Anda di halaman 1dari 45

BAB II

PEMBAHASAN

KONSEP DASAR PERSONAL HYGIENE

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang
sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi
seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.

Pengertian

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan
hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto, 2004).

Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi
kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam
berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).

Klasifikasi

Menurut Tarwoto (2004), macam-macam personal hygiene antara lain:

1. Perawatan kulit kepala dan rambut

2. Perawatan mata

3. Perawatan hidung

4. Perawatan telinga

5. Perawatan kuku kaki dan tangan

6. Perawatan genetalia

7. Perawatan kulit seruruh tubuh

8. Perawatan tubuh secara keseluruhan

Menurut Effendy (1997), jenis kebersihan diri antara lain:


1. Kebersihan rambut

2. Kebersihan gigi dan mulut

3. Kebersihan mata

4. Kebersihan telinga

5. Kebersihan kuku

6. Kebersihan kulit

Tujuan

1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

2. Memelihara kebersihan diri seseorang

3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang

4. Mencagah penyakit

5. Meningkatkan rasa percaya diri

6. Menciptakan keindahan

Faktor factor yang dapat mempengaruhi

1. Citra tubuh

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri. Misalnya, karena
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.

2. Praktik sosial

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola Personal Hygiene.

3. Status sosioekonomi

Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat
mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

4. Pengetahuan

Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita DM ia harus menjaga kebersihan
kakinya.
5. Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.

6. Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti
penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.

7. Kondisi fisik

Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan
untuk melakukannya.

Dampank yang sering timbul

1. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan
perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,
gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada
kuku.

2. Dampak Psikososial

Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi sosial.

B. PERSONAL HYGIENE Pada lansia

Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan sehari
hari yang harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang berhubungna dengan
kebershan perorangan (Personal Hygiene), yaitu antara lain kebersihan mulut dan gigi,
kebersihan kulit dan badan, kebersihan kepala, rambut dan kuku, serta kebersihan tempat
tidur dan posisi tidur (Nugror, 1995).

Perawatan secara umum bagi lansia terbagi 2, yaitu:

1. Mereka yang masih aktif

Dimana keadaan fisiknya mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga kebutuhan
sehari hari dapat terenuhi.
2. Mereka yang pasif

Mereka yang keadaan fisiknya memerlukan pertolongan orang lain, seperti sakit atau lumpuh.

Bagi mereka yang masih aktif, hal hal yang perlu di perhatikan antara lain:

1. Mandi

Mandi agar dibatasi karena kulit lansia biasanya mengering. Hal ini disebabkan kelenjar kulit
yang mengeluarkan lemak mulai kurang bekerja. Maka sehabis mandi kulit lansia sebaiknya
diolesi baby oil terutama di lengan, siku, ketiak, paha, dan sebagainya.

2. Kebersihan mulut

Kenersihan mulut adalah sangat penting. Perlu diingat atau dibantu para lansia untuk
menyikat gigi yang hanya tinggal beberapa buah. Gigi palsu perlu mendapat perhatian
khusus, dibersihkan dengan sabun dan sikat. Untuk menghilangkan bau gigi palsu direndam
dalam air hangat yang telah dibubuhi obat pembersih mulut beberapa tetes selama 5 10
menit, setelah itu bilas sampai bersih dari sabun dan bubuk pembersih mulut tersebut.
Sebaiknya jangan mencuci gigi palsu di bawah air mengalir untuk mencegah bahaya gigi
palsu terjatuh dan pecah.

3. Perawatan rambut

Lanjut usia terutama wanita kadang kadang mengalami kesulitan dalam mencuci
rambut sehingga perlu mendapat bantuan perawat atau ank cucunya. Sama halnya dengan
kulit, rambut orang lansia juga kehilngan lemaknya sehingga sehabis keramas perlu diberi
conditioner. Setelah selesai mencuci rambut harus segera dikeringkan agar lansia tidak
kedinginan.

4. Perawatan kuku

Kuku jari tangan dan kaki perlu mendapatkan perawatan, Menggunting kuku jangan
terlalu pendek dan jangan sampai terluka karena luka pada orang tua lebih sulit sembuh.

5. Pakaian

Pakaian hendaknya jangan terbuat dari bahan yang kasar. Dasar pakainan harus lunak,
harus mudah dikenakan dan dibersihkan. Pakaian lansia dijaga agar tetap rapi karena
cenderung para lansia tidak peduli lagi terhadap pakaiannya. Lansia lebih enak dengan
piyama tipis jangan pakaian dari wool karena bias terjadi iritasi.

6. Mata

Elastisitas lensa mata pada lansia berkurang akibatnya tulisan kecil terlihat kabur pada
jarak normal, sedangkan pada jarak jauh akan terlihat terang. Gejala yang tidak normal antara
lain:
Penglihatan menjadi ganda

Bintik hitam atau ada daerah yang gelap

Sakit pada mata

Terlihat ada warna atau terang disekitar ujung ujung objek

Mata yang kemerahan

Tiba tiba kehilangan melihat dengan jelas

7. Lingkungan

Suasana lingkungan harus disesuaikan. Bila memungkinkan jagalah kelembapan


ruang tidur atau ruangan lainnya dirumah dengan memasang humidifier. Perubahan
temperature secara tiba tiba harus dihindarkan.

Bagi mereka yang pasif

Bagi lansia yang terus beristirahat di tempat tidur, kebersihan di tempat tidur perlu tetap
diperhatikan, yaitu:

1. Diusahakan agar bantal tidak terlalu keras atau lembek

2. Latihan bangun dan tidur dengan usaha sendiri agar oto badan tetap aktif dan
menghindarkan pegal pegal serta atrofi otot

3. Letak tidur diatur antara lain:

Letak guling dibawah lutut

Berikan bantal angin yang berbentuk cincin untuk mencegah lecet pada tumit dan
bokong

Letak tidur dimiringkan bergantian pada sisi kana atau kiri

Pada letak atau posisi setengah duduk, di bagian kepala tempat tidur diberi sandaran
atau papah.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia antara lain:

1. Faktor Pengetahuan
Menurut Purwanto (1999) dalam Friedman (1998), domain kognitif berkaitan dengan
pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berabstraks, analisa, memecahkan
masalah dan lain-lain). Yang meliputi pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comperehension), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi
(evaluation).
Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri akan selalu menjaga
kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi / keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998).

2. Kondisi Fisik Lansia dan Psikis Lansia


Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama di bidang
kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan peranan-peranan sosialnya. Hal ini
mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga
dapat meningkatkan bantuan orang lain (Nugroho, 2000).
Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada lansia bisa disebabkan karena
Demensia di mana lansia mengalami kemunduran daya ingat dan hal ini dapat mempengaruhi
ADL (Activity of Daily Living yaitu kemampuan seseorang untuk mengurus dirinya sendiri),
dimulai dari bangun tidur, mandi berpakaian dan seterusnya.

3. Faktor Ekonomi
Menurut Geismer dan La Sorte (1964) dalam Friedman (1998), besar pendapatan keluarga
akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhan-
kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga.

4. Faktor Budaya
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan hygiene. Seorang dari
latar belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik perawatan diri yang berbeda. Keyakinan
yang didasari kultur sering menentukan definisi tentang kesehatan dan perawatan diri (Potter
dan Ferry, 2005).

5. Faktor Lingkungan
Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat
terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup lingkungan berpengaruh terhadap kemampuan
untuk meningkatkan dan mempertahankan status fungsional, dan meningkatkan kesejahteraan
(Potter dan Ferry, 2005).

6. Faktor Citra Tubuh


Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal
hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu (Stuart &
Sundeen, 1999 dalam Setiadi 2005).

7. Faktor Peran Keluarga


Keluarga secara kuat mempengaruhi perilaku sehat setiap anggotanya begitu juga status
kesehatan dari setiap individu mempengaruhi bagaimana fungsi unit keluarga dan
kemampuan untuk mencapai tujuan. Pada saat kepuasan keluarga terpenuhi tujuannya melalui
fungsi yang adekuat, anggota keluarga tersebut cenderung untuk merasa positif mengenai diri
mereka sendiri dan keluarga mereka (Potter dan Ferry, 2005).

C. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN


1. Kurang perawatan diri, makan berhubungan degan penurunan kemampuan visual dan
motorik, keleamahan otot

Intervensi :

Pastikan dari klien atau anggota keluarga makanan apa yang disukai atau tidak disukai
klien.

Ciptakan lingkungan nyaman untuk makan yang tidak memgganggu

Pertahankan suhu makanan yang konstan ( makanan panas, dingin)

Berikan teknik pengurangan nyeri, sejak nyeri mempengaruhi nafsu makan dan
kemampuan untuk makan sendiri

Berikan kebersihan oral sebelum dan sesudah makan

Dorong klien untuk menggunakan gigi palsu dan kacamata

Tempatkan klien dalam posisi paling normal yang sesuai dengan ketidakmampuan
fisiknya (terbaik dalam posisi duduk di kursi dengan meja)

Berikan kontak sosial selama makan

Untuk kekurang-kurangan yang nampak

- Pilih tempat makan dengan warna yang berbeda untuk membantu memmbedakan artikel
(misal baki merah, piring putih )

- Pastikan pola makan yang biasanya dari individu dan berikan artikel makan sesuai
dengan yang disukai (atau atur artikel makan dalam pola makan yang menyerupai jam); catat
pada rencana pengaturan perawatan yang digunakan (misal, daging jam 6, kentang jam 9,
sayur - sayur jam 12)

- Dorong makan dengan menggunakan tangan ( missal, makan - makanan roti, daging,
buah, hot dog) untuk meningkatkan kemandirian

Untuk meningkatkan jumlah maksimum kemandirian, berikan alat bantu adaptif yang
diperlukan

- Perlindungan piringu ntuk menghindari terdorongnya makanan keluar dari piring

- Alat bantu hisap dibawah piring atau mangkok untuk menstabilkan

- Ganggang bantalan pada alat makanan untuk meamanan memegang

- Belatan pergelangan atau tangan dengan klem untuk memegang alat makan

- Cangkir minuman khusus


- Pisau atau alat pemotong

Bantu dengan pengadaan jika dibutuhkan: alat pembuka, serbet, sediaan bumbu, alat
pemotong daging, roti, mentega

Untuk klien dengan kekurangan kognitif

- Berikan lingkungan tenang terisolasi sampai klien dapat untuk makan dan tidak mudah
mengalihkan perhatian dari tugas

- Orientasikan individu atau klien terhadap lokasi dan tujuan dari perlengkapan untuk
makan

- Tempatkan individu atau klien pada posisi paling normal untuk makan, secara fisik klien
dapat makan

- Dorong individu atau klien untuk menjalani tugas, tetapi waspada terhadap kelemahan,
frustasi, atau agitasi

Untuk individu atau klien yang sangat ketakutan akan keracunan

- Biarkan klien untuk membuka makanan kaleng

- Makan satu potong roti dulu

- Pastikan mendapatkan gaya makanan keluarga

Kaji untuk meyakinkan bahwa individu dan keluarga memahami alasan dan tujuan
seluruh intervensi

2. Kurang perawatan diri, mandi / hygiene berhubungan dengan penurunan kemampuan


visual dan motorik, kelemahan otot

Intervensi :

Dorong individu untuk menggunakan lensa koretif yang diresepkan atau alat bantu
pendengaran

Pertahankan kehangatan suhu kamar mandi, pastikan suhu air yang disukai klien

Berikan privasi selama mandi rutin

Berikan seluruh perlengkapan mandi dalam batas yang mudah dicapai

Berikan keamanan dalam kamar mandi (lantai tidak licin, batang pegangan)
Jika klien secara fisik mampu, dorong penggunaan bak mandi atau pancuran, tergantung
pada fasilitas yang ada dirumah (klien harus latihan di RS dalam persiapan pulang ke rumah)

Berikan peralatan adaptif jika dibutuhkan

- Kursi atau tempat duduk tidak ada sandaran sewaktu mandi dengan bak mandi atau
pancuran

- Pemegang spon yang panjang untuk mencapai punggung atau ekstremitas bawah

- Tempat pegangan pada dinding kamar mandi jika dibutuhkan untuk mobilisasi

- Papan mandi untuk pindah kekursi

- Alas atau keset kaki yang tidak licin pada lantai kamar mandi, bak mandi atau pancuran

- Sarung tangan pencuci dengan kantong untuk sabun

- Sikat gigi yang sudah teradaptasi

- Alat pencukur

- Pemegang semprotan pancuran

Untuk individu dengan kemunduran kognitif:

- Berikan waktu konsisten untuk mandi rutin sebagai bagian dari suatu program struktur
untuk membantu menurukan ansietas

- Pertahankan intruksi sederhana dan hindari pengalihan, orientasi tujuan adanya


perlengkapan mandi

- Jika klien tidak dapat untuk memandiakan keseluruhan tubuh, biarkan klien memandikan
satu bagian tubuhnya sampai dikerjakan dengan benar, berikan umpan balik positif terhadap
keberhasilan

- Aktivitas pengawasan dilakukan samapi klien dapat dengan aman melaksanakan tugas
yang tidak dibantu

- Dorong perhatian terhadap tugas, tetapi waspada terhadap kelelahan yang dapat
meningkatkan ansietas

Pastikan fasilitas mandi di rumah tersedia dan bantu dalam menentukkan jika ada
berbagai kebutuhan beradaptasi, rujuk keterapi ekupasi atau pelayanaan sosial untuk
membantu dalam mendapatkan pelengkapan yang dibutuhkan

3. Kurang perawatan diri berpakaian atau berdandan berhubungan dengan penurunan


kemampuan visual dan motorik, kelemahan otot
Intervensi :

Dorong individu untuk menggunakan lensa korektif yang diresepkan atau alat bantu
pendengaran

Tingkatkan kemandirian dalam mengenakan pakaian melalui latihan ters menerus dan
tidak dibantu

Pilih pakaian yang tidak sempit, dengan lengan baju besar dan celana pendek serta
bukan bagian depan

Sediakan waktu yang cukup untuk mengenakan pakaian dan melepaskan pakaian, sejak
tugas dapat melemahkan, membuat nyeri atau mengalami kerusakan

Renacanakan individu untuk belajar dan mendemonsrtasikan satu bagian dari aktivitas
sebelum berkembang lebih lanjut

Susun pakaian dalam urutan dimana mereka menggunakannya

Berikan bantuan dalam mengenakan pakaian jika di perlukan (umumnya beberapa


bantuan yang digunakan termasuk gantungan pakaian, penarik ritsleting, kancing, sendok
sepatu yang panjang, pengikat sepatu yang elastis

Dorong individu atau klien untuk menggunakan pakaian atau luar biasa daripada
pakaian malam

Berikan privasi selama menggunakan pakaian rutin

Untuk individual dengan kemunduran kognitif

- Tentukan suatu waktu rutin yang konsisten dalam mengenakan pakaian untuk
memberikan suatau program terstruktr untuk menurunkan ansietas

- Pertahankan instruktsi sederhana dan ulangi instruksi tersebut dengan sering, hindari
pengalihan

- Perkenalkan satu aksesoris pakaian pada suatu waktu

- Dorong perhatian terhadap tugas, waspada terhadp kelelahan dimana dapat meningkatkan
ansietas

Kaji pemahaman dan pengetahuan individu serta keluarga terhadap instruksi dan
rasional diatas
FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Tanggal pengkajian : 28 Maret 2012

Jam 08.00 WIB

A. DATA BIOGRAFI

Nama : Ny. H

TTL : Sampit, 10 November 1942

Jenis kelamin : Perempuan

Golongan darah : O

Pendidikan : -

Agama : Islam

Status perkawinan : Kawin / Janda

TB / BB : 151 cm / 51 kg

Penampilan : Tampak tidak rapi dan tidak terawat

Ciri ciri tubuh : Rambut beruban, kulit keriput, badan agak bungkuk.

Alamat: Kel. Baamang RT / RW : 07 / 03

Kec. Baamang Tengah Telp / Hp : -

Kabupaten / Kotamadya : Kotawaringin Timur

Orang yang dekat : Ny. E

Hubungan : Anak kandung

Alamat / Telpon : Baamang Tengah

B. RIWAYAT KEPERAWATAN

1. Genogram
Keterangan : Laki laki Garis keturunan Pasien

Perempuan Tinggal serumah

Garis hubungan Meninggal

2. Riwayat Keluarga

Klien anak ke 3 dari 4 bersaudara

Klien seorang janda dan mempunyai 6 orang anak

Klien tinggal bersama 1 orang anaknya

C. RIWAYAT PEKERJAAN

Pekerjaan saat ini : -

Alamat pekerjaan : -

Jarak dari rumah : -

Alat transportasi : -

Pekerjaan sebelumnya: -

Jarak dari rumah : -

Alat transportasi : -

Sumber sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan : Klien mendapat


uang bulanan dari anak - anaknya
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP

Tipe tempat tinggal : Permanen (rumah pribadi)

Jenis lantai rumah : Papan

Kondisi lantai : Kering

Tangga rumah : Tidak ada

Penerangan : Cukup

Tempat tidur : Aman, tidak tinggi

Alat dapur : Rapi

WC : Aman, lantai tidak licin

Kebersihan lingkungan : Cukup baik

Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah: 2 orang

Derajat privasi: Cukup terjaga

Tetangga terdekat : Ny. M

Alamat / Telpon : Baamang Tengah

E. RIWAYAT REKREASI

Hobbi / Minat : Berkebun

Keanggotaan organisasi : -

Liburan / Perjalanan : Keluar kota (mengunjungi anak)

F. SISTEM PENDUKUNG

Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi: L (perawat)

Jarak dari rumah : 1 km

Rumah Sakit : RSUD DR. MURJANI / 3 km

Klinik : PKM BMG I / 1,5 km

Pelayanan kesehatan di rumah : -

Makanan yang dihantarkan : -


Perawatan sehari hari yang dilakukan keluarga : -

Lain lain : -

G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN

Kebiasaan ritual : Klien beragama Islam, melaksanakan solat 5 waktu.

Yang lainnya : -

H. STATUS KESEHATAN

Status kesehatan umum selama setahun yang lalu : Klien sering merasa lemah dan
cepat lelah jika

beraktifitas banyak.

Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : Klien tidak ada menderita
penyakit berat. Paling hanya

sakit kepala, demam, batuk, atau flu biasa.

Keluhan Utama

1. Provocative / Paliative : -

2. Quality / Quantity : -

3. Region : -

4. Severity Scale : -

5. Timing : -

Pemahaman & penatalaksanaan masalah kesehatan : Jika sakit klien biasa membeli
obat di warung

Obat obatan

Alergi (Catatan agent dan reaksi spesifik)

Obat obatan : -

Makanan : -

Faktor lingkungan : -
Penyakit yang diderita

I. AKTIVTAS HIDUP SEHARI HARI (ADL)

Indeks KATZ : A

Oksigenasi : Baik, tidak ada alat bantu

Cairan & Elektrolit : Minum 6 gelas / hari, 250 ml / gelas

Nutrisi : Nafsu makan baik, makan 3x/hari

Eliminasi : Lancar, tidak ada gangguan

Aktivitas : Mandiri namun terbatas karena klien merasa lemah dan cepat lelah

Istirahat & Tidur : Tidur siang 1 jam, tidur malam 7 jam

Personal Hygiene : Kurang baik, tampak tidak rapi, dan tidak terawat

Seksual : Tidak ada keinginan untuk berhubungan lagi karena merasa sudah tua

Rekreasi : Mengunjungi anak di luar kota

J. PSIKOLOGI, KOGNITIF, DAN PERSEPTUAL

Konsep diri : Baik

Emosi : Stabil

Adaptasi : Baik

Mekanisme pertahanan diri : Baik

Status mental : Baik

Tingkat kesadaran : Composmentis

Afasia : Tidak ada

Dimensia : Tidak ada

Orientasi : Normal

Bicara : Normal

Bahasa yang digunakan : Banjar


Kemampuan membaca : Kurang / terbatas

Kemampuan interaksi : Baik

Vertigo: Tidak ada

Short Portable Mental Status Questionaire (SPMSQ) : 6 (Kerusakan Intelektual


Sedang)

Mini-Mental State Exam (MMSE) : 6 (Gangguan Intelektual Sedang)

Geriatrik Depression Scale : Skor 4

APGAR : 6 (Sedang)

K. TINJAUAN SISTEM

Keadaan umum : Baik

Tingkat kesadaran : Composmentis

Tanda tanda vital : TD 130 / 80 mmHg TB 151 kg

N 72 x/m BB 51 kg

RR 20 x/m

S 36,4

PENGKAJIAN PERSISTEM

PERNAFASAN (B1: BREATHING)

1. Bentuk Dada : Simetris

2. Sekresi dan Batuk : Tidak Ada

3. Pola Nafas

a. Frekuensi nafas : 20x/m dan teratur

4. Bunyi Nafas

b. Normal : Vesikuler di semua lapang paru

c. Abnormal : -

d. Resonen lokal : -
5. Pergerakan dada : Simetris

6. Tractil Fremitus/Fremitus Lokal : -

7. Alat Bantu Pernafasan : -

CARDIOVASCULAR (B2: BLEEDING)

1. Nadi

Frekuensi : 72x/m dan reguler

2. Bunyi jantung : Normal

3. Letak jantung : Normal

4. Pembesaran jantung : Tidak

5. Nyeri dada : Tidak

6. Edema : Tidak

7. Clubbing finger : Tidak

PERSARAFAN (B3: BRAIN)

Tingkat Kesadaran: Composmentis

1. GCS

Eye: 4 Verbal: 5 Motorik: 6

Total GCS: 14

2. Refleks : Normal

3. Koordinasi gerak : Ya

4. Kejang : Tidak

5. Lain-lain : -

PENGINDERAAN (PERSEPSI SENSORI)

1. Mata (Penglihatan)

a. Bentuk : Normal
b. Visus : -

c. Pupil : Isokor

d. Gerak bola mata : Normal

e. Medan penglihatan : Menyempit

f. Buta warna : Tidak

g. Tekanan Intra Okuler : Tidak

2. Hidung (Penciuman)

a. Bentuk : Normal

b. Gangguan Penciuman : Tidak

3. Telinga (Pendengaran)

a. Aurikel : Normal

b. Membran tympani : Keruh

c. Otorrhae : Tidak

d. Gangguan Pendengaran : Ya

e. Tinitus : Ya

4. Perasa : Normal

5. Peraba : Normal

PERKEMIHAN-ELIMINASI URI (B4: BLADDER)

Masalah kandung kemih : Sering

Produksi urine : 1000 ml/hari

Frekuensi : 4 5 x/hari

Warna : Kuning Jernih

Bau : Amoniak

PENCERNAAN-ELIMINASI ALVI (B5: BOWEL)

1. Mulut dan Tenggorokan


a. Mulut : Selaput lendir mulut lembab

b. Lidah : Hiperemik

c. Kebersihan Rongga Mulut : Berbau

d. Tenggorokan : Tidak ada sakit menelan

e. Abdomen : Kenyal

f. Pembesaran Hepar : Tidak

g. Pembesaran Lien : Tidak

h. Asites : Tidak

2. Masalah Usus Besar dan Rectum/Anus

BAB : 1 x/hari, Tidak ada masalah

Obat pencahar : Tidak

Lavemen : Tidak

OTOT, TULANG, DAN INTEGUMEN (B6: BONE)

1. Otot dan Tulang

Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai (ROM): Bebas

Kemampuan kekuatan otot:

- Tidak ada fraktur

- Tidak ada dislokasi

- Tidak ada haematom

2. Integumen

Warna kulit : Hiperpigmentasi

Akral : Hangat

Turgor : Tidak Elastik

Tulang belakang : Kiposis

REPRODUKSI
Perempuan:

Payudara : Bentuk simetris, tidak ada benjolan

Kelamin : Bentuk normal, tidak ada keputihan, klien menopause

ENDOKRIN

Klien tidak memiliki kelainan endokrin

PENGETAHUAN

Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya: klien menyadari dirinya sudah lansia, merasa
lemah dan sering cepat lelah sehingga terbatas dalam melakukan perawatan diri.

ANALISA DATA

No. Data Etiologi Problem

1. DS : Saya merasa lemah dan sering KelemahAn otot Kurang perawatan


cepat lelah bila beraktivitas jadi untuk diri
perawatan diri ya seadanya saja

DO : - K/U Baik

- Tampak tidak rapi, kotor, dan tidak


terawat

- Rambut putih, kulit keriput


I. PRIORITAS MASALAH

1. Kurang perawatan diri

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kurang perawatan diri b/d penurunan kelemahan otot

RENCANA KEPERAWATAN

No. Dx. Kep. Tujuan Intervensi Rasional

1. 1 Setelah dilakukan 1. Anjurkan klien mandi 1. Menjaga kebersihan dan


tindakan keperawatan 2x sehari dan ajarkan klien kelembaban kulit
selama 1 x 24 jam, klienmemakai baby oil setiap
mampu melakukan habis mandi 2. Menjaga kebersihan dan
perawatan diri dengan kesegaran mulut
kriteria hasil : 2. Anjurkan klien menyikat
gigi minimal setiap mandi 3. Menjaga kebersihan
1. Klien tampak bersih, rambut dan kelembaban kulit
rapi, dan terawat 3. Anjurkan klien mencuci kepala
rambut rutin 3x seminggu,
2. Klien tampak sehat memakai conditioner dan 4. Menjaga kerapianrambut
anjurkan untuk minta 5. Menjaga kebersihan kuku,
bantuan orang terdekat / menghindari terjadi luka
anak karena akan sulit sembuh
4. Anjurkan klien menyisir 6. Menjaga kenyamanan dan
rambutnya tiap hari dan menjaga agar selalu rapi dan
ditata rapi tidak terjadi iritasi
5. Anjurkan klien minta 7. Meningkatkan
bantuan pada orang terdekat pengetahuan dan kesadaran
/ anak untuk memotong klien akan pentingnya tetap
kuku bila panjang, bila bisa melakukan perawatan diri /
mandiri ingatkan untuk hati menjaga kebersihan diri
hati dan jangan terlalu meskipun sudah lansia
pendek atau sampai
menimbulkan luka

6. Anjurkan klien untuk


memakai pakaian yang tidak
berbahan kasar, tidak tebal,
mudah dan nyaman dipakai

7. Berikan penkes tentang


pentingnya melakukan
perawatan diri / menjaga
kebersihan diri bagi lansia

IMPLEMENTASI

No. Dx. Kep. Implementasi Evaluasi

1. 1. 1 1. Menganjurkan klien mandi 2x sehari dan Tanggal 28 Maret 2012


mengajarkan klien memakai baby oil setiap
habis mandi Jam 17.00 WIB

2. Menganjurkan klien menyikat gigi minimal


setiap mandi S : Saya sudah mulai mencoba
3. Mengnjurkan klien mencuci rambut rutin 3x menjalankan anjuran anjuran
seminggu, memakai conditioner dan untuk perawatan diri saya dan saya
menganjurkan untuk minta bantuan orang meminta bimbingan dari anak saya
terdekat / anak karena saya sudah tua begini tidak
bisa melakukannya sendiri
4. Mengnjurkan klien menyisir rambutnya tiap
hari dan ditata rapi

5. Menganjurkan klien minta bantuan pada O:


orang terdekat / anak untuk memotong kuku - Klien tampak bersih, rapi, dan
bila panjang, bila bisa mandiri ingatkan untuk terawat
hati hati dan jangan terlalu pendek atau
sampai menimbulkan luka - Klien tampak sehat

6. Menganjurkan klien untuk memakai


pakaian yang tidak berbahan kasar, tidak tebal,
A : Masalah teratasi
mudah dan nyaman dipakai

7. Memberikan penkes tentang pentingnya


melakukan perawatan diri / menjaga kebersihan
diri bagi lansia P : Lanjutkan intervensi

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang
sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi
seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.

Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan sehari
hari yang harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang berhubungna dengan
kebershan perorangan (Personal Hygiene), yaitu antara lain kebersihan mulut dan gigi,
kebersihan kulit dan badan, kebersihan kepala, rambut dan kuku, serta kebersihan tempat
tidur dan posisi tidur.

3.2 SARAN

Perawat mempunyai peranan dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang kebersihan


diri, yaitu sebagai family advocacy. Perawat berperan sebagai pendamping bagi keluarga baik
bagi lansia maupun keluarganya ketika dihadapkan pada suatu masalah termasuk dalam hal
kebersihan diri. Perawat sebagai conselor perawat di mana perawat dapat memberikan ide
atau pendapat kepada lansia dan kepada keluarga sebagai pelaksana asuhan keperawatan.
Perawat memberikan asuhan dengan kebutuhan perawat sebagai pendidikan memberikan
pendidikan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. J, 2000. Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC

Nugroho, 2000. Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta : EGC Kedokteran


Setiabudhi, T & Hardiwinoto, 1999. Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek
Menjaga Keseimbangan Kualitas Hidup Para Lanjut Usia, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama

Tarwoto & Wartonah, 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proes Keperawatan. Edisi 4.
Jakarta : EGC

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Makalah
Gerontik Personal Hygiene yang telah disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Satria Bhakti Nganjuk.

Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini.Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih atas semua
bantuan yang telah diberikan dalam penyusunan makalah ini.Ucapan terima kasih secara
khusus penulis sampaikan kepada:

1. dr.H.Nur Achmad Tjiptoprajitno.M.Sc Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Satria Bhakti


Nganjuk.
2. Rahayu Budi Utami,S.Kep.Ners., M.Kes, selaku ketua Progranm Studi S-1
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Satria Bhakti Nganjuk.

3. Ganda Ardiansyah,S.Kep.Ns Selaku Dosen Mata kuliah Gerontik Stikes Satria Bhakti
Nganjuk.
4. Orang tua tercinta yang tiada henti memberi kasih sayang dan tidak pernah letih
mendoakan setiap langkah kami.

Pada makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu,segala
kritik dan saran yang bersifat konstruktif penulis terima dengan senang hati demi
kesempurnaan Makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa saja, khususnya para mahasiswa serta seluruh
pembaca.

Nganjuk,21 Maret 2012

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan, di mana
individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah
terjadinya penyakit. Upaya ini lebih menguntungkan bagi individu karena lebih hemat
biaya, tenaga dan waktu dalam mewujudkan kesejahteraan dan kesehatan. Upaya
pemeliharaan kebersihan diri mencakup tentang kebersihan rambut, mata, telinga,
gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian. Dalam upaya
pemeliharaan kebersihan diri ini, pengetahuan keluarga akan pentingnya kebersihan
diri tersebut sangat diperlukan. Karena pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo,1997).

Hardywinoto (2005) mengatakan yang dimaksud dengan kelompok lanjut usia


adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi aktivitas perawatan diri adalah: faktor yang ditentukan oleh keadaan
masa lalu, situasi lingkungan, lingkungan dimana kita tinggal serta faktor-faktor
pribadi (Steven et al,2002). Lansia perlu mendapatkan perhatian dengan
mengupayakan agar mereka tidak terlalu tergantung kepada orang lain dan mampu
mengurus diri sendiri (mandiri), menjaga kesehatan diri, yang tentunya merupakan
kewajiban dari keluarga dan lingkungannya (Siburia,2002). Sejalan dengan
kemunduran fisiknya lansia membutuhkan pertolongan dari keluarga untuk memenuhi
kebersihan diri.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Personal Hygiene?

2. Apa tujuan dari Personal Hygiene?

3. Apa saja macam-macam dari Personal Hygiene?

4. Apa saja tanda dan gejala dari Personal Hygiene?

5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Personal Hygiene?

6. Apa saja masalah Personal Hygiene pada lansia?

7. Apa saja dampak yang sering timbul pada masalah Personal Hygiene?
8. Bagaimana asuahan keperawatan klien dengan masalah Personal Hygiene?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui definisi dari Personal Hygiene.

2. Untuk mengetahui tujuan dari Personal Hygiene.

3. Untuk mengetahui macam-macam dari Personal Hygiene.

4. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari Personal Hygiene.

5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Personal Hygiene.

6. Untuk mengetahui masalah Personal Hygiene pada lansia.

7. Untuk mengetahui dampak yang sering timbul pada masalah Personal Hygiene.

8. Untuk mengetahui asuahan keperawatan klien dengan masalah Personal Hygiene.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang
meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan
dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).

B. Tujuan Personal Hygiene

Tujuan dari personal hygiene adalah (Tarwoto, 2004):

1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

2. Memelihara kebersihan diri seseorang


3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang

4. Mencegah penyakit

5. Menciptakan keindahan

6. Meningkatkan rasa percaya diri

C. Macam-macam Personal Hygiene

1. Perawatan Rambut

Penampilan dan kesejahteraan seseorang sering kali tergantung dari cara


penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan
mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut sehari-sehari. Menyikat,
menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar hygienis untuk semua usia.
Pertumbuhan, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum,
perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit
tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut normal
adalah bersih, bercahaya, dan tidak Kusut, untuk kulit kepala harus bebas dari lesi
kehilangan disebabkan karena praktik perawatan yang tidak tepat atau penggunaan
medikasi kemoterapi. Potter dan Perri (2005), menjelaskan mengenai masalah rambut
dan kulit kepala yang sering terjadi yaitu:

1. Ketombe

2. Pediculosis (kutu)

3. pediculosis capitis (kutu kepala)

4. pediculosis corporis (kutu badan)

5. pediculosis pubis (kuku kepiting)

6. kehilangan rambut (alopesia)

2. Perawatan Mata, Telinga dan Hidung


Perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata, telinga dan hidung
secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara
terus-menerus dibersihkan air mata, dan kelopak mata, dan bulu mata mencegah
partikel asing. Seseorang hanya memerlukan untuk memindahkan sekresi kering yang
terkumpul kepada kantus sebelah, dalam bulu mata hygiene telinga mempunyai
implikasi ketajaman pendengaran sebasea lilin atau benda asing berkumpul pada kanal
telinga luar yang mengganggu konduksi suara. Khususnya pada lansia rentan masalah.
Hidung memberikan temperatur dan kelembaban udara yang pernafasan dihirup serta
mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem kumulasi sekresi yang mengeras
di dalam nares dapat merusak sensasi olfaktori dan pernafasan (Potter dan Perry,
2005).

3. Perawatan Kulit

Kondisi kulit tergantung pada praktek hygiene dan paparan iritan lingkungan,
sejalan dengan usia, kulit kehilangan layak kenyal dan kelembaban, pada kelenjar
sebasea dan keringat menjadi kurang aktif. Epitalium menipis dan serabut kolagen
elastik, menyusut sehingga kulit mudah pecah. Perubahan ini merupakan peringatan
ketika bergerak dan mengatur posisi pada lansia. Khas kulit lansia adalah kering dan
berkerut, masalah kulit yang umum yaitu kulit kering, jerawat, hirsutisme dan suam.
Kulit tujuan dari membersihkan kulit dengan mandi yaitu; membersihkan kulit,
stimulasi sirkulasi, citra diri, pengurangan bau badan dan peningkatan rentang gerak.
Tipe mandi yang terapeutik terdiri dari mandi bak mandi air panas, mandi bak air
hangat, mandi bak air dingin, berendam dan rendam duduk (Potter dan Perry, 2005).

4. Perawatan Kaki, Tangan dan Kuku

Kaki dan kuku sering kali memerlukan perawatan khusus untuk mencegah
infeksi, bau dan cedera pada jaringan. Perawatan dapat digabungkan pada saat mandi
atau pada waktu yang terpisah. Masalah yang timbul bukan karena perawatan yang
salah atau kurang terhadap kaki dan tangan seperti menggigit kuku atau memotong
yang tidak tepat. Pemaparan dengan zat-zat kimia yang tajam dan pemakaian sepatu
yang tidak pas. Ketidaknyamanan dapat mengarah pada stres fisik dan emosional
(Potter dan Perry, 2005).
D. Tanda dan Gejala

Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:

a) Fisik

Badan bau, pakaian kotor, Rambut dan kulit kotor, Kuku panjang dan kotor,
Gigi kotor disertai mulut bau, Penampilan tidak rapi

b) Psikologis

Malas, tidak ada inisiatif, Menarik diri, isolasi diri, Merasa tak berdaya,
rendah diri dan merasa hina.

c) Sosial

Interaksi kurang,Kegiatan kurang, Tidak mampu berperilaku sesuai norma,


Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi
tidak mampu mandiri.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia adalah :

1. Faktor Pengetahuan

Menurut Purwanto (1999) dalam Friedman (1998), domain kognitif


berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berabstraks,
analisa, memecahkan masalah dan lain-lain). Yang meliputi pengetahuan
(knowledge), pemahaman (comperehension), penerapan (aplication), analisa
(analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation). Individu dengan
pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri akan selalu menjaga kebersihan
dirinya untuk mencegah dari kondisi / keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998).

2. Kondisi Fisik Lansia dan Psikis Lansia


Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran
terutama di bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan
peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam
mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga dapat meningkatkan bantuan orang lain
(Nugroho, 2000).

Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada lansia bisa


disebabkan karena Demensia di mana lansia mengalami kemunduran daya ingat
dan hal ini dapat mempengaruhi ADL (Activity of Daily Living yaitu kemampuan
seseorang untuk mengurus dirinya sendiri), dimulai dari bangun tidur, mandi
berpakaian dan seterusnya.

3. Faktor Ekonomi

Menurut Geismer dan La Sorte (1964) dalam Friedman (1998), besar


pendapatan keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk
menyediakan fasilitas dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk
menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga.

4. Faktor Budaya

Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan


hygiene. Seorang dari latar belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik
perawatan diri yang berbeda. Keyakinan yang didasari kultur sering menentukan
definisi tentang kesehatan dan perawatan diri (Potter dan Ferry, 2005).

5. Faktor Lingkungan

Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang


mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup
lingkungan berpengaruh terhadap kemampuan untuk meningkatkan dan
mempertahankan status fungsional, dan meningkatkan kesejahteraan (Potter dan
Ferry, 2005)

6. Faktor Citra Tubuh


Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan
fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan
citra tubuh individu (Stuart & Sundeen, 1999 dalam Setiadi 2005)

7. Faktor Peran Keluarga

Keluarga secara kuat mempengaruhi perilaku sehat setiap anggotanya


begitu juga status kesehatan dari setiap individu mempengaruhi bagaimana fungsi
unit keluarga dan kemampuan untuk mencapai tujuan. Pada saat kepuasan
keluarga terpenuhi tujuannya melalui fungsi yang adekuat, anggota keluarga
tersebut cenderung untuk merasa positif mengenai diri mereka sendiri dan
keluarga mereka (Potter dan Ferry, 2005).

F. Masalah Personal Hygiene Pada Lansia

Menurut Siburian (2002) menurunnya fungsi fisiologis dan kesehatan pada


lansia terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang kebersihan lansia yaitu :

1. Mandi : pada lansia saat memasuki kamar mandi hendaknya tubuhnya kuat
oleh pengasuhnya. Jika merasa oyong waktu sedang mandi, segera
dibaringkan tanpa bantal.

2. Kebersihan mulut : lansia yang tak mandiri perlu dibantu dalam


membersihkan giginya. Jika ada gigi palsu hendaknya dibersihkan setelah
habis makan dengan sikat gigi, dan untuk menghilangkan baunya maka
gigi palsu direndam dalam air hangat yang telah dibubuhi oleh pembersih
mulut beberapa tetes selama 5-10 menit kemudian bilas kembali sampai
bersih.

3. Cuci Rambut dan kulit : kulit dan rambut pada lansia mulai mengering.
Karena itu sehabis mandi kulit perlu diolesi dengan krim dan rambut perlu
mendapat hair conditioner. Sehabis mandi, rambut segera dikeringkan.

4. Kuku : pada waktu menggunting kuku harus hati-hati agar tidak terjadi
karena luka pada lansia, khususnya penderita diabetes melitus Lebih sukar
sembuh.
5. Pakaian : pakaian lansia hendaknya terbuat dari bahan yang lunak, harus
dijaga agar tetap rapi karena banyak lansia yang tidak peduli lagi terhadap
pakaiannya. Warna pakaian hendaknya cerah tapi lembut, jangan memakai
warna yang mencolok karena ini hanya cocok bagi anak muda, jangan pula
dipilih warna hitam, karena memberi kesan sedih.

G. Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene

1. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak


terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering
terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

2. Dampak Psikososial

Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah


gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan
harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

H. Asuahan Keperawatan Klien dengan Masalah Personal Hygiene

1) Pengkajian

a. Riwayat Keperawatan

Tanyakan tentang pola kebersiahan individu sehari-hari, sarana dan prasarana


yang dimiliki, serta factor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal individu baik
factor pendukung maupun factor pencetus.

b. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, kaji hygiene personal individu, mulai dari ekstermitas atas
sampai bawah:
a. Rambut : Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kualitas), apakah tampak kusam? Apakah
ditemukan kerontokan?

b. Kepala : Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya


ketombe, kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan.
c. Mata : Amati adanya tanda-tanda ikterus., konjungtiva pucat, secret pada
kelopak mata, kemerahan dan gatal-gatal pada kelopak mata.

d. Hidung : Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan


hidung, tanda-tanda pilek yang tak kunjung sembuh, tanda-tanda alergi, atau
perubahan pada daya penciuman.

e. Mulut : Amati kondisi mulut dan amati kelembapanya. Perhatikan adanya


lesi, tanda-tanda radang gusi atau sariawan, kekeringan atau pecah-pecah.

f. Gigi : Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tanda-tanda


karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap atau gigi palsu.

g. Telinga: Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen atau
kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan pada daya pendengaran.

h. Kulit : Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya.


Perhatikan adanya perubahan warna kulit, stria, kulit keriput, lesi, atau pruritus.

i. Kuku tangan&kaki :Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya


kelainan atau luka.

j. Genetalia :Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perineum.


Perhatikan pola rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan
testisnya.

k. Hygiene personal secara umum : Amati kondisi dan kebersihan kulit secara
umum. Perhatikan adanya kelainan kulit atu bentuk tubuh.

2) Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

a. Kurangnya perawatan diri:mandi/hygiene s.d gangguan kognitif, kurangnya


motivasi, gangguan penglihatan.
b. Gangguan integritas kulit s.d immobility, gangguan sirkulasi vena dan arteri.

c. Gangguan Body Image b.d. penampilan fisik. halitosis, tidak adanya gigi.

d. Resiko tinggi infeksi b.d trauma mukosa mulut.

Intervensi

a. Kurangnya perawatan diri:mandi/hygiene s.d gangguan kognitif, kurangnya


motivasi, gangguan penglihatan.

1. Observasi Kesehatan kulit klien yang merupakan perlindungan bagi tubuh:

a) Cegah kulit dari iritasi dan injury

b) Kuku tajam, cincin yang dapat membuat luka kecil perlu dihindari

c) Hindarkan penggunaan handuk yang kasar serta menggosok badan


secara kasar yg dapat menyebabkan kerusakan jaringan.

2. Observasi tubuh terhadap bau yang disebabkan oleh bakteri dikulit:

a. Anjurkan klien untuk mandi atau seka kurang lebih 2x/hari.

b. Anjurkan klien setelah mandi kulit klien dikeringkan secara hati-hati


terutama diarea bawah payudara, axilla, sela paha diantara jari kaki.

c. Anjurkan klien untuk memakai lotion setelah mandi.

b. Resiko gangguan integritas kulit s.d immobility, gangguan sirkulasi vena


dan arteri.

Intervensi

1. Anjurkan klien untuk memakai lotion setelah mandi

2. Anjurkan klien untuk miring kanan miring kiri saat tidur untuk menghindari
gangguan integritas kulit berlebih.
3. Jika klien merasa gatal-gatal ,anjurkan klien agar tidak menggaruk secara
berlebihan untuk mengurangi luka berlebih.

c. Gangguan Body Image b.d. penampilan fisik. Halitosis(Bau mulut), tidak


adanya gigi.

Intervensi

1. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang ganguan body


image saat ini.

2. Observasi tentang kebiasaan klien saat menyikat gigi

3. Anjurkan klien untuk memakai gigi palsu untuk meningkatkan body image
klien.

4. Berikan pengertian pada klien bahwa keaadan tersebut sangat fisiologis dan
semua orang akan mengalami hal tersebut.

d. Resiko tinggi infeksi b.d trauma mukosa mulut.

Intervensi

1. Anjurkan klien untuk oral hygiene:

a. Gosok gigi setelah makan

b. Irigasi diperlukan untuk cleaning mencegah pleque.

c. Pilihlah sikat gigi yang lunak untuk menghindari luka pada daerah
mulut

d. Klien yg infeksi oral

- Jangan gunakan gigi palsu

- Beriobat kumurkumur (betadine kumur)

- Gunakan liquid topikal antibiotik


BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas kami dapat menyimpulkan bahwa kebersihan diri


adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kebersihan
rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian
dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).

Tujuan dari personal hygiene adalah (Tarwoto, 2004):Meningkatkan derajat kesehatan


seseorang, Memelihara kebersihan diri seseorang, Memperbaiki personal hygiene yang
kurang, Mencegah penyakit, Menciptakan keindahan, Meningkatkan rasa percaya diri.

Menurut Siburian (2002) menurunnya fungsi fisiologis dan kesehatan pada


lansia terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang kebersihan lansia yaitu :
Mandi ,Kebersihan mulut, Cuci Rambut dan kulit, Kuku, Pakaian.

Maka dari itu akan timbul suatu dampak sebagai berikut:

1. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak


terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering
terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

2. Dampak Psikososial

Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah


gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan
harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

DAFTAR PUSTAKA

http://hidayat2.com/2009/03/20/23/. Diakses tanggal 21 Maret 2012.

Pukul :12.50 WIB.


http://www.scribd.com/doc/72877456/Asuhan-Keperawatan-Lanjut-Usia.

Diakses tanggal 21 Maret 2012. Pukul:12.57 WIB.


PENDAHULUAN

1. A. Latar belakang

Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan, di mana individu secara
sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Upaya
ini lebih menguntungkan bagi individu karena lebih hemat biaya, tenaga dan waktu dalam
mewujudkan kesejahteraan dan kesehatan.
Upaya pemeliharaan kebersihan diri mencakup tentang kebersihan rambut, mata, telinga,
gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian. Dalam upaya pemeliharaan
kebersihan diri ini, pengetahuan keluarga akan pentingnya kebersihan diri tersebut sangat
diperlukan. Karena pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo,1997).

1. B. Tujuan

1. 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan gerontik yang di berikan


oleh ibu Ina tentang KEBERSIHAN DIRI PADA LANSIA
2. 2. Menjelaskan latar belakang, pengertian, faktor penyebab, gejala, komplikasi,
pencegahan, pengobatan dan perawatan BAGI LANSIA
3. 3. Memberikan dan menjelaskan kesimpulan tentang MANFAAT KEBERSIHAN
DIRI PADA LANSIA.
4. C. Manfaat penulisan

1. Menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa perawat tentang KEBERSIHAN


DIRI PADA LANSIA.
2. Dapat menjadi inspirasi kita dalam melakukan penelitian di dalam bidang praktik
keperawatan.
3. Diharapkan dapat menambah pengetahuan perawat geriatri dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada lansia yang tinggal dengan keluarga mengenai kemampuan
merawat diri pada lansia.

BAB II

ISI

1. A. Pengertian

Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi
kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam
berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997). Lansia perlu
mendapatkan perhatian dengan mengupayakan agar mereka tidak terlalu tergantung kepada
orang lain dan mampu mengurus diri sendiri (mandiri), menjaga kesehatan diri, yang
tentunya merupakan kewajiban dari keluarga dan lingkungannya (Siburia,2002).

Sejalan dengan kemunduran fisiknya lansia membutuhkan pertolongan dari keluarga untuk
memenuhi kebersihan diri.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia adalah:

1. Tingkat Pengetahuan

2. Kondisi fisik lansia dan psikis lansiA

3. Faktor-faktor ekonomi

4. Faktor budaya

5. Faktor lingkungan

6. Faktor citra tubuh

7. Faktor peran keluarga

Perawat mempunyai peranan dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang kebersihan


diri, yaitu sebagai family advocacy. Perawat berperan sebagai pendamping bagi keluarga baik
bagi lansia maupun keluarganya ketika dihadapkan pada suatu masalah termasuk dalam hal
kebersihan diri, perawat sebagai conselor perawat di mana perawat dapat memberikan ide
atau pendapat kepada lansia dan kepada keluarga sebagai pelaksana asuhan keperawatan.
Perawat memberikan asuhan dengan kebutuhan perawat sebagai pendidikan memberikan
pendidikan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.

1. B. Jenis kebersihan diri


1. Kebersihan rambut
2. Kebersihan gigi dan mulut
3. Kebersihan mata
4. Kebersihan telinga
5. Kebersihan kuku
6. Kebersihan kulit
2. C. Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi Kebersihan Diri

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia adalah :
1. Faktor Pengetahuan

Menurut Purwanto (1999) dalam Friedman (1998), domain kognitif berkaitan dengan
pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berabstraks, analisa, memecahkan
masalah dan lain-lain). Yang meliputi pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comperehension), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi
(evaluation).Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri akan selalu
menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi / keadaan sakit (Notoatmodjo,
1998).

2. Kondisi Fisik Lansia dan Psikis Lansia

Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama di bidang
kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan peranan-peranan sosialnya. Hal ini
mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga
dapat meningkatkan bantuan orang lain (Nugroho, 2000).
Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada lansia bisa disebabkan karena
Demensia di mana lansia mengalami kemunduran daya ingat dan hal ini dapat mempengaruhi
ADL (Activity of Daily Living yaitu kemampuan seseorang untuk mengurus dirinya sendiri),
dimulai dari bangun tidur, mandi berpakaian dan seterusnya.

3. Faktor Ekonomi

Menurut Geismer dan La Sorte (1964) dalam Friedman (1998), besar pendapatan
keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup
keluarga.

4. Faktor Budaya

Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan hygiene.


Seorang dari latar belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik perawatan diri yang
berbeda. Keyakinan yang didasari kultur sering menentukan definisi tentang kesehatan dan
perawatan diri (Potter dan Ferry, 2005).

5. Faktor Lingkungan

Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat
terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup lingkungan berpengaruh terhadap kemampuan
untuk meningkatkan dan mempertahankan status fungsional, dan meningkatkan kesejahteraan
(Potter dan Ferry, 2005)

6. Faktor Citra Tubuh

Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal
hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu (Stuart &
Sundeen, 1999 dalam Setiadi 2005).

7. Faktor Peran Keluarga


Keluarga secara kuat mempengaruhi perilaku sehat setiap anggotanya begitu juga
status kesehatan dari setiap individu mempengaruhi bagaimana fungsi unit keluarga dan
kemampuan untuk mencapai tujuan. Pada saat kepuasan keluarga terpenuhi tujuannya melalui
fungsi yang adekuat, anggota keluarga tersebut cenderung untuk merasa positif mengenai diri
mereka sendiri dan keluarga mereka (Potter dan Ferry, 2005).

1. D. Tanda-tanda seseorang kurang perawatan diri

Penampilan dekil/kumal dan tidak rapih

Badan bau

Rambut kumal, kotpor dan banyak kutu

Kuku panjang dan kotor

Kadang tubuh dipenuhi penyakit kulit (jamur, koreng, borok, dll)

1. E. Masalah Personal Hygiene Pada Lansia

Menurut Siburian (2002) menurunnya fungsi fisiologis dan kesehatan pada lansia terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang kebersihan lansia yaitu :

Mandi : pada lansia saat memasuki kamar mandi hendaknya tubuhnya kuat oleh
pengasuhnya. Jika merasa oyong waktu sedang mandi, segera dibaringkan tanpa
bantal.
Kebersihan mulut : lansia yang tak mandiri perlu dibantu dalam membersihkan
giginya. Jika ada gigi palsu hendaknya dibersihkan setelah habis makan dengan sikat
gigi, dan untuk menghilangkan baunya maka gigi palsu direndam dalam air hangat
yang telah dibubuhi oleh pembersih mulut beberapa tetes selama 5-10 menit
kemudian bilas kembali sampai bersih.
Cuci Rambut dan kulit : kulit dan rambut pada lansia mulai mengering. Karena itu
sehabis mandi kulit perlu diolesi dengan krim dan rambut perlu mendapat hair
conditioner. Sehabis mandi, rambut segera dikeringkan.
Kuku : pada waktu menggunting kuku harus hati-hati agar tidak terjadi karena luka
pada lansia, khususnya penderita diabetes melitus Lebih sukar sembuh.
Pakaian : pakaian lansia hendaknya terbuat dari bahan yang lunak, harus dijaga agar
tetap rapi karena banyak lansia yang tidak peduli lagi terhadap pakaiannya. Warna
pakaian hendaknya cerah tapi lembut, jangan memakai warna yang mencolok karena
ini hanya cocok bagi anak muda, jangan pula dipilih warna hitam, karena memberi
kesan sedih.

1. F. Kerugian akibat tubuh yang kotor

Hal yang dapat muncul bila seseorang kurang menjaga kebersihan diri, di antaranya:

Badan gatal gatal dan tubuh lebih mudah terkena penyakit, terutama penyakit kulit.
Rambut dipenuhi kutu/ketombe
Penampilan tidak rapih dan bau badan tidak sedap, dijauhi orang.
Sumber penyakit :
o Kuku panjang dan kotor: sarang kuman penyebab penyakit saluran pencernaan
(diare/sakit perut)
o Telinga: dapat menimbulkan gangguan pendengaran akibat penumpukan
kotoran telinga dan dapat menimbulkan infeksi pada telinga
o Gigi dan mulut: karies gigi, gigi berlubang, sakit gigi dan bau mulut

1. G. Cara Perawatan Kebersihan Diri

a) Cara Perawatan Rambut dan Kepala

Bersihkan rambut dengan shampo secara rutin (min. 2x/mg)


Potong dan sisir rambut agar terlihat rapih

b) Cara menjaga Kebersihan Muka dan Mata

Cuci muka minimal 3x/hari


Bersihkan daerah mata dari arah luar ke dalam (bersihkan kotoran mata yang
menempel pada sudut kelopak mata)
Bila mata kemasukan benda segera keluarkan menggunakan kain atau tissue yang
lembut, lakukan dengan hati-hati.
Bila mata terkena air sabun segera cuci menggunakan air bersih, dan hindari untuk
menggososk mata dengan tangan.
Saat mengendarai sepeda mnotor gunakan kaca mata/kaca pelindung.

c) Cara Menjaga Kebersihan Telinga dan Hidung

Bersihkan hidung dan telinga secara rutin ( 1- 2 mg/1x) lakukan dengan hati-hati
menggunakan alat yang bersih dan aman.

d) Cara menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut

Sikat gigi setiap selesai makan dan sebelum tidur dengan cara yang benar dan teratur
Hindari makan/minum yang terlalu panas / dingin
Hindari konsumsi makanan yang asam
Banyak mengkonsumsi makanan bergizi
Kontrol ke dokter gigi/petugas kesehatan secara rutin

e) Cara Menjaga Kebersihan Badan

Mandi menggunakan sabun mandi secara rutin minimal 2 kali sehari (bila perlu
lakukan lebih sering bila kerja ditempat kotor/banyak berkeringat
Gunakan pakaian yang bersih dan rapi (pakaian diganti 1 x/hr atau bila pakaian sudah
kotor/basah)
Bila terkena jamur kulit, lakukan mandi seperti biasa. Hindari penggunaan pakaian,
handuk, selimut, sabun mandi, dan sarung secara berjamah. Hindari penggunaan
pakaian yang lembab/basah (karena keringat/sebab lain). Gunakan obat anti jamur
kulit (bila perlu).

f) Cara Menjaga kebersihan Tangan dan Kaki

Bersihkan tangan dan kaki sehari minimal 2x/hr atau setiap kotor.
Potong kuku 1 x/ mg atau saat terlihat panjang ( gunakan pemotong kuku dan
setelah dipotong ujung kuku dihaluskan/dikikir)
Gunakan alas kaki yang lembut, aman, dan nyaman

https://moonaputri.wordpress.com/2012/04/08/makalah-keperawatan-gerontik/amp/

Anda mungkin juga menyukai