama-sama maupun
sendiri-sendiri dapat dilakukan oleh PIHAK PERTAMA dan/atau PIHAK KEDUA dengan materi,
tempat dan waktu yang telah dikoordinasikan sebelumnya.
(2) PARA PIHAK dapat memanfaatkan satker yang berada di lingkungan organisasinya
masing-masing sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pasal 6
Ketentuan Pelaksanaan
(1) Melaksanakan rangkaian kegiatan sosialisasi dan pemeriksaan keabsahan Rapor, Ijasah,
legalitas hasil / nilai ujian nasional (SKHUN) dan pengawasan Penerimaan anggota Polri di Panitia
Bantuan Penerimaan Resor Garut Daerah Jawa Barat mulai dari kegiatan pemeriksaan
administrasi awal sampai sidang kelulusan sementara dan sidang kelulusan administrasi awal pada
4

tingkat Panitia Batuan Penerimaan Resor Garut Daerah jawa barat, sesuai jadwal yang ditentukan,
dengan mentaati ketentuan/tata tertib pada setiap kegiatan dan kode etik profesi masing-masing..
(2) kedua.......
(2) Kedua belah PIHAK bertanggung jawab dan bekerja sama dengan pihak pengawas
internal Polres Garut dan pengawas eksternal.

Pasal 7
Mekanisme Pengawasan Dan Laporan
Mekanisme pengawasan dalam setiap tahapan kegiatan seleksi penerimaan calon anggota Polri, sebagai
berikut:
a. mengikuti setiap kegiatan tahapan seleksi dengan membuat absensi dan berita acara;
b. memantau jalannya proses seleksi dan melaporkan dengan cara-cara/mekanisme yang
diatur dalam pelaporan, dengan tanpa mengintervensi jalannya proses seleksi serta hasil seleksi;
dan
c. melaporkan hasil pemantauan, sesuai fakta-fakta yang ditemukan.

Pasal 8
Pelaporan hasil bantuan tenaga ahli dan pengawasan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. laporan dapat dilakukan secara lisan, namun harus ditindaklanjuti secara tertulis;
b. memfasilitasi adanya kotak saran untuk menampung saran dan masukan dari panitia dan
masyarakat;
c. hasil laporan disampaikan kepada Kapolres Garut selaku Ketua Panitia Bantuan Resor
Garut Daerah Jawa Barat atau Wakapolres Garut selaku wakil ketua Panitia Bantuan Daerah Jawa
Barat untuk selanjutnya secara fungsional ditindaklanjuti oleh fungsi-fungsi terkait di dalam
organisasi pada PIHAK PERTAMA;
d. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan informasi dari PIHAK PERTAMA tentang hasil
tindak lanjut temuan/laporan sebagaimana dimaksud pada huruf c.

BAB IV

HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN


Bagian kesatu
Hak
Pasal 9
(1) PIHAK PERTAMA berhak:
a. memperoleh data lengkap seluruh anggota yang akan dilibatkan melalui dengan surat
tugas dari organisasi/ instansi yang terlibat;

b. memberikan saran dan masukan kepada PIHAK KEDUA berkaitan dengan pemberian
dukungan tenaga ahli dan pengawasan, sebagaimana ketentuan yang berlaku; dan

c. meminta penjelasan PIHAK KEDUA apabila ada hal-hal yang perlu mendapat
penjelasan berkaitan dengan kegiatan bantuan tenaga ahli dan pengawasan yang dilakukan.
5

(2) PIHAK KEDUA berhak:


a. menentukan tenaga ahli yang akan dilibatkan dengan berpedoman kepada kode etik
profesi dan dapat dipertanggungjawabkan.
b. melaksanakan.....
b. melaksanakan pengawasan dengan memperhatikan kriteria yang ditentukan
sebagaimana ketentuan seleksi; dan
c. memperoleh informasi yang berkaitan dengan tahapan kegiatan seleksi penerimaan
anggota Polri dari PIHAK PERTAMA;

Bagian kedua
Kewajiban
Pasal 10
(1) PIHAK PERTAMA berkewajiban:
a. menyelenggarakan seluruh rangkaian kegiatan seleksi pemeriksaan administrasi awal
sampai sidang kelulusan administrasi awal pada tingkat Panitia Bantuan Penerimaan Resor
Garut Daerah jawa barat, dengan melibatkan PARA PIHAK sebagai bantuan tenaga ahli
dan pengawasan dengan memperhatikan prinsip-prinsip bersih, transparan, akuntabel dan
humanis;
b. berpedoman kepada kode etik profesi dan prinsip-prinsip kerahasiaan; dan
c. mencatat temuan-temuan dan pelanggaran yang ditemukan oleh PIHAK KEDUA dalam
rangka kelancaran jalannya proses seleksi di setiap tahapan.
(2) PIHAK KEDUA berkewajiban:
a. melaksanakan rangkai kegiatan pengawasan dengan memperhatikan/mentaati kode etik
profesi dan memegang teguh kerahasiaan terhadap informasi yang didapatkan selama
kegiatan pemberian bantuan tenaga ahli dan pengawasan; dan
b. mencatat dan menyerahkan hasil temuan dan pelanggaran yang dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA serta memberikan saran dan masukan kepada PIHAK PERTAMA, dalam
rangka kelancaran jalannya proses seleksi pada setiap tahapan.

Bagian Ketiga
Larangan
Pasal 11
(1) Dengan alasan apapun PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA tidak diperkenankan memberikan
informasi kepada pihak lain mengenai hal-hal yang berklasifikasi rahasia.
(2) Apabila terjadi pelanggaran terhadap larangan sebagaimana tersebut di atas akan diproses sesuai
ketentuan yang berlaku.

BAB V

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 12

1. Untuk menjamin terlaksananya kerjasama disusun organisasi sebagai berikut :


a. Pembina : Kapolres Garut
6

b. Pelaksana : 1. Kabag Sumda Polres Garut


2. Ka DISDIK Kabupaten Garut

2. Tugas......
2. Tugas dan Kewajiban :
a. Pembina :
1) Membina kerjasama; dan
2) Memberikan pengarahan kepada pelaksana.

b. Pelaksana :
1) Merencanakan dan mengkoordinasikan dengan dinas terkait serta pengawas internal
dan pengawas eksternal;
2) Mempersiapkan peserta dan tim panitia penerimaan anggota Polri; dan
3) Melaksanakan program kerjasama dengan rujukan kerja yang telah disepakati.

BAB VI

PEMBIAYAAN
Pasal 13

Biaya yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini akan menjadi beban dan
tanggung jawab PIHAK PERTAMA secara proporsional, sesuai prosedur penganggaran yang berlaku.

BAB VII

KETENTUAN LAIN
Pasal 14
Perubahan
(1) Perubahan Kesepakatan Bersama ini akan diatur dalam bentuk amandemen sesuai
dengan kesepakatan PARA PIHAK.
(2) Hal-hal yang belum diatur dalam Kesepakatan Bersama ini akan diatur kemudian dalam
kesepakatan tambahan (Addendum) sesuai dengan kesepakatan PARA PIHAK.
(3) Amandemen dan Addendum Kesepakatan Bersama ini sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan (2) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kesepakatan Bersama ini.
(4) Apabila terjadi perbedaan penafsiran dalam pemahaman Kesepakatan Bersama ini maka
penyelesaiannya dilakukan bersama-sama dengan cara musyawarah untuk mufakat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 15
Penyelesaian Perselisihan Dan Sanksi
7

(1) Apabila terjadi perselisihan PARA PIHAK berkaitan dengan kegiatan bantuan tenaga
ahli dan pengawasan seleksi Penerimaan anggota Polri pada prinsipnya akan diselesaikan secara
musyawarah mufakat.
(2) Pelanggaran dan tindak pidana yang dilakukan oleh PARA PIHAK diberikan sanksi
sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku, yaitu sebagai berikut :
a. pelanggaran.....
a. pelanggaran kode etik oleh PARA PIHAK akan ditindaklanjuti oleh institusi terkait dan
diberikan sanksi sesuai dengan profesi masing-masing.
b. pelanggaran hukum yang dilakukan oleh PARA PIHAK akan ditindaklanjuti dan
diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 16
Masa Berlaku
(1) Nota Kesepahaman Bersama ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun.
(2) Evaluasi terhadap penyelenggaraan Kesepahaman bersama ini dilakukan secara
bersama-sama, bertahap, berkesinambungan dan berlanjut setiap 1 (satu) tahun sekali.
(3) Nota Kesepahaman Bersama ini dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kebutuhan persetujuan PARA PIHAK, dengan terlebih dahulu dilakukan koordinasi
paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya Nota Kesepahaman Bersama ini.
(4) Nota Kesepahaman Bersama ini dapat diakhiri sebelum jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan ketentuan pihak yang bermaksud mengakhiri kesepahaman ini
wajib memberitahukan maksud tersebut secara tertulis kepada pihak lainnya.

BAB VI
PENUTUP
Pasal 17
Kesepakatan Bersama ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal, bulan dan tahun sebagaimana
tersebut pada awal Kesepakatan Bersama ini, dalam rangkap 2 (dua) asli, masing-masing bermaterai
cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani oleh PARA PIHAK.
Demikian Kesepakatan Bersama ini dibuat untuk dipatuhi dan dilaksanakan oleh PARA PIHAK sejak
tanggal ditandatanganinya.

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,

Drs. H. MAHMUD, M.Si, M.Pd., NOVRI TURANGGA.E, M.H., M.Si


PEMBINA UTAMA MADYA NIP AKBP NRP 73110604
1963060619830510004

Anda mungkin juga menyukai