Anda di halaman 1dari 155

MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

MATERI PELATIHAN GURU


IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
TAHUN AJARAN 2014/2015

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia


SMA/SMK

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


Diterbitkan oleh:
2014
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan

i
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


2014

Copyright 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa
izintertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

ii
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Kurikulum 2013 akan mulai
dilaksanakan tahun 2014pada semua sekolah. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari
kurikulum sebelumnya untuk merespon berbagai tantangan tantangan internal dan eksternal.

Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola
kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian
beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang
dihasilkan. Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada tataran lokal,
nasional, regional, dan global di masa depan. Aneka kemajuan dan perubahan itu melahirkan
tantangan internal dan eksternal yang di bidang pendidikan pendidikan. Karena itu, implementasi
Kurikulum 2013 merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan
masyarakat Indonesia masa depan.

Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama, standar
kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar
kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata
pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
peserta didik. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima,
semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi
lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini
menjadi sangat esensial dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.
Mudah-mudahan implementasi Kurikulum 2013 ini bisa berjalan dengan baik. Akhirnya, kepada
semua pihak yang telah mendedikasikan dirinya dalam mempersiapkan Kurikulum 2013, saya
mengucapkan banyak terima kasih. Semoga bermanfaat untuk mencerdaskan bangsa Indonesia.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Muhammad Nuh

iii
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Bahan Ajar Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013. Modul bahan ajar ini merupakan bahan ajar wajib dalam rangka
pelatihan calon instruktur, guru inti, dan guru untuk memahami Kurikulum 2013 dan kemudian
dalam proses pembelajaran di sekolah.
Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014 melalui
pelaksanaan terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap melaksanakannya. Pada
Tahun Ajaran 2013/2014, Kurikulum 2013 dilaksanakan secara terbatas untuk Kelas I dan IV Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Kelas VII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), dan Kelas X Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
(SMA/SMK/MA/MAK). Pada Tahun Ajaran 2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah
dilaksanakan di seluruh kelas I sampai dengan Kelas XII.
Menjelang implementasi Kurikulum 2013, penyiapan tenaga guru dan tenaga kependidikan lainnya
sebagai pelaksana kurikulum di lapangan perlu dilakukan. Sehubungan dengan itu, Badan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan (BPSDMPK dan PMP), telah menyiapkan strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013 bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas.
Pada tahun 2013 pelatihan akan dilakukan bagi pengawas SD/SMP/SMA/SMK, kepala sekolah
SD/SMP/SMA/SMK, dan guru Kelas I dan IV SD, guru Kelas VII SMP untuk 9 mata pelajaran, dan guru
Kelas X SMA/SMK untuk 3 mata pelajaran. Guna menjamin kualitas pelatihan tersebut, maka
BPSDMPK dan PMP telah menyiapkan 14 Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, sesuai
dengan kelas, mata pelajaran, dan jenjang pendidikan. Modul ini diharapkan dapat membantu
semua pihak menjalankan tugas dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi aktif kepada pejabat dan staf di
jajaran BPSDMPK dan PMP, dosen perguruan tinggi, konsultan, widyaiswara, pengawas, kepala
sekolah, dan guru yang terlibat di dalam penyusunan modul-modul tersebut di atas.

Jakarta, Maret 2014


Kepala Badan PSDMPK-PMP

Syawal Gultom
NIP.196202031987031002

iv
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

DAFTAR ISI

SAMBUTAN ii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
A. Materi Pelatihan 1: Konsep Kurikulum 2013 2
1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 201 4
1.2 SKL, KI, KD dan Strategi Implementasi Kurikulum 2013 15
1.3 Pendekatan, Penilaian dan Model-model Pembelajaran pada Kurikulum 2013 27
B. Materi Pelatihan 2: Analisis Buku 52
Analisis Buku Guru dan Siswa 53
C. Materi Pelatihan 3: Perancangan Pembelajaran dan Penilaian 71
3.1. Penerapan Pendekatan Saintifik dan Model-model Pembelajaran Bahasa Indonesia 77
3.2. Perancangan Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 103
3.3 Pelaporan Hasil Penilaian Pembelajaran dalam Rapor 112
D. Materi Pelatihan 4: Praktik Pembelajaran Terbimbing 118
4.1 Analisis Video Pembelajaran 120
4.2 Penyusunan RPP 128
4.3 Peer Teaching 143

v
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

MATERI PELATIHAN 1
KONSEP KURIKULUM 2013

1.1RASIONAL DAN ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM


1.2SKL, KI, DAN KD DAN STRATEGI IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013
1.3PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN PADA
KURIKULUM 2013

1
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

MATERI PELATIHAN : 1. KONSEP KURIKULUM 2013


Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis
pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi:
(1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah;
(2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab.
Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari konsep Kurikulum 2013 yang meliputi rasional dan
elemen perubahan kurikulum, SKL, KI, KD, strategi implementasi Kurikulum 2013, serta pendekatan
pembelajaran dan penilaian pada Kurikulum 2013.
Kompetensi yang dicapai
1. Memahami secara utuh rasional dan elemen perubahan Kurikulum 2013.
2. Memahami SKL, KI, dan KD serta strategi implementasi Kurikulum 2013.
3. Mendeskripsikan konsep pendekatan saintifik dalam pembelajaran bahasa Indonesia
4. Mendeskripsikan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.
Indikator
1. Menjelaskan rasional pengembangan Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan perkembangan
masa depan
2. Menjelaskan empat elemen perubahan Kurikulum 2013 yang mencakup: SKL, SI, Standar Proses,
dan Standar Penilaian.
3. Menjelaskan keterkaitan antara SKL, KI, dan KD.
4. Mengidentifikasi strategi implementasi Kurikulum 2013.
5. Menjelaskan konsep pendekatan saintifik
6. Menjelaskan konsep model-model pembelajaran (PBL, PJBL, , DL)
7. Menjelaskan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.
Langkah Kegiatan

Tanya jawab Diskusi kelompok


Presentasi hasil
tentang tentang rasional
Mengamati diskusi kelompok
kurikulum dan perubahan
tayangan viio dan tanya jawab
2013 dan pada kurikulum
cuplikan dengan kelompok
implementasi- 2013 yang meliputi
contoh lain dan
nya di sekolah SKL, KI, KD,
pembelajaran penyimpulan hasil
pendekatan, model
kurikulum 2013 diskusi tentang
dan penilaian
konsep kurikulum
pembelajaran

2
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Bahan diskusi kelompok menggunakan Lembar Kerja 1.1 (LK - 1.1)


LK-1.1
Lembar Kegiatan
ANALISIS KURIKULUM 2013
Tujuan: Mendiskusikan rasional dan elemen perubahan kurikulum, SKL, KI dan KD, strategi
implementasi Kurikulum 2013 serta pendekatan, model pembelajaran dan penilaian pada
Kurikulum 2013
Langkah Kerja:
1. Cermati hand-out konsep Kurikulum 2013 serta Permendikbud tahun 2013 yang terkait
dengan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian
2. Diskusikan dalam kelompok dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut, tuliskan jawaban
hasil diskusi pada kolom yang tersedia
3. Presentasikan hasil diskusi, setiap kelompok menyajikan salah satu jawaban pertanyaan
hasil diskusi
4. Berikan komentar terhadap hasil presentasi kelompok lain

No Pertanyaan Jawaban

1 Mengapa perlu adanya pengembangan


Kurikulum?

2 Apa saja elemen perubahan dalam


Kurikulum 2013

3 Bagaimana strategi implementasi


Kurikulum 2013 dalam proses
pembelajaran ?

4 Apa perbedaan kompetensi peserta didik


pada Kurkulum 2006 dan Kurikulum 2013

5 Bagaimana pendekatan dan model-model


pembelajaran dalam Kurikulum 2013

6 Bagaimana penilaian pembelajaran dalam


Kurikulum 2013?

KONSEP KURIKULUM 2013

3
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Materi 1.1 RASIONAL DAN ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013 HO-1.1


A. Latar Belakang Perlunya Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis
pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi:
(1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah;
(2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab.

Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis


Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

B. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013


Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik
tantangan internal maupun tantangan eksternal.

1. Tantangan Internal
a. Pemenuhan 8 (delapan)Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,
standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan.
b. Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. SDM
usia produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi
modal pembangunan yang luar biasa besarnya. Namun, apabila tidak memiliki kompetensi
dan keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan.

2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan
masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan
pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka.

a. Tantangan masa depan antara lain globalisasi, kemajuan teknologi informasi.


b. Kompetensi masa depan antara lain kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir
jernih dan kritis, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab, kemampuan
mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, dan memiliki
kesiapan untuk bekerja.
c. Persepsi masyarakat antara lain terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa
terlalu berat, kurang bermuatan karakter.
d. Perkembangan pengetahuan dan pedagogi antara lain Neurologi, Psikologi, Observation
based [discovery] learning dan Collaborative learning.
e. Fenomena negatif antara lain perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, dan
kecurangan dalam Ujian (Contek, Kerpek..)

3. Penyempurnaan Pola Pikir


Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat terwujud apabila
terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir dalam proses pembelajaran sebagai berikut ini.

a. Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa.


b. Dari satu arah menuju interaktif.

4
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

c. Dari isolasi menuju lingkungan jejaring.


d. Dari pasif menuju aktif-menyelidiki.
e. Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata.
f. Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim.
g. Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.
h. Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru.
i. Dari alat tunggal menuju alat multimedia.
j. Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif.
k. Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan.
l. Dari usaha sadar tunggal menuju jamak.
m. Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak.
n. Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan.
o. Dari pemikiran faktual menuju kritis.
p. Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.
4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Penyusunan kurikulum 2013 dimulai dengan menetapkan standar kompetensi lulusan
berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah
kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar
kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan
menyusun silabus, tetapi disusun pada tingkat nasional. Guru lebih diberikan kesempatan
mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas penyusunan
silabus yang memakan waktu yang banyak dan memerlukan penguasaan teknis penyusunan
yang sangat memberatkan guru.

5. Pendalaman dan Perluasan Materi


Berdasarkan analisis hasil PISA 2009, ditemukan bahwa dari 6 (enam) level kemampuan yang
dirumuskan di dalam studi PISA, hampir semua peserta didik Indonesia hanya mampu
menguasai pelajaran sampai level 3 (tiga) saja, sementara negara lain yang terlibat di dalam
studi ini banyak yang mencapai level 4 (empat), 5 (lima), dan 6 (enam).

Analisis hasil TIMSS tahun 2007 dan 2011 di bidang matematika dan IPA untuk peserta didik
kelas 2 SMP juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Untuk bidang matematika, lebih
dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level menengah, sementara misalnya
di Taiwan hampir 50% peserta didiknya mampu mencapai level tinggi dan advance.

Untuk bidang IPA, pencapaian peserta didik kelas 2 SMP juga tidak jauh berbeda dengan
pencapaian yang mereka peroleh untuk bidang matematika. Hasil studi pada tahun 2007 dan
2011 menunjukkan bahwa lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level
menengah, sementara hampir 40% peserta didik Taiwan mampu mencapai level tinggi dan lanjut
(advanced).

Hasil studi internasional untuk reading dan literacy (PIRLS) yang ditujukan untuk kelas IV SD juga
menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan hasil studi untuk tingkat SMP seperti yang
dipaparkan terdahulu. Dalam hal membaca, lebih dari 95% peserta didik Indonesia di SD kelas IV
juga hanya mampu mencapai level menengah, sementara lebih dari 50% siswa Taiwan mampu
mencapai level tinggi dan advance.

Hasil analisis lebih jauh untuk studi TIMSS dan PIRLS menunjukkan bahwa soal-soal yang
digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat kategori, yaitu:

5
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

1. low mengukur kemampuan sampai level knowing


2. intermediate mengukur kemampuan sampai level applying
3. high mengukur kemampuan sampai level reasoning
4. advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with incomplete information.
Dalam kaitan itu, perlu dilakukan langkah penguatan materi dengan mengevaluasi ulang ruang
lingkup materi yang terdapat di dalam kurikulum dengan cara meniadakan materi yang tidak
esensial atau tidak relevan bagi peserta didik, mempertahankan materi yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik, dan menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan
internasional.

C. Karakteristik Kurikulum 2013


Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang berikut ini.

1. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) kelas
dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas
yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang
diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif.
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema
untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan pada ranah
sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan intelektual (kemampuan
kognitif tinggi).
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar yaitu
semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam
Kompetensi Inti.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi
horizontal dan vertikal).
7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau satu kelas dan
satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus tercantum seluruh KD
untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata pelajaran
dan kelas tersebut.
D. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intrakurikuler dan pembelajaran
ekstrakurikuler.

1. Pembelajaran intrakurikuler didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.


a. Proses pembelajaran intrakurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan dengan
mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan masyarakat.
b. Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA, dan
SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan guru.

6
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

c. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk menguasai
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang memuaskan (excepted).
d. Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten kompetensi yaitu
pengetahuan yang merupakan konten yang bersifat mastery dan diajarkan secara langsung
(direct teaching), keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah konten yang bersifat
developmental yang dapat dilatih (trainable) dan diajarkan secara langsung (direct teaching),
sedangkan sikap adalah konten developmental dan dikembangkan melalui proses pendidikan
yang tidak langsung (indirect teaching).
e. Pembelajaran kompetensi untuk konten yang bersifat developmentaldilaksanakan
berkesinambungan antara satu pertemuan dengan pertemuan lainnyadan saling memperkuat
antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
f. Proses pembelajaran tidak langsung (indirect) terjadi pada setiap kegiatan belajar yang terjadi
di kelas, sekolah, rumah dan masyarakat. Proses pembelajaran tidak langsung bukan
kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) karena sikap yang dikembangkan dalam proses
pembelajaran tidak langsung harus tercantum dalam silabus, dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru.
g. Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui kegiatan
mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak), menanya (lisan, tulis), menganalis
(menghubungkan, menentukan keterkaitan, membangun cerita/konsep), mengkomunikasi-
kan (lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, chart, dan lain-lain).
h. Pembelajaran remedial dilaksanakan untuk membantu peserta didik menguasai kompetensi
yang masih kurang. Pembelajaran remedial dirancang dan dilaksanakan berdasarkan
kelemahan yang ditemukan berdasarkan analisis hasil tes, ulangan, dan tugas setiap peserta
didik. Pembelajaran remedial dirancang untuk individu, kelompok atau kelas sesuai dengan
hasil analisis jawaban peserta didik.
i. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya
segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi
pada tingkat memuaskan.
2. Pembelajaran ekstrakurikuler.
Pembelajaran ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang dirancang
sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggu. Kegiatan
ekstrakurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah kegiatan ekstrakurikuler
wajib.Kegiatan ekstrakurikuler wajib dinilai yang hasilnya digunakan sebagai unsur pendukung
kegiatan intrakurikuler.

E. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013


Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.

1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata pelajaran
hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi.
2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan
pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan pemerintah
mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar
pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah
mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun.

7
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum berbasis
kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan
berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.
4. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap
peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi.
5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.
6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada
pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.
7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni.
8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.
9. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
10.Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
11.Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi.
Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap
peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan
proses memperbaiki kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau
sekelompok peserta didik.
F. Struktur Kurikulum PENDIDIKAN MENENGAH (SMA/MA/SMK/MAK)
Struktur kurikulum SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas:
- kelompok mata pelajaran wajib yang diikuti oleh seluruh peserta didik; dan
- kelompok mata pelajaran peminatan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat,
minat, dan kemampuannya.
Adanya kelompok mata pelajaran wajib dan mata pelajaran peminatan dimaksudkan untuk
menerapkan prinsip kesamaan antara SMA/MA dan SMK/MAK. Mata pelajaran wajib sebanyak 9
(sembilan) mata pelajaran dengan beban belajar 24 jam per minggu. Kelompok mata pelajaran
peminatan SMA/MA terdiri atas 18 jam per minggu untuk kelas X, dan 20 jam per minggu untuk
kelas XI dan XII. Kelompok mata pelajaran peminatan SMK/MAK masing-masing 24 jam per kelas.
Kelompok mata pelajaran peminatan SMA/MA bersifat akademik, sedangkan untuk SMK/MAK
bersifat vokasional. Struktur ini menempatkan prinsip bahwa peserta didik adalah subjek dalam
belajar dan mereka memiliki hak untuk memilih sesuai dengan minatnya.

1. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah


Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah adalah sebagaimana yang tertera di dalam tabel
berikut ini.Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah kelompok mata pelajaran wajib.

8
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Alokasi waktu belajar Per minggu


MATA PELAJARAN
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Matematika 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu 24 24 24
Kelompok C (Peminatan)
Mata Pelajaran Peminatan Akademik (SMA/MA) 18 20 20
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per 42 44 44
Minggu

Beban belajar di SMA/MA untuk Tahun X, XI, dan XII masing-masing 43 jam belajar per minggu.
Satu jam belajar adalah 45 menit.

2. Struktur Kurikulum SMA/MA


Kelas
MATA PELAJARAN
X XI XII
Kelompok A dan B (Wajib) 24 24 24
C. Kelompok Peminatan
Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam
I 1 Matematika 3 4 4
2 Biologi 3 4 4
3 Fisika 3 4 4
4 Kimia 3 4 4
Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial
II 1 Geografi 3 4 4
2 Sejarah 3 4 4
3 Sosiologi 3 4 4
4 Ekonomi 3 4 4
Peminatan Ilmu-Ilmu Bahasa dan Budaya
III 1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4
2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4
3 Bahasa dan Sastra Asing Lainnya 3 4 4
4 Antropologi 3 4 4
Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman
Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat 6 4 4
Jumlah jam pelajaran yang tersedia per minggu 66 76 76
Jumlah jam pelajaran yang harus ditempuh per minggu 42 44 44

9
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Kelompok Peminatan terdiri atas Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam, Peminatan Ilmu-
ilmu Sosial, dan Peminatan Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya. Sejak kelas X peserta didik sudah
harus memilih kelompok peminatan yang akan dimasuki. Pemilihan peminatan berdasarkan nilai
rapor di SMP/MTsdan/atau nilai UN SMP/MTs dan/atau rekomendasi guru BK di SMP/MTs
dan/atau hasil tes penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMA/MA dan/atau tes
bakat minat oleh psikolog dan/atau rekomendasi guru BK di SMA/MA. Pada akhir minggu ketiga
semester pertama peserta didik masih mungkin mengubah pilihan peminatannya berdasarkan
rekomendasi para guru dan ketersediaan tempat duduk. Untuk sekolah yang mampu
menyediakan layanan khusus maka setelah akhir semester pertama peserta didik masih mungkin
mengubah pilihan peminatannya. Untuk MA, selain ketiga peminatan tersebut ditambah dengan
Kelompok Peminatan Keagamaan.

Semua mata pelajaran yang terdapat dalam suatu Kelompok Peminatanyang dipilih peserta didik
harus diikuti. Setiap Kelompok Peminatan terdiri atas 4 (empat) mata pelajaran dan masing-
masing mata pelajaran berdurasi 3 jampelajaran untuk kelas X, dan 4 jampelajaran untuk kelas XI
dan XII.

Setiap peserta didik memiliki beban belajar per semester selama 42 jam pelajaran untuk kelas X
dan 44 jam pelajaran untuk kelas XI dan XII. Beban belajar ini terdiri atas Kelompok Mata
Pelajaran Wajib A dan B dengan durasi 24 jam pelajaran dan Kelompok Mata Pelajaran
Peminatan dengan durasi 12 jam pelajaran untuk kelas X dan 16 jampelajaran untuk kelas XI dan
XII.

Untuk Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat kelas X, jumlah jam
pelajaran pilihan per minggu berdurasi 6 jam pelajaran yang dapat diambil dengan pilihan
sebagai berikut:

1) Dua mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam satu
Kelompok Peminatan lainnya, dan/atau
2) Satu mata pelajaran dari masing-masing Kelompok Peminatan yang lainnya.
Pada kelas XI dan XII, peserta didik mengambil Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat
dengan jumlah jam pelajaran pilihan per minggu berdurasi 4 jam pelajaran yang dapat diambil
dengan pilihan sebagai berikut.

a. Satu mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam
Kelompok Peminatan lainnya, dan/atau
b. Mata pelajaran Pendalaman Kelompok Peminatan yang dipilihnya.
3. Struktur Kurikulum SMK/MAK

Mata Pelajaran Pendidikan Menengah


ALOKASI WAKTUPER MINGGU
MATA PELAJARAN
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Matematika 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)

10
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

7. Seni Budaya 2 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu 24 24 24
Kelompok C (Peminatan)
Mata Pelajaran Peminatan Akademik (SMA/MA) 18 20 20
Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi (SMK/MAK) 24 24 24
Jumlah Jam Pelajaran Yang Harus Ditempuh Perminggu
42 44 44
(SMA/MA)
Jumlah Jam Pelajaran Yang Harus Ditempuh Perminggu
48 48 48
(SMK/MAK)

Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang
substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan lokal yang
dikembangkan oleh pemerintah daerah.

Kegiatan Ekstrakurikuler SMA/MA, SMK/MAK: Pramuka (wajib), OSIS, UKS, PMR, dan lain-lain,
diatur lebih lanjut dalam bentuk Pedoman Program Ekstrakurikuler.

Kurikulum SMK/MAK dirancang dengan pandangan bahwa SMA/MA dan SMK/MAK pada dasarnya
adalah pendidikan menengah, pembedanya hanya pada pengakomodasian minat peserta didik saat
memasuki pendidikan menengah. Oleh karena itu, struktur umum SMK/MAK sama dengan struktur
umum SMA/MA, yakni ada tiga kelompok Mata pelajaran: Kelompok A, B, dan C.

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan
Pasal 80 menyatakan bahwa: (1) penjurusan pada SMK, MAK, atau bentuk lain yang sederajat
berbentuk bidang keahlian; (2) setiap bidang keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
terdiri atas 1 (satu) atau lebih program studi keahlian; (3) setiap program studi keahlian
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih kompetensi keahlian.

Bidang keahlian pada SMK/MAK meliputi: a) Teknologi dan Rekayasa; b) Teknologi Informasi dan
Komunikasi; c) Kesehatan; d) Agribisnis dan Agroteknologi; e) Perikanan dan Kelautan; f) Bisnis dan
Manajemen; g) Pariwisata; h) Seni Rupa dan Kriya; dan i) Seni Pertunjukan.

Dalam penetapan penjurusan sesuai dengan bidang/program/ paket keahlian mempertimbangan


Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan
Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pemilihan Peminatan Bidang Keahlian dan program keahlian dilakukan saat peserta didik mendaftar
pada SMK/MAK. Pilihan pendalaman peminatan keahlian dalam bentuk pilihan Paket Keahlian
dilakukan pada semester 3, berdasarkan nilai rapor dan/atau rekomendasi guru BK di SMK/MAK
dan/atau hasil tes penempatan (placement test) oleh psikolog.

Pada SMK/MAK, Mata Pelajaran Kelompok Peminatan (C) terdiri atas:


a. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1);
b. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Program Keahlian (C2);

c. Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C3).

11
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Mata pelajaran serta KD pada kelompok C2 dan C3 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan
Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyesuaikan dengan perkembangan
teknologi serta kebutuhan dunia usaha dan industri.

Khusus untuk MAK dapat ditambah dengan muatan keagamaan yang diatur lebih lanjut oleh
Kementerian Agama.

G. Elemen-Elemen Perubahan Kurikulum 2013


Perubahan kurikulum 2013 berwujud pada: a) kompetensi lulusan, b) materi, c) proses, dan d)
penilaian.
a. Perubahan pada Kompetensi Lulusan adalah: konstruksi holistik, didukung oleh semua materi
atau mapel, terintegrasi secara vertikal maupun horizontal.
b. Perubahan pada materi pembelajaran dikembangkan berbasis kompetensi sehingga memenuhi
aspek kesesuaian dan kecukupan, kemudian mengakomodasi conten lokal, nasional, dan
internasional antara lain TIMMS, PISA, PIRLS.
c. Perubahan pada proses pembelajaran mencakup: a) berorientasi pada karakteristik kompetensi
yag mencakup: 1) sikap (Krathwohl): menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan
mengamalkan, 2) keterampilan (Dyers): mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyajikan,
dan mencipta, dan 3) pengetahuan (Bloom & Anderson): mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta; b) menggunakan pendekatan saintifik, karakteristik
kompetensi sesuai jenjang. Untuk SD: tematik terpadu; untuk SMP: tematik terpadu untuk IPA
dan IPS, serta mapel; untuk SMA: tematik dan Mapel; c) mengutamakan Discovery Learning dan
Project Based Learning.
d. Perubahan pada penilaian mencakup: a) berbasis tes dan nontes (portofolio), menilai proses dan
output dengan menggunakan authentic assesment, rapor memuat penilaian kuantitatif tentang
pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan keterampilan kecukupan.
Kurikulum 2013 dalam rekonstruksi kompetensi mencakup: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
a. Kompetensi sikap mencakup sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2).
Sikap spiritual (KI-1) untuk mencapai insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Sikap sosial (KI-2) untuk mencapai insan yang berakhlak mulia, sehat, mandiri, demokratis,
bertanggung jawab.
b. Kompetensi pengetahuan (KI-3) untuk mencapai insan yang berilmu.
c. Kompetensi keterampilan (KI-4) untuk mencaai insan yang cakap dan kreatif.
Elemen utama perbaikan Kurikulum 2013 dalam kesesuaian dan kedalaman materi mencakup: a)
mempertahankan, mengurangi, dan/ atau menambah materi, b) bahasa sebagai penghela, c)
tematik terpadu, d) penguatan IPA dan IPS di SMP, e) penyesuaian dengan PISA, TIMMS dan
lembaga lainnya serta dengan perkembangan di berbagai negara.
Elemen utama perbaikan Kurikulum 2013 dalam revolusi proses pembelajaran mencakup: a)
lintasan taksonomi Anderson untuk pengetahuan, Dyers untuk keterampilan, dan Krathwohl untuk
sikap, b) pendekatan saintific, c) inquiry dan discovery, d) project based learning, dan e) cooperative
learning.
Elemen utama perbaikan Kurikulum 2013 dalam reformasi penilaian mencakup: tes, portofolio,
pedoman observasi, dan tes performansi.
Selanjutnya Kurikulum 2013 mengusung adanya keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan
pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

12
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Gambar 13: Elemen Perubahan

Berdasarkan gambar 11 di atas, elemen perubahan jenjang SD, SMP, SMA, SMK dalam kompetensi
lulusan adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Elemen perubahan kedudukan mata pelajaran
(ISI), adalah kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata
pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Elemen pendekatan (ISI) kompetensi yang dikembangkan
di SD adalah tematik terpadu dalam semua mata pelejaran dengan pendekatan saintific, di SMP
tematik terpadu pada IPA dan IPS, dan mapel, di SMA mapel, di SMK vokasional. Selanjutnya
elemen perubahan pada proses pembelajaran dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Adanya
keseimbangan soft skills dan hard skills tersebut dapat terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 14: Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan untuk Membangun Soft
Skills dan Hard Skills

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa salah satu karakteristik Kurikulum 2013 adanya
keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard
skills peserta didik dari mulai jenjang SD, SMP, SMA/ SMK, dan PT seperti yang diungkapkan
Marzano (1985) dan Bruner (1960). Pada jenjang SD ranah attitude harus lebih banyak atau lebih
dominan dikenalkan, diajarkan dan atau dicontohkan pada anak, kemudian diikuti ranah skill, dan
ranah knowledge lebih sedikit diajarkan pada anak. Hal ini berbanding terbalik dengan membangun
soft skills dan hard skills pada jenjang PT. Di PT ranah knowledge lebih dominan diajarkan
dibandingkan ranah skills dan attutude.

13
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Gambar 15: Rumusan Proses dalam Kurikulum 2013

Berdasarkan gambar 15 di atas, terdapat perluasan dan pendalaman taksonomi dalam proses
pencapaian kompetensi. Dalam kurikulum 2013 untuk jenjang SD, SMP, SMA, dan PT memadukan
lintasan taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl, keterampilan (skill) dari Dyers, dan Pengetahuan
(knowledge) dari Bloom dengan revisi oleh Anderson. Taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl
meliputi: accepting, responding, valuing, organizing/internalizing, dan characterizing/actualizing.
Taksonomi keterampilan (skill) dari Dyers meliputi: observing, questioning, experimenting,
associating, dan communicating. Taksonomi pengetahuan (knowledge) dari Bloom degan revisi oleh
Anderson meliputi: knowing/ remembering, understanding, appllying, analyzing, evaluating, dan
creating.

Langkah penguatan terjadi pada proses pembelajaran dan proses penilaian. Penguatan pada proses
pembelajaran karakteristik penguatannya mencakup: a) menggunakan pendekatan saintifik melalui
mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menalar, mencipta, dan
mengkomunikasikan dengan tetap memperhatikan karakteristik siswa, b) menggunakan ilmu
pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran, c) menuntun siswa
untuk mencari tahu, bukan diberitahu (discovery learning), dan d) menekankan kemampuan
berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berpikir logis, sistematis, dan
kreatif. Penguatan pada penilaian pembelajaran karakteristik penguatannya, mencakup: a)
mengukur tingkat berpikir mulai dari rendah sampai tinggi, b) menekankan pada pertanyaan yang
membutuhkan pemikiran mendalam (bukan sekedar hafalan), c) mengukur proses kerja siswa,
bukan hanya hasil kerja siswa, dan d) menggunakan portofolio pembelajaran siswa.

Critical point implementasi Kurikulum 2013 dapat dilihat dari: a) perancangan RPP, b) pelaksanaan
pembelajaran sesuai RPP, c) supervisi pendampingan, dan d) budaya mutu sekolah.

a. Perancangan RPP mencakup: Kompetensi Dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran, melanglir
secara logis ke materi ajar, rancangan proses dan aktivitas belajar, sumber dan media,
output/produk siswa, dan penilaian.
b. Pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP mencakup: instrumen pengendalian, dan undeks
kesesuaian RPP dengan pelaksanaan.
c. Supervisi pendampingan mencakup: pedoman pelaksanaan supervisi, pelaksanaan, eksekusi
rekomendasi supervisi, dan sistem pelaporan perbaikan pasca supervisi.
d. Budaya mutu sekolah mencakup: standar mutu, kepemimpinan, atmosfir sekolah, ketaatan
terhadap standar, dan proses pembudayaan (penguatan dan penghargaan).

14
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Materi 1.2 II. SKL, SI, KI, KD, DAN STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
A. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 (delapan) standar nasional pendidikan
sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi
pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

1. Cakupan Kompetensi Lulusan


Penetapan pendekatan kompetensi lulusan didahului dengan mengidentifikasi apa yang hendak
dibentuk, dibangun, dan diberdayakan dalam diri peserta didik sebagai jaminan yang akan mereka
capai setelah menyelesaikan pendidikannya pada satuan pendidikan tertentu. Pendekatan
kompetensi lulusan menekankan pada kemampuan holistik yang harus dimiliki setiap peserta didik.
Hal itu akan membawa implikasi terhadap apa yang seharusnya dipelajari oleh setiap individu
peserta didik, bagaimana cara mengajarkan, dan kapan diajarkannya. Cakupan kompetensi lulusan
satuan pendidikan berdasarkan elemen-elemen yang harus dicapai dapat dilihat dalam tabel
berikut ini.

Tabel 1: Kompetensi Lulusan Berdasarkan Elemen-Elemen yang Harus Dicapai

DOMAIN Elemen SD SMP SMA-SMK


Proses Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan
beriman, berakhlak mulia (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun),
Individu
SIKAP rasa ingin tahu, estetika, percaya diri, motivasi internal
Sosial toleransi, gotong royong, kerjasama, dan musyawarah
Alam pola hidup sehat, ramah lingkungan, patriotik, dan cinta perdamaian
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar +
Proses
Mencipta
KETERAMPILAN
Abstrak membaca, menulis, menghitung, menggambar,mengarang
Konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, membuat, mencipta
Proses Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi
PENGETAHUAN Objek ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
Subyek manusia, bangsa, negara, tanah air, dan dunia

Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan secara holistik dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini.

Tabel 2: Kompetensi Lulusan Secara Holistik

DOMAIN SD SMP SMA-SMK


Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan

SIKAP pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan
peradabannya

15
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

DOMAIN SD SMP SMA-SMK


Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta
KETERAMPILAN pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi
PENGETAHUAN pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan berwawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
Berdasarkan tabel di atas, cakupan kompetensi lulusan secara holistik dirumuskan sebagai berikut:

1. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Sikap:


Manusia yang memiliki pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan
peradabannya. Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan.

2. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Keterampilan:


Manusia yang memiliki pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret.Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses:
mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta.

3. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Pengetahuan:


Manusia yang memiliki pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban.Pencapaian pribadi
tersebut dilakukan melalui proses: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisa, dan
mengevaluasi.
Perumusan kompetensi lulusan antarsatuan pendidikan mempertimbangkan gradasi setiap
tingkatan satuan pendidikan dan memperhatikan kriteria sebagai berikut:
a. perkembangan psikologis anak,
b. lingkup dan kedalaman materi,
c. kesinambungan, dan
d. fungsi satuan pendidikan

2. Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan


KOMPETENSI LULUSAN SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C
Lulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sebagai berikut.

SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C

DIMENSI KOMPETENSI LULUSAN

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,


berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara
SIKAP efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif


dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
16
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab


serta dampak fenomena dan kejadian.

Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
KETERAMPILAN abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah
secara mandiri.

B. Standar Isi
Standar Kompetensi Lulusan merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mencapai kompetensi lulusan tersebut
perlu ditetapkan Standar Isi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional
Pendidikan ditetapkan bahwa Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang
lingkup materi dirumuskan berdasarkan criteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan
program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat
perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang
berjenjang.
Tingkat Kompetensi dan ruang lingkup materi SMA/MA/SMALB/PAKET C, dan SMK/MAK/ PAKET C
Kejuruan mata peajaran bahasa Indonesia berdasarkan Permendikbud nomor 64 tahun 2013
tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.

Tingkat Kelas Kompetensi Ruang Lingkup Materi


Kompetensi
5 X-XI - Memiliki perilaku jujur, tanggung - Bentuk teks genre cerita
jawab, peduli, responsif, dan (teks
santun dalam menggunakan anekdot, pantun, cerita ulang),
bahasa Indonesia untuk faktual (laporan hasil observasi,
menanggapi fenomena alam dan eksposisi, prosedur kompleks,
sosial eksplanasi kompleks), dan
- Mengenal konteks budaya dan tanggapan (teks negosiasi dan
konteks sosial, satuan reviu film/drama)
kebahasaan, serta unsur - Struktur teks bergenre cerita
paralinguistik dalam penyajian (teks anekdot, pantun, cerita
teks ulang), faktual (laporan hasil
- Memahami bentuk, struktur, dan observasi, prosedur kompleks,
kaidah teks dalam genre cerita, eksplanasi kompleks), dan
faktual, dan tanggapan tanggapan (teks negosiasi dan
- Membandingkan dan reviu film/drama)
menganalisis teks dalam genre - Konteks budaya dan situasi yang
cerita, faktual, dan tanggapan melatarbelakangi lahirnya
- Mengklasifikasi teks dalam genre sebuah teks
cerita, faktual, dan tanggapan - Satuan bahasa pembentuk teks:
- Memilih teks sesuai dengan genre bunyi bahasa, fonem, suku kata,
untuk mengungkapkan gagasan morf, kata, kelas kata, diksi,
- Menemukan makna teks dalam frasa
genre faktual, tanggapan, dan - Penanda kebahasaan dalam teks

17
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Tingkat Kelas Kompetensi Ruang Lingkup Materi


Kompetensi
cerita - Paralinguistik (lafal, kelantangan,
- Menyajikan teks dalam genre intonasi, tempo, gestur, dan
faktual, tanggapan, dan cerita mimik)
secara lisan dan tulis dan
menyuntingnya
- Mengabstraksi teks dalam genre
faktual, tanggapan, dan cerita
secara lisan dan tulis
- Mengalihkan teks dalam genre
faktual, tanggapan, dan cerita secara lisan
dan tulis ke dalam bentuk lain
6 XII - Memiliki sikap jujur, disiplin, -Bentuk teks genre cerita (teks
peduli, dan santun dalam cerita sejarah, novel), faktual
menanggapi fenomena alam dan (berita), dan tanggapan (teks
sosial iklan, editorial/opini)
- Mengenal konteks budaya dan - Struktur dan fitur bahasa teks
konteks sosial, satuan genre cerita (teks anekdot,
kebahasaan, serta unsur pantun, cerita ulang ), faktual (
paralinguistik dalam penyajian teks laporan hasil observasi, prosedur
Memahami bentuk, struktur, dan kompleks, eksplanasi kompleks),
kaidah teks dalam genre cerita, dan tanggapan (teks negosiasi)
faktual, dan tanggapan Konteks budaya dan situasi yang
- Membandingkan dan melatarbelakangi lahirnya
menganalisis teks dalam genre sebuah teks
cerita, faktual, dan tanggapan - Satuan bahasa pembentuk teks:
- Menemukan makna teks dalam klausa, kalimat inti, kalimat
genre faktual, tanggapan, dan tunggal, kalimat majemuk
cerita - Penanda kebahasaan dalam teks
- Mengklasifikasi teks dalam genre - Paralinguistik (lafal, kelantangan,
cerita, faktual, dan tanggapan intonasi, tempo, gestur, dan
- Memilih teks dalam genre mimik)
faktual, tanggapan, dan cerita
untuk mengungkapkan gagasan
- Menyajikan teks dalam genre
faktual, tanggapan, dan cerita
secara lisan dan tulis dan
menyuntingnya
- Mengabstraksi teks dalam genre
faktual, tanggapan, dan cerita
secara lisan dan tulis
- Mengalihkan teks dalam genre
faktual, tanggapan, dan cerita
secara lisan dan tulis ke dalam bentuk lain

C. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia SMA mengacu pada Permendikbud nomor
68 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/
Madrasah Aliyah adalah sebagai berikut

18
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu.
Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat
dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari
suatu Matapelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan
pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;
2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dan
4. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran
langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Pembelajaran dibagi menjadi pembelajaran
langsung maupun pembelajaran tidak langsung yang terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah.
Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan
dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan
menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung
berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan
pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan
sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran.
Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa
yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan
pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect.
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran
langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan
dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang
dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap
sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam
setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat.

Kelas X
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama 1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan
yang dianutnya keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannnya sesuai dengan kaidah
dan konteks untuk mempersatukan bangsa
1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan
keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana
komunikasi dalam memahami,

19
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

menerapkan, dan menganalisis informasi


lisan dan tulis melalui teks anekdot,
eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur
kompleks, dan negosiasi
1.3 Mensyukuri anugerah Tuhan akan
keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana
komunikasi dalam mengolah, menalar, dan
menyajikan informasi lisan dan tulis melalui
teks anekdot, eksposisi, laporan hasil
observasi, prosedur kompleks, dan
negosiasi
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, 1.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli,
disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong responsif, dan santun dalam menggunakan
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, bahasa Indonesia untuk membuat anekdot
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan mengenai permasalahan sosial, lingkungan,
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai dan kebijakan publik
permasalahan 1.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, dan proaktif dalam
menggunakan bahasa Indonesia untuk
melaporkan hasil observasi
1.3 Menunjukkan perilaku jujur, tanggung dan
disiplin dalam menggunakan bahasa
Indonesia untuk menunjukkan tahapan dan
langkah yang telah ditentukan
1.4 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli,
dan santun dalam menggunakan bahasa
Indonesia untuk bernegosiasi dalam
perundingan
1.5 Menunjukkan perilaku jujur, peduli, santun,
dan tanggung jawab dalam penggunaan
bahasa Indonesia untuk memaparkan
pendapat mengenai konflik sosial, politik,
ekonomi, dan kebijakan publik

3.Memahami ,menerapkan, menganalisis 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks


pengetahuan faktual, konseptual, prosedural anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi,
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu prosedur kompleks, dan negosiasi baik
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan melalui lisan maupun tulisan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, 3.2 Membandingkan teks anekdot, laporan
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban hasil observasi, prosedur kompleks, dan
terkait penyebab fenomena dan kejadian, negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan
serta menerapkan pengetahuan prosedural 3.3 Menganalisis teks anekdot, laporan hasil
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan observasi, prosedur kompleks, dan
bakat dan minatnya untuk memecahkan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan
3.4 Mengevaluasi teks anekdot, eksposisi,
laporan hasil observasi, prosedur kompleks,
dan negosiasi berdasarkan kaidah-kaidah
teks baik melalui lisan maupun tulisan

20
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah 4.1 Menginterpretasi makna teks anekdot,
konkret dan ranah abstrak terkait dengan eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah kompleks, dan negosiasi baik secara lisan
secara mandiri, dan mampu menggunakan maupun tulisan
metode sesuai dengan kaidah keilmuan 4.2 Memproduksi teks anekdot, eksposisi,
laporan hasil observasi, prosedur kompleks,
dan negosiasi yang koheren sesuai dengan
karakteristik teks yang akan dibuat baik
secara lisan mupun tulisan
4.3 Menyunting teks anekdot, eksposisi,
laporan hasil observasi, prosedur kompleks,
dan negosiasi sesuai dengan struktur dan
kaidah teks baik secara lisan maupun
tulisan
4.4 Mengabstraksi teks anekdot, eksposisi,
laporan hasil observasi, prosedur kompleks,
dan negosiasi baik secara lisan maupun
tulisan
4.5 Mengonversi teks anekdot, eksposisi,
laporan hasil observasi, prosedur kompleks,
dan negosiasi ke dalam bentuk yang lain
sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik
secara lisan maupun tulisan

Kelas XI
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia

Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama 1.1Mensyukuri anugerah Tuhan akan


yang dianut keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannnya sesuai dengan kaidah dan
konteks untuk mempersatukan bangsa

1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan


keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana
komunikasi dalam memahami,
menerapkan, dan menganalisis informasi
lisan dan tulis melalui cerita pendek,
pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks,
dan ulasan/reviu film/drama

1.3 Mensyukuri anugerah Tuhan akan


keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana
komunikasi dalam mengolah, menalar, dan
menyajikan informasi lisan dan tulis melalui
cerita pendek, pantun, cerita ulang,
eksplanasi kompleks, dan ulasan/reviu
film/drama
21
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, 2.1 Menunjukkan perilaku tanggung jawab,
disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong responsif dan imajinatif dalam
royong, kerjasama, toleransi, damai ) santun menggunakan bahasa Indonesia untuk
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan berekspresi
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai 2.2 Menunjukkan perilaku tanggung jawab
permasalahan dalam berinteraksi secara peduli, dan proaktif dalam menggunakan
efektif dengan lingkungan sosial dan alam bahasa Indonesia untuk memahami dan
serta dalam menempatkan diri sebagai menyampaikan permasalahan
cerminan bangsa dalam pergaulandunia 2.3 Menunjukkan perilaku jujur, tanggung
jawab, dan disiplin dalam menggunakan
bahasa Indonesia untuk bercerita ulang
2.4 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli,
dan santun dalam menggunakan bahasa
Indonesia untuk menyampaikan paparan
2.5 Menunjukkan perilaku jujur, peduli, santun,
dan tanggung jawab dalam penggunaan
bahasa Indonesia untuk menyampaikan
penjelasan .

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks cerita
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin kompleks, dan ulasan/reviu film/drama baik
tahunya tentang ilmu pengetahuan, melalui lisan maupun tulisan
teknologi, seni, budaya, dan humaniora 3.2 Membandingkan teks cerita pendek,
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab dan ulasan/reviu film/drama baik melalui
fenomena dan kejadian, serta menerapkan lisan maupun tulisan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian 3.3 Menganalisis teks cerita pendek, pantun,
yang spesifik sesuai dengan bakat dan cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan
minatnya untuk memecahkan masalah ulasan/reviu film/drama baik melalui lisan
maupun tulisan
3.4 Mengevaluasi teks cerita pendek, pantun,
cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan
ulasan/reviu film/drama berdasarkan
kaidah-kaidah baik melalui lisan maupun
tulisan.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam 4.1 Menginterpretasi makna teks cerita pendek,
ranah konkret dan ranah abstrak terkait pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks,
dengan pengembangan dari yang dan ulasan/reviu film/drama baik secara
lisan maupun tulisan
dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
4.2 Memproduksi teks cerita pendek, pantun,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah ulasan/reviu film/drama yang koheren
keilmuan sesuai dengan karakteristik yang akan
dibuat baik secara lisan mupun tulisan
4.3 Menyunting teks cerita pendek, pantun,
cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan
ulasan/reviu film/drama sesuai dengan
struktur dan kaidah baik secara lisan
maupun tulisan
22
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

4.4 Mengabstraksi teks cerita pendek, pantun,


cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan
ulasan/reviu film/drama baik secara lisan
maupun tulisan
4.5 Mengonversi teks cerita pendek, pantun,
cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan
ulasan/reviu film/drama ke dalam bentuk
yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah
baik secara lisan maupun tulisan .

Kelas XII

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama 1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan
yang dianutnya keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannnya sesuai dengan kaidah
dan konteks untuk mempersatukan bangsa
1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan
keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana
komunikasi dalam memahami,
menerapkan, dan menganalisis informasi
lisan dan tulis melalui teks cerita sejarah,
berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi
dalam novel
1.3 Mensyukuri anugerah Tuhan akan
keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana
komunikasi dalam mengolah, menalar, dan
menyajikan informasi lisan dan tulis melalui
teks cerita sejarah, berita, iklan,
editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, 2.1 Menunjukkan perilaku jujur, responsif dan
disiplin, tanggungjawab, peduli santun dalam menggunakan bahasa
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), Indonesia untuk menyampaikan cerita
santun, responsif dan pro-aktif dan sejarah tentang tokoh-tokoh nasional dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi internasional
atas berbagai permasalahan dalam 2.2 Menunjukkan perilaku tanggung jawab,
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan peduli, dan santun dalam menggunakan
sosial dan alam serta dalam menempatkan bahasa Indonesia untuk memahami dan
diri sebagaicerminan bangsa dalam menyampaikan berita
pergaulan dunia 2.3 Menunjukkan perilaku jujur, tanggung
jawab, dan disiplin dalam menggunakan
bahasa Indonesia untuk memahami dan
menyampaikan penjelasan dan ajakan
2.4 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli,
dan santun dalam menggunakan bahasa
Indonesia untuk memaparkan
editorial/opinin tentang konflik sosial,

23
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

politik, ekonomi, kebijakan publik, dan


lingkungan hidup
2.5 Menunjukkan perilaku jujur, peduli, santun,
dan tanggung jawab dalam penggunaan
bahasa Indonesia untuk memahami dan
menyajikan cerita fiksi dalam novel

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks cerita
mengevaluasi pengetahuan faktual, sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan
konseptual, prosedural, dan metakognitif cerita fiksi dalam novel baik melalui lisan
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu maupun tulisan
pengetahuan, teknologi,seni, budaya, dan 3.2 Membandingkan teks cerita sejarah, berita,
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban novel baik melalui lisan maupun tulisan
terkait penyebab fenomena dan kejadian, 3.3 Menganalisis teks cerita sejarah, berita,
serta menerapkan pengetahuan prosedural iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam
pada bidang kajian yang spesifik sesuai novel baik melalui lisan maupun tulisan
dengan bakat dan minatnya untuk 3.4 Mengevaluasi teks cerita sejarah, berita,
memecahkan iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam
novel berdasarkan kaidah-kaidah baik
melalui lisan maupun tulisan

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta 4.1 Menginterpretasi makna teks cerita sejarah,
dalam ranah konkret dan ranah abstrak berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi
terkait dengan pengembangan dari yang dalam novel baik secara lisan maupun
dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta tulisan
bertindak secara efektif dan kreatif, dan 4.2 Memproduksi teks cerita sejarah, berita,
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam
keilmuan novel yang koheren sesuai dengan
karakteristik teks baik secara lisan maupun
tulisan
4.3 Menyunting teks cerita sejarah, berita, iklan,
editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel
sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik
secara lisan maupun tulisan
4.4 Mengabstraksi teks cerita sejarah, berita,
iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam
novel baik secara lisan maupun tulisan
4.5 Mengonversi teks cerita sejarah, berita,
iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam
novel ke dalam bentuk yang lain sesuai
dengan struktur dan kaidah teks baik secara
lisan maupun tulisan

Contoh keterkaitan KD dari KI3 dan KI4 dengan KD dari KI1 dan KI2
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester: X1/2
24
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Materi Pokok : Teks Cerita Pendek

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama 1.3 Mensyukuri anugerah


yang dianut Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia
dan menggunakannya sebagai sarana
komunikasi dalam mengolah, menalar,
dan menyajikan informasi lisan dan tulis
melalui cerita pendek, pantun, cerita
ulang, eksplanasi kompleks, dan
ulasan/reviu film/drama
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, 2.5 Menunjukkan perilaku jujur, peduli,
disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, santun, dan tanggung jawab dalam
kerjasama, toleransi, damai ) santun responsif penggunaan bahasa Indonesia untuk
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai menyampaikan penjelasan
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulandunia

3. Memahami, menerapkan, menganalisis 3.2 Membandingkan teks cerita


pengetahuan faktual, konseptual, prose-dural, pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya kompleks, dan ulasan/reviu film/drama
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, baik melalui lisan maupun tulisan
budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam 4.2 Memproduksi teks cerita


ranah konkret dan ranah abstrak terkait pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi
dengan pengembangan dari yang kompleks, dan ulasan/reviu film/drama
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan yang koheren sesuai dengan karakteristik
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah yang akan
keilmuan dibuat baik secara lisan mupun tulisan
D. Strategi Implementasi
1. Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan sebagai berikut.
- Juli 2013: Kelas I, IV, VII, dan X: terbatas pada sejumlah SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/
SMK/MAK. Ini adalah tahun pertama implementasi dan dilakukan di seluruh wilayah NKRI.
- Juli 2014: Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI tahun 2014: adalah tahun kedua implementasi.
Pada tahun kedua ini, hanya kelas terakhir SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK yang belum
melaksanakan kurikulum.

25
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

- Juli 2015: seluruh kelas dan seluruh sekolah SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK telah
melaksanakan sepenuhnya Kurikulum 2013.
2. Pelatihan Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas, dimulai dari tahun 2013-2015. Seluruh guru,
kepala sekolah dan pengawas di seluruh Indonesia sudah mendapatkan pelatihan untuk
melaksanakan kurikulum.
3. Pengembangan buku, dari tahun 2013-2015. Pada prinsipnya ketika implementasi
Kurikulum 2013 memasuki tahun 2015-2016 seluruh buku sudah teredia di setiap sekolah.Buku
terdiri atas buku untuk peserta didik dan buku untuk guru. Isi buku guru adalah sama dengan
buku peserta didik dengan tambahan strategi pembelajaran dan penilaian hasil belajar.
4. Implementasi Kurikulum 2013 mensyaratkan penataan administrasi, manajemen,
kepemimpinan dan budaya kerja guru yang baru. Oleh karena itu dalam persiapan implementasi
Kurikulum 2013, pelatihan juga berkenaan dengan tata kerja baru para guru dan kepemimpinan
kepala sekolah.
5. Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan
masalah implementasi dan upaya penanggulangan dimulai Juli 2013-2016. Pada akhir tahun
ketiga implementasi diharapkan permasalahan yang dihadapi para pelaksana sudah tidak lagi
merupakan masalah mendasar dan kurikulum sudah dapat dilaksanakan sebagaimana
seharusnya.

HO 1.3a
MATERI 1.3

26
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

PENDEKATAN, MODEL-MODEL DAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PADAKURIKULUM 201

A. PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KURIKULUM 2013


1. Esensial Pendekatan Saintifik/Pendekatan Ilmiah

Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu Kurikulum 2013
mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini
sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan
lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran
deduktif (deductivereasoning).

Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik.
Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik
simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke
dalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan
kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk
pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat
disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek
yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.Karena
itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi
atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan
menguji hipotesis.

2. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah

Menurut Permendikbud no. 81 A tahun 2013 lampiran IV, Proses pembelajaran terdiri atas lima
pengalaman belajar pokok yaitu:
a. mengamati;
b. menanya;
c. mengumpulkan informasi;
d. mengasosiasi; dan
e. mengkomunikasikan.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana
tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 1: Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya

Langkah Kegiatan Belajar Kompetensi yang


Pembelajaran Dikembangkan
Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat Melatih kesungguhan,
(tanpa atau dengan alat) ketelitian, mencari informasi
Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi Mengembangkan kreativitas,
yang tidak dipahami dari apa yang diamati rasa ingin tahu, kemampuan
atau pertanyaan untuk mendapatkan merumuskan pertanyaan untuk
informasi tambahan tentang apa yang membentuk pikiran kritis yang
diamati (dimulai dari pertanyaan faktual perlu untuk hidup cerdas dan
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) belajar sepanjang hayat

27
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Mengumpulkan - Melakukan eksperimen Mengembangkan sikap teliti,


informasi/ - Membaca sumber lain selain buku teks jujur,sopan, menghargai
eksperimen - Mengamati objek/ kejadian/ pendapat orang lain,
- aktivitas kemampuan berkomunikasi,
- Wawancara dengan narasumber menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
Mengasosiasikan/ -Mengolah informasi yang sudah Mengembangkan sikap jujur,
mengolah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan teliti, disiplin, taat aturan, kerja
informasi mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil keras, kemampuan menerapkan
dari kegiatan mengamati dan kegiatan prosedur dan kemampuan
mengumpulkan informasi. berpikir induktif serta deduktif
-Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari dalam menyimpulkan .
yang bersifat menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat
yang berbeda sampai kepada yang
bertentangan.
Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan, Mengembangkan sikap jujur,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara teliti, toleransi, kemampuan
lisan, tertulis, atau media lainnya berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat
dengan singkat dan jelas, dan
mengembangkan kemampuan
berbahasa yang baik dan benar.

a. Mengamati
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah: membaca, mendengar,
menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah: melatih
kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning).


Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta
didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam
rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan
tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan
pembelajaran.

Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga
proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik
menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran
yang digunakan oleh guru.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti
berikut ini.
1) Menentukan objek apa yang akan diobservasi
2) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi

28
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

3) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder
4) Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
5) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar
berjalan mudah dan lancar
6) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan buku
catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Praktik observasi dalam pembelajaran hanya akan efektif jika peserta didik dan guru melengkapi diri
dengan dengan alat-alat pencatatan dan alat-alat lain, seperti (1) tape recorder, untuk merekam
pembicaraan; (1) kamera, untuk merekam objek atau kegiatan secara visual; (2) film atau video,
untuk merekam kegiatan objek atau secara audio-visual; dan (3) alat-alat lain sesuai dengan
keperluan.

Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa
daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdotal (anecdotal record), catatan
berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang
berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang ,
berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdotalberupa
catatan yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang
ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi.

b . Menanya
Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara: mengajukan pertanyaan tentang informasi yang
tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat

Istilah pertanyaan tidak selalu dalam bentuk kalimat tanya, melainkan juga dapat dalam bentuk
pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. Bentuk pertanyaan, misalnya:
Apakah ciri-ciri kalimat yang efektif? Bentuk pernyataan, misalnya: Sebutkan ciri-ciri kalimay efektif!
Fungsi bertanya
1) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau
topik pembelajaran.
2) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan
pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
3) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari
solusinya.
4) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang
diberikan.
5) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan
memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
6) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan
kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
7) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan,
memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
8) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan
yang tiba-tiba muncul.
9) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama
lain.

29
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Kriteria pertanyaan yang baik


Kriteria pertanyaan yang baik adalah: singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki fokus,
bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta
didik untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, merangsang
proses interaksi

Tingkatan Pertanyaan
Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan jawaban yang
baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas pertanyaan, sehingga menggambarkan
tingkatan kognitif seperti apa yang akan disentuh, mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih
tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang
lebih tinggi disajikan berikut ini.
Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan

Kognitif Pengetahuan Apa...


yang lebih (knowledge) Siapa...
rendah Kapan...
Di mana...
Sebutkan...
Jodohkan atau pasangkan...
Persamaan kata...
Golongkan...
Berilah nama...
Dll.
Pemahaman Terangkahlah...
(comprehension) Bedakanlah...
Terjemahkanlah...
Simpulkan...
Bandingkan...
Ubahlah...
Berikanlah interpretasi...
Penerapan Gunakanlah...
(application Tunjukkanlah...
Buatlah...
Demonstrasikanlah...
Carilah hubungan...
Tulislah contoh...
Siapkanlah...
Klasifikasikanlah...
Kognitif Analisis (analysis) Analisislah...
yang lebih Kemukakan bukti-bukti
tinggi Mengapa
Identifikasikan
Tunjukkanlah sebabnya
Berilah alasan-alasan

30
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan

Sintesis (synthesis) Ramalkanlah


Bentuk
Ciptakanlah
Susunlah
Rancanglah...
Tulislah
Bagaimana kita dapat memecahkan
Apa yang terjadi seaindainya
Bagaimana kita dapat memperbaiki
Kembangkan
Evaluasi Berilah pendapat
(evaluation) Alternatif mana yang lebih baik
Setujukah anda
Kritiklah
Berilah alasan
Nilailah
Bandingkan
Bedakanlah

c.Mengumpulkan informasi/ Eksperimen (Mencoba)


Mengumpulkan informasi/ eksperimen kegiatan pembelajarannya antara lain:
1) melakukan eksperimen;
2) membaca sumber lain selain buku teks;
3) mengamati objek/ kejadian/aktivitas; dan
4) wawancara dengan narasumber.

Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, peserta didik harus mencoba atau
melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Peserta didik pun harus
memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta
mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah
yang dihadapinya sehari-hari.

Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar (1) Guru hendaknya merumuskan tujuan
eksperimen yanga akan dilaksanakan murid, (2) Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan
yang dipergunakan, (3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu, (4) Guru menyediakan kertas
kerja untuk pengarahan kegiatan murid, (5) Guru membicarakan masalah yanga akan yang akan
dijadikan eksperimen, (6) Membagi kertas kerja kepada murid, (7) Murid melaksanakan eksperimen
dengan bimbingan guru, dan (8) Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila
dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.

d. Mengasosiasi/ Mengolah informasi


Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengasosiasi / mengolah informasi adalah sebagai
berikut.
1) mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi.

31
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

2) Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.

Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengasosiasi/ mengolah inofrmasi adalah


Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

Dalam kegiatan mengasosiasi/ mengolah informasi terdapat kegiatan menalar. Istilah menalar
dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013
untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu
dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses
berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh
simpulan berupa pengetahuan.
Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu tidak
bermanfaat. Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan
terjemanan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu,
istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan
ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam
pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan
beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori.
Bagaimana aplikasinya dalam proses pembelajaran? Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran
untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
1) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan
kurikulum.
2) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah
memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri
maupun dengan cara simulasi.
3) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana
(persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi).
4) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati
5) Seriap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki
6) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi
kebiasaan atau pelaziman.
7) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.
8) Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan
pembelajaran perbaikan.
e. Mengomunikasikan
Dalam kegiatan mengomunikasikan dapat dilakukan pembelajaran kolaboratif.Pembelajaran
kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas
sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang
menempatkan dan memaknai kerja sama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan
disengaja rupa untuk memudahkan usaha kolektif untuk mencapai tujuan bersama.
Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru dan fungsi guru
lebih bersifat direktif atau manajer belajar.Sebaliknya, peserta
didiklah yang harus lebih aktif. Peserta didik berinteraksi dengan
empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau
kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh

32
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

rasa aman sehingga memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tntutan belajar
secara bersama-sama.

Ada empat sifat kelas atau pembelajaran kolaboratif. Dua sifat berkenaan dengan perubahan
hubungan antara guru dan peserta didik. Sifat ketiga berkaitan dengan pendekatan baru dari
penyampaian guru selama proses pembelajaran. Sifat keempat menyatakan isi kelas atau
pembelajaran kolaboratif. Dengan pembelajaran kolaboratif, peserta didik memiliki ruang gerak
untuk menilai dan membina ilmu pengetahuan, pengalaman personal, bahasa komunikasi, strategi
dan konsep pembelajaran sesuai dengan teori, serta menautkan kondisi sosiobudaya dengan situasi
pembelajaran. Di sini, peran guru lebih banyak sebagai pembimbing dan manajer belajar ketimbang
memberi instruksi dan mengawasi secara rijid. Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru
berbagi tugas dan kewenangan dengan peserta didik, khususnya untuk hal-hal tertentu. Cara ini
memungkinan peserta didik menimba pengalaman mereka sendiri, berbagi strategi dan informasi,
menghormati antarsesa, mendorong tumbuhnya ide-ide cerdas, terlibat dalam pemikiran kreatif
dan kritis serta memupuk dan menggalakkan mereka mengambil peran secara terbuka dan
bermakna.
Contoh Pembelajaran Kolaboratif
Guru ingin mengajarkan tentang konsep, penggolongan sifat, fakta, atau mengulangi informasi
tentang objek. Untuk keperluan pembelajaran ini dia menggunakan media sortir kartu (card sort).
Prosedurnya dapat dilakukan seperti berikut ini.
Kepada peserta didik diberikan kartu indeks yang memuat informasi atau contoh yang cocok
dengan satu atau lebih katagori.
Peserta didik diminta untuk mencari temannya dan menemukan orang yang memiliki kartu
dengan katagori yang sama.
Berikan kepada peserta didik yang kartu katagorinya sama menyajikan sendiri kepada
rekanhya.
Selama masing-masing katagori dipresentasikan oleh peserta didik, buatlah catatan dengan
kata kunci (point) dari pembelajaran tersebut yang dirasakan penting.
Pemanfaatan Internet Pada Pembelajaran Kolaboratif
Pemanfaatan internet sangat dianjurkan dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif. Karena
memang, internet merupakan salah satu jejaring pembelajaran dengan akses dan ketersediaan
informasi yang luas dan mudah. Saat ini internet telah menyediakan diri sebagai referensi yang
murah dan mudah bagi peserta didik atau siapa saja yang hendak mengubah wajah dunia.

Penggunaan internet disarakan makin mendesak sejalan denan perkembangan pengetahuan terjadi
secara eksponensial. Masa depan adalah milik peserta didik yang memiliki akses hampir ke seluruh
informasi tanpa batas dan mereka yang mampu memanfaatkan informasi diterima secepat
mungkin.

Daftar Pustaka
Allen, L. (1973). An Examination of the Ability of Third Grade Children from the Science Curriculum
Improvement Study to Identify Experimental Variables and to Recognize Change. Science
Education, 57, 123-151.
Depdikbud. 2013. Permendikbud 81A. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

33
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Padilla, M., Cronin, L., & Twiest, M. (1985). The Development and Validation of the Test of Basic
Process Skills. Paper Presented at the Annual meeting of the National Association for
Research in Science Teaching, French Lick, IN.
Quinn, M., & George, K. D. (1975). Teaching Hypothesis Formation. Science Education, 59, 289-296.
Science Education, 62, 215-221.
Thiel, R., & George, D. K. (1976). Some Factors Affecting the use of the Science Process Skill of
Prediction by Elementary School Children. Journal of Research in Science Teaching, 13, 155-
166.
Tomera, A. (1974). Transfer and Retention of Transfer of the Science Processes of Observation and
Comparison in Junior High School Students.Science Education, 58, 195-203

34
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

B. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN HO-1.3a


1.MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK(PROJECT BASED LEARNING)

a. Konsep/Definisi
Pembelajaran Berbasis Proyek(Project Based Learning=PjBL)adalah metoda pembelajaran
yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi,
penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil
belajar.

Pembelajaran Berbasis Proyekmerupakan metode belajar yang menggunakan masalah


sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis
Proyekdirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta
didik

Proses inquiry dalam Pembelajaran Berbasis proyek dimulai dengan memunculkan


pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah
proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada
saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen
utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya.
PjBLmerupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan
berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.

Pembelajaran Berbasis Proyekmemiliki karakteristik sebagai berikut:


1) peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja;
2) adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik;
3) peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau
tantangan yang diajukan;
4) peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola
informasi untuk memecahkan permasalahan;
5) proses evaluasi dijalankan secara kontinu;
6) peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan;
7) produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; dan
8) situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyeksebaiknya sebagai fasilitator, pelatih,
penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya
imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa.

a. Langkah-Langkah Operasional
Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan dengan
diagram sebagai berikut.

35
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Diagram 1. Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek

Penjelasan Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut.


1) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start with the Essential Question).
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat
memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik
yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi
mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta
didik.
2) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project).
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan
emikian peserta didik diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut.
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung
dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek
yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu
penyelesaian proyek.
3) Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline
untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3)
membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta
didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5)
meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu
cara.
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress
of the Project)
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik
selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta
didik pada setiap roses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi
aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik
yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
5) Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar,
berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi
umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu
pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
6) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)

36
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan
baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar
dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama
proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new
inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama
pembelajaran.
Peran guru dan peserta didik dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai
berikut.
1) Peran Guru
Peran guru pada Pembelajaran Berbasis Proyek meliputi: a) Merencanakan dan mendesain
pembelajaran, b) Membuat strategi pembelajaran, c) Membayangkan interaksi yang akan
terjadi antara guru dan siswa, d) Mencari keunikan siswa, e) Menilai siswa dengan cara
transparan dan berbagai macam penilaian dan f) Membuat portofolio pekerjaan siswa.
2)Peserta Didik
Peran peserta didik pada Pembelajaran Berbasis Proyek meliputi : a) Menggunakan
kemampuan bertanya dan berpikir, b) Melakukan riset sederhana, c) Mempelajari ide dan
konsep baru, d) Belajar mengatur waktu dengan baik, e) Melakukan kegiatan belajar
sendiri/kelompok, f) Mengaplikasikan hasil belajar lewat tindakan dan g) Melakukan
interaksi sosial (wawancara, survey, observasi, dll)

b. Sistem Penilaian
Penilaian pembelajaran berbasis proyek harus diakukan secara menyeluruh terhadap sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa selama pembelajaran. Penilaian tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut.
Penilaian proyekpada model ini merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian
proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,
kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran
tertentu secara jelas.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
1) Kemampuan pengelolaan : Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi
dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
2) Relevansi: Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
3) Keaslian: Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta
didik.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek.
Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan
disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil

37
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan
alat/ instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.

Contoh Teknik Penilaian Proyek

Mata Pelajaran :
Nama Proyek :
Alokasi Waktu :
Guru Pembimbing :
Nama :
NIS :
Kelas :

No. ASPEK SKOR (1 - 5)


1 PERENCANAAN :
a. Persiapan
b. Rumusan Judul
2 PELAKSANAAN :
a. Sistematika Penulisan
b. Keakuratan Sumber Data / Informasi
c. Kuantitas Sumber Data
d. Analisis Data
e. Penarikan Kesimpulan
3 LAPORAN PROYEK :
a. Performans
b. Presentasi / Penguasaan
TOTAL SKOR
Penilaian Pembelajarn berbasis Proyek juga dapat dilakukan dengan menilai produk yang
dihasilkan dari tugas proyek. Penilaian produk dilakukan untuk menilai proses pembuatan dan
kualitas`suatu produk yang dihasilkan oleh peserta didik. Penilaian produk meliputi penilaian
kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi maupun kary seni. Adapun contoh
format penilaian produk adalah sebagai berikut.
Contoh Format Penilaian Produk (Teknologi/Karya Seni)

Mata Ajar :
Nama Proyek :
Alokasi Waktu :
Nama Peserta didik :
Kelas/SMT :
No. Tahapan Skor ( 1 5 )*
1 Tahap Perencanaan Bahan
2 Tahap Proses Pembuatan
a. Persiapan Alat dan Bahan
b. Teknik Pengolahan
c. K3 (Keselamatan kerja, Keamanan
dan Kebersihan)
3 Tahap Akhir (Hasil Produk)
a. Bentuk Fisik
b. Inovasi

38
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

TOTAL SKOR

Catatan :
*) Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai dengan 5, dengan ketentuan semakin
lengkap jawaban dan ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya.

Daftar Pustaka

Alexander, D. (2000). The learning that lies between play and academics in afterschool
programs. National Institute on Out-of-School Time. Retrieved from
http://www.niost.org/Publications/papers

Admin.Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) [online]. Diakses di


http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/151/hubptain-gdl-ellyikasus-7509-3-babii.pdf
(17 Oktober 2011).

Barron, B., & Darling-Hammond, L. (2008). Teaching for meaningful learning: A review of
research on inquiry-based and cooperative learning. Retrieved from
http://www.edutopia.org/pdfs/edutopia-teaching-for-meaningful-learning.pdf.

Buck Institute for Education. Introduction to Project Based Learning. [Online]. Diakses di
http://www.bie.org/images/uploads/general/20fa7d42c216e2ec171a212e97fd4a9e.pdf (18
Oktober 2011).

Daniel K. Schneider. 2005. Project-based learning. [Online]. Diakses


dihttp://edutechwiki.unige.ch/en/Project-based_learning (18 Oktober 2011).

Florin, Suzanne. 2010. The Success of Project Based Learning. [Online]. Diakses di
http://www.brighthub.com/education/k-12/articles/90553.aspx (18 Oktober 2011)

Grant, M. (2009, April). Understanding projects in projectbased learning: A students


perspective. Paper presented at Annual Meeting of the American Educational Research
Association, San Diego, CA.

Lucas, George .(2005). Instructional Module Project Based Learning.


http://www.edutopia.org/modules/PBL/whatpbl.php. Diakses tanggal 13 Juli 2010.

Markham, T. (2003). Project-Based Learning Handbook (2nd ed.). Novato, CA: Buck Institute
for Education.

Research summary: Project-based learning in middle grades mathematics. Retrieved from


http://www.nmsa.org/Research/ResearchSummaries.

ResearchSummaries/ProjectBasedLearninginMath/tabid/1570/Default.aspx.

Savery, J. R. (2006). Overview of problem-based learning: Definitions and distinctions. The


Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning, 1(1), 920. Journal of Problem-Based
Learning, 3(1), 1243

1. MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)


HO-1.3b
39
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

a. Definisi dan Konsep


1. Definisi
Discovery mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada
perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada
ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui, masalah yang diperhadapkan
kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Sedangkan pada inkuiri masalahnya
bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya
untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian, sedangkan
Problem Solving lebih memberi tekanan pada kemampuan menyelesaikan masalah. Pada
Discovery Learning materi yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan
tetapi peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan
mencari informasi sendiri kemudian mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang
mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.
Penggunaan Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan
kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Merubah modus
Ekspository siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus Discovery
siswa menemukan informasisendiri.

2. Konsep
Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal
dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan
memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi. Lingkungan ini dinamakan Discovery
Learning Environment, yaitu lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-
penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui.
Lingkungan seperti ini bertujuan agar siswa dalam proses belajar dapat berjalan dengan baik dan
lebih kreatif.

Dalam Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk
melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan,
menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-
kesimpulan. Bruner mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya (Budiningsih, 2005:41).
Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam Discovery Learning menurut Bruner adalah hendaklah
guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang
scientist, historin, atau ahli matematika. Dan melalui kegiatan tersebut siswa akan menguasainya,
menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.

b. Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses Pembelajaran


Langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas adalah sebagai berikut:
1). Perencanaan
a) Menentukan tujuan pembelajaran
b) Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya
40
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

belajar, dan sebagainya)


c) Memilih materi pelajaran.
d) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh
generalisasi)
e) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan
sebagainya untuk dipelajari siswa
f) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke
abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
g) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa

2). Pelaksanaan
Menurut Syah (2004) dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas,ada beberapa
prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai
berikut.
a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya dan timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru dapat memulai
kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan
aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada
tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan
dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan. Dengan demikian seorang Guru harus
menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada siswa agar tujuan mengaktifkan
siswa untuk mengeksplorasi dapat tercapai.
b) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulation guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran,
kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara
atas pertanyaan masalah)
c) Data collection (pengumpulan data)
Pada saat peserta didik melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru memberi kesempatan
kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Data dapat diperoleh melalui membaca
literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan
sebagainya.
d) Data processing (pengolahan data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan
informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan
sebagainya, lalu ditafsirkan.
e) Verification (pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan, dihubungkan dengan hasil data processing.
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau
hipotesis yang telah
f) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

41
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang
dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama,
dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan
prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.
c. Sistem Penilaian
Dalam Model Pembelajaran Discovery, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes
maupun non tes. Penilaian dapat berupa penilaian pengetahuan, keterampilan, sikap, atau
penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian pengetahuan, maka dalam
model pembelajaran discovery dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya
menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa, maka pelaksanaan
penilaian dapat menggunakan contoh-contoh format penilaian sikap seperti yang ada pada
uraian penilaian proses dan hasil belajar pada materi berikutnya

Daftar Pustaka
Dahar, RW., 1991. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
http://darussholahjember.blogspot.com/2011/05/aplikasi-metode-discovery-learning.html
(diunduh 23 Mei 2013).
http://ebookbrowse.com/pengertian-model-pembelajaran-discovery-learning-menurut-para-ahli-
pdf-d368189396 (diunduh 23 Mei 2013).
Jurnal Geliga Sains 3 (2), 8-13, 2009 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau ISSN
1978-502X.
Syah, M., 1996. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

HO -1.4.b

42
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

2. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH(PROBLEM BASED LEARNING)

Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang


dirancang agar peserta didik mendapat pengetahuan penting,
yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan
memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan
berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan
pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau
menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari.
a. Konsep
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah modelpembelajaran yang menyajikan masalah
kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan
pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia
nyata (real world). Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu modelpembelajaran yang
menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar, bekerja secara berkelompok untuk
mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk
mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan
kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan
dengan masalah yang harus dipecahkan.
Ada lima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL).
1) Permasalahan sebagai kajian.
2) Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman.
3) Permasalahan sebagai contoh.
4) Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses.
5) Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik.

Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan
berikut ini.
Peserta Didik sebagai Problem Masalah sebagai Awal
Guru sebagai Pelatih
Solver Tantangan dan Motivasi
o Asking about thinking o Peserta yang aktif. o Menarik untuk
(bertanya tentang o Terlibat langsung dalam dipecahkan.
pemikiran). pembelajaran. o Menyediakan kebutuhan
o Memonitor pembelajaran. o Membangunpembelajaran. yang ada hubungannya
o Probbing ( menantang dengan pelajaran yang
peserta didik untuk berpikir ). dipelajari.
o Menjaga agar peserta didik
terlibat.
o Mengatur dinamika
kelompok.
o Menjaga berlangsungnya
proses.

b.Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah:

1) Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah

43
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan


berpikir tingkat tinggi.
2) Pemodelan peranan orang dewasa.
Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani gap antara pembelajaran
sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah.
Berikut ini aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan.
PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas.
PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan dialog
dengan yang lain sehingga peserta didik secara bertahap dapat memi peran yang diamati
tersebut.
PBL melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan
mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun
femannya tentang fenomena itu.
3) Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning)
Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus dapat
menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh,
di bawah bimbingan guru.

Pendekatan PBL mengacu pada hal-hal sebagai berikut ini.


1) Kurikulum : PBL tidak seperti pada kurikulum tradisional, karena memerlukan suatu
strategi sasaran di mana proyek sebagai pusat.
2) Responsibility : PBL menekankan responsibility dan answerability para peserta didik ke
diri dan panutannya.
3) Realisme : kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi
yang sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas otentik dan menghasilkan sikap
profesional.
4) Active-learning : menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan keinginan
peserta didik untuk menemukan jawaban yang relevan, sehingga dengan demikian telah
terjadi proses pembelajaran yang mandiri.
5) Umpan Balik : diskusi, presentasi, dan evaluasi terhadap para peserta didik
menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendorong kearah pembelajaran
berdasarkan pengalaman.
6) Keterampilan Umum : PBL dikembangkan tidak hanya pada ketrampilan pokok dan
pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang
mendasar seperti pemecahan masalah, kerja kelompok, dan self-management.
7) Driving Questions :PBL difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan yang memicu
peserta didik untuk berbuat menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip dan
ilmu pengetahuan yang sesuai.
8) Constructive Investigations :sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan dengan
pengetahuan para peserta didik.
9) Autonomy :proyek menjadikan aktifitas peserta didik sangat penting.

c.Prinsip Proses Pembelajaran PBL


Prinsip-prinsip PBL yang harus diperhatikan meliputi konsep dasar, pendefinisian masalah,
pembelajaran mandiri, pertukaran pengetahuan dan penialainnya

Konsep Dasar (Basic Concept)

44
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Pada pembelajaran ini fasilitator dapat memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan
skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih
cepat mendapatkan peta yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran. Konsep yang
diberikan tidak perlu detail, diutamakan dalam bentuk garis besar saja, sehingga peserta didik
dapat mengembangkannya secara mandiri secara mendalam

Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)


Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan dalam kelompoknya
peserta didik melakukan berbagai kegiatan. Pertama, brainstorming dengan cara semua anggota
kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga
dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat. Kedua, melakukan seleksi untuk
memilih pendapat yang lebih fokus. ketiga, menentukan permasalahan dan melakukan pembagian
tugas dalam kelompok untuk mencari referensi penyelesaian dari isu permasalahan yang didapat.
Fasilitator memvalidasi pilihan-pilihan yang diambil peserta didik yang akhirnya diharapkan
memiliki gambaran yang jelas tentang apa saja yang mereka ketahui, apa saja yang mereka tidak
ketahui, dan pengetahuan apa saja yang diperlukan untuk menjembataninya.
Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Setelah mengetahui tugasnya, masing-masing peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat
memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel
tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang
relevan. Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari
informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah
didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di
kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.

Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)


Setelah mengetahui tugasnya, masing-masing peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat
memperjelas isu yang sedang diinvestigasi misalnya dari artikel tertulis di perpustakaan, halaman
web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan. Tujuan utama tahap investigasi, yaitu: (1) agar
peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan
permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan untuk
dipresentasikan di kelas relevan dan dapat dipahami.
Penilaian (Assessment)
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill),
dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis,
PR, dokumen, dan laporan. Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu
pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.
Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan
partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran.
Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan.

Daftar Pustaka

45
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Albanese, M.A. & Mitchell, S.. (1993). Problem BasedLearning: a Review of The Literature on
Outcomes and Implementation Issues. Journal of Academic Medicine
Barrows, H.S. & Tamblyn, R.M.. (1980). Problem BasedLearning: an Approach to Medical
Education. New York: Springer Publishing
Dahlan, M.D. (1990). Model-Model Mengajar . Bandung: Diponegoro. Sugiyono, Prof. Dr. (2008).
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Das Salirawati, 2009, Penerapan Problem Based Learning Sebagai Upaya Meningkatkan
Kemampuan Peserta Didik Dalam Memecahkan Masalah, Makalah
Duch, J. Barbara. (1995). Problems: A Key Factor in PBL. [Online]. Tersedia :
http://www.udel.edu/pbl/cte/spr96-phys.html. [21 Juli 2010].
Glazer, Evan. (2001). Problem Based Instruction. In M. Orey (Ed.), Emerging Perspectives on
Learning, Teaching, and Technology [Online]. Tersedia:
http://www.coe.uga.edu/epltt/ProblemBasedInstruct.htm. [17 Juni 2005].
Ibrahim, M dan Nur. (2005). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: University Press
Karim, S., et al. (2007). Penerapan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika serta Mengembangkan Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi dan Kecakapan Ilmiah. Proposal Hibah Kompetitif UPI 2007. Bandung: Tidak
diterbitkan
Major, Claire,H dan Palmer, Betsy. 2001. Assessing the Effectiveness of Problem-Based Learning
in Higher Education: Lessons from the Literature. [Online]. Tersedia :
http://www.rapidintellect.com/AE Qweb/mop4spr01.htm [14 Juli 2010]
Melvin L. & Silberman. (1996). Active Learning: 101 Strategies to Teach any Subject. USA: Allyn &
Bacon
Mudjiman, Haris. 2006. Belajar Mandiri. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP)
UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press)
Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004: Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo
Proyek DUeLike Universitas Indonesia. (2002). Panduan Pelaksanaan Collaborative Learning&
Problem BasedLearning. Depok: UI
Siburian, Jodion. 2010. Model Pembelajaran Sains, Jambi: Universitas Jambi
Sudjana, D. (1982). Model Pembelajaran Pemecahan Masalah. Bandung : Lembaga Penelitian
IKIP Bandung
Yamin, Martinis. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran, Jambi: Gaung Persada Press

HO -1.3c

46
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

C.PENILAIAN PEMBELAJARAN

Penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik. Pada Standar Nasional Pendidikan, penilaian pendidikan merupakan salah
satu standar yang yang bertujuan untuk menjamin: perencanaan penilaian peserta didik sesuai
dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian; pelaksanaan
penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif,efektif, efisien, dan sesuai dengan
konteks sosial budaya; dan pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan
informatif.

1.Jenis-jenis Penilaian pada Kurikulum 2013


Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian peserta didik yang dilakukan pada kurikulum 2013
mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat
kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah, yang diuraikan sebagai berikut.
a. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai
mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran.
b. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif
untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
c. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai
keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau
kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.
d. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan
perbaikan hasil belajar peserta didik.
e. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodic untuk menilai kompetensi
peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
f. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 9 minggu kegiatan
pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
g. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
h. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang
dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan
UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada
tingkat kompetensi tersebut.
i. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan
pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat
kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan
Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.

47
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

j. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi


tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional
Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.
k. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar
kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.

2.Pengertian Penilaian dan Penilaian Autentik


Penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan
secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)
pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik
menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian
ketiga komponen (input proses output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil
belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan
dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam
pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu
menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi,
menanya, menalar, mencoba, dan membangun jejaring. Penilaian autentik cenderung fokus pada
tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan
kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Karenanya, penilaian
autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA.

Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen penilaian yang memberikan kesempatan
luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah
dimilikinya dalam bentuk tugas-tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati,
survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas. Kata lain dari
penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan
penilaian projek.

Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan
(remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik
dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar
Penilaian Pendidikan.

3. Prinsip dan Pendekatan Penilaian


Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas
penilai.
b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,
c. Menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
d. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporannya.
48
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

e. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diakses oleh semua pihak.
f. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah
maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
g. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK merupakan
penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM
merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan
karakteristik peserta didik.

4. Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian


a. Ruang Lingkup Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan
posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian
merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi
muatan/kompetensi program, dan proses.
b. Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sebagai berikut.

1) Penilaian kompetensi sikap


Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian
teman sejawat(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan
untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik
b) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati.
c) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
d) Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang
digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
e) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi
hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan
dengan sikap dan perilaku.

2) Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
a) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.
b) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
c) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara
individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

49
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

3) Penilaian Kompetensi Keterampilan

Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang
menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan
berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
a) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan
suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
b) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
c) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan
seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk
mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam
kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang
mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
a) substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
b) konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang
digunakan; dan
c) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.

6. Mekanisme dan Prosedur Penilaian


a. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh
pendidik, satuan pendidikan, Pemerintah dan/atau lembaga mandiri.
b. Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik, penilaian diri, penilaian
projek, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian sekolah, dan ujian nasional.
- Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.
- Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan harian.
- Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema pelajaran.
- Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses pembelajaran
dalam bentuk ulangan atau penugasan.
- Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukan oleh pendidik di
bawah koordinasi satuan pendidikan.
- Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir kelas II (tingkat
1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5), dengan
menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah. Ujian tingkat kompetensi pada
akhir kelas VI (tingkat 3), kelas IX (tingkat 4A), dan kelas XII (tingkat 6) dilakukan melalui
UN.
- Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode survei oleh Pemerintah
pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI
(tingkat 5).
- Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
- Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
c. Perencanaan ulangan harian dan pemberian projek oleh pendidik sesuai dengan silabus dan
dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
d. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah:
- menyusun kisi-kisi ujian;

50
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

- mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen;


- melaksanakan ujian;
- mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kelulusan peserta didik; dan
- melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.
e. Ujian nasional dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi
Standar (POS).
f. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian
berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran
remedial.
Penjelasan penerapan konsep penilaian proses dan hasil belajar dapat Anda pelajari selengkapnya
pada lampiran IV Permendikbud nomor 81 A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum,
Pedoman Umum Pembelajaran.

Daftar Pustaka

Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013. Tentang Standar Penilaian pendidikan


Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013. Tentang tentang Implementasi Kurikulum

51
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

MATERI PELATIHAN 2
ANALISIS BUKU
Guru dan Buku Siswa

MATERI PELATIHAN : 2. ANALISIS BUKU

52
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Buku guru dan buku siswa merupakan salah satu sarana iImplementasiKurikulum Tahun 2013
dalam pembelajaran. Buku guru dan buku siswa telah disiapkan Pemerintah sesuai dengan
Permendikbud no 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran (Buku Siswa) dan Buku Panduan Guru
(Buku Guru).

Buku Guru merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang meliputi
persiapan, pelaksanaan dan penilaian serta pedoman penggunaan buku siswa. Buku guru terdiri
dari dua bagian, yaitu petunjuk umum pembelajaran dan petunjuk khusus pelaksanaan
pembelajaran pada setiap bab sesuai dengan buku siswa.

Buku siswa merupakan buku sumber belajar bagi siswa/peserta didik yang memuat: Judul bab,
informasi kompetensi dasar yang sesuai dengan topik pada setiap bab. Pada setiap bab dilengkapi
dengan peta konsep, pengantar, bagian kegiatan siswa baik ekperimen maupun non eksperimen
atau diskusi, latihan soal, rangkuman, evaluasi, dan tugas bagi peserta didik.

Pada materi pelatihan ini Anda melakukan telaah dan analisis buku guru dan buku siswa terhadap
kesesuaian dengan KI, dan KD, kecukupan dan kedalaman materi, serta kesesuaian pendekatan
pembelajaran dan penilaian.

Kompetensi yang dicapai

1. Memahami isi materi, struktur, dan sistematika keilmuan materi pelajaran , strategi
pembelajaran dan penilaian pada buku siswa dan buku guru
2. Menganalisis kesesuaian isi buku siswa dan buku guru dengan tuntutan SKL, KI, dan KD.
3.
Mendeskripsikan kesesuaian isi buku siswa dan buku guru dengan pendekatan saintifik, standar
proses dan standar penilaian
4. Mendeskripsikan buku guru dan buku siswa dari aspek kecukupan dan kedalaman materi.
5. Memahami strategi penggunaan buku guru dan buku siswa pada perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran

Indikator

1. Menjelaskan isi materi, struktur, dan sistematika keilmuan materi pelajaran dan penilaian yang
terdapat dalam buku siswa
2. Menjelaskan isi materi, struktur, strategi pelajaran dan penilaiannya yang terdapat dalam buku
guru
3. Mengidentifikasi kesesuaian isi buku siswa dan buku guru dengan tuntutan SKL, KI, dan KD.
4. Menjelaskan alas an hasil identifikasi kesesuaian buku siswa dan buku guru dengan tuntutan
SKL, KI, dan KD
5. Menganalisis kesesuaian isi buku siswa dengan pendekatan saintifik, standar proses dan
standar penilaian
6. Menganalisis kesesuaian isi buku guru dengan pendekatan saintifik, standar proses dan
standar penilaian
7. Menjelaskan kecukupan dan kedalaman materi pada buku guru dan buku siswa
8. Menjelaskan kesesuaian isi buku guru dengan buku siswa
9. Memberikan rekomendasi penggunaan buku guru atau buku siswa berdasarkan hasil analisis.

Langkah Kegiatan

53
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Mendiskusikan hasil
Dalam kelompok analisis buku guru
mengkaji isi materi Menganalisis isi dan buku siswa
struktur, dan pola buku guru (LK-2.1) dalam
pikir keilmuan dalam dan buku siswa kesesuaiannya
buku guru dan buku (LK-2.2) dengan pendekatan
siswa saintifik dan standar
proses

Mendiskusikan hasil
Mendiskusikan hasil
analisis untuk
analisis buku guru
Presentasi hasil membuat
dan buku siswa
analisis buku gurudan rekomendasi
dalam kesesuaiannya
buku siswa tentang
dengan standar
penggunaan buku
penilaian
guru dan buku siswa

Analisis buku guru menggunakan LK - 2.1 Analisis buku siswa dan menggunakan LK - 2.2 Analisis
buku guru
Lembar Kegiatan

Bacalah informasi berikut, selanjutnya silakah melakukan analisis buku sesuai dengan
petunjuk pada lembar kegiatan Analisis Buku Guru dan Buku Siswa

BUKU GURU dan BUKU SISWA


Buku guru dan buku siswa merupakan salah satu sarana iImplementasiKurikulum Tahun 2013
dalam pembelajaran. Buku guru dan buku siswa telah disiapkan Pemerintah sesuai dengan
Permendikbud nomor 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru.
A. Buku Guru
Buku Guru merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang meliputi
persiapan, pelaksanaan dan penilaian serta pedoman penggunaan buku siswa. Buku guru terdiri
dari dua bagian, yaitu petunjuk umum pembelajaran dan petunjuk khusus pelaksanaan
pembelajaran pada setiap bab sesuai dengan buku siswa.
Petunjuk umum pembelajaran berisi informasi tentang cakupan dan lingkup materi pembelajaran,
tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran yang meliputi pendekatan, model dan metode,
penjelasan tentang media dan sumber belajar serta prinsip-prinsip penilaian pada pembelajaran.
Petunjuk khusus pembelajaran terdiri dari beberapa bab sesuai dengan materi pada buku siswa.
Umumnya berisi informasi bagi guru untuk persiapan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian
pembelajaran pada bab tersebut. Pada umumnya bagian ini berisi : peta konsep untuk materi pada
bab ini, cakupan materi untuk tatap muka, KI dan KD yang sesuai dengan materi, alokasi waktu dan
rincian materi setiap tatap muka. Selanjutnya pada bagian ini terdapat uraian pembelajaran untuk
setiap tatap muka, mulai dari tujuan pembelajaran, alternatif kegiatan pembelajaran, sumber
belajar dan media pembelajaran. Bagian penilaian berisi informasi tentang teknik dan bentuk
penilaian oleh guru, penilaian diri, penilaian antar peserta didik dan informasi pembahasan soal

54
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

pada buku siswa. Pada buku guru juga ada informasi bagaimana cara informasi komunikasi dengan
Orangtua/Wali.
B. Buku Siswa
Buku siswa merupakan buku sumber belajar bagi siswa/peserta didik yang memuat hal-hal berikut,
yaitu: Judul bab, infomasi kompetensi dasar yang sesuai dengan topik pada setiap bab. Pada setiap
bab dilengkapi dengan peta konsep, pengantar, bagian kegiatan siswa baik ekperimen maupun non
eksperimen atau diskusi, latihan soal, rangkuman, evaluasi, dan tugas bagi peserta didik.
Penggunaan buku siswa oleh peserta didik disarankan dimulai dengan membaca dan mengkaji
bagian pengantar bab atau subbab, melakukan kegiatan-kegiatan yang tersedia, mendiskusikan
hasil kegiatan dan memverifikasi hasil diskusi dengan informasi konsep yang ada di buku. Uraian
materi lainnya merupakan bagian untuk memperdalam pemahaman konsep dan diakhiri dengan
soal-soal untuk menguji pemahaman konsep secara individual.
Buku guru dan buku siswa merupakan standar minimal yang dapat dikembangkan jika guru merasa
perlu mengembangkannya sesuai dengan kondisi sekolah, terutama yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran, guru dapat menyesuaikan sesuai dengan alat dan bahan praktikum atau media
belajar yang tersedia di sekolah atau model-model pembelajaran yang dipilih guru.

Analisis Buku Siswa


LK 2.1

55
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

PETUNJUK PENGISIAN FORMAT ANALISIS BUKU SISWA


Kompetensi:
1. Memahami isi buku siswa sebagai panduan pelaksanaan pembelajaran
2. Memahami strategi menggunakan buku siswa dalam kegiatan pembelajaran.
3. Merencanakan tindak lanjutberasarkan hasil analisis buku untuk persiapan pembelajaran.

Tujuan: Melalui kegiatan analisis buku siswa peserta dapat


- Mendeskripsikan isi buku siswa yang sesuai dengan kegiatan perencanaan pembelajaran
- Mendeskripsikan isi buku siswa yang sesuai dengan penilaian proses dan hasil belajar
- Menganalisis kesesuaian isi buku siswa dan menentukan tindak lanjut berdasarkan hasil
analisis
Panduan kegiatan:
1. Kerjakanlah secara berkelompok!
2. Pelajari format Analisis Buku Siswa
3. Siapkan SKL, KI dan KD sesuai jenjang pendidikan dan mata pelajaran!
4. Cermatilah buku siswa yang berisi teks materi pembelajaran dan informasi lainnya seperti
kegiatan siswa dan evaluasi
5. Lakukanlah analisis terhadap buku siswa dan tuliskan hasil analisis pada kolom yang tersedia
pada format dengan cara:
- mendeskripsikan secara singkat isi buku sesuai dengan aspek-aspek yang dianalisis
- memberikan tanda cek ( ) pada kolom kualifikasi kurang, cukup atau baik
- menuliskan alasan Anda memilih kualifikasi tersebut
- Berdasarkan hasil analisis, tuliskan alasan dan tindak lanjut hasil analisis ,
- Jika kurang/tidak sesuai, Anda disarankan untuk memberikan rekomendasi tindak lanjut
yang harus dikerjakan guru sebagai pengguna buku siswa untuk proses pembelajaran.
- Jika sesuai dengan kebutuhan, buku bisa digunakan sebagai sumber belajar dalam
pembelajaran.

FORMAT ANALISIS BUKU SISWA

Judul Buku : .....................................................................................................


Kelas : ....................................................................................................
Jenjang : .....................................................................................................
Topik : .....................................................................................................

56
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Deskripsi pada Kualifikasi


Komponen Buku Alasan Tindak lanjut
buku Kurang Cukup Baik
A. Sistematika

Judul sesuai dengan


KD yang harus dicapai

Urutan sub topik


/materi sesuai
dengan KD dan
sistematika keilmuan

Komponen penilaian
sesuai tuntutan
penilaian autentik

B. Uraian Materi
Pendahuluan bab
memotivasi siswa
untuk belajar

Cakupan materi
setiap sub topik/sub
bab memenuhi
kebutuhan
pencapaian KD
Kegiatan pada buku
memfasilitasi
pembelajaran dengan
Pendekatan Saintifik

C. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

Penilaian
Pengetahuan

Penilaian Sikap

Penilaian
Keterampilan

Tugas

57
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Deskripsi pada Kualifikasi


Komponen Buku Alasan Tindak lanjut
buku

Deskripsi rekomendasi hasil analisis buku siswa


....................................................................................................................... ...........................
............................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

RUBRIK PENILAIAN ANALISIS BUKU SISWA R- 2.1

Rubrik penilaian analisis buku siswadigunakan fasilitator untuk menilai hasil analisis peserta
pelatihan terhadap buku siswa sesuai dengan mata pelajaran yang diampu
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
1. Cermati format penilaian analisis buku siswa serta hasil analisis peserta yang akan dinilai
2. Berikan nilai pada setiap komponen sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil analisis
menggunakan rentang nilai sebagai berikut

58
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

PERINGKAT NILAI KRITERIA

Amat Baik ( AB) 90 < AB 100 Hasil analisis tepat, tindak lanjut logis dan bisa
dilaksanakan

Baik (B) 80 < B 90 Hasil analisis tepat, tindak lanjut kurang logis

Cukup (C) 70 < C 80 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut logis

Kurang (K) 70 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut tidak logis

3. Setelah selesai penilaian masing-masing komponen, jumlahkan nilai seluruh komponen


sehingga menghasilkan nilai hasil analisis buku siswa

Analisis Buku Guru


LK- 2.2
PETUNJUK PENGISIAN FORMAT ANALISIS BUKU GURU
Kompetensi:
1. Memahami isi buku guru sebagai panduan bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran
2. Merencanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis buku untuk persiapan pembelajaran.

Tujuan: Melalui kegiatan analisis buku guru peserta dapat

59
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

- Mendeskripsikan isi buku guru yang sesuai dengan kegiatan perencanaan pembelajaran
- Mendeskripsikan isi buku guru yang sesuai dengan penilaian proses dan hasil belajar
- Menganalisis kesesuaian isi buku guru dan menentukan tindak lanjut berdasarkan hasil
analisis
Panduan kegiatan:
1. Kerjakanlah secara berkelompok!
2. Pelajari format Analisis Buku Guru
3. Siapkan SKL, KI dan KD sesuai jenjang pendidikan dan mata pelajaran!
4. Cermatilah buku guru yang berisi strategi penyajian pembelajaran dan informasi lainnya
5. Lakukanlah analisis terhadap buku guru dan tuliskan hasil analisis pada kolom yang tersedia
pada format dengan cara:
- mendeskripsikan secara singkat isi buku sesuai dengan aspek kegiatan guru
- memberikan tanda cek ( ) pada kolom kualifikasi kurang, cukup atau baik
- menuliskan alas an Anda memilih kualifikasi tersebut
6. Berdasarkan hasil analisis, tuliskan tindak lanjut hasil analisis ,
Jika kurang/tidak sesuai, Anda disarankan untuk memberikan rekomendasi tindak lanjut yang
harus dikerjakan guru sebagai pengguna buku guru tersebut. Jika sesuai dengan kebutuhan,
buku dapat digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran.
7. Setelah melakukan analisis buku guru dan buku siswa diskusikan bagaimana keterkaitan antara
buku guru dan buku siswa yang Anda analisis.

FORMAT ANALISIS BUKU GURU


Judul Buku : .....................................................................................................
Kelas : ....................................................................................................
Jenjang : .....................................................................................................
Topik : .....................................................................................................

Isi buku yang relevan Kualifikasi


Tindak
Kegiatan Guru dengan kegiatan Kurang Cukup Baik Alasan
lanjut
guru

A. Perencanaan Pembelajaran

Menentukan KI dan
KD yang berkaitan

60
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Isi buku yang relevan Kualifikasi Tindak


Kegiatan Guru Alasan
dengan kegiatan Kurang Cukup Baik lanjut
Menentukan alokasi guru
waktu

Merumuskan
indikator

Merumuskan tujuan
pembelajaran

Menentukan cakupan
materi pembelajaran

Menentukan
pendekatan

Menentukan model

Menentukan strategi

Menentukan metode

Menentukan media,
sumber dan alat

Mendeskripsikan
langkah
pembelajaran sesuai
dengan pendekatan,
model, dan metode

B. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

Menilai Pengetahuan
- Contoh
instrumen
- Pembahasan

Menilai Sikap
- Contoh
instrumen
- Rubrik
Menilai Keterampilan
- Contoh

61
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Isi buku yang relevan Kualifikasi Tindak


Kegiatan Guru Alasan
dengan kegiatan Kurang Cukup Baik lanjut
instrumen guru
- Rubrik
Portofolio

Penilaian Diri

Penilaian Antar
Teman
Informasi Pengayaan
Belajar

Informasikan
hubungan guru dan
Orang tua

Deskripsi rekomendasi hasil analisis buku guru


................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................

RUBRIK PENILAIAN ANALISIS BUKU GURU R - 2.2

Rubrik penilaian analisis buku guru digunakan fasilitator untuk menilai hasil analisis peserta
pelatihan terhadap buku guru sesuai dengan mata pelajaran yang diampu
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
1. Cermati format penilaian analisis buku guru serta hasil analisis peserta yang akan dinilai
2. Berikan nilai pada setiap komponen sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil analisis
menggunakan rentang nilai sebagai berikut

62
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

PERINGKAT NILAI KRITERIA

Amat Baik ( AB) 90 < AB 100 Hasil analisis tepat, tindak lanjut logis dan bisa
dilaksanakan

Baik (B) 80 < B 90 Hasil analisis tepat, tindak lanjut kurang logis

Cukup (C) 70 < C 80 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut logis

Kurang (K) 70 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut tidak logis

3. Setelah selesai penilaian masing-masing komponen, jumlahkan nilai seluruh komponen


sehingga menghasilkan nilai hasil analisis buku guru

MATERI 2: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS HO- 2.1


A. Pengantar
Satuan bahasa yang mengandung makna, pikiran, dan gagasan adalah teks. Teks tidak selalu
berwujud bahasa tulis, sebagaimana lazim dipahami, misalnya teks Pancasila yang sering dibacakan
pada saat upacara. Teks dapat berwujud, baik teks tulis maupun teks lisan (bahkan dalam multi
modal: perpaduan teks lisan dan tulis serta gambar/ animasi/film). Teks itu sendiri memiliki dua
unsur utama. Pertama, adalah konteks situasi penggunaan bahasa yang di dalamnya ada register
yang melatarbelakngi lahirnya teks, yaitu adanya sesuatu (pesan, pikiran, gagasan, ide) yang hendak
disampaikan (field).

Sasaran atau kepada siapa pesan, pikiran, gagasan, atau ide itu disampaikan (tenor), dalam format
bahasa yang bagaimana pesan, pikiran, gagasan, atau ide itu dikemas (mode). Terkait dengan
format bahasa, teks dapat berupa deskripsi, prosedural, naratif, cerita petualangan, anekdot, dan

63
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

lain-lain. Unsur kedua adalah konteks situasi, yang di dalamnya ada konteks sosial dan konteks
budaya masyarakat tutur bahasa yang menjadi tempat teks tersebut diproduksi.

Terkait perbedaan antara satu jenis teks tertentu dan jenis teks lain. Perbedaan dapat terjadi,
misalnya pada struktur teks itu sendiri. Sebagai contoh, teks deskripsi dengan teks prosedural
berbeda strukturnya meskipun kedua teks tersebut termasuk ke dalam kategori jenis teks faktual.
Apabila teks deskripsi memiliki ciri tidak terstruktur dan tidak bersifat generalisasi, teks prosedural
justru bersifat terstruktur dan dapat digeneralisasi.

Struktur Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik teksnya juga berbeda. Jika pada teks
deskripsi strukturnya terdiri atas pernyataan umum yang diikuti pernyataan deskriptifnya, struktur
teks prosedural terdiri atas tujuan langkah-langkah. Begitu pula kedua jenis teks tersebut berbeda
dengan teks cerita/naratif. Di samping jenisnya berbeda dengan kedua jenis teks di atas, yaitu
masuk ke dalam kategori teks jenis sastra, juga strukturnya berbeda, teks yang terakhir ini terdiri
atas judul, orientasi (kapan, siapa, dan di mana), komplikasi (masalah apa yang terjadi dan mengapa
terjadi), serangkaian peristiwa, resolusi/klimaks, dan koda (bagaimana cerita berakhir).

Struktur teks membentuk struktur berpikir sehingga dalam setiap penguasaan jenis teks tertentu,
siswa akan memiliki kemampuan berpikir sesuai dengan struktur teks yang dikuasainya. Dengan
berbagai macam teks yang sudah dikuasainya, siswa akan mampu menguasai berbagai struktur
berpikir. Bahkan, satu topik tertentu dapat disajikan dalam jenis teks yang berbeda dan tentunya
dengan struktur berpikir yang berbeda pula.

Selain itu, secara garis besar dapat dipilah atas teks sastra dan teks nonsastra. Teks sastra
dikelompokkan ke dalam teks naratif dan nonnaratif. Adapun teks nonsastra dikelompokkan ke
dalam teks jenis faktual yang di dalamnya terdapat subkelompok teks laporan dan prosedural serta
teks tanggapan yang dikelompokkan ke dalam subkelompok teks traksaksional dan ekspositori.

Dengan memperhatikan jenis-jenis teks itu, serta adanya unsur utama yang harus dimiliki sebuah
teks salah satunya adalah mode (sarana bahasa yang digunakan untuk mengemas pesan, pikiran,
gagasan, ide yang disampaikan melalui teks) melalui pembelajaran bahasa berbasis teks, materi
sastra dan kebahasaan dapat disajikan.

B. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks

1. Pengertian Genre
Menurut Martin (dalam Pangesti 2013) genre merupakan serangkaian langkah yang ditempuh
untuk mencapai suatu tujuan sosial yang terwujud dalam bentuk teks lisan, tulis, multimodal
(perpaduan teks tulis, lisan, gambar). Dalam teks terdapat struktur teks dan tekstur (kohesi,
appraisal,hubungan konjungtif, leksiko-gramatika, dan grafologi (tulis) atau fonologi (lisan).

2. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Membahas Teks


a. Generic structure (bagaimana teks diorganisasikan).
b. Piranti kohesi (bagaimana gagasan dikaitkan).
c. Kosakata (kata-kata apa yang digunakan dan mengapa).
d. Tatabahasa (bagaimana kata-kata disusun).

64
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

e. Intonasi, paragraf, dan tanda baca (bagaimana ide penting disampaikan).


f. Ejaan (bagaimana huruf dirangkaikan).
g. Ciri non-kebahasaan (hal lain yang mempengaruhi makna).

3. Bahasa yang Digunakan dalam Teks


Bahasa yang digunakan dalam teks diwarnai oleh hal-hal berikut ini.
a. Apa yang dibahas (field)?
b. Siapa yang berinteraksi (tenor)?
c. Bagaimana kabar disampaikan (mode)?
d. Field, tenor, mode, ini tercakup dalam konteks sosial masyarakat pemakai bahasa.
Pemakaian bahasa dalam suatu masyarakat sosial didasarkan pada suatu sosial tertentu.
e. Aspek kebahasaan (struktur bahasa dan fungsinya) dibahas secara kontekstual karena
jenis teks tertentu mempunyai karakter kebahasaan tertentu pula, sesuai konteksnya.
f. Misalnya, teks prosedur menggunakan sederetan kalimat perintah yang tidak dijumpai
pada jenis teks lain.

4. Teks Mendukung Daya Kreatif, Imajinatif, Nalar, dan Kritis Siswa


a. Mengidentifikasi jenis teks, mengetahui aspek pembangunnya, dan mampu
mengkreasikan teks senada dengan pengungkapan yang berbeda dari teks dasar yang
dipelajarinya.
b. Ketika mengkreasikan teks dengan judul sama, siswa dapat mengkreasikan jenis teks
berbeda baik dalam kategori kelompok teks sama atau kelompok teks berbeda.

5. Struktur Teks
a. Setiap teks memiliki struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda.
b. Struktur teks merupakan cerminan struktur berpikir.
c. Dengan demikian, makin banyak jenis teks yang dikuasai siswa, makin banyak pula
struktur berpikir yang dapat digunakannya dalam kehidupan sosial dan akademiknya.
d. Setiap teks memiliki struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda.
e. Struktur teks merupakan cerminan struktur berpikir.
f. Dengan demikian, makin banyak jenis teks yang dikuasai siswa, makin banyak pula
struktur berpikir yang dapat digunakannya dalam kehidupan sosial dan akademiknya.

6. Genre (macam-macam) Teks


a. Teks Prosedur
Fungsi sosial teks prosedur : memberikan petunjuk tentang cara melakukan sesuatu melalui
serangkaian tindakan atau langkah/menunjukkan beberapa tahap sesuai dengan langkah
langkah yang telah ditentukan. Ada perintah, arah, petunjuk, panduan, aturan, dan resep.
Struktur teks prosedur: 1) tujuan kegiatan, b) bahan-bahan, dan c) langkah-langkah.
Ciri-ciri kebahasaan teks prosedur.
1) Pola kalimatnya Imperatif atau kalimat perintah.
Misalnya: ambillah, potong, sambunglah,
2) Pola kalimatnya biasanya connectives, maksudnya untuk mengurutkan kegiatan.
Misalnya: kemudian, setelah itu.
3) Adverbials, yaitu menyatakan rinci waktu, tempat, cara yang akurat.
Misalnya: tunggu beberapa saat.

b. Teks Deskripsi Faktual


Fungsi sosial: Menggambarkan ciri khas tertentu, tempat, orang, atau benda.
Teks-teks ini tidak selalu berupa jenis teks 'berbeda dan sering terselip di dalam jenis teks
yang lebih panjang.

65
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

c. Teks Laporan
1) Teks Laporan Informasi
Fungsi sosial: digunakan untuk memberi informasi umum tentang berbagai kelas benda,
seperti ular, kota, komputer, batu, dan lain-lain.
2) Teks Melaporkan Prosedur
Fungsi sosial: Untuk merekam langkah-langkah yang ditempuh dalam melaksanakan
investigasi.
Khususnya sangat penting untuk merekam pengalaman belajar praktis dalam sains dan
teknologi seperti eksperimen dan pengumpulan data.
3) Teks Melaporkan Fakta
Fungsi sosial: menceritakan tentang 'apa yang terjadi' dengan mendokumentasikan
serangkaian peristiwa dan mengevaluasi signifikansinya.
Teks dapat menceritakan sejarah, otobiografi, atau biografi. Selain itu juga dapat
digunakan untuk merekam peristiwa dan pengamatan dalam kunjungan lapangan dan
wisata.
4) Teks Pelaporan Sastrawi
Fungsi sosial: untuk menceritakan kembali serangkaian kegiatan dengan tujuan menghibur.
Pelaporan sastrawi melibatkan pengalaman pribadi atau imajinasi.

d. Teks Penjelasan
Fungsi sosial: untuk menjelaskan secara ilmiah bagaimana fenomena teknologi dan alam
terwujud, bagaimana cara atau hal-hal terjadi.
Penjelasan sekuensial menekankan pada urutan atau tahap-tahap suatu proses
-bagaimana proses terjadi (misalnya siklus hidup kupu-kupu).
Penjelasan kausal memberi perhatian penyebab peristiwa-peristiwa -mengapa proses
terjadi (misalnya mengapa gelombang pasang terjadi).

e. Teks Eksposisi
Eskposisi (penjelasan terperinci/perawian) adalah jenis teks persuasif yang berdebat
suatu kasus atau terhadap suatu sudut pandang tertentu.
Beberapa eksposisi membujuk pembaca untuk berpikir dengan cara tertentu dengan
menerima teori atau posisi.
Jenis lainnya membujuk pembaca untuk bertindak dengan cara tertentu.

f. Teks Diskusi
Fungsi sosial: digunakan untuk melihat suatu masalah dari berbagai perspektif, sebelum
membuat keputusan atau rekomendasi.

g. Teks Deskripsi Sastrawi


Fungsi sosial: menggambarkan ciri karakteristik dari orang tertentu, tempat atau objek
(sering imajinatif).
Teks ini tidak selalu merupakan jenis teks yang 'berbeda' dan sering menjadi bagian
dalam teks-teks sastra seperti narasi.

h. Teks Narasi
Fungsi sosial: untuk menyampaikan pesan tentang bagaimana seseorang
mengungkapkan kehidupan yang pernah dialami dalam suatu kejadian. Narasi sering
menyampaikan pesan tentang bagaimana orang-orang diharapkan untuk berperilaku
ketika dihadapkan pada jenis budaya tertentu kita
Struktur teks narasi: orientasi, komplikasi, evaluasi, dan resolusi.

66
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

i. Teks Tanggapan
Fungsi sosial: untuk meringkas, menganalisis, dan menanggapi sastra, teks karya seni
atau pertunjukan.
Teks ini dapat beupa respon pribadi atau reviu.

Genre Teks menurut Brian PALTRIDGE 2004


1. Teks Cerita
Teks Cerita Genre Tujuan
Kisahan Menceritrakan
Narasi Menyelesaikan komplikasi dalam sebuah cerita.
Exemplum (bahasa Menilai karakter atau perilaku dalam cerita.
Itali)
Anekdot Berbagi reaksi emosional dalam sebuah cerita.

2. Teks Tanggapan
Teks Tanggapan Genre Tujuan
Tanggapan Pribadi Bereaksi emosional terhadap teks.
Mereviu Mengevaluasi teks, sastra visual, atau musik.
Panafsiran Menafsir/memaknai pesan sebuah teks.
Tanggapan Kritis Menanggapi pesan teks.

3. Teks Argumentasi
Teks Argumentasi Genre Tujuan
Eksposisi Mendebat suatu sudut pandang lingkungan
dan sosial.
Diskusi Mendikusikan dua atau lebih sudut pandang.

4. Teks Cerita Faktual


Teks Cerita Genre Tujuan
Faktual Menceritrakan Otobiografi Menceritrakan peristiwa dalam
kehidupan.
Menceritrakan Otobiografi Menceritrakan tahap kehidupan.
Menceritrakan Sejarah Menceritrakan peristiwa sejarah.
Ihwal Sejarah Menceritrakan peristiwa sejarah.

5. Teks Penjelasan
Penjelasan Genre Tujuan
Penjelasan yang Berurut. Menjelaskan suatu urutan.
Penjelasan. Menjelaskan beberapa penyebab.
Penjelasan Sebab-Akibat Menjelaskan efek ganda.

6. Teks Laporan Hasil Observasi


Laporan Genre Tujuan

Laporan dengan Klasifikasi Mengelompokkan jenis dan


menggambarkan fenomena.

67
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Laporan Berdasarkan Unsur Menggambarkan bagian dari


keutuhan.

7. Teks Prosedur
Prosedur Genre Tujuan
Prosedur Bagaimana melakukan percobaan dan
pengamatan.
Penceritaan Prosedur Percobaan dan pengamatan.

Genre Teks menurut Droga, Louis dan Humphrey, Sally. 2005


1. Teks Deskripsi Faktual
Tujuan sosial: menggambarkan ciri khas tertentu, tempat, orang, atau benda. Teks-teks ini
tidak selalu berupa jenis teks berbeda dan sering terselip di dalam jenis teks yang lebih
panjang.
2. Teks Laporan Informasi
Tujuan sosial: laporan informatif digunakan untuk memberikan informasi umum tentang
berbagai kelas benda, seperti ular, kota, komputer, batu, dan lain-lain.
3. Teks Prosedur
Tujuan sosial: teks menunjukkan beberapa tahap sesuai dengan langkah-langkah yang
telah ditentukan. Ada perintah, arah, petunjuk, panduan, aturan, dan resep.
4. Teks Melaporkan Prosedur
Tujuan sosial: untuk merekam langkah-langkah yang ditempuh dalam melaksanakan
investigasi.Khususnya sangat penting untuk merekam pengalaman belajar praktis dalam
sains dan teknologi seperti eksperimen dan pengumpulan data.
5. Teks Melaporkan Fakta
Tujuan Sosial: faktual menceriterakan tentang apa yang terjadi dengan
mendokumentasikan serangkaian peristiwa dan mengevaluasi signifikansinya. Teks dapat
menceriterakan sejarah, otobiografi, atau biografi. Selain itu juga dapat digunakan untuk
merekam peristiwa dan pengamatan dalam kunjungan lapangan dan wisata.
6. Teks Penjelasan
Tujuan Sosial: untuk menjelaskan secara ilmiah bagaimana fenomena teknologi dan alam
terwujud, bagaimana cara atau hal-hal terjadi.Penjelasan sekuensial menekankan pada
urutan atau tahap-tahap suatu proses bagaimana sutau proses terjadi (misalnya siklus
hidup kupu-kupu). Penjelasan kausal memberi perhatian penyebab peristiwa-peristiwa
mengapa proses terjadi ( misalnya mengapa gelombang pasang terjadi).
7. Teks Eksposisi
Tujuan Sosial: eksposisi (penjelasan terperinci/ perawian) adalah jenis teks persuasif yang
berdebat suatu kasus atau terhadap suatu sudut pandang tertentu. Beberapa eksposisi
membujuk pembaca untuk berpikir dengan cara tertentu dengan menerima teori atau
posisi. Jenis lainnya membujuk pembaca untuk bertindak dengan cara tertentu.
8. Teks Diskusi
Tujuan sosial: Diskusi digunakan untuk melihat suatu masalah dari berbagai perspektif,
sebelum membuat keputusan atau rekomendasi.
9. Teks Sastrawi
a. Deskripsi sastra menggambarkan ciri karakteristik dari orang tertentu.
b. Tempat atau objek (sering imajinatif). Jenis ini tidak selalu merupakan jenis teks yang
berbeda dan sering menjadi bagian dalam teks-teks sastra seperti narasi.
10. Teks Naratif
Tujuan sosial: naratif sering digunakan untuk menyampaikan pesan tentang bagaimana
seseorang mengungkapkan kehidupan yang pernah dialami dalam suatu kejadian. Narasi

68
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

sering menyampaikan pesan tentang bagaimana orang-orang diharapkan untuk berprilaku


ketika dihadapkan pada jenis budaya tertentu kita.
11. Teks Pelaporan Sastrawi
Tujuan Sosial: untuk menceriterakan kembali serangkaian kegiatan dengan tujuan
menghibur. Pelaporan sastrawi melibatkan pengalaman pribadi atau imajinasi.
12. Teks Tanggapan
Tujuan Sosial: merupakan jenis teks yang digunakan untuk meringkas, menganalisis, dan
mennaggapi sastra, teks karya seni atau pertunjukkan. Teks ini dapat berupa respon
pribadi atau reviu.

STRUKTUR TEKS DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMA KLS X KURIKULUM 2013
1) Struktur Teks Laporan
Struktur teks laporan mencakup: pernyataan umum atau klasifikasi dan anggota atau
aspek yang dilaporkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Pernyataan Umum/ Klasifikasi

Struktur
Teks Laporan 2. Anggota/ aspek

2) Struktur Teks Prosedur


Struktur teks prosedur mencakup: tujuan dan langkah-langkah. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada
bagan berikut ini.

Tujuan

Struktur
Teks Laporan 2. Langkah-langkah

3) Struktur Teks Eksposisi


Struktur teks eksposisi mencakup: pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan
penegasan ulang pendapat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Pernyataan pendapat (Tesis)

Struktur 2. Argumentasi
Teks Eksposisi

3.Penegasan Ulang Pendapat

69
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

4) Struktur Teks Anekdot


Struktur teks anekdot mencakup: abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut ini.

1.Abstraksi

2.Orientasi

Struktur
Teks Anekdot 3. Krisis

4. Reaksi
5. Koda

5) Struktur Teks Negosiasi


Struktur teks negosiasi mencakup: orientasi, permintaan, pemenuhan, penawaran,
persetujuan, pembelian, dan penutup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan
berikut ini.
Struktur
Teks Negosiasi

1.Orientasi 2. Permintaan 3. Pemenuhan

4. Penawaran 5. Persetujuan 6. Pembelian 7. Penutup

Sumber:
1. Droga, Louis dan Humphrey, Sally. 2005. Grammar and Meaning An
Introduction for Primary Teachers. New South Wales, Australia: Target
Texts
2. Kemendikbud.2013 Permendikbud No.69. 2013. Tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum.

70
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

MATERI PELATIHAN 3
PERANCANGAN PELAKSANAAN DAN
PENILAIAN PEMBELAJARAN
3.1. Penerapan Pendekatan Saintifik dan Model-model
Pembelajaran Bahasa Indonesia
3.2. Perancangan Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia
3.3. Pelaporan Hasil Penilaian Pembelajaran dalam Rapor

71
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

MATERI PELATIHAN : 3. PERANCANGAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN

Perubahan pada proses pembelajaran kurikulum 2013 mencakup: a) berorientasi pada karakteristik
kompetensi yang mencakup: 1) sikap (Krathwohl): menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan, 2) keterampilan (Dyers): mengamati, menanya, mencoba, menalar,
menyajikan, dan mencipta, dan 3) pengetahuan (Bloom & Anderson): mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta; b) menggunakan pendekatan saintifik,
karakteristik kompetensi sesuai jenjang. c) mengutamakan Discovery Learning dan Project Based
Learning.
Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera
diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat
memuaskan. Perubahan pada penilaian mencakup: penilaian berbasis tes dan nontes (portofolio),
cara menilai proses dan output dengan menggunakan penilaian autentik, dan rapor memuat
penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan keterampilan .

Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari penerapan model-model pembelajaran dan
perancangan penilaian yang baik dengan cara berlatih menyusun contoh proses pembelajaran,
mengembangakan instrumen penilaian menggunakan berbagai model pembelajaran sesuai
Kurikulum 2013 dan mengolah nilai untuk rapor

Kompetensi yang Dicapai

1. Memahami penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran


2. Memahami model Pembelajaran (Project Based Learning, Problem Based Learning, dan Discovery
Learning) dan penilaiannya.
3. Merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan
4. Melaporkan hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar.

Indikator
1. Merancang contoh penerapan pendekatan scientific pada pembelajaran Kimia.
2. Membuat contoh penerapan model model pembelajaran pada pembelajaran Kimia dan penilaiannya
3. Mengidentifikasi kaidah-kaidah perancangan penilaian
4. Merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran Kimia
5. Mengolah hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar.

Langkah Kegiatan

1. Perancangan Pembelajaran

Kerja Kelompok Presentasi


Kerja Penyimpulan
menelaah HO hasil kerja
kelompok hasil diskusi
contoh kelompok dan
menyusun kelompok dan
penerapan dikomentari
contoh model rangkuman
model oleh kelompok
pembelajaran hasil
pembelajaran lain

72
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

2. Perancangan Penilaian

Diskusi
kelompok Kerja Presentasi hasil Penyimpulan
perancangan Kelompokmenyu kerja kelompok hasil diskusi
penilaian sun contoh dan dikomentari kelompok dan
sikap, instrumen oleh kelompok rangkuman
pengetahuan, penilaian yg baik lain hasil
keterampilan

3. Pelaporan Hasil Penilaian

Presentasi hasil Penyimpulan


Diskusi Kerja Kelompok
kerja kelompok hasil diskusi
kelompok menyusun
dan dikomentari kelompok dan
pengolahan contoh laporan
oleh kelompok rangkuman
hasil penilaian hasil penilaian
lain hasil

Kegiatan diskusi menggunakan LK 3.1 Perancangan Pembelajaran menggunakan


Pendekatan Saintifik

73
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Lembar Kerja

LK- 3.1a
Kegiatan Pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Saintifik

Kompetensi : Mampu merancang kegiatan pembelajaran saintifik


Tujuan Kegiatan : Melalui diskusi kelompok peserta mampu merancang kegiatan
contoh penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran bahasa
Indonesia
Langkah Kegiatan :

1. Pelajari hand out dan contoh penerapan pendekatan saintifik pada pebelajaran bahasa
Indonesia
2. Isilah Lembar Kerja perancangan pembelajaran yang tersedia
3. Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda
4. Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain

Kompetensi Dasar :
Topik /Tema :
Sub Topik/Tema :
Tujuan Pembelajaran :
Alokasi Waktu :

Tahapan Pembelajaran Kegiatan


Mengamati

Menanya

Mengumpulkan informasi

Mengasosiasikan

Mengkomunikasikan

74
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Lembar Kerja LK - 3.1b

PERANCANGAN penerapan MODEL-model pada Pembelajaran Bahasa Indonesia

Kompetensi : Mampu merancang penerapan model-model pembelajaran


Tujuan Kegiatan : Pada kegiatan ini diharapkan peserta mampu merancang kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan model Project Based Learning, Discovery
Learning dan Problem Based Learning pada pembelajaran Kimia
Langkah Kegiatan :

1. Kerjakan secara berpasangan , cermati lembar kerja perancangan model pembelajaran


2. Pilihlah satu subtopik/submateri/subtema untuk satu kali tatap muka yang sesuai salah satu
model
3. Isilah Lembar Kerja perancangan model pembelajaran sesuai dengan model yang Anda pilih
4. Presentasikan hasil rancangan Anda
5. Perbaiki rancangan jika ada saran atau usulan perubahan

Catatan: Pada lembar kerja ini ada dua format model pembelajaran yaitu model Problem Based
Learning dan Discovery Learning jika Anda merancang model Lainnya silahkan sesuai sintak model
yang sesuai.

75
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

FORMAT PERANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN


Model Discovery Learning
Kompetensi Dasar : 3. ....
4 ..
Topik : ..

Sub Topik :
Tujuan :
Alokasi Waktu : 1x TM

TAHAPPEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


1. Stimulation (simullasi/Pemberian
rangsangan)
2. Problem statemen
(pertanyaan/identifikasi
masalah)
3. Data collection
(pengumpulandata)
4. Data processing (pengolahan
Data)
5. Verification (pembuktian)

6. Generalization (menarik
kesimpulan/generalisasi)

Model Pembelajaran Problem Based Learning


Kompetensi Dasar : 3..
4..
Topik :
Sub Topik :
Tujuan :
Alokasi Waktu : 1x TM

FASE-FASE KEGIATAN PEMBELAJARAN


Fase 1 .............................................
Orientasi peserta didik kepada masalah
Fase 2
Mengorganisasikan peserta didik
Fase 3
Membimbing penyelidikan individu dan
kelompok
Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Fase 5
Menganalisa dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah

76
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

R-3.1a-b
PERANCANGAN PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL PEMBELAJARAN
Rubrik perancangan penerapan saintifik dan perancangan model pembelajarandigunakan fasilitator
untuk menilai hasil rancangan peserta pelatihan dalam merancang contoh penerapan pendekatan
saintifik dan contoh rancangan model pembelajaran satu topik kimia.
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pelatihan pada LK -3.1a dan LK- 3.1b
2. Berikan nilai pada rancangan sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil rancangan

Penilaian LK- 3.1


PERINGKAT NILAI KRITERIA
Amat Baik ( 90 < AB 100 1. Identitas: topik, sub topik, KD dan tujuan pembelajaran dan
AB) alokasi waktu lengkap dan benar
2. Kegiatan mengamati,menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasikan dan mengkomunikasikansesuai dengan
topik/sub topik, KD, tujuan dan alokasi waktu
3. Kegiatan mengamati,menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasikan dan mengkomunikasikan lengkap,
sistematis dan logis atau benar
Baik (B) 80 < B 90 Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai
Cukup (C) 70 < C 80 Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai
Kurang (K) 70 Ketiga aspek kurang sesuai

Penilaian LK- 3.2


PERINGKAT NILAI KRITERIA
Amat Baik ( 90 < AB 100 1. Identitas: topik, sub topik, KD dan tujuan pembelajaran dan
AB) alokasi waktu lengkap dan benar
2. Kegiatan pada tahapan model pembelajaran sesuai dengan
topik/sub topik, KD, tujuan dan alokasi waktu
3. Kegiatan pada tahapan model pembelajaran lengkap,
sistematis dan logis ( sesuai dengan sintak atau tahapan
pembelajaran)
Baik (B) 80 < B 90 Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai
Cukup (C) 70 < C 80 Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai
Kurang (K) 70 Ketiga aspek kurang sesuai

MATERI 3.1 PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN PADA


PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA H0-3.1a/3.1b

77
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Contoh Kegiatan Pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Saintifik

Kompetensi Dasar 3.2 Membandingkan teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur
kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan

Topik/Bahasan Membandingkan prosedur komplek dan teks eksposisi berdasarkan


strukturnya

Alokasi Waktu 1x pertemuan (2 JP)

Tahapan
Kegiatan
Pembelajaran
1. Peserta didik membaca prosedur komplek teks eksposisi melalui buku
Mengamati teks halaman 36 dan 72
2. Peserta didik membaca informasi mengenai struktur prosedur komplek
dan teks eksposisi melalui buku teks halaman 38 dan 78
3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan
Menanya pelajaran
4. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, siswa memilih dan
merumuskan salah satu di antaranya (struktur dan ciri-ciri bahasa)
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa secara berkelompok untuk
mencari tahu tentang hal-hal yang berhubungan dengan struktur teks
hasil prosedur komplek dan teks eksposisi melalui kegiatan membaca
literatur di perpustakaan atau internet sekolah
Mengumpulkan
Informasi 6. Peserta didik membacaprosedur komplek dteks prosedur komplek dan
tek eksposisipada halaman 36 dan 72
7. Peserta didik mengenal dan mendiskusikan struktur teksprosedur
komplek dan teks eksposisi dan tersebut dengan menggunakan tugas
halaman 62 dan 98
8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa secara berkelompok untuk
mengolah informasi yang diperoleh dari hasil kegiatan sebelumnya
untuk memperluas, memperdalam, atau mencari solusi dari masalah
Mengasosiasikan terkait materi
9. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memverifikasi
sehingga dapat menemukan konsep tentang struktur teks hasil
observasi
10.Setelah menemukan kesimpulan, peserta didk membuat laporan dan
Mengkomunikasikan peserta didik dapat menyampaikan laporan hasil pengamatan struktur
teks hasil laporan observasi

Contoh Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Model Berbasis Proyek HO -3.1b

Satuan Pendidikan : SMAN ..

78
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Memproduksi Teks Cerita Pendek
Jumlah Pertemuan : 2 pertemuan (4 X 45)

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.2 Membandingkan teks cerita pendek, 3.2.1 Mengidentifikasi persamaan struktur teks
pantun, cerita ulang, eksplanasi cerita pendek.
kompleks, dan ulasan/reviu 3.2.2 Mengidentifikasi perbedaan struktur teks
film/drama baik melalui lisan maupun cerita pendek.
tulisan. 3.2.3 Mengidentifikasi persamaan ciri teks
cerita pendek.
3.2.4 Mengidentifikasi perbedaan ciri teks cerita
pendek
4.2 Memproduksi teks cerita pendek, 4.2.1 Menentukan tema cerita pendek
pantun, cerita ulang, eksplanasi 4.2.2 Mengembangkan alur cerita pendek
kompleks, dan ulasan/reviu film/drama 4.2.3 Menyusun cerita pendek berdasarkan alur
yang koheren sesuai dengan
karakteristik yang akan dibuat baik
secara lisan mupun tulisan

B. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Pendahuluan (10 menit)
a. Peserta didik merespons salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi
dan pembelajaran sebelumnya
b. Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
c. Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, langkah
pembelajaran, dan teknik serta bentuk penilaian yang akan dilaksanakan.
2. Kegiatan Inti (70 menit)
Guru membentuk kelompok (5-6 siswa dalam satu kelompok)
a. Mengamati fenomena- Tahap 1 Model Proyek
1) Peserta didik membaca contoh cerpen.
2) Peserta didik mengidentifikasi topik.
b. Menentukan pertanyaan mendasar- Tahap 2 Model Proyek
1) Peserta didik merumuskanlah pertanyaan yang esensial berkaitan dengan topik
tersebut.
2) Peserta mendiskusikan unsur intrinsik cerpen.
3) Peserta didik berdiskusi tentang struktur isi dan ciri bahasa cerpen
c. Menyusun jadwal perencanaan proyek- Tahap 3 Model Proyek
1) Peserta didik mencoba merumuskan pertanyaan tentang cerpen
2) Peserta didik mencoba menentukan unsur intrinsik cerpen
3) Peserta didik mencoba menentukan struktur dan bahasa cerpen.
4) Peserta didik menyusun rencana untuk membuat kliping cerpen dengan berbagai
topik.
d. Mengumpulkan data/ mengeksplorasi (Membuat jadwal untuk menyelesaikan proyek
tahap Model Proyek)
1) Peserta didik membuat jadwal untuk mengumpulkan cerpen.

79
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

2) Peserta didik merencanakan kegiatan membuat kliping cerpen


3) Peserta didik menentukan jenis hiasan untuk menempel cerpen di mading kelompok.
e. Evaluasi pengalaman- Tahap 5 Model Proyek)
1) Peserta didik menceritakan inti sari cerpen yang dikumpulkannya
2) Peserta didik mengemukakan berbagai kendala yang dialami ketika mencari dan
menilai cerpen yang layak untuk dijadikan kliping.
f. Menguji hasil- Tahap 6 Model Proyek dan Monitoring Tahap 7 Model Proyek
1) Peserta didik memamerkan kliping cerpen kelompok di kelas
2) Peserta didik saling berkunjung ke kelompok lain
3) Peserta didik menilai kliping karya kelompok lain
4) Peserta didik menceritakan proses membuat kliping dan tanggal serta tempat
merencanakan, menempel, serta membuat mading dalam kelompok.
5) Peserta didik memberi tanggapan baik berupa pertanyaan, sanggahan atau dukungan
secara santun.
6) Penguatan dari pendidik
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
1. Peserta didik membuat rangkuman.
2. Peserta didik dengan panduan pendidik melakukan refleksi, misalnya mereviu bagian
mana yang perlu dijelaskan lebih lanjut.
3. Peserta didik mencatat informasi tentang tugas untuk pertemuan kedua, yaitu tiap
kelompok menonton satu film/drama.
4. Salah seorang peserta didik memimpin berdoa untuk mengakhiri pembelajaran.

Pertemuan kedua
1. Pendahuluan (10 menit)
a. Salah seorang peserta didik memimpin berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing- masing.
b. Peserta didik mendapatkan motivasi.
c. Pendidik menyampaikan apersepsi dan kerangka acuan tentang rencana pembelajaran
yang akn dilakukan.
d. Peserta didik menyepakati kegiatan yang akan dilakukan.
2.Kegiatan Inti (70 menit)
Guru membentuk kelompok (5-6 siswa dalam satu kelompok)
a. Mengamati fenomena- Tahap 1 Model Proyek
i. Peserta didik menyimak film drama kehidupan
ii. Peserta didik mengidentifikasi tokoh, alur, latar, dan topik dikaitkan dengan
kehidupan nyata.
b. Menentukan pertanyaan mendasar- Tahap 2 Model Proyek
1) Peserta didik merumuskan pertanyaan yang penting untuk mengkritisi peristiwa yang
terjadi dalam film.
2) Peserta mendiskusikan unsur intrinsik film.
3) Peserta didik berdiskusi tentang struktur isi film.
c.Menyusun jadwal perencanaan proyek- Tahap 3 Model Proyek
1) Peserta didik merumuskan tema cerpen
2) Peserta didik menyusun kerangka alur cerpen
3) Peserta didik menyusun cerpen bersama
4) Peserta didik mencoba saling menukarkan cerpen dengan kelompok lain untuk
dikomentari.
5) Peserta didik mencoba membuat cerpen sendiri berdasarkan pengalaman.
d. Mengumpulkan data/ mengeksplorasi (Membuat jadwal untuk menyelesaikan proyek
Tahap 4 Model Proyek)

80
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

1) Peserta didik membuat jadwal untuk mengumpulkan cerpen karya sendiri.


2) Peserta didik merencanakan kegiatan membuat lomba menulis cerpen kelas.
3) Peserta didik menentukan tema cerpen yang dilombakan
4) Peserta didik menentukan pengumpulan terakhir untuk cerpen yang dilombakan.
5) Peserta didik membentuk tim juri.
e. Evaluasi pengalaman- Tahap 5 Model Proyek
1) Peserta didik menentukan paragraf pembuka (orientasi).
2) Peserta didik menentukan paragraf paragraf isi (komplikasi).
3) Peserta didik menentukan paragraf penutup (resolusi).
4) Peserta didik mengembangkan cerpen dengan struktur orientasi, komplikasi, dan
resolusi di kelas sebagai perlombaan
f. Menguji hasil- Tahap 6 Model Proyek dan Monitoring Tahap 7 Model Proyek
1) Peserta didik memamerkan cerpen secara berkelompok pada mading kelas.
2) Peserta didik saling berkunjung ke kelompok lain.
3) Peserta didik menilai kliping karya kelompok lain.
4) Peserta didik menceritakan proses membuat kliping dan tanggal serta tempat
merencanakan, menempel, serta membuat mading dalam kelompok.
5) Peserta didik memberi tanggapan baik berupa pertanyaan, sanggahan atau dukungan
secara santun.
6) Peserta didik diajak tim juri memberikan komentar terhadap cerpen lain sebagai
sebuah pembelajaran.
7) Tim juri mengulas kelebihan dan kekurangan cerpen yang ditulis peserta didik.
8) Pendidik mengundang juri untuk menilai dan mewawancarai peserta yang masuk
final untuk menceritakan proses menulis cerpen dan mengemukakan berbagai
kendala yang dialaminya.
9) Pendidik mengumumkan pemenang lomba cerpen kelas.
10) Peserta didik pemenang mendapat apresiasi hadiah dari pendidik.

4. Penutup (10 menit)


a. Salah seorang peserta didik membacakan cerpennya.
b. Guru dan peserta didik menyimpulkan pembelajaran.
c. Guru dan peserta didik melalukan refleksi terkait dengan pembelajaran yang baru
berlangsung.
d. Guru memberikan kuis sederhana untuk mengukur ketercapaian pembelajaran hari
ini.
e. Guru memberikan tugas untuk pengayaan atau remidi kepada peserta didik.
C. Penilaian
Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk
Pengamatan Sikap Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik
Tes Tertulis Tes Uraian dan Pilihan
Tes Unjuk Kerja Tes Uji Petik Kerja dan Rubrik

1. Instrumen Penilaian Sikap


No. Nama Religius Jujur Tanggung Santun
Siswa jawab

81
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
.

Pedoman Penskoran
Rubrik penilaian sikap
Rubrik Skor
sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam melakukan 1
kegiatan
menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan 2
tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten
menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang cukup 3
sering dan mulai ajeg/konsisten
menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan secara 4
terus-menerus dan ajeg/konsisten

2. Intrumen Pengetahuan
a. Tes Tertulis
Tulislah sebuah cerpen berdasarkan pengalamanmu!
b. Instrumen
1) Teknik : Penilaian Proyek
2) Bentuk : Skala penilaian
3) Instrumen

Mata Pelajaran :
Nama Proyek :
Alokasi Waktu :
Guru Pembimbing :

Nama :
NIS :
Kelas :

No. ASPEK SKOR (1 - 4)


1 Paragraf Pembuka (Orientasi)
2 Paragraf Isi (Komplikasi)
3 Paragraf Penutup (Resolusi)
TOTAL SKOR

LEMBAR KERJA 1
JADWAL PENGAMATAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Objek Pengamatan :
Nama :
Kelas :
No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
1. Persiapan

82
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

2. Pelaksanaan
3. Pelaporan

LEMBAR KERJA 2
HASIL PENGAMATAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Objek Pengamatan :
Nama :
Kelas :

Waktu Catatan Hasil Pengamatan


Minggu 1

Minggu 2

Minggu 3

Minggu 4

LEMBAR KERJA 3
LAPORAN PENGAMATAN
Mata Pelajaran :
Objek Pengamatan :
Nama :
Kelas :

Judul Cerpen

Paragraf Pembuka (Orientasi)






..
Paragraf Isi (Komplikasi)






..
Paragraf Penutup (Resolusi)



Contoh Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Model Berbasis Masalah

83
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Kompetensi : 3.1 Memahami struktur Menentukan struktur teks


Dasar/indikator dan kaidah teks prosedur kompleks
anekdot, eksposisi, Mengidentifikasi kaidah/ ciri
laporan hasil observasi, bahasa teks prosedur
prosedur kompleks, dan kompleks
negosiasi baik melalui
lisan maupun tulisan

4.1 Menginterpretasi Menjawab pertanyaan


makna teks anekdot, tentang isi teks yang dibaca
eksposisi, laporan hasil mulai dari pertanyaan
observasi, prosedur literal, imprensial,
kompleks, dan negosiasi integrative, dan kritis
baik secara lisan Menceritakan kembali isi
maupun tulisan teks yang dibaca dengan
bahasa sendiri
Topik/Bahasan : Struktur teks prosedur
Makna teks prosedur
Alokasi Waktu : 2xpertemuan

A. Langkah-langkah Pembelajaran

Tahapan Pokok Kegiatan Pembelajaran


Orientasi siswa pada masalah Siswa menyimak masalah yang disampaikan guru tentang
(Pendahuluan ) prosedur komplek tentang pembuatan sim
Guru mengemukakan masalah apabila mengendarai
sepeda motor atau mobil. Sebagai warga yang baik. Kalian
perlu memiliki perilaku sehari-hari yang mencerminkan
kesadaran hukum.

Kesadaran hukum yang dimiliki setiap orang tercermin pada


berbagai aspek kehidupan. Berikut ini adalah contoh-contoh
kesadaran hukum. Penduduk Indonesia yang sadar hukum
tentu harus mempunyai kartu tanda penduduk (KTP) bagi
yang berumur 17 tahun ke atas; pengendara kendaraan
bermotor harus mempunyai surat izin mengemudi (SIM);
dan orang yang bepergian ke negara lain harus mempunyai
paspor dan visa.
Dalam kaitan dengan aspek warga yang baik untuk
mengikuti tahapan dalam suatu proses, kalian akan
mengeksplorasi teks prosedur kompleks. Akan kalian
ketahui bahwa teks prosedur berisi langkah-langkah atau
tahap-tahap yang harus ditempuh
Siswa diminta memberikan tanggapan dan pendapat
terhadap masalah tersebut
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan
teknik pembelajaran yang akan dilaksanakan
Mengorganisasi siswa dalam Siswa membentuk kelompok belajar setiapa kelompok 5
belajar (Pendahuluan) orang sesuai arahan guru dengan mempertimbangakan
84
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

kemampuan akademik, gender, dan ras


Siswa menerima LKS ( tentang dua prosedur kompleks
pembuatan sim )
Siswa membaca teks prosedur dengan judulCara
Mengurus Surat Izin Mengemudi (SIM)
Membimbing penyelidikan siswa Siswa melakukan identifikasi prosedur komplek dengan
secara mandiri maupun kelompok menggunaka LKS dalam kelompok
(Kegiatan Inti) Guru memfasilitasi dan membimbing kelompok dalam
berdiskusi untuk memecahkan masalah
Mengembangkan dan menyajikan siswa menjawab pertanyaan pada LKS dan menyajikan
hasik karya (Kegiatan Inti) dalam laporan tertulis
Siswa menyajikan laporan pembahasan hasil temuan,
penarikan kesimpulan dari mengidentifikasi teks prosedur
komplek tersebut
Menganalisi dan mengevaluasi Siswa dibimbing guru melakukan analisis terhadap masalah
proses pemecahan masalah prosedur komplek yang ditemukan siswa
(Penutup) Kelompok siswa yang menghasilkan pemecahan masalah
prosedur komplek yang lengkap diberi penghargaan.
Guru melakukan evaluasi hasil belajar mengenai materi
yang telah dipelajari siswa

Lembar Kerja Siswa

Tugas 1
jawablah terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
(1) Apakah kalian sudah berhak mengendarai kendaraan bermotor?

(2) Apakah kalian sudah memenuhi syarat untuk mempunyai surat izin mengemudi?
(3) Pernahkah kalian melihat orang terkena tilang atau pernahkah kalian sendiri terkena
tilang?
(4) Apa yang kalian lakukan jika ditilang?

(5) Apakah kalian pernah disidang karena terkena tilang?

(6) Jika pernah, kesalahan apa yang kalian lakukan sehingga kalian terkena tilang?
(7) Betulkah rendahnya kesadaran berlalu lintas menjadi penyebab utama terjadinya
pelanggaran?

(8) Betulkah tertib berkendara dengan mematuhi aturan dan rambu-rambu lalu lintas
merupakan cerminan karakter seseorang?
(9) Jelaskan bahwa pelanggaran lalu lintas dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain!
(10) Apa yang harus kalian lakukan pada saat melihat kecelakaan lalu lintas yang
pengendaranya terluka parah?
Tugas 2
APA YANG HARUS ANDA LAKUKAN JIKA TERKENA TILANG?

Diskusikan dikelompokmu untuk mengatasi masalah tersebut!


....................................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................

85
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

....................................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................
......
.........................................................................................................................

Sumber: http://www.beritabali.com/images/tilang-polisi.jpg
Gambar 2.1 Polisi lalu lintas

1 Di Indonesia banyak pengendara kendaraan bermotor. Jika pengendara melakukan


pelanggaran, tentu pihak berwajib akan menilangnya. Pengendara kendaraan bermotor
perlu mengetahui prosedur penilangan. Berikut ini hal yang harus Anda perhatikan ketika
dikenakan surat bukti pelanggaran berlalu lintas. Dengan memperhatikan hal ini, ketika
melakukan pelanggaran, Anda tidak akan dirugikan dan akan mendapat sanksi sesuai dengan
peraturan.

2 Pertama, kenali si petugas. Cobalah mengenali nama dan pangkat polisi yang tercantum di
pakaian seragamnya. Mereka mempunyai kewajiban menunjukkan tanda pengenal. Nama dan
pangkat polisi menjadi penting apabila polisi bertindak di luar prosedur. Jangan hentikan
kendaraan Anda jika ada orang berpakaian preman mengaku sebagai polisi lalu lintas
(polantas)!

3 Kedua, pahami kesalahan Anda. Tanyakanlah apa kesalahan Anda, pasal berapa yang dilanggar,
dan berapa dendanya. Sebagai pembimbing masyarakat, polisi harus

menjelaskan kesalahan pengendara agar kesalahan tersebut tidak terulang kembali. Alasan
pelanggaran dan besarnya denda juga harus berdasarkan hukum yang berlaku.

4 Ketiga, pastikan tuduhan pelanggaran. Pengendara sudah selayaknya mengecek tuduhan


pelanggaran polisi tersebut, benar atau tidak. Jika polisi menyatakan Anda dilarang belok ke
kiri karena ada tanda dilarang belok kiri, Anda harus yakin bahwa tanda tersebut benar-benar
ada.

5 Keempat, jangan serahkan kendaraan atau STNK (surat tanda nomor kendaraan) begitu
saja. Polisi tidak berhak menyita kendaraan bermotor atau STNK, kecuali kendaraan bermotor
itu diduga hasil tindak pidana, pelanggaran itu mengakibatkan kematian, pengemudi tidak
dapat menunjukkan STNK, atau pengemudi tidak dapat menunjukkan SIM. Jadi, utamakanlah
SIM (surat izin mengemudi) sebagai surat yang ditahan oleh polantas!

86
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

6 Kelima, terima atau tolak tuduhan. Setiap pengemudi mempunyai dua alternatif terhadap
tuduhan pelanggaran yang diajukan polantas, yaitu menerima atau menolak tuduhan
tersebut. Apabila menerima tuduhan, Anda harus bersedia membayar denda ke bank. Anda
akan diberi surat tilang berwarna biru. Tanda tanganilah surat bukti pelanggaran berlalu lintas
itu. Di baliknya terdapat bukti penyerahan surat atau kendaraan yang dititipkan. Surat atau
kendaraan yang ditahan dapat diambil jika Anda dapat menunjukkan bukti pembayaran
denda. Jika menolak tuduhan, katakan keberatan Anda dengan sopan. Anda akan diberi
surat bukti pelanggaran berlalu lintas berwarna merah sebagai undangan untuk mengikuti
sidang. Penentuan hari sidang memerlukan waktu 5--12 hari. Barang sitaan baru dapat
dikembalikan kepada pelanggar setelah ada keputusan hakim.
(Diadaptasi dari sumber samsat dan kepolisian)

Tugas 3
Mendiskusikan Langkah-Langkah dalam Teks Prosedur Cara Membuat Email

Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan teks itu! Agar lebih mudah, diskusikanlah
dengan teman-teman kalian dalam kelompok yang terdiri atas tiga atau lima orang.

(1) Di manakah kalian dapat menemukan teks sepert itu?


(2) Ditujukan kepada siapakah teks seperti itu dibuat?
(3) Apakah tujuan teks itu?
(4) Ada berapa langkah yang diberikan dalam teks prosedur itu?
Cara Membuat Email
Cara membuat email mungkin banyak dari kita yang sudah paham dan mungkin sudah lebih
dari satu email yang dimilikinya. Namun bagi yang baru saja ingin membuat email atau ada
tugas untuk membuat email dari guru disekolah mungkin tulisan saya ini bisa sedikit
membantu. Di era sekarang ini hampir semua kebutuhan di internet memerlukan sebuah akun
email, bisa dari gmail dan yahoo yang sering digunakan dan gratis tentunya. Email selain untuk
berkirim surat elektronik juga diperlukan untuk membuat sebuah akun sosisal media, blog, dan
masih banyak lagi tentunya.

Sebenarnya cara membuat email itu tidak begitu sulit, paling tidak sampai satu jam untuk
membuat satu akun email. Namun biasanya yang agak sulit itu ketika id yang kita inginkan
tidak tersedia atau mungkin sudah terpakai orang lain, itu menyebabkan kita bingung mau
pakai id apa. Nah, saran dari saya gunakan id yang anda inginkan kemudian tambahi angka 00
atau 123 dibelakang id anda. Kenapa angka 00 atau 123, sebenarnya biar mudah diingat saja,
bisa disesuaikan dengan keiinginan anda saja.

Langkah Pertama Membuat Email di Gmail

Ketikkan di address bar browser anda http://mail.google.com/


Klik Buat Akun kanan atas

87
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Kemudian isikan data Anda pada form seperti dibawah ini ( ganti bahasa klik pojok kanan
bawah )

o Nama Dii nama depan dan nama belakang, misal tidak punya nama belakang kosongi saja
o Pilih Nama Pengguna Anda Ini adalah id yang akan anda gunakan sebagai alamat anda, jadi
usahakan yang mudah diingat dan unik
o Buat Sandi Masukkan password yang mudah anda ingat dan usahakan panjang, campuran
dari huruf dan angka
o Konfirmasi Sandi Ketikkan ulang password yang sudah anda isikan di form Buat Sandi
o Tanggal Lahir Diisi tanggal kelahiran anda
o Gender Pilih jenis kelamin anda
o Ponsel Ketikkan nomor ponsel anda, usahakan yang masih aktif dan bisa dihubungi
o Alamat Email Anda Saat Ini Masukkan alamat email anda yang lain jika ada, kalau tidak ada
kosongi saja
o Kemudian ketikkan dua kata pada form terakhir untuk membuktikan bahwa anda bukanlah
sebuah robot.
o Lokasi Isi sesuai lokasi atau negara anda
o Centang Saya Menyetujui Persyaratan Google
o Centang Personalisasi Google
o Terakhir klik tombol Langkah Berikutnya
Kemudian akan ada verifikasi nomor hp anda, bisa pilih sms atau pesan suara

Lalu masukkan kode yang sudah anda terima dari Gmail untuk melanjutkan ke tahap
berikutnya

Langkah selanjutnya setelah pengisian data diri anda adalah tahap pemasangan photo, jika
belum punya bisa dilewati saja dengan klik Langkah Berikutnya

Sampai tahap ini poroses pembuatan email sudah selesai, klik "Langkah Selanjutnya" dan
anda akan langsung masuk ke akun email anda yang baru

88
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Cara Membuat Email Baru dengan Gmail


Setelah melakukan semua tahap sampai tahap terakhir tadi, anda akan masuk ke akun Gmail
baru anda. Sekarang anda sudah bisa mengirim dan menerima email dengan akun email anda
yang baru saja anda buat. Mungkin pihak Google bisa merubah cara membuat email baru
sewaktu waktu, namun saya rasa perubahannya tidak akan jauh beda dari cara diatas.
Demikianlah cara membuat email baru di Gmail.

http://caramembuat123.blogspot.com/2013/04/cara-membuat-email.html

Tugas 4
Menerapkan Kalimat Perintah dalam Teks Prosedur

Ikutilah petunjuk yang diberikan pada setiap nomor berikut ini!


(1) Setelah kalian cermati, ternyata teks prosedur itu banyak mengandung perintah.
Kalimat yang mengandung perintah disebut kalimat imperatif. Menurut fungsinya, kalimat
dapat diklasifikasikan menjadi kalimat imperatif, kalimat deklaratif, dan kalimat interogatif.

Kalimat imperatif berfungsi untuk meminta atau melarang seseorang untuk melakukan sesuatu.
Berikut ini adalah contoh-contoh kalimat imperatif yang diambil dari teks prosedur itu.

(a)Ketikkan di address babar browser anda


(b) Klik buat Akun disebelah kanan atas
(c) Kemudian isikan data Anda Kemudian isikan data Anda

C. Penilaian
1. Penilaian proses
Penilaian Observasi

Instrumen Penilaian Sikap


Religius Tanggung
Nama Jujur Santun
No. jawab
Siswa
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
.

Pedoman Penskoran
Rubrik penilaian sikap
Rubrik Skor
sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam melakukan 1
kegiatan
menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan 2
tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten
menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang cukup 3
sering dan mulai ajeg/konsisten
menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan secara 4
terus-menerus dan ajeg/konsisten

2.Penilaian Hasil

89
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

a. Penilaian Pengetahuan
No Bentuk
Indikator Pencapaian Teknik
Penilaia Instrumen
Kompetensi Penilaian
n
1. Menjelaskan struktur Tes tertulis uraian Jelaskan struktur teks prosedur kompleks
teks prosedur
kompleks
2. Menjelaskan ciri Tes tertulis uraian Jelaskan ciri bahasa teks prosedur
bahasa teks prosedur kompleks beserta contohnya!
kompleks

b. Penilaian Keterampilan
3. Menjawab Tes tertulis uraian a. Apa yang Anda lakukan jika terkena
pertanyaan yang tilang?
berhubungan dengan b. Apakah kalian pernah disidang karena
isi teks prosedur terkena tilang?
kompleks
4 Mengungkapkan Tes tertulis uraian Ungkapkan kembali isi teks prosedur
kembali isi teks kompleks dengan bahasa sendiri!
prosedur kompleks
dengan bahasa
sendiri

A. Pedoman Penskoran
No. Soal Petunjuk Penskoran Skor
1. Tepat 3
Kurang tepat 2
Tidak tepat 1
2. Tepat 3
Kurang tepat 2
Tidak tepat 1
3. Tepat 3
Kurang tepat 2
Tidak tepat 1
4 Tepat 3
Kurang tepat 2
Tidak tepat 1

Keterangan
Nilai = Perolehan skor x 4 =

2. Intrumen Pengetahuan
Tes Tertulis
Tulislah sebuah cerpen berdasarkan pengalamanmu!
3. Instrumen
a. Teknik : Penilaian Pengetahuan
b. Bentuk : Skala penilaian
c. Instrumen

90
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Mata Pelajaran :
Nama Proyek :
Alokasi Waktu :
Guru Pembimbing :
betul
Nama :
NIS :
Kelas :

No. ASPEK SKOR (1 - 4)


1 Sebagian betul
2 Sebagian besar
3 Semua betul
TOTAL SKOR

91
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Contoh Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Model Penemuan

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesaia


Kelas/Semeste : X1/2
Kompetensi Dasar : 3.2 Membandingkan teks cerita pendek, pantun, cerita ulang,
eksplanasi kompleks, dan ulasan/reviu film/drama baik melalui
lisan maupun tulisan
: 4.2 Memproduksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi
kompleks, dan ulasan/reviu film/drama yang koheren sesuai dengan
karakteristik yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan
Topik/Bahasan Teks Ulasan Film/Drama
Alokasi Waktu 2 x pertemuan (4x45 menit)

B. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Pemberian rangsangan
Peserta didik membaca contoh teks ulasan film/drama dan teks resensi kumpulan cerpen.
Identifikasi masalah
Peserta didik menanyakan butir-butir penting terkait struktur isi, ciri bahasa, dan tujuan
komunikasi teks ulasan film/drama yang dibaca.
Peserta didik menanyakan butir-butir penting terkait struktur isi, ciri bahasa, dan tujuan
komuniaksi teks resensi kumpulan cerpen yang dibaca.
Merumuskan hipotesis
Peserta didik mencoba menjawab pertanyaan tentang struktur isi dan ciri bahasa teks ulasan
film/drama dan teks resensi kumpulan cerpen.
Mengumpulkan data untuk membuktikan kebenaran hipotesis
Melalui diskusi kelompok, peserta didik mendiskusikan persamaan teks ulasan film/drama dan
teks resensi kumpulan cerpen dilihat dari struktur isi dan ciri bahasanya dengan dengan
menggali data pada teks yang telah dibaca.
Melalui diskusi kelompok, peserta didik mendiskusikan perbedaan teks ulasan film/drama dan
teks resensi kumpulan cerpen dilihat dari struktur isi dan ciri bahasanya dengan menggali data
pada teks yang telah dibaca.
Peserta didik menyampaikan hasil diskusi kelompok dalam diskusi kelas.
Peserta didik memberi tanggapan baik berupa pertanyaan, sanggahan atau dukungan secara
santun
Penguatan dari pendidik.
Menarik Simpulan/Generalisasi
Peserta didik menarik simpulan dan merevisi temuannya tentang persamaan dan perbedaan
teks ulasan film/drama dengan teks resensi kumpulan cerpen kemudian dipajang di majalah
dinding kelas.
Peserta didik membuat rangkuman.
Peserta didik dengan panduan pendidik melakukan refleksi, misalnya mereviu bagian mana yang
perlu dijelaskan lebih lanjut.
Peserta didik mencatat informasi tentang tugas untuk pertemuan kedua, yaitu tiap kelompok
menonton satu film/drama.
Salah seorang peserta didik memimpin berdoa untuk mengakhiri pembelajaran.

92
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Pertemuan Kedua
Pemberian rangsangan
Identifikasi masalah Tiap kelompok telah memilih dan menonton satu tayangan film/drama.
Melalui diskusi kelompok, peserta didik menanyakan kerangka isi teks ulasan film/drama.
Melalui diskusi kelompok, peserta didik menanyakan aspek-aspek yang hendak diulas pada
film/drama yang telah ditonton.
Merumuskan hipotesis/jawaban sementara
Tiap kelompok, merumuskan kerangka isi teks ulasan film/drama.
Tiap kelompok mendiskusikan aspek-aspek yang hendak diulas pada film/drama yang telah
ditonton.
Tiap kelompok menyusun draf ulasan film/drama sesuai dengan kerangka isi yang telah disusun
Peserta didik dengan bimbingan pendidik membuat rangkuman.
Peserta didik dengan bimbingan pendidik melakukan refleksi, misalnya menanyakan kesulitan
yang dialami siswa dalam proses pembelajaran.
Peserta didik diminta untuk melanjutkan hasil penulisannya secara kelompok melalui tugas
terstruktur.
Peserta didik diberitahu untuk menyajikan karya ulasan film/drama yang telah ditulis pada
pertemuan berikutnya.
Salah seorang peserta didik memimpin berdoa untuk mengakhiri pembelajaran.
Pertemuan Ketiga
mengumpulkan data untuk membuktikan kebenaran hipotesis
1. Tiap kelompok memajang teks ulasan film/drama yang telah ditulis.
2. Tiapa kelompok memilih salah satu hasil karya dari kelompok lain untuk dinilai.
3. Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil penilaian terhadap kelompok lain.
4. Peserta didik memberi tanggapan baik berupa pertanyaan, sanggahan atau dukungan secara
santun.
5. Penguatan dari pendidik.
Menarik Simpulan/Generalisasi
Peserta didik menarik simpulan tentang ulasan film/drama yang baik.
Peserta didik merevisi teks ulasan film/drama secara mandiri dan memajangnya di jejaring
sosial.
Peserta didik menyusun rangkuman dengan bimbingan pendidik.
Peserta didik melakukan refleksi, misalnya mengungkapkan kesulitan yang dialami dalam proses
pembelajaran.
Peserta didik diminta mengemukakan tanggapannya tentang kemampuannya dalam menulis
teks ulasan film/drama.
Salah seorang siswa memimpin berdoa untuk mengakhiri pembelajaran.

H. PENILAIAN
1. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
Observasi Lembar pengamatan sikap dan rubrik
Tes Tulis Tes uraian, menemukan persamaan dan perbedaan teks
ulasan film/drama dan resensi kumpulan cerpen dan Rambu-
rambu jawaban
Tes Praktik-Proyek Menulis teks ulasan film/drama, rubrik penilaian

93
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

2. Contoh Instrumen
2.1 Istrumen Sikap
Lembar Pengamatan Sikap

NO. ASPEK YANG DIAMATI 4 3 2 1


1. Selalu menggunakan bahasa
Indonesia sesuai dengan kaidah
penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar
2. Lebih memilih kata,istilah, atau
ungkapan bahasa Indonesia
dalam mengekspresikan
gagasan berbahasa Indonesia
baik lisan maupun tulis
3. Menunjukkan perilaku tidak menjiplak
pada kegiatan menulis teks ulasan
film/drama
4. Menunjukkan rasa peduli dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kritis terhadap masalah-masalah yang
dikemukakan dalam teks ulasan
film/drama
5. Menggunakan kata-kata yang tidak
menyinggung perasaan orang lain
6. Selalu tepat waktu dalam
menyelesaikan tugas

Nilai: Skor Perolehan


------------------------- X 4 :
24
Skor Indikator
4 Selalu berperilaku sesuai dengan yang diharapkan
3 Sering berperilaku sesuai yang diharapkan
2 Kadang-kadang berperilaku sesuai yang diharapkan
1 Tidak pernah berperilaku sesuai yang diharapkan

94
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

2.2 Contoh Penilaian Pengetahuan


Tes Tulis bentuk Uraian
1. Bacalah teks ulasan film/drama (Teks A) dan teks resensi kumpulan cerpen (Teks B) berikut!
2. Temukan persamaan kedua teks tersebut dilihat dari struktur isi, ciri bahasa, dan fungsi
sosialnya! Berikan bukti!
3. Temukan perbedaan kedua teks tersebut dilihat dari struktur isi, ciri bahasa, dan fungsi
sosialnya! Berikan bukti!

Teks A
[Review] '99 CAHAYA DI LANGIT EROPA'
KapanLagi.com - Oleh: Adi Abbas Nugroho

Keputusan Hanum (Acha Septriasa) menetap di Wina, Austria, adalah hal yang mutlak. Ia
tak bisa meninggalkan Rangga (Abimana Aryasatya), sang suami yang mendapatkan
beasiswa di salah satu universitas, hidup sendirian di negeri Mozart tersebut.

Awalnya memang ia mengisi hari-hari dengan berkeliling Wina, namun ketika kegiatan itu
menjadi membosankan, keinginan untuk pulang ke Indonesia menjadi semakin besar.
Namun rasa rindu terhadap tanah air itu lenyap ketika Hanum bertemu dengan Fatma
(Raline Shah), wanita asal Turki beranak satu. Berawal dari sama-sama mengikuti kelas
bahasa Jerman, keduanya menjadi akrab lantaran sering menghabiskan waktu mengenal
Islam lewat tempat-tempat eksotik di Wina.

Bersama Fatma, Hanum seperti disadarkan akan sesuatu. Terutama bagaimana hidup
sebagai agen Islam di negeri orang. Masalah bermula ketika Fatma tiba-tiba hilang begitu
ia pulang dari Paris. Ke manakah Fatma?

95
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

99 CAHAYA DI LANGIT EROPA adalah film yang diadaptasi berdasar buku best seller karangan
Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Drama produksi Maxima Pictures ini disutradarai
oleh Guntur Soeharjanto menggunakan naskah olahan Alim Sudio bersama Hanum dan Rangga.

Sebagai tontonan adaptasi bernuansa Islami, film ini berhasil membawa ruh buku ke dalam filmnya.
Sedikit preachy di beberapa bagian, namun mampu membuai sasaran penonton yang dituju
dengan mulus. Visualisasi yang ditampilkan begitu cantik bersinergi dengan napas cerita yang
memang menyorot tempat-tempat menawan di Wina dan Paris.

Tak hanya berbicara lewat gambar, jajaran pemain mampu berakting dengan baik. Dari Acha
Septriasa, Abimana Aryasatya, Dewi Sandra sampai Raline Shah sebagai Fatma. Tak hanya itu,
kehadiran Alex Abbad memerankan Khan, muslim fanatik asal India serta Steffan pria agnostik yang
diplot pada Nino Fernandez, berhasil memberi highlite tersendiri.

Kekurangan film yang paling tampak adalah pada urusan naskah. Sebagai bagian pertama dari
dwilogi yang direncanakan, ceritanya kurang mengikat emosi. Namun tetap saja, ada hal menarik
yang akan di dapat ketika keluar dari bioskop. Selain ingin berjalan-jalan ke luar negeri, muncul
keinginan untuk mengenal Islam lebih dekat.
(http://www.kapanlagi.com/film/indonesia/review-99-cahaya-di-langit-eropa-452bf9.html

Teks B
Resensi Kumpulan Cerpen

Judul : Cinta Bountosaurus


Penulis : Raditya Dika
Penerbit : Gagas Media
Cetakan : Kelima 2007
Tebal : 152 Halaman

Eksploitasi Kreatif Pengalaman Pribadi


Hati-hati yang gak beli buku tapi minjem doang bisa dikutuk jadi celana dalam, lho. He.. he!
Cerpen ini karangan Raditya Dika pengarang buku Kambing Jantan yang bego, tolol, tetapi tetap
kontemplatif.
Cuplikan kalimat yang menghiasi awal dan akhir buku ini sudah menunjukkan kalau buku itu
ditulis oleh seorang penulis dengan rasa humor yang tinggi tetapi lugu. Membaca buku ini ibarat
menelusuri pengalaman nyata yang kocak, konyol, tetapi juga penuh renungan dari seorang anak
muda bernama Raditya Dika. Cinta Brontosaurus adalah kumpulan cerpen pengalaman pribadi
Radiyta Dika seorang pengarang muda berbakat dengan karyanya yang khas. Kumpulan cerpen ini
karyanya yang kedua setelah Kambing Jantan. Judul tersebut diambil dari salah satu judul cerpen
dari kumpulan cerpen ini. Seperti buku pertamanya, Kambing Jantan, kumpulan cerpen ini
merupakan kisah nyata penulis. Bedanya, pada karya pertamanya dia menggunakan format diary
sementara pada karya kedua ini digunakan format cerpen.
Tema yang diangkat dari 13 cerpen dalam kumpulan cerpen ini cukup bervariasi. Kekhasan tema
yang dipilih dalam kumpulan cerpen ini adalah pemilihan tema yang unik yang tidak biasa dipilih
pengarang lain. Kisah cinta kucing, operasi kuku canthengan, mobil balas dendam, merupakan

96
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

tema-tema unik yang tidak disentuh pengarang lain. Mulai dari mobilnya yang bisa balas dendam,
pertama kali nembak cewek, masuk operasi karena canthengan, kisah lucunya tentang kolor, putus
cinta dengan pacarnya, sakit di rantau. Kesamaan dari seluruh tema yang dingkat adalah cara
penyikapan yang optimis terhadap semua kejadian. Semua pengalaman sedih, senang, atau lucu
selalu dibahas dengan semangat optimis.
Plot yang digunakan penulis kebanyakan menggunakan alur mundur. Dari kejadian di kelas,
temannya ngomong gak suka anak kecil, penulis mengingat dan menceritakan peristiwa yang
dialaminya dengan anak kecil di Perth tempat dia homestay. Dari deskripsi kebiasaan ayahnya
membeli celana dalam, penulis ingat dan menceritakan pengalaman lucunya waktu TK berkaitan
dengan celana dalam.
Meskipun kocak, nilai-nilai disisipkan penulis secara eksplisit dalam berbagai cerpennya.
Misalnya, pada cerpen Cinta Brontosaurus dia mengkritik cinta orang dewasa yang banyak tuntutan:
agama harus sama, harus punya pekerjaan tetap, harus bisa membuat nyaman, dan sebagainya.
Orang dewasa banyak pertimbangan dalam bercinta. Seharusnya mencintai itu tidak banyak
pertimbangan dan tuntutan. Pada cerpen Di Balik Jendela, dia mengungkapkan sebesar apapun
masalah kita orang lain akan tetap berjalan maju. Tidak ada yang memahami dan banyak lagi.
Masalah yang dihadapi harus ditangani sendiri. Pada Kantong Ajaib dia memberikan makna
mencintai adalah dapat menerima apa adanya dan bukan menuntut orang yang kia cintai menjadi
seperti yang kita inginkan.
Karakter tokoh aku yang disajikan pengarang konsisten pada semua cerpen.Tokoh aku yang
tergambar dalam keseluruhan cerpen adalah slengekan, humoris, konyol, tapi hangat dalam
bergaul. Penggambaran watak tokoh dilakukan melalui kekuatan dialog dan narasi pengarang.
Gaya bahasa pada kumpulan cerpen sangat segar, sesuai dengan sasaran pembacanya. Pilihan
kata khas cuek kulitnya item langsat, kalo senyum kayak ngelempar lembing tepat ke dada gue,
bule berbicara seperti orang kumur-kumur nggak bisa disaring kuping, seperti habis digampar pakai
linggis giginya habis. Sistha meskipun cemberut masih cantik. Beda dengan Pito yang meskipun
ketawa tetap aja kayak baru kesiram air panas. Rumus cinta saya adalah X + Mak Comblang = Y.
Gaya bahasanya kocak habis. Bentukan bentukan kata yang tak lazim banyak dijumpai. Misalnya,
diperlakukan melanggar perikemobilan, wajahnya lebih mementeri, umat mobil, dan masih banyak
lagi bentukan baru yang tidak lazim.
Kumpulan cerpen ini layak dibaca para remaja yang ingin mendapat hiburan dan sekaligus
belajar menyikapi hidup secara arif. Seperti harapan pengarangnya, buku ini ditulis untuk mengajak
pembaca selalu tertawa sambil merenungi pengalaman hidup yang dialami. Kalau mau tertawa
sambil belajar hidup, bacalah dan renungkan kumpulan cerpen ini. Cocok untuk remaja yang
sedang mencari jati diri.
Rubrik Penilaian Tes Uraian

Skor Deskripsi
1 Belum menemukan persamaan/perbedaan
2 Menemukan persamaan/perbedaan tanpa disertai bukti
3 Menemukan persamaan/perbedaan disertai bukti
Nilai: Skor Perolehan
------------------------- X 4 :

2.3 Contoh Penilaian Keterampilan


Tes Praktik
1) Pilihlah satu jenis film/drama favorit yang baru saja kalian tonton!
2) Kembangkan kerangka ulasan terhadap film tersebut, mulai dari perkenalan, deskripsi, hingga komentar pribadi
kalian!
3) Kembangkanlah kerangka isi ulasan yang telah kalian susun menjadi teks ulasan film!

97
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Rubrik Kemampuan Menulis Ulasan Film/Drama

Aspek Subkompetensi Indikator Ya Tidak


(1) (0)
Keotentikan Isi Menulis ulasan 1. Apakah ulasan yang ditulis tidak sekedar
film yang menarik mencontoh ulasan film orang lain (dari
internet, koran, dsb.)?
Kelengkapan Mengembangkan 2. Apakah ulasan film sudah
dan keutuhan isi secara lengkap mencantumkan judul?
Struktur Isi dan utuh 3. Apakah antara judul dan isi sesuai?
4. Apakah ada tahap perkenalan?
5. Apakah tahap perkenalan dipaparkan
secara menarik?
6. Apakah ada tahap deskripsi?
7. Apakah tahap deskripsi mengandung
sinopsis film?
8. Apakah penulis menambahkan pula
detail-detail menarik film dalam tahap
deskripsi?
9. Apakah ada tahap komentar?
10. Apakah komentar pribadi yang ditulis
mampu mempengaruhi pembaca untuk
menonton film tersebut?
Pilihan kata Memilih diksi dan 11. Apakah kata yang digunakan dapat
dan gaya gaya bahasa menimbulkan asosiasi/imajinasi dan
bahasa membuat pembaca tertarik mencoba
menonton film yang sedang diulas?
12. Apakah pilihan kata yang digunakan
mengandung kata-kata deskriptif?
13. Apakah ulasan tersebut mengandung
kalimat-kalimat opini yang dapat
mempengaruhi pembaca akan nilai
positif film yang diulas?
Nilai: Skor Perolehan
------------------------- X 4 :13

98
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Lembar Kerja
LK-3.2

PERANCANGAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN


Tujuan Kegiatan: Pada kegiatan ini diharapkan peserta mampu merancang instrumen penilaian
sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajajaran bahasa
Indonesia
Langkah Kegiatan :
1. Kerjakan dalam kelompok, cermati contoh-contoh pengembangan instrumen penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan serta lembar kerja perancangan instrumen penilaian
2. Pilihlah satu subtopik/submateri/subtema untuk dari satu KD, sebaiknya topic/materi yang
dipilih sesuai dengan model-model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh kelompok
Anda
3. Isilah Lembar Kerja perancangan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan
contoh instrumen untuk masing-masing bentuk penilaian
4. Presentasikan hasil kerja kelompok Anda
5. Perbaiki rancangan instrumen penilaian jika ada saran atau usulan perbaikan

Format:
Identitas Materi

99
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Kompetensi Dasar : 3. ...................................................................

4. ................................................................

2.........................................................................................

Topik/Materi : .......................................................

Sub Topik/Sub Materi : ...........................................................................................

1. Instrumen Penilaian Sikap


Indikator: ..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
a. Observasi

b. Penilaian Diri

c. Antar Peserta Didi

d. Jurnal

2. Instrumen Penilaian Pengetahuan


Indikator : ..........................................................................................................................
..........................................................................................................................

a. Tes Tertulis
- Pilihan Ganda
- Uraian
b. Tes Lisan
c. Tes Penugasan

3. Instrumen Penilaian Keterampilan


Indikator: ..........................................................................................................................
..........................................................................................................................

a. Tes Praktik

100
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

b. Tes Proyek
- Proyek
- Produk

c. Portofolio

R- 3.2

RUBRIK PENILAIAN PERANCANGAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA


Rubrik penilaian ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil rancangan peserta pelatihan yang
meliputi rancangan instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pada penilaian sikap
peserta ditugaskan dalam kelompoknya membuat instrumen observasi, penilaian diri, penilaian
antar teman dan jurnal. Pada penilaian pengetahuan peserta ditugaskan membuat intrumen tes
tertulis (Pilihan Ganda dan Uraian), tes lisan, tugas, sedangkan pada penilaian keterampilan peserta
ditugaskan membuat instrumen tes praktik, tes proyek dan tugas portofolio
Langkah-langkah penilaian
1. Cermati kriteria penilaian produk peserta
2. Berikan nilai pada setiap produk intrumen sesuai dengan penilaian Anda terhadap produk
tersebut menggunakan criteria penilaian nilai sebagai berikut
Penilaian Sikap
PERINGKAT NILAI KRITERIA
Amat Baik 90 < AB 100 1. Terdapat identitas instrumen : KD, topik, sub topik dengan lengkap
2. Terdapat indikator yang dirumuskan dengan benar
( AB) 3. Terdapat empat bentuk instrumen penilaian sikap
4. Seluruh instrumen penilaian dibuat sesuai kriteria pengembangannya
Baik (B) 80 < B 90 Ada 3 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai
Cukup (C) 70 < C 80 Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai
Kurang (K) 70 Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 3 aspek kurang sesuai
Penilaian Pengetahuan
PERINGKAT NILAI KRITERIA
Amat Baik 90 < AB 100 1. Terdapat identitas instrumen : KD, topik, sub topik dengan lengkap

101
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

( AB) 2. Terdapat indikator yang dirumuskan dengan benar


3. Terdapat empat bentuk instrumen penilaian sikap
4. Seluruh instrumen penilaian dibuat sesuai kriteria pengembangannya
Baik (B) 80 < B 90 Ada 3 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai
Cukup (C) 70 < C 80 Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai
Kurang (K) 70 Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 3 aspek kurang sesuai
Penilaian Keterampilan
PERINGKAT NILAI KRITERIA
Amat Baik 90 < AB 100 1. Terdapat identitas instrumen : KD, topik, sub topik dengan lengkap
2. Terdapat indikator yang dirumuskan dengan benar
( AB) 3. Terdapat empat bentuk instrumen penilaian sikap
4. Seluruh instrumen penilaian dibuat sesuai kriteria pengembangannya
Baik (B) 80 < B 90 Ada 3 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai
Cukup (C) 70 < C 80 Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai
Kurang (K) 70 Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 3 aspek kurang sesuai

102
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

MATERI 3.2: PERANCANGAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN


HO-3.2
PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Pada Kurikulum 2013, penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk
menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Untuk
melengkapi perangkat pembelajaran bahasa Indonesia dengan suatu model, diperlukan jenis-jenis
penilaian yang sesuai. Pada uraian berikut disajikan beberapa contoh penilaian sikap, pengetahuan
dan keterampilan pada pembelajaran bahasa Indonesia. Anda dapat mengembangkan lagi sesuai
dengan topik dan kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik.
A. Penilaian Sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang
dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup
yang dimiliki oleh seseorang. Penilaian sikap yang dapat dilakukan oleh para guru dengan menilai
perilaku sehingga penilaian sikap dilakukan dengan cara observasi perilaku. Perilaku seseorang pada
umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Kompetensi sikap pada
pembelajaran bahasa Indonesia yang harus dicapai peserta didik sudah terinci pada KD dari KI 1
dan KI 2.
Berdasarkan Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian, pendidik melakukan
penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri (self assessment), penilaian teman
sejawat (peer assessment) oleh peserta didik, dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk
observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian
(rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
1. Penilaian kompetensi sikap melalui observasi
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : .....................
Topik/Subtopik : ..............................
Indikator : Peserta didik menunjukan perilaku jujur, tanggung jawab, dan santun dalam
menanggapi secara pribadi hal-hal atau kejadian berdasarkan hasil observasi
Berikan skor pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan .
1. jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan
2. jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan
3. jika sering berperilaku dalam kegiatan

103
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

4. jika selalu berperilaku dalam kegiatan

Nama Tanggung Jumlah Skor


Jujur Santun
No. Peserta jawab
didik 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

2.

3.

Penilaian sikap untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus berikut

Dengan predikat:
PREDIKAT NILAI
Sangat Baik ( SB) 80 AB 100
Baik (B) 70 B 79
Cukup (C) 60 C 69
Kurang (K) <60

2. Penilaian Sikap melalui Penilaian Diri


Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik
untuk tiap kali sebelum ulangan harian.

Contoh Format Penilaian Diri untuk Tugas Proyek

Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan keadaan
dirimu yang sebenarnya.
No Pernyataan YA TIDAK

1 Selama melakukan tugas kelompok saya bekerjasama


dengan teman satu kelompok

2 Saya mencatat data dengan teliti dan sesuai dengan fakta

3 Saya melakukan tugas sesuai dengan jadwal yang telah


dirancang

104
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

4 Saya membuat tugas terlebih dahulu dengan membaca


literature yang mendukung tugas

5 .

3. Penilaian Sikap melalui Penilaian antar Peserta Didik


Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar
penilaian antarpeserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta
didik. Dalam bentuk daftar cek dan skala penilaian (rating scale). Kalimat pernyataan dibuat
dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak berpotensi munculnya penafsiran makna
ganda/berbeda dan penilaian dapat dilakukan oleh peserta didik

Contoh penilaian antar peserta didik


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII / 2
Topik/Subtopik : ...................................
Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku memiliki perilaku jujur dan percaya diri
dalam pengungkapan kembali peristiwa hidup diri sendiri dan orang lain
- Amati perilaku temanmu dengan cermat selama mengikuti pembelajaran
- Berikan tanda v pada kolom yang disediakan berdasarkan hasil pengamatannu.
- Serahkan hasil pengamatanmu kepada gurumu
Dilakukan/muncul
No Perilaku
YA TIDAK
1 Mau menerima pendapat teman

2 mengambil keputusan secara cepat dan bisa dipertanggungjawabkan

3 Memberi solusi terhadap pendapat yang bertentangan

4 Mengungkapkan informasi disertai dengan sumber rujukan

5 ......................................

Keterangan:
1. Perilaku/sikap pada instrumen di atas ada yang positif (no 1.2dan 4) dan ada yang negatif (no 2)
Pemberian skor untuk perilaku positif = 2, Tidak = 1. Untuk yang negatif Ya = 1 dan Tidak = 2
2. Selanjutnya guru dapat membuat rekapitulasi hasil penilaian menggunakan format berikut.
Skor perilaku/sikap
No Nama Jumlah Nilai
1 2 3 4 5
1 .

2 Ami 2 2 1 2 2 9

105
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Nilai peserta didik dapat menggunakan rumus:

4. Penilaian Sikap melalui Jurnal


Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan
perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik terhadap aspek tertentu secara kronologis.
Kriteria jurnal:
- Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.
- Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
- Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.
- Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.
- Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif.
- Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik
- Menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik.

Kelebihan yang ada pada jurnal adalah peristiwa/kejadian dicatat dengan segera. Dengan demikian,
jurnal bersifat asli dan objektif dan dapat digunakan untuk memahami peserta didik dengan lebih
tepat. Sementara itu, kelemahan yang ada pada jurnal adalah reliabilitas yang dimiliki rendah,
menuntut waktu yang banyak, perlu kesabaran dalam menanti munculnya peristiwa sehingga dapat
mengganggu perhatian dan tugas guru, apabila pencatatan tidak dilakukan dengan segera, maka
objektivitasnya berkurang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah:
a. Catatan atas pengamatan guru harus objektif
b. Pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah kejadian / peristiwa
yang berkaitan dengan Kompetensi Inti.
c. Pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda-tunda)

Pedoman umum penskoran jurnal:


a. Penskoran pada jurnal dapat dilakukan dengan menggunakan skala likert. Sebagai contoh skala
1 sampai dengan 4.
b. Guru menentukan aspek-aspek yang akan diamati.
c. Pada masing-masing aspek, guru menentukan indikator yang diamati.
d. Setiap aspek yang sesuai dengan indikator yang muncul pada diri peserta didik diberi skor 1,
sedangkan yang tidak muncul diberi skor 0.
e. Jumlahkan skor pada masing-masing aspek.
f. Skor yang diperoleh pada masing-masing aspek kemudian direratakan
g. Nilai Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) ditentukan dengan cara menghitung
rata-rata skor dan membandingkan dengan kriteria penilaian

Contoh Jurnal
Model Pertama
Petunjuk pengisian jurnal (diisi oleh guru):
1) Tulislah identitas peserta didik yang diamati, tanggal pengamatan dan aspek yang diamati
oleh guru.

106
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

2) Tuliskan kejadian-kejadian yang dialami oleh Peserta didik baik yang merupakan kekuatan
maupun kelemahan Peserta didik sesuai dengan pengamatan guru terkait dengan
Kompetensi Inti. Tulislah dengan segera kejadian
3) Setiap kejadian per anak ditulis pada kartu yang berbeda.
4) Simpanlah kartu tersebut di dalam folder masing-masing Peserta didik

Contoh Format Jurnal

Jurnal

Aspek yang diamati: . Nama Peserta Didik: .

Kejadian : . Nomor peserta Didik: .

Tanggal: .

Catatan Pengamatan Guru:

.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................

Model Kedua
Petunjuk pengisian jurnal sama dengan model ke satu (diisi oleh guru)
Contoh Format Jurnal

Jurnal
Nama Peserta Didik : ..
Aspek yang diamati : ..

NO HARI/TANGGAL KEJADIAN KETERANGAN/


TINDAK LANJUT

B. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dapat berupa tes tulis dan lisan. Insterumen tes tulis umumnya
menggunakan soal pilihan ganda dan soal uraian. Pada pembelajaran kimia yang menggunakan
pendekatan scientific, instrumen penilaian harus dapat menilai keterampilan berpikir tingkat tinggi
(HOTS,HigherOrder thinkingSkill) menguji proses analisis, sintesis, evaluasi bahkan sampai kreatif.
Untuk menguji keterampilan berpikir peserta didik, soal-soal untuk menilai hasil belajar
bahasa Indonesia dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik menjawab soal melalui proses
berpikir yang sesuai dengan kata kerja operasional dalam taksonomi Bloom. Misalnya untuk menguji
ranah analisis peserta didik pada pembelajaran bahasa, guru dapat membuat soal dengan
menggunakan kata kerja operasional yang termasuk ranah analisis seperti menganalisis, mendeteksi,

107
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

mengukur, dan menominasikan. Ranah evaluasi contohnya membandingkan, menilai, memprediksi,


dan menafsirkan.
Soal Pilihan Ganda
Topik : Teks prosedur
Indikator : Disajikan sebuah kasus siswa dapat memahami prosedur jika ditilang.
Soal : Sewaktu Joko mengendarai sepeda motor tiba-tiba diberhentikan oleh polantas. Dia
pun berhenti di pinggir jalan.
Apa yang Anda lakukan jika kena tilang seperti kejadian di atas?
1. pahami kesalahan Anda.
2. jangan serahkan kendaraan atau STNK (surat tanda nomor kendaraan)begitu saja
3. terima atau tolak tuduhan
4. pastikan tuduhan pelanggaran
5. kenali si petugas.
Dari kelima pernyataan tersebut manakah urutan prosedur yang tepat dibawah ini:
A. 1-4-5-2-3
B. 5-2-3-4-1
C. 5-1-4-2-3
D. 1-2-3-4-5

C.Penilaian Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut
peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik,
projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian
(rating scale) yang dilengkapi rubrik. Rubrik adalah daftar kriteria yang menunjukkan kinerja, aspek-
aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai, dan gradasi mutu, mulai dari tingkat yang paling
sempurna sampai yang paling buruk.Rubrik kunci adalah rubrik sederhana berisi seperangkat
kriteria yang menunjukkan indikator esensial paling penting yang dapat menggambarkan capaian
kompetensi peserta didik.
Soal Uraian
Indikator : Menyusun prosedur cara membuat botol kaca
Soal : Urutkanlah prosedur dibawah ini dengan memberikan angka!
..... Setelah itu, campuran adonan itu dibentuk menjadi botol dengan cetakan.
..... Kadang-kadang pecahan kaca ditambahkan.
..... Akhirnya, botol-botol itu siap untuk digunakan.
..... Selanjutnya, untuk memperkuat kaca botol-botol tersebut, botol-botol itu dipanaskan kembali,
lalu didinginkan.
..... Pertama, ketiga bahan tersebut dicampur secara proporsional.
..... Kaca untuk botol dibuat dari pasir, batu gamping, dan abu soda dengan menempuh langkah
langkah sebagai berikut.
..... Setelah itu, campuran itu dipanaskan dalam tungku pada suhu yang sangat tinggi.
..... Lalu, adonan kaca diproduksi

Contoh pedoman penskoran


No Jawaban Skor

1. Jika urutan betul 0 2 pernyataan, maka mendapatkan skor 10

2. Jika urutan betul 3 4 pernyataan, maka mendapatkan skor 20

108
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

3. Jika urutan betul 5 6 pernyataan, maka mendapatkan skor 30

4. Jika urutan betul 7 8pernyataan, maka mendapatkan skor 40

Jumlah 100

1. Penilaian Proyek
Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Untuk itu, guru
perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain,
pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil
penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Penilaian dapat menggunakan
instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian. Aspek yang dinilai
disesuaikan dengan tugas proyek.
Contoh penilaian proyek
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas/Semester VII/1
Materi Pokok Teks Hasil Observasi
Kompetensi Dasar Memproduksi teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur
kompleks, dan negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks
yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan

Rumusan Tugas Lakukan observasi atau pengamatan mengenai permasalahan sosial yang
berkembang pada masyarakat di lingkungan sekitar tempat tinggalmu.
Tuliskan rencana pengamatanmu, lakukan, dan buatlah laporannya.
Dalam membuat laporan perhatikan latar belakang, perumusan masalah,
kebenaran informasi/data, kelengkapan data, sistematika laporan,
penggunaan bahasa, dan tampilan laporan!

Contoh Format Penilaian Proyek


Mata Pelajaran : Guru Pembimbing :
Nama Proyek : Nama :
Alokasi Waktu : Kelas :

No. ASPEK SKOR (1 - 3)


1 PERSIAPAN :
c. Latar Belakang
d. Rumusan Masalah
2 PELAKSANAAN :
f. Keakuratan Data / Informasi
g. Kelengkapan Data
h. Analisis Data
i. Penarikan Kesimpulan
3 LAPORAN PROYEK :
c. Sistematika Laporan
d. Penggunaan Bahasa

109
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

e. Ejaan
f. Tampilan

TOTAL SKOR

3. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya
peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat,
perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus menerus
perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan
demikian penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses dan
pencapaian hasil belajar peserta didik.Portofolio merupakan bagian terpadu dari pembelajaran
sehingga guru mengetahui sedini mungkin kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam menguasai
kompetensi pada suatu tema.
Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio.
- masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di dalamnya memuat hasil belajar
siswa setiap muatan pelajaran atau setiap kompetensi.
- menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulkan/disimpan.
- sewaktu waktu peserta didik diharuskan membaca catatan guru yang berisi komentar, masukan
dan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka memperbaiki hasil
kerja dan sikap.
- peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan guru.
- catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik perlu diberi tanggal,
sehingga perkembangan kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat.
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan
dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja
peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta
didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi
yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.
Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap
terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang relevan dengan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang dituntut oleh topik atau muatan pelajaran tertentu. Fokus penilaian portofolio
adalah kumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode
pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik
sendiri.
Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta
didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat,
komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-
lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai
dengan tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini.
- Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
- Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.
- Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru
menyusun portofolio pembelajaran.
110
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

- Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai
catatan tanggal pengumpulannya.
- Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
- Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang
dihasilkan.
- Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio

PENGOLAHAN DAN PELAPORAN NILAI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA LK- 3.3

PETUNJUK KEGIATAN
Tujuan Kegiatan : Melalui kegiatan ini, peserta mampu mengolah hasil penilaian proses dan hasil
belajar ke dalam laporan hasil belajar.
Langkah Kegiatan:
1. Pelajari prosedur pengolahan nilai rapor dan format rapor pada dokumen Penilaian Hasil
Belajar SMA
2. Rancanglah contoh nilai proses dan hasil belajar seorang peserta didik yang meliputi penilaian
sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk mata pelajaran kimia selama satu semester
3. Olah masing-masing nilai menjadi nilai rapor dan predikatnya
4. Buatlah deskripsi untuk masing-masing capaian kompetensi
5. Masukkan kedalam format rapor

RUBRIK PENGOLAHAN NILAI BAHASA INDOONESIA UNTUK RAPOR R-3.3

Rubrik pengolahan ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil rancangan peserta pelatihan dalam
pengolahan nilai rapor.
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pelatihan pada LK -3.3
2. Berikan nilai pada rancangan pengolahan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan
sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil rancangan nilai rapor yang dibuat peserta
pelatihan
PERINGKAT NILAI KRITERIA

Hasil rancangan pengolahan penilaian sikap, pengetahuan dan


Amat Baik (
90 < AB 100 keterampilan tepat, deskripsi capaian kompetensi tiga macam
AB)
penilaian sesuai dengan data nilai

Baik (B) 80 < B 90 Hasil rancangan pengolahan penilaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan tepat,dua deskripsi capaian kompetensi sesuai

111
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

dengan data nilai

Hasil rancangan pengolahan dua macam penilaian tepat, dua


Cukup (C) 70 < C 80
deskripsi capaian kompetensi sesuai dengan data nilai

Hasil rancangan pengolahan dua macam penilaian tepat,satu


Kurang (K) 70
deskripsi capaian kompetensi sesuai dengan data nilai

PELAPORAN HASIL PENILAIAN PEMBELAJARAN DALAM RAPOR HO-3.3

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013tentang
Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan bahwa hasil penilaian oleh pendidik dan satuan
pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orang tua
dan pemerintah.
Standar Penilaian Pendidikan pun menyebutkan bahwa laporan hasil penilaian oleh pendidik
berbentuk:
1. Nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan serta
keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu.
2. Deskripsi sikap diberikanuntuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.
3. Penilaian oleh masing-masing pendidik secara keseluruhan dilaporkan kepada orang tua/wali
peserta didik dalam bentuk Laporan Pencapaian kompetensi Peserta Didik.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 66 Tahun 2013 Bab II, Bagian E poin e nomor 1) dan
2) menyatakan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
atas laporan hasil penilaian oleh pendidik yang berbentuk:
1. Nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan
keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu.
2. Deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.
Penilaian oleh pendidik dilaksanakan secara berkesinambungan (terus- menerus) untuk memantau
proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian oleh pendidik pada dasarnya
digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, dasar memperbaiki proses
pembelajaran, dan bahan penyusunan laporan kemajuan pencapaian kompetensi peserta didik.
Laporan pencapaian kompetensi peserta didik merupakan dokumen penghubung antara sekolah
dengan orang tua peserta didik maupun dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk
mengetahui kompetensi peserta didik. Oleh karena itu, laporan pencapaian kompetensi peserta
didik harus komunikatif, informatif, dan komprehensif (menyeluruh) sehingga dapat memberikan
gambaran mengenai pencapaian kompetensi peserta didik dengan jelas dan mudah dimengerti.
Penilaian setiap mata pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan, dan
kompetensi sikap. Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan menggunakan skala 14
(kelipatan 0.33), yang dapat dikonversi ke dalam Predikat A - D sedangkan kompetensi sikap

112
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K), seperti pada Tabel 1 di
bawah ini.

Tabel 1 : Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap


(Berdasarkan Permendikbud No. 81A Tahun 2013)

PREDIKAT NILAI KOMPETENSI


PENGETAHUAN KETERAMPILAN SIKAP
A 4 4 SB
A- 3.66 3.66
B+ 3.33 3.33 B
B 3 3
B- 2.66 2.66
C+ 2.33 2.33 C
C 2 2
C- 1.66 1.66
D+ 1.33 1.33 K
D 1 1

Penilaian yang dilakukan untuk mengisi laporan pencapaian kompetensi ada 3 (tiga) macam, yaitu:
1. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik)
b. Penilaian Pengetahuan terdiri atas:
1) Nilai Harian (NH)
2) Nilai Ulangan Tengah Semester (UTS)
3) Nilai Ulangan Akhir Semester (UAS)
c. Nilai Harian (NH) diperoleh dari hasil ulangan harian yang terdiri dari: tes tulis, tes lisan,
dan penugasan yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran satu Kompetensi Dasar
(KD).
d. Nilai Ulangan Tengah Semester (NUTS) diperoleh dari hasil tes tulis yang dilaksanakan
pada tengah semester. Materi Ulangan Tengah Semester mencakup seluruh kompetensi
yang telah dibelajarkan sampai dengan saat pelaksanaan UTS.

113
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

e. Nilai Ulangan Akhir Semester (NUAS) diperoleh dari hasil tes tulis yang dilaksanakan di
akhir semester. Materi UAS mencakup seluruh kompetensi pada semester tersebut.
f. Penghitungan Nilai Pengetahuan diperoleh dari rata-rata Nilai Proses (NP), Ulangan
Tengah Semester (UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS)/Ulangan Kenaikan Kelas (UKK)
yang bobotnya ditentukan oleh satuan pendidikan.
g. Penilaian Kompetensi pengetahuan dapat menggunakan rentang nilai seperti pada tabel
2 untuk membantu guru dalam menentukan nilai.
Tabel 2 : Rentang Nilai Kompetensi Pengetahuan
No. Nilai Predikat
1 0,00 Nilai 1,00 D
2 1,00 Nilai 1,33 D+
3 1,33 Nilai 1,66 C-
4 1,66 Nilai 2,00 C
5 2,00 Nilai 2,33 C+
6 2,33 Nilai 2,66 B-
7 2,66 Nilai 3,00 B
8 3,00 Nilai 3,33 B+
9 3,33 Nilai 3,66 A-
10 3,66 Nilai 4,00 A

h. Penghitungan Nilai Pengetahuan adalah dengan cara :


1) Menggunakan skala nilai 0 sd 100.
2) Menetapkan pembobotan dan rumus.
3) Penetapan bobot nilai ditetapkan oleh satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan karakteristik sekolah dan peserta didik.
4) Nilai harian disarankan untuk diberi bobot lebih besar dari pada UTS dan UAS karena
lebih mencerminkan perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik.
5) Rumus:
Jumlah Nilai (NH, NUTS, NUAS) x 4
Jumlah nilai maksimal
6) Contoh : Pembobotan 2 : 1 : 1 untukNH : NUTS : NUAS (jumlah perbandingan
pembobotan = 4
Siswa A memperoleh nilai pada Mata Pelajaran Agama dan Budi pekerti sebagai
berikut:
NH = 70,
NUTS = 60,
NUAS = 80
Nilai Rapor = {(2x70)+(1x60)+(1x80)} : 4
= (140+60+80) : 4
= 280: 4
Nilai Rapor = 70
Nilai Konversi = (70 :100) x 4 = 2,8 = Baik
Deskripsi = sudah menguasai seluruh kompetensi denganbaik namun masih
perlu

114
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

peningkatan dalam .... ( dilihat dari Nilai Harian yang kurang baik
atau
pengamatan dalam penilaian proses ).

2. Penilaian Keterampilan
a. Penilaian Keterampilan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik).
b. Penilaian Keterampilandiperoleh melalui penilaian kinerja yang terdiri atas:
1) Nilai Praktik
2) Nilai Portofolio
3) Nilai Proyek
c. Penilaian Keterampilan dilakukan pada setiap akhir menyelesaikan satu KD.
d. Penentuan Nilai untuk Kompetensi Keterampilan menggunakan rentang nilai seperti
penilaian Pengetahuan pada tabel 2
e. Penghitungan Nilai Kompetensi Keterampilan adalah dengan cara:
1) Menetapkan pembobotan dan rumus penghitungan
2) Menggunakan skala nilai 0 sd 100.
3) Pembobotan ditetapkan oleh Satuan Pendidikan dengan mempertimbangkan
karakteristik sekolah dan peserta didik.
4) Nilai Praktik disarankan diberi bobot lebih besar dari pada Nilai Portofolio dan Proyek
karena lebih mencerminkan proses perkembangan pencapaian kompetensi peserta
didik.
5) Rumus:

Jumlah Nilai (Praktik, Portofolio, Projek)x 4

Jumlah nilai maksimal

6) Contoh Penghitungan
Pembobotan 2 : 1 : 1 untuk Nilai Praktik : Nilai Portofolio : Nilai Proyek (jumlah
perbandingan pembobotan = 4
Siswa A memperoleh nilai pada Mata Pelajaran Agama dan Budi pekerti sebagai
berikut :
Nilai Praktik = 80
Nilai Portofolio = 75
Nilai Proyek = 80
Nilai Rapor = (2x800 + (1x75) + (1x80) X 4
400
= (160+75+80) X 4
400
Nilai Rapor = (315:400) X 4
Nilai Konversi = 3,15 = B+
Deskripsi = sudah baik dalam mengerjakan praktik dan proyek, namun
masih perlu ditingkatkan kedisiplinan merapikan tugas-
tugas dalam satu portofolio.

115
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

3. Penilaian Sikap
a. Penilaian Sikap (spiritual dan sosial) dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik)
b. Penilaian Sikapdiperoleh menggunakan instrumen:
1) Penilaian observasi
2) Penilaian diri sendiri
3) Penilaian antar peserta didik
4) Jurnal catatan guru
c. Nilai Observasi diperoleh dari hasil Pengamatan terhadap Proses sikap tertentu pada
sepanjang proses pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD)
d. Untuk penilaian Sikap Spiritual dan Sosial (KI-1danKI-2) menggunakan nilai Kualitatif
seperti pada tabel 3 sebagai berikut:

e. Tabel 3 : Rentang Nilai Kompetensi Sikap


No. Skor Predikat
1 Skor 1,33 Kurang (K)
2 1,33 < Skor 2,33 Cukup (C)
3 2,33 < Skor 3,33 Baik (B)
4 3,33 < Skor 4,00 Sangat Baik (SB)

f. Penghitungan Nilai Sikap adalah dengan cara :


1) menentukan Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 - 4, contoh :
1. = sangat kurang;
2. = kurang konsisten;
3. = mulai konsisten;
4. = konsisten;
2) Menetapkan pembobotan dan rumus penghitungan
3) Pembobotan ditetapkan oleh Satuan Pendidikan dengan mempertimbangkan
karakteristik sekolah dan peserta didik
4) Nilai Proses atau Nilai Observasi disarankan diberi bobot lebih besar dari pada
Penilaian Diri Sendiri, Nilai Antarteman, dan Nilai Jurnal Guru karena lebih lebih
mencerminkan proses perkembangan perilaku peserta didik yang otentik.
5) Contoh : Pembobotan 2 : 1 : 1 : 1 untuk Nilai Observasi : Nilai Penilaian Diri
Sendiri : Nilai Antarteman : Nilai Jurnal Guru (jumlah perbandingan pembobotan =
5.
6) Rumus penghitungan:

Jumlah nilai (Observasi,diri sendiri,antar teman,jurnal)


-------------------------------------------------------------------- x 4
Jumlah Nilai maksimal
116
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Siswa A dalam mata pelajaran bahasa Indonesia memperoleh :


Nilai Observasi = 4
Nilai diri sendiri = 3
Nilai antarpeserta didik = 3
Nilai Jurnal = 4
Nilai Rapor = {(2x4)+(1x3)+(1x3)+(1x4)} : 20 x 4
= (18:20) x 4 = 3, 6
Nilai Konversi = 3,6 = Sangat Baik
Deskripsi = Memiliki sikap SangatBaik selama dalam proses
pembelajaran.

117
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

MATERI PELATIHAN 4
PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING

4.1 Analisis Video Pembelajaran


4.2 Penyusunan RPP
4.3 Peer Teaching
4.4 Prinsip-prinsip Pelaksanaan Pembelajaran

118
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

MATERI PELATIHAN : 4. PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING

Proses pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013 mengacu pada pendekatan dan model yang
sesuai dengan standar proses, penilaian dan standar implementasi pada pembelajaran. Untuk
memenuhi hal tersebut guru harus berlatih mulai dari perencanaan pembelajaran sampai
pelaksanaannya. Pada pelatihan ini disajikan materi Praktik Pembelajaran Terbimbing dengan
tujuan agar guru dapat berlatih menyajikan pembelajaran di kelas yang sesuai dengan standar yang
telag ditetapkan melalui pengamatan video, penyusunan RPP, dan praktik pembelajaran (
peerteaching)

Kompetensi yang Dicapai

1. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik dengan


memperhatikan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional, maupun, intelektual.

2. Menyusun RPP yang menerapkan pendekatan saintifik sesuai model belajar yang relevan
dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional, maupun intelektual
3. Melaksanakan pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun,
intelektual.

Indikator

2. Menganalisis simulasi pembelajaran melalui tayangan video pembelajaran.


3. Mengidentifikasi rambu-rambu penyusunan RPP.
4. Menyusun RPP yang sesuai dengan SKL, KI, dan KD; Standar Proses; dan pendekatan saintifik
5. Meleaah RPP sesuai dengan kriteria
6. Melaksanakan peer teaching yang menerapkan pendekatan saintifik dan penilaian autentik
menggunakan RPP yang telah disusun.
7. Menilai pelaksanaan peer teaching peserta lain

Langkah Kegiatan

1. Analisis Video

Mengamati Kerja
tayangan video kelompok
Penyimpulan
pembelajaran mengidentifik Presentasi hasil
hasil diskusi
asi aspek diskusi analisis
kelompok dan
aspek kegiatan tayangan video
rangkuman hasil
pembelajaran
pada video

119
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

2. Penyusunan RPP

Mendiskusikan
Telah RPP hasil Presentasi RPP
rambu-rambu
Kerja Kelompok kerja kelompok lain yang telah
penyusunan
menyusun RPP dan merevisi RPP direvisi dan
RPP yang sesuai
untuk satu KD berdasarkan hasil Penyimpulan
standar Proses
telaah hasil diskusi

3. Peer Teaching

Mempraktikkan
Diskusi tentang
pembelajaran Melakukan refleksi Penyimpulan
instrumen
sesuai dengan terhadap hasil diskusi dan
penilaian
RPP yang telah pelaksanaan peer rangkuman hasil
pelaksanaan
disusun melalui teaching peer teaching
pembelajaran
peer teaching

120
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Materi 4.1: Analisis Video Pembelajaran


LK-4.1
ANALISIS VIDEO PEMBELAJARAN

PETUNJUK KEGIATAN
Kompetensi: Mampu mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan
saintifik

Tujuan Kegiatan: Melalui pengamatan video pembelajaran, peserta mampu menganalisis


pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

Langkah Kegiatan:

1. Pelajari RPP yang dipakai untuk pembelajaran dalam video


2. Amatilah secara seksama proses pelakasanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
model dalam video
3. Berikan tanda centang () pada kolom pilihan Ya atau Tidak sesuai dengan kesesuaian dan
ketersediaan setiap aspek
4. Pada kolom catatan, berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan
pembelajaran
5. Diskusikan dalam kelompok hasil pengamatan Anda berkaitan dengan kesesuaian RPP
dengan pembelajaran yang disajikan pada video
6. Gunakan hasil diskusi untuk bahan pertimbangan dalam penyusunan RPP dan Peer-
teaching

121
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

FORMAT PENGAMATAN VIDEO PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : ................................................................................


Kelas : ................................................................................
Topik/Sub Topik : ................................................................................

Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan


Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa
1 dan memberi salam
2 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan
pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya
3 Mengajukan pertanyaan menantang untuk memotivasi
4 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran
5 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi
pembelajaran
Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan
1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik
2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja
kelompok, dan melakukan observasi.
Kegiatan Inti
Penguasaan materi pembelajaran
1 Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan
pembelajaran.
2 Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain
yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata.
3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan
tepat.
4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari
konkrit ke abstrak)
Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik
1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai
2 Melaksanakan pembelajaran secara runtut
3 Menguasai kelas
4 Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi
aktif peserta didik dalam mengajukan pertanyaan
5 Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi
aktif peserta didik dalam mengemukakan pendapat
6 Melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan
ketrampilan peserta didik sesuai dengan materi ajar
7 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

122
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

8 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan


tumbuhnya kebiasaan dan sikap positif (nurturant effect)
9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
yang direncanakan
Penerapan Pendekatan Sainitifik
1 Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik
untuk mengamati
2 Memancing peserta didik untuk bertanyaapa, mengapa dan
bagaimana
3 menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik
untuk mengumpulkan informasi
4 Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik
untuk mengasosiasikan data dan informasi yang dikumpulkan
5 Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik
untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan ketrampilan
yang diperolehnya
Pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran
1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber
belajar yang bervariasi
2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media
pembelajaran
3 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber
belajar pembelajaran
4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media
pembelajaran
5 Menghasilkan pesan yang menarik

Pelaksanaan Penilaian Autentik


1 Melaksanakan Penilaian Sikap

2 Melaksanakan Penilaian Pengetahuan


3 Melaksanakan Penilaian Ketrampilan
4 Kesesuaian teknik dan instrumen dengan indikator
pencapaian kompetensi
5 Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrumen penilaian
autentik.
6 Ketersediaan pedoman penskoran

Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran


1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui
interaksi guru, peserta didik, sumber belajar
2 Merespon positif partisipasi peserta didik
3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik
4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif
5 Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik
dalam belajar

123
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran


1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
Kegiatan Penutup
Penutup pembelajaran
1 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk
merangkum materi pelajaran
2 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk
merefleksi proses dan materi pelajaran
3 Memberikan tes lisan atau tulisan
4 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio
5 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan
kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan

Jumlah

Kesimpulan Hasil Analisis Video

...................................................................................................................................................

...................................................................................................................................................

...................................................................................................................................................

...................................................................................................................................................

...................................................................................................................................................

...................................................................................................................................................

PENILAIAN ANALISIS TAYANGAN VIDEO


R- 4.1

124
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Rubrik penilaian analisis video pembelajaran digunakan fasilitator untuk menilai hasil analisis
peserta terhadap tayangan video pembelajaran
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
4. Cermati format penilaian analisis tayangan video serta hasil analisis peserta yang akan dinilai
5. Berikan nilai pada setiap komponen pada kegiatan analisis sesuai dengan penilaian Anda
terhadap hasil analisis menggunakan rentang nilai sebagai berikut.

PERINGKAT NILAI KRITERIA

Amat Baik ( AB) 90 < AB 100 Hasil analisis tepat,catatan logis

Baik (B) 80 < B 90 Hasil analisis tepat, catatan kurang logis

Cukup (C) 70 < C 80 Hasil analisis kurang tepat, catatan logis

Kurang (K) 70 Hasil analisis kurang tepat, catatan tidak logis

FORMAT TELAAH RPP

125
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

1. Berilah tanda cek ( V) pada kolom skor (1, 2, 3 ) sesuai dengan kriteria yang tertera pada
kolom tersebut. Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Anda
2. Isilah Identitas RPP yang ditelaah.
Nama Guru : .....................................................
Mata pelajaran : .....................................................
Topik/Sub topik : ......................................................

Hasil Penelaahan dan Skor


Komponen Rencana Pelaksanaan
No
Pembelajaran Catatan
1 2 3
Tidak Kurang Sudah
A Identitas Mata Pelajaran
ada Lengkap Lengkap
1. Terdapat : satuan pendidikan,kelas,
semester, program/program keahlian, mata
pelajaran atau tema pelajaran/subtema,
jumlah pertemuan
Tidak Sesuai Sesuai
B. Perumusan Indikator
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan Kompetensi Dasar

2. Kesesuaian penggunaan kata kerja


operasional dengan kompetensi yang
diukur
3. Kesesuaian rumusan dengan aspek
pengetahuan.
4 Kesesuaian rumusan dengan aspek
ketrampilan
Tidak Sesuai Sesuai
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1 Kesesuaian dengan Indikator
2 Kesesuaian perumusan dengan aspek
Audience, Behaviour, Condition, dan
Degree
Tidak Sesuai Sesuai
D. Pemilihan Materi Ajar
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta
didik
3 Keruntutan uraian materi ajar
Tidak Sesuai Sesuai
E. Pemilihan Sumber Belajar
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan Tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran
3 Kesesuaian dengan pendekatan saintifik
4. Kesesuaian dengan karakteristik peserta
didik
Tidak Sesuai Sesuai
F. Pemilihan Media Belajar
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

126
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran


3 Kesesuaian dengan pendekatan saintifik
4. Kesesuaian dengan karakteristik peserta
didik
Tidak Sesuai Sesuai
G. Metode Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian dengan pendekatan saintifik
3 Kesesuaian dengan karakteristik peserta
didik
Tidak Sesuai Sesuai
H. Skenario Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Menampilkan kegiatan pendahuluan,
inti, dan penutup dengan jelas
2. Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan
saintifik(mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi,
mengasosiasikan informasi,
mengkomunikasikan)
3 Kesesuaian dengan metode pembelajaran
4. Kesesuaian kegiatan dengan
sistematika/keruntutan materi
5. Kesesuaian alokasi waktu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup dengan cakupan materi
Tidak Sesuai Sesuai
I. Rancangan Penilaian Otentik
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1 Kesesuaian bentuk, tehnik dan instrumen
dengan indikator pencapaian kompetensi
2. Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan
instrumen Penilaian Sikap
3. Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan
instrumen Penilaian Pengetahuan
4. Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan
instrumen Penilaian Ketrampilan
Jumlah skor

Masukkan terhadap RPP secara umum:

........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
..............................

RUBRIK PENILAIAN TELAAH RPP R- 4.2

127
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Rubrik Penilaian RPP ini digunakan peserta pada saat penelaahan RPP peserta lain dan digunakan
fasilitator untuk menilai RPP yang disusun oleh masing-masing peserta. Selanjutnya nilai RPP
dimasukan ke dalam nilai portofolio peserta.

Langkah-langkah penilaian RPP sebagai berikut:


1. Cermati format penilaian RPP dan RPP yang akan dinilai
2. Berikan nilai pada stiap komponen RPP dengan cara membubuhkan tanda cek () pada
kolom pilihan (skor = 1), (skor = 2), atau (skor = 3) sesuai dengan penilaian Anda terhadap
RPP yang ditelaah atau dinilai
3. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan perencanaan pembelajaran
4. Setelah selesai penilaian, hitung jumlah skor yang diperoleh
5. Tentukan Nilai menggunakan rumus sbb:

Mata Pelajaran

PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( AB) 90 < AB 100
Baik (B) 80 < B 90
Cukup (C) 70 < C 80
Kurang (K) 70

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN
HO-4.2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

128
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

1. Hakikat RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci
dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data
sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan
pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode
pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan
(7) penilaian.
Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru
tersebut mengajar (guru kelas) di SD dan untuk guru matapelajaran yang diampunya untuk guru
SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal
semester atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam
setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau
secara berkelompok.
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau secara bersama-sama
melalui musyawarah guru MATA pelajaran (MGMP) di dalam suatu sekolah tertentu difasilitasi dan
disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Pengembangan RPP
yang dilakukan oleh guru secara berkelompok melalui MGMP antarsekolah atau antarwilayah
dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.

2. Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP


Berbagai prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP adalah sebagai berikut.
a. RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah
dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan proses pembelajaran untuk
direalisasikan dalam pembelajaran.
b. RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus dengan
kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat, motivasi belajar,
bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar,
latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
c. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
d. Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik sebagai manusia yang
mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran dalam RPP dirancang dengan berpusat
pada peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif,
inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar dan kebiasaan belajar.
e. Mengembangkan budaya membaca dan menulis
f. Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca,
pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
g. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
h. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remedi. Pemberian pembelajaran remedi dilakukan setiap saat setelah suatu ulangan atau
ujian dilakukan, hasilnya dianalisis, dan kelemahan setiap peserta didik dapat teridentifikasi.
Pemberian pembelajaran diberikan sesuai dengan kelemahan peserta didik.
i. Keterkaitan dan keterpaduan.

129
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

j. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik,
keterpaduan lintas matapelajaran untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya.
k. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
l. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi
secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
3. Komponen dan Sistematika RPP
RPP paling sedikit memuat: (i) tujuan pembelajaran, (ii) materi pembelajaran, (iii) metode
pembelajaran, (iv) sumber belajar, dan (v) penilaian. Komponen-komponen tersebut secara
operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini.

130
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

4. Langkah-Langkah Pengembangan RPP


a. Mengkaji Silabus
Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD sesuai dengan aspek KI
(sikap kepada Tuhan, sikap diri dan terhadap lingkungan, pengetahuan, dan keterampilan). Untuk
mencapai 4 KD tersebut, di dalam silabus dirumuskan kegiatan peserta didik secara umum dalam
pembelajaran berdasarkan standar proses. Kegiatan peserta
didik ini merupakan rincian dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengolah dan mengkomunikasikan. Kegiatan inilah yang harus dirinci
lebih lanjut di dalam RPP, dalam bentuk langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran,
yang membuat peserta didik aktif belajar. Pengkajian terhadap silabus juga meliputi perumusan
indikator KD dan penilaiannya.
b. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian KD dengan
mempertimbangkan:
1) potensi peserta didik;
2) relevansi dengan karakteristik daerah,
3) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
4) kebermanfaatan bagi peserta didik;

131
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

5) struktur keilmuan;
6) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
8) alokasi waktu.
c. Menentukan Tujuan
Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan untuk setiap pertemuan.
Tujuan mengacu pada indikator, paling tidak mengandung dua aspek: Audience (peserta didik) dan
Behavior (aspek kemampuan).
d. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses
mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan
sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian KD. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat
terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada
peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut.
1) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya
guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang dilakukan guru, agar
peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti di silabus.
3) Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario langkah-langkah guru
dalam membuat peserta didik aktif belajar. Kegiatan ini diorganisasikan menjadi kegiatan:
Pendahuluan, Inti, dan Penutup. Kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut menjadi rincian dari
kegiatan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Untuk pembelajaran yang bertujuan menguasai
prosedur untuk melakukan sesuatu, kegiatan pembelajaran dapat berupa pemodelan/demonstrasi
oleh guru atau ahli, peniruan oleh peserta didik, pengecekan dan pemberian umpan balik oleh
guru, dan pelatihan lanjutan.
e. Penjabaran Jenis Penilaian
Di dalam silabus telah ditentukan jenis penilaiannya. Penilaian pencapaian KD peserta didik
dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam
bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa
tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Oleh karena pada setiap
pembelajaran peserta didik didorong untuk menghasilkan karya, maka penyajian portofolio
merupakan cara penilaian yang harus dilakukan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data
tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian yaitu sebagai berikut:
1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi yaitu KD-KD pada KI-3 dan KI-4.

132
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

2) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik
setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang
terhadap kelompoknya.
3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam
arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah
dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.
4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan
proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian
kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah
memenuhi ketuntasan.
5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses
pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi
lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun
produk berupa hasil melakukan observasi lapangan.
f. Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu
matapelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan KD. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan
perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
Oleh karena itu, alokasi tersebut dirinci dan disesuaikan lagi di RPP.
g. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam,
sosial, dan budaya.

Sumber:
Kemendikbud. 2013. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
Kemendikbud. 2013. Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013

133
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


HO- 4- 2
Nama Satuan Pendidikan : SMAN ....
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : XI / Semester 2
Materi : Teks Ulasan Film/Drama
Jumlah Pertemuan : 3 pertemuan (6 X 45)

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prose-dural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1. 1.3 Mensyukuri anugerah
Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana
komunikasi dalam mengolah, menalar,
dan menyajikan informasi lisan dan tulis melalui cerita pendek, pantun, cerita
ulang, eksplanasi kompleks, dan ulasan/reviu film/drama

2. 2.5 Menunjukkan perilaku jujur, peduli, santun, dan tanggung jawab dalam
penggunaan bahasa Indonesia untuk menyampaikan penjelasan

3. 3.2 Membandingkan teks cerita 3.2.5 Mengidentifikasi persamaan teks ulasan


pendek, pantun, cerita film/drama dengan teks resensi kumpulan
ulang, eksplanasi kompleks, cerpen dilihat dari struktur isi, ciri bahasa,
dan ulasan/reviu film/drama dan tujuan sosialnya
baik melalui lisan maupun 3.2.6 Mengidentifikasi perbedaan teks ulasan
tulisan film/drama dengan teks resensi kumpulan
cerpen dilihat dari struktur isi, ciri bahasa,
dan tujuan sosialnya
4. 4.2 Memproduksi teks cerita 4.1.1 Menyusun kerangka teks ulasan film/drama mulai dari
pendek, pantun, cerita tahap perkenalan, deskripsi, dan komentar
ulang, eksplanasi kompleks, 4.1.2 Menyusun teks ulasan film/drama berdasarkan kerangka
dan ulasan/reviu film/drama teks ulasan film/drama yang telah disusun
yang koheren sesuai dengan
karakteristik yang akan

134
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


dibuat baik secara lisan
mupun tulisan

C. Tujuan Pembelajaran
1. Selama proses pembelajaran, peserta didik selalu menggunakan bahasa Indonesia sesuai
dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Dalam mengekspresikan ide secara lisan atau tulis, peserta didik lebih memilih kata,istilah,
atau ungkapan bahasa Indonesia daripada bahasa asing.
3. Peserta didik menunjukkan perilaku tidak menjiplak pada kegiatan menulis teks ulasan
film/drama.
4. Peserta didik bersedia mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis terhadap masalah-
masalah yang dikemukakan dalam teks ulasan film/drama
5. Peserta didik senantiasa menggunakan kata-kata yang tidak menyinggung perasaan orang
lain.
6. Peserta didik selalu tepat waktu dalam menyelesaikan tugas.
7. Setelah membaca teks ulasan film/drama dan teks resensi kumpulan cerpen, peserta didik
dapat mengidentifikasi persamaan kedua teks tersebut dilihat dari struktur isi, ciri bahasa,
dan tujuan komunikasi/fungsi sosialnya.
8. Setelah membaca teks ulasan film/drama dan teks resensi kumpulan cerpen , peserta didik
dapat mengidentifikasi perbedaan kedua teks tersebut dilihat dari struktur isi, ciri bahasa,
dan tujuan komunikasi/fungsi sosialnya.
9. Setelah mengamati beragam contoh teks ulasan film/drama, peserta didik dapat menyusun
kerangka isi teks ulasan film/drama.
10. Berdasarkan kerangka isi teks ulasan film/drama, peserta didik dapat menulis teks ulasan
film/drama sesuai dengan struktur isi dan ciri bahasa teks ulasan film/drama.

D. Materi Pembelajaran
Fakta
Teks ulasan film/drama dan teks resensi kumpulan cerpen
Konsep
Struktur isi teks ulasan film/drama dan teks resensi kumpulan cerpen
Kaidah bahasa/ciri bahasa teks ulasan film/drama dan teks resensi kumpulan
cerpen
Tujuan komunikasi/fungsi sosial teks ulasan film/drama dan teks resensi kumpulan
cerpen.
Prosedur
Teknik menyusun perbadingan
Teknik menulis teks ulasan film/drama

Prinsip
Prinsip menulis teks ulasan film/drama:
Ulasan film/drama harus dikembangkan berdasarkan data otentik dengan memberikan
contoh atau bukti konkrit.
Ulasan film/drama disajikan secara santun, bersifat mengapresiasi bukan sekedar
memberikan label negatif.

E. Metode
Pendekatan : Saintifik, Discovery

135
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Metode : Curah pendapat, diskusi, dan penugasan

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


Media
Rekaman film/drama
Beragam contoh teks ulasan film/drama dan resensi kumpulan cerpen dari internet
Alat
LCD

Sumber Pembelajaran
Maryanto; Nurhayati;Elvi Suzanti; dan Anik Muslikah. 2014. Bahasa Indonesia. Ekpresi Diri dan
Akademik. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif.

G.Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Pendahuluan (10 menit)
1. Salah seorang peserta didik memimpin berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.
2. Peserta didik dan pendidik melakukan curah pendapat tentang fungsi teks ulasan
film/drama dan teks resensi kumpulan cerpen dalam kehidupan sehari-hari setelah
menyimak rekaman video ulasan film/drama (untuk menumbuhkan motivasi peserta didik
dalam mempelajari teks ulasan film/drama).
3. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Peserta didik menyepakati kegiatan yang akan dilakukan.

Inti (70 menit)


Mengamati(Pemberian Rangsangan dalam metode discovery)
Peserta didik membaca contoh teks ulasan film/drama dan teks resensi kumpulan cerpen.
Menanya (Mengajukan masalah dalam metode discovery)
Peserta didik menanyakan butir-butir penting terkait struktur isi, ciri bahasa, dan tujuan
komunikasi teks ulasan film/drama yang dibaca.
Peserta didik menanyakan butir-butir penting terkait struktur isi, ciri bahasa, dan tujuan
komuniaksi teks resensi kumpulan cerpen yang dibaca.
Mencoba/Mengeksplorasi -- (Merumuskan hipotesis/jawaban sementara dalam metode
discovery)
Peserta didik mencoba menjawab pertanyaan tentang struktur isi dan ciri bahasa teks
ulasan film/drama dan teks resensi kumpulan cerpen.
Menalar/Mengasosiasi (mengumpulkan data untuk membuktikan kebenaran hipotesis
dalam metode discovery )
Melalui diskusi kelompok, peserta didik mendiskusikan persamaan teks ulasan film/drama
dan teks resensi kumpulan cerpen dilihat dari struktur isi dan ciri bahasanya dengan
dengan menggali data pada teks yang telah dibaca.
Melalui diskusi kelompok, peserta didik mendiskusikan perbedaan teks ulasan film/drama
dan teks resensi kumpulan cerpen dilihat dari struktur isi dan ciri bahasanya dengan
menggali data pada teks yang telah dibaca.
Peserta didik menyampaikan hasil diskusi kelompok dalam diskusi kelas.
Peserta didik memberi tanggapan baik berupa pertanyaan, sanggahan atau dukungan
secara santun
Penguatan dari pendidik.
Menyajikan/Membuat Jejaring (Menarik Simpulan/Generalisasi)

136
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

1. Peserta didik menarik simpulan dan merevisi temuannya tentang persamaan dan
perbedaan teks ulasan film/drama dengan teks resensi kumpulan cerpen kemudian
dipajang di majalah dinding kelas.
Penutup (10 menit)
1. Peserta didik membuat rangkuman.
2. Peserta didik dengan panduan pendidik melakukan refleksi, misalnya mereviu bagian mana
yang perlu dijelaskan lebih lanjut.
3. Peserta didik mencatat informasi tentang tugas untuk pertemuan kedua, yaitu tiap
kelompok menonton satu film/drama.
4. Salah seorang peserta didik memimpin berdoa untuk mengakhiri pembelajaran.

Pertemuan Kedua
Pendahuluan (10 menit)
1. Salah seorang siswa memimpin berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing.
2. Melalui teknik adu cepat, tiap kelompok menata ulang teks ulasan film/drama yang sengaja
diacak urutannya.
3. Tiap kelompok memajang hasil kerjanya di papan tempel yang telah disediakan.
4. Melalui curah pendapat peserta didik dan pendidik menentukan kebenaran hasil kerja tiap
kelompok.
5. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran.
6. Peserta didik dan pendidik menyepakati kegiatan yang akan dilakukan.

Inti (70 menit)


Mengamati
Tiap kelompok telah memilih dan menonton satu tayangan film/drama.
Menanya- (Mengajukan masalah dalam metode discovery)
Melalui diskusi kelompok, peserta didik menanyakan kerangka isi teks ulasan film/drama.
Melalui diskusi kelompok, peserta didik menanyakan aspek-aspek yang hendak diulas pada
film/drama yang telah ditonton.
Mencoba/Mengeksplorasi -- (Merumuskan hipotesis/jawaban sementara dalam metode
discovery)
Tiap kelompok, merumuskan kerangka isi teks ulasan film/drama.
Tiap kelompok mendiskusikan aspek-aspek yang hendak diulas pada film/drama yang telah
ditonton.
Tiap kelompok menyusun draf ulasan film/drama sesuai dengan kerangka isi yang telah
disusun
Penutup (10 menit)
1. Peserta didik dengan bimbingan pendidik membuat rangkuman.
2. Peserta didik dengan bimbingan pendidik melakukan refleksi, misalnya menanyakan
kesulitan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran.
3. Peserta didik diminta untuk melanjutkan hasil penulisannya secara kelompok melalui tugas
terstruktur.
4. Peserta didik diberitahu untuk menyajikan karya ulasan film/drama yang telah ditulis pada
pertemuan berikutnya.
5. Salah seorang peserta didik memimpin berdoa untuk mengakhiri pembelajaran.

Pertemuan Ketiga
Pendahuluan (10 menit)
1. Salah seorang siswa memimpin berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing.

137
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

2. Peserta didik dengan bimbingan pendidik melakukan curah pendapat tentang kesulitan-
kesulitan yang dialami ketika menulis teks ulasan film/drama.
3. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Peserta didik dan pendidik menyepakati kegiatan yang akan dilakukan.
Inti (70 menit)
Menalar/Mengasosiasi (mengumpulkan data untuk membuktikan kebenaran hipotesis dalam
metode discovery )
1. Tiap kelompok memajang teks ulasan film/drama yang telah ditulis.
2. Tiapa kelompok memilih salah satu hasil karya dari kelompok lain untuk dinilai.
3. Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil penilaian terhadap kelompok lain.
4. Peserta didik memberi tanggapan baik berupa pertanyaan, sanggahan atau dukungan
secara santun.
5. Penguatan dari pendidik.
Menyajikan/Membuat Jejaring (Menarik Simpulan/Generalisasi)
Peserta didik menarik simpulan tentang ulasan film/drama yang baik.
Peserta didik merevisi teks ulasan film/drama secara mandiri dan memajangnya di jejaring
sosial.
Penutup (10 menit)
1. Peserta didik menyusun rangkuman dengan bimbingan pendidik.
2. Peserta didik melakukan refleksi, misalnya mengungkapkan kesulitan yang dialami
dalam proses pembelajaran.
3. Peserta didik diminta mengemukakan tanggapannya tentang kemampuannya dalam
menulis teks ulasan film/drama.
4. Salah seorang siswa memimpin berdoa untuk mengakhiri pembelajaran.
H. PENILAIAN
1. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
Observasi Lembar pengamatan sikap dan rubrik
Tes Tulis Tes uraian, menemukan persamaan dan perbedaan teks
ulasan film/drama dan resensi kumpulan cerpen dan Rambu-
rambu jawaban
Tes Praktik-Proyek Menulis teks ulasan film/drama, rubrik penilaian

2. Contoh Instrumen
2.1 Istrumen Sikap
Lembar Pengamatan Sikap

NO. ASPEK YANG DIAMATI 4 3 2 1


1. Selalu menggunakan bahasa
Indonesia sesuai dengan
kaidah penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan
benar
2. Lebih memilih kata,istilah,
atau ungkapan bahasa
Indonesia dalam
mengekspresikan gagasan
berbahasa Indonesia baik
lisan maupun tulis
3. Menunjukkan perilaku tidak
menjiplak pada kegiatan menulis

138
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

teks ulasan film/drama


4. Menunjukkan rasa peduli dengan
mengajukan pertanyaan-
pertanyaan kritis terhadap masalah-
masalah yang dikemukakan dalam
teks ulasan film/drama
5. Menggunakan kata-kata yang tidak
menyinggung perasaan orang lain
6. Selalu tepat waktu dalam
menyelesaikan tugas

Nilai: Skor Perolehan


------------------------- X 4 :
24

Skor Indikator
4 Selalu berperilaku sesuai dengan yang diharapkan
3 Sering berperilaku sesuai yang diharapkan
2 Kadang-kadang berperilaku sesuai yang diharapkan
1 Tidak pernah berperilaku sesuai yang diharapkan

2.2 Contoh Penilaian Pengetahuan


Tes Tulis bentuk Uraian
4. Bacalah teks ulasan film/drama (Teks A) dan teks resensi kumpulan cerpen (Teks B) berikut!
5. Temukan persamaan kedua teks tersebut dilihat dari struktur isi, ciri bahasa, dan fungsi
sosialnya! Berikan bukti!
6. Temukan perbedaan kedua teks tersebut dilihat dari struktur isi, ciri bahasa, dan fungsi
sosialnya! Berikan bukti.

Teks A

139
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

[Review] '99 CAHAYA DI LANGIT EROPA'


KapanLagi.com - Oleh: Adi Abbas Nugroho

Keputusan Hanum (Acha Septriasa) menetap di Wina, Austria, adalah hal yang mutlak. Ia tak bisa
meninggalkan Rangga (Abimana Aryasatya), sang suami yang mendapatkan beasiswa di salah satu
universitas, hidup sendirian di negeri Mozart tersebut.

Awalnya memang ia mengisi hari-hari dengan berkeliling Wina, namun ketika kegiatan itu menjadi
membosankan, keinginan untuk pulang ke Indonesia menjadi semakin besar.
Namun rasa rindu terhadap tanah air itu lenyap ketika Hanum bertemu dengan Fatma (Raline Shah),
wanita asal Turki beranak satu. Berawal dari sama-sama mengikuti kelas bahasa Jerman, keduanya
menjadi akrab lantaran sering menghabiskan waktu mengenal Islam lewat tempat-tempat eksotik di
Wina.

Bersama Fatma, Hanum seperti disadarkan akan sesuatu. Terutama bagaimana hidup sebagai agen
Islam di negeri orang. Masalah bermula ketika Fatma tiba-tiba hilang begitu ia pulang dari Paris. Ke
manakah Fatma?

99 CAHAYA DI LANGIT EROPA adalah film yang diadaptasi berdasar buku best seller karangan Hanum
Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Drama produksi Maxima Pictures ini disutradarai oleh Guntur
Soeharjanto menggunakan naskah olahan Alim Sudio bersama Hanum dan Rangga.

Sebagai tontonan adaptasi bernuansa Islami, film ini berhasil membawa ruh buku ke dalam filmnya.
Sedikit preachy di beberapa bagian, namun mampu membuai sasaran penonton yang dituju dengan
mulus. Visualisasi yang ditampilkan begitu cantik bersinergi dengan napas cerita yang memang
menyorot tempat-tempat menawan di Wina dan Paris.

Tak hanya berbicara lewat gambar, jajaran pemain mampu berakting dengan baik. Dari Acha Septriasa,
Abimana Aryasatya, Dewi Sandra sampai Raline Shah sebagai Fatma. Tak hanya itu, kehadiran Alex
Abbad memerankan Khan, muslim fanatik asal India serta Steffan pria agnostik yang diplot pada Nino
Fernandez, berhasil memberi highlite tersendiri.

Kekurangan film yang paling tampak adalah pada urusan naskah. Sebagai bagian pertama dari dwilogi
yang direncanakan, ceritanya kurang mengikat emosi. Namun tetap saja, ada hal menarik yang akan di
dapat ketika keluar dari bioskop. Selain ingin berjalan-jalan ke luar negeri, muncul keinginan untuk
mengenal Islam lebih dekat.

(http://www.kapanlagi.com/film/indonesia/review-99-cahaya-di-langit-eropa-452bf9.html

140
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Teks B
Resensi Kumpulan Cerpen

Judul : Cinta Brontosaurus


Penulis : Raditya Dika
Penerbit: Gagas Media
Cetakan: Kelima 2007
Tebal : 152 halaman
Eksploitasi Kreatif Pengalaman Pribadi
Hati-hati yang gak beli buku tapi minjem doang bisa dikutuk jadi celana dalam, lho. He.. he! Cerpen ini
karangan Raditya Dika pengarang buku Kambing Jantan yang bego, tolol, tetapi tetap kontemplatif.
Cuplikan kalimat yang menghiasi awal dan akhir buku ini sudah menunjukkan kalau buku itu
ditulis oleh seorang penulis dengan rasa humor yang tinggi tetapi lugu. Membaca buku ini ibarat
menelusuri pengalaman nyata yang kocak, konyol, tetapi juga penuh renungan dari seorang anak muda
bernama Raditya Dika. Cinta Brontosaurus adalah kumpulan cerpen pengalaman pribadi Radiyta Dika
seorang pengarang muda berbakat dengan karyanya yang khas. Kumpulan cerpen ini karyanya yang
kedua setelah Kambing Jantan. Judul tersebut diambil dari salah satu judul cerpen dari kumpulan
cerpen ini. Seperti buku pertamanya, Kambing Jantan, kumpulan cerpen ini merupakan kisah nyata
penulis. Bedanya, pada karya pertamanya dia menggunakan format diary sementara pada karya kedua
ini digunakan format cerpen.
Tema yang diangkat dari 13 cerpen dalam kumpulan cerpen ini cukup bervariasi. Kekhasan
tema yang dipilih dalam kumpulan cerpen ini adalah pemilihan tema yang unik yang tidak biasa dipilih
pengarang lain. Kisah cinta kucing, operasi kuku canthengan, mobil balas dendam, merupakan tema-
tema unik yang tidak disentuh pengarang lain. Mulai dari mobilnya yang bisa balas dendam, pertama
kali nembak cewek, masuk operasi karena canthengan, kisah lucunya tentang kolor, putus cinta dengan
pacarnya, sakit di rantau. Kesamaan dari seluruh tema yang dingkat adalah cara penyikapan yang
optimis terhadap semua kejadian. Semua pengalaman sedih, senang, atau lucu selalu dibahas dengan
semangat optimis.
Plot yang digunakan penulis kebanyakan menggunakan alur mundur. Dari kejadian di kelas,
temannya ngomong gak suka anak kecil, penulis mengingat dan menceritakan peristiwa yang
dialaminya dengan anak kecil di Perth tempat dia homestay. Dari deskripsi kebiasaan ayahnya membeli
celana dalam, penulis ingat dan menceritakan pengalaman lucunya waktu TK berkaitan dengan celana
dalam.
Meskipun kocak, nilai-nilai disisipkan penulis secara eksplisit dalam berbagai cerpennya.
Misalnya, pada cerpen Cinta Brontosaurus dia mengkritik cinta orang dewasa yang banyak tuntutan:
agama harus sama, harus punya pekerjaan tetap, harus bisa membuat nyaman, dan sebagainya. Orang
dewasa banyak pertimbangan dalam bercinta. Seharusnya mencintai itu tidak banyak pertimbangan dan
tuntutan. Pada cerpen Di Balik Jendela, dia mengungkapkan sebesar apapun masalah kita orang lain
akan tetap berjalan maju. Tidak ada yang memahami dan banyak lagi. Masalah yang dihadapi harus
ditangani sendiri. Pada Kantong Ajaib dia memberikan makna mencintai adalah dapat menerima apa
adanya dan bukan menuntut orang yang kia cintai menjadi seperti yang kita inginkan.
Karakter tokoh aku yang disajikan pengarang konsisten pada semua cerpen.Tokoh aku yang
tergambar dalam keseluruhan cerpen adalah slengekan, humoris, konyol, tapi hangat dalam bergaul.
Penggambaran watak tokoh dilakukan melalui kekuatan dialog dan narasi pengarang.
Gaya bahasa pada kumpulan cerpen sangat segar, sesuai dengan sasaran pembacanya. Pilihan
kata khas cuek kulitnya item langsat, kalo senyum kayak ngelempar lembing tepat ke dada gue, bule
berbicara seperti orang kumur-kumur nggak bisa disaring kuping, seperti habis digampar pakai linggis
giginya habis. Sistha meskipun cemberut masih cantik. Beda dengan Pito yang meskipun ketawa tetap
aja kayak baru kesiram air panas. Rumus cinta saya adalah X + Mak Comblang = Y. Gaya bahasanya
kocak habis. Bentukan bentukan kata yang tak lazim banyak dijumpai. Misalnya, diperlakukan

141
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

melanggar perikemobilan, wajahnya lebih mementeri, umat mobil, dan masih banyak lagi bentukan
baru yang tidak lazim.
Kumpulan cerpen ini layak dibaca para remaja yang ingin mendapat hiburan dan sekaligus belajar
menyikapi hidup secara arif. Seperti harapan pengarangnya, buku ini ditulis untuk mengajak pembaca
selalu tertawa sambil merenungi pengalaman hidup yang dialami. Kalau mau tertawa sambil belajar
hidup, bacalah dan renungkan kumpulan cerpen ini. Cocok untuk remaja yang sedang mencari jati diri.

Rubrik Penilaian Tes Uraian


Skor Deskripsi
1 Belum menemukan persamaan/perbedaan
2 Menemukan persamaan/perbedaan tanpa disertai bukti
3 Menemukan persamaan/perbedaan disertai bukti

Nilai: Skor Perolehan


------------------------- X 4 :
3

2.3 Contoh Penilaian Keterampilan


Tes Praktik
1) Pilihlah satu jenis film/drama favorit yang baru saja kalian tonton!
2) Kembangkan kerangka ulasan terhadap film tersebut, mulai dari perkenalan, deskripsi,
hingga komentar pribadi kalian!
3) Kembangkanlah kerangka isi ulasan yang telah kalian susun menjadi teks ulasan film!
4) Rubrik Kemampuan Menulis Ulasan Film/Drama

Aspek Subkompetensi Indikator Ya Tidak


(1) (0)
Keotentikan Isi Menulis ulasan 1. Apakah ulasan yang ditulis tidak
film yang menarik sekedar mencontoh ulasan film orang
lain (dari internet, koran, dsb.)?
Kelengkapan Mengembangkan 2. Apakah ulasan film sudah
dan keutuhan isi secara lengkap mencantumkan judul?
Struktur Isi dan utuh 3. Apakah antara judul dan isi sesuai?
4. Apakah ada tahap perkenalan?
5. Apakah tahap perkenalan dipaparkan
secara menarik?
6. Apakah ada tahap deskripsi?
7. Apakah tahap deskripsi mengandung
sinopsis film?
8. Apakah penulis menambahkan pula
detail-detail menarik film dalam tahap
deskripsi?
9. Apakah ada tahap komentar?
10. Apakah komentar pribadi yang ditulis
mampu mempengaruhi pembaca
untuk menonton film tersebut?
Pilihan kata Memilih diksi dan 11. Apakah kata yang digunakan dapat
dan gaya gaya bahasa menimbulkan asosiasi/imajinasi dan
bahasa membuat pembaca tertarik mencoba
142
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

menonton film yang sedang diulas?


12. Apakah pilihan kata yang digunakan
mengandung kata-kata deskriptif?
13. Apakah ulasan tersebut mengandung
kalimat-kalimat opini yang dapat
mempengaruhi pembaca akan nilai
positif film yang diulas?

Nilai: Skor Perolehan


------------------------- X 4 :
13

143
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN LK-4.3


(Peer teaching)

PETUNJUK
Kompetens i: Mampu melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan
saintifik
Tujuan Kegiatan : Melalui kegiatan peer teaching, peserta mampu melaksanakan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang sesuai
Langkah Kegiatan:
1. Bacalah format Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran untuk dapat memahami setiap aspek
yang dinilai
2. Pada saat menjadi guru tampilkan pembelajaran sesuai dengan rancangan RPP
3. Pada saat menjadi pengamat, amatilah secara seksama proses pelakasaan pembelajaran yang
dilakukan oleh peserta lain yang menjadi guru
4. Berikan tanda centang () pada kolom pilihan Ya atau Tidak sesuai penilaian Anda terhadap
penyajian pembelajaran
5. Pada kolom catatan, berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran

FORMAT PENGAMATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

144
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Nama Peserta : ...............................................................................


Asal Sekolah : ...............................................................................
Mata Pelajaran : ...............................................................................
Kelas : ................................................................................
Topik/Subtopik : ...............................................................................

Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan


Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi
1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa
dan memberi salam
2 Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang
sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan
dipelajari
3 Menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai
4 menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan
tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik
Kegiatan Inti
Penguasaan materi pembelajaran
1 Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan
pembelajaran.
2 Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain
yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata.
3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan
tepat.
4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari
konkrit ke abstrak)
Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik
1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai
2 Melaksanakan pembelajaran secara runtut
3 Menguasai kelas
4 Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi
aktif peserta didik dalam mengajukan pertanyaan
5 Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi
aktif peserta didik dalam mengemukakan pendapat
6 Melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan
ketrampilan peserta didik sesuai dengan materi ajar
7 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

8 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan


tumbuhnya kebiasaan dan sikap positif (nurturant effect)
9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
yang direncanakan

145
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan


Penerapan PendekatanScientific
1 Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik
untuk mengamati
2 Memancing peserta didik untuk bertanyaapa, mengapa dan
bagaimana
3 menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik
untuk mengumpulkan informasi
4 Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik
untuk mengasosiasikan data dan informasi yang dikumpulkan
5 Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik
untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan ketrampilan
yang diperolehnya
Pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran
1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber
belajar yang bervariasi
2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media
pembelajaran
3 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber
belajar pembelajaran
4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media
pembelajaran
5 Menghasilkan pesan yang menarik

Pelaksanaan Penilaian Autentik


1 Melaksanakan Penilaian Sikap

2 Melaksanakan Penilaian Pengetahuan


3 Melaksanakan Penilaian Ketrampilan
4 Kesesuaian tehnik dan instrumen dengan indikator
pencapaian kompetensi

5 Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan instrumen penilaian


autentik.

6 Ketersediaan pedoman penskoran

Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran


1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui
interaksi guru, peserta didik, sumber belajar
2 Merespon positif partisipasi peserta didik
3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik
4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif
5 Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik
dalam belajar
Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran

146
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan


1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
Kegiatan Penutup
Penutup pembelajaran
1 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk
merangkum materi pelajaran
2 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk
merefleksi proses dan materi pelajaran
3 Memberikan tes lisan atau tulisan
4 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
5 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik
6 menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
Jumlah

RUBRIK PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN R-4.3

147
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Rubrik Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ini digunakan oleh pengamat untuk menilai kompetensi
guru dalam melaksanakan pembelajaran pada saat peerteaching.
Langkah Kegiatan:
- Berikan tanda cek () pada kolom pilihan YA atau TIDAK sesuai dengan penilaian Anda
terhadap penyajian guru pada saat pelaksanaan pembelajaran
- Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran
- Setelah selesai penilaian, hitung jumlah nilai YA dan TIDAK
- Tentukan Nilai menggunakan rumus sbb:

Mata Pelajaran

PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( AB) 90 < AB 100
Baik (B) 80 < B 90
Cukup (C) 70 < C 80
Kurang (K) 70

HO-4.3
PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

148
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Permendikbud nomor 65 tahun 2013


tentang standar proses adalah sebagai berikut.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti
dan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan
materi yang akan dipelajari;
c. mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk
mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai; dan
d. menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan
peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif
menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan
matapelajaran, yang meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan
komunikasi. Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan KD yang bersifat prosedur untuk
melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap
pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peserta didik menirukan, selanjutnya guru melakukan
pengecekan dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada peserta didik.
Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait dengan sikap seperti
jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang
tercantum dalam silabus dan RPP. Cara pengumpulan data sedapat mungkin relevan dengan jenis
data yang dieksplorasi, misalnya di laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, museum, dan
sebagainya. Sebelum menggunakannya peserta didik harus tahu dan terlatih dilanjutkan dengan
menerapkannya.
a. Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik
untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca.
Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk
memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.
b. Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk
bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing
peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan
objek yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun
hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang
bersifat hipotetik.

149
MODUL PELATIHAN GURU BAHASA INDONESIA SMA/SMK

Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan
bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu
mengajukan pertanyaan secara mandiri.
Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa
ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat
dikembangkan.
Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari
sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal
sampai sumber yang beragam.
c. Mengumpulkan dan mengasosiasikan
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak,
memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari
kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi.
Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memeroses informasi untuk
menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan
informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan
d. Mengkomunikasikan hasil
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan
mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan
dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.
Perlu diingat, bahwa KD-KD diorganisasikan ke dalam empat KI. KI-1 berkaitan dengan sikap diri
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. KI-2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial. KI-3 berisi KD
tentang pengetahuan terhadap materi ajar, sedangkan KI-4 berisi KD tentang penyajian
pengetahuan. KI-1, KI-2, dan KI-4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses
pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI-3, untuk semua matapelajaran. KI-1
dan KI-2 tidak diajarkan langsung, tetapi indirect teaching pada setiap kegiatan pembelajaran.
Sumber: Kemendikbud. 2013. Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum
2013

150

Anda mungkin juga menyukai