ILWIS 3.6
Oleh:
Adipandang Yudono, S.Si (Geography-UI) MURP (UniSA-Aus)
2009
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
Daftar Isi
Halaman
Daftar Isi
Kata Pengantar
Bab 1. Pendahuluan
1. Pengenalan FOSS GIS
2. Pengenalan ILWIS 3.6
3. Model Data ILWIS
4. Komponen Dasar ILWIS
5. ILWIS Window
Main Window
Map Window
Table Window
Pixel Info Window
6. ILWIS Object
Data Object
Container Object
Service Object
Special Object
Bab 2. Tahapan Instalasi ILWIS 3.6
Bab 3. Tahapan Menampilkan Data Spasial di ILWIS 3.6
Menampilkan data vektor yang telah ter-Georeferenced di ILWIS
Menampilkan data vektor yang telah ter-Georeferenced pada
format ArcView.ArcGIS di ILWIS
Menampilkan data tabular yang telah ter-Georeferenced di ILWIS
Menampilkan data raster yang telah ter-Georeferenced di ILWIS
BAB 4. Tahapan Memasukkan data spasial ke dalam ILWIS 3.6
Latihan Import peta hasil scan
Latihan persiapan tahapan georeferensi dengan identifikasi
koordinat system bumi yang akan ditentukan.
Latihan melakukan georeferensi peta hasil scan ke koordinat
geografis
Latihan on-screen digitizing (titik, garis, area)
BAB 5. Analisis Hidrologi Untuk Penentuan Batas Delineasi DAS di ILWIS 3.6
DEM Visualization (Proses untuk pembuatan DEM)
DEM Visualization (Proses untuk menampilkan data 3D)
Fill Sinks
Fill Directions
Fill Accumulation
Drainage Network Extraction
Drainage Network Ordering
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
1
3
5
5
5
5
6
7
7
8
8
9
10
10
10
11
11
12
19
19
21
25
26
28
28
31
39
42
74
74
81
85
87
89
92
95
Catchment Extraction
BAB 6. Analisis Remote Sensing di ILWIS 3.6
Pembuatan komposit citra satelit
Klasifikasi Tidak Terbimbing (Unsupervised Classification)
BAB 7. Layouting Peta di ILWIS 3.6
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
98
103
103
109
112
KATAPENGANTAR
Bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan masyarakat Kabupaten Malang
keberadaansumberairmempunyaiartisangatpenting,olehkarenaituperlindunganterhadap
sumber daya alam tersebut harus menjadi prioritas. Salah satu upaya perlindungan mata air
adalah dengan penataan ruang dan lahan di sekitar sumber air, dan daerah isiannya. Untuk
mengetahui dan memahami kondisi ruang dan lahan di sekitar sumber air salah satunya
dilakukan dengan bantuan citra pengindraan jauh, baik berupa data digital dan non digital.
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sebuah perangkat lunak yang dibuat untuk mengolah
data spasial (keruangan) dan non spasial, baikdalam bentuk digital maupun non digital. Oleh
karena itu penggunaan SIG sangat sesuai bila digunakan untuk perencanaan perlindungan
sumberair.
Bahan pelatihan ini disusun atas kerjasama antara Environmental Services Program
(ESP)dariUSAIDdenganPusatPenelitianLingkunganHidup(PPLH)UniversitasBrawijayadalam
rangka meningkatkan kemampuan staf perencanaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
KabupatenMalang.
Dengan segala kerendahan hati tim pelaksana mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak, terutama counterpart dari ESP kantor wilayah Jawa Timur yang telah
memberi masukan dalam penyusunan materi pelatihan. Juga kepada rekanrekan di PPLH UB
atas saran dan dorongan, serta kepada panitia pelatihan atas segala jerih payahnya dalam
mempersipakanpelaksanaanpelatihandihaturkanbeributerimakasih.
Malang,Nopember2009
ProgramKerjasamaESPUSAIDPPLHUB
KetuaPelaksana
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
KATAPENGANTAR
AssalamualaikumWr.Wb.
UnitedStatesAgencyforInternationalDevelopmentEnvironmentalServicesProgram(USAID
ESP)menyambutbaiktersusunnyaModulPelatihaniniyangmerupakanbagianpentingdalam
ProgramPerlindunganMataAir(PMA)yangdiselenggarakanmelaluikerjasamaantaraPusat
PenelitianLingkunganHidup(PPLH)UniversitasBrawijayadenganESP.Selamapelaksanaan
programESPdalamperiode20052009,terindikasiadanyapenurunankuantitasdankualitasair
dibeberapamataairkhususnyayangdigunakansebagaiairbakuolehPDAMKabupaten
Malang.Olehkarenaitu,dipandangperluuntukdilakukannyaupayaupayaPMAsebagai
langkahantisipatifuntukmenjaminkeberlanjutanpasokairbakudimasamendatang.
Sebagaiprogramyangmendukungpeningkatanderajatkesehatanmelaluiperbaikan
pengelolaandaerahtangkapanairdanperluasanaksesterhadapairminumdansanitasi,ESP
melihatsangatpentingnyakeberlanjutanpasokairbaku,khususnyauntukkebutuhandomestik,
yangpadaakhirnyauntukmenunjangdanmeningkatkanderajatkesehatan.Manusia
memerlukanairdalamkuantitasdankualitasyangmemadai.
Modulinidiharapkandapatmenjadisalahsatualatbantuefektifyangdapatdigunakanpara
pelakuPMAkhususnyadalammengidentifikasibatasanwilayahimbuhan(rechargearea)mata
air.Dengandemikian,upayaupayaPMAdapatmenjadilebihterarah,baikdalamperencanaan,
implementasi,maupunpemantauandanevaluasinya.Secarakhusus,Moduliniakan
membimbingbagaimanaGIS(GeographicInformationSystem)dapatdigunakandenganmudah
danpraktisuntukupayaupayaPMA.
ESPmenyampaikanpenghargaansetinggitingginyakepadaPPLHUniversitasBrawijayadalam
penyusunanModulinisehinggamelengkapirujukanbagiberbagaipihakdanmenguatkan
upayaupayayangdigagasdandirintisESPdalamPMA.SemogaModulinidapatmenjadibekal
dandukunganbagiparapihakuntukikutmenjagadanmelestarikanDaerahAliranSungai(DAS)
khususnyayangberadadiwilayahJawaTimur.
WassalamualaikumWr.Wb.
Malang,2November,2009
RegionalCoordinatorforESPEastJava
AgusHernadi
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
BAB 1. Pendahuluan
1. Pengenalan FOSS GIS
Pada umumnya, perangkat lunak dalam kelompok disiplin ilmu Geographical
Information System (GIS) dan Remote Sensing (RS) relatif mahal, terlebih jika hanya
untuk dipelajari, untuk itu diperkenalkanlah sarana pembelajaran perangkat lunak
yang murah dalam kesatuan aplikasi Free and Open Source Software Geographical
Information System (FOSS GIS).
FOSS GIS ini merupakan perangkat lunak yang bebas untuk digunakan, dipelajari
dan diubah serta dapat disalin dengan/tanpa modifikasi.
2. Pengenalan ILWIS 3.6
ILWIS sebagai salah satu aplikasi FOSS GIS merupakan singkatan dari Integrated
Land and Water Information System. Perangkat lunak ini digunakan untuk analisis
geografis dengan jenis data berupa vektor dan raster. ILWIS ini dirancang
International Institute for Aerospace Survey and Earth Sciences (ITC), Enschede,
Belanda. Dapat di download di:
http://www.ilwis.org/open_source_gis_ilwis_download.htm
3. Model Data ILWIS
Dalam analisis keruangan geografis, representasi obyek muka bumi dapat diwakili
dengan symbol berupa:
Simbol titik
Kenampakan-kenampakan geografi yang tidak memiliki dimensi (0 D) seperti titik
ketinggian, lokasi kota, pelabuhan, mercusuar, lokasi tambang, dll, dinyatakan
dengan simbol titik.
Simbol garis
Kenampakan-kenampakan geografis yang berdimensi satu (1D) seperti jalan, sungai,
jalan KA, jalur penerbangan, arah angin, dll, dinyatakan dengan simbol garis.
Simbol area
Kenampakan-kenampakan geografis yang berdimensi dua (2D) seperti areah HPH,
perkebunan, wilayah administrasi, dll, dinyatakan dengan simbol area.
Kenampakan simbol titik, garis dan area dalam GIS digambarkan dalam model data
vektor dan raster.
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
Data Vektor
Data GIS pada suatu obyek spasial yang didefinisikan dengan koordinat (X,Y)
dimana kenampakan spasial dalam data jenis ini disimpan dalam bentuk label atau
kode tertentu.
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
5. ILWIS WINDOW
Main Window
Lembar ini terdapat menu bar, command line, catalog, operation tree, operation
list, navigator, standard toolbar, object selection bar, dan Status bar
9 Menu Bar: menu utama yang terdiri dari file, edit, operation, view,
window, help.
9 Catalog: Merupakan tempat menampilkan obyek
9 Operation tree dan Operation list: menunjukkan seluruh kegiatan yang
berlangsung di ILWIS
9 Navigator: Untuk berpindah drive
9 Standard Toolbar: Tools berisi jalan pintas untuk kegiatan yang sering
dilakukan dalam operasi ILWIS
9 Object Selection Bar: Sejumlah tombol untuk penentuan tipe-tipe obyek
akan ditampilkan di catalog
9 Status Bar: Petunjuk tentang fungsi tombol yang dijalankan juga
perintah selanjutnya serta deskripsi obyek.
OperationTreeOperationList
Navigator
StandardToolbar
CommandLIne
ObjectSelectionBar
MenuBar
Catalog
StatusBar
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
Map Window
Di ILWIS, data yang berbentuk vektor dan raster dengan simbol obyek yang
diwakili titik, garis dan poligon ditampilkan dalam map window. Data vektor dengan
simbol titik dikenal dengan istilah point map, selanjutnya data vektor dengan
simbol garis dikenal dengan istilah segment map, sedangkan data vektor dengan
simbol poligon dikenal dengan istilah polygon map. Untuk data raster dikenal
dengan istilah raster map, yang isinya berupa data citra satelit ataupun data image
hasil scan.
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
6. ILWIS OBJECT
Data Object
Data Object dalam ILWIS meliputi data spasial dan data atribut. Data spasial
meliputi data vektor yang direpresentasikan dalam point map (titik), segment
map(garis), polygon map (polygon/area) serta data raster yang dipresentasikan
dengan raster map. Data spasial ini dapat di edit di map window. Untuk data
atribut yang berbentuk tabel dapat dibuat dan diedit di table window.
Tabel 1. Data Object di ILWIS
Container Object
Daftar yang berisikan referensi sejumlah data object. Secara umum, keseluruhan
data yang masuk Container Object berbentuk ASCII atau kode script
pemrograman komputer. Bagian-bagian yang masuk Container Object meliputi:
map list, object collection, layout, annotation text, graph dan map view.
Tabel 2. Container Object di ILWIS
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
10
Service Object
Aksesoris yang melengkapi kinerja data object . Service Object ini meliputi:
coordinate system, georeference, domain, dan representation.
Tabel 3. Service Object di ILWIS
Special Object
Fasilitas khusus yang memberikan informasi data object dalam mendukung
pemberian informasi spasial. Special Object meliputi: histogram, sample sets,
2-dim tables, matrices, filters, function, scripts dan stereo pairs.
Tabel 4. Special Object di ILWIS
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
11
3. Pada pilihan situs yang ada, pilih situs dengan alamat url: www.ilwis.org
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
12
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
13
6. Hasil download ILWIS akan tersimpan dalam format ZIP, sehingga untuk
menjalankan program yang ada, di Winzip terlebih dulu nantinya
hasil donwload
7. Selanjutnya anda extract dengan menggunakan winzip atau winrar untuk
membuka aplikasinya
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
14
9. Sesaat setelah meng-klik icon Ilwis, maka akan muncul window ilwis sebagai
berikut:
Ikuti perintah yang sudah ada (default) untuk selanjutnya klik Next
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
15
12. Selanjutnya akan masuk window konfirmasi yang menyatakan siap untuk
dilakukan instalasi.
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
16
14. Setelah instalasi program ilwis selesei akan muncul penampilan sebagai berikut:
Maka dengan demikian tahapan instalasi ilwis telah selesei, selanjutnya klik
Close.
15. Setelah Instalasi sukses, maka di program start akan muncul file baru bernama
ILWIS
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
17
16. Selanjutnya anda Klik 2X icon ILWIS 3.6 tersebut, maka aplikasi ILWIS
dikomputer anda siap digunakan
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
18
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
19
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
20
5. Maka selanjutnya akan muncul penampilan map window dari layer admin_kasus
sebagai berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
telah
ter-Georeferenced
pada
format
21
4. Klik Ilwis
Vector
Arc/View.SHP shape file
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
22
Selanjutnya klik OK
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
23
7. Dari hasil konversi data arcview (Shape file) ke Ilwis akan terbentuk 3 file pada
layer mlg_landuse_kasus, yaitu:
mlg_landuse_kasus.mpa
mlg_landuse_kasus.tbt
mlg_landuse_kasus.dom
8. Selanjutnya anda klik 2X layer mlg_landuse_kasus.mpa
Maka akan penampilan data spasial yang telah terkonversi dari data
ArcView/ArcGIS
Shape
file
ke
Ilwis
sebagai
berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
24
9. Lakukan proses ini untuk keseluruhan layer shape file yang ada.
Menampilkan data tabular yang telah ter-Georeferenced di ILWIS
1. Masuk kembali pada main window Ilwis, selanjutnya arahkan pointer pada file
admin_kasus.tbt pada D:\\ESP USaid\FOSS GIS\Data Ilwis\admin_kasus.tbt
Data tabular akan berisi informasi spasial dari grafik layer yang ada.
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
25
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
26
6. Selanjutnya klik OK, maka akan terlihat penampilan citra raster dengan
tampilan citra seperti kondisi sebenarnya dilapangan sebagai berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
27
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
28
4. Selanjutnya klik Raster dan pilih Tagged Image File Format.TIF. Kemudian pada
kolom input, arahkan pada file di Drive D:\\ESP USAID\FOSS GIS\Data
raster\158-LAWANG.tif. Pada kolom output secara default akan memberi nama
baru file yang ada, pada kasus ini 158-LAWANG.mpr. Selanjutnya klik OK
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
29
5. Hasil import data raster ke dalam ilwis dapat terlihat pada main window ilwis
dengan penampilan sebagai berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
30
identifikasi
Pada latihan kali ini, peserta akan diajak untuk melakukan kegiatan georeferensi
data raster hasil scan. Kegiatan pendahuluan pada tahapan ini adalah identifikasi
awal sistem koordinat bumi dan datum yang digunakan.
1. Masuk kembali ke Main window Ilwis, arahkan pointer pada menu bar
File
Create
GeoReference
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
31
Selanjutnya klik OK
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
32
6. Selanjutnya klik OK
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
33
8. Klik Icon
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
34
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
35
12. Selanjutnya pada kolom Northern Hemisphere dipastikan tidak aktif / tidak
dicentang. Selanjutnya pada kolom Zone, isikan dengan angka 49 sebagaimana
penampilan berikut:
Selanjutnya klik OK
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
36
13. Selanjutnya pada main window Ilwis akan terbentuk satu file baru sebagaimana
penampilan berikut:
14. Selanjutnya pada window Create GeoReference, pada kolom Background Map
isikan dengan file 158-LAWANG serta centang kolom Sub-Pixel Precision
sebagaimana penampilan berikut:
Selanjutnya klik OK
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
37
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
38
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
39
4. Setelah pointer dipastikan pada titik ujung peta, selanjutnya diklik 1X, kemudian
akan muncul window Add Tie Point, isikan pada kolom X,Y dengan koordinat
geografis yang tercantum pada objek peta sebagaimana penampilan berikut:
Catatan: Ulangi langkah yang sama untuk 3 tic point lainnya pada ujung object peta
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
40
6. Setelah 4 tic point teridentifikasi, maka tulisan Not enough points akan berubah
menjadi nilai sigma sebagaimana penampilan berikut:
7. Jika terasa sudah yakin dengan tic point yang diberikan, selanjutnya klik icon
(Exit Editor).
8. Selanjutnya obyek peta 158-LAWANG telah ter-georeference ditandai dengan
koordinat geografis yang sebenarnya pada tepi bawah window ilwis kerja
sebagai berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
41
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
42
2. Selanjutnya akan masuk window Create Point Map. Pada kolom Map
Name, beri nama Fasilitas, pada kolom Description: beri nama Digitasi
titik. Selanjutnya OK.
3. Arahkan obyek peta pada kumpulan objek titik yang terletak dibawah
nama DESA GUNUNGREJO sebagaimana kurang lebih seperti
penampilan berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
43
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
44
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
45
10. Setelah selesei kegiatan digitasi titik, maka penampilan window kerja
ilwis akan Nampak sebagai berikut:
11. Untuk melihat keterangan titik yang telah ter-digit, peserta dapat mengexpand file Properties dibawah layer Fasilitas pada window table of
content sebagai berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
46
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
47
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
48
5. Lakukan kegiatan yang sama untuk jaringan jalan lain didalam area
desa.
6. Pada kondisi tertentu, saat akan melakukan digitasi garis didaerah
persimpangan, pada window kerja ilwis muncul Box peringatan berupa
pertanyaan untuk melakukan perpotongan garis sebagaimana berikut
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
49
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
50
10. Jika dijumpai ada beberapa attribute yang masih kosong, peserta dapat
melakukan editing dengan tahapan klik 1X layer Jalan pada table of
contents di main window ilwis, selanjutnya klik kanan kemudian pilih edit
layer, lalu di klik 1X
11. Selanjutnya pilih segmen garis yang akan diidentifikasi dengan cara klik
2X feature garis yang ada, selanjutnya beri nama pada attribute
sebagaimana penampilan berikut:
ObyekYangakandiidentifikasdengancaramengklik2X
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
51
12. Lakukan kegiatan yang sama hingga semua jalan dalam area desa
teridentifikasi.
13. Hasil identifikasi seluruh jalan di area desa akan terlihat sebagai berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
52
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
53
Kemudian di OK
3. Selanjutnya pastikan icon insert mode
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
54
5. Lakukan kegiatan yang sama terhadap area desa pada sisi lain untuk
menutup obyek desa dengan didahului memotong garis sebagaimana
penampilan berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
55
Klik Yes
6. Selanjutnya lakukan digitasi garis dengan penampilan akhir hasi digitasi
garis mengelilingi desa sebagai berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
56
Kemudian OK
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
57
Kemudian klik OK
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
58
14. Untuk
mengetahui
ada
tidaknya
kesalahan
garis
(Kelebihan/kekurangan) pada garis pertemuan, dapat dilakukan dengan
cara pengecekan melalui dead end pada menu bar File
Check Segments
Dead Ends
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
59
15. Selanjutnya akan masuk window Check Segment untuk Dead Ends
sebagai berikut:
Kemudian klik OK
16. Jika terdapat kesalahan, maka akan muncul window sebagai berikut:
Klik Yes
17. Selanjutnya Ilwis akan menunjukkan titik kesalahan node dengan
menandainya berupa kotak merah sebagaimana penampilan berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
60
Sebelum
Sesudah
20. Lakukan kegiatan yang sama hingga tidak terdapat kesalahan kembali.
21. Setelah semua kesalahan node dicek, selanjutnya akan muncul box
peringatan yang menandakan bahwa kesalahan node sudah tidak ada
sebagaimana penampilan berikut:
Kemudian Klik OK
22. Tahapan berikutnya adalah mem-poligon-kan garis yang telah
mengelilingi area desa tersebut, tetap pada window Segmen Editor:
Desa, dengan cara arahkan pointer pada menu bar File
Polygonize
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
61
Kemudian klik OK
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
62
26. Selanjutnya akan muncul window baru yang menandakan domain baru
telah terbentuk sebagaimana penampilan berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
63
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
64
32. Maka akan tampak penampilan batas desa dalam bentuk polygon
sebagaimana penampilan berikut:
33. Pada kegiatan digitasi polygon, masih belum ada kegiatan pemberian
attribute, untuk itu, polygon tersebut perlu disiapkan atribut dengan cara
arahkan pointer pada layer Batas Desa, klik 1X, selanjutnya klik kanan
kemudian pilih properties, sebagaimana penampilan berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
65
Kemudian klik OK
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
66
38. Penampilan data tabular yang dibuat akan terlihat sebagai berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
67
40. Klik kanan 1X layer Batas Desa selanjutnya pilih edit layer
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
68
43. Selanjutnya pada window Add item to domain isikan Name dengan
Polygon dan code dengan poly, Sebagaimana penampilan berikut:
Klik OK
44. Selanjutnya akan muncul window baru Edit sebagai berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
69
46. Kemudian data attribute Batas Desa akan muncul dengan penampilan
sebagai berikut:
47. Disini peserta diminta untuk mengisi kolom baru dengan nama
Keterangan, caranya adalah arahkan pointer pada menu bar
Column
Add Column
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
70
48. Pada window Add Column, pada Column Name beri nama Keterangan,
selanjutnya pada kolom Domain arahkan ke String, sebagaimana
penampilan berikut:
49. Selanjutnya akan tampil window data attribute dengan penampilan baru
sebagai berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
71
50. Selanjutnya beri nama pada tanda ? dengan nama Desa Gunungrejo
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
72
52. Untuk memastikan data polygon layer batas desa tersebut telah memiliki
atribut nama desa, silahkan klik Edit Layer pada layer Batas Desa
dengan menggunakan klik kanan, selanjutnya klik 2X obyek polgon
yang ada, nantinya akan ada pilihan keterangan attribute yang ada, pilih
Poly:Polygon sebagaimana penampilan berikut:
Maka data graphic dan data attribute telah terintegrasi dengan baik.
Selanjutnya jangan lupa untuk mengklik icon Exit Editor
kegiatan editing
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
untuk mengakhiri
73
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
74
2. Selanjutnya masuk window Attribute Map of Segment Map, biarkan isian kolom
yang ada mengikuti default yang ada, untuk kolom Output Segement Map diisi
dengan nama Elevasi_kasus_mataair, untuk kolom Description dikosongkan
saja, sebagaimana penampilan berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
75
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
76
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
77
Lalu klik OK
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
78
Selanjutnya OK
Pada saat kembali lagi pada window Create GeoReference, klik OK
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
79
Selanjutnya klik OK
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
80
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
81
Selanjutnya OK
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
82
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
83
9. Maka penampilan akhir dari operasi diatas akan tampak sebagai berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
84
Fill Sinks
Penggunaan fill sinks dalam tahapan analisis hidrologi adalah untuk menghilangkan
gangguan seperti kondisi elevasi yang mencolok dengan cakupan yang kecil
dimana dapat mempengaruhi delineasi DAS nantinya.
Tahapan yang dilakukan meliputi:
1. Pada Main windows Ilwis, posisi table of contents berada pada operation-tree
3. Pada window Fill Sink, isikan kolom Input DEM dengan file
Elevasi_kasus_mataair, selanjutnya pada pada kolom Output Raster Map
diisikan dengan nama DEM_kasus_mataair_fillsink.
Klik Show
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
85
4. Setelah proses fillsink selesei, maka akan muncul penampilan sebagai berikut:
Klik OK
5. Penampilan akhir fillsink layer DEM_kasus_mataair_fillsink akan tampak
sebagai berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
86
Flow Directions
Penggunaan flow directions adalah untuk memperoleh gambaran arah aliran air
pada lereng pegunungan dengan tampilan akhir berupa informasi dalam bentuk
pixelate.
1. Pada main windows Ilwis, posisi table of contents berada pada operation-tree
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
87
3. Pada window Flow Direction, berikan isian kolom Input DEM dengan
DEM_kasus_mataair_fillsink, kolom method dipilih Steepest Slope, selanjutnya
pada kolom Output Raster Map, diisikan dengan nama kasus_mataair_flowdir.
Klik OK
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
88
5. Hasil akhir dari flow direction file DEM_kasus_mata_air adalah sebagai berikut:
Flow Accumulation
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menganalisis jumlah akumulasi aliran air yang
terdapat pada suatu cakupan wilayah tertentu.
1. Pada main windows Ilwis, posisi table of contents berada pada operation-tree
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
89
3. Pada window Flow Accumulation, isikan kolom Flow Direction Map dengan file
kasus_mataair_flowdir, Pada Output Raster Map, berikan nama dengan
kasus_mataair_flowaccum:
Klik OK
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
90
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
91
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
92
3. Pada saat memasuki window Drainage Network Extraction, isikan kolom Flow
Accumulation Map dengan file kasus_mataair_flowaacum, selanjutnya pada
kolom Stream Threshold (Nr. Of Pixels) dengan angka 1000. Untuk kolom
Output Raster Map diisikan dengan nama kasus_mataair_stream_1000.
Klik OK
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
93
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
94
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
95
3. Pada window Drainage Network Ordering, isikan kolom2X yang ada sebagai
berikut:
Klik Show
4. Setelah proses selesei Ilwis akan menampilkan data spasial hasil Drainage
Network Extraction dengan pertanyaan sama pada window Display OptionsRaster Map:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
96
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
97
Catchment Extraction
Fungsi ini merupakan kegiatan terpenting dalam analisis delineasi batas DAS.
1. Pada windows Ilwis, posisi table of contents berada pada operation-tree:
Catchment Extraction
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
98
3. Pada window Drainage Network Ordering, isikan kolom2X yang ada sebagai
berikut:
5. Selanjutnya, untuk melihat hasil delineasi batas DAS yang ada, dapat anda klik
2X layer DAS_kasus_mataair.
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
99
7. Selanjutnya peserta dapat menambah layer mata air sumberawan dengan cara
mengklik icon
Klik OK
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
100
9. Pada window Symbol, pilih Symbol Type dengan Symbol, selanjutnya pilih
gambar waru, berikan Size 20 dan Color Biru, sebagaimana penampilan berikut:
Selanjutnya klik OK
10. Masuk kembali window Display Options-Point Map klik OK
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
101
11. Penampilan akhir batas delineasi DAS dengan lokasi mata air Sumberawan
sebagai berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
102
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
103
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
104
4. Selanjutnya pilih GeoTIFF untuk mengimport band citra yang ada sebagai
berikut:
5. Selanjutnya pada kolom input, cari file tiff berupa band satelit yang ada di drive
D:\\ESP USaid\landsat_studiarea\new_subset_landsat02_band1. Pada kolom
output, rubah nama file menjadi band1.mpr, sebagai berikut:
Selanjutnya klik OK
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
105
6. Hasil import data GeoTIFF band1 dari citra landsat wilayah studi kasus, akan
tampil file baru sebagai berikut:
7. Lakukan hal yang sama untuk band 2,3,4,5 dan 7 seperti kegiatan diatas.
Berikut hasil akhir dari band 1,2,3,4,5 dan 7 citra satelit yang telah terimport ke
dalam ILWIS.
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
106
9. Pada window Map List, ketik pada kolom Map List dengan nama
Landsat_kasus. Kolom Description, kosongkan saja. Kemudian drag band 1,
2,3,4,5,7.
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
107
12. Untuk menampikan data citra yang telah terkomposit dapat dilihat kembali pada
halaman 22.
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
108
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
109
3. Di window Cluster, pada kolom Number of input maps, pilih yang ke-4,
(maksudnya: adalah memasukkan 4 band yang ada dalam citra satelit),
selanjutnya masukkan pilihan band yang ada dengan band 3, 4, 5, 7 di drive
d:\\ESP USaid\FOSS GIS\Data Ilwis\landsat_studiarea. Kemudian buat cluster
menjadi 10 (maksudnya adalah, hasilnya nanti akan keluar 10 kelas tutupan
lahan dari klasifikasi citra). Isikan kolom Output Raster Map dengan
Cluster_3457 dan Output Table dengan nama yang sama, yaitu Cluster_3457
sebagaimana penampilan berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
110
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
111
2. Klik 2Xfile
, jika ada pertanyaan di Display Options- Raster
Map, klik OK, selanjutnya akan tampil sebagai berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
112
4. Selanjutnya Zoom in wilayah sekitar mata air sekitar Sumber Awan dengan
penampilan kurang lebih sebagai berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
113
5. Selanjutnya tampilkan label dari mata air sumber awan dengan cara klik kanan
layer lokasi sumber pada table of contents, kemudian pilih Display Options
6. Selanjutnya pada window Display Options, centang attribute dan text. Pada
kolom attribute pindahkan pilihan pada keterangan.
Selanjutnya OK
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
114
7. Penampilan window kerja setelah pemberian label mata air akan terlihat sebagai
berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
115
10. Setelah ter-klik OK, kemudian akan masuk window set scale, isikan dengan
skala 1:20000
Klik OK
11. Selanjutnya akan masuk window kerja untuk layout peta.
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
116
12. Pada window layout atur besar obyek yang diinginkan, sehingga akan tampak
penampilan kurang lebih sebagai berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
117
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
118
Kemudian klik OK
16. Penampilan sementara dari obyek yang telah diberi koordinat bumi akan terlihat
sebagai berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
119
Selanjutnya OK
18. Selanjutnya klik icon
Selanjutnya klik OK
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
120
Klik OK
21. Selanjutnya atur letak inzet peta dan buatkan box obyek yang diperbesar.
22. Selanjutnya klik icon
23. Selanjutnya klik icon
berikut:
Kemudian klik OK
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
121
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
122
Klik Print
29. Selanjutnya hasil print Adobe PDF arahkan ke D:\\ESP USaid, beri nama Mata
air Sumber Awan
Klik Save
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
123
30. Hasil akhir dari Print layout peta akan tampak sebagai berikut:
PPLHUniBraw&ESPUSaid2009
124
PPLHUniB
Braw&ESPU
USaid2009
Adipandan
ng Yudono, S.Si, MURP
125