Anda di halaman 1dari 20

PEWARNAAN PETA WILAYAH JAWA TENGAH DENGAN

MENGGUNAKAN ALGORITMA WELSH-POWELL, ALGORITMA


GREEDY, DAN ALGORITMA SEQUENTIAL COLOR

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR MATAKULIAH
Teori Graph
yang dibina oleh Ibu Sapti Wahyuningsih

Oleh :
Diana Novitasari
NIM 150311600598

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
Desember 2017

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................. i


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Bentuk Graph Peta Jawa Tengah ............................................................................ 3
B. Aplikasi Algoritma Welsh-Powell ......................................................................... 5
C. Aplikasi Algoritma Greedy .................................................................................... 10
D. Aplikasi Algoritma Sequential Color .................................................................... 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 18

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang manfaat serta
penerapannya dapat diaplikasikan dalam cabang ilmu pengetahuan lain, diantaranya adalah
pada pokok bahasan Teori Graph. Teori graph yang pertama kali dikenalkan oleh Leonhard
Euler tahun 1736 pada awalnya diterapkan untuk menyelesaikan masalah mengenai rute
terpendek, tetapi pada saat ini telah mengalami perkembangan yang luas. Salah satu topik
yang menarik dari teori graph ini adalah masalah pewarnaan graph (graph colouring
problem).
Aplikasi dari masalah pewarnaan graph dapat digunakan untuk mewarnai peta
dimana warna yang digunakan adalah minimum. Pewarnaan peta tersebut dapat dikaitkan
dengan beberapa algoritma diantaranya adalah algoritma Welsh-Powell, algoritma Greedy,
dan algoritma Sequential Color. Dalam makalah ini, salah satu pewarnaan peta diterapkan
pada peta Jawa Tengah yang mana terdiri dari 30 kota. Dalam proses pewarnaan peta yang
disertai dengan penggunaan algoritma Welsh-Powell, algoritma Greedy, dan algoritma
Sequential Color, kota-kota tersebut dianggap sebagai titik (vertex) dan kota yang saling
berdekatan dihubungkan dengan suatu garis lurus yang disebut sisi (edge).

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana cara memodelkan peta Jawa Tengah dalam bentuk graph?
2. Bagaimana aplikasi dari Algoritma Welsh-Powell untuk mewarnai peta Jawa Tengah?
3. Bagaimana aplikasi dari Algoritma Greedy untuk mewarnai peta Jawa Tengah?
4. Bagaimana aplikasi dari Algoritma Sequential Color untuk mewarnai peta Jawa
Tengah?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui cara memodelkan Peta Jawa Tengah dalam bentuk graph.

1
2. Untuk mengetahui aplikasi dari Algoritma Welsh-Powell dalam pewarnaan peta Jawa
Tengah.
3. Untuk mengetahui aplikasi dari Algoritma Greedy dalam pewarnaan peta Jawa
Tengah.
4. Untuk mengetahui aplikasi dari Algoritma Sequential Color dalam pewarnaan peta
Jawa Tengah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Cara Memodelkan Peta Jawa Tengah dalam Bentuk Graph


Langkah-langkah memodelkan peta Jawa Tengah dalam bentuk graph:
1. Menyiapkan peta Jawa Tengah seperti gambar di bawah ini.

Gambar 1. Peta Jawa Tengah

3
2. Masing-masing kota yang ada di Jawa Tengah dimisalkan sebagai titik (vertex).
Nama Kota Titik Nama Kota Titik
Cilacap A Kota Semarang Q
Brebes B Semarang R
Kota Tegal C Salatiga S
Tegal D Boyolali T
Banyumas E Klaten U
Pemalang F Grobogan V
Purbalingga G Sragen W
Pekalongan H Sukoharjo X
Banjarnegara I Karanganyar Y
Kebumen J Wonogiri Z
Batang K Demak AA
Wonosobo L Jepara BB
Purworejo M Kudus CC
Kendal N Pati DD
Temanggung O Rembang EE
Magelang P Blora FF

3. Masukkan kode kota tersebut ke dalam peta.

4
4. Ubah setiap kota menjadi suatu titik dimana kode kota tersebut menjadi labelnya dan kota
yang berdekatan dihubungkan dengan satu sisi (edge). Sehingga terbentuklah model
graph Jawa Tengah seperti pada gambar di bawah ini..

Gambar 2. Bentuk graph dari Jawa Tengah

B. Aplikasi Algoritma Welsh-Powell dalam Pewarnaan Peta Jawa Tengah


1) Langkah-langkah Algoritma Welsh-Powell

Langkah 1: Tentukan derajat titik dari setiap titik pada graph, kemudian daftar titik-
titik tersebut dari titik berderajat paling tinggi ke titik berderajat paling
rendah.
Langkah 2: Warnai titik pertama pada daftar (titik dengan derajat tertinggi) dengan
warna 1, kemudian warnailah titik lain sesuai dengan urutan pada daftar
dimana titik tersebut tidak terhubung langsung (non adjacent) dengan titik
pertama atau titik yang sebelumnya telah diwarnai dengan warna yang
sama. Hapus titik yang telah diwarnai dari daftar.
Ulangi langkah 2 untuk titik yang belum terwarnai dengan warna yang baru sampai
semua titik terwarnai, lalu STOP.

5
2) Penerapan Algoritma Welsh-Powell dalam pewarnaan peta Jawa Tengah
Langkah 1:
 Tentukan derajat dari masing-masing titik pada graph tersebut dan urutkan dari titik
berderajat paling tinggi ke titik berderajat paling rendah.

Titik Nama Kota Derajat Titik Titik Nama Kota Derajat Titik
A Cilacap 3 I Banjarnegara 8
B Brebes 4 R Semarang 8
C Kota Tegal 2 E Banyumas 7
D Tegal 5 L Wonosobo 7
E Banyumas 7 T Boyolali 7
F Pemalang 4 V Grobogan 7
G Purbalingga 5 N Kendal 6
H Pekalongan 4 O Temanggung 6
I Banjarnegara 8 P Magelang 6
J Kebumen 5 D Tegal 5
K Batang 5 G Purbalingga 5
L Wonosobo 7 J Kebumen 5
M Purworejo 3 K Batang 5
N Kendal 6 AA Demak 5
O Temanggung 6 DD Pati 5
P Magelang 6 B Brebes 4
Q Kota Semarang 3 F Pemalang 4
R Semarang 8 H Pekalongan 4
S Salatiga 1 X Sukoharjo 4
T Boyolali 7 Y Karanganyar 4
U Klaten 3 CC Kudus 4
V Grobogan 7 A Cilacap 3
W Sragen 3 M Purworejo 3
X Sukoharjo 4 Q Kota Semarang 3
Y Karanganyar 4 U Klaten 3
Z Wonogiri 2 W Sragen 3
AA Demak 5 BB Jepara 3
BB Jepara 3 EE Rembang 3
CC Kudus 4 C Kota Tegal 2
DD Pati 5 Z Wonogiri 2
EE Rembang 3 FF Blora 2
FF Blora 2 S Salatiga 1

6
Langkah 2:
Warna pertama : Coklat
Derajat tertinggi yang belum beri warna adalah titik I (Banjarnegara) dengan derajat titiknya
8. Beri warna coklat pada titik I.
Kemudian cari titik lain yang memiliki derajat tinggi (sesuai urutan tabel) namun tidak saling
terhubung langsung (non adjacent), yaitu R, D, DD, X, A, M, dan W. Warnai titik-titik
tersebut dengan warna coklat, sehingga didapat graph berikut.

Warna kedua : Hijau


Derajat tertinggi selanjutnya yang belum beri warna adalah titik E (Banyumas) dengan
derajat titiknya 8. Beri warna hijau pada titik E.
Kemudian cari titik lain yang memiliki derajat tinggi (sesuai urutan tabel) namun tidak saling
terhubung langsung (non adjacent), yaitu L, T, AA, H, EE, C, Z, dan S. Warnai titik-titik
tersebut dengan warna hijau, sehingga didapat graph berikut.

7
Warna ketiga: Biru
Derajat tertinggi selanjutnya yang belum beri warna adalah titik V (Grobogan) dengan
derajat titiknya 7. Beri warna biru pada titik V.
Kemudian cari titik lain yang memiliki derajat tinggi (sesuai urutan tabel) namun tidak saling
terhubung langsung (non adjacent), yaitu N, G, J, B, Y, U, BB dan FF. Warnai titik-titik
tersebut dengan warna biru, sehingga didapat graph berikut.

Warna keempat: Ungu


Derajat tertinggi selanjutnya yang belum beri warna adalah titik O (Temanggung) dengan
derajat titiknya 6. Beri warna ungu pada titik O.
Kemudian cari titik lain yang memiliki derajat tinggi (sesuai urutan tabel) namun tidak saling
terhubung langsung (non adjacent), yaitu F, CC dan Q. Warnai titik-titik tersebut dengan
warna ungu, sehingga didapat graph berikut.

8
Warna kelima: Kuning
Derajat tertinggi selanjutnya yang belum beri warna adalah titik P (Magelang) dengan
derajat titiknya 6. Beri warna kuning pada titik P.
Kemudian cari titik lain yang memiliki derajat tinggi (sesuai urutan tabel) namun tidak saling
terhubung langsung (non adjacent), yaitu K. Warnai titik-titik tersebut dengan warna kuning,
sehingga didapat graph berikut.

Semua titik dari graph telah terwarnai, sehingga STOP. Algoritma Welsh-Powell telah
selesai digunakan untuk mewarnai titik pada graph. Sesuai dengan pewarnaan graph di atas
maka banyak warna minimum yang digunakan adalah 5, sehingga bilangan kromatiknya
adalah 𝝌(𝑮) = 𝟓.
Pewarnaan titik pada graph tersebut didapatkan pewarnaan peta sebagai berikut.

Gambar 3.
Peta Jawa Tengah yang telah diwarnai
menggunakan Algoritma Welsh-Powell

9
C. Aplikasi Algoritma Greedy dalam Pewarnaan Peta Jawa Tengah
1) Langkah-langkah Algoritma Greedy

Mulai dengan suatu graph G dan daftar warna 1, 2, 3, …


Langkah 1: Labelilah titik dengan a, b, c, … dengan sebarang cara.
Langkah 2: Identifikasi titik berlabel yang belum diwarnai dengan alphabet pertama,
lalu warnai dengan warna pertama di daftar dan tidak digunakan untuk
sebarang titik berwarna yang adjacent.
Ulangi langkah 2 sampai semua titik berwarna, lalu STOP
 Suatu titik berwarna dari G telah diperoleh. Banyak warna yang digunakan
bergantung pada pemilihan label untuk titik pada langkah 1.

2) Penerapan Algoritma Greedy dalam pewarnaan peta Jawa Tengah


Untuk memulai menerapkan algoritma greedy, kita harus menentukan terlebih dahulu
daftar warnanya.
Daftar warna : 1, 2, 3, 4, 5, 6.
Keterangan: → Warna 1 = Kuning → Warna 4 = Coklat
→ Warna 2 = Hijau → Warna 5 = Biru
→ Warna 3 = Ungu

Langkah 1:
Kita beri label titik dengan alphabet A, B, C, …, Z, AA, BB, …, FF seperti di bawah ini.

Gambar 4. Pemberian label untuk bentuk graph Jawa Tengah

10
Langkah 2:
Kita warnai berturut-turut graph di atas seperti berikut ini. Untuk memudahkan dalam
pengerjaan, ambil beberapa titik terlebih dahulu.
Ambil 6 titik pertama yaitu titik dengan label A, B, C, D, E dan F.
Pada titik A beri warna 1 (kuning), kemudian pada label B karena terhubung langsung
dengan titik A maka kita tidak bisa memberi warna 1, maka pada titik B beri warna 2 (hijau),
lalu pada titik C diberi warna 1 (kuning), karena titik D terhubung langsung dengan titik B
dan C maka kita beri warna 3 (ungu), karena titik E terhubung langsung dengan titik A, B,
C dan D maka kita beri warna 4 (coklat). Sedangkan titik E tidak terhubung dengan titik A
maupun C, maka dapat menggunakan warna 1 (kuning). Sehingga pewarnaan titik pada
graph yang terbentuk adalah sebagai berikut.

Ambil 6 titik berikutnya yaitu G, H, I, J, K dan L.


Karena titik G terhubung langsung dengan titik F, maka titik G diberi warna 2 (hijau). Titik
H terhubung dengan titik F dan G yang sudah diwarnai sehingga titik H diberi warna 3
(ungu). Titik I dapat diberi warna 1 (kuning). Karena titik J dan K terhubung dengan titik I,
maka titik J diberi warna 2 (hijau). Titik L diberi warna 3 (ungu) karena terhubung dengan
titik I dan J. Sehingga pewarnaan titik pada graph yang terbentuk adalah sebagai berikut.

11
Ambil 6 titik berikutnya yaitu M, N, O, P, Q dan R.
Titik M diberi warna 1 (kuning), lalu titik N diberi warna 4 (coklat) karena terhubung
langsung dengan I, K dan L yang telah diberi warna 1, 2, dan 3. Sementara titik O yang
terhubung dengan titik I, K, L dan N diberi warna 5 (biru). Titik P diberi warna 2 (hijau),
titik Q diberi warna 1 (kuning), dan titik R diberi warna 3 (ungu). Sehingga pewarnaan titik
pada graph yang terbentuk adalah sebagai berikut.

Ambil 6 titik berikutnya yaitu S, T, U, V, W dan X


Titik S dan T diberi warna 1 (kuning). Sedangkan titik X dan V yang terhubung langsung
dengan titik T maka titik X dan V diberi warna 2 (hijau). Titik U dan W yang terhubung
langsung dengan titik T, X, dan V maka titik U dan W diberi warna 3 (ungu). Sehingga
pewarnaan titik pada graph yang terbentuk adalah sebagai berikut.

Ambil 8 titik terakhir yang tersisa yaitu Y, Z, AA, BB, CC, DD, EE dan FF
Titik Y diberi warna keempat dan titik Z diberi warna 1 (kuning). Titik AA dan DD diberi
warna 4 (coklat). Titik BB dan EE diberi warna 1 (kuning). Titik CC diberi warna 3 (ungu).
Titik FF diberi warna 2 (hijau). Sehingga pewarnaan titik pada graph yang terbentuk adalah
sebagai berikut.

12
Semua titik dari graph telah terwarnai, sehingga STOP. Algoritma Greedy telah
selesai digunakan untuk mewarnai titik pada graph. Sesuai dengan pewarnaan graph di atas
maka banyak warna minimum yang digunakan adalah 5, sehingga bilangan kromatiknya
adalah 𝝌(𝑮) = 𝟓.
Pewarnaan titik pada graph tersebut didapatkan pewarnaan peta sebagai berikut.

Gambar 6.
Peta Jawa Tengah yang telah diwarnai
menggunakan Algoritma Greedy.

13
D. Aplikasi Algoritma Sequential Color dalam Pewarnaan Peta Jawa Tengah
Algoritma Sequential Color adalah sebuah algoritma untuk mewarnai sebuah graf
dengan k-warna, di mana adalah bilangan integer positif. Metode yang digunakan algoritma
ini adalah dengan pewarnaan langsung sebuah graf dengan warna yang sesedikit mungkin
(Liyanda, 2010).
1) Langkah-langkah Algoritma Sequential Color

Mulai dengan suatu graph G.


Langkah 1: Labelilah titik dengan a, b, c, …
Langkah 2: Tentukan urutan warna yang akan digunakan
Langkah 3: Lakukan pewarnaan secara berurutan berdasarkan urutan warna. Tidak
digunakan untuk sebarang titik berwarna yang adjacent.
Ulangi langkah 3 sampai semua titik berwarna, lalu STOP.

2) Penerapan Algoritma Sequential Color dalam pewarnaan peta Jawa Tengah


Langkah 1:
Kita beri label titik dengan alphabet A, B, C, …, Z, AA, BB, …, FF seperti di bawah ini.

Gambar 7. Bentuk graph dari peta Jawa Tengah

Langkah 2:
Urutan warna yang akan digunakan, yaitu kuning, hijau, ungu, coklat, dan biru.

14
Langkah 3:
Warna pertama : Kuning
Beri warna kuning pada tiap titik yang tidak terhubung langsung (non adjacent), sehingga
didapat graph seperti berikut.

Warna kedua : Hijau


Beri warna hijau pada tiap titik yang belum diberi warna dan tidak saling terhubung langsung
(non adjacent), sehingga didapat graph seperti berikut.

Warna ketiga : Ungu


Beri warna ungu pada tiap titik yang belum diberi warna dan tidak saling terhubung
langsung. Didapat graph seperti berikut.

15
Warna keempat : Coklat

Beri warna coklat pada tiap titik yang belum diberi warna dan tidak saling terhubung
langsung. Didapat graph seperti berikut.

Warna kelima : Biru


Satu satunya titik yang belum diwarnai adalah titik O maka titik O diberi warna biru.
Didapati graph seperti berikut.

16
Semua titik dari graph telah terwarnai, sehingga STOP. Algoritma Sequential Color
telah selesai digunakan untuk mewarnai titik pada graph. Sesuai dengan pewarnaan graph di
atas maka banyak warna minimum yang digunakan adalah 5, sehingga bilangan kromatiknya
adalah 𝝌(𝑮) = 𝟓.
Pewarnaan titik pada graph tersebut didapatkan pewarnaan peta sebagai berikut.

Gambar 8.
Peta Jawa Tengah yang telah diwarnai
menggunakan Algoritma Sequential Color.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Untuk memodelkan peta Jawa Tengah dalam bentuk graph adalah dengan
memisalkan setiap kota di Jawa Tengah sebagai titik (vertex) dan kota-kota yang saling
berdekatan dihubungkan dengan suatu garis yang disebut sisi (edge).
Algoritma Welsh-Powell dapat digunakan untuk mewarnai peta Jawa Tengah dan
didapat jumlah warna minimumnya adalah 5. Caranya adalah dengan memodelkan peta
dalam bentuk graph, kemudian mewarnai titik pada graph sesuai dengan langkah-
langkah Algoritma Welsh-Powell, selanjutnya mewarnai peta yang bersesuaian dengan
titik yang telah diwarnai.
Algoritma Greedy dapat digunakan untuk mewarnai peta Jawa Tengah dan didapat
jumlah warna minimumnya adalah 5. Caranya adalah dengan memodelkan peta dalam
bentuk graph, kemudian mewarnai titik pada graph sesuai dengan langkah-langkah
Algoritma Greedy, selanjutnya mewarnai peta yang bersesuaian dengan titik yang telah
diwarnai.
Algoritma Sequential Color dapat digunakan untuk mewarnai peta Jawa Tengah
dan didapat jumlah warna minimumnya adalah 5. Caranya adalah dengan memodelkan
peta dalam bentuk graph, kemudian mewarnai titik pada graph sesuai dengan langkah-
langkah Algoritma Sequential Color, selanjutnya mewarnai peta yang bersesuaian
dengan titik yang telah diwarnai.
Dari ketiga algoritma didapat bilangan kromatik yang sama yaitu 5. Hal ini
dikarenakan dari graph tersebut terdapat subgraph yang berbentuk K5. Hal ini
mengakibatkan 5 titik pada subgraph tersebut memiliki warna yang pasti berbeda.
Algoritma Sequential Colour lebih lebih mudah digunakan dan membutuhkan waktu
yang singkat dalam pengerjaannya, sedangkan Algoritma Greedy dalam pengerjaannya
membutuhkan waktu lebih lama dikarenakan harus mengecek satu persatu titik dalam
pewarnaannya, serta Algoritma Welch Powell dalam pengerjaannya membutuhkan
waktu lebih lama dikarenakan harus mendata dalam urutan berdasarkan derajat titiknya
(dari yang tertinggi ke terendah). Selain itu juga diperlukan ketelitian dan kecermatan
lebih jika dibandingkan dengan menggunakan 2 algoritma lainnya.

18

Anda mungkin juga menyukai