i
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
ii
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Kurikulum 2013 akan mulai
dilaksanakan tahun 2014pada semua sekolah. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari
kurikulum sebelumnya untuk merespon berbagai tantangan tantangan internal dan eksternal.
Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola
kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian
beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang
dihasilkan. Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada tataran lokal,
nasional, regional, dan global di masa depan. Aneka kemajuan dan perubahan itu melahirkan
tantangan internal dan eksternal yang di bidang pendidikan pendidikan. Karena itu, implementasi
Kurikulum 2013 merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan
masyarakat Indonesia masa depan.
Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama, standar
kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar
kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata
pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
peserta didik. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima,
semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi
lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini
menjadi sangat esensial dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.
Mudah-mudahan implementasi Kurikulum 2013 ini bisa berjalan dengan baik. Akhirnya, kepada
semua pihak yang telah mendedikasikan dirinya dalam mempersiapkan Kurikulum 2013, saya
mengucapkan banyak terima kasih. Semoga bermanfaat untuk mencerdaskan bangsa Indonesia.
Muhammad Nuh
iii
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Bahan Ajar Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013. Modul bahan ajar ini merupakan bahan ajar wajib dalam rangka
pelatihan calon instruktur, guru inti, dan guru untuk memahami Kurikulum 2013 dan kemudian
dalam proses pembelajaran di sekolah.
Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014 melalui
pelaksanaan terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap melaksanakannya. Pada
Tahun Ajaran 2013/2014, Kurikulum 2013 dilaksanakan secara terbatas untuk Kelas I dan IV Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Kelas VII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), dan Kelas X Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
(SMA/SMK/MA/MAK). Pada Tahun Ajaran 2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah
dilaksanakan di seluruh kelas I sampai dengan Kelas XII.
Menjelang implementasi Kurikulum 2013, penyiapan tenaga guru dan tenaga kependidikan lainnya
sebagai pelaksana kurikulum di lapangan perlu dilakukan. Sehubungan dengan itu, Badan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan (BPSDMPK dan PMP), telah menyiapkan strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013 bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas.
Pada tahun 2013 pelatihan akan dilakukan bagi pengawas SD/SMP/SMA/SMK, kepala sekolah
SD/SMP/SMA/SMK, dan guru Kelas I dan IV SD, guru Kelas VII SMP untuk 9 mata pelajaran, dan guru
Kelas X SMA/SMK untuk 3 mata pelajaran. Guna menjamin kualitas pelatihan tersebut, maka
BPSDMPK dan PMP telah menyiapkan 14 Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, sesuai
dengan kelas, mata pelajaran, dan jenjang pendidikan. Modul ini diharapkan dapat membantu
semua pihak menjalankan tugas dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi aktif kepada pejabat dan staf di
jajaran BPSDMPK dan PMP, dosen perguruan tinggi, konsultan, widyaiswara, pengawas, kepala
sekolah, dan guru yang terlibat di dalam penyusunan modul-modul tersebut di atas.
Syawal Gultom
NIP.196202031987031002
iv
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
DAFTAR ISI
SAMBUTAN ii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
A. Materi Pelatihan 1: Konsep Kurikulum 2013 2
1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 201 4
1.2 SKL, KI, KD dan Strategi Implementasi Kurikulum 2013 15
1.3 Pendekatan, Penilaian dan Model-model Pembelajaran pada Kurikulum 2013 27
B. Materi Pelatihan 2: Analisis Buku 52
Analisis Buku Guru dan Siswa 53
C. Materi Pelatihan 3: Perancangan Pembelajaran dan Penilaian 71
3.1. Penerapan Pendekatan Saintifik dan Model-model Pembelajaran Bahasa Indonesia 77
3.2. Perancangan Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 103
3.3 Pelaporan Hasil Penilaian Pembelajaran dalam Rapor 112
D. Materi Pelatihan 4: Praktik Pembelajaran Terbimbing 118
4.1 Analisis Video Pembelajaran 120
4.2 Penyusunan RPP 128
4.3 Peer Teaching 143
v
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
MATERI PELATIHAN 1
KONSEP KURIKULUM 2013
1
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
2
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
No Pertanyaan Jawaban
3
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
1. Tantangan Internal
a. Pemenuhan 8 (delapan)Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,
standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan.
b. Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. SDM
usia produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi
modal pembangunan yang luar biasa besarnya. Namun, apabila tidak memiliki kompetensi
dan keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan.
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan
masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan
pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka.
4
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Analisis hasil TIMSS tahun 2007 dan 2011 di bidang matematika dan IPA untuk peserta didik
kelas 2 SMP juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Untuk bidang matematika, lebih
dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level menengah, sementara misalnya
di Taiwan hampir 50% peserta didiknya mampu mencapai level tinggi dan advance.
Untuk bidang IPA, pencapaian peserta didik kelas 2 SMP juga tidak jauh berbeda dengan
pencapaian yang mereka peroleh untuk bidang matematika. Hasil studi pada tahun 2007 dan
2011 menunjukkan bahwa lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level
menengah, sementara hampir 40% peserta didik Taiwan mampu mencapai level tinggi dan lanjut
(advanced).
Hasil studi internasional untuk reading dan literacy (PIRLS) yang ditujukan untuk kelas IV SD juga
menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan hasil studi untuk tingkat SMP seperti yang
dipaparkan terdahulu. Dalam hal membaca, lebih dari 95% peserta didik Indonesia di SD kelas IV
juga hanya mampu mencapai level menengah, sementara lebih dari 50% siswa Taiwan mampu
mencapai level tinggi dan advance.
Hasil analisis lebih jauh untuk studi TIMSS dan PIRLS menunjukkan bahwa soal-soal yang
digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
5
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
1. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) kelas
dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas
yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang
diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif.
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema
untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan pada ranah
sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan intelektual (kemampuan
kognitif tinggi).
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar yaitu
semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam
Kompetensi Inti.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi
horizontal dan vertikal).
7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau satu kelas dan
satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus tercantum seluruh KD
untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata pelajaran
dan kelas tersebut.
D. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intrakurikuler dan pembelajaran
ekstrakurikuler.
6
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
c. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk menguasai
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang memuaskan (excepted).
d. Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten kompetensi yaitu
pengetahuan yang merupakan konten yang bersifat mastery dan diajarkan secara langsung
(direct teaching), keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah konten yang bersifat
developmental yang dapat dilatih (trainable) dan diajarkan secara langsung (direct teaching),
sedangkan sikap adalah konten developmental dan dikembangkan melalui proses pendidikan
yang tidak langsung (indirect teaching).
e. Pembelajaran kompetensi untuk konten yang bersifat developmentaldilaksanakan
berkesinambungan antara satu pertemuan dengan pertemuan lainnyadan saling memperkuat
antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
f. Proses pembelajaran tidak langsung (indirect) terjadi pada setiap kegiatan belajar yang terjadi
di kelas, sekolah, rumah dan masyarakat. Proses pembelajaran tidak langsung bukan
kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) karena sikap yang dikembangkan dalam proses
pembelajaran tidak langsung harus tercantum dalam silabus, dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru.
g. Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui kegiatan
mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak), menanya (lisan, tulis), menganalis
(menghubungkan, menentukan keterkaitan, membangun cerita/konsep), mengkomunikasi-
kan (lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, chart, dan lain-lain).
h. Pembelajaran remedial dilaksanakan untuk membantu peserta didik menguasai kompetensi
yang masih kurang. Pembelajaran remedial dirancang dan dilaksanakan berdasarkan
kelemahan yang ditemukan berdasarkan analisis hasil tes, ulangan, dan tugas setiap peserta
didik. Pembelajaran remedial dirancang untuk individu, kelompok atau kelas sesuai dengan
hasil analisis jawaban peserta didik.
i. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya
segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi
pada tingkat memuaskan.
2. Pembelajaran ekstrakurikuler.
Pembelajaran ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang dirancang
sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggu. Kegiatan
ekstrakurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah kegiatan ekstrakurikuler
wajib.Kegiatan ekstrakurikuler wajib dinilai yang hasilnya digunakan sebagai unsur pendukung
kegiatan intrakurikuler.
1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata pelajaran
hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi.
2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan
pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan pemerintah
mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar
pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah
mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun.
7
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum berbasis
kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan
berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.
4. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap
peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi.
5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.
6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada
pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.
7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni.
8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.
9. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
10.Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
11.Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi.
Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap
peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan
proses memperbaiki kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau
sekelompok peserta didik.
F. Struktur Kurikulum PENDIDIKAN MENENGAH (SMA/MA/SMK/MAK)
Struktur kurikulum SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas:
- kelompok mata pelajaran wajib yang diikuti oleh seluruh peserta didik; dan
- kelompok mata pelajaran peminatan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat,
minat, dan kemampuannya.
Adanya kelompok mata pelajaran wajib dan mata pelajaran peminatan dimaksudkan untuk
menerapkan prinsip kesamaan antara SMA/MA dan SMK/MAK. Mata pelajaran wajib sebanyak 9
(sembilan) mata pelajaran dengan beban belajar 24 jam per minggu. Kelompok mata pelajaran
peminatan SMA/MA terdiri atas 18 jam per minggu untuk kelas X, dan 20 jam per minggu untuk
kelas XI dan XII. Kelompok mata pelajaran peminatan SMK/MAK masing-masing 24 jam per kelas.
Kelompok mata pelajaran peminatan SMA/MA bersifat akademik, sedangkan untuk SMK/MAK
bersifat vokasional. Struktur ini menempatkan prinsip bahwa peserta didik adalah subjek dalam
belajar dan mereka memiliki hak untuk memilih sesuai dengan minatnya.
8
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Beban belajar di SMA/MA untuk Tahun X, XI, dan XII masing-masing 43 jam belajar per minggu.
Satu jam belajar adalah 45 menit.
9
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Kelompok Peminatan terdiri atas Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam, Peminatan Ilmu-
ilmu Sosial, dan Peminatan Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya. Sejak kelas X peserta didik sudah
harus memilih kelompok peminatan yang akan dimasuki. Pemilihan peminatan berdasarkan nilai
rapor di SMP/MTsdan/atau nilai UN SMP/MTs dan/atau rekomendasi guru BK di SMP/MTs
dan/atau hasil tes penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMA/MA dan/atau tes
bakat minat oleh psikolog dan/atau rekomendasi guru BK di SMA/MA. Pada akhir minggu ketiga
semester pertama peserta didik masih mungkin mengubah pilihan peminatannya berdasarkan
rekomendasi para guru dan ketersediaan tempat duduk. Untuk sekolah yang mampu
menyediakan layanan khusus maka setelah akhir semester pertama peserta didik masih mungkin
mengubah pilihan peminatannya. Untuk MA, selain ketiga peminatan tersebut ditambah dengan
Kelompok Peminatan Keagamaan.
Semua mata pelajaran yang terdapat dalam suatu Kelompok Peminatanyang dipilih peserta didik
harus diikuti. Setiap Kelompok Peminatan terdiri atas 4 (empat) mata pelajaran dan masing-
masing mata pelajaran berdurasi 3 jampelajaran untuk kelas X, dan 4 jampelajaran untuk kelas XI
dan XII.
Setiap peserta didik memiliki beban belajar per semester selama 42 jam pelajaran untuk kelas X
dan 44 jam pelajaran untuk kelas XI dan XII. Beban belajar ini terdiri atas Kelompok Mata
Pelajaran Wajib A dan B dengan durasi 24 jam pelajaran dan Kelompok Mata Pelajaran
Peminatan dengan durasi 12 jam pelajaran untuk kelas X dan 16 jampelajaran untuk kelas XI dan
XII.
Untuk Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat kelas X, jumlah jam
pelajaran pilihan per minggu berdurasi 6 jam pelajaran yang dapat diambil dengan pilihan
sebagai berikut:
1) Dua mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam satu
Kelompok Peminatan lainnya, dan/atau
2) Satu mata pelajaran dari masing-masing Kelompok Peminatan yang lainnya.
Pada kelas XI dan XII, peserta didik mengambil Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat
dengan jumlah jam pelajaran pilihan per minggu berdurasi 4 jam pelajaran yang dapat diambil
dengan pilihan sebagai berikut.
a. Satu mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam
Kelompok Peminatan lainnya, dan/atau
b. Mata pelajaran Pendalaman Kelompok Peminatan yang dipilihnya.
3. Struktur Kurikulum SMK/MAK
10
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
7. Seni Budaya 2 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu 24 24 24
Kelompok C (Peminatan)
Mata Pelajaran Peminatan Akademik (SMA/MA) 18 20 20
Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi (SMK/MAK) 24 24 24
Jumlah Jam Pelajaran Yang Harus Ditempuh Perminggu
42 44 44
(SMA/MA)
Jumlah Jam Pelajaran Yang Harus Ditempuh Perminggu
48 48 48
(SMK/MAK)
Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang
substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan lokal yang
dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Kegiatan Ekstrakurikuler SMA/MA, SMK/MAK: Pramuka (wajib), OSIS, UKS, PMR, dan lain-lain,
diatur lebih lanjut dalam bentuk Pedoman Program Ekstrakurikuler.
Kurikulum SMK/MAK dirancang dengan pandangan bahwa SMA/MA dan SMK/MAK pada dasarnya
adalah pendidikan menengah, pembedanya hanya pada pengakomodasian minat peserta didik saat
memasuki pendidikan menengah. Oleh karena itu, struktur umum SMK/MAK sama dengan struktur
umum SMA/MA, yakni ada tiga kelompok Mata pelajaran: Kelompok A, B, dan C.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan
Pasal 80 menyatakan bahwa: (1) penjurusan pada SMK, MAK, atau bentuk lain yang sederajat
berbentuk bidang keahlian; (2) setiap bidang keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
terdiri atas 1 (satu) atau lebih program studi keahlian; (3) setiap program studi keahlian
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih kompetensi keahlian.
Bidang keahlian pada SMK/MAK meliputi: a) Teknologi dan Rekayasa; b) Teknologi Informasi dan
Komunikasi; c) Kesehatan; d) Agribisnis dan Agroteknologi; e) Perikanan dan Kelautan; f) Bisnis dan
Manajemen; g) Pariwisata; h) Seni Rupa dan Kriya; dan i) Seni Pertunjukan.
Pemilihan Peminatan Bidang Keahlian dan program keahlian dilakukan saat peserta didik mendaftar
pada SMK/MAK. Pilihan pendalaman peminatan keahlian dalam bentuk pilihan Paket Keahlian
dilakukan pada semester 3, berdasarkan nilai rapor dan/atau rekomendasi guru BK di SMK/MAK
dan/atau hasil tes penempatan (placement test) oleh psikolog.
11
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Mata pelajaran serta KD pada kelompok C2 dan C3 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan
Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyesuaikan dengan perkembangan
teknologi serta kebutuhan dunia usaha dan industri.
Khusus untuk MAK dapat ditambah dengan muatan keagamaan yang diatur lebih lanjut oleh
Kementerian Agama.
12
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Berdasarkan gambar 11 di atas, elemen perubahan jenjang SD, SMP, SMA, SMK dalam kompetensi
lulusan adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Elemen perubahan kedudukan mata pelajaran
(ISI), adalah kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata
pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Elemen pendekatan (ISI) kompetensi yang dikembangkan
di SD adalah tematik terpadu dalam semua mata pelejaran dengan pendekatan saintific, di SMP
tematik terpadu pada IPA dan IPS, dan mapel, di SMA mapel, di SMK vokasional. Selanjutnya
elemen perubahan pada proses pembelajaran dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Adanya
keseimbangan soft skills dan hard skills tersebut dapat terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 14: Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan untuk Membangun Soft
Skills dan Hard Skills
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa salah satu karakteristik Kurikulum 2013 adanya
keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard
skills peserta didik dari mulai jenjang SD, SMP, SMA/ SMK, dan PT seperti yang diungkapkan
Marzano (1985) dan Bruner (1960). Pada jenjang SD ranah attitude harus lebih banyak atau lebih
dominan dikenalkan, diajarkan dan atau dicontohkan pada anak, kemudian diikuti ranah skill, dan
ranah knowledge lebih sedikit diajarkan pada anak. Hal ini berbanding terbalik dengan membangun
soft skills dan hard skills pada jenjang PT. Di PT ranah knowledge lebih dominan diajarkan
dibandingkan ranah skills dan attutude.
13
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Berdasarkan gambar 15 di atas, terdapat perluasan dan pendalaman taksonomi dalam proses
pencapaian kompetensi. Dalam kurikulum 2013 untuk jenjang SD, SMP, SMA, dan PT memadukan
lintasan taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl, keterampilan (skill) dari Dyers, dan Pengetahuan
(knowledge) dari Bloom dengan revisi oleh Anderson. Taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl
meliputi: accepting, responding, valuing, organizing/internalizing, dan characterizing/actualizing.
Taksonomi keterampilan (skill) dari Dyers meliputi: observing, questioning, experimenting,
associating, dan communicating. Taksonomi pengetahuan (knowledge) dari Bloom degan revisi oleh
Anderson meliputi: knowing/ remembering, understanding, appllying, analyzing, evaluating, dan
creating.
Langkah penguatan terjadi pada proses pembelajaran dan proses penilaian. Penguatan pada proses
pembelajaran karakteristik penguatannya mencakup: a) menggunakan pendekatan saintifik melalui
mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menalar, mencipta, dan
mengkomunikasikan dengan tetap memperhatikan karakteristik siswa, b) menggunakan ilmu
pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran, c) menuntun siswa
untuk mencari tahu, bukan diberitahu (discovery learning), dan d) menekankan kemampuan
berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berpikir logis, sistematis, dan
kreatif. Penguatan pada penilaian pembelajaran karakteristik penguatannya, mencakup: a)
mengukur tingkat berpikir mulai dari rendah sampai tinggi, b) menekankan pada pertanyaan yang
membutuhkan pemikiran mendalam (bukan sekedar hafalan), c) mengukur proses kerja siswa,
bukan hanya hasil kerja siswa, dan d) menggunakan portofolio pembelajaran siswa.
Critical point implementasi Kurikulum 2013 dapat dilihat dari: a) perancangan RPP, b) pelaksanaan
pembelajaran sesuai RPP, c) supervisi pendampingan, dan d) budaya mutu sekolah.
a. Perancangan RPP mencakup: Kompetensi Dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran, melanglir
secara logis ke materi ajar, rancangan proses dan aktivitas belajar, sumber dan media,
output/produk siswa, dan penilaian.
b. Pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP mencakup: instrumen pengendalian, dan undeks
kesesuaian RPP dengan pelaksanaan.
c. Supervisi pendampingan mencakup: pedoman pelaksanaan supervisi, pelaksanaan, eksekusi
rekomendasi supervisi, dan sistem pelaporan perbaikan pasca supervisi.
d. Budaya mutu sekolah mencakup: standar mutu, kepemimpinan, atmosfir sekolah, ketaatan
terhadap standar, dan proses pembudayaan (penguatan dan penghargaan).
14
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Materi 1.2 II. SKL, SI, KI, KD, DAN STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
A. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 (delapan) standar nasional pendidikan
sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi
pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan secara holistik dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini.
SIKAP pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan
peradabannya
15
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
KETERAMPILAN abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah
secara mandiri.
B. Standar Isi
Standar Kompetensi Lulusan merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mencapai kompetensi lulusan tersebut
perlu ditetapkan Standar Isi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional
Pendidikan ditetapkan bahwa Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang
lingkup materi dirumuskan berdasarkan criteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan
program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat
perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang
berjenjang.
Tingkat Kompetensi dan ruang lingkup materi SMA/MA/SMALB/PAKET C, dan SMK/MAK/ PAKET C
Kejuruan mata peajaran bahasa Indonesia berdasarkan Permendikbud nomor 64 tahun 2013
tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.
17
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia SMA mengacu pada Permendikbud nomor
68 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/
Madrasah Aliyah adalah sebagai berikut
18
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu.
Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat
dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari
suatu Matapelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan
pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;
2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dan
4. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran
langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Pembelajaran dibagi menjadi pembelajaran
langsung maupun pembelajaran tidak langsung yang terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah.
Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan
dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan
menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung
berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan
pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan
sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran.
Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa
yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan
pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect.
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran
langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan
dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang
dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap
sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam
setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat.
Kelas X
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama 1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan
yang dianutnya keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannnya sesuai dengan kaidah
dan konteks untuk mempersatukan bangsa
1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan
keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana
komunikasi dalam memahami,
19
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
20
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah 4.1 Menginterpretasi makna teks anekdot,
konkret dan ranah abstrak terkait dengan eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah kompleks, dan negosiasi baik secara lisan
secara mandiri, dan mampu menggunakan maupun tulisan
metode sesuai dengan kaidah keilmuan 4.2 Memproduksi teks anekdot, eksposisi,
laporan hasil observasi, prosedur kompleks,
dan negosiasi yang koheren sesuai dengan
karakteristik teks yang akan dibuat baik
secara lisan mupun tulisan
4.3 Menyunting teks anekdot, eksposisi,
laporan hasil observasi, prosedur kompleks,
dan negosiasi sesuai dengan struktur dan
kaidah teks baik secara lisan maupun
tulisan
4.4 Mengabstraksi teks anekdot, eksposisi,
laporan hasil observasi, prosedur kompleks,
dan negosiasi baik secara lisan maupun
tulisan
4.5 Mengonversi teks anekdot, eksposisi,
laporan hasil observasi, prosedur kompleks,
dan negosiasi ke dalam bentuk yang lain
sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik
secara lisan maupun tulisan
Kelas XI
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia
Kompetensi Inti
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, 2.1 Menunjukkan perilaku tanggung jawab,
disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong responsif dan imajinatif dalam
royong, kerjasama, toleransi, damai ) santun menggunakan bahasa Indonesia untuk
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan berekspresi
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai 2.2 Menunjukkan perilaku tanggung jawab
permasalahan dalam berinteraksi secara peduli, dan proaktif dalam menggunakan
efektif dengan lingkungan sosial dan alam bahasa Indonesia untuk memahami dan
serta dalam menempatkan diri sebagai menyampaikan permasalahan
cerminan bangsa dalam pergaulandunia 2.3 Menunjukkan perilaku jujur, tanggung
jawab, dan disiplin dalam menggunakan
bahasa Indonesia untuk bercerita ulang
2.4 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli,
dan santun dalam menggunakan bahasa
Indonesia untuk menyampaikan paparan
2.5 Menunjukkan perilaku jujur, peduli, santun,
dan tanggung jawab dalam penggunaan
bahasa Indonesia untuk menyampaikan
penjelasan .
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks cerita
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin kompleks, dan ulasan/reviu film/drama baik
tahunya tentang ilmu pengetahuan, melalui lisan maupun tulisan
teknologi, seni, budaya, dan humaniora 3.2 Membandingkan teks cerita pendek,
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab dan ulasan/reviu film/drama baik melalui
fenomena dan kejadian, serta menerapkan lisan maupun tulisan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian 3.3 Menganalisis teks cerita pendek, pantun,
yang spesifik sesuai dengan bakat dan cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan
minatnya untuk memecahkan masalah ulasan/reviu film/drama baik melalui lisan
maupun tulisan
3.4 Mengevaluasi teks cerita pendek, pantun,
cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan
ulasan/reviu film/drama berdasarkan
kaidah-kaidah baik melalui lisan maupun
tulisan.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam 4.1 Menginterpretasi makna teks cerita pendek,
ranah konkret dan ranah abstrak terkait pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks,
dengan pengembangan dari yang dan ulasan/reviu film/drama baik secara
lisan maupun tulisan
dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
4.2 Memproduksi teks cerita pendek, pantun,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah ulasan/reviu film/drama yang koheren
keilmuan sesuai dengan karakteristik yang akan
dibuat baik secara lisan mupun tulisan
4.3 Menyunting teks cerita pendek, pantun,
cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan
ulasan/reviu film/drama sesuai dengan
struktur dan kaidah baik secara lisan
maupun tulisan
22
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Kelas XII
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, 2.1 Menunjukkan perilaku jujur, responsif dan
disiplin, tanggungjawab, peduli santun dalam menggunakan bahasa
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), Indonesia untuk menyampaikan cerita
santun, responsif dan pro-aktif dan sejarah tentang tokoh-tokoh nasional dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi internasional
atas berbagai permasalahan dalam 2.2 Menunjukkan perilaku tanggung jawab,
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan peduli, dan santun dalam menggunakan
sosial dan alam serta dalam menempatkan bahasa Indonesia untuk memahami dan
diri sebagaicerminan bangsa dalam menyampaikan berita
pergaulan dunia 2.3 Menunjukkan perilaku jujur, tanggung
jawab, dan disiplin dalam menggunakan
bahasa Indonesia untuk memahami dan
menyampaikan penjelasan dan ajakan
2.4 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli,
dan santun dalam menggunakan bahasa
Indonesia untuk memaparkan
editorial/opinin tentang konflik sosial,
23
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks cerita
mengevaluasi pengetahuan faktual, sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan
konseptual, prosedural, dan metakognitif cerita fiksi dalam novel baik melalui lisan
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu maupun tulisan
pengetahuan, teknologi,seni, budaya, dan 3.2 Membandingkan teks cerita sejarah, berita,
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban novel baik melalui lisan maupun tulisan
terkait penyebab fenomena dan kejadian, 3.3 Menganalisis teks cerita sejarah, berita,
serta menerapkan pengetahuan prosedural iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam
pada bidang kajian yang spesifik sesuai novel baik melalui lisan maupun tulisan
dengan bakat dan minatnya untuk 3.4 Mengevaluasi teks cerita sejarah, berita,
memecahkan iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam
novel berdasarkan kaidah-kaidah baik
melalui lisan maupun tulisan
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta 4.1 Menginterpretasi makna teks cerita sejarah,
dalam ranah konkret dan ranah abstrak berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi
terkait dengan pengembangan dari yang dalam novel baik secara lisan maupun
dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta tulisan
bertindak secara efektif dan kreatif, dan 4.2 Memproduksi teks cerita sejarah, berita,
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam
keilmuan novel yang koheren sesuai dengan
karakteristik teks baik secara lisan maupun
tulisan
4.3 Menyunting teks cerita sejarah, berita, iklan,
editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel
sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik
secara lisan maupun tulisan
4.4 Mengabstraksi teks cerita sejarah, berita,
iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam
novel baik secara lisan maupun tulisan
4.5 Mengonversi teks cerita sejarah, berita,
iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam
novel ke dalam bentuk yang lain sesuai
dengan struktur dan kaidah teks baik secara
lisan maupun tulisan
Contoh keterkaitan KD dari KI3 dan KI4 dengan KD dari KI1 dan KI2
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester: X1/2
24
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
25
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
- Juli 2015: seluruh kelas dan seluruh sekolah SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK telah
melaksanakan sepenuhnya Kurikulum 2013.
2. Pelatihan Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas, dimulai dari tahun 2013-2015. Seluruh guru,
kepala sekolah dan pengawas di seluruh Indonesia sudah mendapatkan pelatihan untuk
melaksanakan kurikulum.
3. Pengembangan buku, dari tahun 2013-2015. Pada prinsipnya ketika implementasi
Kurikulum 2013 memasuki tahun 2015-2016 seluruh buku sudah teredia di setiap sekolah.Buku
terdiri atas buku untuk peserta didik dan buku untuk guru. Isi buku guru adalah sama dengan
buku peserta didik dengan tambahan strategi pembelajaran dan penilaian hasil belajar.
4. Implementasi Kurikulum 2013 mensyaratkan penataan administrasi, manajemen,
kepemimpinan dan budaya kerja guru yang baru. Oleh karena itu dalam persiapan implementasi
Kurikulum 2013, pelatihan juga berkenaan dengan tata kerja baru para guru dan kepemimpinan
kepala sekolah.
5. Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan
masalah implementasi dan upaya penanggulangan dimulai Juli 2013-2016. Pada akhir tahun
ketiga implementasi diharapkan permasalahan yang dihadapi para pelaksana sudah tidak lagi
merupakan masalah mendasar dan kurikulum sudah dapat dilaksanakan sebagaimana
seharusnya.
HO 1.3a
MATERI 1.3
26
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu Kurikulum 2013
mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini
sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan
lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran
deduktif (deductivereasoning).
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik.
Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik
simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke
dalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan
kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk
pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat
disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek
yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.Karena
itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi
atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan
menguji hipotesis.
Menurut Permendikbud no. 81 A tahun 2013 lampiran IV, Proses pembelajaran terdiri atas lima
pengalaman belajar pokok yaitu:
a. mengamati;
b. menanya;
c. mengumpulkan informasi;
d. mengasosiasi; dan
e. mengkomunikasikan.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana
tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 1: Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya
27
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
a. Mengamati
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah: membaca, mendengar,
menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah: melatih
kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga
proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik
menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran
yang digunakan oleh guru.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti
berikut ini.
1) Menentukan objek apa yang akan diobservasi
2) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi
28
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
3) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder
4) Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
5) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar
berjalan mudah dan lancar
6) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan buku
catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Praktik observasi dalam pembelajaran hanya akan efektif jika peserta didik dan guru melengkapi diri
dengan dengan alat-alat pencatatan dan alat-alat lain, seperti (1) tape recorder, untuk merekam
pembicaraan; (1) kamera, untuk merekam objek atau kegiatan secara visual; (2) film atau video,
untuk merekam kegiatan objek atau secara audio-visual; dan (3) alat-alat lain sesuai dengan
keperluan.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa
daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdotal (anecdotal record), catatan
berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang
berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang ,
berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdotalberupa
catatan yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang
ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi.
b . Menanya
Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara: mengajukan pertanyaan tentang informasi yang
tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat
Istilah pertanyaan tidak selalu dalam bentuk kalimat tanya, melainkan juga dapat dalam bentuk
pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. Bentuk pertanyaan, misalnya:
Apakah ciri-ciri kalimat yang efektif? Bentuk pernyataan, misalnya: Sebutkan ciri-ciri kalimay efektif!
Fungsi bertanya
1) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau
topik pembelajaran.
2) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan
pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
3) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari
solusinya.
4) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang
diberikan.
5) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan
memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
6) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan
kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
7) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan,
memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
8) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan
yang tiba-tiba muncul.
9) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama
lain.
29
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Tingkatan Pertanyaan
Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan jawaban yang
baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas pertanyaan, sehingga menggambarkan
tingkatan kognitif seperti apa yang akan disentuh, mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih
tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang
lebih tinggi disajikan berikut ini.
Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
30
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, peserta didik harus mencoba atau
melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Peserta didik pun harus
memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta
mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah
yang dihadapinya sehari-hari.
Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar (1) Guru hendaknya merumuskan tujuan
eksperimen yanga akan dilaksanakan murid, (2) Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan
yang dipergunakan, (3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu, (4) Guru menyediakan kertas
kerja untuk pengarahan kegiatan murid, (5) Guru membicarakan masalah yanga akan yang akan
dijadikan eksperimen, (6) Membagi kertas kerja kepada murid, (7) Murid melaksanakan eksperimen
dengan bimbingan guru, dan (8) Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila
dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.
31
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
2) Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
Dalam kegiatan mengasosiasi/ mengolah informasi terdapat kegiatan menalar. Istilah menalar
dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013
untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu
dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses
berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh
simpulan berupa pengetahuan.
Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu tidak
bermanfaat. Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan
terjemanan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu,
istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan
ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam
pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan
beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori.
Bagaimana aplikasinya dalam proses pembelajaran? Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran
untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
1) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan
kurikulum.
2) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah
memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri
maupun dengan cara simulasi.
3) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana
(persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi).
4) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati
5) Seriap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki
6) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi
kebiasaan atau pelaziman.
7) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.
8) Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan
pembelajaran perbaikan.
e. Mengomunikasikan
Dalam kegiatan mengomunikasikan dapat dilakukan pembelajaran kolaboratif.Pembelajaran
kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas
sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang
menempatkan dan memaknai kerja sama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan
disengaja rupa untuk memudahkan usaha kolektif untuk mencapai tujuan bersama.
Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru dan fungsi guru
lebih bersifat direktif atau manajer belajar.Sebaliknya, peserta
didiklah yang harus lebih aktif. Peserta didik berinteraksi dengan
empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau
kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh
32
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
rasa aman sehingga memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tntutan belajar
secara bersama-sama.
Ada empat sifat kelas atau pembelajaran kolaboratif. Dua sifat berkenaan dengan perubahan
hubungan antara guru dan peserta didik. Sifat ketiga berkaitan dengan pendekatan baru dari
penyampaian guru selama proses pembelajaran. Sifat keempat menyatakan isi kelas atau
pembelajaran kolaboratif. Dengan pembelajaran kolaboratif, peserta didik memiliki ruang gerak
untuk menilai dan membina ilmu pengetahuan, pengalaman personal, bahasa komunikasi, strategi
dan konsep pembelajaran sesuai dengan teori, serta menautkan kondisi sosiobudaya dengan situasi
pembelajaran. Di sini, peran guru lebih banyak sebagai pembimbing dan manajer belajar ketimbang
memberi instruksi dan mengawasi secara rijid. Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru
berbagi tugas dan kewenangan dengan peserta didik, khususnya untuk hal-hal tertentu. Cara ini
memungkinan peserta didik menimba pengalaman mereka sendiri, berbagi strategi dan informasi,
menghormati antarsesa, mendorong tumbuhnya ide-ide cerdas, terlibat dalam pemikiran kreatif
dan kritis serta memupuk dan menggalakkan mereka mengambil peran secara terbuka dan
bermakna.
Contoh Pembelajaran Kolaboratif
Guru ingin mengajarkan tentang konsep, penggolongan sifat, fakta, atau mengulangi informasi
tentang objek. Untuk keperluan pembelajaran ini dia menggunakan media sortir kartu (card sort).
Prosedurnya dapat dilakukan seperti berikut ini.
Kepada peserta didik diberikan kartu indeks yang memuat informasi atau contoh yang cocok
dengan satu atau lebih katagori.
Peserta didik diminta untuk mencari temannya dan menemukan orang yang memiliki kartu
dengan katagori yang sama.
Berikan kepada peserta didik yang kartu katagorinya sama menyajikan sendiri kepada
rekanhya.
Selama masing-masing katagori dipresentasikan oleh peserta didik, buatlah catatan dengan
kata kunci (point) dari pembelajaran tersebut yang dirasakan penting.
Pemanfaatan Internet Pada Pembelajaran Kolaboratif
Pemanfaatan internet sangat dianjurkan dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif. Karena
memang, internet merupakan salah satu jejaring pembelajaran dengan akses dan ketersediaan
informasi yang luas dan mudah. Saat ini internet telah menyediakan diri sebagai referensi yang
murah dan mudah bagi peserta didik atau siapa saja yang hendak mengubah wajah dunia.
Penggunaan internet disarakan makin mendesak sejalan denan perkembangan pengetahuan terjadi
secara eksponensial. Masa depan adalah milik peserta didik yang memiliki akses hampir ke seluruh
informasi tanpa batas dan mereka yang mampu memanfaatkan informasi diterima secepat
mungkin.
Daftar Pustaka
Allen, L. (1973). An Examination of the Ability of Third Grade Children from the Science Curriculum
Improvement Study to Identify Experimental Variables and to Recognize Change. Science
Education, 57, 123-151.
Depdikbud. 2013. Permendikbud 81A. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
33
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Padilla, M., Cronin, L., & Twiest, M. (1985). The Development and Validation of the Test of Basic
Process Skills. Paper Presented at the Annual meeting of the National Association for
Research in Science Teaching, French Lick, IN.
Quinn, M., & George, K. D. (1975). Teaching Hypothesis Formation. Science Education, 59, 289-296.
Science Education, 62, 215-221.
Thiel, R., & George, D. K. (1976). Some Factors Affecting the use of the Science Process Skill of
Prediction by Elementary School Children. Journal of Research in Science Teaching, 13, 155-
166.
Tomera, A. (1974). Transfer and Retention of Transfer of the Science Processes of Observation and
Comparison in Junior High School Students.Science Education, 58, 195-203
34
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
a. Konsep/Definisi
Pembelajaran Berbasis Proyek(Project Based Learning=PjBL)adalah metoda pembelajaran
yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi,
penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil
belajar.
a. Langkah-Langkah Operasional
Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan dengan
diagram sebagai berikut.
35
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
36
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan
baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar
dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama
proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new
inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama
pembelajaran.
Peran guru dan peserta didik dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai
berikut.
1) Peran Guru
Peran guru pada Pembelajaran Berbasis Proyek meliputi: a) Merencanakan dan mendesain
pembelajaran, b) Membuat strategi pembelajaran, c) Membayangkan interaksi yang akan
terjadi antara guru dan siswa, d) Mencari keunikan siswa, e) Menilai siswa dengan cara
transparan dan berbagai macam penilaian dan f) Membuat portofolio pekerjaan siswa.
2)Peserta Didik
Peran peserta didik pada Pembelajaran Berbasis Proyek meliputi : a) Menggunakan
kemampuan bertanya dan berpikir, b) Melakukan riset sederhana, c) Mempelajari ide dan
konsep baru, d) Belajar mengatur waktu dengan baik, e) Melakukan kegiatan belajar
sendiri/kelompok, f) Mengaplikasikan hasil belajar lewat tindakan dan g) Melakukan
interaksi sosial (wawancara, survey, observasi, dll)
b. Sistem Penilaian
Penilaian pembelajaran berbasis proyek harus diakukan secara menyeluruh terhadap sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa selama pembelajaran. Penilaian tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut.
Penilaian proyekpada model ini merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian
proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,
kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran
tertentu secara jelas.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
1) Kemampuan pengelolaan : Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi
dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
2) Relevansi: Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
3) Keaslian: Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta
didik.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek.
Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan
disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil
37
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan
alat/ instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
Mata Pelajaran :
Nama Proyek :
Alokasi Waktu :
Guru Pembimbing :
Nama :
NIS :
Kelas :
Mata Ajar :
Nama Proyek :
Alokasi Waktu :
Nama Peserta didik :
Kelas/SMT :
No. Tahapan Skor ( 1 5 )*
1 Tahap Perencanaan Bahan
2 Tahap Proses Pembuatan
a. Persiapan Alat dan Bahan
b. Teknik Pengolahan
c. K3 (Keselamatan kerja, Keamanan
dan Kebersihan)
3 Tahap Akhir (Hasil Produk)
a. Bentuk Fisik
b. Inovasi
38
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
TOTAL SKOR
Catatan :
*) Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai dengan 5, dengan ketentuan semakin
lengkap jawaban dan ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya.
Daftar Pustaka
Alexander, D. (2000). The learning that lies between play and academics in afterschool
programs. National Institute on Out-of-School Time. Retrieved from
http://www.niost.org/Publications/papers
Barron, B., & Darling-Hammond, L. (2008). Teaching for meaningful learning: A review of
research on inquiry-based and cooperative learning. Retrieved from
http://www.edutopia.org/pdfs/edutopia-teaching-for-meaningful-learning.pdf.
Buck Institute for Education. Introduction to Project Based Learning. [Online]. Diakses di
http://www.bie.org/images/uploads/general/20fa7d42c216e2ec171a212e97fd4a9e.pdf (18
Oktober 2011).
Florin, Suzanne. 2010. The Success of Project Based Learning. [Online]. Diakses di
http://www.brighthub.com/education/k-12/articles/90553.aspx (18 Oktober 2011)
Markham, T. (2003). Project-Based Learning Handbook (2nd ed.). Novato, CA: Buck Institute
for Education.
ResearchSummaries/ProjectBasedLearninginMath/tabid/1570/Default.aspx.
2. Konsep
Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal
dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan
memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi. Lingkungan ini dinamakan Discovery
Learning Environment, yaitu lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-
penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui.
Lingkungan seperti ini bertujuan agar siswa dalam proses belajar dapat berjalan dengan baik dan
lebih kreatif.
Dalam Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk
melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan,
menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-
kesimpulan. Bruner mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya (Budiningsih, 2005:41).
Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam Discovery Learning menurut Bruner adalah hendaklah
guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang
scientist, historin, atau ahli matematika. Dan melalui kegiatan tersebut siswa akan menguasainya,
menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.
2). Pelaksanaan
Menurut Syah (2004) dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas,ada beberapa
prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai
berikut.
a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya dan timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru dapat memulai
kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan
aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada
tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan
dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan. Dengan demikian seorang Guru harus
menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada siswa agar tujuan mengaktifkan
siswa untuk mengeksplorasi dapat tercapai.
b) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulation guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran,
kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara
atas pertanyaan masalah)
c) Data collection (pengumpulan data)
Pada saat peserta didik melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru memberi kesempatan
kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Data dapat diperoleh melalui membaca
literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan
sebagainya.
d) Data processing (pengolahan data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan
informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan
sebagainya, lalu ditafsirkan.
e) Verification (pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan, dihubungkan dengan hasil data processing.
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau
hipotesis yang telah
f) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
41
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang
dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama,
dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan
prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.
c. Sistem Penilaian
Dalam Model Pembelajaran Discovery, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes
maupun non tes. Penilaian dapat berupa penilaian pengetahuan, keterampilan, sikap, atau
penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian pengetahuan, maka dalam
model pembelajaran discovery dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya
menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa, maka pelaksanaan
penilaian dapat menggunakan contoh-contoh format penilaian sikap seperti yang ada pada
uraian penilaian proses dan hasil belajar pada materi berikutnya
Daftar Pustaka
Dahar, RW., 1991. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
http://darussholahjember.blogspot.com/2011/05/aplikasi-metode-discovery-learning.html
(diunduh 23 Mei 2013).
http://ebookbrowse.com/pengertian-model-pembelajaran-discovery-learning-menurut-para-ahli-
pdf-d368189396 (diunduh 23 Mei 2013).
Jurnal Geliga Sains 3 (2), 8-13, 2009 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau ISSN
1978-502X.
Syah, M., 1996. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
HO -1.4.b
42
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan
berikut ini.
Peserta Didik sebagai Problem Masalah sebagai Awal
Guru sebagai Pelatih
Solver Tantangan dan Motivasi
o Asking about thinking o Peserta yang aktif. o Menarik untuk
(bertanya tentang o Terlibat langsung dalam dipecahkan.
pemikiran). pembelajaran. o Menyediakan kebutuhan
o Memonitor pembelajaran. o Membangunpembelajaran. yang ada hubungannya
o Probbing ( menantang dengan pelajaran yang
peserta didik untuk berpikir ). dipelajari.
o Menjaga agar peserta didik
terlibat.
o Mengatur dinamika
kelompok.
o Menjaga berlangsungnya
proses.
b.Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah:
43
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
44
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Pada pembelajaran ini fasilitator dapat memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan
skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih
cepat mendapatkan peta yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran. Konsep yang
diberikan tidak perlu detail, diutamakan dalam bentuk garis besar saja, sehingga peserta didik
dapat mengembangkannya secara mandiri secara mendalam
Daftar Pustaka
45
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Albanese, M.A. & Mitchell, S.. (1993). Problem BasedLearning: a Review of The Literature on
Outcomes and Implementation Issues. Journal of Academic Medicine
Barrows, H.S. & Tamblyn, R.M.. (1980). Problem BasedLearning: an Approach to Medical
Education. New York: Springer Publishing
Dahlan, M.D. (1990). Model-Model Mengajar . Bandung: Diponegoro. Sugiyono, Prof. Dr. (2008).
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Das Salirawati, 2009, Penerapan Problem Based Learning Sebagai Upaya Meningkatkan
Kemampuan Peserta Didik Dalam Memecahkan Masalah, Makalah
Duch, J. Barbara. (1995). Problems: A Key Factor in PBL. [Online]. Tersedia :
http://www.udel.edu/pbl/cte/spr96-phys.html. [21 Juli 2010].
Glazer, Evan. (2001). Problem Based Instruction. In M. Orey (Ed.), Emerging Perspectives on
Learning, Teaching, and Technology [Online]. Tersedia:
http://www.coe.uga.edu/epltt/ProblemBasedInstruct.htm. [17 Juni 2005].
Ibrahim, M dan Nur. (2005). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: University Press
Karim, S., et al. (2007). Penerapan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika serta Mengembangkan Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi dan Kecakapan Ilmiah. Proposal Hibah Kompetitif UPI 2007. Bandung: Tidak
diterbitkan
Major, Claire,H dan Palmer, Betsy. 2001. Assessing the Effectiveness of Problem-Based Learning
in Higher Education: Lessons from the Literature. [Online]. Tersedia :
http://www.rapidintellect.com/AE Qweb/mop4spr01.htm [14 Juli 2010]
Melvin L. & Silberman. (1996). Active Learning: 101 Strategies to Teach any Subject. USA: Allyn &
Bacon
Mudjiman, Haris. 2006. Belajar Mandiri. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP)
UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press)
Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004: Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo
Proyek DUeLike Universitas Indonesia. (2002). Panduan Pelaksanaan Collaborative Learning&
Problem BasedLearning. Depok: UI
Siburian, Jodion. 2010. Model Pembelajaran Sains, Jambi: Universitas Jambi
Sudjana, D. (1982). Model Pembelajaran Pemecahan Masalah. Bandung : Lembaga Penelitian
IKIP Bandung
Yamin, Martinis. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran, Jambi: Gaung Persada Press
HO -1.3c
46
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
C.PENILAIAN PEMBELAJARAN
Penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik. Pada Standar Nasional Pendidikan, penilaian pendidikan merupakan salah
satu standar yang yang bertujuan untuk menjamin: perencanaan penilaian peserta didik sesuai
dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian; pelaksanaan
penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif,efektif, efisien, dan sesuai dengan
konteks sosial budaya; dan pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan
informatif.
47
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam
pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu
menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi,
menanya, menalar, mencoba, dan membangun jejaring. Penilaian autentik cenderung fokus pada
tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan
kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Karenanya, penilaian
autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA.
Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen penilaian yang memberikan kesempatan
luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah
dimilikinya dalam bentuk tugas-tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati,
survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas. Kata lain dari
penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan
penilaian projek.
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan
(remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik
dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar
Penilaian Pendidikan.
e. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diakses oleh semua pihak.
f. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah
maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
g. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK merupakan
penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM
merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan
karakteristik peserta didik.
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
a) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.
b) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
c) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara
individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
49
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang
menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan
berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
a) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan
suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
b) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
c) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan
seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk
mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam
kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang
mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
a) substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
b) konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang
digunakan; dan
c) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
50
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Daftar Pustaka
51
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
MATERI PELATIHAN 2
ANALISIS BUKU
Guru dan Buku Siswa
52
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Buku guru dan buku siswa merupakan salah satu sarana iImplementasiKurikulum Tahun 2013
dalam pembelajaran. Buku guru dan buku siswa telah disiapkan Pemerintah sesuai dengan
Permendikbud no 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran (Buku Siswa) dan Buku Panduan Guru
(Buku Guru).
Buku Guru merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang meliputi
persiapan, pelaksanaan dan penilaian serta pedoman penggunaan buku siswa. Buku guru terdiri
dari dua bagian, yaitu petunjuk umum pembelajaran dan petunjuk khusus pelaksanaan
pembelajaran pada setiap bab sesuai dengan buku siswa.
Buku siswa merupakan buku sumber belajar bagi siswa/peserta didik yang memuat: Judul bab,
informasi kompetensi dasar yang sesuai dengan topik pada setiap bab. Pada setiap bab dilengkapi
dengan peta konsep, pengantar, bagian kegiatan siswa baik ekperimen maupun non eksperimen
atau diskusi, latihan soal, rangkuman, evaluasi, dan tugas bagi peserta didik.
Pada materi pelatihan ini Anda melakukan telaah dan analisis buku guru dan buku siswa terhadap
kesesuaian dengan KI, dan KD, kecukupan dan kedalaman materi, serta kesesuaian pendekatan
pembelajaran dan penilaian.
1. Memahami isi materi, struktur, dan sistematika keilmuan materi pelajaran , strategi
pembelajaran dan penilaian pada buku siswa dan buku guru
2. Menganalisis kesesuaian isi buku siswa dan buku guru dengan tuntutan SKL, KI, dan KD.
3.
Mendeskripsikan kesesuaian isi buku siswa dan buku guru dengan pendekatan saintifik, standar
proses dan standar penilaian
4. Mendeskripsikan buku guru dan buku siswa dari aspek kecukupan dan kedalaman materi.
5. Memahami strategi penggunaan buku guru dan buku siswa pada perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran
Indikator
1. Menjelaskan isi materi, struktur, dan sistematika keilmuan materi pelajaran dan penilaian yang
terdapat dalam buku siswa
2. Menjelaskan isi materi, struktur, strategi pelajaran dan penilaiannya yang terdapat dalam buku
guru
3. Mengidentifikasi kesesuaian isi buku siswa dan buku guru dengan tuntutan SKL, KI, dan KD.
4. Menjelaskan alas an hasil identifikasi kesesuaian buku siswa dan buku guru dengan tuntutan
SKL, KI, dan KD
5. Menganalisis kesesuaian isi buku siswa dengan pendekatan saintifik, standar proses dan
standar penilaian
6. Menganalisis kesesuaian isi buku guru dengan pendekatan saintifik, standar proses dan
standar penilaian
7. Menjelaskan kecukupan dan kedalaman materi pada buku guru dan buku siswa
8. Menjelaskan kesesuaian isi buku guru dengan buku siswa
9. Memberikan rekomendasi penggunaan buku guru atau buku siswa berdasarkan hasil analisis.
Langkah Kegiatan
53
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Mendiskusikan hasil
Dalam kelompok analisis buku guru
mengkaji isi materi Menganalisis isi dan buku siswa
struktur, dan pola buku guru (LK-2.1) dalam
pikir keilmuan dalam dan buku siswa kesesuaiannya
buku guru dan buku (LK-2.2) dengan pendekatan
siswa saintifik dan standar
proses
Mendiskusikan hasil
Mendiskusikan hasil
analisis untuk
analisis buku guru
Presentasi hasil membuat
dan buku siswa
analisis buku gurudan rekomendasi
dalam kesesuaiannya
buku siswa tentang
dengan standar
penggunaan buku
penilaian
guru dan buku siswa
Analisis buku guru menggunakan LK - 2.1 Analisis buku siswa dan menggunakan LK - 2.2 Analisis
buku guru
Lembar Kegiatan
Bacalah informasi berikut, selanjutnya silakah melakukan analisis buku sesuai dengan
petunjuk pada lembar kegiatan Analisis Buku Guru dan Buku Siswa
54
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
pada buku siswa. Pada buku guru juga ada informasi bagaimana cara informasi komunikasi dengan
Orangtua/Wali.
B. Buku Siswa
Buku siswa merupakan buku sumber belajar bagi siswa/peserta didik yang memuat hal-hal berikut,
yaitu: Judul bab, infomasi kompetensi dasar yang sesuai dengan topik pada setiap bab. Pada setiap
bab dilengkapi dengan peta konsep, pengantar, bagian kegiatan siswa baik ekperimen maupun non
eksperimen atau diskusi, latihan soal, rangkuman, evaluasi, dan tugas bagi peserta didik.
Penggunaan buku siswa oleh peserta didik disarankan dimulai dengan membaca dan mengkaji
bagian pengantar bab atau subbab, melakukan kegiatan-kegiatan yang tersedia, mendiskusikan
hasil kegiatan dan memverifikasi hasil diskusi dengan informasi konsep yang ada di buku. Uraian
materi lainnya merupakan bagian untuk memperdalam pemahaman konsep dan diakhiri dengan
soal-soal untuk menguji pemahaman konsep secara individual.
Buku guru dan buku siswa merupakan standar minimal yang dapat dikembangkan jika guru merasa
perlu mengembangkannya sesuai dengan kondisi sekolah, terutama yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran, guru dapat menyesuaikan sesuai dengan alat dan bahan praktikum atau media
belajar yang tersedia di sekolah atau model-model pembelajaran yang dipilih guru.
55
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
56
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Komponen penilaian
sesuai tuntutan
penilaian autentik
B. Uraian Materi
Pendahuluan bab
memotivasi siswa
untuk belajar
Cakupan materi
setiap sub topik/sub
bab memenuhi
kebutuhan
pencapaian KD
Kegiatan pada buku
memfasilitasi
pembelajaran dengan
Pendekatan Saintifik
Penilaian
Pengetahuan
Penilaian Sikap
Penilaian
Keterampilan
Tugas
57
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Rubrik penilaian analisis buku siswadigunakan fasilitator untuk menilai hasil analisis peserta
pelatihan terhadap buku siswa sesuai dengan mata pelajaran yang diampu
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
1. Cermati format penilaian analisis buku siswa serta hasil analisis peserta yang akan dinilai
2. Berikan nilai pada setiap komponen sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil analisis
menggunakan rentang nilai sebagai berikut
58
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Amat Baik ( AB) 90 < AB 100 Hasil analisis tepat, tindak lanjut logis dan bisa
dilaksanakan
Baik (B) 80 < B 90 Hasil analisis tepat, tindak lanjut kurang logis
Cukup (C) 70 < C 80 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut logis
Kurang (K) 70 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut tidak logis
59
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
- Mendeskripsikan isi buku guru yang sesuai dengan kegiatan perencanaan pembelajaran
- Mendeskripsikan isi buku guru yang sesuai dengan penilaian proses dan hasil belajar
- Menganalisis kesesuaian isi buku guru dan menentukan tindak lanjut berdasarkan hasil
analisis
Panduan kegiatan:
1. Kerjakanlah secara berkelompok!
2. Pelajari format Analisis Buku Guru
3. Siapkan SKL, KI dan KD sesuai jenjang pendidikan dan mata pelajaran!
4. Cermatilah buku guru yang berisi strategi penyajian pembelajaran dan informasi lainnya
5. Lakukanlah analisis terhadap buku guru dan tuliskan hasil analisis pada kolom yang tersedia
pada format dengan cara:
- mendeskripsikan secara singkat isi buku sesuai dengan aspek kegiatan guru
- memberikan tanda cek ( ) pada kolom kualifikasi kurang, cukup atau baik
- menuliskan alas an Anda memilih kualifikasi tersebut
6. Berdasarkan hasil analisis, tuliskan tindak lanjut hasil analisis ,
Jika kurang/tidak sesuai, Anda disarankan untuk memberikan rekomendasi tindak lanjut yang
harus dikerjakan guru sebagai pengguna buku guru tersebut. Jika sesuai dengan kebutuhan,
buku dapat digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran.
7. Setelah melakukan analisis buku guru dan buku siswa diskusikan bagaimana keterkaitan antara
buku guru dan buku siswa yang Anda analisis.
A. Perencanaan Pembelajaran
Menentukan KI dan
KD yang berkaitan
60
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Merumuskan
indikator
Merumuskan tujuan
pembelajaran
Menentukan cakupan
materi pembelajaran
Menentukan
pendekatan
Menentukan model
Menentukan strategi
Menentukan metode
Menentukan media,
sumber dan alat
Mendeskripsikan
langkah
pembelajaran sesuai
dengan pendekatan,
model, dan metode
Menilai Pengetahuan
- Contoh
instrumen
- Pembahasan
Menilai Sikap
- Contoh
instrumen
- Rubrik
Menilai Keterampilan
- Contoh
61
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Penilaian Diri
Penilaian Antar
Teman
Informasi Pengayaan
Belajar
Informasikan
hubungan guru dan
Orang tua
Rubrik penilaian analisis buku guru digunakan fasilitator untuk menilai hasil analisis peserta
pelatihan terhadap buku guru sesuai dengan mata pelajaran yang diampu
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
1. Cermati format penilaian analisis buku guru serta hasil analisis peserta yang akan dinilai
2. Berikan nilai pada setiap komponen sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil analisis
menggunakan rentang nilai sebagai berikut
62
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Amat Baik ( AB) 90 < AB 100 Hasil analisis tepat, tindak lanjut logis dan bisa
dilaksanakan
Baik (B) 80 < B 90 Hasil analisis tepat, tindak lanjut kurang logis
Cukup (C) 70 < C 80 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut logis
Kurang (K) 70 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut tidak logis
Sasaran atau kepada siapa pesan, pikiran, gagasan, atau ide itu disampaikan (tenor), dalam format
bahasa yang bagaimana pesan, pikiran, gagasan, atau ide itu dikemas (mode). Terkait dengan
format bahasa, teks dapat berupa deskripsi, prosedural, naratif, cerita petualangan, anekdot, dan
63
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
lain-lain. Unsur kedua adalah konteks situasi, yang di dalamnya ada konteks sosial dan konteks
budaya masyarakat tutur bahasa yang menjadi tempat teks tersebut diproduksi.
Terkait perbedaan antara satu jenis teks tertentu dan jenis teks lain. Perbedaan dapat terjadi,
misalnya pada struktur teks itu sendiri. Sebagai contoh, teks deskripsi dengan teks prosedural
berbeda strukturnya meskipun kedua teks tersebut termasuk ke dalam kategori jenis teks faktual.
Apabila teks deskripsi memiliki ciri tidak terstruktur dan tidak bersifat generalisasi, teks prosedural
justru bersifat terstruktur dan dapat digeneralisasi.
Struktur Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik teksnya juga berbeda. Jika pada teks
deskripsi strukturnya terdiri atas pernyataan umum yang diikuti pernyataan deskriptifnya, struktur
teks prosedural terdiri atas tujuan langkah-langkah. Begitu pula kedua jenis teks tersebut berbeda
dengan teks cerita/naratif. Di samping jenisnya berbeda dengan kedua jenis teks di atas, yaitu
masuk ke dalam kategori teks jenis sastra, juga strukturnya berbeda, teks yang terakhir ini terdiri
atas judul, orientasi (kapan, siapa, dan di mana), komplikasi (masalah apa yang terjadi dan mengapa
terjadi), serangkaian peristiwa, resolusi/klimaks, dan koda (bagaimana cerita berakhir).
Struktur teks membentuk struktur berpikir sehingga dalam setiap penguasaan jenis teks tertentu,
siswa akan memiliki kemampuan berpikir sesuai dengan struktur teks yang dikuasainya. Dengan
berbagai macam teks yang sudah dikuasainya, siswa akan mampu menguasai berbagai struktur
berpikir. Bahkan, satu topik tertentu dapat disajikan dalam jenis teks yang berbeda dan tentunya
dengan struktur berpikir yang berbeda pula.
Selain itu, secara garis besar dapat dipilah atas teks sastra dan teks nonsastra. Teks sastra
dikelompokkan ke dalam teks naratif dan nonnaratif. Adapun teks nonsastra dikelompokkan ke
dalam teks jenis faktual yang di dalamnya terdapat subkelompok teks laporan dan prosedural serta
teks tanggapan yang dikelompokkan ke dalam subkelompok teks traksaksional dan ekspositori.
Dengan memperhatikan jenis-jenis teks itu, serta adanya unsur utama yang harus dimiliki sebuah
teks salah satunya adalah mode (sarana bahasa yang digunakan untuk mengemas pesan, pikiran,
gagasan, ide yang disampaikan melalui teks) melalui pembelajaran bahasa berbasis teks, materi
sastra dan kebahasaan dapat disajikan.
1. Pengertian Genre
Menurut Martin (dalam Pangesti 2013) genre merupakan serangkaian langkah yang ditempuh
untuk mencapai suatu tujuan sosial yang terwujud dalam bentuk teks lisan, tulis, multimodal
(perpaduan teks tulis, lisan, gambar). Dalam teks terdapat struktur teks dan tekstur (kohesi,
appraisal,hubungan konjungtif, leksiko-gramatika, dan grafologi (tulis) atau fonologi (lisan).
64
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
5. Struktur Teks
a. Setiap teks memiliki struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda.
b. Struktur teks merupakan cerminan struktur berpikir.
c. Dengan demikian, makin banyak jenis teks yang dikuasai siswa, makin banyak pula
struktur berpikir yang dapat digunakannya dalam kehidupan sosial dan akademiknya.
d. Setiap teks memiliki struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda.
e. Struktur teks merupakan cerminan struktur berpikir.
f. Dengan demikian, makin banyak jenis teks yang dikuasai siswa, makin banyak pula
struktur berpikir yang dapat digunakannya dalam kehidupan sosial dan akademiknya.
65
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
c. Teks Laporan
1) Teks Laporan Informasi
Fungsi sosial: digunakan untuk memberi informasi umum tentang berbagai kelas benda,
seperti ular, kota, komputer, batu, dan lain-lain.
2) Teks Melaporkan Prosedur
Fungsi sosial: Untuk merekam langkah-langkah yang ditempuh dalam melaksanakan
investigasi.
Khususnya sangat penting untuk merekam pengalaman belajar praktis dalam sains dan
teknologi seperti eksperimen dan pengumpulan data.
3) Teks Melaporkan Fakta
Fungsi sosial: menceritakan tentang 'apa yang terjadi' dengan mendokumentasikan
serangkaian peristiwa dan mengevaluasi signifikansinya.
Teks dapat menceritakan sejarah, otobiografi, atau biografi. Selain itu juga dapat
digunakan untuk merekam peristiwa dan pengamatan dalam kunjungan lapangan dan
wisata.
4) Teks Pelaporan Sastrawi
Fungsi sosial: untuk menceritakan kembali serangkaian kegiatan dengan tujuan menghibur.
Pelaporan sastrawi melibatkan pengalaman pribadi atau imajinasi.
d. Teks Penjelasan
Fungsi sosial: untuk menjelaskan secara ilmiah bagaimana fenomena teknologi dan alam
terwujud, bagaimana cara atau hal-hal terjadi.
Penjelasan sekuensial menekankan pada urutan atau tahap-tahap suatu proses
-bagaimana proses terjadi (misalnya siklus hidup kupu-kupu).
Penjelasan kausal memberi perhatian penyebab peristiwa-peristiwa -mengapa proses
terjadi (misalnya mengapa gelombang pasang terjadi).
e. Teks Eksposisi
Eskposisi (penjelasan terperinci/perawian) adalah jenis teks persuasif yang berdebat
suatu kasus atau terhadap suatu sudut pandang tertentu.
Beberapa eksposisi membujuk pembaca untuk berpikir dengan cara tertentu dengan
menerima teori atau posisi.
Jenis lainnya membujuk pembaca untuk bertindak dengan cara tertentu.
f. Teks Diskusi
Fungsi sosial: digunakan untuk melihat suatu masalah dari berbagai perspektif, sebelum
membuat keputusan atau rekomendasi.
h. Teks Narasi
Fungsi sosial: untuk menyampaikan pesan tentang bagaimana seseorang
mengungkapkan kehidupan yang pernah dialami dalam suatu kejadian. Narasi sering
menyampaikan pesan tentang bagaimana orang-orang diharapkan untuk berperilaku
ketika dihadapkan pada jenis budaya tertentu kita
Struktur teks narasi: orientasi, komplikasi, evaluasi, dan resolusi.
66
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
i. Teks Tanggapan
Fungsi sosial: untuk meringkas, menganalisis, dan menanggapi sastra, teks karya seni
atau pertunjukan.
Teks ini dapat beupa respon pribadi atau reviu.
2. Teks Tanggapan
Teks Tanggapan Genre Tujuan
Tanggapan Pribadi Bereaksi emosional terhadap teks.
Mereviu Mengevaluasi teks, sastra visual, atau musik.
Panafsiran Menafsir/memaknai pesan sebuah teks.
Tanggapan Kritis Menanggapi pesan teks.
3. Teks Argumentasi
Teks Argumentasi Genre Tujuan
Eksposisi Mendebat suatu sudut pandang lingkungan
dan sosial.
Diskusi Mendikusikan dua atau lebih sudut pandang.
5. Teks Penjelasan
Penjelasan Genre Tujuan
Penjelasan yang Berurut. Menjelaskan suatu urutan.
Penjelasan. Menjelaskan beberapa penyebab.
Penjelasan Sebab-Akibat Menjelaskan efek ganda.
67
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
7. Teks Prosedur
Prosedur Genre Tujuan
Prosedur Bagaimana melakukan percobaan dan
pengamatan.
Penceritaan Prosedur Percobaan dan pengamatan.
68
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
STRUKTUR TEKS DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMA KLS X KURIKULUM 2013
1) Struktur Teks Laporan
Struktur teks laporan mencakup: pernyataan umum atau klasifikasi dan anggota atau
aspek yang dilaporkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut ini.
Struktur
Teks Laporan 2. Anggota/ aspek
Tujuan
Struktur
Teks Laporan 2. Langkah-langkah
Struktur 2. Argumentasi
Teks Eksposisi
69
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
1.Abstraksi
2.Orientasi
Struktur
Teks Anekdot 3. Krisis
4. Reaksi
5. Koda
Sumber:
1. Droga, Louis dan Humphrey, Sally. 2005. Grammar and Meaning An
Introduction for Primary Teachers. New South Wales, Australia: Target
Texts
2. Kemendikbud.2013 Permendikbud No.69. 2013. Tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum.
70
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
MATERI PELATIHAN 3
PERANCANGAN PELAKSANAAN DAN
PENILAIAN PEMBELAJARAN
3.1. Penerapan Pendekatan Saintifik dan Model-model
Pembelajaran Bahasa Indonesia
3.2. Perancangan Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia
3.3. Pelaporan Hasil Penilaian Pembelajaran dalam Rapor
71
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Perubahan pada proses pembelajaran kurikulum 2013 mencakup: a) berorientasi pada karakteristik
kompetensi yang mencakup: 1) sikap (Krathwohl): menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan, 2) keterampilan (Dyers): mengamati, menanya, mencoba, menalar,
menyajikan, dan mencipta, dan 3) pengetahuan (Bloom & Anderson): mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta; b) menggunakan pendekatan saintifik,
karakteristik kompetensi sesuai jenjang. c) mengutamakan Discovery Learning dan Project Based
Learning.
Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera
diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat
memuaskan. Perubahan pada penilaian mencakup: penilaian berbasis tes dan nontes (portofolio),
cara menilai proses dan output dengan menggunakan penilaian autentik, dan rapor memuat
penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan keterampilan .
Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari penerapan model-model pembelajaran dan
perancangan penilaian yang baik dengan cara berlatih menyusun contoh proses pembelajaran,
mengembangakan instrumen penilaian menggunakan berbagai model pembelajaran sesuai
Kurikulum 2013 dan mengolah nilai untuk rapor
Indikator
1. Merancang contoh penerapan pendekatan scientific pada pembelajaran Kimia.
2. Membuat contoh penerapan model model pembelajaran pada pembelajaran Kimia dan penilaiannya
3. Mengidentifikasi kaidah-kaidah perancangan penilaian
4. Merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran Kimia
5. Mengolah hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar.
Langkah Kegiatan
1. Perancangan Pembelajaran
72
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
2. Perancangan Penilaian
Diskusi
kelompok Kerja Presentasi hasil Penyimpulan
perancangan Kelompokmenyu kerja kelompok hasil diskusi
penilaian sun contoh dan dikomentari kelompok dan
sikap, instrumen oleh kelompok rangkuman
pengetahuan, penilaian yg baik lain hasil
keterampilan
73
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Lembar Kerja
LK- 3.1a
Kegiatan Pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Saintifik
1. Pelajari hand out dan contoh penerapan pendekatan saintifik pada pebelajaran bahasa
Indonesia
2. Isilah Lembar Kerja perancangan pembelajaran yang tersedia
3. Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda
4. Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain
Kompetensi Dasar :
Topik /Tema :
Sub Topik/Tema :
Tujuan Pembelajaran :
Alokasi Waktu :
Menanya
Mengumpulkan informasi
Mengasosiasikan
Mengkomunikasikan
74
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Catatan: Pada lembar kerja ini ada dua format model pembelajaran yaitu model Problem Based
Learning dan Discovery Learning jika Anda merancang model Lainnya silahkan sesuai sintak model
yang sesuai.
75
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Sub Topik :
Tujuan :
Alokasi Waktu : 1x TM
6. Generalization (menarik
kesimpulan/generalisasi)
76
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
R-3.1a-b
PERANCANGAN PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL PEMBELAJARAN
Rubrik perancangan penerapan saintifik dan perancangan model pembelajarandigunakan fasilitator
untuk menilai hasil rancangan peserta pelatihan dalam merancang contoh penerapan pendekatan
saintifik dan contoh rancangan model pembelajaran satu topik kimia.
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pelatihan pada LK -3.1a dan LK- 3.1b
2. Berikan nilai pada rancangan sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil rancangan
77
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Kompetensi Dasar 3.2 Membandingkan teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur
kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan
Tahapan
Kegiatan
Pembelajaran
1. Peserta didik membaca prosedur komplek teks eksposisi melalui buku
Mengamati teks halaman 36 dan 72
2. Peserta didik membaca informasi mengenai struktur prosedur komplek
dan teks eksposisi melalui buku teks halaman 38 dan 78
3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan
Menanya pelajaran
4. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, siswa memilih dan
merumuskan salah satu di antaranya (struktur dan ciri-ciri bahasa)
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa secara berkelompok untuk
mencari tahu tentang hal-hal yang berhubungan dengan struktur teks
hasil prosedur komplek dan teks eksposisi melalui kegiatan membaca
literatur di perpustakaan atau internet sekolah
Mengumpulkan
Informasi 6. Peserta didik membacaprosedur komplek dteks prosedur komplek dan
tek eksposisipada halaman 36 dan 72
7. Peserta didik mengenal dan mendiskusikan struktur teksprosedur
komplek dan teks eksposisi dan tersebut dengan menggunakan tugas
halaman 62 dan 98
8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa secara berkelompok untuk
mengolah informasi yang diperoleh dari hasil kegiatan sebelumnya
untuk memperluas, memperdalam, atau mencari solusi dari masalah
Mengasosiasikan terkait materi
9. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memverifikasi
sehingga dapat menemukan konsep tentang struktur teks hasil
observasi
10.Setelah menemukan kesimpulan, peserta didk membuat laporan dan
Mengkomunikasikan peserta didik dapat menyampaikan laporan hasil pengamatan struktur
teks hasil laporan observasi
78
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
B. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Pendahuluan (10 menit)
a. Peserta didik merespons salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi
dan pembelajaran sebelumnya
b. Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
c. Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan teknik serta bentuk penilaian yang akan dilaksanakan.
2. Kegiatan Inti (70 menit)
Guru membentuk kelompok (5-6 siswa dalam satu kelompok)
a. Mengamati fenomena- Tahap 1 Model Proyek
1) Peserta didik membaca contoh cerpen.
2) Peserta didik mengidentifikasi topik.
b. Menentukan pertanyaan mendasar- Tahap 2 Model Proyek
1) Peserta didik merumuskanlah pertanyaan yang esensial berkaitan dengan topik
tersebut.
2) Peserta mendiskusikan unsur intrinsik cerpen.
3) Peserta didik berdiskusi tentang struktur isi dan ciri bahasa cerpen
c. Menyusun jadwal perencanaan proyek- Tahap 3 Model Proyek
1) Peserta didik mencoba merumuskan pertanyaan tentang cerpen
2) Peserta didik mencoba menentukan unsur intrinsik cerpen
3) Peserta didik mencoba menentukan struktur dan bahasa cerpen.
4) Peserta didik menyusun rencana untuk membuat kliping cerpen dengan berbagai
topik.
d. Mengumpulkan data/ mengeksplorasi (Membuat jadwal untuk menyelesaikan proyek
tahap Model Proyek)
1) Peserta didik membuat jadwal untuk mengumpulkan cerpen.
79
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Pertemuan kedua
1. Pendahuluan (10 menit)
a. Salah seorang peserta didik memimpin berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing- masing.
b. Peserta didik mendapatkan motivasi.
c. Pendidik menyampaikan apersepsi dan kerangka acuan tentang rencana pembelajaran
yang akn dilakukan.
d. Peserta didik menyepakati kegiatan yang akan dilakukan.
2.Kegiatan Inti (70 menit)
Guru membentuk kelompok (5-6 siswa dalam satu kelompok)
a. Mengamati fenomena- Tahap 1 Model Proyek
i. Peserta didik menyimak film drama kehidupan
ii. Peserta didik mengidentifikasi tokoh, alur, latar, dan topik dikaitkan dengan
kehidupan nyata.
b. Menentukan pertanyaan mendasar- Tahap 2 Model Proyek
1) Peserta didik merumuskan pertanyaan yang penting untuk mengkritisi peristiwa yang
terjadi dalam film.
2) Peserta mendiskusikan unsur intrinsik film.
3) Peserta didik berdiskusi tentang struktur isi film.
c.Menyusun jadwal perencanaan proyek- Tahap 3 Model Proyek
1) Peserta didik merumuskan tema cerpen
2) Peserta didik menyusun kerangka alur cerpen
3) Peserta didik menyusun cerpen bersama
4) Peserta didik mencoba saling menukarkan cerpen dengan kelompok lain untuk
dikomentari.
5) Peserta didik mencoba membuat cerpen sendiri berdasarkan pengalaman.
d. Mengumpulkan data/ mengeksplorasi (Membuat jadwal untuk menyelesaikan proyek
Tahap 4 Model Proyek)
80
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
81
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
.
Pedoman Penskoran
Rubrik penilaian sikap
Rubrik Skor
sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam melakukan 1
kegiatan
menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan 2
tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten
menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang cukup 3
sering dan mulai ajeg/konsisten
menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan secara 4
terus-menerus dan ajeg/konsisten
2. Intrumen Pengetahuan
a. Tes Tertulis
Tulislah sebuah cerpen berdasarkan pengalamanmu!
b. Instrumen
1) Teknik : Penilaian Proyek
2) Bentuk : Skala penilaian
3) Instrumen
Mata Pelajaran :
Nama Proyek :
Alokasi Waktu :
Guru Pembimbing :
Nama :
NIS :
Kelas :
LEMBAR KERJA 1
JADWAL PENGAMATAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Objek Pengamatan :
Nama :
Kelas :
No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
1. Persiapan
82
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
2. Pelaksanaan
3. Pelaporan
LEMBAR KERJA 2
HASIL PENGAMATAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Objek Pengamatan :
Nama :
Kelas :
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
LEMBAR KERJA 3
LAPORAN PENGAMATAN
Mata Pelajaran :
Objek Pengamatan :
Nama :
Kelas :
Judul Cerpen
83
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
A. Langkah-langkah Pembelajaran
Tugas 1
jawablah terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
(1) Apakah kalian sudah berhak mengendarai kendaraan bermotor?
(2) Apakah kalian sudah memenuhi syarat untuk mempunyai surat izin mengemudi?
(3) Pernahkah kalian melihat orang terkena tilang atau pernahkah kalian sendiri terkena
tilang?
(4) Apa yang kalian lakukan jika ditilang?
(6) Jika pernah, kesalahan apa yang kalian lakukan sehingga kalian terkena tilang?
(7) Betulkah rendahnya kesadaran berlalu lintas menjadi penyebab utama terjadinya
pelanggaran?
(8) Betulkah tertib berkendara dengan mematuhi aturan dan rambu-rambu lalu lintas
merupakan cerminan karakter seseorang?
(9) Jelaskan bahwa pelanggaran lalu lintas dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain!
(10) Apa yang harus kalian lakukan pada saat melihat kecelakaan lalu lintas yang
pengendaranya terluka parah?
Tugas 2
APA YANG HARUS ANDA LAKUKAN JIKA TERKENA TILANG?
85
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
....................................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................
......
.........................................................................................................................
Sumber: http://www.beritabali.com/images/tilang-polisi.jpg
Gambar 2.1 Polisi lalu lintas
2 Pertama, kenali si petugas. Cobalah mengenali nama dan pangkat polisi yang tercantum di
pakaian seragamnya. Mereka mempunyai kewajiban menunjukkan tanda pengenal. Nama dan
pangkat polisi menjadi penting apabila polisi bertindak di luar prosedur. Jangan hentikan
kendaraan Anda jika ada orang berpakaian preman mengaku sebagai polisi lalu lintas
(polantas)!
3 Kedua, pahami kesalahan Anda. Tanyakanlah apa kesalahan Anda, pasal berapa yang dilanggar,
dan berapa dendanya. Sebagai pembimbing masyarakat, polisi harus
menjelaskan kesalahan pengendara agar kesalahan tersebut tidak terulang kembali. Alasan
pelanggaran dan besarnya denda juga harus berdasarkan hukum yang berlaku.
5 Keempat, jangan serahkan kendaraan atau STNK (surat tanda nomor kendaraan) begitu
saja. Polisi tidak berhak menyita kendaraan bermotor atau STNK, kecuali kendaraan bermotor
itu diduga hasil tindak pidana, pelanggaran itu mengakibatkan kematian, pengemudi tidak
dapat menunjukkan STNK, atau pengemudi tidak dapat menunjukkan SIM. Jadi, utamakanlah
SIM (surat izin mengemudi) sebagai surat yang ditahan oleh polantas!
86
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
6 Kelima, terima atau tolak tuduhan. Setiap pengemudi mempunyai dua alternatif terhadap
tuduhan pelanggaran yang diajukan polantas, yaitu menerima atau menolak tuduhan
tersebut. Apabila menerima tuduhan, Anda harus bersedia membayar denda ke bank. Anda
akan diberi surat tilang berwarna biru. Tanda tanganilah surat bukti pelanggaran berlalu lintas
itu. Di baliknya terdapat bukti penyerahan surat atau kendaraan yang dititipkan. Surat atau
kendaraan yang ditahan dapat diambil jika Anda dapat menunjukkan bukti pembayaran
denda. Jika menolak tuduhan, katakan keberatan Anda dengan sopan. Anda akan diberi
surat bukti pelanggaran berlalu lintas berwarna merah sebagai undangan untuk mengikuti
sidang. Penentuan hari sidang memerlukan waktu 5--12 hari. Barang sitaan baru dapat
dikembalikan kepada pelanggar setelah ada keputusan hakim.
(Diadaptasi dari sumber samsat dan kepolisian)
Tugas 3
Mendiskusikan Langkah-Langkah dalam Teks Prosedur Cara Membuat Email
Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan teks itu! Agar lebih mudah, diskusikanlah
dengan teman-teman kalian dalam kelompok yang terdiri atas tiga atau lima orang.
Sebenarnya cara membuat email itu tidak begitu sulit, paling tidak sampai satu jam untuk
membuat satu akun email. Namun biasanya yang agak sulit itu ketika id yang kita inginkan
tidak tersedia atau mungkin sudah terpakai orang lain, itu menyebabkan kita bingung mau
pakai id apa. Nah, saran dari saya gunakan id yang anda inginkan kemudian tambahi angka 00
atau 123 dibelakang id anda. Kenapa angka 00 atau 123, sebenarnya biar mudah diingat saja,
bisa disesuaikan dengan keiinginan anda saja.
87
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Kemudian isikan data Anda pada form seperti dibawah ini ( ganti bahasa klik pojok kanan
bawah )
o Nama Dii nama depan dan nama belakang, misal tidak punya nama belakang kosongi saja
o Pilih Nama Pengguna Anda Ini adalah id yang akan anda gunakan sebagai alamat anda, jadi
usahakan yang mudah diingat dan unik
o Buat Sandi Masukkan password yang mudah anda ingat dan usahakan panjang, campuran
dari huruf dan angka
o Konfirmasi Sandi Ketikkan ulang password yang sudah anda isikan di form Buat Sandi
o Tanggal Lahir Diisi tanggal kelahiran anda
o Gender Pilih jenis kelamin anda
o Ponsel Ketikkan nomor ponsel anda, usahakan yang masih aktif dan bisa dihubungi
o Alamat Email Anda Saat Ini Masukkan alamat email anda yang lain jika ada, kalau tidak ada
kosongi saja
o Kemudian ketikkan dua kata pada form terakhir untuk membuktikan bahwa anda bukanlah
sebuah robot.
o Lokasi Isi sesuai lokasi atau negara anda
o Centang Saya Menyetujui Persyaratan Google
o Centang Personalisasi Google
o Terakhir klik tombol Langkah Berikutnya
Kemudian akan ada verifikasi nomor hp anda, bisa pilih sms atau pesan suara
Lalu masukkan kode yang sudah anda terima dari Gmail untuk melanjutkan ke tahap
berikutnya
Langkah selanjutnya setelah pengisian data diri anda adalah tahap pemasangan photo, jika
belum punya bisa dilewati saja dengan klik Langkah Berikutnya
Sampai tahap ini poroses pembuatan email sudah selesai, klik "Langkah Selanjutnya" dan
anda akan langsung masuk ke akun email anda yang baru
88
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
http://caramembuat123.blogspot.com/2013/04/cara-membuat-email.html
Tugas 4
Menerapkan Kalimat Perintah dalam Teks Prosedur
Kalimat imperatif berfungsi untuk meminta atau melarang seseorang untuk melakukan sesuatu.
Berikut ini adalah contoh-contoh kalimat imperatif yang diambil dari teks prosedur itu.
C. Penilaian
1. Penilaian proses
Penilaian Observasi
Pedoman Penskoran
Rubrik penilaian sikap
Rubrik Skor
sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam melakukan 1
kegiatan
menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan 2
tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten
menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang cukup 3
sering dan mulai ajeg/konsisten
menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan secara 4
terus-menerus dan ajeg/konsisten
2.Penilaian Hasil
89
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
a. Penilaian Pengetahuan
No Bentuk
Indikator Pencapaian Teknik
Penilaia Instrumen
Kompetensi Penilaian
n
1. Menjelaskan struktur Tes tertulis uraian Jelaskan struktur teks prosedur kompleks
teks prosedur
kompleks
2. Menjelaskan ciri Tes tertulis uraian Jelaskan ciri bahasa teks prosedur
bahasa teks prosedur kompleks beserta contohnya!
kompleks
b. Penilaian Keterampilan
3. Menjawab Tes tertulis uraian a. Apa yang Anda lakukan jika terkena
pertanyaan yang tilang?
berhubungan dengan b. Apakah kalian pernah disidang karena
isi teks prosedur terkena tilang?
kompleks
4 Mengungkapkan Tes tertulis uraian Ungkapkan kembali isi teks prosedur
kembali isi teks kompleks dengan bahasa sendiri!
prosedur kompleks
dengan bahasa
sendiri
A. Pedoman Penskoran
No. Soal Petunjuk Penskoran Skor
1. Tepat 3
Kurang tepat 2
Tidak tepat 1
2. Tepat 3
Kurang tepat 2
Tidak tepat 1
3. Tepat 3
Kurang tepat 2
Tidak tepat 1
4 Tepat 3
Kurang tepat 2
Tidak tepat 1
Keterangan
Nilai = Perolehan skor x 4 =
2. Intrumen Pengetahuan
Tes Tertulis
Tulislah sebuah cerpen berdasarkan pengalamanmu!
3. Instrumen
a. Teknik : Penilaian Pengetahuan
b. Bentuk : Skala penilaian
c. Instrumen
90
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Mata Pelajaran :
Nama Proyek :
Alokasi Waktu :
Guru Pembimbing :
betul
Nama :
NIS :
Kelas :
91
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
B. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Pemberian rangsangan
Peserta didik membaca contoh teks ulasan film/drama dan teks resensi kumpulan cerpen.
Identifikasi masalah
Peserta didik menanyakan butir-butir penting terkait struktur isi, ciri bahasa, dan tujuan
komunikasi teks ulasan film/drama yang dibaca.
Peserta didik menanyakan butir-butir penting terkait struktur isi, ciri bahasa, dan tujuan
komuniaksi teks resensi kumpulan cerpen yang dibaca.
Merumuskan hipotesis
Peserta didik mencoba menjawab pertanyaan tentang struktur isi dan ciri bahasa teks ulasan
film/drama dan teks resensi kumpulan cerpen.
Mengumpulkan data untuk membuktikan kebenaran hipotesis
Melalui diskusi kelompok, peserta didik mendiskusikan persamaan teks ulasan film/drama dan
teks resensi kumpulan cerpen dilihat dari struktur isi dan ciri bahasanya dengan dengan
menggali data pada teks yang telah dibaca.
Melalui diskusi kelompok, peserta didik mendiskusikan perbedaan teks ulasan film/drama dan
teks resensi kumpulan cerpen dilihat dari struktur isi dan ciri bahasanya dengan menggali data
pada teks yang telah dibaca.
Peserta didik menyampaikan hasil diskusi kelompok dalam diskusi kelas.
Peserta didik memberi tanggapan baik berupa pertanyaan, sanggahan atau dukungan secara
santun
Penguatan dari pendidik.
Menarik Simpulan/Generalisasi
Peserta didik menarik simpulan dan merevisi temuannya tentang persamaan dan perbedaan
teks ulasan film/drama dengan teks resensi kumpulan cerpen kemudian dipajang di majalah
dinding kelas.
Peserta didik membuat rangkuman.
Peserta didik dengan panduan pendidik melakukan refleksi, misalnya mereviu bagian mana yang
perlu dijelaskan lebih lanjut.
Peserta didik mencatat informasi tentang tugas untuk pertemuan kedua, yaitu tiap kelompok
menonton satu film/drama.
Salah seorang peserta didik memimpin berdoa untuk mengakhiri pembelajaran.
92
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Pertemuan Kedua
Pemberian rangsangan
Identifikasi masalah Tiap kelompok telah memilih dan menonton satu tayangan film/drama.
Melalui diskusi kelompok, peserta didik menanyakan kerangka isi teks ulasan film/drama.
Melalui diskusi kelompok, peserta didik menanyakan aspek-aspek yang hendak diulas pada
film/drama yang telah ditonton.
Merumuskan hipotesis/jawaban sementara
Tiap kelompok, merumuskan kerangka isi teks ulasan film/drama.
Tiap kelompok mendiskusikan aspek-aspek yang hendak diulas pada film/drama yang telah
ditonton.
Tiap kelompok menyusun draf ulasan film/drama sesuai dengan kerangka isi yang telah disusun
Peserta didik dengan bimbingan pendidik membuat rangkuman.
Peserta didik dengan bimbingan pendidik melakukan refleksi, misalnya menanyakan kesulitan
yang dialami siswa dalam proses pembelajaran.
Peserta didik diminta untuk melanjutkan hasil penulisannya secara kelompok melalui tugas
terstruktur.
Peserta didik diberitahu untuk menyajikan karya ulasan film/drama yang telah ditulis pada
pertemuan berikutnya.
Salah seorang peserta didik memimpin berdoa untuk mengakhiri pembelajaran.
Pertemuan Ketiga
mengumpulkan data untuk membuktikan kebenaran hipotesis
1. Tiap kelompok memajang teks ulasan film/drama yang telah ditulis.
2. Tiapa kelompok memilih salah satu hasil karya dari kelompok lain untuk dinilai.
3. Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil penilaian terhadap kelompok lain.
4. Peserta didik memberi tanggapan baik berupa pertanyaan, sanggahan atau dukungan secara
santun.
5. Penguatan dari pendidik.
Menarik Simpulan/Generalisasi
Peserta didik menarik simpulan tentang ulasan film/drama yang baik.
Peserta didik merevisi teks ulasan film/drama secara mandiri dan memajangnya di jejaring
sosial.
Peserta didik menyusun rangkuman dengan bimbingan pendidik.
Peserta didik melakukan refleksi, misalnya mengungkapkan kesulitan yang dialami dalam proses
pembelajaran.
Peserta didik diminta mengemukakan tanggapannya tentang kemampuannya dalam menulis
teks ulasan film/drama.
Salah seorang siswa memimpin berdoa untuk mengakhiri pembelajaran.
H. PENILAIAN
1. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
Observasi Lembar pengamatan sikap dan rubrik
Tes Tulis Tes uraian, menemukan persamaan dan perbedaan teks
ulasan film/drama dan resensi kumpulan cerpen dan Rambu-
rambu jawaban
Tes Praktik-Proyek Menulis teks ulasan film/drama, rubrik penilaian
93
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
2. Contoh Instrumen
2.1 Istrumen Sikap
Lembar Pengamatan Sikap
94
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Teks A
[Review] '99 CAHAYA DI LANGIT EROPA'
KapanLagi.com - Oleh: Adi Abbas Nugroho
Keputusan Hanum (Acha Septriasa) menetap di Wina, Austria, adalah hal yang mutlak. Ia
tak bisa meninggalkan Rangga (Abimana Aryasatya), sang suami yang mendapatkan
beasiswa di salah satu universitas, hidup sendirian di negeri Mozart tersebut.
Awalnya memang ia mengisi hari-hari dengan berkeliling Wina, namun ketika kegiatan itu
menjadi membosankan, keinginan untuk pulang ke Indonesia menjadi semakin besar.
Namun rasa rindu terhadap tanah air itu lenyap ketika Hanum bertemu dengan Fatma
(Raline Shah), wanita asal Turki beranak satu. Berawal dari sama-sama mengikuti kelas
bahasa Jerman, keduanya menjadi akrab lantaran sering menghabiskan waktu mengenal
Islam lewat tempat-tempat eksotik di Wina.
Bersama Fatma, Hanum seperti disadarkan akan sesuatu. Terutama bagaimana hidup
sebagai agen Islam di negeri orang. Masalah bermula ketika Fatma tiba-tiba hilang begitu
ia pulang dari Paris. Ke manakah Fatma?
95
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
99 CAHAYA DI LANGIT EROPA adalah film yang diadaptasi berdasar buku best seller karangan
Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Drama produksi Maxima Pictures ini disutradarai
oleh Guntur Soeharjanto menggunakan naskah olahan Alim Sudio bersama Hanum dan Rangga.
Sebagai tontonan adaptasi bernuansa Islami, film ini berhasil membawa ruh buku ke dalam filmnya.
Sedikit preachy di beberapa bagian, namun mampu membuai sasaran penonton yang dituju
dengan mulus. Visualisasi yang ditampilkan begitu cantik bersinergi dengan napas cerita yang
memang menyorot tempat-tempat menawan di Wina dan Paris.
Tak hanya berbicara lewat gambar, jajaran pemain mampu berakting dengan baik. Dari Acha
Septriasa, Abimana Aryasatya, Dewi Sandra sampai Raline Shah sebagai Fatma. Tak hanya itu,
kehadiran Alex Abbad memerankan Khan, muslim fanatik asal India serta Steffan pria agnostik yang
diplot pada Nino Fernandez, berhasil memberi highlite tersendiri.
Kekurangan film yang paling tampak adalah pada urusan naskah. Sebagai bagian pertama dari
dwilogi yang direncanakan, ceritanya kurang mengikat emosi. Namun tetap saja, ada hal menarik
yang akan di dapat ketika keluar dari bioskop. Selain ingin berjalan-jalan ke luar negeri, muncul
keinginan untuk mengenal Islam lebih dekat.
(http://www.kapanlagi.com/film/indonesia/review-99-cahaya-di-langit-eropa-452bf9.html
Teks B
Resensi Kumpulan Cerpen
96
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
tema-tema unik yang tidak disentuh pengarang lain. Mulai dari mobilnya yang bisa balas dendam,
pertama kali nembak cewek, masuk operasi karena canthengan, kisah lucunya tentang kolor, putus
cinta dengan pacarnya, sakit di rantau. Kesamaan dari seluruh tema yang dingkat adalah cara
penyikapan yang optimis terhadap semua kejadian. Semua pengalaman sedih, senang, atau lucu
selalu dibahas dengan semangat optimis.
Plot yang digunakan penulis kebanyakan menggunakan alur mundur. Dari kejadian di kelas,
temannya ngomong gak suka anak kecil, penulis mengingat dan menceritakan peristiwa yang
dialaminya dengan anak kecil di Perth tempat dia homestay. Dari deskripsi kebiasaan ayahnya
membeli celana dalam, penulis ingat dan menceritakan pengalaman lucunya waktu TK berkaitan
dengan celana dalam.
Meskipun kocak, nilai-nilai disisipkan penulis secara eksplisit dalam berbagai cerpennya.
Misalnya, pada cerpen Cinta Brontosaurus dia mengkritik cinta orang dewasa yang banyak tuntutan:
agama harus sama, harus punya pekerjaan tetap, harus bisa membuat nyaman, dan sebagainya.
Orang dewasa banyak pertimbangan dalam bercinta. Seharusnya mencintai itu tidak banyak
pertimbangan dan tuntutan. Pada cerpen Di Balik Jendela, dia mengungkapkan sebesar apapun
masalah kita orang lain akan tetap berjalan maju. Tidak ada yang memahami dan banyak lagi.
Masalah yang dihadapi harus ditangani sendiri. Pada Kantong Ajaib dia memberikan makna
mencintai adalah dapat menerima apa adanya dan bukan menuntut orang yang kia cintai menjadi
seperti yang kita inginkan.
Karakter tokoh aku yang disajikan pengarang konsisten pada semua cerpen.Tokoh aku yang
tergambar dalam keseluruhan cerpen adalah slengekan, humoris, konyol, tapi hangat dalam
bergaul. Penggambaran watak tokoh dilakukan melalui kekuatan dialog dan narasi pengarang.
Gaya bahasa pada kumpulan cerpen sangat segar, sesuai dengan sasaran pembacanya. Pilihan
kata khas cuek kulitnya item langsat, kalo senyum kayak ngelempar lembing tepat ke dada gue,
bule berbicara seperti orang kumur-kumur nggak bisa disaring kuping, seperti habis digampar pakai
linggis giginya habis. Sistha meskipun cemberut masih cantik. Beda dengan Pito yang meskipun
ketawa tetap aja kayak baru kesiram air panas. Rumus cinta saya adalah X + Mak Comblang = Y.
Gaya bahasanya kocak habis. Bentukan bentukan kata yang tak lazim banyak dijumpai. Misalnya,
diperlakukan melanggar perikemobilan, wajahnya lebih mementeri, umat mobil, dan masih banyak
lagi bentukan baru yang tidak lazim.
Kumpulan cerpen ini layak dibaca para remaja yang ingin mendapat hiburan dan sekaligus
belajar menyikapi hidup secara arif. Seperti harapan pengarangnya, buku ini ditulis untuk mengajak
pembaca selalu tertawa sambil merenungi pengalaman hidup yang dialami. Kalau mau tertawa
sambil belajar hidup, bacalah dan renungkan kumpulan cerpen ini. Cocok untuk remaja yang
sedang mencari jati diri.
Rubrik Penilaian Tes Uraian
Skor Deskripsi
1 Belum menemukan persamaan/perbedaan
2 Menemukan persamaan/perbedaan tanpa disertai bukti
3 Menemukan persamaan/perbedaan disertai bukti
Nilai: Skor Perolehan
------------------------- X 4 :
97
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
98
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Lembar Kerja
LK-3.2
Format:
Identitas Materi
99
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
4. ................................................................
2.........................................................................................
Topik/Materi : .......................................................
b. Penilaian Diri
d. Jurnal
a. Tes Tertulis
- Pilihan Ganda
- Uraian
b. Tes Lisan
c. Tes Penugasan
a. Tes Praktik
100
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
b. Tes Proyek
- Proyek
- Produk
c. Portofolio
R- 3.2
101
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
102
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Pada Kurikulum 2013, penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk
menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Untuk
melengkapi perangkat pembelajaran bahasa Indonesia dengan suatu model, diperlukan jenis-jenis
penilaian yang sesuai. Pada uraian berikut disajikan beberapa contoh penilaian sikap, pengetahuan
dan keterampilan pada pembelajaran bahasa Indonesia. Anda dapat mengembangkan lagi sesuai
dengan topik dan kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik.
A. Penilaian Sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang
dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup
yang dimiliki oleh seseorang. Penilaian sikap yang dapat dilakukan oleh para guru dengan menilai
perilaku sehingga penilaian sikap dilakukan dengan cara observasi perilaku. Perilaku seseorang pada
umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Kompetensi sikap pada
pembelajaran bahasa Indonesia yang harus dicapai peserta didik sudah terinci pada KD dari KI 1
dan KI 2.
Berdasarkan Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian, pendidik melakukan
penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri (self assessment), penilaian teman
sejawat (peer assessment) oleh peserta didik, dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk
observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian
(rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
1. Penilaian kompetensi sikap melalui observasi
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : .....................
Topik/Subtopik : ..............................
Indikator : Peserta didik menunjukan perilaku jujur, tanggung jawab, dan santun dalam
menanggapi secara pribadi hal-hal atau kejadian berdasarkan hasil observasi
Berikan skor pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan .
1. jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan
2. jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan
3. jika sering berperilaku dalam kegiatan
103
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
1.
2.
3.
Penilaian sikap untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus berikut
Dengan predikat:
PREDIKAT NILAI
Sangat Baik ( SB) 80 AB 100
Baik (B) 70 B 79
Cukup (C) 60 C 69
Kurang (K) <60
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan keadaan
dirimu yang sebenarnya.
No Pernyataan YA TIDAK
104
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
5 .
5 ......................................
Keterangan:
1. Perilaku/sikap pada instrumen di atas ada yang positif (no 1.2dan 4) dan ada yang negatif (no 2)
Pemberian skor untuk perilaku positif = 2, Tidak = 1. Untuk yang negatif Ya = 1 dan Tidak = 2
2. Selanjutnya guru dapat membuat rekapitulasi hasil penilaian menggunakan format berikut.
Skor perilaku/sikap
No Nama Jumlah Nilai
1 2 3 4 5
1 .
2 Ami 2 2 1 2 2 9
105
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Kelebihan yang ada pada jurnal adalah peristiwa/kejadian dicatat dengan segera. Dengan demikian,
jurnal bersifat asli dan objektif dan dapat digunakan untuk memahami peserta didik dengan lebih
tepat. Sementara itu, kelemahan yang ada pada jurnal adalah reliabilitas yang dimiliki rendah,
menuntut waktu yang banyak, perlu kesabaran dalam menanti munculnya peristiwa sehingga dapat
mengganggu perhatian dan tugas guru, apabila pencatatan tidak dilakukan dengan segera, maka
objektivitasnya berkurang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah:
a. Catatan atas pengamatan guru harus objektif
b. Pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah kejadian / peristiwa
yang berkaitan dengan Kompetensi Inti.
c. Pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda-tunda)
Contoh Jurnal
Model Pertama
Petunjuk pengisian jurnal (diisi oleh guru):
1) Tulislah identitas peserta didik yang diamati, tanggal pengamatan dan aspek yang diamati
oleh guru.
106
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
2) Tuliskan kejadian-kejadian yang dialami oleh Peserta didik baik yang merupakan kekuatan
maupun kelemahan Peserta didik sesuai dengan pengamatan guru terkait dengan
Kompetensi Inti. Tulislah dengan segera kejadian
3) Setiap kejadian per anak ditulis pada kartu yang berbeda.
4) Simpanlah kartu tersebut di dalam folder masing-masing Peserta didik
Jurnal
Tanggal: .
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................
Model Kedua
Petunjuk pengisian jurnal sama dengan model ke satu (diisi oleh guru)
Contoh Format Jurnal
Jurnal
Nama Peserta Didik : ..
Aspek yang diamati : ..
B. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dapat berupa tes tulis dan lisan. Insterumen tes tulis umumnya
menggunakan soal pilihan ganda dan soal uraian. Pada pembelajaran kimia yang menggunakan
pendekatan scientific, instrumen penilaian harus dapat menilai keterampilan berpikir tingkat tinggi
(HOTS,HigherOrder thinkingSkill) menguji proses analisis, sintesis, evaluasi bahkan sampai kreatif.
Untuk menguji keterampilan berpikir peserta didik, soal-soal untuk menilai hasil belajar
bahasa Indonesia dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik menjawab soal melalui proses
berpikir yang sesuai dengan kata kerja operasional dalam taksonomi Bloom. Misalnya untuk menguji
ranah analisis peserta didik pada pembelajaran bahasa, guru dapat membuat soal dengan
menggunakan kata kerja operasional yang termasuk ranah analisis seperti menganalisis, mendeteksi,
107
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
C.Penilaian Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut
peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik,
projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian
(rating scale) yang dilengkapi rubrik. Rubrik adalah daftar kriteria yang menunjukkan kinerja, aspek-
aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai, dan gradasi mutu, mulai dari tingkat yang paling
sempurna sampai yang paling buruk.Rubrik kunci adalah rubrik sederhana berisi seperangkat
kriteria yang menunjukkan indikator esensial paling penting yang dapat menggambarkan capaian
kompetensi peserta didik.
Soal Uraian
Indikator : Menyusun prosedur cara membuat botol kaca
Soal : Urutkanlah prosedur dibawah ini dengan memberikan angka!
..... Setelah itu, campuran adonan itu dibentuk menjadi botol dengan cetakan.
..... Kadang-kadang pecahan kaca ditambahkan.
..... Akhirnya, botol-botol itu siap untuk digunakan.
..... Selanjutnya, untuk memperkuat kaca botol-botol tersebut, botol-botol itu dipanaskan kembali,
lalu didinginkan.
..... Pertama, ketiga bahan tersebut dicampur secara proporsional.
..... Kaca untuk botol dibuat dari pasir, batu gamping, dan abu soda dengan menempuh langkah
langkah sebagai berikut.
..... Setelah itu, campuran itu dipanaskan dalam tungku pada suhu yang sangat tinggi.
..... Lalu, adonan kaca diproduksi
108
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Jumlah 100
1. Penilaian Proyek
Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Untuk itu, guru
perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain,
pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil
penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Penilaian dapat menggunakan
instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian. Aspek yang dinilai
disesuaikan dengan tugas proyek.
Contoh penilaian proyek
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas/Semester VII/1
Materi Pokok Teks Hasil Observasi
Kompetensi Dasar Memproduksi teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur
kompleks, dan negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks
yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan
Rumusan Tugas Lakukan observasi atau pengamatan mengenai permasalahan sosial yang
berkembang pada masyarakat di lingkungan sekitar tempat tinggalmu.
Tuliskan rencana pengamatanmu, lakukan, dan buatlah laporannya.
Dalam membuat laporan perhatikan latar belakang, perumusan masalah,
kebenaran informasi/data, kelengkapan data, sistematika laporan,
penggunaan bahasa, dan tampilan laporan!
109
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
e. Ejaan
f. Tampilan
TOTAL SKOR
3. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya
peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat,
perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus menerus
perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan
demikian penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses dan
pencapaian hasil belajar peserta didik.Portofolio merupakan bagian terpadu dari pembelajaran
sehingga guru mengetahui sedini mungkin kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam menguasai
kompetensi pada suatu tema.
Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio.
- masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di dalamnya memuat hasil belajar
siswa setiap muatan pelajaran atau setiap kompetensi.
- menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulkan/disimpan.
- sewaktu waktu peserta didik diharuskan membaca catatan guru yang berisi komentar, masukan
dan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka memperbaiki hasil
kerja dan sikap.
- peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan guru.
- catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik perlu diberi tanggal,
sehingga perkembangan kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat.
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan
dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja
peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta
didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi
yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.
Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap
terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang relevan dengan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang dituntut oleh topik atau muatan pelajaran tertentu. Fokus penilaian portofolio
adalah kumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode
pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik
sendiri.
Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta
didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat,
komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-
lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai
dengan tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini.
- Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
- Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.
- Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru
menyusun portofolio pembelajaran.
110
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
- Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai
catatan tanggal pengumpulannya.
- Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
- Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang
dihasilkan.
- Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio
PENGOLAHAN DAN PELAPORAN NILAI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA LK- 3.3
PETUNJUK KEGIATAN
Tujuan Kegiatan : Melalui kegiatan ini, peserta mampu mengolah hasil penilaian proses dan hasil
belajar ke dalam laporan hasil belajar.
Langkah Kegiatan:
1. Pelajari prosedur pengolahan nilai rapor dan format rapor pada dokumen Penilaian Hasil
Belajar SMA
2. Rancanglah contoh nilai proses dan hasil belajar seorang peserta didik yang meliputi penilaian
sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk mata pelajaran kimia selama satu semester
3. Olah masing-masing nilai menjadi nilai rapor dan predikatnya
4. Buatlah deskripsi untuk masing-masing capaian kompetensi
5. Masukkan kedalam format rapor
Rubrik pengolahan ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil rancangan peserta pelatihan dalam
pengolahan nilai rapor.
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pelatihan pada LK -3.3
2. Berikan nilai pada rancangan pengolahan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan
sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil rancangan nilai rapor yang dibuat peserta
pelatihan
PERINGKAT NILAI KRITERIA
Baik (B) 80 < B 90 Hasil rancangan pengolahan penilaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan tepat,dua deskripsi capaian kompetensi sesuai
111
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013tentang
Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan bahwa hasil penilaian oleh pendidik dan satuan
pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orang tua
dan pemerintah.
Standar Penilaian Pendidikan pun menyebutkan bahwa laporan hasil penilaian oleh pendidik
berbentuk:
1. Nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan serta
keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu.
2. Deskripsi sikap diberikanuntuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.
3. Penilaian oleh masing-masing pendidik secara keseluruhan dilaporkan kepada orang tua/wali
peserta didik dalam bentuk Laporan Pencapaian kompetensi Peserta Didik.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 66 Tahun 2013 Bab II, Bagian E poin e nomor 1) dan
2) menyatakan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
atas laporan hasil penilaian oleh pendidik yang berbentuk:
1. Nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan
keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu.
2. Deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.
Penilaian oleh pendidik dilaksanakan secara berkesinambungan (terus- menerus) untuk memantau
proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian oleh pendidik pada dasarnya
digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, dasar memperbaiki proses
pembelajaran, dan bahan penyusunan laporan kemajuan pencapaian kompetensi peserta didik.
Laporan pencapaian kompetensi peserta didik merupakan dokumen penghubung antara sekolah
dengan orang tua peserta didik maupun dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk
mengetahui kompetensi peserta didik. Oleh karena itu, laporan pencapaian kompetensi peserta
didik harus komunikatif, informatif, dan komprehensif (menyeluruh) sehingga dapat memberikan
gambaran mengenai pencapaian kompetensi peserta didik dengan jelas dan mudah dimengerti.
Penilaian setiap mata pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan, dan
kompetensi sikap. Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan menggunakan skala 14
(kelipatan 0.33), yang dapat dikonversi ke dalam Predikat A - D sedangkan kompetensi sikap
112
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K), seperti pada Tabel 1 di
bawah ini.
Penilaian yang dilakukan untuk mengisi laporan pencapaian kompetensi ada 3 (tiga) macam, yaitu:
1. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik)
b. Penilaian Pengetahuan terdiri atas:
1) Nilai Harian (NH)
2) Nilai Ulangan Tengah Semester (UTS)
3) Nilai Ulangan Akhir Semester (UAS)
c. Nilai Harian (NH) diperoleh dari hasil ulangan harian yang terdiri dari: tes tulis, tes lisan,
dan penugasan yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran satu Kompetensi Dasar
(KD).
d. Nilai Ulangan Tengah Semester (NUTS) diperoleh dari hasil tes tulis yang dilaksanakan
pada tengah semester. Materi Ulangan Tengah Semester mencakup seluruh kompetensi
yang telah dibelajarkan sampai dengan saat pelaksanaan UTS.
113
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
e. Nilai Ulangan Akhir Semester (NUAS) diperoleh dari hasil tes tulis yang dilaksanakan di
akhir semester. Materi UAS mencakup seluruh kompetensi pada semester tersebut.
f. Penghitungan Nilai Pengetahuan diperoleh dari rata-rata Nilai Proses (NP), Ulangan
Tengah Semester (UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS)/Ulangan Kenaikan Kelas (UKK)
yang bobotnya ditentukan oleh satuan pendidikan.
g. Penilaian Kompetensi pengetahuan dapat menggunakan rentang nilai seperti pada tabel
2 untuk membantu guru dalam menentukan nilai.
Tabel 2 : Rentang Nilai Kompetensi Pengetahuan
No. Nilai Predikat
1 0,00 Nilai 1,00 D
2 1,00 Nilai 1,33 D+
3 1,33 Nilai 1,66 C-
4 1,66 Nilai 2,00 C
5 2,00 Nilai 2,33 C+
6 2,33 Nilai 2,66 B-
7 2,66 Nilai 3,00 B
8 3,00 Nilai 3,33 B+
9 3,33 Nilai 3,66 A-
10 3,66 Nilai 4,00 A
114
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
peningkatan dalam .... ( dilihat dari Nilai Harian yang kurang baik
atau
pengamatan dalam penilaian proses ).
2. Penilaian Keterampilan
a. Penilaian Keterampilan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik).
b. Penilaian Keterampilandiperoleh melalui penilaian kinerja yang terdiri atas:
1) Nilai Praktik
2) Nilai Portofolio
3) Nilai Proyek
c. Penilaian Keterampilan dilakukan pada setiap akhir menyelesaikan satu KD.
d. Penentuan Nilai untuk Kompetensi Keterampilan menggunakan rentang nilai seperti
penilaian Pengetahuan pada tabel 2
e. Penghitungan Nilai Kompetensi Keterampilan adalah dengan cara:
1) Menetapkan pembobotan dan rumus penghitungan
2) Menggunakan skala nilai 0 sd 100.
3) Pembobotan ditetapkan oleh Satuan Pendidikan dengan mempertimbangkan
karakteristik sekolah dan peserta didik.
4) Nilai Praktik disarankan diberi bobot lebih besar dari pada Nilai Portofolio dan Proyek
karena lebih mencerminkan proses perkembangan pencapaian kompetensi peserta
didik.
5) Rumus:
6) Contoh Penghitungan
Pembobotan 2 : 1 : 1 untuk Nilai Praktik : Nilai Portofolio : Nilai Proyek (jumlah
perbandingan pembobotan = 4
Siswa A memperoleh nilai pada Mata Pelajaran Agama dan Budi pekerti sebagai
berikut :
Nilai Praktik = 80
Nilai Portofolio = 75
Nilai Proyek = 80
Nilai Rapor = (2x800 + (1x75) + (1x80) X 4
400
= (160+75+80) X 4
400
Nilai Rapor = (315:400) X 4
Nilai Konversi = 3,15 = B+
Deskripsi = sudah baik dalam mengerjakan praktik dan proyek, namun
masih perlu ditingkatkan kedisiplinan merapikan tugas-
tugas dalam satu portofolio.
115
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
3. Penilaian Sikap
a. Penilaian Sikap (spiritual dan sosial) dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik)
b. Penilaian Sikapdiperoleh menggunakan instrumen:
1) Penilaian observasi
2) Penilaian diri sendiri
3) Penilaian antar peserta didik
4) Jurnal catatan guru
c. Nilai Observasi diperoleh dari hasil Pengamatan terhadap Proses sikap tertentu pada
sepanjang proses pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD)
d. Untuk penilaian Sikap Spiritual dan Sosial (KI-1danKI-2) menggunakan nilai Kualitatif
seperti pada tabel 3 sebagai berikut:
117
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
MATERI PELATIHAN 4
PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING
118
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Proses pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013 mengacu pada pendekatan dan model yang
sesuai dengan standar proses, penilaian dan standar implementasi pada pembelajaran. Untuk
memenuhi hal tersebut guru harus berlatih mulai dari perencanaan pembelajaran sampai
pelaksanaannya. Pada pelatihan ini disajikan materi Praktik Pembelajaran Terbimbing dengan
tujuan agar guru dapat berlatih menyajikan pembelajaran di kelas yang sesuai dengan standar yang
telag ditetapkan melalui pengamatan video, penyusunan RPP, dan praktik pembelajaran (
peerteaching)
2. Menyusun RPP yang menerapkan pendekatan saintifik sesuai model belajar yang relevan
dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional, maupun intelektual
3. Melaksanakan pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun,
intelektual.
Indikator
Langkah Kegiatan
1. Analisis Video
Mengamati Kerja
tayangan video kelompok
Penyimpulan
pembelajaran mengidentifik Presentasi hasil
hasil diskusi
asi aspek diskusi analisis
kelompok dan
aspek kegiatan tayangan video
rangkuman hasil
pembelajaran
pada video
119
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
2. Penyusunan RPP
Mendiskusikan
Telah RPP hasil Presentasi RPP
rambu-rambu
Kerja Kelompok kerja kelompok lain yang telah
penyusunan
menyusun RPP dan merevisi RPP direvisi dan
RPP yang sesuai
untuk satu KD berdasarkan hasil Penyimpulan
standar Proses
telaah hasil diskusi
3. Peer Teaching
Mempraktikkan
Diskusi tentang
pembelajaran Melakukan refleksi Penyimpulan
instrumen
sesuai dengan terhadap hasil diskusi dan
penilaian
RPP yang telah pelaksanaan peer rangkuman hasil
pelaksanaan
disusun melalui teaching peer teaching
pembelajaran
peer teaching
120
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
PETUNJUK KEGIATAN
Kompetensi: Mampu mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan
saintifik
Langkah Kegiatan:
121
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
122
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
123
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Jumlah
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
124
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Rubrik penilaian analisis video pembelajaran digunakan fasilitator untuk menilai hasil analisis
peserta terhadap tayangan video pembelajaran
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
4. Cermati format penilaian analisis tayangan video serta hasil analisis peserta yang akan dinilai
5. Berikan nilai pada setiap komponen pada kegiatan analisis sesuai dengan penilaian Anda
terhadap hasil analisis menggunakan rentang nilai sebagai berikut.
125
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
1. Berilah tanda cek ( V) pada kolom skor (1, 2, 3 ) sesuai dengan kriteria yang tertera pada
kolom tersebut. Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Anda
2. Isilah Identitas RPP yang ditelaah.
Nama Guru : .....................................................
Mata pelajaran : .....................................................
Topik/Sub topik : ......................................................
126
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
..............................
127
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Rubrik Penilaian RPP ini digunakan peserta pada saat penelaahan RPP peserta lain dan digunakan
fasilitator untuk menilai RPP yang disusun oleh masing-masing peserta. Selanjutnya nilai RPP
dimasukan ke dalam nilai portofolio peserta.
Mata Pelajaran
PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( AB) 90 < AB 100
Baik (B) 80 < B 90
Cukup (C) 70 < C 80
Kurang (K) 70
RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN
HO-4.2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
128
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
1. Hakikat RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci
dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data
sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan
pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode
pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan
(7) penilaian.
Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru
tersebut mengajar (guru kelas) di SD dan untuk guru matapelajaran yang diampunya untuk guru
SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal
semester atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam
setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau
secara berkelompok.
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau secara bersama-sama
melalui musyawarah guru MATA pelajaran (MGMP) di dalam suatu sekolah tertentu difasilitasi dan
disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Pengembangan RPP
yang dilakukan oleh guru secara berkelompok melalui MGMP antarsekolah atau antarwilayah
dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.
129
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
j. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik,
keterpaduan lintas matapelajaran untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya.
k. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
l. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi
secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
3. Komponen dan Sistematika RPP
RPP paling sedikit memuat: (i) tujuan pembelajaran, (ii) materi pembelajaran, (iii) metode
pembelajaran, (iv) sumber belajar, dan (v) penilaian. Komponen-komponen tersebut secara
operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini.
130
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
131
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
5) struktur keilmuan;
6) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
8) alokasi waktu.
c. Menentukan Tujuan
Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan untuk setiap pertemuan.
Tujuan mengacu pada indikator, paling tidak mengandung dua aspek: Audience (peserta didik) dan
Behavior (aspek kemampuan).
d. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses
mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan
sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian KD. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat
terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada
peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut.
1) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya
guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang dilakukan guru, agar
peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti di silabus.
3) Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario langkah-langkah guru
dalam membuat peserta didik aktif belajar. Kegiatan ini diorganisasikan menjadi kegiatan:
Pendahuluan, Inti, dan Penutup. Kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut menjadi rincian dari
kegiatan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Untuk pembelajaran yang bertujuan menguasai
prosedur untuk melakukan sesuatu, kegiatan pembelajaran dapat berupa pemodelan/demonstrasi
oleh guru atau ahli, peniruan oleh peserta didik, pengecekan dan pemberian umpan balik oleh
guru, dan pelatihan lanjutan.
e. Penjabaran Jenis Penilaian
Di dalam silabus telah ditentukan jenis penilaiannya. Penilaian pencapaian KD peserta didik
dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam
bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa
tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Oleh karena pada setiap
pembelajaran peserta didik didorong untuk menghasilkan karya, maka penyajian portofolio
merupakan cara penilaian yang harus dilakukan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data
tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian yaitu sebagai berikut:
1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi yaitu KD-KD pada KI-3 dan KI-4.
132
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
2) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik
setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang
terhadap kelompoknya.
3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam
arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah
dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.
4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan
proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian
kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah
memenuhi ketuntasan.
5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses
pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi
lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun
produk berupa hasil melakukan observasi lapangan.
f. Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu
matapelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan KD. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan
perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
Oleh karena itu, alokasi tersebut dirinci dan disesuaikan lagi di RPP.
g. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam,
sosial, dan budaya.
Sumber:
Kemendikbud. 2013. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
Kemendikbud. 2013. Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013
133
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prose-dural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
2. 2.5 Menunjukkan perilaku jujur, peduli, santun, dan tanggung jawab dalam
penggunaan bahasa Indonesia untuk menyampaikan penjelasan
134
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
C. Tujuan Pembelajaran
1. Selama proses pembelajaran, peserta didik selalu menggunakan bahasa Indonesia sesuai
dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Dalam mengekspresikan ide secara lisan atau tulis, peserta didik lebih memilih kata,istilah,
atau ungkapan bahasa Indonesia daripada bahasa asing.
3. Peserta didik menunjukkan perilaku tidak menjiplak pada kegiatan menulis teks ulasan
film/drama.
4. Peserta didik bersedia mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis terhadap masalah-
masalah yang dikemukakan dalam teks ulasan film/drama
5. Peserta didik senantiasa menggunakan kata-kata yang tidak menyinggung perasaan orang
lain.
6. Peserta didik selalu tepat waktu dalam menyelesaikan tugas.
7. Setelah membaca teks ulasan film/drama dan teks resensi kumpulan cerpen, peserta didik
dapat mengidentifikasi persamaan kedua teks tersebut dilihat dari struktur isi, ciri bahasa,
dan tujuan komunikasi/fungsi sosialnya.
8. Setelah membaca teks ulasan film/drama dan teks resensi kumpulan cerpen , peserta didik
dapat mengidentifikasi perbedaan kedua teks tersebut dilihat dari struktur isi, ciri bahasa,
dan tujuan komunikasi/fungsi sosialnya.
9. Setelah mengamati beragam contoh teks ulasan film/drama, peserta didik dapat menyusun
kerangka isi teks ulasan film/drama.
10. Berdasarkan kerangka isi teks ulasan film/drama, peserta didik dapat menulis teks ulasan
film/drama sesuai dengan struktur isi dan ciri bahasa teks ulasan film/drama.
D. Materi Pembelajaran
Fakta
Teks ulasan film/drama dan teks resensi kumpulan cerpen
Konsep
Struktur isi teks ulasan film/drama dan teks resensi kumpulan cerpen
Kaidah bahasa/ciri bahasa teks ulasan film/drama dan teks resensi kumpulan
cerpen
Tujuan komunikasi/fungsi sosial teks ulasan film/drama dan teks resensi kumpulan
cerpen.
Prosedur
Teknik menyusun perbadingan
Teknik menulis teks ulasan film/drama
Prinsip
Prinsip menulis teks ulasan film/drama:
Ulasan film/drama harus dikembangkan berdasarkan data otentik dengan memberikan
contoh atau bukti konkrit.
Ulasan film/drama disajikan secara santun, bersifat mengapresiasi bukan sekedar
memberikan label negatif.
E. Metode
Pendekatan : Saintifik, Discovery
135
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Sumber Pembelajaran
Maryanto; Nurhayati;Elvi Suzanti; dan Anik Muslikah. 2014. Bahasa Indonesia. Ekpresi Diri dan
Akademik. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif.
G.Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Pendahuluan (10 menit)
1. Salah seorang peserta didik memimpin berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.
2. Peserta didik dan pendidik melakukan curah pendapat tentang fungsi teks ulasan
film/drama dan teks resensi kumpulan cerpen dalam kehidupan sehari-hari setelah
menyimak rekaman video ulasan film/drama (untuk menumbuhkan motivasi peserta didik
dalam mempelajari teks ulasan film/drama).
3. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Peserta didik menyepakati kegiatan yang akan dilakukan.
136
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
1. Peserta didik menarik simpulan dan merevisi temuannya tentang persamaan dan
perbedaan teks ulasan film/drama dengan teks resensi kumpulan cerpen kemudian
dipajang di majalah dinding kelas.
Penutup (10 menit)
1. Peserta didik membuat rangkuman.
2. Peserta didik dengan panduan pendidik melakukan refleksi, misalnya mereviu bagian mana
yang perlu dijelaskan lebih lanjut.
3. Peserta didik mencatat informasi tentang tugas untuk pertemuan kedua, yaitu tiap
kelompok menonton satu film/drama.
4. Salah seorang peserta didik memimpin berdoa untuk mengakhiri pembelajaran.
Pertemuan Kedua
Pendahuluan (10 menit)
1. Salah seorang siswa memimpin berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing.
2. Melalui teknik adu cepat, tiap kelompok menata ulang teks ulasan film/drama yang sengaja
diacak urutannya.
3. Tiap kelompok memajang hasil kerjanya di papan tempel yang telah disediakan.
4. Melalui curah pendapat peserta didik dan pendidik menentukan kebenaran hasil kerja tiap
kelompok.
5. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran.
6. Peserta didik dan pendidik menyepakati kegiatan yang akan dilakukan.
Pertemuan Ketiga
Pendahuluan (10 menit)
1. Salah seorang siswa memimpin berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing.
137
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
2. Peserta didik dengan bimbingan pendidik melakukan curah pendapat tentang kesulitan-
kesulitan yang dialami ketika menulis teks ulasan film/drama.
3. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Peserta didik dan pendidik menyepakati kegiatan yang akan dilakukan.
Inti (70 menit)
Menalar/Mengasosiasi (mengumpulkan data untuk membuktikan kebenaran hipotesis dalam
metode discovery )
1. Tiap kelompok memajang teks ulasan film/drama yang telah ditulis.
2. Tiapa kelompok memilih salah satu hasil karya dari kelompok lain untuk dinilai.
3. Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil penilaian terhadap kelompok lain.
4. Peserta didik memberi tanggapan baik berupa pertanyaan, sanggahan atau dukungan
secara santun.
5. Penguatan dari pendidik.
Menyajikan/Membuat Jejaring (Menarik Simpulan/Generalisasi)
Peserta didik menarik simpulan tentang ulasan film/drama yang baik.
Peserta didik merevisi teks ulasan film/drama secara mandiri dan memajangnya di jejaring
sosial.
Penutup (10 menit)
1. Peserta didik menyusun rangkuman dengan bimbingan pendidik.
2. Peserta didik melakukan refleksi, misalnya mengungkapkan kesulitan yang dialami
dalam proses pembelajaran.
3. Peserta didik diminta mengemukakan tanggapannya tentang kemampuannya dalam
menulis teks ulasan film/drama.
4. Salah seorang siswa memimpin berdoa untuk mengakhiri pembelajaran.
H. PENILAIAN
1. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
Observasi Lembar pengamatan sikap dan rubrik
Tes Tulis Tes uraian, menemukan persamaan dan perbedaan teks
ulasan film/drama dan resensi kumpulan cerpen dan Rambu-
rambu jawaban
Tes Praktik-Proyek Menulis teks ulasan film/drama, rubrik penilaian
2. Contoh Instrumen
2.1 Istrumen Sikap
Lembar Pengamatan Sikap
138
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Skor Indikator
4 Selalu berperilaku sesuai dengan yang diharapkan
3 Sering berperilaku sesuai yang diharapkan
2 Kadang-kadang berperilaku sesuai yang diharapkan
1 Tidak pernah berperilaku sesuai yang diharapkan
Teks A
139
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Keputusan Hanum (Acha Septriasa) menetap di Wina, Austria, adalah hal yang mutlak. Ia tak bisa
meninggalkan Rangga (Abimana Aryasatya), sang suami yang mendapatkan beasiswa di salah satu
universitas, hidup sendirian di negeri Mozart tersebut.
Awalnya memang ia mengisi hari-hari dengan berkeliling Wina, namun ketika kegiatan itu menjadi
membosankan, keinginan untuk pulang ke Indonesia menjadi semakin besar.
Namun rasa rindu terhadap tanah air itu lenyap ketika Hanum bertemu dengan Fatma (Raline Shah),
wanita asal Turki beranak satu. Berawal dari sama-sama mengikuti kelas bahasa Jerman, keduanya
menjadi akrab lantaran sering menghabiskan waktu mengenal Islam lewat tempat-tempat eksotik di
Wina.
Bersama Fatma, Hanum seperti disadarkan akan sesuatu. Terutama bagaimana hidup sebagai agen
Islam di negeri orang. Masalah bermula ketika Fatma tiba-tiba hilang begitu ia pulang dari Paris. Ke
manakah Fatma?
99 CAHAYA DI LANGIT EROPA adalah film yang diadaptasi berdasar buku best seller karangan Hanum
Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Drama produksi Maxima Pictures ini disutradarai oleh Guntur
Soeharjanto menggunakan naskah olahan Alim Sudio bersama Hanum dan Rangga.
Sebagai tontonan adaptasi bernuansa Islami, film ini berhasil membawa ruh buku ke dalam filmnya.
Sedikit preachy di beberapa bagian, namun mampu membuai sasaran penonton yang dituju dengan
mulus. Visualisasi yang ditampilkan begitu cantik bersinergi dengan napas cerita yang memang
menyorot tempat-tempat menawan di Wina dan Paris.
Tak hanya berbicara lewat gambar, jajaran pemain mampu berakting dengan baik. Dari Acha Septriasa,
Abimana Aryasatya, Dewi Sandra sampai Raline Shah sebagai Fatma. Tak hanya itu, kehadiran Alex
Abbad memerankan Khan, muslim fanatik asal India serta Steffan pria agnostik yang diplot pada Nino
Fernandez, berhasil memberi highlite tersendiri.
Kekurangan film yang paling tampak adalah pada urusan naskah. Sebagai bagian pertama dari dwilogi
yang direncanakan, ceritanya kurang mengikat emosi. Namun tetap saja, ada hal menarik yang akan di
dapat ketika keluar dari bioskop. Selain ingin berjalan-jalan ke luar negeri, muncul keinginan untuk
mengenal Islam lebih dekat.
(http://www.kapanlagi.com/film/indonesia/review-99-cahaya-di-langit-eropa-452bf9.html
140
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Teks B
Resensi Kumpulan Cerpen
141
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
melanggar perikemobilan, wajahnya lebih mementeri, umat mobil, dan masih banyak lagi bentukan
baru yang tidak lazim.
Kumpulan cerpen ini layak dibaca para remaja yang ingin mendapat hiburan dan sekaligus belajar
menyikapi hidup secara arif. Seperti harapan pengarangnya, buku ini ditulis untuk mengajak pembaca
selalu tertawa sambil merenungi pengalaman hidup yang dialami. Kalau mau tertawa sambil belajar
hidup, bacalah dan renungkan kumpulan cerpen ini. Cocok untuk remaja yang sedang mencari jati diri.
143
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
PETUNJUK
Kompetens i: Mampu melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan
saintifik
Tujuan Kegiatan : Melalui kegiatan peer teaching, peserta mampu melaksanakan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang sesuai
Langkah Kegiatan:
1. Bacalah format Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran untuk dapat memahami setiap aspek
yang dinilai
2. Pada saat menjadi guru tampilkan pembelajaran sesuai dengan rancangan RPP
3. Pada saat menjadi pengamat, amatilah secara seksama proses pelakasaan pembelajaran yang
dilakukan oleh peserta lain yang menjadi guru
4. Berikan tanda centang () pada kolom pilihan Ya atau Tidak sesuai penilaian Anda terhadap
penyajian pembelajaran
5. Pada kolom catatan, berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran
144
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
145
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
146
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
147
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Rubrik Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ini digunakan oleh pengamat untuk menilai kompetensi
guru dalam melaksanakan pembelajaran pada saat peerteaching.
Langkah Kegiatan:
- Berikan tanda cek () pada kolom pilihan YA atau TIDAK sesuai dengan penilaian Anda
terhadap penyajian guru pada saat pelaksanaan pembelajaran
- Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran
- Setelah selesai penilaian, hitung jumlah nilai YA dan TIDAK
- Tentukan Nilai menggunakan rumus sbb:
Mata Pelajaran
PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( AB) 90 < AB 100
Baik (B) 80 < B 90
Cukup (C) 70 < C 80
Kurang (K) 70
HO-4.3
PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
148
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
149
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK
Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan
bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu
mengajukan pertanyaan secara mandiri.
Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa
ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat
dikembangkan.
Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari
sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal
sampai sumber yang beragam.
c. Mengumpulkan dan mengasosiasikan
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak,
memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari
kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi.
Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memeroses informasi untuk
menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan
informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan
d. Mengkomunikasikan hasil
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan
mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan
dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.
Perlu diingat, bahwa KD-KD diorganisasikan ke dalam empat KI. KI-1 berkaitan dengan sikap diri
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. KI-2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial. KI-3 berisi KD
tentang pengetahuan terhadap materi ajar, sedangkan KI-4 berisi KD tentang penyajian
pengetahuan. KI-1, KI-2, dan KI-4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses
pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI-3, untuk semua matapelajaran. KI-1
dan KI-2 tidak diajarkan langsung, tetapi indirect teaching pada setiap kegiatan pembelajaran.
Sumber: Kemendikbud. 2013. Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum
2013
150