UNTUK
GURU
Diterbitkan oleh:
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2014
ii
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
SMA/SMK
Mata Pelajaran Kimia
SAMBUTAN
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Kurikulum 2013 pada tahun 2014 mulai
dilaksanakan pada semua sekolah. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum
sebelumnya untuk merespon berbagai tantangan internal dan eksternal.
Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola
kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian
beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang
dihasilkan. Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada tataran lokal,
nasional, regional, dan global di masa depan. Aneka kemajuan dan perubahan itu melahirkan
tantangan internal dan eksternal pada bidang pendidikan. Karena itu, implementasi Kurikulum 2013
merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia
masa depan.
Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama, standar
kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar
kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata
pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta
didik. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata
pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses
pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial
dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.
Untuk menjamin keterlaksanaan implementasi Kurikulum 2013, maka kepada semua guru dan
kepala sekolah di semua sekolah, serta pengawas diberikan pelatihan implementasi Kurikulum 2013.
Pelatihan sudah dimulai pada tahun 2013 dan berlanjut pada tahun 2014 dan 2015 untuk semua
mata pelajaran. Mengingat jumlah peserta pelatihan yang sangat besar, maka pelatihan ini
melibatkan semua stakeholder pendidikan baik di Pusat maupun Daerah.
Mudah-mudahan pelatihan implementasi Kurikulum 2013 ini bisa berjalan dengan baik dan lancar.
Akhirnya, kepada semua pihak yang telah mendedikasikan dirinya dalam memberikan kontribusi dan
mempersiapkan pelatihan Kurikulum 2013, saya mengucapkan banyak terima kasih. Semoga
bermanfaat untuk mencerdaskan bangsa Indonesia.
SYAWAL GULTOM
NIP 196202031987031002
iii
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
SMA/SMK
Mata Pelajaran Kimia
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Panduan Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013. Panduan ini merupakan panduan wajib dalam rangka pelatihan calon
instruktur, dan guru untuk memahami Kurikulum 2013 dan kemudian mengiimplementasikannya
dalam proses pembelajaran di sekolah.
Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014 melalui pelaksanaan
terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap melaksanakannya. Pada Tahun Ajaran
2013/2014, Kurikulum 2013 dilaksanakan secara terbatas untuk Kelas I, IV, VII, dan X. Pada Tahun
ajaran 2014/2015 akan dilaksanakan oleh semua sekolah untuk kelas I, II, IV, V, VII, IX, dan X. Ajaran
2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas I sampai dengan Kelas XII.
Menjelang implementasi Kurikulum 2013, penyiapan tenaga guru dan tenaga kependidikan lainnya
sebagai pelaksana kurikulum di lapangan perlu dilakukan. Sehubungan dengan itu, Badan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan (BPSDMPK dan PMP), telah menyiapkan strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas.
Pada tahun 2014 pelatihan dilakukan bagi pengawas SD/SMP/SMA/SMK, kepala sekolah
SD/SMP/SMA/SMK, dan guru Kelas I, II, IV, V, VII, IX, dan X. Guna menjamin kualitas pelatihan
tersebut, maka Badan PSDMPK dan PMP telah menyiapkan Buku 1 Panduan untuk Narasumber
Nasional dan Instruktur Nasional, dan Buku 2 Modul Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
sesuai dengan kelas, mata pelajaran, dan jenjang pendidikan. Modul ini diharapkan dapat membantu
semua pihak menjalankan tugas dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi aktif kepada pejabat dan staf di
jajaran BPSDMPK dan PMP, dosen perguruan tinggi, konsultan, widyaiswara, pengawas, kepala
sekolah, dan guru yang terlibat di dalam penyusunan modul-modul tersebut di atas.
UNIFAH ROSYIDI
NIP. 19620405 198703 2 001
iv
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
SMA/SMK
Mata Pelajaran Kimia
DAFTAR ISI
SAMBUTAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
v
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
SMA/SMK
Mata Pelajaran Kimia
vi
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
SMA/SMK
Mata Pelajaran Kimia
MATERI PELATIHAN 1
KONSEP KURIKULUM 2013
1.1 RASIONAL DAN ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM
1.2 SKL, KI, DAN KD DAN STRATEGI IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013
1.3 PENDEKATAN, MODEL-MODEL DAN PENILAIAN
PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis
pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi:
(1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah;
(2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab.
Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari konsep Kurikulum 2013 yang meliputi rasional dan
elemen perubahan kurikulum, SKL, KI, KD, strategi implementasi Kurikulum 2013, serta pendekatan
pembelajaran dan penilaian pada Kurikulum 2013.
Indikator
1. Menjelaskan rasional pengembangan Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan perkembangan
masa depan
2. Menjelaskan empat elemen perubahan Kurikulum 2013 yang mencakup: SKL, SI, Standar Proses,
dan Standar Penilaian.
3. Menjelaskan keterkaitan antara SKL, KI, dan KD.
4. Mengidentifikasi strategi implementasi Kurikulum 2013.
5. Menjelaskan konsep pendekatan saintifik
6. Menjelaskan konsep model-model pembelajaran (PJBL, DL, PBL)
7. Menjelaskan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.
Langkah Kegiatan
Diskusi kelompok menggunakan Lembar Kerja 1.1 (LK - 1.1) Analisis Kurikulum
Lembar Kegiatan
LK-1.1
ANALISIS KURIKULUM 2013
Tujuan: Mendiskusikan rasional dan elemen perubahan kurikulum, SKL, KI dan KD, strategi
implementasi Kurikulum 2013 serta pendekatan, model pembelajaran dan penilaian pada Kurikulum
2013
Langkah Kerja:
1. Cermati hand-out konsep Kurikulum 2013 serta Permendikbud tahun 2013 yang terkait
dengan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian
2. Diskusikan dalam kelompok dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut, tuliskan jawaban
hasil diskusi pada kolom yang tersedia
3. Presentasikan hasil diskusi, setiap kelompok menyajikan salah satu jawaban pertanyaan hasil
diskusi
4. Berikan komentar terhadap hasil presentasi kelompok lain
No Pertanyaan Jawaban
Hand-out
HO-1.1
Analisis hasil TIMSS tahun 2007 dan 2011 di bidang matematika dan IPA untuk peserta didik kelas
2 SMP juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Untuk bidang matematika, lebih dari 95%
peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level menengah, sementara misalnya di Taiwan
hampir 50% peserta didiknya mampu mencapai level tinggi dan advance.
Untuk bidang IPA, pencapaian peserta didik kelas 2 SMP juga tidak jauh berbeda dengan
pencapaian yang mereka peroleh untuk bidang matematika. Hasil studi pada tahun 2007 dan
2011 menunjukkan bahwa lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level
menengah, sementara hampir 40% peserta didik Taiwan mampu mencapai level tinggi dan lanjut
(advanced).
Hasil studi internasional untuk reading dan literacy (PIRLS) yang ditujukan untuk kelas IV SD juga
menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan hasil studi untuk tingkat SMP seperti yang
dipaparkan terdahulu. Dalam hal membaca, lebih dari 95% peserta didik Indonesia di SD kelas IV
juga hanya mampu mencapai level menengah, sementara lebih dari 50% siswa Taiwan mampu
mencapai level tinggi dan advance.
Hasil analisis lebih jauh untuk studi TIMSS dan PIRLS menunjukkan bahwa soal-soal yang
digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan
pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan pemerintah
mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar
pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti
proses pendidikan selama 12 tahun.
3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum berbasis
kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan
berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.
4. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap
peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi.
5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.
6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada
posisi sentral dan aktif dalam belajar.
7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni.
8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.
9. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
10.Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
11.Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi.
Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap
peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan
proses memperbaiki kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok
peserta didik.
E. Struktur Kurikulum PENDIDIKAN MENENGAH (SMA/MA/SMK/MAK)
Struktur kurikulum SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas:
- kelompok mata pelajaran wajib yang diikuti oleh seluruh peserta didik; dan
- kelompok mata pelajaran peminatan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat, minat,
dan kemampuannya.
Adanya kelompok mata pelajaran wajib dan mata pelajaran peminatan dimaksudkan untuk
menerapkan prinsip kesamaan antara SMA/MA dan SMK/MAK. Mata pelajaran wajib sebanyak 9
(sembilan) mata pelajaran dengan beban belajar 24 jam per minggu. Kelompok mata pelajaran
peminatan SMA/MA terdiri atas 18 jam per minggu untuk kelas X, dan 20 jam per minggu untuk
kelas XI dan XII. Kelompok mata pelajaran peminatan SMK/MAK masing-masing 24 jam per kelas.
Kelompok mata pelajaran peminatan SMA/MA bersifat akademik, sedangkan untuk SMK/MAK
bersifat vokasional. Struktur ini menempatkan prinsip bahwa peserta didik adalah subjek dalam
belajar dan mereka memiliki hak untuk memilih sesuai dengan minatnya.
Kelompok Peminatan terdiri atas Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam, Peminatan Ilmu-
ilmu Sosial, dan Peminatan Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya. Sejak kelas X peserta didik sudah harus
memilih kelompok peminatan yang akan dimasuki. Pemilihan peminatan berdasarkan nilai rapor
di SMP/MTsdan/atau nilai UN SMP/MTs dan/atau rekomendasi guru BK di SMP/MTs dan/atau
hasil tes penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMA/MA dan/atau tes bakat minat
oleh psikolog dan/atau rekomendasi guru BK di SMA/MA. Pada akhir minggu ketiga semester
pertama peserta didik masih mungkin mengubah pilihan peminatannya berdasarkan
rekomendasi para guru dan ketersediaan tempat duduk. Untuk sekolah yang mampu
menyediakan layanan khusus maka setelah akhir semester pertama peserta didik masih mungkin
mengubah pilihan peminatannya. Untuk MA, selain ketiga peminatan tersebut ditambah dengan
Kelompok Peminatan Keagamaan.
Semua mata pelajaran yang terdapat dalam suatu Kelompok Peminatanyang dipilih peserta didik
harus diikuti. Setiap Kelompok Peminatan terdiri atas 4 (empat) mata pelajaran dan masing-
masing mata pelajaran berdurasi 3 jampelajaran untuk kelas X, dan 4 jampelajaran untuk kelas XI
dan XII.
Setiap peserta didik memiliki beban belajar per semester selama 42 jam pelajaran untuk kelas X
dan 44 jam pelajaran untuk kelas XI dan XII. Beban belajar ini terdiri atas Kelompok Mata
Pelajaran Wajib A dan B dengan durasi 24 jam pelajaran dan Kelompok Mata Pelajaran
Peminatan dengan durasi 12 jam pelajaran untuk kelas X dan 16 jampelajaran untuk kelas XI dan
XII.
Untuk Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat kelas X, jumlah jam
pelajaran pilihan per minggu berdurasi 6 jam pelajaran yang dapat diambil dengan pilihan sebagai
berikut:
a. Dua mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam satu
Kelompok Peminatan lainnya, dan/atau
b. Satu mata pelajaran dari masing-masing Kelompok Peminatan yang lainnya.
Pada kelas XI dan XII, peserta didik mengambil Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat
dengan jumlah jam pelajaran pilihan per minggu berdurasi 4 jam pelajaran yang dapat diambil
dengan pilihan sebagai berikut.
a. Satu mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam
Kelompok Peminatan lainnya, dan/atau
b. Mata pelajaran Pendalaman Kelompok Peminatan yang dipilihnya.
Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang
substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan lokal yang
dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Kegiatan Ekstrakurikuler SMA/MA, SMK/MAK: Pramuka (wajib), OSIS, UKS, PMR, dan lain-lain, diatur
lebih lanjut dalam bentuk Pedoman Program Ekstrakurikuler.
Kurikulum SMK/MAK dirancang dengan pandangan bahwa SMA/MA dan SMK/MAK pada dasarnya
adalah pendidikan menengah, pembedanya hanya pada pengakomodasian minat peserta didik saat
memasuki pendidikan menengah. Oleh karena itu, struktur umum SMK/MAK sama dengan struktur
umum SMA/MA, yakni ada tiga kelompok Mata pelajaran: Kelompok A, B, dan C.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan
Pasal 80 menyatakan bahwa: (1) penjurusan pada SMK, MAK, atau bentuk lain yang sederajat
berbentuk bidang keahlian; (2) setiap bidang keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
terdiri atas 1 (satu) atau lebih program studi keahlian; (3) setiap program studi keahlian
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih kompetensi keahlian.
Bidang keahlian pada SMK/MAK meliputi: a) Teknologi dan Rekayasa; b) Teknologi Informasi dan
Komunikasi; c) Kesehatan; d) Agribisnis dan Agroteknologi; e) Perikanan dan Kelautan; f) Bisnis dan
Manajemen; g) Pariwisata; h) Seni Rupa dan Kriya; dan i) Seni Pertunjukan.
Gambar 14: Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan untuk Membangun Soft
Skills dan Hard Skills
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa salah satu karakteristik Kurikulum 2013 adanya
keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard
skills peserta didik dari mulai jenjang SD, SMP, SMA/ SMK, dan PT seperti yang diungkapkan Marzano
(1985) dan Bruner (1960). Pada jenjang SD ranah attitude harus lebih banyak atau lebih dominan
dikenalkan, diajarkan dan atau dicontohkan pada anak, kemudian diikuti ranah skill, dan ranah
knowledge lebih sedikit diajarkan pada anak. Hal ini berbanding terbalik dengan membangun soft
skills dan hard skills pada jenjang PT. Di PT ranah knowledge lebih dominan diajarkan dibandingkan
ranah skills dan attutude.
HO- 1.2
Materi 1.2. SKL, KI, dan KD dan Strategi Implementasi Kurikulum 2013
Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 (delapan) standar nasional pendidikan
sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi
pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Alam pola hidup sehat, ramah lingkungan, patriotik, dan cinta perdamaian
KETERAMPILAN
Abstrak membaca, menulis, menghitung, menggambar,mengarang
Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan secara holistik dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini.
Tabel 2: Kompetensi Lulusan Secara Holistik
SIKAP pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan
peradabannya
Dari tabel di atas, cakupan kompetensi lulusan secara holistik dirumuskan sebagai berikut:
1. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Sikap:
Manusia yang memiliki pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan
peradabannya. Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
2. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Keterampilan:
Manusia yang memiliki pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret.Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses:
mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta.
3. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Pengetahuan:
Manusia yang memiliki pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban.Pencapaian pribadi tersebut
dilakukan melalui proses: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisa, dan
mengevaluasi.
Perumusan kompetensi lulusan antarsatuan pendidikan mempertimbangkan gradasi setiap tingkatan
satuan pendidikan dan memperhatikan kriteria sebagai berikut:
a. perkembangan psikologis anak,
b. lingkup dan kedalaman materi,
c. kesinambungan, dan
d. fungsi satuan pendidikan.
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar
proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
Kompetensi lulusan satuan pendidikan SMA/MA/SMK/MAK/Paket C diuraikan masing-masing
berikut ini
DIMENSI KOMPETENSI LULUSAN
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
SIKAP
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan dirinya sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
KETERAMPILAN abstrak dan konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri.
Memiliki pengetahuan prosedural dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,
PENGETAHUAN teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian.
e. Memahami konsep,prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan
penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi.
2. Lingkup Materi Kimia
Ruang lingkup materi kimia mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang dirumuskan
dalam kompetensi dasar kimia yang harus dimilikisiswa. Kompetensi kimia di SMA dan MA
merupakan kelanjutan dari kompetensi IPA di SMP dimana pada Kurikulum 2013 aspek kimia telah
terintegrasi dalam mata pelajaran IPA.Selain itu kimia di SMA juga merupakan prasyarat untuk
belajar kimia lebih lanjut di perguruan tinggi serta berguna dalam memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
Lingkup Materi atau muatan kimia untuk Peminatan MIPA SMA/SMK ( Permendikbud nomor 64
tahun 2013 tentang Standar Isi) adalah sebagai berikut.
Tingkat
Kelas Kompetensi Lingkup Materi
Kompetensi
*Tingkat Kompetensi merupakan kriteria capaian Kompetensi yang bersifat generik yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada setiap tingkat kelas dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi
Lulusan.
KOMPETENSI INTI KELAS X KOMPETENSI INTI KELAS XI KOMPETENSI INTI KELAS XII
KOMPETENSI INTI KELAS X KOMPETENSI INTI KELAS XI KOMPETENSI INTI KELAS XII
bakat dan minatnya untuk bakat dan minatnya untuk prosedural pada bidang kajian
memecahkan masalah memecahkan masalah yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan
instructional effect.
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran
langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan
dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang
dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap
sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam
setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata pelajaran Kimia
KELAS: X
1. Menghayati dan mengamalkan 1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai
ajaran agama yang dianutnya wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur
partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang
kebenarannya bersifat tentatif.
2. Menghayati dan mengamalkan 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin,
perilaku jujur, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini,
tanggungjawab, peduli (gotong ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis,
royong, kerjasama, toleran, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta
damai), santun, responsif dan berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
pro-aktif dan menunjukkan
2.2 Menunjukkanperilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan
sikap sebagai bagian dari solusi
peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya
atas permasalahan dalam
alam.
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan 2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana
alam serta dalam sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat
menempatkan diri sebagai keputusan
cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami ,menerapkan, 3.1 Memahami hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan
menganalisis pengetahuan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan.
faktual, konseptual, prosedural
3.2 Menganalisis perkembangan model atom.
berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, 3.3 Menganalisis struktur atom berdasarkan teori atom Bohr dan teori
teknologi, seni, budaya, dan mekanika kuantum.
humaniora dengan wawasan 3.4 Menganalisis hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital
kemanusiaan, kebangsaan, untuk menentukan letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat
kenegaraan, dan peradaban periodik unsur.
terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta 3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen,
menerapkan pengetahuan ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar
prosedural pada bidang kajian partikel (atom, ion, molekul)materi dan hubungannya dengan sifat
yang spesifik sesuai dengan fisik materi.
bakat dan minatnya untuk 3.6 Menganalisis kepolaran senyawa.
memecahkan masalah 3.7 Menganalisis teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom
(Teori Domain Elektron) untuk menentukan bentuk molekul.
3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit
berdasarkan daya hantar listriknya.
3.9 Menganalisis perkembangan konsep reaksi oksidasi- reduksi serta
menentukan bilangan oksidasi atom dalam molekul atau ion.
3.10 Menerapkan aturan IUPAC untuk penamaan senyawa anorganik
dan organik sederhana.
3.11 Menerapkankonsep massa molekul relatif, persamaan reaksi,
hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan
perhitungan kimia.
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Menyajikan hasil pengamatan tentang hakikat ilmu kimia, metode
menyaji dalam ranah konkret ilmiah dan keselamatan kerja dalam mempelajari kimia serta
dan ranah abstrak terkait peran kimia dalam kehidupan.
dengan pengembangan dari
4.2 Mengolah dan menganalisis perkembangan model atom.
yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu 4.3 Mengolah dan menganalisis struktur atom berdasarkan teori atom
menggunakan metoda sesuai Bohr dan teori mekanika kuantum.
kaidah keilmuan 4.4 Menyajikan hasil analisis hubungan konfigurasi elektron dan
diagram orbital untuk menentukan letak unsur dalam tabel
periodik dan sifat-sifat periodik unsur.
4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan
ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan
logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi
dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
4.6 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan kepolaran senyawa.
4.7 Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan
elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron).
4.8 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan
non- elektrolit.
4.9 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan reaksi oksidasi-reduksi.
4.10 Menalar aturan IUPAC dalam penamaan senyawa anorganik dan
organik sederhana.
4.11 Mengolah dan menganalisis data terkait massa molekul relatif,
persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol
untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
KELAS: XI
1. Menghayati dan mengamalkan 1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia,
ajaran agama yang dianutnya laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud
kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya
keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang
kebenarannya bersifat tentatif.
1.2 Mensyukuri kekayaan alam Indonesia berupa minyak bumi,
batubara dan gas alam serta berbagai bahan tambang lainnya
sebagai anugerah Tuhan YME yang digunakan untuk kemakmuran
rakyat Indonesia.
2. Menghayati dan mengamalkan 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin,
perilaku jujur, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini,
tanggungjawab, peduli (gotong ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis,
royong, kerjasama, toleran, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta
damai), santun, responsif dan berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
pro-aktif dan menunjukkan
2.2 Menunjukkanperilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan
sikap sebagai bagian dari solusi
peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya
atas berbagai permasalahan
alam.
dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan 2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana
sosial dan alam serta dalam sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat
menempatkan diri sebagai keputusan
cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
3 Memahami, menerapkan, dan 3.1 Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan
menganalisis pengetahuan pemahaman kekhasan atom karbon dan penggolongan
faktual, konseptual, senyawanya.
prosedural, dan metakognitif
3.2 Memahami proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-
berdasarkan rasa ingin tahunya
fraksi minyak bumi serta kegunaannya.
tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan 3.3 Mengevaluasi dampak pembakaran senyawa hidrokarbon
humaniora dengan wawasan terhadap lingkungan dan kesehatanserta cara mengatasinya.
kemanusiaan, kebangsaan, 3.4 Membedakan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm berdasarkan
kenegaraan, dan peradaban hasil percobaan dan diagram tingkat energi.
terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta 3.5 Menentukan H reaksi berdasarkan hukum Hess, data perubahan
menerapkan pengetahuan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan.
prosedural pada bidang kajian 3.6 Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan reaksi
yang spesifik sesuai dengan kimia.
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah 3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan
menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan.
3.8 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah
kesetimbanganyang diterapkan dalam industri.
3.9 Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil
4 Mengolah, menalar, dan 4.1 Mengolah dan menganalisis struktur dan sifat senyawa
menyaji dalam ranah konkret hidrokarbon berdasarkan pemahaman kekhasan atom karbon dan
dan ranah abstrak terkait penggolongan senyawanya.
dengan pengembangan dari
4.2 Menyajikan hasil pemahaman tentang proses pembentukan dan
yang dipelajarinya di sekolah
teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi beserta kegunaannya.
secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta 4.3 Menyajikan hasil evaluasi dampak pembakaran hidrokarbon
mampu menggunakan metoda terhadap lingkungan dan kesehatan serta upaya untuk
sesuai kaidah keilmuan mengatasinya.
4.4 Merancang, melakukan, menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.
4.5 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan penentuan H suatu reaksi.
4.6 Menyajikan hasil pemahaman terhadap teori tumbukan (tabrakan)
untuk menjelaskan reaksi kimia.
4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta
menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi dan orde reaksi.
4.8 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah
kesetimbangan.
4.9 Memecahkan masalah terkait hubungan kuantitatif antara
pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan.
4.10 Mengajukan ide/gagasan tentang penggunaan indikator yang
tepat untuk menentukan keasaman asam/basa atau titrasi
asam/basa.
4.11 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil
percobaan titrasi asam-basa.
4.12 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil
KELAS: XII
1. Menghayati dan 1.1 Menyadari adanya keteraturan dalam sifat koligatif larutan, reaksi
mengamalkan ajaran agama redoks, keragaman sifat unsur, senyawa makromolekul sebagai
yang dianutnya wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya
keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang
kebenarannya bersifat tentatif.
1.2 Mensyukuri kelimpahan unsur golongan utama dan golongan transisi
di alam Indonesia sebagai bahan tambang merupakan anugerah
Tuhan YME yang digunakan untuk kemakmuran rakyat Indonesia.
2. Menghayati dan 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin,
mengamalkan perilaku jujur, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet,
disiplin, tanggungjawab, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis,
peduli (gotong royong, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta
kerjasama, toleran, damai), berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
santun, responsif dan pro-
2.2 Menunjukkanperilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan
aktif dan menunjukkan sikap
peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya
sebagai bagian dari solusi
alam.
atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara 2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana
efektif dengan lingkungan sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat
sosial dan alam serta dalam keputusan.
menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
3 Memahami, menerapkan, 3.1 Menganalisis penyebab adanya fenomena sifat koligatif larutan
menganalisis dan pada penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik
mengevaluasi pengetahuan beku dan tekanan osmosis.
faktual, konseptual, 3.2 Membedakan sifat koligatif larutan elektrolit dan larutan
prosedural, dan metakognitif nonelektrolit.
berdasarkan rasa ingin 3.3 Mengevaluasi gejala atau proses yang terjadi dalam contoh sel
tahunya tentang ilmu elektrokimia (sel volta dan sel elektrolisis) yang digunakan dalam
pengetahuan, teknologi, seni,
4 Mengolah, menalar, menyaji, 4.1 Menyajikan hasil analisis berdasarkan data percobaan terkait
dan mencipta dalam ranah penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku,
konkret dan ranah abstrak dan tekanan osmosis larutan.
terkait dengan 4.2 Mengolah dan menganalisis data percobaan untuk membandingkan
pengembangan dari yang sifat koligatif larutan elektrolit dengan sifat koligatif larutan
dipelajarinya di sekolah nonelektrolit yang konsentrasinya sama.
secara mandiri serta 4.3 Menciptakan ide/gagasan/ produk sel elektrokimia.
bertindak secara efektif dan
4.4 Mengajukan ide/gagasan untuk mencegah dan mengatasi
kreatif, dan mampu
terjadinya korosi
menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan 4.5 Memecahkan masalah terkait dengan perhitungan sel elektrokimia
4.6 Menalar dan menganalisis kelimpahan, kecenderungan sifat fisik
dan sifat kimia, manfaat, dampak, proses pembuatan unsur-unsur
golongan utama (gas mulia, halogen, alkali dan alkali tanah, periode
3) serta unsur golongan transisi (periode 4) dan senyawanya dalam
kehidupan sehari-hari.
4.7 Menalar dan menganalisis struktur, tata nama, sifat dan kegunaan
senyawa karbon (halo alkana, alkanol, alkoksi alkana, alkanal,
alkanon, asam alkanoat, dan alkil alkanoat).
4.8 Menalar dan menganalisis struktur, tata nama, sifat, dan kegunaan
benzena dan turunannya
4.9 Menalar dan menganalisis struktur, tata nama, sifat dan kegunaan
makromolekul (polimer, karbohidrat, dan protein)
4.10 Menalar dan menganalisis struktur, tata nama, penggolongan, sifat,
dan pengaruh lemak bagi tubuh manusia.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu
(gotong royong, kerja sama, toleran, membedakan faktadan opini, ulet, teliti,
damai), santun, responsif dan pro aktifdan bertanggung jawab, kritis, kreatif,inovatif,
menunjukkan sikap sebagai bagian dari demokratis, komunikatif) dalam merancang dan
solusi atas permasalahan dalam melakukan percobaan serta berdiskusi
berinteraksi secara efektif dengan
yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
lingkungan sosial danalam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan 2.2 Menunjukkan perilaku kerja sama, santun,
bangsa dalam pergaulan dunia. toleran,cinta damai dan peduli lingkungan
serta hemat dalam memanfaatkan sumber
daya alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta
bijaksana sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 3.1 Memahami hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan
pengetahuan faktual, konseptual, keselamatan kerja di laboratorium serta peran
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya kimia dalam kehidupan.
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam 4.1 Menyajikan hasil pengamatan tentang hakikat ilmu
ranah konkret dan ranah abstrak terkait kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja
dengan pengembangan dari yang dalam mempelajari
dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
kimia serta peran kimia dalam kehidupan.
dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
E. Strategi Implementasi
1. Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan sebagai berikut.
- Juli 2013: Kelas I, IV, VII, dan X: terbatas pada sejumlah SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/
SMK/MAK. Ini adalah tahun pertama implementasi dan dilakukan di seluruh wilayah NKRI.
- Juli 2014: Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI tahun 2014: adalah tahun kedua implementasi.
Pada tahun kedua ini, hanya kelas terakhir SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK yang belum
melaksanakan kurikulum.
- Juli 2015: seluruh kelas dan seluruh sekolah SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK telah
melaksanakan sepenuhnya Kurikulum 2013.
2. Pelatihan Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas, dimulai dari tahun 2013-2015. Seluruh guru,
kepala sekolah dan pengawas di seluruh Indonesia sudah mendapatkan pelatihan untuk
melaksanakan kurikulum.
3. Pengembangan buku, dari tahun 2013-2015. Pada prinsipnya ketika implementasi Kurikulum
2013 memasuki tahun 2015-2016 seluruh buku sudah teredia di setiap sekolah.Buku terdiri atas
buku untuk peserta didik dan buku untuk guru. Isi buku guru adalah sama dengan buku peserta
didik dengan tambahan strategi pembelajaran dan penilaian hasil belajar.
4. Implementasi Kurikulum 2013 mensyaratkan penataan administrasi, manajemen, kepemimpinan
dan budaya kerja guru yang baru. Oleh karena itu dalam persiapan implementasi Kurikulum 2013,
pelatihan juga berkenaan dengan tata kerja baru para guru dan kepemimpinan kepala sekolah.
5. Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan masalah
implementasi dan upaya penanggulangan dimulai Juli 2013-2016. Pada akhir tahun ketiga
implementasi diharapkan permasalahan yang dihadapi para pelaksana sudah tidak lagi
merupakan masalah mendasar dan kurikulum sudah dapat dilaksanakan sebagaimana
seharusnya.
HO-1.3a
A. PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KURIKULUM 2013
1. Esensi Pendekatan Saintifik/ Pendekatan Ilmiah
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu Kurikulum 2013
mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini
sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih
mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif
(deductivereasoning).
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang
spesifik.Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian
menarik simpulan secara keseluruhan.Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti
spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik
dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah
merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat
disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek
yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.Karena
itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi
atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji
hipotesis.
2. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah
Menurut Permendikbud no. 81 A tahun 2013 lampiran IV, Proses pembelajaran terdiri atas lima
pengalaman belajar pokok yaitu:
a. mengamati;
b. menanya;
c. mengumpulkan informasi;
d. mengasosiasi; dan
e. mengkomunikasikan.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana
tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 1: Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya
Langkah Kompetensi Yang Dikembangkan
Kegiatan Belajar
Pembelajaran
Membaca, mendengar, menyimak, Melatih kesungguhan, ketelitian,
Mengamati
melihat (tanpa atau dengan alat) mencari informasi
a. Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning).
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga
proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik
menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran
yang digunakan oleh guru. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah sebagai berikut.
- Menentukan objek apa yang akan diobservasi
- Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi
- Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder
- Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
- Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar
berjalan mudah dan lancar
- Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan buku
catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa
daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdotal (anecdotal record), catatan
berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang
berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang ,
berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya.
b. Menanya
Pada kurikulum 2013 kegiatan menanya diharapkan muncul dari siswa. Kegiatan belajar menanya
dilakukan dengan cara: mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai
dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Menanya dapat juga tidak
diungkapkan, tetapi dapat saja ada di dalam pikiran peserta didik. Untuk memancing peserta didik
mengungkapkannya guru harus member kesempatan mereka untuk mengungkapkan pertanyaan.
Kegiatan bertanya oleh guru dalam pembelajaran juga sangat penting, sehingga tetap harus
dilakukan.
Fungsi bertanya
1) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau
topik pembelajaran.
2) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan
pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
3) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari
solusinya.
4) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang
diberikan.
5) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan
memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
6) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan
kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
7) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan,
memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
8) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan
yang tiba-tiba muncul.
9) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama
lain.
Tingkatan Pertanyaan
Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan jawaban
yang baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas pertanyaan, sehingga menggambarkan
tingkatan kognitif mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi. Bobot pertanyaan yang
menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut
ini.
Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
Kognitif Pengetahuan Apa... pasangkan...
yang lebih (knowledge) Siapa... Persamaan kata...
rendah Kapan... Golongkan...
Di mana... Berilah nama...
Sebutkan... Dll.
Jodohkan...
Pemahaman Terangkahlah... Bandingkan...
(comprehension) Bedakanlah... Ubahlah...
Terjemahkanlah... Berikanlah interpretasi...
Simpulkan...
Penerapan Gunakanlah... Carilah hubungan...
(application Tunjukkanlah... Tulislah contoh...
Buatlah... Siapkanlah...
Demonstrasikanlah... Klasifikasikanlah...
Kognitif Analisis (analysis) Analisislah... Tunjukkanlah sebabnya
yang lebih Kemukakan bukti-bukti Berilah alasan-alasan
tinggi Mengapa
Identifikasikan
Sintesis Ramalkanlah Bagaimana kita dapat
(synthesis) Bentuk memecahkan
Ciptakanlah Apa yang terjadi seaindainya
Susunlah Bagaimana kita dapat
Rancanglah... memperbaiki
Tulislah Kembangkan
Evaluasi Berilah pendapat Berilah alasan
(evaluation) Alternatif mana yang Nilailah
lebih baik Bandingkan
Setujukah anda Bedakanlah...
Kritiklah
Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar (1) Guru hendaknya merumuskan tujuan
eksperimen yanga akan dilaksanakan murid, (2) Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan
yang dipergunakan, (3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu, (4) Guru menyediakan kertas
kerja untuk pengarahan kegiatan murid, (5) Guru membicarakan masalah yanga akan yang akan
dijadikan eksperimen, (6) Membagi kertas kerja kepada murid, (7) Murid melaksanakan eksperimen
dengan bimbingan guru, dan (8) Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila
dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.
e. Mengomunikasikan
Dalam kegiatan mengomunikasikan dapat dilakukan pembelajaran kolaboratif.Pembelajaran
kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas
sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang
menempatkan dan memaknai kerja sama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan
disengaja rupa untuk memudahkan usaha kolektif untuk mencapai tujuan bersama.
Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru dan fungsi guru
lebih bersifat direktif atau manajer belajar.Sebaliknya, peserta
didiklah yang harus lebih aktif. Peserta didik berinteraksi dengan
empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau
kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh
rasa aman sehingga memungkin peserta didik menghadapi aneka
perubahan dan tntutan belajar secara bersama-sama.
Ada empat sifat kelas atau pembelajaran kolaboratif. Dua sifat berkenaan dengan perubahan
hubungan antara guru dan peserta didik. Sifat ketiga berkaitan dengan pendekatan baru dari
penyampaian guru selama proses pembelajaran. Sifat keempat menyatakan isi kelas atau
pembelajaran kolaboratif. Dengan pembelajaran kolaboratif, peserta didik memiliki ruang gerak
untuk menilai dan membina ilmu pengetahuan, pengalaman personal, bahasa komunikasi, strategi
dan konsep pembelajaran sesuai dengan teori, serta menautkan kondisi sosiobudaya dengan situasi
pembelajaran. Di sini, peran guru lebih banyak sebagai pembimbing dan manajer belajar ketimbang
memberi instruksi dan mengawasi secara rijid. Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru
berbagi tugas dan kewenangan dengan peserta didik, khususnya untuk hal-hal tertentu. Cara ini
memungkinan peserta didik menimba pengalaman mereka sendiri, berbagi strategi dan informasi,
menghormati antarsesa, mendorong tumbuhnya ide-ide cerdas, terlibat dalam pemikiran kreatif dan
kritis serta memupuk dan menggalakkan mereka mengambil peran secara terbuka dan bermakna.
Contoh Pembelajaran Kolaboratif
Guru ingin mengajarkan tentang konsep, penggolongan sifat, fakta, atau mengulangi informasi
tentang objek. Untuk keperluan pembelajaran ini dia menggunakan media sortir kartu (card
sort). Prosedurnya dapat dilakukan seperti berikut ini.
Kepada peserta didik diberikan kartu indeks yang memuat informasi atau contoh yang cocok
dengan satu atau lebih katagori.
Peserta didik diminta untuk mencari temannya dan menemukan orang yang memiliki kartu
dengan katagori yang sama.
Berikan kepada peserta didik yang kartu katagorinya sama menyajikan sendiri kepada rekanhya.
Selama masing-masing katagori dipresentasikan oleh peserta didik, buatlah catatan dengan kata
kunci (point) dari pembelajaran tersebut yang dirasakan penting.
Pemanfaatan Internet Pada Pembelajaran Kolaboratif
Pemanfaatan internet sangat dianjurkan dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif. Karena
memang, internet merupakan salah satu jejaring pembelajaran dengan akses dan ketersediaan
informasi yang luas dan mudah.Saat ini internet telah menyediakan diri sebagai referensi yang
murah dan mudah bagi peserta didik atau siapa saja yang hendak mengubah wajah dunia.
Penggunaan internet disarakan makin mendesak sejalan denan perkembangan pengetahuan terjadi
secara eksponensial. Masa depan adalah milik peserta didik yang memiliki akses hampir ke seluruh
informasi tanpa batas dan mereka yang mampu memanfaatkan informasi diterima secepat mungkin.
B. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
HO- 1.3b
1. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK/PROJECT BASED LEARNING
1 2 3
PENENTUAN PERTANYAAN MENYUSUN PERECANAAN MENYUSUN JADWAL
MENDASAR PROYEK
6 5 4
EVALUASI PENGALAMAN MENGUJI HASIL MONITORING
bertanya dan berpikir, b) Melakukan riset sederhana, c) Mempelajari ide dan konsep baru, d)
Belajar mengatur waktu dengan baik, e) Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok, f)
Mengaplikasikan hasil belajar lewat tindakan dan g) Melakukan interaksi sosial (wawancara,
survey, observasi, dll)
d. Sistem Penilaian
Penilaian pembelajaran berbasis proyek harus diakukan secara menyeluruh terhadap sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa selama pembelajaran. Penilaian tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut.
Penilaian proyekpada model ini merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian
proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara
jelas.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
1) Kemampuan pengelolaan : Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi
dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
2) Relevansi: Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
3) Keaslian: Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta
didik.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek.
Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan
disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil
penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan
alat/ instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian
informasi sendiri kemudian mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui
dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.
Penggunaan Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif.
Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Merubah modus Ekspository
siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus Discovery siswa
menemukan informasisendiri.
2). Konsep
Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal
dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan
memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi. Lingkungan ini dinamakan Discovery
Learning Environment, yaitu lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-
penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui.
Lingkungan seperti ini bertujuan agar siswa dalam proses belajar dapat berjalan dengan baik dan
lebih kreatif.
Dalam Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk
melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan,
menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-
kesimpulan. Bruner mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya (Budiningsih, 2005:41).
Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam Discovery Learning menurut Bruner adalah hendaklah
guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang
scientist, historin, atau ahli matematika. Dan melalui kegiatan tersebut siswa akan menguasainya,
menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.
2). Pelaksanaan
Menurut Syah (2004) dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas,ada beberapa
prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut.
Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya
dan timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan
mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada
persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi
interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
Dengan demikian seorang Guru harus menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada
siswa agar tujuan mengaktifkan siswa untuk mengeksplorasi dapat tercapai.
Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulation guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih
dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)
Data collection (pengumpulan data)
Pada saat peserta didik melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru memberi kesempatan kepada
para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan
benar atau tidaknya hipotesis. Data dapat diperoleh melalui membaca literatur, mengamati objek,
wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
Data processing (pengolahan data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang
telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.
Verification (pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan, dihubungkan dengan hasil data processing. Berdasarkan
hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah
dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat
dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang
mendasari generalisasi.
3). Sistem Penilaian
Dalam Model Pembelajaran Discovery, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun
non tes. Penilaian dapat berupa penilaian pengetahuan, keterampilan, sikap, atau penilaian hasil
kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian pengetahuan, maka dalam model
pembelajaran discovery dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan
penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa, maka pelaksanaan penilaian dapat
menggunakan contoh-contoh format penilaian sikap seperti yang ada pada uraian penilaian proses
dan hasil belajar pada materi berikutnya
a. Konsep
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah modelpembelajaran yang menyajikan masalah
kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan
pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia
nyata (real world).
Ada lima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) yaitu:
1) Permasalahan sebagai kajian.
2) Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman
3) Permasalahan sebagai contoh
4) Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses
5) Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik
Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan
sebagai berikut.
kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga
dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat. Kedua, melakukan seleksi untuk
memilih pendapat yang lebih fokus. ketiga, menentukan permasalahan dan melakukan pembagian
tugas dalam kelompok untuk mencari referensi penyelesaian dari isu permasalahan yang didapat.
Guru memvalidasi pilihan-pilihan peserta didik agar mereka memiliki gambaran yang jelas tentang
apa saja yang mereka ketahui, yang tidak ketahui, dan pengetahuan apa saja yang diperlukan untuk
menjembataninya.
Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Setelah mengetahui tugasnya, masing-masing peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat
memperjelas isu yang sedang diinvestigasi misalnya dari artikel tertulis di perpustakaan, halaman
web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan. Tujuan utama tahap investigasi, yaitu: (1) agar
peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan
permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan untuk dipresentasikan
di kelas relevan dan dapat dipahami.
Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi secara mandiri, peserta didik
berdiskusi dalam kelompoknya dapat dibantu guru untuk mengklarifikasi capaiannya dan
merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Langkah selanjutnya presentasi hasil dalam kelas
dengan mengakomodasi masukan dari pleno, menentukan kesimpulan akhir, dan dokumentasi akhir.
Penilaian (Assessment)
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan
sikap (attitude). Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu
pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Penilaian
terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam
diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran.
d.Tahapan-Tahapan Model PBL
HO-1.3c
C. PENILAIAN PEMBELAJARAN
Penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik. Pada Standar Nasional Pendidikan, penilaian pendidikan merupakan salah
satu standar yang yang bertujuan untuk menjamin: perencanaan penilaian peserta didik sesuai
dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian; pelaksanaan
penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif,efektif, efisien, dan sesuai dengan
konteks sosial budaya; dan pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan
informatif.
d. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporannya.
e. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diakses oleh semua pihak.
f. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah
maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
g. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK).PAK merupakan
penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM
merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan
karakteristik peserta didik.
1) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu
aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
2) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
3) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh
karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui
minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu
tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian
peserta didik terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
1) substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
2) konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang
digunakan; dan
3) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
MATERI PELATIHAN 2
ANALISIS BUKU
Buku guru dan buku siswa merupakan salah satu sarana iImplementasiKurikulum Tahun 2013 dalam
pembelajaran. Buku guru dan buku siswa telah disiapkan Pemerintah sesuai dengan Permendikbud
no 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran (Buku Siswa) dan Buku Panduan Guru (Buku Guru).
Buku Guru merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang meliputi
persiapan, pelaksanaan dan penilaian serta pedoman penggunaan buku siswa. Buku guru terdiri
dari dua bagian, yaitu petunjuk umum pembelajaran dan petunjuk khusus pelaksanaan
pembelajaran pada setiap bab sesuai dengan buku siswa.
Buku siswa merupakan buku sumber belajar bagi siswa/peserta didik yang memuat: Judul bab,
informasi kompetensi dasar yang sesuai dengan topik pada setiap bab. Pada setiap bab dilengkapi
dengan peta konsep, pengantar, bagian kegiatan siswa baik ekperimen maupun non eksperimen
atau diskusi, latihan soal, rangkuman, evaluasi, dan tugas bagi peserta didik.
Pada materi pelatihan ini Anda melakukan analisis buku guru dan buku siswa terhadap kesesuaian
isi buku dengan KI, dan KD, kecukupan dan kedalaman materi, serta kesesuaian dengan
pendekatan pembelajaran dan penilaian.
1. Memahami isi materi, struktur, dan sistematika keilmuan materi pelajaran , strategi
pembelajaran dan penilaian pada buku siswa dan buku guru
2. Menganalisis kesesuaian isi buku siswa dan buku guru dengan tuntutan SKL, KI, dan KD.
3. Mendeskripsikan kesesuaian isi buku siswa dan buku guru dengan pendekatan saintifik, standar
proses dan standar penilaian
4. Mendeskripsikan buku guru dan buku siswa dari aspek kecukupan dan kedalaman materi.
5. Memahami strategi penggunaan buku guru dan buku siswa pada perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran
Indikator
1. Menjelaskan isi materi, struktur, dan sistematika keilmuan materi pelajaran dan penilaian yang
terdapat dalam buku siswa
2. Menjelaskan isi materi, struktur, strategi pelajaran dan penilaiannya yang terdapat dalam buku
guru
3. Mengidentifikasi kesesuaian isi buku siswa dan buku guru dengan tuntutan SKL, KI, dan KD.
4. Menjelaskan alas an hasil identifikasi kesesuaian buku siswa dan buku guru dengan tuntutan
SKL, KI, dan KD
5. Menganalisis kesesuaian isi buku siswa dengan pendekatan saintifik, standar proses dan
standar penilaian
6. Menganalisis kesesuaian isi buku guru dengan pendekatan saintifik, standar proses dan
standar penilaian
7. Menjelaskan kecukupan dan kedalaman materi pada buku guru dan buku siswa
8. Menjelaskan kesesuaian isi buku guru dengan buku siswa
9. Memberikan rekomendasi penggunaan buku guru atau buku siswa berdasarkan hasil analisis.
Langkah Kegiatan
Mendiskusikan hasil
Dalam kelompok analisis buku guru
mengkaji isi materi Menganalisis isi dan buku siswa
struktur, dan pola buku siswa (LK-2.1) dalam
pikir keilmuan dalam dan buku guru kesesuaiannya
buku guru dan buku (LK-2.2) dengan pendekatan
siswa ( LK 2) saintifik dan standar
proses
Mendiskusikan hasil
analisis untuk Mendiskusikan hasil
membuat analisis buku guru
Presentasi hasil
rekomendasi dan buku siswa
analisis buku gurudan
tentang dalam kesesuaiannya
buku siswa
penggunaan buku dengan standar
guru dan buku penilaian
siswa
Kegiatan diskusi awal menggunakan LK-2 Buku Guru dan Buku Siswa Kurikulum 2013,.
Kegiatan menganalisis buku guru dan buku siswa menggunakan LK- 2 Buku Guru dan buku siswa
Kurikulum 2013, LK - 2.1 Analisis buku siswa dan menggunakan LK - 2.2 Analisis buku guru
Panduan kegiatan:
1. Kerjakanlah secara berkelompok!
2. Pelajari format Analisis Buku Siswa
3. Siapkan SKL, KI dan KD sesuai jenjang pendidikan dan mata pelajaran!
4. Cermatilah buku siswa yang berisi teks materi pembelajaran dan informasi lainnya seperti
kegiatan siswa dan evaluasi
5. Lakukanlah analisis terhadap buku siswa dan tuliskan hasil analisis pada kolom yang tersedia
pada format dengan cara:
- mendeskripsikan secara singkat isi buku sesuai dengan aspek-aspek yang dianalisis
- memberikan tanda cek ( ) pada kolom kualifikasi kurang, cukup atau baik
- menuliskan alasan Anda memilih kualifikasi tersebut
Berdasarkan hasil analisis, tuliskan alasan dan tindak lanjut hasil analisis ,
- Jika kurang/tidak sesuai, Anda disarankan untuk memberikan rekomendasi tindak lanjut
yang harus dikerjakan guru sebagai pengguna buku siswa untuk proses pembelajaran.
- Jika sesuai dengan kebutuhan, buku bisa digunakan sebagai sumber belajar dalam
pembelajaran.
A. Sistematika
Komponen penilaian
sesuai tuntutan
penilaian autentik
B. Uraian Materi
Pendahuluan bab
memotivasi siswa
untuk belajar
Cakupan materi
setiap sub topik/sub
bab memenuhi
kebutuhan
pencapaian KD
Penilaian
Pengetahuan
Penilaian Sikap
Penilaian
Keterampilan
Tugas
R- 2.1
Amat Baik ( AB) 90 < AB 100 Hasil analisis tepat, tindak lanjut logis dan bisa
dilaksanakan
Baik (B) 80 < B 90 Hasil analisis tepat, tindak lanjut kurang logis
Cukup (C) 70 < C 80 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut logis
Kurang (K) 70 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut tidak logis
Panduan kegiatan:
1. Kerjakanlah secara berkelompok!
2. Pelajari format Analisis Buku Guru
3. Siapkan SKL, KI dan KD sesuai jenjang pendidikan dan mata pelajaran!
4. Cermatilah buku guru yang berisi strategi penyajian pembelajaran dan informasi lainnya
5. Lakukanlah analisis terhadap buku guru dan tuliskan hasil analisis pada kolom yang tersedia
pada format dengan cara:
- mendeskripsikan secara singkat isi buku sesuai dengan aspek kegiatan guru
- memberikan tanda cek ( ) pada kolom kualifikasi kurang, cukup atau baik
- menuliskan alas an Anda memilih kualifikasi tersebut
6. Berdasarkan hasil analisis, tuliskan tindak lanjut hasil analisis ,
Jika kurang/tidak sesuai, Anda disarankan untuk memberikan rekomendasi tindak lanjut yang
harus dikerjakan guru sebagai pengguna buku guru tersebut. Jika sesuai dengan kebutuhan,
buku dapat digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran.
7. Setelah melakukan analisis buku guru dan buku siswa diskusikan bagaimana keterkaitan antara
buku guru dan buku siswa yang Anda analisis.
A. Perencanaan Pembelajaran
Menentukan KI dan
KD yang berkaitan
Menentukan alokasi
waktu
Merumuskan
indikator
Merumuskan tujuan
pembelajaran
Menentukan cakupan
materi pembelajaran
Menentukan
pendekatan
Menentukan model
Menentukan strategi
Menentukan metode
Menentukan media,
sumber dan alat
Mendeskripsikan
langkah
pembelajaran sesuai
dengan pendekatan,
model, dan metode
Menilai Pengetahuan
- Contoh
instrumen
- Pembahasan
Menilai Sikap
- Contoh
instrumen
- Rubrik
Menilai Keterampilan
- Contoh
instrumen
- Rubrik
Portofolio
Penilaian Diri
Penilaian Antar
Teman
Informasi Pengayaan
Belajar
Informasikan
hubungan guru dan
Orang tua
R - 2.2
Rubrik penilaian analisis buku guru digunakan fasilitator untuk menilai hasil analisis peserta
pelatihan terhadap buku guru sesuai dengan mata pelajaran yang diampu
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
1. Cermati format penilaian analisis buku guru serta hasil analisis peserta yang akan dinilai
2. Berikan nilai pada setiap komponen sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil analisis
menggunakan rentang nilai sebagai berikut
Amat Baik ( AB) 90 < AB 100 Hasil analisis tepat, tindak lanjut logis dan bisa
dilaksanakan
Baik (B) 80 < B 90 Hasil analisis tepat, tindak lanjut kurang logis
Cukup (C) 70 < C 80 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut logis
Kurang (K) 70 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut tidak logis
Perubahan pada proses pembelajaran kurikulum 2013 mencakup: a) berorientasi pada karakteristik
kompetensi yang mencakup: 1) sikap (Krathwohl): menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan, 2) keterampilan (Dyers): mengamati, menanya, mencoba, menalar,
menyajikan, dan mencipta, dan 3) pengetahuan (Bloom & Anderson): mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta; b) menggunakan pendekatan saintifik,
karakteristik kompetensi sesuai jenjang. c) mengutamakan Discovery Learning dan Project Based
Learning.
Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera
diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat
memuaskan. Perubahan pada penilaian mencakup: penilaian berbasis tes dan nontes (portofolio),
cara menilai proses dan output dengan menggunakan penilaian autentik, dan rapor memuat
penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan keterampilan .
Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari penerapan model-model pembelajaran dan
perancangan penilaian yang baik dengan cara berlatih menyusun contoh proses pembelajaran,
mengembangakan instrumen penilaian menggunakan berbagai model pembelajaran sesuai
Kurikulum 2013 dan mengolah nilai untuk rapor
Indikator
1. Merancang contoh penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran Kimia.
2. Membuat contoh penerapan model model pembelajaran pada pembelajaran Kimia
3. Mengidentifikasi kaidah-kaidah perancangan penilaian
4. Merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran Kimia
5. Mengolah hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar.
Langkah Kegiatan
1. Perancangan Pembelajaran
Kerja Kelompok
menelaah HO Kerja kelompok
Presentasi hasil
contoh menyusun contoh Penyimpulan
kerja kelompok
penerapan penerapan hasil diskusi
dan dikomentari
pendekatan dan pendekatan dan kelompok dan
oleh kelompok
model model rangkuman hasil
lain
pembelajaran pembelajaran
2. Perancangan Penilaian
Diskusi
kelompok Kerja Kelompok
perancangan Presentasi hasil Penyimpulan
menyusun contoh
penilaian sikap, kerja kelompok dan hasil diskusi
instrumen
pengetahuan, dikomentari oleh kelompok dan
penilaian sesuai
keterampilan kelompok lain rangkuman hasil
kriteria
Handout
Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan ilmiah atau scientific approach pada proses
pembelajaran.
Pendekatan scientific termasuk pembelajaran inkuiri yang bernafaskan konstruktivisme. Sasaran
pembelajaran dengan pendekatan ilmiah mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi
tersebut memiliki lintasan perolehan (proses) psikologis yang berbeda. Sikap diperoleh melalui
aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan
diperoleh melalui aktivitas: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta. Sementara itu, keterampilan diperoleh melalui aktivitas: mengamati, menanya,
menalar, menyaji, dan mencipta (Permendikbud nomor 65 tahun 2013).
Pada Permendikbud no 81A Tahun 2013, proses pembelajaran terdiri atas lima
pengalaman belajar pokok yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi
dan mengomunikasikan. Jika dihubungkan dengan komponen pada pendekatan sintifik diatas maka
ke lima pengalaman belajar ini merupakan penerapan pendekatan saintik pada pembelajaran.
Pada tabel berikut ini disajikan jenis-jenis indikator keterampilan proses beserta sub indikatornya.
Tabel 2. Jenis-jenis Indikator Keterampilan Proses beserta Sub indikatornya.
Untuk lebih memahami bagaimana menerapkan keterampilan proses pada pembelajaran IPA,
berikut ini uraian beberapa jenis keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu yang
dapat dilatihkan pada peserta didik
1. Mengamati
Mengamati merupakan kegiatan mengidentifikasi ciri-ciri objek tertentu dengan alat inderanya
secara teliti, menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan, menggunakan
alat atau bahan sebagai alat untuk mengamati objek dalam rangka pengumpulan data atau informasi
(Nuryani, 1995). Mengamati dapat pula diartikan sebagai proses pengumpulan data tentang
fenomena atau peristiwa dengan menggunakan inderanya. Keterampilan pengamatan dilakukan
dengan cara menggunakan lima indera yaitu penglihatan, pembau, peraba, pengecap dan
pendengar. Pengamatan yang dilakukan hanya menggunakan indera disebut pengamatan kualitatif,
sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur disebut pengamatan
kuantitatif. Pengamatan dapat dilakukan pada obyek yang sudah tersedia dan pengamatan pada
suatu gejala atau perubahan. Contoh : Sekelompok peserta didik diminta mengamati beberapa
tepung yang berbeda jenisnya baik rasa, warna, ukuran serbuk dan baunya.
Gunakan panca inderamu untuk mengetahui jenis-jenis tepung yang tersedia pada piring ini.
Bagaimana warnanya, rasanya, ukurannya, bentuknya dan baunya?
2. Mengukur
Keterampilan mengukur dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
pengembangan satuan-satuan yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat, dan
sebagainya. Menurut Carin dalam Poppy, 2010 mengukur adalah membuat observasi kuantitatif
dengan membandingkannya terhadap standar yang kovensional atau standar non konvensional.
Contoh : Peserta didik melakukan pengukuran suhu menggunakan termometer, menimbang berat
benda dengan berbagai neraca, mengukur volume cairan menggunakan gelas ukur, mengukur
panjang dengan menggunakan penggaris atau mengukur benda dengan jangka sorong.
3. Mengklasifikasikan
Klaslifikasi adalah proses yang digunakan ilmuwan untuk mengadakan penyusunan atau
pengelompokan atas objek-objek atau kejadian-kejadian.
Keterampilan klasifikasi dapat dikuasai bila peserta didik telah dapat melakukan dua keterampilan
berikut ini.
1) Mengidentifikasi dan memberi nama sifat-sifat yanng dapat diamati dari sekelompok objek
yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasi.
2) Menyusun klasifikasi dalam tingkat-tingkat tertentu sesuai dengan sifat-sifat objek
Klasifikasi berguna untuk melatih peserta didik menunjukkan persamaan, perbedaan dan hubungan
timbal baliknya. Sebagai contoh peserta didik mengklasifikasikan jenis-jenis hewan, tumbuhan, sifat
logam berdasarkan kemagnetannya
Contoh melatihkan klasifikasi menggunakan bagan:
Logam Non-logam
4. Menyimpulkan
Menyimpulkan didalam keterampilan proses dikenal dengan istilah inferensi. Inferensi adalah
sebuah pernyataan yang dibuat berdasarkan fakta hasil pengamatan. Hasil inferensi dikemukakan
sebagai pendapat seseorang terhadap sesuatu yang diamatinya. Pola pembelajaran untuk melatih
keterampilan proses inferensi, sebaiknya menggunakan pembelajaran konstruktivisme, sehingga
siswa belajar merumuskan sendiri inferensinya.
Contoh : Siswa diminta membuat inferensi pada percobaan pengujian beberapa
larutan asam dan larutan basa dengan lakmus biru dan merah
Perubahan warna pada
Nama Larutan
Lakmus merah Lakmus biru
Asam Klorida
Natrium Hidroksida
Asam Acetat
Magnesium Hidroksida
Asam Sulfat
Berdasakan data percobaan apa yang dimaksud dengan asam dan basa?
Asam adalah
Basa adalah
5. Mengomunikasikan
Komunikasi didalam keterampilan proses berarti menyampaikan pendapat hasil keterampilan proses
lainnya baik secara lisan maupun tulisan. Dalam tulisan bisa berbentuk rangkuman, grafik, tabel,
gambar, poster dan sebagainya. Keterampilan mengkomunikasikan ini diantaranya adalah sebagai
berikut.
a) Mengutarakan suatu gagasan.
b) Menjelaskan penggunaan data hasil penginderaan/memeriksa secara akurat suatu objek atau
kejadian.
c) Mengubah data dalam bentuk tabel ke bentuk lainnya misalnya grafik, peta secara akurat.
6. Memprediksi
Prediksi dalam sains adalah perkiraan yang didasarkan pada hasil pengamatan yang nyata.
Memprediksi berarti pula mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum
diamati berdasarkan penggunaan pola yang ditemukan sebagai hasil penemuan. Keterampilan
meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang
belum terjadi berdasarkan suatu kecenderunganatau pola yang sudah ada.
Contoh : Peserta didik diminta membuat suatu prediksi
Apa yang akan terjadi jika air dibiarkan didalam piring lebar dibiarkan berhari-hari?
Apa yang akan terjadi pada lampu senter jika ada pemasangan batu baterai nya terbalik. ?
7. Mengidentifikasikan Variabel
Variabel adalah satuan besaran kualitatif atau kuantitatif yang dapat bervariasi atau berubah pada
suatu situasi tertentu. Besaran kualitatif adalah besaran yang tidak dinyatakan dalam satuan
pengukuran baku tertentu. Besaran kuantitatif adalah besaran yang dinyatakan dalam satuan
pengukuran baku tertentu misalnya volume diukur dalam liter dan suhu diukur dalam 0 C.
Keterampilan identifikasi variabel dapat diukur berdasarkan tiga tujuan pembelajaran berikut.
a) Mengidentifikasi variabel dari suatu pernyataan tertulis atau dari deskripsi suatu eksperimen.
b) Mengidentifikasi variabel manipulasi dan variabel respon dari deskripsi suatu eksperimen.
c) Mengidentifikasi variabel kontrol dari suatu pernyataan tertulis atau deskripsi suatu eksperimen.
Dalam suatu eksperimen terdapat tiga macam variabel yang sama pentingnya, yaitu variabel
manipulasi, variabel respon dan variabel kontrol.
Variabel manipulasi adalah suatu variabel yang secara sengaja diubah atau dimanipulasi dalam
suatu situasi.
Variabel respon adalah variabel yang berubah sebagai hasil akibat dari kegiatan manipulasi.
Variabel kontrol adalah variabel yang sengaja dipertahankan konstan agar tidak berpengaruh
terhadap variabel respon.
8. MengInterpretasikan Data
Fakta atau data yang diperoleh dari hasil observasi sering kali memberikan suatu pola. Pola dari
fakta/data ini dapat ditafsirkan lebih lanjut menjadi suatu penjelasan yang logis. Karakteristik
keterampilan interpretasi diantaranya: mencatat setiap hasil pengamatan, menghubungkan-
hubungkan hasil pengamatan, menemukan pola atau keteraturan dari suatu seri pengamatan dan
menarik kesimpulan.
Keterampilan interpretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data, analisis data, dan
mendeskripsikan data. Mendeskripsikan data artinya menyajikan data dalam bentuk yang mudah
difahami misalnya bentuk tabel, grafik dengan angka-angka yang sudah dirata-ratakan. Data yang
sudah dianalisis baru diinterpretasikan menjadi suatu kesimpulan atau dalam bentuk pernyataan.
Data yang diinterpretasikan harus data yang membentuk pola atau beberapa kecenderungan.
9. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian yang merupakan pekerjaan tentang
pengaruh yang akan terjadi dari variabel manipulasi terhadap variabel respon. Hipotesis dirumuskan
dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan, pertanyaan biasanya digunakan dalam merumuskan
masalah yang akan diteliti (Nur, 1996). Hipotesis dapat dirumuskan secara induktif dan secara
deduktif. Perumusan secara induktif berdasarkan data pengamatan, secara deduktif berdasarkan
teori. Hipotesis dapat juga dipandang sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah.
Hipotesis dapat juga dipandang sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah.
Misalkan seorang siswa memiliki data percobaan laju reaksi logam magnesiumdengan larutan asam
klorida sebagai berikut:
Logam Mg Asam Klorida Waktu reaksi
(bentuk pita) (volume) (konsentrasi) (detik)
3
5 cm 50 m 1M 60
3
5 cm 50 m 2M 30
3
5 cm 50 m 3M 20
Rumuskanlah hipotesis tentang pengaruh konsentrasi HCI terhadap laju reaksi !
Contoh : Peserta didik melakukan percobaan pengaruh suhu terhadap laju reaksi antara
larutan natrium tiosulfat 0.2M dengan asam klorida 1 M
Rumusan hipotesis :Makin tinggi suhu larutan natrium tiosulfat, makin cepat laju reaksi
Data hasil observasi
Larutan Na2S2O3 0.2M Larutan HCl 1M Waktu sampai tanda silang tidak
Volume Suhu Volume Suhu tampak ( detik)
( mL) ( C) (mL) ( C)
20 25 20 25 40
20 40 20 25 30
20 55 20 25 20
Identifikasi variabel:
Variabel Manipulasi : Suhu
Variabel Respon : Waktu
Variable Kontrol : Volume larutan, konsentrasi larutan, termometer,gelas
ukur, stopwatch, gelas kimia, tanda silang
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Tahapan
Kegiatan
Pembelajaran
Pada kegiatan ini guru
meminta peserta
mengamati gambar yang
ada pada buku
Mengumpulkan
Informasi
keterampilan proses dasar dan terpadu . Guru dapat mengidentifikasi keterampilan proses apa saja
yang dilatihkan pada suatu kegiatan pembelajaran baik eksperimen maupun non eksperimen.
Keterampilan proses sain yang dapat dilatihkan pada kegiatan pembelajaran Sifat larutan elektrolit
dan nonelektrolit ini contohnya adalah
Menginterpretasikan data Mengolah data dengan melihat pola dan kecenderungan data
pengujian terhadap larutan elektrolit dan non elektrolit
Merancang eksperimen Merancang alat uji elektrolit yang pada kegiatan ini ditugaskan
sebagai tugas proyek sebelum kegiatan belajar atau seminggu
sebelumnya
Lembar Kerja
LK- 3.1a
1. Pelajari hand out dan contoh penerapan pendekatan saintifik pada pebelajaran kimia
2. Isilah Lembar Kerja perancangan pembelajaran yang tersedia
3. Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda
4. Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain
Kompetensi Dasar :
Topik /Tema :
Sub Topik/Tema :
Tujuan Pembelajaran :
Alokasi Waktu :
Menanya
Mengumpulkan informasi
Mengasosiasikan
Mengkomunikasikan
R-3.1a
Rubrik perancangan penerapan saintifik ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil rancangan
peserta pelatihan dalam merancang contoh penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran
satu topik kimia.
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
4. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pelatihan pada LK -3.1a
5. Berikan nilai pada rancangan sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil rancangan peserta
Pada materi pelatihan 1 telah disajikan konsep model Proyek Based Learning, Discovery Learning
dan Problem Based Learning. Berikut ini contoh penerapan model-model tersebut pada
pembelajaran Kimia
HO- 3.1b
Penerapan Model Project Based Learning, Discovery Learning dan Problem Based Learning
pada Pembelajaran Kimia
Lembar kerja tugas proyek pada pembelajaran kimia sebelum kegiatan tatap muka misalnya
membuat alat uji elektrolit dan membuat bentuk molekul. Untuk mengerjakan proyek, peserta
diberi panduan kerja agar tugas dapat dikerjakan secara efektif dan efisien.
Berikut ini contoh lembar kegiatan dan format laporan Pembelajaran Berbasis Proyek
KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
MATA PELAJARAN: Kimia
KELAS/SEMESTER : X
TOPIK : Larutan Elektrolit dan larutan Nonelektrolit
SUB TOPIK : Daya hantar listrik berbagai larutan
TUGAS : Merancang dan merangkai alat uji elektrolit
KOMPETENSI DASAR
3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit berdasarkan daya hantar
listriknya
4.8. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk
mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit.
INDIKATOR
1. Merancang alat uji elektrolit
2. Merangkai alat uji elektrolit yang telah didiskusikan
3. Mengidentifikasi berbagai larutan elektrolit dan nonelekreolit menggunakan rancangan uji
elektrolit yang dihasilkan
PENTUNJUK UMUM
1. Pelajari cara merancang alat uji elektrolit dari buku atau sumber lainnya
2. Buat rancangan alat uji elektrolit, gambarkan dan jelaskan cara pengerjaannya
3. Setelah dirancang, rangkai alat uji elektrolit sesuai rancangannya
4. Uji alat hasil rancangan dengan menguji daya hantar listrik larutan garam dan air
5. Catat hasil percobaan dan hal-hal yang penting untuk perbaikan alat
6. Lakukan perbaikan alat kalau diperlukan!
7. Selamat mencoba, mudah-mudahan alat hasil kreativitasmu dapat dimanfaatkan untuk
mengetahui daya hantar listrik dari berbagai larutan. Semangat!
Pada tugas proyek ini peserta diminta untuk mendisain alat uji elektrolit dalam berbagai model,
misalnya sebagai lampu taman, lampu mobil, lampu kamar sehingga kreasinya dapat dinilai dalam
pelajaran prakarya atau seni. Hal ini termasuk dalam pembelajaran lintas kurikulum.
1. Laporan Kegiatan Pembelajaran Berbasis Proyek
Laporan kegiatan pembelajaran berbasis proyek dapat berupa laporan kegiatan merancang alat,
menguji alat dan laporan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan model rancangan yang
dibuat.
a. Merancang Alat
LAPORANTUGAS PROYEK
MATA PELAJARAN:Kimia
TOPIK : Larutan Elektrolit dan larutan Nonelektrolit
SUB TOPIK : Daya hantar listrik berbagai larutan
TUGAS : Merancang dan merangkai alat uji elektrolit
NAMA :
KELAS : X .
PETUNJUK KHUSUS
1. Setelah mempelajari konsep larutan elektrolit, nonelektrolit dan daya hantar listrik larutan,
buatlah rancangan alat uji elektrolit sederhana.
2. Tulislah rancangan berikut gambar dan keterangannya gambarnya!
3. Uraikan rancangan dan penggunaan alatnya!
Tanggal Merancang :
c. Laporan Penelitian
LAPORAN PENELITIAN
PETUNJUK KHUSUS
Berdasarkan hasil kegiatanmu ini, tulislah sebuah laporan penelitian sederhana tentang daya
hantar listrik larutan yang ada di sekitar rumah atau sekolah dengan menerapkan prinsip daya
hantar listrik larutan.
Buat Judul yang menarik , tulis laporan secara sistematis.
JUDUL
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
3. Data collection Pada tahap ini peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan
(pengumpulan data) untuk menjawab pertanyaan yang telah diidentifikasi melalui:
- Melakukan percobaan penentuan daya hantar listrik berbagai
larutan elektrolit dan non-elektrolit untuk mendapatkan data-
data tentang sifat larutan elektrolit berdasarkan daya hantar
listriknya
- Mencatat data pada kolom pengamatan yang telah disiapkan oleh
peserta didik
4. Data processing Pada tahap ini peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi untuk
(pengolahan Data) mengolah data hasil pengamatan dengan cara:
- Mengolah data hasil pengamatan dengan bantuan pertanyaan-
pertanyaan pada lembar kerja, misalnya mengolah data gejala-
gejala yang timbul pada pengujian berbagai larutan yang diuji
suntuk mengelompokan larutan berdasarkan sifat larutan
nonelektrolit dan elektrolit
Pada materi kimia, banyak konsep yang dapat dipelajari melalui penerapan model DL Ada konsep-
konsep kimia yang pada model ini mengajak peserta didik melakukan hipotesis dahulu yaitu pada
tahap problem statemen. Contohnya pada konsep Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
Peserta didik dapat membuat hipotesis : 1) Jika konsentrasi larutan makin besar , maka laju reaksi
makin cepat, 2) jika temperatur larutan dinaikkan, maka laju reaksi makin cepat 3) jika luas
permukaan sentuhan diperbesar, laju reaksi makin cepat. Untuk menguji hipotesis ini peserta didik
melanjutkan tahap belajar sesuai dengan tahap DL berikutnya.
Fase 2 Pada tahap ini guru membantu peserta didik mendefinisikan dan
Mengorganisasikan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah
peserta didik tersebut. Peserta didik dikelompokkan secara heterogen, masing-masing
mengkaji lembar kegiatan non eksperimen tentang kekuatan sifat larutan
elektrolit dan membuka data percobaan pada pertemuan pertama berikut
hasil diskusi konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit serta penyebab
larutan dapat menhantar listrik
Peserta didik mendiskusikan hal-hal yang harus dikerjakan dan konsep-
konsep yang harus didiskusikan dan pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab. Untuk memecahkan masalah
Fase 4 Pada tahap ini peserta didik merencanakan dan menyiapkan laporan
Mengembangkan dengan cara berbagi tugas dengan teman
dan menyajikan Pembuatan laporan melalui kegiatan:
hasil karya - Diskusi untuk mengembangakan konsep sifat larutan elektrolit kuat dan
elektrolit lemah berdasarkan data pengamatan percobaan dan informasi
pada buku siswa secara teori , informasi dari buku yang berkaitan
contohnya teks berikut
Fase 5 Pada tahap ini peserta didik mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
Menganalisa dan telah dipelajari melalui diskusi kelas untuk menganalisis hasil pemecahan
mengevaluasi masalah tentang larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah dan
proses pemecahan senyawa-senyawa pembentuk larutan elektrolit berdasarkan ikatannya
masalah berikut contohnya. Peserta diharapkan menggunakan buku sumber untuk
batuan mengevaluasi hasil diskusi. Selanjutnya presentasi hasil diskusi dan
penyamaan persepsi
Tujuan Kegiatan : Pada kegiatan ini diharapkan peserta mampu merancang pembelajaran Kimia
dengan menerapkan model Project Based Learning, Discovery Learning dan
Problem Based Learning
Langkah Kegiatan :
1. Kerjakan secara berpasangan, pelajari konsep model-model pembelajaran pada hand-out dan
contoh-contoh penerapannya pada pembelajaran kimia
2. Cermati lembar kerja perancangan model pembelajaran
3. Pilihlah satu subtopik/submateri/subtema untuk satu kali tatap muka yang sesuai salah satu
model. Sub topik/materi yang dipilih sebaiknya sesuai dengan topik/materi yang telah dianalisis
kelompok Anda pada saat Analisis Buku
4. Isilah Lembar Kerja perancangan model pembelajaran sesuai dengan model yang Anda pilih
5. Presentasikan hasil rancangan Anda
6. Perbaiki rancangan jika ada saran atau usulan perbaikan
FORMAT PERANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN
Model Project Based Learning
Kompetensi Dasar : 3. .................................................................
4. ............................................................ ..
Topik : .....................................................
1. Penentuan Pertanyaan
Mendasar
2. Mendesain Perencanaan
Proyek
3. Menyusun Jadwal
5. Menguji Hasil
6. Mengevaluasi Pengalaman
R-3.1b
HO- 3.2
PENILAIAN PEMBELAJARAN KIMIA
Pada Kurikulum 2013, penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk
menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Untuk
melengkapi perangkat pembelajaran Kimia dengan suatu model, diperlukan jenis-jenis penilaian yang
sesuai. Pada uraian berikut disajikan beberapa contoh penilaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan pada pembelajaran kimia. Anda dapat mengembangkan lagi sesuai dengan topik dan
kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik.
A. Penilaian Sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri (self assessment),
penilaian teman sejawat (peer assessment) oleh peserta didik, dan jurnal (Direktorat Pembinaan
SMA, Ditjen Pendidikan Menengah, 2013). Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang
terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai
ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.Penilaian sikap yang dapat
dilakukan oleh para guru dengan menilai perilaku sehingga penilaian sikap dilakukan dengan cara
observasi perilaku. Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang
dalam sesuatu hal.Kompetensi sikap pada pembelajaran Kimia yang harus dicapai peserta didik
sudah terinci pada KD dari KI 1 dan KI 2. Guru Kimia dapat merancang lembar pengamatan
penilaian sikap untuk masing-masing KD sesuai dengan karakteristik proses pembelajaran yang
disajikan. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan. Contoh penilaian
kompetensi sikap dalam pembelajaran kimia.
1. Penilaian kompetensi sikap melalui observasi
Penilaian sikap atau perilaku dapat dilakukan oleh guru pada saat peserta didik melakukan
praktikum atau diskusi, guru dapat mengembangkan lembar observasi seperti contoh berikut.
a. Lembar Penilaian Sikap pada Kegiatan Praktikum
PREDIKAT NILAI
Sangat Baik ( SB) 80 AB 100
=
Baik (B) 70 B 79
Cukup (C) 60 C 69
Kurang (K) <60
Penilaian Diri
Topik:...................... Nama: ................
Kelas: ...................
Setelah mempelajari materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit, Anda dapat melakukan penilaian
diri dengan cara memberikan tanda V pada kolom yang tersedia sesuai dengan kemampuan.
Dari penilaian diri ini Anda dapat memberi skor misalnya YA=2, Tidak =1 dan membuat rekapitulasi
bagi semua peserta didik. Penilaian diri, selain sebagai penilaian sikap jujur juga dapat diberikan
untuk mengukur pencapaian kompetensi pengetahuan, misalnya peserta didik diminta mengerjakan
soal-soal sebelum ulangan akhir bab dilakukan dan mencocokan dengan kunci jawaban yang tersedia
pada buku siswa. Berdasarkan hasilnya, diharapkan peserta didik akan belajar kembali pada topik-
topik yang belum mereka kuasai. Untuk melihat hasil penilaian diri peserta didik, guru dapat
membuat format rekapitulasi penilaian diri peserta didik dalam satu kelas.
Contoh.
Format Penilaian
Pengolahan Penilaian:
1. Perilaku/sikap pada instrumen di atas ada yang positif (no 1. 2dan 4) dan ada yang negatif (no 2)
Pemberian skor untuk perlaku positif = 2, Tidak = 1. Untuk yang negatif Ya = 1 dan Tidak = 2
2. Selanjutnya guru dapat membuat rekapitulasi hasil penilaian menggunakan format berikut.
Skor Perilaku
No Nama Jumlah Nilai
1 2 3 4 5
1 .
2 Ami 2 2 1 2 2 9
3
Model Pertama
Contoh Format Jurnal
JURNAL
Model Kedua
Petunjuk pengisian jurnal sama dengan model ke satu (diisi oleh guru)
Contoh Format Jurnal
JURNAL
Nama Peserta Didik: .............................................
Kelas: .....................................................................................
Aspek yang diamati: .............................................
...
B. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dapat berupa tes tulis, lisan dan penugasan. Instrumen tes tulis umumnya
menggunakan soal pilihan ganda dan soal uraian. Pada pembelajaran kimia yang menggunakan
pendekatan scientific, instrumen penilaian harus dapat menilai keterampilan berpikir tingkat tinggi
(HOTS,Higher Order thinking Skill) menguji proses analisis, sintesis, evaluasi bahkan sampai kreatif.
Untuk menguji keterampilan berpikir peserta didik, soal-soal untuk menilai hasil belajarKimia
dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik menjawab soal melalui proses berpikir yang
sesuai dengan kata kerja operasional dalam taksonomi Bloom.Misalnya untukmenguji ranah analisis
peserta didik pada pembelajaran IPA, guru dapat membuat soal dengan menggunakan katakerja
operasional yang termasuk ranah analisis seperti menganalisis, mendeteksi, mengukur, dan
menominasikan. Ranah evaluasi contohnya membandingkan, menilai, memprediksi, dan
menafsirkan. Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan
rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.
Teknik dan bentuk instrumen penilaian kompetensi pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut:
1. Tes Tulis
a. Soal Pilihan Ganda
Topik : Larutan elektrolit dan non elektrolit
Indikator : Disajikan tabel hasil percobaan uji larutan, peserta didik dapat mengidentifikasi senyawa
yang merupakan larutan elektrolit dan non elektrolit dengan tepat.
Soal : Sekelompok siswa melakukan percobaan daya hantar listrik larutan. Datayang diperoleh
adalah sebagai berikut.
Pengamatan
Larutan
Nyala lampu Gelembung gas
P Tidak menyala Ada
Q Tidak menyala Tidak ada
R Menyala Ada
S Tidak menyala Tidak ada
T Menyala Ada
Indikator : Disajikan gambar percobaan uji larutan, peserta didik dapat menentukan senyawa sifat
larutan berdasarkan data nyala lampu dan jumlah gas sektar elektroda pada gambar
percobaan
Soal : Perhatikan gambar percobaan berikut
b. Soal Uraian
Indikator : Menjelaskan perbedaan larutan elektolit kuat dan elektroit lemah berdasarkan data
hasil percobaan
Soal : Mengapa daya hantar listrik larutan asam klorida dengan larutan cuka berbeda. Jelaskan
perbedaannya berdasarkan data dan teori ionisasi.
Jumlah 50
2. Tes Lisan
Instrumen tes lisan berbentuk Daftar Pertanyaan. Pada pembelajaran kimia umumnya jarang
dilakukan dengan tes lisan. Jika guru ingin mengembangkannya, guru dapat melakukannya pada
saat ujian praktikum kimia atau pada saat remedial.
Daftar Pertanyaan:
1. Sebutkan komponen-komponen pada alat uji elektrolit!
2. Larutan apa saja yang digunakan pada percobaan?
3. Bagaimana cara menguji daya hantar listrik larutan dengan alat uji elektrolit ini?
4. Bagaimana kamu dapat menyimpulkan bahwa larutan dapat mengkhantar listrik atau tidak?
5. ................
Untuk pemberian nilai lisan ini Silahkan Anda diskusikan dan jawab pada LK yang tersedia!
3. Penugasan
Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu
atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Contoh isntrumen tugas untuk suatu topik dalam satu KD
Untuk penilaian tugas guru dapat membuat rubriknya disesuaikan dengan tugas yang diberikan
pada peserta didik.
C. Penilaian Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut
peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik,
projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian
(rating scale) yang dilengkapi rubrik. Rubrik adalah daftar kriteria yang menunjukkan kinerja, aspek-
aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai, dan gradasi mutu, mulai dari tingkat yang paling
sempurna sampai yang paling buruk.Rubrik kunci adalah rubrik sederhana berisi seperangkat kriteria
yang menunjukkan indikator esensial paling penting yang dapat menggambarkan capaian
kompetensi peserta didik.
1. Tes Praktik
Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas
atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
Contoh Tes Praktek
Lembar Pengamatan
Topik: ...............................
Kelas: ................................
Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Akhir Jumlah
No Nama Skor
Percobaan Percobaan Percobaan
1.
2.
Rubrik
Keterampilan yang
No Skor Rubrik
dinilai
1 Persiapan 30 - Alat-alat tertata rapih sesuai dengan urutan pengujian
Percobaan - Bahan-bahan tersedia di gelas kimia dengan ukuran yang sama
(Menyiapkan alat
- Alat uji elektrolit dalam keadaan siap pakai
Bahan)
- Tersedia air untuk membilas elektrode dan tisu
20 Ada 3 aspek yang tersedia
10 Ada 2 aspek tang tersedia
2 Pelaksanaan 30 - Mencuci elektroda sebelum menguji larutan
Percobaan - Mencelupkan elektroda dengan kedalaman yang sama
- Mengamati nyala lampu pada alat uji elektrolit dalam waktu
yang sama
- Mengamati gelembung gas yang timbul di sekitar elektroda dalam
waktu yang sama
20 Ada 3 aspek yang tersedia
10 Ada 2 aspek tang tersedia
3 Kegiatan akhir 30 - Membuang larutan atau sampah ketempatnya
praktikum - Membersihkan alat dengan baik
- Membersihkan meja praktikum
- Mengembalikan alat ke tempat semula
20 Ada 3 aspek yang tersedia
10 Ada 2 aspek tang tersedia
2. Tes Proyek
Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan,
dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Penilaian proyek merupakan
kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk
mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan
menginformasikan peserta didik pada matapelajaran tertentu secara jelas.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
- Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu
pengumpulan data serta penulisan laporan.
- Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
- Keaslian
Projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta
didik.
a. Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek.
Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain,
pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil
penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan
alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian. Contoh format penilaian proyek
diantaranya adalah sebagai berikut.
Contoh Format Penilaian Proyek
Mata Pelajaran : Guru Pembimbing :
Nama Proyek : Nama :
Alokasi Waktu : Kelas :
No. ASPEK SKOR (1 - 5)
1 PERENCANAAN :
a. Rancangan Alat
- Alat dan bahan
- Gambar
b. Uraian cara menggunakan alat
2 PELAKSANAAN :
a. Keakuratan Sumber Data / Informasi
b. Kuantitas Sumber Data
c. Analisis Data
d. Penarikan Kesimpulan
3 LAPORAN PROYEK :
a. Sistematika Laporan
b. Performans
c. Presentasi
TOTAL SKOR
c. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian
produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni,
seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari
kayu, keramik, plastik, dan logam atau alat-alat teknologi tepat guna yang sederhana.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
- Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali,
dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
- Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
- Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik
sesuai kriteria yang ditetapkan.
Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap
appraisal.
2) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria
yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
Format Penilaian Produk
Materi Pelajaran : Nama Peserta didik:
Nama Proyek : Kelas :
Alokasi Waktu :
No Tahapan Skor ( 1 5 )*
1 Tahap Perencanaan Bahan
2 Tahap Proses Pembuatan :
a. Persiapan alat dan bahan
b. Teknik Pengolahan
c. K3 (Keselamatan kerja, keamanan dan kebersihan)
3 Tahap Akhir (Hasil Produk)
a. Bentuk fisik
b. Inovasi
TOTAL SKOR
.
Catatan :
*) Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai dengan 5, dengan ketentuan semakin lengkap jawaban dan
ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya.
Setelah proyek selesai guru dapat melakukan penilaian menggunakan rubrik penilaian proyek.
Peserta didik melakukan presentasi hasil proyek, mengevaluasi hasil proyek, memperbaiki sehingga
ditemukan suatu temuan baru untuk menjawab permasalahan yang diajukanpada tahap awal.
3. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya
peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat,
perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya
tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap
lingkungannya.
Tujuan : Peserta didik dapat merancang alat dan menyusun laporan praktikum Kimia
sebagai tulisan ilmiah
Ruang lingkup :
Karya portofolio yang dikumpulkan adalah laporan seluruh hasil rancangan alat dan laporan
praktikum kimia semester 2
Skor
No Komponen yang dinilai
1 2 3
1 Persiapan
2 Pelaksanaan
3 Hasil Praktikum
Skor Portofolio ....................................................
Keterangan:
Skor maksimal = jumlah komponen yang dinilai x 3
Jumlah skor
Nilai portofolio = = skor maksimal x 4
LK-3.2
Lembar Kerja
Format:
Identitas Materi
Kompetensi Dasar : 3. ...................................................................
4. ................................................................
2.........................................................................................
Topik/Materi : .......................................................
Sub Topik/Sub Materi : ...........................................................................................
a. Observasi
b. Penilaian Diri
d. Jurnal
e. Tes Tertulis
- Pilihan Ganda
- Uraian
f. Tes Lisan
g. Tes Penugasan
a. Tes Praktik
b. Tes Proyek
- Proyek
- Produk
c. Portofolio
R- 3.2
HO-3.3
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap
peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Teknik dan instrumen yang digunakan untuk
penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan digambarkan sebagai berikut.
Pendidik melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik pada setiap topik seluruh KD.
Hasil penilaian oleh pendidik setiap semester perlu diolah untuk dimasukkan ke dalam Laporan
Capaian Kompetensi (LCK atau rapor). Nilai rapor merupakan gambaran pencapaian kemampuan
peserta didik dalam satu semester. Nilai sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam rapor
diperoleh dari berbagai jenis penilaian dengan teknik dan perhitungan yang telah dirumuskan
seperti yang tertera pada dokumen Model Penilaian Proses dan Hasil Belajar Peserta Didik SMA
yang diterbitkan Direktorat Pembinaan SMA 2014
Prosedur Penilaian meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
Kegiatan-kegiatan pada prosedur penilaian di atas, sama dengan yang biasa dilakukan para guru.
Semua kegiatan pada tahap ini dapat Anda baca pada dokumen dari Direktorat Pembinaan SMA
2014
Ada beberapa perubahan yang mendasar pada penilaian yaitu pada Pelaporan. Diantaranya adalah:
1. Penilaian Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap pada LCK
Penilaian pengetahuan dan keterampilan pada LCK ( rapor) menggunakan konversi nilai akhir
dengan skala 1 4 (kelipatan 0,33) dan diberi predikat seperti tertera pada tabel berikut:
Penilaian akhir sikap pada LCK (rapor) pada skala 1 4 dengan menggunakan tabel konversi
sebagai berikut:
Tabel Konversi Kompetensi Sikap
Interval Sikap
3.33 < X 4.00 SB
2.33 < X 3.33 B
1.33 < X 2.33 C
0.00 < X 1.33 K
Keterangan:
RNH diperoleh dari rerata NH
Nilai Akhir ( NA) diperoleh dengan rumus
++ 3.11+3+2.66
= = = = 2.92
3 3
Nilai Akhir 2.92 dikonversi dengan data pada tabel, maka nilai LCK Kimia adalah 3.00 dengan
Predikat B
b) Capaian Kompetensi Keterampilan
Penilaian Keterampilan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik), terdiri atas: Nilai Praktik,
Nilai Proyek, dan Nilai Portofolio. Capaian kompetensi keterampilan bukan rerata melainkan nilai
MODE atau modus yaitu nilai yang sering muncul baik nilai praktik (NPr), nilai proyek (NPy),
maupun nilai portofolio (NPo). Dalam LCK, capaian kompetensi keterampilan diisi angka
menggunakan skala 1 4, dengan dua angka dinelakang koma dan diberi predikat D s.d A dengan
menggunakan interval yang sama dengan kompetensi pengetahuan
Contoh Pengisian Format Pengolahan Capaian Kompetensi Keterampilan
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/1
No Nama Nilai Keterampilan LCK ( rapor)
Peserta Praktik Proyek Portofolio NA
Angka Predikat
Didik 1 2 1 2 1 2
1 Alif 2.60 3.00 3.00 3.00 3.33 3.00 3.00 B
2 Annisa
3 ..
Keterangan:
- Nilai akhir adalah nilai yang sering muncul (MODE)
- Nilai yang sering muncul pada table tsb adalah 3,00, maka nilai akhir adalah 3,00
- Kemudian nilai 3,00 dikonversi dengan table diatas, maka nilai akhir LCK adalah 3,00
dengan predikat B
LK- 3.3
PENGOLAHAN DAN PELAPORAN NILAI MATA PELAJARAN KIMIA
PETUNJUK KEGIATAN
Tujuan Kegiatan : Melalui kegiatan ini, peserta mampu mengolah hasil penilaian proses dan hasil
belajar ke dalam laporan hasil belajar.
Langkah Kegiatan:
1. Pelajari prosedur pengolahan nilai rapor dan format rapor pada dokumen Penilaian Hasil Belajar
SMA
2. Rancanglah contoh nilai proses dan hasil belajar seorang peserta didik yang meliputi penilaian
sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk mata pelajaran kimia selama satu semester
3. Olah masing-masing nilai menjadi nilai rapor dan predikatnya
4. Buatlah deskripsi untuk masing-masing capaian kompetensi
5. Masukkan kedalam format rapor
Rubrik pengolahan nilai kimia untuk rapor digunakan fasilitator untuk menilai hasil rancangan
peserta pelatihan dalam pengolahan nilai rapor.
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pelatihan pada LK -3.3
2. Berikan nilai pada rancangan pengolahan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai
dengan penilaian Anda terhadap hasil rancangan nilai rapor yang dibuat peserta pelatihan
MATERI PELATIHAN 4
PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING
4.1 ANALISIS VIDEO PEMBELAJARAN
4.2 PENYUSUNAN RPP
4.3 PEER TEACHING
Proses pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013 mengacu pada pendekatan dan model yang
sesuai dengan standar proses, penilaian dan standar implementasi pada pembelajaran. Untuk
memenuhi hal tersebut guru harus berlatih mulai dari perencanaan pembelajaran sampai
pelaksanaannya. Pada pelatihan ini disajikan materi Praktik Pembelajaran Terbimbing dengan tujuan
agar guru dapat berlatih menyajikan pembelajaran di kelas yang sesuai dengan standar yang telag
ditetapkan melalui pengamatan video, penyusunan RPP, dan praktik pembelajaran ( peerteaching)
2. Menyusun RPP yang menerapkan pendekatan saintifik sesuai model belajar yang relevan
dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional, maupun intelektual
3. Melaksanakan pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun,
intelektual.
Indikator
Langkah Kegiatan
1. Analisis Video
Kerja
kelompok
Mengamati Penyimpulan
mengidentifika Presentasi hasil
tayangan video hasil diskusi
si aspek aspek diskusi analisis
pembelajaran kelompok dan
kegiatan tayangan video
rangkuman hasil
pembelajaran
pada video
2. Penyusunan RPP
3. Peer Teaching
Mempraktikkan
Diskusi tentang
pembelajaran Melakukan refleksi Penyimpulan
instrumen
sesuai dengan terhadap hasil diskusi dan
penilaian
RPP yang telah pelaksanaan peer rangkuman hasil
pelaksanaan
disusun melalui teaching peer teaching
pembelajaran
peer teaching
Kegiatan pada materi ini menggunakan LK- 4.1 Analisis Tayangan Video Pembelajaran, LK- 4.2
Penyusunan dan Telaah RPP dan LK -4.3 Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
Lembar Kerja
LK-4.1
PETUNJUK KEGIATAN
Langkah Kegiatan:
1. Cermati format analisis video pembelajaran, siapkan kertas kosong untuk catatan
pengamatan
2. Amatilah secara seksama pelaksanaan pembelajaran yang ditampilkan oleh guru model
dalam video
3. Catat proses pembelajaran mulai dari pembukaan sampai penutup
4. Isi format pengamatan pembelajaran pada video berdasarkan catatan pengamatan Anda
dengan cara berikan tanda centang () pada kolom pilihan Ya atau Tidak
5. Pada kolom catatan, berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan
pembelajaran
6. Diskusikan dalam kelompok hasil analisis terhadap pembelajaran yang disajikan pada video
7. Presentasikan hasil diskusi kelompok
8. Lakukan penyamaan persepsi bedasarkan analisis video terhadap proses pembelajaran
dengan menerapkan pendekatan dan model pembelajaran yang sesuai materi ajar
9. Gunakan hasil diskusi untuk bahan pertimbangan dalam penyusunan RPP dan Peer-teaching
Kegiatan Penutup
Penutup pembelajaran
1 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk
merangkum materi pelajaran
2 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk
merefleksi proses dan materi pelajaran
3 Memberikan tes lisan atau tulisan
4 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio
5 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan
kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan
Jumlah
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
R- 4.1
Rubrik penilaian analisis video pembelajaran digunakan fasilitator untuk menilai hasil analisis peserta
terhadap tayangan video pembelajaran
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
1. Cermati format penilaian analisis tayangan video serta hasil analisis peserta yang akan dinilai
2. Berikan nilai pada setiap komponen pada kegiatan analisis sesuai dengan penilaian Anda
terhadap hasil analisis menggunakan kriteria dan rentang nilai sebagai berikut
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk
satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada
satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secarainteraktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasipeserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yangcukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis pesertadidik.
RPP disusun berdasarkan KD atau subtopik yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih
( Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013).
RPP paling sedikit memuat: (i) tujuan pembelajaran, (ii) materi pembelajaran, (iii) metode
pembelajaran, (iv) sumber belajar, dan (v) penilaian. Pada Permendikbud Nomor 81A Tahun
2013komponen-komponen tersebut secara operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini.
Materi Pelatihan 4 Praktik Pembelajaran Terbimbing 119
SMA/SMK Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Mata Pelajaran Kimia
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)
E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
2. Alat/Bahan
3. Sumber Belajar
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (menit)
b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (menit)
2. Pertemuan Kedua:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (menit)
b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (menit), dan seterusnya.
H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Pedoman penskoran
HO- 4.2.2
CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalamberinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami,menerapkan,menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat danminatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
1.1 Menyadari adanya keteraturan strukturpartikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME
dan pengetahuan tentang strukturpartikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia
yang kebenarannya bersifat tentatif.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka,
mampu membedakan faktadan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif,inovatif,
demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang
diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2 Menunjukkan perilaku kerja sama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta
hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan
3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar
listriknya.
Indikator:
1. Menjelaskan pengertian larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan data hasil
percobaan
2. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui percobaan
3. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya
4. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik
5. Menjelaskan perbedaan larutan elektolit kuat dan elektroit lemah berdasarkan data hasil
percobaan
6. Memberikan contoh larutan yang bersifat elektrolit kuat dan elektrolit lemah
7. Menjelaskan sifat senyawa yang dapat membentuk larutan elektrolit
8. Memberikan contoh larutan elektrolit yang termasuk senyawa ion dan kovalen
4.8 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk
mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non- elektrolit
Indikator:
1. Merancang alat dan percobaan untuk menyelidiki sifat larutan berdasarkan daya hantar
listriknya
2. Melakukan percobaan daya hantar listrik pada beberapa larutan.
3. Menganalisis data hasil percobaan daya hantar listrik larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit.
4. Menyimpulkan kekuatan sifat larutan elektrolit berdasarkan data percobaan daya hantar
listrik larutan
5. Mengkomunikasikan hasil percobaan tentang sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat merancang alat dan percobaan untuk menyelidiki sifat larutan
berdasarkan daya hantar listriknya
2. Peserta didik dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui
percobaan
3. Melalui diskusi hasil percobaan peserta didik dapat mengelompokkan larutan ke dalam
larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya
4. Melalui diskusi peserta didik dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit
menghantarkan arus listrik
5. Melalui diskusi data hasil percobaan peserta didik dapat menjelaskan kekuatan larutan
elektrolit dan senyawa pembentuk larutan elektrolit
6. Peserta didik terampil melakukan percobaan, menganalisis data sampai menyimpulkan
hasil percobaan daya hantar listrik larutan
7. Peserta didik dapat menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok
8. Peserta didik dapat menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan
melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab selama mempelajari
materi larutan elektrolit dan nonelektrolit
9. Setelah mempelajari materi larutan elektrolit dan nonelektrolit peserta didik dapat
menyadari adanya keteraturan sifat hantar listrik pada larutan sebagai wujud kebesaran
Tuhan YME.
D. Materi Pembelajaran
Reaksi ionisasi :
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
NaCl(aq) Na+(aq) + Cl-(aq)
H2SO4(aq) 2H+(aq) + SO42-(aq)
NaOH(aq)Na+(aq) + OH-(aq)
Larutan elektrolit lemah mempunyai derajat ionisasi ( 0< < 1 ) dan terionisasi sebagian
Contoh : CH3COOH(aq), NH4OH(aq)
Reaksi Ionisasi : CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H+(aq)
+ -
NH4OH(aq) NH4 (aq) + OH (aq)
E. Metode Pembelajaran:
1. Metode : Eksperimen dan Diskusi
2. Pendekatan : Saintifik dan Keterampilan Proses
3. Model : Discovery Learning ( Pertemuan pertama) dan Problem Based Learning( Pertemuan
kedua)
1. Media.
Lembar Kerja dan Bahan Tayang
2. Alat/Bahan
Alat: Alat uji elektrolit, gelas kimia, gelas ukur
Bahan: Sampel larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan konsentrasi yang sama
Catatan: Alat Uji Elektrolit ditugaskan sebelum pertemuan sebagai Tugas Proyek
3. Sumber Belajar
a. Buku KIMIA Kurikulum 2013 SMA Kelas X, Puskurbuk
b. Buku KIMIA sumber lain yang relevan
c. Internet
G. Langkah-langkahKegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama ( 3 JP):
Langkah- Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
langkah DL Waktu
Pendahu- Menciptakan - Guru mengkondisikan peserta didik untuk siap belajar 20 menit
luan Situasi - Guru menayangkan gambar orang yang kena aliran listrik
(Stimulasi) pada saat memijit stop kontak.
- Peserta didik diminta memberikan tanggapan terhadap
tayangan gambar.
- Peserta didik mengamati demonstrasi pengujian dua
macam yaitu larutan elektrolit dan non elektrolit dengan
alat uji elektrolitdan diminta untuk mengajukan
pertanyaan berkaitan dengan pengamatannya .
- Guru mengecek prasyarat pengetahuan tentang
komponen larutan, iom, dan ikatan kimia
- Guru memberikan pertanyaan tantangan Bagaimana
cara mengetahui bahwa larutan tersebut larutan
elektrolit dan nonelektrolit
- Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari
larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit
Kegiatan Problem - Peserta didik diminta untuk mengumpulkan beberapa 90 menit
Inti statemen masalah atau pertanyaan tentang larutan elektrolit
(pertanyaan/ berdasarkan pengamatan demontrasi misalnya :
identifikasi Apakah nyala lampu dari semua larutan elektrolit akan
masalah) sama? Apa yang menyebabkan lampu menyala? .
Gejala apa lagi yang menunjukan sifat larutan elektrolit
pada alat uji elektrolit? atau
Larutan apa saja yang bersifat elektrolit dan non
elektrolit?
Pengumpul- - Menyampaikan informasi tentang percobaan yang akan
an data dilakukan yaitu menguji daya hantar listrik larutan
menggunakan alat uji elektrolit yang dirancang peserta
didik sebagai tugas proyek
- Membagi siswa kedalam kelompok praktikum
- Peserta didik mendiskusikan kegiatan percobaan pada
buku siswa dan mengidentifikasi konsep yang harus
diperoleh melalui percobaan
- Peserta disik melakukan percobaan uji elektrolit,
mengamati percobaan dan mencatat data pengamatan
Pengolahan Mengolah dan menganalisis data hasil pengamatan dari
data dan setiap percobaan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
analisis yang dikumpulkan sebelumnya
Langkah- Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
langkah PBL Waktu
Pendahu- Orientasi siswa Peserta didik diminta mengamati data hasil percobaan 10 menit
luan pada masalah daya hantar listrik larutan dan diminta berpikir tentang
beberapa masalah, misalnya:
- Mengapa pada saat larutan elektrolit dialiri listriknyala
lampu pada alat uji elektrolit berbeda-beda?
- Senyawa-senyawa apa saja yang membentuk larutan
elektrolit?
- Guru mengecek prasyarat pengetahuan yaitu tentang
larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Mengorgani- - Membentuk kelompok belajar secara heterogen
sasi siswa - Peserta didik menerima informasi kegiatan yang harus
dalam belajar dilakukan, yaitu mendiskusikan kekuatan sifat larutan
elektrolit dan senyawa pembentuk larutan elektrolit
berdasarkan data hasil percobaan dan masalah larutan
elektrolit dalam kehidupan
H. Penilaian
1. Jenis/Teknik penilaian
No Aspek Teknik Bentuk Instrumen
1. Sikap - Observasi kegiatan praktikum - Lembar Observasi
dan diskusi kelompok - Penilaian Diri
- Penilaian antar Peserta didik
2. Pengetahuan - Penugasan - Soal Penugasan
- Tes Tertulis - Soal Uraian
3. Keterampilan - Laporan Praktik - Rubrik Penilaian
Berikan skor pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan .
1. jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan
2. jika kadang-kadang berperilaku dalamkegiatan
3. jika sering berperilaku dalam kegiatan
4. jika selaluberperilaku dalam kegiatan
Setelah mempelajari materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit, Anda dapat melakukan penilaian diri dengan
cara memberikan tanda v pada kolom yang sesuai dengan kemampuan
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda v pada kolom yang sesuai dengan keadaan
dirimu yang sebenarnya.
No Pernyataan YA TIDAK
1 Selama melakukan tugas membuat rancangan alat uji elektrolit,
saya bekerja sama dengan teman satu kelompok
2 Saya membuat tugas dengan membaca terlebih dahulu
Konsep larutan elektrolit dan alat uji elektrolit dari literatur yang
mendukung
3 Saya melakukan tugas merancang alat uji elektrolit sesuai dengan
jadwal yang telah disepakati
4 Saya menguji coba alat dan memperbaiki kembali agar kerja alat
lebih baik
5 Saya membuat laporan tugas sesuai data yang diperoleh
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda v pada kolom yang sesuai dengan
penilaianmu terhadap teman yang diamati dengan jujur
No Pernyataan YA TIDAK
1 Mau menerima pendapat teman
2 Memaksa teman untuk menerima pendapatnya
3 Memberi solusi terhadap pendapat yang bertentangan
4 Dapat bekerja sama dengan seluruh teman dalam kelompok
5 Bertutur kata yang santun kepada sesama teman
b. Penilaian Keterampilan
Tes Praktik
Rubrik
Keterampilan yang
No Skor Rubrik
dinilai
1 Persiapan 30 - Alat-alat tertata rapih sesuai dengan urutan pengujian
Percobaan - Bahan-bahan tersedia di gelas kimia dengan ukuran yang sama
(Menyiapkan alat
- Alat uji elektrolit dalam keadaan siap pakai
Bahan)
- Tersedia air untuk membilas elektrode dan tisu
20 Ada 3 aspek yang tersedia
10 Ada 2 aspek tang tersedia
2 Pelaksanaan 30 - Mencuci elektroda sebelum menguji larutan
Percobaan - Mencelupkan elektroda dengan kedalaman yang sama
- Mengamati nyala lampu pada alat uji elektrolit dalam waktu
yang sama
- Mengamati gelembung gas yang timbul di sekitar elektroda dalam
waktu yang sama
20 Ada 3 aspek yang tersedia
10 Ada 2 aspek tang tersedia
3 Kegiatan akhir 30 - Membuang larutan atau sampah ketempatnya
praktikum - Membersihkan alat dengan baik
- Membersihkan meja praktikum
- Mengembalikan alat ke tempat semula
20 Ada 3 aspek yang tersedia
10 Ada 2 aspek tang tersedia
Catatan : Sistematika laporan eksperimen Uji Daya HantarListrik Larutan adalah sebagai berikut
a. Judul
b. Tujuan
c. Landasan teori
d. Alat dan bahan (sertakan dengan gambar atau foto)
e. Langkah kerja
f. Data percobaan
g. Jawaban pertanyaan
h. Kesimpulan
i. Referensi
Soal Uraian
a. Tunjukkan dan sebutkan nama alat-alat pada rangkaian uji elektrolit tersebut!
b. Jelaskan prinsip kerja rangkaian uji elektrolit tersebut!
3. Tentukan apakah larutan di bawah ini merupakan elekrolit kuat, elektrolit lemah atau
nonelektrolit dengan memberikan tanda V pada kolom yang sesuai
Pembahasan:
1. Elektroda Karbon, lampu, stop kontak, batu batere dan kabel
Elektrode dicelupkan ke dalam larutan yang akan diuji daya hantar listriknya, pijit stop
kontaknya, amati nyala lampu dan gejala disekitar elektrodanya. Jika lampu menyala dan atau
ada gelembung gas disekitar electrode maka larutan bersifat elektrolit, jika sebaliknya maka
larutan bersifat nonelektrolit
2. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik seperti larutan garam
dapur, natrium hidroksida, hidrogen klorida, amoniak, dan cuka. Larutan nonelektrolit adalah
larutan yang tidak menghantarkan arus listrik, seperti air suling, larutan gula, dan alkohol.
3. Beberapa larutan elektrolit dan non elektrolit
Larutan Elektrolit Kuat Elektrolit Lemah Nonelektrolit
KCl
Air tomat
Air aki (H2SO4)
Air tebu
MgCl2
5. Senyawa tersebut bersifat elektrolit karena dapat menghantarkan listrik dan dapat terionisasi jika
dilarutkan dalam air.
6. Reaksi-reaksi ionisasi jika senyawa-senyawa tersebut larut dalam air adalah sebagai berikut.
NaCl (aq) Na+ (aq) + Cl(aq) NH3(aq) NH4+(aq) + OH(aq)
+
HCl(aq) H (aq) + Cl (aq) Kl(aq) K+(aq) + I(aq)
KCl(aq) K+(aq) + Cl(aq)
7. Kesimpulan yang didapat dari senyawa pembentuk larutan elektrolit adalah senyawa ion dan
senyawa kovalen yang dapat terionisasi jika dilarutkan dalam air.
8. Data hasil eksperimennya
No. Larutan Lampu Elektrode
1 Urea Tidak menyala Tidak ada gelembung gas
2 Kalium klorida Menyala terang Ada gelembung gas
3 Amonium klorida Menyala redup Ada gelembung gas
4 Asam sulfat Menyala terang Ada gelembung gas
5 Cuka Menyala redup Ada gelembung gas
No Uraian Skor
1 Jika semua jawaban terjawab dengan benar 15
2 Jika jawaban terjawab dengan benar 5
3 Jika jawaban benar dan lengkap 10
4 Jika jawaban benar dan lengkap 10
5 Jika terjawab benar 5
6 Jika jawaban benar dan lengkap 10
7 Jika jawaban benar dan lengkap 10
8 Jika jawaban benar dan lengkap 10
9 Jika jawaban benar dan lengkap 10
10 Jika jawaban benar dan lengkap 15
Total 100
Pedoman Penskoran
Lampiran : Contoh disain rancangan kegiatan siswa pada pertemuan pertama dan bahan diskusi
pada pertemuan ke dua
LEMBAR KEGIATAN ( Pertemuan Pertama). Eksperimen
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
I. Pendahuluan
II. Tujuan
Menguji daya hantar listrik berbagai larutan dengan alat uji elektrolit
Membedakan larutan elektrolit dengan larutan non elektrolit
3. Ambil satu buah gelas kimia dan isi dengan aquades sampai volum 75 mL. Celupkan kedua
elektrode karbon ke dalam aquades. Amati apa yang terjadi pada lampu dan elektroda, catat
hasil pengamatanmu dan masukkan kedalam tabel pengamatan sesuai dengan larutan di atas .
4. Ulangi percobaan seperti langkah no. 3 untuk larutan lainnya, volume larutan dan kedalaman
elektode larutan harus sama.
Perhatian : Kedua elektroda harus dicuci bersih dan dikeringkan dengan tisu sebelum
dicelupkan ke dalam larutan yang akan diuji.
V. Tabel Pengamatan
Pengamatan Pengamatan
No. Larutan
pada lampu pada elektrode
1. Aquades
2. Larutan NaOH 1 M
3. Larutan KCl 1 M
4. Larutan HCl 1 M
5. Larutan gula pasir 1 M
6. Larutan garam dapur 1M
7. Larutan asam cuka 1M
8. Larutan soda kue (NaHCO3) 1M
9. Air jeruk
10. Larutan amonia 1M
11. Alkohol
VI. Pertanyaan:
Berdasarkan hasil pengamatan di atas jawablah pertanyaan berikut :
1. Larutan apa saja yang dapat menghantar liskrik dan yang tidak dapat menghantar listrik ?
2. Apa tanda-tanda larutan menghantarkan arus listrik?
3. Apa tanda-tanda larutan yang tidak menghantar arus listrik?
4. Perkirakan mengapa beberapa larutan dapat menghantarkan listrik ?
5. Berikan contoh-contoh larutan lain yang kamu kenal yang merupakan elektrolit dan non
elektrolit!
6. Buatlah kesimpulan dari percobaan ?
Banyak larutan bersifat elektrolit, apakah kekuatan daya hantar listrik larutan elektrolit itu sama?
Untuk mengetahuinya lakukan kegiatan berikut.
1. Membandingkan larutan elektrolit kuat dengan elektrolit lemah dari percobaan daya hantar
listrik.
Amati gambar percobaan daya hantar listrrik dan isi tabel pengamatan sesuai dengan kegiatan pada
percobaan daya hantar listrik larutan.
Pengamatan
NO PERTANYAAN JAWAB
1. Apakah semua larutan bersifat elektrolit? .
.
2. Bandingkan nyala lampu di antara:
b. Larutan HCl 1M dengan CH3COOH 1M
c. Larutan NaOH 1 M dengan NH3 1 M
KUIS
Buatlah kalimat konsep yang mengandung minimal 3 kata-kata pada kotak berikut!
LK- 4.2
Tujuan Kegiatan : Melalui kegiatan penyusunan dan telaah RPP, peserta mampu menyusun RPP
Kimia yang sesuai dengan SKL, KI, dan KD; Standar Proses; pendekatan saintifik
dan model pembelajaran yang relevan serta sesuai dengan prinsip-prinsip
pengembangan RPP
Langkah Kegiatan:
1. Pelajari dan diskusikan prinsip-prinsip penyusunan RPP berserta contoh RPP Kimia
2. Dalam kelompok susunlah RPP dari satu KD, setiap orang atau dua orang mendapatkan
tugas menyusun RPP untuk satu kali tatap muka ( Pilih topik kimia yang telah didiskusikan
pada kegiatan merancang model pembelajaran dan penilaian)
3. Setelah selesai tukarkan RPP yang Anda susun dengan anggota kelompok lain
4. Lakukan telaah terhadap RPP yang disusun anggota kelompok lain menggunakan format
yang tersedia
5. Isilah format sesuai dengan petunjuk pada format telaah RPP, berikan catatan khusus atau
alasan Anda memberi skor pada suatu aspek pada RPP
6. Tuliskan masukan atau rekomendasi secara umum sebagai saran perbaikan RPP pada
kolom yang tersedia
7. Setelah selesai telaah RPP, tukarkan kembali RPP selanjutnya diskusikan hasil telaah RPP
kemudian revisi sesuai rekomendasi atau saran perbaikan.
Jumlah skor
R- 4.2
Rubrik Penilaian RPP ini digunakan peserta pada saat penelaahan RPP peserta lain dan digunakan
fasilitator untuk menilai RPP yang disusun oleh masing-masing peserta. Selanjutnya nilai RPP
dimasukan ke dalam nilai portofolio peserta.
= %
PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( AB) 90 < AB 100
Baik (B) 80 < B 90
Cukup (C) 70 < C 80
Kurang (K) 70
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,media pembelajaran, dan
sumber belajar yang disesuaikan dengankarakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan
pendekatantematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atauinkuiridan penyingkapan
(discovery) dan/ataupembelajaran yangmenghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project
basedlearning)disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjangpendidikan.
a. Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yangdipilih adalah proses afeksi
mulai dari menerima,menjalankan,menghargai,menghayati,hingga mengamalkan. Seluruhaktivitas
pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yangmendorong siswa untuk melakuan
aktivitas tersebut.
b. Pengetahuan
Pengetahuandimilikimelaluiaktivitasmengetahui, memahami,menerapkan,menganalisis,
mengevaluasi, hinggamencipta.Karakteritik aktivititas belajar dalam domain pengetahuanini
memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajardalam domain keterampilan. Untuk
memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan
untukmenerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian(discovery/inquiry learning).Untuk
mendorong peserta didikmenghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individualmaupun
kelompok, disarankan menggunakan pendekatanpembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahanmasalah (project based learning).
c. Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya,mencoba, menalar, menyaji, dan
mencipta. Seluruh isi materi (topikdan subtopik) mata pelajaran yang diturunkan dari
keterampilanharus mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatanhingga penciptaan. Untuk
mewujudkan keterampilan tersebut perlumelakukan pembelajaran yang menerapkan modus belajar
berbasispenyingkapan/penelitian (discovery/inquirylearning)danpembelajaran yang menghasilkan
karya berbasis pemecahanmasalah (project based learning).
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individualmaupun kelompok melakukan
refleksi untuk mengevaluasi:
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yangdiperoleh untuk selanjutnya secara
bersama menemukan manfaatlangsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang
telahberlangsung;
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas,baik tugas individual maupun
kelompok; dan
d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuanberikutnya.
Prinsip-prinsip pembelajaran yang diuraikan di atas merupakan prinsip secara umum, berlaku untuk
semua mata pelajaran. Ada beberapa karakteristik pembelajaran kimia yang harus diperhatikan hal
ini berkaitan dengan kompetensi professional guru kimia seperti yang tertera dalam Permendiknas
nomor 16 tahun 2007 dan yaitu:
Memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori kimia yang meliputi struktur,
dinamika, energetika dan kinetika serta penerapannya secara fleksibel.
Memahami proses berpikir kimia dalam mempelajari proses dan gejala alam.
Menggunakan bahasa simbolik dalam mendeskripsikan proses dan gejala alam/kimia.
Memahami struktur (termasuk hubungan fungsional antar konsep) ilmu Kimia dan ilmu-ilmu
lain yang terkait.
Bernalar secara kualitatif maupun kuantitatif tentang proses dan hukum kimia.
Menerapkan konsep, hukum, dan teori fisika dan matematika untuk
menjelaskan/mendeskripsikan fenomena kimia.
Menjelaskan penerapan hukum-hukum kimia dalam teknologi yang terkait dengan kimia
terutama yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Memahami lingkup dan kedalaman kimia sekolah.
Kreatif dan inovatif dalam penerapan dan pengembangan bidang ilmu yang terkait dengan
mata pelajaran kimia.
Menguasai prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan keselamatan kerja/
belajar di laboratorium kimia sekolah.
Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan peranti lunak komputer
untuk meningkatkan pembelajaran kimia di kelas, laboratorium, dan lapangan.
Merancang eksperimen kimia untuk keperluan pembelajaran atau penelitian.
Melaksanakan eksperimen kimia dengan cara yang benar.
Memahami sejarah perkembangan IPA pada umumnya khususnya kimia dan pikiran-pikiran yang
mendasari perkembangan tersebut.
LK-4.3
PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Peer teaching)
Tujuan Kegiatan : Melalui kegiatan peer teaching, peserta mampu melaksanakan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang sesuai
Langkah Kegiatan:
1. Bacalah format Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran untuk dapat memahami setiap aspek
yang dinilai
2. Pada saat menjadi guru tampilkan pembelajaran sesuai dengan rancangan RPP
3. Pada saat menjadi pengamat, amatilah secara seksama proses pelakasanaan pembelajaran
yang dilakukan oleh peserta lain yang menjadi guru
4. Berikan tanda centang () pada kolom pilihan Ya atau Tidak sesuai penilaian Anda terhadap
penyajian pembelajaran
5. Pada kolom catatan, berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran
6. Berikan nilai menggunakan rumus yang tersedia
Kegiatan Inti
Penguasaan materi pembelajaran
Jumlah
R-4.3
Rubrik Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ini digunakan oleh pengamat untuk menilai kompetensi
guru dalam melaksanakan pembelajaran pada saat peerteaching.
Langkah Kegiatan:
- Berikan tanda cek () pada kolom pilihan YA atau TIDAK sesuai dengan penilaian Anda
terhadap penyajian guru pada saat pelaksanaan pembelajaran
- Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran
- Setelah selesai penilaian, hitung jumlah nilai YA dan TIDAK
- Tentukan Nilai menggunakan rumus sbb:
= %
PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( AB) 90 < AB 100
Baik (B) 80 < B 90
Cukup (C) 70 < C 80
Kurang (K) 70
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L. (1973). An Examination of the Ability of Third Grade Children from the Science Curriculum
Improvement Study to Identify Experimental Variables and to Recognize Change.Science
Education, 57, 123-151.
Dahar, RW., 1991. Teori-Teori Belajar. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menegah. 2013. Model Penilaian Peserta Didik SMA.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Kemdikbud. 2013. Permendikbud 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar Dan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Kemdikbud. 2013. Permendikbud 64tahun 2013tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Kemdikbud. 2013. Permendikbud 65tahun 2013 tentang Standar ProsesPendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Kemdikbud. 2013. Permendikbud 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Kemdikbud. 2013. Permendikbud 69 tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Kemdikbud. 2013. Permendikbud 70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Jakarta: Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan
Kemdikbud. 2013. Permendikbud 71 tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran Dan Buku Panduan
Guru Untuk Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
Kemdikbud. 2013. Permendikbud 81Atahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum2013. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Mc Colum . 2009. A scientific approach to teaching.
http://kamccollum.wordpress.com/2009/08/01/a-scientific-approach-to-teaching/last update
Januari 2013
Poppy. K. Devi. 2010. Keterampilan Proses pada Pembelajaran IPA. Modul Program BERMUTU.
Bandung:P4TK IPA
Problem Based Learning Cases for High School Sciences; http://msid.ca/umedia/ AgBioPBLCases.pdf
Problem Based Learning and Examples of Science Lesson Ideas;
http://stem.browardschools.com/science/science_general/pbl/
Syah, M., 1996. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sudarwan. 2013. Pendekatan-pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran. Pusbangprodik
Sudarwan. 2103. Penilaian otentik . Pusbangprodik
Tim Pengembang. 2013. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Mata Pelajaran IPA.
Pusbangprodik