Anda di halaman 1dari 11

Sistem Informasi Spasial:

Data spasial merupakan informasi yang handal untuk menggambarkan fakta yang ada, khususnya
mengenai kondisi wilayah di suatu daerah. Guna mengoptimalkan penanganan perencanaan dan
pengelolaan pembangunan suatu daerah perlu dilakukan pembangunan Sistem Informasi Spasial (SIS)
guna menginformasikan potensi yang dimiliki oleh suatu daerah ke khalayak.

Data Spasial
Sistem Informasi Geografis

Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) What


Pengertian SIG yaitu sistem informasi khusus yang mengolah data yang mempunyai
informasi spasial (bereferensi keruangan). Dengan pengertian lain, sistem informasi geografis
merupakan sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan,
mengelola dan menampilkan informasi bereferensi geografis, seperti data di identifikasi
berdasarkan lokasinya didalam database.

Manfaat Sistem Informasi Geografis (SIG)


Adapun manfaat dari sistem informasi geografis adalah sebagai berikut:

 Manajemen Tata Guna Lahan


SIG bisa membantu dalam membuat perencanaan setiap wilayah pemanfaatan lahan
di kota yang dibagi menjadi daerah pemukiman, indurstri, perdaganan, perkantoran,
fasilitas umum dan jalur hijau dan hasilnya bisa digunakan sebagai acuan dalam
pembangunan utilitas-utilitas yang dibutuhkan.

 Inventarisasi Sumber Daya Alam


Manfaat SIG untuk kekayaan sumber daya alam adalah:

 Untuk mengetahui persebaran beberapa sumber daya alam, seperti minyak bumi,
batubara, emas, besi dan bahan tambang lain.
 Untuk mengetahui persebaran area lahan, seperti:
 Area lahan yang potensial dan lahan kritis
 Area hutan yang masih baik dan hutan yang telah rusak
 Area lahan pertanian dan perkebunan
 Memanfaatkan perubahan pembangunan lahan
 Rehabilitasi dan konservasi lahan

Pengawasan Daerah Bencana Alam


Dalam pengawasan daerah bencana alam, SIG memiliki manfaat antara lain:

 Melihat luas daerah bencana alam.


 Sebagai pencegahan jika terjadi bencana alam di masa mendatang
 Menentukan tingkat bahaya erosi
 Memprediksi ketinggian banjir
 Memprediksi tingkat kekeringan
 Menyusun rencana-rencana pembangunan ulang daerah bencana

Bidang Perencanaan Kota dan Wilayah

 Bidang Sumber Daya: misalnya kesesuaian lahan, pemukiman, pertanian,


perkebunan, tata guna lahan, pertambangan dan energi, analisis daerah rawan
bencana
 Bidang Perencanaan Ruang: Misalnya perencanaan tata ruang wilayah, kawasan
industri, pasar, permukimana dan lainnya.
 Bidang Manajemen/ Sarana prasarana: misalnya sistem jaringan air bersih,
perencanaan dan perluasan jaringan listrik
 Bidang Pariwisata: misalnya inventarisasi pariwisata dan analisis potensi pariwisata
suatu daerah
 Bidang Transportasi: misalnya inventarisasi jaringan transportasi publik,
perencanaan perluasan sistem jaringan jalan, analisis kawasan rawan macet dan
kecelakaan
 Bidang Sosial dan Budaya: misalnya mengetahui luas dan persebaran penduduk
suatu daerah, pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan
pembangunan pada suatu kawasan, kawasan industri, sekolah, rumah sakit, hiburan
dan perkantoran

Komponen Sistem Informasi Geografis (SIG)


 Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras atau hardware yaitu perangkat fisik yang menjadi bagian dari sistem
komputer yang mendukung analisis geografi dan pemetaan. Perangkat keras SIG
mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan yang
tinggi dan juga mendukung operasi berbasis data dengan jumlah volume data yang
besar dengan cepat. Perangkat keras SIG tersusun atas berbagai bagian pengimput
data, pengolah data, dan pencetak hasil proses. Menurut prosesnya dibedakan
menjadi:

 Input data: mouse,, digitizer, scanner


 Olah data: harddisk, processor, RAM, VGA Card
 Output data: plotter, printer, screening

Perangkat Lunak (Software)


Perangkat lunak atau software yaitu perangkat yang dipakai untuk melaksanakan proses
menyimpan, menganalisa, memvisualkan data secara spasial ataupun non-spasial.
Perangkat lunak terdiri didalam SIG terdiri dari:
 Alat untuk mengimput dan memanipulasi data SIG
 Data Base Management System (DBMS)
 Alat untuk analisa data
 Alat untuk menayangkan data dari hasil analisa

Data
Secara prinsipnya data terdiri dari dua jenis dalam SIG, yaitu:

 Data Spasial
Data spasial merupakan perwujudan nyata suatu daerah yang ada di permukaan
bumi. Secara umum dipresentasikan dalam bentuk peta, gambar berformat digital dan
disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang
mempunyai nilai tertentu.
 Data Non Spasial
Data non spasial merupata data berupa tabel yang mana tabel tersebut memiliki isi
informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data itu berbentuk data tabular
yang satu sama lain di integrasikan dengan data spasial yang ada.

 Manusia who
Manusia adalah elemen pokok dari SIG dikarenakan manusia adalah perencana dan
pengguna SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada sistem informasi
lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang membuat desain dan mengolah sistem,
sampai dengan pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaan sehari-
hari.

 Metode
Setiap masalah dalam metode yang dimanfaatkan dalam SIG akan berbeda. SIG yang
baik terikat pada aspek desain dan aspek realnya.

Ruang Lingkup Sistem Informasi Geografis (SIG) How


Adapun ruang lingkup SIG terdiri atas lima proses atau tahapan dasar, yaitu:

1. Input Data
Proses input data digunakan untuk memasukkan daya spasial dan data non spasial.
Data spasial bisa berbentuk peta analog. SIG harus memakai peta digital sehingga
peta analog tersebut harus dikonversi ke bentuk peta digital dengan memakai alat
digitizer. Kecuali itu proses digitasi dapat pula dilakukan proses overlay dengan
melakukan proses scanning pada peta analog.

2. Manipulasi Data
Tipe data yang perlukan oleh SIG kemungkinan harus dimanipulasi supaya sesuai
dengan sistem yang dipakai. Untuk itu, SIG mampu melaksanakan fungsi edit baik
untuk data spasial atau non spasial

3. Manajemen Data
Jika data spasial sudah diinput maka proses selanjutnya adalah pengolahan data non
spasial. Pengolahan data non spasial meliputi pemakaian DBMS untuk menyimpan
data yang ukurannya besar.
4. Query dan Analisis
Query yaitu proses analisis yang dilaksanakan secara tabular. Secara fundamental
SIG dapat melakukan dua jenis analisis data, yaitu:

o Analisis Proximity
Analisis proximity adalah analisis geografi berbasis jarak antar layer. SIG
memakai proses buffering untuk menentukan dekatnya keterkaitan antar sifat
bagian yang ada.
o Analisis Overlay
Overlay adalah proses penyatuan data lapisan layer yang berbeda. Secara
sederhana, overlay yaitu operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer
untuk kemudian disatukan secara fisik.

5. Visualisasi
Sebagian tipe operasi geografis, hasil akhir yang paling baik ditampilkan dalam bentuk
peta atau grafik. Peta sangat efektif untuk menyimpan dan memberikan informasi
geografis.

Why

Alasan SIG dibutuhkan adalah karena untuk data spatial penanganannya sangat sulit
terutama karena peta dan data statistik cepat kadaluarsa sehingga tidak ada pelayanan
penyediaan data dan informasi yang diberikan enjadi tidak akurat. Berikut adalah dua
keistimewaan analisis melalui SIG :

a. Analisis Proximity

Analisis Proximity merupakan suatu geografi yang berbasis pada jarak antar layer.
Dalam analisis proximity SIG menggunakan proses yang disebut dengan buffering,
yaitu membangun lapisan pendukung sekitar layer dalam jarak tertentu untuk
menentukan dekatnya hugungan antara sifat bagian yang ada.

b. Analisis overlay

Proses integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda disebut dengan overlay.
Secara analisis membutuhkan lebih dari satu layer yang akan ditumpang susun secara
fisik agar bisa dianalisis secara visual. Dengan demikian, SIG diharapkan mampu
memberikan kemudahan-kemudahan yang diinginkan yaitu:

1. penanganan data geospasial menjadi lebih baik dalam format baku

2. revisi dan pemutakhiran data menjadi lebih mudah

3. data geospasial dan informasi menjadi lebih mudah dicari, dianalisis dan
direpresentasikan
4. menjadi produk yang mempunyai nila tambah
5. kemampuan menukar data geospasial

6. penghematan waktu dan biaya

7. keputusan yang diambil menjai lebih baik

Kelebihan

1. Pemrosesan Data Memakan Lebih Sedikit Waktu


2. Lebih Fleksibel dalam Visualisasi Data
3. Pertukaran Data Spasial yang Lebih Mudah
4. Relatif Lebih Murah dan Cepat
5. Pengolahan Data Lebih Akurat dan Praktis

Data Geografis

 Data Spasial

Data ini merepresentasikan dan/atau mengidentifikasikan posisi ruang (letak geografis) dari suatu
fenomena. Contoh data spasial seperti letak suatu daratan, informasi garis lintang dan garis bujur,
kepulauan, sumber minyak, hutan, sumber gas alam, pegunungan, serta lainnya. Data spasial ini dapat
digunakan untuk mengidentifikasikan lokasi, misalnya Kode Pos.

 Data Atribut

Data atribut merupakan data yang menjabarkan aspek dari suatu fenomena dalam bentuk deskripsi atau
penjelasan yang terperinci. Data ini tergambar dalam bentuk kata-kata, angka, serta tabel. Data atribut
yang dapat dijumpai pada data kepadatan penduduk, data luas wilayah, jenis-jenis tanah, data demografis,
dan sebagainya.

 Data Vektor

Data vektor adalah data yang direpresentasikan sebagai suatu mozaik berupa titik/point, garis (arc/line),
polygon yaitu daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama, serta nodes
yaitu titik perpotongan antara dua garis. Kegunaan data vektor ini untuk menganalisa ketepatan posisi pada
suatu wilayah atau mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur.

 Data Raster

Data raster atau sering juga disebut dengan sel grid merupakan data yang dihasilkan dari sistem
penginderaan jauh. Pada data raster, objek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang
disebut dengan pixel (picture element). Resolusi pada data raster tergantung pada ukuran pixelnya. Nah,
dengan kata lain resolusi menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap
pixel pada citra.
Konsep Dasar

Sistem Informasi Pertanahan:

Pengertian Akademik:
Sistem informasi terdiri dari Non Spatial Information System dan Spatial Information System (SIS).
Sedangkan SIS terbagi dua menjadi Non Resorce SIS dan Resource SIS. Kemudian Resource SIS
terbagi dua lagi, yaitu Geographical Information System (GIS)dan Land Information System (LIS).

PENDAHULUAN

Informasi pertanahan saat ini menjadi demand/ kebutuhan pokok berbagai pihak yang harus segera
terlayani. Ketersediaan informasi pertanahan merupakan salah satu unsur penting dalam tata
pengelolaan negara guna perencanaan, perancangan dan pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan tanah. Sebelum era perkembangan sistem informasi dan teknologi informasi seperti sekarang
ini, Indonesia telah melaksanakan Sistem Informasi Pertanahan secara konvensional, yaitu sistem
manajemen basis data terpadu antara obyek grafis persil (peta) dan non-grafis (atribut persil).
Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa informasi pertanahan lengkap dengan keseluruhan
atributnya, secara konvensional memerlukan banyak tenaga dan waktu, sulit dipertukarkan, sulit
dimutakhirkan, terbatas dalam ragam analisa dan penyajiannya.
Sekarang, dengan perkembangan sistem informasi dan teknologi informasi, termasuk perkembangan
komputer, telekomunikasi, termasuk layanan internet menjadi supply atas kebutuhan-kebutuhan akan
informasi, termasuk informasi pertanahan. Kompilasi sistem informasi dan teknologi informasi dalam
pengumpulan, pemrosesan dan pengolahan data guna menghasilkan informasi telah mendorong dan
meningkatkan : efisiensi, efektifitas, keterbukaan, jangkauan pelayanan dan interaksi karena
kemampuannya mereduksi ruang dan waktu/time and space.

Sistem Informasi merupakan sekumpulan data dasar yang memiliki keterkaitan satu dengan lainnya dan
telah melalui proses pengolahan (basis data) dengan menggunakan teknologi informasi
(media/alat/tool) guna : perencanaan, perancangan dan pengambilan berbagai keputusan berbasis
keruangan. Sedangkan teknologi informasi dapat kita katakana merupakan sekumpulan media/tool/alat
utamanya komputer dan segala software pengolahannya dan juga jaringan internet yang digunakan.
Lahirnya sistem informasi pertanahan ini dilatarbelakangi adanya kebutuhan/demand informasi guna
perencanaan, perancangan dan pengambilan keputusan secara cepat, murah dan terjangkau yang tidak
dibatasi oleh waktu dan ruang. Informasi pertanahan yang dikelola dalam Sistem Informasi Pertanahan
(SIP) menerapkan teknologi-teknologi tersebut di bidang pertanahan dan merupakan unsur dasar dalam
perencanaan, perancangan dan pengambilan keputusan keruangan. Sistem Informasi Pertanahan (SIP)
merupakan sistem informasi pendukung dalam pengelolaan (management) pertanahan secara
terintegrasi. SIP dapat didefinisikan sebagai kombinasi manusia dan sumberdaya keteknikan yang
disertai dengan tata-laksana organisasi untuk memproduksi informasi yang diperlukan untuk pendukung
pengelolaan pertanahan. Sistem Informasi Pertanahan (SIP) adalah kombinasi sumberdaya manusia dan
sumberdaya teknik bersama dengan seperangkat prosedur mengorganisir yang menghasilkan
pengumpulan, penyimpanan, pemanfaatan, penyebaran, dan pemakaian informasi pertanahan dalam
suatu cara yang sistematis (Walijatun; 2002).
Satuan spasial pertanahan yang dijadikan dasar pengelolaan adalah persil, lengkap dengan informasi
kepemilikan, ukuran, posisi (koordinat, alamat administratif) dan atribut lainnya yang melekat dengan
keberadaan tanah itu pada suatu saat tertentu. Persil dan kumpulan persil lazimnya dikelola dan
disajikan dalam bentuk peta. Bisa dipahami, karena persil harus bisa disajikan dengan teliti dan akurat,
maka peta persil pertanahan merupakan peta skala besar. Tampilan dan keluaran data ataupun
informasi SIP dengan bantuan komputer berupa peta, tabel dan bagan terpadu dalam bentuk hardcopy
(cetakan) dan softcopy (file digital).
Persoalannya adalah, bagaimana implementasi SIP yang ada dan SIP yang seharusnya?

Pengantar dan pengenalan

Informasi pertanahan saat ini menjadi kebutuhan pokok berbagai pihak. Ketersediaan informasi
pertanahan merupakan salah satu unsur penting dalam tata pengelolaan negara guna perencanaan,
perancangan dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan tanah. Sebelum era perkembangan
sistem informasi dan teknologi informasi seperti sekarang ini, Indonesia telah melaksanakan Sistem
Informasi Pertanahan secara konvensional, yaitu sistem manajemen basis data terpadu antara obyek
grafis persil (peta) dan non-grafis (atribut persil). Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa
informasi pertanahan lengkap dengan keseluruhan atributnya, secara konvensional memerlukan banyak
tenaga dan waktu, sulit dipertukarkan, sulit dimutakhirkan, terbatas dalam ragam analisa dan
penyajiannya.

Definisi

“Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat l k una , d t a a persil (kd t a as er) l ha an
dan sumb d er aya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan,
memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisis dan
menampilkan data dalam suatu informasi yang berisi keterangan mengenai persil lahan (status (status
kepemilikan kepemilikan, luasan, penggunaan penggunaan lahan, zoning site)”

Sistem Informasi Pertanahan

Komponen dan Komunikasi Basis Data dalam LIS:

>>> Data: diperoleh dari hasil pengamatan dan pengukuran lapangan dan peta-peta yang sudah ada.

>>> Input data ke dalam GIS tools dapat melalui: terminal komputer interaktif, digitizers, scanners,
maupun data yang sudah ada dari media electronik, magnetik, dan optik.

>>> Proses data dalam GIS tools dibedakan antara spatial data (geometric moduls) dan textual data
(DBMS) namun mereka saling terintegrasi dan terinteraksi dalam satu sistem.

>>> Display dan reporting data: dilakukan melalui layar monitor, printer, plotter, dan media
penyimpanan seperti media penyimpanan magnetik, elektronik, dan optik.

>>> Data output: dapat berupa peta, angka, gambar, tabel, dan bentuk laporan lainnya.

Dengan demikian secara kategorial maka LIS mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:
1. Brainware (manusia)
2. Data
3. Hardware (perangkat keras komputer berikut kelengkapan pendukungnya dan perangkat keras
komunikasi)
4. Software (perangkat lunak)

Data Pertanahan

data pertanahan mencakup beberapa hal yang berkaitan dengan :


a. survei, pengukuran dan pemetaan,
b. pelayanan administrasi pertanahan,
c. pendaftaran tanah,
d. penetapan hak-hak atas tanah,
e. penatagunaan tanah, reformasi agraria, penataan wilayah-wilayah khusus,
f. pengawasan dan pengendalian penguasaan pemilikan tanah,
g. pemberdayaan masyarakat di bidang pertanahan,
h. penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan.

a. data dan peta penatagunaan tanah (potensi, peruntukan, dan penggunaan tanah)

b. Pemilikan dan Penguasaan tanah

c. Pendaftaran tanah

d. Pajak tanah

Pendaftaran tanah mencakup subyek: a. Hak b. Luas tanah c. Jenis hak atas tanah d. T d an a b kti u h ka
atas t h ana /sertifik t tifikat t h ana e. Pembebanan hak tanggungan f. Mutasi hak
Jenis SI Pertanahan

SI Pertanahan Konvensional

Sukar untuk men‐generalisir data, misalnya data pada peta skala 1:1.000 akan dijadikan peta skala
1:10.000

• Media penyimpanan data (kertas, kalkir dsb) mudah mengalami penyusutan


penyusutan/pengembangan pengembangan akibat temperatur temperatur yang berubah berubah‐
ubah sehingga ketelitian peta berkurang

• Adanya keterbatasan informasi yang dapat disajikan dalam peta agar mudah dipahami

• Analisis pada peta lebih didasarkan pada kemampuan membaca peta (secara intuitif intuitif/kualitatif
kualitatif)

SI Pertanahan Modern

Konsep, metode dan analisis Sistem Informasi Pertanahan (SIP_ contemporer contemporer adalah
SAMA dengan Sistem Informasi Informasi Geografis Geografis suatu wilayah. Perbedaan
yang ada, SIP lebih memfokuskan pada objek Tanah saja.

Manfaat

1. Mampu mengoptimalkan pengelolaan sistem administrasi pertanahan dan wilayah berdasarkan data
pertanahan yang terpadu dan mutakhir
2. Mampu mengelola basis data terpadu pertanahan sebagai data dasar dalam perencanaan dan
pengelolaan wilayah kota
3. Mudah dan cepat dalam analisa pantauan, evaluasi dan perencanaan pemanfaatan lahan,
khususnya pada wilayah kota atau relatif menjadi kota
4. Mampu meningkatkan pendapatan asli daerah secara langsung ataupun tidak langsung
5. Menghemat anggaran/biaya

Anda mungkin juga menyukai