Pengenalan Ilwis PDF
Pengenalan Ilwis PDF
I. Pendahuluan
Integrated Land and Water Information System (ILWIS), adalah software pengolah data
berbasiskan Sistem Iinformasi Geografis. Software ini juga memiliki kemampuan untuk
mengolah citra penginderaan jauh. ILWIS dapat digunakan sebagai alat untuk menginput data,
manajemen data dan analisis data untuk kemudian menghasilkan data keluaran (input). Data-
data tersebut dapat di georeferences sehingga menghasilkan informasi tentang kejadian di
suatu wilayah. Software ini di buat oleh International Institute for Aerospace Survey and Earth
Sciences (ITC), Belanda.
Sejarah software ini dimulai tahun 1988 dengan dibuatnya ILWIS versi 1.0. Tahun 1999
dikeluarkan ILWIS for Windows versi 2.23. ILWIS 3.0 support 32 bit multi-threading diluncurkan
tahun 2001. Dalam perkembangannya, mulai 1 Juli tahun 2007, software ini terbuka
penggunaannya (open sources). Sejak tahun 1989, software ini telah digunakan lebih dari 100
kota di banyak negara, dan secara ekstensif digunakan dalam kursus baik di dalam maupun
diluar ITC dan digunakan untuk riset maupun proyek penelitian.
Model data dalam ILWIS terbagi menjadi data vektor dan raster. Dalam software ILWIS
terdapat 2 hal yang menjadi komponen dasar yaitu ILWIS Windows dan ILWIS object. Hal
tersebut akan dijelaskan satu per satu.
Secara spasial, obyek (entities) dapat dibedakan menjadi tiga yaitu titik (point), garis (line), dan
area (polygon). Titik (point)merupakan representasi dari X,Y yang membentuk satu koordinat.
Garis (lines) merupakan kumpulan dari X,Y koordinat yang membentuk sebuah garis.
Sedangkan Area (polygon) adalah kumpulan garis yang membentuk suatu area tertentu.
Stasiun curah hujan merupakan salah satu contoh titik (point). Garis kontur, daerah aliran
sungai adalah contoh dari garis (line). Sedangkan unit penggunaan tanah (landuse) dan unit
geologi merupakan contoh area (polygon).
Secara digital, titik, garis dan area tersebut di representasikan menjadi dua model data yaitu
vektor dan raster. Dalam data vektor, posisi suatu obyek di definisikan oleh koordinat (X,Y).
Kenampakan spasial dalam data vektor dihadirkan dan disimpan dalam bentuk kode kode
tertentu atau label. Dalam data raster, data spasial disusun dan disimpan dalam bentuk piksel
yang merupakan elemen terkecil suatu gambar. Dalam ILWIS, operasi GIS yang ada berbasis
raster (raster based GIS operation).
data vektor
data raster
Dalam software ILWIS terdapat 2 hal yang menjadi komponen dasar yaitu ILWIS Windows dan
ILWIS object. Hal ini akan dijelaskan sebagai berikut.
ILWIS Windows terdiri dari main windows, map windows, tables window dan pixel
information.
Lembar ini terdapat menu bar,command line, catalog, operation tree dan operation list,
navigator, standard toolbar, object selection toolbars, status bar.
Menu bar merupakan menu utama yang terdiri dari file,edit, operation, view,
window dan help
Catalog, merupakan tempat menampilkan obyek
Operation tree dan operation list, merupakan seluruh operasi yang ada pada ILWIS
Navigator berfungsi untuk berpindah direktori
Standard toolbar, merupakan panggilan cepat atau tool yang paling sering
digunakan
Object slection bar, berisikan tombol untuk menentukan obyek
Status bar merupakan petunjuk tentang fungsi tombol yang kita jalankan saat itu
dan perintah selanjutnya, maupun deskripsi obyek
Dalam ILWIS, data yang berbentuk vektor dan raster ditampilkan dalam map window. Data
spasial ini dikenal dengan istilah point map, segment map , polygon map dan data raster. Point
map adalah data vektor dalam bentuk titik misalnya Kampus UI. Segment map adalah data
vektor yang berbentuk garis , misalnya data kontur. Polygon map adalah data vektor yang
berbentuk poligon, misalnya data penggunaan tanah (landuse). Sedangkan data raster adalah
data spasial yang dalam baik dalam format maupun strukturnya berbentuk raster, misalnya
data yang berasal dari citra satelit maupun data yang inputnya berasal dari peta hasil scanning.
Data berbentuk tabular (tabel), dalam ILWIS ditampilkan di Table window. Disini terdapat
informasi mengenai data spasial/data atribut . Pengguna dapat melakukan proses editing dan
kalkulasi di Table window. Tabel berisikan field yang terdiri dari baris dan kolom.
Pixel information berisikan informasi mengenai kelas, Identitas (ID), nilai maupun atribut dari
suatu data spasial. Untuk menampilkan pixel information adalah dengan meletakkan kursor
pada map window, kemudian memilih open pixel information pada file.
ILWIS object terdiri dari data object, container object, service object, dan special object.
Yang termasuk didalam data object dalam ILWIS adalah data spasial dan data atribut. Data
spasial yang terdiri dari point map, segment map, polygon map dan raster map dapat di buat
dan diedit di map window, sedangkan data atribut yang berbentuk tabel dapat dibuat dan
diedit di table window. Tabel 1 menjelaskan tentang data object dalam ILWIS.
Container object adalah daftar yang berisikan referensi sejumlah data object. Umumnya file
yang terdapat dalam container object berbentuk ASCII. Yang termasuk dalam container object
antaralain : map list, object collection, layout, annotation text, graph dan map view. Hal ini
dijelaskan dalam Tabel 2.
Fasilitas dan aksesori yang diperlukan dalam data object berada dalam service object. Salah
satu fungsi service object adalah menentukan nilai data object seperti ID , value, class, dan
menentukan koordinat data. Yang termasuk dalam service object antaralain : coordinate
system, georeference, domain, dan representation.Hal ini dijelaskan dalam Tabel 3.
Yang termasuk ke dalam special object adalah histogram, sample sets, 2-dim tables, matrices,
filters, function, scripts dan stereo pairs. Hal ini dapat dijelaskan pada Tabel 4.
Catalog
Contour
Maka akan muncul kotak dialog Display Options Point Map atau Display Options
Segment Map atau Display Options Polygon Map tergantung jenis datanya apakah
berupa poin misalnya Kampus UI atau segmen contohnya data kontur atau poligon
contohnya data landuse. Pada contoh ini digunakan data kontur sehingga yang muncul
adalah Display Options Segment Map.
Pilih OK, maka peta Contour akan muncul pada map window
Peta yang akan ditampilkan, harus terlebih dahulu di import ke dalam format ILWIS. Sebagai
contoh apabila peta yang kita miliki, berada dalam format Arc. View.
Klik dua kali Directory depok , kemudian Pilih data yang ingin ditampilkan, misalnya
landuse utm shp
Isi output file name, dengan menekan tombol
Pilih OK, maka akan muncul kotak dialog progres manager. Otomatis data sudah
berada dalam format ILWIS.
Kemudian buka data seperti biasa dengan menekan dua kali data yang dipilih, maka
akan muncul peta yang diinginkan.
Salah satu komponen dalam sistem informasi geografi (SIG) adalah komponen masukan atau
disebut sebagai komponen input. Sesuai dengan namanya, komponen ini memiliki fungsi untuk
mengumpulkan sekaligus memasukkan data-data yang akan diolah, dianalisis dan disimpan
dalam sistem. Data masukan dalam SIG dapat diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya
adalah dengan mengkonversi data analog menjadi data digital melalui proses yang disebut
dengan dijitasi. Dijitasi dapat dilakukan menggunakan beberapa teknik, diantaranya adalah
teknik yang disebut dengan on screen digitizing. Bagian 2 dari panduan ini akan menguraikan
tahapan untuk melakukan imput data dengan teknik dijitasi on screen menggunakan perangkat
lunak ILWIS 3.4.
Peta yang akan didijitasi dengan teknik on screen digitizing harus sudah tersedia dalam format
gambar digital (image). Untuk memperoleh format gambar digital, peta analog (hardcopy)
dikonversi terlebih dahulu melalui proses scanning menggunakan perangkat scanner. Contoh
peta hasil scan yang digunakan dalam panduan ini adalah potongan (subset) dari Peta
Administrasi Depok skala 1:20000 yang disimpan dalam format TIF (Tagged Image File),
dengan nama depok_ddt.tif.
Peta hasil scan yang akan didijitasi (depok_ddt.tif) harus diimpor terlebih dahulu agar dapat
dibaca dan ditampilkan oleh perangkat lunak ILWIS 3.4. Hasil impor ini selanjutnya akan
disimpan sebagai raster maps dan dapat digunakan sebagai background map dalam proses
dijitasi on screen.
Setelah perintah untuk mengimpor map diakses, maka kotak dialog import akan
ditampilkan.
Arahkan ke
direktori
dimana file
hasil scan
disimpan.
Pada pilihan Import
Format, pilih Tagged
Image File Format.TIF
Pilih nama file yang akan diimport (depok_ddt.tif). Pada bagian Output Filename, isikan
suatu nama yang anda kehendaki. Secara default nama ini akan diisi sama dengan
nama file yang diimport (dalam hal ini adalah depok_ddt)
Klik tombol untuk memilih folder atau direktori dimana hasil import akan
disimpan.
Klik tombol OK.
3.2 Georeferensi
Georeferensi (georeference) dalam ILWIS 3.4. merupakan service object yang berfungsi untuk
mendefinisikan hubungan antara baris dan kolom pada suatu data raster dengan sistem
koordinat X-Y. Data raster untuk daerah yang sama disarankan menggunakan georeferensi
yang sama. Suatu georeferensi menggunakan sistem koordinat tertentu yang berkaitan dengan
suatu sistem proyeksi tertentu pula.
Catatan:
Dengan meng-klik tombol berarti kita akan membuat atau mendefinisikan sistem
koordinat baru yang sesuai dengan data yang akan didijitasi. Apabila sistem koordinat yang
diperlukan telah ada atau pernah dibuat sebelumnya, maka dapat dipilih dengan meng-klik
dropdown list. Dengan asumsi belum ada sistem koordinat yang sesuai dengan data yang akan
digunakan, maka perlu dibuat atau didefinisikan sistem koordinat baru. Setelah tombol di klik
maka kotak dialog Create Coordinate System akan ditampilkan.
Klik OK. Setelah tombol OK di klik, akan ditampilkan suatu kotak dialog (dialog box)
untuk mendefinisikan sistem proyeksi yang digunakan. Klik tombol Projection
Sejumlah sistem proyeksi yang tersedia dalam perangkat lunak ILWIS 3.4. akan ditampilkan.
Proyeksi yang dipilih disesuaikan dengan data yang digunakan dalam latihan ini (scan peta RBI),
yaitu sistem proyeksi UTM.
Hilangkan check
mark () pada bagian
Northern
Hemisphere Ketikkan angka 48
pada bagian Zone,
48 adalah kode
untuk daerah Depok
Kotak dialog untuk memilih ellipsoid akan ditampilkan. Terdapat sejumlah pilihan untuk
ellipsoid.
Pilih Predefined
Pilih WGS 84
Kemudian Klik OK
Setelah selesai dengan pilihan Ellipsoid dan sistem proyeksi, maka kita akan kembali ke
kotak dialog Create Georeference. Pada bagian Background Map, pilih Depok
Pada bagian
Background
Map, pilih Depok
Klik OK
Pada bagian Georeference Editor ini akan dimasukkan minimal empat koordinat titik
ikat (dalam ILWIS disebut dengan tie point) sebagai acuan georeferensi. Koordinat titik
ikat ini diperoleh dari membaca informasi koordinat yang terdapat pada peta. Pada
peta di atas titik ikat dapat ditentukan berdasarkan perpotongon garis koordinat.
Untuk menentukan titik ikat, perbersar gambar hingga terlihat perpotongan garis
koordinat, kemudian klik Normal yang mempunyai icon , dan klik pada
perpotongan garis koordinat tersebut (lihat gambar di bawah).
Isikan koordinat titik ikat nomor 1. Koordinat titik ikat disesuaikan dengan angka yang
terbaca pada peta. Isi bagian X dan Y pada kotak dialog Add Tie Point. Pada contoh
angka pada perpotongan koordinat untuk titik ikat nomor 1 adalah 106o4500 untuk
X, dan 6o2000 untuk sumbu Y. Sehingga pada kotak dialog Add Tie Point, pada kolom
X, Y diisikan 106,75 dan -6,33 (min dipakai, karena Depok berada pada lintang Selatan).
Klik OK
Titik ikat pertama (nomor 1) akan dimasukkan sekaligus ditampilkan pada Tie Point
Table yang terletak dibagian bawah map window
Ulangi langkah ini untuk tiga titik ikat lainnya. Setelah keempat titik ikat dimasukkan,
maka pada akan tampak sebagai berikut:
Ketelitian Georeferensi ditunjukkan oleh nilai sigma yang terdapat pada bagian atas
map window
Setelah dianggap cukup, klik tombol (exit editor). Sekarang, setiap kali mouse
digerakkan pada setiap lokasi di peta, informasi koordinat akan ditampilkan dibagian
bawah map window. Sampai di sini proses atau langkah-langkah melakukan
Georeferensi sudah selesai.
3.3 Dijitasi
Setelah selesai dengan proses Georeferensi, maka dijitasi dengan teknik on screen dapat
dimulai. Peta hasil scan yang telah digeoreferensi digunakan sebagai background image dalam
proses dijitasi. Proses dijitasi dengan teknik on screen pada prinsipnya adalah delineasi
kenampakan pada background image dengan bantuan mouse atau pointer. Kenampakan yang
didijitasi dapat dibedakan menjadi kenampakan titik, garis dan area (poligon).
Pilih raster maps dengan nama peta yang telah di georefrence, klik OK
Raster map tersebut akan ditampilkan pada suatu map window. Raster map inilah yang akan
digunakan sebagai background image untuk proses dijitasi.
Dari menu yang terdapat pada mp window, pilih File _ Create _Point Map
Isikan suatu nama untuk menyimpan data titik hasil dijitasi. Misal, depok_point. Klik
OK
Arahkan ke obyek titik yang akan didijitasi, klik tombol kiri mouse. Titik yang didijitasi
akan terlihat dan secara otomatis tabel atribut ditampilkan. Pada tabel ini dapat
diisikan keterangan singkat tentang obyek yang didijitasi dengan mengetikkannya pada
bagian yang bertanda ? .
Ketikkan nama object sesuai dengan yang terlihat pada peta di kotak dialog atribut.
(Contoh: Danau, karena objek pada peta menunjukkan suatu danau.
Ulangi langkah dijitasi titik (point) untuk obyek titik lainnya yang terdapat pada peta
(background image).
Setelah selesai dijitasi semua obyek titik, klik tombol (exit editor)
Dari menu yang terdapat pada map window, pilih File _ Create _Segment Map
Isikan suatu nama untuk menyimpan data garis hasil dijitasi. Misal, depok_line.
Arahkan ke obyek garis yang akan didijitasi, ikuti garis dengan meng-klik tombol kiri
mouse.
Klik dua kali (double click) tombol kiri mouse untuk mengakhiri dijitasi suatu segmen.
Seperti halnya pada saat dijitasi data titik, setelah selesai dijitasi satu segmen garis, maka tabel
atribut otomatis akan muncul. Kita dapat mengisikan informasi tentang garis yang didijitasi.
Apabila data garis yang didijitasi adalah jalan, atau batas administrasi maka informasi yang
diisikan bisa berupa kelas jalan (arteri, kolektor, lokal dan sebagainya) atau nama batas
administrasi (batas desa, kecamatan, kabupaten dan sebagainya).
Cara atau langkah untuk dijitasi obyek poligon pada prinsipnya sama dengan dijitasi
garis atau segmen. Garis batas poligon didijitasi terlebih dahulu, kemudian segmen
hasil dijitasi dipoligonkan dengan fasilitas poligonize. Sebelum dipoligonkan, segmen
hasil dijitasi harus terbebas dari kesalahan-kesalahan (self overlap, dead ends dan
intersection). Berikut uraian mengenai langkah dijitasi obyek poligon:
Dari menu yang terdapat pada map window, pilih File _ Create _Segment Map
Isikan suatu nama untuk menyimpan data garis hasil dijitasi. Misal, depok_poly
Pada saat dijitasi obyek dimana segmen akan berpotongan, secara otomatis ILWIS akan
melakukan snapping dan menanyakan apakah segemen akan di split? Klik Yes.
Lanjutkan dijitasi sampai selesai untuk seluruh batas poligon yang akan didijitasi
Dari menu yang terdapat pada map window, pilih File _ Check Segments _ Self
Overlap
Apabila tidak terdapat kesalahan maka akan muncul konfirmasi sebagai berikut.
Dari menu yang terdapat pada map window, pilih File _ Check Segments _
Dead Ends
kemudian tekan tombol delete pada keyboard. Ulangi langkah diatas sampai tidak ada
lagi kesalahan
Dari menu yang terdapat pada map window, pilih File _ Polygonize
Klik pada bagian Topology, kemudian Pilih Domain Klik tombol untuk membuat
domain baru. Kotak dialog Create Domain akan ditampilkan
Ketikkan suatu nama (misal depok_poly) di bagian Domain Name. Pilih Class untuk
Type.
Klik OK
Proses poligonisasi selesai dan poligon yang dihasilkan akan tampak sebagai berikut
Catatan: Proses dijitasi poligon yang diuraikan diatas hanya menggunakan contoh satu poligon
kecil. Untuk mendijitasi seluruh poligon yang terdapat pada Peta Depok, semua garis batas
poligon harus didijitasi. Cara dan langkahnya sama dengan uraian di atas
Setiap bentuk pekerjaan umumnya menghasilkan suatu produk atau bentuk hasil akhir. Layout
dianggap sebagai bentuk hasil akhir dari suatu pekerjaan. Sebuah layout berlaku sebagai
kanvas pada pelukis, dimana hal ini memungkinkan anda untuk merancang bagaimana
menempatkan komponen dari peta, mengaturnya sesuai dengan desain yang anda
inginkan, dan akhirnya mencetaknya ke dalam media hardcopy. Bagian akhir dari panduan
ini akan menguraikan langkah-langkah untuk menyusun komposisi peta dan mencetak peta
menggunakan perangkat lunak ILWIS 3.4
Pada bagian Map View Name, ketikkan sesuai dengan nama peta yang akan
ditampilkan.
Setelah menentukan Map View Name, akan muncul tampilan Set Scale. Tampilan ini
digunakan untuk menentukan skala peta yang akan dipakai. Masukan angka skala peta
yang diinginkan, kemudian klik OK.
Atur ukuran dan orientasi kertas. Dari menu pilih File _ Page Setup
Kotak dialog Page Setup akan ditampilkan. Pada kotak dialog Page Setup kita dapat
menentukan ukuran kertas yang akan digunakan, tata cara penempatan objek
(orientasi), serta margin atau garis tepi. Setelah itu Klik OK.
Untuk
menentukan
ukuran kertas
Untuk
menentukan Untuk
bentuk tampilan menentukan
objek margin
Klik tombol agar skala dapat diatur sesuai dengan ukuran kertas atau ruang
yang tersedia. Klik bagian pojok dari map view, tahan tombol kiri mouse sambil
menarik ke arah diagonal sehingga ukuran peta membesar. Atur posisi map view
sedemikian rupa sehingga terlihat sesuai dengan layout yang akan dibuat.
Kotak dialog Edit Map Border akan ditampilkan. Pada kotak dialog tersebut kita dapat
menentukan interval grid, warna, serta jenis huruf. Setelah itu Klik OK
Beri tanda
(check
mark) Isikan beberapa pilihan
pada Grid Grid Tick
Ticks dan
Grid
Coordinat
e
Isikan beberapa
pilihan Grid
Coordinates
Pada layout tool bar klik tombol (Text). Setelah itu akan muncul kotak dialog
Edit Text.
Ketikkan sesuai nama dengan nama peta yang ingin ditampilkan. Pada kotak dialog
Edit Text kita juga dapat menentukan tata letak teks, jenis tulisan, ukuran, serta warna
tulisan. Setelah selesai Klik OK. Proses ini dapat dilakukan untuk membuat judul
legenda, pembuat peta, sumber peta, serta informasi lain yang diperlukan.
Jumlah interval
Untuk menambahkan skala numerik (angka), pada layout tool bar klik tombol
(Scale Text), setelah itu Klik OK
Menentukan
bentuk mata angin
Klik OK
Ubah Ukuran dan posisi box sehingga mencakup seluruh komponen layout peta