PEMBAHASAN
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang
sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi
seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
Pengertian
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan
hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto, 2004).
Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi
kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam
berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).
Klasifikasi
2. Perawatan mata
3. Perawatan hidung
4. Perawatan telinga
6. Perawatan genetalia
3. Kebersihan mata
4. Kebersihan telinga
5. Kebersihan kuku
6. Kebersihan kulit
Tujuan
4. Mencagah penyakit
6. Menciptakan keindahan
1. Citra tubuh
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri. Misalnya, karena
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
2. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola Personal Hygiene.
3. Status sosioekonomi
Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat
mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita DM ia harus menjaga kebersihan
kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti
penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
7. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan
untuk melakukannya.
1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan
perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,
gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada
kuku.
2. Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi sosial.
Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan sehari
hari yang harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang berhubungna dengan
kebershan perorangan (Personal Hygiene), yaitu antara lain kebersihan mulut dan gigi,
kebersihan kulit dan badan, kebersihan kepala, rambut dan kuku, serta kebersihan tempat
tidur dan posisi tidur (Nugror, 1995).
Dimana keadaan fisiknya mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga kebutuhan
sehari hari dapat terenuhi.
2. Mereka yang pasif
Mereka yang keadaan fisiknya memerlukan pertolongan orang lain, seperti sakit atau lumpuh.
Bagi mereka yang masih aktif, hal hal yang perlu di perhatikan antara lain:
1. Mandi
Mandi agar dibatasi karena kulit lansia biasanya mengering. Hal ini disebabkan kelenjar kulit
yang mengeluarkan lemak mulai kurang bekerja. Maka sehabis mandi kulit lansia sebaiknya
diolesi baby oil terutama di lengan, siku, ketiak, paha, dan sebagainya.
2. Kebersihan mulut
Kenersihan mulut adalah sangat penting. Perlu diingat atau dibantu para lansia untuk
menyikat gigi yang hanya tinggal beberapa buah. Gigi palsu perlu mendapat perhatian
khusus, dibersihkan dengan sabun dan sikat. Untuk menghilangkan bau gigi palsu direndam
dalam air hangat yang telah dibubuhi obat pembersih mulut beberapa tetes selama 5 10
menit, setelah itu bilas sampai bersih dari sabun dan bubuk pembersih mulut tersebut.
Sebaiknya jangan mencuci gigi palsu di bawah air mengalir untuk mencegah bahaya gigi
palsu terjatuh dan pecah.
3. Perawatan rambut
Lanjut usia terutama wanita kadang kadang mengalami kesulitan dalam mencuci
rambut sehingga perlu mendapat bantuan perawat atau ank cucunya. Sama halnya dengan
kulit, rambut orang lansia juga kehilngan lemaknya sehingga sehabis keramas perlu diberi
conditioner. Setelah selesai mencuci rambut harus segera dikeringkan agar lansia tidak
kedinginan.
4. Perawatan kuku
Kuku jari tangan dan kaki perlu mendapatkan perawatan, Menggunting kuku jangan
terlalu pendek dan jangan sampai terluka karena luka pada orang tua lebih sulit sembuh.
5. Pakaian
Pakaian hendaknya jangan terbuat dari bahan yang kasar. Dasar pakainan harus lunak,
harus mudah dikenakan dan dibersihkan. Pakaian lansia dijaga agar tetap rapi karena
cenderung para lansia tidak peduli lagi terhadap pakaiannya. Lansia lebih enak dengan
piyama tipis jangan pakaian dari wool karena bias terjadi iritasi.
6. Mata
Elastisitas lensa mata pada lansia berkurang akibatnya tulisan kecil terlihat kabur pada
jarak normal, sedangkan pada jarak jauh akan terlihat terang. Gejala yang tidak normal antara
lain:
Penglihatan menjadi ganda
7. Lingkungan
Bagi lansia yang terus beristirahat di tempat tidur, kebersihan di tempat tidur perlu tetap
diperhatikan, yaitu:
2. Latihan bangun dan tidur dengan usaha sendiri agar oto badan tetap aktif dan
menghindarkan pegal pegal serta atrofi otot
Berikan bantal angin yang berbentuk cincin untuk mencegah lecet pada tumit dan
bokong
Pada letak atau posisi setengah duduk, di bagian kepala tempat tidur diberi sandaran
atau papah.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia antara lain:
1. Faktor Pengetahuan
Menurut Purwanto (1999) dalam Friedman (1998), domain kognitif berkaitan dengan
pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berabstraks, analisa, memecahkan
masalah dan lain-lain). Yang meliputi pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comperehension), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi
(evaluation).
Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri akan selalu menjaga
kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi / keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998).
3. Faktor Ekonomi
Menurut Geismer dan La Sorte (1964) dalam Friedman (1998), besar pendapatan keluarga
akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhan-
kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga.
4. Faktor Budaya
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan hygiene. Seorang dari
latar belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik perawatan diri yang berbeda. Keyakinan
yang didasari kultur sering menentukan definisi tentang kesehatan dan perawatan diri (Potter
dan Ferry, 2005).
5. Faktor Lingkungan
Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat
terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup lingkungan berpengaruh terhadap kemampuan
untuk meningkatkan dan mempertahankan status fungsional, dan meningkatkan kesejahteraan
(Potter dan Ferry, 2005).
Intervensi :
Pastikan dari klien atau anggota keluarga makanan apa yang disukai atau tidak disukai
klien.
Berikan teknik pengurangan nyeri, sejak nyeri mempengaruhi nafsu makan dan
kemampuan untuk makan sendiri
Tempatkan klien dalam posisi paling normal yang sesuai dengan ketidakmampuan
fisiknya (terbaik dalam posisi duduk di kursi dengan meja)
- Pilih tempat makan dengan warna yang berbeda untuk membantu memmbedakan artikel
(misal baki merah, piring putih )
- Pastikan pola makan yang biasanya dari individu dan berikan artikel makan sesuai
dengan yang disukai (atau atur artikel makan dalam pola makan yang menyerupai jam); catat
pada rencana pengaturan perawatan yang digunakan (misal, daging jam 6, kentang jam 9,
sayur - sayur jam 12)
- Dorong makan dengan menggunakan tangan ( missal, makan - makanan roti, daging,
buah, hot dog) untuk meningkatkan kemandirian
Untuk meningkatkan jumlah maksimum kemandirian, berikan alat bantu adaptif yang
diperlukan
- Belatan pergelangan atau tangan dengan klem untuk memegang alat makan
Bantu dengan pengadaan jika dibutuhkan: alat pembuka, serbet, sediaan bumbu, alat
pemotong daging, roti, mentega
- Berikan lingkungan tenang terisolasi sampai klien dapat untuk makan dan tidak mudah
mengalihkan perhatian dari tugas
- Orientasikan individu atau klien terhadap lokasi dan tujuan dari perlengkapan untuk
makan
- Tempatkan individu atau klien pada posisi paling normal untuk makan, secara fisik klien
dapat makan
- Dorong individu atau klien untuk menjalani tugas, tetapi waspada terhadap kelemahan,
frustasi, atau agitasi
Kaji untuk meyakinkan bahwa individu dan keluarga memahami alasan dan tujuan
seluruh intervensi
Intervensi :
Dorong individu untuk menggunakan lensa koretif yang diresepkan atau alat bantu
pendengaran
Pertahankan kehangatan suhu kamar mandi, pastikan suhu air yang disukai klien
Berikan keamanan dalam kamar mandi (lantai tidak licin, batang pegangan)
Jika klien secara fisik mampu, dorong penggunaan bak mandi atau pancuran, tergantung
pada fasilitas yang ada dirumah (klien harus latihan di RS dalam persiapan pulang ke rumah)
- Kursi atau tempat duduk tidak ada sandaran sewaktu mandi dengan bak mandi atau
pancuran
- Pemegang spon yang panjang untuk mencapai punggung atau ekstremitas bawah
- Tempat pegangan pada dinding kamar mandi jika dibutuhkan untuk mobilisasi
- Alas atau keset kaki yang tidak licin pada lantai kamar mandi, bak mandi atau pancuran
- Alat pencukur
- Berikan waktu konsisten untuk mandi rutin sebagai bagian dari suatu program struktur
untuk membantu menurukan ansietas
- Jika klien tidak dapat untuk memandiakan keseluruhan tubuh, biarkan klien memandikan
satu bagian tubuhnya sampai dikerjakan dengan benar, berikan umpan balik positif terhadap
keberhasilan
- Aktivitas pengawasan dilakukan samapi klien dapat dengan aman melaksanakan tugas
yang tidak dibantu
- Dorong perhatian terhadap tugas, tetapi waspada terhadap kelelahan yang dapat
meningkatkan ansietas
Pastikan fasilitas mandi di rumah tersedia dan bantu dalam menentukkan jika ada
berbagai kebutuhan beradaptasi, rujuk keterapi ekupasi atau pelayanaan sosial untuk
membantu dalam mendapatkan pelengkapan yang dibutuhkan
Dorong individu untuk menggunakan lensa korektif yang diresepkan atau alat bantu
pendengaran
Tingkatkan kemandirian dalam mengenakan pakaian melalui latihan ters menerus dan
tidak dibantu
Pilih pakaian yang tidak sempit, dengan lengan baju besar dan celana pendek serta
bukan bagian depan
Sediakan waktu yang cukup untuk mengenakan pakaian dan melepaskan pakaian, sejak
tugas dapat melemahkan, membuat nyeri atau mengalami kerusakan
Renacanakan individu untuk belajar dan mendemonsrtasikan satu bagian dari aktivitas
sebelum berkembang lebih lanjut
Dorong individu atau klien untuk menggunakan pakaian atau luar biasa daripada
pakaian malam
- Tentukan suatu waktu rutin yang konsisten dalam mengenakan pakaian untuk
memberikan suatau program terstruktr untuk menurunkan ansietas
- Pertahankan instruktsi sederhana dan ulangi instruksi tersebut dengan sering, hindari
pengalihan
- Dorong perhatian terhadap tugas, waspada terhadp kelelahan dimana dapat meningkatkan
ansietas
Kaji pemahaman dan pengetahuan individu serta keluarga terhadap instruksi dan
rasional diatas
FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU
A. DATA BIOGRAFI
Nama : Ny. H
Golongan darah : O
Pendidikan : -
Agama : Islam
TB / BB : 151 cm / 51 kg
Ciri ciri tubuh : Rambut beruban, kulit keriput, badan agak bungkuk.
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Genogram
Keterangan : Laki laki Garis keturunan Pasien
2. Riwayat Keluarga
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Alamat pekerjaan : -
Alat transportasi : -
Pekerjaan sebelumnya: -
Alat transportasi : -
Penerangan : Cukup
E. RIWAYAT REKREASI
Keanggotaan organisasi : -
F. SISTEM PENDUKUNG
Lain lain : -
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Yang lainnya : -
H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu : Klien sering merasa lemah dan
cepat lelah jika
beraktifitas banyak.
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : Klien tidak ada menderita
penyakit berat. Paling hanya
Keluhan Utama
1. Provocative / Paliative : -
2. Quality / Quantity : -
3. Region : -
4. Severity Scale : -
5. Timing : -
Pemahaman & penatalaksanaan masalah kesehatan : Jika sakit klien biasa membeli
obat di warung
Obat obatan
Obat obatan : -
Makanan : -
Faktor lingkungan : -
Penyakit yang diderita
Indeks KATZ : A
Aktivitas : Mandiri namun terbatas karena klien merasa lemah dan cepat lelah
Personal Hygiene : Kurang baik, tampak tidak rapi, dan tidak terawat
Seksual : Tidak ada keinginan untuk berhubungan lagi karena merasa sudah tua
Emosi : Stabil
Adaptasi : Baik
Orientasi : Normal
Bicara : Normal
APGAR : 6 (Sedang)
K. TINJAUAN SISTEM
N 72 x/m BB 51 kg
RR 20 x/m
S 36,4
PENGKAJIAN PERSISTEM
3. Pola Nafas
4. Bunyi Nafas
c. Abnormal : -
d. Resonen lokal : -
5. Pergerakan dada : Simetris
1. Nadi
6. Edema : Tidak
1. GCS
Total GCS: 14
2. Refleks : Normal
3. Koordinasi gerak : Ya
4. Kejang : Tidak
5. Lain-lain : -
1. Mata (Penglihatan)
a. Bentuk : Normal
b. Visus : -
c. Pupil : Isokor
2. Hidung (Penciuman)
a. Bentuk : Normal
3. Telinga (Pendengaran)
a. Aurikel : Normal
c. Otorrhae : Tidak
d. Gangguan Pendengaran : Ya
e. Tinitus : Ya
4. Perasa : Normal
5. Peraba : Normal
Frekuensi : 4 5 x/hari
Bau : Amoniak
b. Lidah : Hiperemik
e. Abdomen : Kenyal
h. Asites : Tidak
Lavemen : Tidak
2. Integumen
Akral : Hangat
REPRODUKSI
Perempuan:
ENDOKRIN
PENGETAHUAN
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya: klien menyadari dirinya sudah lansia, merasa
lemah dan sering cepat lelah sehingga terbatas dalam melakukan perawatan diri.
ANALISA DATA
DO : - K/U Baik
RENCANA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang
sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi
seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan sehari
hari yang harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang berhubungna dengan
kebershan perorangan (Personal Hygiene), yaitu antara lain kebersihan mulut dan gigi,
kebersihan kulit dan badan, kebersihan kepala, rambut dan kuku, serta kebersihan tempat
tidur dan posisi tidur.
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Tarwoto & Wartonah, 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proes Keperawatan. Edisi 4.
Jakarta : EGC
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Makalah
Gerontik Personal Hygiene yang telah disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Satria Bhakti Nganjuk.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini.Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih atas semua
bantuan yang telah diberikan dalam penyusunan makalah ini.Ucapan terima kasih secara
khusus penulis sampaikan kepada:
3. Ganda Ardiansyah,S.Kep.Ns Selaku Dosen Mata kuliah Gerontik Stikes Satria Bhakti
Nganjuk.
4. Orang tua tercinta yang tiada henti memberi kasih sayang dan tidak pernah letih
mendoakan setiap langkah kami.
Pada makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu,segala
kritik dan saran yang bersifat konstruktif penulis terima dengan senang hati demi
kesempurnaan Makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa saja, khususnya para mahasiswa serta seluruh
pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
7. Apa saja dampak yang sering timbul pada masalah Personal Hygiene?
8. Bagaimana asuahan keperawatan klien dengan masalah Personal Hygiene?
C. Tujuan Masalah
7. Untuk mengetahui dampak yang sering timbul pada masalah Personal Hygiene.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang
meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan
dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).
4. Mencegah penyakit
5. Menciptakan keindahan
1. Perawatan Rambut
1. Ketombe
2. Pediculosis (kutu)
3. Perawatan Kulit
Kondisi kulit tergantung pada praktek hygiene dan paparan iritan lingkungan,
sejalan dengan usia, kulit kehilangan layak kenyal dan kelembaban, pada kelenjar
sebasea dan keringat menjadi kurang aktif. Epitalium menipis dan serabut kolagen
elastik, menyusut sehingga kulit mudah pecah. Perubahan ini merupakan peringatan
ketika bergerak dan mengatur posisi pada lansia. Khas kulit lansia adalah kering dan
berkerut, masalah kulit yang umum yaitu kulit kering, jerawat, hirsutisme dan suam.
Kulit tujuan dari membersihkan kulit dengan mandi yaitu; membersihkan kulit,
stimulasi sirkulasi, citra diri, pengurangan bau badan dan peningkatan rentang gerak.
Tipe mandi yang terapeutik terdiri dari mandi bak mandi air panas, mandi bak air
hangat, mandi bak air dingin, berendam dan rendam duduk (Potter dan Perry, 2005).
Kaki dan kuku sering kali memerlukan perawatan khusus untuk mencegah
infeksi, bau dan cedera pada jaringan. Perawatan dapat digabungkan pada saat mandi
atau pada waktu yang terpisah. Masalah yang timbul bukan karena perawatan yang
salah atau kurang terhadap kaki dan tangan seperti menggigit kuku atau memotong
yang tidak tepat. Pemaparan dengan zat-zat kimia yang tajam dan pemakaian sepatu
yang tidak pas. Ketidaknyamanan dapat mengarah pada stres fisik dan emosional
(Potter dan Perry, 2005).
D. Tanda dan Gejala
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
a) Fisik
Badan bau, pakaian kotor, Rambut dan kulit kotor, Kuku panjang dan kotor,
Gigi kotor disertai mulut bau, Penampilan tidak rapi
b) Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif, Menarik diri, isolasi diri, Merasa tak berdaya,
rendah diri dan merasa hina.
c) Sosial
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia adalah :
1. Faktor Pengetahuan
3. Faktor Ekonomi
4. Faktor Budaya
5. Faktor Lingkungan
1. Mandi : pada lansia saat memasuki kamar mandi hendaknya tubuhnya kuat
oleh pengasuhnya. Jika merasa oyong waktu sedang mandi, segera
dibaringkan tanpa bantal.
3. Cuci Rambut dan kulit : kulit dan rambut pada lansia mulai mengering.
Karena itu sehabis mandi kulit perlu diolesi dengan krim dan rambut perlu
mendapat hair conditioner. Sehabis mandi, rambut segera dikeringkan.
4. Kuku : pada waktu menggunting kuku harus hati-hati agar tidak terjadi
karena luka pada lansia, khususnya penderita diabetes melitus Lebih sukar
sembuh.
5. Pakaian : pakaian lansia hendaknya terbuat dari bahan yang lunak, harus
dijaga agar tetap rapi karena banyak lansia yang tidak peduli lagi terhadap
pakaiannya. Warna pakaian hendaknya cerah tapi lembut, jangan memakai
warna yang mencolok karena ini hanya cocok bagi anak muda, jangan pula
dipilih warna hitam, karena memberi kesan sedih.
1. Dampak Fisik
2. Dampak Psikososial
1) Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, kaji hygiene personal individu, mulai dari ekstermitas atas
sampai bawah:
a. Rambut : Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kualitas), apakah tampak kusam? Apakah
ditemukan kerontokan?
g. Telinga: Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen atau
kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan pada daya pendengaran.
k. Hygiene personal secara umum : Amati kondisi dan kebersihan kulit secara
umum. Perhatikan adanya kelainan kulit atu bentuk tubuh.
c. Gangguan Body Image b.d. penampilan fisik. halitosis, tidak adanya gigi.
Intervensi
b) Kuku tajam, cincin yang dapat membuat luka kecil perlu dihindari
Intervensi
2. Anjurkan klien untuk miring kanan miring kiri saat tidur untuk menghindari
gangguan integritas kulit berlebih.
3. Jika klien merasa gatal-gatal ,anjurkan klien agar tidak menggaruk secara
berlebihan untuk mengurangi luka berlebih.
Intervensi
3. Anjurkan klien untuk memakai gigi palsu untuk meningkatkan body image
klien.
4. Berikan pengertian pada klien bahwa keaadan tersebut sangat fisiologis dan
semua orang akan mengalami hal tersebut.
Intervensi
c. Pilihlah sikat gigi yang lunak untuk menghindari luka pada daerah
mulut
KESIMPULAN
1. Dampak Fisik
2. Dampak Psikososial
DAFTAR PUSTAKA
1. A. Latar belakang
Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan, di mana individu secara
sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Upaya
ini lebih menguntungkan bagi individu karena lebih hemat biaya, tenaga dan waktu dalam
mewujudkan kesejahteraan dan kesehatan.
Upaya pemeliharaan kebersihan diri mencakup tentang kebersihan rambut, mata, telinga,
gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian. Dalam upaya pemeliharaan
kebersihan diri ini, pengetahuan keluarga akan pentingnya kebersihan diri tersebut sangat
diperlukan. Karena pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo,1997).
1. B. Tujuan
BAB II
ISI
1. A. Pengertian
Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi
kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam
berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997). Lansia perlu
mendapatkan perhatian dengan mengupayakan agar mereka tidak terlalu tergantung kepada
orang lain dan mampu mengurus diri sendiri (mandiri), menjaga kesehatan diri, yang
tentunya merupakan kewajiban dari keluarga dan lingkungannya (Siburia,2002).
Sejalan dengan kemunduran fisiknya lansia membutuhkan pertolongan dari keluarga untuk
memenuhi kebersihan diri.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia adalah:
1. Tingkat Pengetahuan
3. Faktor-faktor ekonomi
4. Faktor budaya
5. Faktor lingkungan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia adalah :
1. Faktor Pengetahuan
Menurut Purwanto (1999) dalam Friedman (1998), domain kognitif berkaitan dengan
pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berabstraks, analisa, memecahkan
masalah dan lain-lain). Yang meliputi pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comperehension), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi
(evaluation).Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri akan selalu
menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi / keadaan sakit (Notoatmodjo,
1998).
Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama di bidang
kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan peranan-peranan sosialnya. Hal ini
mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga
dapat meningkatkan bantuan orang lain (Nugroho, 2000).
Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada lansia bisa disebabkan karena
Demensia di mana lansia mengalami kemunduran daya ingat dan hal ini dapat mempengaruhi
ADL (Activity of Daily Living yaitu kemampuan seseorang untuk mengurus dirinya sendiri),
dimulai dari bangun tidur, mandi berpakaian dan seterusnya.
3. Faktor Ekonomi
Menurut Geismer dan La Sorte (1964) dalam Friedman (1998), besar pendapatan
keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup
keluarga.
4. Faktor Budaya
5. Faktor Lingkungan
Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat
terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup lingkungan berpengaruh terhadap kemampuan
untuk meningkatkan dan mempertahankan status fungsional, dan meningkatkan kesejahteraan
(Potter dan Ferry, 2005)
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal
hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu (Stuart &
Sundeen, 1999 dalam Setiadi 2005).
Badan bau
Menurut Siburian (2002) menurunnya fungsi fisiologis dan kesehatan pada lansia terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang kebersihan lansia yaitu :
Mandi : pada lansia saat memasuki kamar mandi hendaknya tubuhnya kuat oleh
pengasuhnya. Jika merasa oyong waktu sedang mandi, segera dibaringkan tanpa
bantal.
Kebersihan mulut : lansia yang tak mandiri perlu dibantu dalam membersihkan
giginya. Jika ada gigi palsu hendaknya dibersihkan setelah habis makan dengan sikat
gigi, dan untuk menghilangkan baunya maka gigi palsu direndam dalam air hangat
yang telah dibubuhi oleh pembersih mulut beberapa tetes selama 5-10 menit
kemudian bilas kembali sampai bersih.
Cuci Rambut dan kulit : kulit dan rambut pada lansia mulai mengering. Karena itu
sehabis mandi kulit perlu diolesi dengan krim dan rambut perlu mendapat hair
conditioner. Sehabis mandi, rambut segera dikeringkan.
Kuku : pada waktu menggunting kuku harus hati-hati agar tidak terjadi karena luka
pada lansia, khususnya penderita diabetes melitus Lebih sukar sembuh.
Pakaian : pakaian lansia hendaknya terbuat dari bahan yang lunak, harus dijaga agar
tetap rapi karena banyak lansia yang tidak peduli lagi terhadap pakaiannya. Warna
pakaian hendaknya cerah tapi lembut, jangan memakai warna yang mencolok karena
ini hanya cocok bagi anak muda, jangan pula dipilih warna hitam, karena memberi
kesan sedih.
Hal yang dapat muncul bila seseorang kurang menjaga kebersihan diri, di antaranya:
Badan gatal gatal dan tubuh lebih mudah terkena penyakit, terutama penyakit kulit.
Rambut dipenuhi kutu/ketombe
Penampilan tidak rapih dan bau badan tidak sedap, dijauhi orang.
Sumber penyakit :
o Kuku panjang dan kotor: sarang kuman penyebab penyakit saluran pencernaan
(diare/sakit perut)
o Telinga: dapat menimbulkan gangguan pendengaran akibat penumpukan
kotoran telinga dan dapat menimbulkan infeksi pada telinga
o Gigi dan mulut: karies gigi, gigi berlubang, sakit gigi dan bau mulut
Bersihkan hidung dan telinga secara rutin ( 1- 2 mg/1x) lakukan dengan hati-hati
menggunakan alat yang bersih dan aman.
Sikat gigi setiap selesai makan dan sebelum tidur dengan cara yang benar dan teratur
Hindari makan/minum yang terlalu panas / dingin
Hindari konsumsi makanan yang asam
Banyak mengkonsumsi makanan bergizi
Kontrol ke dokter gigi/petugas kesehatan secara rutin
Mandi menggunakan sabun mandi secara rutin minimal 2 kali sehari (bila perlu
lakukan lebih sering bila kerja ditempat kotor/banyak berkeringat
Gunakan pakaian yang bersih dan rapi (pakaian diganti 1 x/hr atau bila pakaian sudah
kotor/basah)
Bila terkena jamur kulit, lakukan mandi seperti biasa. Hindari penggunaan pakaian,
handuk, selimut, sabun mandi, dan sarung secara berjamah. Hindari penggunaan
pakaian yang lembab/basah (karena keringat/sebab lain). Gunakan obat anti jamur
kulit (bila perlu).
Bersihkan tangan dan kaki sehari minimal 2x/hr atau setiap kotor.
Potong kuku 1 x/ mg atau saat terlihat panjang ( gunakan pemotong kuku dan
setelah dipotong ujung kuku dihaluskan/dikikir)
Gunakan alas kaki yang lembut, aman, dan nyaman
https://moonaputri.wordpress.com/2012/04/08/makalah-keperawatan-gerontik/amp/