KURIKULUM 2013
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR
PENYELENGGARAAN PELATIHAN
UNTUK KEPALA SEKOLAH
Page | 1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya Prosedur
Operasional Standar (POS) dalam rangka Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. SOP
ini dimaksudkan sebagai bahan pembelajaran wajib dalam rangka pelatihan calon
instruktur Nasional, Kepala Sekolah Berprestasi, dalam memberikan pemahaman kepada
Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah tentang Kurikulum 2013 dan penerapannya
dalam proses pembelajaran di sekolah.
Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014 melalui
pelaksanaan terbatas khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap melaksanakan
kurikulum 2013. Pada tahap pertama yaitu Tahun Ajaran 2013/2014, Kurikulum 2013
akan dilaksanakan secara terbatas untuk kelas 1 dan IV Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtida’iyah (SD/MI), kelas VII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), dan kelas X Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA/MAK).Selanjutnya pada Tahun Ajaran
2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas I sampai
dengan kelas XII.
Menjelang implementasi Kurikulum 2013, penyiapan tenaga kependidikan dan guru
sebagi pendidik sebagai pelaksanaan kurikulum di lapangan perlu dilakukan.
Sehubungan dengan hal tersebut, sesuai dengan tugas dan fungsinya, Badan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan
Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP), telah menyiapkan strategi Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013 bagi, kepala sekolah, dan pengawas dan guru. Pada
tahun 2013 pelatihan akan dilakukan bagi pengawas SD/SMP/SMA/SMK, kepala sekolah
SD/SMP/SMA/SMK, dan guru kelas I dan IV SD, guru kelas VII SMP untuk 9 mata
pelajaran, dan guru kelas X SMA/SMK untuk 3 mata pelajaran. Guna menjamin kualitas
pelatihan tersebut, maka BPSDMPK dan PMP telah menyiapkan 5 buku/ Materi l
Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, sesuai dengan tugas kepala sekolah dan
pengawas sekolah pada jenjang pendidikan.
Pada kesempatan ini saya sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan atas
partisipasi aktif kepada pejabat dan staf di jajaran BPSDMPK dan PMP, dosen perguruan
tinggi, konsultan, widyaiswara, pengawas, kepala sekolah, dan guru yang terlibat di
dalam penyusunan SOP dan Bahan Ajar maupun Materi-Materi tersebut di atas.
Semoga keberadaan SOP dan materi diklat ini dapat membantu para nara sumber
menjalankan tugas dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Selain hal tersebut,
dengan menggunakan Materi diklat yang sama, kualitas Pelatihan Implementasi
Kurikulum 2013 diseluruh tanah air dapat terjaga kualitasnya.
Jakarta, Juni 2013
Kepala Badan PSDMPK-PMP
Prof. Dr. Syawal Gultom
NIP.196202031987031002
Page | 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
BAGIAN I PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum Pelatihan 2
B. Indikator Umum Ketercapaian Tujuan 2
C. Kompetensi Inti Peserta Yang Harus Dicapai 3
D. Hasil Kerja Peserta Selama Pelatihan 3
Tahapan, Nara Sumber, dan Peserta Pelatihan Implementasi 3
E.
Kurikulum 2013
Struktur Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Untuk Guru, 5
F.
Kepala Sekolah, dan Pengawas
G. Penilaian 5
H. Panduan Narasumber dan Fasilitator 6
I. Kode Etik Narasumber 7
J. Panduan Penggunaan Materi Pelatihan Kurikulum 2013 8
BAGIAN II, III, DAN IV MATERI PELATIHAN OLEH PRODIK
(15 Materi)
Page | 3
Page | 4
BAGIAN I
PENDAHULUAN
Materi Pelatihan dalam bentuk SOP ini disiapkan untuk digunakan para Pelatih dan
Peserta Pelatihan apakah sebagai Nara Sumber Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
sesuai dengan kelas, mata pelajaran dan jenjang pendidikan. Nara Sumber yang
dimaksudkan adalah Nara Sumber Nasional, Instruktur Nasional, Guru Inti, Kepala
Sekolah i, dan Pengawas Inti.
Materi ini memberi panduan bagi para pengguna mengenai (1) Tahapan Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013; (2) Struktur Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013; (3)
Panduan Narasumber; (4) Panduan Penilaian; (5) Bahan/Materi Pelatihan untuk masing-
masing tema. Bahan/Materi Pelatihan yang dimaksud meliputi dokumen-dokumen,
handouts, lembar kerja/worksheet, bahan tayang baik dalam bentuk slide power point
maupun rekaman video.
Sesuai dengan Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP) telah menetapkan jenjang atau
tahapan pelatihan, sasaran pelatihan, dan struktur pelatihan Implementasi Kurikulum
2013 untuk tahun kalender 2013.
A. Tujuan
Pada akhir diklat, peserta diharapkan dapat mengelola perubahan dari kurikulum
lama ke Kurikulum 2013 sesuai dengan konsep dan karakteritiknya sehingga
pembelajran di sekolah dapat berjalan secara efektif dan efisien pada semua
jenjang pendidikan.
Page | 6
a. Diklat Nara Sumber Nasional, jumlah peserta sebanyak 56 orang, terdiri
dari unsur Puskur, Pusbang Prodik, dan Pusbang Tendik.
b. Diklat Instruktur Nasional, jumlah peserta sebanyak 566 orang, yang terdiri
dari Widyaiswara P4TK/LPPKS/LPMP sebanyak 15 orang dan Kepala
Sekolah Berprestasi sebanyak 6 orang.
c. Diklat Kepala Sekolah sebanyak 6.410 orang yang terdiri dari kepala SD
(2.598 orang), SMP (1.521 orang), SMA (1.270 orang), SMK (1.021
orang).
Page | 7
1.1 Struktur Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Untuk Guru, Kepala
Sekolah, dan Pengawas.
Alokasi Waktu
No. MATA DIKLAT
(JP)
• Rasional 0,5
• SKL, KI dan KD 2
Page | 8
Alokasi Waktu
No. MATA DIKLAT
(JP)
• Manajemen perubahan 4
( SD )
• Pre-test 2
• Post-test 2
JUMLAH 70
Page | 9
A. Evaluasi
1. Penilaian Peserta
b. Pelaksanaan evaluasi
Page | 10
4) Penilaian akhir (post test), dilakukan dengan menggunakan
instrumen tes. Post test dilakukan pada setiap akhir mata
Pelatihan untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta.
c. Kriteria evaluasi
d. Nilai akhir
Nilai akhir Pelatihan = 30% post Test + 30% sikap + 40%Nilai performansi.
NILAI PREDIKAT
85.00-92.49 Memuaskan
Page | 11
70.00-77.49 Baik
b. Sistematika penyajian
d. Penyajian materi
e. Ketepatan waktu
l. Kerapian berpakaian
Page | 12
. POS/SOP Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Page | 13
Page | 14
5.1 Membangun Budaya Sekolah
5.2 Manajemen Perubahan
1. Tujuan Pelatihan
Page | 17
2. Indikator Pencapaian:
a. Sikap
perubahan.
pembelajaran
siswa
budaya sekolah.
Page | 18
3. Ruang Lingkup Materi Budaya Sekolah
Materi diklat kepala sekolah dalam persiapan pelaksanaan
kurikulum 2013 yang meliputi:
1) Pentingnya kepala sekolah memiliki sikap Ruang lingkup
pengembnagan Budaya
menerima rencana perubahan dengan Sekolah (BS):
Page | 19
2. Menjamin keseimbungan antara kegiatan belajar individual,
kolaborasi, dan belajar dalam interaksi sosial.
3. Selaras dengan kebutuhan pengembangan motivasi siswa.
4. Sensitif terhadap perbedaan individu
5. Menantang siswa dengan tidak memberikan lebih dari
kapasitasnya.
budaya sekolah. Hal ini terlihat pada fakta bahwa belum Tingkat pemahaman
dan kepatuhan pada
norma,nilai-nilai,
semua sekolah memiliki program pengembangannya. keyakinan, ritual,
tradisi, mite yang
Kondisi ini terjadi karena sebagian kepala sekolah sekolah miliki
menyebabkan tradisi,
penampilan fisik, dan
belum memahami dan dan terampil dalam prestasi sekolah
berbeda beda.
menjadi sikap berpikir warga sekolah yang positif. Hanya saja kenyataan
Page | 20
a. Pengertian
Kebudayaan menurut Koetjaraningkat (1987) merupakan
tradisi berbeda-beda.
Tingkat pemahaman dan
kepatuhan pada norma,
Data menunjukkan meskipun terdapat beberapa nilai,dan keyakinan
sekolah diperoleh melalui
sekolah yang memiliki sumber keungan yang sama proses belajar. Maka
jadikanlah sekolah
besar, namun penampilan fisik dan prestasinya dapat sebagai organisasi
pembelajar
beda. Lebih dari itu, bisa terjadi sekolah dalam satu kompleks,
didukung dengan lingkungan masyarakat yang sama, latar belakang pendidikan kepala
sekolah dan guru-gurunya sama, namun karena memiliki budaya sekolah yang berbeda,
iklim maupun artefak sekolah pun berbeda, maka prestasinya menjadi berbeda.
norma dan nilai-nilai semakin tinggi pula keterikatannya pada sekolahnya, semakin besar
Berkenaan dengan itu, Stolp dan Smith (1994: xiii) menyatkaan bahwa, bagaimana
berat. Sekolah berada dalam kondisi ketidakpastian. Karena itu, sekolah memerlukan
perhatian pimpinan yang cerdas, yang pandai memecahkan masalah yang kompleks
Homer Dixon yang dikutip oleh Fullan (2001: hal 4) menyatakan bahwa kepala
kondusif melalui pengembangan komunikasi dan interaksi yang sehat antara kepala
sekolah dengan siswa, guru-guru, staf, orang tua siswa, masyarakat, dan pemerintah.
Komunikasi dan interaksi yang sehat memilki dua indikator yaitu tingkat keseringan dan
kedalaman materi yang dibahas. Di samping itu, kepala sekolah perlu mengembangkan
komunikasi multi arah untuk mengintegrasikan seluruh sumber daya secara optimal.
Page | 22
b. Kerangka Pengembangan
Hubungan antara unsur dalam peran kepala sekolah terhadap penguatan budaya
kondisi sekolah yang kondusif dan kelas yang kondusif. Kondisi itu memerlukan
komunikasi dan interaksi antara kepala sekolah dengan guru, orang tua siswa, staf dan
siswa harmonis. Kerja sama yang baik semua pihak diharapkan dapat menunjang
pengembangan interaksi yang positif menumbuhkan pola pikir dan pola tindak dalam
bentuk terhadap norma, nilai-nilai yang sekolah junjung. Di samping itu, diharapkan pula
Page | 23
dengan dukungan sekolah yang kondusif para pemangku kepentingan memiliki
Dalam gambar terlihat jelas bahwa tugas kepala sekolah meliputi tiga bidang
utama, yaitu:
keamanan baik secara psikologis, fisi, sosial, dan keamanan kultural. Sekolah menjaga
lingkungan sekolah yang agamis, lingkungan fisik sekolah yang bersih, indah, dan
Page | 24
nyaman, mengembangkan lingkungan sekolah yang kondusif secara akademik. Guru
dan siswa memiliki motif berprestasi serta keyakinan yang tinggi untuk mencapai target
yang mendukung sehingga semua pihak dapat menjaga harmoni kerja sama yang baik.
pelayanan agar memenuhi harapan semua pihak. Dan, ini merupakan bagian terpenting
Tinggi rendahnya semangat kerja sama, kepatuhan terhadap norma atau nilai-nilai
yang baik, kebiasaan baik, kayakinan yang tinggi, motif berprestasi guru dan siswa
bekerja.
Page | 25
5) mengembangkan kerja sama yang baik antar pendidik dalam interaksi formal
maupun informal.
Bagi kepala sekolah aspek mana pun kembali ke pemikiran awal yang menyatakan
bahwa seluruh unsur kebudayaan berkembang melalui proses belajar. Oleh karena itu
inti dari pengembangan kultur adalah membangun hubungan yang baik, meningkatkan
kondusif. Untuk itu kepala sekolah dan seluruh pemangku kepentingan perlu terus belajar
Relevan dengan kondisi itu, Peter Senge menyatakan bahwa kepala sekolah perlu
di atas.
Page | 26
Dari uraian itu dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pengembangan budaya
sekolah menjadi penentu keberhasilan meningkatkan lulusan yang bermutu. Karena itu,
Budaya merupakan norma, nilai, keyakinan, ritual, gagasan, tindakan, dan karya
dan tradisi sekolah yang dipahami dan dipatuhi warga sekolah yang
partisipasi.
teladan.
perjuangan tiada henti karena budaya di sekitar sekolah selalu berubah ke arah
tindak lanjut yang akan kepala sekolah lakukan. Menghadapi tantang besar ini kepala
sekolah dapat mengeksplorasi ide dengan pertanyaan seperti yang terlihat pada
contoh.
Page | 27
c. Model Strategi Pengelolaan Budaya Sekolah
Pengembangan budaya sekolah tidak lepas dari budaya masyarakat di sekitarnya.
Oleh karena itu pengembangan budaya sebaiknya berdasarkan kebutuhan sekolah yang
di dalamnya terdapat kepala sekolah, guru, dan siswa yang terintegrasi pada budaya
yang berkembang di lingkungannya. Di samping budaya sekolah merupakan bagian dari
budaya lingkungan sekitarnya, sekolah harus dapat berfungsi sebagai agen pengembang
budaya lingkungan.
Sekolah dalam fungsinya sebagai agen perubahan budaya perlu merumuskan
rencana, strategi pengembangan, dan monitoring dan evaluasi pembangunan budaya
sekolah dengan menggunakan model pengembangan di bawah ini.
Eksternal Visi-misi
Tujuan
Lingkungan Strategi
Sosial
Kebijakan
Program
Internal
Anggaran
Umpan Balik
Langkah pertama adalah Analisis Lingkungan eksternal dan internal. Pada tahap
ini apabila dilihat dari model analisis lingkungan adalah mengidentifikasi peluang dan
ancaman yang datang dari budaya sekitar sekolah. Di samping itu analisis lingkungan
diperlukan untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan dari dalam. Dari analisis
lingkungan akan diperoleh sejumlah masalah yang sekolah perlu selesaikan.
Langkah Kedua adalah merumuskan strategi yang meliputi penetapan visi-misi
yang menjadi arah pengembangan, tujuan pengembangan, stategi pengembangan, dan
penetapan kebijakan. Arah pengembangan dapat dapat dijabarkan dari visi-dan misi
Page | 28
menjadi indikator pada pencapaian tujuan. Contoh dalam pengembangan keyakinan
akan dibuktikan dengan sejumlah target yang tinggi pada setiap indikator pencapaian.
Contoh ini dapat dijabarkan lebih lanjut pada model operasional penguatan nilai kerja
sama dan yang kompetitif. Misalnya sekolah membagi kelompok kerja dengan semangat
kebersamaan, namun antar kelompok dikondisikan agar selalu berkompetisi untuk
mencapai target yang terbaik. Oleh karena itu, sekolah secara internal tidak
mengembangkan model kompetisi individual karena dapat mengurangi makna
pengembangan nilai kebersamaan dan kekompakan. Program kerja berbasis kolaborasi
pada model ini dapat dikukuhkan melalui penetapan kelompok kerja yang ditetapkan
dalam surat tugas dari kepala sekolah sebagai pemangku kebijakan.
Selanjutnya sekolah dapat mengembangkan model lain yang dipandang lebih
inovatif dan sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Page | 29
pengembangan budaya (2) tujuan pelaksanaan (3) indikator dan target keberhasilan (4)
memastikan bahwa rencana dapat diimplementasikan (5) memastikan bahwa proses
pelaksanaan dan hasil pengembangan budaya sekolah sesuai dengan yang diharapkan.
Langkah keempat adalah monitoring dan evaluasi. Langkah ini merupakan bagian
dari sistem penjaminan mutu. Kepala sekolah melalui monitoring memenuhi kewajiban
untuk memastikan bahwa proses pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana. Jadwal
pelaksanaan memenuhi target waktu. Tahap pelaksanaan sesuai dengan yang
direncanakan. Lebih dari itu hasil yang diharapkan sesuai dengan target.
Jika dalam proses pelaksanaan dan hasil yang dicapai meleset dari target maka
kepala sekolah segera melakukan perbaikan proses agar hasil akhir yang dicapai sesuai
dengan yang diharapkan.
Page | 30
1. Faktual, pembelajaran berpusat Pembelajaran berpusat pada siswa.
pada guru. Guru berbicara dan Memperhatikan siswa berinteraksi,
siswa mendengar dan menyimak, beragumen, berdebat, dan berkolaborasi.
dan menulis. Guru mengajar. Guru menjadi fasilitator.
6. Peningkatan Keterampilan
Tujuan pengembangan
Analisis kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan
Strategi pengembangan
Teknik pemantauan dan mengolah data hasil pemantauan
8. Lembar Kerja
Bacalah gambaran elemen perubahan di bawah ini.
1. Elemen Perubahan
Yang Lalu Elemen Perubahan
Page | 32
Yang Lalu Elemen Perubahan
Page | 33
Yang Lalu Elemen Perubahan
didik mengerti.
1) Apakah tujuan
pengembangan budaya
sekolah
Page | 34
No. Model Rencana Tindakan Dalam Mendukung Efektivitas Rencana
Pembelajaran
5) Bagaimana memantau
keberhasilannya.
Kesimpulan:
Page | 35
sekiranya memungkinkan dan seluruh anggota kelas
Page | 36
MODEL ANGKET EVALUASI
HASIL PENGEMBANGAN
BUDAYA SEKOLAH
Responden
No. Pernyataan Sangat
Sangat Biasa Kurang
setuju tidak
setuju saja setuju
setuju
1. Saya merasa aman berada di dalam
sekolah
2. Saya merasa mendapat perhatian
guru-guru.
3. Saya merasa guru membantu saya
sukses belajar.
4. Saya merasa bahwa siswa di sekolah
ini mempercayai dan menghormati
guru-guru.
5. Saya merasa guru-guru berlaku adil
terhadap seluruh siswa.
6. Saya merasa guru-guru menaruh
perhatian serius jika terjadi pelecehan
atau tindak kekerasan terhadap siswa.
Page | 37
BAGIAN III.
MATERI PELATIHAN
MANAJEMEN PERUBAHAN
JENJANG
Page | 38
Page | 39
EVALUASI :
1. Latar Belakang
Apa pun di sekitar kita selalu berubah. Hal ini berarti perubahan itu selalu
terjadi. Bila lingkungan berubah dan kita tidak mengikuti perubahan, maka kita
sesungguhnya sedang membiarkan diri dari perubahan.
Supaya perubahan itu dapat terlaksana secara efektif dan efisien dan
menemukan bentuk seperti yang diharapkan, maka perubahan itu perlu dikelola
dengan baik. Mengelola perubahan itu untuk selanjutnya dinamakan manajemen
perubahan.
2. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan kepala sekolah mampu mengelola sumber daya
yang sekolah miliki secara efektif dalam menjamin terwujudnya keunggulan
pemenuhan standar kompetensi lulusan pada melaksanakan kurikulum 2013
melalui penerapan manajemen perubahan di sekolah.
3. Indikator Pencapaian
a. Sikap
Mengarahkan perubahan
Memantau keterlaksanaan dan keberhasilan perubahan
Melakukan perbaikan proses perubahan.
Menerapkan teknik memantau dalam merealisasikan kurikulum 2013
Mengidentifikasi data yang diperlukan untuk melakukan perbaikan
proses perubahan
Page | 42
a) Tujuan dan indikator pencapaian
b) Ruang lingkup perubahan
c) Strategi perubahan
d) Penentuan batas waktu
e) Peningkatan dukungan
f) Pertimbangan resiko
g) Penyiapan sumber daya
Page | 43
Kementerian Kehutanan, (2012), menyatakan bahwa: Manajemen
Perubahan atau change management merupakan pengelolaan sumber daya dalam
rangka mencapai tujuan organisasi dengan kinerja yang lebih baik. Perubahan
merupakan pergeseran organisasi dari keadaan sekarang menuju keadaan yang
diinginkan. Dalam organisasi, perubahan tersebut meliputi struktur, proses,
orang, pola pikir dan budaya kerja.
Keadaan Baru
Kondisi Manajemen Yang
Sekarang Perubahan Diinginkan
Setiap perubahan, baik fisik maupun sosial dan budaya, ada hambatan dan
daya dorongnya. Orang yang duduk di mobil (atau kendaraan lain), pada saat
mobil mulai berjalan dengan mendadak, badan tertarik ke belakang, demikian
juga pada saat duduk di dalam mobil yang sedang berjalan, kalau tiba-tiba mobil
di rem, maka badan akan terdorong ke depan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
terjadi perubahan (bergerak atau direm mendadak) badan akan melakukan
perlawawan. Pada saat ada model kendaraan baru, pada awalnnya kita
menyatakan modelnya jelek, tetapi lama-lama menjadi bagus. Lagu yang baru
dimunculkan awalnya terdengan kurang bagus, lama-lama menjadi bagus.
Page | 46
Berdasarkan derajat kedalaman perubahan dan metodenya maka jenis
perubahan yang dihadapi meliputi perubahan rutin, darurat, mutu, radikal, dan
kondisi makro:
1) Perubahan rutin hampir selalu dihadapi setiap hari, perubahan hampir terjadi
dari waktu ke waktu yang menuntut tindakan cepat. misalnya produktivitas
kerja, ketidakhadiran, perputaran/rotasi, atau keluhan-keluhan.
2) Perubahan darurat yaitu perubahan yang boleh jadi sangat mendadak dan tidak
terduga sebelumnya. Misalnya, pemutusan hubungan kerja mendesak,
perubahan pesanan jumlah dan mutu produk tertentu, terjadi kebakaran, terjadi
banjir, pengambilalihan perusahaan oleh pihak berwajib, atau perubahan
jadwal ujian.
3) Perubahan dalam hal mutu yaitu perubahan yang terjadi tentang mutu produk
yang diminta Dalam situasi itu perlu ada perubahan penggunaan teknologi
(keras dan lunak), strategi mutu kerja, bahan baku, dan budaya mutu (ISO)
termasuk perlu dilakukannya survei pasar yang kontinyu, atau melakukan
studi komparasi.
Page | 47
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dinyatakan bahwa organisasi
pendidikan adalah suatu organisasi yang hidupnya itu sangat dipengaruhi oleh
lingkungan luar. Bila organisasi pendidikan akan tetap hidup (survive) dan efektif,
maka organisasi tersebut harus menyesesuaikan dengan perkembangan
lingkungan luar. Perkembangan lingkungan luar yang sangat berpengaruh
terhadap organisasi pendidikan adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, pasar kerja dan kebijakan pemerintah.
c. Arah Perubahan
Page | 48
(kreatif dan inovatif; berfikir kritis, pemecahan masalah, mampu membuat
keputusan yang tepat; belajar bagimana cara belajar yang baik, dan mmeiliki
metakognisi) Way of working (cara kerja) meliputi: Communication and
Collaboration (komunikasi dan kolaborasi/kerjasama). Tool of working melipui:
Information literacy and ICT Literacy (melek informasi dan melek
ICT/Infomation Communication Technology/TIK: Teknologi Informasi dan
Komunikasi).
Page | 50
a. Pada tahap pertama, dinamakan tahap pencairan. Pada tahap "pencairan"
dalam organisasi, kegiiatan yang dilakukan adaah dengan identified the need
for change, increasing the driving force to change; reducing the resisting
force to change. Pada tahap ini yang dilakukan pimpinan adalah menjelaskan
tentang arti pentingnya perubahan, memperkuat dorongan untuk berubah, dan
mengurangi hambatan perubahan.
b. Pada tahap kedua dinamakan tahap mengubah. Pada tahap ini yang dilakukan
adalah mengubah Individual Componen, Group Components Structural
Component. Komponen individu, kelompok dan struktur.
c. Pada tahap ketiga tahap pembekuan atau tahap pemeliharaan agar perubahan
yang terjadi bisa lebih permanen. Pada tahap ini yang dilakukan adalah,
reinforcing the newly learnd behavio (memberi dorongan kepada perilaku
baru) finding “fit” between organizational components (penyesuaikan antar
komponen organisasi), maintaining “fits” between organizational
components, memelihara antar komponen organisasi yang telah sesuai.
2) Model ADKAR
Proci, mengembangkan manajemen perubahan yang sederhana yang disingkat
dengan ADKAR, yang merupakan singkatan dari Awareness, Desire,
Knowledge, Ability, Reinforcement. Model ini dapat digambarkan seperti
gambar 2.13. berikut.
a. Awareness: pimpinan meningkatkan kesadaran para anggotanya tentang
pentingnya dan rencana perubahan yang akan dilakukan.
Page | 51
b. Desire, pimpinan mengajak dan mendorong para anggotanya agar mau
mendukung dan melaksanakan perubahan
e. Kepemimpinan Perubahan
Perubahan yang telah direncakan akan sukses kalau organisasi atau sekolah
memiliki kepemimpinan yang kuat. Seperti dinyatakan oleh Mike Gren (2007)
bahwa "Successful implementation and control of change rely on strong and
effective leadership and a clear school vision". Suksesnya pelaksanaan dan
kontrol perubahan yang telah direncanakan akan tergantung pada kuat dan
efektivitasnya kepemimpinan dan visi sekolah yang jelas. Berdasarkan hal
tersebut, maka suksesnya perubahan sekolah dengan KTSP menuju kurikulum
2013 akan terletak pada kempimpinan kepala sekolah, dalam memimpin
perubahan.
Page | 52
pemimpinan, yaitu suatu proses memimpin kelompok dan mempengaruhi
kelompok yang dipimpin untuk mencapai tujuan.
Page | 54
Dalam menyikapi perubahan diperlukan agen perubahan (agent of change)
adalah individu/kelompok yang terlibat dalam merencanakan perubahan dan
mengimplementasikannya. Dalam sebuah proses perubahan, para agen perubahan
ini berperan sebagai role model. Biasanya agen perubahan adalah mereka yang
“dapat” dijadikan contoh, baik dalam prestasi kerjanya dan dalam perilakunya.
Agen perubahan terdiri dari pimpinan organisasi (sebuah keharusan) dan pegawai-
pegawai yang “dipilih” berdasarkan kriteria tertentu, sesuai dengan tuntutan peran
agen perubahan. Adapun peran agen perubahan adalah sebagai berikut :
Page | 55
3. Aktivitas perubahan tidak cukup terorganisir
4. Aktivitas dan krisis bersaing memecahkan perhatian sehingga keputusan
dan rencana tidak dilaksanakan sebagimana mestinya
8. Manajer unit kerja tidak cukup dalam memberikan arahan dan lemah
dalam kepemimpinan
10. Sistem informasi yang tersedia tidak cukup untuk memonitor implementasi
b. Partisipasi.
f. Paksaan.
Page | 57
saat ini menuju kondisi yang baru, secara efektif dan efisien. Dalam kaitannya
dengan manajemen perubahaan sekolah pada saat ini, maka dapat dikemukakan
bahwa manajemen perubahan adalah proses pengelolaan sumber daya sekolah
untuk membawa kinerja sekolah dengan KTSP menuju kinerja sekolah dengan
kurikulum tahun 2003.
Proses pembelajaran yang baik, akan didukung oleh isi kurikulum yang
relevan, pendidik yang profesional, sarana dan prsarana pembelajaran yang
memadai, pengelolaan pembelajaran yang profesional, biaya yang memadai, dan
sistem evaluasi yang susuai dengan tujuan, materi dan proses pembelajaran.
Dengan demikian elemen perubahan sekolah dari KTSP menuju kurikulum 2012,
setelah perubahan dalam pola fikir, kepemimpinan, manajemen, juga isi
kurikulum, komptensi pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prsarana,
pengelolaan, pembiayaan, sistem evaluasi dan komptensi lulusan. Elemen
perubahan tersebut secara rinci ditunjukkan pada tabel 3.1 berikut.
Page | 59
dengan kurikulum 2013, merencanakan perubahan sekolah, mengorganisasikan
kegiatan dan sumber daya sekolah, mempimpin perubahan dan mengendalaikan
perubahan. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar 2.17 berikut.
b. Pengorganisasian
Page | 60
Pengorganisasian dalam hal ini yang utama adalah membentuk tim kerja
yang akan memandu pelaksanaan perubahan. Tim bisa dipimpin oleh kepala
sekolah atau orang yang ditunjukkan kepala sekolah untuk melaksanakan
perubahan. Anggota tim dipilih dari guru-guru senior yang komptensi kerja tinggi
dipercaya oleh warga sekolah.
c. Pelaksanan perubahan
d. Pengendalian Perubahan
Page | 61
Pengawasan dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh rencana
perubahan dilaksanakan dan tujuan perubahan tercapai. Pengawasan terhadap
proses pembelajaran pada awalnya dilakukan pada setiap hari pada setiap
pembelajaran. Deangan adanya pengawasan ini, maka akan dapat diketahui
hambatan, dan kelemahan dalam melaksanakan perubahan. Berdasarkan
kelamahan dan hambatan tersebut, selanjutnya dianalisis untuk mencari sebab-
sebab timbulnya hambatan. Berdasarkan sebab-sebab tersebut selanjutnya
ditentukan tindaklanjut untuk mengatasinya.
7. Peningkatan Keterampilan
Page | 62
5) Membuat rekomendasi perbaikan proses perubahan.
6) Mendisain rencana perubahan
Prasyarat
Visi-misi Perubahan
berkelanjutan
Kepemimpinan
Tata Kelola
Pemangku kepentingan
Motivasi dan
Komunikasi & Kolaborasi Pencegahan
penolakan
(resistensi)
Dukungan kultur sekolah
Kapasitas
perubahan Pelaksanaan Dukungan Infrastruktur
menyeluruh SDM pengelolaan dan
Tujuan pengendalian
Sistem Strategi Pengetahuan perubahan
Proses Teknik Keterampilan
Manusia Kinerja Pelatihan
Resiko Penghargaan
Page | 63
Tahap 3: Prasyarat perubahan yang berlandaskan visi-misi, kepemimpinan, dan tata kelola
untuk menunjang kelancaran perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
perubahan kepala sekolah hendaknya menyiapkan;
Page | 65
Yang Lalu Elemen Perubahan
Jumlah mata pelajaran untuk SD sebanyak Jumlah mata pelajaran dikurangi, tetapi jam
10 mata pelajaran dan untuk SMP 12 mata belajar untuk setiap mata pelajaran maupun
pelajaran keseluruhan ditambah. Jumlah mata
pelajaran di SD menjadi 6 MP dan untuk
SMP menjadi 10 MP.
Dari kondisi yang lalu terdapat sejumlah fakta yang terindetifikasi sebagai
berikut :
Page | 66
Memperhatikan beberapa model fakta kondisi nyata dalam pelaksanaan kurikulum
terdahulu kepala sekolah dapat mengeksplorasi sejumlah tindakan yang telah dilakukan
dengan menggunakan pertanyaan seperti di bawah ini.
....................................................................
...................................................................
................................................................
5) Berdasarkan penilaian
yang telah Saudara
lakukan maka tindakan
prioritas yang mana yang
akan Saudara pilih?
Page | 68
No Pertanyaan Analisis Informasi Rencana Tindakan
Page | 69
8. Hasil Karya Peserta Pelatihan
Hasil karya pelatihan berupa rencana perubahan, instrumen pemantauan,
dan kesimpulan pelaksanaan perubahan. Pentahapan pembuatan karya meliputi
1) Merumuskan tujuan
2) Merancang rencana kegiatan perubahan:
Mentukan komponen perubahan
Menentukan tujuan
Analisis kondisi saat ini dan kodisi yang diharapkan
Mendisain strategi
Merencanakan instrumen pemantauan
Penyusunan rekomendasi perbaikan proses.
Page | 70
Page | 71
EVALUASI :
A. Pengantar
Pembaharuan kurikulum selalu menjadi tantangan dari
Perubahan
waktu ke waktu. Pergantian menjadi keharusan. Kini kepala
kurikulum
sekolah hadapi tantangan perubahan, menerapan kurikulum 2013, perlu!
2013. Kesiapan yang perlu kepala sekolah perlu mencermati
adalah mengenali elemen perubahan dengan sikap terbuka,
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar dapat
mengelola perubahan sehingga menjadi sekolah yang adaptif
terhadap perubahan.
Menjadi kepala sekolah profesional memerlukan daya adaptasi terhadap
perubahan dengan menjadi kepala sekolah pembelajar sehingga memandang
perubahan kurikulum sebagai sesuatu yang seharusnya. Alasannya jelas, karena
ilmu pengetahuan, teknologi, dan tantangan kehidupan terus
Kepala sekolah dalam
berubah, maka kebutuhan siswa pun terus berubah
dinamika iptek adaptif
menyesuaikan dengan kebutuhan jamannya. Lebih dari itu, terhadap perubahan
kurikulum
kenyataan dari pengalaman kita bekerja membuktikan bahwa
Page | 72
apa yang kita hasilkan terdahulu selalu memerlukan perbaikan sehingga
perubahan merupakan keharusan.
Tugas kepala sekolah pada konteks ini amat strategis. Kepala Sekolah
menjadi penentu utama keberhasilan sekolahnya. Tugas memimpin perubahan ada
di tangannya. Selain sebagai pendidik, pengajar, pelatih, pembimbing, ia juga
berperan sebagai pemimpin pembelajaran, manajer perubahan, dan pengembang
budaya sekolah.
Dalam menyongsong pelaksanaan perubahan, kepala sekolah perlu belajar
dari pengalaman menerapkan kurikulum 2006. Pengalaman dapat menunjukkan
fakta keberhasilan maupun kegagalan. Berangkat dari pengalaman diri sendiri,
maupun belajar dari pengalaman rekan sejawat, kepala sekolah
Belajaralah dari
dapat merancang rencana tindakan yang akan diperankannya keberhasilan
dalam menerapkan kurikulum 2013. sebelumnya demi
perbaikan
Karena itu, mengenali data atau fakta tentang berkelanjutan!
keberhasilan atau ketidakberhasilan sebelumnya merupakan
input yang berharga dalam dalam pelatihan ini. Daya
analisisnya dikuatkan dengan kemampuan menggunakan teori
sehingga dapat memilah data yang sudah sesuai dengan yang
seharusnya tidak sesuai dengan yang seharusnya dalam
menunjang pembelajaran yang efektif.
Hubungan fungsional antara kempimpinan pembelajaran, manajemen
perubahan, pengembangan kultur sekolah yang bersinergi dengan manajemen
pembelajaran terlihat pada gambar di bawah ini.
Page | 73
Diagram Hubungan Kepemimpinan Pembelajaran, Manajemen
Perubahan, dan Budaya Sekolah
Kepemimpinan
Pembelajaran
Sikap
Pengeta
Budaya
huan
Sekolah
Page | 74
Pada gambar terlihat jelas bahwa konteks pembelajaran interaktif merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari kepentingan mengembangkan yang terintegrasi pada sistem nilai lokal,
nasional, dan global. Pembelajaran memerlukan dukungan interaksi sosial yang sehat dalam
internal sekolah serta dalam hubungan siswa dengan lingkungan sekitar.
Persoalan kritis di sini, sebagian kepala sekolah masih
saja mengharapkan masa depan sekolahnya menjadi lebih baik Jika menghedaki hasil lebih baik,
dengan mempertahankan strategi yang sama dengan yang terapkan strategi yang lebih
inovatif!
dilakukan sebelumnya. Pernyataan itu menegaskan bahwa
untuk perbaikan mutu sekolah di masa depan memerlukan
kepala sekolah yang inovatif.
Page | 75
B. Pendahuluan
Tugas utama kepala sekolah adalah mewujudkan keunggulan
Tugas utama kepala
sekolah yang dipimpinnya. Ciri keunggulan utama sekolah adalah sekolah : mewujudkan
keunggulan mutu lulusan yang memenuhi bahkan melebihi standar. keunggulan!
C. Sekolah
Sekolah adalah tempat siswa dapat belajar. Oleh karena itu, tugas
Sekolah adalah
utama seluruh pemangku kewenangan adalah memastikan bahwa setiap tempat siswa dapat
siswa dapat belajar di sekolah, memastikan bahwa sekolah sebagai tempat belajar.
belajar yang aman dan kondusif untuk seluruh siswa, memastikan bahwa
seluruh siswa mendapat pelayanan belajar yang bermutu sehingga siswa
mengembangkan potensi dan prestasinya dirinya secara alamiah untuk
meraih keunggulan yang optimal.
D. Elemen Perubahan
Pelaksanaan perubahan kurikulum sebelumnya menjadi Kurikulum 2013
membutuhkan perhatian kepala sekolah secara bersungguh-sungguh karena
mereka peran kepala sekolah menjadi salah satu faktor utama keberhasilan.
Fokus utama perubahan
kurikulum meliputi empat standar,
yaitu standar kompetensi lulusan,
isi, proses, dan penilaian. Ruang
lingkup perubahan terdapat pada
irisan keempat standar seperti
terlihat pada diagaram berikut:
Pemahaman kepala sekolah
terhadap berbagai elemen
perubahan sangat bermanfaat dalam menentukan prioritas kegiatan yang perlu
kepala sekolah laksanakan. Ada pun pergeseran dari kurikulum sebelumnya ke
kurikulum 2013 dapat digambarkan dalam matrik di bawah ini.
Page | 78
1. Pergeseran dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
KI 3: Pengetahuan
Pembelajaran mengembangkan
Page | 79
Yang Lalu Elemen Perubahan
Page | 80
Yang Lalu Elemen Perubahan
mengamalkan.
4. Jumlah mata pelajaran untuk SD Jumlah mata pelajaran dikurangi, tetapi jam
sebanyak 10 mata pelajaran dan belajar untuk setiap mata pelajaran maupun
untuk SMP 12 mata pelajaran keseluruhan ditambah. Jumlah mata
pelajaran di SD menjadi 6 MP dan untuk
SMP menjadi 10 MP.
5. Jam belajar di SD untuk kelas I, II, III Jam belajar di SD untuk kelas I, II, III
masing masing 26, 27, dan 27 jam, masing masing 30, 32, dan 34 jam, dan
dan untuk kelas IV, V dan VI untuk kelas IV,V dan VI adalah 36 Jam
masing-masing 32 Jam Pelajaran Pelajaran
Page | 81
Yang Lalu Elemen Perubahan
7. Secara faktual TIK merupakan salah TIK menjadi media semua mata pelajaran di
satu mata pelajaran. SMP
Page | 82
Yang Lalu Elemen Perubahan
Page | 83
Yang Lalu Elemen Perubahan
menstimulasi indra lihat dan dengar. panca indra, komponen jasmani dan
rohani terlibat aktif dalam kegiatan
belajar.
11. Faktual: penilaian lebih dominan Penilaian mencakup SKL, KI, dan KD yang
menekankan pada penguasaan meliputi sikap, pengetahuan, dan
materi pelajaran. keterampilan.
Page | 84
Yang Lalu Elemen Perubahan
Page | 86
2 JPL
PEMIMPIN PEMBELAJARAN
Meningkatkan Meningkatkan
Menentukan arah Menyelaraskan
Kompetensi Motivasi
pengembangan hubungan
Pendidik
Mengembang
kan kurikulum
Mengembang Membangun kerja Melaksanakan
kan kurikulum sama pemebelajaran Memilih
strategi
Efektivitas Pembelajaran
Page | 87
Page | 88
BAGIAN :KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN DAN SUPERVISI
AKADEMIK
1. Tujuan Pelatihan
Kepala sekolah mampu mengelola sumber daya yang sekolah miliki
secara efektif dalam menjamin terwujudnya keunggulan pemenuhan standar
kompetensi lulusan pada melaksanakan kurikulum 2013 melalui
pembangunan budaya sekolah.
2. Indikator Pencapaian
a. Sikap
Meningkatnya keyakinan bahwa supervisi akademik sebagai
strategi utama penjamin keberhasilan pelaksanaan kurikulum
Memiliki komitmen melaksanakan supervisi akademik
b. Pengetahuan
Merumuskan konsep kepemimpinan pembelajaran
Membandingkan kondisi nyata dengan kondisi yang diharapkan
Mengembangkan strategi meningkatkan peran kepemimpinan
pembelajaran
c. Keterampilan
Membimbing guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan karakteristik kurikulum 2013
Memantau keterlaksanaan dan keberhasilan implementasi
kurikulum
Melaksanakan pembinaan pendidik.
Menerapkan teknik memantau dalam merealisasikan kurikulum
2013
Mengidentifikasi data yang diperlukan untuk melakukan perbaikan
proses perubahan
4. Uraian Materi
Page | 90
Kepemimpinan pembelajaran dapat terjadi secara langsung (direct
instructional leadership) ataupun tidak langasung (indirect instructional
leadership) (Kleine-Kracht, 1993:12, dalam Sulistyorini). Kepemimpinan
pembelajaran secara langsung terjadi ketika kepala sekolah bekerja dengan para
guru dan staf lainnya untuk mengembangkan proses belajar mengajar. Sebagai
contoh, ketika kepala sekolah melakukan kegiatan supervisi guru di kelas,
kegiatan diskusi untuk memberi umpan balik terhadap proses pembelajaran yang
telah dilaksanakan seorang guru, dan pemberian contoh pelaksanaan
pembelajaran. Sedangkan kepemimpinan pembelajaran secara tidak langsung
terjadi ketika kepala sekolah, antara lain memberikan sejumlah kemudahan dan
mendorong para guru dan staf untuk mengembangkan diri, melakukan
pengambilan keputusan secara bersama-sama (sharing on decision making), dan
mengubah tata nilai serta visi sekolah yang mengarah kepada peningkatan kualitas
pembelajaran.
menjadi pendengar,
Page | 91
berbagi pengalaman,
menggunakan contoh,
memberikan peluang untuk memilih,
menyikapi dengan arif kebijakan terdahulu
mendorong pendidik berani mengambil resiko
menyediakan sumber belajar untuk pengembangan keprofesian berkelanjutan ;
Memberikan saran;
Memberikan umpan balik terhadap aktivitas pendidik;
Mengembangkan model;
Menggunakan hasil riset,
Meminta pendapat;
Memberikan pujian atau penghargaan.
Dari telaahan pada akhirnya dapat kita peroleh kesimpulan bahwa tugas kepala
sekolah dalam perannya sebagai pemimpin pembelajaran adalah mengembangkan daya
inisiatif dan interaktif dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan.
Kepala sekolah membangun kekuatan moral yang terintegrasi dengan nilai-nilai, tujuan,
dan keyakinan bersama dalam merencanakan, melaksanakan, mensupervisi, dan
mengevaluasi program.
1) Meminta pendapat
2) Mendengarkan saran atau gagasan
3) Memberikan umpan balik
4) Berbagi pengalaman
5) Mengembangkan contoh atau model
6) Memberi peluang untuk memimilih
7) Menyikapi kebijakan baru dengan arif
8) Memberi peluang kepada guru berani mengambil resiko
Page | 92
9) Menyediakan sumber belajar
10) Memberi pujian atau menghargai.
Konsep di atas memandu para kepala sekolah dalam memerankan diri sebagai
pemimpin pembelajaran meliputi tiga bidang tugas yaitu menentukan arah
pengembangan sekolah, menyelaraskan hubungan kerja, dan meningkatkan motivasi
pendididik, siswa, dan tenaga kependidikan lainnya. Hubungan antara ketiganya dapat
dilihat pada gambar berikut :
Page | 93
komunikasi, penciptaan kerja sama, dan koordinasi dan sinkronisasi antar komponen
sistem internal sekolah.
5. Supervisi Akademik
Page | 94
e. Supervisi akademik bersifat komprehensif. Programnya mencakup
keseluruhan aspek pengembangan akademik yang berkaitan dengan SKL, isi,
proses, dan penilaian
Page | 95
(4) Mendisain instrumen supervisi
(5) Praktik menggunakan instrumen melaksanakan supervisi
(6) Praktik merumuskan hasil supervisi sebagai bahan pembimbingan dan
pembinaan.
(7) Praktik evaluasi hasil penilaian kinerja sekolah dalam memenuhi target
SKL
8. Peningkatan Keterampilan
Page | 96
Model:
NIP : .................................................................
Kelas : ................................................................
Jam : ................................................................
Hari/Tanggal : .................................................................
Semester/Tahun : .................................................................
: .................................................................
: .................................................................
Page | 97
6) Merapkan konsep penerapan pendekatan proyek, strategi pembelajaran saintifik, dan
metode inquiri, dan pemecahan masalah dalam rencana kegiatan pembelajaran.
7) Mengembangkan instrumen dan administrasi penilaian otentik, PAK, dan portofolio
yang mengukur seharusnya diukur.
Page | 98
integratif prinsip-prinsip
tematik-integratif?
Page | 99
6. Pembelajaran Guru merancang Bagaimana guru Studi dokumen,
menggunakan penerapan terampil menerapkan wawancara,
metode ceramah, pendekatan proyek. pendekatan proyek? pembimbingan,
diskusi, dan tanya pendampingan, dan
jawab, tugas mandiri.
Catatan Pelaksanaan
No Kondisi Yang Diharapkan Di
Supervisi Memenuhi Di atas
bawah
standar standar
standar
1. Guru-guru terampil
mengembangkan
perencanaan pebelajaran
dengan pendekatan
tematik integratif.
2. Guru-guru menggunakan
matrik untuk menilai
keselarasan RPP, SKL,
KI, KD, materi
pelajaran, dan penilaian
3. Guru-guru mampu
menilai secara mandiri
kesesuaian kompetensi
siswa pada RPP dengan
SKL, KI, KD, materi
Page | 100
pelajaran, dan penilaian
4. Guru-guru
mendeskripsikan
keseimbangan
pengembangan
kompetensi sikap,
keterampilan, dan
pengetahuan.
6. Guru merancang
penerapan pendekatan
proyek dalam
perencanaan
pembelajaran
7. Guru merancang
penerapan metode
saintifik dalam
perencanaan
pembelajaran
8. Guru merancang
penerapan metode
inquiri dalam
perencanaan
Page | 101
pembelajaran
9. Guru merancang
penerapan metode
pemecahan masalah
dalam perencanaan
pembelajaran
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
G. Refleksi
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
H. Rekomendasi
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Page | 102
BUKTI PARTISIPASI DALAM KEGIATAN SUPERVISI
Alamat : .................................................................
Hari/Tanggal : .................................................................
Kelas : .................................................................
Waktu : .................................................................
Semester/Tahun : .................................................................
Yang disupervisi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
.......................................
Kepala Sekolah
Page | 103
.......................................
9. Presentasi Kelompok
Presentasi dilakukan secara serentak dan saling antar kelompok saling berbagi karya untuk
dinilai dan dikompentari oleh kelompok lainnya.
Page | 104
Referensi:
Kooter, John P. 1990. A Force For Change: How Leaders Differs From
Management. The Free Press. New York.
Page | 105
Stanley Gordon. 2006. Seven Principles fo Change Management,
Faculty of Education and Social Work, University of Sydney, Australia.
Stolp, Stephen .1994. Leadership for School Culture, Eric Digest. USA
Page | 106
6.1. PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
TEMATIK TERPADU DI SEKOLAH DASAR
A. KOMPETENSI
Mampu memberikan bantuan teknis kepada sekolah dalam mangatasi
hambatan selama implementasi pembelajaran tematik terpadu sesuai
Kurikulum 2013
B. INDIKATOR
1. Merancang perencanaan pengelolaan pembelajaran tematik
terpadu.
2. Mengendalikan pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu.
Page | 107
3. Melaksanakan supervisi.
4. Memetakan hasil supervisi.
5. Menindaklanjuti hasil supervisi
C. MATERI
Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu di SD
D. PROSES/ AKTIVITAS
1. Menyaksikan tayangan video tematik terpadu
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Kerja Kelompok merancang pengelolaan pembelajaran tematik
terpadu
4. Latihan menggunakan instrumen dan membuat merekomendasi
dan tindak lanjut
5. Presentasi
E. PERANGKAT PELATIHAN
1. Video tentang contoh pembelajaran tematik terpadu.
2. Bahan Tayang
3. Lembar Kerja
4. Alat dan Media Pembelajaran
LCD
Laptop
Alat tulis kantor
Page | 108
Page | 109
Materi Pelatihan :
Page | 110
Page | 111
Page | 112
Page | 113
Page | 114
Page | 115
Page | 116
FORMAT PENILAIAN KETERLAKSANAAN KURIKULUM 2013
DI SEKOLAH DASAR
Nama SD : ……………………………………………………………………………………………..
Alamat Sekolah : ……………………………………………………………………………………………..
Telp. : ………………………………………………………………………………………………..
Kabupaten/Kota : ………………………………………………………………………………………………..
Provinsi : ……………………………………………………………………………………………..
Petunjuk
3 Pembagian tugas:
4 Jadwal Pelajaran
Page | 118
3. Mengorganisasikan kebutuhan pra sarana, alat
peraga, media, dan sumber belajar untuk
menunjang pelaksanaan pembelajaran tematik
terpadu.
Page | 119
peluang dan ancaman sekolah.
5. Rancangan strategi:
Page | 120
7. Menjamin keterlaksanaan pembelajaran berbasis
tematik terpadu:
8. Melaksanakan pendampingan:
Page | 121
penilaian dengan indikator.
Page | 122
12. Melaksanakan supervisi penilaian:
JUMLAH
Page | 124
LK – 6.1.1
LEMBAR KERJA
Kelompok: ……………………………………………..
1 Kegiatan pendahuluan (6
item)
2 Kegiatan Inti
Penerapan pendekatan
scientific (7 item)
Penerapan pembelajaran
tematik terintegrasi (4 item)
Pemanfaatan sumber
belajar/media dalam
pembelajaran (5 item)
Page | 125
Penggunaan bahasa yang
benar dan tepat daam
pembelajaran (2 item)
Menghimpun data,
melakukan Analisis,
menafsirkan dan
menyimpulkan
LEMBAR KERJA
LK – 6.1.2
PERANCANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Kelompok: ……………………………………..
NO ASPEK KETERANGAN
Page | 126
LEMBAR KERJA LK – 6.1.3
KALENDER AKADEMIK SEKOLAH TAHUN 2013/2014
Kelompok: ……………………………………………
Page | 127
Page | 128
dst
Page | 129
LEMBAR KERJA LK. 6.1.4
Kelompok: ……………………….
Page | 130
Format Sumberdaya sekoah
JENIS JUMLAH
Fisik
1. ……………………………………………….
2. . ……………………………………………..
3. . ……………………………………………..
4. . dst
Non Fisik
1. …………………………………………………
2. . ……………………………………………….
3. . ……………………………………………….
LEMBAR KERJA
Kelompok : ………………………………….
Page | 131
PENDIDIKAN AGAMA
PENJASORKES
TEMA/MAPEL LAIN
Page | 132
LK – 6.1.6
LEMBAR KERJA
Kelompok: ………………………………………………..
I Diriku
Kegemaranku
IV
Page | 133
LK – 6.1.7
FORMAT
Kelompok: ………………………………………
KEKUATAN PELUANG
Page | 134
KELEMAHAN ANCAMAN
Page | 135
KOMPONEN KONDISI YANG KONDISI STRATEGI KEERANGAN
DIHARAPKAN SEKARANG
Page | 136
Page | 137
Page | 138
BAGAIMANA CARA KETERAMPILAN KETERAMPILAN KETERAMPILAN
MENGUBAH SIKAP MERENCANAKAN MELAKUKAN MELAKUKAN
EVALUASI
KEPALA SEKOLAH? PENGELOLAAN PENGELOLAAN
PENGELOLAAN
PERUBAHAN SIKAP PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN
(MINDSET) TERPADU TERPADU TERPADU
• Mampu melakukan
• Menerima penerapan evaluasi Keterlaksanaan
tematik terpadu di SMP • Mampu menyusun • Mampu melakukan tahap tahap
rancangan pengelolaan Pengelolaan pengelolaan
(IPA dan IPS) pembelajaran tematik
• Berinisiatif melakukan pembelajaran Tematik Pembelajaran terpadu menggunakan
INDIKATOR pengelolaan pembelajaran Terpadu Tematik Terpadu instrumen pengendalian
tematik terpadu di SMP ketercapaian
• Kerja kelompok
• Kerja Kelompok • Kerja kelompok latihan menggunakan
• Diskusi dan tanya jawab • Diskusi dan tanya instrumen dan
PROSES/ merancang pengelolaan membuat
• Kerja Kelompok jawab
AKTIVITAS pembelajaran tematik merekomendasi dan
• Presentasi terpadu • Presentasi tindak lanjut
• Presentasi • Presentasi
• Refleksi
F. KOMPETENSI
1. Memahami Pembelajaran Tematik Terpadu
2. Mengelola Pembelajaran Tematik Terpadu
G. INDIKATOR
6. Menerima penerapan pembelajaran tematik terpadu di SMP (khusus IPA dan
IPS)
7. Berinisiatif melakukan pengelolaan pembelajaran tematik terpadu di SMP
8. Merancang pengelolaan pembelajaran Tematik Terpadu
9. Melakukan Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu
10. Melakukan evaluasi Keterlaksanaan tahap tahap pengelolaan pembelajaran
tematik terpadu menggunakan instrumen pengendalian ketercapaian
H. Materi
Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu di SMP
I. PROSES/ AKTIVITAS
Page | 139
Diskusi dan tanya jawab
J. PERANGKAT PELATIHAN
5. Lembar Kerja
6. Dokumen Bahan Bacaan
a. Pembelajaran Tematik Terpadu
b. Pengelolaan Pembelajaran
7. ATK
LCD
Laptop
Page | 140
MATERI PELATIHAN
Skenario Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu
Page | 141
Materi Pelatihan : 6.2 Pengelolaan Pembelajaran
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
Tugas pokok kepala sekolah
yang berkaitan dengan
kepemimpinan pembelajaran
yaitu
1.PENDIDIK (Educator)
MENELADANI SETIAP
TUNTUTAN PERUBAHAN
DALAM PEMBELAJARAN
DI KELAS
Page | 142
2. PEMIMPIN (leader)
VISIONER DAN
MENELADANI DALAM
MEMBANGUN TATA
NILAI KEDISIPLINAN,
KEJUJURAN , KREATIF
DAN INOVATIF MENJADI
BUDAYA SEKOLAH
3.PENGELOLA(manajer)
KONSISTEN DALAM
PENCAPAIAN VISI MISI
SEKOLAH
Page | 143
4. ADMINISTRATOR
KEPALA SEKOLAH
MERUPAKAN
PENANGGUNG-JAWAB
KEGIATAN
ADMINISTRASI
KETATAUSAHAAN
SEKOLAH DALAM
MENDUKUNG
PELAKSANAAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
5.PENYELIA (Supervisor)
KEPALA SEKOLAH
MELAKUKAN OBSERVASI
KELAS GUNA
MEMBERIKAN
PENGARAHAN TEKNIS
KEPADA GURU DAN
MEMBERIKAN SOLUSI
BAGI PERMASALAHAN
PEMBELAJARAN YANG
DIALAMI GURU.
Page | 144
TAHAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
• Perencanaan
Perencanaan meliputi :
• Menetapkan apa yang mau dilakukan, kapan dan
bagaimana cara melakukannya
• Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan kerja
untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses
penentuan target;
• Mengembangkan alternatif-alternatif;
• Mengumpulkan dan menganalisis informasi;
• Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-
rencana dan keputusan-keputusan.
PENGORGANISASIAN
• Pengorganisasian, meliputi:
• Menyediakan fasilitas, perlengkapan dan tenaga kerja
yang diperlukan untuk melaksanakan rencana-rencana
melalui proses penetapan kerja;
• Pengelompokan komponen kerja ke dalam struktur
organisasi secara teratur;
• Membentuk struktur wewenang dan mekanisme
koordinasi;
• Memutuskan dan menetapkan metode dan prosedur;
• Memilih, mengadakan pelatihan dan pendidikan guru
serta mencari sumber-sumber lain yang diperlukan
dalam kegiatan pembelajaran.
Page | 145
PENGARAHAN
• Pengarahan meliputi:
• Menyusun kerangka waktu dan biaya secara
terperinci
• Memprakarsai dan menampilkan kepemimpinan
dalam melaksanakan rencana dan pengambilan
keputusan
• Mengeluarkan instruksi–instruksi yang spesifik;
• Membimbing, memotivasi dan melakukan
supervisi.
•
PENGAWASAN
Pengawasan meliputi:
• Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang
mengacu pada rencana;
• Melaporkan penyimpangan untuk tindakan
koreksi dan merumuskan tindakan koreksi,
menyusun standar-standar dan saran-saran;
• Menilai pekerjaan dan melakukan tindakan
koreksi terhadap penyimpangan-
penyimpangan.
Page | 146
KASUS 1
• Kasus 2.1
• Salah seorang guru di sekolah Anda telah berhasil
mengikuti pelatihan pembelajaran kontekstual dan
terpadu Guru tersebut mencoba menerapkan hasilnya.
Sementara guru lain bukannya mencoba mencari tahu
dan belajar darinya tetapi malah mencemoohnya.
• Bagaimana strategi yang harus dilakukan oleh
Pengawas Sekolah atau Kepala Sekolah , agar guru lain
mau meniru dan mencoba pembaharuan pembelajaran
yang telah dilakukan oleh guru tersebut?
•
KASUS 2
• Kasus 2.2
• Beberapa guru kelas VII, VIII dan IX telah mengikuti
pelatihan pembelajaran kontekstual dan terpadu . Namun
hanya guru-guru kelas VII saja yang menerapkan hasil
pelatihan, dan tampak tanda-tanda terjadinya peningkatan
mutu proses dan hasil pembelajaran. Semetara guru-guru
kelas VIII dan IX tidak mau menerapkan hasil pelatihannya.
• Bagaimana strategi yang harus dilakukan oleh Pengawas
Sekolah atau Kepala Sekolah agar guru-guru kelas VIII dan
IX pun menerapkan hasil pelatihan?
• Bacalah kasus 3 berikut ini dengan seksama,kemudian
diskusikan pemecahan masalah dari pertanyaan kasus 3
tersebut
Page | 147
KASUS
• Kasus 2.3
• Beberapa orang guru mata pelajaran telah berulang
kali mengikuti pelatihan pembelajaran kontekstual dan
terpadu . Namun kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru-guru tersebut tidak menampakkan
pembaharuan/tidak terlihat adanya peningkatan mutu
proses dan hasil pembelajaran.
• Bagaimana strategi yang sebaiknya dilakukan oleh
Pengawas Sekolah atau Kepala Sekolah agar guru-guru
yang bersangkutan mau berubah?
• Bacalah kasus 4 berikut ini dengan
seksama,kemudian diskusikan pemecahan masalah
dari pertanyaan kasus 3 tersebut
KASUS 4
• Kasus 2.4
• Suatu saat Pengawas Sekolah atau Kepala Sekolah mengujungi
sebuah Sekolah Gumati yang relatif lebih maju. Kepala Sekolah
Gumati menjelaskan bahwa program dan kegiatan yang selalu
dilakukan di sekolah tersebut adalah melaksanakan Pembelajaran
kontekstual dan terpadu . Sementara itu Pengawas Sekolah atau
Kepala Sekolah yang mengunjungi sekolah tersebut menyadari
bahwa di sekolahnya program dan kegiatan semacam itu belum
dilaksanakan.
• Bagaimana strategi yang sebaiknya dilakukan oleh Pengawas
Sekolah atau Kepala Sekolah agar guru-gurunya mau melakukan
hal yang sama?
•
Penutup
Page | 148
SILABUS
DIKLAT KEPALA SEKOLAH
Page | 149
Penilaian Bahan Pelatihan
Wa
Sub Kegiata
Kompeten ktu
N Materi Indikato n Bentu
si Peserta
o Pelatih r Pelatih Tekni k Deskrip
Pelatihan Aspek Jenis (JP
an an k Instru si
)
men
Page | 151
PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
Page | 153
C. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran Tematik Terpadu memiliki beberapa macam
karakteristik, diantaranya (Panduan Pengembangan Pembelajaran
Tematik Terpadu Depdiknas,2004)
1. Berpusat pada peserta didik
2. Memberi pengalaman langsung pada peserta didik
3. Pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas
4. .Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran
5. Bersifat luwes.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan peserta didik
7. Holistik, artinya suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian
dalam pembelajaran Tematik Terpadu diamati dan dikaji dari
beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang
terkotak-kotak.
8. Bermakna, artinya pengkajian suatu fenomena dari berbagai
macam aspek memungkinkan terbentuknya semacam jalinan
skemata yang dimiliki peserta didik.
9. Otentik, artinya informasi dan pengetahuan yang diperoleh
sifatnya menjadi otentik.
10. Aktif, artinya peserta didik perlu terlibat langsung dalam proses
pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga proses
penilaian.
11. Wujud lain dari implementasi Tematik Terpadu yang bertolak dari
tema,
Page | 154
D. Penilaian Pembelajaran Tematik Terpadu
Objek dalam penilaian pembelajaran terpadu mencakup penilaian
terhadap proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian proses
belajar adalah upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru dan peserta didik, sedangkan penilaian hasil
belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang
dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu. Hasil belajar tersebut
pada hakikatnya merupakan pencapaian kompetensi-kompetensi yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi
tersebut dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya
yang dapat diukur dan diamati. Penilaian proses dan hasil belajar itu
saling berkaitan satu dengan lainnya, hasil belajar merupakan akibat
dari suatu proses belajar
Page | 155
3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis
anak.
4. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan penstiwa
peristiwa otentik yang terjadi dalam rentang waktu belajar,
5. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan
ketersediaan sumber belajar.
Page | 156
3. Penjabaran (perumusan) Kompetensi Dasar ke dalam indikator
sesuai topik/tema
4. Membuat peta hubungan antar indikator dengan judul tema
5. Pengembangan Silabus
6. Menyusun RPP Tematik Terpadu
Page | 157
Contoh Tema :
(Sumber PPPPTK
IPA )
Gambar Contoh Tema Pembelajaran IPA Tematik Terpadu kls VII SMP
Page | 158
(Sumber PPPPTK IPS)
Gambar Tema Pembelajaran IPS Tematik Terpadu
Diantara tugas tugas pokok kepala sekolah Ada yang berkaitan dengan
kepemimpinan pembelajaran yaitu
1. Pendidik (Educator)
2. Pemimpin (leader)
3. Pengelola (manajer)
Page | 160
4. Administrator
5. Penyelia (Supervisor).
Page | 161
a. Menyusun kerangka waktu dan biaya secara terperinci
b. Memprakarsai dan menampilkan kepemimpinan dalam
melaksanakan rencana dan pengambilan keputusan
c. Mengeluarkan instruksi–instruksi yang spesifik
d. Membimbing, memotivasi dan melakukan supervisi.
4. Pengawasan
Pengawasan meliputi:
a. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang mengacu pada rencana
b. Melaporkan penyimpangan untuk tindakan koreksi dan
merumuskan tindakan koreksi, menyusun standar-standar dan
saran-saran
c. Menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi terhadap
penyimpangan-penyimpangan.
Page | 162
Page | 163
D. Tujuan Umum Pelatihan
Tujuan yang ingin dicapai dari sajian materi ini adalah memberikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi Kepala Sekolah dan Pengawas
Sekolah dalam kaitannya dengan pemilihan dan penetapan peminatan
peserta didik.
Kepala Sekolah;
Pengawas Sekolah:
Page | 165
2. Laporan mekanisme Supervisi Keterlaksanaan Program Peminatan
Peserta Didik dengan Pedoman Peminatan Peserta Didik
Page | 166
F. Tahapan, Narasumber, dan Peserta Pelatihan
G. Struktur Pelatihan
Page | 167
HANDOUT
Tujuan
1. Memahami lingkup dan pelaksanaan peminatan peserta
didik;
2. Menyusun program peminatan peserta didiik.
3. Menyelesaian berbagai kasus terkait pemilihan dan
penetapan peserta didik
4. Mensupervisi pelaksanakan program peminatan
peserta didik.
5. Mengevaluasi program peminatan peserta didik
Page | 168
Page | 169
Page | 170
BAGAN 1
DIAGRAM ALIR ALTERNATIVE 1
(Mekanisme Peminatan Peserta
Didik Bersamaan dengan
Penerimaan Peserta Didik Baru )
Page | 171
KETERANGAN DIAGRAM ALIR KODE
Calon peserta didik didampingi/ bersama orang tua menggali informasi secara detail
tentang prosedur peminatan (tata cara, kuota, syarat pendaftaran, dll. ) di sekolah yang
1,2
akan dituju. Di samping itu, orang tua menerima kembali putra-putrinya yang dinyatakan
tidak diterima dalam penerimaan siswa baru.
Calon peserta didik mendaftar, mengambil formulir peminatan di ruang yang disediakan
sekolah. Pengisian formulir dapat dilakukan dirumah dan dilakukan pencermatan 3
secara teliti.
Calon peserta didik mengembalikan formulir yang telah diisi lengkap di ruang
4
pengembalian formulir
Guru Bimbingan dan Konseling melakukan seleksi : Administrasi, akademik dan
melayani wawancara peminatan. Bila diperlukan untuk jenis peminatan tertentu dapat 5
dilakukan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga ahli.
Penetapan
- Sidang penetapan peminatan peserta didik dipimpin oleh Kepala Sekolah.
- Bentuk penetapan : Y adalah bagi yang diterima ( memenuhi persyaratan) dan T
adalah bagi yang ditolak ( tidak memenuhi persyaratan) 6
- Hasil penetapan peminatan peserta didik diumumkan secara tertulis dan terbuka
Bagi calon peserta didik yang dinyatakan diterima melanjutkan proses berupa lapor
diri, sedangkan bagi yang dinyatakan ditolak kembali ke orang tua masing-masing.
Calon peserta didik yang diterima, melapor diri (herregristrasi) 7
Setelah melapor diri, peserta didik menempuh proses belajar mengajar yang
8
diselenggarakan oleh sekolah sesuai peminatannya
BAGAN 2
DIAGRAM ALIR ALTERNATIF 2
(Mekanisme Peminatan Belajar Minggu
Pertama Awal Tahun Pelajaran )
Page | 172
KETERANGAN DIAGRAM ALIR KODE
Peserta didik baru mendaftar, mengambil formulir peminatan. Pengisian dapat dilakukan
dirumah dan dengan persetujuan Orang Tua. 1,2
Peserta didik baru mengembalikan formulir peminatan belajar yang telah diisi lengkap kepada
Tim Peminatan yang dikoordinir oleh Guru Bimbingan dan Konseling 3
Guru Bimbingan dan Konseling melakukan seleksi administrasi dan wawancara peminatan
belajar. Pada bidang tertentu sesuai kebutuhan dapat melakukan pemeriksaan fisik/ kesehatan. 4
Hasil penetapan peminatan belajar peserta didik diumumkan secara tertulis dan terbuka.
Peserta didik dikelompokkan berdasarkan peminatan belajarnya, dan selanjutnya lapor diri
6
(herregristrasi)
Peserta didik baru menempuh pembelajaran sesuai jadwal yang diselenggarakan oleh sekolah.
7
Page | 173
Page | 174
TAHAP PEMINATAN
PESERTA
• Identifikasi Kondisi Sekolah
• Penetapan Kelompok Peminatan
• Penetapan Rombel
• Sosialisasi
• PPDB
• Penerimaan Berkas: Pengumpulan Data
• Informasi Peminatan
• Penetapan Peminatan
• Penyesuaian
• Monitoring dan Tindak Lanjut
Page | 175
MATERI PELATIHAN
A. Hakekat Peminatan
Page | 179
dan tindak lanjut. Peserta didik dapat memilih secara tepat tentang
peminatannya apabila memperoleh informasi yang memadai atau relevan,
memahami secara mendalam tentang potensi dirinya, baik kelebihan
maupun kelemahanya. Pendampingan dilakukan melalui proses
pembelajaran yang mendidik dan terciptanya suatu kondisi lingkungan
pembelajaran yang kondusif. Penciptaan yang dimaksud paling tidak
dilakukan oleh guru mata pelajaran bersama guru BK/Konselor serta
kebijakan kepala sekolah dan layanan administrasi akademik yang
mendukung. Pengembangan dalam arti bahwa adanya upaya yang
dilakukan untuk penyaluran dan pengembangan potensi peserta didik,
misalnya dilakukan melalui magang, untuk itu diperlukan kerjasama yang
baik antara sekolah dengan pihak lain terkait.
Dalam proses pembelajaran di satuan pendidikan SMA/SMK,
peserta didik diberikan mata pelajaran wajib yang ditempuh selama
pendidikan yaitu kelompok mata pelajaran kelompok A dan kelompok B.
Di samping itu, bagi peserta didik SMA diberi kesempatan untuk memilih
peminatan akademik dan peserta didik SMK diberi kesempatan untuk
memilih peminatan akademik dan vokasi yang di sebut peminatan
kelompok mata pelajaran. Setiap peserta didik wajib memilih sejumlah
mata pelajaran yang bersifat pendalaman atau perluasan bidang
keahlian/peminatan yang dipilihnya. Peserta didik wajib menempuh
kelompok mata pelajaran yang ditetapkan, namun juga diwajibkan
memilih bidang keahlian dan mata pelajaran pilihan yang relevan dengan
pilihan bidang keahliannya. Kerjasama dan sinergisitas kerja antar
personal sekolah secara baik, persiapan/penataan kerja secara baik pula
di setiap satuan pendidikan dapat menjadi fasilitas pendukung
pembelajaran. Penciptaan penghormatan eksistensi bidang keahlian suatu
profesi satu dengan profesi lainnya dalam satuan pendidikan sangat
diperlukan dalam rangka profesionalitas kerja.
Page | 180
C. Macam Pemintan Peserta didik
Struktur kurikulum pendidikan menengah terdiri dari sejumlah mata
pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaran terdiri
dari mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan. Pada hakekatnya
peminatan peserta didik antara SMA dan SMK terdapat perbedaan dan
kesamaan. Persamaannya adalah bahwa peserta didik SMA dan SMK
wajib menempuh kelompok mata pelajaran A dan B sejumlah 24 JP.
Kelompok mata pelajaran A sejumlah 6 mata pelajaran dengan alokasi
waktu 17 JP dan 3 mata pelajaran dengan alokasi waktu 7 JP.
Kelompok mata pelajaran A untuk peserta didik SMA dan SMK
meliputi matapelajaran-matapelajaran berikut : (1) Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti, (2) Pendidikan Kewarganegaraan, (3) Bahasa Indonesia, (4)
Matematika, (5) Sejarah, (6) Bahasa Inggris. Kelompok matapelajaran B
meliputi mata pelajaran: (1) Seni Budaya, (2) Prakarya, (3) Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Sedangkan peminatan kelompok mata pelajaran C antara SMA dan
SMK adalah berbeda tentang nama mata pelajaran dan JP sebagai berikut.
Page | 181
Bagi peserta didik baru kelas X, disamping pemilihan peminatan
tersebut, peserta didik diwajibkan memilih mata pelajaran sejumlah 6 JP
yang dipilih dari mata pelajaran kelompok peminatan, atau mata pelajaran
lintas peminatan, sedangkan bagi peserta didik kelas XI dan XII memilih
4 JP tertuang dalam struktur kurikulum SMA tahun 2013 sebagaimana
tertuang dalam lampiran 8.
Dengan demikian setiap peserta didik SMA dalam pembelajaran
wajib melakukan aktivitas sebagai berikut :
Page | 182
(delapan) bidang studi keahlian, 45 (empat puluh lima) program studi
keahlian, dan 145 (seratus empat puluh lima) kompetensi keahlian.
Kegiatan yang dilakukan peserta didik SMK:
1) memilih dan menempuh satu bidang studi keahlian,
2) memilih dan menempuh satu program studi keahlian yang tercakup
dalam bidang studi keahlian,
3) memilih dan menempuh satu kompetensi keahlian yang tercakup
dalam program studi keahlian.
Sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan Kurikulum 2013 yang
diberlakukan di satuan pendidikan masing-masing secara rinci dan jelas,
hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi semua calon
peserta didik, orang tua. Guru BK/Konselor diharapkan memberikan
layanan informasi yang jelas dan detail berkaitan peminatan peserta didik
yang diselenggarakan di satuan pendidikan, memberikan layanan
konsultasi pemilihan dan penetapan, memberikan pendampingan,
pengembangan dan penyaluran minat belajar sesuai dengan potensi atau
kompetensi keahliannya dan kesempatan yang ada.
Page | 183
a. Pendidikan di SMA/MA merupakan pendidikan untuk menyiapkan peserta
didik menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat.
d. Setelah tamat dari SMA/MA peserta didik dapat bekerja di bidang tertentu
yang masih memerlukan persiapan/pelatihan, atau melanjutkan ke
perguruan tinggi dengan memasuki program studi sesuai dengan pilihan
dan pendalaman mata pelajaran sewaktu di SMA/MA.
d. Setelah tamat dari SMK peserta didik dapat bekerja di bidang tertentu
sesuai dengan bidang studi keahlian/kejuruan yang telah dipelajarinya,
atau melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi dengan memasuki program
Page | 184
studi sesuai dengan pilihan dan pendalaman materi mata pelajaran
sewaktu di SMK.
Page | 185
pengembangan kemampuan, bakat, minat, dan kecenderungan pilihan
masing-masing peserta didik secara optimal dalam peminatan kelompok
mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran serta pendalaman mata
pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan.
Page | 186
uraian peran masing-masing komponen dalam penetapan peminatan
peserta didik.
1. Prestasi belajar yang telah dicapai selama proses pembelajaran
merupakan cerminan kecerdasan dan potensi akademik yang dimiliki.
Prestasi belajar peserta didik pada kelas VII, VIII, dan IX merupakan
profil kemampuan akademik peserta didik, yang dapat dijadikan dasar
pertimbangan pokok dalam peminatan. Profil kondisi prestasi belajar
yang dicapai dapat sebagai prediksi keberhasilan belajar selanjutnya.
Kesungguhan dan keajegan belajar dapat berpengaruh positif terhadap
peningkatan prestasi belajar pada program pendidikan selanjutnya.
Prestasi belajar merupakan cerminan potensi peserta didik, sehingga
dapat dijadikan komponen pokok dalam pertimbangan pemilihan dan
penetapan peminatan peserta didik. Data prestasi belajar diperoleh
melalui teknik dokumentasi dan diharapkan semua calon peserta didik
menyerahkan fotocopy raport SMP/MTs yang disyahkan oleh kepala
sekolah yang bersangkutan.
2. Prestasi non akademik merupakan cerminan bakat tertentu pada
diri peserta didik. Prestasi non akademik yang telah dicapai, seperti
kejuaraan dalam lomba melukis, menyanyi, menari, pidato, bulu
tangkis, tenis meja, dll., merupakan indikasi peserta didik memiliki
kemampuan khusus/bakat tertentu. Terdapat relevansi antara
kejuaraan suatu lomba dengan kemudahan melakukan aktivitas dan
keberhasilan belajar mata pelajaran tertentu yang sesuai dengan
kemampuan khusus yang dimiliki. Data ini dapat diperoleh melalui isian
(angket) yang disiapkan dan teknik dokumentasi berupa fotocopy
piagam penghargaan yang dimiliki calon peserta didik sejak Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
3. Nilai ujian nasional (UN) yang dicapai merupakan cerminan
kemampuan akademik mata pelajaran tertentu berstandar nasional.
Page | 187
Prestasi belajar dapat sebagai pertimbangan untuk pemilihan dan
penetapan peminatan peserta didik. Diasumsikan bahwa peserta didik
tidak mengalami kecelakaan fisik atau psikis dan kebiasaan belajar
tetap dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan, maka nilai UN tepat
sebagai pertimbangan penetapan peminatan peserta didik sesuai
kelompok mata pelajarannya. Nilai UN diperoleh melalui teknik
dokumentasi berupa fotocopy daftar nilai UN dan daftar isian (angket)
yang disiapkan.
4. Minat belajar tinggi ditunjukkan dengan perasaan senang yang
mendalam terhadap peminatan tertentu (mata pelajaran, bidang studi
keahlian, program studi keahlian, kompetensi keahlian) berkontribusi
positif terhadap proses dan hasil belajar. Peserta didik merasa senang,
antusias, tidak merasa cepat lelah, sungguh-sungguh dalam mengikuti
pembelajaran di sekolah maupun aktivitas belajar di rumah disebabkan
memiliki minat yang tinggi terhadap apa yang dipelajarinya.
Pernyataan minat dapat secara tertulis. Pernyataan
mencerminkan apa yang diinginkan dan merupakan indikasi akan
kesungguhan dalam belajar sebab aktivitas belajar berkaitan erat
dengan minatnya.
5. Cita-cita peserta didik untuk studi lanjut, pekerjaan, dan jabatan erat
hubungannya dengan potensi yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh
hasil pengamatan terhadap figur dan keberhasilan
seseorang/sekelompok dalam kehidupannya. Di samping itu, atas
dasar informasi yang diperoleh baik secara langsung maupun tidak
langsung juga berpengaruh terhadap munculnya cita-cita peserta didik.
Informasi yang jelas dan prospesktif juga dapat merangsang
munculnya cita-cita. Keinginan yang kuat untuk mencapai bidang studi
lanjut, jabatan, dan pekerjaannya sangat berpengaruh positif terhadap
aktivitas belajar. Sinkronisasi antara cita-cita dengan potensi peserta
Page | 188
didik dan prestasi yang dicapai dengan kesempatan belajar untuk
mencapai cita-cita, dapat menumbuhkan semangat belajar yang
dipilihnya.
6. Perhatian orang tua, fasilitasi dan latar belakang keluarga
berpengaruh positif terhadap kesungguhan-ketekunan-kedisiplinan
dalam belajar. Restu orang tua merupakan kekuatan spiritual yang
dapat memberikan kemudahan yang dirasakan oleh peserta didik
dalam belajar dan mencapai keberhasilan belajar. Anak mempunyai
hubungan emosional dengan orang tua, juga berkaitan dengan
semangat belajar. Intensitas hubungan orang tua dengan anak dapat
menumbuhkan motivasi belajar yang berdampak kualitas proses dan
hasil belajar. Namun disadari bahwa yang belajar adalah anak, dan
orang tua sebatas mengharapkan hasil belajar anak dan memfasilitasi
belajar. Untuk itu, perhatian, fasilitasi, dan harapan orang tua terhadap
peminatan peserta didik penting dipertimbangkan, namun bukan
sebagai penentu peminatan. Bila terdapat perbedaan antara peminatan
peserta didik dengan orang tua, maka yang perlu dikaji lebih
mendalam adalah prospek peminatan dan kesiapan belajar anak.
Orang tua diharapkan lebih pada memberikan dukungan atas pilihan
peminatan putra-putrinya. Namun demikian, guru BK/Konselor
hendaknya cermat dalam berdialog dengan orangtua tentang
penempatan peminatan peserta didiknya, apalagi orang tua yang
bersangkutan sangat berharap atas pilihan peminatan putra-putrinya.
Page | 189
PELAKSANAAN PEMINATAN PESERTA DIDIK
Page | 191
2. Data prestasi/nilai belajar UN dicermati relevansinya dengan peminatan
dan nilai UN digabungkan dengan nilai raport, sebagai pertimbangan
menyusun ranking.
3. Data prestasi non akademik yang diperoleh dicermati relevansinya
dengan peminatan dan dapat diberi skore tingkat sekolah =1,
kecamatan = 2, kabupaten = 3, provinsi = 4, nasional = 5, dan
internasional =7. Pemberian skore ini diperlukan sebagai bahan
menyusun ranking.
4. Data tentang minat studi lanjut, minat pekerjaan, minat jabatan, minat
mata pelajaran, cita-cita kehidupan di masa depannya dan bidang
peminatan yang dipilih, harus dicermati apakah terdapat relevansinya.
Bila terdapat kesesuaian, maka mendukung untuk penetapan
peminatan peserta didik. Namun bila tidak relevan dengan
peminatannya, maka dalam wawancara lebih ditekankan klarifikasi dan
diberikan informasi yang memberikan wawasan lebih luas.
5. Data perhatian, fasilitasi, harapan, pendidikan, pekerjaan, sosial
ekonomi orang tua diharapkan memberikan dukungan terhadap
peminatan peserta didik, terutama data tentang keinginan bidang
keahlian diharapkan terdapat kesesuaian antara anak dan orang tua.
Bila hasil pencermatan data orang tua peserta didik tidak memberikan
dukungan terhadap peminatan peserta didik, maka perlu dipahami lebih
lanjut tentang perhatian orang tua melalui wawancara. Dalam
penetapan peminatan perlu lebih mendasarkan pada data prestasi dan
minat yang telah diperoleh dan ditambah hasil wawancara dan
observasi.
6. Data diteksi potensi peserta didik di SMP/MTs atau rekomendasi Guru
BK/Konselor SMP/MTs tentang peminatan peserta didik.
Page | 192
7. Data diteksi potensi peserta didik melalui tes peminatan yang
dilaksanakan di SMA/ SMK, akan diperoleh rekomendasi kecenderungan
jenis peminatan peserta didik.
Page | 193
Secara skematis dapat dilihat diagram pengorganisaian
peminatan peserta didik sebagai berikut.
Page | 194
d. Minat belajar peserta didik yang diperoleh dari angket saat
pendaftaran/ pendataan.
e. Rekomendasi Guru BK/Konselor SMP/MTs.
f. Perhatian dan harapan orang tua akan peminatan belajar putra-
putrinya.
Page | 195
1. Peminatan Peserta Didik SMA
a. Peminatan Matematika dan Sains
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Matematika dan
Sains sebagai pilihan pertama
2) Memiliki Nilai rata-rata Mata pelajaran Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Semester 1,2,3,4,5,6 dan UN lebih tinggi
3) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik Mata Pelajaran
yang relevan dengan bidang Matematika dan Sains.
4) Memiliki data perhatian orang tua
5) Memiliki Rekomendasi Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Matematika dan Sains (kalau ada)
b. Peminatan Sosial
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Sosial sebagai pilihan
pertama
2) Memiliki Nilai rata-rata Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih tinggi
3) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang mata Ilmu Pengetahuan Sosial
4) Memiliki data perhatian orang tua
5) Memiliki Rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Sosial (kalau ada)
c. Peminatan Bahasa
1) Diutamakan bagi yang memilih Peminatan Bahasa sebagai
pilihan pertama
2) Memiliki Nilai rata-rata Mata Pelajaran Bahasa (Indonesia dan
Inggris), pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih tinggi
3) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang mata pelajaran Bahasa (Indonesia dan Inggris)
4) Memiliki data perhatian orang tua
Page | 196
5) Memiliki Rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs pada
peminatan Bahasa (kalau ada)
2. Peminatan Peserta Didik SMK
a. Teknologi dan Rekayasa
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Teknologi
dan Rekayasa sebagai pilihan pertama
2) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal (menyesuaikan
kebutuhan sekolah)
3) Memiliki Nilai rata-rata matapelajaran Matematika dan Bahasa
Inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih tinggi
4) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang Teknologi dan Rekayasa
5) Memiliki data perhatian orang tua
6) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Teknologi dan Rekayasa (kalau ada)
b. Teknologi Informasi dan Komunikasi
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Teknologi
dan Rekayasa sebagai pilihan pertama
2) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal (menyesuaikan
kebutuhan sekolah)
3) Memiliki nilai rata-rata Mata pelajaran Matematika dan Bahasa
Inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih tinggi
4) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang Informasi dan Komunikasi.
5) Memiliki data perhatian orang tua
6) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP pada
peminatan Teknologi dan Rekayasa (kalau ada)
c. Kesehatan
Page | 197
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Kesehatan
sebagai pilihan pertama.
2) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal (menyesuaikan
kebutuhan sekolah)
3) Memiliki nilai rata-rata mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
dan Matematika pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih
tinggi
4) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang Kesehatan
5) Memiliki data perhatian orang tua
6) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs pada
peminatan Kesehatan (kalau ada)
d. Agribisnis dan Agroteknologi
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Agribisnis
dan Agroteknologi sebagai pilihan pertama
2) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal ( menyesuaikan
kebutuhan sekolah)
3) Memiliki nilai rata-rata Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam,
Matematika dan Bahasa Inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6,
dan UN lebih tinggi
4) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang Agribisnis dan Agroteknologi.
5) Memiliki data perhatian orang tua
6) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Agribisnis dan Agroteknologi (kalau ada)
e. Perikanan dan Kelautan
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Perikanan
dan Kelautan sebagai pilihan pertama
Page | 198
2) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal ( menyesuaikan
kebutuhan sekolah)
3) Memiliki Nilai rata-rata Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam,
Matematika dan Bahasa Inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6,
dan UN lebih tinggi
4) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang Perikanan dan Kelautan.
5) Memiliki data perhatian orang tua
6) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Perikanan dan Kelautan (kalau ada)
f. Bisnis dan Manajemen
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Bisnis dan
Manajemen sebagai pilihan pertama
2) Memiliki Nilai rata-rata Mata pelajaran Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Sosial pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN
lebih tinggi
3) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang Bisnis dan Manajemen.
4) Memiliki data perhatian orang tua
5) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Bisnis dan Manajemen (kalau ada)
g. Pariwisata
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Pariwisata
sebagai pilihan pertama
2) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal (menyesuaikan
kebutuhan sekolah)
3) Memiliki Nilai rata-rata Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam,
Matematika dan Bahasa Inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6,
dan UN lebih tinggi
Page | 199
4) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang Pariwisata.
5) Memiliki data perhatian orang tua
6) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Pariwisata (kalau ada)
h. Seni Kerajinan
Page | 200
Peminatan peserta didik dapat dimaknai sebagai fasilitasi
pengembangan potensi sesuai minat peserta didik sesuai tujuan yang
ingin dicapai dalam tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang
tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Layanan peminatan peserta didik baik di SMA maupun di SMK
senantiasa melalui proses yang meliputi (1) layanan informasi tentang
peminatan peserta didik (2) layanan pemilihan dan penetapan peminatan
peserta didik, (3) layanan pendampingan melalui pembelajaran yang
mendidik dan layanan bimbingan dan konseling, (4) pengembangan
potensi peserta didik melalui praktik lapangan dan magang dan
pengembangan potensi peserta didik melalui penyaluran bakat dan minat
akademik maupun non akademik. Sebagaimana yang telah diuraikan di
atas tentang pengorganisasian dan kreteria penetapan peminatan peserta
didik, berikut ini disajikan pemetaan peminatan peserta didik dalam
diagram berikut :
Page | 201
Diagram 3.2. Pemetaan Peminatan Peserta Didik SMA dan
SMK
Page | 203
2. Langkah Kedua: Informasi Peminatan
Langkah ini dilakukan pada awal masuk sekolah yaitu pada masa orientasi
studi, memasuki kelas baru, dan menjelang akhir studi, peserta didik diberikan
informasi selengkapnya, sesuai dengan jenis dan jenjang satuan pendidikan
peserta didik, yaitu informasi tentang :
a. Sekolah ataupun program yang sedang mereka ikuti dan setamat dari sekolah
atau selepas dari kelas yang mereka duduki sekarang.
b. Kurikulum dan berbagai mata pelajaran baik yang wajib maupun pilihan yang
diikuti peserta didik, terutama berkenaan dengan pilihan arah minat
kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran, pendalaman mata
pelajaran serta lintas mata pelajaran.
c. Informasi tentang karir atau jenis pekerjaan yang perlu dipahami dan/atau
yang dapat dijangkau oleh tamatan pendidikan yang sedang ditempuh
sekarang, terutama berkenaan dengan peminatan vokasi.
d. Informasi tentang studi lanjutan setamat pendidikan yang sedang ditempuh
sekarang.
Layanan informasi tentang berbagai hal di atas dapat dilakukan melalui
layanan klasikal untuk semua peserta didik. Layanan informasi ini dapat
dilengkapi dengan layanan orientasi melalui kunjungan ke sekolah/madrasah
dan/atau lembaga kerja yang sesuai dengan peminatan/pilihan peserta didik.
Langkah ini terfokus pada kecocokan antara kondisi pribadi peserta didik
dengan syarat-syarat atau tuntutan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata
pelajaran pilihan dan/atau sekolah/madrasah, arah pengembangan karir, kondisi
orang tua dan lingkungan pada umumnya, terutama dalam rangka peminatan
Page | 204
akademik, kejuruan, pendalaman mata pelajaran, lintas minat mata pelajaran
dan studi lanjutan. Keadaan yang diinginkan ialah kondisi pribadi peserta didik
benar-benar cocok atau sejajar, atau setidak-tidaknya mendekati, dengan
persyaratan dan kesempatan yang ada. Kecocokan itu disertai dengan
tersedianya fasilitas yang ada di sekolah dan cukup memadai, serta dukungan
moral dan finansial yang memadai pula (terutama dari orang tuanya).
1)
Strategi transformasional-BMB3 juga perlu ditempuh pada layanan informasi dan orientasi pada
langkah pertama.
Page | 205
individual (dengan peserta didik dan orang tuanya untuk membahas
kemungkinan mencari bantuan atau beasiswa). Apabila pilihan dan keputusan
tidak tepat, maka peserta didik yang bersangkutan perlu mengganti pilihan
kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran lain dan perlu dilakukan
penyesuaian-penyesuaian pada diri peserta didik dan pihak-pihak yang
berkepentingan. Untuk ini diperlukan layananan konseling individual bagi peserta
didik yang bersangkutan. Demikian, langkah keempat dilaksanakan seoptimal
mungkin demi kesuksesan studi peserta didik sesuai dengan kemampuan dasar
(kecerdasan), bakat, minat, dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta
didik.
Guru BK/Konselor, Guru Mata Pelajaran, dan Guru Wali Kelas memonitor
penampilan dan kegiatan peserta didik asuhnya secara keseluruhan dalam
menjalani program pendidikan yang diikutinya, khususnya berkenaan dengan
peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran yang dipilihnya.
Perkembangan dan berbagai permasalahan peserta didik perlu diantisipasi dan
memperoleh pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat.
Page | 206
dan ditolak sebagai peserta didik baru dan persyaratan lapor diri
(herregristrasi) sebagai peserta didik baru serta proses pembinaan,
pengembangan dan penyaluran. Kepala sekolah perlu mengatur
personalia sekolah untuk layanan pemilihan dan penetapan peminatan
peserta didik, memberikan layanan informasi yang mudah diakses oleh
semua pihak. Calon peserta didik dan orang tua calon peserta didik
diharapkan lebih aktif mencari informasi, mengisi formulir, menetapkan
peminatannya, menyerahkan persyaratan pendaftaran calon peserta didik,
peserta didik mengikuti seleksi dan bagi yang dinyatakan diterima
dilanjutkan lapor diri sebagai peserta didik baru, dan bagi yang tidak
diterima dikembalikan kepada orang tua. Setelah selesai lapor diri, maka
peserta didik menempuh pendidikan sesuai dengan peminatannya yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
Layanan peminatan bagi peserta didik baru SMA dan SMK dapat
dilaksanakan dengan menggunakan salah satu alternative yang meliputi
pemilihan dan penetapan pemilihan peminatan bersamaan dengan proses
penerimaan peserta didik baru atau pada awal tahun pelajaran baru
setelah calon peserta didik baru dinyatakan diterima sebagai peserta didik
baru.
1. Alternatif pertama, proses pemilihan dan penetapan peminatan
bersamaan dengan penerimaan peserta didik baru (PPDB).
Alternatif ini memiliki efisiensi kerja sebab sekali bekerja sekaligus
dapat 2 (dua) hasil yaitu proses penerimaan peserta didik baru dan
pemilihan peminatan dapat terselesaikan. Peserta didik yang tidak
diterima karena macam peminatannya tidak sesuai, maka peserta didik
yang bersangkutan masih ada kesempatan mendaftar ke sekolah lain.
Untuk kelancaran proses dan ketepatan hasil kerja, maka ada beberapa
kegiatan yang perlu dilaksanakan oleh kepala sekolah, guru
BK/Konselor, orang tua, dan guru mata pelajaran serta peserta didik
Page | 207
sebagai berikut. Adapun uraian tugas dari pelaksana adalah sebagai
berikut :
a. Kepala sekolah diharapkan dapat:
1) Memfasilitasi penyelenggaraan pembelajaran berbasis peminatan
a membentuk kepanitiaan penerimaan peserta didik baru dan
layanan peminatan peserta didik
Page | 208
website sekolah.
b. Guru BK/Konselor
Page | 209
1) Menyelenggarakan layanan pemilihan dan penetapan
peminatan yang sesuai dengan potensi peserta didik dan
kesempatan yang ada pada satuan pendidikan, dengan
uraian tugas sebagai berikut :
a) Menetapkan komponen peminatan peserta didik
b) Menyiapkan kriteria peminatan peserta didik
c) Menetapkan cara dalam menetapkan peminatan peserta
didik
d) Menyiapkan instrumen (non test) untuk mengungkap
peminatan peserta didik dan dukungan orang tua
e) Menyiapkan dan menyampaikan informasi peminatan
peserta didik meliputi kuota, macam peminatan, cara,
komponen dan kriteria dalam penetapan pilihan
peminatan kepada calon peserta didik baru atau
masyarakat luas.
f) Mengumpulkan data peminatan peserta didik
g) Menganalisis data peminatan peserta didik
h) Menetapkan peminatan dan pengelompokan belajar
peserta didik
i) Memberikan layanan konsultasi kepada orang tua atau
peserta didik yang memerlukan atau tidak sesuai dengan
antara penetapan dari sekolah dengan peminatan pilihan
diri peserta didik dan/atau orang tua.
2) Menyelenggarakan pendampingan dalam pembelajaran
sesuai dengan peminatan peserta didik dengan cara
memberikan layanan konseling individual, konseling
kelompok, bimbingan kelompok, dan bimbingan klasikal.
3) Menyelenggarakan pengembangan dan penyaluran potensi
peserta didik dengan cara melakukan kegiatan praktik dan
Page | 210
atau magang bekerjasama dengan dunia usaha dan dunia
usaha serta lembaga terkait.
4) Menyelenggarakan evaluasi penyelenggaraan program
peminatan dan tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk
pengembangan potensi peserta didik dengan memperhatikan
kesempatan yang ada.
5) Bekerjasama dengan guru mata pelajaran dan pendidik
lainnya, melakukan pembinaan dan pengembangan serta
penyaluran potensi peserta didik secara optimal.
Page | 211
Informasi peminatan akademik dan sistem sks
Peran dan tanggungjawab peserta didik dalam
pembelajaran dan pendalaman materi sesuai
peminatannya.
e. Orang tua Peserta Didik Baru ;
1) Mencermati informasi yang disampaikan oleh sekolah
2) Mendapingi putra-putrinya saat proses pendaftaran,
pengisian format peminatan peserta didik.
3) Memberikan motivasi belajar yang kuat atas dasar pilihan
peminatan putra-putrinya.
4) Proaktif melakukan konsultasi kepada Guru BK/Konselor
dalam rangka pendampingan putra-putrinya untuk
keberhasilan belajarnya.
5) Mendampingi aktivitas belajar putra-putrinya selama di luar
sekolah.
f. Calon Peserta Didik;
1) Mencermari informasi tentang pendaftaran peserta didik
baru dan peminatan belajar serta membicarakan dengan
orang tua, tentang isian formulir pendaftaran dan pilihan
peminatannya.
2) Menentukan pilihan peminatan sesuai dengan pemahaman
terhadap potensi diri, minat, dan pertimbangan orang tua
serta prospek masa depan.
3) Menerima keputusan penetapan peminatan yang ditetapkan
oleh sekolah, namun bila tidak sesuai segera konsultasi
kepada Guru BK/Konselor.
4) Menyesuaikan diri secara baik di sekolah dan belajar secara
bersungguh-sungguh sesuai peminatannya.
Page | 212
5) Memahami, mentaati dan melaksanakan tatatertip sekolah
yang diberlakukan.
Berikut ini disajikan alternatif rancangan proses pemilihan dan
penetapan peminatan peserta didik yang dilaksanakan bersamaan
dengan Penerimaan Peserta Didik Baru SMA/SMK
sebagaimana tabel berikut :
Page | 213
Tabel 3.1
Rancangan Kegiatan Pemilihan dan Penetapan Peminatan Peserta
Didik Bersamaan dengan Penerimaan Peserta Didik Baru.
Penanggung
No Uraian Kegiatan Pelaksana Sasaran Waktu
Jawab
Penetapan kuota
Calon
peserta didik baru dan Minggu I
1 Kepala sekolah Panitia peserta didik
macam peminatan bulan Mei
baru
peserta didik
Menyusun Pendidik dan
kepanitiaan Waka Tenaga Minggu I
2 Kepala sekolah
penerimaan peserta Kesiswaan Kependidika bulan Mei
didik baru n
Penetapan system
Calon
program belajar Waka Minggu I
3 Kepala sekolah peserta didik
peserta didik (Paket Kurikulum bulan Mei
baru
atau SKS)
Penetapan
persyaratan Calon
Waka Minggu I
4 mendaftar sebagai Panitia peserta didik
Kesiswaan bulan Mei
calon peserta didik baru
baru
Penetapan kriteria
calon peserta didik Calon
Waka Minggu I
5 yang dapat dinyatakan Panitia peserta didik
Kesiswaan bulan Mei
diterima sebagai baru
peserta didik baru
Penetapan komponen Koordinator Calon
Guru Minggu I
6 peminatan peserta Bimbingan dan peserta didik
BK/Konselor bulan Mei
didik Konseling baru
Penetapan syarat Calon
Waka Minggu I
7 pendaftaran ulang Panitia peserta didik
Kesiswaan bulan Mei
bagi peserta didik baru baru
Minggu ke
Waka
8 Rancangan tugas guru Kepala sekolah Pendidik II bulan
Kurikulum
Mei
Sosialisasi tentang
kuota/ daya tampung
dan macam
Minggu ke
peminatan peserta
II Mei s.d
9 didik, persyaratan Waka Humas Panitia Masyarakat
Minggu ke
pendaftaran sebagai
II Juni
calon peserta didik
baru, kriteria
penetapan yang
Page | 214
Penanggung
No Uraian Kegiatan Pelaksana Sasaran Waktu
Jawab
diterima, syarat
Pendaftaran Ulang
peserta didik baru.
Pengambilan formulir Calon
Waka Minggu ke
10 pendaftaran calon Panitia peserta didik
Kesiswaan II Juni
peserta didik baru baru
Layanan konsultasi
bagi peserta didik dan
Calon
orang tua yang Koordinator
Guru peserta didik Minggu ke
11 mengalami kesulitan Bimbingan dan
BK/Konselor baru dan II Juni
penetapan pilihan Konseling
orang tuanya
peminatan peserta
didik
Penyerahan
persyaratan Calon
Waka Minggu ke
12 administrasi akademik Panitia peserta didik
Kesiswaan III Juni
persyaratan calon baru
peserta didik baru
Seleksi performance
Koordinator Guru Calon
(fisik dan kesehatan, Minggu ke
13 Bimbingan dan BK/Konselor peserta didik
peminatan kelompok III Juni
Konseling dan Tim baru
teknologi/ tertentu)
Seleksi administrasi
Koordinator Guru Calon
akademik persyaratan Minggu I
14 Bimbingan dan BK/Konselor peserta didik
calon peserta didik Juli
Konseling dan Tim baru
baru
Penetapan calon
peserta didik baru
yang memenuhi
kreteria yang dapat
dinyatakan diterima Guru Calon
Kepala Minggu I
15 dengan BK/Konselor peserta didik
Sekolah Juli
peminatannya, dan dan Tim baru
bila diperlukan
disiapkan daftar
cadangan urutan
peminatan
Pengumuman hasil
seleksi dengan
Calon
kelompok
Kepala peserta didik Minggu I
16 peminatannya, dan Panitia
Sekolah baru dan Juli
bila diperlukan
masyarakat
diberikan cadangan
daftar cadangan
Page | 215
Penanggung
No Uraian Kegiatan Pelaksana Sasaran Waktu
Jawab
urutan peminatan.
Page | 217
KETERANGAN DIAGRAM ALIR KODE
Page | 218
belajar di ruang yang disediakan sekolah. Pengisian formulir
dapat dilakukan dirumah dan dilakukan pencermatan secara teliti.
Penetapan
Page | 220
Tabel 3.3.
Rancangan Kegiatan Pemilihan dan Penetapan Peminatan Belajar
Peserta
Didik pada Minggu Pertama Tahun Pelajaran Baru.
Penanggung
No Uraian Kegiatan Pelaksana Sasaran Waktu
Jawab
Menyusun Panitia Koordinator Guru Minggu I
1 Kepala sekolah
Peminatan BK BK/Konselor bulan Mei
Penetapan macam
dan kuota Peserta didik Minggu I
2 Kepala sekolah Panitia
peminatan peserta baru bulan Mei
didik
Penetapan
Komponen dan
kriteria peminatan
Kepala Guru Minggu I
3 sebagai persyaratan Komponen
Sekolah BK/Konselor bulan Mei
rekomendasi
peminatan peserta
didik
Penyiapan
Koordinator Format/instru Minggu II-
Form/Instrumen Guru
4 Bimbingan dan men III bulan
Peminatan peserta BK/Konselor
Konseling peminatan Mei
didik
Sosialisasi Program Peserta didik Minggu I
Kepala Guru
5 Peminatan Peserta baru dan Awal tahun
Sekolah BK/Konselor
Didik orang tua Pelajaran
Penyampaian Form
Koordinator Peserta didik Minggu I
Peminatan sesuai Guru
6 Bimbingan dan baru dan Awal tahun
Komponen yang BK/Konselor
Konseling orang tua Pelajaran
dipersyaratkan
Pendampingan
Koordinator Minggu I
pengisian data Guru Peserta didik
7 Bimbingan dan Awal tahun
Peminatan yang BK/Konselor baru
Konseling Pelajaran
dipersyaratkan
Layanan konsultasi
bagi peserta didik
Koordinator Peserta didik Minggu I
dan orang tua yang Guru
8 Bimbingan dan baru dan Awal tahun
mengalami kesulitan BK/Konselor
Konseling orang tua Pelajaran
penetapan pilihan
peminatan.
Page | 221
Penanggung
No Uraian Kegiatan Pelaksana Sasaran Waktu
Jawab
Analisis Form Form data
Koordinator Minggu II
Komponen Guru sesuai
9 Bimbingan dan Awal tahun
Peminatan Peserta BK/Konselor Komponen
Konseling Pelajaran
Didik Peminatan
Pelaporan Hasil
Koordinator Minggu II
Analisis Form Guru
10 Bimbingan dan Hasil analisis Awal tahun
Peminatan Peserta BK/Konselor
Konseling Pelajaran
Didik
Rapat/Sidang
Minggu II
Penetapan Kepala Guru Dokumen hasil
11 Awal tahun
Peminatan Peserta Sekolah BK/Konselor analisis
Pelajaran
Didik
Pengumuman Hasil
Peserta didik Minggu II
Penetapan Kepala
12 Panitia baru dan Awal tahun
Peminatan Peserta Sekolah
orang tua Pelajaran
Didik
Minggu III
Pendidik dan Juli s.d
Penyelenggara-an Waka Satuan
13 Tenaga Minggu ke
Pembelajaran Kurikulum pendidikan
Kependidikan III
Desember
Minggu III
Pendidik dan Juli s.d
Pembelajaran Yang Waka Peserta didik
14 Tenaga Minggu ke
Mendidik Kurikulum baru
Kependidikan III
Desember
Minggu III
Koordinator Juli s.d
Layanan Bimbingan Guru Peserta didik
15 Bimbingan dan Minggu ke
dan Konseling BK/Konselor baru
Konseling III
Desember
Minggu III
Seluruh
Juli dan
Manajemen dan Kepala Tim MM dan komponen
16 Minggu ke
Supervisi Sekolah Sekolah PKG satuan
II
pendidikan.
Desember
Page | 223
Page | 224
KETERANGAN DIAGRAM ALIR KODE
Peserta didik baru mengembalikan formulir peminatan belajar yang telah diisi
3
lengkap kepada Tim Peminatan yang dikoordinir oleh Guru BK/Konselor
Bagi peserta didik yang tidak diterima peminatannya sesuai dengan pilihan
pertama dan atau tidak sesuai penetapan peminatannya, dilakukan konsultasi
bersama antara Guru BK/Konselor dengan peserta didik dan orang tua.
Page | 225
DAFTAR RUJUKAN
Page | 226
LEMBAR KERJA (LK) KEPALA SEKOLAH
Guru
Identifikasi Penetapan Kelp.
kondisi sekolah Sarpras Peminatan
Animo PD
Penetapan
Rombel
Penerimaan Pendaftaran
Berkas Peserta Peserta Didik Sosialisasi ke
Didik Baru Baru Masyarakat
Berilahkomentarterkaitdenganmekanismepeminatanberikutini.Jikadiperlukanlakukanlah
pengembangansesuaidengankondisi di sekolah.
Page | 227
LK – 2A RUBRIK PERHITUNGAN SDM
PeminatanMatematikadanIlmuAlam
1. Matematika
2. Biologi
I
3. Fisika
4. kimia
PeminatanIlmu-ilmuSosial
1. Geografi
2. Sejarah
II
3. Sosiologi
4. Ekonomi
PeminatanIlmuBahaasadanBudaya
1. BahasadanSastra Indonesia
2. BahasadanSastraInggris
III
3. BahasaAsing Lain (Arab, Mandarin, Jepang, Korea, Jerman,
Perancis)
4. antropologi
1. Agama
2. PKn
5.
3. Penjaskes
4. Guru lainnya
Page | 228
LK – 2B RUBRIK PERHITUNGAN SDM
Kelompok C (Peminatan
DasarBidangKeahlian
1. Fisika
2. Kimia
3. GambarTeknik
4. PemrogramanDasar
5. SistemKomputer
6. PengantarEkonomidanBisnis
7. PengantarAkuntansi
8. PengantarAdministrasiPerkantoran
9. IPA Terapan
10. PengantarPariwisata
11. Dasar-dasarDesain
12. PengetahuanBahan
13. WawasanSeniPertunjukan
15. ManajemenPertunjukan
Page | 229
PaketKeahlian
1. Kelas
2. Laboratorium ……..
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Page | 230