Anda di halaman 1dari 9

Kenapa Covert Selling?

Mungkin berawal dari pertanyaan ini saja kita memulainya

Pastinya Anda sudah sering denger, kan?Kebanyakan orang tidak suka dijualin, tapi orang suka beli. Inilah
yang melandasi kenapa teknik Covert Selling ini muncul. Paham?

Apa buktinya orang gak suka dijualin?Jelas, kalau ada orang nyepam di grup, Anda risih ngelihatnya. Iya,
kan? Atau ketika ada yang komen jualan di status Anda, tentu Anda BT, kan? Itulah salah satu bukti
bahwa manusia normal gak suka dijualin. hehe

Atau nih, pas Anda nonton TV, giliran iklan, biasanya Anda suka pindah-pindah channel kan? Walaupun
gak semuanya lho ya. Ingat, ini kebanyakan, gak semua orang.

Ada juga kok orang yang memang suka banget dijualin. Kenapa? Ya emang dia lagi nyari barang yang
selama ini dibutuhkan. Mau gak mau nyari iklan. Kan mau beli ^_^

APAKAH COVERT SELLING INI EFEKTIF?Tergantung. Ya, tergantung bagaimana Anda memakainya, dan di
media apa Anda menggunakannya. Jadi, Covert Selling hanya sebuah teknik. Bukanlah yang terbaik, tapi
bisa jadi alternatif.
Salah satu dasar penting yang mesti dipahami dalam Covert Selling adalah: ketiadaan penawaran.
Artinya, gak ada Call to Actionnya. Nah, lho?

Makanya, kalau Anda jualan di website, landing page, email, dan media-media online lainnya, selain
Sosial Media tentunya, jor-joran aja jualan, gak usah covert-covertan. Wong pasti ada penawaran dan
Call to Actionnya kok.

Selain itu, kenyataannya di lapangan, Anda pun bisa gunakan teknik lain seperti Story Telling,
Copywriting, Double Binding, Scalling, Metafora, bahkan Hard Selling sekalipun, saat Anda menjual
produk Anda di sosial Media, seperti Facebook

Kuncinya ada pada FLEKSIBILITAS.Jangan terlalu kaku dengan teknik atau metode yang digunakan saat
jualan. Yang terpenting, outcomenya tercapai. Apa outcome dari Selling? Ya jelas CLOSING.

Closing sama Konversi itu sama aja ya

Marketing itu menciptakan DEMAND. Branding itu membuat pelanggan LOYAL. Selling itu membuat
orang lain CLOSING

Pertanyaannya, APA ITU COVERT SELLING?Intinya, jualan secara terselubung. Menjual, tapi gak kelihatan
menjual.
Karena cara jualannya terselubung, maka teknik ini akan cocok banget pas Anda gunakan di sosial media
seperti Facebook, atau saat percakapan di Telegram/WhatsApp/BBM.

Oh ya, perlu digaris bawahi, ini COVERT lho ya, bukan CONVERT. Banyak kawan-kawan Saya di Facebook
yang salah ucap. Covert itu terselubung. Convert itu konversi. Maknanya jauh banget

Karena terselubung, maka biasanya kehadiran jualan-nya tidak akan disadari oleh pikiran sadar, tapi
walaupun begitu, akan tetap disadari oleh pikiran bawah sadar.

Teori soal Pikiran Sadar dan Pikiran Bawah Sadar, Saya rasa gak harus dijelaskan disini lah ya.. Anda bisa
searching sendiri di Gugel. Panjang jelasinnya. Hehe

Ibaratnya, kalau kita lihat Stand Up Comedy di TV, si Comic gak harus bilang, Woy, aku mau ngelucu
nih!, tapi selama prosesnya, tiba-tiba penonton ketawa. Kebayang?

Gak harus bilang lucu, saat mau melucu. Asalkan emang lucu, orang pasti ketawa

Ibaratnya, kalau orang Jatuh Cinta, si Doi gak harus ngegombal bilang, Sayang, aku cinta banget lho
sama kamu. Jawab: PREeeeeettT!. Cukup buktikan dengan perhatian dan kasih sayang, maka dia akan
merasakan bahwa si Doi benar-benar jatuh Cinta kok. Eaaa..

Ibaratnya, kalau ada orang Kentut, si tukang kentut gak harus bilang kentut pun, tapi kalau tiba2 BAU,
maka teman-temennya pasti ngerasain bahwa ada yang kentut. Kebayang? hehe. Gak usah dibayangin
deng ^_^
Sekarang, Anda mulai paham apa itu Covert Selling dan kenapa Covert Selling penting untuk Anda
pelajari. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana cara melakukannya?

Untuk lebih kebayang perbedaannya, yuk perhatikan 2 contoh berikut ini

Ceritanya Saya lagi jualan salah satu produk bisnis Saya, SHALIHA HIJAB. Dan Saya buat status
begini:Status Pertama:Ukhti, ada model terbaru nih dari Shaliha Hijab, namanya Khimar Safana.
Bahannya adem banget, enak dipake. Kalau ukhti mau order, silakan chat Pin BB: 2BD8F25B ya!

(gambar: foto hijab)

Status Kedua,Wah, bener-bener gak nyangka. Baru 1 hari dilaunching, Khimar Safana ini laris banget dan
diserbu para akhwat. Alhamdulillah.(gambar: foto hijab)

Kira-kira, dari dari dua jenis status di atas, mana yang paling nyaman Anda lihat dan lebih disuka? Hehe

Barusan Saya cek di Grup Telegram Jago Jualan, ternyata bener sesuai dugaan, hampir semua orang
bilang lebih suka status ke-2. Kenapa? Karena itulah contoh COVERT SELLING

Contoh lagi, supaya lebih kebayang Ceritanya Saya lagi jualan buku terbaru Saya yang berjudul
#GaraGaraFacebook. Dan Saya buat status begini:
Status Pertama,

Buku terbaru! Rahasia Bagaimana Anda Bisa Jualan Laris di Facebook, Tanpa Iklan! Mau? Yuk langsung ke
websitenya. Klik deh http://bit.ly/1Qe3NH7

(gambar: foto cover buku)

Status Kedua,Hehehe Kebayang banget, kalau misalkan teman-temen bisa tahu ilmu INI. Orang bakal
klepek-klepek baca status Facebook kita, terus tiba-tiba chat, dan ujung-ujungnya beli. Beuuh, ngeri!!

cover

Kira-kira, dari dari dua jenis status di atas, mana yang paling nyaman Anda lihat dan lebih disuka? Hehe

Noh, kan Hampir semua bilang sama. no.2. hehe.. Kenapa? Karena itu contoh

COVERT SELLING

Dari dua contoh di atas, apakah Anda mulai kebayang perbedaan antara Covert Selling dan bukan Covert
Selling?
Joss! Saya rasa, orang cerdas seperti Anda akan mulai menangkap bagaimana perbedaannya
^_^Sekarang, tolong catat ini. Ada 3 pilar penting yang mesti Anda pahami sebelum Anda kuasai teknik
Covert Selling ini. Apa sajakah itu?

Pertama, CURIOUSITY (Rasa Penasaran).

Salah satu poin penting dalam Covert Selling adalah memainkan RASA PENASARAN. Karena semakin
orang penasaran, semakin hasrat keponya tinggi. Semakin kepo, semakin ingin cari tahu apa persisnya.
Semakin tahu apa persisnya yang dijual, semakin kebayang benefitnya. Kalau udah tahu benefitnya,
semakin gampang orang tersentuh hatinya. Beli deh (baca pelan-pelan)

Dalam contoh status di atas, khususnya yang kedua, di kalimat, Kebayang banget kalau misalkan teman-
temen bisa tahu ilmu INI, muncul pertanyaan, INI itu apa? yang mana persisnya?

Makanya, kalau mau buat status di Facebook, sering-seringlah mainin rasa penasaran orang. Biarkan
orang kepo. Kalau udah kepo, minimal mereka komen. Kalaupun gak komen, dia mungkin chat message
ke Anda langsung.

Nah disitulah skill penjualan Anda dalam mempresentasikan benefit produk Anda dimulai. Ingat, jualan
itu aktivitas dua arah: tanya jawab. Kalau cuma 1 arah, semisal copywriting, itu namanya promosi.
Kebayang?

Customer Journeynya dimainkan: aware dulu, tahu dulu, suka dulu, terus mulai naksir, mulai yakin, beli
deh. Itu mainin di Facebook.
Tahapan aware, tahu, dan suka-nya, Anda mainkan di Statusnya dengan rangkaian kata-kata covert Anda.
Tahapan naksir, yakin, dan beli-nya, Anda chit-chat sama mereka. Kebayang?

Kedua, AMBIGUITY (bahasa Indonesia nya apa ya? hehe)

Oh ya, inget, bermakna ganda, atau gak jelas maknanya. Cmiww (gak lulus bahasa Indonesianya ini mah)
hehe ^_^

Coba Anda cek lagi contoh status Saya di kasus pertama, Baru 1 hari dilaunching, Khimar Safana ini laris
banget dan diserbu para akhwat. Pertanyaannya, LARIS itu seberapa banyak? hehe

Contoh lain dari bahasa-bahasa ambigu adalah: Best Seller, Sold Out, Laris Manis, Keren, Luar Biasa, Gila,
termasuk: GENDENG! hehe

Misal Anda buat status di Facebook begini: GENDENG! Ilmu kaya begini kok dibongkar ke publik secara
GRATISAN. Curiga besok kalau jualan bisa LARIS ini mah

Nah, status itu, Anda pasti tahu, Saya menggabungkan 2 pilar: Curious dan Ambigu. kebayang ya?Keriga,
EMOTIONALLY (bersifat emosional)

Khusus pilar ketiga, ini biasanya dimainkan ketika Anda buat status di Facebook, dikombinasikan antara
Covert Selling dan Story Telling. Nah pas cerita, emosionya kudu dapet. Jangan cuma datar gitu aja
Misal Anda jualan lampu neon isi ulang. Anda bisa cerita begini..

Cerita 1:Kemarin malam Saya sama suami nonton film Conjuring di XXI. Masih kebayang hantu si Valak
itu serem banget. Ih, gak bisa tidur. Udah mah serem, malam-malam mati lampu lagi. Suami udah tidur,
anak minta buatin susu, pas masuk dapur, gelap banget. Untung punya lampu xxx (merk) yang kemarin
beli di toko xyz. Terang deh

Cerita 2:Kemarin malam Saya sama suami nonton film Conjuring di XXI. Masih kebayang banget hantu si
Valak terngiang-giang di kepala, wajahnya susah hilang di ingatan, serem banget! Beneran gak bisa tidur
Saya. Udah gitu, eh kok bisa-bisanya malem-malam di rumah mati lampu. Gelap banget Suami udah
tidur, anak minta buatin susu. Pas masuk ke dapur, grrrrr!! Bulu kuduk merinding,bawannya pengen lari,
gelap banget. Gak kelihatan apa-apa. Untung di atas kulkas ada lampu xxx yang kemarin sempat beli di
toko xyz. Ting!! Terang lagi deh. Alhamdulillah

Tanpa Saya tanya pun, Saya yakin, cerita kedua lebih emosional, walaupun agak lebay. hehe..

Intinya, mainkan emosi pembaca.

Tipsnya, sering-sering pake kata: Bayangkan, Kebayang gak sih?, Kebayang dong.., Inget deh,
Seakan-akan, Seolah-olah, Kalau misalkan Anda, dll
DHUARR..!! BOOM! Bletak! Cekreeek! Plak!! dll, kata-kata begini juga bisa menimbulkan efek emosi
tertentu. Kerasa, kan? hehe

Anda mungkin juga menyukai