SD KELAS II
Diterbitkan oleh:
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin
tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Kurikulum 2013 akan diterapkan di
semua sekolah pada tahun 2014. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum
sebelumnya untuk merespon berbagai tantangan tantangan internal dan eksternal.
Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola
kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian
beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang
dihasilkan. Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada tataran lokal,
nasional, regional, dan global di masa depan. Aneka kemajuan dan perubahan itu melahirkan
tantangan internal dan eksternal pada bidang pendidikan pendidikan. Oleh karena itu, implementasi
Kurikulum 2013 merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan
masyarakat Indonesia masa depan.
Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama, standar
kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar
kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata
pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta
didik. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata
pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses
pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial
dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.
Mudah-mudahan implementasi Kurikulum 2013 ini bisa berjalan dengan baik. Akhirnya, kepada
semua pihak yang telah mendedikasikan dirinya dalam mempersiapkan Kurikulum 2013, saya
mengucapkan banyak terima kasih. Semoga bermanfaat untuk mencerdaskan bangsa Indonesia.
Syawal Gultom
NIP 196202031987031002
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Materi Pelatihan Implementasi
Kurikulum 2013. Materi pelatihan ini merupakan bahan ajar wajib dalam rangka pelatihan calon
Narasumber Nasional, instruktur Nasional, dan Guru Sasaran untuk memahami Kurikulum 2013 dan
kemudian dalam proses pembelajaran di sekolah.
Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014 melalui pelaksanaan
terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap melaksanakannya. Pada Tahun Ajaran
2014/2015, Kurikulum 2013 dilaksanakan bertahap menyeluruh untuk Kelas I, II, IV dan V, Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtida’iyah (SD/MI), Kelas VII, VIII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Kelas X, XI Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA/MAK). Pada Tahun Ajaran 2015/2016 diharapkan
Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas I sampai dengan Kelas XII.
Menjelang implementasi Kurikulum 2013, penyiapan guru dan tenaga kependidikan lainnya sebagai
pelaksana kurikulum di lapangan perlu dilakukan. Sehubungan dengan itu, Pusat Pengembangan
Profesi Pendidik, Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP), telah menyiapkan Materi Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013 bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas. Materi ini diharapkan
dapat membantu semua pihak menjalankan tugas dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.
Kami menyampaikan terima kasih atas atas arahan dan bimbingan dari Bapak Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pendidikan, dan Kepala
BPSDMPK dan PMP dalam penulisan buku ini. Kami juga menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis dan berbagi pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu atas terselesaikannya buku ini dengan baik. Semoga bermanfaat.
Kepala Pusat
Pengembangan Profesi Pendidik
DAFTAR ISI
SAMBUTAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
Materi Pelatihan 1 : Konsep Kurikulum 2013
1.1 Rasional Pengembangan dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 2
1.2 SKL, KI, KD dan Strategi Implementasi Kurikulum 2013 12
1.3 Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu, Pendekatan Saintifik, Model-model 16
Pembelajaran, dan Penilaian Autentik pada Kurikulum 2013
A. Pembelajaran Tematik Terpadu 15
B. Pendekatan Saintifik 19
C. Model-model Pembelajaran (Project Based Learning, Problem Based 22
Learning, Discovery Learning)
D. Penilaian Autentik 34
Materi Pelatihan 2 : Penggunaan Buku Guru dan Buku Siswa
2.1 Penggunaan Buku Guru dan Buku Siswa 42
A. Kedudukan dan Fungsi Buku Siswa dan Buku Guru 43
B. Struktur dan Hubungan Fungsional Buku Siswa dan Buku Guru 46
C. Penggunaan Buku Guru dan Buku Siswa 48
D. Proses Analisis Buku Guru dan Buku Siswa 51
Materi Pelatihan 3: Perancangan Pembelajaran dan Penilaian
3.1 Penerapan Pendekatan Saintifik dan Model-model Pembelajaran dalam 67
Pembelajaran Tematik Terpadu
3.2 Perancangan Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Tematik Terpadu 80
3.3 Pelaporan Hasil Penilaian Pembelajaran 97
Materi Pelatihan 4 : Praktik Pembelajaran Terbimbing
4.1 Analisis Video Pembelajaran 117
4.2 Penyusunan RPP 121
4.3 Peer Teaching 148
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
MATERI PELATIHAN 1
KONSEP KURIKULUM 2013
1.1 RASIONAL PENGEMBANGAN DAN ELEMEN PERUBAHAN
KURIKULUM
1.2 SKL, KI, KD,DAN STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM
2013
1.3 KONSEP PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU,
PENDEKATAN SAINTIFIK, MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN, DAN PENILAIAN AUTENTIK PADA
KURIKULUM 2013
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
HO-1.1
1. Tantangan Internal
a. Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan.
b. Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. SDM
usia produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi
modal pembangunan yang luar biasa besarnya. Namun, apabila tidak memiliki kompetensi
dan keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan.
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan
masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan
pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka.
a. Tantangan masa depan antara lain globalisasi, kemajuan teknologi informasi.
b. Kompetensi masa depan antara lain kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih
dan kritis, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab, kemampuan
mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, dan memiliki
kesiapan untuk bekerja.
c. Persepsi masyarakat antara lain terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa
terlalu berat, kurang bermuatan karakter.
d. Perkembangan pengetahuan dan pedagogi antara lain Neurologi, Psikologi, Observation
based [discovery] learning dan Collaborative learning.
e. Fenomena negatif antara lain perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, dan
kecurangan dalam ujian.
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas yang
harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang
diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif.
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema
untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan pada ranah
sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan intelektual (kemampuan
kognitif tinggi).
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar yaitu
semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam
Kompetensi Inti.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi
horizontal dan vertikal).
7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau satu kelas dan
satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk
tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata pelajaran dan
kelas tersebut.
D. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intrakurikuler dan pembelajaran
ekstrakurikuler.
1. Pembelajaran intrakurikuler didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.
a. Proses pembelajaran intrakurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan dengan mata
pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan masyarakat.
b. Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA, dan
SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan guru.
c. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk menguasai
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang memuaskan (excepted).
d. Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten kompetensi yaitu
pengetahuan yang merupakan konten yang bersifat mastery dan diajarkan secara langsung
(direct teaching), keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah konten yang bersifat
developmental yang dapat dilatih (trainable) dan diajarkan secara langsung (direct teaching),
sedangkan sikap adalah konten developmental dan dikembangkan melalui proses pendidikan
yang tidak langsung (indirect teaching).
e. Pembelajaran kompetensi untuk konten yang bersifat developmental dilaksanakan
berkesinambungan antara satu pertemuan dengan pertemuan lainnya dan saling memperkuat
antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
f. Proses pembelajaran tidak langsung (indirect) terjadi pada setiap kegiatan belajar yang terjadi
di kelas, sekolah, rumah dan masyarakat. Proses pembelajaran tidak langsung bukan
kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) karena sikap yang dikembangkan dalam proses
pembelajaran tidak langsung harus tercantum dalam silabus, dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru.
g. Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui kegiatan
mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak), menanya (lisan, tulis), menganalis
(menghubungkan, menentukan keterkaitan, membangun cerita/konsep), mengkomunikasi-
kan (lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, chart, dan lain-lain).
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Keterangan:
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah.
Integrasi Kompetensi Dasar IPA dan IPS didasarkan pada keterdekatan makna dari konten
Kompetensi Dasar IPA dan IPS dengan konten Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan yang berlaku untuk kelas I, II, dan III, sedangkan untuk kelas IV, V dan VI, Kompetensi
Dasar IPA dan IPS berdiri sendiri dan kemudian diintegrasikan ke dalam tema-tema yang ada untuk
kelas IV, V dan VI.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki
keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi peserta didik
aktif. Proses pembelajaran peserta didik aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk mengamati,
menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
Selanjutnya Kurikulum 2013 mengusung adanya keseimbangan antara sikap, pengetahuan, dan
keterampilan untuk membangun soft skills dan hard skills seperti terlihat pada gambar berikut ini.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa salah satu karakteristik Kurikulum 2013 adanya
keseimbangan antara sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk membangun soft skills dan hard
skills peserta didik dari mulai jenjang SD, SMP, SMA/ SMK, dan PT seperti yang diungkapkan Marzano
(1985) dan Bruner (1960). Pada jenjang SD ranah attitude harus lebih banyak atau lebih dominan
dikenalkan, diajarkan dan atau dicontohkan pada anak, kemudian diikuti ranah skill, dan ranah
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
knowledge lebih sedikit diajarkan pada anak. Hal ini berbanding terbalik dengan membangun soft
skills dan hard skills pada jenjang PT. Di PT ranah knowledge lebih dominan diajarkan dibandingkan
ranah skills dan attitude.
Berdasarkan gambar 4, terdapat perluasan dan pendalaman taksonomi dalam proses pencapaian
kompetensi. Dalam kurikulum 2013 untuk jenjang SD, SMP, SMA, dan PT memadukan lintasan
taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl, keterampilan (skill) dari Dyers, dan Pengetahuan
(knowledge) dari Bloom dengan revisi oleh Anderson.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan dapat diterapkan di mana
saja, sehingga pendidikan harus diarahkan pada penguatan keterampilan kreatif. Terdapat beberapa
perkembangan pemahaman tentang kreativitas. Pemahaman lama terhadap istilah kreatif hanya
berlaku untuk dunia seni, kini berkembang untuk bidang yang lain termasuk pendidikan. Menurut
Dyers, 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal
dari genetik. Hal tersebut menunjukkan bahwa kreativitas terbentuk bukan hanya karena bakat
namun dapat dipelajari.
Terdapat beberapa hukum dalam kreativitas, yakni (1) kreativitas itu menular (Einstein Law), (2)
kretivitas itu benda gas (Nathan Law), (3) kreativitas hanya dibatasi oleh ambisi dan imajinasi, (4)
berlaku hukum universal pengetahuan (Wiener). Pada kreativitas juga tidak berlaku hukum
kekekalan massa, tidak berlaku hukum kekekalan energi, tidak berlaku hukum beda potensial.
Hukum tersebut menjelaskan bahwa kreativitas merupakan sesuatu aktivitas yang bisa dipelajari
bersama. Kegiatan yang dilakukan secara kolaboratif akan menularkan kreativitas dalam
kelompoknya. Pada pelaksanaan pembelajaran guru juga perlu menyediakan “ruang” pada anak
untuk mengembangkan kreativitasnya seluas mungkin karena kreativitas memiliki hukum layaknya
gas yang menempati ruangnya. Untuk itu aktivitas pembelajaran hendaknya dirancang agar peserta
didik bisa bebas mengeksplorasi ide-ide dan kemampuannya dalam mengerjakan tugas. Tampunglah
semua ide-ide tersebut, kemudian diskusikan bersama untuk menetapkan ide mana yang bisa
diwujudkan. Dengan demikian peserta didik akan terbiasa untuk menggali potensi dan kreativitasnya
dalam proses belajar.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Berdasarkan gambar 5 menjelaskan ruang lingkup keterpaduan dan prosesnya yang mencakup: a)
keterpaduan dalam mapel (integrasi vertikal) bersifat intradisipliner, b) keterpaduan antarmapel
(integrasi horizontal) yang bersifat multidisipliner dan interdisipliner, dan c) keterpaduan luar mapel
(transdisipliner) yang bersifat berbasis konteks melalui observasi.
Langkah penguatan terjadi pada proses pembelajaran dan proses penilaian. Penguatan pada proses
pembelajaran karakteristik penguatannya mencakup: a) menggunakan pendekatan saintifik melalui
mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan dengan tetap memperhatikan
karakteristik siswa, b) menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk
semua mata pelajaran, c) menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberitahu (discovery
learning), dan d) menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa
pengetahuan dan berpikir logis, sistematis, dan kreatif. Penguatan pada penilaian pembelajaran
karakteristik penguatannya mencakup: a) mengukur tingkat berpikir mulai dari rendah sampai tinggi,
b) menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam (bukan sekedar hafalan),
c) mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa, dan d) menggunakan portofolio
pembelajaran siswa.
Critical point implementasi Kurikulum 2013 dapat dilihat dari: a) perancangan RPP, b) pelaksanaan
pembelajaran sesuai RPP, c) supervisi pendampingan, dan d) budaya mutu sekolah.
a. Perancangan RPP mencakup: Kompetensi Dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran, mengalir
secara logis ke materi ajar, rancangan proses dan aktivitas belajar, sumber dan media,
output/produk siswa, dan penilaian.
b. Pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP mencakup: instrumen pengendalian, dan indeks
kesesuaian RPP dengan pelaksanaan.
c. Supervisi pendampingan mencakup: pedoman pelaksanaan supervisi, pelaksanaan, eksekusi
rekomendasi supervisi, dan sistem pelaporan perbaikan pasca supervisi.
d. Budaya mutu sekolah mencakup: standar mutu, kepemimpinan, atmosfir sekolah, ketaatan
terhadap standar, dan proses pembudayaan (penguatan dan penghargaan).
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
HO-1.2
Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan secara holistik dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini.
Tabel 1.3 Kompetensi Lulusan secara Holistik
DOMAIN SD SMP SMA-SMK
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati +
Mengamalkan
SIKAP pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisis +
Mengevaluasi
PENGETAHUAN pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar
+ Mencipta
KETERAMPILAN
pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret
Dari tabel di atas, cakupan kompetensi lulusan secara holistik dirumuskan sebagai berikut:
a. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Sikap
Manusia yang memiliki pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan
peradabannya.
Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan.
b. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Pengetahuan
Manusia yang memiliki pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, dan mengevaluasi.
c. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Keterampilan
Manusia yang memiliki pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret.
Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: mengamati; menanya; mencoba dan
mengolah; menalar; mencipta; menyajikan dan mengkomunikasikan
Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A adalah manusia yang memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan
berikut ini.
Tabel 1.4 Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/PAKET A
DIMENSI KOMPETENSI LULUSAN
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
SIKAP
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di
sekitar rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
PENGETAHUAN kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
KETERAMPILAN ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan
kepadanya.
B. KOMPETENSI INTI
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui
kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan Kompetensi inti menggunakan notasi berikut ini.
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas II adalah
sebagai berikut.
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
C. KOMPETENSI DASAR
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan Kompetensi Dasar
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari
suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan
pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1. Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;
2. Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
3. Kelompok 3: kelompok kompetensi dasasr pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3;
4. Kelompok 4: kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Penjabaran lengkap mengenai kompetensi dasar per jenjang kelas dan per mata pelajaran dapat
dilihat dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 67 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
2. Manajemen Implementasi
a. Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan pemerintah
provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
b. Pemerintah bertanggung jawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk
melaksanakan kurikulum.
c. Pemerintah bertanggung jawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara
nasional.
d. Pemerintah provinsi bertanggung jawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap
pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait.
e. Pemerintah kabupaten/kota bertanggung jawab dalam memberikan bantuan profesional
kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota terkait.
3. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi Kurikulum dilaksanakan selama masa pengembangan ide (deliberation process),
pengembangan desain dan dokumen kurikulum, dan selama masa implementasi kurikulum.
Evaluasi dalam deliberation process menghasilkan penyempurnaan dalam Kompetensi Inti yang
dijadikan organising element dalam mengikat Kompetensi dasar mata pelajaran.
HO: 1.3
PPKn, Bahasa Indonesia, IPS, IPA, Matematika, Seni Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan
Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan. Dalam Kurikulum 2013, tema sudah disiapkan oleh
pemerintah dan sudah dikembangkan menjadi subtema dan satuan pembelajaran.
Di dalam Struktur Kurikulum Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah disebutkan bahwa untuk
peserta didik kelas I sampai dengan kelas VI penyajian pembelajarannya menggunakan
pendekatan tematik terpadu. Penyajian pembelajaran untuk kelas II memiliki alokasi waktu
kumulatif 32 JP per minggu. Namun demikian penjadwalan tidak terbagi secara kaku melainkan
diatur secara luwes.
KELAS II KELAS V
1. Hidup Rukun 1. Benda-benda di Lingkungan Sekitar
2. Bermain di Lingkunganku2. Peristiwa dalam Kehidupan
3. Tugasku Sehari-hari 3. Kerukunan dalam Bermasyarakat
4. Aku dan Sekolahku 4. Sehat itu Penting
5. Hidup Bersih dan Sehat 5. Bangga sebagai Bangsa Indonesia
6. Air, Bumi, dan Matahari 6. Organ Tubuh Manusia dan Hewan
7. Merawat Hewan dan Tumbuhan
7. Sejarah Peradaban Indonesia
8. Keselamatan di Rumah dan8. Perjalanan Ekosistem
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
B. PENDEKATAN SAINTIFIK
1. Esensi Pendekatan Saintifik/ Pendekatan Ilmiah
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu Kurikulum 2013
mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini
sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih
mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif
(deductive reasoning).
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik.
Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik
simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke
dalam relasi ide yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan
kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk
pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti
dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang
spesifik. Metode ilmiah pada umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui
observasi, eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan
menguji hipotesis.
2. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah
Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima
pengalaman belajar pokok yaitu:
a. mengamati;
b. menanya;
c. mengumpulkan informasi/eksperimen;
d. mengasosiasikan/mengolah informasi; dan
e. mengkomunikasikan.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana
tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 1.6 Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya
Langkah Kompetensi yang
Kegiatan Belajar
Pembelajaran Dikembangkan
Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat Melatih kesungguhan,
(tanpa atau dengan alat) ketelitian, mencari informasi
Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi Mengembangkan kreativitas,
yang tidak dipahami dari apa yang diamati rasa ingin tahu, kemampuan
atau pertanyaan untuk mendapatkan merumuskan pertanyaan
informasi tambahan tentang apa yang untuk membentuk pikiran
diamati kritis yang perlu
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke untuk hidup cerdas dan
pertanyaan yang bersifat hipotetik) belajar sepanjang hayat
Mengumpulkan - melakukan eksperimen Mengembangkan sikap teliti,
informasi/ - membaca sumber lain selain buku teks jujur,sopan, menghargai
eksperimen - mengamati objek/ kejadian/ pendapat orang lain,
- aktivitas kemampuan berkomunikasi,
- wawancara dengan narasumber menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
C. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
a. Konsep/Definisi
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah model pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian,
interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang
untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan
insvestigasi dan memahaminya.
Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding
question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab,
secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip
dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBLmerupakan investigasi mendalam tentang
sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka
Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk
menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan
melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan investigasi
mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha
peserta didik.
Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik berikut ini.
1) Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja.
2) Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik.
3) peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau
tantangan yang diajukan.
4) Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola
informasi untuk memecahkan permasalahan.
5) Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu.
6) Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan.
7) Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif.
8) Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek sebaiknya sebagai fasilitator, pelatih,
penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi,
kreasi dan inovasi dari siswa.
Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran Berbasis Proyek antara lain
berikut ini.
1) Pembelajaran Berbasis Proyek memerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang komplek.
2) Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah biaya untuk
memasuki sistem baru.
3) Banyak guru merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana guru memegang peran
utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi guru yang kurang
atau tidak menguasai teknologi.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan absensi berkurang dan lebih
sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga menjadi lebih percaya diri berbicara dengan kelompok
orang, termasuk orang dewasa.
Pelajaran berbasis proyek juga meningkatkan antusiasme untuk belajar. Ketika anak-anak
bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan lebih
banyak terlibat dalam subjek dan kemudian memperluas minat mereka untuk mata pelajaran
lainnya.
c. Langkah-langkah Operasional
Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan dengan diagram
sebagai berikut.
1
2
PENENTUAN 3
MENYUSUN PERECANAAN
PERTANYAAN MENYUSUN JADWAL
PROYEK
MENDASAR
6 5 4
EVALUASI PENGALAMAN MENGUJI HASIL MONITORING
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress
of the Project)
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik
selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta
didik pada setiap roses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas
peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat
merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
5) Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar,
berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan
balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu guru
dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
6) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik
secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan
peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama
proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new
inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama
pembelajaran.
1) Penilaian Proyek
a) Pengertian
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak
dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta
didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
(1) Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu
pengumpulan data serta penulisan laporan.
(2) Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
(3) Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek
peserta didik.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
2) Penilaian Produk
a) Pengertian
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk.
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk
teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar),
barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian
yaitu:
(1) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
(2) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
(3) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta
didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
3) PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam
bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan mengembangkan hubungan interpersonal dalam
bekerja kelompok.
Informasi perkembangan peserta didik dapat berupa hasil karya terbaik peserta didik selama
proses belajar, pekerjaan hasil tes, piagam penghargaan, atau bentuk informasi lain yang terkait
kompetensi tertentu dalam suatu mata pelajaran.
3) Penilaian potensi belajar
Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta didik yaitu mengukur
kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru atau teman-temannya yang lebih
maju. PBL yang memberi tugas-tugas pemecahan masalah memungkinkan peserta didik untuk
mengembangkan dan mengenali potensi kesiapan belajarnya.
4) Penilaian usaha kelompok
Menilai usaha kelompok seperti yang dlakukan pada pembelajaran kooperatif dapat dilakukan
pada PBL. Penilaian usaha kelompok mengurangi kompetisi merugikan yang sering terjadi,
misalnya membandingkan peserta didik dengan temannya. Penilaian dan evaluasi yang sesuai
dengan model pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh
peserta didik sebagai hasil pekerjaan mereka dan mendiskusikan hasil pekerjaan secara
bersama-sama.
Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan peserta didik tersebut, penilaian ini
antara lain: 1) assesmen kerja, 2) assesmen autentik dan 3) portofolio. Penilaian proses bertujuan
agar guru dapat melihat bagaimana peserta didik merencanakan pemecahan masalah, melihat
bagaimana peserta didik menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya.
Penilaian kinerja memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan dalam
situasi yang sebenarnya. Sebagian masalah dalam kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai dengan
perkembangan zaman dan konteks atau lingkungannya maka di samping pengembangan kurikulum
juga perlu dikembangkan model pembelajaran yang sesuai tujuan kurikulum yang memungkinkan
peserta didik dapat secara aktif mengembangkan kerangka berpikir dalam memecahkan masalah
serta kemampuannya untuk bagaimana belajar (learning how to learn).
Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan peserta didik akan mudah beradaptasi.
Dasar pemikiran pengembangan strategi pembelajaran tersebut sesuai dengan pandangan
kontruktivis yang menekankan kebutuhan peserta didik untuk menyelidiki lingkungannya dan
membangun pengetahuan secara pribadi pengetahuan bermakna.
Tahap evaluasi pada PBM terdiri atas tiga hal: 1) bagaimana peserta didik dan evaluator menilai
produk (hasil akhir) proses; 2) bagaimana mereka menerapkan tahapan PBM untuk bekerja melalui
masalah; 3) bagaimana peserta didik akan menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan akan
masalah atau sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka belajar menyampaikan hasil-hasil
penilaian atau respon-respon mereka dalam berbagai bentuk yang beragam, misalnya secara lisan
atau verbal, laporan tertulis, atau sebagai suatu bentuk penyajian formal lainnya. Sebagian dari
evaluasi memfokuskan pada pemecahan masalah oleh peserta didik maupun dengan cara
melakukan proses belajar kolaborasi (bekerja bersama pihak lain).
Model Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif
untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila
individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa
konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi,
penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri
adalah the mental process of assimilatig conceps and principles in the mind (Robert B. Sund dalam
Malik, 2001:219).
Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry). Tidak ada perbedaan yang
prinsipil pada kedua istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya
konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa
pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh
guru, sedangkan pada inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan
seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu
melalui proses penelitian.
Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal
dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan
memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi. Lingkungan ini dinamakan Discovery
Learning Environment, yaitu lingkungan di mana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-
penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui.
Lingkungan seperti ini bertujuan agar siswa dalam proses belajar dapat berjalan dengan baik dan
lebih kreatif.
Untuk memfasilitasi proses belajar yang baik dan kreatif harus berdasarkan pada manipulasi bahan
pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa. Manipulasi bahan pelajaran bertujuan
untuk memfasilitasi kemampuan siswa dalam berpikir (merepresentasikan apa yang dipahami)
sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh
bagaimana cara lingkungan, yaitu: enactive, iconic, dan symbolic. Tahap enaktive, seseorang
melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya untuk memahami lingkungan sekitarnya, artinya, dalam
memahami dunia sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motorik, misalnya melalui gigitan,
sentuhan, pegangan, dan sebagainya. Tahap iconic, seseorang memahami objek-objek atau
dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami dunia
sekitarnya anak belajar melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi).
Tahap symbolic, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat
dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Dalam memahami dunia sekitarnya
anak belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya.
Komunikasinya dilakukan dengan menggunakan banyak simbol. Semakin matang seseorang dalam
proses berpikirnya, semakin dominan sistem simbolnya. Secara sederhana teori perkembangan
dalam fase enactive, iconic dan symbolic adalah anak menjelaskan sesuatu melalui perbuatan (ia
bergeser ke depan atau kebelakang di papan mainan untuk menyesuaikan beratnya dengan berat
temannya bermain) ini fase enactive. Kemudian pada fase iconic ia menjelaskan keseimbangan pada
gambar atau bagan dan akhirnya ia menggunakan bahasa untuk menjelaskan prinsip keseimbangan
ini fase symbolic (Syaodih, 85:2001).
Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus
dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan (Sardiman,
2005:145). Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented
menjadi student oriented.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Dalam metode Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut
untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan,
menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan.
b. Fakta Empirik Keberhasilan Pendekatan dalam Proses dan Hasil Pembelajaran
Berdasarkan fakta dan hasil pengamatan, penerapan pendekatan Discovery Learning dalam
pembelajaran memiliki kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan.
1) Kelebihan Penerapan Discovery Learning
(a) Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan
proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang
tergantung bagaimana cara belajarnya.
(b) Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena
menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
(c) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
(d) Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan
kecepatannyasendiri.
(e) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya
dan motivasi sendiri.
(f) Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja
sama dengan yang lainnya.
(g) Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan.
Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
(h) Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah
padakebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
(i) Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
(j) Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang
baru.
(k) Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
(l) Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.
(m) Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik.
(n) Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
(o) Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia
seutuhnya.
(p) Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa.
(q) Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
(r) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
(c) Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat buyar berhadapan dengan siswa
dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
(d) Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan
mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang
mendapat perhatian.
(e) Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang
dikemukakan oleh para siswa
(f) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang akan ditemukan oleh siswa
karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/
penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.
5) Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil
data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar
akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai
dalam kehidupannya.
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis
yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah
terbukti atau tidak.
6) Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat
dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan
prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus
memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas
makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta
pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.
D. PENILAIAN AUTENTIK
1. Pengertian Penilaian Autentik
Penilaian autentik adalah suatu istilah/terminologi yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai
metode penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuannya
dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah. Sekaligus, mengekspresikan
pengetahuan dan keterampilannya dengan cara mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di dalam
dunia nyata di luar lingkungan sekolah (Hymes, 1991). Dalam hal ini adalah simulasi yang dapat
mengekspresikan prestasi (performance) siswa yang ditemui di dalam praktik dunia nyata.
Dalam American Library Association, penilaian autentik didefinisikan sebagai proses evaluasi untuk
mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam
pembelajaran. Dalam Newton Public School, penilaian autentik diartikan sebagai penilaian atas
produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik. Wiggins
(1993) mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang
mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran,
seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis moral terhadap
peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya.
Penilaian autentik ada kalanya disebut penilaian responsif, suatu metode yang sangat populer untuk
menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang miliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang
mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
autentik dapat juga diterapkan dalam bidang ilmu tertentu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada
umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses atau hasil pembelajaran.
Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan standar tes berbasis
norma, pilihan ganda, benar–salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat. Tentu saja, pola
penilaian seperti ini tidak diantikan dalam proses pembelajara, karena memang bisa digunakan dan
memperoleh legitimasi secara akademik.
Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan
peserta didik. Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya,
peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan
dinilai. Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam
rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong
kemampuan belajar yang lebih tinggi. Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang
berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari
luar sekolah.
Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar,
motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. Karena penilaian itu merupakan
bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteria
kinerja. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan
atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan.
Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik karena
berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek.
Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang
sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya,
dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya.
Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk
materi apa pula kegiatan remedial harus dilakukan.
mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang luar sekolah. Di sini, guru
dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang
mereka ingin pelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab untuk tetap
pada tugas. Penilaian autentik pun mendorong peserta didik mengonstruksi, mengorganisasikan,
menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian
mengubahnya menjadi pengetahuan baru.
Penilaian autentik memandang penilaian dan pembelajaran adalah merupakan dua hal yang saling
berkaitan. Penilaian autentik harus mencerminkan masalah dunia nyata. Menggunakan berbagai
cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap).
Berikut contoh-contoh tugas autentik: pemecahan masalah matematika, melaksanakan percobaan,
bercerita, menulis laporan, berpidato, membaca puisi, dan membuat peta perjalanan.
Sejalan dengan deskripsi di atas, pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik.”
Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian. Untuk bisa
melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus memenuhi kriteria tertentu seperti disajikan
berikut ini.
a. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik serta desain
pembelajaran.
b. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan
mereka sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumberdaya
memadai bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan.
c. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan mengasimilasikan
pemahaman peserta didik.
d. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat diperluas dengan
menimba pengalaman dari dunia di luar tembok sekolah.
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk melakukan refleksi
diri/perenungan dan mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
b. Penilaian Pengetahuan
Aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut ini.
1) Tes tulis
Meski konsepsi penilaian autentik muncul dari ketidakpuasan terhadap tes tertulis yang
lazim dilaksanakan pada era sebelumnya, penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap
bisa dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih
jawaban dan mensuplai jawaban. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-
salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau
melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat,
memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan
sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin
bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuan peserta didik.
Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya
sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang
sama.
2) Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara ucap (oral) sehingga
peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan
keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf yang diucapkan.
3) Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan
rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.
c. Penilaian Keterampilan
Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:
1) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas
pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi,
bermain peran, menari.
Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan partisipasi peserta didik, khususnya dalam
proses dan aspek-aspek yangg akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para
peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Untuk mengamati kinerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen, seperti
penilaian sikap, observasi perilaku, pertanyaan langsung, atau pertanyaan pribadi.
2) Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assesment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang
harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas
dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan
demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan,
penyelidikan, dan lain-lain. Penilaian proyek sangat dianjurkan karena membantu
mengembangkan keterampilan berpikir tinggi (berpikir kritis, pemecahan masalah, berpikir
kreatif) peserta didik.
Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan
untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Dengan demikian, pada
setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari
guru.
- Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data,
mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan
menulis laporan.
- Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
- Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta
didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk proyek. Dalam
kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan
rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan
laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian,
atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis.
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus.
Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk
hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian
atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk, seperti makanan, pakaian, hasil
karya seni (gambar, lukisan, patung, dan lain-lain), barang-barang terbuat dari kayu,
kertas, kulit, keramik, karet, plastik, dan karya logam. Penilaian secara analitik merujuk
pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu.
Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas
produk yang dihasilkan.
3) Penilaian Portofolio
Penilaian dengan memanfaatkan portofolio merupakan penilaian melalui sekumpulan karya
peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun
waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara
terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang
tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh
tentang proses dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Portofolio merupakan bagian
terpadu dari pembelajaran sehingga guru mengetahui sedini mungkin kekuatan dan
kelemahan peserta didik dalam menguasai kompetensi pada suatu tema.
Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
- masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di dalamnya memuat hasil
belajar siswa setiap muatan pelajaran atau setiap kompetensi.
- menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulkan/disimpan.
- sewaktu waktu peserta didik diharuskan membaca catatan guru yang berisi komentar,
masukan dan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka
memperbaiki hasil kerja dan sikap.
- peserta didik dengan kesadaran sendiri menindak lanjuti catatan guru.
- catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik perlu diberi tanggal,
sehingga perkembangan kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat.
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan
kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa
berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara
berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa
dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran
yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang relevan dengan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau muatan pelajaran tertentu.
Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta didik secara individu atau
kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh
guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri.
Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar
peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan,
puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/literatur, laporan
penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik
dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini.
- Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
- Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.
- Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru
menyusun portofolio pembelajaran.
- Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai,
disertai catatan tanggal pengumpulannya.
- Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
- Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen
portofolio yang dihasilkan.
- Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
MATERI PELATIHAN 2
ANALISIS PENGGUNAAN
BUKU GURU DAN BUKU SISWA
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
HO-2.1
A. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BUKU SISWA DAN BUKU GURU
1. Kedudukan dan Fungsi Buku Siswa
Buku ini dipergunakan sebagai panduan aktivitas pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam
menguasai kompetensi tertentu. Buku ini juga digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
dalam proses pembelajaran (activities based learning) di mana isinya dirancang dan dilengkapi
dengan contoh-contoh lembar kegiatan agar siswa dapat mempelajari sesuatu yang relevan dengan
kehidupan yang dialaminya.
Buku Siswa diarahkan agar siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran melalui kegiatan
mengamati, menanya, mencoba, menalar, berdiskusi serta meningkatkan kemampuan
berkomunikasi baik antarteman maupun dengan gurunya. Guru dapat mengembangkan atau
memperkaya materi dan kegiatan lain yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Di bawah ini dijelaskan peran dan fungsi Buku Siswa yang dapat dirinci sebagai berikut.
a. Panduan bagi Siswa dalam Melaksanakan Kegiatan-Kegiatan Pembelajaran
Setiap subtema pada masing-masing buku memiliki beberapa pembelajaran sesuai dengan
tema. Untuk berbagai kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dibuat ikon-ikon yang
melambangkannya, misalnya
- Ayo Mengamati
Kegiatan “Ayo Mengamati” pada buku siswa
merupakan kegiatan di mana siswa dilatih
keterampilannya dalam mengamati, dan
mencari/menggali informasi dari gambar, teks
bacaan, teks percakapan atau data apapun
yang bisa digunakan sebagai sumber
pembelajaran.
- Ayo Membaca
Kegiatan “Ayo Membaca” pada buku siswa
merupakan kegiatan di mana siswa diberi kesempatan
untuk membaca teks informasi yang disajikan pada
buku siswa. Kegiatan membaca ini biasanya terkait
dengan kegiatan menggali informasi dari bacaan, di
mana siswa dilatih keterampilannya dalam mencari
ide-ide pokok dari bacaan.
- Ayo Berlatih
Kegiatan “Ayo Berlatih” pada buku siswa merupakan
kegiatan di mana siswa diberi kesempatan untuk
menunjukan pemahaman pengetahuannya dan
mengaplikasikan keterampilannya. Kegiatan ini bisa
merupakan kegiatan mandiri ataupun kegiatan
dengan bimbingan guru.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
- Ayo Beraktivitas
Kegiatan “Ayo Beraktivitas” pada buku siswa merupakan
kegiatan di mana siswa diberi kesempatan untuk
melakukan kegiatan pembelajaran melalui aktivitas
kelompok maupun individu yang biasanya juga
merupakan kegiatan berbasis proyek.
- Ayo Menanya
Kegiatan “Ayo Menanya” dirancang untuk
menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan
bertanya siswa, di mana bertanya bukan hanya tentang
apa dan siapa tapi lebih kepada pembentukan
keterampilan bertanya yang kritis dan kreatif.
- Ayo Berdiskusi
Kegiatan “Ayo Berdiskusi” dirancang untuk
memfasilitasi diskusi siswa dengan siswa lainnya dalam
kelompok. Siswa dilatih untuk memberikan pendapat,
saling menghormati dan menghargai anggota kelompok
lainnya.
pembelajaran yang lain. Uraian pembelajaran diawali dengan judul pembelajaran sesuai nomor
pembelajaran, misalnya Pembelajaran 1, Pembelajaran 2, Pembelajaran 3, dan seterusnya.
Berikut ini adalah bagian-bagian dari uraian pembelajaran adalah sebagai berikut.
1) Jaringan Pembelajaran
Jaringan pembelajaran memuat kompetensi dasar dan indikator muatan pelajaran yang
dipadukan pada kegiatan pembelajaran. Kompetensi Dasar yang dimuat adalah
Kompetensi Dasar dari KI 3 dan KI 4.
2) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dirumuskan sesuai dengan indikator muatan pelajaran yang akan
dibahas pada pembelajaran. Guru dapat menambahkan tujuan pembelajaran atau
mengoreksi tujuan pembelajaran bila ada perubahan muatan pelajaran dan indikator pada
jaringan pembelajaran tersebut.
3) Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
Bagian ini memberikan informasi mengenai media dan alat pembelajaran yang dibutuhkan
dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah kegiatan yang
direncanakan. Guru harus memastikan bahwa media dan alat pembelajaran tersebut
tersedia/disiapkan. Guru diperkenankan untuk memperkaya media, alat, dan sumber
pembelajaran agar pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Selain itu, guru dapat
memanfaatkan media teknologi informasi (TI) dalam pembelajaran.
4) Kegiatan Pembelajaran
Sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran tematik di kelas
menerapkan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dilakukan melalui proses kegiatan
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen/mencoba,
mengasosiasi/mengolah informasi/menalar, dan mengkomunikasikan. Pendekatan
saintifik diimplementasikan dalam pembelajaran bertujuan untuk melatih siswa berpikir
tingkat tinggi (high order thinking). Namun sangat dimungkinkan bagi guru untuk
memperkaya langkah-langkah kegiatan yang sudah ditawarkan di buku guru.
Kegiatan pembelajaran pada buku guru menjelaskan setiap ikon kegiatan pada buku siswa.
Misalnya, ikon pada buku siswa adalah “Ayo Menyanyi” dengan percaya diri, maka pada
buku guru dijelaskan langkah-langkah kegiatan yang ditempuh untuk membelajarkan
kegiatan tersebut. Pada buku guru juga terdapat penjelasan materi yang dapat digunakan
oleh guru sebagai tambahan referensi untuk memperkaya materi.
5) Pengayaan dan Remedial
Bagian ini menjelaskan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan pengayaan
bagi siswa yang sudah mencapai kompetensi dan ingin lebih ditingkatkan kemampuannya.
Selain itu, juga menjelaskan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan remedial
bagi siswa yang belum mencapai kompentesi.
6) Penilaian
Sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013, penilaian pada pembelajaran tematik adalah
penilaian autentik. Oleh karena itu, pada buku guru dicantumkan teknik-teknik penilaian,
yang meliputi penilaian nontes dan tes. Sebagai panduan bagi guru, pada buku guru telah
disediakan instrumen penilaian dan rubrik penilaian sesuai dengan proses pembelajaran
yang dilakukan. Guru dimungkinkan untuk memperbaiki instrumen penilaian dan
menambah instrumen penilaian sesuai dengan indikator yang ditetapkan.
C. PENGGUNAAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA
Pada uraian ini dijelaskan tentang teknis penggunaan Buku Siswa sesuai dengan arahan Buku Guru,
melalui uraian ini diharapkan guru dapat melakukan proses pembelajaran dari masing-masing
subtema yang ada pada masing-masing buku.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Kelas : II
Tema : 7. Merawat Hewan dan Tumbuhan
Subtema : I (Hewan di Sekitarku)
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Urutan Penggunaan
Langkah Penggunaan Kegiatan Pengayaan
Pembelajara Media/Alat/Sumber
Buku Materi
n dalam Buku Belajar
Pembelajaran a. Pastikan guru a. Pada awal a. Gambar berbagai
1 membaca tujuan Pembelajaran 1, siswa hewan di sekitar.
pembelajaran yang diajak untuk b. Lingkungan sekolah
terdapat di Buku Guru mengamati gambar c. Kartu pertanyaan
halaman 6. Lani dan hewan d. Buku siswa
b. Perhatikan langkah- peliharaannya.
langkah kegiatan yang Pengamatan gambar
terdapat pada Buku dapat dikembangkan
Guru halaman 7 dengan saling bertanya
sampai halaman 9. mengenai hewan
c. Langkah-langkah peliharaan yang lain.
pembelajaran pada Guru menunjukkan
Buku Guru halaman 7 gambar berbagai
sampai 9 dikaitkan hewan peliharaan.
dengan Buku Siswa Apabila di lingkungan
Tema Hewan dan sekolah terdapat
Tumbuhan di hewan-hewan
Sekitarku halaman 2 peliharaan,
sampai halaman 10. pengamatan dapat
d. Manfaatkan rubrik dilakukan di luar kelas.
penilaian yang b. Guru harus
terdapat pada Buku memerhatikan
Guru Tema Hewan pendekatan saintifik.
dan Tumbuhan di Pada Buku Guru
Sekitarku halaman 10 ditunjukkan kegiatan-
sampai halaman 13. kegiatan yang
menggunakan
pendekatan saintifik,
guru dapat
menyesuaikan dengan
kondisi kelas.
Misalnya, pada saat
pengamatan gambar,
sudah banyak
pertanyaan dari siswa
maka guru harus
memfasilitasi kondisi
tersebut.
c. Pada saat kegiatan
menanya, tidak hanya
menanya tentang
gambar Lani dan
hewan peliharaannya,
tetapi guru dapat
memfasilitasi siswa
dengan pertanyaan
pengembangan
mengenai hewan-
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Urutan Penggunaan
Langkah Penggunaan Kegiatan Pengayaan
Pembelajara Media/Alat/Sumber
Buku Materi
n dalam Buku Belajar
hewan yang ada di
sekitar, selain hewan
peliharaan.
d. Pada akhir
pembelajaran, guru
dapat mendiskusikan
jawaban pertanyaan-
pertanyaan yang
dilakukan di awal
pembelajaran. Hal itu
bertujuan agar siswa
dapat merefleksikan
dan menganalisis
jawaban yang telah
dikemukakan.
Pada buku guru, pemetaan KD dari KI 1 dan 2 disiapkan setiap subtema. Namun dalam jaringan
KD harian (tiap PB) KD dari KI 1 dan 2 tidak dimunculkan karena ketercapaiannya diperoleh dari
pembelajaran tidak langsung (indirect learning). Harapannya guru bisa memilih aspek spiritual
(KI 1) maupun aspek sosial (KI 2) sesuai dengan aktivitas pembelajaran harian yang sedang
dilakukan.
Contoh:
3.1 Mengenal teks laporan sederhana 1.1 Menerima anugerah Tuhan Yang Maha
tentang alam sekitar, hewan, dan Esa berupa bahasa Indonesia yang dikenal
tumbuhan serta jumlahnya dengan sebagai bahasa persatuan dan sarana
belajar di tengah keberagaman bahasa
bantuan guru atau teman dalam
daerah
bahasa Indonesia lisan dan tulis yang
2.3 Memiliki perilaku santun dan sikap kasih
dapat diisi dengan kosakata bahasa
sayang melalui pemanfaatan bahasa
daerah untuk membantu pemahaman. Indonesia dan/ atau bahasa daerah.
4.1 Mengamati dan mencoba menyajikan 3.1 Mengenal teks laporan sederhana tentang
teks laporan sederhana tentang alam alam sekitar, hewan, dan tumbuhan serta
sekitar, hewan, dan tumbuhan serta jumlahnya dengan bantuan guru atau
jumlahnya secara mandiri dalam teman dalam bahasa Indonesia lisan dan
bahasa Indonesia lisan dan tulis yang tulis yang dapat diisi dengan kosakata
dapat diisi dengan kosakata bahasa bahasa daerah untuk membantu
daerah untuk membantu penyajian. pemahaman.
4.1 Mengamati dan mencoba menyajikan teks
laporan sederhana tentang alam sekitar,
hewan, dan tumbuhan serta jumlahnya
secara mandiri dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis yang dapat diisi dengan
kosakata bahasa daerah untuk membantu
penyajian.
c. Guru hendaknya mencermati indikator setiap KD. Untuk pembelajaran harian, setiap KD
minimal dijabarkan dalam satu indikator karena KD tersebut kemungkinan dibelajarkan lagi
pada subtema yang lain. Meskipun sudah ada contoh indikator pada buku guru, namun
guru perlu mengkaji ulang indikator tersebut. Guru dapat memperbaiki indikator bila
kurang tepat. Guru dapat juga mengganti atau menambahkan indikator sesuai dengan
kondisi pembelajaran di kelas.
Penambahan dan pengurangan indikator perlu memperhatikan penomoran indikator. Hal
itu dilakukan untuk menghindari penomoran indikator yang tumpang tindih. Oleh karena
itu, apabila guru akan menambahkan atau mengurangi indikator maka perlu melihat
kembali semua indikator yang telah dirumuskan pada kompetensi dasar tersebut untuk
disesuaikan nomornya. Guru dapat mengidentifikasi perumusan indikator dari pemetaan
indikator setiap pembelajaran. Hal itu akan lebih jelas bila guru telah melakukan analisis
buku guru.
4. Tujuan Pembelajaran
Pada buku guru telah diberikan contoh tujuan pembelajaran sebagai panduan bagi guru apa
yang akan dicapai. Guru diperbolehkan untuk menambah atau merubah tujuan pembelajaran
sesuai dengan kondisi peserta didik dan lingkungan tempat belajar. Tujuan pembelajaran
idealnya memuat A (audience) yakni siswa; B (behavior) yakni kemampuan yang akan dicapai
(membedakan, menjelaskan, dll), C (condition) yakni kondisi atau kegiatan yang akan dilakukan
siswa (membaca teks, mengamati gambar, diskusi dll); D (degree) tingkatan (dengan benar,
sesuai prosedur, dengan santun, percaya diri, dll). Degree pada tujuan pembelajaran dapat
ditambahkan dengan mengambil sikap dari KI I dan KI II, sehingga degree pada tujuan
pembelajaran dapat dinyatakan menjadi …. dengan benar dan percaya diri, dengan teliti,
dengan rasa ingin tahu, dengan peduli, dan sebagainya sesuai KI I dan KI II.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Contoh: Dengan mengamati gambar Lani dan ayam peliharaannya, siswa dapat memprediksi isi
teks laporan sederhana tentang hewan di lingkungan sekitar dengan rasa ingin tahu yang tinggi
dan sikap peduli.
Pada buku siswa disajikan beberapa gambar ekspos tentang peristiwa-peristiwa penting, guru
diharapkan dapat memperkaya media yang disediakan dengan membawa berbagai macam
gambar atau foto peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan tujuan pembahasan. Guru
juga dapat meminta siswa untuk membawa gambar atau foto yang berkaitan dengan tujuan
kegiatan pembelajaran.
Demikian pula dengan sumber belajar, materi tidak terbatas pada buku siswa saja. Guru bisa
mengajak siswa mengamati lingkungan, membaca buku referensi lain, membaca berita di koran,
atau melihat tayangan tentang hewan di TV/video.
6. Kegiatan Pembelajaran
Pada kegiatan pembelajaran perlu diperhatikan mengenai pendekatan saintifik dan higher order
thinking skills.
Pendekatan Saintifik
Pendekatan scientific pada kegiatan pembelajaran disajikan dalam Buku Guru disesuaikan
dengan ikon-ikon yang terdapat pada Buku Siswa. Misalnya, ikon pada Buku Siswa Ayo
Mengamati maka pada Buku Guru dijelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan
guru sesuai dengan Buku Siswa.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Salah satu kecakapan hidup (life skill) yang perlu dikembangkan selama proses pendidikan
adalah keterampilan berpikir. Keterampilan berpikir setiap orang akan terus berkembang dan
dapat dipelajari karena rasa ingin tahu manusia juga terus berkembang.
Secara umum, terdapat empat tingkat berpikir berikut ini.
a. Menghafal (recall thinking), merupakan tingkat berpikir paling rendah yang terdiri atas
keterampilan hampir otomatis atau refleksif.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
b. Dasar (basic thinking), merupakan keterampilan dasar yang meliputi memahami konsep-
konsep seperti penjumlahan, perkalian, dan sebagainya termasuk aplikasinya dalam soal-
soal.
c. Berpikir kritis (critical thinking), yaitu berpikir yang memeriksa, menghubungkan, dan
mengevaluasi semua aspek.
d. Berpikir kreatif (creative thinking), merupakan kegiatan menyatukan ide, mencipta ide baru,
dan mampu menentukan keefektifannya.
Menurut Bloom (Anderson dan Krathwohl, 2001) tingkat kemampuan berpikir dibedakan
dengan mengelompokkan berdasarkan dimensi pengetahuan dan proses. Dimensi pengetahuan
mencakup pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan pengetahuan metakognitif. Proses
terdiri atas kategori mengingat, memahami, aplikasikan, analisis, evaluasi, dan menciptakan.
Pengelompokan oleh Bloom ini dikenal dengan nama taksonomi Bloom.
Dari keenam proses kognitif dalam taksonomi Bloom, tingkat analisis, evaluasi, dan menciptakan
merupakan tingkat berpikir yang lebih tinggi dibandingkan dengan tiga proses lainnya.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) termasuk di dalamnya yaitu
berpikir kritis, logis, kreatif, reflektif, dan metakognitif (FJ King, Ludwika, Faranak Rohani).
Berpikir kritis, menurut Ennis, adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan
pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.
Menurut Paul dan Elder (2006), berpikir kritis menunjukkan beberapa karakter berikut.
a. Skeptis (skeptycal)
b. Aktif, tidak pasif. Selalu bertanya, menganalisis, dan mampu mengkomunikasikan argumen.
c. Tidak egois, terbuka terhadap ide dan hal-hal baru, serta memiliki keinginan untuk saling adu
argumen.
Menurut Coleman & Hammen (1974) berpikir kreatif merupakan cara berpikir yang
menghasilkan sesuatu yang baru dalam bentuk konsep, penemuan, atau karya seni. Salah satu
cara mengembangkan dan menguatkan kemampuan kita untuk berpikir kreatif adalah percaya
bahwa sesuatu itu dapat dilakukan. Dengan demikian akan muncul adanya suatu dorongan yang
dapat menggerakkan pikiran untuk mencari dan melaksanakan sesuatu yang diinginkan.
Menurut de Bono dan Perkins, ciri-ciri orang yang berpikir kreatif antara lain memiliki ide atau
gagasan-gagasan baru, berani tampil beda atau melawan arus, memunculkan pemikiran yang
tidak atau belum popular, optimistik, tidak takut mencoba, tidak takut gagal, dan berani
menanggung resiko.
Kemampuan berpikir untuk menilai kemampuan sendiri disebut dengan metakognisi.
Metakognisi meliputi kesadaran proses berpikir seseorang, self-monitoring, serta penerapan
pengetahuan dan langkah-langkah untuk berpikir.
Bagaimana mengembangkan HOTS? Berikut beberapa strategi pembelajaran untuk
meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
a. Membuat peta konsep
b. Mengajukan pertanyaan
c. Menyusun buku harian/jurnal pembelajaran
d. Pembelajaran kolaboratif berbasis TI
e. Menggunakan analogi
f. Eksperimen berbasis inkuiri
g. Metode proyek
h. Latihan –latihan membuat keputusan
i. Pemecahan masalah
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
7. Penilaian Pembelajaran
Penilaian autentik mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pada buku guru telah
diberikan beberapa contoh penilaian.
Pada buku guru akan lebih banyak ditemukan contoh-contoh penilaian yang bersifat nontes.
Dengan dasar pemikiran bahwa guru dan satuan pendidikan bisa menyusun dan
mengembangkan instrumen tes secara mandiri yang disesuaikan dengan kondisi satuan
pendidikan.
Buku guru memberikan aternatif-alternatif nontes yang bisa diadopsi langsung atau disesuaikan
dengan kondisi satuan pendidikan yang dilengkapi dengan instrumen rubrik penilaian. Rubrik
penilaian dirancang untuk memenuhi kebutuhan penilaian ketiga aspek, yaitu sikap,
keterampilan dan pengetahuan, oleh karena itu diusahakan pada setiap kegiatan ada ketiga
aspek yang menjadi bahan pengamatan dan penilaian bagi guru.
Berikut adalah contoh-contoh instrumen penilaian yang dapat ditemukan di buku guru.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Apabila rubrik penilaian di dalam Buku Guru, belum sesuai, maka guru dapat melakukan
perbaikan dan penyesuaian. Pada contoh di atas, kriteria 3 dan 4 lebih merupakan penilaian
untuk produk berupa cerita, padahal kegiatannya adalah membuat laporan, sehingga kriteria itu
perlu diperbaiki.
Contoh Perbaikan:
Kriteria: 3. Penggunaan Sumber Belajar untuk Pengamatan
Kriteria: 4. Sistematika Penyajian Laporan
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
LK 2.1 (BG)
LK 3.1
ANALISIS SKL, KI, KD PADA TEMA, SUBTEMA DAN PEMBELAJARAN
Kelas : ......................................................
Tema : ......................................................
Subtema : ......................................................
PPKn
BHS INDO
MAT
SBDP
PJOK
LK 2.1 (BS)
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
LK 2.2a (BG)
1. Bukalah halaman pada buku guru yang memuat jaringan KD – Indikator Pembelajaran.
Halaman ini terdapat pada halaman berjudul Pembelajaran 1, Pembelajaran 2, dan seterusnya.
2. Cermatilah kompetensi dasar yang terdapat pada buku guru. Salinlah kompetensi dasar setiap
muatan pelajaran pada lembar kerja kompentensi dasar
3. Kompetensi dasar harus merupakan pasangan KD dari KI 3 dan KD dari KI 4. Ambillah kompetensi
dasar hasil analisis dari LK 3.1 Analisis KD.
4. Cermatilah indikator pada buku guru, salinlah pada indikator tersebut pada kolom Indikator pada
Buku.
5. Periksalah apakah perumusan indikator sudah sesuai dengan kompetensi dasar dan kaidah yang
berlaku pada perumusan indikator. Penjelasan kaidah perumusan indikator dapat dilihat pada
handout.
6. Tuliskan indikator hasil analisis pada kolom Indikator Hasil Analisis.
7. Kompetensi dasar yang belum terdapat pada buku guru, harus dirumuskan indikatornya. Tuliskan
indikator tersebut pada kolom Indikator Hasil Analisis.
KELAS : .........................................
TEMA : .........................................
SUBTEMA : .........................................
PEMBELAJARAN : .........................................
a. ANALISIS INDIKATOR
LK 2.2b (BG)
b. TUJUAN PEMBELAJARAN
LK 2.2c (BG)
c. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan
Pembelajaran
dengan
Kegiatan Kegiatan Menerapkan Kegiatan Keterangan dan Saran
Pembelajaran Pembelajara Model-Model Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
pada Buku n dengan Pembelajaran yang
menerapkan (Discovery Memunculkan
Pendekatan Learning, HOTS (Higher
Saintifik Projek, Problem Order Thinking
Based Learning) Skills)
Tidak Tidak Tidak
Ada Ada Ada
Ada Ada Ada
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
LK 2.2d (BG)
PETUNJUK PENGISIAN LK 2.2d PENILAIAN
d. Penilaian
Tidak
Penilaian Sesuai Keterangan Saran
Sesuai
Sikap
Pengetahuan
Keterampilan
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
LK 2.3a (BS)
LK Analisis Kesesuaian Materi
LK 2.3b (BS)
LK 2.3c (BS)
MATERI PELATIHAN 3
PERANCANGAN PEMBELAJARAN DAN
PENILAIAN
3.1 PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL-
MODEL PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN
TEMATIK TERPADU
3.2 PERANCANGAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM
PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
3.3 PELAPORAN HASIL PENILAIAN PEMBELAJARAN
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
HO-3.1
1. Mengamati
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah membaca, mendengar, menyimak,
melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah melatih kesungguhan,
ketelitian, mencari informasi.
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning).
Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta
didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam
rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan
tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga
proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik
menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran
yang digunakan oleh guru.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah berikut ini.
a. Menentukan objek apa yang akan diobservasi.
b. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi.
c. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder.
d. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi.
e. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar
berjalan mudah dan lancar.
f. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku
catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Praktik observasi dalam pembelajaran akan lebih optimal jika peserta didik dan guru melengkapi diri
dengan dengan alat-alat pencatatan dan alat-alat lain, seperti (1) tape recorder, untuk merekam
pembicaraan; (2) kamera, untuk merekam objek atau kegiatan secara visual; (3) film atau video,
untuk merekam kegiatan objek atau secara audio-visual; dan (4) alat-alat lain sesuai dengan
keperluan.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa
daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdotal (anecdotal record), catatan
berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan
nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat
untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdotal berupa catatan
yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang ditampilkan
oleh subjek atau objek yang diobservasi.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Siswa mencermati bacaan dan gambar yang disajikan pada buku siswa. Kegiatan ini bertujuan untuk
melatih keterampilan siswa dalam mencari dan menggali informasi dari kegiatan mengamati gambar
dan mencermati teks bacaan.
2. Menanya
Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang informasi yang
tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup
cerdas dan belajar sepanjang hayat
Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk
pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. Bentuk pertanyaan, misalnya:
Apakah ciri-ciri kalimat yang efektif? Bentuk pernyataan, misalnya: Sebutkan ciri-ciri kalimat efektif!
Dari kegiatan pengamatan yang dilakukan sebelumnya, siswa dilatih keterampilannya dalam
bertanya secara kritis dan kreatif. Guru menstimulus rasa ingin tahu siswa dengan memberikan
beberapa pertanyaan pancingan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat dan
merumuskan pertanyaan mereka sendiri.
a. Fungsi bertanya
1) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema
atau topik pembelajaran.
2) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan
pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
3) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan rancangan untuk
mencari solusinya.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
c. Tingkatan Pertanyaan
Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan jawaban
yang baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas pertanyaan, sehingga menggambarkan
tingkatan kognitif seperti apa yang akan disentuh, mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih
tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang
lebih tinggi disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 3.1 Tingkatan Pertanyaan Kognitif
Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
Kognitif Pengetahuan Apa...
yang lebih (knowledge) Siapa...
rendah Kapan...
Di mana...
Sebutkan...
Jodohkan atau pasangkan...
Persamaan kata...
Golongkan...
Berilah nama...
Pemahaman Terangkahlah...
(comprehension) Bedakanlah...
Terjemahkanlah...
Simpulkan...
Bandingkan...
Ubahlah...
Berikanlah interpretasi...
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar (1) Guru hendaknya merumuskan tujuan
eksperimen yanga akan dilaksanakan murid, (2) Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan
yang dipergunakan, (3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu, (4) Guru menyediakan kertas
kerja untuk pengarahan kegiatan murid, (5) Guru membicarakan masalah yang akan yang akan
dijadikan eksperimen, (6) Membagi kertas kerja kepada murid, (7) Murid melaksanakan eksperimen
dengan bimbingan guru, dan (8) Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila
dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.
Pada Tema 7 Subtema 1 PB 1, dari pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan pada kegiatan
sebelumnya, siswa dibimbing dan diberi kesempatan untuk mengumpulkan data/informasi yang bisa
mereka olah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mereka miliki sebelumnya. Kegiatan
pengumpulan informasi ini bisa dilakukan melalui berbagai macam kegiatan yang berbeda, salah
satunya adalah dengan mencari jawaban/informasi dari lingkungan atau internet.
4. Mengasosiasi/Mengolah informasi/Menalar
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengasosiasi/mengolah informasi adalah sebagai
berikut.
a. mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi.
b. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengasosiasi/mengolah informasi adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Dalam kegiatan mengasosiasi/mengolah informasi terdapat kegiatan menalar. Istilah “menalar”
dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013
untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu
dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses
berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh
simpulan berupa pengetahuan.
Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak
bermanfaat. Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan
terjemahan dari reasoning, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu,
istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan
ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam
pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan
beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori.
Bagaimana aplikasinya dalam proses pembelajaran? Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran
untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
1) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan
kurikulum.
2) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah
memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri
maupun dengan cara simulasi.
3) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana
(persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi).
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
4) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati
5) Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki
6) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan
atau pelaziman.
7) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau autentik.
8) Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan
pembelajaran perbaikan.
Berikut contoh kegiatan menalar pada Tema 7 Subtema 1 PB 1. Pada tahap pengolahan data, siswa
dengan bimbingan guru mengolah informasi yang telah mereka dapatkan dari kegiatan sebelumnya
(menggali informasi).
Pada tahapan mengolah informasi ini juga peserta
didik sedapat mungkin dikondisikan belajar secara
kolaboratif. Pada pembelajaran kolaboratif
kewenangan guru fungsi guru lebih bersifat direktif
atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah
yang harus lebih aktif. Jika pembelajaran
kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah
pribadi, maka ia menyentuh tentang identitas
peserta didik terutama jika mereka berhubungan
atau berinteraksi dengan yang lain atau guru.
Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik
berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-
masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman sehingga memungkinkan peserta didik
menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama. Peserta didik secara
bersama-sama, saling bekerjasama, saling membantu mengerjakan hasil tugas terkait dengan materi
yang sedang dipelajari.
5. Mengkomunikasikan
Kegiatan belajar mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetesi yang dikembangkan
dalam tahapan mengkomunikasikan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan
mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah, bisa dilakukan bersama-
sama dalam satu kesatuan kelompok, atau bisa juga dengan dikerjakan sendiri setelah
mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi. Hasil tugas yang dikerjakan bersama dalam satu
kelompok kemudian dipresentasikan atau dilaporkan kepada guru dan teman sekelas. Kegiatan ini
sekaligus merupakan kesempatan bagi guru untuk melakukan konfirmasi terhadap apa yang telah
disimpulkan oleh siswa.
Hasil tugas yang telah dikerjakan bersama-sama secara kolaboratif dapat juga disajikan dalam
bentuk laporan tertulis dan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan untuk portofolio kelompok dan
atau individu, yang sebelumnya dikonsultasikan terlebih dulu kepada guru. Pada tahapan ini
kendatipun tugas dikerjakan secara berkelompok, tetapi sebaiknya hasil pencatatan dilakukan oleh
masing-masing individu sehingga portofolio yang dimasukkan ke dalam file atau map peserta didik
terisi dari hasil pekerjaannya sendiri secara individu.
Media :
1. Ayam atau burung hidup.
2. Gambar berbagai jenis binatang yang hidup di sekitar anak, misalnya: ayam, itik, kucing, burung,
kupu-kupu, ikan, anjing, domba, kambing, kerbau, kelinci.
3. Gambar gerakan ayam.
4. Teks Bacaan “Hewan di Sekitarku” dan “Ayam Lani”.
5. Teks Lagu tentang Ayam
6. Video ayam.
Langkah-langkah Pembelajaran
Amatilah langkah-langkah operasional pembelajaran berbasis penemuan (Discovery Learning) di
bawah ini!
Berdasarkan gambar di atas, di bawah ini contoh aktivitas pembelajaran pendekatan saintifik
dipadukan dengan pembelajaran berbasis penemuan (Discovery Learning).
d. Guru menugasi siswa mengamati dan membaca teks Hewan di Sekitarku dengan suara nyaring
(lihat buku siswa tema 7 subtema 1).
e. Siswa dengan bimbingan guru menyanyikan lagu yang berkaitan erat dengan materi.
e. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya jawab tentang ayam yang diamati:
misalnya: jumlah kaki ayam, kegunaan cakar kaki ayam, makanan ayam, cara berkembang biak
ayam, lamanya ayam mengerami telur, dan kandungan protein pada telur dan daging ayam.
e. Siswa mencermati kosakata baru yang terdapat dalam teks di atas, kemudian jika ada kata-kata
yang belum dipahami maka ditanyakan pada guru.
Fase 5: Pembuktian
a. Siswa berdiskusi untuk menemukan suatu konsep atau teori tentang hal-hal yang berkaitan
dengan ayam, mislanya: , jumlah kaki ayam, kegunaan cakar kaki ayam, makanan ayam, cara
berkembang biak ayam, lamanya ayam mengerami telur, dan kandungan protein pada telur dan
daging ayam.
b. Guru memeriksa secara cermat tugas-tugas siswa.
LK- 3.1a
Langkah Kegiatan :
1. Rancanglah suatu kegiatan pembelajaran tematik terpadu yang menerapkan pendekatan
saintifik dan tuliskan pada kolom yang tersedia.
Tema :
Subtema :
Pembelajaran ke- :
Menanya
Mengumpulkan
informasi/eksperimen
Mengasosiasikan/mengolah
informasi
Mengkomunikasikan
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
LK- 3.1b
Langkah Kegiatan :
Rancanglah suatu kegiatan pembelajaran tematik terpadu yang menerapkan salah satu model
pembelajaran (Discovery Learning, Problem Based Learning, Project Based Learning) dan tuliskan
pada kolom yang tersedia.
2. Problem statement
(pertanyaan/identifikasi
masalah)
3. Data collection
(pengumpulan data)
5. Verification (pembuktian)
6. Generalization (menarik
kesimpulan/generalisasi)
2. Mendesain
perencanaan proyek
3. Menyusun jadwal
4. Memonitor
peserta didik dan kemajuan proyek
5. Menguji hasil
6. Mengevaluasi
pengalaman
7.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
HO-3.2
Penilaian sikap dilakukan secara tidak langsung melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang
dilakukan. Sikap yang akan dinilai terdapat pada KD dari KI 1 dan KI 2. Sikap tersebut tampak dari
kegiatan pembelajaran yang dirancang dari KD yang berasal dari KI 3 dan KI 4 yang berpasangan.
Misalnya, penilaian kegiatan pembelajaran mengamati gambar. Pada kegiatan tersebut, guru dapat
melakukan penilaian sikap ketika siswa mengamati gambar. Sikap yang dinilai misalnya teliti. Selain
sikap yang timbul dalam kegiatan pembelajaran, guru juga dapat melakukan penilaian sikap secara
langsung, yang terdiri atas sikap spiritual dan sikap sosial.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Menghormati orang yang lebih tua
2 Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan
orang lain
3 Menggunakan bahasa santun saat menyampaikan
pendapat
4 Menggunakan bahasa santun saat mengkritik pendapat
teman
5 Bersikap 3S (salam, senyum, sapa) saat bertemu orang
lain
Jumlah Skor
b. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang disertai rubrik.
Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk skala Likert atau skala semantic differential. Skala
Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena. Sedangkan skala
semantic differential yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda
maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban yang sangat
positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak di bagian kiri
garis, atau sebaliknya.
Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic differential adalah data interval.
Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang
dimiliki seseorang.
Contoh instrumen beserta rubrik penilaian
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh peserta didik sendiri untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam
percaya diri. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap percaya diri yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Saya melakukan segala sesuatu tanpa ragu-ragu
2 Saya berani mengambil keputusan secara cepat dan
bisa dipertanggungjawabkan
3 Saya tidak mudah putus asa
4 Saya berani menunjukkan kemampuan yang dimiliki
di depan orang banyak
5 Saya berani mencoba hal-hal yang baru
Jumlah Skor
PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-
hari
N Dilakukan/muncul
Perilaku
o YA TIDAK
1 Mau menerima pendapat teman
2 Memaksa teman untuk menerima pendapatnya
3 Memberi solusi terhadap pendapat yang
bertentangan
4 Mau bekerjasama dengan semua teman
5 ......................................
d. Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan
perilaku.
Kelebihan yang ada pada jurnal adalah peristiwa/kejadian dicatat dengan segera. Dengan
demikian, jurnal bersifat asli dan objektif dan dapat digunakan untuk memahami peserta didik
dengan lebih tepat. Sementara itu, kelemahan yang ada pada jurnal adalah reliabilitas yang
dimiliki rendah, menuntut waktu yang banyak, perlu kesabaran dalam menanti munculnya
peristiwa sehingga dapat mengganggu perhatian dan tugas guru, apabila pencatatan tidak
dilakukan dengan segera, maka objektivitasnya berkurang.
Terkait dengan pencatatan jurnal, maka guru perlu mengenal dan memperhatikan perilaku
peserta didik baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Aspek-aspek pengamatan ditentukan
terlebih dahulu oleh guru sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diajar. Aspek-aspek
pengamatan yang sudah ditentukan tersebut kemudian dikomunikasikan terlebih dahulu dengan
peserta didik di awal semester.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah:
1) Catatan atas pengamatan guru harus objektif
2) Pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah kejadian/ peristiwa
yang berkaitan dengan Kompetensi Inti.
3) Pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda-tunda)
1) Model Pertama
Petunjuk pengisian jurnal (diisi oleh guru):
(a) Tulislah identitas peserta didik yang diamati
(b) Tulislah tanggal pengamatan.
(c) Tulislah aspek yang diamati oleh guru.
(d) Ceritakan kejadian-kejadian yang dialami oleh Peserta didik baik yang merupakan
kekuatan Peserta didik maupun kelemahan Peserta didik sesuai dengan pengamatan
guru terkait dengan Kompetensi Inti.
(e) Tulislah dengan segera kejadian
(f) Setiap kejadian per anak ditulis pada kartu yang berbeda.
(g) Simpanlah kartu tersebut di dalam folder masing-masing Peserta didik
Format:
Jurnal
Guru:
……………………………………………………………………….
……………………………………………………………………….
……………………………………………………………………….
2) Model Kedua
Petunjuk pengisian jurnal (diisi oleh guru):
(a) Tulislah Aspek yang diamati
(b) Tulislah identitas peserta didik yang diamati
(c) Tulislah tanggal pengamatan.
(d) Tulislah aspek yang diamati oleh guru.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
(e) Ceritakan kejadian-kejadian yang dialami oleh Peserta didik baik yang merupakan
kekuatan Peserta didik maupun kelemahan Peserta didik sesuai dengan pengamatan
guru terkait dengan Kompetensi Inti.
(f) Tulislah dengan segera kejadian yang diamati
(g) Setiap kejadian per anak ditulis pada kartu yang berbeda.
(h) Simpanlah kartu tersebut di dalam folder masing-masing Peserta didik
B. Penilaian Pengetahuan
Aspek Pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut:
a. Tes tulis
Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian, Benar-salah,
menjodohkan, dan uraian.
b. Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan- pertanyaan yang diberikan guru secara ucap (oral) sehingga
peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan
keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun faragraf yang diucapkan.
c. Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah
baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.
Instrumen tes tulis uraian yang dikembangkan haruslah disertai kunci jawaban dan pedoman
penskoran. Pelaksanaan penilaian melalui penugasan setidaknya memenuhi beberapa syarat, yaitu
mengkomunikasikan tugas yang dikerjakan oleh peserta didik, menyampaikan indikator dan rubrik
penilaian untuk tampilan tugas yang baik. Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan
secara jelas dan penugasan mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas. Berikut ini akan
disajikan contoh bentuk instrumen terkait dengan teknik penilaian tes tulis, tes lisan, maupun
penugasan.
Tabel 3.2 Contoh Instrumen Penilaian Pengetahuan dengan Tes Tertulis
Indikator
Muatan Teknik Bentuk
No. Pencapaian Contoh Instrumen
Pembelajaran Penilaian Instrumen
Kompetensi
1 PPKn 3.3.1. Tertulis Pilihan Berikut ini adalah sikap yang
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Indikator
Muatan Teknik Bentuk
No. Pencapaian Contoh Instrumen
Pembelajaran Penilaian Instrumen
Kompetensi
Menyebutkan Ganda menunjukkan hidup rukun dalam
keberagaman keluarga di rumah :
anggota a. Bagus membaca buku ketika
keluarga Ibu sedang menyapu lantai.
berdasarkan b. Anton membiarkan ibu
jenis kelamin. mencuci piring.
c. Semua pekerjaan di rumah
diselesaikan secara bersama.
Kunci: c
2 Bahasa 3.4.1. Tertulis Uraian Tulislah sikapmu ketika ditegur
Indonesia Menentukan orang tua karena tidak mau
karakter setiap membantu pekerjaan di rumah!
individu di
rumah Kunci alternatif:
Saya minta maaf telah berbuat
kesalahan tidak membantu
pekerjaan orang tua.
4 SBdP 3.8.1. Tertulis Uraian Caba kamu tulis syair lagu yang
Memainkan Bapak/Ibu ucapkan ?
pola irama Kunci alternatif:
bervariasi lagu Ruri adalah abangku
bertanda Rajin dan senang belajar
birama tiga. Dengan menyandang tas di bahu
Riang menuju ke sekolah.
5 PJOK 3.4.1. Tertulis Jawab Bagaimana jika kita menginginkan
Mengenal singkat permainan beregu berlangsung
kombinasi lebih kompak ?
gerak dasar Kunci alternatif:
lokomotor Sesama teman harus saling
jalan cepat adanya kepercayaan
dan lari
melalui
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Indikator
Muatan Teknik Bentuk
No. Pencapaian Contoh Instrumen
Pembelajaran Penilaian Instrumen
Kompetensi
permainan
tentang
lingkungan
hidup
Muatan Indikator
Teknik Bentuk
No. Pembelajar Pencapaian Contoh Instrumen
Penilaian Instrumen
an Kompetensi
1 PPKn 3.5.1 Lisan Daftar Coba sebutkan paling sedikit 3
Mengidentifik Pertanyaan contoh sikap yang mencerminkan
asi hidup rukun dalam keluarga!
kan contoh Jawaban alternatif:
sikap hidup Sikap yang mencerminkan
rukun dalam hidup rukun:
kemajemukan Semangat kebersamaan
keluarga. dalam mengerjakan tugas
3.5.2. kelompok.
Mengidentifik Menyelesaikan tugas secara
asi bersama-sama di rumah
kan contoh Melaksanakan tugas piket
sikap tidak bersama dengan rasa
rukun dalam kebersamaan.
kemajemukan Melaksanakan kerja bakti
keluarga. membersihan halaman
sekolah secara bersama-
sama .
Muatan Indikator
Teknik Bentuk
No. Pembelajar Pencapaian Contoh Instrumen
Penilaian Instrumen
an Kompetensi
sekolah karena ada tugas.
2 Bahasa 3.3.1. Lisan Daftar Coba sebutkan paling sedikit 3
Indonesia Mendeskrepsi Pertanyaan contoh cara memberi maaf atas
kan cara kesalahan yang diperbuat
memberikan temannya dan bagaimana cara
maaf atas meminta maaf atas kesalahan
kesalahan yang diperbuat!
temannya. Jawaban alternatif:
3.3.2. Sikap cara memberi maaf:
Mendeskrepsi Sebelum kamu minta maaf
kan cara saya sudah memaafkan.
meminta maaf Dengan tulus ikhlas saya
atas kesalahan memaafkan atas
yang kesalahanmu.
diperbuatnya. Tidak perlu ada yang
dimaafkan karena kamu
tidak bersalah.
Dengan tulus saya
memaafkan kesalahanmu
sebaliknya segala kesalahan
saya juga mohon maaf.
Tidak apa-apa saya sudah
memaafkanmu.
Sikap cara minta maaf
Semua kekhilafan saya
mohon maaf yang
setulusnya.
Saya mohon maaf atas
semua kesalahan yang saya
perbuat.
Jika ada kesalahan yang
tidak saya sengaja mohon
maaf sebesar-besarnya.
Saya mohon maaf setulus-
tulusnya atas semua
kesalahan baik yang
disengaja atau pun tidak
saya sengaja.
3 Matematika 3.7.1. Lisan Daftar Berapa banyaknya buku yang
Menyebutkan Pertanyaan terdapat di lemari kelas ?
banyak benda Jawaban:
dengan Untuk menjawab pertanyaan
menggunakan tersebut tentunya siswa
blok dienes menghitung dengan cermat
(kubus jumlah buku yang ada di dalam
satuan). lemari kelas.
4 SBdP 3.8.1. Lisan Daftar Coba kamu tirukan syair lagu
Memainkan Pertanyaan yang Bapak/ Ibu ucapkan ?
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Muatan Indikator
Teknik Bentuk
No. Pembelajar Pencapaian Contoh Instrumen
Penilaian Instrumen
an Kompetensi
pola irama Kunci alternatif:
bervariasi lagu (Adanya kekompakkan siswa
bertanda dalam menirukan syair lagu yang
birama tiga. diucapkan guru).
5 PJOK 3.4.1. Lisan Daftar Bagaimana jika kita menginginkan
Mengenal Pertanyaan permainan beregu berlangsung
kombinasi lebih kompak ?
gerak dasar Jawaban alternatif:
lokomotor Sesama teman harus saling
jalan cepat mempercayai.
dan lari
melalui
permainan
tentang
lingkungan
hidup
Muatan Indikator
Teknik Bentuk
No. Pembelajar Pencapaian Contoh Instrumen
Penilaian Instrumen
an Kompetensi
1 PPKn 3.5.1 Penugasan Pekerjaan Diskusikan dengan orang tuamu
Mengidentifikas Rumah kegiatan apa saja yang dilakukan
i contoh sikap di rumah yang mencerminkan
hidup rukun kerukunan hidup!
dalam
kemajemukan
keluarga.
C. Penilaian Keterampilan
Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:
a. Unjuk kerja atau Praktik
Unjuk kerja atau praktik adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu
tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi,
bermain peran, menari.
Contoh Penilaian Praktik
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Kelas/Semester : II/I
Tema/Subtema : hidup rukun/ hidup rukun di rumah
Pembelajaran : 1
Format Penilaian Praktik: Menyanyi lagu “Main Ayunan”
Perlu
Baik Sekali Baik Cukup
Aspek yang Dinilai Bimbingan
(4) (3) (2)
(1)
Penampilan
Vokal
Kesesuaian Birama
Penghayatan
Rekapitulasi Nilai:
Kesesuaian
Performen vokal Pengkhayatan
No Nama Siswa birama
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Beni V V V V
2 Dayu V V V V
3 Siti V V V V
Deskripsi:
- Pada saat menyanyi “main ayunan”, Beni memiliki vokal, kesesuaian birama dan
penghayatan yang baik sekali. Beni masih perlu bimbingan pada aspek
penampilan.
- Pada saat menyanyi “main ayunan”, Dayu memiliki kesesuaian birama dan
pengkhayatan yang baik sekali. Dayu masih perlu bimbingan dalam aspek
penampilan dan vokalnya.
- Pada saat menyanyi “main ayunan”, Siti memiliki penampilan, vokal, kesesuaian
birama, dan penghayatan yang baik sekali.
b. Projek
Penilaian Projek merupakan penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pelaporan. Projek juga akan memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan siswa
pada pembelajaran tertentu, kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan
kemampuan siswa untuk mengkomunikasikan informasi.
Penilaian projek sangat dianjurkan karena membantu mengembangkan keterampilan berpikir
tinggi (berpikir kritis, pemecahan masalah, berpikir kreatif) peserta didik. Contoh projek
misalnya membuat laporan pemanfaatan energi di dalam kehidupan, membuat laporan hasil
pengamatan pertumbuhan tanaman.
Kelas/Semester : II / I
Tema : Hidup Rukun
Subtema : Hidup rukun di rumah
Pembelajaran ke :1
Nama Projek : Mendesain kliping gambar-bambar hidup rukun di rumah dalam bentuk
buku, ukuran kira-kira ( 30 cm x 50 cm )
Nama siswa : Beni
Kelas : II
No. Aspek 1 2 3 4
1 Perencanaan
a. Desain
b. Tahapan pembuatan
2. Proses Pembuatan
a. Persiapan alat dan bahan. V
b. Teknik pembuatan V
c. Kebermaknaan dan kebersihan V
3 Hasil/produk
a. Keindahan penataan/estetika V
b. Kesesuaian gambar V
c. Keanekaragaman gambar V
d. Kreativitas cara menempel V
Keterangan:
Penilaian dilakukan melalui pengamatan untuk menilai aspek keterampilan.
Skor 1: kurang; 2: cukup; 3: baik ; 4. Baik sekali
Deskripsi:
Dalam mendesain kliping gambar-gambar hidup rukun di rumah yang terdapat
dalam majalah/koran, Beni memiliki perencanaan yang baik. Dari segi proses
persiapan alat dan bahan, teknik pembuatan, kebermaknaan dan kebersihan sudah
baik sekali. Dari segi estetika, kesesuaian gambar, keanekaragaman gambar, dan
kreativitas cara menempel masih memerlukan usaha dan bimbingan lebih lanjut.
c. Portofolio
Penilaian dengan memanfaatkan portofolio merupakan penilaian melalui sekumpulan karya
peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun
waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus
menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu.
Dengan demikian penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses
dan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Portofolio merupakan bagian terpadu dari pembelajaran sehingga guru mengetahui sedini
mungkin kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam menguasai kompetensi pada suatu tema.
Misalnya kompetensi pada tema “selalu berhemat energi”. Contoh kompetensi membuat
laporan hasil percobaan. Kemampuan membuat laporan hasil percobaan tentu tidak seketika
dikuasai peserta didik, tetapi membutuhkan proses panjang, dimulai dari penulisan draf,
perbaikan draf, sampai laporan akhir yang siap disajikan. Selama proses ini diperlukan
bimbingan guru melalui catatan-catatan tentang karya peserta didik sebagai masukan perbaikan
lebih lanjut. Kumpulan karya anak sejak draf sampai laporan akhir berserta catatan catatan
sebagai masukan guru inilah, yang menjadi portofolio.
Di samping memuat karya-karya anak beserta catatan guru, terkait kompetensi membuat
laporan hasil percobaan tersebut di atas, portofolio juga bisa memuat catatan hasil penilaian diri
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
dan teman sejawat tentang kompetensi yang sama serta sikap dan perilaku sehari hari peserta
didik yang bersangkutan.
Agar penilaian portofolio berjalan efektif guru beserta peserta didik perlu menentuan hal-hal
yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio sebagai berikut:
1) masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di dalamnya memuat hasil
belajar siswa setiap muatan pelajaran atau setiap kompetensi.
2) menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulan/disimpan.
3) sewaktu waktu peserta didik diharuskan membaca catatan guru yang berisi komentar,
masukkan dan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka
memperbaiki hasil kerja dan sikap.
4) peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan guru.
5) catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik perlu diberi tanggal,
sehingga perkembangan kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat.
Contoh Format Penilaian Portofolio
Nama Siswa : Dayu
Kelas : II
Semester : I (satu)
Substansi/ Bahasa Estetika
Tanggal
Nama dokumen Isi
dokumen
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Laporan secara lisan Projek
V V V
yang dihasilkan
Hasil tugas pekerjaan rumah
baik pribadi maupun V V V
kelompok
Kliping macam-macam
gambar hidup rukun di V V V
rumah
Kumpulan foto kegiatan
yang dilakukan sehari-hari
V V V
dalam membantu pekerjaan
orang tua
Keterangan:
1: kurang; 2: cukup; 3: baik; 4: sekali
Portofolio berfungsi sebagai bukti autentik hasil belajar siswa yang merupakan bagian
tak terpisahkan dari laporan hasil capaian kompetensi siswa yang disampaikan kepada
orang tua.
Guru memberi komentar/catatan tentang dokumen portofolio yang telah dikumpulkan
siswa dalam bentuk kalimat positif yang berisi motivasi, semangat, juga usaha-usaha
yang masih perlu ditingkatkan. Komentar/catatan tersebut ditulis dan dimasukkan
dalam file portofolio setiap siswa.
dengan sangat baik. Demikian juga, dari segi estetika sangat rapi dan
indah. Ananda Dayu masih perlu usaha untuk lebih tekun lagi
dalam memahami ejaan dan tata kalimat.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
LK-3.2
PERANCANGAN INSTRUMEN
PENILAIAN PENGETAHUAN, KETERAMPILAN, DAN SIKAP
Tema : .............................................................
Subtema : .....................................................................
Pembelajaran ke- : ……………………………………………………………………
2. Penilaian Pengetahuan
3. Penilaian Keterampilan
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
HO-3.3
LAPORAN
HASIL PENCAPAIN KOMPETENSI PESERTA DIDIK
SEKOLAH DASAR
(SD)
Nama : ---------------------------------------------------------------
NISN :-----------------------------------------------------------------
PETUNJUK
1. Buku Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik, merupakan ringkasan hasil
penilaian terhadap seluruh aktivitas pembelajaran yang dilakukan peserta didik dalam kurun
waktu tertentu. Laporan perkembangan dan hasil Pencapaian Kompetensi peserta didik
secara rinci, disajikan dalam portofolio yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Buku
Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik ini.
2. Buku Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik dipergunakan selama peserta didik
yang bersangkutan mengikuti pelajaran di Sekolah Dasar;
3. Apabila pindah sekolah, buku Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik ini dibawa
oleh yang bersangkutan untuk dipergunakan di sekolah baru dengan meninggalkan
arsip/copy di sekolah lama;
4. Apabila buku Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik ini hilang, dapat diganti
dengan Buku Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik pengganti yang disahkan
oleh Kepala Sekolah asal;
5. Buku Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik ini harus dilengkapi dengan pas
foto (3 cm x 4 cm) dan pengisiannya dilakukan oleh Guru Kelas;
6. Laporan penilaian memuat hasil Pencapaian Kompetensi yang disajikan secara deskriptif
untuk masing-masing kompetensi inti.
7. Laporan perkembangan fisik diisi dengan data kondisi peserta didik berdasarkan hasil
pengukuran yang dilakukan guru bekerjasama dengan pihak lain yang relevan.
8. Laporan kondisi kesehatan diisi dengan deskripsi hasil pemeriksaan yang dilakukan guru,
bekerjasama dengan tenaga kesehatan atau puskesmas terdekat.
9. Kolom ketidakhadiran diisi dengan data akumulasi ketidakhadiran siswa, baik karena sakit,
izin, maupun tanpa keterangan dalam satu semester.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
……………………., …………………….
Kepala Sekolah,
Pas Foto
ukuran
3 X 4 CM
................................................
NIP. ........................................
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 66 Tahun
2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan bahwa hasil penilaian oleh pendidik
dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi
kepada orangtua dan Pemerintah.
Pada Standar Penilaian Pendidikan disebutkan bahwa laporan hasil penilaian oleh pendidik
berbentuk: (1) nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian
kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-
terpadu (2) deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial (3)
Penilaian oleh masing-masing pendidik tersebut secara keseluruhan selanjutnya dilaporkan
kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk Laporan Hasil Belajar Peserta Didik.
Pengembangan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik pada dasarnya merupakan wewenang
sekolah. Untuk membantu sekolah mengembangkan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik,
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar menyusun Buku Raport untuk SD beserta Panduan
Pengisian Laporan Hasil Belajar Peserta Didik.
Buku Petunjuk Teknis Pengisian Laporan Hasil Belajar Peserta Didik pada jenjang Sekolah Dasar
diharapkan dapat membantu sekolah dalam mengisi format Laporan Hasil Belajar Peserta Didik
sesuai dengan Kurikulum 2013.
Penilaian oleh pendidik pada dasarnya digunakan untuk menilai pencapaian hasil belajar
peserta didik sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran, dan bahan penyusunan
laporan kemajuan hasil belajar peserta didik.
Proses pembelajaran dan penilaian difokuskan pada tiga ranah yaitu: sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Pada kurikulum 2013 tiga ranah tersebut dijabarkan menjadi empat kompetensi
inti yaitu kompetensi inti 1 (satu) sikap spiritual, kompetensi inti 2 (dua) sikap sosial,
kompetensi inti 3 (tiga) pengetahuan, dan kompetensi inti 4 (empat) keterampilan.
A. Sikap
Pada kolom deskripsi diisi oleh guru dalam kalimat positif tentang:
1. Apa yang menonjol terkait dengan kemampuan pada aspek sikap anak dalam tiap muatan
pelajaran yang ada pada komptensi inti 1 dan 2 (KI-1 dan KI-2).
2. Usaha pengembangan kemampuan pada aspek sikap anak dalam tiap muatan pelajaran
untuk mencapai kompetensi inti 1 dan 2 (KI-1 dan KI-2) pada kelas yang diikutinya.
Pada aspek sikap, deskripsi menggambarkan prestasi siswa pada muatan mata pelajaran
pada kelas dan semester tertentu dari aspek sikap.
Berikutnya dari deskripsi yang dituangkan guru juga menggambarkan kompetensi-
kompetensi yang masih perlu ditingkatkan dan perlu mendapat perhatian guru dan orang
tua, agar seorang siswa dapat mencapai kompetensi secara optimal.
Deskripsi tersebut merupakan ringkasan dan intisari dari penilaian yang sudah dilakukan
oleh guru dengan berbagai alat penilaian termasuk penilaian autentik setelah siswa
mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran proyek (project based learning),
penemuan (discovery learning), dan pemecahan masalah (problem based learning).
Disamping itu juga memanfaatkan portofolio dan hasil observasi dan wawancara.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Aspek Deskripsi
Menerima, menjalankan ajaran diisi oleh guru dalam kalimat positif tentang
agama yang dianutnya apa yang menonjol terkait dengan kempuan
anak dalam tiap muatan mata pelajaran, dan
usaha-usaha apa yang perlu dikembangkan
untuk mencapai kompetensi yang
ditetapkan pada kelas yang diikutinya
Menunjukkan perilaku jujur, diisi oleh guru dalam kalimat positif tentang
disiplin, tanggung jawab, santun, apa yang menonjol terkait dengan kempuan
peduli, percaya diri, dalam anak dalam tiap muatan mata pelajaran, dan
berinteraksi dengan keluarga dan usaha-usaha apa yang perlu dikembangkan
guru untuk mencapai kompetensi yang
ditetapkan pada kelas yang diikutinya
B. Pengetahuan
Pada kolom deskripsi diisi oleh guru dalam kalimat positif tentang:
1. Apa yang menonjol terkait dengan kemampuan pada aspek pengetahuan anak
dalam tiap muatan pelajaran yang ada pada komptensi inti 3 (KI 3).
2. Usaha pengembangan kemampuan pada aspek pengetahuan anak dalam tiap
muatan pelajaran untuk mencapai kompetensi inti 3 (KI 3) pada kelas yang
diikutinya.
Deskripsi tersebut merupakan ringkasan dan intisari dari penilaian yang sudah
dilakukan oleh guru dengan berbagai alat penilaian termasuk penilaian autentik
setelah siswa mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran proyek (project
based learning), penemuan (discovery learning), dan pemecahan masalah (problem
based learning). Di samping itu juga memanfaatkan portofolio dan hasil penilaian
yang dilakukan melalui tes (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester).
Contoh pengisian aspek: Pengetahuan Kelas I semester 1 (satu)
Aspek Deskripsi
Mengingat dan memahami Mahir menyebut huruf-huruf hijaiyyah
pengetahuan faktual dan secara lengkap, tetapi masih perlu bimbingan
konseptual berdasarkan rasa ingin untuk harakatnya secara benar.
tahu tentang: Menguasai benar simbol-simbol sila
dirinya, Pancasila.
makhluk ciptaan Tuhan dan Mahir menyebut teks deskriptif tentang
kegiatannya anggota tubuh dan pancaindera dengan
benda-benda lain di sekitarnya kosakata bahasa Indonesia
Pandai membandingkan dengan
memperkirakan panjang suatu benda dengan
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
C. Keterampilan
Pada kolom deskripsi diisi oleh guru dalam kalimat positif tentang:
1. Apa yang menonjol terkait dengan kemampuan pada aspek keterampilan anak
dalam tiap muatan pelajaran yang ada pada komptensi inti 4 (KI-4).
2. Usaha pengembangan kemampuan pada aspek keterampilan anak dalam tiap
muatan pelajaran untuk mencapai kompetensi inti 4 (KI-4) pada kelas yang
diikutinya.
Pada aspek keterampilan, deskripsi menggambarkan prestasi siswa pada muatan mata
pelajaran pada kelas dan semester tertentu dari aspek keterampilan.
Berikutnya dari deskripsi yang dituangkan guru juga menggambarkan kompetensi-
kompetensi yang masih perlu ditingkatkan dan perlu mendapat perhatian guru dan
orang tua, agar seorang siswa dapat mencapai kompetensi secara optimal.
Deskripsi tersebut merupakan ringkasan dan intisari dari penilaian yang sudah dilakukan
oleh guru dengan berbagai alat penilaian termasuk penilaian autentik setelah siswa
mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran proyek (project based learning),
penemuan (discovery learning), dan pemecahan masalah (problem based learning).
Disamping itu juga memanfaatkan portofolio dan hasil penilaian praktik dan proyek.
E. Perkembangan Fisik/Kesehatan
1. Perkembangan Fisik/Kesehatan
Aspek Yang Semester
No
Dinilai
1 2
1 Tinggi Diisi sesuai hasil pengukuran pada Diisi sesuai hasil
semester 1 pengukuran pada
semester 2
2 Berat Badan Diisi sesuai hasil pengukuran pada Diisi sesuai hasil
semester 1 pengukuran pada semester
2
2. Kondisi Kesehatan
No Aspek Fisik Keterangan
1. Pendengaran Diisi sesuai hasil pemeriksaan bekerjasama dengan
tenaga kesehatan/Puskesmas
2. Penglihatan idem
3. Gigi idem
4. Lainnya idem
(diisi jika ada
aspek/kondisi
kesehatan lainnya)
3. Catatan Prestasi
No Jenis Prestasi Keterangan
Diisi dengan jenis Diisi dengan prestasi yang dicapai siswa dalam kejuaraan
prestasi akademik dan perlombaan dengan mencantumkan tingkat, waktu,
yang relevan, baik di dan tempat.
tingkat kelas, sekolah, Dapat juga dicantumkan kelebihan atau hal-hal lain yang
kabupaten/Kota menonjol.
maupun yang lebih
tinggi.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Penilaian untuk ranah sikap dilakukan selama proses pembelajaran, sedangkan untuk ranah
pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan belajar sehari-hari diperoleh dari latihan maupun
penugasan. Untuk Ulangan disiapkan kisi-kisi ulangan subtema 1 seperti contoh berikut:
Contoh Pemetaan KD Pengetahuan dan Ketrampilan pada Tema dan Subtema kelas 2
TEMA 1 KD TEMA 2
KD
ST 1 ST 2 ST 3 ST 4 ST 1 ST 2 ST 3 ST 4
BAHASA INDONESIA BAHASA INDONESIA
3.3 3.3 - - -
3.5 3.5 3.5 3.5 3.5
4.3 4.3 - - -
4.5 4.5 4.5 4.5 4.5
PPKn PPKn
MATEMATIKA MATEMATIKA
SBDP SBDP
Pemetaan dilakukan pada semua muatan mapel yang diajarkan pada subtema dan tema.
Berdasarkan pemetaan tersebut, dibuatkan kisi-kisi soal sesuai KD yang dipadukan. Proses
penyusunan kisi-kisi sama dengan contoh kisi-kisi ulangan, hanya pada UTS memuat 2 tema dan
masing-masing tema memuat 4 subtema.
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Ulangan akhir semester dilakukan setelah semua tema pada semester tersebut selesai dipelajari.
Di kelas 2 terdapat 8 tema, ulangan akhir semester I dilakukan setelah selesai mempelajari 4.
Ulangan akhir semester 2 dilakukan setelah selesai mempelajari 4 tema berikutnya
Berikut ini adalah contoh format pemetaan KD muatan mapel untuk kelas 2 semester 1.
B. PPKn
C. MAT
D. SBDP
Proses pemetaan dan penyusunan kisi-kisi UAS sama dengan proses ulangan maupun UTS, hanya
jumlah tema lebih banyak. Dengan demikian guru memiliki data tentang komptensi yang telah
dikuasai oleh siswa. Pentingnya memiliki data komptensi dasar adalah untuk membantu guru
merumuskan nilai rapor, yang dideskripsikan adalah hal-hal yang menonjol dan yang perlu
ditingkatkan oleh siswa.
Penjadwalan UAS
Tujuan penilaian adalah mengetahui ketercapaian kompetensi yang telah ditetapkan, sedangkan
dalam pelaksanaan pembelajaran, guru sudah memadukan berbagai mapel. Maka untuk UAS
pihak sekolah bisa menggunakan jadwal ulangan tema. Penggunaan jadwal tema dimaksudkan
agar memudahkan siswa dan orang tua dalam membantu anaknya belajar dikarenakan bukunya
disusun per-tema. Meskipun demikian dalam penyusunan soal tema tersebut tetap bisa
diidentifikasi kompetensi-kompetensi muatan mata pelajaran yang akan diujikan pada tema
tersebut.
Misal diperoleh data nilai pengetahuan, rata-rata dari tes (ulangan, UTS dan UAS) maupun
penugasan, atas nama Siti adalah sebagai berikut:
Catatan : Data di atas disusun guna membantu pemahaman guru untuk menentukan Kompetensi
yang akan dideskripsikan dalam rapor. Guru mengisi nilai sesuai dengan perolehan kompetensi
dari hasil pemetaan tiap semster pada semua tema.
Mengingat dan memahami Siti sangat menguasai teks permintaan maaf tentang sikap
pengetahuan faktual dan hidup rukun dalam kemajemukan keluarga dan teman
konseptual berdasarkan rasa ingin dalam Bahasa Indonesia lisan. Siti masih perlu bimbingan
tahu tentang:
untuk mengenal teks buku harian harian tentang kegiatan
dirinya,
anggota keluarga dan dokumen milik keluarga dalam
makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya bahasa Indonesia tulis.
benda-benda lain di sekitarnya
SD Kelas II Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
LEMBAR KERJA
LK 5.2
LK 3.3
PENGISIAN BUKU RAPOR SD
Tujuan : Peserta diklat mampu membuat laporan pencapaiah hasil belajar peserta didik
(rapor)
Petunjuk:
d. Buatlah deskripsi pada hal-hal yang menonjol atau perlu usaha pengemabangan,
berdasarkan rekap nilai ke dalam rapor
3. Petunjuk Latihan 3 :
a. Pahami cara melakukan pemetaan pada tema dan subtema.
b. Isilah format sesuai dengan pemetaan di buku guru.
c. Untuk berlatih gunakan salah satu muatan mapel, mulai dari pemetaan, memberi
nilai, sampai membuat rerata nilai.
e. Buatlah deskripsi pada hal-hal yang menonjol atau perlu usaha pengembangan,
berdasarkan rekap nilai ke dalam rapor
5. Refleksi kegiatan.
114
LATIHAN 1
DATA REKAP NILAI SIKAP SPIRITUAL*)
115
LATIHAN 2
DATA REKAP NILAI SIKAP SOSIAL**)
LATIHAN 3
PEMETAAN KD PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PADA TEMA KELAS II
116
TEMA 1 KD TEMA 2 KD TEMA 3 KD TEMA 4
KD
ST 1 ST 2 ST 3 ST 4 ST 1 ST 2 ST 3 ST 4 ST 1 ST 2 ST 3 ST 4 ST 1 ST 2 ST 3 ST 4
BAHASA INDONESIA BAHASA INDONESIA BAHASA INDONESIA BAHASA INDONESIA
117
NAMA SISWA : SITI KELAS II SEMESTER 1
KD NILAI KD NILAI
TEM TEM TEM TEMA TEMA TEMA TEMA TEMA TEM TEMA
MUATAN RATA- MUATAN RATA-
A1 A2 A3 4 5 1 2 3 A4 5
MAPEL RATA MAPEL RATA
Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
PPKn PPKn
Matematika Matematika
Catatan: Rekap nilai pengetahuan diperoleh dari hasil rata-rata dari nilai tes (ulangan, UTS dan UAS) serta penugasan.
Rekap nilai keterampilan diperoleh dari hasil rata-rata dari nilai praktik/unjuk kerja, proyek dan portofolio
118
NILAI RAPOR PENGETAHUAN: SITI
119
MATERI PELATIHAN 4
PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING
4.1 ANALISIS VIDEO PEMBELAJARAN
4.2 PENYUSUNAN RPP
4.3 PEER TEACHING
120
LK-4.1
Langkah-langkah Kegiatan:
1. Amatilah secara seksama proses pelakasanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru model
dalam video pembelajaran!
2. Berikan tanda centang (√) pada kolom pilihan Ya atau Tidak sesuai dengan kesesuaian dan
ketersediaan setiap aspek!
3. Pada kolom kesimpulan hasil analisis video, berikan catatan khusus atau saran perbaikan
pelaksanaan pembelajaran!
4. Presentasikan hasil analisis tayangan video yang Anda lakukan!
5. Gunakan hasil diskusi untuk bahan pertimbangan dalam penyusunan RPP dan Peer-Teaching!
121
FORMAT PENGAMATAN VIDEO PEMBELAJARAN
Tema : ................................................................................
Subtema : ................................................................................
Pembelajaran ke- : ................................................................................
122
Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan
Penerapan Pendekatan Saintifik
1 Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik
untuk mengamati
2 Memancing peserta didik untuk bertanyaapa, mengapa dan
bagaimana
3 menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk
mengumpulkan informasi
4 Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik
untuk mengasosiasikan data dan informasi yang dikumpulkan
5 Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk
mengkomunikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang
diperolehnya
Pelaksanaan Penilaian Autentik
1 Melaksanakan penilaian sikap
2 Melaksanakan penilaian pengetahuan
3 Melaksanakan penilaian keterampilan
4 Kesesuaian teknik dan instrumen dengan indikator pencapaian
kompetensi
5 Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrumen penilaian
autentik.
6 Ketersediaan pedoman penskoran
123
Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan
Kegiatan Penutup
Penutup pembelajaran
1 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk
merangkum materi pelajaran
2 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merefleksi
proses dan materi pelajaran
3 Memberikan tes lisan atau tulisan
4 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio
5 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan
kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan
Jumlah
124
HO-4.2
PANDUAN PENYUSUNAN RPP JENJANG SD
A. HAKIKAT RPP
Menurut Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau
lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik
dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar.
Selanjutnya menurut Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Lampiran IV tentang Implementasi
Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran (Kemdikbud, 2013: 37) tahapan pertama dalam
pembelajaran menurut Standar Proses adalah perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan
kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP adalah rencana pembelajaran
yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada
silabus.
Sementara itu menurut Panduan Teknis Penyusunan RPP di SD (Kemdikbud, 2013: 9) RPP adalah
rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis
agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,
memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
siswa. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan
atau lebih.
Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran dengan
maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran.
Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara individu maupun berkelompok dalam
Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus sekolah, di bawah koordinasi dan supervisi oleh pengawas atau
dinas pendidikan. Kurikulum 2013 untuk SD menggunakan pendekatan pembelajaran Tematik
Terpadu dari kelas I sampai kelas VI.
Kurikulum 2013 SD melaksanakan pembelajaran Tematik Terpadu dan prosesnya menerapkan
pendekatan saintifik. Penerapan pembelajaran Tematik Terpadu dengan pendekatan saintifik
membawa implikasi perubahan dalam pembelajaran di SD. Perubahan itu mengakibatkan perubahan
pada perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, sistem penilaian, buku siswa, buku
guru, program remedial serta pengayaan, dan sebagainya.
Panduan penyusunan RPP ini diperlukan agar semua pemangku kepentingan pendidikan dasar
memiliki persepsi yang sama dalam pelaksanakan Kurikulum 2013 SD, khususnya perencanaan
pembelajaran. Hal ini sangat mendukung proses dan hasil pembelajaran.
125
2. RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yag dinyatakan dalam silabus dengan
kondisi pada satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat, motivasi belajar,
bakat, potensi, kemampuan emosi, maupun gaya belajar.
3. RPP mendorong partisipasi aktif peserta didik.
4. RPP sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik sebagai manusia
yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran dalam RPP dirancang dengan
berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar, dan
kebiasaan belajar.
5. RPP mengembangkan budaya membaca dan menulis.
6. Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca,
pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
7. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan,
remedi, dan umpan balik.
8. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasi pembelajaran tematik, keterpaduan
lintas mata pelajaran untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya.
9. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasikan
secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
126
\ RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan :
Kelas/Semester:
Tema/Subtema/PB :
Alokasi Waktu :
KD-1 dan KD-2 dari KI1 dan KI2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena keduanya
dicapai melalui proses pembelajaran yang tidak langsung. Indikator dikembangkan hanya untuk
KD-3 dan KD-4 yang dicapai melalui proses pembelajaran langsung.
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran (Rincian dari materi pembelajaran)
E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
2. Alat/ Bahan
3. Sumber Belajar
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:
a. Pendahuluan (….menit)
b. Inti (…menit)
c. Penutup (….. menit)
2. Pertemuan Kedua:
a. Pendahuluan
b. Inti (…menit)
c. Penutup (…..menit)
H. Penilaian
1. Jenis/ Teknik Penilaian
2. Bentuk Instrumen dan Instrumen
3. Pedoman Penskoran
Komponen-komponen RPP
1. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan.
2. Identitas tema/subtema.
3. Kelas/semester.
4. Materi pokok.
5. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan
KD yang harus dicapai.
127
6. Kompetensi Inti (KI), merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang
sekolah, kelas, dan matapelajaran.
7. Kompetensi Dasar dan Indikator pencapaian kompetensi.
a. Kompetensi Dasar; merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang terkait muatan pelajaran;
b. Indikator pencapaian merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai
oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
c. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, satuan pendidikan, dan potensi
daerah. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Dalam
merumuskan indikator perlu memperhatikan beberapa hal di bawah ini.
1) Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata
kerja yang digunakan dalam KI-KD.
2) Indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke sukar, sederhana ke kompleks,
dekat ke jauh, dan dari konkrit ke abstrak (bukan sebaliknya).
3) Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan
melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan siswa.
4) Indikator harus menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.
8. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan setiap
pertemuan. Tujuan pembelajaran yang dinyatakan dengan baik mulai dengan menyebut Audience
peserta didik untuk siapa tujuan itu dimaksudkan. Tujuan itu kemudian mencantumkan Behavior
atau kemampuan yang harus didemonstarsikan dan Condition seperti apa perilaku atau
kemampuan yang akan diamati. Akhirnya, tujuan itu mencantumkan Degree keterampilan baru itu
harus dicapai dan diukur, yaitu dengan standar seperti apa kemampuan itu dapat dinilai.
9. Materi pembelajaran adalah rincian dari materi pokok yang memuat fakta, konsep, prinsip,
dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator ketercapaian kompetensi.
10. Metode pembelajaran merupakan rincian dari kegiatan pembelajaran, digunakan oleh pendidik
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai
KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai.
11. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
a. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi
pelajaran.
b. Alat pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran yang memudahkan memberikan
pengertian kepada siswa.
c. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber
belajar lain yang relevan.
12. Langkah –langkah Kegiatan Pembelajaran, mencakup:
a. Pertemuan pertama, berisi pendahuluan; kegiatan Inti, dan penutup.
b. Pertemuan kedua, berisi pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
13. Penilaian
a. Berisi jenis/teknik penilaian.
b. Bentuk instrumen.
c. Pedoman perskoran.
128
D. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN RPP
Menurut Panduan Teknis Penyusunan RPP di SD (Kemdikbud, 2013: 12) pengembangan RPP disusun
dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik atau disebut dengan RPP Tematik. Penyusunan
RPP Tematik idealnya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: (1) menentukan tema yang akan
dikaji bersama siswa; (2) memetakan KD-KD dan indikator yang akan dicapai dalam tema-tema yang
telah disepakati; (3) menetapkan jaringan tema; (4) menyusun Silabus Tematik; dan (5) menyusun
RPP pembelajaran tematik.
Dalam implementasi Kurikulum 2013, tema tidak dinegosiasikan dengan siswa, tetapi sudah
ditetapkan oleh pemerintah yang termuat dalam silabus tematik, buku guru, dan buku siswa telah
disediakan oleh pemerintah. Untuk keperluan penerapan Pembelajaran Tematik Terpadu di kelas,
guru dapat mengembangkan RPP Tematik dengan memperhatikan silabus tematik, buku guru, dan
buku siswa yang telah tersedia serta mengacu pada format dan sistematika RPP yang berlaku. RPP
tematik adalah rencana pembelajaran tematik terpadu yang dikembangkan secara rinci dari suatu
tema dengan tahapan sebagai berikut.
1. Mengkaji Silabus Tematik
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu dalam
pelaksanaan kurikulum SD. Komponen silabus mencakup: kompetensi inti, kompetensi dasar,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Silabus berfungsi sebagai rujukan bagi guru dalam penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Pada Kurikulum 2013, silabus tematik telah disiapkan oleh pemerintah,
guru tinggal menggunakan sebagai dasar penyusunan RPP. Guru memilih kegiatan-kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan tema/subtema yang akan dilaksanakan pada satu pertemuan
atau lebih. Kegiatan yang dipilih harus mencakup kegiatan pembelajaran sesuai dengan standar
proses (Kemdikbud, 2013:12-13).
Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD sesuai dengan aspek
KI (sikap kepada Tuhan, diri sendiri dan terhadap lingkungan, pengetahuan, dan keterampilan).
Untuk mencapai 4 KD tersebut, di dalam silabus dirumuskan kegiatan peserta didik secara
umum dalam pembelajaran berdasarkan standar proses. Kegiatan peserta didik ini merupakan
rincian dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi/ mengolah informasi, dan mengkomunikasikan. Kegiatan inilah yang
harus dirinci lebih lanjut di dalam RPP, dalam bentuk langkah-langkah yang dilakukan guru dalam
pembelajaran yang membuat peserta didik aktif belajar. Pengkajian terhadap silabus juga
meliputi perumusan indikator KD dan penilaiannya.
129
5) Setiap pembelajaran berisi tentang uraian kegiatan pembelajaran yang mencakup:
a) Nama kegiatan;
b) Tujuan pembelajaran;
c) Media dan alat pembelajaran;
d) Langkah-langkah kegiatan; dan
e) Penilaian.
6) Setiap akhir pembelajaran, guru hendaknya melakukan kegiatan refleksi untuk
melakukan kegiatan remedial dan pengayaan.
130
5. Penjabaran Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan
dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/ atau produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri. Oleh karena pada setiap pembelajaran peserta didik didorong
untuk menghasilkan karya, maka penyajian portofolio merupakan cara penilaian yang harus
dilakukan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Di bawah ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian.
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi pada KD-KD yang berasal dari
KI-1, KI-2, KI-3 dan KI-4.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta
didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi
seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan
dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD
yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan
proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian
kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang
telah memenuhi ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas
observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses misalnya teknik
wawancara, maupun produk berupa hasil melakukan observasi lapangan.
E. PROSES PEMBELAJARAN
Tahap kedua dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu pelaksanaan pembelajaran yang
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. menyiapkan peserta didik secara psikhis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait
dengan materi yang akan dipelajari;
c. mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan
untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan embelajaran atau KD yang akan
dicapai;
131
d. menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan
dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif
menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarya, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan
muatan pelajaran, yang meliputi: observasi, menanya, mengumpulkan informasi/ eksperimen,
mengasosiasi/ mengolah informasi, dan mengkomunikasikan.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau semdiri membuat
rangkuman/ simpulan materi pembelajaran, melalukan penilaian dan/atau refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan, memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran, dan merencakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk program remedial,
program pengayaan, layanan konseling dan/ atau memberikan tugas secara individual atau
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.
132
Contoh RPP
BAHASA INDONESIA
Kompetensi Dasar
1.1 Menerima anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Indonesia yang dikenal sebagai
bahasa persatuan dan sarana belajar di tengah keberagaman bahasa daerah.
2.5 Memiliki perilaku santun dan jujur dalam percakapan tentang hidup rukun dalam
kemajemukan keluarga melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan/
3.3 Mengenal teks buku harian tentang kegiatan anggota keluarga dan dokumen milik keluarga
dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi
dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman.
4.3 Mengungkapkan teks buku harian tentang kegiatan anggota keluarga dan dokumen milik
keluarga secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan
kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian.
133
3.5 Mengenal teks permintaan maaf tentang sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga
dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi kosakata bahasa daerah
untuk membantu pemahaman.
4.5 Menggunakan teks permintaan maaf tentang sikap hidup rukun daam kemajemukan
keluarga dan teman secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi
kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian
Indikator:
3.3.1 Menentukan karakter setiap individu di rumah.
3.3.2 Membedakan setiap invidu di rumah berdasarkan karakter yang dimiliki.
3.5.1 Mengidentifikasi contoh sikap hidup rukun dan tidak rukun dalam kemajemukan keluarga.
4.3.1 Menulis teks buku harian tentang kegiatan keluarga dengan EYD yang tepat.
4.51 Membaca teks permintaan maaf untuk menjaga sikap hidup rukun dalam kemajemukan
keluarga.
MATEMATIKA
Kompetensi Dasar:
1.1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2.1 Menunjukkan sikap cermat dan teliti, jujur, tertib dan mengikuti aturan, peduli, disiplin
waktu serta tidak mudah menyerah dalam mengerjakan tugas.
3.1 Mengenal bilangan asli sampai 500 dengan menggunakan blok dienes (kubus satuan).
4.1 Memprediksi pola-pola bilangan sederhana menggunakan bilangan-bilangan yang kurang
dari 100
Indikator:
3.1.1 Membilang sampai 500 dengan menggunakan blok dienes (kubus satuan).
3.1.2 Menyebutkan banyak benda dengan menggunakan kubus satuan blok dienes (kubus
satuan).
4.1.1 Menentukan pola-pola bilangan sederhana menggunakan bilangan kurang dari 100.
4.1.2 Membuat pola-pola bilangan sederhana dengan menggunakan bilangan kurang 100.
SBdP
Kompetensi Dasar:
1.1 Menikmati keindahan alam dan karya seni sebagai salah satu tanda-tanda kekuasaan Tuhan.
2.1 Menunjukkan rasa percaya diri untuk berlatih mengekspresikan diri dalam
3.2 Mengenal pola irama lagu bertanda birama tiga, pola bervariasi dan pola irama rata dengan
alat musik ritmis.
4.8 Memainkan pola irama bervariasi lagu bertanda birama tiga
Indikator:
3.2.1 Mengidentifikasi berbagai pola irama lagu dengan menggunakan alat musik ritmis.
4.8.1 Memainkan pola irama bervariasi lagu bertanda birama tiga.
C. Tujuan Pembelajaran.
1. Dengan menyanyikan lagu “Ruri Abangku”, siswa dapat mengidentifikasi berbagai pola irama
lagu dengan meng-gunakan alat musik ritmis secara teliti.
2. Dengan menggunakan alat musik ritmis, siswa dapat me-mainkan pola irama bervariasi lagu
bertanda birama tiga dengan percaya diri.
3. Dengan menjawab pertanyaan tentang sebutan kakak laki-laki dan perempuan, siswa dapat
menentukan karakter setiap individu di rumah dengan teliti.
134
4. Dengan kegiatan tanya jawab, siswa dapat membedakan setiap individu di rumah
berdasarkan karakter yang dimiliki dengan teliti.
5. Dengan teks buku harian Udin, siswa dapat membaca teks permintaan maaf untuk menjaga
sikap hidup dalam kemajemukan keluarga dengan teliti.
6. Dengan menjawab pertanyaan dari teks permintaan maaf, siswa dapat mengidentifikasi
contoh sikap hidup rukun dan tidak rukun dalam kemajemukan keluarga dengan teliti.
7. Dengan bimbingan guru, siswa dapat memperagakan contoh ucapan permohonan maaf
dengan santun dan percaya diri.
8. Dengan menggunakan kubus satuan, siswa dapat membilang sampai 500 dengan teliti.
9. Dengan menggunakan kubus satuan, siswa dapat menyebutkan banyak benda dengan teliti.
10. Dengan mengamati deret bilangan, siswa dapat menentukan pola-pola bilangan sederhana
menggunakan bilangan kurang dari 100 dengan teliti.
11. Dengan mengamati deret bilangan, siswa dapat membuat pola-pola bilangan sederhana
dengan menggunakan bi-langan kurang 100 dengan teliti.
12. Dengan mengamati contoh teks buku harian Udin dan bimbingan guru, siswa dapat menulis
teks buku harian tentang kegiatan keluarga dengan EYD yang tepat secara teliti.
13. Dengan kegiatan menulis teks buku harian, siswa dapat menyebutkan keberagaman anggota
keluarga berdasarkan jenis kelamin dengan percaya diri.
14. Dengan kegiatan menulis teks buku harian, siswa dapat
15. menceritakan kebersamaan dengan anggota keluarga yang berbeda jenis kelamin dengan
bahasa yang santun dan percaya diri.
D. Materi Pembelajaran
1. Mengidentifikasi berbagai pola irama lagu dengan menggunakan alat musik ritmis.
2. Memainkan pola irama bervariasi lagu bertanda birama tiga.
3. Menentukan karakter setiap individu di rumah.
4. Menyebutkan keberagaman anggota keluarga berdasarkan jenis kelamin.
5. Membaca teks permintaan maaf.
6. Memperagakan contoh ucapan permohonan maaf.
7. Membilang sampai 500.
8. Melengkapi deret bilangan berpola +1.
9. Menulis teks buku harian
E. Metode Pembelajaran
1. Metode : penugasan, ceramah, diskusi, tanya jawab
2. Pendekatan : saintifik [mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan]
135
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
136
perempuan di daerah setempat (menanya).
Catatan:
Beberapa contoh sebutan kakak laki-laki dan perempuan di be-
berapa daerah:
a. Uda adalah sebutan kakak laki-laki dalam bahasa Minang.
b. Uni adalah sebutan kakak perempuan dalam bahasa Minang.
c. Mas atau Raka adalah sebutan kakak laki-laki dalam bahasa
Jawa.
d. Mbak atau Mbakyu adalah sebutan kakak perempuan dalam
ba-hasa Jawa.
e. Aa atau Akang adalah sebutan kakak laki-laki dalam bahasa
Sunda.
f. Teteh atau Ceuceu adalah sebutan kakak perempuan dalam
bahasa Sunda.
g. Mpok adalah sebutan kakak perempuan dalam bahasa Betawi.
h. Daeng adalah sebutan kakak laki-laki dalam bahasa Makassar,
Bali.
137
masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)
a. Guru mengamati sikap siswa dalam berdo’a (sikap duduknya,
cara membacanya, cara melafalkannya dsb)
b. Segera memberikan nasihat, apabila ada siswa yang kurang
benar dan kurang sempurna dalam berdo’a, agar besok kalau
berdoa lebih disempurnakan
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap: Rasa ingin tahu, percaya diri, peduli terhadap lingkungan dan budaya
sekitar.
b. Penilaian Pengetahuan: Tes tertulis
c. Penilaian Keterampilan: Unjuk kerja
2. Bentuk Instrumen Penilaian
a. Penilaian Sikap
b. Penilaian Pengetahuan
1) Menjawab pertanyaan dari buku teks harian
2) Membilang dengan menggunakan balok dienes atau kubus satuan
3) Melengkapi bilangan barisan +1
c. Penilaian Keterampilan
138
139
Contoh RPP
Satuan Pendidikan : SD
Kelas/ Semester : I/ 2 (Dua)
Tema/ Subtema : Merawat Hewan dan Tumbuhan/Hewan di Sekitarku
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (5 x 35 Menit)
Matematika
Kompetensi Dasar
1.1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2.4 Menunjukan perilaku disiplin tepat waktu dalam melakukan suatu aktivitas di sekolah
dengan memperhatikan alat ukur waktu.
140
3.10 Menentukan nilai terkecil dan terbesar dari hasil pengukuran panjang atau berat yang
disajikan dalam bentuk tabel sederhana.
4.9 Mengumpulkan dan mengelompokkan data kategorikal atau diskrit dan menampilkan data
menggunakan grafik konkrit dan piktograf.
Indikator
3.10.3 Membandingkan hasil pengukuran berat dua benda.
4.9.1 Mengelompokkan data yang dikumpulkan berdasarkan jenisnya
PPKn
Kompetensi Dasar:
1.2 Menerima kebersamaan dalam keberagaman sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa di
lingkungan rumah dan sekolah.
2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru sebagai perwujudan nilai dan moral
Pancasila.
3.1 Mengenal simbol-simbol sila Pancasila dalam lambang negara “Garuda Pancasila.”
4.1 Mengamati dan menceritakan perilaku di sekitar rumah dan sekolah dan mengaitkannya
dengan pengenalannya terhadap salah satu simbol sila Pancasila dalam lambang
negara“Garuda Pancasila.”
Indikator:
3.1.1 Mengidentifikasi simbol-simbol sila Pancasila dalam lambang negara “Garuda Pancasila”.
4.1.6 Menunjukkan perilaku di sekitar rumah yang sesuai dengan sila-sila pada Pancasila.
4.1.7 Menceritakan perilaku yang dilakukan di sekitar rumah yang sesuai dengan simbol-simbol
Pancasila.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mengamati gambar Lani dan ayam peliharaannya, siswa dapat memprediksi isi teks
laporan sederhana tentang hewan di lingkungan sekitar dengan rasa ingin tahu yang tinggi
dan sikap peduli.
2. Dengan penugasan dan tanya jawab tentang gerakan ayam, siswa dapat mengidentifikasi
berbagai bentuk gerak dalam kehidupan sehari-hari dengan rasa ingin tahu yang tinggi.
3. Dengan tanya jawab dan penugasan pada lembar kerja, siswa dapat menentukan gerakan
binatang tanggung jawab.
4. Dengan teks laporan tentang ayam, siswa dapat membaca nyaring teks laporan sederhana
tentang hewan di lingkungan sekitar dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan sikap peduli.
5. Dengan melengkapi kalimat yang terdapat pada buku siswa, siswa dapat menyimpulkan hasil
laporan sederhana tentang pengamatan hewan di lingkungan sekitar tanggung jawab
dengan sikap peduli.
141
6. Dengan gambar binatang dan penugasan, siswa dapat membandingkan hasil pengukuran
berat dua benda dengan rasa ingin tahu yang tinggi.
7. Dengan menjawab soal berkaitan dengan hasil pengukuran dan penugasan, siswa dapat
mengelompokkan data yang dikumpulkan berdasarkan jenisnya tanggung jawab.
8. Dengan mengamati gambar Burung Garuda Pancasila, siswa dapat mengidentifikasi simbol-
simbol sila Pancasila dalam lambang negara “Garuda Pancasila” dengan rasa ingin tahu yang
tinggi.
9. Dengan tanya jawab dan penugasan, siswa dapat menunjukkan perilaku di sekitar rumah
yang sesuai dengan sila-sila pada Pancasila dengan tanggung jawab.
10. Dengan penugasan, siswa dapat menceritakan perilaku yang dilakukan di sekitar rumah yang
sesuai dengan simbol-simbol Pancasila tanggung jawab
D. Materi Pembelajaran
Langkah- Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
langkah DL Waktu
Pendahu- Menciptakan 1. Peserta didik berdoa bersama guru sebelum memulai 15 menit
luan Situasi pembelajaran.
(Stimulasi) 2. Guru mengkondisikan peserta didik untuk siap belajar.
3. Siswa mengamati gambar Lani dan ayam
peliharaannya yang ada di buku siswa. Kegiatan ini
merupakan kegiatan stimulasi sebelum proses
pembelajaran. Siswa diajak untuk menggali informasi
dengan mengamati lebih detail lagi. Misalnya, apa
yang sedang dilakukan Lani. Pengamatan dapat
diperluas dengan gambar apa saja yang tampak dan
dihubungkan dengan hewan peliharaan.
142
Langkah- Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
langkah DL Waktu
Kegiatan Problem 1. Kegiatan stimulasi dilanjutkan dengan kegiatan 145
Inti statemen identifikasi masalah, peserta didik dibimbing untuk menit
(pertanyaan mencari tahu mengenai hewan peliharaan.
/identifikasi 2. Siswa dibimbing untuk saling bertanya dengan
masalah) temannya mengenai gambar yang sedang diamati dan
segala sesuatu yang berhubungan dengan gambar
Misalnya,
a. mengapa Lani harus memberi makan kepada
ayam peliharaannya;
b. apa akibatnya bila Lani tidak memberi makan
ayamnya?
143
Langkah- Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
langkah DL Waktu
Pengolahan Pada tahap pengolahan data, siswa dengan bimbingan guru
Data mengolah informasi yang telah mereka dapatkan dari
kegiatan sebelumnya (menggali informasi).
1. Informasi yang didapatkan merupakan data yang
dapat diolah oleh siswa melalui pengisian tabel.
Misalnya, tabel gerakan ayam (Buku Siswa halaman
4), tabel bagian tubuh ayam dan gerakannya, serta
tabel perbandingan berat badan hewan peliharaan.
2. Pengolahan data juga dapat dilakukan berdasarkan
jawaban pertanyaan-pertanyaan teks bacaan yang
terdapat pada buku siswa.
3. Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk peta
pikiran.
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Pengetahuan: tes tertulis
b. Penilaian Keterampilan
1) Membuat Pertanyaan
2) Menulis Laporan Hasil Pengamatan
3) Bercerita tentang Sikap yang Pernah Dilakukan sesuai sila Pancasila
c. Penilaian Sikap: Rubrik Penilaian Sikap
144
2. Bentuk Instrumen Penilaian
a. Penilaian Pengetahuan
Muatan Bahasa Indonesia
Soal:
Muatan Matematika
Soal:
Manakah yang lebih berat? Berilah tanda centang (V)
Muatan PPKn
Soal:
Tuliskan sikap-sikap yang sesuai dengan sila-sila pada Pancasila!
Sila Pertama
Sila Kedua
Sila Ketiga
Sila Keempat
Sila Kelima
145
b. Penilaian Keterampilan
146
c. Penilaian Sikap
............., .............2013
Kepala Sekolah Guru Kelas II
................................. ...................................
NIP. NIP.
147
LK- 4.2
Tujuan Kegiatan : Melalui kegiatan telaah RPP, peserta mampu mengembangkan RPP menggunakan
pendekatan saintifik dan sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan RPP.
Langkah-langkah Kegiatan:
1. Pelajari dan diskusikan setiap aspek RPP yang harus ditelaah dalam format yang tersedia!
2. Isilah format sesuai dengan petunjuk pada format telaah RPP!
3. Berikan catatan khusus atau alasan Anda memberi skor pada suatu aspek pada RPP!
4. Berikan masukan atau rekomendasi secara umum sebagai saran perbaikan RPP pada kolom
yang tersedia!
148
LK-4.2
FORMAT TELAAH RPP
1. Berilah tanda cek ( V) pada kolom skor (1, 2, 3 ) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom
tersebut. Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Anda!
2. Isilah Identitas RPP yang ditelaah.
Nama : .....................................................
Tema/Subtema : .....................................................
Pembelajaran ke : .....................................................
149
Komponen Rencana Pelaksanaan Hasil Penelaahan dan Skor
No Catatan
Pembelajaran 1 2 3
2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran
3. Kesesuaian dengan pendekatan saintifik
4. Kesesuaian dengan karakteristik peserta
didik
Tidak Sesuai Sesuai
G. Metode Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian dengan pendekatan saintifik
3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta
didik
Tidak Sesuai Sesuai
H. Skenario Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Menampilkan kegiatan pendahuluan,
inti, dan penutup dengan jelas
2. Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan
saintifik(mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi,
mengasosiasikan informasi,
mengkomunikasikan)
3 Kesesuaian dengan metode pembelajaran
4. Kesesuaian kegiatan dengan
sistematika/keruntutan materi
5. Kesesuaian alokasi waktu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup dengan cakupan materi
Tidak Sesuai Sesuai
I. Rancangan Penilaian Autentik
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1 Kesesuaian bentuk, teknik dan instrumen
dengan indikator pencapaian kompetensi
2. Kesesuaian antara bentuk, teknik dan
instrumen penilaian sikap
3. Kesesuaian antara bentuk, teknik dan
instrumen penilaian pengetahuan
4. Kesesuaian antara bentuk, teknik dan
instrumen penilaian keterampilan
Jumlah skor
.......................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................. .........
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
150
RUBRIK PENILAIAN TELAAH RPP
Jumlah skor
Nilai= x 100 %
90
PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( AB) 90 < AB ≤ 100
Baik (B) 80 < B ≤ 90
Cukup (C) 70 < C ≤ 80
Kurang (K) ≤ 70
151
R-4.3
FORMAT PENGAMATAN PRAKTIK PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DENGAN
PENDEKATAN SAINTIFIK (PEER TEACHING)
152
Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan
6 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
yang direncanakan.
Penerapan Pendekatan Saintifik
1 Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana.
2 Memancing peserta didik untuk bertanya.
3 Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba.
4 Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati.
5 Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis.
6 Memberikan pertanyaan peserta didik untuk menalar
(proses berpikir yang logis dan sistematis).
7 Menyajikan kegiatan peserta didik untuk berkomunikasi.
Penerapan Pembelajaran Tematik Terpadu
1 Menyajikan pembelajaran sesuai tema.
2 Menyajikan pembelajaran dengan memadukan berbagai
muatan pelajaran dalam satu PBM meliputi Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, Seni Budaya dan Prakarya, serta Penjasorkes.
3 Menyajikan pembelajaran yang memuat komponen
karakteristik terpadu.
4 Menyajikan pembelajaran yang bernuansa aktif dan
menyenangkan.
Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaran
1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber
belajar pembelajaran.
2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media
pembelajaran.
3 Menghasilkan pesan yang menarik.
4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber
belajar pembelajaran.
5 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media
pembelajaran.
Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran
1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui
interaksi guru, peserta didik, sumber belajar.
2 Merespon positif partisipasi peserta didik.
3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik.
4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.
5 Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik
dalam belajar.
153
Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan
Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran
1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.
2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.
Kegiatan Penutup
Penutup pembelajaran
1 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan peserta didik.
2 Memberikan tes lisan atau tulisan .
3 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio.
4 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan
kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan.
Jumlah
154
RUBRIK PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Rubrik Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ini digunakan oleh pengamat untuk menilai kompetensi
guru dalam melaksanakan pembelajaran pada saat peerteaching.
Langkah-langkah Kegiatan:
1. Berikan tanda cek (√) pada kolom pilihan YA atau TIDAK sesuai dengan penilaian Anda
terhadap penyajian guru pada saat pelaksanaan pembelajaran
2. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran
3. Setelah selesai penilaian, hitung jumlah nilai YA dan TIDAK
4. Tentukan Nilai menggunakan rumus sbb:
JumlahYA
Nilai= x 100 %
44
PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( AB) 90 < AB ≤ 100
Baik (B) 80 < B ≤ 90
Cukup (C) 70 < C ≤ 80
Kurang (K) ≤ 70
155