Anda di halaman 1dari 230

MATERI DIKLAT IMPLEMENTASI

KURIKULUM 2013
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR
PENYELENGGARAAN PELATIHAN
UNTUK KEPALA SEKOLAH

Page | 1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya Prosedur
Operasional Standar (POS) dalam rangka Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. SOP
ini dimaksudkan sebagai bahan pembelajaran wajib dalam rangka pelatihan calon
instruktur Nasional, Kepala Sekolah Berprestasi, dalam memberikan pemahaman kepada
Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah tentang Kurikulum 2013 dan penerapannya
dalam proses pembelajaran di sekolah.
Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014 melalui
pelaksanaan terbatas khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap melaksanakan
kurikulum 2013. Pada tahap pertama yaitu Tahun Ajaran 2013/2014, Kurikulum 2013
akan dilaksanakan secara terbatas untuk kelas 1 dan IV Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtida’iyah (SD/MI), kelas VII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), dan kelas X Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA/MAK).Selanjutnya pada Tahun Ajaran
2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas I sampai
dengan kelas XII.
Menjelang implementasi Kurikulum 2013, penyiapan tenaga kependidikan dan guru
sebagi pendidik sebagai pelaksanaan kurikulum di lapangan perlu dilakukan.
Sehubungan dengan hal tersebut, sesuai dengan tugas dan fungsinya, Badan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan
Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP), telah menyiapkan strategi Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013 bagi, kepala sekolah, dan pengawas dan guru. Pada
tahun 2013 pelatihan akan dilakukan bagi pengawas SD/SMP/SMA/SMK, kepala sekolah
SD/SMP/SMA/SMK, dan guru kelas I dan IV SD, guru kelas VII SMP untuk 9 mata
pelajaran, dan guru kelas X SMA/SMK untuk 3 mata pelajaran. Guna menjamin kualitas
pelatihan tersebut, maka BPSDMPK dan PMP telah menyiapkan 5 buku/ Materi l
Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, sesuai dengan tugas kepala sekolah dan
pengawas sekolah pada jenjang pendidikan.
Pada kesempatan ini saya sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan atas
partisipasi aktif kepada pejabat dan staf di jajaran BPSDMPK dan PMP, dosen perguruan
tinggi, konsultan, widyaiswara, pengawas, kepala sekolah, dan guru yang terlibat di
dalam penyusunan SOP dan Bahan Ajar maupun Materi-Materi tersebut di atas.
Semoga keberadaan SOP dan materi diklat ini dapat membantu para nara sumber
menjalankan tugas dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Selain hal tersebut,
dengan menggunakan Materi diklat yang sama, kualitas Pelatihan Implementasi
Kurikulum 2013 diseluruh tanah air dapat terjaga kualitasnya.
Jakarta, Juni 2013
Kepala Badan PSDMPK-PMP
Prof. Dr. Syawal Gultom
NIP.196202031987031002

Page | 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
BAGIAN I PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum Pelatihan 2
B. Indikator Umum Ketercapaian Tujuan 2
C. Kompetensi Inti Peserta Yang Harus Dicapai 3
D. Hasil Kerja Peserta Selama Pelatihan 3
Tahapan, Nara Sumber, dan Peserta Pelatihan Implementasi 3
E.
Kurikulum 2013
Struktur Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Untuk Guru, 5
F.
Kepala Sekolah, dan Pengawas
G. Penilaian 5
H. Panduan Narasumber dan Fasilitator 6
I. Kode Etik Narasumber 7
J. Panduan Penggunaan Materi Pelatihan Kurikulum 2013 8
BAGIAN II, III, DAN IV MATERI PELATIHAN OLEH PRODIK
(15 Materi)

BAGIAN V KEPEMIMPINAN, MANAJEMEN PERUBAHAN DAN


BUDAYA SEKOLAH
5.1 Kepemimpinan pembelajaran
5.2 Manajemen perubahan
5.3 Membangun budaya sekolah

BAGIAN VI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

6.1 Pengelolaan pembelajaran tematik integratif


(perencanaan, implementasi, penilaian)

6.2 Pengelolaan Pembelajaran Kontekstual Dan Terpadu


(SMP)
6.3 Pengelolaan Pembelajaran Berdasarkan Peminatan
(Sma/Smk

Page | 3
Page | 4
BAGIAN I
PENDAHULUAN

Materi Pelatihan dalam bentuk SOP ini disiapkan untuk digunakan para Pelatih dan
Peserta Pelatihan apakah sebagai Nara Sumber Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
sesuai dengan kelas, mata pelajaran dan jenjang pendidikan. Nara Sumber yang
dimaksudkan adalah Nara Sumber Nasional, Instruktur Nasional, Guru Inti, Kepala
Sekolah i, dan Pengawas Inti.
Materi ini memberi panduan bagi para pengguna mengenai (1) Tahapan Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013; (2) Struktur Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013; (3)
Panduan Narasumber; (4) Panduan Penilaian; (5) Bahan/Materi Pelatihan untuk masing-
masing tema. Bahan/Materi Pelatihan yang dimaksud meliputi dokumen-dokumen,
handouts, lembar kerja/worksheet, bahan tayang baik dalam bentuk slide power point
maupun rekaman video.
Sesuai dengan Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP) telah menetapkan jenjang atau
tahapan pelatihan, sasaran pelatihan, dan struktur pelatihan Implementasi Kurikulum
2013 untuk tahun kalender 2013.
A. Tujuan

Tujuan umum Diklat Implementasi Kurikulum 2013 adalah meningkatkan


kemampuan kepala sekolah dalam mengelola perubahan, bertindak sebagai
pemimpin perubahan dan menciptakan budaya sekolah yang bermutu dalam
rangka menjamin terlaksananya implementasi Kurikulum 2013 secara efektif dan
efisien di sekolah.

Tujuan khusus diklat ini adalah:

1. Memahami konsep pengembangan Kurikulum 2013 dengan pendekatan


kompetensi sesuai dengan kebijakan dan pembaharuan kurikulum dari
berbagai aspek;
2. Mengelola perubahan dari kurikulum lama kepada kurikulum baru;
3. Meningkatkan kemampuan bertindak sebagai pemimpin perubahan yang
berfokus pada pembelajaran
Page | 5
4. Mampu membangun budaya sekolah dalam rangka meningkatkan mutu
secara berkelanjutan
5. meningkatkan kemampuan dalam mengelola implementasi Kurikulum 2013
secara komprehensif di sekolah.

B. Hasil yang Diharapkan

Pada akhir diklat, peserta diharapkan dapat mengelola perubahan dari kurikulum
lama ke Kurikulum 2013 sesuai dengan konsep dan karakteritiknya sehingga
pembelajran di sekolah dapat berjalan secara efektif dan efisien pada semua
jenjang pendidikan.

Indikator keberhasilan diklat ini adalah:

1. Peserta diklat memahami konsep Kurikulum 2013, meliputi rasional, elemen


perubahan kurikulum berdasarkan SKL, KI dan KD dengan berbagai
pendekatan dan strategi implementasi Kurikulum 2013;
2. Tersususunnya analisis materi ajar;
3. Tersususunnya rancangan model pembelajaran sesuai jenjang pendidikan
(SD,SMP,SMA/SMK);
4. Tersusunnya perangkat implementasi pelaksanaan praktik pembelajaran
terbimbing;
5. Tersusunnya perangkat implementasi pengelolaan perubahan untuk
menjamin terlaksananya implementasi Kurikulum 2013;
6. Tersususunnya rancangan implementasi pengelolaan pembelajaran tematik
integratif (Kepala Sekolah Dasar);
7. Tersususunnya rancangan implementasi pengelolaan pembelajaran
kontekstual dan terpadu ( Kepala SMP);
8. Tersususunnya rancangan implementasi tehnik penjurusan dan peminatan
(Kepala SMA dan SMK);
C. Sasaran Peserta

Sasaran diklat Implementasi Kurikulum 2013, yaitu:

Page | 6
a. Diklat Nara Sumber Nasional, jumlah peserta sebanyak 56 orang, terdiri
dari unsur Puskur, Pusbang Prodik, dan Pusbang Tendik.

b. Diklat Instruktur Nasional, jumlah peserta sebanyak 566 orang, yang terdiri
dari Widyaiswara P4TK/LPPKS/LPMP sebanyak 15 orang dan Kepala
Sekolah Berprestasi sebanyak 6 orang.

c. Diklat Kepala Sekolah sebanyak 6.410 orang yang terdiri dari kepala SD
(2.598 orang), SMP (1.521 orang), SMA (1.270 orang), SMK (1.021
orang).

Tahapan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 dapat dilihat pada diagram


1 di atas. Diagram tersebut menunjukan terdapat 3 tahap pelatihan yatau 3
jenjang pelatihan yaitu pelatihan tingkat nasional, tingkat provinsi, dan
tingkat Kabupaten/Kota. Secara keseluruhan terdapat 7 jenis pelatihan.

Diagram 1: Tahapan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Page | 7
1.1 Struktur Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Untuk Guru, Kepala
Sekolah, dan Pengawas.

Tabel 1. Struktur Program Diklat Implementasi Kurikulum 2013

Alokasi Waktu
No. MATA DIKLAT
(JP)

1 KONSEP KURIKULUM 2013

• Rasional 0,5

• Elemen perubahan Kurikulum 2013 0,5

• SKL, KI dan KD 2

• Strategi Implementasi Kurikulum 2013 1

2 ANALISIS MATERI AJAR SEMESTER I

• Konsep pembelajaran Tematik pada proses dan hasil 3


belajar
• Analisis Buku Guru (Kesesuaian, Kecukupan, dan 5
Kedalaman Materi Analisis Buku Siswa (Kesesuaian,
Kecukupan, dan Kedalaman Materi )
3 PERANCANGAN MODEL BELAJAR SEMESTER I

• Perancangan RPP (aktivitas belajar dengan 5


pendekatan scientific), Analisis dan Pemilihan Model
Pembelajaran
• Perancangan Penilaian (Tes, Portofolio serta 3
rancangan penerapan Authentic Asessment)
4 PRAKTEK PEMBELAJARAN TERBIMBING 24

• Simulasi Pembelajaran (aktivitas siswa belajar dan 8


guru)
• Peer Teaching (perencanaan bersama, observasi, 16
dan refleksi: menggunakan APKG)

Page | 8
Alokasi Waktu
No. MATA DIKLAT
(JP)

5 KEPEMIMPINAN, MANAJEMEN PERUBAHAN DAN


BUDAYA SEKOLAH

• Membangun budaya sekolah 2

• Manajemen perubahan 4

• Kepemimpinan pembelajaran dan Supervisi 4


Akademik
6.1 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEMATIK (8*)
TERPADU

( SD )

6.2 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (8*)


DAN TERPADU (SMP)

6.3 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN (8*)


PEMINATAN (SMA/SMK)

7 PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM


2013

• Penjelasan Strategi Pendampingan Implementasi 4


Kurikulum 2013
8 EVALUASI PESERTA

• Pre-test 2

• Post-test 2

JUMLAH 70

(8*) : Dilaksanakan secara paralel sesuai dengan jenjang satuan pendidikan

Page | 9
A. Evaluasi

1. Penilaian Peserta

a. Aspek yang dievaluasi

Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan untuk mengetahui tingkat


penguasaan kompetensi peserta yang dilakukan dengan menggunakan
metode authentic assessment, Evaluasi dilakukan pada awal, proses dan
akhir pelatihan. Aspek yang dievaluasi terdiri dari aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan.

b. Pelaksanaan evaluasi

1) Penialain awal (pre test), dilakukan untuk mengukur kemampuan


awal peserta. Pre test dilakukan dengan menggunakan instrumen
tes.

2) Penilaian proses, dilakukan melalui pengamatan terhadap


performasi peserta pada saat praktik terbimbing, dengan
menggunakan instrumen pengamatan. komponen yang dinilai
meliputi persiapan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
Sedangkan aspek yang dinilai meliputi: 1) keterampilan
psikomotor (tindakan fisik dan motorik), 2) keterampilan reaktif
(respon yang efektif) 3), keterampilan interaktif (sosial dan
efektivitas komunikasi), 4) kontribusi individu dalam kelompok, 5)
kepemimpinan dalam kelompok 6) produk yang dihasilkan.

3) Penilaian sikap, dilakukan dengan mengamati peserta sejak awal


sampai akhir Pelatihan untuk melihat: keikutsertaan, kedisiplinan,
keaktifan, keseriusan, komitmen, kesantunan, dan tanggung
jawab.

Page | 10
4) Penilaian akhir (post test), dilakukan dengan menggunakan
instrumen tes. Post test dilakukan pada setiap akhir mata
Pelatihan untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta.

c. Kriteria evaluasi

 Nilai post test setiap mata Pelatihan inimal ≥ 70

 Nilai performasi minimal ≥70

 Nilai sikap minimal baik ≥ 70

Peserta diwajibkan mengikuti tatap muka minimal 95 % dari total jam


tatap muka pada In Service Learning

d. Nilai akhir

Penentuan nilai akhir untuk menentukan kelulusan peserta ditetapkan


dengan ketentuan sebagai berikut:

Rumus Nilai Akhir

Nilai akhir Pelatihan = 30% post Test + 30% sikap + 40%Nilai performansi.

Kualifikasi nilai kelulusan peserta Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013


bagi Sekolah diatur sesuai dengan table berikut ini.:

Tabel 8. Kualifikasi Nilai Kelulusan Peserta

NILAI PREDIKAT

92.50 -100 Sangat Memuaskan

85.00-92.49 Memuaskan

77.50-84.99 Baik Sekali

Page | 11
70.00-77.49 Baik

< 70.00 Tidak Lulus

Sumber: Perkalan No. 18 Tahun 2010

2. Evaluasi Nara Sumber/Fasiltator

Evaluasi nara sumber/fasiltator adalah sebagai umpan balik bagi nara


sumber/fasilitator dalam meningkatkan pelayanannya kepada peserta.
Evaluasi dilakukan oleh peserta.

Komponen yang dievaluasi meiputi:

a. Pencapaian tujuan pelatihan

b. Sistematika penyajian

c. Penguasaan materi pelatihan

d. Penyajian materi

e. Ketepatan waktu

f. Penggunaan metode pelatihan

g. Penggunaan media pelatihan

h. Sikap dalam penyajian

i. Cara menjawab pertanyaan peserta

j. Penggunaan bahasa jelas dan mudah dimengerti

k. Pemberian motivasi kepada peserta

l. Kerapian berpakaian

Page | 12
. POS/SOP Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Kompetensi Kepala sekolah dalam Implementasi Kurikulum 2013

Page | 13
Page | 14
5.1 Membangun Budaya Sekolah
5.2 Manajemen Perubahan

5.3 Kepemimpinan Pembelajaran


Dan Supervisi Akademik Page | 15
Page | 16
EVALUASI :

Penilian otentik Instrumen pengamatan

1. Tujuan Pelatihan

Kepala sekolah mampu mengelola sumber daya yang sekolah miliki

secara efektif dalam menjamin terwujudnya keunggulan pemenuhan

standar kompetensi lulusan pada melaksanakan kurikulum 2013 melalui

pembangunan budaya sekolah.

Page | 17
2. Indikator Pencapaian:
a. Sikap

 Meningkatnya keyakinan dalam melaksanakan program

 Mengaktualisasikan nilai positif dalam memotivasi pelaksanaan

perubahan.

 Menunjukkan komitmen mendukung kurikulum 2013

 Berinsiatif dengan harapan yang tinggi


b. Pengetahuan

 Mendeskripsikan definisi budaya sekolah

 Merumuskan elemen budaya sekolah.

 Membandingkan kondisi nyata dan kondisi yang diharapkan

 Merancang strategi pembangunan budaya.


c. Keterampilan

 Melaksanakan perbaikan kegiatan pembangunan budaya

pembelajaran

 Mengembangkan budaya mutu pengembangan dalam karya

siswa

 Mengolah data perkembangan budaya sekolah dalam

menunjang efektivitas implementasi kurikulum 2013

 Mengolah data hasil penilaian.

 Menggunakan data hasil penilaian sebagai dasar perbaikan

budaya sekolah.

Page | 18
3. Ruang Lingkup Materi Budaya Sekolah
Materi diklat kepala sekolah dalam persiapan pelaksanaan
kurikulum 2013 yang meliputi:
1) Pentingnya kepala sekolah memiliki sikap Ruang lingkup
pengembnagan Budaya
menerima rencana perubahan dengan Sekolah (BS):

harapan dan keyakinan yang tinggi bahwa 1. Apakah BS?


2. Mengapa BS penting?
perubahan akan menjadikan mutu 3. Bagaimana
pelaksanaannya?
pendidikan lebih baik. 4. Apakah kepsek berhasil
menerapkan BS?
2) Fakta tentang peran kepala sekolah dalam 5. Program alternatif apa
yang mungkin?
pengembangan budaya sekolah 6. Apa yang menjadi
3) Definisi budaya sekolah. prioritas?
7. Bagaimana mengukur
4) Analisis keberhasilan peran kepala sekolah keberhasilannya?

dalam pengembangan budaya sekolah .


5) Identifikasi penyebab keberhasilan kepala sekolah dalam
pengembangan budaya sekolah
6) Rumusan alternatif kegiatan dalam pengembangan budaya
sekolah.
7) Prioritas program pengembangan budaya sekolah.
8) Instrumen evaluasi diri peran kepala sekolah dalam
pengembangan budaya sekolah.

4. Memahami Budaya Sekolah

Budaya sekolah sangat erat kaitanya dengan pembentukan


suasana sekolah yang kondusif. Efektivitasnya pengembangan kondisi
sekolah mengacu pada materi diskusi Partnership For Glabal Learning
(2012) harus memenuhi 6 indikator di bawah ini:

1. Memusatkan fokus pembelajaran pada hasil belajar siswa.

Page | 19
2. Menjamin keseimbungan antara kegiatan belajar individual,
kolaborasi, dan belajar dalam interaksi sosial.
3. Selaras dengan kebutuhan pengembangan motivasi siswa.
4. Sensitif terhadap perbedaan individu
5. Menantang siswa dengan tidak memberikan lebih dari
kapasitasnya.

Belum semua sekolah memahami pentingnya

budaya sekolah. Hal ini terlihat pada fakta bahwa belum Tingkat pemahaman
dan kepatuhan pada
norma,nilai-nilai,
semua sekolah memiliki program pengembangannya. keyakinan, ritual,
tradisi, mite yang
Kondisi ini terjadi karena sebagian kepala sekolah sekolah miliki
menyebabkan tradisi,
penampilan fisik, dan
belum memahami dan dan terampil dalam prestasi sekolah
berbeda beda.

merencanakan, melaksanakan pengembangan, dan

mengukur efektivitas pengembangan budaya sekolah. Hal itu tidak berarti

kepala sekolah tidak memperhatikan pengembangannya. Pada

kenyataannya banyak kepala sekolah yang sangat memperhatian akan

pentingnya membangun suasana sekolah, suasana kelas, membangun

hubungan yang harmonis untuk menunjang terbentuknya norma,

keyakinan, sikap, karakter, dan motif berprestasi sehingga tumbuh

menjadi sikap berpikir warga sekolah yang positif. Hanya saja kenyataan

itu sering tidak tampak pada dokumen program pengembangan budaya.

Page | 20
a. Pengertian
Kebudayaan menurut Koetjaraningkat (1987) merupakan

keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam

rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliknya melalui belajar.

Penyebaran dan perkembangannya berproses seiring dengan

perkembangan kehidupan. Stolp dan Smith (1994 ) menyatakan budaya

sekolah pun perkembangan bersamaan dengan sejarah sekolah.

Wujudnya dalam bentuk norma, nilai-nilai, keyakinan, tata upacara, ritual,

tradisi, mitos yang dipahami oleh seluruh warga sekolah. Karena

perbedaan tingkat keyakinan, norma, dan nilai-nilai yang diyakini oleh

warga sekolah telah menyebabkan sekolah miliki

tradisi berbeda-beda.
Tingkat pemahaman dan
kepatuhan pada norma,
Data menunjukkan meskipun terdapat beberapa nilai,dan keyakinan
sekolah diperoleh melalui
sekolah yang memiliki sumber keungan yang sama proses belajar. Maka
jadikanlah sekolah
besar, namun penampilan fisik dan prestasinya dapat sebagai organisasi
pembelajar
beda. Lebih dari itu, bisa terjadi sekolah dalam satu kompleks,

didukung dengan lingkungan masyarakat yang sama, latar belakang pendidikan kepala

sekolah dan guru-gurunya sama, namun karena memiliki budaya sekolah yang berbeda,

iklim maupun artefak sekolah pun berbeda, maka prestasinya menjadi berbeda.

Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh pemahaman dan


Kepala sekolah
kepatuhan warga sekolah terhadap norma, nilai-nilai, dan
menghadapi masalah
yang berubah dan krisis
Page | 21
silih berganti. Untuk itu
diperlukan ide yang
terbarukan dan inovatif
keyakinan yang mereka junjung. Makin kuat keyakinan dan kepatuhan warga terhadap

norma dan nilai-nilai semakin tinggi pula keterikatannya pada sekolahnya, semakin besar

rasa memiliki sekolahnya, dan makin kuat motif belajarnya.

Berkenaan dengan itu, Stolp dan Smith (1994: xiii) menyatkaan bahwa, bagaimana

pun keadaannya, perubahan budaya lingkungan sebenarnya menjadi tantangan yang

berat. Sekolah berada dalam kondisi ketidakpastian. Karena itu, sekolah memerlukan

perhatian pimpinan yang cerdas, yang pandai memecahkan masalah yang kompleks

pada gelombang perubahan yang arahnya serba tidak pasti.

Homer Dixon yang dikutip oleh Fullan (2001: hal 4) menyatakan bahwa kepala

sekolah menghadapi tantangan dalam mengelola masalah yang makin kompleks.

Ketidakpastian menyebabkan krisis datang tanpa aba-aba. Daya

kendalinya selalu memerlukan dukungan pemikiran yang Keberhasilan


mengembangkan budaya
handal. Gelombang masalah yang datang selalu berbeda. sekolah ditentukan
dengan efektivitas
Karena itu kepala sekolah harus selalu membaharui idenya komunikasi dan interaksi
kepsek dengan
pemangku kepentingan
secara inovatif untuk mendukung kebijakan dan tindakan yang
sehingga membangkitkan
kepatuhan, disiplin, dan
efektif atau mencapai tujuan. motif berpartisipasi
untuk mewujudkan
Tantangan utama kepala sekolah dalam mengembangkan keunggulan.

budaya sekolah adalah membangun suasana sekolah yang

kondusif melalui pengembangan komunikasi dan interaksi yang sehat antara kepala

sekolah dengan siswa, guru-guru, staf, orang tua siswa, masyarakat, dan pemerintah.

Komunikasi dan interaksi yang sehat memilki dua indikator yaitu tingkat keseringan dan

kedalaman materi yang dibahas. Di samping itu, kepala sekolah perlu mengembangkan

komunikasi multi arah untuk mengintegrasikan seluruh sumber daya secara optimal.

Page | 22
b. Kerangka Pengembangan
Hubungan antara unsur dalam peran kepala sekolah terhadap penguatan budaya

dapat dilihat dalam gambar berikut:

Diagram Arah Pengembangan Budaya Sekolah

Pada diagram pengembangan budaya kepala sekoah bertugas mengembangkan

kondisi sekolah yang kondusif dan kelas yang kondusif. Kondisi itu memerlukan

komunikasi dan interaksi antara kepala sekolah dengan guru, orang tua siswa, staf dan

siswa harmonis. Kerja sama yang baik semua pihak diharapkan dapat menunjang

pengembangan interaksi yang positif menumbuhkan pola pikir dan pola tindak dalam

bentuk terhadap norma, nilai-nilai yang sekolah junjung. Di samping itu, diharapkan pula

Page | 23
dengan dukungan sekolah yang kondusif para pemangku kepentingan memiliki

keyakinan bahwa sekolahnya dapat mewujudkan prestasi terbaik karena ditunjang

dengan motif berprestasi yang tinggi.

Untuk lebih memahami bidang garapan yang menjadi tantangan membangun

sekolah yang kondusif tergambarkan pada diagram.

Dalam gambar terlihat jelas bahwa tugas kepala sekolah meliputi tiga bidang

utama, yaitu:

Pertama mengembangkan keharmonisan hubungan yang direalisasikan dalam

komunikasi, kolaborasi untuk meningkatkan partisipasi. Kedua mengembangkan

keamanan baik secara psikologis, fisi, sosial, dan keamanan kultural. Sekolah menjaga

agar setiap warga sekolah kerasan dalam komunitasnya. Ketiga mengembangkan

lingkungan sekolah yang agamis, lingkungan fisik sekolah yang bersih, indah, dan

Page | 24
nyaman, mengembangkan lingkungan sekolah yang kondusif secara akademik. Guru

dan siswa memiliki motif berprestasi serta keyakinan yang tinggi untuk mencapai target

belajar yang bernilai dengan suasana yang berdisiplin dan kompetitif.

Untuk mendukung ini kepala sekolah hendaknya memperhatikan kemampuan diri

dalam mengendalikan kepribadian, prilaku, dan sikap kepemimpinan kepala sekolah

yang mendukung sehingga semua pihak dapat menjaga harmoni kerja sama yang baik.

Keterampilan lain yang diperlukan adalah membangun kreasi dalam memberikan

pelayanan agar memenuhi harapan semua pihak. Dan, ini merupakan bagian terpenting

dalam kepemimpinan (Celtus R Bulach, 2011).

Tinggi rendahnya semangat kerja sama, kepatuhan terhadap norma atau nilai-nilai

yang baik, kebiasaan baik, kayakinan yang tinggi, motif berprestasi guru dan siswa

sangat bergantung pada karakter kepemimpinan kepala sekolah. Dalam menunjang

pengembangan budaya sekolah, Fullan (2001) menyatakan bahwa kepala sekolah

hendaknya menegakkan lima prinsip berikut :

1) selalu berorientasi pada pencapain tujuan; mengembangkan visi dengan jelas

dan kandungannya menjadi milik bersama.

2) menerapkan kepemimpinan partisipatif dengan memperluas peran pendidik

dalam pengambilan keputusan.

3) berperan sebagai kepala sekolah yang inovatif dengan meningkatkan keyakinan

bahwa pendidik dapat mengembangkan prilaku yang mendukung perubahan.

4) memerankan kepemimpinan yang meyakinkan pendidik sehingga mereka

berpersepsi bahwa kepala sekolahnya “benar” menunjang efektivitas mereka

bekerja.

Page | 25
5) mengembangkan kerja sama yang baik antar pendidik dalam interaksi formal

maupun informal.

Bagi kepala sekolah aspek mana pun kembali ke pemikiran awal yang menyatakan

bahwa seluruh unsur kebudayaan berkembang melalui proses belajar. Oleh karena itu

inti dari pengembangan kultur adalah membangun hubungan yang baik, meningkatkan

keamanan sekolah secara fisik maupun psikologis, meningkatkan lingkungan yang

kondusif. Untuk itu kepala sekolah dan seluruh pemangku kepentingan perlu terus belajar

karena konteks budaya sekolah terus berubah tanpa henti.

Relevan dengan kondisi itu, Peter Senge menyatakan bahwa kepala sekolah perlu

memerankan diri sebagai teladan yang ditunjukkan dengan indikator :

1) Menjadi personal yang bersiplin tinggi dalam

memfokuskan energi dalam mewujudkan visi-misi,


Kepala sekolah yang
efektif mendukung
bersabar, dan memahami fakta secara objektif. pengembangan budaya
sekolah:
2) Menjadi mental model dalam mempengaruhi dan
 Visioner, tujuan
terukur dan objektif
memahami keadaan sekitar dan serta dapat merespon  Pemimpin partisipatif,
mengambil keputusan
dengan tepat. bersama
 Inovatif dan yakin guru
dan siswa dapat
3) Mengembangkan visi-misi bersama sebagai dasar berprestasi
 Membangun persepsi
untuk mengembangkan komitmen yang berkembang dia pemimpin “benar”.
 Mengembangkan kerja
sama pendidik secara
secara berkelanjutan sehingga kepala sekolah tidak formal dan nonformal

hanya mengembangkan kepatuhan.

4) Mengembangkan tim pembelajar yang dialogis, mengembangkan kapasitas tim,

mengganti asumsi dengan pemikiran bersama.

5) Mengembangkan berpikir sistem yang mengintegrasikan dengan keempat disiplin

di atas.
Page | 26
Dari uraian itu dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pengembangan budaya

sekolah menjadi penentu keberhasilan meningkatkan lulusan yang bermutu. Karena itu,

kepala sekolah penting memperhatikan berbagai prinsip utama di bawah ini.

 Budaya merupakan norma, nilai, keyakinan, ritual, gagasan, tindakan, dan karya

sebagai hasil belajar.

 Perubahan budaya mencakup proses pengembangan norma, nilai, keyakinan,

dan tradisi sekolah yang dipahami dan dipatuhi warga sekolah yang

dikembangkan melalui komunikasi dan interaksi sehingga mengukuhkan

partisipasi.

 Untuk dapat mengubah budaya sekolah memerlukan pemimpin inspiratif dan

inovatif dalam mengembangkan perubahan perilaku melalui proses belajar

 Efektivitas perubahan budaya sekolah dapat terwujud dengan mengembangkan

sekolah sebagai organisasi pembelajar melalui peran kepala sekolah menjadi

teladan.

 Mengembangkan budaya sekolah memerlukan ketekunan, keharmonisan, dan

perjuangan tiada henti karena budaya di sekitar sekolah selalu berubah ke arah

yang tidak selalu sesuai dengan harapan sekolah.

Berikut giliran kepala sekolah untuk mengembangkan ide inovatif mengenai

tindak lanjut yang akan kepala sekolah lakukan. Menghadapi tantang besar ini kepala

sekolah dapat mengeksplorasi ide dengan pertanyaan seperti yang terlihat pada

contoh.

Page | 27
c. Model Strategi Pengelolaan Budaya Sekolah
Pengembangan budaya sekolah tidak lepas dari budaya masyarakat di sekitarnya.
Oleh karena itu pengembangan budaya sebaiknya berdasarkan kebutuhan sekolah yang
di dalamnya terdapat kepala sekolah, guru, dan siswa yang terintegrasi pada budaya
yang berkembang di lingkungannya. Di samping budaya sekolah merupakan bagian dari
budaya lingkungan sekitarnya, sekolah harus dapat berfungsi sebagai agen pengembang
budaya lingkungan.
Sekolah dalam fungsinya sebagai agen perubahan budaya perlu merumuskan
rencana, strategi pengembangan, dan monitoring dan evaluasi pembangunan budaya
sekolah dengan menggunakan model pengembangan di bawah ini.

Analisis Merumuskan Strategi Implementasi Strategi Monitoring


Lingkungan Pengembangan Budaya Pengembangan Budaya dan Evaluasi

Eksternal Visi-misi

Tujuan

Lingkungan Strategi
Sosial
Kebijakan

Program
Internal

Anggaran

Sumber Daya Prosedur


Kultur
Kinerja

Umpan Balik

Langkah pertama adalah Analisis Lingkungan eksternal dan internal. Pada tahap
ini apabila dilihat dari model analisis lingkungan adalah mengidentifikasi peluang dan
ancaman yang datang dari budaya sekitar sekolah. Di samping itu analisis lingkungan
diperlukan untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan dari dalam. Dari analisis
lingkungan akan diperoleh sejumlah masalah yang sekolah perlu selesaikan.
Langkah Kedua adalah merumuskan strategi yang meliputi penetapan visi-misi
yang menjadi arah pengembangan, tujuan pengembangan, stategi pengembangan, dan
penetapan kebijakan. Arah pengembangan dapat dapat dijabarkan dari visi-dan misi
Page | 28
menjadi indikator pada pencapaian tujuan. Contoh dalam pengembangan keyakinan
akan dibuktikan dengan sejumlah target yang tinggi pada setiap indikator pencapaian.
Contoh ini dapat dijabarkan lebih lanjut pada model operasional penguatan nilai kerja
sama dan yang kompetitif. Misalnya sekolah membagi kelompok kerja dengan semangat
kebersamaan, namun antar kelompok dikondisikan agar selalu berkompetisi untuk
mencapai target yang terbaik. Oleh karena itu, sekolah secara internal tidak
mengembangkan model kompetisi individual karena dapat mengurangi makna
pengembangan nilai kebersamaan dan kekompakan. Program kerja berbasis kolaborasi
pada model ini dapat dikukuhkan melalui penetapan kelompok kerja yang ditetapkan
dalam surat tugas dari kepala sekolah sebagai pemangku kebijakan.
Selanjutnya sekolah dapat mengembangkan model lain yang dipandang lebih
inovatif dan sesuai dengan kebutuhan sekolah.

Langkah ketiga; Implementasi strategi; langkah ini harus dapat menjawab


bagaimana caranya sekolah melaksanakan program. Jika pada model pertama sekolah
berencana untuk mengembangkan nilai kebersamaan melalui pelaksanaan kegiatan
kolaboratif dan kompetitif, maka sekolah hendaknya menyusun strategi pada kegiatan
yang mana yang dapat dikolaborasikan dan dikompetisikan.
Sekolah dapat memilih bidang yang akan dikolaborasikan bersifat kompetitif dari
berbagai bidang kegiatan sebagaimana yang telah dipelajari pada diagram di bab 2.
Contoh, sekolah berencana untuk mengembangkan lingkungan fisik sekolah yang
nyaman. Pada kegiatan ini diperkukan nilai kebersamaan, semangat berkolaborasi,
semangat berpartisipasi dari seluruh pemangku kepentingan di sekolah. Pengembangan
nilai harus diwujudkan dalam kepatuhan atas kesepatan yang dituangkan dalam
pengaturan. Oleh karena itu pengembangan budaya sekoah sangat erat kaitannya
dengan peraturan dan kepatuhan seluruh warga sekolah pada pelaksanaan kegiatan
sehari-hari di sekolah.
Pada langkah ketiga, peran kepala sekolah yang penting adalah;
a. menetapkan kebijakan atas kesepakatan bersama;
b. Merealisasikan strategi.
c. Melaksanakan perbaikan proses berdasarkan data yang diperoleh dari
pemantauan.
d. Melakukan evaluasi kegiatan berbasi data hasil pemantauan.
Memperhatikan kelima langkah kegiatan yang penting dalam pelaksanaan stategi
mengisyaratkan bahwa kepala sekolah perlu memahami benar tentang (1) kebutuhan

Page | 29
pengembangan budaya (2) tujuan pelaksanaan (3) indikator dan target keberhasilan (4)
memastikan bahwa rencana dapat diimplementasikan (5) memastikan bahwa proses
pelaksanaan dan hasil pengembangan budaya sekolah sesuai dengan yang diharapkan.
Langkah keempat adalah monitoring dan evaluasi. Langkah ini merupakan bagian
dari sistem penjaminan mutu. Kepala sekolah melalui monitoring memenuhi kewajiban
untuk memastikan bahwa proses pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana. Jadwal
pelaksanaan memenuhi target waktu. Tahap pelaksanaan sesuai dengan yang
direncanakan. Lebih dari itu hasil yang diharapkan sesuai dengan target.
Jika dalam proses pelaksanaan dan hasil yang dicapai meleset dari target maka
kepala sekolah segera melakukan perbaikan proses agar hasil akhir yang dicapai sesuai
dengan yang diharapkan.

d. Analisis Kondisi Nyata dan Kondisi Yang Diharapkan


Perhatikan data elemen perubahan yang menjadi tantangan kepala sekolah dalam
mengubah kebiasaan guru dalam mengendalikan proses pembelajaran. Terdapat tradisi
yang melekat pada pelaksanaan pembelajaran dan ini dapat dilihat dalam banyak
pengalaman guru mengajar di dalam kelas. Pembelajaran berpusat pada guru.
Tantangan baru mengubah tradisi itu menjadi pembelajaran berpusat pada siswa.
Untuk merancang tindakan coba perhatikan elemen perubahan dalam proses
pembelajaran sebagai berikut:

Yang Lalu Elemen Perubahan

Page | 30
1. Faktual, pembelajaran berpusat Pembelajaran berpusat pada siswa.
pada guru. Guru berbicara dan Memperhatikan siswa berinteraksi,
siswa mendengar dan menyimak, beragumen, berdebat, dan berkolaborasi.
dan menulis. Guru mengajar. Guru menjadi fasilitator.

Aktivitas belajar mengembangkan perilaku


khas yang meliputi;

Domain sikap : menerima, menjalankan,


menghargai, menghayati, dan
mengamalkan.

Domain keterampilan: mengamati,


menanya, mencoba, mengolah, menyaji,
menalar, dan mencipta.

Domain pengetahuan: mengetahui,


memahami, menerapkan, menganalisis,
dan mengevaluasi

5. Kegiatan Kepala Sekolah dalam Pelatihan

Kegiatan utama kepala sekolah dalam pelatihan adalah


melaksanakan aktivitas berikut:

1) Berdiskusi tentang pentingnya budaya

2) Memonton video tentang budaya sekolah

3) Berdiskusi tentang isi video sebagai pemicu perubahan budaya.

4) Praktik merancang pengembangan budaya sekolah dalam

menunjang implementasi krikulum 2013


5) Praktik menggunakan instrumen pemantuan perkembangan dan
rekomendasi perbaikan budaya sekolah
Page | 31
6) Praktik menilai keterlaksanaan dan keberhasilan
7) Menyusun saran dan rencana tindak lanjut perbaikan

6. Peningkatan Keterampilan

Pada aktivitas di atas tampak jelas keterampilan yang perlu kepala


sekolah kembangkan, meliputi:

1) Keterampilan merancang pengembangan budaya sekolah dalam

menunjang implementasi krikulum 2013


2) Keterampilan menggunakan instrumen pemantuan perkembangan
dan rekomendasi perbaikan budaya sekolah
3) Keterampilan menilai keterlaksanaan dan keberhasilan
4) Keterampilan menyusun saran dan rencana tindak lanjut perbaikan

7. Hasil Karya Pelatihan

Hasil karya yang menjadi target pelatihan adalah pengembangan budaya


sekolah adalah:

Rancangan pengembangan budaya sekolah yang meliputi:

 Tujuan pengembangan
 Analisis kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan
 Strategi pengembangan
 Teknik pemantauan dan mengolah data hasil pemantauan
8. Lembar Kerja
Bacalah gambaran elemen perubahan di bawah ini.
1. Elemen Perubahan
Yang Lalu Elemen Perubahan

1. Faktual, pembelajaran Pembelajaran berpusat pada siswa.


berpusat pada guru. Guru Memperhatikan siswa berinteraksi,

Page | 32
Yang Lalu Elemen Perubahan

berbicara dan siswa beragumen, berdebat, dan


mendengar dan menyimak, berkolaborasi. Guru menjadi
dan menulis. Guru fasilitator.
mengajar.

2. Faktual, pembelajaran satu Pembelajaran interkatif.


arah, guru mengajari
Guru berusaha membuat kelas
siswa.
semenarik mungkin dengan
menggunakan pendekatan tematik
integratif, sains, kontekstual yang
terencana.

3. Pembelajaran menerapkan Pembelajaran dalam konteks


model isolasi, sebelumnya jejaring.
siswa bertanya kepada
Siswa menimba ilmu dari berbagai
guru dan berguru pada
sumber; dari siapa saja, dari mana
buku yang ada di dalam
saja, dari internet, dari perpustakaan
kelas semata
sekolah, dari hasil praktik di luar
kelas, dari praktik di dalam kelas, dari
pengalaman teman-teman, dari
pengalaman orang-orang sukses.

4. Faktual banyak guru Pembelajaran siswa aktif.


melaksanakan
Guru memfasilitasi siswa aktif
pembelajaran model siswa
dengan cara merumuskan berbagai
pasif. Siswa
pertanyaan yang ingin mereka cari
mendengarkan yang guru
jawabannya.
sampaikan agar peserta

Page | 33
Yang Lalu Elemen Perubahan

didik mengerti.

2. Mari memperhatikan video


Selanjutnya diskusikan tugas di bawah ini.

3. Kerja kelompok menbuat Model Analisis Rencana


Tindakan
Pengembangan Budaya Sekolah Pada Pelaksanaan
Kurikulum 2013

No. Model Rencana Tindakan Dalam Mendukung Efektivitas Rencana


Pembelajaran

Pertanyaan Analisis Rencana Tindakan

1) Apakah tujuan
pengembangan budaya
sekolah

2) Program apa yang penting


dalam pengembangan
budaya sekolah?

3) Prioritas apa yang menuru


Saudara penting?

Page | 34
No. Model Rencana Tindakan Dalam Mendukung Efektivitas Rencana
Pembelajaran

Pertanyaan Analisis Rencana Tindakan

4) Apa tujuan, indikator, dan


target yang Saudara
harapkan dalam
pengembangan budaya
sekolah

5) Bagaimana memantau
keberhasilannya.

6) Cobalah olah data yang


dapat Saudara himpun dan
Saudara tafsirkan.

Kesimpulan:

9. Presentasi Hasil Karya


Mengingat pendeknya waktu belajar, maka setiap

kelompok menyajika hasil karya secara simultan dengan cara

menunjukkan pada papan pameran karya atau tempat yang

Page | 35
sekiranya memungkinkan dan seluruh anggota kelas

memberikan penilaian karya setiap kelompok. Dialog tentang

karya dilakuikan untuk menjawab pertanyaan peserta pelatihan.

Page | 36
MODEL ANGKET EVALUASI
HASIL PENGEMBANGAN
BUDAYA SEKOLAH

Responden
No. Pernyataan Sangat
Sangat Biasa Kurang
setuju tidak
setuju saja setuju
setuju
1. Saya merasa aman berada di dalam
sekolah
2. Saya merasa mendapat perhatian
guru-guru.
3. Saya merasa guru membantu saya
sukses belajar.
4. Saya merasa bahwa siswa di sekolah
ini mempercayai dan menghormati
guru-guru.
5. Saya merasa guru-guru berlaku adil
terhadap seluruh siswa.
6. Saya merasa guru-guru menaruh
perhatian serius jika terjadi pelecehan
atau tindak kekerasan terhadap siswa.

Page | 37
BAGIAN III.

MATERI PELATIHAN

MANAJEMEN PERUBAHAN

JENJANG

SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,SMK/MAK

Page | 38
Page | 39
EVALUASI :

Penilian otentik Instrumen pengamatan

1. Latar Belakang

Apa pun di sekitar kita selalu berubah. Hal ini berarti perubahan itu selalu
terjadi. Bila lingkungan berubah dan kita tidak mengikuti perubahan, maka kita
sesungguhnya sedang membiarkan diri dari perubahan.

Pendidikan di Indonesia saat ini menghadapi beberapa tantangan antara


lain adalah pemerataan, mutu dan relevansi. Pemerataan berkaitan dengan belum
meratanya pelayanan pendidikan yang diberikan oleh pemerintah untuk seluruh
anak usia sekolah di Indonesia. Mutu pendidikan terkait dengan kualitas dan
komptensi lulusan yang masih belum setara bila dibandingkan lulusan pendidikan
Page | 40
dari negara-negara maju. Selain itu lulusan pendidikan belum sepenuhnya mampu
membangun kemandirian bangsa, menciptakan ilmu dan teknologi yang modern.
Relevensi pendidikan terkait dengan kesesuaian antar isi kurikulum dan
pembelajaran dengan komptensi lulusan dengan dunia usaha dan dunia indutri.

Berkaitan dengan hal tersebut, dalam rangka meningkatkan mutu dan


relevansi pendidikan dengan perubahan lingkungan global, maka pemerintah,
dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengambil kebijakan
dengan mengembangkan kurikulum sekolah dari KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan) dengan kurikulum baru yang disebut dengan kurikulum tahun
2013.

Berubahnya kurikulum sekolah dari KTSP menjadi kurikulum 2013, akan


membawa perubahan dalam pengelolaan sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah
sebagai pimpinan setiap satuan pendidikan harus memahami manajemen
perubahan dan mampu mengelola perubahan agar kinerja sekolah dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 tercapai pada gradasi yang tinggi.

Supaya perubahan itu dapat terlaksana secara efektif dan efisien dan
menemukan bentuk seperti yang diharapkan, maka perubahan itu perlu dikelola
dengan baik. Mengelola perubahan itu untuk selanjutnya dinamakan manajemen
perubahan.

2. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan kepala sekolah mampu mengelola sumber daya
yang sekolah miliki secara efektif dalam menjamin terwujudnya keunggulan
pemenuhan standar kompetensi lulusan pada melaksanakan kurikulum 2013
melalui penerapan manajemen perubahan di sekolah.

3. Indikator Pencapaian
a. Sikap

 Bersikap positif terhadap perubahan (mengurangi resistensi)


 Meningkatnya daya inisiatif dalam melakukan perubahan.
Page | 41
 Meningkatnya motivasi
 Berinsiatif dengan harapan yang tinggi
b. Pengetahuan

 Mendiskusikan makna manajemen perubahan


 Membandingkan kondisi nyata dan kondisi yang diharapkan
 Merancang strategi perubahan manajemen sekolah
c. Keterampilan

 Mengarahkan perubahan
 Memantau keterlaksanaan dan keberhasilan perubahan
 Melakukan perbaikan proses perubahan.
 Menerapkan teknik memantau dalam merealisasikan kurikulum 2013
 Mengidentifikasi data yang diperlukan untuk melakukan perbaikan
proses perubahan

4. Ruang Lingkup Materi Manajemen Perubahan

Konsep dan implementasi manajemen perubahan dalam perencanaan,


pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum 2013 tingkat satuan pendidikan;

1) Data tentang tindakan kepala sekolah dalam pelaksanaan KTSP.


2) Data keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan manajemen
perubahan pada penerapan KTSP.
3) Definisi manajemen perubahan.
4) Analisis penyebab keberhasilan penerapan manajemen perubahan pada
penerapan kurikulum terdahulu.
5) Identifikasi perubahan dalam pelaksanaan kurikulum 2013.
6) Alternatif program manajemen perubahan pada penerapan kurikulum 2013.
7) Prioritas rencana tindakan dalam implementasi manajemen perubahan
meliputi;

Page | 42
a) Tujuan dan indikator pencapaian
b) Ruang lingkup perubahan
c) Strategi perubahan
d) Penentuan batas waktu
e) Peningkatan dukungan
f) Pertimbangan resiko
g) Penyiapan sumber daya

8) Pengukuran keberhasilan proses dan output perubahan.

5. Materi Manajemen Perubahan


a. Pengertian Manajemen Perubahan

Menurut Tim Creacev, Direktor of Research and Development Prosci


Research (2011) manajemen perubahan diartikan sebagai berikut. "Change
management: the process, tools and techniques to manage the people-side of
change to achieve a required business outcome. Ultimately, the goal of change is
to improve the organization by altering how work is done". Manajemen perubahan
adalah suatu proses, alat dan teknik untuk mengelola orang-orang untuk berubah
dalam rangka mencapai tujuan bisnis yang telah ditentukan. Tujuan utama dari
perubahan itu adalah untuk meningkatkan kinerja organisasi dengan cara merubah
bagaimana cara mengerjakan pekerjaan yang lebih baik.

Wikipedia (2012) menyatakan bahwa, "Change management is an approach


to shifting/transitioning individuals, teams, and organizations from a current state
to a desired future state". Manajemen perubahan adalah suatu pendekatan untuk
merubah individu, tim dan organisasi dari keadaan sekarang menuju keadaan
masa depan. Selanjutnya dalam English Collins Dictionary, dinyatakan bahwa
"Change management is a systematic approach to dealing with change, both from
the perspective of an organization and on the individual level (English Collins
Dictionary". Manajemen perubahan adalah pendekatan yang sistematis yang
berkenaan dengan perubahan, baik dari perspektif individu maupun organisasi.

Page | 43
Kementerian Kehutanan, (2012), menyatakan bahwa: Manajemen
Perubahan atau change management merupakan pengelolaan sumber daya dalam
rangka mencapai tujuan organisasi dengan kinerja yang lebih baik. Perubahan
merupakan pergeseran organisasi dari keadaan sekarang menuju keadaan yang
diinginkan. Dalam organisasi, perubahan tersebut meliputi struktur, proses,
orang, pola pikir dan budaya kerja.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat dikemukakan di sini bahwa,


manajemen perubahan adalah suatu pendekatan, alat, teknik dan proses
pengelolaan sumber daya untuk membawa organisasi pada keadaan sekarang
menuju keadaan baru yang diinginkan, agar kinerja organisasi menjadi lebih baik.
Dalam organisasi, perubahan itu meliputi individu, tim, organisasi, struktur,
proses, pola fikir dan budaya kerja. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar 2.1
berikut.

Keadaan Baru
Kondisi Manajemen Yang
Sekarang Perubahan Diinginkan

Gambar 2.1. Konsep Dasar Manajemen Perubahan

Berdasarkan gambar 2.1 tersebut, terlihat bahwa manajemen perubahan


adalah proses pengelolaan sumber daya untuk membawa keadaan sekarang ini
menuju keadaan baru yang diharapkan. Kalau dikaitkan dengan organisasi
sekolah, maka dapat dinyatakan bahwa, manajemen perubahan sekolah adalah
proses pengelolaan sumber daya sekolah untuk membawa keadaan sekolah
sekarang (sekolah dengan KTSP) menuju keadaan sekolah yang diinginkan
(sekolah dengan kurikulum tahun 2013)
Page | 44
Pada gambar 2.2 dapat dikemukakan bahwa, sebelum proses pengelolaan
sumber daya dilakukan, maka terlebih dulu diketahui keadaan sekarang (existing
condition) secara lengkap, akurat dan obyektif. Setelah kondisi sekarang
ditetapkan, maka selanjutnya ditentukan arah kondisi yang diinginkan juga
ditetapkan. Dengan mengetahui secara pasti kondisi sekarang dan kondisi yang
akan datang, maka kegiatan pengelolaan sumber daya (manajemen) untuk
mencapai tujuan perubahan dapat dilakukan.

Gambar 2.2. Ruang lingkup manajemen perubahan.

Manajemen peubahan sering disebut dengan manajemen transisi dan


manajemen inovasi. Dikatakan manajemen transisi, karena mengelola keadaan
yang bersifat transisi dari kondisi lama menuju kondisi baru. Dikatan manajemen
inovasi, karena tujuan dari perubahan adalah untuk pembaruan, dari yang lama ke
yang baru supaya lebih baik

Perbedaan utama antara manajemen perubahan dengan manajemen yang


konvensional/biasa adalah terletak adanya faktor-faktor kuat yang menghambat
perubahan. Faktor-faktor penghambat tersebut perlu dikelola agar berubah
menjadi faktor pendorong perubahan. Karena adanya hambatan, maka
kemungkinan perjalanan dalam mencapai tujuan perubahan ditunjukkan pada
gambar 2.3. Berdasarkan gambar 2.3 tersebut terlihat bahwa, pencapaian
Page | 45
perubahan yang efektif ditunjukkan dalam lintasan 1. Lintasan 1 merupakan garis
lurus, garis yang terpendek untuk mencapai visi perubahan. Lintasan 2, 3, dan 4,
adalah suatu lintasan untuk mencapai visi yang tidak efisien, karena harus
berbelok-belok baru mencapai tujuan. Lintasan 5, adalah suatu contoh manajemen
perubahan yang tidak mencapai sasaran.

Gambar 2.3. Berbagai kemungkinan dalam mencapai visi perubahan

Setiap perubahan, baik fisik maupun sosial dan budaya, ada hambatan dan
daya dorongnya. Orang yang duduk di mobil (atau kendaraan lain), pada saat
mobil mulai berjalan dengan mendadak, badan tertarik ke belakang, demikian
juga pada saat duduk di dalam mobil yang sedang berjalan, kalau tiba-tiba mobil
di rem, maka badan akan terdorong ke depan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
terjadi perubahan (bergerak atau direm mendadak) badan akan melakukan
perlawawan. Pada saat ada model kendaraan baru, pada awalnnya kita
menyatakan modelnya jelek, tetapi lama-lama menjadi bagus. Lagu yang baru
dimunculkan awalnya terdengan kurang bagus, lama-lama menjadi bagus.

Page | 46
Berdasarkan derajat kedalaman perubahan dan metodenya maka jenis
perubahan yang dihadapi meliputi perubahan rutin, darurat, mutu, radikal, dan
kondisi makro:

1) Perubahan rutin hampir selalu dihadapi setiap hari, perubahan hampir terjadi
dari waktu ke waktu yang menuntut tindakan cepat. misalnya produktivitas
kerja, ketidakhadiran, perputaran/rotasi, atau keluhan-keluhan.

2) Perubahan darurat yaitu perubahan yang boleh jadi sangat mendadak dan tidak
terduga sebelumnya. Misalnya, pemutusan hubungan kerja mendesak,
perubahan pesanan jumlah dan mutu produk tertentu, terjadi kebakaran, terjadi
banjir, pengambilalihan perusahaan oleh pihak berwajib, atau perubahan
jadwal ujian.

3) Perubahan dalam hal mutu yaitu perubahan yang terjadi tentang mutu produk
yang diminta Dalam situasi itu perlu ada perubahan penggunaan teknologi
(keras dan lunak), strategi mutu kerja, bahan baku, dan budaya mutu (ISO)
termasuk perlu dilakukannya survei pasar yang kontinyu, atau melakukan
studi komparasi.

4) Perubahan radikal yaitu perubahan sistem manajemen atau struktur organisasi


karena adanya perundang-undangan baru. Bagaimana pula misalnya proses
pengembangan mutu SDM yang terbaik untuk menjawab perubahan itu.

5) Perubahan kondisi makro yaitu perubahan kondisi perekonomian, politik dan


keamanan, kodisi lingkungan dsb. Perubahan eksternal tersebut tidak
mungkin mampu dikendalikan, namun yang terpenting perlu dicermati dan
diantisipasi kaitannya dengan mutu SDM, kinerja karyawan dan kinerja
organisasi.

b. Mengapa Organisasi Perlu Berubah

Organisasi adalah suatu organisme yang hidup. Kehidupan suatu organisai


akan tergantung kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya. Strategi adaptasi dapat bersifat proactif atau reaktif.

Page | 47
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dinyatakan bahwa organisasi
pendidikan adalah suatu organisasi yang hidupnya itu sangat dipengaruhi oleh
lingkungan luar. Bila organisasi pendidikan akan tetap hidup (survive) dan efektif,
maka organisasi tersebut harus menyesesuaikan dengan perkembangan
lingkungan luar. Perkembangan lingkungan luar yang sangat berpengaruh
terhadap organisasi pendidikan adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, pasar kerja dan kebijakan pemerintah.

c. Arah Perubahan

Seperti telah dikemukakan bahwa, suatu organisasi itu berubah karena


supaya menjadi organisasi yang efektif. Tentang organisasi yang efektif Chung
and Megginson (1995) menyatakan "An organization is most effective when it is
able to recognize enviromental change and to change its internal components
accordingly'. Suatu organisasi akan sangat efektif bila mempunyai kemampuan
untuk memahami perubahan lingkungan, dan selanjutnya organisasi tersebut
mampu merubah komponen internalnya supaya sesuai dengan perkembangan di
luar.

Berdasarkan hal tersebut, maka secara teoritis arah pengembangan


organisasi adalah mengembangkan komponen internal organisasi agar sesuai
dengan perubahan yang terjadi di lingkungan luar. Menurut Chung and
Megginson, komponen internal orgnisasi yang dirubah adalah, struktur, jenis dan
sifat pekerjaan, kualifikasi dan komptensi individu sebagai pekerja, sarana dan
prsarana kerja, serta sistem manajemen, termasuk kepemimpinannya.

Perubahan di luar yang terkait dengan pendidikan adalah komptensi


manusia di masa depan. Menuurt Griffin (2010) komptensi manusia pada masa
depan abad 21 ada empat komptensi utama yaitu: way of thingking; way of
working; tools of working dan living in the world. Hal ini ditunjukkan pada
gambar 2.9 berikut.

Way of thingking (Jalan berfikir) meliputi: Creativity and Innovation dan


Critical thinking, problem solving, decision, learning to learn, metacognition

Page | 48
(kreatif dan inovatif; berfikir kritis, pemecahan masalah, mampu membuat
keputusan yang tepat; belajar bagimana cara belajar yang baik, dan mmeiliki
metakognisi) Way of working (cara kerja) meliputi: Communication and
Collaboration (komunikasi dan kolaborasi/kerjasama). Tool of working melipui:
Information literacy and ICT Literacy (melek informasi dan melek
ICT/Infomation Communication Technology/TIK: Teknologi Informasi dan
Komunikasi).

d. Langkah-langkah Melakukan Perubahan

Robbin & Coulter menyatakan "Change is a constant for organization and


thus for managers. Because change can't be eliminated, manager must learn how
to manage succesfully". Perubahan itu tetap bagi organisasi dan juga bagi pada
para manajer. Karena perubahan itu tidak dapat dieliminasi, maka manajer harus
belajar bagaimana mengelola perubahan itu dengan sukses.

Terdapat beberapa model manajemen perubahan yang berisi langkah-


langkah dalam melakukan perubahan organisasi, termasuk organisasi sekolah
adalah sebagai berikut. Model yang akan dikemukan, adalah model Kurt Lewin
Page | 49
(bapak manajemen perubahan); Mike Green; ADKAR; Julian Randall. Dengan
diketahui model-model manajemen perubahan tersebut, maka kepala sekolah
dapat memilih satu model yang cocok untuk mengelola perubahan di sekolahnya

1) Model Kurt Lewin.

Kurt Lewin dalam Chung and Megginson (1990) mengemukakan langkah-


langkah dalam pengembangan organisasi ditunjukkan pada gambar 2.10 berikut.
Manajemen perubahan organisasi yang dikemukakan oleh Kurt Lewin
menggunakan konsep ilmu fisika dan teknik, di mana suatu benda misalnya besi,
bila akan dirubah bentuknya, maka harus dicairkan (unfreezing) terlebih dulu agar
mudah dibentuk. Setelah benda yang akan dibentuk dicairkan maka, selanjutnya
dimasukkan dalam cetakan sehingga diharapkan diperoleh bentuk baru seperti
yang diinginkan. Setelah besi cair dimasukkan dalam cetakan (change), maka
selanjutnya didinginkan (refreezing) sehingga akan diperoleh bentuk baru yang
permanen.

Gambar 2.10. Langkah-langkah Manajemen Perubahan Organisasi,


menuurt Kurt Lewin

Berdasarkan konsep tersebut, langkah-langkah manajemen perubahan yang


dikemukakan oleh Kurt Lewin adalah sebagai berikut.

Page | 50
a. Pada tahap pertama, dinamakan tahap pencairan. Pada tahap "pencairan"
dalam organisasi, kegiiatan yang dilakukan adaah dengan identified the need
for change, increasing the driving force to change; reducing the resisting
force to change. Pada tahap ini yang dilakukan pimpinan adalah menjelaskan
tentang arti pentingnya perubahan, memperkuat dorongan untuk berubah, dan
mengurangi hambatan perubahan.

Terkait dengan manajemen perubahan sekolah, karena terjadinya


perubahan dari KTSP menuju kurikulum 2013, maka pada tahap ini kepala
sekolah perlu menjelaskan tentang pentingnya perubahan dari KTSP menuju
kurikulum 2013, mencari dan memperkuat dukungan untuk berubah, dan
mengurangi hambatan dan memperkecil adanya penolakan terhadap
perubahan dari KTSP ke kurikulum 2013.

b. Pada tahap kedua dinamakan tahap mengubah. Pada tahap ini yang dilakukan
adalah mengubah Individual Componen, Group Components Structural
Component. Komponen individu, kelompok dan struktur.

c. Pada tahap ketiga tahap pembekuan atau tahap pemeliharaan agar perubahan
yang terjadi bisa lebih permanen. Pada tahap ini yang dilakukan adalah,
reinforcing the newly learnd behavio (memberi dorongan kepada perilaku
baru) finding “fit” between organizational components (penyesuaikan antar
komponen organisasi), maintaining “fits” between organizational
components, memelihara antar komponen organisasi yang telah sesuai.

2) Model ADKAR
Proci, mengembangkan manajemen perubahan yang sederhana yang disingkat
dengan ADKAR, yang merupakan singkatan dari Awareness, Desire,
Knowledge, Ability, Reinforcement. Model ini dapat digambarkan seperti
gambar 2.13. berikut.
a. Awareness: pimpinan meningkatkan kesadaran para anggotanya tentang
pentingnya dan rencana perubahan yang akan dilakukan.
Page | 51
b. Desire, pimpinan mengajak dan mendorong para anggotanya agar mau
mendukung dan melaksanakan perubahan

c. Knowledge, para anggota organisasi ditingkatkan pengetahuan agar


memiliki bekal untuk melaksanakan perubahan yang telah ditentukan

d. Ability, meningkatkan kemampuan para anggota agar dapat


mengimplementasikan perubahan yang telah dotetapkan.

e. Reinforcement, pimpinan memberikan dorongan dan motivasi kepada


seluruh anggota organisasi secara terus menerus agar hasil perubahan yang
telah dicapai dapat dapat dijaga dan dipertahankan.

e. Kepemimpinan Perubahan

Perubahan yang telah direncakan akan sukses kalau organisasi atau sekolah
memiliki kepemimpinan yang kuat. Seperti dinyatakan oleh Mike Gren (2007)
bahwa "Successful implementation and control of change rely on strong and
effective leadership and a clear school vision". Suksesnya pelaksanaan dan
kontrol perubahan yang telah direncanakan akan tergantung pada kuat dan
efektivitasnya kepemimpinan dan visi sekolah yang jelas. Berdasarkan hal
tersebut, maka suksesnya perubahan sekolah dengan KTSP menuju kurikulum
2013 akan terletak pada kempimpinan kepala sekolah, dalam memimpin
perubahan.

Northouse (2007) menyatakan bahwa "Leadership is a process where by an


individuals influence a group of individuals to achieve a common goal".
Kepemimpinan adalah suatu proses di mana seseorang mempengaruhi suatu
kelompokindividu untuk mencapai tujuan bersama. Selanjutnya Robbins and
Coulter (2009) menyatakan bahwa : "Leader is someone who can influence
others, and who has managerial authority. Leadership is what leaders do. it's a
process of leading a group and influencing that group to acheve its goal".
Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain, dan seseorang
yang mempunyai otoritas managerial. Kepemimpinan adalah apa yang dikerjakan

Page | 52
pemimpinan, yaitu suatu proses memimpin kelompok dan mempengaruhi
kelompok yang dipimpin untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka kepala sekolah sebagai seorang


manajer dan pimpinan sekolah, harus mampu memimpin dan mempengaruhi
warga sekolah untuk melaksanakan perubahan sekolah dari KTSP ke sekolah
dengan kurikulum 2013. Dalam melaksanakan kepemimpinan perubahan dapat
menggunakan trilogi kepemimpinan Ki Hajar Dewantara yaitu: Ing Ngarso Sung
Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani. Ing ggarso sung
tulodo (di depan memberikan teladan) berarti dalam melakukan perubahan ini
seorang pemimpin memberikan contoh dan teladan dalam melaksanakan
perubahan. Ing Madyo Mangun Karso (di tengah membangun semangat), berarti
seorang pemimpinan di tengah-tengah angggota yang sedang melaksanakan
perubahan harus dapat memberi dorongan dan motivasi. Selanjutnya tut wuri
handayani (di belakang memberikan kekuatan), artinya pada saat pimpinan di
belang para anggota yang sedang melakukan perubahan, maka harus dapat
memberikan memberikan penguatan untuk maju terus, kalau salah dibetulkan.

Seperti telah dikemukakan bahwa, manajemen perubahan sering diartikan


sebagai manajemen transisi dan transformasi. Kata transformasi berasal dari kata
to transform, yang bermakna mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi
bentuk lain yang berbeda, misalnya merubah struktur organisasi sekolah, kultur
sekolah, tugas-tugas, teknologi, dan perilaku warga sekolah (Manning & Curtis,
2003). Oleh karena itu model kepemimpinan yang sesuai adalah kepemimpinan
transformasional.

Kepemimpinan transformasional ialah kepemimpinan yang memiliki visi


jauh ke depan dan mampu mengidentifikasi perubahan lingkungan serta mampu
mentransformasi perubahan tersebut ke dalam organisasi; memelopori perubahan
dan memberikan motivasi dan inpsirasi kepada individu-individu karyawan untuk
kreatif dan inovatif, serta membangun team work yang solid; membawa
pembaharuan dalam etos kerja dan kinerja manajemen; berani dan bertanggung
jawab memimpin dan mengendalikan organisasi (Bass,1985). Esensi
Page | 53
kepemimpinan transformasional adalah sharing of power dengan melibatkan
bawahan secara bersama-sama untuk melakukan perubahan. Dalam merumuskan
perubahan biasanya digunakan pendekatan transformasional yang manusiawi,
dimana lingkungan kerja yang partisipatif dengan model manajemen yang
kolegial yang penuh keterbukaan dan keputusan diambil bersama. Dengan
demikian kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang mampu
menciptakan perubahan yang mendasar dan dilandasi oleh nilai-nilai agama,
sistem dan budaya untuk menciptakan inovasi dan kreativitas pengikutnya dalam
rangka mencapai visi yang telah ditetapkan.

Bass dan Avolio (1994) menyatakan seorang pemimpin dapat


mentransformasikan anak buahnya melalui prinsip 4i.

a. Individualized Influence (charisma). Upaya ini penting bagi pemimpin


transformasional untuk menunjukkan integritas perilakunya, dimana ada
kongruensi antara apa yang dikatakan atau diucapkan dengan apa yang
dilakukan..

b. Inspiration motivation. Pemimpin transformasional mampu memotivasi dan


memberi inspirasi kepada anak buahnya dengan jalan mengkomunikasikan
secara jelas dan simpatik tentang harapan yang tinggi dan tantangan kerja
yang harus dihadapi bersama, serta mampu membangkitkan semangat kerja
tim dan menampilkan optimisme.

c. Intellectual stimulation. Pemimpin transformasional mampu meningkatkan


kreativitas dan menciptakan iklim yang kondusif untuk inovasi, mampu
melakukan sharing power dengan anak buahnya untuk mendorong munculnya
ide baru dan solusi kreatif atas tantangan yang dihadapi organisasi..

d. Individualized concideration. Pemimpin transformasional mampu memberikan


perhatian khusus pada kebutuhan setiap individu untuk berprestasi dan
berkembang dengan jalan memposisikan dirinya sebagai pelatih dan mentor.

Page | 54
Dalam menyikapi perubahan diperlukan agen perubahan (agent of change)
adalah individu/kelompok yang terlibat dalam merencanakan perubahan dan
mengimplementasikannya. Dalam sebuah proses perubahan, para agen perubahan
ini berperan sebagai role model. Biasanya agen perubahan adalah mereka yang
“dapat” dijadikan contoh, baik dalam prestasi kerjanya dan dalam perilakunya.
Agen perubahan terdiri dari pimpinan organisasi (sebuah keharusan) dan pegawai-
pegawai yang “dipilih” berdasarkan kriteria tertentu, sesuai dengan tuntutan peran
agen perubahan. Adapun peran agen perubahan adalah sebagai berikut :

1) Katalis adalah peran kepala sekolah sebagai pemimpin untuk meyakinkan


pendidik/guru-gur dan tenaga kependidikan di masing-masing sekolah
yang pimpinnya bahwa perubahan yang akan dilakukan akan membuat
sekolah menjadi lebih baik,

2) Pemberi Solusi adalah peran kepala sekolah sebagai pemimpin dapat


memberi pemecahan kalau ada warga sekolah yang mengalami kesulitan
dalam melakukan perubahan

3) Mediator adalah peran kepala sekolah sebagai pemimpin untuk membantu


melancarkan proses perubahan, terutama menyelesaikan masalah yang
muncul di dalam pelaksanaan perubahan

4) Penghubung Sumber Daya adalah peran kepala sekolah sebagai pemimpin


untuk menghubungkan pegawai yang ada di dalam satu sekolah untuk
melaksanakan kerjasama dalam rangka melaksanakan perubahan

f. Pengendalian Manajemen Perubahan

Perubahan yang telah dilaksanakan harus dikontrol, agar rencana perubahan


yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dan hasilnya tercapai. Hussey (2000)
menyatakan terdapat paling tidak 10 (sepuluh) penyebab kegagalan dalam
melaksanakan perubahan antara lain :

1. Implementasi memerlukan waktu lebih lama dari yang diperkirakan

2. Banyak masalah yang tidak teridentifikasi sebelumnya

Page | 55
3. Aktivitas perubahan tidak cukup terorganisir
4. Aktivitas dan krisis bersaing memecahkan perhatian sehingga keputusan
dan rencana tidak dilaksanakan sebagimana mestinya

5. Manajer kurang memiliki kapabilitas untuk melakukan perubahan

6. Instruksi dan pelatihan yang diberikan kepada sub-ordinat tidak cukup.

7. Faktor eksternal yang tidak terkendali berdampak serius terhadap


implementasi perubahan

8. Manajer unit kerja tidak cukup dalam memberikan arahan dan lemah
dalam kepemimpinan

9. Tugas pokok implementasi tidak terdefinisikan secara rinci.

10. Sistem informasi yang tersedia tidak cukup untuk memonitor implementasi

Untuk mengantisipasi agar perubahan tidak gagal, maka diperlukan


langkah-langkah sebagai berikut.

a. Pendidikan dan Komunikasi.

1) Berikan penjelasan secara tuntas tentang latar belakang, tujuan, akibat,


perubahan. Komunikasikan dalam berbagai macam bentuk dan
kesempatan
2) Ini digunakan bila ada kekurangan atau ketidaktepatan informasi dan
analisis

b. Partisipasi.

1) Ajak serta semua pihak untuk mengambil keputusan. Pimpinan hanya


bertindak sebagai fasilitator dan motivator.
2) Digunakan bila inisiator tidak mempunyai informasi yg dibutuhkan untuk
merancang perubahan dan orang lainnya mempunyai kekuasaan untuk
menolak.

c. Memberikan kemudahan dan dukungan.


Page | 56
1) Jika pegawai takut atau cemas, lakukan konsultasi atau bahkan terapi. Beri
keterampilan yg memper-mudah dan mendukung proses perubahan
2) Taktik ini digunakan bila penolakan berkembang sebagai hasil
ketidakmampuan adaptasi

d. Negosiasi dan persetujuan

1) Pengambil inisiatif perubahan bersedia menyesuai-kan perubahan dengan


kebutuhan dan kepentingan para penolak aktif atau potensial
2) Cara ini biasa dilakukan jika yg menentang mempu-nyai kekuatan yg tidak
kecil.

e. Manipulasi dan Kooptasi.

1) Manipulasi adalah menutupi kondisi yg sesungguh-nya. Misalnya


memlintir (twisting) fakta agar tampak lebih menarik, tidak mengutarakan
hal yang negatif, dsb.. Kooptasi dilakukan dengan cara memberikan
kedudukan penting kpd pimpinan penentang perubahan dlm mengambil
keputusan.
2) Digunakan bila taktik lain tidak akan berhasil atau mahal

f. Paksaan.

1) Berikan ancaman dan jatuhkan hukuman bagi siapapun yang menentang


dilakukannya perubahan.
2) Bila kecepatan adalah esensial, dan inisiator perubahan mempunyai
kekuasaan cukup besar.
g. Mengelola Perubahan Sekolah

A. Lingkup Manajemen Perubahan di sekolah

Seperti telah dikemukakan bahwa, pada dasarnya manajemen perubahan


adalah proses pengelolaan sumber daya untuk membawa organisasi pada kondisi

Page | 57
saat ini menuju kondisi yang baru, secara efektif dan efisien. Dalam kaitannya
dengan manajemen perubahaan sekolah pada saat ini, maka dapat dikemukakan
bahwa manajemen perubahan adalah proses pengelolaan sumber daya sekolah
untuk membawa kinerja sekolah dengan KTSP menuju kinerja sekolah dengan
kurikulum tahun 2003.

Lingkup manajemen perubahan di sekolah, sebagai akibat berubahnya


sekolah dari KTSP menuju kurikulum 2012 ditunjukkan pada gambar 3.1
berikut. Berdasarkan gambar 3.1 berikut terlihat bahwa, langkah awal dalam
manjemen perubahan adalah merubah pola fikir (mind set) warga sekolah, baik
kepala sekolah, guru, guuru BP dan tenaga kependidikan yang lain, komite
sekolah,dan orang tua murid

Gambar 3.1. Lingkup Manajemen Perubahan Sekolah

Dari berbagai referensi dan pengalaman, mengelola perubahan yang paling


sulit adalah merubah polafikir, budaya dan kebiasaan orang-orang yang sudah
mapan. Setelah pola fikir dapat dirubah, maka selanjutnya perlu diketahui apa
Page | 58
yang perlu berubah. Dengan adanya kurikulum 2013, maka perubahan yang utama
adalah merubah model kepemimpinan dari model konvensional, berubah menjadi
kepemimpinan perubahan. Kepala sekolah harus menjadi agen perubahan di
sekolah, mampu merubah polafikir pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di
sekolah yang dipimpinnya, memberi motivasi sehingga menjadi daya dorong
untuk melaksanakan perubahan. Sebagai pimpinan, kepala sekolah juga harus
berbeperan sebagai manajer yang berfungsi mengelola perubahan melalui
pelaksnakan fungsi-fungsi manajemen sekolah dalam rangka perubahan sekolah.

Dengan perubahan kurikulum sekolah dari KTSP menjadi kurikulum 2013,


maka elemen perubahan di kelas yang inti adalah proses pembelajaran. Pada
kurikulum sebelumnya proses pembelajaran menekankan pada "guru memberi
tahu" maka proses pembelajaran berubah menjadi model pembelajaran "siswa
mencari tahu"

Proses pembelajaran yang baik, akan didukung oleh isi kurikulum yang
relevan, pendidik yang profesional, sarana dan prsarana pembelajaran yang
memadai, pengelolaan pembelajaran yang profesional, biaya yang memadai, dan
sistem evaluasi yang susuai dengan tujuan, materi dan proses pembelajaran.
Dengan demikian elemen perubahan sekolah dari KTSP menuju kurikulum 2012,
setelah perubahan dalam pola fikir, kepemimpinan, manajemen, juga isi
kurikulum, komptensi pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prsarana,
pengelolaan, pembiayaan, sistem evaluasi dan komptensi lulusan. Elemen
perubahan tersebut secara rinci ditunjukkan pada tabel 3.1 berikut.

Sudah ada beberapa model yang dapat digunakan dalam mengelola


perubahan sekolah, namun kegiatan yang perlu dilakukan dalam manajemen
perubahan sekolah dari KTSP menuju sekolah dengan kurikulum 2013 adalah:
menentukan kinerja sekolah dengan KTSP sekarang, menentukan kinerja sekolah

Page | 59
dengan kurikulum 2013, merencanakan perubahan sekolah, mengorganisasikan
kegiatan dan sumber daya sekolah, mempimpin perubahan dan mengendalaikan
perubahan. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar 2.17 berikut.

Gambar 2.17. Konsep Dasar Manajemen Perubahan Sekolah

a. Perencanaan perubahan sekolah

Perencanaan pada dasarnya adalah adalah proses untuk menentukan


program dan kegiatan untuk melaksanakan perubahan, waktu pelaksanaan, dan
strategi untuk melaksanakan dan mencapai setiap program kegiatan yang telah
ditentukan. Oleh karena itu setelah kinerja sekolah sekarang dan yang diharapkan
ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perencanakan kegiatan
untuk mencapai kinerja sekolah yang diharapkan. Secara garis besar perencanaan
perubahan sekolah dari KTSP menuju sekolah dengan kurikulum 2013
ditunjukkan pada tabel 2.4 berikut.

b. Pengorganisasian

Page | 60
Pengorganisasian dalam hal ini yang utama adalah membentuk tim kerja
yang akan memandu pelaksanaan perubahan. Tim bisa dipimpin oleh kepala
sekolah atau orang yang ditunjukkan kepala sekolah untuk melaksanakan
perubahan. Anggota tim dipilih dari guru-guru senior yang komptensi kerja tinggi
dipercaya oleh warga sekolah.

Selain mengorganisaikan orang, sekolah juga mengorganisasikan kembali


kurikulum dan silabe, tim teaching dan sacara serta sarna yang dapat mendukung
pelaksanaan kurikulum tahun 2013.

c. Pelaksanan perubahan

Rencana perubahan yang telah ditetapkan selanjutnya dilaksanakan. Dalam


awal pelaksanaan perubahan, biasanya akan muncul hambatan-hambatan. Oleh
karena itu peran kepala sekolah sebagai agen perubahan menjadi sangat penting.
Kepala sekolah harus dapat menyadarkan warga sekolah tentang arti pentingnya
perubahan kurikulum, memotivasi pelaksanaan perubahan, mampu mengatasi
kalau ada kesulitan dalam melaksanakan perubahan, memfasilitasi perubahan,
memonitor dan evaluasi pelaksanaan perubahan, dan mengambil tindakan yang
lebih efektif dan efisien untuk melaksanakan perubahan.

Dalam manajemen perubahan, atau manajemen transformasi, kepala


sekolah harus dapat memimpin perubahan dengan kepemimpinan
transformasional. Karena perubahan lebih pada perubahan pembelajaran, maka
kepemimpinan tranformasional lebih ditekankan pada kepemimpinan
pembelajaran.

d. Pengendalian Perubahan

Pada dasarnya pengendalian merupakan kegiatan pengawasan dan


melakukan tindak lanjut hasil dari pengawasan. Dalam kaitan ini Kepala sekolah
perlu membentuk tim pengawas dalam rangkan melaksanakan perubahan.

Page | 61
Pengawasan dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh rencana
perubahan dilaksanakan dan tujuan perubahan tercapai. Pengawasan terhadap
proses pembelajaran pada awalnya dilakukan pada setiap hari pada setiap
pembelajaran. Deangan adanya pengawasan ini, maka akan dapat diketahui
hambatan, dan kelemahan dalam melaksanakan perubahan. Berdasarkan
kelamahan dan hambatan tersebut, selanjutnya dianalisis untuk mencari sebab-
sebab timbulnya hambatan. Berdasarkan sebab-sebab tersebut selanjutnya
ditentukan tindaklanjut untuk mengatasinya.

6. Kegiatan Kepala Sekolah dalam Pelatihan


Kegiatan kepala sekolah dalam pelatihan meliputi aktivitas utama sebagai
berikut:

1) Memonton video tentang budaya sekolah


2) Berdiskusi tentang isi video untuk mengubah sikap dan pengetahuan
3) Praktik merancang rencana impelementasi manajemen perubahan
4) Praktik menggunakan instrumen pemantauan keterlaksanaan dan
keberhasilan perubahan
5) Praktik mengevaluasi pelaksanaan dan keberhasilan melaksanakan
manajemen perubahan.

7. Peningkatan Keterampilan

Keterampilan yang ditingkatkan adalah sebagai berikut:

1) Praktik membandingkan kondisi nyata dan kondisi yang diharapkan


2) Praktikk merancang strategi perubahan manajemen sekolah
3) Bermain peran mengarahkan perubahan
4) Merumuskan instrumen pemantauan keterlaksanaan dan keberhasilan
perubahan

Page | 62
5) Membuat rekomendasi perbaikan proses perubahan.
6) Mendisain rencana perubahan

Analisis Perencanaan Kegiatan

Secara umum ruang lingkup perubahan terlihat pada kegiatan yang


dideskripsikan dalam diagram.

Prasyarat
Visi-misi Perubahan
berkelanjutan
Kepemimpinan

Tata Kelola

Pemangku kepentingan
Motivasi dan
Komunikasi & Kolaborasi Pencegahan
penolakan
(resistensi)
Dukungan kultur sekolah

Kapasitas
perubahan Pelaksanaan Dukungan Infrastruktur
menyeluruh SDM pengelolaan dan
 Tujuan pengendalian
 Sistem  Strategi  Pengetahuan perubahan
 Proses  Teknik  Keterampilan
 Manusia  Kinerja  Pelatihan
 Resiko  Penghargaan

Dengan mengacu pada diagaram terlihat bahwa ruang lingkup kegiatan


program perubahan pada dasarnya untuk mewujudkan visi-misi yang
dikembangkan melalui tiga tahapan kegiatan besar, yaitu

Tahap 1: Penyiapan infrastrukur, meliputi pengembangan sistem untuk mencapai


8 standar nasional pendidikan; pelaksanaan program dan dukungan
sumber daya manusia.

Tahap 2: Pengembangan motivasi dan pencegahan munculnya penolakan atau resistensi


terhadap pelaksanaan perubahan.

Page | 63
Tahap 3: Prasyarat perubahan yang berlandaskan visi-misi, kepemimpinan, dan tata kelola
untuk menunjang kelancaran perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
perubahan kepala sekolah hendaknya menyiapkan;

 Detil komponen dan proses perubahan, meliputi tujuan, strategi,


teknik, kinerja, dan resiko.
 Kesiapan instrumen evaluasi
 Mengkomunikasikan rencana perubahan
 Pengembangan struktur organisasi
 Pelatihan pemimpin sikap, pengetahuan, keterampilan, dan
pembiasaan.
 Peningkatan mutu sumber daya manusia, pendidik dan tenaga
kependidikan agar memiliki kompetensi yang dibutuhkan.
 Analisis kemungkinan terjadinya penolakan
 Menghimpun data perkembangan pelaksanaan sebagai dasar
perbaikan proses dan hasil.
 Merayakan keberhasilan.
Untuk menindaklanjuti perubahan pada komponen dan ruang lingkupnya,
kepala sekolah dapat belajar dari pengalaman terdahulu dalam pengelolaan
mengelola perubahan pada pelaksanaan kurikulum terdahulu. Selanjutkan konsep
kepala sekolah terapkan dalam rencana tindakan pada perubahan yang akan
datang.

Perhatikan elemen perubahan pada standar isi seperti berikut:

Kondisi Nyata Kondisi Yang Diharapkan

Secara faktual dalam pembelajaran siswa Pembelajaran menggunakan pendekatan


pada umumnya hanya menerima apa yang saintifik, sehingga memiliki perilaku khas
diberikan guru saja, sehingga daya yang berkaitan dengan kebutuhan siswa
inisiatif dan kreativitas berkarya yang pada hidupnya, meliputi;
tidak optimal.
Domain sikap : menerima, mejalankan,
menghargai, menghayati, dan
Page | 64
mengamalkan.

Domain keterampilan: mengamati,


menanya, mencoba, mengolah, menyaji,
menalar, dan mencipta.

Domain pengetahuan: mengetahui,


memahami, menerapkan, menganalisis, dan
mengevaluasi.

Secara faktual dalam pembelajaran siswa Pembelajaran menggunakan pendekatan


pada umumnya hanya menerima apa yang saintifik, sehingga memiliki perilaku khas
diberikan guru saja, sehingga daya yang berkaitan dengan kebutuhan siswa
inisiatif dan kreativitas berkarya yang pada hidupnya, meliputi;
tidak optimal.
Domain sikap : menerima, mejalankan,
menghargai, menghayati, dan
mengamalkan.

Domain keterampilan: mengamati,


menanya, mencoba, mengolah, menyaji,
menalar, dan mencipta.

Domain pengetahuan: mengetahui,


memahami, menerapkan, menganalisis, dan
mengevaluasi.

Model: Analisis Perencanaan Perubahan

Bacalah gambaran elemen perubahan pada standar isi di bawah ini.

Pergeseran dalam Standar Isi


Yang Lalu Elemen Perubahan

Page | 65
Yang Lalu Elemen Perubahan

Secara faktual dalam pembelajaran siswa Pembelajaran menggunakan pendekatan


pada umumnya hanya menerima apa yang saintifik, sehingga memiliki perilaku khas
diberikan guru saja, sehingga daya yang berkaitan dengan kebutuhan siswa
inisiatif dan kreativitas berkarya yang pada hidupnya, meliputi;
tidak optimal.
Domain sikap : menerima, mejalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan.

Domain keterampilan: mengamati, menanya,


mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan
mencipta.

Domain pengetahuan: mengetahui,


memahami, menerapkan, menganalisis, dan
mengevaluasi.

Jumlah mata pelajaran untuk SD sebanyak Jumlah mata pelajaran dikurangi, tetapi jam
10 mata pelajaran dan untuk SMP 12 mata belajar untuk setiap mata pelajaran maupun
pelajaran keseluruhan ditambah. Jumlah mata
pelajaran di SD menjadi 6 MP dan untuk
SMP menjadi 10 MP.

Dari kondisi yang lalu terdapat sejumlah fakta yang terindetifikasi sebagai
berikut :

 Sebagian guru mengembangkan materi pembelajaran belum mendorong siswa


aktif.
 Sebagian besar siswa memiliki kebiasaan belajar hanya menerima informasi dari
guru.
 Pemanfaatan sumber belajar masih sangat terbatas.
 Daya insiatif guru untuk memanfaatkan sumber belajar dengan memanfaatkan
perpustakaan dan TIK masih belum optimal.

Page | 66
Memperhatikan beberapa model fakta kondisi nyata dalam pelaksanaan kurikulum
terdahulu kepala sekolah dapat mengeksplorasi sejumlah tindakan yang telah dilakukan
dengan menggunakan pertanyaan seperti di bawah ini.

No Pertanyaan Analisis Informasi Tindakan

1) Apa yang kepala  Kepala sekolah melaksanakan perubahan,


rencanakan dalam
namun belum mengembangkan kegiatan
dalam pelaksanaan
berdasarkan rencana tertulis.
KTSP?

2) Apakah kepala sekolah  Belum semua rencana perubahan dalam


melaksanakan tindakan
penerapan kurikulum belum terlaksanakan
sesuai rencana?
 Bidang kegiatan, tujuan, dan indikator
kegiatan belum tertulis dalam dokumen
program.
3) Bagaimana kepala  Kepala sekolah meningkatkan kompetensi
sekolah berhasil atau
guru untuk meningkatkan pengetahuan dan
tidak berhasil
motivasinya.
mencapai target
pelaksanaan  Pencapaian program belum terpantau dengan
kurikulum? menggunakan terpantau dengan menggunakan
instrumen sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai.
4) Mengapa berhasil atau  Rendahnya keberhasilan kepala sekolah dalam
tidak berhasil?
mengawal perubahan karena belum mendisain
perubahan secara sistematis.
 Pemantauan belum dilakukan secara
sistematis dengan menggunakan instrumen
secara berkelanjutan

Belajar dari pengalaman terdahulu dalam pengelolaan perubahan terdahulu


kepala sekolah selanjutnya perlu merumuskan rencana implementasi manajemen
perubahan dengan panduan sejumlah kegiatan di bawah ini.
Page | 67
Lembar Kerja : Analisis Rencana Tindakan

No Pertanyaan Analisis Informasi Rencana Tindakan

1) Fakta apa yang dapat ....................................................................


Saudara jadikan dasar
pelaksanaan manajemen ....................................................................
perubahan?
....................................................................

2) Pada setiap pergeseran ....................................................................


bagaimana cara Saudara
melakukan perubahan? ....................................................................

....................................................................

3) Apa target Saudara dalam ...................................................................


menerapkan manajemen
perubahan dalam ...................................................................
penerapan kurikulum
....................................................................
2013?
...................................................................

...................................................................

................................................................

4) Dari setiap alternatif ................................................................


rencana tindakan atau
program yang Saudara ................................................................
tetapkan, yang mana yang
................................................................
paling efektif?

5) Berdasarkan penilaian
yang telah Saudara
lakukan maka tindakan
prioritas yang mana yang
akan Saudara pilih?

Page | 68
No Pertanyaan Analisis Informasi Rencana Tindakan

6) Hasil pemikiran di atas ...............................................................


coba Saudara susun dalam
bentuk struktur program ................................................................
seperti model di bawah
...............................................................
ini:

a) Apa tujuan dan


indikator
pencapaian
program?
b) Ruang lingkup
perubahan sepeti
apa?
c) Strategi apa yang
akan Saudara
lakukan?
d) Sampai kapan
pelaksanaannya?
e) Memerlukan
dukungan siapa?
f) Resiko apa yang
perlu
diperhitungkan?
g) Sumber daya apa
yang perlu
disiapkan?
7) Bagaimana mengevaluasi
keberhasilan? Bagaimana
menyusun instrumennya?

Page | 69
8. Hasil Karya Peserta Pelatihan
Hasil karya pelatihan berupa rencana perubahan, instrumen pemantauan,
dan kesimpulan pelaksanaan perubahan. Pentahapan pembuatan karya meliputi

1) Merumuskan tujuan
2) Merancang rencana kegiatan perubahan:
 Mentukan komponen perubahan
 Menentukan tujuan
 Analisis kondisi saat ini dan kodisi yang diharapkan
 Mendisain strategi
 Merencanakan instrumen pemantauan
 Penyusunan rekomendasi perbaikan proses.

Page | 70
Page | 71
EVALUASI :

Penilian otentik Instrumen pengamatan

A. Pengantar
Pembaharuan kurikulum selalu menjadi tantangan dari
Perubahan
waktu ke waktu. Pergantian menjadi keharusan. Kini kepala
kurikulum
sekolah hadapi tantangan perubahan, menerapan kurikulum 2013, perlu!
2013. Kesiapan yang perlu kepala sekolah perlu mencermati
adalah mengenali elemen perubahan dengan sikap terbuka,
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar dapat
mengelola perubahan sehingga menjadi sekolah yang adaptif
terhadap perubahan.
Menjadi kepala sekolah profesional memerlukan daya adaptasi terhadap
perubahan dengan menjadi kepala sekolah pembelajar sehingga memandang
perubahan kurikulum sebagai sesuatu yang seharusnya. Alasannya jelas, karena
ilmu pengetahuan, teknologi, dan tantangan kehidupan terus
Kepala sekolah dalam
berubah, maka kebutuhan siswa pun terus berubah
dinamika iptek adaptif
menyesuaikan dengan kebutuhan jamannya. Lebih dari itu, terhadap perubahan
kurikulum
kenyataan dari pengalaman kita bekerja membuktikan bahwa

Page | 72
apa yang kita hasilkan terdahulu selalu memerlukan perbaikan sehingga
perubahan merupakan keharusan.
Tugas kepala sekolah pada konteks ini amat strategis. Kepala Sekolah
menjadi penentu utama keberhasilan sekolahnya. Tugas memimpin perubahan ada
di tangannya. Selain sebagai pendidik, pengajar, pelatih, pembimbing, ia juga
berperan sebagai pemimpin pembelajaran, manajer perubahan, dan pengembang
budaya sekolah.
Dalam menyongsong pelaksanaan perubahan, kepala sekolah perlu belajar
dari pengalaman menerapkan kurikulum 2006. Pengalaman dapat menunjukkan
fakta keberhasilan maupun kegagalan. Berangkat dari pengalaman diri sendiri,
maupun belajar dari pengalaman rekan sejawat, kepala sekolah
Belajaralah dari
dapat merancang rencana tindakan yang akan diperankannya keberhasilan
dalam menerapkan kurikulum 2013. sebelumnya demi
perbaikan
Karena itu, mengenali data atau fakta tentang berkelanjutan!
keberhasilan atau ketidakberhasilan sebelumnya merupakan
input yang berharga dalam dalam pelatihan ini. Daya
analisisnya dikuatkan dengan kemampuan menggunakan teori
sehingga dapat memilah data yang sudah sesuai dengan yang
seharusnya tidak sesuai dengan yang seharusnya dalam
menunjang pembelajaran yang efektif.
Hubungan fungsional antara kempimpinan pembelajaran, manajemen
perubahan, pengembangan kultur sekolah yang bersinergi dengan manajemen
pembelajaran terlihat pada gambar di bawah ini.

Page | 73
Diagram Hubungan Kepemimpinan Pembelajaran, Manajemen
Perubahan, dan Budaya Sekolah

Kepemimpinan
Pembelajaran

Sikap

FAKTOR Manajemen Manajemen Keteram


Perubahan Kelas
Siswa -pilan
EKSTERNAL

Pengeta
Budaya
huan
Sekolah

Diagram menjelaskan bahwa peran pemimpin pembelajaran, manajer


perubahan, dan pengembang budaya sekolah merupakan input terhadap efektivitas
pelaksanaan pembelajaran. Semakin berdaya peran kepala sekolah dalam ketiga
hal tadi akan meningkatkan efektivitas guru mengajar-siswa belajar.
Pembelajaran dalam pelatian ini untuk meningkatkan peran kepemimpinan
pembelajaran, pengelolaan perubahan, dan peningkatan budaya sekolah agar dapat
menjadi sekolah yang kondusif sebagai wahana transformasi nilai dalam
peningkatan strategi pembelajaran seperti yang tergambar di bawah ini.

Page | 74
Pada gambar terlihat jelas bahwa konteks pembelajaran interaktif merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari kepentingan mengembangkan yang terintegrasi pada sistem nilai lokal,
nasional, dan global. Pembelajaran memerlukan dukungan interaksi sosial yang sehat dalam
internal sekolah serta dalam hubungan siswa dengan lingkungan sekitar.
Persoalan kritis di sini, sebagian kepala sekolah masih
saja mengharapkan masa depan sekolahnya menjadi lebih baik Jika menghedaki hasil lebih baik,
dengan mempertahankan strategi yang sama dengan yang terapkan strategi yang lebih
inovatif!
dilakukan sebelumnya. Pernyataan itu menegaskan bahwa
untuk perbaikan mutu sekolah di masa depan memerlukan
kepala sekolah yang inovatif.

Page | 75
B. Pendahuluan
Tugas utama kepala sekolah adalah mewujudkan keunggulan
Tugas utama kepala
sekolah yang dipimpinnya. Ciri keunggulan utama sekolah adalah sekolah : mewujudkan
keunggulan mutu lulusan yang memenuhi bahkan melebihi standar. keunggulan!

Berkaitan dengan itu, secara sistem efektivitas kepala sekolah


ditentukan dengan keunggulannya dalam meningkatkan kompetensi
guru dalam memberikan pelayanan belajar. Keunggulan guru-guru
ditentukan dengan motivasi dan kreasi dalam belajarnya, terutama
belajar dari pengalaman melaksanakan tugas dalam melaukan
perbaikan berkelanjutan.
Pelatihan ini difokuskan pada pengembangan kompetensi
pengetahuan dan keterampilan yang menunjang kepemimpinan yang
bersifat terbuka terhadap inovasi dan kolaborasi dalam memfasilatasi Menjadi pemimpin
guru melaksanakan perubahan yang berdampak pada membaiknya fasilitatif, interaktif,
proses pelaksanaan dan hasil belajar siswa. Ketajamannya diasah kolaboratif, inspiratif,
melalui komunikasi dan kolaborasi dengan teman sejawat sehingga
dan membuat
keputusan bersama .
berkembang inspirasi, menemukan ide-ide baru, memperbaiki strategi
dan mepertajam daya analisis peserta untuk memecahkan masalah
melalui pengambilan keputusan bersama.
Seusai pelatihan diharapkan kepala sekolah membawa bekal
pengetahuan dan ketrampilan baru yang dapat kepala sekolah dalam
merencanakan tindakan pada proses penerapan kurikulum 2013.

C. Sekolah
Sekolah adalah tempat siswa dapat belajar. Oleh karena itu, tugas
Sekolah adalah
utama seluruh pemangku kewenangan adalah memastikan bahwa setiap tempat siswa dapat
siswa dapat belajar di sekolah, memastikan bahwa sekolah sebagai tempat belajar.
belajar yang aman dan kondusif untuk seluruh siswa, memastikan bahwa
seluruh siswa mendapat pelayanan belajar yang bermutu sehingga siswa
mengembangkan potensi dan prestasinya dirinya secara alamiah untuk
meraih keunggulan yang optimal.

Kepala sekolah memiliki tanggung jawab menjamin seluruh


Tanggung jawab
siswa belajar dan guru melaksanakan tugas pendidik dalam mendidik, kepala sekolah:
mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa. menjamin guru efektif
mengajar dan siswa
belajar.
Page | 76
Strategi pembelajaran berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
sosial, ekonomi yang semakin cepat. Fokus belajar menguatkan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan siswa secara berimbang. Teknik pembelajaran makin efektif seiring dengan
penggunaan teknologi sesuai kebutuhan siswa bersaing pada konteks lokal, nasional, dan global.
Dalam tantangan yang amat kompleks, Kotter (1990) membedakan antara kepala sekolah
sebagai pemimpin dan sebagai manajer. Tugas pemimpin adalah (1)
menentukan arah pengembangan sekolah, mengembangkan visi Tugas kepala sekolah sebagai
perencana kegiatan dan
masa depan, strategi jangka panjang yang menghasilkan perubahan
anggaran, meningkatkan
sesuai dengan visi. (2) menyelaraskan hubungan orang-orang – kapasitas SDM, dan pemantau
berkomunikasi dalam mengembangkan kerja sama, menciptakan perkembangan kegiatan.

kerja sama untuk lebih memahami visi dan membangun komitmen


untuk mewujudkannya. (3) Memotivasi dan menginspirasi pendidik,
tenaga kependidikan, dan siswa dapat bergerak ke arah yang sesuai
tujuan (p.7)
Tugas kepala sekolah adalah mengawal pengelolaan, pada
tiga kelompok tugas (1) mengembangkan perencanaan dan anggaran (2) mengembangkan
organisasi, struktur organisasi dan pembagiatan tugas, meningkatkan kapasitas staf, dan mengisi
struktur dengan mempertimbangkan kemampuan individu, mengkomunikasikan rencana, dan
mengembangkan sistem monitor pelaksanaan (3) mengontrol kegiatan dan memecahkan masalah
dalam kegiatan formal seperti dalam rapat atau dalam pertemuan informal (p.4)
Pengaruh kepala sekolah ditentukan dengan peningkatan integritas diri, berdisiplin, dan
menjadi personal pembelajar. Ia mendapat pengakuan dan perlakuan
sebagai pemimpin. Pengaruhnya ditentukan dengan pengambilan Pengaruh kepsek
keputusan yang harapan pendidik, peserta didik, dan pemangku dipengaruhi integritas
kepentingan lainnya. Semakin tinggi tingkat kesesuaian dan diri, disiplin, dan cerdas
dalam pengambilan
pengakuan semakin kuat pengaruhnya. Dalam situasi seperti itu
keputusan...
tumbuh kepatuhan kepada pemimpin.
Kuatnya kepemimpinan kepala sekolah bergantung pada
pengambilan keputusan berlandaskan data. Ia pandai memecahkan
masalah karena tidak hanya mengandalkan pikirannya sendiri,
melainkan pandai memfasilitasi pemikiran bersama. Budaya sekolah yang baik
Pembaharu budaya sekolah merupakan sisi penting yang diraih dari kebiasaan belajar;
berpikir logis: faktual,
tidak kalah menentukan keberhasilan. Pemahamannya tentang konseptual, prosedural;
nilai, pola pikir, keyakinan, motivasi, semangat berinovasi warga percaya diri, dan berkarya.

sekolah sangat penting untuk terus menerus dicermati.


Pemahaman ini menjadi dasar dalam memperjelas visi-misi,
tujuan sekolah, mutu proses, dan output yang diharapkan menjadi
Page | 77
salah satu pendukung efektivitas peran kepala sekolah dalam pengembangan budaya berkarya.
Keberhasilan dalam penerapkan kurikulum 2013 akan sangat ditentukan dengan
keberhasilan kepala sekolah mengembangkan budaya yang direalisasikan dalam kebiasan berpikir,
bertindak dan berkarya. Keterampilan
berpikir ilmiah serta terampil pada
berpikir level tinggi akan tumbuh jika
sekolah mengembangkannya melalui
strategi pengembangan pembiasaan dalam
aktivitas sekolah sehari-hari. Belajar
menerapkan berpikir ilmiah tidak hanya
dalam batas interaksi belajar di dalam
kelas, tetapi dilakukan di luar kelas. Guru
dan siswa berinteraksi dalam penguasaan
keterampilan menggunakan (1) fakta, (2)
konsep, (3) prosedur, dan (4) metakognitif.

D. Elemen Perubahan
Pelaksanaan perubahan kurikulum sebelumnya menjadi Kurikulum 2013
membutuhkan perhatian kepala sekolah secara bersungguh-sungguh karena
mereka peran kepala sekolah menjadi salah satu faktor utama keberhasilan.
Fokus utama perubahan
kurikulum meliputi empat standar,
yaitu standar kompetensi lulusan,
isi, proses, dan penilaian. Ruang
lingkup perubahan terdapat pada
irisan keempat standar seperti
terlihat pada diagaram berikut:
Pemahaman kepala sekolah
terhadap berbagai elemen
perubahan sangat bermanfaat dalam menentukan prioritas kegiatan yang perlu
kepala sekolah laksanakan. Ada pun pergeseran dari kurikulum sebelumnya ke
kurikulum 2013 dapat digambarkan dalam matrik di bawah ini.

Page | 78
1. Pergeseran dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

Yang Lalu Elemen Perubahan

1. Terstruktur: Terstruktur dalam:


 SKL,
 SKL
 SK,
 Kompetensi Inti (KI)
 KD, dan
 Kompetensi Dasar
 Indikator Pencapaian
 Indikator Pencapaian
Kompetensi
Kompetensi
Kompetensi inti mengikat kompetensi-
kompetensi dasar.

Kompetensi inti meliputi:

KI1 : Sikap keagamaan

KI2: Sosial kepribadian, ahlak,

KI 3: Pengetahuan

KI4: Penerapan Pengetahuan

2. Faktual: Lebih menitikberatkan pada Menunjukkan perilaku yang


pengembangan kompetensi dimensi mencerminkan sikap orang beriman,
kognitif. berahlak mulia, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan

Memiliki kemampuan pikir serta tindak


yang efektif dan kreatif.

Memiliki pengetahuan faktual dan


konseptual yang berwawasan
kemanusiaan, lingkungan, kebangsaan,
kenegaraan, peradaban.

Pembelajaran mengembangkan
Page | 79
Yang Lalu Elemen Perubahan

kemampuan menguasai fakta, konsep,


prosedur, metakognitif.

 SD: menguasai fakta dan konsep


 SMP: menguasai fakta, konsep, dan
prosedur.
 SMA/SMK: menguasai fakta,
konsep, prosedur, dan metakognitif.
3. SKL pada tiap mata pelajaran SKL dikembangkan menjadi kompetensi
dikembangkan secara lepas inti sebagai pengikat dan acuan bagi
pengembangan kompetensi dasar.

2. Pergeseran dalam Standar Isi


Yang Lalu Elemen Perubahan

1. Secara faktual kurikulum masih Kurikulum holistik dan integratif yang


belum optimal memberikan kepada berfokus pada alam, sosial, dan budaya
peserta didik untuk mempelajari
permasalahan di lingkungan
masyarakatnya dan
mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Secara faktual pembelajaran tematik Pendekatan pembelajaran tematik integratif
di SD diberikan hanya di kelas I, II pada semua jenjang kelas.
dan III saja.
3. Secara faktual dalam pembelajaran Pembelajaran menggunakan pendekatan
siswa pada umumnya hanya saintifik, sehingga memiliki perilaku khas
menerima apa yang diberikan guru yang berkaitan dengan kebutuhan siswa
saja, sehingga daya inisiatif dan pada hidupnya, meliputi;
kreativitas berkarya yang tidak
Domain sikap : menerima, mejalankan,
optimal.
menghargai, menghayati, dan

Page | 80
Yang Lalu Elemen Perubahan

mengamalkan.

Domain keterampilan: mengamati,


menanya, mencoba, mengolah, menyaji,
menalar, dan mencipta.

Domain pengetahuan: mengetahui,


memahami, menerapkan, menganalisis, dan
mengevaluasi.

4. Jumlah mata pelajaran untuk SD Jumlah mata pelajaran dikurangi, tetapi jam
sebanyak 10 mata pelajaran dan belajar untuk setiap mata pelajaran maupun
untuk SMP 12 mata pelajaran keseluruhan ditambah. Jumlah mata
pelajaran di SD menjadi 6 MP dan untuk
SMP menjadi 10 MP.

5. Jam belajar di SD untuk kelas I, II, III Jam belajar di SD untuk kelas I, II, III
masing masing 26, 27, dan 27 jam, masing masing 30, 32, dan 34 jam, dan
dan untuk kelas IV, V dan VI untuk kelas IV,V dan VI adalah 36 Jam
masing-masing 32 Jam Pelajaran Pelajaran

6. Secara faktual pembelajaran di kelas Pembelajaran kontekstual dan terpadu di


masing-masing berdiri sendiri SMP merupakan pemaduan materi yang
dipelajari dengan pengalaman keseharian
siswa akan menghasilkan dasar-dasar
pengetahuan yang mendalam. Siswa akan
mampu menggunakan pengetahuannya
untuk menyelesaikan masalah-masalah baru
dan belum pernah dihadapinya dengan
peningkatan pengalaman sehingga dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
dengan memadukan materi pelajaran yang
telah diterimanya di sekolah.

Page | 81
Yang Lalu Elemen Perubahan

7. Secara faktual TIK merupakan salah TIK menjadi media semua mata pelajaran di
satu mata pelajaran. SMP

3. Pergeseran dalam Standar Proses

Yang Lalu Elemen Perubahan

2. Faktual, pembelajaran berpusat pada Pembelajaran berpusat pada siswa.


guru. Guru berbicara dan siswa Memperhatikan siswa berinteraksi,
mendengar dan menyimak, dan beragumen, berdebat, dan berkolaborasi.
menulis. Guru mengajar. Guru menjadi fasilitator.

3. Faktual, pembelajaran satu arah, guru Pembelajaran interkatif.


mengajari siswa.
Guru berusaha membuat kelas semenarik
mungkin dengan menggunakan pendekatan
tematik integratif, sains, kontekstual yang
terencana.

4. Pembelajaran menerapkan model Pembelajaran dalam konteks jejaring.


isolasi, sebelumnya siswa bertanya
kepada guru dan berguru pada buku
yang ada di dalam kelas semata

Siswa menimba ilmu dari berbagai sumber;


dari siapa saja, dari mana saja, dari internet,
dari perpustakaan sekolah, dari hasil praktik
di luar kelas, dari praktik di dalam kelas,

Page | 82
Yang Lalu Elemen Perubahan

dari pengalaman teman-teman, dari


pengalaman orang-orang sukses.

5. Faktual banyak guru melaksanakan Pembelajaran siswa aktif.


pembelajaran model siswa pasif.
Guru memfasilitasi siswa aktif dengan
Siswa mendengarkan yang guru
cara merumuskan berbagai pertanyaan
sampaikan agar peserta didik
yang ingin mereka cari jawabannya.
mengerti.
6. Faktual, pembelajaran disampaikan Pembelajaran menggunakan contoh yang
secara verbal dan abstrak. Contoh- diperoleh dari analisis bacaan, dari
contoh diberikan guru yang artifisial kenyataan pada kehidupan sehari-hari
(buatan atau bukan diangkat dari fakta hasil pengamatan dan pengalaman belajar
yang sesungguhnya). siswa.

7. Faktual pembelajaran Pembelajaran berbasis tim.


mengembangkan kapasitas tiap
Guru mengembangkan kapasitas belajar
individu.
individu melalui kerja sama dalam
kelompok.

Belajar merupakan proses interaksi sosial


dengan sesama siswa yang saling
mengasah, saling membantu untuk meraih
keberhasilan kelompok dan keberhasilan
individu.

8. Faktual: Proses pembelajaran Pembelajaran menstimulasi seluruh

Page | 83
Yang Lalu Elemen Perubahan

menstimulasi indra lihat dan dengar. panca indra, komponen jasmani dan
rohani terlibat aktif dalam kegiatan
belajar.

9. Faktual: Pembelajaran mencukup Memberdayakan perilaku khas dengan


materi yang luas dengan menganggap menggunakan kaidah keterikatan dengan
semua materi perlu diberikan. menyederhanakan kurikulum, mengurangi
mata pelajaran, dan menambah jam
belajar.

4. Pergeseran dalam Standar Penilaian

YANG LALU ELEMEN PERUBAHAN

10. Faktual: pada umumnya penilaian Penilaian otentik, menggunakan penilaian


masih menggunakan bentuk tes. acuan patokan (PAP), yaitu penilaian
pencapaian hasil belajar didasarkan pada
posisi skor yang diperoleh siswa terhadap
skor ideal berbasis kompetensi,
memanfaatkan portofolio yang
merefleksikan hasil belajar.

11. Faktual: penilaian lebih dominan Penilaian mencakup SKL, KI, dan KD yang
menekankan pada penguasaan meliputi sikap, pengetahuan, dan
materi pelajaran. keterampilan.

5. Pergeseran dalam Standar Pengelolaan

Page | 84
Yang Lalu Elemen Perubahan

12. Kepemimpinan pembelajaran, Kepemimpinan pembelajaran:


secara faktual; sebagian kepala
Kepsek memiliki kekuatan moral
sekolah belum memberdayakan
dalam memobilisasi orang, membangun
kekuatan moral secara optimal
insiatif, mentraksikan target, interaksi
dalam memobilisasi warga
yang komunikatif dan produktif,
sekolah, menentukan target yang
memotiviasi, melalui kegiatan
tinggi dalam meningkatkan mutu
pengembangan kurikulum, peningkatan
pembelajaran melalui supervisi
kompetensi pendidik, proses
pembelajaran.
pembelajaran, serta penilaian.

13. Manajemen Perubahan; Manajemen perubahan


Faktual; belum semua kepala
Perubahan struktur organisasi dan
sekolah memberdayakan
prilaku atau kebiasaan dalam
kompetensi kewirausahaan dalam
memperbaiki kinerja organisasi melalui
merancang perubahan perilaku
perbaikan rencana, menentukan tujuan,
melalui penentuan tujuan,
indikator keberhasilan, target yang
indikator, dan target yang
terukur, dan strategi sehingga
terukur, mengembangkan strategi
meningkatakan kepuasan pelanggan,
dan metode baru secara inovatif
serta meredam guncangan akibat
untuk meningkatkan kepuasan
perubahan sehingga meraih hasil lebih
pelanggan.
baik. Kepala sekolah sebagai manajer
perubahan perlu memiliki kompetensi
kewirausahaan.

14. Kepala sekolah sebagai Kepala Sekolah sebagai pembangun


pembaharu budaya sekolah; budaya sekolah:
Kurang piawai dalam
Kepala sekolah piawai dalam
membangun gagasan, norma,
mengembangkan gagasan, norma, nilai,
nilai keyakinan, tindakan, karya
keyakinan, tindakan, dan karya yang
Page | 85
Yang Lalu Elemen Perubahan

inovatif melalui proses belajar mendasari motif warga sekolah


berkelanjutan sehingga kepala membangun pembiasaan baik melalui
sekolah mampu menjadi peran kepala sekolah sebagai teladan.
pemimpin inspiratif.

Page | 86
2 JPL
PEMIMPIN PEMBELAJARAN

Meningkatkan Meningkatkan
Menentukan arah Menyelaraskan
Kompetensi Motivasi
pengembangan hubungan
Pendidik

Menentukan arah Mengembangkan Merencanakan Motivasi


pengembangan komunikasi pembelajaran instriksik

Mengembang
kan kurikulum
Mengembang Membangun kerja Melaksanakan
kan kurikulum sama pemebelajaran Memilih
strategi

Meningkatkan kordinasi Motivasi


Memilih Menilai hasil
dan sikronisasi ekstinsik
strategi belajar siswa
Eksternal
Bencmarking
Menetapkan Melakukan
Menangani konflik
kebijakan supervisi Kompetitif
dengan pesaing

Efektivitas Pembelajaran

Bagaimana mengembangkan siswa yang berahlak,


berpengetahuan dan berketerampilan?

Page | 87
Page | 88
BAGIAN :KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN DAN SUPERVISI
AKADEMIK
1. Tujuan Pelatihan
Kepala sekolah mampu mengelola sumber daya yang sekolah miliki
secara efektif dalam menjamin terwujudnya keunggulan pemenuhan standar
kompetensi lulusan pada melaksanakan kurikulum 2013 melalui
pembangunan budaya sekolah.
2. Indikator Pencapaian
a. Sikap
 Meningkatnya keyakinan bahwa supervisi akademik sebagai
strategi utama penjamin keberhasilan pelaksanaan kurikulum
 Memiliki komitmen melaksanakan supervisi akademik
b. Pengetahuan
 Merumuskan konsep kepemimpinan pembelajaran
 Membandingkan kondisi nyata dengan kondisi yang diharapkan
 Mengembangkan strategi meningkatkan peran kepemimpinan
pembelajaran
c. Keterampilan
 Membimbing guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan karakteristik kurikulum 2013
 Memantau keterlaksanaan dan keberhasilan implementasi
kurikulum
 Melaksanakan pembinaan pendidik.
 Menerapkan teknik memantau dalam merealisasikan kurikulum
2013
 Mengidentifikasi data yang diperlukan untuk melakukan perbaikan
proses perubahan

Ruang lingkup Kempemimpinan


3. Ruang Lingkup Materi Kepemimpinan Pembelajaran (KP):

Pembelajaran 8. Apakah KP?


9. Mengapa KPpenting?
10. Bagaimana pelaksanaannya?
Page | 89
11. Apakah kepsek berhasi
menerapkan KP?
12. Bagaimana KP dalam
pelaksanaan kurikulum 2013?
13. Bagaimana mengukur
keberhasilannya?
Materi diklat kepala sekolah dalam persiapan pelaksanaan kurikulum
2013 yang meliputi:
1) Definisi kepemimpinan pembelajaran.
2) Pentingnya penerapan kepemimpinan pembelajaran
3) Prosedur penerapan konsep kepemimpinan.
4) Analisis kondisi nyata dan kondisi yang diharapkan.
5) Rencana tindakan dalam dimensi kepemimpinan pembelajaran pada
penerapan kurikulum 2013

4. Uraian Materi

Ada sejumlah penjelasan tentang makna kepemimpinan pembelajaran


telah disampaikan oleh para ahli. Namun pada dasarnya dapat disarikan bahwa
kepemimpinan pembelajaran merupakan tindakan kepala sekolah yang mengarah
pada terciptanya iklim sekolah yang mampu mendorong terjadinya peningkatan
mutu pengelolaan internal sekolah sehingga memungkinkan terselenggaranya
proses pembelajaran yang merangsang para siswa untuk mencapai prestasi
belajar yang tinggi. Pemimpin pembelajar yang efektif terlibat dalam masalah-
masalah kurikuler dan pembelajaran, yang kesemuanya itu mempengaruhi prestasi
belajar siswa (Cotton, 2003).

Tujuan kepemimpinan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi


pembelajaran agar terjadi peningkatan prestasi belajar, kepuasan belajar, motivasi
belajar, keingintahuan, kreativitas, inovasi, jiwa kewirausahaan, dan kesadaran
untuk belajar sepanjang hayat - karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni
berkembang dengan pesat. Kepemimpinan pembelajaran sangat penting untuk
diterapkan di sekolah karena mampu: (1) meningkatkan prestasi belajar siswa
secara signifikan; (2) mendorong dan mengarahkan warga sekolah untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa; (3) memfokuskan kegiatan-kegiatan warga
sekolah untuk menuju pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah; dan (4)
membangun komunitas belajar warga dan bahkan mampu menjadikan sekolahnya
sebagai sekolah pembelajar (learning school).

Page | 90
Kepemimpinan pembelajaran dapat terjadi secara langsung (direct
instructional leadership) ataupun tidak langasung (indirect instructional
leadership) (Kleine-Kracht, 1993:12, dalam Sulistyorini). Kepemimpinan
pembelajaran secara langsung terjadi ketika kepala sekolah bekerja dengan para
guru dan staf lainnya untuk mengembangkan proses belajar mengajar. Sebagai
contoh, ketika kepala sekolah melakukan kegiatan supervisi guru di kelas,
kegiatan diskusi untuk memberi umpan balik terhadap proses pembelajaran yang
telah dilaksanakan seorang guru, dan pemberian contoh pelaksanaan
pembelajaran. Sedangkan kepemimpinan pembelajaran secara tidak langsung
terjadi ketika kepala sekolah, antara lain memberikan sejumlah kemudahan dan
mendorong para guru dan staf untuk mengembangkan diri, melakukan
pengambilan keputusan secara bersama-sama (sharing on decision making), dan
mengubah tata nilai serta visi sekolah yang mengarah kepada peningkatan kualitas
pembelajaran.

Beberapa ahli pendidikan mengajukan istilah kepemimpinan kependidikan


(educational leadership) untuk menggantikan istilah kepemimpinan
pembelajaran. Hal ini dilatarbelakangi oleh pendapat bahwa istilah kepemimpinan
pembelajaran cenderung fokus kepada kepala sekolah sebagai pusat kekuasaan
dan otoritas. Sementara kepemimpinan kependidikan dinilai memiliki makna yang
lebih luas dan komprehensif. (Gurr, Drysdale, dan Mulford, 2007: 3).

Kepala sekolah dalam memerankan dirinya sebagai pemimpin pembelajaran


hedaknya dapat memenuhi enam prinsip berikut (1) membangun tujuan bersama (2)
meningkatkan kreasi dan inovasi dalam mengembangkan kurikulum 3) mengembangkan
motivasi pendidik dalam mengembangkan kompetensi (4) menjamin pelaksanaan mutu
proses pembelajaran melalui pelaksanaan monitoring atau supervisi (5) mengembangkan
sistem penilaian dalam memantau perkembangan belajar siswa (6) mengambil keputusan
berbasis data.

Dalam menunjang efektivitas pengambilan keputusan kepala sekolah hendaknya


menghimpun data dengan menggunakan strategi berikut:

 menjadi pendengar,
Page | 91
 berbagi pengalaman,
 menggunakan contoh,
 memberikan peluang untuk memilih,
 menyikapi dengan arif kebijakan terdahulu
 mendorong pendidik berani mengambil resiko
 menyediakan sumber belajar untuk pengembangan keprofesian berkelanjutan ;

Dalam tugas utama memantau atau melaksanakan supervisi, menurut Joseph


Blase and Jo Blase (1999), dalam kegiatan sehari-hari kepala sekolah melakukan strategi
berikut:

 Memberikan saran;
 Memberikan umpan balik terhadap aktivitas pendidik;
 Mengembangkan model;
 Menggunakan hasil riset,
 Meminta pendapat;
 Memberikan pujian atau penghargaan.
Dari telaahan pada akhirnya dapat kita peroleh kesimpulan bahwa tugas kepala
sekolah dalam perannya sebagai pemimpin pembelajaran adalah mengembangkan daya
inisiatif dan interaktif dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan.
Kepala sekolah membangun kekuatan moral yang terintegrasi dengan nilai-nilai, tujuan,
dan keyakinan bersama dalam merencanakan, melaksanakan, mensupervisi, dan
mengevaluasi program.

Agar dapat mengembangkan moral kebersamaan kepala sekolah perlu bertindak


efektif yang ditunjukkan dalam aktivitas berikut;

1) Meminta pendapat
2) Mendengarkan saran atau gagasan
3) Memberikan umpan balik
4) Berbagi pengalaman
5) Mengembangkan contoh atau model
6) Memberi peluang untuk memimilih
7) Menyikapi kebijakan baru dengan arif
8) Memberi peluang kepada guru berani mengambil resiko

Page | 92
9) Menyediakan sumber belajar
10) Memberi pujian atau menghargai.
Konsep di atas memandu para kepala sekolah dalam memerankan diri sebagai
pemimpin pembelajaran meliputi tiga bidang tugas yaitu menentukan arah
pengembangan sekolah, menyelaraskan hubungan kerja, dan meningkatkan motivasi
pendididik, siswa, dan tenaga kependidikan lainnya. Hubungan antara ketiganya dapat
dilihat pada gambar berikut :

Peran pertama kepala sekolah adalah menentukan arah pengembangan sekolah.


Peran penting kepemimpinannya terefleksikan dalam tugas menetapkan keputusan
berbasis data dan penetapan kebijakan sekolah. Dampak lanjutannya kepala sekolah
memfasilitasi tiap satuan pendidikan menentukan visi-misi, tujuan, dan strategi dalam
meningkatkan efektivitas perannya sebagai pimpinan sekolah.

Tugas penting berikutnya adalah menyeleraskan hubungan kerja antarpersonal


seluruh pemangku kepentingan. Hubungan yang harmonis antarguru, antarsiswa,
antartenaga kependidikan serta hubungan antara para pemangku kepentingan merupakan
prasyarat tercapainya tujuan. Hubungan yang efektif perlu dikembangkan melalui

Page | 93
komunikasi, penciptaan kerja sama, dan koordinasi dan sinkronisasi antar komponen
sistem internal sekolah.

Tugas berikutnya adalah meningkatkan motivasi para pemangku kepentingan.


Pengembangan menggunakan dua strategi yaitu motivasi internal dan eksternal. Motivasi
dari dalam bapat kepala skolah kembangkan melalui penentuan target yang lebih tinggi
daripada pencapaian sebelumnya dan memberikan penghargaan kepada para pemangku
kepentingan yang mencapai target mutu yang ditetapkan. Sedangkan peningkatan
motivasi eksternal dapat kepala sekolah lakukan melalui pengembangan semangat
berkompetisi dan penetapan bencmarking sekolah pesaing yang sejenis.

5. Supervisi Akademik

Supervisi akademik merupakan strategi membantu guru mengembangkan


kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. Esensi supervisi akademik bukan
menilai kinerja guru, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan
profesinya. Meskipun demikian, supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian,
karena proses supervisi sendiri berangkat dari data hasil penilaian atau penilaian
merupakan bagian dari pelaksanaan kegiatan supervisi.

Prinsip pelaksanaan supervisi akademik:

a. menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, bersifat terbuka,


kesetiakawanan, dan informal.

b. Pelaksanaannya secara berkesinambungan pelaksanaannya sebagai bagian


dari perbaikan mutu berkelanjutan.

c. Sifatnya terbuka, demokratis, aktif, dan kooperatif. Supervisor dalam


mengarahkan bersikap dominan namun tidak boleh mendominasi.
pelaksanaan supervisi akademiknya.

d. Program supervisi akademik integratif dengan rencana kerja sekolah dan


kebijakan mutu pendidikan secara keseluruhan.

Page | 94
e. Supervisi akademik bersifat komprehensif. Programnya mencakup
keseluruhan aspek pengembangan akademik yang berkaitan dengan SKL, isi,
proses, dan penilaian

Pendekatan pelaksanaan supervisi akademik meliputi;


a. Langsung; Supervisor memberikan arahan langsung dan memberi penguatan
langasung pula. Pendekatan seperti ini dapat dilakukan dengan perilaku
supervisor adalah: menjelaskan, menyajikan, mengarahkan, memberi contoh,
menetapkan kriteria, dan menguatkan.
b. Tidak langsung
Pelaksanaan supervisi denga pendekatan tidak langsung supervisor aktif
terlebih dulu mendengarkan informasi dari guru. Ia memberi kesempatan
sebanyak mungkin kepada guru untuk mengemukakan informasi yang mereka
dapatkan dari pengalamannya bertugas. Supervisor mendengarkan,
memahami, dan menindaklanjuti dengan memberikan bantuan untuk
mengembangkan gagasan bersama dalam memperbaiki pelaksanaan tugasnya.
c. Pendekatan Terpadu
Yang dimaksud dengan pendekatan terpadu adalah cara memadukan langsung
dan tidak langsung. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun guru
berkolaborasi, bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria
proses dan hasil yang hendak diwujudkan. Pendekatan ini berhubungan dua
arah. Teknik pelaksanaannya dapat dilakukan dengan cara, menjelaskan,
mendengarkan, memecahkan masalah, negosiasi, kolaborasi, dan konsultasi
berperantara melalui jejaring teknologi infomrasi dan komunikasi.

6. Kegiatan Kepala Sekolah dalam Pelatihan


Dalam pelatihan kepala sekolah melakukan kegiatan berikut:

(1) Memonton video tentang pembelajaran efektif atau lesson study


(2) Berdiskusi tentang isi video
(3) Praktik merancang kegiatan supervisi pembelajaran

Page | 95
(4) Mendisain instrumen supervisi
(5) Praktik menggunakan instrumen melaksanakan supervisi
(6) Praktik merumuskan hasil supervisi sebagai bahan pembimbingan dan
pembinaan.
(7) Praktik evaluasi hasil penilaian kinerja sekolah dalam memenuhi target
SKL

7. Analisis Kondisi Nyata


Untuk mendalami lebih jauh tentang perankepala sekolah kita dapat
menelusurinya dengan menggunakan lima model pertanyaan seperti yang
terdapat dalam contoh berikut:
1) Apa yang kepala sekolah rencanakan dalam perannya dalam pelaksanaan
kegiatan supervisi sebagai salah kegiatan pemimpin pembelajaran?
2) Apakah kepala sekolah melaksanakan tindakan sesuai rencana yang dibuat?
3) Apakah kepala sekolah berhasil atau tidak berhasil mencapai targetnya?
4) Mengapa berhasil atau tidak berhasil?
5) Tindaklanjut apa yang kepala sekolah rencanakan untuk meningkatkan
efektivitas kepemimpinannya?

8. Peningkatan Keterampilan

Cobalah ubah model perangkat supervisi perencanaan pembelajaran di


bawah ke dalam format supervisi pembelajaran, lalu lakukan supervsi terhadap
pembelajaran yang dapat Saudara saksikan dalam video yang ditayangkan dalam
kelas.

Page | 96
Model:

PELAKSANAAN TUGAS SUPERVISI AKADEMIK

Nama Pengawas : .................................................................

NIP : .................................................................

Tempat Kegiatan : .................................................................

Kelas : ................................................................

Jam : ................................................................

Hari/Tanggal : .................................................................

Semester/Tahun : .................................................................

Yang disupervisi : .................................................................

: .................................................................

: .................................................................

A. Materi Supervisi : Supervisi perencanaan pembelajaran


B. Tujuan;
Meningkatkan penjaminan guru melaksanakan tugas pengembangan perangkat
perencanaan pembelajaran sesuai dengan standar isi, proses, dan penilaian.

1) Menerapkan prinsip-pinsip tematik-integratif dalam pengembangan perencanaan


pembelajaran
2) Mengembangkan RPP yang sesuai dengan Silabus, Buku Guru, Buku Siswa, dan
prinsip-pinsip pembelajaran
3) Menilai kesesuaian kompetensi pada KI, KD, RPP, materi pelajaran, dan penilaian
4) Mempertimbangkan keseimbangan antara sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
5) Mengembangkan sumber dan sarana belajar siswa yang varitatif.

Page | 97
6) Merapkan konsep penerapan pendekatan proyek, strategi pembelajaran saintifik, dan
metode inquiri, dan pemecahan masalah dalam rencana kegiatan pembelajaran.
7) Mengembangkan instrumen dan administrasi penilaian otentik, PAK, dan portofolio
yang mengukur seharusnya diukur.

C. Indikator Pencapaian Tujuan


1) Guru-guru dapat mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
menerapkan prinsip-pinsip tematik-terpadu sesuai dengan karakteristik keunggulan
siswa yang diharapkan pada tingkat satuan pendidikan
2) Guru-guru dapat mengembangkan RPP yang selaras dengan Silabus, Buku Guru,
Buku Siswa, dan prinsip-pinsip pembelajaran, dan penilaian.
3) Guru-guru dapat menilai kesesuaian kompetensi siswa pada RPP dengan SKL, KI,
KD, materi pelajaran, dan penilaian sehingga kompetensi siswa yang diharapkan
menjadi dasar pengembangan perencanaan pembelajaran.
4) Guru-guru mengembangkan kompetensi dengan menggunakan peta sebaran
kompetensi yang menggambarkan keseimbangan antara sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
5) Guru-guru menggunakan alam sekitar sebagai sumber belajar dengan dukungan
teknologi tepat guna.
6) Guru-guru menerapkan pendekatan proyek, strategi pembelajaran saintifik, dan
metode inquiri dalam rencana kegiatan pembelajaran
7) Guru-guru merumuskan instrumen dan administrasi penilaian otentik, PAP, dan
portofolio yang mengukur target sesuai target program.

D. Model Analisis Masalah dan Strategi Supervisi


Strategi
N Kondisi Yang
Kondisi Nyata Masalah Pelaksanaan
o Diharapkan
Supervisi

1. Guru-guru belum Guru-guru terampil Bagaimana Penyediaan sumber


berpengalaman mengembangkan meningkatkan belajar, pelatihan,
dalam menerpakan perencanaan pengetahuan dan pendampingan, dan
pengetahuan dan pebelajaran dengan keterampilan pratik
keterapilan pendekatan tematik merencanakan pengembangan.
menerapan prinsip- integratif. pembelajaran
prinsip tematik - dengan menerapkan

Page | 98
integratif prinsip-prinsip
tematik-integratif?

2. Guru-guru memiliki Guru-guru Bagaimana guru Pembimbingan,


keterampilan menggunakan matrik dapat secara mandiri pendampingan, dan
menyelaraskan RPP, untuk menilai mengembangkan pengembangan
SKL, KI, KD, keselarasan RPP, matrik untuk kreativitas melalui
materi pelajaran, SKL, KI, KD, materi menguji keselarasan MGMP dan belajar
dan penilaian pelajaran, dan RPP, SKL, KI, KD, mandiri.
penilaian materi pelajaran, dan
penilaian?

3. Guru-guru perlu Guru-guru mampu Bagaimana guru Pengembangan


menilai kesesuaian menilai secara dapat menilai kompetensi guru
kompetensi siswa mandiri kesesuaian kesesuaian melalui diskusi,
pada RPP dengan kompetensi siswa kompetensi siswa praktik, pemodelan,
SKL, KI, KD, pada RPP dengan pada RPP dengan dan tugas mandiri.
materi pelajaran, SKL, KI, KD, materi SKL, KI, KD, materi
dan penilaian pelajaran, dan pelajaran, dan
penilaian penilaian?

4. Guru-guru belum Guru-guru Bagaimana guru Mengembangkan


memiliki mendeskripsikan mendeskripsikan matrik untuk menilai
pengalaman dalam keseimbangan keseimbangan dalam keseimbangan tiap
mendeskripsikan pengembangan perencanaan kompetensi dalam
keseimbangan kompetensi sikap, pengembangan peta sebaran
kompetensi sikap, keterampilan, dan keterampilan, kompetensi pada
keterampilan dan pengetahuan. pengetahuan, dan tiap tema.
pengetahuan. sikap?

5. Guru menjadi Guru memfasilitasi Bagimana guru Observasi, studi


sumber belajar yang siswa aktif merancang strategi dokumen,
dominan bagi siswa. menggunakan pembelajaran yang pembimbingan,
jejaring sehingga memfasilitasi siswa pemodelan, dan
dapat menggunakan menggunakan lesson studi.
sumber belajar dan sumber belajar dan
media belajar yang media belajar yang
varitatif. varitatif?

Page | 99
6. Pembelajaran Guru merancang Bagaimana guru Studi dokumen,
menggunakan penerapan terampil menerapkan wawancara,
metode ceramah, pendekatan proyek. pendekatan proyek? pembimbingan,
diskusi, dan tanya pendampingan, dan
jawab, tugas mandiri.

7. Guru masih Guru melaksanakan Bagaimana guru Melaksnakan studi


dominan penilaian otentik dapat meningkatkan dokumen, diskusi,
menggunakan tes menilai otentik pembimbingan,
hasil belajar dan pembelajaran? pelatihan,
latihan soal pemodelan, dan
praktik mandiri.

E. Instrumen Pengukuran Pemenuhan Target Kegiatan


Tingkat Keberhasilan

Catatan Pelaksanaan
No Kondisi Yang Diharapkan Di
Supervisi Memenuhi Di atas
bawah
standar standar
standar

1. Guru-guru terampil
mengembangkan
perencanaan pebelajaran
dengan pendekatan
tematik integratif.

2. Guru-guru menggunakan
matrik untuk menilai
keselarasan RPP, SKL,
KI, KD, materi
pelajaran, dan penilaian

3. Guru-guru mampu
menilai secara mandiri
kesesuaian kompetensi
siswa pada RPP dengan
SKL, KI, KD, materi
Page | 100
pelajaran, dan penilaian

4. Guru-guru
mendeskripsikan
keseimbangan
pengembangan
kompetensi sikap,
keterampilan, dan
pengetahuan.

5. Guru memfasilitasi siswa


aktif menggunakan
jejaring sehingga dapat
menggunakan sumber
belajar dan media belajar
yang variatif.

6. Guru merancang
penerapan pendekatan
proyek dalam
perencanaan
pembelajaran

7. Guru merancang
penerapan metode
saintifik dalam
perencanaan
pembelajaran

8. Guru merancang
penerapan metode
inquiri dalam
perencanaan

Page | 101
pembelajaran

9. Guru merancang
penerapan metode
pemecahan masalah
dalam perencanaan
pembelajaran

10. Guru menggunakan


penilaian otentik

F. Kesimpulan hasil Supervisi:


........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

G. Refleksi
........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

H. Rekomendasi
........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

Page | 102
BUKTI PARTISIPASI DALAM KEGIATAN SUPERVISI

Nama Sekolah : ..................................................................

Alamat : .................................................................

Hari/Tanggal : .................................................................

Kelas : .................................................................

Waktu : .................................................................

Semester/Tahun : .................................................................

Materi Supervisi : .................................................................

Yang disupervisi:

No. Nama Tanda Tangan

1. 

2. 

3. 

4. 

5. 

6. 

7. 

8. 

.......................................

Kepala Sekolah

Page | 103
.......................................

9. Presentasi Kelompok
Presentasi dilakukan secara serentak dan saling antar kelompok saling berbagi karya untuk
dinilai dan dikompentari oleh kelompok lainnya.

10. Hasil Karya Pelatihan


Hasil karya pelatihan adalah hasil kerja kelompok dalam bentuk penggunaan instrumen
supervisi pembelajaran.

Page | 104
Referensi:

Anderson, D. & Anderson, LA 2001. Beyon Change Management:


Advanced Strategies for Today’s Transformational Leaders. San
Francisco: Jossey-Bass.

Bradford, D.L. and Burke, W.W. 2005. Reinventing Organization


Development. New Approaches to Change in Organizations San
Francisco, CA: Pfeiffer.

MacGregor Burns, James. 1978. Leadership, Harper & Row, London.

Celtus R. Bulach, Fred C. Lunenburg, and Les Potter, 2011. High-


Performing School: A comprehensive Approach to School Reform,
Dropout Prevention, and Bullying Behavior, Second Edition, Rowman &
Littlefield education, USA.

Fullan Michael, 2001. Leading in A Culture of Change, Jossey-Bass,


San Francisco.

Glickman, C.D., Gordon, S.P. and Ross-Gordon, J.M. 1995. Supervision


of Instruction: A Developmental Approach, 3rd ed., Allyn and Bacon,
Boston, MA.

Gordon Mitchell. 1999. Change Management: Best Practice in Whole


School Development, Danida, Denmark.

Koentjaraningrat. 1987. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan,


Gramedia. Jakarta.

Kooter, John P. 1990. A Force For Change: How Leaders Differs From
Management. The Free Press. New York.

Senge, Peter M. 1990, The Fifth Discipline, Doubleday/Currency,

Sergiovanni, T.J. 1996. Moral Leadership, Jossey-Bass, San Francisco,


CA

Page | 105
Stanley Gordon. 2006. Seven Principles fo Change Management,
Faculty of Education and Social Work, University of Sydney, Australia.

Stolp, Stephen .1994. Leadership for School Culture, Eric Digest. USA

Page | 106
6.1. PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
TEMATIK TERPADU DI SEKOLAH DASAR

A. KOMPETENSI
Mampu memberikan bantuan teknis kepada sekolah dalam mangatasi
hambatan selama implementasi pembelajaran tematik terpadu sesuai
Kurikulum 2013

B. INDIKATOR
1. Merancang perencanaan pengelolaan pembelajaran tematik
terpadu.
2. Mengendalikan pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu.
Page | 107
3. Melaksanakan supervisi.
4. Memetakan hasil supervisi.
5. Menindaklanjuti hasil supervisi
C. MATERI
 Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu di SD

D. PROSES/ AKTIVITAS
1. Menyaksikan tayangan video tematik terpadu
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Kerja Kelompok merancang pengelolaan pembelajaran tematik
terpadu
4. Latihan menggunakan instrumen dan membuat merekomendasi
dan tindak lanjut
5. Presentasi
E. PERANGKAT PELATIHAN
1. Video tentang contoh pembelajaran tematik terpadu.
2. Bahan Tayang
3. Lembar Kerja
4. Alat dan Media Pembelajaran
 LCD
 Laptop
 Alat tulis kantor

Page | 108
Page | 109
Materi Pelatihan :

6.1 Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu SD

Page | 110
Page | 111
Page | 112
Page | 113
Page | 114
Page | 115
Page | 116
FORMAT PENILAIAN KETERLAKSANAAN KURIKULUM 2013
DI SEKOLAH DASAR

Nama SD : ……………………………………………………………………………………………..
Alamat Sekolah : ……………………………………………………………………………………………..

Telp. : ………………………………………………………………………………………………..

Kabupaten/Kota : ………………………………………………………………………………………………..

Provinsi : ……………………………………………………………………………………………..

Nama Kepala Sekolah : ………………………………………………………………………………………………..

Nomor Hp/email : ………………………………. / …………………………………..

Petunjuk

Instrumen berikut untuk memantau dan mengevaluasi keterlaksanaan kurikulum 2013


di sekolah anda.

 Baca secara cermat pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam borang.


 Tuliskan skor sesuai dengan pernyataan sesuai dengan tindakan yang telah dilakukan di
sekolah dengan menunjukkan bukti yang sesuai.
 Tuliskan data tambahan atau catatan-catatan yang diperlukan pada kolom keterangan.

N Dimensi Indikator Sko Ket.


o r

1 Perencanaan 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


Pengelolaan
Tematik 3. Merancang kurikulum tingkat satuan pendidikan
Terpadu. dengan mencantumkan pelaksanaan pembelajaran
berbasis tematik terpadu, pendekatan saintifik, dan
penilaian otentik.
2. Merancang kurikulum tingkat sekolah dengan
mencantumkan pelaksanaan pembelajaran berbasis
tematik terpadu dan pendekatan saintifik.
1. Merancang kurikulum tingkat sekolah dengan
mencantumkan pelaksanaan pembelajaran berbasis
tematik terpadu.
2. Kalender Akademik Satuan Pendidikan

3. Merancang kalender akademik sekolah dengan


memuat lebih dari 5 hal (beban belajar, jadwal
penjaminan mutu, kegiatan pameran hasil karya
Page | 117
siswa, minggu efektif belajar, kegiatan ulangan
harian/tengah semester/UKK, ujian sekolah, dan
sebagainya ).
2. Merancang kalender akademik sekolah dengan
memuat 3 - 5 hal (beban belajar, jadwal
penjaminan mutu, kegiatan pameran hasil
karya siswa, minggu efektif belajar, kegiatan
ulangan harian/tengah semester/UKK, dan
sebagainya ).

1. Merancang kalender akademik sekolah dengan


memuat kurang dari 3 hal (beban belajar, jadwal
penjaminan mutu, kegiatan pameran hasil karya
siswa, minggu efektif belajar, kegiatan ulangan
harian/tengah semester/UKK, dan sebagainya ).

3 Pembagian tugas:

3. Memetakan PTK dengan memperhatikan


kompetensi, formasi, sumber daya sekolah.

2. Memetakan PTK dengan memperhatikan


kompetensi dan formasi.

1. Memetakan PTK dengan memperhatikan


kompetensi.

4 Jadwal Pelajaran

3. Merancang penyusunan jadwal pelajaran


dengan menjamin terlaksananya kegiatan guru
mata pelajaran (pendidikan agama dan
penjasorkes), kegiatan IHT, dan kegiatan KKG.

2. Merancang penyusunan jadwal pelajaran


dengan menjamin terlaksananya kegiatan guru
mata pelajaran (pendidikan agama dan
penjasorkes) dan kegiatan KKG.

1. Merancang penyusunan jadwal pelajaran


dengan menjamin terlaksananya secara
hermonis kegiatan guru mata pelajaran
(pendidikan agama dan penjasorkes).

5 Sarana dan prasarana

Page | 118
3. Mengorganisasikan kebutuhan pra sarana, alat
peraga, media, dan sumber belajar untuk
menunjang pelaksanaan pembelajaran tematik
terpadu.

2. Mengorganisasikan kebutuhan pra sarana dan


alat peraga, untuk menunjang pelaksanaan
pembelajaran tematik terpadu.

1. Mengorganisasikan kebutuhan pra sarana, alat


peraga, media, dan sumber belajar untuk
menunjang pelaksanaan pembelajaran tematik
terpadu.

2 Keterampila 2. Mengidentifikasi komponen perubahan


n
mengendali 3. Sekolah memiliki catatan identifikasi
perubahan sebagai konsekuensi implementasi
kan
kurikulum 2013, memiliki rencana menghadapi
pelaksanaan
perubahan, dan menyiapkan sumberdaya demi
kurikulum
suksesnya implementasi kurikulum 2013 di
2013
sekolah.

2. Sekolah memiliki catatan identifikasi


perubahan sebagai konsekuensi implementasi
kurikulum 2013 dan memiliki rencana
menghadapi perubahan.

1. Sekolah memiliki catatan identifikasi


perubahan sebagai konsekuensi implementasi
kurikulum 2013.

3. Analisis kondisi nyata di sekolah

3. memiliki catatan tentang kekuatan,


kelemahan, peluang dan ancaman sekolah,
disertai strategi untuk mengatasinya dan target
hasil.

2.memiliki catatan tentang kekuatan, kelemahan,


peluang dan ancaman sekolah dan disertai
strategi untuk mengatasinya.

1.memiliki catatan tentang kekuatan, kelemahan,

Page | 119
peluang dan ancaman sekolah.

4. Merumuskan standar hasil pembelajaran (KKM)

3. merumuskan standar hasil ketuntasan minimal


meliputi aspek sikap, ketrampilan, dan
pengetahuan.

2. merumuskan standar hasil ketuntasan minimal


meliputi aspek ketrampilan, dan pengetahuan

1. merumuskan standar hasil ketuntasan minimal


hanya aspek pengetahuan

5. Rancangan strategi:

3. memiliki rancangan strategi pencapaian hasil 6


sampai 8 standar

2. memiliki rancangan strategi pencapaian hasil 3


sampai 5 standar

1. memiliki rancangan strategi pencapaian hasil


dibawah 3 standar

6. Rencana penjaminan mutu proses pembelajaran


yang telah dirumuskan.

3. menetapkan standar operasional pelaksanaan


pembelajaran meliputi: pendekatan
pembelajaran tematik integrative,
menggunakan metode saintifik, menerapkan
penilaian otentik.

2. menetapkan standar operasional pelaksanaan


pembelajaran meliputi: pendekatan
pembelajaran tematik integrative dan
menggunakan metode saintifik.

1. menetapkan standar operasional pelaksanaan


pembelajaran meliputi: pendekatan
pembelajaran tematik integrative.

Page | 120
7. Menjamin keterlaksanaan pembelajaran berbasis
tematik terpadu:

3. Memberikan penghargaan kepada guru yang


berhasil dalam menerapkan pembelajaran
berbasis tematik terpadu, dan memberikan
bimbingan kepada guru yang belum berhasil.

2. Memberikan penghargaan kepada guru yang


berhasil dalam menerapkan pembelajaran
berbasis tematik integrative, dan memberikan
sanksi kepada guru yang belum berhasil.

1. Memberikan penghargaan kepada guru yang


berhasil dalam menerapkan pembelajaran
berbasis tematik integrative, dan memberikan
bimbingan kepada guru yang belum berhasil.

8. Melaksanakan pendampingan:

3. Melaksanakan pemantauan terhadap guru


dalam penerapan pendekatan saintifik (project
based, problem based, inquiry learning),
mengumpulkan data, memberikan umpan balik
dalam rangka memperbaiki penerapan
pendekatan saintifik.

2. Melaksanakan pemantauan terhadap guru


dalam penerapan pendekatan saintifik (project
based, problem based, inquiry learning) dan
mengumpulkan data.

1. Melaksanakan pemantauan terhadap guru


dalam penerapan pendekatan saintifik (project
based, problem based, inquiry learning.

3 Melaksana 9. Melaksanakan supervisi bidang perencanaan


pembelajaran.:
kan supervisi
3. RPP yang dibuat guru telah memenuhi
kesesuaian antara: indikator dengan KD, materi
dengan indikator, metode dengan materi,

Page | 121
penilaian dengan indikator.

2. RPP yang dibuat guru telah memenuhi


kesesuaian antara: indikator dengan KD, materi
dengan indikator, metode dengan materi.

1. RPP yang dibuat guru telah memenuhi


kesesuaian antara: indikator dengan KD, materi
dengan indikator.

10. Melaksanakan supervisi proses pembelajaran:

3. Guru melaksanakan pembelajaran tematik


terpadu, menggunakan pendekatan saintifik,
menerapkan otentik.

2. Guru melaksanakan pembelajaran tematik


terpadu, menggunakan pendekatan saintifik,
tapi belum menerapkan penilaian otentik.

1. Guru melaksanakan pembelajaran tematik


terpadu, tapi belum menggunakan pendekatan
saintifik, dan belum menerapkan penilaian
otentik.

11. Melaksanakan supervisi pengelolaan kelas:

3. Guru melakukan penataan kelas sesuai dengan


tema yang direncanakan, menyiapkan
perangkat pembelajaran sesuai dengan tema
meliputi: alat peraga, media pembelajaran,
sumber belajar.

2. Guru melakukan penataan kelas sesuai dengan


tema yang direncanakan, tapi penyiapan
perangkat pembelajaran belum sesuai dengan
tema.

1. Guru melakukan belum melakukan penataan


kelas sesuai dengan tema yang direncanakan,
menyiapkan perangkat pembelajaran belum
disesuaikan dengan tema.

Page | 122
12. Melaksanakan supervisi penilaian:

3. Guru telah melaksanakan penilaian otentik


dibuktikan dengan tersedianya dokumen
lengkap tentang: catatan perkembangan
kompetensi setiap siswa, portofolio siswa,
catatan anekdot, pajangan hasil karya siswa.

2. Guru telah melaksanakan penilaian otentik


tetapi bukti dokumen belum lengkap.

1. Guru belum melaksanakan penilaian otentik


dan tidak tersedianya bukti.

4 Menindak 13. Melaksanakan analisis hasil supervisi:

lanjuti hasil 3. merumuskan hasil analisis supervisi


supervisi (perencanaan, pelaksanaan, penilaian),
memetakan kebutuhan peningkatan
kompetensi berdasarkan analisis hasil
supervisi, dan merencanakan tindak lanjut dari
hasil supervisi (pembimbingan, IHT, KKG).

2. merumuskan hasil analisis supervisi


(perencanaan, pelaksanaan, penilaian),
memetakan kebutuhan peningkatan
kompetensi berdasarkan analisis hasil
supervisi, dan tapi tidak merencanakan tindak
lanjut dari hasil supervisi (pembimbingan, IHT,
KKG).

1. hanya merumuskan hasil analisis supervisi


(perencanaan, pelaksanaan, penilaian).

14. Melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi

3. menindaklanjuti hasil supervisi dengan


pembinaan, tutor sebaya, IHT, KKG, diklat
professional.

2. menindaklanjuti hasil supervisi dengan


pembinaan, tutor sebaya, IHT, KKG, diklat
professional.

1. menindaklanjuti hasil supervisi dengan


Page | 123
pembinaan, tutor sebaya, IHT, KKG, diklat
professional.

JUMLAH

Page | 124
LK – 6.1.1
LEMBAR KERJA

PENGAMATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU (VIDEO)

Kelompok: ……………………………………………..

Berdasarkan isian LK – 4.2 isilah format berikut!

No Komponen yang diamati Jumlah Catatan Strategi tindak


lanjut
Ya Tidak

1 Kegiatan pendahuluan (6
item)

2 Kegiatan Inti

Penguasaan materi (4 item)

Penerapan strategi (7 item)

Penerapan pendekatan
scientific (7 item)

Penerapan pembelajaran
tematik terintegrasi (4 item)

Pemanfaatan sumber
belajar/media dalam
pembelajaran (5 item)

Pelibatan peserta didik


dalam pembelajaran (5 item)

Page | 125
Penggunaan bahasa yang
benar dan tepat daam
pembelajaran (2 item)

Kegiatan menutup pelajaran


(4 item)

Menghimpun data,
melakukan Analisis,
menafsirkan dan
menyimpulkan

LEMBAR KERJA
LK – 6.1.2
PERANCANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Kelompok: ……………………………………..

NO ASPEK KETERANGAN

Page | 126
LEMBAR KERJA LK – 6.1.3
KALENDER AKADEMIK SEKOLAH TAHUN 2013/2014

Kelompok: ……………………………………………

BULAN TGL KEGIATAN KET

Page | 127
Page | 128
dst

Page | 129
LEMBAR KERJA LK. 6.1.4

PENGELOLAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Kelompok: ……………………….

Format data PTK

NO NAMA PENDIDIKAN/ KOMPETENSI KETERANGAN


UNGGUL
JURUSAN

Format formasi PTK

NO TINGKAT JUMLAH KEBUTUHAN

KELAS ROMBONGA PENDIDIK TENAGA KEPENDIDIKAN


N
GURU MAPEL TAS PENJAGA PTK LAIN
KELAS

Page | 130
Format Sumberdaya sekoah

JENIS JUMLAH

Fisik

1. ……………………………………………….
2. . ……………………………………………..
3. . ……………………………………………..
4. . dst
Non Fisik

1. …………………………………………………
2. . ……………………………………………….
3. . ……………………………………………….

LEMBAR KERJA

PENYUSUNAN JADWAL PELAJARAN SEKOLAH LK – 6.1.5

Kelompok : ………………………………….

JAM WAKTU KELAS


KE
I II III IV V VI

Page | 131
PENDIDIKAN AGAMA

PENJASORKES

TEMA/MAPEL LAIN

Page | 132
LK – 6.1.6
LEMBAR KERJA

ANALISIS KEBUTUHAN SARANA PRASARANA

Kelompok: ………………………………………………..

KELAS TEMA KEBUTUHAN TERSEDIA DIRENCANAKAN

I Diriku

Kegemaranku

IV

Page | 133
LK – 6.1.7
FORMAT

ANALISIS KONDISI SEKOLAH

Kelompok: ………………………………………

FAKTOR INTERN FAKTOR EKSTERN

KEKUATAN PELUANG

Page | 134
KELEMAHAN ANCAMAN

Page | 135
KOMPONEN KONDISI YANG KONDISI STRATEGI KEERANGAN
DIHARAPKAN SEKARANG

(Contoh) Open mind Statis, sulit Pelatihan


(terbuka dan menerima untuk
Guru menerima) perubahan membuka
perubahan mind set

Page | 136
Page | 137
Page | 138
BAGAIMANA CARA KETERAMPILAN KETERAMPILAN KETERAMPILAN
MENGUBAH SIKAP MERENCANAKAN MELAKUKAN MELAKUKAN
EVALUASI
KEPALA SEKOLAH? PENGELOLAAN PENGELOLAAN
PENGELOLAAN
PERUBAHAN SIKAP PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN
(MINDSET) TERPADU TERPADU TERPADU

• Mampu melakukan
• Menerima penerapan evaluasi Keterlaksanaan
tematik terpadu di SMP • Mampu menyusun • Mampu melakukan tahap tahap
rancangan pengelolaan Pengelolaan pengelolaan
(IPA dan IPS) pembelajaran tematik
• Berinisiatif melakukan pembelajaran Tematik Pembelajaran terpadu menggunakan
INDIKATOR pengelolaan pembelajaran Terpadu Tematik Terpadu instrumen pengendalian
tematik terpadu di SMP ketercapaian

• Pengelolaan Tahap tahap • Cara melakukan


Merancang Pengelolaan evaluasi
Pembelajaran Tematik Pembelajaran Tematik pengelolaan
Terpadu di SMP pembelajaran keterlaksanaan
MATERI Terpadu pembelajaran
tematik terpadu
tematik terpadu

• Kerja kelompok
• Kerja Kelompok • Kerja kelompok latihan menggunakan
• Diskusi dan tanya jawab • Diskusi dan tanya instrumen dan
PROSES/ merancang pengelolaan membuat
• Kerja Kelompok jawab
AKTIVITAS pembelajaran tematik merekomendasi dan
• Presentasi terpadu • Presentasi tindak lanjut
• Presentasi • Presentasi
• Refleksi

MATERI PELATIHAN 6: Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu

F. KOMPETENSI
1. Memahami Pembelajaran Tematik Terpadu
2. Mengelola Pembelajaran Tematik Terpadu

G. INDIKATOR
6. Menerima penerapan pembelajaran tematik terpadu di SMP (khusus IPA dan
IPS)
7. Berinisiatif melakukan pengelolaan pembelajaran tematik terpadu di SMP
8. Merancang pengelolaan pembelajaran Tematik Terpadu
9. Melakukan Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu
10. Melakukan evaluasi Keterlaksanaan tahap tahap pengelolaan pembelajaran
tematik terpadu menggunakan instrumen pengendalian ketercapaian
H. Materi
 Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu di SMP

I. PROSES/ AKTIVITAS

Page | 139
 Diskusi dan tanya jawab

 Kerja Kelompok Merancang pengelolaan pembelajaran tematik terpadu


 Latihan menggunakan instrumen dan membuat merekomendasi dan tindak
lanjut
 Presentasi

J. PERANGKAT PELATIHAN
5. Lembar Kerja
6. Dokumen Bahan Bacaan
a. Pembelajaran Tematik Terpadu
b. Pengelolaan Pembelajaran

7. ATK
LCD
Laptop

Page | 140
MATERI PELATIHAN
Skenario Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu

Page | 141
Materi Pelatihan : 6.2 Pengelolaan Pembelajaran

6.2. Pengelolaan Pembelajaran

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
Tugas pokok kepala sekolah
yang berkaitan dengan
kepemimpinan pembelajaran
yaitu
1.PENDIDIK (Educator)
MENELADANI SETIAP
TUNTUTAN PERUBAHAN
DALAM PEMBELAJARAN
DI KELAS

Page | 142
2. PEMIMPIN (leader)
VISIONER DAN
MENELADANI DALAM
MEMBANGUN TATA
NILAI KEDISIPLINAN,
KEJUJURAN , KREATIF
DAN INOVATIF MENJADI
BUDAYA SEKOLAH

3.PENGELOLA(manajer)
KONSISTEN DALAM
PENCAPAIAN VISI MISI
SEKOLAH

Page | 143
4. ADMINISTRATOR
KEPALA SEKOLAH
MERUPAKAN
PENANGGUNG-JAWAB
KEGIATAN
ADMINISTRASI
KETATAUSAHAAN
SEKOLAH DALAM
MENDUKUNG
PELAKSANAAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN

5.PENYELIA (Supervisor)
KEPALA SEKOLAH
MELAKUKAN OBSERVASI
KELAS GUNA
MEMBERIKAN
PENGARAHAN TEKNIS
KEPADA GURU DAN
MEMBERIKAN SOLUSI
BAGI PERMASALAHAN
PEMBELAJARAN YANG
DIALAMI GURU.

Page | 144
TAHAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
• Perencanaan
Perencanaan meliputi :
• Menetapkan apa yang mau dilakukan, kapan dan
bagaimana cara melakukannya
• Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan kerja
untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses
penentuan target;
• Mengembangkan alternatif-alternatif;
• Mengumpulkan dan menganalisis informasi;
• Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-
rencana dan keputusan-keputusan.

PENGORGANISASIAN

• Pengorganisasian, meliputi:
• Menyediakan fasilitas, perlengkapan dan tenaga kerja
yang diperlukan untuk melaksanakan rencana-rencana
melalui proses penetapan kerja;
• Pengelompokan komponen kerja ke dalam struktur
organisasi secara teratur;
• Membentuk struktur wewenang dan mekanisme
koordinasi;
• Memutuskan dan menetapkan metode dan prosedur;
• Memilih, mengadakan pelatihan dan pendidikan guru
serta mencari sumber-sumber lain yang diperlukan
dalam kegiatan pembelajaran.

Page | 145
PENGARAHAN

• Pengarahan meliputi:
• Menyusun kerangka waktu dan biaya secara
terperinci
• Memprakarsai dan menampilkan kepemimpinan
dalam melaksanakan rencana dan pengambilan
keputusan
• Mengeluarkan instruksi–instruksi yang spesifik;
• Membimbing, memotivasi dan melakukan
supervisi.

PENGAWASAN

Pengawasan meliputi:
• Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang
mengacu pada rencana;
• Melaporkan penyimpangan untuk tindakan
koreksi dan merumuskan tindakan koreksi,
menyusun standar-standar dan saran-saran;
• Menilai pekerjaan dan melakukan tindakan
koreksi terhadap penyimpangan-
penyimpangan.

Page | 146
KASUS 1
• Kasus 2.1
• Salah seorang guru di sekolah Anda telah berhasil
mengikuti pelatihan pembelajaran kontekstual dan
terpadu Guru tersebut mencoba menerapkan hasilnya.
Sementara guru lain bukannya mencoba mencari tahu
dan belajar darinya tetapi malah mencemoohnya.
• Bagaimana strategi yang harus dilakukan oleh
Pengawas Sekolah atau Kepala Sekolah , agar guru lain
mau meniru dan mencoba pembaharuan pembelajaran
yang telah dilakukan oleh guru tersebut?

KASUS 2
• Kasus 2.2
• Beberapa guru kelas VII, VIII dan IX telah mengikuti
pelatihan pembelajaran kontekstual dan terpadu . Namun
hanya guru-guru kelas VII saja yang menerapkan hasil
pelatihan, dan tampak tanda-tanda terjadinya peningkatan
mutu proses dan hasil pembelajaran. Semetara guru-guru
kelas VIII dan IX tidak mau menerapkan hasil pelatihannya.
• Bagaimana strategi yang harus dilakukan oleh Pengawas
Sekolah atau Kepala Sekolah agar guru-guru kelas VIII dan
IX pun menerapkan hasil pelatihan?
• Bacalah kasus 3 berikut ini dengan seksama,kemudian
diskusikan pemecahan masalah dari pertanyaan kasus 3
tersebut

Page | 147
KASUS
• Kasus 2.3
• Beberapa orang guru mata pelajaran telah berulang
kali mengikuti pelatihan pembelajaran kontekstual dan
terpadu . Namun kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru-guru tersebut tidak menampakkan
pembaharuan/tidak terlihat adanya peningkatan mutu
proses dan hasil pembelajaran.
• Bagaimana strategi yang sebaiknya dilakukan oleh
Pengawas Sekolah atau Kepala Sekolah agar guru-guru
yang bersangkutan mau berubah?
• Bacalah kasus 4 berikut ini dengan
seksama,kemudian diskusikan pemecahan masalah
dari pertanyaan kasus 3 tersebut

KASUS 4
• Kasus 2.4
• Suatu saat Pengawas Sekolah atau Kepala Sekolah mengujungi
sebuah Sekolah Gumati yang relatif lebih maju. Kepala Sekolah
Gumati menjelaskan bahwa program dan kegiatan yang selalu
dilakukan di sekolah tersebut adalah melaksanakan Pembelajaran
kontekstual dan terpadu . Sementara itu Pengawas Sekolah atau
Kepala Sekolah yang mengunjungi sekolah tersebut menyadari
bahwa di sekolahnya program dan kegiatan semacam itu belum
dilaksanakan.
• Bagaimana strategi yang sebaiknya dilakukan oleh Pengawas
Sekolah atau Kepala Sekolah agar guru-gurunya mau melakukan
hal yang sama?

Penutup

Page | 148
SILABUS
DIKLAT KEPALA SEKOLAH

Mata Diklat : Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu


Alokasi Waktu : 8 JP
Jenjang : SMP

Penilaian Bahan Pelatihan


Wa
Sub Kegiata
Kompeten ktu
N Materi Indikato n Bentu
si Peserta
o Pelatih r Pelatih Tekni k Deskrip
Pelatihan Aspek Jenis (JP
an an k Instru si
)
men

1 1.Mene• Disk Sikap Penga Lemb  Mo  Uraia 8


3. Memaha
rima usi matan ar dul n JP
mi pener dan
Pengel  Mener penga Mate
Pembelaja
olaan apan tanya ima ri
ran matan
Pembe Tematik temat jawab pener Peng
ik • Kerj apan elola
lajaran Terpadu
terpa a temati an

Page | 149
Penilaian Bahan Pelatihan
Wa
Sub Kegiata
Kompeten ktu
N Materi Indikato n Bentu
si Peserta
o Pelatih r Pelatih Tekni k Deskrip
Pelatihan Aspek Jenis (JP
an an k Instru si
)
men

Temati 4. M du di Kelom k Pemb


k engelola SMP pok terpad elajar
Terpad Pembelaja (IPA • Sim u di an
ran dan u SMP Tema
u
Tematik IPS) l (IPA tik
Terpadu 2.Berini a dan Terp
siatif s IPS)  Ba adu
melak i ha
ukan n
 Berini
penge • Pres Ta
siatif
lolaan e ya
melak  Powe
pemb n ng
ukan r
elajar t
pengel
an a
olaan p
temat s
pemb o
ik i
elajar i
terpa
an n
du di
temati t
SMP
k
3.
terpad
Meny
u di
usun
SMP
ranca
ngan
penge
lolaan  Penge
tahua Tes
pemb tertuli
elajar n
s Piliha  Do
an Menje
n ku
Tema laskan me
tik cara Ganda
n
Terpa cara
du Penge
4.Melak lolaan  Kurik
ukan
Pemb u
Penge  Le l
lolaan elajar
mb u
Pemb an
ar m
elajar Temat Ker
an ik ja 2
Tema Terpa (L 0
tik du K) 1
Terpa 3
du
5.Mam Penug Rubri
pu asan k
melak  Ketera  Tuga
mpila penila s
ukan
evalu n ian
y
asi
Menge a
Keterl
lola n
aksan
g
aan
Page | 150
Penilaian Bahan Pelatihan
Wa
Sub Kegiata
Kompeten ktu
N Materi Indikato n Bentu
si Peserta
o Pelatih r Pelatih Tekni k Deskrip
Pelatihan Aspek Jenis (JP
an an k Instru si
)
men

tahap pemb Haru


tahap elajar s
penge an disel
lolaan
Temat esai
pemb
elajar ik kan
an terpad
temat u
ik
terpa
du
meng
gunak
an
instru
men
penge
ndalia
n
keter
capai
an

Page | 151
PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

A. Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu


Pembelajaran Tematik Terpadu merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik
dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan
adanya pemaduan itu, peserta didik akan memperoleh pengetahuan
dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi
bermakna bagi peserta didik.
Makna pembelajaran Tematik Terpadu adalah pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik.
Dikatakan bermakna pada pembelajaran Tematik Terpadu artinya,
peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari
melalui pengalaman langsung dan menghubungkan dengan konsep
yang lain yang sudah mereka pahami.

B. Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran Tematik Terpadu dikembangkan selain untuk mencapai


tujuan pembalajaran yang telah ditetapkan, diharapkan siswa juga
dapat :
1. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih
bermakna
2. Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan
memanfaatkan informasi
3. Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai
luhur yang diperlukan dalam kehidupan
4. Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama,
toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain
Page | 152
5. Meningkatkan minat dalam belajar
6. Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya

Page | 153
C. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran Tematik Terpadu memiliki beberapa macam
karakteristik, diantaranya (Panduan Pengembangan Pembelajaran
Tematik Terpadu Depdiknas,2004)
1. Berpusat pada peserta didik
2. Memberi pengalaman langsung pada peserta didik
3. Pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas
4. .Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran
5. Bersifat luwes.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan peserta didik
7. Holistik, artinya suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian
dalam pembelajaran Tematik Terpadu diamati dan dikaji dari
beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang
terkotak-kotak.
8. Bermakna, artinya pengkajian suatu fenomena dari berbagai
macam aspek memungkinkan terbentuknya semacam jalinan
skemata yang dimiliki peserta didik.
9. Otentik, artinya informasi dan pengetahuan yang diperoleh
sifatnya menjadi otentik.
10. Aktif, artinya peserta didik perlu terlibat langsung dalam proses
pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga proses
penilaian.
11. Wujud lain dari implementasi Tematik Terpadu yang bertolak dari
tema,

Page | 154
D. Penilaian Pembelajaran Tematik Terpadu
Objek dalam penilaian pembelajaran terpadu mencakup penilaian
terhadap proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian proses
belajar adalah upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru dan peserta didik, sedangkan penilaian hasil
belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang
dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu. Hasil belajar tersebut
pada hakikatnya merupakan pencapaian kompetensi-kompetensi yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi
tersebut dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya
yang dapat diukur dan diamati. Penilaian proses dan hasil belajar itu
saling berkaitan satu dengan lainnya, hasil belajar merupakan akibat
dari suatu proses belajar

E. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu


Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang tersusun
secara Tematik Terpadu di dalam kurikulum 2013 adalah mata
pelajaran IPA dan IPS. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran
Tematik Terpadu bergantung pada kesesuaian rencana yang dibuat
dengan kondisi dan potensi peserta didik (minat, bakat, kebutuhan,
dan kemampuan).

Penentuan Tema Pembelajaran IPA/IPS Terpadu


1. Tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan
memadukan banyak banyak indikator
2. Tema harus bermakna artinya bahwa tema yang dipilih untuk
dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya

Page | 155
3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis
anak.
4. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan penstiwa
peristiwa otentik yang terjadi dalam rentang waktu belajar,
5. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan
ketersediaan sumber belajar.

Untuk menyusun perencanaan pembelajaran Tematik Terpadu perlu


dilakukan langkah-langkah seperti berikut

Diagram Langkah Perencanaan Pembelajaran Tematik Terpadu

Langkah-langkah perencanaan pembelajaran tematik terpadu


seperti yang disajikan pada diagram di atas, dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Menganalisis KI dan KD mata pelajaran IPA atau IPS
2. Menentukan Tema yang sesuai dengan konsep konsep yang
ada dalam setiap nomor KD IPA atau IPS

Page | 156
3. Penjabaran (perumusan) Kompetensi Dasar ke dalam indikator
sesuai topik/tema
4. Membuat peta hubungan antar indikator dengan judul tema
5. Pengembangan Silabus
6. Menyusun RPP Tematik Terpadu

Page | 157
Contoh Tema :

(Sumber PPPPTK
IPA )

Gambar Contoh Tema Pembelajaran IPA Tematik Terpadu kls VII SMP

Page | 158
(Sumber PPPPTK IPS)
Gambar Tema Pembelajaran IPS Tematik Terpadu

F. Model Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran Tematik Terpadu antar mata peserta didik an Menurut


Fogarty dalam bukunya How to Integrate the
Curricula (Fogarty,1991:XV)
ada sepuluh macam model pembelajaran Tematik Terpadu, yaitu : 1)
Model Terhubung (The Connected Model), 2) Model Jaring Laba-Laba
(The Webbed Model), 3) Model KeTematik Terpaduan (The Integrated
Model), 4) Model Sarang (The Nested Model), 5) Model Penggalan
(The Fragmented Model ), 6) Model Terurut (The Sequenced Model),
7) Model Irisan (The Shared Model ), 8) Model Galur (The Threaded
Model), 9) Model Celupan (The Immersed Model). Dan 10) Model
Jaringan Kerja (The Networked model)

II. PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

Kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan dalam memberdayakan


masyarakat dan lingkungan sekolah untuk itu sebagai seorang pemimpin
kepala sekolah diharapkan mampu untuk berusaha membina, mengelola
dan mengembangkan sumber daya-sumber daya yang ada di sekolah.
Kepala Sekolah mempunyai tugas pokok mengelola penyelenggaraan
kegiatan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Secara lebih
operasional tugas pokok kepala sekolah mencakup kegiatan menggali dan
mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah secara Tematik Terpadu
dalam kerangka pencapaian tujuan sekolah secara efektif dan efisien.
A. Peran Kepala sekolah dalam Perencanaan Pembelajaran
Page | 159
Dalam perencanaan , kepala sekolah perlu melibatkan sejumlah orang.
Bukan hanya orang-orang dalam sekolah yang dilibatkan, tetapi juga
orang-orang di luar sekolah. Dengan melibatkan sejumlah orang dalam
perencanaan, di samping cukup banyak yang ikut serta berpikir, juga
semua aspirasi dan kebutuhan sekolah dan masyarakat akan
tertampung

B. Peran Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan (Actuating)


Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan dimana seorang guru diharapkan
dapat memotivasi, mendorong dan memberi semangat/inspirasi kepada
siswa, sehingga siswa dapat mencapai tujuannya. Kegiatan pelaksanaan
pembelajaran di sekolah terutama ditujukan kepada guru sebab
merekalah yang terlibat lagi dalam proses pendidikan dan
pembelajaran. Kepala sekolah dalam hal ini menekankan kegiatannya
pada usaha mempengaruhi guru-guru dalam melaksanakan tugas
mengajar
Pelaksanaan adalah kegiatan memimpin bawahan dengan jalan
memberi perintah, memberi petunjuk, mendorong semangat kerja,
menegakkan disiplin, memberikan berbagai usaha lainnya hingga
mereka dalam melaksanakan tugas mengikuti arah yang telah
ditetapkan dalam petunjuk, peraturan atau pedoman yang telah
ditetapkan

Diantara tugas tugas pokok kepala sekolah Ada yang berkaitan dengan
kepemimpinan pembelajaran yaitu
1. Pendidik (Educator)
2. Pemimpin (leader)
3. Pengelola (manajer)

Page | 160
4. Administrator
5. Penyelia (Supervisor).

C. Tahap Pengelolaan Program Pembelajaran


Tahapan pengelolaan kegiatan pembelajaran tematik Tematik Terpadu
dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan meliputi :
a. Menetapkan apa yang mau dilakukan, kapan dan bagaimana cara
melakukannya
b. Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk
mencapai hasil yang maksimal melalui proses penentuan target
c. Mengembangkan alternatif-alternatif
d. Mengumpulkan dan menganalisis informasi
e. Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan
keputusan-keputusan.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian, meliputi:
a. Menyediakan fasilitas, perlengkapan dan tenaga kerja yang
diperlukan untuk melaksanakan rencana-rencana melalui proses
penetapan kerja
b. Pengelompokan komponen kerja ke dalam struktur organisasi
secara teratur
c. Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi
d. Memutuskan dan menetapkan metode dan prosedur
e. Memilih, mengadakan pelatihan dan pendidikan guru serta mencari
sumber-sumber lain yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
3. Pengarahan
Pengarahan meliputi:

Page | 161
a. Menyusun kerangka waktu dan biaya secara terperinci
b. Memprakarsai dan menampilkan kepemimpinan dalam
melaksanakan rencana dan pengambilan keputusan
c. Mengeluarkan instruksi–instruksi yang spesifik
d. Membimbing, memotivasi dan melakukan supervisi.
4. Pengawasan
Pengawasan meliputi:
a. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang mengacu pada rencana
b. Melaporkan penyimpangan untuk tindakan koreksi dan
merumuskan tindakan koreksi, menyusun standar-standar dan
saran-saran
c. Menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi terhadap
penyimpangan-penyimpangan.

Page | 162
Page | 163
D. Tujuan Umum Pelatihan

Tujuan yang ingin dicapai dari sajian materi ini adalah memberikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi Kepala Sekolah dan Pengawas
Sekolah dalam kaitannya dengan pemilihan dan penetapan peminatan
peserta didik.

C. Indikator Umum Pencapaian

1. Memahami lingkup dan pelaksanaan peminatan peserta didik;


2. Menyusun program peminatan peserta didiik.
3. Menyelesaian berbagai kasus terkait pemilihan dan penetapan
peserta didik
4. Mensupervisi pelaksanakan program peminatan peserta didik.
5. Mengevaluasi program peminatan peserta didik
Page | 164
D. Kompetensi Inti yang Harus Dicapai

1. Menyusun program peminatan peserta didiik.


2. Menyelesaikan berbagai kasus terkait pemilihan dan penetapan
peserta didik
3. Mensupervisi pelaksanakan program peminatan peserta didik.
4. Mengevaluasi program peminatan peserta didik
5. Tindak lanjut keterlaksaan program peminatan peerta didik

E. Hasil Kerja Peserta Selama Pelatihan

Setelah mengikuti pelatihan kepala sekolah dan pengawas sekolah


mampunmewujudkan hasil kerja selama pelatihan secara kolektif:

Kepala Sekolah;

1. Laporan komentar terkait mekanisme program peminatan peserta


didik.

2. Laporan perhitungan analisis ketersediaan SDM

3. Analisis ketersediaan sarana prasarana

4. Laporan merumuskan jumlah kelompok peminatan dan rombongan


belajar

5. Laporan supervisi keterlaksanaan kegiatan peminatan peeerta didik

6. Laporan evaluasi keterlaksanaan kegiatan peminatan peserta didik

Pengawas Sekolah:

1. Laporan mekanisme Supervisi Kesesuaian Program Peminatan


Peserta Didik dengan Pedoman Peminatan Peserta Didik

Page | 165
2. Laporan mekanisme Supervisi Keterlaksanaan Program Peminatan
Peserta Didik dengan Pedoman Peminatan Peserta Didik

3. Laporan mekanisme Supervisi Tindak Lanjut Keterlaksanaan


Program Peminatan Peserta Didik

Page | 166
F. Tahapan, Narasumber, dan Peserta Pelatihan

Sasaran akhir dari pelatihan adalah Kepala sekolah dan Pengawas


Sekolah. Mengingat jumlah sasaran akhir pelatihan dan sebaran
pelatihan sangat luas, maka pelatihan ini menerapkan strategi
pelatihan terpadu dan berjenjang di tingkat nasional dan di tingkat
provinsi (PPPPTK dan LPPKS)

G. Struktur Pelatihan

1. Struktur Program Diklat Peminatan Peserta Didik Kepala


Sekolah/Pengawas Sekolah SMA/SMK dapat dilihat pada table
berikut:

No. MATA DIKLAT ALOKASI


WAKTU

1. Menyusun Program Peminatan Peserta


Didik

2. Koordinasi Menyusun Program


Peminatan Peserta Didik

3. Supervisi Keterlaksanaan Program


Peminatan Peserta Didik

4. Evaluasi keterlaksanaan Program


Peminatan Peserta Didik

5. Tindak Lanjut keterlaksanaan Program


Peminatan Peserta Didik

Page | 167
HANDOUT

PERUBAHAN KURIKULUM 2013

• Adanya kelompok peminatan dan pilihan mata pelajaran


pada struktur kurikulum 2013 yang dimulai pada awal
masuk kelas X.
• Peminatan tidak sama dengan penjurusan. Peminatan
lebih didasarkan pada upaya pengembangan potensi
diri, sedangkan penjurusan lebih didasarkan pada
ketetapan sekolah.
• Guru BK/Konselor sebagai pendidik yang bertugas
membantu peserta didik mencapai perkembangan yang
optimal dipandang mempunyai tanggung jawab yang
lebih terhadap peminatan peserta didik.

Tujuan
1. Memahami lingkup dan pelaksanaan peminatan peserta
didik;
2. Menyusun program peminatan peserta didiik.
3. Menyelesaian berbagai kasus terkait pemilihan dan
penetapan peserta didik
4. Mensupervisi pelaksanakan program peminatan
peserta didik.
5. Mengevaluasi program peminatan peserta didik

Page | 168
Page | 169
Page | 170
BAGAN 1
DIAGRAM ALIR ALTERNATIVE 1
(Mekanisme Peminatan Peserta
Didik Bersamaan dengan
Penerimaan Peserta Didik Baru )

Page | 171
KETERANGAN DIAGRAM ALIR KODE
Calon peserta didik didampingi/ bersama orang tua menggali informasi secara detail
tentang prosedur peminatan (tata cara, kuota, syarat pendaftaran, dll. ) di sekolah yang
1,2
akan dituju. Di samping itu, orang tua menerima kembali putra-putrinya yang dinyatakan
tidak diterima dalam penerimaan siswa baru.
Calon peserta didik mendaftar, mengambil formulir peminatan di ruang yang disediakan
sekolah. Pengisian formulir dapat dilakukan dirumah dan dilakukan pencermatan 3
secara teliti.
Calon peserta didik mengembalikan formulir yang telah diisi lengkap di ruang
4
pengembalian formulir
Guru Bimbingan dan Konseling melakukan seleksi : Administrasi, akademik dan
melayani wawancara peminatan. Bila diperlukan untuk jenis peminatan tertentu dapat 5
dilakukan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga ahli.
Penetapan
- Sidang penetapan peminatan peserta didik dipimpin oleh Kepala Sekolah.
- Bentuk penetapan : Y adalah bagi yang diterima ( memenuhi persyaratan) dan T
adalah bagi yang ditolak ( tidak memenuhi persyaratan) 6
- Hasil penetapan peminatan peserta didik diumumkan secara tertulis dan terbuka
Bagi calon peserta didik yang dinyatakan diterima melanjutkan proses berupa lapor
diri, sedangkan bagi yang dinyatakan ditolak kembali ke orang tua masing-masing.
Calon peserta didik yang diterima, melapor diri (herregristrasi) 7
Setelah melapor diri, peserta didik menempuh proses belajar mengajar yang
8
diselenggarakan oleh sekolah sesuai peminatannya

BAGAN 2
DIAGRAM ALIR ALTERNATIF 2
(Mekanisme Peminatan Belajar Minggu
Pertama Awal Tahun Pelajaran )

Page | 172
KETERANGAN DIAGRAM ALIR KODE

Peserta didik baru mendaftar, mengambil formulir peminatan. Pengisian dapat dilakukan
dirumah dan dengan persetujuan Orang Tua. 1,2

Peserta didik baru mengembalikan formulir peminatan belajar yang telah diisi lengkap kepada
Tim Peminatan yang dikoordinir oleh Guru Bimbingan dan Konseling 3

Guru Bimbingan dan Konseling melakukan seleksi administrasi dan wawancara peminatan
belajar. Pada bidang tertentu sesuai kebutuhan dapat melakukan pemeriksaan fisik/ kesehatan. 4

Penetapan peminatan belajar peserta didik


- Sidang penetapan peminatan belajar peserta didik dipimpin oleh Kepala Sekolah.
- Bentuk penetapan : Ya bagi yang dinyatakan diterima ( memenuhi persyaratan) dan Tdk
bagi yang dinyatakan ditolak ( tidak memenuhi persyaratan) 5
Bagi peserta didik yang tidak dapat diterima peminatannya sesuai dengan pilihan pertama dan
atau tidak sesuai penetapan peminatannya, dilakukan konsultasi bersama antara guru
bimbingan dan konseling dengan peserta didik dan orang tua.

Hasil penetapan peminatan belajar peserta didik diumumkan secara tertulis dan terbuka.
Peserta didik dikelompokkan berdasarkan peminatan belajarnya, dan selanjutnya lapor diri
6
(herregristrasi)

Peserta didik baru menempuh pembelajaran sesuai jadwal yang diselenggarakan oleh sekolah.
7

Page | 173
Page | 174
TAHAP PEMINATAN
PESERTA
• Identifikasi Kondisi Sekolah
• Penetapan Kelompok Peminatan
• Penetapan Rombel
• Sosialisasi
• PPDB
• Penerimaan Berkas: Pengumpulan Data
• Informasi Peminatan
• Penetapan Peminatan
• Penyesuaian
• Monitoring dan Tindak Lanjut

Page | 175
MATERI PELATIHAN

LINGKUP PEMINATAN PESERTA DIDIK

A. Hakekat Peminatan

Implementasi kurikulum 2013 akan dapat menimbulkan masalah bagi


peserta didik SMA/MA dan SMK yang tidak mampu di dalam menentukan pilihan
peminatan, baik kelompok mata pelajaran maupun mata pelajaran secara tepat,
sehingga akan menimbulkan kesulitan dan kecenderungan gagal dalam belajar.
Penentuan peminatan peserta didik, baik kelompok mata pelajaran dan pilihan
mata pelajaran hendaknya sesuai dengan kemampuan dasar umum
(kecerdasan), bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta
didik, untuk itu peminatan peserta didik harus dikelola dengan baik agar peserta
didik dapat menentukan pilihan sesuai dan kemungkinan berhasil dalam belajar.

Peminatan peserta didik merupakan upaya advokasi dan fasilitasi


perkembangan peserta didik agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara (arahan Pasal 1 angka 1 UU Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional) sehingga mencapai perkembangan
optimal. Perkembangan optimal bukan sebatas tercapainya prestasi sesuai
dengan kapasitas intelektual dan minat yang dimilikinya, melainkan sebagai
sebuah kondisi perkembangan yang memungkinkan peserta didik mampu
mengambil pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggung jawab serta
memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya.

Penetapan peminatan merupakan hal penting dalam implementasi


kurikulum 2013 karena adanya pilihan peminatan di SMA/MA/SMK, pilihan
peminatan kelompok mata pelajaran di SMA/MA dan pilihan peminatan
kelompok program keahlian di SMK. Peminatan kelompok mata pelajaran dan
Page | 176
pilihan mata pelajaran merupakan upaya untuk membantu peserta didik dalam
memilih dan mendalami mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan,
memahami dan memilih arah pengembangan karir, dan menyiapkan diri serta
memilih pendidikan lanjutan sampai ke perguruan tinggi sesuai dengan
kemampuan dasar umum, bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-
masing peserta didik. Upaya mengoptimalkan potensi peserta didik tersebut
menuntut adanya kolaborasi yang baik antara guru mata pelajaran, guru wali
kelas, Guru BK/Konselor atau konselor, kepala sekolah/madrasah dan orang
tua/wali, seperti pelayanan pendalaman materi yang dilakukan guru mata
pelajaran merupakan salah satu bentuk pengayaan mata pelajaran.

Dengan demikian, penentuan peminatan peserta didik adalah sebuah


proses yang akan melibatkan serangkaian pengambilan pilihan dan keputusan
oleh peserta didik yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang
yang ada di lingkungannya. Permasalahan akan terjadi jika peserta didik tidak
mampu untuk menetukan peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata
pelajaran, sehingga akan menghambat proses pembelajaran. Untuk mencegah
terjadinya masalah pada diri peserta didik maka diperlukan adanya pelayanan BK
yang membantu memandirikan peserta didik melalui pengambilan keputusan
terkait dengan memilih, menentukan, meraih serta mempertahankan karier
untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera, serta untuk menjadi
warga masyarakat yang peduli kemaslahatan umum melalui (upaya) pendidikan.

Peminatan adalah proses yang berkesinambungan untuk


memfasilitasi peserta didik mencapai tujuan pendidikan nasional, dan oleh
karena itu peminatan harus berpijak pada kaidah-kaidah dasar yang
secara eksplisit dan implisit, terkandung dalam kurikulum. Pendalaman
mata pelajaran merupakan aktivitas tambahan dalam belajar yang
dilakukan oleh peserta didik yang memiliki kecerdasan dan bakat
istimewa. Tujuan pendalaman mata pelajaran adalah untuk meluaskan
dan memperdalam materi mata pelajaran tertentu sesuai dengan arah
Page | 177
minatnya. Pendalaman mata pelajaran merujuk pada isi dan proses. Isi
merujuk pada apa yang ada dalam materi yang diperkaya dan lebih sulit.
Proses merujuk pada prosedur mental pemecahan masalah, pemikiran
kreatif, pemikiran ilmiah, pemikiran kritis, perencanaan, analisis, dan
banyak keterampilan pemikiran lainnya.

Pendalaman mata pelajaran merangsang minat peserta didik


berbakat dan cerdas untuk (1) mengembangkan keterampilan berpikir
pada tingkatan yang lebih tinggi, (2) menginspirasi motivasi akademis
tinggi, termasuk ambisi karier dan pendidikan yang tinggi, (3) memenuhi
kebutuhan pendidikan, sosial, dan psikologis, termasuk membantu peserta
didik berbakat untuk mengembangkan konsep diri yang baik, (4)
memaksimalkan pembelajaran dan pengembangan peserta didik serta
meminimalkan rasa bosan dan frustrasi, (5) mengembangkan
akuntabilitas, keingintahuan, ketekunan, sikap pengambilan risiko, rasa
haus akan pengetahuan, partisipasi aktif, dan refleksi. Pendalaman materi
mata pelajaran sifatnya memberi kesempatan peserta didik SMA, MA, dan
SMK untuk mendapatkan kesempatan mengikuti mata kuliah di perguruan
tinggi, selama yang bersangkutan berada di kelas XII dan atas kerjasama
SMA/MA/SMK dengan Pergurutan Tinggi.

Pada jenjang pendidikan menengah umum di SMA/MA, Guru


BK/Konselor membantu peserta didik menentukan minat terhadap
kelompok mata pelajaran pilihan yang tersedia, menentukan mata
pelajaran pilihan di luar mata pelajaran kelompok minatnya, dan
menentukan minat pendalaman materi mata pelajaran untuk
mendapatkan kesempatan mengikuti mata kuliah di perguruan tinggi,
selama peserta didik yang bersangkutan berada di kelas XII dan atas
kerjasama sekolah dengan perguruan tinggi. Pada jenjang pendidikan
menengah kejuruan, yaitu di SMK, Guru BK/Konselor membantu peserta
didik menentukan minat dalam memilih program keahlian yang tersedia,
Page | 178
dan menentukan mata pelajaran keahlian pilihan di luar mata pelajaran
program keahlian minatnya. Guru BK/Konselor di SMA/MA dan SMK
membantu peserta didik menentukan minatnya untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan),
bakat, minat,dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik.

B. Pengertian Peminatan Peserta Didik

Penyelenggaraan pendidikan dalam satuan pendidikan di SMA dan


SMK selama ini (sebelum kurikulum 2013) terdapat program penjurusan
peserta didik, bagi peserta didik SMA dilaksanakan di kelas XI dan di SMK
program penjurusan dilaksanakan bersamaan dengan penerimaan siswa
baru. Istilah penjurusan peserta didik tidak tertuang dalam Kurikulum
2013, istilah yang muncul adalah peminatan peserta didik. Peminatan
peserta didik dapat diartikan (1) suatu pembelajaran berbasis minat
peserta didik sesuai kesempatan belajar yang ada dalam satuan
pendidikan; (2) suatu proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta
didik pada kelompok mata pelajaran atau bidang kompetensi keahlian
yang ditawarkan oleh satuan pendidikan; (3) suatu proses pengambilan
pilihan dan keputusan oleh peserta didik tentang peminatan kelompok
mata pelajaran, mata pelajaran, bidang keahlian atau kompetensi keahlian
yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang
diselenggarakan pada satuan pendidikan; (4) dan suatu proses yang
berkesinambungan untuk memfasilitasi peserta didik mencapai
keberhasilan proses dan hasil belajar serta perkembangan optimal dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Peminatan peserta didik dalam penyelenggaraan pendidikan tidak
sebatas pemilihan dan penetapan saja, namun juga termasuk adanya
langkah lanjut yaitu pendampingan, pengembangan, penyaluran, evaluasi

Page | 179
dan tindak lanjut. Peserta didik dapat memilih secara tepat tentang
peminatannya apabila memperoleh informasi yang memadai atau relevan,
memahami secara mendalam tentang potensi dirinya, baik kelebihan
maupun kelemahanya. Pendampingan dilakukan melalui proses
pembelajaran yang mendidik dan terciptanya suatu kondisi lingkungan
pembelajaran yang kondusif. Penciptaan yang dimaksud paling tidak
dilakukan oleh guru mata pelajaran bersama guru BK/Konselor serta
kebijakan kepala sekolah dan layanan administrasi akademik yang
mendukung. Pengembangan dalam arti bahwa adanya upaya yang
dilakukan untuk penyaluran dan pengembangan potensi peserta didik,
misalnya dilakukan melalui magang, untuk itu diperlukan kerjasama yang
baik antara sekolah dengan pihak lain terkait.
Dalam proses pembelajaran di satuan pendidikan SMA/SMK,
peserta didik diberikan mata pelajaran wajib yang ditempuh selama
pendidikan yaitu kelompok mata pelajaran kelompok A dan kelompok B.
Di samping itu, bagi peserta didik SMA diberi kesempatan untuk memilih
peminatan akademik dan peserta didik SMK diberi kesempatan untuk
memilih peminatan akademik dan vokasi yang di sebut peminatan
kelompok mata pelajaran. Setiap peserta didik wajib memilih sejumlah
mata pelajaran yang bersifat pendalaman atau perluasan bidang
keahlian/peminatan yang dipilihnya. Peserta didik wajib menempuh
kelompok mata pelajaran yang ditetapkan, namun juga diwajibkan
memilih bidang keahlian dan mata pelajaran pilihan yang relevan dengan
pilihan bidang keahliannya. Kerjasama dan sinergisitas kerja antar
personal sekolah secara baik, persiapan/penataan kerja secara baik pula
di setiap satuan pendidikan dapat menjadi fasilitas pendukung
pembelajaran. Penciptaan penghormatan eksistensi bidang keahlian suatu
profesi satu dengan profesi lainnya dalam satuan pendidikan sangat
diperlukan dalam rangka profesionalitas kerja.

Page | 180
C. Macam Pemintan Peserta didik
Struktur kurikulum pendidikan menengah terdiri dari sejumlah mata
pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaran terdiri
dari mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan. Pada hakekatnya
peminatan peserta didik antara SMA dan SMK terdapat perbedaan dan
kesamaan. Persamaannya adalah bahwa peserta didik SMA dan SMK
wajib menempuh kelompok mata pelajaran A dan B sejumlah 24 JP.
Kelompok mata pelajaran A sejumlah 6 mata pelajaran dengan alokasi
waktu 17 JP dan 3 mata pelajaran dengan alokasi waktu 7 JP.
Kelompok mata pelajaran A untuk peserta didik SMA dan SMK
meliputi matapelajaran-matapelajaran berikut : (1) Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti, (2) Pendidikan Kewarganegaraan, (3) Bahasa Indonesia, (4)
Matematika, (5) Sejarah, (6) Bahasa Inggris. Kelompok matapelajaran B
meliputi mata pelajaran: (1) Seni Budaya, (2) Prakarya, (3) Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Sedangkan peminatan kelompok mata pelajaran C antara SMA dan
SMK adalah berbeda tentang nama mata pelajaran dan JP sebagai berikut.

1. Peminatan Peserta Didik SMA.


Peminatan peserta didik sebagaimana tertuang dalam Kurikulum
2013 bagi peserta didik SMA adalah peminatan akademik terdiri dari:
a. Peminatan Matematika dan Sains sejumlah 12 JP yang meliputi mata
pelajaran Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia
b. Peminatan Sosial sejumlah 12 JP yang meliputi matapelajaran Geografi,
Sejarah, Sosiologi dan Antropologi, Ekonomi,
c. Peminatan Bahasa sejumlah 12 JP yang meliputi mata pelajaran
Bahasa dan
Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, Bahasa dan Sastra
lainnya, Antropologi.

Page | 181
Bagi peserta didik baru kelas X, disamping pemilihan peminatan
tersebut, peserta didik diwajibkan memilih mata pelajaran sejumlah 6 JP
yang dipilih dari mata pelajaran kelompok peminatan, atau mata pelajaran
lintas peminatan, sedangkan bagi peserta didik kelas XI dan XII memilih
4 JP tertuang dalam struktur kurikulum SMA tahun 2013 sebagaimana
tertuang dalam lampiran 8.
Dengan demikian setiap peserta didik SMA dalam pembelajaran
wajib melakukan aktivitas sebagai berikut :

a. Menempuh kelompok mata pelajaran A dan B sebagaimana kurikulum


yang diberlakukan.
b. Memilih dan menempuh pembelajaran peminatan kelompok mata
pelajaran C yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
c. Memilih dan menempuh mata pelajaran peminatan lintas minat
dan/atau pendalaman peminatan peserta didik.

2. Peminatan Peserta Didik SMK


Peserta didik SMK menempuh kelompok mata pelajaran A dan B
sejumlah 24 JP seperti peserta didik SMA. Peminatan peserta didik SMK
sebagaimana tertuang dalam Kurikulum 2013 yaitu peminatan akademik
dan vokasi yang meliputi bidang studi keahlian, 45 (empat puluh lima)
program studi keahlian, dan 141 (seratus empatpuluh satu) kompetensi
keahlian sebagaimana tertera dalam lampiran 9.
Setiap peserta didik SMK dalam pembelajaran melakukan aktivitas
sebagai berikut.
a. Menempuh kelompok mata pelajaran A dan B yang telah ditetapkan
sebagaimana tertera dalam Kurikulum 2013.
b. Memilih dan menempuh pembelajaran peminatan kelompok
matapelajaran C (peminatan akademik dan vokasi) terdiri dari 3 (tiga)
kelompok besar peminatan akademik dan vokasi yang meliputi : 8

Page | 182
(delapan) bidang studi keahlian, 45 (empat puluh lima) program studi
keahlian, dan 145 (seratus empat puluh lima) kompetensi keahlian.
Kegiatan yang dilakukan peserta didik SMK:
1) memilih dan menempuh satu bidang studi keahlian,
2) memilih dan menempuh satu program studi keahlian yang tercakup
dalam bidang studi keahlian,
3) memilih dan menempuh satu kompetensi keahlian yang tercakup
dalam program studi keahlian.
Sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan Kurikulum 2013 yang
diberlakukan di satuan pendidikan masing-masing secara rinci dan jelas,
hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi semua calon
peserta didik, orang tua. Guru BK/Konselor diharapkan memberikan
layanan informasi yang jelas dan detail berkaitan peminatan peserta didik
yang diselenggarakan di satuan pendidikan, memberikan layanan
konsultasi pemilihan dan penetapan, memberikan pendampingan,
pengembangan dan penyaluran minat belajar sesuai dengan potensi atau
kompetensi keahliannya dan kesempatan yang ada.

D. Tujuan Peminatan Peserta Didik


Secara umum peminatan peserta didik bertujuan untuk membantu
peserta didik SMA/MA dan SMK menetapkan minat pilihan kelompok mata
pelajaran dan pilihan mata pelajaran serta pendalaman mata pelajaran yang
diikuti pada satuan pendidikan yang sedang ditempuh, pilihan karir dan/atau
pilihan studi lanjutan sampai ke perguruan tinggi.

Secara khusus tujuan peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan


mata pelajaran di SMA/MA atau SMK adalah:

1. Mengarahkan peserta didik SMA/MA untuk memahami dan mempersiapkan


diri bahwa :

Page | 183
a. Pendidikan di SMA/MA merupakan pendidikan untuk menyiapkan peserta
didik menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat.

b. Kemandirian tersebut pada nomor (1) didasarkan pada kematangan


pemenuhan potensi dasar, bakat, minat, dan keterampilan pekerjaan/karir.

c. Kurikulum SMA/MA memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk


memilih kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran tertentu
sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan
kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik.

d. Setelah tamat dari SMA/MA peserta didik dapat bekerja di bidang tertentu
yang masih memerlukan persiapan/pelatihan, atau melanjutkan ke
perguruan tinggi dengan memasuki program studi sesuai dengan pilihan
dan pendalaman mata pelajaran sewaktu di SMA/MA.

2. Mengarahkan peserta didik SMK untuk memahami dan mempersiapkan diri


bahwa :

a. Pendidikan di SMK merupakan pendidikan untuk menyiapkan peserta didik


menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat.

b. Kemandirian tersebut pada nomor (1) didasarkan pada kematangan


pemenuhan potensi dasar, bakat, minat, dan keterampilan pekerjaan/karir.

c. Kurikulum SMK memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk memilih


mata pelajaran program keahlian dan mendalami materi mata pelajaran
program keahlian tertentu sesuai dengan kemampuan dasar umum
(kecerdasan), bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing
peserta didik.

d. Setelah tamat dari SMK peserta didik dapat bekerja di bidang tertentu
sesuai dengan bidang studi keahlian/kejuruan yang telah dipelajarinya,
atau melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi dengan memasuki program

Page | 184
studi sesuai dengan pilihan dan pendalaman materi mata pelajaran
sewaktu di SMK.

E. Fungsi Peminatan Peserta Didik

Fungsi peminatan peserta didik di SMA/MA dan SMK adalah :

1. Fungsi pemahaman, yaitu berkaitan dengan dipahaminya kemampuan,


bakat, minat, dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik
serta lingkungan untuk menentukan Peminatan kelompok mata
pelajaran dan pilihan mata pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau
studi lanjutan yang dipilihnya.

2. Fungsi pencegahan, yaitu berkaitan dengan tercegahnya berbagai


masalah yang dapat mengganggu berkembangnya kemampuan, bakat,
minat, dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik secara
optimal dalam kaitan dengan Peminatan kelompok mata pelajaran dan
pilihan mata pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan
yang dipilihnya.

3. Fungsi pengentasan, yaitu berkaitan dengan tertentaskannya masalah-


masalah peserta didik yang berhubungan dengan Peminatan kelompok
mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran yang diikuti, arah karir
dan/atau studi lanjutan yang dipilihnya.

4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu berkaitan dengan


terkembangkan dan terpeliharanya kemampuan, bakat, minat, dan
kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik secara optimal
dalam kaitannya dengan Peminatan kelompok mata pelajaran dan
pilihan mata pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan
yang dipilihnya.

5. Fungsi advokasi, yaitu berkaitan dengan upaya terbelanya peserta didik


dari berbagai kemungkinan yang mencederai hak-hak mereka dalam

Page | 185
pengembangan kemampuan, bakat, minat, dan kecenderungan pilihan
masing-masing peserta didik secara optimal dalam peminatan kelompok
mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran serta pendalaman mata
pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan.

E, Komponen Peminatan Peserta Didik

Minat merupakan gejala psikologis, berkaitan dengan pikiran dan


perasaan terhadap suatu objek. Perhatian, pemahaman, dan perasaan
yang mendalam terhadap suatu objek dapat menimbulkan minat. Objek
yang menarik cenderung akan menimbulkan minat. Minat merupakan
perasaan suka, rasa tertarik, kecenderungan dan gairah atau keinginan
yang tinggi seseorang terhadap suatu objek. Dalam kaitannya dengan
peminatan peserta didik dalam satuan pendidikan SMA, objek yang
dimaksudkan adalah bidang peminatan matematika dan sains, sosial dan
bahasa. Sedangkan peminatan satuan pendidikan SMK, objek yang
dimaksudkan adalah bidang studi keahlian, program studi keahlian, dan
kompetensi keahlian. Peserta didik dihadapkan kepada objek tersebut, dan
diberi kesempatan untuk memilih sesuai dengan potensi yang dimiliki dan
kesempatan yang ada.
Pemilihan peminatan yang tepat dan mempunyai arti penting bagi
prospek kehidupan peserta didik masa depan adalah tidak mudah, untuk
itu memerlukan layanan bantuan tepat yang dilakukan oleh tenaga
profesional. Dalam konteks ini, profesi bimbingan dan konseling
dipandang paling tepat untuk memfasilitasi pemilihan peminatan peserta
didik. Minat dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan luar diri peserta didik.
Komponen pokok yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan pemilihan
dan penetapan peminatan peserta didik SMA dan SMK dapat meliputi
prestasi belajar, prestasi non akademik, pernyataan minat peserta didik,
perhatian orang tua dan diteksi potensi peserta didik. Berikut ini disajikan

Page | 186
uraian peran masing-masing komponen dalam penetapan peminatan
peserta didik.
1. Prestasi belajar yang telah dicapai selama proses pembelajaran
merupakan cerminan kecerdasan dan potensi akademik yang dimiliki.
Prestasi belajar peserta didik pada kelas VII, VIII, dan IX merupakan
profil kemampuan akademik peserta didik, yang dapat dijadikan dasar
pertimbangan pokok dalam peminatan. Profil kondisi prestasi belajar
yang dicapai dapat sebagai prediksi keberhasilan belajar selanjutnya.
Kesungguhan dan keajegan belajar dapat berpengaruh positif terhadap
peningkatan prestasi belajar pada program pendidikan selanjutnya.
Prestasi belajar merupakan cerminan potensi peserta didik, sehingga
dapat dijadikan komponen pokok dalam pertimbangan pemilihan dan
penetapan peminatan peserta didik. Data prestasi belajar diperoleh
melalui teknik dokumentasi dan diharapkan semua calon peserta didik
menyerahkan fotocopy raport SMP/MTs yang disyahkan oleh kepala
sekolah yang bersangkutan.
2. Prestasi non akademik merupakan cerminan bakat tertentu pada
diri peserta didik. Prestasi non akademik yang telah dicapai, seperti
kejuaraan dalam lomba melukis, menyanyi, menari, pidato, bulu
tangkis, tenis meja, dll., merupakan indikasi peserta didik memiliki
kemampuan khusus/bakat tertentu. Terdapat relevansi antara
kejuaraan suatu lomba dengan kemudahan melakukan aktivitas dan
keberhasilan belajar mata pelajaran tertentu yang sesuai dengan
kemampuan khusus yang dimiliki. Data ini dapat diperoleh melalui isian
(angket) yang disiapkan dan teknik dokumentasi berupa fotocopy
piagam penghargaan yang dimiliki calon peserta didik sejak Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
3. Nilai ujian nasional (UN) yang dicapai merupakan cerminan
kemampuan akademik mata pelajaran tertentu berstandar nasional.

Page | 187
Prestasi belajar dapat sebagai pertimbangan untuk pemilihan dan
penetapan peminatan peserta didik. Diasumsikan bahwa peserta didik
tidak mengalami kecelakaan fisik atau psikis dan kebiasaan belajar
tetap dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan, maka nilai UN tepat
sebagai pertimbangan penetapan peminatan peserta didik sesuai
kelompok mata pelajarannya. Nilai UN diperoleh melalui teknik
dokumentasi berupa fotocopy daftar nilai UN dan daftar isian (angket)
yang disiapkan.
4. Minat belajar tinggi ditunjukkan dengan perasaan senang yang
mendalam terhadap peminatan tertentu (mata pelajaran, bidang studi
keahlian, program studi keahlian, kompetensi keahlian) berkontribusi
positif terhadap proses dan hasil belajar. Peserta didik merasa senang,
antusias, tidak merasa cepat lelah, sungguh-sungguh dalam mengikuti
pembelajaran di sekolah maupun aktivitas belajar di rumah disebabkan
memiliki minat yang tinggi terhadap apa yang dipelajarinya.
Pernyataan minat dapat secara tertulis. Pernyataan
mencerminkan apa yang diinginkan dan merupakan indikasi akan
kesungguhan dalam belajar sebab aktivitas belajar berkaitan erat
dengan minatnya.

5. Cita-cita peserta didik untuk studi lanjut, pekerjaan, dan jabatan erat
hubungannya dengan potensi yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh
hasil pengamatan terhadap figur dan keberhasilan
seseorang/sekelompok dalam kehidupannya. Di samping itu, atas
dasar informasi yang diperoleh baik secara langsung maupun tidak
langsung juga berpengaruh terhadap munculnya cita-cita peserta didik.
Informasi yang jelas dan prospesktif juga dapat merangsang
munculnya cita-cita. Keinginan yang kuat untuk mencapai bidang studi
lanjut, jabatan, dan pekerjaannya sangat berpengaruh positif terhadap
aktivitas belajar. Sinkronisasi antara cita-cita dengan potensi peserta
Page | 188
didik dan prestasi yang dicapai dengan kesempatan belajar untuk
mencapai cita-cita, dapat menumbuhkan semangat belajar yang
dipilihnya.
6. Perhatian orang tua, fasilitasi dan latar belakang keluarga
berpengaruh positif terhadap kesungguhan-ketekunan-kedisiplinan
dalam belajar. Restu orang tua merupakan kekuatan spiritual yang
dapat memberikan kemudahan yang dirasakan oleh peserta didik
dalam belajar dan mencapai keberhasilan belajar. Anak mempunyai
hubungan emosional dengan orang tua, juga berkaitan dengan
semangat belajar. Intensitas hubungan orang tua dengan anak dapat
menumbuhkan motivasi belajar yang berdampak kualitas proses dan
hasil belajar. Namun disadari bahwa yang belajar adalah anak, dan
orang tua sebatas mengharapkan hasil belajar anak dan memfasilitasi
belajar. Untuk itu, perhatian, fasilitasi, dan harapan orang tua terhadap
peminatan peserta didik penting dipertimbangkan, namun bukan
sebagai penentu peminatan. Bila terdapat perbedaan antara peminatan
peserta didik dengan orang tua, maka yang perlu dikaji lebih
mendalam adalah prospek peminatan dan kesiapan belajar anak.
Orang tua diharapkan lebih pada memberikan dukungan atas pilihan
peminatan putra-putrinya. Namun demikian, guru BK/Konselor
hendaknya cermat dalam berdialog dengan orangtua tentang
penempatan peminatan peserta didiknya, apalagi orang tua yang
bersangkutan sangat berharap atas pilihan peminatan putra-putrinya.

Page | 189
PELAKSANAAN PEMINATAN PESERTA DIDIK

A. Penelusuran Peminatan Peserta Didik


Ketepatan dalam penetapan peminatan peserta didik memerlukan
berbagai macam data atau informasi tentang diri peserta didik. Data yang
dapat digunakan dalam layanan peminatan peserta didik antara lain
prestasi belajar kelas VII, VIII, dan VIII di SMP/MTs, prestasi non
akademik (kejuaraan kegiatan lomba seni, olah raga, dll. mulai dari
SD/MI), nilai ujian nasional, minat studi lanjut, minat pekerjaan, minat
jabatan, cita-cita kehidupan dimasa depan, perhatian orang tua, fasilitasi
pembelajaran, status sosial ekonomi, harapan orang tua dalam pilihan
peminatan, dan harapan orang tua setelah putra-putrinya lulus dari
sekolah. Teknik memperoleh data untuk peminatan peserta didik tersebut
dapat digunakan teknik non tes, meliputi teknik-teknik sebagai berikut :
1. Dokumentasi, sebagai teknik untuk memperoleh data prestasi belajar
berdasarkan buku raport peserta didik kelas VII, VIII, dan IX serta
nilai ujian nasional di SMP/MTs. Data ini dapat digunakan untuk
analisis perkembangan belajar peserta didik yang merupakan cerminan
kesungguhan belajar, kecerdasan umum dan kecerdasan khusus yang
dimaknakan dari mata pelajaran yang ditempuh relevansinya dengan
bidang keahlian atau jenis peminatan peserta didik.
2. Angket, sebagai teknik untuk memperoleh data tentang minat belajar
peserta didik dan perhatian orang tua. Isian minat belajar peserta didik
dapat dipergunakan untuk penetapan peminatan sebab isian minat
merupakan pernyataan pikiran dan perasaan serta kemauan peserta
didik. Isian perhatian orang tua merupakan bukti tertulis yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenaran data tersebut.
3. Wawancara, sebagai teknik yang dapat digunakan untuk
mengklarifikasi isian angket dan hal lain yang diperlukan.
Page | 190
4. Observasi, sebagai teknik yang dapat digunakan untuk memperoleh
data kondisi fisik dan perilaku yang nampak sebagai bahan
pertimbangan dalam penetapan peminatan peserta didik.
Di samping teknik non tes, dapat juga menggunakan teknik tes,
seperti tes psikologis yang dilaksanakan oleh tester atau tes peminatan
yang dapat dilaksanakan oleh guru BK/Konselor. Data yang dapat
diperoleh melalui teknik tes dapat dianalisisis dan dipergunakan dasar
penetapan peminatan peserta didik. Data teknik non tes (dokumentasi,
angket, wawancara, observasi, dll) secara lengkap dan tepat menganalisis
serta interpretasi yang benar dapat dijadikan dasar pemilihan dan
penetapan peminatan peserta didik. Pemilihan dan penetapan peminatan
peserta didik dengan menggunakan data dari teknik non tes adalah sudah
dapat dipertanggungjawabkan.

B. Pengorganisasian Peminatan Peserta didik


Penetapan peminatan peserta didik diperlukan berbagai data peserta
didik dan orang tua yang mempunyai makna dan saling berkaitan dalam
pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. Data yang berkaitan
dengan peminatan peserta didik dapat diperoleh dengan menggunakan
teknik tes dan non tes. Teknik non tes dapat diyakini sebagai teknik untuk
memperoleh data pokok untuk penetapan peminatan peserta didik.
Namun pada sekolah tertentu yang memiliki daya dukung dana dan
tenaga serta mengharapkan data lebih banyak lagi, maka dapat juga
menggunakan teknik tes untuk menditeksi potensi peminatan peserta
didik. Data yang diperlukan untuk menetapkan peminatan peserta didik
meliputi :
1. Data prestasi belajar peserta didik dari sekolah sebelumnya (SMP/MTs)
kelas VII, VIII, dan IX dicermati perkembangan dan jumlah nilai setiap
mata pelajaran yang terkait dengan peminatan belajar.

Page | 191
2. Data prestasi/nilai belajar UN dicermati relevansinya dengan peminatan
dan nilai UN digabungkan dengan nilai raport, sebagai pertimbangan
menyusun ranking.
3. Data prestasi non akademik yang diperoleh dicermati relevansinya
dengan peminatan dan dapat diberi skore tingkat sekolah =1,
kecamatan = 2, kabupaten = 3, provinsi = 4, nasional = 5, dan
internasional =7. Pemberian skore ini diperlukan sebagai bahan
menyusun ranking.
4. Data tentang minat studi lanjut, minat pekerjaan, minat jabatan, minat
mata pelajaran, cita-cita kehidupan di masa depannya dan bidang
peminatan yang dipilih, harus dicermati apakah terdapat relevansinya.
Bila terdapat kesesuaian, maka mendukung untuk penetapan
peminatan peserta didik. Namun bila tidak relevan dengan
peminatannya, maka dalam wawancara lebih ditekankan klarifikasi dan
diberikan informasi yang memberikan wawasan lebih luas.
5. Data perhatian, fasilitasi, harapan, pendidikan, pekerjaan, sosial
ekonomi orang tua diharapkan memberikan dukungan terhadap
peminatan peserta didik, terutama data tentang keinginan bidang
keahlian diharapkan terdapat kesesuaian antara anak dan orang tua.
Bila hasil pencermatan data orang tua peserta didik tidak memberikan
dukungan terhadap peminatan peserta didik, maka perlu dipahami lebih
lanjut tentang perhatian orang tua melalui wawancara. Dalam
penetapan peminatan perlu lebih mendasarkan pada data prestasi dan
minat yang telah diperoleh dan ditambah hasil wawancara dan
observasi.
6. Data diteksi potensi peserta didik di SMP/MTs atau rekomendasi Guru
BK/Konselor SMP/MTs tentang peminatan peserta didik.

Page | 192
7. Data diteksi potensi peserta didik melalui tes peminatan yang
dilaksanakan di SMA/ SMK, akan diperoleh rekomendasi kecenderungan
jenis peminatan peserta didik.

Page | 193
Secara skematis dapat dilihat diagram pengorganisaian
peminatan peserta didik sebagai berikut.

Diagram 3.1 : Pengorganisasian Peminatan Peserta Didik

Memperhatikan data yang dapat diperoleh dalam proses peminatan


peserta didik dan diagram tersebut, maka dapat disajikan penetapan
peminatan peserta didik yang sesuai dengan kondisi dan daya dukung
masing-masing satuan pendidikan sebagai berikut.
Guru BK/Konselor dalam proses pemilihan dan menetapkan
peminatan peserta didik berdasarkan 6 (enam) komponen sebagai
berikut :

a. Prestasi belajar peserta didik kelas VII, VIII, IX yang diperoleh


di SMP/MTs.
b. Prestasi UN yang diperoleh di SMP/MTs
c. Prestasi non akademik yang diperoleh dari SD/MI s/d SMP/MTs.

Page | 194
d. Minat belajar peserta didik yang diperoleh dari angket saat
pendaftaran/ pendataan.
e. Rekomendasi Guru BK/Konselor SMP/MTs.
f. Perhatian dan harapan orang tua akan peminatan belajar putra-
putrinya.

Proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik


melibatkan berbagai personal, meliputi peserta didik sebagai subjek
belajar; orang tua memberikan perhatian dan dukungan; guru
BK/Konselor menelusuri dan mengorganisasikan serta menetapkan
peminatan peserta didik dan menciptakan kondisi yang kondusif untuk
pembelajaran yang mendidik, guru mata pelajaran melaksanakan
pembelajaran; dan kepala sekolah memberikan kebijakan
penyelenggaraan pendidikan pada umumnya dan kuota kelompok
peminatan peserta didik yang diselenggarakan.

C. Kriteria Penetapan Peminatan Peserta Didik

Penetapan peminatan peserta didik yang dilaksanakan bersamaan


dengan kegiatan penerimaan siswa baru, maka terdapat dua hal penting
yaitu kriteria yang secara formal diselenggarakan penetapannya adalah
nilai ujian nasional ditambah nilai kegiatan/kejuaraan yang secara formal
diselenggarakan secara resmi oleh pemerintah atau organisasi profesi atau
organisasi sosial. Di samping itu, sesuai dengan karakteristik progam
peminatan belajar tertentu atau kompetensi keahlian tertentu memerlukan
persyaratan khusus berupa tes fisik atau kesehatan, maka dipersilakan
menyelenggarakan tes fisik/ kesehatan bagi peserta didik. Hal ini
dimaksudkan untuk kelancaran pembelajaran bagi peserta didik,
sedangkan rambu-rambu kriteria penetapan peminatan peserta didik
sebagai berikut :

Page | 195
1. Peminatan Peserta Didik SMA
a. Peminatan Matematika dan Sains
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Matematika dan
Sains sebagai pilihan pertama
2) Memiliki Nilai rata-rata Mata pelajaran Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Semester 1,2,3,4,5,6 dan UN lebih tinggi
3) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik Mata Pelajaran
yang relevan dengan bidang Matematika dan Sains.
4) Memiliki data perhatian orang tua
5) Memiliki Rekomendasi Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Matematika dan Sains (kalau ada)
b. Peminatan Sosial
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Sosial sebagai pilihan
pertama
2) Memiliki Nilai rata-rata Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih tinggi
3) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang mata Ilmu Pengetahuan Sosial
4) Memiliki data perhatian orang tua
5) Memiliki Rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Sosial (kalau ada)
c. Peminatan Bahasa
1) Diutamakan bagi yang memilih Peminatan Bahasa sebagai
pilihan pertama
2) Memiliki Nilai rata-rata Mata Pelajaran Bahasa (Indonesia dan
Inggris), pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih tinggi
3) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang mata pelajaran Bahasa (Indonesia dan Inggris)
4) Memiliki data perhatian orang tua

Page | 196
5) Memiliki Rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs pada
peminatan Bahasa (kalau ada)
2. Peminatan Peserta Didik SMK
a. Teknologi dan Rekayasa
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Teknologi
dan Rekayasa sebagai pilihan pertama
2) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal (menyesuaikan
kebutuhan sekolah)
3) Memiliki Nilai rata-rata matapelajaran Matematika dan Bahasa
Inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih tinggi
4) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang Teknologi dan Rekayasa
5) Memiliki data perhatian orang tua
6) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Teknologi dan Rekayasa (kalau ada)
b. Teknologi Informasi dan Komunikasi
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Teknologi
dan Rekayasa sebagai pilihan pertama
2) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal (menyesuaikan
kebutuhan sekolah)
3) Memiliki nilai rata-rata Mata pelajaran Matematika dan Bahasa
Inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih tinggi
4) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang Informasi dan Komunikasi.
5) Memiliki data perhatian orang tua
6) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP pada
peminatan Teknologi dan Rekayasa (kalau ada)
c. Kesehatan

Page | 197
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Kesehatan
sebagai pilihan pertama.
2) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal (menyesuaikan
kebutuhan sekolah)
3) Memiliki nilai rata-rata mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
dan Matematika pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih
tinggi
4) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang Kesehatan
5) Memiliki data perhatian orang tua
6) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs pada
peminatan Kesehatan (kalau ada)
d. Agribisnis dan Agroteknologi
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Agribisnis
dan Agroteknologi sebagai pilihan pertama
2) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal ( menyesuaikan
kebutuhan sekolah)
3) Memiliki nilai rata-rata Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam,
Matematika dan Bahasa Inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6,
dan UN lebih tinggi
4) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang Agribisnis dan Agroteknologi.
5) Memiliki data perhatian orang tua
6) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Agribisnis dan Agroteknologi (kalau ada)
e. Perikanan dan Kelautan
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Perikanan
dan Kelautan sebagai pilihan pertama

Page | 198
2) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal ( menyesuaikan
kebutuhan sekolah)
3) Memiliki Nilai rata-rata Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam,
Matematika dan Bahasa Inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6,
dan UN lebih tinggi
4) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang Perikanan dan Kelautan.
5) Memiliki data perhatian orang tua
6) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Perikanan dan Kelautan (kalau ada)
f. Bisnis dan Manajemen
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Bisnis dan
Manajemen sebagai pilihan pertama
2) Memiliki Nilai rata-rata Mata pelajaran Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Sosial pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN
lebih tinggi
3) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang Bisnis dan Manajemen.
4) Memiliki data perhatian orang tua
5) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Bisnis dan Manajemen (kalau ada)
g. Pariwisata
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Pariwisata
sebagai pilihan pertama
2) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal (menyesuaikan
kebutuhan sekolah)
3) Memiliki Nilai rata-rata Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam,
Matematika dan Bahasa Inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6,
dan UN lebih tinggi

Page | 199
4) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang Pariwisata.
5) Memiliki data perhatian orang tua
6) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Pariwisata (kalau ada)
h. Seni Kerajinan

1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Seni


Kerajinan sebagai pilihan pertama
2) Memiliki Nilai rata-rata Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam,
dan Bahasa (Indonesia dan Inggris) pada semester 1, 2, 3, 4,
5, 6, dan UN lebih tinggi
3) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan Kerajinan
4) Memiliki data perhatian orang tua
5) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Seni Kerajinan (kalau ada)
Nilai rata-rata lebih tinggi merupakan standar untuk menentukan
pilihan peminatan peserta didik. Kondisi SDM dan sarana dan prasarana
yang dimiliki oleh satuan pendidikan menjadi penentu penetapan kuota
setiap jenis peminatan. Informasi yang jelas disampaikan secara tertulis
sebelum proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik, antara
lain tentang kuota keseluruhan, kuota minimal-maksimal setiap jenis
peminatan, komponen pertimbangan penetapan, kriteria penetapan,
mekanisme kerja dalam penetapan peminatan, waktu layanan untuk
pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. Bila terdapat jumlah
peserta didik yang melebihi kuota untuk setiap jenis peminatan, maka
dalam penetapannya dilakukan berdasarkan ranking.

D. Pemetaan Peminatan Peserta Didik

Page | 200
Peminatan peserta didik dapat dimaknai sebagai fasilitasi
pengembangan potensi sesuai minat peserta didik sesuai tujuan yang
ingin dicapai dalam tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang
tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Layanan peminatan peserta didik baik di SMA maupun di SMK
senantiasa melalui proses yang meliputi (1) layanan informasi tentang
peminatan peserta didik (2) layanan pemilihan dan penetapan peminatan
peserta didik, (3) layanan pendampingan melalui pembelajaran yang
mendidik dan layanan bimbingan dan konseling, (4) pengembangan
potensi peserta didik melalui praktik lapangan dan magang dan
pengembangan potensi peserta didik melalui penyaluran bakat dan minat
akademik maupun non akademik. Sebagaimana yang telah diuraikan di
atas tentang pengorganisasian dan kreteria penetapan peminatan peserta
didik, berikut ini disajikan pemetaan peminatan peserta didik dalam
diagram berikut :

Page | 201
Diagram 3.2. Pemetaan Peminatan Peserta Didik SMA dan
SMK

Keberhasilan belajar dan karir peserta didik dapat dipengaruhi


oleh pemilihan dan penetapan peminatan secara tepat, pembinaan
minat belajar melalui pembelajaran yang mendidik yang dilakukan
oleh guru mata pelajaran dan layanan bimbingan dan konseling yang
dilakukan oleh guru BK/Konselor, serta penciptaan kondisi lingkungan
yang kondusif untuk pembelajaran yang diciptakan bersama oleh guru
mata pelajaran bersama guru BK/Konselor. Peserta didik dalam proses
pembelajaran akan melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap
bidang keahlian atau peminatannya dan kondisi lingkungan yang baru.
Hal ini memerlukan pendampingan agar jangan sampai mengalami
kesulitan dan dapat berkembang secara cepat dan optimal sesuai
dengan potensinya.
Peminatan peserta didik dapat dimulai saat peserta didik
mengenal objek dan diberi kesempatan atau ada kesempatan untuk
berbuat. Semenjak anak usia dini yang dikembangan melalui
Pendidikan Anak Usia Dini, dilanjutkan ke Pendidikan Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Tingkat Pertama, Sekolah Menengah Tingkat Atas
dan sampai di tingkat Perguruan Tinggi. Peminatan peserta didik
sesuai dengan tingkat perkembangannya yang dapat berupa
peminatan terhadap mata pelajaran, studi lanjut, keahlian, pekerjaan,
jabatan, dan kehidupan keluarga. Harapan akhir dari pendidikan
adalah peserta didik menjadi manusia yang berakhlak mulia, cerdas
dan terampil, serta dapat mencapai kemandirian, kebahagiaan, dan
kesejahteraan yang berlandaskan akhlak mulia.

E. Langkah Pokok Peminatan

Peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran dimulai


sedini mungkin, yaitu sejak peserta didik menyadari bahwa dirinya
Page | 202
berkesempatan memilih jenis sekolah dan/atau mata pelajaran dan/atau arah
karir dan/atau studi lanjutan. Ketika itulah langkah-langkah peminatan kelompok
mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran secara sistematik dimulai, mengikuti
sejumlah langkah yang disesuaikan dengan tingkat peminatan tertentu.

1. Langkah Pertama: Pengumpulan Data


Langkah ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang :
a. Data pribadi peserta didik : kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat
dan minat serta kecenderungan potensi.
b. Keluarga
c. Kondisi lingkungan
d. Mata pelajaran wajib dan pilihan
e. Sistem pembelajaran, termasuk Sistem Kredit Semester (SKS)
f. Informasi pekerjaan/karir
g. Bahan informasi karir
h. Bahan informasi pendidikan lanjutan
i. Data kegiatan belajar
j. Data hasil belajar
k. Data khusus tentang peserta didik.

Page | 203
2. Langkah Kedua: Informasi Peminatan

Langkah ini dilakukan pada awal masuk sekolah yaitu pada masa orientasi
studi, memasuki kelas baru, dan menjelang akhir studi, peserta didik diberikan
informasi selengkapnya, sesuai dengan jenis dan jenjang satuan pendidikan
peserta didik, yaitu informasi tentang :

a. Sekolah ataupun program yang sedang mereka ikuti dan setamat dari sekolah
atau selepas dari kelas yang mereka duduki sekarang.
b. Kurikulum dan berbagai mata pelajaran baik yang wajib maupun pilihan yang
diikuti peserta didik, terutama berkenaan dengan pilihan arah minat
kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran, pendalaman mata
pelajaran serta lintas mata pelajaran.
c. Informasi tentang karir atau jenis pekerjaan yang perlu dipahami dan/atau
yang dapat dijangkau oleh tamatan pendidikan yang sedang ditempuh
sekarang, terutama berkenaan dengan peminatan vokasi.
d. Informasi tentang studi lanjutan setamat pendidikan yang sedang ditempuh
sekarang.
Layanan informasi tentang berbagai hal di atas dapat dilakukan melalui
layanan klasikal untuk semua peserta didik. Layanan informasi ini dapat
dilengkapi dengan layanan orientasi melalui kunjungan ke sekolah/madrasah
dan/atau lembaga kerja yang sesuai dengan peminatan/pilihan peserta didik.

3. Langkah Ketiga : Identifikasi dan Penetapan Peminatan

Langkah ini terfokus pada kecocokan antara kondisi pribadi peserta didik
dengan syarat-syarat atau tuntutan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata
pelajaran pilihan dan/atau sekolah/madrasah, arah pengembangan karir, kondisi
orang tua dan lingkungan pada umumnya, terutama dalam rangka peminatan

Page | 204
akademik, kejuruan, pendalaman mata pelajaran, lintas minat mata pelajaran
dan studi lanjutan. Keadaan yang diinginkan ialah kondisi pribadi peserta didik
benar-benar cocok atau sejajar, atau setidak-tidaknya mendekati, dengan
persyaratan dan kesempatan yang ada. Kecocokan itu disertai dengan
tersedianya fasilitas yang ada di sekolah dan cukup memadai, serta dukungan
moral dan finansial yang memadai pula (terutama dari orang tuanya).

Langkah ketiga itu dilaksanakan melalui kontak langsung Guru


BK/Konselor, Guru Mata Pelajaran, dan Guru Wali Kelas dengan peserta didik
melalui penyajian angket ataupun modul. Kontak langsung ini disertai
pembahasan individual, diskusi kelompok dan kegiatan lain melalui strategi
transformasional-BMB3 yang mengajak peserta didik berpikir, merasa,
bersikap, bertindak, dan bertanggung jawab atas berbagai aspek pilihan yang
tersedia dan keputusan yang diambil1).

4. Langkah Keempat : Penyesuaian

Langkah ketiga di atas dapat menghasilkan pilihan peminatan kelompok


mata pelajaran atau mata pelajaran yang tepat bagi peserta didik dan orang lain
yang berkepentingan (terutama orang tua), atau pilihan yang tepat bagi peserta
didik tetapi tidak disetujui oleh orang tuanya. Apabila ketidakcocokan itu terjadi
maka perlu dilakukan peninjauan kembali melalui layanan konseling individual
baik terhadap peserta didik dan/ataupun orang tuanya.

Apabila pilihan dan keputusan peminatan kelompok mata pelajaran dan


pilihan mata pelajaran tepat tetapi sekolah/madrasah yang sedang atau akan
diikuti tidak tersedia pilihan yang diinginkan, maka peserta didik yang
bersangkutan dapat dianjurkan untuk mengambil pilihan itu di sekolah lain. Lebih
jauh, apabila pilihan dan keputusan tepat dan fasilitas di sekolah/madrasah
tersedia, tetapi dukungan finansial tidak ada, maka perlu dilakukan konseling

1)
Strategi transformasional-BMB3 juga perlu ditempuh pada layanan informasi dan orientasi pada
langkah pertama.
Page | 205
individual (dengan peserta didik dan orang tuanya untuk membahas
kemungkinan mencari bantuan atau beasiswa). Apabila pilihan dan keputusan
tidak tepat, maka peserta didik yang bersangkutan perlu mengganti pilihan
kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran lain dan perlu dilakukan
penyesuaian-penyesuaian pada diri peserta didik dan pihak-pihak yang
berkepentingan. Untuk ini diperlukan layananan konseling individual bagi peserta
didik yang bersangkutan. Demikian, langkah keempat dilaksanakan seoptimal
mungkin demi kesuksesan studi peserta didik sesuai dengan kemampuan dasar
(kecerdasan), bakat, minat, dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta
didik.

5. Langkah Kelima: Monitoring dan Tindak Lanjut

Guru BK/Konselor, Guru Mata Pelajaran, dan Guru Wali Kelas memonitor
penampilan dan kegiatan peserta didik asuhnya secara keseluruhan dalam
menjalani program pendidikan yang diikutinya, khususnya berkenaan dengan
peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran yang dipilihnya.
Perkembangan dan berbagai permasalahan peserta didik perlu diantisipasi dan
memperoleh pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat.

Kegiatan monitoring dapat menggunakan format-format (lihat


lampiran) yang diadministrasikan, secara berkala, minimal setiap tengah
dan akhir/awal semester, hasil isian format itu kemudian mendapatkan
pembahasan dan tindak lanjut secara tepat.

F. Waktu Pemilihan dan Penetapan Peminatan Peserta Didik

Penetapan peminatan peserta didik dilakukan Guru BK/Konselor


bersama tim menyiapkan informasi yang jelas tentang daya tampung,
jenis bidang peminatan, persyaratan khusus yang diperlukan pada
peminatan mata pelajaran atau bidang keahlian tertentu, kriteria diterima

Page | 206
dan ditolak sebagai peserta didik baru dan persyaratan lapor diri
(herregristrasi) sebagai peserta didik baru serta proses pembinaan,
pengembangan dan penyaluran. Kepala sekolah perlu mengatur
personalia sekolah untuk layanan pemilihan dan penetapan peminatan
peserta didik, memberikan layanan informasi yang mudah diakses oleh
semua pihak. Calon peserta didik dan orang tua calon peserta didik
diharapkan lebih aktif mencari informasi, mengisi formulir, menetapkan
peminatannya, menyerahkan persyaratan pendaftaran calon peserta didik,
peserta didik mengikuti seleksi dan bagi yang dinyatakan diterima
dilanjutkan lapor diri sebagai peserta didik baru, dan bagi yang tidak
diterima dikembalikan kepada orang tua. Setelah selesai lapor diri, maka
peserta didik menempuh pendidikan sesuai dengan peminatannya yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
Layanan peminatan bagi peserta didik baru SMA dan SMK dapat
dilaksanakan dengan menggunakan salah satu alternative yang meliputi
pemilihan dan penetapan pemilihan peminatan bersamaan dengan proses
penerimaan peserta didik baru atau pada awal tahun pelajaran baru
setelah calon peserta didik baru dinyatakan diterima sebagai peserta didik
baru.
1. Alternatif pertama, proses pemilihan dan penetapan peminatan
bersamaan dengan penerimaan peserta didik baru (PPDB).
Alternatif ini memiliki efisiensi kerja sebab sekali bekerja sekaligus
dapat 2 (dua) hasil yaitu proses penerimaan peserta didik baru dan
pemilihan peminatan dapat terselesaikan. Peserta didik yang tidak
diterima karena macam peminatannya tidak sesuai, maka peserta didik
yang bersangkutan masih ada kesempatan mendaftar ke sekolah lain.
Untuk kelancaran proses dan ketepatan hasil kerja, maka ada beberapa
kegiatan yang perlu dilaksanakan oleh kepala sekolah, guru
BK/Konselor, orang tua, dan guru mata pelajaran serta peserta didik

Page | 207
sebagai berikut. Adapun uraian tugas dari pelaksana adalah sebagai
berikut :
a. Kepala sekolah diharapkan dapat:
1) Memfasilitasi penyelenggaraan pembelajaran berbasis peminatan
a membentuk kepanitiaan penerimaan peserta didik baru dan
layanan peminatan peserta didik

b menganalisis peta keahlian guru yang dimiliki dan sarana


dan prasarana yang dapat dipergunakan untuk
pembelajaran.

c menetapkan kuota peserta didik dan bidang peminatan


yang akan diselenggarakan

d menyusun rancangan pembagian tugas pembelajaran yang


mendidik dan layanan bimbingan dan konseling yang
memandirikan.

e menetapkan syarat pendaftaran sebagai calon peserta didik


baru

f Menetapkan criteria calon peserta didik yang dapat


diterima sebagai peserta didik baru

g Menetapkan komponen dan criteria peminatan belajar bagi


peserta didik baru

h Mengumumkan kuota, bidang peminatan belajar, syarat


pendaftaran calon peserta didik baru, syarat Pendaftaran
Ulang peserta didik baru, tata tertib sekolah dan waktu
mulainya pembelajaran tahun pelajaran baru kepada calon
peserta didik baru atau masyarakat luas melalui papan
pengumuman di sekolah, media cetak setempat, dan

Page | 208
website sekolah.

2) Memfasilitasi pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik;


melalui kegiatan-kegiatan :
a menetapkan alur/mekanisme proses pendafataran dan
seleksi calon peserta didik baru

b menetapkan kriteria bagi calon peserta didik yang dapat


diterima sebagai peserta didik baru

c menetapkan syarat dan waktu lapor diri bagi peserta didik


baru yang dinyatakan diterima

3) Memfasilitasi dan menugaskan guru BK/Konselor untuk


melaksanakan tugas program peminatan peserta didik yang
meliputi pemilihan dan penetapan, pendampingan,
pengembangan, penyaluran, evaluasi dan tindak lanjut.
4) Bersama-sama Guru BK/Konselor menetapkan Peminatan Peserta
Didik, melalui kegiatan :
a. Memfasilitasi layanan konsultasi bagi orang tua dan atau
peserta didik tentang proses pemilihan dan penetapan
peminatan melalui Guru BK/Konselor.

b. Menerbitkan Surat Keputusan tentang hasil seleksi


Peminatan Peserta Didik

b. Guru BK/Konselor

Guru BK/Konselor melaksanakan tugas profesi bimbingan dan konseling


secara utuh sesuai dengan konsep bimbingan dan konseling. Dalam
kaitannya dengan program peminatan peserta didik, Guru BK/Konselor
mempunyai tugas :

Page | 209
1) Menyelenggarakan layanan pemilihan dan penetapan
peminatan yang sesuai dengan potensi peserta didik dan
kesempatan yang ada pada satuan pendidikan, dengan
uraian tugas sebagai berikut :
a) Menetapkan komponen peminatan peserta didik
b) Menyiapkan kriteria peminatan peserta didik
c) Menetapkan cara dalam menetapkan peminatan peserta
didik
d) Menyiapkan instrumen (non test) untuk mengungkap
peminatan peserta didik dan dukungan orang tua
e) Menyiapkan dan menyampaikan informasi peminatan
peserta didik meliputi kuota, macam peminatan, cara,
komponen dan kriteria dalam penetapan pilihan
peminatan kepada calon peserta didik baru atau
masyarakat luas.
f) Mengumpulkan data peminatan peserta didik
g) Menganalisis data peminatan peserta didik
h) Menetapkan peminatan dan pengelompokan belajar
peserta didik
i) Memberikan layanan konsultasi kepada orang tua atau
peserta didik yang memerlukan atau tidak sesuai dengan
antara penetapan dari sekolah dengan peminatan pilihan
diri peserta didik dan/atau orang tua.
2) Menyelenggarakan pendampingan dalam pembelajaran
sesuai dengan peminatan peserta didik dengan cara
memberikan layanan konseling individual, konseling
kelompok, bimbingan kelompok, dan bimbingan klasikal.
3) Menyelenggarakan pengembangan dan penyaluran potensi
peserta didik dengan cara melakukan kegiatan praktik dan

Page | 210
atau magang bekerjasama dengan dunia usaha dan dunia
usaha serta lembaga terkait.
4) Menyelenggarakan evaluasi penyelenggaraan program
peminatan dan tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk
pengembangan potensi peserta didik dengan memperhatikan
kesempatan yang ada.
5) Bekerjasama dengan guru mata pelajaran dan pendidik
lainnya, melakukan pembinaan dan pengembangan serta
penyaluran potensi peserta didik secara optimal.

c. Guru Mata Pelajaran:


1) Melaksanakan proses pembelajaran berbasis peminatan
peserta didik yang bisa menumbuhkembangkan potensi
peserta didik secara optimal
2) Memberikan dukungan hasil pilihan dan penetapan
peminatan peserta didik dengan cara menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik.
3) Bekerjasama dengan Guru BK/Konselor dalam pembinaan
dan pendampingan terhadap peminatan peserta didik.
d. Wali Kelas
Wali kelas bekerjasama dengan Guru BK/Konselor dan Guru Mata
Pelajaran untuk :

1) Melaksanakan pendampingan kepada peserta didik untuk


mencapai optimalisasi hasil belajar sesuai pilihan
peminatannya.
2) Memberikan pelayanan kepada peserta didik berkenaan
dengan :
 Informasi sekolah/madrasah yang sedang dijalani

Page | 211
 Informasi peminatan akademik dan sistem sks
 Peran dan tanggungjawab peserta didik dalam
pembelajaran dan pendalaman materi sesuai
peminatannya.
e. Orang tua Peserta Didik Baru ;
1) Mencermati informasi yang disampaikan oleh sekolah
2) Mendapingi putra-putrinya saat proses pendaftaran,
pengisian format peminatan peserta didik.
3) Memberikan motivasi belajar yang kuat atas dasar pilihan
peminatan putra-putrinya.
4) Proaktif melakukan konsultasi kepada Guru BK/Konselor
dalam rangka pendampingan putra-putrinya untuk
keberhasilan belajarnya.
5) Mendampingi aktivitas belajar putra-putrinya selama di luar
sekolah.
f. Calon Peserta Didik;
1) Mencermari informasi tentang pendaftaran peserta didik
baru dan peminatan belajar serta membicarakan dengan
orang tua, tentang isian formulir pendaftaran dan pilihan
peminatannya.
2) Menentukan pilihan peminatan sesuai dengan pemahaman
terhadap potensi diri, minat, dan pertimbangan orang tua
serta prospek masa depan.
3) Menerima keputusan penetapan peminatan yang ditetapkan
oleh sekolah, namun bila tidak sesuai segera konsultasi
kepada Guru BK/Konselor.
4) Menyesuaikan diri secara baik di sekolah dan belajar secara
bersungguh-sungguh sesuai peminatannya.

Page | 212
5) Memahami, mentaati dan melaksanakan tatatertip sekolah
yang diberlakukan.
Berikut ini disajikan alternatif rancangan proses pemilihan dan
penetapan peminatan peserta didik yang dilaksanakan bersamaan
dengan Penerimaan Peserta Didik Baru SMA/SMK
sebagaimana tabel berikut :

Page | 213
Tabel 3.1
Rancangan Kegiatan Pemilihan dan Penetapan Peminatan Peserta
Didik Bersamaan dengan Penerimaan Peserta Didik Baru.

Penanggung
No Uraian Kegiatan Pelaksana Sasaran Waktu
Jawab
Penetapan kuota
Calon
peserta didik baru dan Minggu I
1 Kepala sekolah Panitia peserta didik
macam peminatan bulan Mei
baru
peserta didik
Menyusun Pendidik dan
kepanitiaan Waka Tenaga Minggu I
2 Kepala sekolah
penerimaan peserta Kesiswaan Kependidika bulan Mei
didik baru n
Penetapan system
Calon
program belajar Waka Minggu I
3 Kepala sekolah peserta didik
peserta didik (Paket Kurikulum bulan Mei
baru
atau SKS)
Penetapan
persyaratan Calon
Waka Minggu I
4 mendaftar sebagai Panitia peserta didik
Kesiswaan bulan Mei
calon peserta didik baru
baru
Penetapan kriteria
calon peserta didik Calon
Waka Minggu I
5 yang dapat dinyatakan Panitia peserta didik
Kesiswaan bulan Mei
diterima sebagai baru
peserta didik baru
Penetapan komponen Koordinator Calon
Guru Minggu I
6 peminatan peserta Bimbingan dan peserta didik
BK/Konselor bulan Mei
didik Konseling baru
Penetapan syarat Calon
Waka Minggu I
7 pendaftaran ulang Panitia peserta didik
Kesiswaan bulan Mei
bagi peserta didik baru baru
Minggu ke
Waka
8 Rancangan tugas guru Kepala sekolah Pendidik II bulan
Kurikulum
Mei
Sosialisasi tentang
kuota/ daya tampung
dan macam
Minggu ke
peminatan peserta
II Mei s.d
9 didik, persyaratan Waka Humas Panitia Masyarakat
Minggu ke
pendaftaran sebagai
II Juni
calon peserta didik
baru, kriteria
penetapan yang

Page | 214
Penanggung
No Uraian Kegiatan Pelaksana Sasaran Waktu
Jawab
diterima, syarat
Pendaftaran Ulang
peserta didik baru.
Pengambilan formulir Calon
Waka Minggu ke
10 pendaftaran calon Panitia peserta didik
Kesiswaan II Juni
peserta didik baru baru
Layanan konsultasi
bagi peserta didik dan
Calon
orang tua yang Koordinator
Guru peserta didik Minggu ke
11 mengalami kesulitan Bimbingan dan
BK/Konselor baru dan II Juni
penetapan pilihan Konseling
orang tuanya
peminatan peserta
didik
Penyerahan
persyaratan Calon
Waka Minggu ke
12 administrasi akademik Panitia peserta didik
Kesiswaan III Juni
persyaratan calon baru
peserta didik baru
Seleksi performance
Koordinator Guru Calon
(fisik dan kesehatan, Minggu ke
13 Bimbingan dan BK/Konselor peserta didik
peminatan kelompok III Juni
Konseling dan Tim baru
teknologi/ tertentu)
Seleksi administrasi
Koordinator Guru Calon
akademik persyaratan Minggu I
14 Bimbingan dan BK/Konselor peserta didik
calon peserta didik Juli
Konseling dan Tim baru
baru
Penetapan calon
peserta didik baru
yang memenuhi
kreteria yang dapat
dinyatakan diterima Guru Calon
Kepala Minggu I
15 dengan BK/Konselor peserta didik
Sekolah Juli
peminatannya, dan dan Tim baru
bila diperlukan
disiapkan daftar
cadangan urutan
peminatan
Pengumuman hasil
seleksi dengan
Calon
kelompok
Kepala peserta didik Minggu I
16 peminatannya, dan Panitia
Sekolah baru dan Juli
bila diperlukan
masyarakat
diberikan cadangan
daftar cadangan
Page | 215
Penanggung
No Uraian Kegiatan Pelaksana Sasaran Waktu
Jawab
urutan peminatan.

Pendaftaran Ulang Calon


Waka Minggu ke I
17 bagi yang dinyatakan Panitia peserta didik
Kesiswaan Juli
diterima baru
Layanan peserta didik
Calon
cadangan dapat
Koordinator Guru peserta didik
melakukan Minggu ke
18 Bimbingan dan BK/Konselor baru yang
Pendaftaran Ulang, II Juli
Konseling dan Tim sebagai
apabila ada yang
cadangan
mengundurkan diri
Pendaftaran Ulang
susulan bila ada
Calon
cadangan yang Waka Minggu ke
19 Panitia peserta didik
dinyatakan diterima Kesiswaan II Juli
baru
sebagai peserta didik
baru
Koordinator Guru Calon
Orientasi Peserta Didik Minggu ke
20 Bimbingan dan BK/Konselor peserta didik
Baru III juli
Konseling dan Tim baru
Minggu ke
Pendidik dan III Juli –
Penyelenggaraan Waka Satuan
21 Tenaga Minggu ke
Pembelajaran Kurikulum pendidikan
Kependidikan III
Desember
Minggu ke
Pendidik dan III Juli –
Pembelajaran yang Waka
22 Tenaga Peserta didik Minggu ke
mendidik Kurikulum
Kependidikan III
Desember
Minggu ke
Koordinator III Juli –
Layanan bimbingan Guru
23 Bimbingan dan Peserta didik Minggu ke
dan konseling BK/Konselor
Konseling III
Desember
Minggu III
Seluruh
Juli dan
Manajemen dan Kepala Tim MM dan komponen
24 Minggu ke
supervisi sekolah Sekolah PKG satuan
II
pendidikan.
Desember
Page | 216
Secara skematis, proses pemilihan dan penetapan peminatan bagi
calon peserta didik yang dilaksanakan bersamaan dengan pendaftaran
calon peserta didik baru adalah sebagaimana diagram berikut ini.

Page | 217
KETERANGAN DIAGRAM ALIR KODE

Calon peserta didik didampingi/bersama orang tua menggali


informasi secara detail tentang prosedur peminatan (tata cara,
kuota, syarat pendaftaran, dll.) di sekolah yang akan dituju. Di 1,2
samping itu, orang tua menerima kembali putra-putrinya yang
dinyatakan tidak diterima dalam penerimaan siswa baru.

Calon peserta didik mendaftar, mengambil formulir peminatan 3

Page | 218
belajar di ruang yang disediakan sekolah. Pengisian formulir
dapat dilakukan dirumah dan dilakukan pencermatan secara teliti.

Calon peserta didik mengembalikan formulir yang telah diisi


4
lengkap di ruang pengembalian formulir di sekolah

Guru BK/Konselor melakukan seleksi : Administrasi, akademik dan


melayani wawancara peminatan peserta didik. Bila diperlukan
5
untuk persyaratan jenis peminatan tertentu, dapat dilakukan
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga ahli.

Penetapan

- Sidang penetapan peminatan belajar dipimpin oleh Kepala


Sekolah.
- Bentuk penetapan : Y adalah bagi yang diterima (memenuhi
persyaratan) dan T adalah bagi yang ditolak (tidak memenuhi
persyaratan) 6

- Hasil penetapan peminatan peserta didik diumumkan secara


tertulis dan terbuka
Bagi calon peserta didik yang dinyatakan diterima melanjutkan
proses berupa lapor diri, sedangkan bagi yang dinyatakan
ditolak kembali ke orang tua masing-masing.

Calon peserta didik yang diterima, melapor diri (herregristrasi) 7

Setelah melapor diri, peserta didik menempuh proses belajar


mengajar yang diselenggarakan oleh sekolah sesuai 8
peminatannya

b. Alternatif kedua, proses pemilihan dan penetapan peminatan


belajar peserta didik dilaksanakan pada minggu pertama awal
Page | 219
tahun pelajaran baru. Pelaksanaan pemilihan dan penetapan
peminatan peserta didik dilaksanakan oleh Guru BK/Konselor
bekerjasama dengan pendidik lainnya dan tenaga kependidikan
yang ada. Langkah yang dilakukan oleh Guru BK/Konselor meliputi
: (1) pemberian informasi dan orientasi tentang macam dan kuota
peminatan belajar, mekanisme, komponen yang dipergunakan
dalam penetapan, kriteria penetapan; (2) menyiapkan dan
menggunakan instrument dan atau format peminatan untuk
mengumpulkan data peminatan peserta didik dan orang tuanya; (3)
mengumpulkan data peminatan peserta didik baik data
dokumentasi, observasi maupun wawancara, (4) analisis data
peminatan yang terkumpul; (5) penetapan peminatan peserta didik
berdasarkan hasil analisis; (6) melayani konsultasi peminatan bagi
peserta didik dan atau orang tua; (7) mengelompok rombongan
belajar berdasarkan peminatan peserta didik dan satuan kelas.
Proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik
dilaksanakan oleh berbagai personalia sekolah sesuai tugas masing-
asing yang meliputi kepala sekolah, Guru BK/Konselor, guru
matapelajaran, orang tua, dan peserta didik serta tenaga
kependidikan. Adapun uraian tugas pelaksana peminatan peserta
didik pada dasarnya sama dengan proses pemilihan dan penetapan
peminatan yang dilaksanakan bersamaan dengan penerimaan
peserta didik baru.
Berikut ini disajikan alternatif rancangan proses pemilihan dan
penetapan peminatan peserta didik yang dilaksanakan pada minggu
pertama pembelajaran tahun pelajaran baru SMA/SMK
sebagaimana tabel berikut.

Page | 220
Tabel 3.3.
Rancangan Kegiatan Pemilihan dan Penetapan Peminatan Belajar
Peserta
Didik pada Minggu Pertama Tahun Pelajaran Baru.
Penanggung
No Uraian Kegiatan Pelaksana Sasaran Waktu
Jawab
Menyusun Panitia Koordinator Guru Minggu I
1 Kepala sekolah
Peminatan BK BK/Konselor bulan Mei
Penetapan macam
dan kuota Peserta didik Minggu I
2 Kepala sekolah Panitia
peminatan peserta baru bulan Mei
didik
Penetapan
Komponen dan
kriteria peminatan
Kepala Guru Minggu I
3 sebagai persyaratan Komponen
Sekolah BK/Konselor bulan Mei
rekomendasi
peminatan peserta
didik
Penyiapan
Koordinator Format/instru Minggu II-
Form/Instrumen Guru
4 Bimbingan dan men III bulan
Peminatan peserta BK/Konselor
Konseling peminatan Mei
didik
Sosialisasi Program Peserta didik Minggu I
Kepala Guru
5 Peminatan Peserta baru dan Awal tahun
Sekolah BK/Konselor
Didik orang tua Pelajaran
Penyampaian Form
Koordinator Peserta didik Minggu I
Peminatan sesuai Guru
6 Bimbingan dan baru dan Awal tahun
Komponen yang BK/Konselor
Konseling orang tua Pelajaran
dipersyaratkan
Pendampingan
Koordinator Minggu I
pengisian data Guru Peserta didik
7 Bimbingan dan Awal tahun
Peminatan yang BK/Konselor baru
Konseling Pelajaran
dipersyaratkan
Layanan konsultasi
bagi peserta didik
Koordinator Peserta didik Minggu I
dan orang tua yang Guru
8 Bimbingan dan baru dan Awal tahun
mengalami kesulitan BK/Konselor
Konseling orang tua Pelajaran
penetapan pilihan
peminatan.

Page | 221
Penanggung
No Uraian Kegiatan Pelaksana Sasaran Waktu
Jawab
Analisis Form Form data
Koordinator Minggu II
Komponen Guru sesuai
9 Bimbingan dan Awal tahun
Peminatan Peserta BK/Konselor Komponen
Konseling Pelajaran
Didik Peminatan
Pelaporan Hasil
Koordinator Minggu II
Analisis Form Guru
10 Bimbingan dan Hasil analisis Awal tahun
Peminatan Peserta BK/Konselor
Konseling Pelajaran
Didik
Rapat/Sidang
Minggu II
Penetapan Kepala Guru Dokumen hasil
11 Awal tahun
Peminatan Peserta Sekolah BK/Konselor analisis
Pelajaran
Didik
Pengumuman Hasil
Peserta didik Minggu II
Penetapan Kepala
12 Panitia baru dan Awal tahun
Peminatan Peserta Sekolah
orang tua Pelajaran
Didik
Minggu III
Pendidik dan Juli s.d
Penyelenggara-an Waka Satuan
13 Tenaga Minggu ke
Pembelajaran Kurikulum pendidikan
Kependidikan III
Desember
Minggu III
Pendidik dan Juli s.d
Pembelajaran Yang Waka Peserta didik
14 Tenaga Minggu ke
Mendidik Kurikulum baru
Kependidikan III
Desember
Minggu III
Koordinator Juli s.d
Layanan Bimbingan Guru Peserta didik
15 Bimbingan dan Minggu ke
dan Konseling BK/Konselor baru
Konseling III
Desember
Minggu III
Seluruh
Juli dan
Manajemen dan Kepala Tim MM dan komponen
16 Minggu ke
Supervisi Sekolah Sekolah PKG satuan
II
pendidikan.
Desember

Pada dasarnya setiap peserta didik baru (kelas X) boleh


melakukan pindah peminatannya dengan catatan masih dapat
terselenggara pembelajarannya di satuan pendidikan yang
bersangkutan sesuai dengan aturan jumlah satuan kelas. Layanan
pemindahan peminatan dilakukan sampai maksimal minggu ke tiga
Page | 222
tahun pelajaran baru. Pindah peminatan hendaknya dilakukan atas
dasar rekomendasi guru mata pelajaran dan atau hasil konsultasi
intensif antara peserta didik-guru mata pelajaran-wali kelas dan
Guru BK/Konselor serta orang tua. Proses penetapan peminatan
peserta didik hendaknya dilakukan oleh tenaga profesional di
sekolah, dengan harapan dapat tepat penetapan peminatan belajar
yang berpengaruh positif terhadap kelancaran proses pembelajaran
dan hasil belajar optimal.

Secara skematis alir proses pemilihan dan penetapan


peminatan peserta didik sebagai berikut:

Page | 223
Page | 224
KETERANGAN DIAGRAM ALIR KODE

Peserta didik baru mendaftar, mengambil formulir peminatan. Pengisian dapat


1,2
dilakukan dirumah dan dengan persetujuan Orang Tua.

Peserta didik baru mengembalikan formulir peminatan belajar yang telah diisi
3
lengkap kepada Tim Peminatan yang dikoordinir oleh Guru BK/Konselor

Guru BK/Konselor melakukan seleksi administrasi dan wawancara peminatan


belajar. Pada bidang tertentu sesuai kebutuhan dapat melakukan 4
pemeriksaan fisik/ kesehatan.

Penetapan peminatan peserta didik

- Sidang penetapan peminatan peserta didik dipimpin oleh Kepala Sekolah.


- Bentuk penetapan : Ya bagi yang dinyatakan diterima ( memenuhi
persyaratan) dan Tdk bagi yang dinyatakan ditolak ( tidak memenuhi
persyaratan) 5

Bagi peserta didik yang tidak diterima peminatannya sesuai dengan pilihan
pertama dan atau tidak sesuai penetapan peminatannya, dilakukan konsultasi
bersama antara Guru BK/Konselor dengan peserta didik dan orang tua.

Hasil penetapan peminatan peserta didik diumumkan secara tertulis dan


terbuka. Peserta didik dikelompokkan berdasarkan peminatan belajarnya, 6
dan selanjutnya lapor diri (herregristrasi)

Peserta didik baru menempuh pembelajaran sesuai jadwal yang


7
diselenggarakan oleh sekolah.

Kelebihan dari mekanisme pemilihan dan penetapan peminatan yang


dilaksanakan bersamaan dengan penerimaan peserta didik baru adalah
peminatan sudah sesuai sejak awal, sehingga bila tidak sesuai peserta
didik masih memperoleh kesempatan untuk mencari sekolah lain yang
sesuai dengan peminatannya, maka calon peserta didik dapat mencari
sekolah lain yang sesuai dengan peminatannya.

Page | 225
DAFTAR RUJUKAN

ABKIN (2013), Panduan Umum Pelayanan Bimbingan dan Konseling.


ABKIN (2013), Panduan Khusus Pelayanan Bimbingan dan Konseling
(Peminatan Siswa)
Anonim (2011), Pedoman Mutu Unit kerja Kesiswaan tentang Penerimaan
Peserta Didik Baru SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta.
Anonim (2012), Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru dan Penjurusan
SMA Negeri 2 Kota Yogyakarta.
Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta (2012), Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Penerimaan Peserta Didik Baru.
Depdiknas RI (2008), Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan
Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal.
Dirjen Mandikdasmen (Nomor 251/C/KEP/MN/2008), Spektrum Keahlian
Pendidikan Menengah Kejuruan.

Ditjen PMPTK (2007), Rambu-rambu Penyelenggaraan Layanan Bimbingan


dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal.
Dirjen Mandikdasmen (Nomor : 251/C/KEP/MN/2008) tentang Spektrum
Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan.
Gysbers, N.C., Henderson P. (2012), Developing & Managing Your School
Guidance & Counseling Program, American Counseling Association.
Masyarakat Profesi Bimbingan dan Konseling Indonesia (2013), Masukan
Pemikiran Tentang Peran Bimbingan Dan Konseling Dalam
Kurikulum 2013.
Puskurbuk, Balitbangdiknas (2010), Model Pengembangan Diri
PPPPTK Penjas dan BK, Depdiknas (2010), Pengelolaan Pelayanan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

Page | 226
LEMBAR KERJA (LK) KEPALA SEKOLAH

LK – 1 MEKANISME PROGRAM PEMINATAN PESERTA DIDIK

Guru
Identifikasi Penetapan Kelp.
kondisi sekolah Sarpras Peminatan

Animo PD
Penetapan
Rombel

Penerimaan Pendaftaran
Berkas Peserta Peserta Didik Sosialisasi ke
Didik Baru Baru Masyarakat

Prosses Diterima Pilihan Sesuai Penetapa


Seleksi Peminatan n PDB

Tidak Bimbingan dan


Sesuai Konseling (BK)
Ditolak

Berilahkomentarterkaitdenganmekanismepeminatanberikutini.Jikadiperlukanlakukanlah
pengembangansesuaidengankondisi di sekolah.

Page | 227
LK – 2A RUBRIK PERHITUNGAN SDM

ANALISIS KETERSEDIAAN SDM (SMA/MA)

No. MATAPELAJARAN JUMLAH GURU

PeminatanMatematikadanIlmuAlam

1. Matematika

2. Biologi
I
3. Fisika

4. kimia

PeminatanIlmu-ilmuSosial

1. Geografi

2. Sejarah
II
3. Sosiologi

4. Ekonomi

PeminatanIlmuBahaasadanBudaya

1. BahasadanSastra Indonesia

2. BahasadanSastraInggris
III
3. BahasaAsing Lain (Arab, Mandarin, Jepang, Korea, Jerman,
Perancis)

4. antropologi

1. Agama

2. PKn
5.
3. Penjaskes

4. Guru lainnya

Page | 228
LK – 2B RUBRIK PERHITUNGAN SDM

ANALISIS KETERSEDIAAN SDM (SMK/MAK)

No. MATAPELAJARAN JUMLAH GURU

Kelompok C (Peminatan

Mata PelajaranPeminatanAkademikdanVokasi (SMK/MAK)

DasarBidangKeahlian

1. Fisika

2. Kimia

3. GambarTeknik

4. PemrogramanDasar

5. SistemKomputer

6. PengantarEkonomidanBisnis

7. PengantarAkuntansi

8. PengantarAdministrasiPerkantoran

9. IPA Terapan

10. PengantarPariwisata

11. Dasar-dasarDesain

12. PengetahuanBahan

13. WawasanSeniPertunjukan

14. Tata TeknikPentas

15. ManajemenPertunjukan

Dasar Program Keahlian

Page | 229
PaketKeahlian

LK – 3 ANALISIS KETERSEDIAAN SARANAPRASARANA (SMK/MAK)

No. NAMA SARANA PRASARANA JUMLAH

1. Kelas

2. Laboratorium ……..

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Page | 230

Anda mungkin juga menyukai