SD KELAS IV
Pendahuluan | i
SD Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Diterbitkan oleh:
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa
izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pendahuluan | ii
SD Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
SAMBUTAN
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt, Kurikulum 2013 secara terbatas mulai
dilaksanakan tahun 2013 pada sekolah-sekolah yang memenuhi persyaratan dan ditetapkan
secara selektif. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya untuk
merespon berbagai tantangan tantangan internal dan eksternal.
Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata
kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan
penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan
apa yang dihasilkan. Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada
tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan. Aneka kemajuan dan perubahan itu
melahirkan tantangan internal dan eksternal yang di bidang pendidikan pendidikan. Karena itu,
implementasi Kurikulum 2013 merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan
tuntutan masyarakat Indonesia masa depan.
Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama,
standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar
kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata
pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
peserta didik. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima,
semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi
lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini
menjadi sangat esensial dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.
Mudah-mudahan implementasi Kurikulum 2013 ini bisa berjalan dengan baik. Akhirnya, kepada
semua pihak yang telah mendedikasikan dirinya dalam mempersiapkan Kurikulum 2013, saya
mengucapkan banyak terima kasih. Semoga bermanfaat untuk mencerdaskan bangsa Indonesia.
Muhammad Nuh
Pendahuluan | iii
SD Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Bahan Ajar Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013. Modul bahan ajar ini merupakan bahan ajar wajib dalam rangka
pelatihan calon instruktur, guru inti, dan guru untuk memahami Kurikulum 2013 dan kemudian
dalam proses pembelajaran di sekolah.
Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014 melalui
pelaksanaan terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap melaksanakannya. Pada
Tahun Ajaran 2013/2014, Kurikulum 2013 dilaksanakan secara terbatas untuk Kelas I dan IV
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtida’iyah (SD/MI), Kelas VII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Kelas X Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA/MAK). Pada Tahun Ajaran 2015/2016 diharapkan
Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas I sampai dengan Kelas XII.
Menjelang implementasi Kurikulum 2013, penyiapan tenaga guru dan tenaga kependidikan
lainnya sebagai pelaksana kurikulum di lapangan perlu dilakukan. Sehubungan dengan itu, Badan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan (BPSDMPK dan PMP), telah menyiapkan strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013 bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas.
Pada tahun 2013 pelatihan akan dilakukan bagi pengawas SD/SMP/SMA/SMK, kepala sekolah
SD/SMP/SMA/SMK, dan guru Kelas I dan IV SD, guru Kelas VII SMP untuk 9 mata pelajaran, dan
guru Kelas X SMA/SMK untuk 3 mata pelajaran. Guna menjamin kualitas pelatihan tersebut, maka
BPSDMPK dan PMP telah menyiapkan 14 Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, sesuai
dengan kelas, mata pelajaran, dan jenjang pendidikan. Modul ini diharapkan dapat membantu
semua pihak menjalankan tugas dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi aktif kepada pejabat dan staf di
jajaran BPSDMPK dan PMP, dosen perguruan tinggi, konsultan, widyaiswara, pengawas, kepala
sekolah, dan guru yang terlibat di dalam penyusunan modul-modul tersebut di atas.
Syawal Gultom
NIP. 19620203 198703 1 002
Pendahuluan | iv
SD Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR Iv
DAFTAR ISI v
BAGIAN I PENDAHULUAN 1
A. Tujuan Umum Pelatihan 2
B. Indikator Umum Ketercapaian Tujuan 3
C. Kompetensi Inti Peserta yang Harus Dicapai 3
D. Hasil Kerja Peserta Selama Pelatihan 3
E. Tahapan, Nara Sumber, dan Peserta Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 3
Struktur Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, untuk Guru, Kepala Sekolah, 5
F.
dan Pengawas
G. Penilaian 5
H. Panduan Narasumber dan Fasilitator 6
I. Kode Etik Narasumber 7
J. Panduan Penggunaan Materi Pelatihan Kurikulum 2013 7
K. Sistematika Modul 10
BAGIAN II SILABUS PELATIHAN 11
A. Silabus Materi Pelatihan 0: Perubahan Mindset 13
B. Silabus Materi Pelatihan 1: Konsep Kurikulum 2013 15
C. Silabus Materi Pelatihan 2: Analisis Materi Ajar 20
D. Silabus Materi Pelatihan 3: Model Rancangan Pembelajaran 27
E. Silabus Materi Pelatihan 4: Praktik Pembelajaran Terbimbing 31
BAGIAN III MATERI PELATIHAN 35
A. PERUBAHAN MINDSET 36
B Sub Materi Pelatihan 1: Konsep Kurikulum 2013 63
1.1 Rasional Kurikulum 2013 65
1.2 Elemen Perubahan Kurikulum 2013 96
1.3 SKL, KI, dan KD 102
1.4 Strategi Implementasi Kurikulum 2013 176
C. Sub Materi Pelatihan 2 : Analisis Materi Ajar 180
2.1.Konsep Tematik Terpadu 186
2.2.Konsep Pendekatan Scientific 207
2.3.Konsep Penilaian Autentik 239
2.4.Analisis Buku Guru dan Siswa 254
D. Sub Materi Pelatihan 3 : Model Rancangan Pembelajaran 264
3.1 Penyusunan RPP 273
3.2 Perancangan Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar 300
E. Materi Pelatihan 4 : Praktik Pembelajaran Terbimbing 304
4.1 Simulasi Pembelajaran 308
4.2 Peer Teaching 317
Pendahuluan | v
SD Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Pendahuluan | vi
BAGIAN I
PENDAHULUAN
Pendahuluan | 1
BAGIAN I
PENDAHULUAN
Modul Pelatihan ini disiapkan untuk digunakan para Narasumber Pelatihan Implementasi
Kurikulum 2013 sesuai dengan kelas, mata pelajaran dan jenjang pendidikan. Nara sumber yang
dimaksudkan adalah Narasumber Nasional, Instruktur Nasional, Guru Inti, Kepala Sekolah Inti, dan
Pengawas Sekolah Inti.
Modul ini memberi panduan bagi para pengguna mengenai (1) Tahapan Pelatihan Implementasi
Kurikulum 2013; (2) Struktur Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013; (3) Panduan Narasumber;
(4) Panduan Penilaian; (5) Bahan/Materi Pelatihan untuk masing-masing Mata Pelatihan.
Bahan/Materi Pelatihan yang dimaksud meliputi hand-out, lembar kerja/worksheet, bahan tayang
baik dalam bentuk slide power point maupun rekaman video.
Sesuai dengan Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Badan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan (BPSDMPK dan PMP) telah menetapkan jenjang atau tahapan pelatihan, sasaran
pelatihan, dan struktur pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 untuk tahun kalender 2013.
Pendahuluan | 2
C. Kompetensi Inti Peserta yang Harus Dicapai
Berdasarkan Indikator Ketercapaian Tujuan, maka berikut ini kompetensi inti yang harus
dicapai peserta setelah mengikuti pelatihan.
1. Analisis SKL, KI, KD untuk jenjang dan mata pelajaran sesuai beban tugasnya, selama 1
semester.
2. Analisis buku siswa dan buku guru untuk jenjang dan mata pelajaran sesuai beban
tugasnya, selama 1 semester.
3. Contoh RPP untuk jenjang dan mata pelajaran sesuai beban tugasnya, selama 1
semester.
4. Contoh instrumen penilaian untuk jenjang dan mata pelajaran sesuai beban tugasnya,
selama 1 semester.
Pendahuluan | 3
Narasumber: Narasumber Nasional
PELATIHAN INSTRUKTUR
NASIONAL
PELATIHAN GURU INTI PELATIHAN KEPALA SEKOLAH INTI PELATIHAN PENGAWAS INTI
Peserta: Guru Inti Peserta: Kepala Sekolah Inti Peserta: Pengawas Inti
Narasumber: Guru Inti Narasumber: Kepala Sekolah Inti Narasumber: Pengawas Inti
Tahapan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 dapat dilihat pada diagram 1 di atas.
Diagram tersebut menunjukan terdapat 3 tahap pelatihan yaitu:Pelatihan Tingkat Nasional,
Tingkat Provinsi, dan Tingkat Kabupaten/Kota. Secara keseluruhan terdapat 7 jenis
pelatihan, yakni: Pelatihan Instruktur Nasional, Pelatihan Guru Inti, Pelatihan Kepala Sekolah
Inti, Pelatihan Pengawas Inti, Pelatihan Guru Kelas/ Mapel, Pelatihan Kepala sekolah, dan
Pelatihan Pengawas.
Pendahuluan | 4
F. Struktur Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, untuk Guru, Kepala Sekolah, dan
PengawasSekolah
G. Penilaian
Seusai pelatihan, panitia pelatihan akan mengumumkan hasil penilaian peserta. Penilaian
meliputi tiga ranah yaitu:
1. sikap
2. pengetahuan, dan
3. keterampilan
Pendahuluan | 5
Penilaian autentik diterapkan di dalam pelatihan ini. Metode penilaian yang diterapkan di
dalam penilaian ini meliputi:
1. tes awal;
2. tes akhir;
3. portofolio; dan
4. pengamatan.
Setiap calon instruktur nasional, guru inti, kepala sekolah inti, dan pengawas inti dinyatakan
lulus apabila mencapai nilai 75 dan memiliki kewenangan untuk melatih.
Pendahuluan | 6
d. Terpancing dalam perdebatan dengan peserta yang dapat mengakibatkan habisnya
waktu.
e. Berperan sebagai orang yang serba tahu.
10. Mengajukan pertanyaan yang dapat dijawab peserta sesering mungkin (jangan
pertanyaan yang sulit dijawab atau terlalu mudah dijawab peserta).
Pendahuluan | 7
Tabel 2. Daftar dan Pengkodean Materi Pelatihan
Pendahuluan | 8
NO. MATERI PELATIHAN KODE
pada Standar Proses dan Pendekatan
Scientific
Panduan Tugas Menelaah Rancangan
PPT-3.2
Penilaian pada RPP yang Telah Dibuat
Hand-Out SKL, KI, dan KD HO-1.3/2.1/
2.4/3.1/3.2
Rambu-rambu Penyusunan RPP Mengacu
pada Standar Proses dan Pendekatan HO-3.1-1
Scientific
Contoh RPP Tematik SD Kelas I HO-3.1-2
Contoh Penerapan Penilaian Autentik pada
HO-2.3/3.2
Pembelajaran
Lembar Telaah RPP LK-3.1/3.2
Kerja/Rubrik Rubrik Penilaian Telaah RPP R-3.1/3.2
4. PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING
Video Video Pembelajaran V-2.1/4.1
Bahan Tayang Strategi Pengamatan Tayangan Video PPT-4.1
Panduan Tugas Praktik Pelaksanaan
PPT-4.2-1
Pembelajaran Melalui Peer-Teaching
Instrumen Penilaian Pelaksanaan
PPT-4.2-2
Pembelajaran
Lembar Analisis Pembelajaran pada Tayangan Video LK-4.1
Kerja/Rubrik Rubrik Penilaian Analisis Pembelajaran pada
R-4.1
Tayangan Video
Instrumen Penilaian Pelaksanaan
LK-4.2
Pembelajaran
Rubrik Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran R-4.2
Keterangan:
V : Video
PPT : Powerpoint Presentation
HO : Hand-Out
LK : Lembar Kerja
R : Rubrik
Catatan Pengkodean:
1. PPT-1.3 artinya bahan presentasi ini digunakan saat menyampaikan Materi Pelatihan 1
(Konsep Kurikulum), Submateri 3 (SKL,KI,KD)
2. HO-1.3/2.1/2.4/3.1/3.2 artinya hand-out ini digunakan sebagai acuan untuk beberapa
materi pelatihan yaitu sebagai berikut:
- Materi Pelatihan 1, submateri 3;
- Materi Pelatihan 2, submateri 1 dan 4;
- Materi Pelatihan 3, submateri 1 dan 2.
Pendahuluan | 9
K. Sistematika Modul
Modul pelatihan implementasi kurikulum ini dibagi dalam tiga bagian berikut ini.
Bagian I : Pendahuluan
Bagian II : Silabus Pelatihan
Bagian III : Materi Pelatihan
A.
Pendahuluan | 10
BAGIAN II
SILABUS
Silabus Pelatihan | 11
SILABUS
PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
JENJANG: SD/MI
KELAS: IV (EMPAT)
Silabus Pelatihan | 12
SILABUS PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
WAKTU
KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
SUBMATERI KEGIATAN (JP)
NO PESERTA INDIKATOR
PELATIHAN PELATIHAN BENTUK
PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI
INSTRUMEN
0.1 Tantangan 1. Memiliki sikap 1. Menunjukan 1. Tanya jawab Sikap Pengamata Lembar Bahan Tantangan 2
Indonesia yang terbuka sikap terbuka tentang Terbuka untuk n Pengamatan Tayang Indonesia dalam
dalam Abad ke- untuk terhadap tantangan menerima dan Sikap Abad ke-21
21 menerima Indonesia dalam mengimpleme (PPT-0.1)
perubahan.
Kurikulum Abad ke-21. ntasikan
2013 Kurikulum
2. Berpartisipasi 2. Curah pendapat 2013.
2. Memiliki aktif dalam membandingkan
keinginan yang kegiatan antara berpikir
kuat untuk pelatihan. berbasis kendala
mengimpleme (constraint-
ntasikan based thinking)
Kurikulum dengan berpikir
2013. berbasis
kesempatan
(opportunity-
based thinking)
3. Mendiskusikan
cara baru dalam
belajar.
4. Mendiskusikan 6
Silabus Pelatihan | 13
WAKTU
KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
SUBMATERI KEGIATAN (JP)
NO PESERTA INDIKATOR
PELATIHAN PELATIHAN BENTUK
PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI
INSTRUMEN
pendorong
utama teknologi
pendidikan yang
harus
diperhatikan
5. Tanya jawab
tentang
tantangan
pendidikan tinggi
Silabus Pelatihan | 14
SILABUS PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
WAKTU
KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
SUBMATERI KEGIATAN (JP)
NO PESERTA INDIKATOR
PELATIHAN PELATIHAN BENTUK
PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI
INSTRUMEN
1.1 Rasional Memahami 1. Menerima 1. Mengama Sikap Pengamata Lembar 1. Video Tayangan 0,5
secara utuh rasional ti dan menyimak Menerima n Pengamatan Paparan
rasional pengembangan tayangan latar belakang Sikap Kurikulum 2013
Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 paparan tentang alasan oleh Mendikbud
dalam kaitannya Kurikulum 2013 perubahan (V-1.1)
dengan oleh Mendikbud. Kurikulum
perkembangan 2013. 2. Bahan Rasional
masa depan. 2. Menyimak Tayang Kurikulum 2013
dan melakukan Pengetahuan Tes Objektif (PPT-1.1)
2. Menjelaskan tanya jawab Memahami Tes Tertulis Pilihan
rasional tentang paparan secara utuh Ganda 3. Hand-out Naskah
pengembangan rasional rasional Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 kurikulum (HO-1.1/1.2/1.4)
dalam kaitannya dalam kaitannya 2013 .
dengan dengan
perkembangan perkembangan
masa depan. kurikulum di
Indonesia.
3. Menjelaskan
permasalahan 3. Menyimpu
Kurikulum 2006 lkan rasional
(KTSP). Kurikulum 2013
yang mencakup
Silabus Pelatihan | 15
WAKTU
KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
SUBMATERI KEGIATAN (JP)
NO PESERTA INDIKATOR
PELATIHAN PELATIHAN BENTUK
PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI
INSTRUMEN
4. Mengidentifikasi permasalahan
kesenjangan kurikulum 2006
kurikulum antara (KTSP),
kondisi saat ini kesenjangan
dengan kondisi kurikulum antara
ideal. kondisi saat ini
dengan kondisi
5. Menjelaskan ideal, serta
alasan alasan
pengembangan pengembangan
kurikulum. kurikulum.
1.2 Elemen Memahami 1. Menerima empat 1. Menyimak dan Sikap Pengamata Lembar 1. Bahan Elemen 0,5
Perubahan secara utuh elemen melakukan tanya Menerima n Pengamatan Tayang Perubahan
Kurikulum 2013 elemen perubahan jawab tentang empat elemen Sikap Kurikulum 2013
perubahan Kurikulum 2013 empat elemen perubahan (PPT-1.2)
Kurikulum 2013. yang mencakup: perubahan Kurikulum
SKL, SI, Standar Kurikulum 2013 2013 2. Hand-out Naskah
Proses, dan dalam kaitannya Kurikulum 2013
Standar dengan Pengetahuan Tes Objektif (HO-1.1/1.2/1.4)
Penilaian. perkembangan Memahami Tes Tertulis Pilihan
kurikulum. elemen Ganda
2. Menjelaskan perubahan
empat elemen 2. Menyimpulkan Kurikulum
perubahan empat elemen 2013 dan
Kurikulum 2013 perubahan hubungannya
yang mencakup: Kurikulum 2013. dengan
SKL, SI, Standar kompetensi
Proses, dan yang
Standar dibutuhkan
Penilaian. pada masa
Silabus Pelatihan | 16
WAKTU
KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
SUBMATERI KEGIATAN (JP)
NO PESERTA INDIKATOR
PELATIHAN PELATIHAN BENTUK
PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI
INSTRUMEN
depan.
3. Menjelaskan
empat elemen
perubahan
kurikulum dalam
hubungannya
dengan
kompetensi yang
dibutuhkan pada
masa depan.
1.3 SKL, KI dan KD Memahami 1. Bekerja sama 1. Menyimak Sikap Pengamata Lembar 1. Bahan SKL, KI, dan KD 2
keterkaitan dalam paparan SKL, KI, Bekerja sama n Pengamatan Tayang (PPT-1.3)
antara SKL, KI, menganalisis dan KD. dalam Sikap
dan KD pada keterkaitan SKL, kelompok 2. Hand-Out a. SKL, KI, dan
Kurikulum 2013. KI, dan KD. 2. Memberi contoh dengan baik KD (HO-1.3/
analisis dan benar 2.1/2.4/
2. Menganalisis keterkaitan SKL, 3.1/3.2)
keterkaitan KI, dan KD. Keterampilan Rubrik b. Contoh
antara SKL, KI, Terampil Penugasan penilaian Analisis
dan KD. 3. Menganalisis menganalisis hasil analisis Keterkaitan
keterkaitan SKL, keterkaitan keterkaitan antara SKl, KI,
KI, dan KD SKL, KI, dan KD SKL, KI dan dan KD
melalui diskusi KD (R-1.3) (HO-1.3)
kelompok pada
format yang Pengetahuan Tes Objektif 3. Lembar Analisis
sudah disediakan Kemampuan Tes Tertulis Pilihan Kerja Keterkaitan SKL,
(Tiap kelompok memahami Ganda KI, dan KD
menganalisis konsep SKL, KI, (LK-1.3 )
keterkaitan SKL, dan KD serta
KI, dan KD yang keterkaitan
Silabus Pelatihan | 17
WAKTU
KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
SUBMATERI KEGIATAN (JP)
NO PESERTA INDIKATOR
PELATIHAN PELATIHAN BENTUK
PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI
INSTRUMEN
akan dijadikan antara ketiga
dasar dalam kompetensi
membuat RPP) tersebut.
4. Mempresentasi
kan hasil diskusi
kelompok.
5. Menilai hasil
kerja kelompok
lain.
1.4 Strategi Memahami 1. Berkomunikasi 1. Diskusi kelas Sikap Pengamata Lembar 1. Bahan Strategi 1
Implementasi secara utuh dengan bahasa untuk Berkomunikasi n Pengamatan Tayang Implementasi
Kurikulum 2013 strategi yang runtut dan mengidentifikasi dengan Sikap Kurikulum
implementasi komunikatif elemen-elemen bahasa yang (PPT-1.4)
Kurikulum 2013. untuk penting strategi santun,
mengidentifikasi implementasi sistematis, 2. Hand-out Naskah
elemen-elemen Kurikulum 2013. dan Kurikulum 2013
penting strategi komunikatif (HO-1.1/1.2/1.4)
implementasi 2. Merangkum dan dalam
Kurikulum 2013. menyimpulkan meyampaikan
hasil diskusi ide-ide.
2. Mengidentifikasi kelas.
elemen-elemen Pengetahuan Tes Objektif
penting strategi 3. Mengkomunikasi Memahami Tes Tertulis Pilihan
implementasi kan hasil diskusi elemen- Ganda
Kurikulum 2013. kelas. elemen
penting
strategi
implementasi
Silabus Pelatihan | 18
WAKTU
KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
SUBMATERI KEGIATAN (JP)
NO PESERTA INDIKATOR
PELATIHAN PELATIHAN BENTUK
PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI
INSTRUMEN
Kurikulum
2013.
Silabus Pelatihan | 19
SILABUS PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
WAKTU
KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
SUBMATERI KEGIATAN (JP)
NO PESERTA INDIKATOR
PELATIHAN PELATIHAN BENTUK
PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI
INSTRUMEN
2.1 Konsep Mendeskripsikan 1. Menerima 1. Mengamati Sikap Pengamata Lembar 1. Video a. Pembelajaran 2
Pembelajaran konsep konsep tayangan video Menerima n Pengamatan tematik di
Tematik pembelajaran pembelajaran PBM tematik konsep Sikap kelas IV
Terpadu Tematik Terpadu. Tematik Terpadu dan video PBM pembelajaran (V-2.1)
dan menghargai Tematik Tematik b. Pembelajaran
pendapat orang Terpadu. Terpadu dan Tematik
lain. menghargai Terpadudi
pendapat kelas IV
2. Menjelaskan orang lain. (V-2.1/4.1)
konsep 2. Membandingkan
pembelajaran antara Keterampilan Rubrik 2. Bahan a. Konsep
Tematik pembelajaran Terampil Penugasan penilaian Tayang pembelajaran
Terpadu. tematik dengan menganalisis hasil analisis Tematik
Tematik Terpadu keterkaitan keterkaitan Terpadu
melalui diskusi antara antara (PPT-2.1-1)
kelompok. jaringan jaringan b. Implementasi
tema, silabus, tema, pembelajaran
3. Melakukan RKH, dan silabus, Tematik
tanya jawab RPP. RKH, dan Terpadu
tentang konsep RPP (R-2.1) (PPT-2.1-2)
pembelajaran
Tematik Pengetahuan Tes Objektif 3. Hand out a. SKL, KI, dan
Terpadu. Konsep Tes Tertulis Pilihan KD (HO-1.3/
Silabus Pelatihan | 20
WAKTU
KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
SUBMATERI KEGIATAN (JP)
NO PESERTA INDIKATOR
PELATIHAN PELATIHAN BENTUK
PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI
INSTRUMEN
pembelajaran Ganda 2.1/2.4/
4. Menyimpulkan Tematik 3.1/3.2)
konsep Terpadu. b. Konsep
pembelajaran Pembelajaran
Tematik Tematik
Terpadu. Terpadu
(HO-2.1-1)
3. Menjelaskan 5. Mendiskusikan c. Implementasi
pemetaan hasil pemetaan pembelajaran
kompetensi KD dan indikator Tematik
dasar dan pembelajaran Terpadu
indikator Tematik (HO-2.1-2)
pembelajaran Terpadu.
Tematik 4. Lembar Analisis
Terpadu. Kerja keterkaitan
antara jaringan
4. Menjelaskan 6. Mendiskusikan tema, silabus,
keterkaitan keterkaitan RKH, dan RPP
antara jaringan antara jaringan (LK-2.1)
tema, silabus, tema, silabus,
RKH, dan RPP. RKH, dan RPP.
2.2 Konsep Mendeskripsikan 1. Menerima 1. Mengkaji Sikap Pengamata Lembar 1. Bahan a. Konsep 2
Pendekatan konsep konsep pendekatan Menerima n pengamatan Tayang pendekatan
Scientific pendekatan pendekatan scientific konsep sikap scientific
scientific dalam scientific dan mengacu pada pendekatan (PPT-2.2-1)
pembelajaran menghargai tayangan video scientific dan b. Contoh
Tematik Terpadu pendapat orang Tematik Terpadu menghargai penerapan
lain. melalui diskusi pendapat pendekatan
kelompok orang lain. scientific
dalam
Silabus Pelatihan | 21
WAKTU
KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
SUBMATERI KEGIATAN (JP)
NO PESERTA INDIKATOR
PELATIHAN PELATIHAN BENTUK
PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI
INSTRUMEN
2. Menjelaskan Pengetahuan Tes Objektif pembelajaran
konsep Konsep Tes tertulis Pilihan Tematik
pendekatan pendekatan Ganda Terpadu
scientific scientific dan (PPT-2.2-2)
penerapan-
3. Menjelaskan 2. Mendiskusikan nya dalam 2. Hand out a. Pendekatan
penerapan contoh-contoh pembelajaran scientific
pendekatan penerapan Tematik (HO-2.2-1)
scientific dalam pendekatan Terpadu. b. Contoh
pembelajaran scientific dalam penerapan
Tematik pembelajaran pendekatan
Terpadu. Tematik scientific
Terpadu. dalam
pembelajaran
Tematik
Terpadu
(HO-2.2-2)
2.3 Konsep Mendeskripsikan 1. Menerima 1. Menyajikan Sikap Pengamata Lembar 1. Bahan a. Konsep 2
Penilaian konsep penilaian penerapan kegiatan Menerima n pengamatan Tayang penilaian
Autentik pada autentik pada konsep penilaian interaktif untuk penerapan sikap autentik pada
Proses dan proses dan hasil autentik di menyamakan konsep proses dan
Hasil Belajar belajar sekolah/ persepsi tentang penilaian hasil belajar
madrasah dan jenis dan bentuk autentik di (PPT-2.3)
menghargai penilaian sekolah/ b. Contoh
pendapat orang autentik. madrasah penerapan
lain. dan penilaian
menghargai autentik pada
2. Menjelaskan 2. Mendiskusikan pendapat pembelajaran
konsep konsep penilaian orang lain. Tematik
penilaian autentik pada Terpadu
Silabus Pelatihan | 22
WAKTU
KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
SUBMATERI KEGIATAN (JP)
NO PESERTA INDIKATOR
PELATIHAN PELATIHAN BENTUK
PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI
INSTRUMEN
autentik pada proses dan hasil Pengetahuan Tes Objektif (PPT-2.3/3.2)
proses dan hasil belajar. Konsep Tes tertulis Pilihan
belajar. penilaian Ganda 2. Hand out a. Konsep
autentik pada penilaian
pembelajaran autentik pada
Tematik proses dan
Terpadu. hasil belajar
(HO-2.3)
b. Contoh
penerapan
penilaian
autentik pada
pembelajaran
Tematik
Terpadu
(HO-2.3/3.2)
2.4 Analisis Buku 1. Mengan 1. Ketelitian dan 1. Peserta Sikap Pengamata Lembar 1. Bahan Analisis buku 6
Guru dan Buku alisis keseriusan pelatihan Teliti dan n pengamatan Tayang guru dan buku
Siswa kesesuaian isi menganalisis menilai buku serius dalam sikap siswa (PPT-2.4)
(Kesesuaian, buku guru dan kesesuaian buku guru dan buku bekerja baik
Kecukupan, dan buku siswa guru dan siswa siswa. secara 2. Hand-out SKL, KI, dan KD
Kedalaman dengan dengan SKL, KI, mandiri (HO-1.3/ 2.1/
Materi) tuntutan SKL, dan KD. 2. Diskusi maupun 2.4/ 3.1/3.2)
KI, dan KD. kelompok berkelompok.
2. Mengidentifikasi membahas hasil 3. Lembar a. Analisis Buku
kesesuaian isi penilaian buku Keterampilan Rubrik Kerja Guru
buku guru dan guru dan buku Terampil Penugasan Penilaian (LK-2.4-1)
buku siswa siswa. menganalisis Hasil b. Analisis Buku
dengan tuntutan buku guru Analisis Siswa
SKL, KI, dan KD. 3. Mencermati dan siswa. Buku Guru (LK-2.4-2)
Silabus Pelatihan | 23
WAKTU
KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
SUBMATERI KEGIATAN (JP)
NO PESERTA INDIKATOR
PELATIHAN PELATIHAN BENTUK
PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI
INSTRUMEN
format analisis dan Buku
buku guru dan Siswa
buku siswa. (R-2.4)
3. Menganalisis 4. Mendeskri
2. Mengan kecukupan dan psikan
alisis buku kedalaman kecukupan dan
guru dan buku materi buku kedalaman
siswa dilihat guru dan buku materi buku
dari aspek siswa. guru dan buku
kecukupan dan siswa secara
kedalaman kelompok.
materi. 4. Menganalisis
kesesuaian 5. Menganalisis
proses, kesesuaian isi
pendekatan buku dengan
belajar Tematik standar proses,
Terpadu, serta pendekatan
strategi evaluasi Tematik
yang Terpadu, dan
diintegrasikan standar
dalam buku. penilaian yang
diintegrasikan
dalam buku
melalui diskusi
kelompok.
5. Menjelaskan
3. Mengua secara utuh 6. Membaca isi
sai secara utuh materi, struktur, materi, struktur,
materi, dan pola pikir dan pola pikir
struktur, dan keilmuan materi keilmuan materi
Silabus Pelatihan | 24
WAKTU
KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
SUBMATERI KEGIATAN (JP)
NO PESERTA INDIKATOR
PELATIHAN PELATIHAN BENTUK
PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI
INSTRUMEN
pola pikir pelajaran yang pelajaran yang
keilmuan terdapat dalam terdapat dalam
materi buku siswa. buku siswa
pelajaran. melalui belajar
mandiri.
6. Menerapkan
4. Mengua materi pelajaran 7. Membuat
sai penerapan yang terdapat contoh-contoh
materi dalam buku guru penerapan
pelajaran pada dan buku siswa materi pelajaran
bidang/ ilmu pada bidang/ yang terdapat
lain serta ilmu lain serta dalam buku guru
kehidupan kehidupan dan buku siswa
sehari-hari. sehari-hari. pada bidang/
ilmu lain serta
kehidupan
sehari-hari
secara
berkelompok.
8. Mempresentasi
kan hasil analisis
buku guru dan
buku siswa
(perwakilan
kelompok).
7. Menjelaskan
5. Memaha strategi 9. Menyimpulkan
mi strategi penggunaan strategi
menggunakan buku guru dan penggunaan
buku guru dan buku siswa buku guru dan
Silabus Pelatihan | 25
WAKTU
KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
SUBMATERI KEGIATAN (JP)
NO PESERTA INDIKATOR
PELATIHAN PELATIHAN BENTUK
PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI
INSTRUMEN
buku siswa untuk kegiatan buku siswa
untuk kegiatan pembelajaran. untuk kegiatan
pembelajaran. pembelajaran.
Silabus Pelatihan | 26
SILABUS PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
WAKTU
PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
KOMPETENSI (JP)
SUBMATERI KEGIATAN
NO PESERTA INDIKATOR
PELATIHAN PELATIHAN BENTUK
PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI
INSTRUMEN
3.1 Penyusunan Menyusun RPP 1. Menunjukkan 1. Peserta Sikap Pengamata Lembar 1. Bahan a. Rambu-rambu 5
RPP Tematik Terpadu sikap tanggung pelatihan Tanggung n Pengamatan Tayang penyusunan
yang jawab dan menilai RPP yang jawab dan Sikap RPP mengacu
menerapkan kreatif dalam dibawa oleh kreatif dalam pada Standar
pendekatan menyusun RPP. peserta lain. menyusun Proses dan
scientific sesuai RPP pendekatan
model belajar 2. Mengidentifikasi 2. Mendiskusikan scientific
yang relevan rambu-rambu rambu-rambu Keterampilan Rubrik (PPT-3.1-1)
dengan penyusunan RPP penyusunan RPP Menyusun Penugasan Penilaian b. Panduan
mempertimbang Tematik Tematik Terpadu RPP Telaah RPP tugas telaah
kan karakteristik Terpadu. yang mengacu pembelajaran (R-3.1/3.2) RPP
peserta didik baik pada Standar Tematik (PPT-3.1-2)
dari aspek fisik, Proses dan Terpadu
moral, sosial, pendekatan dengan 2. Hand out a. SKL, KI, dan
kultural, scientific. pendekatan KD (HO-1.3/
emosional, scientific 2.1/2.4/
maupun 3. Menyusun RPP 3. Menyusun RPP 3.1/3.2)
intelektual Tematik Terpadu Tematik Terpadu Pengetahuan Tes Objektif b. Rambu-rambu
yang sesuai yang sesuai RPP Tes Tertulis Pilihan penyusunan
dengan SKL, KI dengan SKL, KI, pembelajaran Ganda RPP mengacu
dan KD; Standar dan KD; Standar tematik yang pada Standar
Proses; dan Proses; dan menerapkan Proses dan
Silabus Pelatihan | 27
WAKTU
PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
KOMPETENSI (JP)
SUBMATERI KEGIATAN
NO PESERTA INDIKATOR
PELATIHAN PELATIHAN BENTUK
PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI
INSTRUMEN
pendekatan pendekatan pendekatan pendekatan
scientific. scientific scientific scientific
(terutama KD di (HO-3.1-1)
awal semester I) c. Contoh RPP
secara Tematik
berkelompok. Terpadu kelas
IV (HO-3.1-2)
4. Menelaah RPP 4. Mendiskusikan
Tematik Terpadu format telaah 3. Lembar Telaah RPP
RPP . Kerja (LK-3.1/3.2)
5. Menelaah RPP
yang disusun
kelompok lain
sesuai format
telaah.
6. Merevisi RPP
berdasarkan
hasil telaah.
7. Mempresentasi
kan hasil RPP
yang sudah
direvisi (sampel).
3.2 Perancangan Merancang 1. Menunjukkan 1. Mendiskusikan Sikap Pengamata Lembar 1. Bahan a. Contoh 3
Penilaian penilaian sikap tanggung dan melakukan Tanggung n Pengamatan Tayang penerapan
Autentik pada autentik pada dan kreatif tanya jawab jawab dan Sikap penilaian
Proses dan proses dan hasil dalam menyusun tentang kreatif dalam autentik pada
Silabus Pelatihan | 28
WAKTU
PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
KOMPETENSI (JP)
SUBMATERI KEGIATAN
NO PESERTA INDIKATOR
PELATIHAN PELATIHAN BENTUK
PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI
INSTRUMEN
Hasil Belajar belajar rancangan penilaian menyusun pembelajaran
penilaian autentik dalam rancangan Tematik
autentik. bentuk tes dan penilaian Terpadu
nontes. autentik. (PPT-2.3/3.2)
b. Panduan
2. Mengidentifikasi 2. Mendiskusikan Keterampilan Rubrik tugas
kaidah tentang kaidah Merancang Penugasan Penilaian menelaah
perancangan merancang penilaian Telaah RPP rancangan
penilaian penilaian autentik pada (R-3.1/3.2) penilaian
autentik pada autentik pembelajaran pada RPP
proses dan hasil berbentuk tes Tematik yang telah
belajar. dan nontes, Terpadu. dibuat
termasuk (PPT-3.2)
portofolio. Pengetahuan Tes Objektif
Penerapan Tes Tertulis Pilihan 2. Hand out a. SKL, KI, dan
3. Menelaah 3. Kerja kelompok penilaian Ganda KD (HO-1.3/
contoh menelaah autentik pada 2.1/2.4/
penerapan contoh pembelajaran 3.1/3.2)
penilaian penerapan Tematik b. Contoh
autentik pada penilaian Terpadu. penerapan
pembelajaran autentik pada penilaian
Tematik pembelajaran autentik pada
Terpadu. Tematik pembelajaran
Terpadu. Tematik
Terpadu
4. Menelaah 4. Menelaah (HO-2.3/3.2)
rancangan rancangan
penilaian penilaian
autentik pada autentik pada
proses dan hasil RPP yang telah
Silabus Pelatihan | 29
WAKTU
PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
KOMPETENSI (JP)
SUBMATERI KEGIATAN
NO PESERTA INDIKATOR
PELATIHAN PELATIHAN BENTUK
PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI
INSTRUMEN
belajar yang ada disusun.
dalam RPP.
5. Merevisi 5. Merevisi
rancangan rancangan
penilaian pada penilaian pada
RPP yang telah RPP yang telah
disusun. disusun
berdasarkan
hasil telaah.
6. Mempresentasi
kan rancangan
penilaian proses
dan hasil belajar
yang sudah
direvisi (sampel).
Silabus Pelatihan | 30
SILABUS PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Silabus Pelatihan | 31
KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
SUBMATERI KEGIATAN WAKTU
NO PESERTA INDIKATOR
PELATIHAN PELATIHAN BENTUK (JP)
PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI
INSTRUMEN
maupun, berorientasi berorientasi penerapan
intelektual pada pada penilaian
pendekatan pendekatan autentik
scientific dan scientific dan dalam
penilaian penilaian pembelajaran
autentik. autentik. Tematik
Terpadu.
4. Merevisi RPP 4. Merevisi RPP
sehingga sesuai dengan
menerapkan hasil analisis
pendekatan tayangan video
scientific dan pembelajaran.
penilaian
autentik untuk 5. Mempresentasi
kegiatan peer kan contoh RPP
teaching. untuk kegiatan
peer teaching.
4.2 Peer Teaching Melaksanakan 1. Kreatif dan 1. Menginformasi Sikap Pengamata Lembar 1. Bahan a. Panduan tugas 14
pembelajaran komunikatif kan panduan Kreatif dan n Pengamatan Tayang praktik
Tematik dalam tugas praktik komunikatif Sikap pelaksanaan
Terpadu yang melakukan peer pelaksanaan dalam pembelajaran
menerapkan teaching. pembelajaran melakukan melalui peer
pendekatan melalui peer peer teaching teaching
scientific teaching. (PPT-4.2-1)
(mengamati, Keterampilan Rubrik b. Instrumen
menanya, 2. Melaksanakan 2. Menjelaskan Melaksana- Penugasan penilaian penilaian
mencoba, peer teaching garis besar kan pelaksanaan pelaksanaan
mengolah, pembelajaran instrumen pembelajaran pembelajaran pembelajaran
menyaji, Tematik Terpadu penilaian Tematik (R-4.2) (PPT-4.2-2)
menalar, yang pelaksanaan Terpadu yang
Silabus Pelatihan | 32
KOMPETENSI PENILAIAN BAHAN PELATIHAN
SUBMATERI KEGIATAN WAKTU
NO PESERTA INDIKATOR
PELATIHAN PELATIHAN BENTUK (JP)
PELATIHAN ASPEK TEKNIK JENIS DESKRIPSI
INSTRUMEN
mencipta) menerapkan pembelajaran menerapkan 2. Lembar Instrumen
dengan tetap pendekatan pendekatan Kerja penilaian
memperhatikan scientific dan 3. Mempersiapkan scientific. pelaksanaan
karakteristik penilaian pelaksanaan pembelajaran
peserta didik autentik. peer teaching Pengetahuan (LK-4.2)
baik dari aspek berdasarkan RPP Prinsip- Tes Objektif
fisik, moral, yang telah prinsip Tes Tertulis Pilihan Ganda
sosial, kultural, disusun. pendekatan
emosional, scientific
maupun, 4. Mempraktikkan dalam
intelektual. pembelajaran pembelajaran
Tematik Terpadu Tematik
melalui peer Terpadu
teaching secara
individual.
6. Melakukan
refleksi terhadap
pelaksanaan
peer teaching.
Silabus Pelatihan | 33
Silabus Pelatihan | 34
BAGIAN III
MATERI PELATIHAN
1. PERUBAHAN MINDSET
2. KONSEP KURIKULUM 2013
3. ANALISIS MATERI AJAR
4. MODEL RANCANGAN PEMBELAJARAN
5. PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING
A. KOMPETENSI
Peserta pelatihan dapat:
1. Memiliki sikap yang terbuka untuk menerima Kurikulum 2013.
2. Memiliki keinginan yang kuat untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013.
B. LINGKUP MATERI
1. Tantangan Indonesia dalam Abad ke-21 (Mengapa Kita Harus Berubah).
2. Berpikir Berbasis Kendala (Constraint-Based Thinking) dan Berpikir Berbasis Kesempatan
(Opportunity Based)
3. Cara Baru dalam Belajar
4. Enam Pendorong Utama Teknologi Pendidikan yang Harus Diperhatikan.
5. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking Skill).
C. INDIKATOR
3. Menunjukkan sikap menerima secara terbuka terhadap perubahan Kurikulum dalam
rangka menghadapi tantangan Indonesia dalam Abad ke-21.
4. Menunjukkan sikap menghargai perubahan kurikulum.
5. Merespon secara positif terhadap cara baru dalam belajar.
6. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan materi pelatihan perubahan mindset.
D. PERANGKAT PELATIHAN
1. Bahan Tayang: Tantangan Indonesia dalam Abad 21 (Mengapa Kita Harus Berubah)
2. ATK
Pengkondisia
Diskusi
n Peserta Curah
Diskusi Dilanjutkan
dilanjutkan Pendapat
Tanya Jawab
Tanya Jawab
Perkenalan, fasilitator menjelaskan nama, tujuan, kompetensi, indikator, alokasi waktu, dan
skenario kegiatan pembelajaran materi pelatihan Perubahan Mindset. Fasilitator memotivasi
peserta, mengajak berdinamika agar saling mengenal, serius, semangat, dan bekerja sama saat
proses pembelajaran berlangsung. Tanya jawab tentang Tantangan Indonesia dalam Abad ke-21
(mengapa kita harus berubah).
Curah Pendapat
Curah pendapat untuk membandingkan berpikir berbasis kendala (Constraint-Based Thinking) dan
Berpikir berbasis kesempatan (Opportunity Based).
Diskusi
Mendiskusikan enam pendorong utama teknologi pendidikan yang harus diperhatikan dilanjutkan
dengan tanya jawab tentang keterampilan berpikir tingkat tinggi, diakhiri membuat rangkuman,
refleksi, dan umpan balik.
A. KOMPETENSI
Peserta pelatihan dapat:
1. Memahami secara utuh rasional dan elemen perubahan Kurikulum 2013;
2. Memahami keterkaitan antara SKL, KI, dan KD pada Kurikulum 2013; dan
3. Memahami secara utuh strategi implementasi Kurikulum 2013.
B. LINGKUP MATERI
1. Rasional kurikulum 2013
2. Standar Nasional Pendidikan
a. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
b. Standar Isi yang berisi Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
c. Standar Proses
d. Standar Penilaian
3. Strategi Implementasi
C. INDIKATOR
1. Menerima rasional pengembangan Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan
perkembangan masa depan.
2. Menjelaskan rasional pengembangan Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan
perkembangan masa depan.
3. Menjelaskan permasalahan Kurikulum 2006 (KTSP).
4. Mengidentifikasi kesenjangan kurikulum antara kondisi saat ini dengan kondisi ideal.
5. Menjelaskan alasan pengembangan kurikulum.
6. Menerima empat elemen perubahan Kurikulum 2013 yang mencakup: SKL, SI, Standar
Proses, dan Standar Penilaian.
7. Menjelaskan empat elemen perubahan Kurikulum 2013 yang mencakup: SKL, SI, Standar
Proses, dan Standar Penilaian.
8. Menjelaskan empat elemen perubahan kurikulum dalam hubungannya dengan
kompetensi yang dibutuhkan pada masa depan.
9. Menganalisis keterkaitan SKL, KI, dan KD dalam bentuk kerja sama dengan yang lain.
10. Menganalisis keterkaitan antara SKL, KI, dan KD.
11. Mengidentifikasi elemen-elemen penting strategi implementasi Kurikulum 2013 dengan
bahasa yang runtut dan komunikatif.
D. PERANGKAT PELATIHAN
1. Video Rasional Kurikulum 2013 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Bahan Tayang
a. Perubahan Mindset
b. Rasional dan Elemen Perubahan
c. Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi
Dasar (KD)
d. Strategi Implementasi
3. Lembar Kerja Analisis SKL, KI, dan KD
4. Hand-Out
a. Contoh Analisis Keterkaitan antara SKL, KI, dan KD
b. SKL-KI-KD
5. ATK
Memberi contoh analisis keterkaitan antara SKL, KI, dan KD dengan 5 Menit
menggunakan HO-1.3.
PemaparanRasiona
Penayangan l Kurikulum 2013
Video dengan Tanya Jawab
Mendiknas menggunakan PPT-
1.1
Penayangan Video
Video tentang Rasionalisasi Kurikulum 2013 yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan
kebudayaan selama 10 menit.
Aktifitas selama penayangan video: peserta diminta mencatat butir-butir penting yang
disampaikan Mendikbud dalam video tersebut.
Tanya Jawab
Pertanyaan tentang Rasional Kurikulum 2013 yang mencakup:
a. permasalahan kurikulum 2006 (KTSP),
b. kesenjangan kurikulum antara kondisi saat ini dan kondisi ideal,
c. alasan pengembangan kurikulum dilanjutkan dengan menyimpulkan.
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang
memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas
potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan
berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik
menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.
Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah
lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan
KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik
tantangan internal maupun tantangan eksternal.
1. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan
pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi
standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk Indonesia dilihat
dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
Sedang Dikerjakan
Gambar 1
Terkait dengan perkembangan penduduk, SDM usia produktif yang melimpah apabila memiliki
kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang luar biasa besarnya.
Namun apabila tidak memiliki kompetensi dan keterampilan tentunya akan menjadi beban
pembangunan. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana
mengupayakan agar SDM usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi
SDM yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi
beban (Gambar 2).
Gambar 2
2. Tantangan Eksternal
Gambar 3
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat terwujud apabila
terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir. Pergeseran itu meliputi proses pembelajaran
sebagai berikut:
Tabel 1
Pada Kurikulum 2013, penyusunan kurikulum dimulai dengan menetapkan standar kompetensi
lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan.
Setelah kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka
dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan
kewenangan menyusun silabus, tapi disusun pada tingkat nasional. Guru lebih diberikan
kesempatan mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas
penyusunan silabus yang memakan waktu yang banyak dan memerlukan penguasaan teknis
penyusunan yang sangat memberatkan guru. Perbandingan kerangka kerja penyusunan
kurikulum dapat dilihat pada Gambar 5.
S T A N D A R IS I (S K L M A P E L , S K M A P E L , K D M A P E L ) S T A N D A R IS I ( S K L M A P E L , S K M A P E L , K D M A P E L )
PED O M A N PED O M A N
S IL A B U S S IL A B U S
R E N C A N A P E LA K SA N A A N BU KU TEKS R EN CA N A PELA KSA N A A N B U KU TEKS
PE M B E LA JA R A N S ISW A P E M B E LA JA R A N S ISW A
PE M B E LA JA R A N & P E M B E LA JA R A N &
O le h S a tu a n P e n d id ik a n P E N IL A IA N O le h S a t u a n P e n d id ik a n P E N IL A IA N
K e r a n g k a K e r ja P e n y u s u n a n K u r ik u lu m 2 0 1 3
K E S IA P A N P E S E R T A D ID IK T U J U A N P E N D ID IK A N N A S IO N A L K EB U TU H AN
S TA N D A R K O M P E T E N S I L U L U SA N (S K L ) SA T U A N P E N D ID IK A N
K E R A N G K A D A SA R K U R IK U L U M
( F ilo so f is, Y u rid is, K o n s e p t u a l)
ST R U K T U R K U R IK U L U M
S IL A B U S
PAN D U AN BU KU TEKS
GURU S IS W A
O le h S a tu a n PE M B E LA JA R A N & 1
P e n d id ik a n P E N IL A IA N ( K T S P )
Gambar 5
Hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
dilakukan Balitbang pada tahun 2010 juga menunjukkan bahwa secara umum total waktu
pembelajaran yang dialokasikan oleh banyak guru untuk beberapa mata pelajaran di SD, SMP,
dan SMA lebih kecil dari total waktu pembelajaran yang dialokasikan menurut Standar Isi. Di
samping itu, dikaitkan dengan kesulitan yang dihadapi guru dalam melaksanakan KTSP, ada
kemungkinan waktu yang dialokasikan dalam Standar Isi tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya.
Hasil monitoring dan evaluasi ini juga menunjukkan bahwa banyak kompetensi yang
perumusannya sulit dipahami guru, dan kalau diajarkan kepada siswa sulit dicapai oleh siswa.
Rumusan kompetensi juga sulit dijabarkan ke dalam indikator dengan akibat sulit dijabarkan ke
pembelajaran, sulit dijabarkan ke penilaian, sulit diajarkan karena terlalu kompleks, dan sulit
diajarkan karena keterbatasan sarana, media, dan sumber belajar.
Untuk menjamin ketercapaian kompetensi sesuai dengan yang telah ditetapkan dan untuk
memudahkan pemantauan dan supervisi pelaksanaan pengajaran, perlu diambil langkah
penguatan tata kelola antara lain dengan menyiapkan pada tingkat pusat buku pegangan
pembelajaran yang terdiri dari buku pegangan siswa dan buku pegangan guru. Karena guru
merupakan faktor yang sangat penting di dalam pelaksanaan kurikulum, maka sangat penting
untuk menyiapkan guru supaya memahami pemanfaatan sumber belajar yang telah disiapkan
dan sumber lain yang dapat mereka manfaatkan. Untuk menjamin keterlaksanaan
implementasi kurikulum dan pelaksanaan pembelajaran, juga perlu diperkuat peran
pendampingan dan pemantauan oleh pusat dan daerah.
Berdasarkan analisis hasil PISA 2009, ditemukan bahwa dari 6 (enam) level kemampuan yang
dirumuskan di dalam studi PISA, hampir semua peserta didik Indonesia hanya mampu
menguasai pelajaran sampai level 3 (tiga) saja, sementara negara lain yang terlibat di dalam
Gambar 6
Analisis hasil TIMSS tahun 2007 dan 2011 di bidang matematika dan IPA untuk peserta didik
kelas 2 SMP juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Untuk bidang matematika, lebih
dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level menengah, sementara
misalnya di Taiwan hampir 50% peserta didiknya mampu mencapai level tinggi dan advance.
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan apa yang
diujikan atau yang distandarkan di tingkat internasional (Gambar 7).
Gambar 7
Gambar 8
Hasil studi internasional untuk reading dan literacy (PIRLS) yang ditujukan untuk kelas IV SD
juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan hasil studi untuk tingkat SMP seperti
yang dipaparkan terdahulu. Dalam hal membaca, lebih dari 95% peserta didik Indonesia di SD
kelas IV juga hanya mampu mencapai level menengah, sementara lebih dari 50% siswa Taiwan
mampu mencapai level tinggi dan advance. Hal ini juga menunjukkan bahwa apa yang
diajarkan di Indonesia berbeda dengan apa yang diujikan dan distandarkan pada tingkat
internasional (Gambar 9).
Hasil analisis lebih jauh untuk studi TIMSS dan PIRLS menunjukkan bahwa soal-soal yang
digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
- low mengukur kemampuan sampai level knowing
- intermediate mengukur kemampuan sampai level applying
- high mengukur kemampuan sampai level reasoning
- advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with incomplete information.
Tabel 2
Analisis lebih jauh untuk membandingkan kurikulum IPA SMP kelas VIII yang ada di Indonesia
dengan materi yang terdapat di TIMSS menunjukkan bahwa terdapat beberapa topik yang
sebenarnya belum diajarkan di kelas VIII SMP (Tabel 2). Hal yang sama juga terdapat di
Tabel 3
Hal yang sama juga terjadi di kurikulum matematika kelas IV SD pada studi internasional di
mana juga terdapat topik yang belum diajarkan pada kelas IV dan topik yang sama sekali tidak
terdapat di dalam kurikulum saat ini, seperti bisa dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4
Sejalan dengan arahan undang-undang tersebut, telah pula ditetapkan visi pendidikan tahun 2025
yaitu menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Cerdas yang dimaksud disini
adalah cerdas komprehensif, yaitu cerdas spiritual dan cerdas sosial/emosional dalam ranah
sikap, cerdas intelektual dalam ranah pengetahuan, serta cerdas kinestetis dalam ranah
keterampilan.
Dengan demikian Kurikulum 2013 adalah dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan insan
Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Kurikulum adalah instrumen pendidikan untuk dapat
membawa insan Indonesia memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sehingga
dapat menjadi pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
Kerangka dasar adalah pedoman yang digunakan untuk mengembangkan dokumen kurikulum,
implementasi kurikulum, dan evaluasi kurikulum. Kerangka Dasar juga digunakan sebagai
pedoman untuk mengembangkan kurikulum tingkat nasional, daerah, dan KTSP.
1. Landasan Yuridis
Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang
nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. Lebih lanjut, pengembangan Kurikulum
2013 diamanatkan oleh Rencana Pendidikan Pendidikan Menengah Nasional (RJPMN).
Landasan yuridis pengembangan Kurikulum 2013 lainnya adalah Instruksi Presiden Republik
Indonesia tahun 2010 tentang Pendidikan Karakter, Pembelajaran Aktif dan Pendidikan
Kewirausahaan.
2. Landasan Filosofis
Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa kini dan masa akan
datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan pretasi bangsa di masa lalu, serta
kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa depan. Ketiga dimensi
kehidupan bangsa, masa lalu-masa sekarang-masa yang akan datang, menjadi landasan
filosofis pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai dan pretasi bangsa di masa lampau
memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan individu sebagai anggota masyarakat, modal
yang digunakan dan dikembangkan untuk membangun kualitas kehidupan bangsa dan individu
yang diperlukan bagi kehidupan masa kini, dan keberlanjutan kehidupan bangsa dan
warganegara di amsa mendatang. Dengan tiga dimensi kehidupan tersebut kurikulum selalu
menempatkan peserta didik dalam lingkungan sosial-budayanya, mengembangkan kehidupan
individu peserta didik sebagai warganegara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitas
untuk kehidupan masa kini yang lebih baik, dan membangun kehidupan masa depan yang
lebih baik lagi.
Pada saat ini perekonomian Indonesia terus tumbuh di tengah bayang-bayang resesi dunia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 2005 sampai dengan 2008 berturut-turut 5,7%, 5,5%,
6,3%, 2008: 6,4% (www.presidenri.go.id/index.php/indikator). Pertumbuhan ekonomi
Indonesia tahun 2012 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi negara –
negara ASEAN sebesar 6,5 – 6,9 % (Agus D.W. Martowardojo, dalam Rapat Paripurna DPR,
31/05/2012). Momentum pertumbuhan ekonomi ini harus terus dijaga dan ditingkatkan.
Generasi muda berjiwa wirausaha yang tangguh, kreatif, ulet, jujur, dan mandiri, sangat
diperlukan untuk memantapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Generasi
seperti ini seharusnya tidak muncul karena hasil seleksi alam, namun karena hasil gemblengan
pada tiap jenjang satuan pendidikan dengan kurikulum sebagai pengarahnya.
Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa, potensi ekonomi, dan
beragamnya kemajuan pembangunan dari satu daerah ke daerah lain, sekecil apapun ancaman
disintegrasi bangsa masih tetap ada. Maka, kurikulum harus mampu membentuk manusia
Indonesia yang mampu menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk
memajukan jatidiri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk berintegrasi
sebagai satu entitas bangsa Indonesia.
Dewasa ini, kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan kasus pemaksaan
kehendak sering muncul di Indonesia. Kecenderungan ini juga menimpa generasi muda,
misalnya pada kasus-kasus perkelahian massal. Walaupun belum ada kajian ilmiah bahwa
kekerasan tersebut berhulu dari kurikulum, namun beberapa ahli pendidikan dan tokoh
masyarakat menyatakan bahwa salah satu akar masalahnya adalah implementasi kurikulum
yang terlalu menekankan aspek kognitif dan keterkungkungan peserta didik di ruang
belajarnya dengan kegiatan yang kurang menantang peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum
perlu direorientasi dan direorganisasi terhadap beban belajar dan kegiatan pembelajaran yang
dapat menjawab kebutuhan ini.
Berbagai elemen masyarakat telah memberikan kritikan, komentar, dan saran berkaitan
dengan beban belajar siswa, khususnya siswa sekolah dasar. Beban belajar ini bahkan secara
kasatmata terwujud pada beratnya beban buku yang harus dibawa ke sekolah. Beban belajar
ini salah satunya berhulu dari banyaknya matapelajaran yang ada di tingkat sekolah dasar.
Maka, kurikulum pada tingkat sekolah dasar perlu diarahkan kepada peningkatan 3 (tiga)
kemampuan dasar, yakni baca, tulis, dan hitung, dan pembentukan karakter.
Pada saat ini, upaya pemenuhan kebutuhan manusia telah secara nyata mempengaruhi secara
negatif lingkungan alam. Pencemaran, semakin berkurangnya sumber air bersih adanya
Dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai, mutu pendidikan Indonesia harus terus
ditingkatkan. Hasil riset PISA (Program for International Student Assessment), studi yang
memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan IPAmenunjukkan peringkat Indonesia
baru bisa menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Hasil Riset TIMSS (Trends in
International Mathematics and Science Study) menunjukkan siswa Indonesia berada pada
rangking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang komplek, (2) teori,
analisis dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan
(4) melakukan investigasi. Hasil-hasil ini menunjukkan perlu ada perubahan orientasi
kurikulum, dengan tidak membebani peserta didik dengan konten namun pada aspek
kemampuan esensial yang diperlukan semua warga negara untuk berperanserta dalam
membangun negaranya pada abad 21.
4. Landasan Teoritik
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-
based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi.
Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai
kualitas minimal warganegara untuk suatu jenjang pendidikan. Standar bukan kurikulum dan
kurikulum dikembangkan agar peserta didik mampu mencapai kualitas standar nasional atau di
atasnya. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Standar
Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi
Lulusan dikembangkan menjadi Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan yaitu SKL
SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi adalah
outcomes-based curriculum dan oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada
pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil
1. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) kelas
dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam
aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari
peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah
kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD
yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif.
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema
untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA,
SMK/MAK.
4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan pada
ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan intelektual
(kemampuan kognitif tinggi).
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar yaitu
semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam
Kompetensi Inti.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan
(organisasi horizontal dan vertikal).
7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau satu kelas dan
satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus tercantum seluruh KD
untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata pelajaran
dan kelas tersebut.
D. PROSES PEMBELAJARAN
Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intra-kurikuler dan pembelajaran
ekstra-kurikuler.
c. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk menguasai
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang memuaskan (excepted).
f. Proses pembelajaran tidak langsung (indirect) terjadi pada setiap kegiatan belajar yang
terjadi di kelas, sekolah, rumah dan masyarakat. Proses pembelajaran tidak langsung bukan
kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) karena sikap yang dikembangkan dalam proses
pembelajaran tidak langsung harus tercantum dalam silabus, dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru.
g. Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui kegiatan
mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak), menanya (lisan, tulis), menganalis
(menghubungkan, menentukan keterkaitan, membangun cerita/konsep), mengkomunikasi-
kan (lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, chart, dan lain-lain).
i. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya
segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi
pada tingkat memuaskan.
2. Pembelajaran ekstrakurikuler
Pembelajaran ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang dirancang
sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggu. Kegiatan
ekstra-kurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah kegiatan
ekstrakurikuler wajib.
Kegiatan ekstrakurikuler wajib dinilai yang hasilnya digunakan sebagai unsur pendukung
kegiatan intrakurikuler.
1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata pelajaran
hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi.
2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan
pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah
mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar
pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah
mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun.
3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum berbasis
kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, ketrampilan
berpikir, ketrampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.
4. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan yang
dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap
peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi.
5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.
6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada
pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.
7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan
seni.
8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.
9. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
10.Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
11.Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi.
Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap
peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan
proses memperbaiki kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau
sekelompok peserta didik.
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu
semester. Beban belajar di SD/MI kelas I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk
kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SD/MI adalah 35 menit.
Keterangan:
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat Bahasa Daerah.
Integrasi Kompetensi Dasar IPA dan IPS didasarkan pada keterdekatan makna dari konten
Kompetensi Dasar IPA dan IPS dengan konten Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan yang berlaku untuk kelas I, II, dan III. Sedangkan untuk kelas IV, V dan VI,
Kompetensi Dasar IPA dan IPS berdiri sendiri dan kemudian diintegrasikan ke dalam tema-tema
yang ada untuk kelas IV, V dan VI.
Dalam struktur kurikulum SMP/MTs ada penambahan jam belajar per minggu dari semula 32, 32,
dan 32 menjadi 38, 38 dan 38 untuk masing-masing kelas VII, VIII, dan IX. Sedangkan lama belajar
untuk setiap jam belajar di SMP/MTs tetap yaitu 40 menit.
IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan integrative social
studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan berorientasi
aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan
pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam.
Disamping itu, tujuan pendidikan IPS menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya,
semangat kebangsaan, patriotisme, serta aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang
atau space wilayah NKRI. IPA juga ditujukan untuk pengenalan lingkungan biologi dan alam
sekitarnya, serta pengenalan berbagai keunggulan wilayah nusantara.
Seni Budaya terdiri atas empat aspek, yakni seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater.
Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan dapat memilih aspek
yang diajarkan sesuai dengan kemampuan (guru dan fasilitas) pada satuan pendidikan itu.
Prakarya terdiri atas empat aspek, yakni kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan. Masing-
masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan menyelenggarakan
pembelajaran prakarya paling sedikit dua aspek prakarya sesuai dengan kemampuan dan potensi
daerah pada satuan pendidikan itu.
- Kelompok mata pelajaran wajib yang diikuti oleh seluruh peserta didik
- Kelompok mata pelajaran peminatan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat,
minat, dan kemampuannya.
Adanya kelompok mata pelajaran wajib dan mata pelajaran peminatan dimaksudkan untuk
menerapkan prinsip kesamaan antara SMA/MA dan SMK/MAK. Mata pelajaran wajib sebanyak 9
(sembilan) mata pelajaran dengan beban belajar 24 jam per minggu. Kelompok mata pelajaran
peminatan SMA/MA terdiri atas 18 jam per minggu untuk kelas X, dan 20 jam per minggu untuk
kelas XI dan XII. Kelompok mata pelajaran peminatan SMK/MAK masing-masing 24 jam per kelas.
Kelompok mata pelajaran peminatan SMA/MA bersifat akademik, sedangkan untuk SMK/MAK
bersifat vokasional. Struktur ini menempatkan prinsip bahwa peserta didik adalah subjek dalam
belajar dan mereka memiliki hak untuk memilih sesuai dengan minatnya.
Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah adalah sebagaimana yang tertera di dalam tabel
berikut ini:
ALOKASI WAKTU
BELAJAR
MATA PELAJARAN
PER MINGGU
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Matematika 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu 24 24 24
Kelompok C (Peminatan)
Mata Pelajaran Peminatan Akademik (SMA/MA) 18 20 20
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per Minggu 42 44 44
Kelas
MATA PELAJARAN
X XI XII
Kelompok A dan B (Wajib) 24 24 24
C. Kelompok Peminatan
Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam
I 1 Matematika 3 4 4
2 Biologi 3 4 4
3 Fisika 3 4 4
4 Kimia 3 4 4
Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial
II 1 Geografi 3 4 4
2 Sejarah 3 4 4
3 Sosiologi 3 4 4
4 Ekonomi 3 4 4
Peminatan Ilmu-Ilmu Bahasa dan Budaya
III 1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4
2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4
3 Bahasa dan Sastra Asing Lainnya 3 4 4
4 Antropologi 3 4 4
Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman
Pilihan Lintas Minat dan/atau
6 4 4
Pendalaman Minat
Jumlah jam pelajaran yang tersedia per minggu 66 76 76
Jumlah jam pelajaran yang harus ditempuh per
42 44 44
minggu
Kelompok Peminatan terdiri atas Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam, Peminatan Ilmu-
ilmu Sosial, dan Peminatan Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya. Sejak kelas X peserta didik sudah
harus memilih kelompok peminatan yang akan dimasuki. Pemilihan peminatan berdasarkan
nilai rapor di SMP/MTsdan/atau nilai UN SMP/MTs dan/atau rekomendasi guru BK di
SMP/MTs dan/atau hasil tes penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMA/MA
dan/atau tes bakat minat oleh psikolog dan/atau rekomendasi guru BK di SMA/MA. Pada akhir
minggu ketiga semester pertama peserta didik masih mungkin mengubah pilihan
peminatannya berdasarkan rekomendasi para guru dan ketersediaan tempat duduk. Untuk
sekolah yang mampu menyediakan layanan khusus maka setelah akhir semester pertama
peserta didik masih mungkin mengubah pilihan peminatannya. Untuk MA, selain ketiga
peminatan tersebut ditambah dengan Kelompok Peminatan Keagamaan.
Semua mata pelajaran yang terdapat dalam suatu Kelompok Peminatan yang dipilih peserta
didik harus diikuti. Setiap Kelompok Peminatan terdiri atas 4 (empat) mata pelajaran dan
Setiap peserta didik memiliki beban belajar per semester selama 42 jam pelajaran untuk kelas
X dan 44 jam pelajaran untuk kelas XI dan XII. Beban belajar ini terdiri atas Kelompok Mata
Pelajaran Wajib A dan B dengan durasi 24 jam pelajaran dan Kelompok Mata Pelajaran
Peminatan dengan durasi 12 jam pelajaran untuk kelas X dan 16 jam pelajaran untuk kelas XI
dan XII.
Untuk Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat kelas X, jumlah jam
pelajaran pilihan per minggu berdurasi 6 jam pelajaran yang dapat diambil dengan pilihan
sebagai berikut:
1) Dua mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam satu
Kelompok Peminatan lainnya, dan/atau
Sedangkan pada kelas XI dan XII, peserta didik mengambil Pilihan Lintas Minat dan/atau
Pendalaman Minat dengan jumlah jam pelajaran pilihan per minggu berdurasi 4 jam pelajaran
yang dapat diambil dengan pilihan sebagai berikut:
a. Satu mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam
Kelompok Peminatan lainnya, dan/atau
b. Mata pelajaran Pendalaman Kelompok Peminatan yang dipilihnya.
A. IMPLEMENTASI
2. Manajemen Implementasi
a. Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan
pemerintah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
b. Pemerintah bertangungjawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk
melaksanakan kurikulum.
c. Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum
secara nasional.
d. Pemerintah propinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi
terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait.
e. Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan
profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di
kabupaten/kota terkait.
F. EVALUASI KURIKULUM
Hasil evaluasi dilakukan sebagai bahan untuk memperbaiki kelemahan kurikulum agar lebih
efektif lagi di masa yang akan datang.
Pemaparan
oleh
Instruktur
Tanya Jawab
dengan
menggunakan
PPT-1.2
10 Menit 10 Menit
Pemaparan
Tanya Jawab
Diskusi dan tanya jawab terkait dengan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 yang mencakup:
Deskripsi
Elemen
SD SMP SMA SMK
Kompetensi Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills
Lulusan yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan
Kedudukan Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah
mata menjadi matapelajaran dikembangkan dari kompetensi.
pelajaran (ISI)
Pendekatan Kompetensi dikembangkan melalui:
(ISI) Tematik Terpadu Mata Mata pelajaran Vokasional
dalam semua pelajaran
mata pelajaran
Memberi
Pemaparan Contoh Presentasi
Kerja
oleh Analisis Hasil
Kelompok
Instruktur Keterkaitan Kelompok
SKL, KI, KD
Pemaparan
Kerja Kelompok
Peserta dibagi menjadi 5 kelompok, setiap kelompok diberi tugas menganalisis keterkaitan SKL, KI,
KD masing-masing mapel selama 1 tahun yang akan dijadikan dasar untuk membuat RPP dengan
menggunakan LK 1.3. Masing-masing kelompok mengerjakan KD yang berbeda agar peserta
mendapat bahan hasil analisis semua KI dan KD selama 1 tahun.
Masing-masing kelompok memaparkan hasil kerja kelompok. Peserta yang akan memaparkan
akan ditunjuk oleh Intruktur. Sementara kelompok lainnnya memberi komentar/ tanggapan dan
menilai hasil kerja kelompok lainnya.
Memberi Contoh
Instruktur memberikan contoh analisis keterkaitan antara SKL, KI, dan KD dengan menggunakan
HO-1.3
Dokumen Kurikulum
satuan/program Muatan lokal STRUKTUR KURIKULUM
pendidikan
NASIONAL
Dokumen Kurikulum
mapel KTSP
Pedoman implementasi
Buku Teks Pelajaran Kompetensi Inti,
Buku Panduan Guru SILABUS Kompetensi Dasar,
Dokumen Kurikulum lain
Muatan Pembelajaran,
Mata pelajaran,
Kompetensi inti Beban belajar
Kompetensi dasar
Materi pembelajaran
DOKUMEN Kegiatan pembelajaran PAUD
KURIKULUM Penilaian
Alokasi waktu DIKDAS
Sumber belajar. DIKMEN
PNF
A. Pendahuluan
Paradigma pendidikan tersebut selanjutnya dirumuskan ke dalam fungsi dan tujuan pendidikan
nasional. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3
menetapkan bahwa: pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa; bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut menjadi parameter utama untuk merumuskan
standar nasional pendidikan sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 35 sebagai berikut:
(1) Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan
yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.
(2) Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
(4) Ketentuan mengenai standar nasional pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Fungsi standar nasional pendidikan adalah untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan
sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.
a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian
luhur;
b. berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;
c. sehat, mandiri, dan percaya diri; dan
Penetapan pendekatan kompetensi lulusan didahului dengan mengidentifikasi apa yang hendak
dibentuk, dibangun, dan diberdayakan dalam diri peserta didik sebagai jaminan yang akan mereka
capai setelah menyelesaikan pendidikannya pada satuan pendidikan tertentu.
Pendekatan kompetensi lulusan menekankan pada kemampuan holistik yang harus dimiliki setiap
peserta didik. Hal itu akan membawa implikasi terhadap apa yang seharusnya dipelajari oleh
setiap individu peserta didik, bagaimana cara mengajarkan, dan kapan diajarkannya.
Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan berdasarkan elemen-elemen yang harus dicapai
dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
PENGETAHUAN
Obyek ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan secara holistik dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini.
SIKAP
pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya
Menalar + Mencipta
PENGETAHUAN
pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban
Dari tabel di atas, cakupan kompetensi lulusan secara holistik dirumuskan sebagai berikut:
Manusia yang memiliki pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan
peradabannya.
Manusia yang memiliki pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret.
Manusia yang memiliki pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
KETERAMPILAN
ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
KETERAMPILAN atau sumber lain yang sama dengan yang diperoleh dari sekolah.
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
KETERAMPILAN ranah abstrak dan konkret terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri.
1. Menerima, menghargai, dan 1.1 Menerapkan ketentuan syariat Islam dalam bersuci dari
menjalankan ajaran agama hadats kecil dan hadats besar
yang dianutnya 1.2 Menunaikan shalat secara tertib sebagai wujud dari
penghambaan diri kepada Allah SWT.
1.3 Menerapkan kebajikan sebagai implementasi dari
pemahaman ibadah shalat
1.4 Menghindari perilaku tercela sebagai implementasi dari
pemahaman ibadah shalat
1.5 Meyakini keberadaan malaikat-malaikat Allah SWT
1.6 Meyakini adanya Rasul-Rasul Allah SWT
2. Memiliki perilaku jujur, 2.1 Memiliki sikap jujur sebagai implementasi dari
disiplin, tanggung jawab, pemahaman Q.S At-Taubah (9): 119
santun, peduli, dan percaya 2.2 Memiliki perilaku hormat dan patuh kepada orangtua,
diri dalam berinteraksi dan guru dan sesama anggota keluarga sebagai
dengan keluarga, teman, implementasi dari pemahaman Q.S. Lukman (31): 14
tetangga, dan guru 2.3 Memiliki sikap santun dan menghargai teman, baik di
rumah, sekolah, dan di masyarakat sekitar sebagai
implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Hadiid (57): 9
2.4 Memiliki sikap yang dipengaruhi oleh keimanan kepada
para malaikat Allah SWT yang tercermin dari perilaku
kehidupan sehari-hari.
2.5 Memiliki sikap gemar membaca sebagai implementasi
dari pemahaman Q.S. Al-‘Alaq (96): 1-5
2.6 Memiliki sikap amanah sebagai implementasi dari
pemahaman kisah keteladan Nabi Muhammad SAW
2.7 Memiliki sikap pantang menyerah sebagai implementasi
dari kisah keteladanan Nabi Musa a.s.
2.8 Memiliki sikap rendah hati sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Al-Isra (17): 37
2.9 Memiliki perilaku hemat sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. Al-Isra (17): 27
PPKN
1. Menerima, menghargai, 1.1 Meresapi makna anugerah Tuhan Yang Maha Esa
dan menjalankan ajaran berupa bahasa Indonesia yang diakui sebagai bahasa
agama yang dianutnya persatuan yang kokoh dan sarana belajar untuk
memperoleh ilmu pengetahuan
1.2 Mengakui dan mensyukuri anugerah Tuhan yang Maha
Esa atas keberadaan lingkungan dan sumber daya alam,
alat teknologi modern dan tradisional, perkembangan
teknologi, energi, serta permasalahan sosial
2. Memiliki perilaku jujur, 2.1 Memiliki kepedulian terhadap gaya, gerak, energi
disiplin, tanggung jawab, panas, bunyi, cahaya, dan energi alternatif melalui
santun, peduli, percaya pemanfaatan bahasa Indonesia
diri dalam berinteraksi 2.2 Memiliki kedisiplinan dan tanggung jawab terhadap
dengan keluarga, teman, penggunaan alat teknologi modern dan tradisional,
tetangga, dan guru proses pembuatannya melalui pemanfaatan bahasa
Indonesia
2.3 Memiliki perilaku santun dan jujur tentang jenis-jenis
usaha dan kegiatan ekonomi melalui pemanfaatan
bahasa Indonesia
2.4 Memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan sumber
daya alam melalui pemanfaatan bahasa Indonesia
2.5 Memiliki perilaku jujur dan santun terhadap nilai
peninggalan sejarah dan perkembangan Hindu-Budha
di Indonesia melalui pemanfaatan bahasa Indonesia
3. Memahami pengetahuan 3.1 Menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan
faktual dengan cara tentang gaya, gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya
mengamati dan mencoba dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa
[mendengar, melihat, Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah
membaca] serta menanya kosakata baku
berdasarkan rasa ingin 3.2 Menguraikan teks instruksi tentang pemeliharaan
tahu secara kritis tentang pancaindera serta penggunaan alat teknologi modern
dirinya, makhluk ciptaan dan tradisional dengan bantuan guru dan teman dalam
Tuhan dan kegiatannya, bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan
dan benda-benda yang memilah kosakata baku
dijumpainya di rumah,
3.3 Menggali informasi dari teks wawancara tentang jenis-
sekolah, dan tempat
jenis usaha dan pekerjaan serta kegiatan ekonomi dan
bermain
koperasi dengan bantuan guru dan teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku
3.4 Menggali informasi dari teks cerita petualangan
tentang lingkungan dan sumber daya alam dengan
bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan
dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku
3.5 Menggali informasi dari teks ulasan buku tentang nilai
peninggalan sejarah dan perkembangan Hindu-Budha
di Indonesia dengan bantuan guru dan teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku
1. Menerima, menghargai,
dan menjalankan ajaran
agama yang dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, 2.1 Menunjukkan perilaku patuh, tertib dan mengikuti
disiplin, tanggung jawab, prosedur dalam melakukan operasi hitung campuran
santun, peduli, dan 2.2 Menunjukkan perilaku cermat dan teliti dalam
percaya diri dalam melakukan tabulasi pengukuran panjang daun-daun
berinteraksi dengan atau benda-benda lain menggunakan pembulatan
keluarga, teman, (dinyatakan dalam cm terdekat
tetangga, dan guru
2.3 Menunjukkan perilaku adil dalam membagi suatu
benda kepada teman sekelompok dengan rata-rata
jumlah yang sama
2.4 Menunjukkan perilaku disiplin dan teratur dalam
membuat dan mengikuti suatu jadwal kegiatan yang
berulang dan efektif menggunakan prinsip KPK dalam
kalender
2.5 Menjalankan tugas dengan penuh tanggungjawab
menjaga kerapian dan kebersihan kelas berdasarkan
jadwal berulang yang tepat menggunakan prinsip KPK
dalam kalender (misal jadwal piket, Pramuka dll)
2.6 Menunjukkan perilaku peduli dengan cara
memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di
sekitar rumah sekolah atau tempat bermain untuk
membuat benda-benda berbentuk kubus dan balok
bangun berdasarkan jaring-jaring bangun ruang yang
ditemukan
3. Memahami pengetahuan 3.1 Mengenal konsep pecahan senilai dan melakukan
faktual dengan cara operasi hitung pecahan menggunakan benda
mengamati [mendengar, kongkrit/gambar
melihat, membaca] dan 3.2 Menerapkan penaksiran dalam melakukan
menanya berdasarkan rasa penjumlahan, perkalian, pengurangan dan pembagian
ingin tahu tentang dirinya, untuk memperkirakan hasil perhitungan
makhluk ciptaan Tuhan dan
3.3 Memahami aturan pembulatan dalam membaca hasil
kegiatannya, dan benda-
pengukuran dengan alat ukur
benda yang dijumpainya di
rumah, sekolah, dan tempat 3.4 Memahami faktor dan kelipatan bilangan serta
bermain bilangan prima
3.5 Menemukan bangun segi banyak beraturan maupun
tak beraturan yang membentuk pola pengubinan
melalui pengamatan
3.6 Mengenal sudut siku-siku melalui pengamatan dan
membandingkannya dengan sudut yang berbeda
2. Memiliki perilaku jujur, 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu;
disiplin, tanggung jawab, obyektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;
santun, peduli, dan bertanggung jawab; terbuka; dan peduli lingkungan)
percaya diri dalam dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
berinteraksi dengan sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi
keluarga, teman, 2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam
tetangga, dan guru aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
melaksanakan penelaahan fenomena alam secara
mandiri maupun berkelompok
3. Memahami pengetahuan 3.1 Menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan
faktual dengan cara dan fungsinya
mengamati [mendengar, 3.2 Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis mahluk
melihat, membaca] dan hidup
menanya berdasarkan
3.3 Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi
rasa ingin tahu tentang
melalui pengamatan, serta mendeskripsikan
dirinya, makhluk ciptaan
penerapanya dalam kehidupan sehari-hari
Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang 3.4 Membedakan berbagai bentuk energi melalui
dijumpainya di rumah, pengamatan dan mendeskripsikan pemanfaatannya
sekolah, dan tempat dalam kehidupan sehari-hari
bermain 3.5 Memahami sifat-sifat bunyi melalui pengamatan dan
keterkaitannya dengan indera pendengaran
3.6 Memahami sifat-sifat cahaya melalui pengamatan dan
mendeskripsikan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari
3.7 Mendeskrisikan hubungan antara sumber daya alam
dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat
1. Menerima dan menjalankan 1.1 Menerima karunia Tuhan YME yang telah menciptakan
ajaran agama yang waktu dengan segala perubahannya
dianutnya 1.2 Menjalankan ajaran agama dalam berfikir dan
berperilaku sebagai penduduk Indonesia dengan
mempertimbangkan kelembagaan sosial, budaya,
ekonomi dan politik dalam masyarakat
1.3 Menerima karunia Tuhan YME yang telah menciptakan
manusia dan lingkungannya
2. Menunjukkan perilaku jujur, 2.1. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin bertanggung jawab,
disiplin, tanggung jawab, peduli, santun dan percaya diri sebagaimana
santun, peduli, dan percaya ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pada masa Hindu Buddha
diri dalam berinteraksi dan Islam dalam kehidupannya sekarang
dengan keluarga, teman, 2.2. Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu, peduli,
guru dan tetangganya menghargai, dan bertanggungjawab terhadap
kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik
2.3. Menunjukkan perilaku santun, toleran dan peduli dalam
melakukan interaksi sosial dengan lingkungan dan
teman sebaya
1. Menerima, menghargai, 1.1 Mengagumi ciri khas keindahan karya seni dan karya
dan menjalankan ajaran kreatif masing-masing daerah sebagai anugerah tuhan
agama yang dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, 2.1 Menunjukkan sikap berani mengekspresikan diri dalam
disiplin, tanggung jawab, berkarya seni
santun, peduli, percaya 2.2 Menunjukkan rasa ingin tahu dalam mengamati alam di
diri dalam berinteraksi
1. Menerima, menghargai, 1.1 Menghargai tubuh dengan seluruh perangkat gerak dan
dan menjalankan ajaran kemampuannya sebagai anugrah Tuhan yang tidak
agama yang dianutnya ternilai
1.2 Tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh harus dipelihara
dan dibina, sebagai wujud syukur kepada sang Pencipta
2. Memiliki perilaku jujur, 2.1 Menunjukkan disiplin, kerjasama, toleransi, belajar
disiplin, tanggung jawab, menerima kekalahan dan kemenangan, sportif dan
santun, peduli, percaya tanggungjawab, menghargai perbedaan
diri dalam berinteraksi 2.2 Menunjukkan perilaku santun kepada teman, guru dan
dengan keluarga, teman, lingkungan sekolah selama pembelajaran penjas
tetangga, dan guru
3. Memahami pengetahuan 3.1 Memahami tinggi dan berat badan ideal dan
faktual dengan cara pengaruhnya terhadap pertubuhan dan perkembangan
mengamati dan mencoba 3.2 Memahami pengaruh aktivitas fisik dan istirahat
[mendengar, melihat, terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh
membaca] serta menanya
3.3 Memahami gizi dan menu seimbang dalam menjaga
berdasarkan rasa ingin
kesehatan tubuh
tahu secara kritis tentang
dirinya, makhluk ciptaan 3.4 Memahami jenis cidera dan mampu melakukan
Tuhan dan kegiatannya, penanggulangan sederhana selama melakukan aktivitas
dan benda-benda yang fisik
dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat
bermain.
TEMA
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9
2.2 Menunjukkan perilaku yang sesuai 2.2.1 Menerapkan perilaku yang sesuai dengan hak dan √ √ √ √ √ √
dengan hak dan kewajiban di kewajiban di rumah
rumah, sekolah dan masyarakat 2.2.2 Membiasakan perilaku 6ang sesuai dengan hak dan
sekitar. kewajiban siswa di sekolah.
.
melihat, 3.2 Memahami hak dan kewajiban 3.2.1 Meyebutkan hak -hak warga negara. √ √ √ √ √ √
membaca] serta sebagai warga dalam kehidupan 3.2.2 Menyebutkan kewajiban warga negara dalam
menanya sehari-hari di rumah, sekolah dan kehidupan sehari-hari.
berdasarkan rasa masyarakat
ingin tahu secara 3.2.3 Menunjukkan cara untuk menghargai hak dan √ √ √ √ √ √
kritis tentang kewajiban warga negara dalam kehidupan sehari-
dirinya, makhluk hari.
ciptaan Tuhan 3.2.4 Mengetahii hal-hal yang akan terjadi apabila tidak
dan kegiatannya, melaksanakan hak dan kewajiban dalam kehidupan
dan benda-benda sehari-hari di rumah, sekolah, dan masyarakat.
yang dijumpainya 3.3 Memahami manfaat keberagaman 3.3.1 Mengidentifikasi ciri-ciri dari anggota keluarga. √ √ √
di rumah, sekolah, karakteristik individu di rumah, 3.3.2 Menyebutkan karakteristik dari anggota keluarga.
dan tempat sekolah dan masyarakat
bermain 3.3.3 Memahami persamaan dan perbedaan karakter √ √ √
individu di rumah, sekolah dan masyarakat.
3.3.4 Menunjukkan cara-cara yang dilakukan untuk
menghindari masalah karena adanya perbedaan.
3.4 Memahami arti bersatu dalam 3.4.1 Menjelaskan arti bersatu dalam keberagaman . √ √ √
keberagaman di rumah, sekolah 3.4.2 Menyebutkan keberagaman di rumah.
dan masyarakat 3. 4. 3 Menyebutkan keberagaman di sekolah.
3. 4. 4 Menyebutkan cara menjaga persatuan di rumah
dannsekolah.
3.5 Memahami Nilai-nilai Persatuan 3.5.1 Membaca nilai-nilai Persatuan pada masa Hindu √
pada masa Hindu Buddha Buddha
3.5.2 Memahami Nilai-nilai Persatuan pada masa Hindu
Buddha
4.2 Melaksanakan kewajiban sebagai 4.2.1 Mempraktekkan kewajiban sebagai warga vdi √ √ √ √ √ √
warga di lingkungan rumah, lingkungan rumah
sekolah dan masyarakat 4.2.3 Menerapkan kewajiban sebagai warga di lingkungan
rumah, sekolah dan masyarakat
BAHASA INDONESIA
1. Menerima, 1.1 Meresapi makna anugerah Tuhan 1.1.1 Bersikap tertib (menjaga keheningan) dalam
menghargai, dan Yang Maha Esa berupa bahasa mendengarkan doa
menjalankan Indonesia yang diakui sebagai 1.1.2 Mengambil sikap duduk atau berdiri dengan berdiam
ajaran agama bahasa persatuan yang kokoh dan diri
yang dianutnya sarana belajar untuk memperoleh 1.1.3 Melafalkan kata-kata teks doa dengan jelas
ilmu pengetahuan 1.1.4 Melafalkan kata-kata teks doa dengan intonasi yang
sesuai
2. Memiliki perilaku 2.1 Memiliki kepedulian terhadap 2.1.1 Mengidentifikasi gaya, gerak, energi panas, bunyi,
jujur, disiplin, gaya, gerak, energi panas, bunyi, cahaya, dan energi alternatif melalui pemanfaatan
tanggung jawab, cahaya, dan energi alternatif bahasa Indonesia
santun, peduli, melalui pemanfaatan bahasa 2.1.2 Memberi contoh gaya, gerak, energi panas, bunyi,
percaya diri Indonesia cahaya, dan energi alternatif melalui pemanfaatan
dalam bahasa Indonesia
berinteraksi 2.1.3 Menguji manfaat gaya, gerak, energi panas, bunyi,
dengan cahaya, dan energi alternatif melalui pemanfaatan
keluarga, teman, bahasa Indonesia
tetangga, dan
guru 2.2 Memiliki kedisiplinan dan 2.2.1 Membaca wacana tentang kedisiplinan dan
tanggung jawab terhadap tanggung jawab terhadap penggunaan alat teknologi
penggunaan alat teknologi modern dan tradisional, proses pembuatannya
modern dan tradisional, proses melalui pemanfaatan bahasa Indonesia
pembuatannya melalui
pemanfaatan bahasa Indonesia
2.2.2 Menyebutkanpenggunaan alat teknologi modern dan
tradisional, proses pembuatannya melalui
pemanfaatan bahasa Indonesi
2.2.3 Mendiskripsikan proses pembuatan alat tehnologi
tradisiononal dan modern dengan bahasa indonesia
yang baik.
2.3 Memiliki perilaku santun dan jujur 2.3.1 Menyebutkan tentang jenis-jenis usaha dan kegiatan
tentang jenis-jenis usaha dan ekonomi melalui pemanfaatan bahasa Indonesia
kegiatan ekonomi melalui 2.3.2 Mendiskusikan jenis-jenis usaha dan kegiatan
pemanfaatan bahasa Indonesia ekonomi melalui pemanfaatan bahasa Indonesia
2.3.3 Menyimpulkan manfaat jenis-jenis usaha dan
kegiatan ekonomi melalui pemanfaatan bahasa
Indonesia
2.4 Memiliki kepedulian terhadap 2.4.1 Mengidentifikasi sumber daya alam melalui
lingkungan dan sumber daya alam pemanfaatan bahasa Indonesia
melalui pemanfaatan bahasa 2.4.2 Menjelaskan manfaat mengidentifikasi sumber daya
Indonesia alam melalui pemanfaatan bahasa Indonesia
2.5 Memiliki perilaku jujur dan santun 2.5.1 Melaksanakan perilaku jujur dan santun terhadap
terhadap nilai peninggalan sejarah nilai peninggalan sejarah dan perkembangan Hindu-
dan perkembangan Hindu-Budha Budha di Indonesia melalui pemanfaatan bahasa
di Indonesia melalui pemanfaatan Indonesia
bahasa Indonesia
2.5.2 Membiasakan perilaku jujur dan santun terhadap
nilai peninggalan sejarah dan perkembangan Hindu-
Budha di Indonesia melalui pemanfaatan bahasa
Indonesia
2.5.3 Menyebutkan cara-cara menjaga peninggalan
sejarah dan perkembangan Hindu-Budha di
Indonesia melalui pemanfaatan bahasa Indonesia
3. Memahami 3.1 Menggali informasi dari teks 3.1.1 Membaca laporan tentang gaya, gerak, energi
pengetahuan laporan hasil pengamatan tentang panas, bunyi, dan cahaya dengan bantuan guru dan
faktual dengan gaya, gerak, energi panas, bunyi, teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis
cara mengamati dan cahaya dengan bantuan guru dengan memilih dan memilah kosakata baku
dan mencoba dan teman dalam bahasa 3.1.2 Melakukan dialog tentang gaya, gerak, energi panas,
[mendengar, Indonesia lisan dan tulis dengan bunyi, dan cahaya
melihat, memilih dan memilah kosakata 3.1.3 Menulis kosa kata baku dalam laporan.
membaca] serta baku
menanya 3.2 Menguraikan teks instruksi 3.2.1 Membaca teck tentang pemeliharaan pancaindera
berdasarkan tentang pemeliharaan serta penggunaan alat teknologi modern dan
rasa ingin tahu pancaindera serta penggunaan tradisional dengan bantuan guru dan teman dalam
secara kritis alat teknologi modern dan bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih
tentang dirinya, tradisional dengan bantuan guru dan memilah kosakata baku
makhluk ciptaan dan teman dalam bahasa
Tuhan dan Indonesia lisan dan tulis dengan
kegiatannya, memilih dan memilah kosakata
dan benda- baku
benda yang 3.2.2 Mengidentifikasi manfaat pancaindera serta
dijumpainya di penggunaan alat teknologi modern dan tradisional
rumah, sekolah, 3.2.3 Membuat kalimat dengan kosa kata baku tentang
dan tempat pancaindera serta penggunaan alat teknologi
bermain modern dan tradisional
3.3 Menggali informasi dari teks 3.3.1 Membacadari teks wawancara tentang jenis-jenis
wawancara tentang jenis-jenis usaha dan pekerjaan serta kegiatan ekonomi dan
usaha dan pekerjaan serta koperasi dengan bantuan guru dan teman dalam
kegiatan ekonomi dan koperasi bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan
dengan bantuan guru dan teman memilah kosakata baku
dalam bahasa Indonesia lisan dan 3.3.2 Mengidentifikasi jenis-jenis usaha dan pekerjaan
tulis dengan memilih dan memilah serta kegiatan ekonomi dan koperasi
kosakata baku 3.3.3 Membuat kalimat tentang hasil identifikasi.
3.4 Menggali informasi dari teks cerita 3.4.1 Membaca teks cerita tentang lingkungan sosial
petualangan tentang lingkungan secara kritis.
dan sumber daya alam dengan 3.4.2 Mengidentifikasi kosakata baku dari teks bacaan
bantuan guru dan teman dalam tentang lingkungan sosial secara cermat.
bahasa Indonesia lisan dan tulis 3.4.3 Menyusun kalimat sendiri dengan kosa kata baku
dengan memilih dan memilah berdasarkan hasil identifikasi.
kosakata baku
3.5 Menggali informasi dari teks 3.5.1 Membaca teks ulasan buku tentang nilai
ulasan buku tentang nilai peninggalan sejarah dan perkembangan Hindu-
peninggalan sejarah dan Budha di Indonesia
perkembangan Hindu-Budha di 3.5.2 Merangkum peninggalan sejarah dan
Indonesia dengan bantuan guru perkembangan Hindu-Budha di Indonesia
dan teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata
baku
4. Menyajikan 4.4 Mengamati, mengolah, dan 4.1.1 Mengidentifikasi tentang gaya, gerak, energi panas,
pengetahuan menyajikan teks laporan hasil bunyi, dan cahaya dalam bahasa Indonesia lisan dan
faktual dalam pengamatan tentang gaya, gerak, tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku
bahasa yang energi panas, bunyi, dan cahaya 4.1.2 Melaporkan laporan hasil pengamatan tentang
jelas dan logis dalam bahasa Indonesia lisan dan gaya, gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dalam
dan sistematis, tulis dengan memilih dan memilah bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan
dalam karya kosakata baku memilah kosakata baku
yang estetis 4.2 Menerangkan dan mempraktikkan 4.2.1 Membaca petunjuk tentang pemeliharaan
dalam gerakan teks arahan/petunjuk tentang pancaindera serta penggunaan alat teknologi
yang pemeliharaan pancaindera serta modern dan tradisional secara mandiri dalam bahasa
mencerminkan penggunaan alat teknologi Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan
anak sehat, dan modern dan tradisional secara memilah kosakata baku
dalam tindakan mandiri dalam bahasa Indonesia 4.2.2 Mencontohkan pemeliharaan pancaindera serta
yang lisan dan tulis dengan memilih dan penggunaan alat teknologi modern dan tradisional
mencerminkan memilah kosakata baku secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan
perilaku anak tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku
beriman dan 4.3 Mengolah dan menyajikan teks 4.3.1 Mengumpulkan hasil wawancar wawancara tentang
berakhlak mulia wawancara tentang jenis-jenis jenis-jenis usaha dan pekerjaan serta kegiatan
usaha dan pekerjaan serta ekonomi dan koperasi secara mandiri dalam bahasa
kegiatan ekonomi dan koperasi Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan
secara mandiri dalam bahasa memilah kosakata baku
Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata 4.3.2 Menyusun dengan kalimat yang baik hasil
baku wawancara.
4.3.3 Membacakan hasil wawancara wawancara tentang
jenis-jenis usaha dan pekerjaan serta kegiatan
ekonomi dan koperasi secara mandiri dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku
4.4 Menyajikan teks cerita 4.4.1 Memilih kalimat yang baik tentang lingkungan dan
petualangan tentang lingkungan sumber daya alam secaramandiri dalam teks bahasa
dan sumber daya alam Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan
secaramandiri dalam teks bahasa memilah kosakata baku
Indonesia lisan dan tulis dengan 4.4.2 Menyusun kalimat petualangan tentang lingkungan
memilih dan memilah kosakata dan sumber daya alam secaramandiri
baku 4.4.3 Membaca teks tentang lingkungan dan sumber daya
alam secaramandiri
4.5 Mengolah dan menyajikan teks 4.5.1 Membaca buku tentang nilai peninggalan sejarah
ulasan buku tentang nilai dan perkembangan Hindu-Budha di Indonesia
peninggalan sejarah dan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan
perkembangan Hindu-Budha di tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku
Indonesia secara mandiri dalam 4.5.2 Memilih kalimat yang baik Indonesia secara mandiri
bahasa Indonesia lisan dan tulis dalam bahasa Indonesia tentang peninggalan
dengan memilih dan memilah sejarah dan perkembangan Hindu-Budha di Indonesi
kosakata baku
4.5.3 Menyusun kalimat dengan kosa kata yang baku.
4.5.4 Membaca teks buku tentang nilai peninggalan
sejarah dan perkembangan Hindu-Budha di
Indonesia secara mandiri dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku
MATEMATIKA
1. Menerima,
menghargai, dan
menjalankan
ajaran agama
yang dianutnya
2. Memiliki perilaku 2.1 Menunjukkan perilaku patuh, tertib 2.1.1 Menulis model/kalimat matematika dari
jujur, disiplin, dan mengikuti prosedur dalam kegiatan/kejadian sehari-hari yang berkaitan dengan
tanggung jawab, melakukan operasi hitung operasi hitung campuran
santun, peduli, campuran 2.1.2 Menghitung hasil operasi hitung campuran sesuai
dan percaya diri
dengan level atau tingkat operasi hitungnya, yaitu:
dalam
berinteraksi operasi dalam kurung selalu dilaksanakan lebih dulu,
dengan keluarga, perkalian dan pembagian adalah setara, perkalian
teman, tetangga, atau pembagian dilaksanakan lebih dulu dari
dan guru penjumlahan atau pengurangan, serta penjumlahan
dan pengurangan adalah setara
2.3 Menunjukkan perilaku adil dalam 2.3.1 Mengetahui jumlah teman dalam satu kelompok
membagi suatu benda kepada 2.3.2 Mengetahui jumlah benda yang akan dibagikan
teman sekelompok dengan rata- 2.3.3 Melakukan pembagian dengan jumlah yang rata
rata jumlah yang sama
2.4 Menunjukkan perilaku disiplin dan 2.4.1 Menyajikan masalah yang berkaitan dengan KPK ke
teratur dalam membuat dan dalam bentuk diagram, gambar, simbol, tabel atau
mengikuti suatu jadwal kegiatan bentuk lainnya
yang berulang dan efektif 2.4.2 Menulis model/kalimat matematika dari masalah
menggunakan prinsip KPK dalam yang berkaitan dengan KPK
kalender.
2.4.3 Menentukan penyelesaian dari masalah yang
berkaitan dengan KPK
2.4.4 Membuat suatu jadwal kegiatan yang berulang dan
efektif menggunakan prinsip KPK dalam kalender
2.5 Menjalankan tugas dengan penuh 2.5.1 Membuat jadwal berdasarkan jumlah siswa yang ada
tanggungjawab menjaga kerapian dengan memggunakan prinsip KPK
dan kebersihan kelas berdasarkan 2.5.2 Melaksanakan piket sesuai daftar bpiket yang telah
jadwal berulang yang tepat dibuat
menggunakan prinsip KPK dalam 2.5.3 Membiasakan diri melaksanakan piket secara
kalender (misal jadwal piket, berulang untuk menjaga kerapian dan kebersihan
Pramuka dll) kelas dengan rasa tanggung jawab
2.6 Menunjukkan perilaku peduli 2.6.1 Menggambar model bangun ruang
dengan cara memanfaatkan 2.6.2 Menggambar berbagai jaring-jaring bangun ruang
barang-barang bekas yang ada di
sekitar rumah sekolah atau tempat
bermain untuk membuat benda-
benda berbentuk kubus dan balok
bangun berdasarkan jaring-jaring
3.2 Menerapkan penaksiran dalam 3.2.1 Membulatkan bilangan ke dalam puluhan, ratusan
melakukan penjumlahan, dan ribuan terdekat
perkalian, pengurangan dan
pembagian untuk memperkirakan
hasil perhitungan
3.3 Memahami aturan pembulatan 3.3.1 Menyebutkan contoh alat ukur waktu, jarak dan berat
dalam membaca hasil pengukuran 3.3.2 Melakukan pengukuran dengan alat ukur yang
dengan alat ukur. sesuai (waktu,jarak/panjang, berat)
4.3 Menyatakan pecahan ke bentuk 4.3.1 Mengubah pecahan ke bentuk desimal (untuk jumlah
desimal dan persen desimal terbatas)
4.3.2 Mengubah bentuk desimal ke bentuk pecahan
4.4 Mengurai dan menyusun kembali 4.4.1 Menggambar jaring-jaring kubus dan balok di atas
jaring-jaring bangun ruang kertas karton.
sederhana 4.4.2 Menyusun jaring-jaring tersebut menjadi kubus dan
balok
4.4.3 Merekonstruksi kembali kubus dan balok .
4.5 Membentuk jaring-jaring bangun 4.5.1 Menentukan komponen/unsur dari model bangun
ruang yang berbeda dengan jaring ruang
bangun ruang yang sudah ada. 4.5.2 Mengurai jaring-jaring bangun ruang
4.9 Mengumpulkan dan menata data 4.9.1 Mencari informassi dari berbagai sumber tentang
diskrit dan menampilkan data data yang akan dibuat bagan dan grafik
menggunakan bagan dan grafik 4.9.2 Mengumpulkan data yang telah didapat
termasuk grafik batang ganda, 4.9.3 Menentukan bentuk data atau grafik yang akan
diagram garis, dan diagram dibuat
lingkaran 4.9.4 Membuat bagan dan grafik termasuk grafik batang
4.17 Menggabung sudut bagian dalam 4.17.1 Mengetahui besar sudut dalam bangun segitiga
segitiga dan segi empat untuk 4.17.2 Mengetahui besar sudut dalam bangun segi empat
menarik kesimpulan
4.17.3 Membandingkan besar sudut segitiga dengan segi
empat
4.17.4 Menggabungkan sudut segi tiga dan sudut segi
empat
4.17.5 Menarik kesimpulan berdasarkan penggabungan
dua sudut tersebut
2. Memiliki 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah 2.1.1 Melakukan perilaku ilmiah dalam kegiatan sehari-hari
perilaku jujur, (memiliki rasa ingin tahu; obyektif; 2.1.2 Menerapkan perilaku-perilaku ilmiah dalam aktivitas
disiplin, jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; sehari-hari
tanggung bertanggung jawab; terbuka; dan 2.1.3 Membiasakan perilaku-perilaku ilmiah dalam
jawab, santun, peduli lingkungan) dalam aktivitas aktivitas sehari-hari
peduli, dan sehari-hari sebagai wujud 2.1.4 Melakukan diskusi dalam menyelesaikan masalah
percaya diri implementasi sikap dalam dalam aktivitas sehari-hari
dalam melakukan inkuiri ilmiah dan
berinteraksi berdiskusi
dengan
keluarga,
teman,
tetangga, dan
guru
2.2 Menghargai kerja individu dan 2.2.1 Menganalisaa kerja individu dan kelompok sebagai
kelompok dalam aktivitas sehari- wujud implementasi melaksanakan penelaahan
hari sebagai wujud implementasi fenomena alam secara mandiri maupun
melaksanakan penelaahan berkelompok
fenomena alam secara mandiri
maupun berkelompok
2.2.2 Menilai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi
melaksanakan penelaahan fenomena alam secara
mandiri maupun berkelompok
3. Memahami 3.1 Menjelaskan bentuk luar tubuh 3.1.1 Mendeskripsikan bagian-bagian utama tumbuhan
pengetahuan hewan dan tumbuhan dan 3.1.2 Menyebutkan macam-macam bentuk daun
faktual dengan fungsinya 3.1.3 Mendeskripsikan fungsi daun
cara mengamati 3.1.4 Membedakan bentuk-bentuk batang
[mendengar, 3.1.5 Mendeskripsikan fungsi batang
melihat, 3.1.6 Mengidentifikasi jenis-jenis akar
membaca] dan 3.1.7 Mendeskripsikan fungsi akar
menanya 3.1.8 Mendeskripsikan fungsi bunga
berdasarkan 3.2 Mendeskripsikan daur hidup 3.2.1 Mendeskripsikan beberapa jenis mahluk hidup
rasa ingin tahu beberapa jenis mahluk hidup 3.2.2 Menjelaskan cara mahluk hidup beradaptasi
tentang dirinya, 3.2.3 Mendeskripsikan cara mahluk hidup berkembang
makhluk ciptaan biak
Tuhan dan 3.2.4 Mencontohkan daur hidup beberapa mahluk hidup
kegiatannya, 3.2.5 Mendeskripsikan cara-cara melestarikan mahluk
dan benda- hidup.
benda yang 3.3 Memahami hubungan antara 3.3.1 Menjelaskan pengetian gaya gravitasi
dijumpainya di gaya, gerak, dan energi melalui 3.3.2 Mengemukakan contoh peristiwa yang ditimbulkan
rumah, sekolah, pengamatan, serta oleh gaya gravitasi
dan tempat mendeskripsikan penerapanya 3.3.3 Menjelaskan pengertian gaya gesekan
bermain dalam kehidupan sehari-hari 3.3.4 Mengemukakan contoh peristiwa yang ditimbulkan
oleh gaya gesekan.
3.3.5 Menjelaskan pengertian gaya listrik
3.3.6 Mengemukakan contoh peristiwa yang ditimbulkan
oleh gaya listrik
3.3.7 Menjelaskan pengertian gaya magnet
3.3.8 Mengemukakan contoh peristiwa yang ditimbulkan
oleh gaya magnet.
3.3.9 Menjelaskan pengertian gaya pegas
beriman dan 4.3 Menyajikan laporan hasil 4.3.1 Mentabulasikan hasil percobaan gaya dan gerak
berakhlak mulia percobaan gaya dan gerak 4.3.2 Membuat grafik tentang hasil tabel bermacam-
menggunakan table dan grafik macam gaya dan gerak.
4.3.3 Melapokan tabel dan grafik hasil percobaan.
4.4 Menyajikan hasil percobaan atau 4.4.1 Mempraktekkan perubahan bunyi pada alat musik
observasi tentang bunyi 4.4.2 Mempraktekkan perambatan bunyi melaluimbenda
gas
4.4.3 Mempraktekkan perambatan bunyi melalui benda
cair
4.4.4 Mempraktekkan perambatan bunyi melalui benda
gas’
4.5 Membuat sebuah karya/model 4.5.1 Menyiapkan karya tentang model yang
yang memanfaatkan sifat-sifat memanfaatkan sifat-sifat cahaya.
cahaya 4.5.2 Mendemonstrasikan cara pembuatan karya tentang
arah rambat cahaya
4.5.3. Mendemonstrasikan bayangan terbentuk karena
cahaya tidak dapat menembus benda
4.5.4 Mendemonstrasikan benda bening dapat
meneruskan cahaya
4.5.5 Mendemonstrasikan bahwa cahaya bisa
dipantulkan..
4.5.6 Mendemontrasikan bahwa cahaya dapat dibiaskan.
4.6 Menyajikan laporan tentang 4.6.1 Mendeskripsikan tentang sumber daya alam
sumberdaya alam dan secara sistematis
pemanfaatannya oleh masyarakat 4.6.2 Menemutunjukkan persebaran sumber daya alam
di daerah setempat dengan menggunakan peta/atlas
4.6.3 Mendeskripsikan tentang pemanfaatan sumber
daya alam oleh masyarakat setempat secara
sistematis
4.6.4 Menunjukkan contoh tindakan yang mencerminkan
perilaku berakhlak mulia dalam pemanfaatan sumber
daya alam.
4.6.5 Menemutunjukkansumber daya alam yang
dibutuhkan manusia melalui peta dan atlas
persebaran sumber daya alam hayati dan non
hayati di daerahnya.
4.6.6 Menunjukkan contoh pemanfataatan sumber daya
alam untuk kegiatan ekonomi secara arif
4.7 Menyajikan laporan hasil 4.7.1 Menyusun laporan tentang tehnologi yang digunakan
pengamatan tentang teknologi dalam kehidupan sehari-hari
yang digunakan di kehidupan 4.7.2 Melaporkan laporan yang disusun tentang teknologi
sehari-hari serta kemudahan yang 4.7.3 Mengidentifikasi kemudahan-kemudahan yang
diperoleh oleh masyarakat dengan diperoleh masyarakat yang memanfaatkan tehnologi
memanfaatkan teknologi tersebut 4.7.4 Menjelaskan dampak teknologi
terhadapsmasyarakat.
4.7.5 Mendiskripsikan kegunaan benda berdasarkan
sifatnya: (i) tidak tembus air, (ii) menyerap air, (iii)
tahan api, (iv) lembut dan lentur, (v) kuat dan keras,
(vi) keras dan lentur
1. Menerima dan 1.1 Menerima karunia Tuhan YME 1.1.1 Mengetahui daerah pembagian waktu di indonesia
menjalankan yang telah menciptakan waktu 1.1.2 Menyebutkan batas-batas wilayah masing-masing
ajaran agama dengan segala perubahannya daerah pembagian waktu
yang dianutnya 1.1.3 Memahami pengaruh perbedaan perubahan waktu
terhadap kehidupan masyarakat
1.2 Menjalankan ajaran agama dalam 1.2.1 Mengidentifikasi kelembagaan sosial, budaya,
berfikir dan berperilaku sebagai ekonomi dan politik dalam masyarakat
penduduk Indonesia dengan 1.2.2 Menjelaskan kegiatan ekonomi masyarakat sesuai
mempertimbangkan kelembagaan dengan sumber daya alam yang ada
sosial, budaya, ekonomi dan 1.2.3 Menyebutkan perilaku masyarakat sebagai
politik dalam masyarakat penduduk dalam melaksanakan kegiatan ekonomi.
1.3 Menerima karunia Tuhan YME 1.3.1 Mendeskripsikan kenampakan lingkungan ciptaan
yang telah menciptakan manusia Tuhan
dan lingkungannya 1.3.2 Menyebutkan jenis-jenis kenampakan lingkungan
1.3.3 Mengetahui manfaat kenampakan lingkungan bagi
manusia
1.3.4 Menyebutkan cara mensyukuri karunia Tuhan
dengan cara memelihara dan melestarikan
kenampakan lingkungan
2. Menunjukkan 2.1 Menunjukkan perilaku jujur, 2.1.1 Mengidentifikasi tokoh-tokoh pada masa Hindu
perilaku jujur, disiplin bertanggung jawab, peduli, Buddha dan Islam dalam kehidupannya sekarang
disiplin, tanggung santun dan percaya diri 2.1.2 Melaksanakan perilaku jujur, disiplin bertanggung
jawab, santun, sebagaimana ditunjukkan oleh jawab, peduli, santun dan percaya diri sebagaimana
peduli, dan
tokoh-tokoh pada masa Hindu ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pada masa Hindu
percaya diri dalam
berinteraksi Buddha dan Islam dalam Buddha dan Islam dalam
dengan keluarga, kehidupannya sekarang 2.1.3 Membiasakan perilaku jujur, disiplin bertanggung
teman, guru dan jawab, peduli, santun dan percaya diri
tetangganya dalamkehidupan sehari-hari.
2.2 Menunjukkan perilaku rasa ingin 2.2.1 Membiasakan Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu,
tahu, peduli, menghargai, dan peduli, menghargai, dan bertanggungjawab terhadap
bertanggungjawab terhadap kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik
kelembagaan sosial, budaya,
ekonomi dan politik
2.3 Menunjukkan perilaku santun, 2.3.1 Menunjukkan perilaku yang santun dalam
toleran dan peduli dalam berinteraksi dengan teman sebaya di lingkungan
melakukan interaksi sosial dengan sekolah
lingkungan dan teman sebaya 2.3.2 Menunjukkan contoh perilaku yang toleran dalam
berinteraksi di lingkungan masyarakat yang majemuk
3. Memahami 3.1 Mengenal manusia, aspek 3.1.1 Memahami manusia, aspek keruangan, konektivitas
pengetahuan keruangan, konektivitas antar antar ruang, perubahan dan keberlanjutan dalam
faktual dengan ruang, perubahan dan waktu, sosial, ekonomi, dan pendidikan
cara mengamati keberlanjutan dalam waktu, sosial,
[mendengar,
ekonomi, dan pendidikan
melihat,
membaca] dan 3.2 Memahami manusia, perubahan 3.2.1 Menggali informasi tentang manusia, perubahan dan
menanya dan keberlanjutan dalam waktu keberlanjutan dalam waktu pada masa praaksara,
berdasarkan rasa pada masa praaksara, Hindu Hindu Budha, Islam dalam aspek pemerintah, sosial,
ingin tahu tentang Budha, Islam dalam aspek ekonomi, dan pendidikan
dirinya, makhluk pemerintah, sosial, ekonomi, dan 3.2.2 Mengidentifikasi jenis perubahan keberlanjutan
ciptaan Tuhan pendidikan dalam waktu pada masa praaksara, Hindu Budha,
dan kegiatannya, Islam dalam aspek pemerintah, sosial, ekonomi, dan
dan benda-benda pendidikan
yang dijumpainya
3.3 Memahami manusia dalam 3.3.1 Menjelaskan kondisi geografis di sekitarnya
di rumah,
sekolah, dan hubungannya dengan kondisi 3.3.2 Mengenal kondisi sosial penduduk sesuai dengan
tempat bermain geografis di sekitarnya kondisi geografisnya
3..3.3 Memahami kegiatan ekonomi masyarakat sekitar
sesuai dengan letak geografisnya.
3.4 Memahami kehidupan manusia 3.4.1 Menjelaskan kehidupan manusia dalam
dalam kelembagaan sosial, kelembagaan sosial, ekonomi, pendidikan, dan
ekonomi, pendidikan, dan budaya budaya di masyarakat sekitar
di masyarakat sekitar
3.5 Memahami manusia dalam 3.5.1 Mendeskripsikan manusia dalam dinamika interaksi
dinamika interaksi dengan dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan
lingkungan alam, sosial, budaya, ekonomi
dan ekonomi
7. Menyajikan 4.1 Menceriterakan tentang hasil 4.1.1 Membaca bacaan mengenai pengertian ruang,
pengetahuan bacaan mengenai pengertian konektivitas antar ruang, perubahan, dan
faktual dalam ruang, konektivitas antar ruang, keberlanjutan dalam waktu, sosial, ekonomi, dan
bahasa yang jelas perubahan, dan keberlanjutan pendidikan dalam lingkup masyarakat di sekitarnya
dan logis dan
dalam waktu, sosial, ekonomi, dan 4.1.2 Memahami pengertian ruang, konektivitas antar
sistematis, dalam
karya yang estetis pendidikan dalam lingkup ruang, perubahan, dan keberlanjutan dalam waktu,
dalam gerakan masyarakat di sekitarnya sosial, ekonomi, dan pendidikan dalam lingkup
yang masyarakat di sekitarnya
mencerminkan 4.2 Merangkum hasil pengamatan 4.2.1 Mengumpulkan tulisan hasil pengamatan dan
anak sehat, dan dan menceritakan manusia, menceritakan manusia, perubahan dan
dalam tindakan perubahan dan keberlanjutan keberlanjutan dalam waktu pada masa praaksara,
yang dalam waktu pada masa Hindu Budha, Islam dalam aspek pemerintah, sosial,
mencerminkan praaksara, Hindu Budha, Islam ekonomi, dan pendidikan
perilaku anak dalam aspek pemerintah, sosial, 4.2.2 Menulis kembali secara singkat semua tulisan
beriman dan
berakhlak mulia
ekonomi, dan pendidikan tentang hasil pengamatan.
4.3 Menceritakan manusia dalam 4.3.1 Mengidentifikasi manusia dalam hubungannya
hubungannya dengan lingkungan dengan lingkungan geografis tempat tinggalnya
geografis tempat tinggalnya
4.4 Mendeskripsikan kehidupan 4.4.1 Menjelaskan kehidupan manusia dalam
manusia dalam kelembagaan kelembagaan sosial, pendidikan, ekonomi, dan
sosial, pendidikan, ekonomi, dan budaya di masyarakat sekitar
budaya di masyarakat sekitar
4.5 Menceritakan manusia dalam 4.5.1 Mengetahui permasalahan manusia dalam dinamika
dinamika interaksi dengan interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya,
lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi.
dan ekonomi 4.5.2 Menjelaskan cara mengantisipasi permasalahan
manusia dalam dinamika interaksi dengan
lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi.
berdasarkan ruang gerak dan pola pada gaya tari daerah antara ruang gerak. Pola
lantai lantai dan iringan
4.13 Membuat karya kreatif dengan 4.13.1 Memilih benda-benda bekas pakai/limbah/daur
cara meronce memanfaatkan ulang untuk dijadikan bahan roncean
bahan alam dan buatan dari 4.13.2 Membuat rancangan roncean dari benda-benda
lingkungan bekas pakai/limbah/daur ulang menjadi karya ronce
4.13.3 Memilih warna yang serasi dalam membuat karya
ronce
4.13.4 Membuat hasil karya sebuah roncean dari
rancangan yang dibuatnya
4.14 Membuat karya kreatif yang 4.14.1 Memilih bahan alam yang ada dilingkungan untuk
diperlukan untuk melengkapi membuat alat peraga (misalnya: parasut, layang-
proses pembelajaran dengan layang, telepon-teleponan, celengan, baling-baling,
memanfaatkan bahan di kubus, dll.)
lingkungan
4.15 Membuat karya kreatif berupa 4.15.1 Memilih bahan untuk membuat aksesoris
benda aksesoris pelengkap 4.15.2 Merancang aksesoris
busana dengan berbagai bahan 4.15.3 Membuat aksesoris yang sesuai dengan keserasian
dan cara pembuatan busana
4.16 Membuat karya teknologi 4.16.1 Merancang aneka layang-layang minimal 3 sketsa
sederhana dengan memanfaatkan ide
tali sebagai tenaga penggerak 4.16.2 Mengumpulkan bahan dan alat pembuatan layang-
layang
4.16.3 Membuat kreasi layang-layang berdasarkan sketsa
ide
4.16.4 Membuat hiasan permukaan layang-layang baik
dengan teknik lukis maupun tempel
4.16.5 Mengevaluasi karya layang-layang
4.17 Menceritakan cerita terkait situs- 4.17.1 Mengidentifikasi situs-situs sejarah baik benda
situs budaya baik benda maupun maupun tak benda yang ada di indonesia
tak benda di Indonesia dengan 4.17.2 Menjelaskan situs-situs tersebut dengan bahasa
menggunakan bahasa daerah daerah.
3. Memahami 3.1 Memahami tinggi dan berat badan 3.1.1 Mengukur berat badan mengunakan ukuran kg
pengetahuan ideal dan pengaruhnya terhadap 3.1.2 Mengukur tinggi badan mengunakan ukuran cm
faktual dengan pertubuhan dan perkembangan
cara mengamati 3.2 Memahami pengaruh aktivitas fisik 3.2.1 Menyebutkan pengaruh istirahat terhadap
dan mencoba
[mendengar,
dan istirahat terhadap pertumbuhan dan perkembangan secara sederhana
melihat, pertumbuhan dan perkembangan
membaca] serta tubuh
menanya 3.3 Memahami gizi dan menu 3.3.1 Menyebutkan macam makanan yang mengandung
berdasarkan rasa seimbang dalam menjaga (Karboidrat, Protein, Lemak, Vitamin, Mineral )
ingin tahu secara kesehatan tubuh
kritis tentang 3.4 Memahami jenis cidera dan 3.4.1 Menyebutkan penyebab cidera
dirinya, makhluk mampu melakukan 3.4.2 Melakukan pertolongan pertama pada cidera ringan
ciptaan Tuhan penanggulangan sederhana
dan kegiatannya,
selama melakukan aktivitas fisik
dan benda-benda
yang dijumpainya
di rumah,
sekolah, dan
tempat bermain.
4. Menyajikan 4.1 Mempraktikkan kombinasi gerak 4.1.1 Memperagakan kombinasi gerak dasar jalan
pengetahuan dasar untuk membentuk gerakan 4.1.2 Memperagakan kombinasi gerak dasar lari
faktual dalam dasar atletik jalan dan lari yang 4.1.3 Menyebutkan posisi tubuh yang benar saat berjalan
bahasa yang jelas dilandasi konsep gerak melalui dan berlari
dan logis dan
permainan dan atau tradisional
sistematis, dalam
karya yang estetis 4.2 Mempraktikkan variasi dan 4.2.1 Menerapkan variasi dan kombinasi pola gerak
dalam gerakan kombinasi pola gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif dalam
yang lokomotor, non-lokomotor, dan permainan kasti
mencerminkan manipulatif dalam permainan bola
anak sehat, dan kecil yang dilandasi konsep gerak
dalam tindakan dalam berbagai permainan dan
Refleksi dan
umpan balik
Pemaparan Merangkum
untuk
oleh Diskusi Kelas Hasil Diskusi
seluruh
Instruktur Kelas
materi
pelatihan
Pemaparan
Paparan oleh fasilitator tentang Strategi Implementasi Kurikulum 2013 dengan menggunakan
PPT-1.4
Diskusi Kelas
Mendiskusikan tentang elemen penting dalam implementasi kurikulum 2013, meliputi hal-hal
berikut ini.
Membuat Rangkuman
Instruktur merangkum semua materi pelatihan Konsep Kurikulum yang telah disampaikan selama
4 JP sebagai kegiatan penutup.
E.
A. KOMPETENSI
Peserta pelatihan dapat:
1. mendeskripsikan konsep pembelajaran tematik terpadu;
2. mendeskripsikan konsep pendekatan scientific dalam pembelajaran tematik terpadu;
3. membedakan model pembelajaran project based learning, problem based learning, dan
disvovery learning;
4. mendeskripsikan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar;
5. menganalisis kesesuaian isi buku guru dan buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan KD;
6. menganalisis buku guru dan buku siswa dilihat dari aspek kecukupan dan kedalaman
materi;
7. menguasai secara utuh materi, struktur, dan pola pikir keilmuan materi pelajaran;
8. menguasai penerapan materi pelajaran pada bidang/ ilmu lain serta kehidupan sehari-
hari; dan
9. memahami strategi menggunakan buku guru dan buku siswa untuk kegiatan
pembelajaran.
B. LINGKUP MATERI
1. Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu
2. Konsep Pendekatan Scientific
3. Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Pembelajaran
4. Analisis Buku Guru dan Buku Siswa (Kesesuaian,Kecukupan, dan Kedalaman Materi)
C. INDIKATOR
1. Menerima konsep pembelajaran tematik terpadu;
2. Menjelaskan konsep pembelajaran tematik terpadu;
3. Menjelaskan pemetaan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran tematik terpadu;
4. Menjelaskan keterkaitan antara jaringan tema, silabus, RKH, dan RPP;
5. Menerima konsep pendekatan scientific dan menghargai pendapat orang lain.
6. Menjelaskan konsep pendekatan scientific.
7. Menjelaskan penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran tematik terpadu;
8. Menerima penerapan konsep penilaian autentik di sekolah/ madrasah dan menghargai
pendapat orang lain.
9. Menjelaskan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.
10. Menganalisis kesesuaian buku guru dan siswa dengan SKL, KI, dan KD secara teliti dan
serius.
D. PERANGKAT PELATIHAN
1. Video Pembelajaran
2. Bahan Tayang
a. Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu
b. Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu
c. Konsep Pendekatan Scientific
d. Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Tematik Terpadu
e. Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar
f. Analisis Buku Guru dan Buku Siswa
3. Lembar Kerja
4. Hand-Out/ Bahan Bacaan
a. Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu
b. Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu
c. Konsep Pendekatan Scientific
d. Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Tematik Terpadu
e. Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar
5. ATK
Diskusi tentang konsep penilaian autentik pada proses dan hasil 50 menit
belajar.
Penayangan Video
Video Pembelajaran Terpadu selama 20 menit.
Tugas Selama Penayangan Video
1. Memperhatikan dengan cermat tayangan video.
2. Mencatat secara singkat ciri-ciri penting proses pembelajaran tematik terpadu.
Diskusi Kelompok tentang Tayangan Video
1. Menganalisis video pembelajaran tematik terpadu.
2. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain memberikan
tanggapan.
Tanya Jawab
Tanya jawab materi Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu dilanjutkan dengan menyimpulkan.
Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok tentang hasil pemetaan KD dan indikator pembelajaran tematik terpadu dalam
video
Kerja kelompok tentang Keterkaitan antara Jaringan Tema, Silabus, RKH, dan RPP dengan
menggunakan LK-1.3
Penyimpulan Hasil Diskusi Kelompok
Instruktur menfasilitasi menyimpulkan hasil diskusi kelompok dengan memberikan pemahaman
lebih lanjut tentang tematik terpadu dan implementasi pembelajaran tematik terpadu.
A. Pengantar
Proses pembelajaran untuk jenjang Sekolah Dasar atau yang sederajat menggunakan
pendekatan pendekatan tematik. Model pembelajaran tematik atau integrated thematic
instruction (ITI) dikembangkan pertama kali pada awal tahun 1970-an.Belakangan
pembelajaran tematik diyakini sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif (highly
effective teachingmodel), karena mampu mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi
emosi, fisik, dan akademik di dalam kelas atau di lingkungan sekolah.Model pembelajaran
tematik ini pun sudah terbukti secara empirik berhasil memacu percepatan dan meningkatkan
kapasitas memori peserta didik (enhance learning and increase long-term memory capabilities
of learners) untuk waktu yang panjang.
Pembelajaran tematik integratif yang sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik
terintegrasi(integrated thematic instruction, ITI) aslinya dikonseptualisasikan tahun 1970-an.
Pendekatan pembelajaran ini awalnya dikembangkan untuk anak-anak berbakat dan
bertalenta (gifted and talented), anak-anak yang cerdas, program perluasan belajar, dan
peserta didik yang belajar cepat.
3. Mengoptimasi lingkungan belajar sebagai kunci dalam menciptakan kelas yang ramah
otak (brain-friendly classroom).Aktivitas belajar melibatkan subjek belajar secara
langsung, mengoptimasi semua sumber belajar, dan memberi peluang peserta didik untuk
mengesplorasi materi secara lebih luas.
4. Peserta didik secara cepat dan tepat waktu mampu memproses informasi. Proses itu tidak
hanya menyentuh dimensi kuantitas, namun juga kualitas dalam mengeksplorasi konsep-
konsep baru dan membantu peserta didik siap mengembangkan pengetahuan.
5. Proses pembelajaran di kelas memungkinkan peserta didik berada dalam format ramah
otak.
6. Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diaplikasikan langsung oleh
peserta didik dalam konteks kehidupannya sehari-hari.
7. Peserta didik yang relatif mengalami keterlambatan untuk menuntaskan program belajar
memungkinkan mengejar ketertinggalanya dengan dibantu oleh guru melalui pemberian
bimbingan khusus dan penerapan prinsip belajar tuntas.
8. Program pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan guru untuk mewujudkan
ketuntasan belajar dengan menerapkan variasi cara penilaian.
1. Menentukan tema.
Tema dapat ditetapkan oleh pengambil kebijakan, guru,atau ditetapkan bersama dengan
peserta didik.
E. Model-model PembelajaranTerpadu
Pembelajaran Terpadu dapat diimplementasikan dengan beragam model. Menurut Robin
Fogarty (1991) ada sepuluh model, seperti disajikan berikut ini.
6. Model jaring laba-laba (webbed model). Model ini berangkat dari pendekatan tematis
sebagai acuan dasar bahan dan kegiatan pembelajaran. Tema yang dibuat dapat
mengikat/memadukan berbagai mata pelajaran dalam proses pembelajaran
8. Model celupan (immersed model). Model ini dirancang untuk membantu peserta didik
dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan
dengan medan pemakaiannya. Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk mewadahi tukar
pengalaman dan pemanfaatan pengalaman masing-masing.
10. Model terpadu (integrated model). Model ini merupakan pemaduan sejumlah topik dari
mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Topik
evidensi yang semula terdapat dalam pelajaran matematika, bahasa Indonesia, IPA, dan
IPS agar tidak membuat muatan kurikulum berlebihan, cukup diletakkan dalam mata
pelajaran tertentu, misalnya IPA.
A. Pendahuluan
Inovasi pendidikan di bidang kurikulum diharapkan secara periodik dapat dilakukan untuk
kepentingan mengubah dan memperbaiki cara belajar dan membelajarkan materi kepada
peserta didik. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a)
belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk
memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara
efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk
membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan, dengan mengedepankan peserta didik aktif.
Proses pembelajaran merupakan fenomena yang kompleks. Guru lebih banyak berhubungan
dengan pola pikir peserta didik di mana setiap peserta didik – siapa pun, dimana pun -
memiliki setumpuk kata, pikiran, tindakan yang dapat mengubah lingkungan baik di keluarga,
di sekolah maupun di masyarakat.
Mulai tahun ajaran baru 2013 pola pembelajaran segera disosialisasikan bagi guru kelas I
sampai dengan kelas VI, menggunakan Pembelajaran Tematik Terpadu. Di lapangan begitu
beragam nuansa tematik ini sejak digulirkan di kalangan guru, dan sekolah, sepertinya terjadi
suatu “kerancuan”, dan perbedaan pemahaman. Guru banyak yang berpikir dan bertanya-
tanya, apakah selama ini cara pembelajaran yang dirasakanya sudah menghasilkan lulusan
peserta didik “berprestasi”, dan sudah mencetak serta menghasilkan dokter, insinyur,
birokrat dianggap kurang berhasil?. Sehingga ada ungkapan bahwa “saya sudah mengajar
puluhan tahun, dan saya sudah mempunyai alumni yang berhasil menjadi pejabat, menjadi
dokter, menjadi insinyur dan sebagainya dianggap tidak berhasil?. Pemikiran-pemikiran
Pembelajaran yang diciptakan baik di kelas maupun di luar kelas diharapkan dapat
dikondisikan dalam suasana hubungan peserta didik dan guru yang saling menerima dan
menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia
mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah
membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan). Terlebih
bagi peserta didik sekolah dasar yang masih berada di Kelas 1, 2 dan 3, yang masih
memerlukan bimbingan, dan perhatian, sebagaimana pelayanan para orang tua yang dengan
kasih sayang membimbing mereka. Sedangkan di Kelas 4, 5, dan 6 mulai ditingkatkan
pemahaman peserta didik untuk lebih memahami hidup dan kehidupan di lingkungan sekitar
dengan menciptakan pola berpikir rasional. Mencari jawaban mengapa harus belajar
membaca dan menulis? Mengapa harus belajar matematika, mengapa harus berinterakti dan
saling berkomunikasi dengan teman dan sebagainya. Dengan pembelajaran tematik Terpadu
diharapkan dapat menjawab ke semuanya itu dengan catatan guru dan peserta didik memiliki
komitmen dan selalu berpikir positif bahwa pola pembelajaran yang dilakukan adalah menuju
ketercapaian kompetensi sebagaimana yang dituangkan di dalam standar kelulusan.
Peserta didik perlu dipersiapkan baik secara internal maupun eksternal, baik ketika di dalam
kelas maupun di luar kelas. Terlebih bagi peserta didik yang masih berada di sekolah dasar
tentu saja tidak dapat disamakan pelayannya dengan peserta didik yang ada di kelas
menengah. Namun demikian baik peserta didik di kelas 1 sampai dengan kelas 6 di kondisikan
menggunakan pendekatan tematik Terpadu dengan tema sebagai pemersatunya.
Pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik
dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat
menambah semangat belajar, karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata
(kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik.
5. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak
(melalui penilaian proses dan hasil belajarnya)
Anak pada usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret, mulai menunjukkan
perilaku yang mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke
aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, mulai berpikir secara
operasional,
1. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak
2. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak
3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna
4. mengembangkan keterampilan berpikir anak sesuai dengan permasalah an yang dihadapi
5. Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama
6. Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain, dalam arti
respek terhadap gagasan orang lain.
7. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalah an yang sering
ditemui dalam lingkungan anak.
Di dalam struktur Kurikulum Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah disebutkan bahwa untuk
peserta didik kelas 1, sampai dengan kelas 6 penyajian pembelajarannya menggunakan
pendekatan tematik. Penyajian pembelajaran dengan alokasi waktu komulatif 30 JP per
minggu.
Pembuatan tema diharapkan memperhatikan kondisi peserta didik, lingkungan sekitar dan
kompetensi guru dengan prosentase penyajian disesuaikan dengan aloasi waktu yang
tersedia. Guru dalam penyajian diharapkan tidak terkonsentrasi pada salah satu mata
pelajaran, melainkan harus tetap memperhatikan prosentase penyajianya. Namun demikian
penjadwalan dalam hal ini tidak terbagi secara kaku melainkan diatur secara luwes.
Mata Pelajaran Agama yang disajikan secara terpadu adalah yang sifatnya budi pekerti luhur,
akhlak mulia dan tata krama serta bagaimana bersopan santun dalam pergaulan di dalam
keluarga dan masyarakat, keterkaitan dengan pendidikan karakter bangsa. Sedangkan untuk
materi-materi yang sifatnya aqidah dan khusus keagamaannya sisajikan oleh guru agama
sendiri.
Demikian juga untuk Pendidikan Jasmani dan kesehatan, yang sifatnya gerakan ringan yang
dapat disajikan di dalam kelas, bisa dilakukan oleh guru kelas. Sedangkan yang sifatnya
gerakan olah raga yang memerlukan fisik, gerakan bebas, tetap dilakukan oleh guru olah raga
dan dilaksanakan di luar kelas/ lapangan olah raga.
Pembelajaran tematik diawali dengan pembuatan tema selama satu tahun, kemudian dengan
tema-tema yang telah dibuat tersebut, guru menganalisis semua standar kompetensi lulusan
yang diturunkan ke dalam kompetensi inti dan selanjutnya mengalir ke kompetensi dasar dan
membuat indikator dari masing-masing mata pelajaran yang ada di setiap kelas. Setelah itu
dibuat hubungan antara KD dan indikator dengan tema yang telah disiapkan selama satu
tahun. Berikutnya dari pemetaan hubungan tersebut dilanjutkan dengan membuat jaringan
KD & indikator dari setiap tema yang telah dibuat. Setelah jadi semua jaringan selama satu
tahun dilanjutkan dengan menyusun silabus tematik dan yang terakhir menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Tematik.
Model pembelajaran tematik integratif melalui beberapa tahapan yaitu pertama guru harus
mengacu pada tema sebagai pemersatu berbagai mata pelajaran untuk satu tahun. Kedua
guru melakukan analisis standar kompetensi lulusan, kompetensi inti, kompetensi dasar dan
membuat indikator dengan tetap memperhatikan muatan materi dari Standar Isi, ketiga
membuat hubungan antara kompetensi dasar, indikator dengan tema, keempat membuat
jaringan KD, indikator, kelima menyusun silabus tematik dan keenam membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran tematik dengan mengkondisikan pembelajaran yang
menggunakan pendekatan scientific. Untuk lebih jelasnya akan dibahas di bawah ini.
Beberapa tema telah disiapkan menyertai dokumen Kurikulum 2013, namun demikian
penulisan daftar tema dimaksud bukanlah urutan penyajajian Guru diharapkan dapat
dengan cerdas dan tepat melakukan pemilihan tema mana yang akan dibelajarkan
terlebih dahulu, seyogyanya penetapan tema sesuai dengan kondisi daerah, sekolah,
peserta didik, dan guru di wilayahnya. Penentuan dan pemilihan tema yang akan
dikembangkan di sekolah dasar dapat mempertimbangkan kriteria pembuatan tema
sebagai berikut :
a. Tema tidak terlalu luas namun dapat dengan mudah dipergunakan untuk
memadukan banyak mata pelajaran
b. Tema bermakna, artinya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan
bekal bagi peserta didik untuk belajar selanjutnya
c. Harus sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis anak
d. Tema yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian besar minat anak di
sekolah
e. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang
terjadi di dalam rentang waktu belajar
f. Mempertimbangkan dilanjutkan kan kurikulum yang berlaku dan harapan
masyarakat terhadap hasil belajar peserta didik
Struktur Kurikulum 2013 merupakan acuan dalam merancang pembelajaran yang akan
menjdi landasan penetapan prosentase penyajian pembelajaran. Di Kelas I sampai dengan
Kelas VI membelajarkan materi dengan tema sebagai pemersatunya, tidak parsial per
mata pelajaran. penetapan alokasi waktu dimaksudkan agar guru dapat
mempertimbangan batasan pembahasan, supaya tidak lagi fokus atau berlama-lama pada
salah satu mata pelajaran saja. Meskipun telah dituangkan alokasi waktu di dalam
struktur masing-masing mata pelajaran, namun tetap menjadi satu kesatuan per minggu
komulatif 30 JP untuk Kelas I, berarti per hari 5 JP. Untuk Kelas II komulatif satu minggu
32 JP maka per hari ada yang 5 JP, ada yang 6 JP. Kelas III komulatif satu minggu 34 JP,
maka per hari ada yang 5 JP, ada yang 6 JP. Sedangkan Kelas IV sampai dengan Kelas VI
komulatif satu minggu 36 JP, jadi rata-rata per harinya 6 JP, bagi sekolah reguler. Struktur
Kurikulum sebagai di berikut:
3. Beban Belajar
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama
satu semester. Beban belajar di SD/MI kelas I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34
sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar
SD/MI adalah 35 menit.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar,
guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang
berorientasi peserta didik aktif. Proses pembelajaran peserta didik aktif memerlukan
waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena
peserta didik perlu latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan
berkomunikasi. Proses pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran guru
dalam mendidik peserta didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar
dan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat
sekitarnya. Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian
proses dan hasil belajar. Sekolah mendapat kesempatan mengkondisikan beban belajar
sesuai hasil kesepakatan warga sekolah, Kepala Sekolah, Guru, dan Komite Sekolah.
KELAS I KELAS IV
1. Diriku 1. Indahnya
2. Kegemaranku Kebersamaan
3. Kegiatanku 2. Selalu
4. Keluargaku Berhemat Energi
5. Pengalamanku 3. Peduli
6. Lingkungan Bersih dan Makhluk Hidup
Sehat 4. Berbagai
7. Benda, Binatan dan Pekerjaan.
Tanaman di Sekitar 5. Mengharg
8. Peristiwa alam ai Jasa Pahlawan
6. Indahnya
Negeriku
7. Cita-
citaku
8. Daerah
Tempat Tinggalku
9. Makanan
Sehat dan Bergizi
H. Pendekatan Scientific
Diskusi
Kelompok
Diskusi
Contoh-
Kelompok
contoh
Pendekatan
Pendekatan
Scientific
Scientific dan
Penerapan-
nya
45 Menit 45 Menit
Diskusi Kelompok
1. Mengkaji pendekatan scientific yang mengacu pada tayangan video.
2. Mengidentifikasi konsep pendekatan scientific yang disampaikan pada
tayangan video.
3. Membuat urutan aktivitas pada pendekatan scientific.
Pemaparan Hasil Diskusi Kelompok
1. Masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusinya, kelompok lain dapat dijadikan
pembahas dan penanya.
2. Instruktur memberikan masukan terhadap hasil diskusi kelompok.
3. Pada akhir diskusi instruktur menyimpulkan hasil diskusi kelompok.
Paparan Materi
Fasilitator menyampaikan Konsep Pendekatan Scientific dengan menggunakan PPT-2.2.1 dan
Contoh Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran dengan menggunakan PPT-2.2-2
yang disisipkan dalam kegiatan diskusi.
Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok Contoh-contoh Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran, tugas
diskusi kelompok sebagai berikut.
1. Membuat contoh pembelajaran salah satu KD dengan menggunakan
pendekatan scientific.
2. KD yang ditetapkan adalah KD semester 1.
Pemaparan Hasil Diskusi Kelompok
1. Masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusinya, kelompok lain dapat dijadikan
pembahas dan penanya.
2. Instruktur memberikan masukan terhadap hasil diskusi kelompok.
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Karena itu Kurikulum 2013
mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini
sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan
lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) ketimbang penalaran deduktif
(deductive reasoning). Penalaran deduktif melihat
fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan
yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif
memandang fenomena atau situasi spesifik untuk
kemudian menarik simpulan secara keseluruhan.
Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-
bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas.
Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena
unik dengan kajian spesifik dan detail untuk
kemudian merumuskan simpulan umum.
G. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena
atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan
sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis
pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip
penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas
pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data,
menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.
Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan
pembelajaran tradidional. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional,
retensi informasi dari guru sebesar 10 persen setelah 15 menit dan perolehan pemahaman
kontekstual sebesar 25 persen. Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi
dari guru sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual
sebesar 50-70 persen.
Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat
dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan,
legenda, atau dongeng semata.
Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas
dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang
dari alur berpikir logis.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan
substansi atau materi pembelajaran.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari substansi atau materi
pembelajaran.
Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung -jawabkan.
Proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai non-ilmiah yang meliputi
intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis.
Intuisi.
Akal sehat.
Guru dan peserta didik harus menggunakan akal sehat selama proses pembelajaran,
karena memang hal itu dapat menunjukan ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang benar. Namun demikian, jika guru dan peserta didik hanya semata-
Berpikir kritis. Kamampuan berpikir kritis itu ada pada semua orang, khususnya
mereka yang normal hingga jenius. Secara akademik diyakini bahwa pemikiran kritis
itu umumnya dimiliki oleh orang yang bependidikan tinggi. Orang seperti ini biasanya
pemikirannya dipercaya benar oleh banyak orang. Tentu saja hasil pemikirannya itu
tidak semuanya benar, karena bukan berdasarkan hasil esperimen yang valid dan
reliabel, karena pendapatnya itu hanya didasari atas pikiran yang logis semata.
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah
sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang
‘mengapa’. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta
didik tahu tentang ‘bagaimana’. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘apa’. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga
proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik
menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi
pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Kegiatan observasi dalam proses pembelajaran meniscayakan keterlibatan peserta didik secara
langsung. Dalam kaitan ini, guru harus memahami bentuk keterlibatan peserta didik dalam
observasi tersebut.
Selama proses pembelajaran, peserta didik dapat melakukan observasi dengan dua cara pelibatan
diri. Kedua cara pelibatan dimaksud yaitu observasi berstruktur dan observasi tidak berstruktur,
seperti dijelaskan berikut ini.
Praktik observasi dalam pembelajaran hanya akan efektif jika peserta didik dan guru melengkapi
diri dengan dengan alat-alat pencatatan dan alat-alat lain, seperti: (1) tape recorder, untuk
merekam pembicaraan; (1) kamera, untuk merekam objek atau kegiatan secara visual; (2) film
atau video, untuk merekam kegiatan objek atau secara audio-visual; dan (3) alat-alat lain sesuai
dengan keperluan.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa
daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdotal (anecdotal record), catatan
berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang
berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang ,
berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdotal
berupa catatan yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa
yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. Alat mekanikal berupa alat mekanik
yang dapat dipakai untuk memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan
oleh subjek atau objek yang diobservasi.
Prinsip-rinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan peserta didik selama observasi pembelajaran
disajikan berikut ini.
2. Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan
ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia
membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab
pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi
penyimak dan pembelajar yang baik.
Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyara, pertanyaan dimaksudkan untuk
memperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”,
melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan
verbal. Bentuk pertanyaan, misalnya: Apakah ciri-ciri kalimat yang efektif? Bentuk pernyataan,
misalnya: Sebutkan ciri-ciri kalimay efektif!
a. Fungsi bertanya
Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu
tema atau topik pembelajaran.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan
pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk
mencari solusinya.
Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran
yang diberikan.
Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan,
dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik
dan benar.
Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan
kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau
gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup
berkelompok.
Menginspirasi jawaban.
Contoh: Membangun semangat kerukunan umat beragama itu sangat penting pada
bangsa yang multiagama. Jika suatu bangsa gagal membangun semangat kerukukan
beragama, akan muncul aneka persoalan sosial kemasyarakatan. Coba jelaskan
dampak sosial apa saja yang muncul, jika suatu bangsa gagal membangun kerukunan
umat beragama? Dua kalimat yang mengawali pertanyaan di muka merupakan contoh
yang diberikan guru untuk menginspirasi jawaban peserta menjawab pertanyaan.
Memiliki fokus.
Contoh: Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya kemiskinan? Untuk
pertanyaan seperti ini sebaiknya masing-masing peserta didik diminta memunculkan
satu jawaban. Peserta didik pertama hingga kelima misalnya menjawab: kebodohan,
kemalasan, tidak memiliki modal usaha, kelangkaan sumber daya alam, dan
keterisolasian geografis. Jika masih tersedia alternatif jawaban lain, peserta didik yang
keenam dan seterusnya, bisa dimintai jawaban. Pertanyaan yang luas seperti di atas
dapat dipersempit, misalnya: Mengapa kemalasan menjadi penyebab kemiskinan?
Pertanyaan seperti ini dimintakan jawabannya kepada peserta didik secara
perorangan.
Jika dengan pertanyaan tertentu tidak ada peserta didik yang bisa menjawah dengan
baik, sangat dianjurkan guru mengubah pertanyaannya. Misalnya: (1) Apa faktor picu
utama Belanda menjajah Indonesia?; (2) Apa motif utama Belanda menjajah
Indonesia? Jika dengan pertanyaan pertama guru belum memperoleh jawaban yang
memuaskan, ada baiknya dia mengubah pertanyaan seperti pertanyaan kedua.
c. Tingkatan Pertanyaan
Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan jawaban
yang baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas pertanyaan, sehingga menggambarkan
tingkatan kognitif seperti apa yang akan disentuh, mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih
tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang
lebih tinggi disajikan berikut ini.
Pemahaman Terangkahlah...
(comprehension) Bedakanlah...
Terjemahkanlah...
Simpulkan...
Bandingkan...
Ubahlah...
Berikanlah interpretasi...
Penerapan Gunakanlah...
(application Tunjukkanlah...
Buatlah...
Demonstrasikanlah...
Carilah hubungan...
Tulislah contoh...
Siapkanlah...
Klasifikasikanlah...
Sintesis Ramalkanlah…
3. Menalar
a. Esensi Menalar
Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang
dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik
merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus
lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-
kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu
tidak bermanfaat.
Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan terjemanan
dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu, istilah
aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan
ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi
dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan
mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan
memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan
dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di
memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.
Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar. Dari persepektif psikologi, asosiasi merujuk
pada koneksi antara entitas konseptual atau mental sebagai hasil dari kesamaan antara
pikiran atau kedekatan dalam ruang dan waktu.
Menurut teori asosiasi, proses pembelajaran pembelajaran akan berhasil secara efektif jika
terjadi interaksi langsung antara pendidik dengan peserta didik. Pola ineraksi itu dilakukan
melalui stimulus dan respons (S-R). Teori ini dikembangan kerdasarkan hasil eksperimen
Thorndike, yang kemudian dikenal dengan teori asosiasi. Jadi, prinsip dasar proses
Hukum efek (The Law of Effect), di mana intensitas hubungan antara stimulus (S) dan
respon (R) selama proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh konsekuensi dari
hubungan yang terjadi. Jika akibat dari hubungan S-R itu dirasa menyenangkan, maka
perilaku peserta didik akan mengalami penguatan. Sebaliknya, jika akibat hubungan S-
R dirasa tidak menyenangkan, maka perilaku peserta didik akan melemah. Menurut
Thorndike, efek dari reward (akibat yang menyenangkan) jauh lebih besar dalam
memperkuat perilaku peserta didik dibandingkan efek punishment (akibat yang tidak
menyenangkan) dalam memperlemah perilakunya. Ini bermakna bahwa reward akan
meningkatkan perilaku peserta didik, tetapi punishment belum tentu akan
mengurangi atau menghilangkan perilakunya.
Hukum latihan (The Law of Exercise). Awalnya, hukum ini terdiri dari dua jenis, yang
setelah tahun 1930 dinyatakan dicabut oleh Thorndike. Karena dia menyadari bahwa
latihan saja tidak dapat memperkuat atau membentuk perilaku. Pertama, Law of Use
yaitu hubungan antara S-R akan semakin kuat jika sering digunakan atau berulang-
ulang. Kedua, Law of Disuse, yaitu hubungan antara S-R akan semakin melemah jika
tidak dilatih atau dilakukan berulang-ulang. Menurut Thorndike, perilaku dapat
dibentuk dengan menggunakan penguatan (reinforcement). Memang, latihan
berulang tetap dapat diberikan, tetapi yang terpenting adalah individu menyadari
konsekuensi perilakunya.
Hukum kesiapan (The Law of Readiness). Menurut Thorndike, pada prinsipnya apakah
sesuatu itu akan menyenangkan atau tidak menyenangkan untuk dipelajari
tergantung pada kesiapan belajar individunya. Dalam proses pembelajaran, hal ini
bermakna bahwa jika peserta dalam keadaan siap dan belajar dilakukan, maka
mereka akan merasa puas. Sebaliknya, jika pesert didik dalam keadaan tidak siap dan
belajar terpaksa dilakukan, maka mereka akan merasa tidak puas bahkan mengalami
frustrasi. Prinsip-prinsip dasar dari Thorndike kemudian diperluas oleh B.F. Skinner
dalam Operant Conditioning atau pelaziman/pengkondisian operan. Pelaziman
operan adalah bentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku
menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan diulangi.
Merujuk pada teori S-R, proses pembelajaran akan makin efektif jika peserta didik makin
giat belajar. Dengan begitu, berarti makin tinggi pula kemampuannya dalam
menghubungkan S dengan R. Kaidah dasar yang digunakan dalam teori S-R adalah:
Kaidah atau prinsip “pengaruh” dalam pembelajaran berkaitan dengan kemamouan guru
menciptakan suasana, memberi penghargaan, celaan, hukuman, dan ganjaran. Teori S – S ini
memang terkesan robotik. Karenanya, teori ini terkesan mengenyampingkan peranan minat,
kreativitas, dan apirasi peserta didik.
Oleh karena tidak semua perilaku belajar atau pembelajaran dapat dijelaskan dengan
pelaziman sebagaimana dikembangkan oleh Ivan Pavlov, teori asosiasi biasanya
menambahkan teori belajar sosial (social learning) yang dikembangkan oleh Bandura.
Menurut Bandura, belajar terjadi karena proses peniruan (imitation). Kemampuan
peserta didik dalam meniru respons menjadi pengungkit utama aktivitas belajarnya.
Ada empat konsep dasar teori belajar sosial (social learning theory) dari Bandura.
Pertama, pemodelan (modelling), dimana peserta didik belajar dengan cara meniru
perilaku orang lain (guru, teman, anggota masyarakat, dan lain-lain) dan pengalaman
vicarious yaitu belajar dari keberhasilan dan kegagalan orang lain itu.
Kedua, fase belajar, meliputi fase memberi perhatian terhadap model (attentional),
mengendapkan hasil memperhatikan model dalam pikiran pebelajar (retention),
menampilkan ulang perilaku model oleh pebelajar (reproduction), dan motivasi
(motivation) ketika peserta didik berkeinginan mengulang-ulang perilaku model yang
mendatangkan konsekuensi-konsekuensi positif dari lingkungan.
Ketiga, belajar vicarious, dimana peserta didik belajar dengan melihat apakah orang
lain diberi ganjaran atau hukuman selama terlibat dalam perilaku-perilaku tertentu.
Keempat, pengaturan-diri (self-regulation), dimana peserta didik mengamati,
mempertimbangkan, memberi ganjaran atau hukuman terhadap perilakunya sendiri.
Teori asosiasi ini sangat efektif menjadi landasan menanamkan sikap ilmiah dan motivasi pada
peserta didik berkenaan dengan nilai-nilai instrinsik dari pembelajaran partisipatif. Dengan cara ini
peserta didik akan melakukan peniruan terhadap apa yang nyata diobservasinya dari kinerja guru
dan temannya di kelas.
b. Cara menalar
Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan
penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari
fenomena atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Jadi, menalar secara
induktif adalah proses penarikan simpulan dari kasus-kasus yang bersifat nyata secara individual
atau spesifik menjadi simpulan yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif lebih
banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik.
Contoh:
Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan-
pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Pola
penalaran deduktif dikenal dengan pola silogisme. Cara kerja menalar secara deduktif adalah
menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-
bagiannya yang khusus.
Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif. Pada
penalaran deduktif tedapat premis, sebagai proposisi menarik simpulan. Penarikan simpulan
dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Simpulan secara langsung
ditarik dari satu premis, sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari dua premis.
Contoh :
Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam daya
nalar peserta didik. Seperti halnya penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif
dan analogi deduktif. Kedua analogi itu dijelaskan berikut ini.
Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena atau gejala. Atas
dasar persamaan dua gejala atau fenomena itu ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada
fenomena atau gejala pertama terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua. Analogi induktif
merupakan suatu ‘metode menalar’ yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu simpulan
yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua fenomena
atau gejala khusus yang diperbandingkan.
Contoh:
Peserta didik Pulan merupakan pebelajar yang tekun. Dia lulus seleksi Olimpiade Sains Tingkat
Nasional tahun ini. Dengan demikian, tahun ini juga, Peserta didik Pulan akan mengikuti
kompetisi pada Olimpiade Sains Tingkat Internasional. Untuk itu dia harus belajar lebih tekun
lagi.
Analogi deklaratif merupakan suatu ‘metode menalar’ untuk menjelaskan atau menegaskan
sesuatu fenomena atau gejala yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah
dikenal. Analogi deklaratif ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru, fenomena, atau gejala
menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah dketahui
secara nyata dan dipercayai.
Contoh:
Kegiatan kepeserta didikan akan berjalan baik jika terjadi sinergitas kerja antara kepala sekolah,
guru, staf tatalaksana, pengurus organisasi peserta didik intra sekolah, dan peserta didik. Seperti
halnya kegiatan belajar, untuk mewujudkan hasil yang baik diperlukan sinergitas antara ranah
sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Hubungan sebab-akibat diambil dengan menghubungkan satu atau beberapa fakta yang satu
dengan datu atau beberapa fakta yang lain. Suatu simpulan yang menjadi sebab dari satu atau
beberapa fakta itu atau dapat juga menjadi akibat dari satu atau beberapa fakta tersebut.
Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif, yang disebut dengan penalaran
induktif sebab-akibat. Penalaran induksi sebab akibat terdiri dri tiga jenis.
Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah
tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata
untuk ini adalah: (1) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut
tuntutan kurikulum; (2) mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan
harus disediakan; (3) mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen
sebelumnya; (4) melakukan dan mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang terjadi,
menganalisis, dan menyajikan data; (6) menarik simpulan atas hasil percobaan; dan (7) membuat
laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.
Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar maka: (1) Guru hendaknya merumuskan
tujuan eksperimen yanga akan dilaksanakan murid (2) Guru bersama murid mempersiapkan
perlengkapan yang dipergunakan (3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu (4) Guru
menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid (5) Guru membicarakan masalah
yanga akan yang akan dijadikan eksperimen (6) Membagi kertas kerja kepada murid (7) Murid
melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan (8) Guru mengumpulkan hasil kerja murid
dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.
Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan eksperimen atau mencoba dilakukan melalui tiga
tahap, yaitu, persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Ketiga tahapan eksperimen atau mencoba
dimaksud dijelaskan berikut ini.
a. Persiapan
Menentapkan tujuan eksperimen
Mempersiapkan alat atau bahan
Mempersiapkan tempat eksperimen sesuai dengan jumlah peserta didik serta alat
atau bahan yang tersedia. Di sini guru perlu menimbang apakah peserta didik akan
melaksanakan eksperimen atau mencoba secara serentak atau dibagi menjadi
beberapa kelompok secara paralel atau bergiliran
Memertimbangkan masalah keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau
menghindari risiko yang mungkin timbul
Memberikan penjelasan mengenai apa yang harus diperhatikan dan tahapa-tahapan
yang harus dilakukan peserta didik, termasuk hal-hal yang dilarang atau
membahayakan.
Selama proses eksperimen atau mencoba, guru ikut membimbing dan mengamati
proses percobaan. Di sini guru harus memberikan dorongan dan bantuan terhadap
kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik agar kegiatan itu berhasil dengan
baik.
Selama proses eksperimen atau mencoba, guru hendaknya memperhatikan situasi
secara keseluruhan, termasuk membantu mengatasi dan memecahkan masalah-
masalah yang akan menghambat kegiatan pembelajaran.
c. Tindak lanjut
a. Peserta didik mengumpulkan laporan hasil eksperimen kepada guru
b. Guru memeriksa hasil eksperimen peserta didik
c. Guru memberikan umpan balik kepada peserta didik atas hasil eksperimen.
d. Guru dan peserta didik mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama
eksperimen.
e. Guru dan peserta didik memeriksa dan menyimpan kembali segala bahan dan alat
yang digunakan
Hasil penelitian Vygotsky membuktikan bahwa ketika peserta didik diberi tugas untuk dirinya
sediri, mereka akan bekerja sebaik-baiknya ketika bekerjasama atau berkolaborasi dengan
temannya. Vigotsky merupakan salah satu pengagas teori konstruktivisme sosial. Pakar ini sangat
terkenal dengan teori “Zone of Proximal Development” atau ZPD. Istilah ”Proximal” yang
digunakan di sini bisa bermakna “next“. Menurut Vygotsky, setiap manusia (dalam konteks ini
disebut peserta didik) mempunyai potensi tertentu. Potensi tersebut dapat teraktualisasi dengan
cara menerapkan ketuntasan belajar (mastery learning). Akan tetapi di antara potensi dan
aktualisasi peserta didik itu terdapat terdapat wilayah abu-abu. Guru memiliki berkewajiban
menjadikan wilayah “abu-abu” yang ada pada peserta didik itu dapat teraktualisasi dengan cara
belajar kelompok.
Seperti termuat dalam gambar, Vygostsky mengemukakan tiga wilayah yang tergamit dalam ZPD
yang disebut dengan “cannot yet do”, “can do with help“, dan “can do alone“. ZPD merupakan
wilayah “can do with help” yang sifatnya tidak permanen, jika proses pembelajaran mampu
menarik pebelajar dari zona tersebut dengan cara kolaborasi atau pembelajaran kolaboratif.
Ada empat sifat kelas atau pembelajaran kolaboratif. Dua sifat berkenaan dengan perubahan
hubungan antara guru dan peserta didik. Sifat ketiga berkaitan dengan pendekatan baru dari
penyampaian guru selama proses pembelajaran. Sifat keempat menyatakan isi kelas atau
pembelajaran kolaboratif.
Contoh:
Jika guru mengajarkan topik “hidup bersama secara damai.” Peserta didik yang mempunyai
pengalaman yang berkaitan dengan topik tersebut berpeluang menyatakan sesuatu pada sesi
pembelajaran, berbagi idea, dan memberi garis-garis besar arus komunikasi antar peserta didik.
Jika peserta didikmemahami dan melihat fenomena nyata kehidupan bersama yang damai itu,
pengalaman dan pengetahuannya dihargai dan dapat dibagikan dalam jaringan pembelajaran
mereka. Mereka pun akan termotivasi untuk melihat dan mendengar. Di sini peserta didik juga
dapat merumuskan kaitan antara proses pembelajaran yang sedang dilakukan dengan dunia
sebenarnya.
Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berperan sebagai mediator atau
perantara. Guru berperan membantu menghubungkan informasi baru dengan
pengalaman yang ada serta membantu peserta didik jika mereka mengalami kebutuan
dan bersedia menunjukkan cara bagaimana mereka memiliki kesungguhan untuk belajar.
Sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didk yang tumbuh dan berkembang sangat
penting untuk memperkaya pembelajaran di kelas. Pada kelas kolaboratif peserta didik
dapat menunjukkan kemampuan dan keterampilan mereka, berbagi informasi, serta
mendengar atau membahas sumbangan informasi dari peserta didik lainnya. Dengan cara
seperti ini akan muncul “keseragaman” di dalam heterogenitas peserta didik.
Guru ingin mengajarkan tentang konsep, penggolongan sifat, fakta, atau mengulangi
informasi tentang objek. Untuk keperluan pembelajaran ini dia menggunakan media sortir
kartu (card sort). Prosedurnya dapat dilakukan seperti berikut ini.
Kepada peserta didik diberikan kartu indeks yang memuat informasi atau contoh yang
cocok dengan satu atau lebih katagori.
Peserta didik diminta untuk mencari temannya dan menemukan orang yang memiliki
kartu dengan katagori yang sama.
Berikan kepada peserta didik yang kartu katagorinya sama menyajikan sendiri kepada
rekanhya.
JP = Jigsaw Proscedure.
Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota suatu kelompok
diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok bahasan. Agar masing-masing
Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Anggota-
anggota dalam setiap kelompok bertindak saling membelajarkan. Fokusnya adalah
keberhasilan seorang akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan
demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan
individu peserta didik lainnya. Penilaian didasari pada pencapaian hasil belajar
individual maupun kelompok peserta didik.
CI = Complex Instruction.
Titik tekan metode ini adalam pelaksanaan suatu proyek yang berorientasi pada
penemuan, khususnya dalam bidang sains, matematika, dan ilmu pengetahuan sosial.
Fokusnya adalah menumbuhkembangkan ketertarikan semua peserta didik sebagai
anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya digunakan dalam
pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan dua bahasa) dan di antara para
peserta didik yang sangat heterogen. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja
kelompok.
Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk dengan anggota
dua peserta didik (berpasangan). Seorang peserta didik bertindak sebagai tutor dan
yang lain menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee.
Bila jawaban tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan
terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua
peserta didik yang saling berpasangan itu berganti peran.
LT = Learning Together
TGT = Teams-Games-Tournament.
Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para anggota suatu
kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain sesuai dengan tingkat
kemampuan masing-masing. Penilaian didasari pada jumlah nilai yang diperoleh
kelompok peserta didik.
GI = Group Investigation.
Pada metode ini semua anggota kelompok dituntut untuk merencanakan suatu
penelitian beserta perencanaan pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok
menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan
melaksanakannya berikut bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum
kelas. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.
AC = Academic-Constructive Controversy.
Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya untuk berada
dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan berdasarkan hasil belajar masing-
masing, baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota kelompok lain.
Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan kualitas
pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi,
kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian didasarkan pada kemampuan setiap
anggota maupun kelompok mempertahankan posisi yang dipilihnya.
Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI. Metode pembelajaran ini
menekankan pembelajaran membaca, menulis dan tata bahasa. Dalam pembelajaran
ini, para peserta didik saling menilai kemampuan membaca, menulis dan tata bahasa,
baik secara tertulis maupun lisan di dalam kelompoknya.
A. Pengantar
Memasuki Tahun 2013 akan segera diberlakukan pembelajaran Tematik Terpadu bagi peserta
didik mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran dimaksud adalah dengan
menggunakan Tema yang akan menjadi pemersatu berbagai mata pelajaran.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu
menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran
sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Untuk mata pelajaran, materi,
atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan
secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap
menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat
nonilmiah. Pendekatan ilmiah pembelajaran antara lain meliputi langkah-langkah pokok
1. Mengamati
2. Menanya
3. Menalar
4. Mencoba
5. Mengolah
6. Menyajikan
7. Menyimpulkan dan
8. Mengkomunikasikan
Langkah-langkah tersebut tidak selalu dilalui secara berurutan, terlebih pada pembelajaran
Tematik Terpadu, dimana pembelajarannya menggunakan Tema sebagai pemersatu.
Sementara setiap mata pelajaran memiliki karakteristik keilmuan yang antara satu dengan
lainnya tidak sama. Oleh karena itu agar pembelajaran bermakna perlu diberikan contoh-
contoh agar dapat lebih memperjelas penyajian pembelajaran dengan pendekatan scientific.
Dalam penyajian pembelajaran, guru dan peserta didik (Kelas 4 Sekolah Dasar) perlu
memahami apa yang hendak dicatat, melalui kegiatan pengamatan. Mengingat peserta
didik masih dalam jenjang Sekolah Dasar, maka pengamatan akan lebih banyak
menggunakan media gambar, alat peraga yang sedapat mungkin bersifat kontekstual.
Berikut contoh Tema Indahnya kebersamaan. Peserta didik diajak mengamati gambar,
kemudian mereka diajak mengidentifikasi, tentang ciri-ciri rumah. Apakah termasuk rumah
yang bersih, dan apa syaratnya atau kriterianya rumah yang sehat serta termasuk rumah
adat mana sesuai dengan bentuknya. Dengan mengamati gambar, peserta didik akan dapat
secara langsung dapat menceritakan kondisi sebagaimana yang di tuntut dalam kompetensi
dasar dan indikator, dan mata pelajaran apa saja yang dapat dipadukan dengan media yang
tersedia.
2. Menanya
Peserta didik yang masih duduk di kelas 4 Sekolah Dasar tidak mudah diajak bertanya jawab
apabila tidak dihadapkan dengan media yang menarik. Guru yang efektif seyogyanya
mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia
membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab
pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi
penyimak dan pembelajar yang baik.
3. Menalar
Apabila dikaitkan dengan contoh yang disajikan diatas, maka Istilah “menalar” dalam
kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum
2013 adalah untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif.
Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada
guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang
dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud
merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.
Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan terjemanan
dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu, istilah
aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan
ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah
asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan
mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan
memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan
dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di
memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah
tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar. Dari perspektif psikologi, asosiasi
merujuk pada koneksi antara entitas konseptual atau mental sebagai hasil dari kesamaan
antara pikiran atau kedekatan dalam ruang dan waktu. (Eksplorasi dan Elaborasi)
Contoh untuk kegiatan menalar ini bisa dengan gambar-gambar sebagai berikut:
2.
4.
5.
Peserta didik akan mengamati dan mengerjakan tugas dari guru dengan cara memberikan
tanda cek ( √ )
4. Mencoba
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau
melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada mata
pelajaran IPA, (Kelas IV SD/MI) misalnya, peserta didik harus memahami konsep-konsep IPA
dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik pun harus memiliki
keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta
mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-
masalah yang dihadapinya sehari-hari.
Contoh:
Dan membuat laporan tentang [erbedaan yang ada antara rumah yang ada di sekitar
sekolah dengan gambar rumah adat lain yang dibandingkan.
5. Mengolah
Pada tahapan mengolah ini peserta didik sedapat mungkin dikondisikan belajar secara
kolaboratif. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru fungsi guru lebih bersifat
direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif. Jika
pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi, maka ia menyentuh
tentang identitas peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi
dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan
empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing.
Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkinkan peserta didik
menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama. Peserta didik
secara bersama-sama, saling bekerjasama, saling membantu mengerjakan hasil tugas
terkait dengan materi yang sedang dipelajari (Kegiatan Elaborasi).
Hasil tugas dikerjakan bersama dalam satu kelompok untuk kemudian dipresentasikan atau
dilaporkan kepada guru
6. Menyimpulkan
7. Menyajikan
8. Mengkomunikasikan
Pada kegiatan akhir diharapkan peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan
yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok dan atau secara individu
dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama. Kegiatan mengkomunikasikan ini dapat
diberikan klarifikasi oleh guru agar supaya peserta didik akan mengetahui secara benar
apakah jawaban yang telah dikerjakan sudah benar atau ada yang harus diperbaiki. Hal ini
dapat diarahkan pada kegiatan konfirmasi sebagaimana pada Standar Proses.
Kegiatan
Diskusi Paparan
Interaktif
Kelompok Materi
Kegiatan interaktif untuk menyamakan persepsi tentang jenis dan bentuk penilaian autentik.
Diskusi materi Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar.
Paparan materi Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar dengan menggunakan
bahan tayang PPT-2.3
Paparan materi Contoh Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran dengan menggunakan
bahan tayang PPT-2.3/3.2.
Secara konseptual asesmen autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes
pilihan ganda terstandar sekali pun. Ketika menerapkan asesmen autentik untuk mengetahui hasil
dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi
pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.
Untuk mendapatkan pemahaman cukup komprehentif mengenai arti asesmen autentik, berikut
ini dikemukakan beberapa definisi. Dalam American Librabry Association
asesmen autentik didefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi,
motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktifitas yang relevan dalam pembelajaran. Dalam
Newton Public School, asesmen autentik diartikan sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang
berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik. Wiggins mendefinisikan
asesmen autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan
prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktifitas-aktifitas pembelajaran, seperti meneliti,
menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisa oral terhadap peristiwa,
berkolaborasi dengan antarsesama melalui debat, dan sebagainya.
Asesmen autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai
dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena, asesmen semacam ini mampu menggambarkan
peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba,
membangun jejaring, dan lain-lain. Asesmen autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks
atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam
pengaturan yang lebih autentik. Karenanya, asesmen autentik sangat relevan dengan pendekatan
tematik terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran
yang sesuai.
Kata lain dari asesmen autentik adalah penilaian kinerja, portofolio, dan penilaian proyek.
Asesmen autentik adakalanya disebut penilaian responsif, suatu metode yang sangat populer
untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang miliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka
Asesmen autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunkan standar tes
berbasis norma, pilihan ganda, benar–salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat.
Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam proses pembelajaran, karena memang
lzim digunakan dan memperoleh legitimasi secara akademik. Asesmen autentik dapat dibuat oleh
guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan peserta didik. Dalam asesmen
autentik, seringkali pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan
aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai.
Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka
meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong
kemampuan belajar yang lebih tinggi. Pada asesmen autentik guru menerapkan kriteria yang
berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari
luar sekolah.
Asesmen autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar,
motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. Karena penilaian itu
merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman tentang
kriteria kinerja. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan
harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan.
Asesmen autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena
berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek.
Asesmen autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang
sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya,
dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya.
Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk
materi apa pula kegiatan remidial harus dilakukan.
Asesmen Autentik menicayakan proses belajar yang Autentik pula. Menurut Ormiston belajar
autentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang dilakukan oleh peserta didik
dikaitkan dengan realitas di luar sekolah atau kehidupan pada umumnya. Asesmen semacam ini
cenderung berfokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual bagi peserta didik, yang
memungkinkan mereka secara nyata menunjukkan kompetensi atau keterampilan yang
dimilikinya. Contoh asesmen autentik antara lain keterampilan kerja, kemampuan
mengaplikasikan atau menunjukkan perolehan pengetahuan tertentu, simulasi dan bermain
peran, portofolio, memilih kegiatan yang strategis, serta memamerkan dan menampilkan sesuatu.
Dengan demikian, asesmen autentik akan bermakna bagi guru untuk menentukan cara-cara
terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang berbeda.
Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian tugas di mana
peserta didik telah memainkan peran aktif dan kreatif. Keterlibatan peserta didik dalam
melaksanakan tugas sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka.
Sejalan dengan deskripsi di atas, pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru
autentik.” Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian.
Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus memenuhi kriteria tertentu seperti
disajikan berikut ini.
1. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik serta desain
pembelajaran.
4. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat diperluas dengan
menimba pengalaman dari dunia di luar tembok sekolah.
Asesmen autentik adalah komponen penting dari reformasi pendidikan sejak tahun 1990an.
Wiggins (1993) menegaskan bahwa metode penilaian tradisional untuk mengukur prestasi, seperti
tes pilihan ganda, benar/salah, menjodohkan, dan lain-lain telah gagal mengetahui kinerja peserta
didik yang sesungguhnya. Tes semacam ini telah gagal memperoleh gambaran yang utuh
Asesmen hasil belajar yang tradisional bahkan cenderung mereduksi makna kurikulum, karena
tidak menyentuh esensi nyata dari proses dan hasil belajar peserta didik. Ketika asesmen
tradisional cenderung mereduksi makna kurikulum, tidak mampu menggambarkan kompetensi
dasar, dan rendah daya prediksinya terhadap derajat sikap, keterampilan, dan kemampuan
berpikir yang diartikulasikan dalam banyak mata pelajaran atau disiplin ilmu; ketika itu pula
asesmen autentik memperoleh traksi yang cukup kuat. Memang, pendekatan apa pun yang
dipakai dalam penilaian tetap tidak luput dari kelemahan dan kelebihan. Namun demikian, sudah
saatnya guru profesional pada semua satuan pendidikan memandu gerakan memadukan potensi
peserta didik, sekolah, dan lingkungannya melalui asesmen proses dan hasil belajar yang autentik.
Data asesmen autentik digunakan untuk berbagai tujuan seperti menentukan kelayakan
akuntabilitas implementasi kurikulum dan pembelajaran di kelas tertentu. Data asesmen autentik
dapat dianalisis dengan metode kualitatif, kuanitatif, maupun kuantitatif. Analisis kualitatif dari
asesmen otentif berupa narasi atau deskripsi atas capaian hasil belajar peserta didik, misalnya,
mengenai keunggulan dan kelemahan, motivasi, keberanian berpendapat, dan sebagainya.
Analisis kuantitatif dari data asesmen autentik menerapkan rubrik skor atau daftar cek (checklist)
untuk menilai tanggapan relatif peserta didik relatif terhadap kriteria dalam kisaran terbatas dari
empat atau lebih tingkat kemahiran (misalnya: sangat mahir, mahir, sebagian mahir, dan tidak
mahir). Rubrik penilaian dapat berupa analitik atau holistik. Analisis holistik memberikan skor
keseluruhan kinerja peserta didik, seperti menilai kompetisi Olimpiade Sains Nasional.
Dalam rangka melaksanakan asesmen autentik yang baik, guru harus memahami secara jelas
tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya pada diri sendiri, khususnya berkaitan
dengan: (1) sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang akan dinilai; (2) fokus penilaian akan
dilakukan, misalnya, berkaitan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan; dan (3) tingkat
pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran, memori, atau proses. Beberapa jenis
asesmen autentik disajikan berikut ini.
1. Penilaian Kinerja
Asesmen autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta didik, khususnya dalam
proses dan aspek-aspek yangg akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta
para peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan
untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Dengan menggunakan informasi ini, guru
dapat memberikan umpan balik terhadap kinerja peserta didik baik dalam bentuk laporan
naratif mauun laporan kelas. Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian
berbasis kinerja:
c. Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan dengan menggunakan skala numerik
berikut predikatnya. Misalnya: 5 = baik sekali, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, 1 =
kurang sekali.
d. Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh guru dengan cara
mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu, dengan tanpa membuat catatan.
Guru menggunakan informasi dari memorinya untuk menentukan apakah peserta didik
sudah berhasil atau belum. Cara seperti tetap ada manfaatnya, namun tidak cukup
dianjurkan.
Pengamatan atas kinerja peserta didik perlu dilakukan dalam berbagai konteks
untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai keterampilan
berbahasa peserta didik, dari aspek keterampilan berbicara, misalnya, guru dapat
mengobservasinya pada konteks yang, seperti berpidato, berdiskusi, bercerita, dan
wawancara. Dari sini akan diperoleh keutuhan mengenai keterampilan berbicara dimaksud.
Untuk mengamati kinerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen, seperti
penilaian sikap, observasi perilaku, pertanyaan langsung, atau pertanyaan pribadi.
2. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang
harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian
tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian
data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman,
mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain.
a. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data,
mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan
menulis laporan.
b. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
c. Orijinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan
oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk proyek. Dalam
kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan
dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan.
Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi.
Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis.
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus. Penilaian
produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir
secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas
kemampuan peserta didik menghasilkan produk, seperti makanan, pakaian, hasil karya
3. Penilaian Portofolio
Meski konsepsi asesmen autentik muncul dari ketidakpuasan terhadap tes tertulis yang
lazim dilaksanakan pada era sebelumnya, penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap
lazim dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian.
Memilih jawaban dan mensuplai jawaban. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda,
pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri
dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat,
memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi,
dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa
mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya
sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai
yang sama. Misalnya, peserta didik tertentu melihat fenomena kemiskinan dari sisi
pandang kebiasaan malas bekerja, rendahnya keterampilan, atau kelangkaan sumberdaya
alam. Masing-masing sisi pandang ini akan melahirkan jawaban berbeda, namun tetap
terbuka memiliki kebenarann yang sama, asalkan analisisnya benar. Tes tersulis berbentuk
esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-
response) atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada
bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru
untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau
kompleks.
Menilai Buku
Peserta menilai buku dengan bimbingan fasilitator dilihat dari aspek kesesuaian, kecukupan, dan
kedalaman materi.
Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok hasil penilaian buku dilanjutkan dengan pemaparan materi Analisis Buku Guru
dan Buku Siswa dengan menggunakan PPT-2.5 yang disisipkan dalam kegiatan diskusi tersebut.
Simpulan
Menyimpulkan hasil diskusi dan menyampaikan format lembar kerja yang telah disiapkan.
Kerja Kelompok
Kerja kelompok menganalisis kesesuaian buku guru dan buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan
KD dengan menggunakan LK-2.5-1 dan LK -2.5-2.
Diskusi kelompok untuk menganalisis kesesuaian proses, pendekatan belajar, serta strategi
evaluasi yang diintegrasikan dalam buku.
Kerja Kelompok
Kerja kelompok membuat contoh-contoh penerapan materi pelajaran yang terdapat dalam buku
guru dan buku siswa pada bidang/ ilmu lain serta kehidupan sehari-hari.
Presentasi
Simpulan
LK-2.4-2
PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR KERJA ANALISIS BUKU GURU DAN BUKU SISWA
Kompetensi
1. Memahami strategi menggunakan buku guru dan buku siswa untuk kegiatan pembelajaran.
2. Menganalisis kesesuaian isi buku guru dan buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan KD.
3. Menganalisis buku guru dan buku siswa dilihat dari aspek kecukupan dan kedalaman materi.
Tujuan
1. Menganalisis kesesuaian isi buku dengan SKL, KI dan KD.
2. Menganalisis keterpaduan antar mata pelajaran atau antar konsep/topik.
3. Menganalisis kesesuaian isi buku dengan konsep pendekatan scientific dan penialain
autentik.
4. Merencanakan tindak lanjut dari hasil analisis.
Panduan Kegiatan
1. Kerjakanlah secara berkelompok!
2. Pelajari format Analisis Buku Guru dan Buku Siswa!
3. Siapkan SKL, KI dan KD sesuai jenjang pendidikan dan mata pelajaran!
4. Cermatilah buku guru dan buku siswa yang sesuai dengan materi ajar yang Anda ampu!
5. Lakukanlah analisis terhadap buku tersebut dengan menggunakan format yang tersedia!
6. Berdasarkan hasil analisis, tuliskan tindak lanjut hasil analisis sebagai berikut!
a. Jika sesuai dengan kebutuhan, buku bisa digunakan dalam pembelajaran.
b. Jika kurang/tidak sesuai, Anda disarankan untuk memberikan rekomendasi tindak lanjut
yang harus dikerjakan guru sebagai pengguna buku guru tersebut.
Hasil Analisis
S TS S TS S TS S TS S TS S TS
2. Kesesuaian dengan KI
3. Kesesuaian dengan KD
4. Kesesuaian dengan
Topik
5. Kecukupan materi
ditinjau dari:
a. cakupan
konsep/materi
esensial; dan
b. alokasi waktu.
6. Kedalaman materi
ditinjau dari:
a. Pola pikir keilmuan;
dan
b. Karakteristik siswa
7. Penerapan Pendekatan
Scientific
S = Sesuai
TS = Tidak Sesuai
Hasil Analisis
S TS S TS S TS S TS S TS S TS
2. Kesesuaian dengan KI
3. Kesesuaian dengan KD
4. Kesesuaian dengan
Topik
5. Kecukupan materi
ditinjau dari:
c. cakupan
konsep/materi
esensial; dan
d. alokasi waktu.
6. Kedalaman materi
ditinjau dari:
c. Pola pikir keilmuan;
dan
d. Karakteristik siswa
7. Penerapan Pendekatan
Scientific
S = Sesuai
TS = Tidak Sesuai
Rubrik penilaian analisis buku guru dan buku siswa digunakan fasilitator untuk menilai hasil
analisis peserta terhadap buku guru dan buku siswa sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.
Langkah-langkah penilaian hasil analisis.
1. Cermati format penilaian analisis buku guru atau buku siswa serta hasil analisis peserta
yang akan dinilai!
2. Berikan nilai pada setiap aspek yang dianalisis sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil
analisis peserta menggunakan rentang nilai sebagai berikut!
Baik (B) 75 < B ≤ 90 Hasil analisis tepat, tindak lanjut kurang logis
Cukup (C) 60< C ≤ 75 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut logis
Kurang (K) ≤ 60 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut tidak logis
A. KOMPETENSI
Peserta pelatihan dapat:
1. menyusun RPP yang menerapkan pendekatan scientific sesuai model belajar yang
relevan dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik,
moral, sosial, kultural, emosional, maupun intelektual; dan
2. merancang penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.
B. LINGKUP MATERI
1. Penyusunan RPP
2. Perancangan Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar
C. INDIKATOR
1. Menunjukkan sikap tanggung jawab dan kreatif dalam menyusun RPP.
2. Mengidentifikasi rambu-rambu penyusunan RPP.
3. Menyusun RPP yang sesuai dengan SKL, KI dan KD; Standar Proses; dan pendekatan
scientific.
4. Menelaah RPP.
5. Menunjukkan sikap tanggung dan kreatif dalam menyusun rancangan penilaian autentik.
6. Mengidentifikasi kaidah perancangan penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.
7. Menelaah contoh penerapan penilaian autentik pada pembelajaran.
8. Menelaah rancangan penilaian autentik pada proses dan hasil belajar yang ada dalam
RPP.
9. Merevisi rancangan penilaian pada RPP yang telah disusun.
D. PERANGKAT PELATIHAN
1. Bahan Tayang
a. Rambu-rambu Penyusunan RPP Mengacu pada Standar Proses dan Pendekatan
scientific dengan mengggunakan PPT-3.1 oleh fasilitator yang disisipkan dalam
kegiatan diskusi tersebut.
b. Panduan tugas telaah RPP.
c. Panduan tugas menelaah rancangan penilaian pada RPP.
2. Lembar KerjaTelaah RPP
3. ATK
Diskusi format telaah RPP dengan mengacu pada bahan tayang 20 Menit
PPT-3.1.
3.2 Perancangan Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil 120 Menit
Belajar
Diskusi dan tanya jawab tentang penilaian autentik dalam bentuk 40 Menit
tes dan nontes, dilanjutkan dengan pemaparan oleh fasilitator
tentang contoh Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran
Tematik Integratif dengan menggunakan PPT-2.3/3.2 dan
Panduan Tugas Menelaah Rancangan Penilaian pada RPP dengan
menggunakan PPT-3.2 yang disisipkan dalam kegiatan diskusi.
a. Setiap peserta diwajibkan membawa dua set RPP yang telah digunakan dalam proses
pembelajaran sesuai mata pelajaran yang diampu.
b. RPP tersebut dikumpulkan kepada panitia untuk kemudian dibagikan kembali ke peserta
untuk dinilai oleh peserta lainnya dengan menggunakan acuan pengetahuan masing-masing
peserta.
Hasil penilaian dipresentasikan oleh peserta yang ditunjuk instruktur. Peserta lainnya
menyampaikan hasil penilaian yang tidak sama dengan peserta lainnya. Instruktur mencatat hasil
penilaian yang dilaporkan peserta.
Diskusi rambu-rambu penyusunan RPP yang mengacu pada Standar Proses dan Pendekatan
Scientific.
Paparan materi tentang Rambu-rambu Penyusunan RPP mengacu pada Standar Proses dan
Pendekatan scientific dengan mengggunakan PPT-3.1 oleh fasilitator yang disisipkan dalam
kegiatan diskusi tersebut.
Kerja Kelompok untuk menelaah RPP yang disusun kelompok lain dengan menggunakan
LK-3.1/3.2.
LEMBAR KERJA
Berilah tanda cek ( V) pada kolom skor (1, 2, 3 ) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom
tersebut! Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Anda!
Komponen
No. Hasil Penelaahan dan Skor
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Catatan
1 2 3
Jumlah
........................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
Rubrik penilaian RPP digunakan fasilitator untuk menilai RPP peserta yang digunakan peer
teaching. Selanjutnya nilai RPP dimasukkan ke dalam nilai portofolio peserta.
Langkah-langkah penilaian RPP sebagai berikut.
1. Cermati format penilaian RPP dan RPP yang akan dinilai!
2. Berikan nilai setiap komponen RPP dengan cara membubuhkan tanda cek (√) pada kolom
pilihan skor (1 ), (2) dan (3) sesuai dengan penilaian Anda terhadap RPP tersebut!
3. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan setiap komponen RPP jika diperlukan!
4. Setelah selesai penilaian, jumlahkan skor seluruh komponen!
5. Tentukan nilai RPP menggunakan rumus berikut ini!
PERINGKAT NILAI
Kurang (K) ≤ 60
IPS
2.3Menunjukkan perilaku santun, toleran dan peduli dalam melakukan
IPA interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya
3.7Mendeskripsikan hubungan antara sumber daya alam 3.5Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan
dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat alam, sosial, budaya, dan ekonomi
4.6 Menyajikan laporan tentang sumberdaya alam dan 4.5Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi dengan
pemanfaatannya oleh masyarakat
lingkungan alam, sosial, budaya dan ekonomi
.
Materi Pelatihan 3: Model Rancangan Pembelajaran SD Kelas IV | 287
SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SD
Kelas : IV
Kompetensi Inti :
PPKn
3.4 Memahami arti bersatu dalam keberagaman Mengidentifikasi identitas suku Berdoa sesuai agama yang dianutnya 6 jp Buku Tematik Kelas
di rumah, sekolah, dan masyarakat bangsa. Menggali informasi yang sudah dimiliki IV
Mengidentifikasi kesamaan identitas peserta didik tentang keanekaragaman Atlas Provinsi
4.4 Mengelompokkan kesamaan identitas suku suku bangsa di Indonesia (Sumatera Barat,
bangsa (pakaian tradisional, bahasa, rumah suku bangsa yang ada di lingkungan
Berdiskusi tentang identitas suku bangsa Kalimantan Selatan,
adat, makanan khas, dan upacara adat), sekitar dan mencari persamaannya Bali, Sulawesi Selatan,
sosial ekonomi (jenis pekerjaan orang tua) Menghargai perbedaan dalam Mencermati teks bacaan tentang Ambon, dan Papua).
di lingkungan rumah, sekolah dan keanekaragaman seni budaya di keanekaragaman suku bangsa untuk Kartu-kartugambar
Indonesia. menemukan kosa kata baku (pakaiantradisional
masyarakat sekitar. taridaerah, rumah adat,
Menemukan berbagai bentuk
Bahasa Indonesia segibanyak pada benda hasil budaya alat musik tradisional).
dan hasil sumber daya alam hayati. Gambar obyek-obyek
3.4 Menggali informasi dari teks laporan Mengidentifikasi kosakata baku dari Melakukan percobaan tentang pola terkenal di provinsi
hasil pengamatan tentang gaya,
A. Kompetensi Inti
1. Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca]
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam
karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
B. Kompetensi Dasar
PPKn
3.4 Memahami arti bersatu dalam keberagaman di rumah, sekolah, dan masyarakat
4.4 Mengelompokkan kesamaan identitas suku bangsa (pakaian tradisional, bahasa, rumah
adat, makanan khas, dan upacara adat), sosial ekonomi (jenis pekerjaan orang tua) di
lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar.
Bahasa Indonesia
3.4 Menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak, energi
panas, bunyi, dan cahaya dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.
4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan hasil pengamatan tentang gaya,
gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.
C. Indikator
PPKn
1. Mengidentifikasi identitas suku bangsa.
2. Mengidentifikasi kesamaan identitas suku bangsa yang ada di lingkungan sekitar.
3. Menunjukkan sikap menghargai perbedaan dalam keanekaragaman seni budaya di
Indonesia.
Bahasa Indonesia
1. Mengidentifikasi kosakata baku dari teks bacaan tentang lingkungan sosial secara
cermat.
2. Menyusun kalimat sendiri dengan kosa kata bakuberdasarkan hasil identifikasi.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan memasangkan kartu-kartu gambar dan diskusi, peserta didik dapat
mengidentifikasi identitas suku bangsa, persamaan dan contoh sikap menghargainya.
2. Melalui kegiatan membaca teks cerita dan diskusi, peserta didik dapat menemukan kosa
kata baku dan menyusunya dalam kalimat sendiri.
G. Kegiatan Pembelajaran
Penutup Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran 15 menit
pada pertemuan hari itu.
Guru memberi kesempatan kepada beberapa peserta didik untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti.
Guru melakukan penilaian
Peserta didik ditugaskan membuat kliping dengan tema
Keanekaragaman Budaya dan pemanfaatan sumber daya alam
Indonesia secara individu untuk provinsi lain yang belum dibahas .
Guru menyampaikan pesan moral untuksenantiasa menghormati
keanekaragaman suku bangsa di Indonesia, menumbuhkan rasa peduli
sosial yang tinggi, dan bijaksana dalam menggunakan sumber daya alam
yang ada.
Salam dan doa penutup.
H. Penilaian.
1. TesTertulis dalam bentuk uraian.
2. Penilaian sikap selama bekerja kelompok
3. Penilaian kinerja presentasi.
4. Produk: laporan tentang sumber daya alam ,menggambar segibanyak beraturan menjadi
pola pengubinan, dan membuat kliping tentang Keanekaragaman Budaya Indonesia.
(Instrumenpenilaianterlampir).
.............................. .................
B. Penilaian Presentasi
Format Pengamatan Presentasi Hasil Diskusi
Jumlah
Nama Aspek Nilai
No. Peserta Skor
Didik Penampilan Sistematika Penguasaan
(gesture) penyampaian Materi
Keterangan Skor :
Keterangan Skor:
1=Kurang
2=Cukup
3=Baik
4=Sangat Baik
Skor maksimal = 16
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal
LAGU
Cipt. R. Suharjo
2. Pakaian adat
3. Senjata tradisional
4. Tari daerah
5. Lagu daerah
7. Upacara adat
Jawa timur adalah provinsi yang terletak di bagian timur pulau Jawa. Jawa Timur memiliki keanekaragaman suku bangsa dan
budaya. Keanekaragaman suku bangsa yakni suku Jawa, Madura, Tenggger (sekitar Gunung Bromo, Probolinggo) dan Osing
(Banyuwangi).
Wacana:
Keragaman Suku dan Budaya
4. Tulis beberapa contoh pemanfaatan sumber daya alam dengan perilaku akhlak mulia!.
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
........................
................................................................................................................................................
............
5. Gunakan atlas provinsi untuk mengidentifikasi tempat-tempat bersejarah di provinsimu!
6. Sebutkan nilai-nilai yang dikandung dari peninggalan sejarah tersebut!
7. Gunakan tabel berikut untuk menyelesaikan tugas!
No. Nama Tempat Bersejarah Nilai-Nilai yang Dikandung
TARI DAERAH
OBYEK ALAM
Diskusi dan tanya jawab tentang penilaian autentik dalam bentuk tes dan nontes termasuk
portofolio, dilanjutkan dengan Pemaparan materi oleh fasilitator tentang Contoh Penerapan
Penilaian Autentik pada Pembelajaran dengan menggunakan PPT-2.3/3.2 dan Panduan Tugas
Menelaah Rancangan Penilaian pada RPP dengan menggunakan PPT-3.2 yang disisipkan dalam
kegiatan diskusi tersebut.
Kerja kelompok untuk menelaah contoh penerapan penilaian autentik pada pembelajaran yang
terdapat dalam HO-2.3/3.2.
Kerja kelompok untuk merevisi rancangan penilaian pada RPP yang telah disusun.
Bahan Tayang
Contoh Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran dengan menggunakan PPT-2.3/3.2 dan
Panduan Tugas Menelaah Rancangan Penilaian pada RPP dengan menggunakan PPT-3.2-2.
A. KOMPETENSI
Peserta pelatihan dapat:
1. mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan scientific
(mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta) dengan tetap
memperhatikan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional, maupun, intelektual; dan
2. melaksanakan pembelajaran yang menerapkan pendekatan scientific (mengamati,
menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta) dengan tetap
memperhatikan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional, maupun, intelektual.
B. LINGKUP MATERI
1. Simulasi Pembelajaran
2. Peer Teaching
D. PERANGKAT PELATIHAN
1. Bahan Tayang
a. Strategi pengamatan tayangan video.
Kerja kelompok untuk merevisi RPP sesuai dengan hasil analisis 135
tayangan video pembelajaran. Menit
Presentasi contoh RPP yang akan digunakan dalam kegiatan peer 90 Menit
teaching.
Pemaparan Strategi Pengamatan Video Pembelajaran dengan menggunakan bahan tayang PPT-
4.1 oleh fasilitator.
Penayangan video pembelajaran dengan menggunakan V-2.1/4.1.
Kerja kelompok untuk menganalisis tayangan video pembelajaran dengan fokus pada penerapan
pendekatan scientific dan penilaian autentik dengan menggunakan LK 4.1.
Menyimpulkan alur pembelajaranyang berorientasi pada pendekatan scientific dan penilaian
autentik.
Kerja kelompok untuk merevisi RPP sesuai dengan hasil analisis tayangan video pembelajaran.
Presentasi contoh RPP yang akan digunakan dalam kegiatan peer teaching.
LEMBAR KERJA
ANALISIS PEMBELAJARAN
DALAM TAYANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
RUBRIK
Rentangan Nilai
Aspek Kriteria
Nilai Peserta
Mendeskripsikan hasil pengamatan kegiatan awal,
Pengamatan kegiatan inti, dan kegiatan penutup dengan lengkap
25 - 30
Video dan terinci yang disertai contoh kongkrit hasil
(15-30) pengamatan.
Mendeskripsikan hasil pengamatan kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup dengan lengkap 21 - 24
namun kurang terinci.
Mendeskripsikan hasil pengamatan kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup namun tidak 15 - 20
lengkap.
Mendeskripsikan setiap item pada lembar kerja
Lembar kerja analisis proses belajar mengajar sesuai dengan
25 - 30
analisis kompetensi dasar yang disajikan dalam tayangan
pembelajaran video dengan jelas, lengkap dan benar.
dalam Video Mendeskripsikan setiap item pada lembar kerja
(15-30) analisis proses belajar mengajar sesuai dengan
21 - 24
kompetensi dasar yang disajikan dalam tayangan
video dengan jelas.
Hanya menandai setiap item pada lembar kerja
analisis proses belajar mengaja rsesuai dengan
15 - 20
kompetensi dasar yang disajikan dalam tayangan
video.
Sikap selama Menunjukkan sikap antusias, teliti, bersungguh-
mengamati sungguh dengan penuh rasa ingin tahu yang disertai
12 - 15
(5-15) dengan pola berpikir analitik dalam mengamati dan
berdiskusi.
Menunjukkan sikap antusias, teliti, bersungguh-
sungguh dengan penuh rasa ingin tahu dan aktif 8 - 11
dalam berdiskusi.
Menunjukkan sikap antusias, teliti, bersungguh- 5-7
sungguh dengan penuh rasa ingin tahu saja.
Komentar dan Memberikan komentar yang faktual dan terstruktur 21 - 25
Simpulan sesuai dengan keterlaksanaan skenario pembelajaran
(10-25) yang ada dalam tayangan PBM video pembelajaran
(.................................................)
Paparan
Paparan Persiapan
Instrumen
Panduan Peer Teaching
Penilaian
Praktik
Refleksi
Peer Teaching
Paparan oleh fasilitator tentang Panduan Tugas Praktik Pelaksanaan Pembelajaran melalui peer
teaching dengan menggunakan PPT- 4.2-1.
Paparan oleh fasilitator tentang Garis Besar Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
dengan menggunakan PPT-4.2-2.
Persiapan peer teaching.
Praktik peer teaching pembelajaran secara individual, untuk setiap peserta 30 menit dipandu
fasilitator.
Menilai kegiatan peer teaching oleh fasilitator dengan menggunakan instrumen penilaian
pelaksanaan pembelajaran LK-4.2.
Refleksi terhadap pelaksanaan peer teaching.
LEMBAR KERJA
RUBRIK
Rubrik Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ini digunakan fasilitator untuk menilai kompetensi
guru dalam melaksanakan pembelajaran pada saat Peer Teaching. Selanjutnya nilai PeerTeaching
dimasukkan ke dalam nilai portofolio peserta.
Langkah Kegiatan
1. Berikan tanda cek (√) pada kolom pilihan YA atau TIDAK sesuai dengan penilaian Anda
terhadap penyajian guru pada saat pelaksanaan pembelajaran!
2. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran!
3. Hitung jumlah nilai YA dan TIDAK !
4. Tentukan Nilai menggunakan rumus berikut ini!
JumlahYA JumlahYA 44
Nilai= x 100 % Nilai= x 100 %
40 ❑
PERINGKAT NILAI
Kurang (K) ≤ 60