Anda di halaman 1dari 21

PRESUPPOSITIONS OF NLP

NLP memberikan seperangkat presuposisi bagi individu agar dapat berfungsi


secara normal/ekselen . Individu tidak perlu meyakini setiap presuposisi ini,
namun individu menjadi lebih efektif jika mengaplikasikannya seolah semua
presuposisi berikut benar. (*wikipedia)
Presuppositions of NLP merupakan asumsi-asumsi dasar dalam pembelajaran
NLP, dan dapat dimaknai sebagai asumsi-asumsi yang memberdayakan.
Berikut ini beberapa presuposisi NLP:
The Map is Not The Territory (Peta Bukanlah Wilayah)
Everyone Lives in Their Own Unique Model of The World (Setiap
manusi hidup pada model dunianya yang unik)
Experience Has a Structure (Setiap pengalaman memiliki struktur)
Life, Mind and Body Are One System
The Meaning of a Communication is The Response You Get (Makna
dari komunikasi adalah respon yang didapat)
Underlying Every Behavior is a Positive Intention (Setiapp prilaku
memiliki intensi positif)
People Make The Best Choices Available To Them (Manusia membuat
keputusan sesuai dengan pilihan yang tersedia)
Theres No Such Thing As Failure Only Feedback (Tidak ada
Kegagalan, yang ada adalah pembelajaran)
If What You Are Doing isnt Working, Do Something Else
We Have The Resources Within Us To Achieve What We Want (Kita
memiliki sumberdaya yang kita butuhkan)
If One Person Can Do Something, Anyone Can Learn To Do It (Jika
satu orang bisa melakukannya, maka yang lain juga bisa)
People Work Perfectly (Manusia berkerja secara sempurna)
If Any System The Person With The Most Flexibility Will Control The
System (Orang yang memiliki fleksibilitas, dialah yang mengendalikan
sistem)
Choice is Better Than No Choice (Memiliki pilihan lebih baik dari pada
tidak ada)

SUBMODALITY
Dalam kajian lebih lanjut tentang sistem representasi manusia, NLP
mengenalkan suatu istilah yang mungkin baru yaitu SubModality, yang dapat
diterjemahkan menjadi Sub = Bagian, Modaliti = Modalitas/V.A.K.O.G. Untuk
mudahnya Submodality merupakan informasi yang lebih detail dari sistem
representasi seseorang, atau lebih dikenal sebagai kualitas dari modalitas.
Ketika seseorang menceritakan pengalamannya, perlu disadari yang mereka
ceritakan hanya merupakan gambaran besar dari pengalaman tersebut, ketika
kita mengupas gambaran tersebut kita akan menemukan hal-hal yang lebih
detail atau struktur dari pengalaman tersebut (submodality).
Dan menariknya jika suatu struktur dari pengalaman tersebut dirubah, maka
pemaknaan terhadap pengalaman tersebut bisa berubah juga.
Beberapa detail pada submodaliti :
Visual : Terang- Gelap, Berwarna-hitam putih, dsb.
Auditory: Keras-Pelan, Cepat Lambat, Jauh- Dekat, dsb
Kinesthetic : Letak rasa, tekanan suatu rasa, dsb
Sebagai contoh ;
Bayangkanlah ada sebuah jeruk didepan anda, bayangkan jeruk tersebut begitu
cerah warnanya, perhatikan setiap detail dar jeruk tersebut, mungkin sekarang
muncul sensasi suatu rasa di mulut anda.
Setelah anda membayangkan jeruk tersebut, muncul respon secara tidak sadar
seperti air liur yang mulai mengalir, mungkin juga ada rasa sedikit asam di mulut
anda.

Sekarang bayangkan jeruk tersebut diletakan diatas sebuah pispot. Bagaimana


rasanya sekarang.
Contoh ini membuktikan bagaimana struktur terhadap jeruk tersebut dirubah
sehingga sensasi terhadap jeruk tersebut juga berubah. Hal ini yang disebut edit
submodality.

MENGUBAH BELIEF SYSTEM DENGAN SUBMODALITY


Misalkan, seseorang sangat yakin bahwa dirinya pasti orang yang gagal (ini
contoh belief system negatif dan kuat). Kemudian belief system ini kita ubah
menjadi sesuatu yang menggelikan, maka si orang tersebut akan menjadi geli
bahwa : dirinya gagal. Dengan demikian belief system itu telah mengendur,
bahkan bertransformasi menjadi sesuatu yang menggelikan dan tidak layak
dipercaya lagi
Jadi caranya adalah :
1. Elicit submodality dari belief system negatif yang mau diubah.
2. Elicit submodality dari suatu hal yang dianggap menggelikan
3. Remap
4. Selesai
Boleh ditambahkan berbagai macam hal / langkah setelahnya. Sebab variasi
teknik ini dapat bermacam-macam.
Udah deh selesai
Nah,
Teknik di atas, di kelas practitioner seharusnya diajarkan agar memberikan dasar
batu pijakan NLP yang penting sekali. Agar para pembelajar memiliki dasar kuat
untuk praktek berbagai teknik yang lain.
Selain
itu,
sebaiknya
suatu
kelas
practitioner
tidak
hanya
mengajarkan Submodality dan Submodality remapping ini dalam setting yang
formal (terapi, coach, treatment). Di mana kedua belah pihak (NLP-er dan Klien)

menyadari situasi formal untuk perubahan. Karena pada kenyataannya teknik ini
akan jauh berguna jika berada di luar setting terapi, atau treatment atau coach.
Bukankah
kita
sering
kali
ingin
mendorong
perubahan
pada
seseorang/komunitas
tanpa
harus
memasukkan
orang
itu
dalam
situasi /setting terapi formil?
Lha bagaimana jika kita mau mengubah submodality atau belief system tanpa
melalui langkah formil itu?
Well
Seorang praktisi NLP yang hobby berlatih submodality, akan dengan mudah
menemukan dari pengalamannya bahwa setiap kata-kata ternyata memiliki
submodality-nya sendiri di pikiran.
Misal untuk memberikan contoh,
pembukaan" dari pertanyaan Anda :

perkenankan

saya

meminjam

"kata

Makasih wejangannya Guru Ronny

Sebenarnya saya hanya menuliskan "tanggapan" dari suatu pertanyaan, namun


Mas Kun mengartikulasikan "tanggapan" tersebut sebagai "wejangan".
Jika kita menyediakan waktu untuk mengelicitnya, maka "wejangan" dan
"tanggapan" jelas-jelas memiliki submodality yang berbeda, dan lebih jauh lagi
akan berasosiasi dengan persepsi yang berbeda dan memicu belief yang
berbeda.
Saat tanggapan saya diartikulasikan sebagai wejangan, submodality
pembaca dengan cepat berubah dan menjadi meyakini (belief) bahwa saya
suka memberikan "wejangan". Nah, di kepala pembaca kata "wejangan" sudah
memiliki submodalitynya sendiri., yang pola submodalitynya cenderung
berdekatan dengan makna "menasehati".
Nah, jadi sudah terjadi proses submodality remapping yang mengubah belief
system orang mengenai perilaku saya. Dari suatu belief system yang "suka

menangapi pertanyaan sebagai bentuk kepedulian" menjadi "suka "memberi


wejangan pada orang lain".
Bayangkan jika dikatakan secara langsung di depan audiens, dengan intonasi
yang tepat dan gesture yang pas Ohhh No! Mereka terhipnotis!
Demikian pula menempelkan predikat Guru , akan menghasilkan submodality
yang berbeda dengan teman belajar, ya khan
Nah,
Inilah yang saya pelajari secara berbeda dari Dr Richard Bandler and team, yang
menganut "ideologi" bahwa NLP akan jauh lebih berguna apabila dikeluarkan
dari setting teraputik yang formal ataupunsetting formal lainnya. Dalam setting
formal, kedua belah pihak menyadari sedang terjadi proses yang melibatkan
intervensi keilmuan NLP. Kenyataannya sering kali kita justru amat memerlukan
NLP pada saat tidak sedang berada dalam situasi formal seperti terapi atau
coach atau treatment.
NLP jauh lebih berguna jika dilakukan dalam setting daily conversation,
atau setting yang biasa-biasa saja. Inilah yang di brosur 7 days Licensed NLP
Practitioner disebut bahwa Pelatihan NLP Practitioner bukanlah terapi atau
terapi
kelompok.
Setting
pelatihan
NLP
Practitioner
bukanlah
memberikan treatment, namun merupakan suatu proses educational /
pembelajaran.
Hmmm
Olala jadi, submodality "memang" dasar NLP yang penting sekali.
Ya iya lah, masa ya iya dong. Ya Mulan Jami-lah, masak Mulan Jami-Dong!
(Kata anak muda sekarang. :-))

BTW
Dalam kalimat di atas tertulis: "Submodality memang dasar NLP yang
penting sekali." Ini seingat saya merupakan kalimat yang saya ungkapkan pada
Sharing NLP Talks di Wahid Institute.

Nah, kalimat itu akan berbeda arti saat Anda menambahkan


kata "kayaknya",
menjadi
:
Submodality "kayaknya" memang dasar NLP yang penting sekali.
Lho, kenapa ya artinya bisa berubah? Dengan mudah dapat dilihat dari
perbedaan struktur submodality kedua kalimat itu
Nah,
sekarang
mari
kita
cermati
Kalimat 1. Submodality "memang" dasar
- Silahkan di elicit submodality-nya

kedua
kalimat
ini
:
NLP yang penting sekali.

Kalimat 2 : Submodality "kayaknya" memang dasar NLP yang penting sekali.


- Silahkan di elicit submodality-nya
Perhatikan perbedaan kedua submodalitynya.
Jadi menambahkan kata "KAYAKNYA" dengan cepat terjadi proses re-mapping
submodality dari kalimat pertama
Terasa sekali proses Pengendoran Belief (belief loosening), kalimat pertama
adalah kalimat belief, kalimat kedua adalah kalimat ragu-ragu, belum yakin,
dst
Jadi pembaca akan ikut ter-elicit keraguannya yang semula meyakini bahwa
"Submodality memang dasar NLP yang penting sekali
Wow!

Lha
Berdasarkan tulisan tanggapan Anda, jelas-jelas Anda
melakukan belief change dengansubmodality remapping.

Mengedit Pengalaman Buruk dengan Submodality


1 August 2007 by Ronny FR 41 Comments

sudah

jadi,
mampu

Pernahkah Anda duduk melamunkan peristiwa masa lalu, dan kemudian


menyelami bahwa lamunan tersebut ternyata ada yang memiliki warna, ada yang
hitam putih, ada yang bergerak, ada yang diam seperti foto.
Kadangkala kita tiba-tiba teringat suatu peristiwa karena adanya suara
seseorang yang mengiang di telinga kita Hei kamu pasti yang suka
nyontekkk! Pernahkah anda telaah, bagaimana detail suara itu? Apakah berasal
dari sebelah kanan, atau kiri kepala Anda, atau ditengah kepala? Apakah seperti
suara Anda sendiri atau suara orang lain? Bagaimana nadanya, mencemooh,
memotivasi?
Apa yang kita bicarakan diatas adalah yang disebut sebagai submodality. Yakni
aspek dari internal representational system yang mendukung proses pikiran.
Internal representational system adalah suatu cara bagi pikiran kita untuk
membuat representasi dunia luar dalam kepala
kita.
Sering
disebut
sebagai mental map atau internal reality.
Dalam artikel lain di blog ini sudah dijelaskan akan
adanya 3 representational system utama: Visual,
Auditory dan Kinestetik (VAK). Ternyata masingmasing VAK ini memiliki kualitas yang lebih
mendetail lagi yang disebut sebagai submodality.
Jadi submodality adalah aspek kualitas dari representational system. Ini yang
menyebabkan para pembelajar Neuro Semantic (NS-NLP) lebih senang
menyebut submodality sebagai meta-modality. Karena kata sub membuat
asumsi letaknya ada di bawah atau merupakan bagian dari hal lain. Sementara
apa yang disebut submodality bukanlah sesuatu yang berada di bawah, namun
justru di atas (kualitas), maka disebut sebagai meta.
Contoh Submodality
Jika Anda pernah bermain game balapan mobil dengan playstation atau
sejenisnya, Anda akan mengenal 2 macam mode bermain. Mode pertama
adalah Anda dapat melihat mobil Anda sendiri (Disassociated), dan mode kedua
adalah Anda seolah berada dalam ruang kemudi dan melihat layar TV sebagai
kaca mobil (depan) Anda (Asossiated).

Bagi Anda, mana yang lebih seru memainkannya, dalam mode disassociated
atau asossiated? Mayoritas orang akan merasa lebih seru menggunakan mode
associated, mereka akan merasa lebih menjiwai game itu, lebih terasa
sensasinya. Apalagi jika betul-betul menggunakan stik berbentuk stir mobil,
stiknya bisa bergetar dan layar televisinya sekitar 40 inchi.
Nah, seperti itulah salah satu submodality dalam pikiran kita. Dalam menyimpan
(merepresentasi) suatu memori, ada kalanya berbentuk asossiated dan
mungkin disassociated. Misalkan, pengalaman yang mengesankan cenderung
bersifat asossiated, sementara pengalaman yang sudah terasa tumpul, terasa
tidak penting biasanya berbentuk disassosiated.
Contoh submodality visual yang lain adalah sebagai berikut. Jika semisal anda
diminta untuk membayangkan suatu peristiwa secara visual : Apakah gambarnya
berwarna atau hitam putih ? Apakah bergerak (film) atau diam (potret)? Apakah
ukurannya besar atau kecil ? Berapa jauh jaraknya dari Anda? Apakah 2 dimensi
atau 3 dimensi? Dan masih banyak lagi jika harus disebut secara lengkap.
Selanjutnya anda dapat juga menelaah submodality auditorialnya. Apakah saat
anda mengingat memori itu ada kenangan suara yang muncul juga? Apakah
suara itu dari dalam diri anda (self talk) atau ada orang lain yang berbicara pada
anda? Apakah keras atau lemah? Apakah dari kiri atau kanan? Apakah nadanya
tertentu? Dan masih banyak lagi jika harus disebut secara lengkap.
Kemudian anda juga dapat melihat submodality terakhir yaitu kinestetik. Apakah
pengalaman yang anda panggil itu menimbulkan sensasi perasaan tertentu bagi
Anda? Apakah ada semangat tertentu di dalam dada? Atau ada rasa kosong?
Rasa mendesir? Terasa keras atau lembut? Kemana arah rasa itu? Rasanya di
sebelah tubuh yang mana ? Panas atau dingin, dll.
Perbedaan-perbedaan kualitas dari VAK itulah yang dikenal sebagai submodality
di NLP. Ini adalah cara otak kita menyimpan (merepresentasi) sinyal listrik yang
diberikan oleh panca indra kita. Umumnya, setiap pengalaman memiliki semua
unsur VAK-nya, sekalipun lemah kuatnya submodality akan berbeda-beda.
Sekalipun ada VAK secara lengkap, tidak semua pengalaman itu ada
submodality yang menyertai secara lengkap. Bisa jadi hanya ada beberapa
submodality V, satu submodality A dan dua submodality K. Ataupun kombinasi
yang lainnya. Ramuan submodality inilah yang akan mempengaruhi state kita,

mempengaruhi emosi kita. Submodality-lah yang mempengaruhi reaksi kita,


bukan lingkungan secara langsung. Inilah yang disebut dengan istilah paling
polpuler di NLP : The map is not the territory, and we are responding to our map,
not to our territory
Sifat Submodality
Beberapa submodality bersifat biner (2 pilihan) seperti saklar on off sehingga
submodality ini disebut sebagai digital. Semisal dissasociated associated,
berwarna atau hitam putih, bergerak atau diam, dan seterusnya.
Sedangkan beberapa submodality yang lain bersifat analog yang memiliki range
atau nuansa. Semisal kecerahan warna : bisa cerah sekali atau redup atau redup
sekali. Sepertinya kita memilki tombol pemutar kecerahan pada televisi
(brightness).
Mengubah Sub Modality
Jika kita meninjau pengalaman kita yang sudah mengalami perubahan makna,
nyatalah bahwa terjadi juga perubahan submodality. Misalkan jika kita mengingat
wajah pacar yang kita sayangi, maka memiliki submodality tertentu yag
umumnya cerah, bergerak, warna-warni, bersuara, rasa menyenangkan, dst.
Pada saat kemudian terjadi perubahan makna atas memori itu, misal pacar tadi
meninggalkan kita dengan cara yang tidak menyenangkan. Maka jika kita lantas
mengingat lagi gambaran memorinya ternyata sudah berubah. Gambarnya
mungkin menjadi pindah ke kiri, warnanya cenderung norak, suara berubah jadi
melengking dan perasaan menyakitkan.
Lebih jauh lagi pada saat kita sudah bisa melupakan sang pacar itu, sudah
menganggapnya tidak ada, tidak eksis di muka bumi ini. Maka terjadi lagi
perubahan submodalitynya secara signifikan. Gambarannya menjadi hitam putih,
jauuuh, kabur, tanpa suara, tidak bergerak, terasa dingin. Betul demikian?
Para penggagas NLP menemukan hal itu dan mempelajarinya secara sungguhsungguh dan akhrinya menyimpulkan bahwa hal iniberlaku pula sebaliknya. Jika
kita dengan sengaja mengubah struktur submodality dari suatu pengalaman
maka kita ternyata juga akan mengubah makna pengalaman itu sendiri. Artinya

peta di kepala kita akan berubah juga, akibatnya emosi dan perasaan kita juga
akan mengikutinya.
Inilah salah satu tonggak temuan pada penggagas NLP yang sangat terkenal
(dimodel dari Virginia Satir). Dan menjadi dasar dari banyak NLP pattern,
khususnya yang berurusan dengan mengubah struktur memori. Misal untuk
terapi fobia, terapi trauma, membuang kebiasaan buruk, mengubah belief
system, dll.

Lakukan Eksperimen
Lakukan eksperimen dengan submodality anda sendiri. Mulailah dengan
pengalaman yang sederhana, dan jangan terburu nafsu secara sembrono. Yang
penting menguasai metodenya dulu, baru lakukan eksperimen yang lebih
penting. Pilihlah suatu pengalaman yang Anda agak kesal, misal dipaksa
menunggu terlalu lama, diejek orang dll. Lalu ubahlah submodalitynya mulai dari
Visual, Auditorial, dan Kinestetik.
Anda akan menemui ada satu atau beberapa submodality yang jika anda ubah,
maka perasaan anda akan berubah secara total. Ini yang di NLP disebut sebagai
submodality kritikal. Catat dan simpan pengalaman anda ini, kelak akan berguna
sebagai cetak biru anda. Setiap orang memiliki perbedaan dalam hal
submodality kritikal ini. Bahkan orang yang sama bisa memiliki submodality yang
kritikal untuk jenis pengalaman yang berbeda.
Beberapa submodality jika diubah ternyata tidak menimbulkan perubahan
perasaan apa-apa. Artinya submodality itu tidak terlalu berperan dalam proses
internalisasi saat pengalaman itu terjadi.
Mengubah dan mengontrol submodality menjadikan anda mirip seorang
sutradara bagi anda sendiri. Anda seperti memiliki tombol Control Panel dalam
komputer di otak anda atau laiknya memiliki remote control untuk TV Anda. Saat
Anda sedang menonton acara TV, sering kali tontonan yang muncul tidak
berguna, merugikan, berefek buruk dan seterusnya. Pindahkan channel, kecilkan
suara, atau matikan.

Nested Loops
Cerita 1.
Anda dapat mendengarkan cerita di bawah dan memperolah pemahaman baru
dengan fokus dan perhatian .
Cerita bermula saat Pak Ghofur, tukang becak di samping sekolahku. Dari
sorotan matanya Aku bisa melihat betapa lelah dirinya,ditambah begitu banyak
keringat segar membekas di bajunya yang telah usang. Seakan-akan Aku bisa
masuk kepikirannya dan mendengarkan semua keluhannya, melihat kondisinya
saat itu yang belum begitu pulih dari sakit yang ia derita sehari yang lalu. Ia
harus tetap mengayuh dengan sekuat tenaga dan menahan rasa sakit karena
satu alasan, Satu Juta Rupiah yang harus ia bayar nanti sore kepada Rentenir
berhati iblis. Sungguh berat perasaanya ketika jam sudah menunjukkan pukul 3
sore dan ia hanya memiliki Rp 50.000,- di kantong celananya. Putus harapan
bukanlah hal yang tabu bagi Pak Ghofur saat ini. Tiba-tiba matanya terarah pada
dua orang Bule di kejauhan yang berjalan kearahnya. Dalam hati Pak Ghofur
mulai berharap si Bule mau naik becaknya Kemarilah!, Sayalah yang anda
inginkan
Tiba-tiba terlihat Istri Pak Ghofur yang tengah di bonceng oleh laki-laki lain.
Bagaikan sebuah bom yang meledak disaat-saat perayaan, hati Pak Ghofur
hancur. Ingin rasanya ia mengejar dan menampar istrinya daripada memberitahu
apa yang Ia rasakan. Begitu sakit rasanya, sempat-sempatnya Ia selingkuh di
saat seperti ini. Jika saja Pak Ghofur bukan orang yang teguh mungkin Ia akan
menyudahi keterlibatannya di dunia ini. Tapi, Aku tahu betapa hebatnya sosok
Pak Ghofur ketika dalam hatinya ia hanya berpesan pada istrinya, Percayalah
Padaku maka Kamu akan damai . Tiba-tiba terdengar nada SMS dari hp
Pak Ghofur. Betapa terkejutnya ia, ketika dilihat ternyata itu SMS dari istrinya
Saat itu juga Pak Ghofur merasakan perasaan Lelah yang luar biasa, Ia
membayangkan dirinya berada di kasur yang sangat empuk, dengan aroma
wangi dan ditemani lantunan musik yang sangat dama. Membuat nyaman setiap
tarikan nafas, semua masalah keluar dan hilang satu persatu bersamaan dengan
hembusan nafas , yang tertinggal hanyalah rasa nyaman dan kantuk yang
sangat berat. Mata mulai terasa sangat berat dan menutup dengan sendirinya.
Sebuah Ketenangan dan kenyamanan yang terpancar dari raut mukanya.
Sungguh suka Aku melihat dirinya saat itu

Ikuti perintahku dan saranku


Pak Ghofur mengiyakan dan dengan senyuman ia mulai duduk dengan tenang
dan mengatur nafasnya. Dia memposisikan dirinya untuk menerima kedamaian
yang baru. Ketika itu aku duduk disampingnya pula, memberikan beberapa kata
untuk membesarkan hatinya dan mengajaknya berdamai dengan masalah.
Akhirnya Pak ghofur berani membuka SMS dari istrinya,
Pak, tadi pagi kakakku yang berada di Sulawesi pulang ke rumah. Sekarang
Saya mengantarnya menjenguk Adi di rumah sakit.
Akhirnya setengah kepenatannya telah hilang seketika setelah membacanya.
Maaf pak! Permisi!, kata si Bule yang terdengar kaku. Ternyata Bule yang
diharapkan pak ghofur tadi, benar-benar mendatanginya. Dari beberapa
percakapan singkat ternyata Si Bule ingin menyewa becak dan pengemudinya
sekaligus selama 2 hari untuk keliling kota. Dan Si Bule menawarkan uang 1
Juta Rupiah di bayar dimuka jika Pak Ghofur mau menyawakan kamar di
rumahnya juga. Seketika Pak Ghofur menangis dan sujud syukur di saat yang
sama.
Berikut adalah struktur simple Nested Loop NLP :
Mulailah Cerita
Mulai Cerita B
Mulai Cerita C
Mulailah Cerita D
Beri Instruksi
Akhir Cerita D
Akhir Cerita C
End Cerita B
Akhir Cerita
Contoh sript Nested Loop NLP simple:

Waktu liburan Natal th 2013 tinggal beberapa hari lagi dan seperti biasa teman
saya dengan istrinya pergi ke Jakarta untuk merayakan bersama-sama keluarga.
Merayakan bersama keluarga sudah menjadi tradisi mereka ketika dari masih
kecil waktu tinggal di Yogyakarta.
Yogyakarta tempat teman saya lahir dan sebagai anak pertama maka orang tua
menyekolahkan anak dari TK sampai Perguruan Tinggi di Yogyakarta . SD
namanya SD Ngupasan , SMP Budia Wacana , SMA Kolese De Britto dan
Perguruan Tinggi FKG UGM.
Sesudah lulus dokter gigi teman saya menetap di Kediri dan menjadi pelatih
tenis meja di PTM Sanjaya Gudang Garam .
Kehidupan itu tetap berlangsung sesuai dengan pemberian nafas yang
diberikan Pencipta Alam Semesta sehingga keharusan kita tetap bersyukur
apapun yang terjadi dimasa depan . Dan kamu dapat duduk relaks
mendengarkan cerita saya
Teman saya sebagai pelatih tenis meja di PTM Sanjaya dari th 1984 sd 1990 dan
setelah itu bekerja sebagai dokter gigi swasta sampai dengan sekarang.
Ya teman saya waktu di Yogya ada 6 saudara dimana sebagai anak pertama
belajar dari SD sampai dengan dan lulus perguruan tinggi th 1984 di UGM .
kemudian teman saya pindah dan menikah domisili di Kediri sampai sekarang
mempunyai dia anak wanita dan para mantu juga baru satu cucu.
Seperti waktu dahulu di Kediri kalau hari libur Natal teman saya merayakan di
Yogyakarta bersama orang tua dan adik-2 . Saat ini adik-adik saya tinggal di
Jakarta begitu pula anak-anak saya dan mantu juga cucu pertama yang masih
berumur satu setengah tahun . Semoga para sahabat yang beragama Nasrani
sama dengan teman saya tersebut bersama-sama bersyukur menikmati hari
Natal 2013.
Kesimpulan : Perlu banyak latihan komunikasi membuat cerita untuk
keperluan Nested Loop NLP

FRAME

Paling tidak ada beberapa jenis framing bisa kita lakukan supaya lebih
memberdayakan diri kita.

Frame untuk Relevansi


Frame untuk relevansi ini secara spesifik bermaksud untuk membantu agar
komunikasi bergerak diarah yang benar. Seorang dapat menjaga fokus dari
seseorang atau kelompok dengan menanyakan komentar mereka, suatu
pernyataan ataupun pertanyaan yang relevan terhadap tujuan-tujaun yang
terkini.

Frame dalam menstimuli Persetujuan


Orang-orang menyukai untuk diperhatikan input-input yang diberikan dan salah
satu cara terbaik untuk mengurangi resistensi adalah dengan memulai frame
persetujuan ini. Ini adalah cara bagi untuk mengarahkan kembali energy
beragumentasi dari seseorang dengan efektif. Dalam prosesnya individu akan
merasa diakui dalam opini mereka sendiri, belief dan nilai-nilai sementara pada
saat yang sama menawarkan mereka pandangan yang berbeda. Menghindari
resistensi adalah memelihara terjadinya keterlibatan setiap orang dalam apa
yang dikatakannya dan meninggalkan mereka untuk terbuka terhadap ide-ide
baru didalamnya. Dengan mendapatkan intensi ini di kepala, anda biasanya
menggunakan kata-kata yang berlawanan dengan apa yang mereka katakana
seperti , tetapi, dimana kata-kata tersebut akan melawan nilai-nilai dari semua
yang dikatakan sebelum mereka menghilangkan kata-kata tersebut dari
komunikasi terhadap resistensi mereka pada pertemuan tersebut.

Frame dalam pembuktian

Framing ini adalah mengidentifikasikan prosedur pembuktian dari seseorang


pembuktian yang diobservasi bahwa seseorang gunakan untuk menentukan
apakah tujuan telah dicapai atau belum tercapai. Dengan menanyakan
pembuktian seorang akan dapat informasi yang diperlukan dan pada saat yang
bersamaan membantu mereka untuk menghubungkan ekspektasi bawah sadar
yang mereka miliki dengan hasil akhir yang ingin dicapai. Menanyakan informasi
akan juga meyakinkan bahwa persepsi terhadap ekspektasi dari tiap-tiap orang
masih dalam jalurnya dimana lebih berguna daripada tiap-tiap orang
melakukannya dengan cara mereka sendiri.

Frame terhadap Outcome


Frame terhadap outcome ini menyediakan suatu fokus dari apa yang ingin
dicapai, yang akan berefek pada tindakan dan sumberdaya yang dibutuhkan
untuk mencapainya. Seseorang secara efektif biasanya merancang suatu
outcome untuk semua apa yang dilakukannya. Jika seseorang belum merancang
outcome yang dilakukan dan bertemu dengan kolega yang telah merancang
outcomenya, maka hampir pasti si kolega lah yang akan mempengaruhi kita
untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Frame terhadap outcome adalah sisi
yang berlawanan dengan frame terhadap permasalahan. Frame terhadap
permasalahan akan berfokus pada apa yang salah atau perlu dibetulkan dari
pada mencapai solusi apa yang terbaik dapat dilakukan kemudian.

Frame untuk harmoni dan keseimbangan ( Ekologi )


Seorang yang mengejar outcomenya, tanpa memperhatikan impact dari system
lainnya, seperti keluarga, komunitas, dan lingkungan kerja, tidak menjaga
harmoni dan keseimbangan. Misalkan, memangkas secara membabi buta biayabiaya, maka sebagai outcomenya apakah efek yang dihasilkan akan
menurunkan penjualan dan kualitas produk yang dihasilkan? Apakah malah
membuat customer experience akan lebih rendah dari sebelumnya?
Pertanyaan yang wajib dinyatakan adalah : apakah outcome yang saya inginkan
kongruen dengan outcome-outcome orang lain/kelompok yang telah
direncanakan?

Frame untuk kemungkinan ( As if Frame )


Frame ini memiliki banyak aplikasi dan dipondasikan pada tindakan seakanakan suatu kondisi atau outcome telah dapat dicapai. Untuk outcomenya
sendiri, menunjukan bagaimana situasi yang akan ditemukan. Saat bernegosiasi
dan menyelesaikan masalah; akan memberikan eksplorasi terhadap
kemungkinan-kemungkinan mengenai tindakan-tindakan dan hasil.

Frame untuk melihat mundur ( Backtrack Frame )


Frame ini berguna sekali dalam mengecek suatu persetujuan dan pemahaman
selama melakukan penyimpulan dari pertemuan, meng-update sesuatu yang
baru, ataupun memulai kembali suatu diskusi. Backtracking dicapai dengan
cara melakukan review dengan menggunakan kata-kata kunci dan tonalitas dari
siapa yang menampilkan informasi ini kemuka. Frame ini juga merupakan suatu
cara untuk memastikan adanya kesamaan pemahaman dari apa yang
didiskusikan dan diputuskan dan membantu untuk menjaga tindakan dalam
mencapai outcome. Hal ini dilakukan karena tiap-tiap orang akan memfilter
informasi secara berbeda dan akan mencapai kesimpulan yang berbeda secara
significant.

Nah, tentu saja frame-frame ini tak akan muncul hanya dengan doa saja, tapi
juga usaha, kreatifitas serta inovasi Anda dalam pemberian makna. Framing bisa
digunakan untuk dua hal, yaitu dalam komunikasi internal diri Anda
(intrapersonal) atau komunikasi dengan orang lain (interpersonal).

Sebagai gambaran untuk framing. Dibawah ini saya sediakan bagi Anda sarana
melatih framing. Gunakan persaan Anda dalam berpresepsi. Perhatikan dan
rasakan gambar-gambar yang ditampilkan dibawah ini satu persatu dan rasakan
perbedaannya.

FRAMING, BAGAIMANA MANFAATNYA BAGI PEMIMPIN PERUSAHAAN


Konsep dari "Framing" dalam Neuro Linguistic Programming (NLP) dirancang
untuk membangun kontrol pada suatu situasi tertentu, ide-ide, perilaku dan
diskusi. Frame pada NLP dibangun untuk mengidentikan konteks dari topic
pembicaraan terutama dalam menentukan outcome sehingga akan berkenaan
sekali dengan situasi yang diinginkan. Sebab itu lah, pertanyaan dengan What,
when, who, how dan why menjadi komponen dari melakukan framing.

Dalam kaitannya dengan CEO, penggunaan frame ini akan efektif dalam
membantu mengarahkan fokus atau konsentrasi dan persuasi seseorang atau
kelompok bagaimana suatu event diinterpretasikan. Salah satu yang digunakan
dalam framing adalah seperti time frame. Sebagai contoh merancang time
frame untuk sebuah pertemuan, memungkinkan bentuk dari komunikasi yang
terjadi, maksudnya 30 menit pertemuan akan lebih banyak tujuan yang dapat
diorientasikan dengan sedikit masukan input dibandingkan dengan pertemuan
selama
3
jam
dengan
membahas
agenda
yang
sama.
Ada beberapa frame yang menurut saya penting untuk diketahui oleh para CEO
dalam membantu mengkomunikasikan suatu pesan yang ingin bukan hanya
disampaikan, tetapi dalam mempengaruhi perilaku dari team-nya atau anggotaanggota
organisasi
diatas
atau
dibawahnya.
Yaitu
:

Frame

untuk

Relevansi

Frame untuk relevansi ini secara spesifik bermaksud untuk membantu agar
komunikasi bergerak diarah yang benar. Seorang CEO dapat menjaga fokus dari
seseorang atau kelompok dengan menanyakan komentar mereka, suatu
pernyataan ataupun pertanyaan yang relevan terhadap tujuan-tujaun yang
terkini.
"Bagaimana hal tersebut berhubungan dengan isu-isu yang kita hadapi
sekarang?

"Apa

Frame

kaitannya

hal

tersebut

dangan

dalam

topic

yang

menstimuli

kita

bicarakan

ini?

Persetujuan

Orang-orang menyukai untuk diperhatikan input-input yang diberikan dan salah


satu cara terbaik untuk mengurangi resistensi adalah dengan memulai frame
persetujuan ini. Ini adalah cara bagi untuk mengarahkan kembali energy
beragumentasi dari seseorang dengan efektif. Dalam prosesnya individu akan
merasa diakui dalam opini mereka sendiri, belief dan nilai-nilai sementara pada
saat yang sama menawarkan mereka pandangan yang berbeda. Contohnya
adalah;
"Saya mengapresiasi darimana anda berasal dan juga terhadap apa yang ingin
dicari.
"Saya menghargai apa yang anda katakan dalam pertemuan ini dan dan
sekarang
tujuan
kita
adalah
untuk
mencari
.
"Saya setuju bahwa titik pandang anda adalah valid, dengan demikian apa yang
kita
mungkin
inginkan
adala
fokus
pada.
"Anda benar, itulah yang terjadi dalam pengalaman yang anda terima, dan untuk
menyelesaikan
ini
kita
perlu
memfokuskan
pada..
Menghindari resistensi adalah memelihara terjadinya keterlibatan setiap orang
dalam apa yang dikatakannya dan meninggalkan mereka untuk terbuka terhadap
ide-ide baru didalamnya. Dengan mendapatkan intensi ini di kepala, anda
biasanya menggunakan kata-kata yang berlawanan dengan apa yang mereka
katakana seperti , tetapi, dimana kata-kata tersebut akan melawan nilai-nilai
dari semua yang dikatakan sebelum mereka menghilangkan kata-kata tersebut
dari komunikasi terhadap resistensi mereka pada pertemuan tersebut.

Frame

dalam

pembuktian

Framing ini adalah mengidentifikasikan prosedur pembuktian dari seseorang

pembuktian yang diobservasi bahwa seseorang gunakan untuk menentukan


apakah tujuan telah dicapai atau belum tercapai. Dengan menanyakan
pembuktian seorang CEO akan dapat informasi yang diperlukan dan pada saat
yang bersamaan membantu mereka untuk menghubungkan ekspektasi bawah
sadar yang mereka miliki dengan hasil akhir yang ingin dicapai CEO. Seperti :
Punyakah anda sesuatu yang secara spesifik ingin disampaikan dalam
pertemuan
ini?
Bagaimana tepatnya semua akan tampak setelah pertemuan ini selesai?
Menanyakan informasi seperti hal diatas akan juga meyakinkan bahwa persepsi
terhadap ekspektasi dari tiap-tiap orang masih dalam jalurnya dimana lebih
berguna daripada tiap-tiap orang melakukannya dengan cara mereka sendiri.

Frame

terhadap

Outcome

Frame terhadap outcome ini menyediakan suatu fokus dari apa yang ingin CEO
capai, yang akan berefek pada tindakan dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk
mencapainya. CEO yang efektif biasanya merancang suatu outcome untuk
semua apa yang dilakukannya. Jika CEO belum merancang outcome yang
dilakukan dan bertemu dengan kolega yang telah merancang outcomenya, maka
hampir pasti kolega CEO lah yang akan mempengaruhi CEO untuk
mendapatkan
apa
yang
ia
inginkan.
Sebagai seorang coach, saya sering mendengar kata-kata kita perlu melakukan
pertemuan dan sebagai hasilnya beberapa orang akan melakukan pertemuan
yang biasanya memakan waktu satu jam, dua jam atau lebih dengan kerancuan
atau ketidakjelasan dan ekspektasi dari hasil pertemuan itu dilakukan. Kenapa
hal itu terjadi? Karena rancangannya adalah untuk melakukan rapat ! Jika ini
terjadi, daripada frustasi, sebaiknya kita merancang terlebih dahulu apa outcome
yang
ingin
kita
peroleh.
Dengan kejelasan outcome akan membantu seorang CEO mengenai konteks
dari pengambilan keputusan dan menentukan perilaku. Dengan outcome yang
tidak sesuai, seorang CEO juga akan membatasi pencapaiannya. Dengan

outcome yang terlalu banyak yang ingin diciptakan, yang ada adalah seorang
CEO akan kebingungan dan secara sederhana tidak akan mencapai
outcomenya
tersebut.
Frame terhadap outcome adalah sisi yang berlawanan dengan frame terhadap
permasalahan. Frame terhadap permasalahan akan berfokus pada apa yang
salah atau perlu dibetulkan dari pada mencapai solusi apa yang terbaik dapat
dilakukan
kemudian.

Frame

untuk

harmoni

dan

keseimbangan

Ekologi

Seorang CEO yang mengejar outcomenya, tanpa memperhatikan impact dari


system lainnya, seperti keluarga, komunitas, dan lingkungan kerja, tidak menjaga
harmoni dan keseimbangan. Misalkan, memangkas secara membabi buta biayabiaya, maka sebagai outcomenya apakah efek yang dihasilkan akan
menurunkan penjualan dan kualitas produk yang dihasilkan? Apakah malah
membuat customer experience akan lebih rendah dari sebelumnya?
Pertanyaan yang wajib dinyatakan adalah : apakah outcome yang saya inginkan
kongruen dengan outcome-outcome orang lain/kelompok yang telah
direncanakan?

Frame

untuk

kemungkinan

As

if

Frame

Frame ini memiliki banyak aplikasi dan dipondasikan pada tindakan seakanakan suatu kondisi atau outcome telah dapat dicapai. Contoh pemakaian:
Untuk outcomenya sendiri, menunjukan bagaimana situasi yang akan ditemukan.
Saat bernegosiasi dan menyelesaikan masalah; akan memberikan eksplorasi
terhadap kemungkinan-kemungkinan mengenai tindakan-tindakan dan hasil,
contoh mari kita melakukan seakan-akan permintaan dimungkinkan, apa yang
akan anda lakukan dan apa proses selanjutnya yang akan diminta?
Jika orang kunci tidak hadir. apa yang kemungkinan si A tawarkan dalam

pendapatnya
untuk
isu
ini
?
Untuk rencana suatu proyek. CEO dan team dapat bertindak seakan-akan telah
menyelesaikan proyek, dan menanyakan apa langkah-langkah selanjutnya yang
penting dilakukan. Dengan demikian akan ada Highlight beberapa informasi
penting
yang
mungkin
tidak
jelas
untuk
kondisi
sekarang.
Frame

untuk

melihat

mundur

Backtrack

Frame

Frame ini berguna sekali dalam mengecek suatu persetujuan dan pemahaman
selama melakukan penyimpulan dari pertemuan, meng-update sesuatu yang
baru, ataupun memulai kembali suatu diskusi. Backtracking dicapai dengan
cara melakukan review dengan menggunakan kata-kata kunci dan tonalitas dari
siapa yang menampilkan informasi ini kemuka. Frame ini juga merupakan suatu
cara untuk memastikan adanya kesamaan pemahaman dari apa yang
didiskusikan dan diputuskan dan membantu untuk menjaga tindakan dalam
mencapai outcome. Hal ini dilakukan karena tiap-tiap orang akan memfilter
informasi secara berbeda dan akan mencapai kesimpulan yang berbeda secara
significant.

Finalnya, dari frame-frame diatas, frame adalah bagian yang sangat penting
dalam suatu proses komunikasi. Dengan demikian, bagi seorang CEO, bahwa
merancang secara jelas frame-frame, seperti outcome, sebelum melakukan
aktivitasnya akan membantunya dalam merancang mental dalam bagaimana
kemungkinan interpretasi-interpretasi yang mungkin terjadi dari pesan-pesan dan
perilaku-perilaku dan bagaimana keduanya berinteraksi dan menjadi input-input
pada aktivitas yang ia lakukan. Sebagai hasilnya CEO akan tahu apa yang dapat
ia ekspektasikan dan akan memudahkannya dalam mengatur strategi dan taktik
dalam menghadapi ketakutan dan resistensi yang dapat memblok komunikasi
dalam mempersuasikan pesan yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai