Anda di halaman 1dari 80

Pengalamatan

IPv4 Bagian 3 - VLSM

Muhammad Ficky Duskarnaen


duskarnaen@unj.ac.id
1. Pendahuluan
2. Konversi Bilangan
i. Biner : Biner ke Decimal
ii. Biner : Decimal ke Biner
iii. Hexadecimal
3. Format IP Address
4. Kelas-Kelas IP address
5. Alamat Private (RFC 1918)
6. Subnet Mask

sumber foto : freepik.com


▪ Internet Protocol adalah protokol yang mendefinisikan dan
membangun internetworking pada Lapisan Internet (atau
Network pada ISO OSI).
▪ IP menetapkan alamat secara logika dan menentukan rute
hingga mencapai alamat tujuan (paket data dari sumber
melewati titik2 router hop demi hop).
▪ IPv4 merupakan salah satu protokol utama pada jaringan
komputer
▪ Walaupun IPv6 telah mulai digunakan, IPv4 masih banyak
digunakan untuk menentukan rute trafik jaringan
computer/Internet hingga saat ini.
▪ Internet Protocol menggunakan alamat logis atau virtual
(bisa dirubah sesuai keperluan)
▪ system alamat ini sangat penting karena sebuah paket data
pada dasarnya selain berisi data juga berisi informasi alamat
sumber dan alamat tujuan.
▪ Router membaca dan menentukan tujuan selanjutnya sebuah
paket dalam mencari dan menuju tujuan akhir paket
tersebut.
▪ Karateristik alamat pada IP4
▪ Ditentukan oleh Internet Assigned Numbers Authority (IANA)
▪ Panjang alamat adalah 32 bits biner
▪ 32 bit biner ini dibagi dalam 4 octet (masing-masing 8 bit)
▪ Contoh:
▪ XXXXXXXX. XXXXXXXX. XXXXXXXX. XXXXXXXX
▪ X bisa bernilai 1 atau 0
▪ Nilai maksimum ketika semua X bernilai 1
▪ Nilai minimum ketika semua X bernilai 0
00000000 00000000 00000000 00000000
0 0 0 0

11111111 11111111 11111111 11111111


255 255 255 255
https://community.fs.com/blog/know-ip-address-and-subnet-mask.html
Desimal ke Biner
221 1
▪ Misal : 221 1 1 0 1 1 1 0 1
110 0
55 1
27 1
13 1
6 0
3 1
1
Desimal ke Biner
▪ Misal : 125
125 1 0 1 1 1 1 1 0 1
62 0
31 1
15 1
7 1
3 1
1
Desimal ke Biner
▪ Misal : 221

27 26 25 24 23 22 21 20
128 64 32 16 8 4 2 1
1 1 0 1 1 1 0 1
Desimal ke Biner
▪ Misal : 125

27 26 25 24 23 22 21 20
128 64 32 16 8 4 2 1
0 1 1 1 1 1 0 1
Biner ke Desimal
▪ Misal : 10110011

10110011
27 26 25 24 23 22 21 20
128 64 32 16 8 4 2 1
Biner ke Desimal
▪ Misal : 10110011

10110011
27 26 25 24 23 22 21 20
128 64 32 16 8 4 2 1
1 0 1 1 0 0 1 1
128 + 32 + 16 + 2 + 1
179
Biner ke Desimal
▪ Misal : 11110010

11110010
27 26 25 24 23 22 21 20
128 64 32 16 8 4 2 1
1 1 1 1 0 0 1 0
128 + 64 + 32 + 16 + 2
242
10000000 → 128
Biner ke Desimal
11000000 → 192
▪ Tips dan Triks
11100000 → 224

10000000 → 128 11110000 → 240


01111111 → 127 11111000 → 248
11111100 → 252
01000000 → 64 11111110 → 254
00111111 → 63 11111111 → 255
Biner ke HexaDesimal
▪ Misal : 11110010

11110010
23 22 21 20 23 22 21 20
8 4 2 1 8 4 2 1
1 1 1 1 0 0 1 0
8+4+2+1 = F 2
F2
Penggunaan Hexadesimal
Kelas Public

Kelas A 1.0.0.0 sd 126.255.255.255


Kelas B 128.0.0.0 sd 191.255.255.255
Kelas C 192.0.0.0 sd 223.255.255.255
Kelas D 224.0.0.0 sd 239.255.255.255
Kelas E 240.0.0.0 sd 255.255.255.255
Kelas Public

* 127.0.0.0 sd 127.255.255.255

https://www.flickr.com/photos/wingedwolf/5471047557
Kelas Public

* 127.0.0.0 sd 127.255.255.255 untuk Local Loopback

Lokal loopback dapat digunakan untuk menjalankan layanan jaringan pada


host tanpa memerlukan antarmuka jaringan fisik atau tanpa membuat layanan
dapat diakses dari jaringan yang mungkin terhubung dengan komputer.

Misalnya, dengan http/web server (seperti APACHE atau IIX) situs web yang
diinstal secara lokal dapat diakses dari browser Web dengan URL
http://localhost untuk menampilkan halaman berandanya.
Alamat yang bisa digunakan (umum)

- 0.0.0.0 sd 0.255.255.255 meta-address


Kelas A 1.0.0.0 sd 126.255.255.255
- 127.0.0.0 sd 127.255.255.255 loopback address
Kelas B 128.0.0.0 sd 191.255.255.255
Kelas C 192.0.0.0 sd 223.255.255.255
Kelas D 224.0.0.0 sd 239.255.255.255 untuk Multicast
Kelas E 240.0.0.0 sd 255.255.255.255 untuk Broadcast
Alamat yang bisa digunakan (umum)

Kelas A 1.0.0.0 sd 126.255.255.255


Kelas B 128.0.0.0 sd 191.255.255.255
Kelas C 192.0.0.0 sd 223.255.255.255
Alamat yang bisa
digunakan (umum)
Alamat Private (RFC 1918))

Kelas A 10.0.0.0 sd 10.255.255.255


Kelas B 172.16.0.0 sd 172.31.255.255
Kelas C 192.168.0.0 sd 192.168.255.255
Pada IPv4 sebuah alamat terbagi menjadi Network dan Host

Oktet I Oktet II Oktet III Oktet IV


Kelas A Network Host Host Host
Kelas B Network Network Host Host
Kelas C Network Network Network Host

Catatan:
Hanya yang satu Network/Jaringan yang dapat
berkomunikasi satu-sama lain
Pada IPv4 sebuah alamat terbagi menjadi Network dan Host
Contoh :
Network Host Host Host
10.20.30.40 10 20 30 40

Network Network Host Host


129.20.30.40 129 20 30 40

Network Network Network Host


192.100.5.30 192 100 5 30
PC mana saja yang dapat
berkomunikasi dengan server?
Server
Jawab:
IP Server : 172.16.100.1
Networknya : 172.16
Server

Yang bisa berkomunikasi adalah PC


dengan network yang sama, yaitu:
172.16.101.110
172.16.100.252
Pada IPv4 terdapat Subnet Mask yang akan menentukan Network ID
dan Broadcast ID
Secara umum :

Oktet I Oktet II Oktet III Oktet IV


Kelas A 255 0 0 0
Kelas B 255 255 0 0
Kelas C 255 255 255 0
Pada IPv4 terdapat Subnet Mask yang akan menentukan Networ ID
dan Broadcast ID
Bandingkan :
Oktet I Oktet II Oktet III Oktet IV
Kelas A 255 0 0 0
Kelas B 255 255 0 0
Kelas C 255 255 255 0
Oktet I Oktet II Oktet III Oktet IV
Kelas A Network Host Host Host
Kelas B Network Network Host Host
Kelas C Network Network Network Host
Pada Subnet Mask (SM), yaitu bagian Network dan Host

Contoh :
SM : 255.255.0.0
255 255 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pada Subnet Mask (SM), yaitu bagian Network dan Host

Contoh :
SM : 255.255.0.0

255 255 0 0
111111 11111 111110 000000 00000 0000

Semua yang bernilai 1 Semua yang bernilai 0


adalah bagian Network adalah bagian Host
Network.ID dan Broadcast.ID dapat ditentukan dari Subnet
Mask nya

Contoh:
IP : 172.28.100.17
SM : 255.255.240.0
172 28 100 17
IP 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
255 255 240 0
SM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Contoh: Ini untuk menentukan Net.ID,
IP : 172.28.100.17 kita mengalikan (ops. AND) bit IP
dan bit SM
SM : 255.255.240.0

172 28 100 17
IP 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
SM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 AND
Net.ID 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Net.ID 172 28 96 0
Pesan error

Contoh:
IP : 172.28.100.17
SM : 255.255.240.0
Net.ID : 172.28.96.0

Dalam kalkulasinya, jika kita


input Net.ID maka PC
melihat semua bagian
hostnya bernilai 0
Contoh:
IP : 172.28.100.17 Ini untuk menentukan Bro.ID,
kita merubah bagian Host
SM : 255.255.240.0 pada Net.ID menjadi 1 semua

172 28 100 17
IP 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
SM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 AND
Net.ID 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Net.ID 172 28 111 255
Contoh: Ini untuk menentukan Bro.ID,
IP : 172.28.100.17 kita merubah bagian Host
SM : 255.255.240.0 pada Net.ID menjadi 1 semua

172 28 100 17
IP 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
SM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 AND
Bro.ID 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Bro.ID 172 28 111 255
Pesan error
Contoh:
IP : 172.28.100.17
SM : 255.255.240.0
Bro.ID : 172.28.111.255

Dalam kalkulasinya, jika kita


memasukkan Broadcast.ID, PC
melihat semua bagian hostnya
bernilai 1
CIDR juga dapat memperlihatkan Subnet Mask (SM)

Pada CIDR penulisan Subnet Mask menggunakan notasi / (slash)

/8 11111111 000000000 000000000 000000000 255 0 0 0


/16 11111111 11111111 000000000 000000000 255 255 0 0
/24 11111111 11111111 11111111 000000000 255 255 255 0
CIDR juga dapat memperlihatkan Subnet Mask (SM)

Tentukan Subnet Mask (SM) untuk:


▪ /10
▪ /19
▪ /30
CIDR juga dapat memperlihatkan Subnet Mask (SM)

Tentukan Subnet Mask (SM) untuk:


▪ /10
Menunjukkan
▪ /19 banyaknya angka 1
pada Subnet Mask
▪ /30
/10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SM 255 192 0 0

/10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SM 255 192 0 0

Semua yang bernilai 1 Semua yang bernilai 0


(disini ada 10) adalah adalah bagian Host
bagian Network
/10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SM 255 255 0 0

Semua yang bernilai 1 Semua yang bernilai 0


(disini ada 10) adalah adalah bagian Host
bagian Network

/10 artinya IP ini mempunyai :


▪ Network : 10 bit
▪ Host : 22 bit → artinya IP ini memiliki 222-2 host
/19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SM 255 255 224 0

Semua yang
Semua yang bernilai
bernilai11 Semua yang bernilai 0
adalah bagian
(disini ada 19)Network
adalah adalah bagian Host
bagian Network

/19 artinya IP ini mempunyai :


▪ Network : 19 bit
▪ Host : 13 bit → artinya IP ini memiliki 213-2 host
/30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
SM 255 255 255 252

Semua yang
Semua yang bernilai
bernilai11 Semua yang
adalah bagian
(disini ada 30)Network
adalah bernilai 0 adalah
bagian Host
bagian Network

/30 artinya IP ini mempunyai :


▪ Network : 30 bit
▪ Host : 2 bit → artinya IP ini memiliki 22-2 host
SUBNETING

https://www.baycollege.edu/academics/programs/computer-network-systems-security.php
Sub-network atau lebih dikenal dengan singkatan subnet
merupakan pembagian logis dari sebuah jaringan IP.

Proses/kegiatan membagi sebuah jaringan/network menjadi 2 atau


lebih sub-jaringan/network dinamakan subnetting

Keuntungan dari subnetting antara lain adalah membagi


jaringan/network menurut bagian-bagian dalam sebuah organisasi
kantor (seperti Fakultas A, Fakultas B, dll). Subneting juga dapat
meningkatkan efisiensi kerja sebuah router.
Tanpa
subnet
Network Host

Subnet 2
network
Network Host 1 Host 2

Subnet 4
network
Network Host 1 Host 2 Host 3 Host 4
Tanpa
subnet
192.168.100 .0

Subnet 2
network
192.168.100 .0 .128

Subnet 4
network
192.168.100 .0 .64 .128 .224
Menentukan Subneting
Jika diberikan
IP : 10.0.0.0/10

Maka:
IP : 10.0.0.0/10
SM : 11111111.11000000.00000000.0000000
Menentukan Subneting
Ini akan menghasilkan
Jika diberikan
Subnet bits = 2 bits
IP : 10.0.0.0/10
Host bits = 22 bits
Maka:
/10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SM 255 192 0 0

Subnet Host Bits


bits
Menentukan Subneting
IP : 10.0.0.0/10
Maka:
SM : 11111111.11000000.00000000.00000000

1. Kelas awal : A → /8
2. Subnet bits : 10-8 = 2 bits
3. Host bits : 32-10 = 22 bits
4. Jumlah Subnet : 22 = 4 subnet
5. Jumlah Host : 222 - 2
IP : 10.0.0.0/10 tadinya 10.0.0.0/8 → 10.0.0.0/8-10.255.255.255/8
1. Jumlah Subnet : 22 = 4
2. Jumlah Host : 222 = 26.28.28

Subnet Network.ID Broadcast.ID IP Host


1 10.0.0.0/10 10.63.255.255/10 10.0.0.1/10 - 10.63.255.254/10
2 10.64.0.0/10 10.127.255.255/10 10.64.0.1/10 - 10.127.255. 254/10
3 10.128.0.0/10 10.191.255.255/10 10.128.0.1/10 - 10.191.255. 254/10
4 10.192.0.0/10 10.255.255.255/10 10.192.0.1/10 - 10.255.255. 254/10
Menentukan Subneting
IP : 172.16.0.0/19
Maka:
SM : 11111111.11111111.11100000.0000000

1. Kelas awal : B → /16


2. Subnet bits : 19 - 16 = 3 bits
3. Host bits : 32-19 = 13 bits
4. Jumlah Subnet : 23 = 8 subnet
5. Jumlah Host : 213 - 2
IP : 172.16.0.0/19
Subnet Network.ID Broadcast.ID IP Host
1 172.16.0.0/19 172.16.31.255/19 172.16.0.1/19 - 172.16.31.254/19
2 172.16.32.0/19 172.16.63.255/19 172.16.32.1/19 - 172.16.31.254/19

3 172.16.64.0/19 172.16.95.255/19 172.16.64.1/19 - 172.16.95.254/19


4 172.16.96.0/19 172.16.127.255/19 172.16.96.1/19 - 172.16.127.254/19
5 172.16.128.0/19 172.16.159.255/19 172.16.128.1/19 - 172.16.159.254/19

6 172.16.160.0/19 172.16.191.255/19 172.16.160.1/19 - 172.16.191.254/19

7 172.16.192.0/19 172.16.223.255/19 172.16.192.1/19 - 172.16.223.254/19

8 172.16.224.0/19 172.16.255.255/19 172.16.224.1/19 - 172.16.255.254/19


Contoh kasus:

Admin mendapat jatah IP: 172.16.0.0/22


Digunakan untuk 4 laboratorium yang berbeda:
1. Laboratorium TKJ : 250 pc
2. Laboratorium RPL : 250 pc
3. Laboratorium MM : 250 pc
4. Laboratorium AP : 250 pc
Tentukanlah Network ID + Broadcast.ID + beserta
daftar host IP nya untuk masing-masing laboratorium
Langkah –Langkah
merancang /perencanaan
alokasi IP

Sumber gambar : poynter.org


Pada awalnya kita akan mendapat alokasi awal sebuah set IP, Misalnya:
Sebagai seorang Admin IT kita mendapat alokasi set IP
172.16.0.0/22
/22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SM 255 255 252 0

/22 artinya :
Network : 22 bit
Host : 10 bit → artinya IP ini memiliki 210-2 host (1022 IP)
172.16.0.0/22

Jumlah IP : 210-2 host (1022 IP)


172.16.0.0/22
Jumlah IP : 210-2 host (1022 IP)

Set IP ini akan dibagi menjadi bagian atau subnet, pada


pembagian yang sama (Fix Length Subnet Mask - FLSM) maka
pembagiannya sesuai 2n yaitu 1 (tak ada pembagian), 2,4,8,16 dst

Pada FLSM, (biasanya) jumlah host sama


Contoh kasus:

Admin mendapat jatah IP: 172.16.0.0/22


Digunakan untuk 4 laboratorium yang berbeda:
1. Laboratorium TKJ : 250 pc
2. Laboratorium RPL : 250 pc
3. Laboratorium MM : 250 pc
4. Laboratorium AP : 250 pc
Tentukanlah Network ID + Broadcast.ID + beserta
daftar host IP nya untuk masing-masing laboratorium
Masing-masing bagian memerlukan 250 user, angka ini
menjadikan host tiap bagian sebesar 28 (tidak boleh kurang)
dan menjadikan jaringan menjadi /24

/24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
SM 255 255 255 0
1. Gunakan IP awal 172.16.0.0 untuk bagian awal atau Net.ID
Net.ID : 172.16.0.0/24

2. Untuk menentukan Broadcast.ID bisa menggunakan cara


perkalian dengan SM nya kemudian bagian hostnya menjadi 1
atau dengan menambahkan IP awal dengan jumlah hostnya
Broadcast.ID : 172.16.0.255/24

3. IP yang bisa digunakan adalah IP antara Net.ID dan


Broadcast.ID
IP yang bisa digunakan: 172.16.0.1/24 - 172.16.0.254/24
No Bagian Net.ID Broadcast.ID IP yang bisa digunakan

1 Laboratorium TKJ 172.16.0.0/24 172.16.0.255/24 172.16.0.1/24 - 172.16.0.254/24

2 Laboratorium RPL 172.16.1.0/24 172.16.1.255/24 172.16.1.1/24 - 172.16.1.254/24

3 Laboratorium MM 172.16.2.0/24 172.16.2.255/24 172.16.2.1/24 - 172.16.2.254/24

4 Laboratorium AP 172.16.3.0/24 172.16.3.255/24 172.16.3.1/24 - 172.16.3.254/24


Variable Length Subnet Mask
(VLSM)

www.dssmithepack.co.uk
Ini adalah contoh
Fixed Length SM,
dimana setiap
network memiliki
host yang sama
Tanpa
subnet
Network Host

Subnet
2
network Network Host 1 Host 2 Host 3

Subnet
4
network Network Host 1 Host 2 Host 3 Host 4
Contoh kasus:

Admin mendapat jatah IP: 172.16.0.0/22


Digunakan untuk 4 laboratorium yang berbeda:
1. Laboratorium MM : 120 pc
2. Laboratorium AP : 50 pc
3. Laboratorium TKJ : 500 pc
4. Laboratorium RPL : 250 pc
Tentukanlah Network ID + Broadcast.ID + beserta
daftar host IP nya untuk masing-masing laboratorium
Jawaban:

Langkah 1.
Menentukan IP total 172.16.0.0/22
→ 172.16.0.0/22 – 172.16.3.255/22
/22 → 11111111.11111111.11111100.00000000
Host : 10 bits = 2^10 = 1024 IP (- 2 IP)
Jawaban:
Langkah 2.
Mengurutkan bagian/user dari yg besar ke kecil

1. Laboratorium MM : 120 pc 1. Laboratorium TKJ : 500 pc


2. Laboratorium AP : 50 pc 2. Laboratorium RPL : 250 pc
3. Laboratorium TKJ : 500 pc 3. Laboratorium MM : 120 pc
4. Laboratorium RPL : 250 pc 4. Laboratorium AP : 50 pc
Jawaban:
Langkah 3.
Menentukan host bits atau 2n berdasarkan jumlah user
1. Laboratorium TKJ : 500 pc →512 atau 29
2. Laboratorium RPL : 250 pc →256 atau 28
3. Laboratorium MM : 120 pc → 128 atau 27
4. Laboratorium AP : 50 pc → 64 atau 26
Jawaban:
Langkah 4.
Menentukan /n jaringan yang baru berdasarkan host bits atau 2n jumlah user
1. Laboratorium TKJ : 500 pc →512 atau 29 → jaringan dengan /23
2. Laboratorium RPL : 250 pc →256 atau 28 → jaringan dengan /24
3. Laboratorium MM : 120 pc → 128 atau 27 → jaringan dengan /25
4. Laboratorium AP : 50 pc → 64 atau 26 → jaringan dengan /26
Jawaban:
Langkah 5.
memasukkan /n dalam bagian/peruntukkan,
1. Laboratorium TKJ : 500 pc → /23 → 172.16.0.0/23
2. Laboratorium RPL : 250 pc →/24 → 172.16.2.0/24
3. Laboratorium MM : 120 pc → /25 → 172.16.3.0/25
4. Laboratorium AP : 50 pc → /26 → 172.16.3.128/26
Jawaban:
Langkah 6.
Memasukkan dalam tabel
Bagian Net.ID Bro.ID IP usable
1 Laboratorium TKJ 172.16.0.0/23 172.16.1.255/23 172.16.0.1/23 - 172.16.1.254/23
2 Laboratorium RPL 172.16.2.0/24 172.16.2.255/24 172.16.2.1/24 - 172.16.2.254/24
3 Laboratorium MM 172.16.3.0/25 172.16.3.127/25 172.16.3.1/25 - 172.16.3.126/25
4 Laboratorium AP 172.16.3.128/26 172.16.3.191/26 172.16.3.129/26 - 172.16.3.190/26
Contoh Implementasi
¿ pertanyaan ?

Sumber gambar : https://pixy.org/1026857/


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai