Anda di halaman 1dari 24

ALJABAR BOOLEAN

DOSEN :

Marlinda Indah Eka Budiarti ,S.Pd ,M.Pd .

Nama kelompok:

Inggried A. M

A’yun Aulia

Maria Limditya

Universitas Muhammadiyah Sorong

Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan

Program Studi matematika

Tahun 2019/2020
Aljabar Boolean
Aljabar boolean, sebagai salah satu cabang matematika, pertama kali dikemukakan
seorang matematikawan inggris, George Boole, pada tahun 1854. Boole melihat bahwa
himpunan dan logika proposisi mempunyai sifat-sifat yang serupa. Pada tahun 1938,
claude Shannon memperlihatkan penggunaan aljabar Boolean untuk merancang
rangkaiansirkuit yang menerima masukan 0 dan 1 dan menghasilkan keluaran juga 0 dan
1.

Aljabar Boolean telah menjadi dasar teknologi komputer digital karena rangkaian
elektronik di dalam komputer juga bekerja dengan mode operasi bit, 0 dan 1. Saat ini
Aljabar Boolean digunakan secara luas dalam perancangan rangkaian pensaklaran,
rangkaian digital, dan rangkaian IC (integrated circuit) komputer.

1.1 Definisi Aljabar Boolean


Aljabar Boolean dapat didefinisakan secara abstrak dalam beberapa cara. Cara yang
paling umum adalah menspesifikan unsur-unsur pembentuknya dan operasi-operasi yang
menyertainya, seperti pada definisi 1.1 berikut.

Definisi 1.1
Misalkan B adalah himpunan yang didefinisikan pada dua operator biner, + dan ·, dan
sebuah operator uner, ‘. Misalkan 0 dan 1 adalah dua elemen yang berbeda dari B. Maka,
tupel < B, +,·,’,0,1 > disebut Aljabar Boolean jika untuk setiap a,b,c ϵ B berlaku
aksioma ( sering dinamakan juga Postulat Huntington) berikut :

1. Identitas
i. a + 0 = a
ii. a · 1 = a

2. komutatif
i. a + b = b + a
ii. a · b = b · a

3. distributif
i. a · (b + c) = ( a · b) + (a · c)
ii. a + (b · c) = (a + b)· (a + c)

4. komplemen1
untuk setiap a ϵ B terdapat elemen unik a’ ϵ B sehingga
i. a + a’ = 1
ii. a · a’ = 0
Contoh 1.1
Misalkan B = { 1,2,35,7,10,14,35,70} adalah pembagi dari 70. Tunjukkan cara
membentuk B menjadi sebuah Aljabar Boolean.

Penyelesaian :
elemen-elemen himpunan B sudah didefinisikan . sekarang kita tentukan kaidah operasi
untuk operator +, ·, dan ‘. Misalkan kita definisikan.

a + b = KPK (a,b) = kelipatan persekutuan terkecil


a · b = PBB (a,b) = pembagi bersama terbesar
a’ = 70/a

maka, sekarang kita tunjukkan apakah B bersama-sama dengan kedua operator biner dan
operator uner memenuhi keempat aksioma yang disebutkan didalam definisi 1.1.

1.2 Aljabar Boolean Dua-Nilai


Aljabar boolean yang terkenal dan memiliki terapan yang luas adalah Aljabar Boolean
Dua Nilai ( Two Valued Boolean Algebra). Aljabar boolean Dua Nilai didefinisikan pada
sebuah himpunan B dengan dua buah elemen 0 dan 1 ( sering dinamakan bit – singkatan
dari binary digit ) yaitu B = ( 0,1) , operator biner, + dan ·, operator uner, ‘. Kaidah untuk
operator biner dan operator uner ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3

a b a·b a b a+b a a’
0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 1 1 0
1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1

Kita harus memperlihtkan bahwa keempat aksioma didalam deffinisi 1.1 terpenuhi pada
himpuna B = (0,1) dengan dua operator biner dan satu operator uner yang didefinisikan
diatas.

1. Identitas : jelas berlaku karna dari tabel dapat kita lihat bahwa :
i. 0 + 1 = 1 + 0 = 1
ii. 1 · 0 = 0 · 1 = 0

Yang memenuhi elemen identitas 0 dan 1 seperti yang didefinisikan pada postulat
huntingtong.

2. Komutatif : jelas berlaku dengan melihat simetri tabel operator biner


3. Distributif :
i. a · (b + c) = (a · b) + (a · c) dapat ditunjukkan benar dari tabel operator biner
diatas dengan membentuk tabel kebenaran untuk semua nilai yang mungkin
dari a,b, dan c( tabel 4). oleh karena nilai-nilai pada kolom a · (b + c ) sama
dengan nilai-nilai pada kolom ( a · b ) + ( a · c ), maka kesamaan a · ( b + c ) =
(a · b ) + ( a · c ) adalah benar.
ii. Hukum distribusi a + (b · c ) = (a + b ) · ( a + c ) dapat ditunjukkan benar
dengan membuat tabel kebenaran dengan cara yang sama seperti (i).

Tabel 4

a b c B+c a · (b + c) a·b a·c ( a · b)+(a · c)


0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1

4. Komplemen: jelas berlaku karena tabel 4 memperlihatkan bahwa


i. a + a’ = 1, karena 0 + 0’ = 0 + 1= 1 dan 1 + 1’= 1 + 0= 1
ii. a · a = 0, karena 0 · 0’= 0 · 1= 0 dan 1 · 1’= 1 · 0 = 0

karena keempat aksioma terpenuhi dipenuhi, maka terbukti bahwa B = { 0,1} bersama-
sama dengan operator biner + dan · operator komplemen ‘ merupakan aljabar boolean.

1.3 Ekspresi Boolean


Ekspresi boolean dibentuk dari elemen-elemen B dan /atau peubah-peubah yang dapat
dikombinasikan satu sama lain dengan operator +,·, dan ‘. Ekspresi boolean didefinisikan
secara rekursif oleh definisi 1.2 berikut :

Dfinisi 1.2
Misalkan ( B, +, ·,’,0,1) adalah aljabar boolean. Suatu ekspresi Boolean dalam ( B, +, ·,’)
adalah :
i. Setiap elemen didalam B
ii. Setiap peubah
iii. Jika e1 dan e2 adalah ekspresi boolean , maka e1 + e2, e1 · e2, e1’ adalah ekspresi
Boolean.
Contoh 1. 2
Perlihatkan bahwa a + a’b= a + b.

Penyelesaian :
Tabel kebenaran untuk kesamaan a + a’b = a + b ditunjukkan pada tabel 5 karena nilai-
nilai pada a + a’b sama dengan nilai-nilai pada kolom a + b, maka a + a’b = a + b.

Tabel 5

a b a’ a’b a + a’b a+b


0 0 1 0 0 0
0 1 1 1 1 1
1 0 0 0 1 1
1 1 0 0 1 1

Dalam penulian ekspresi Boolean menggunakan perjanjian berikut : selain tanda kurung,
operator ‘ mempunyai perioritas lebih tinggi daripada operator + dan · . jadi, sebagai
contoh ,

a + b · c berarti a = (b · c) bukan (a + b) · c
a · b’ berarti a · (b’) , bukan (a · b)’

1.4 Prinsip Dualitas


Prinsip dualitas di dalam aljabar Boolean adalah sebagai berikut :

Definisi 1.3
Misalkan S adalah kesamaan ( identity) idalam aljabar Boolean yang melibatkan operator
+, · , dan komplemen, maka jika pernyataan S• diperoleh dari S dengan cara mengganti

· dengan +
+ dengan ·
0 dengan 1
1 dengan 0

Dan membiarkan operator komplemen tetap apa adanya, maka kesamaan S• juga benar ,
S• disebut sebagai dual dari S.
Contoh 1.3
Tentukan dual dari
i. a + 0 = a
ii. (a · 1)(0 + a’)= 0
iii. A(a’ + b) = ab

Penyelesaian :
i. a · 1 = a
ii. (a + 0)+(1 · a’) = 1
iii. a + a’b = a + b

1.5 Hukum-hukum Aljabar Boolean


Berikut merupakan tabel hukum-hukum Aljabar Boolean,

Tabel 6

1. Hukum identitas : 2. hukum idempoten :


i. a + 0 = a i. a + a = a
ii. a · 1 = a ii. a · a = a
3. Hukum Komplemen : 4. Hukum dominansi :
i. a + a’ = 1 i. a · 0 = 0
ii. aa’ = 0 ii. a + 1 = 1
5. Hukum involusi : 6. Hukum penyerapan :
i. (a’)’ = a i. a + ab = a
ii. a (a +b) = a
7. Hukum kumulatif : 8. Hukum asosiatif :
i. a + b = b + a i. a + ( b + c) = (a + b) + c
ii. ab = ba ii. a(b c) =(a b) c
9. Hukum distributif : 10. Hukum De Morgan :
i. a + (bc) = (a + b)(a + c) i. (a + b)’ = a’b’
ii. a (b + c) = a b + a c ii. (ab)’ = a’ + b’
11. Hukum 0/1
i. 0’ = 1
ii. 1’ = 0

Contoh 1.4
Nuktikan ahwa untuk sembarang elemen a dan b dari aljabar Boolean maka kesamaan
berikut :
A + a’b = a + b dan a (a’ + b) = ab
adalah benar.

Penyelesaian :
i. a + a’b = (a + ab) + a’b (Hukum Penyerapan)
= a + ( ab +a’b) (Hukum Asosiatif)
= a + ( a + a’) b (Hukum Distributif)
=a+1·b (Hukum komplemen)
=a+b (Hukum Identitas)

ii. a (a’ + b) = a a’ + ab (Hukum Distributif)


= 0 + ab (Hukum Komplemen)
= ab (Hukum Identitas)

1.6 Fungsi Boolean

Definisi 1.3
Fungsi Boolean (disebut juga fungsi biner) adalah pemetaan dari Bn ke B melalui ekspresi
Boolean,

f : Bn -> B

yang dalam hal ini Bn adalah himpumam yang beranggotakan pasangan terurut ganda-n
didalam aerah asal B.

Contoh 1.5
Contoh-contoh fungsi Boolean:
1. f(x) = x
2. f(x,y) = x’y + xy’ + y’
3. f(x,y) = x’ y’
4. f(x,y) = (x + y)’
5. f(x,y,z) = xyz’

setiap peubah didalam fungsi boolean, termasuk dalam bentuk komplemennya disebut
Literal. Fungsi h(x,y,z) = xyz’ pada contoh diatas terdiri dari 3 buah literal, yaitu x,y,z’.
Fungsi tersebut berharga 1 jika x + 1, y + 1, z + 0 sebab,

h(1,1,0) = 1 · 1 · 0’ = (1 · 1) · 1= 1 · 1 = 1

dan harga 0 untuk harga x,y, dan z lainnya.


Contoh 1.6

Diketahui fungsi Boolean f(x,y,z) = xyz’, nyatakan h dalam tabel kebenaran.

Penyelesaian:

Nilai-nilai fungsi Boolean diperlihatkan pada tabel 7.

Tabel 7

x y z f(x,y,z) = xyz’
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 1
1 1 1 0

1.7 Penjumlahan dan Perkalian Dua Funsi.


Misalkan f dan g adalah dua buah fungsi Boolean dengan n peubah, maka penjumlahan f
+ g didefinisikan sebagai :
(f + g)(x1 + x2 +....+xn) = f(x1 + x2 +....+xn) + g(x1 + x2 +....+xn)

Sedangkan perkalian f · g didefinisikan sebagai


(f · g)( x1 + x2 +....+xn) = f(x1 + x2 +....+xn) g(x1 + x2 +....+xn)

Contoh 1.7
Misalkan f(x,y) = xy’ + y dan g(x,y) = x’ + y’ maka

h(x,y) = f + g = xy’ +y + x’ + y’

yang bila disederhanakan lebih lanjut menjadi

h (x,y) = xy’ + x’ + (y + y’) = xy’ + x’ + 1 = xy’ + x’


dan
i(x,y) = f · g = (xy’ + y)(x’ + y’).
1.8 Komplemen Fungsi Boolean
Bila sebuah fungsi Boolean dikomplemenkan, akan memperoleh fungsi komplemen.
Fungsi komplemen berguna pada saat penyederhanaan fungsi Boolean. Fungsi
komplemen dari suatu fungsi f, yaitu f’ dapat dicari dua cara berikut :

1. Menggunakan Hukum De Morgan

Hukum De Morgan untuk dua buah peubah, x1 dan x2 adalah

i. (x1 + x2)’ = x1’x2’ dan dualnya: ii. (x1 . x2)’ = x1’ + x2’

Hukum De Morgan untuk tiga buah peubah , x1, x2, dan x3 adalah

i. (x1 + x2 + x3) = (x1 + y), yang dalam hal ini y = x2 + x3


= x1’y’
= x1’(x2 + x3)
= x1’x2’ x3’
Dan dualnya adalah
ii. (x1· x2 · x3 )’ = x1’ + x2’ + x3’

Hukum De Morgan untuk n buah peubah x1, x2 , ...., xn , adalah


i. (x1 + x2 + .....+ xn )’ = x1’x2’.... xn’

Dan dualnya adalah


ii. (x1· x2 · .... · xn )’ = x1’ + x2’ + ....+ xn ’

Contoh 1.8
Misalkan f(x,y,z) = x(y’z’ + yz), maka fungsi komplemennya adalah
f’(x,y,z) = ( x(y’z’ + yz))’
= x’ + (y’z’ + yz)’
= x’ + (y’z’)’ (yz)’
= x’ + (y + z) (y’ + z’)

2. Menggunakan Prinsip Dualitas.


Tentukan dual dari ekspresi Boolean yang merepresentasikan f, lalu komplemen setiap
literal didalam dual tersebut. Bentuk akhir yang diperoleh menyatakan fungsi komplemen.

Contoh 1.9
Misalkan f(x,y,z) = x(y’z’ + yz), maka dual dari ekspresi Boolean adalah
x +(y’ + z’)(y + z)

komplemenkan tiap literal dari dual diatas menjadi


x’ + (y + z) ( y’ + z’) = f’

jadi f’(x,y,z) = x’ + (y + z)(y’ + z’)

contoh 1.10
carilah komplemen dari fungsi f(x,y,z) = x’(yz’ + y’z)

penyelesaian:
cara 1: f(x,y,z) = x’(yz’ + y’z)
f’(x,y,z) = (x’(yz’ + y’z))’
= x + (yz’ +y’z)’
= x + (yz’)’(y’z)’
= x + (y’+ z)(y + z’)

Cara 2: f(x,y,z) = x’(yz’ + y’z)


Dual dari ekspresi booleannya : x’ + (y + z’) (y’ + z)
Komplemenkan tiap literal dari dual : f’(x,y,z) = (y’ + z)(y + z’)

1.9 Bentuk kanonik


ekspresi Boolean yang menspesifikasikan suatu fungsi dapat disajikan dalam dua bentuk
berbeda. Pertama, sebagai penjumlahan dari hasil kali dan kedua sebagai perkalian dari
hasil jumlah. Misalnya,
f(x,y,z) = x’y’z’ + xy’z’ + xyz
dan
g(x,y,z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x’ + y’ + z’)

adalah dua buah fungsi yang sama. Fungsi yang pertama f, muncul dalam bentuk
penjumlahan dari hasil kali, sedangkan fungsi yang kedua g, muncul dalam bentuk
perkalian dari hasil jumlah. Perhatikan juga bahwa setiap suku (term) didalam ekspresi
mengandung literal yang lengkap dalam peubah x, y, dan z, baik peubah tanpa
komplemen maupun dengan komplemen. Ada dua macam betuk term, yaitu minterm(
hasil kali) dan maxterm( hasil jumlah)

suku-suku didalam ekspresi Boolean dengan n peubah x1, x2 , ...., xn dikatakan minterm
jika ia muncul dalam bentuk

Dan dikatakan maxterm jika ia muncul dalam bentuk


Ekspresi Boolean yang dinyatakan sebagai penjumlahan dari satu atau lebih minterm atau
perkalian dari satu atau lebih maxterm disebut dalam bentuk kanotik.
jadi, ada dua macam bentuk kanotik
1. penjumlahan dari hasil kali (sum-of-product atau SOP)
2. perkalian dari hasil jumlah ( product-of-sum atau POS)

fungsi

f(x,y,z) = x’y’z + xy’z’ + xyz

dikatakan dalam bentuk SOP dan dungsi

g(x,y,z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x’ + y + z’)(x’ + y’ + z’)

dikatakan dalam bentuk POS.

Cara membentuk minterm dan maxterm dari tabel kebenaran ditunjukkan pada tabel 8
(dua peubah) dan tabel 9 (tiga peubah).

Tabel 8

minterm maxterm
x y Suku lambang suku lambang
0 0 x’y’ m0 x+y M0
0 1 x’y m1 x + y’ M1
1 0 xy’ m2 x’ + y M2
1 1 xy m3 x’ + y’ M3

Tabel 9

Minterm Maxterm
x y z suku lambang suku lambang
0 0 0 x’y’z’ m0 x+y+ z M0
0 0 1 x’y’z m1 x + y + z’ M1
0 1 0 x’y z’ m2 x + y’ + z M2
0 1 1 x’y z m3 x + y ‘+ z’ M3
1 0 0 x y’z’ m4 x’ + y + z M4
1 0 1 x y’z m5 x ‘+ y + z’ M5
1 1 0 x y z’ m6 x’ + y’ + z M6
1 1 1 xyz m7 x’ + y’ +z’ M7
Tabel 10

x y z f(x,y,z)
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 1
1 0 1 0
1 1 0 0
1 1 1 1

Contoh 1.11

Tinjau fungsi Boolean yang dinyatakan oleh tabel 10 diatas ini. Nyatakan fungsi tersebut
dalam bentuk kanonik SOP dan POS.

Penyelesaian :

a. SOP
Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan 1
adalah 001,100, dan 111, maka fungsi Boolennya dalam bentuk kanonik SOP
adalah

f(x,y,z) = x’y’z + xy’z’ + xyz

atau( dengan menggunakan lambang minterm)

f(x,y,z) = m1 + m4 + m7 = ∑(1,4,7)

b. POS
Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan 0
adalah 000,010,011,101, dan 110, maka fungsi Booleannya dalam bentuk kanonik
POS adalah

f(x,y,z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x’ + y + z’)(x’ + y’ + z’)

atau dalam bentuk lain

f(x,y,z) = M0 M2 M3 M5 M6 = ∏(0,2,3,5,6)

Notasi ∑ dan ∏ berguna untuk mempersingkat penulisan ekspresi dalam bentuk


SOP dan POS.
1.10 Konversi Antar Bentuk Kanonik

Fungsi Boolean dalam bentuk Kanonik SOP dapat ditransformasikan kebentuk


kanonik POS demikian pula sebaliknya. Misalkan f adalah fungsi Boolean dalam
bentuk SOP dengan tiga peubah.

f(x,y,z) = ∑(1,4,5,6,7)

dan f’ adalah fungsi komplemen f

f(x,y,z) = ∑(0,2,3) = m0 + m2 + m3

dengan menggunakan hukum De Morgan kita dapat memperoleh fungsi f dalam


bentuk POS:

f’(x,y,z) = (f’(x,y,z))’ = ( m0 + m2 + m3)’

= m0’ . m2’ . m3’

= (x’y’z’)’ (x’y z’)’ (x’y z)’

= (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)

= M0 M2 M3

= ∏(0,2,3)

Jadi f(x,y,z) = ∑(1,4,5,6,7) = ∏(0,2,3)

1.11 Bentuk baku

Bentuk baku Kanonik adalah bentuk dasar yang diperoleh dengan membaca fungsi
dari tabel kebenaran. Bentuk ini umumnya sangat jarang muncul, karena setiap suku
(term) didalam bentuk kanonik harus mengandung literal lengkap, baik dalam bentuk
normal (x) atau dalam bentuk komplemennya (x’).

Cara lain untuk mengekspresikan fungsi Boolean adalah bentuk baku. Pada bentuk
ini, suku-suku yang membentuk fungsi dapat mengandung satu, dua atau sejumlah
literal. Dua tipe bentuk baku adalah bentuk baku SOP dan bentuk baku POS.

Contohnya:

f(x,y,z) = y’ + xy + x’yz (bentuk baku SOP)

f(x,y,z) = x(y’ + z)(x’ + y + z’) (bentuk baku POS)


perbedaan antara bentuk kanonik dan bentuk baku adalah, pada bentuk kanonik,
setiap term harus mengandung literal lengkap, sedangkan pada bentuk baku setiap
term tidak harus mengandung literal lengkap.

1.12 Aplikasi Aljabar Boolean


Aljabar Boolean memiliki aplikasi yang luas dalam bidang keteknikan antara lain
dibidang jaringan pensaklaran dan rangkaian digital. Masing-masing aplikasi akan
dibahas dibawah ini.

1.12.1 Jaringan pensaklaran (switching Network)


Saklar adalah objek yang mempunyai dua buah status buka dan tutup, kita
dapat mengasosiasikan setiap peubah didalam fungsi boolean sebagai saklar dalam
sebuah saluran yang dialiri llistrik, air, gas, informasi atau benda lain yang
mengalir.

Tiga bentuk saklar paling sederhana


1. Keluaran b ada jika dan hanya jika saklar x ditutup -> x

2. Keluaran b ada jika dan hanya jika x dan y keduanya ditutup -> xy

3. Keluaran c ada jika dan hanya jika x atau y ditutup -> x + y

1.12.2. Sirkuit Elektronik.


Komputer dan peralatan elektronik dibuat dari sejumlah rangkaian atau
sirkuit. Sirkuit menerima masukan dan keluaran berupa pulsa-pulsa listrik yang
dapat dipandang sebagai 0 atau 1. Aljaar Boolean digunakan untuk memodelkan
sirkuit elektronik. Elemen dasar dari sirkuit adalah gerbang. Sirkuit elektronik
dimodelkan dengan sejumlah gerbang logika. Setiap gerbang
mengimplementasikan sebuah operasi Boolean. Ada tiga macam gerbang dasar
AND, OR, dan NOT .
Sirkuit yang dibentuk oleh kombinasi beberapa gerbang logika disebut sirkuit
logika
Contoh 1.12
Nyatakan fungsi f(x,y,z) = xy + x’y kedalam rangkaian logika.

Penyelesaian:
Ada beberapa cara penggambaran rangkaian logika dibawah ini dengan menggunakan
tiga cara yang lazim dipakai.
1. Cara pertama:

2. Cara kedua:

3. Cara ketiga :

Selain gerbang dasar AND,OR,danNOT, masih terdapat gerbang logika turunan,yaitu


NAND,NOR,XOR(Exiclusive OR), dan XNOR yang diturunkan dri tiga gerbang dasar
tersebut
Keempat gerbang diatas merupakan kombinasi dari gerbang-gerbang dasar, misalnya
gerbang NOR disusun oleh kombinasi gerbang OR dn gerbang NOT.

Selain itu dengan mengunakan hukum De Morgan, kita jugga dapat membuat gerbang
logika yang ekivalen dengan gerbang NOR dan NAND di atas.

1.13 Penyederhanaa Fungsi Boolean


Fungsi boolean sering kali mengandung operasi-operasi yang tidak perlu, literal atau
suku-suku yang berlebihan. Oleh karena itu,kita dapat menyederhanakan fungsi booblean
lebih lanjut. Menyederhankan fungsi booblean artinya mencari bentuk fungsi lain yang
ekivalen tetapi dengan jumlah literal atau operasi yang lebih sedikit.penyederhanaan
boolean disebut juga minimisasi fungsi.

Contohnya : f(x,y) = x’y + xy’ + y’ dapat disederhanakan menjadi f(x,y) = x’ + y’

Ada tiga metode yang dapat digunakan untuk menyederhanakan fungsi boolean :
1. Secara aljabar, menggunakan hukum-hukum aljabar Boolean
2. Metode peta Kamaugh
3. Metode Quine-McClueskey (metode tabulasi)

1.13.1 Penyederhanaan Fungsi Boleean secara Aljabar


Contoh :
Sederhanakan fungsi-fugsi Boolean berikut ini:
a. f(x,y) = x + x’y
b. f(x,y) = x(x’ + y)

penyelesaian:
a. f(x,y) = x + x’y
= (x + x’)(x + y) (Hukum distributif)
= 1 · (x + y) (Hukum komplemen)
=x+y (Hukum identitas)

b. f(x,y) = x(x’ + y)
= xx’ + xy (Hukum distributif)
= 0 + xy (Hukum komplemen)
= xy (Hukum identitas)

1.13.2 Metode Peta Karnaugh


Metodde peta karnaugh ( k-map) merupakan metode grafis untuk
menyederhanakan fungsi Boolean. Metode ini ditemukan oleh maurice karnaugh
pada tahun 1953. Peta karnaugh adalah sebuah diagram/ peta yang terbentuk dari
kotak-kotak (berbentuk bujursangkar) yang bersisiran. Tiap kotak
merepresentasikan sebuah miniterm. Tiap kotak dikatakan bertetangga jika
minterm-minterm yang mempresentasikannya berbeda hanya 1 buah literal.

- Peta Karnaugh dengan dua peubah


y
0 1 y’ y
m0 m1 x 0 x’y x’y x x’y’ x’y

m2 m3 1 xy’ xy x xy’ xy

Penyajian 1 penyajian 2 penyajian 3

Perhatikanlah bahwa dua kotak yang bertetangga hanya berbeda satu literal . kotak
x’y’ dan x’y misalnya, hanya berbeda pada literal kedua (y’ dan y), sedangkan literal
pertama sama ( yaitu x). Jika minterm pada setiap kotak dipresentasikan dengan string
biner, maka dua kotak yang bertetangga hanya berbeda 1 bit ( contohnya 00 dan 01
pada kotak tersebut hanya berbeda satu bit, yaitu pada bit kedua)
Peta karnaugh dapat dianggap sebagai diagram venn, yang dalam hal ini x diwakkili
oleh titik-titik pada baris pertama, dan y diwakili titik-titik pada kolom kedua, seperti
ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

y y
0 1 0 1
x 0 X’y’ X’y x 0 X’y X’y

1 Xy’ xy 1 Xy’ Xy

X diarsir y diarsir

Contoh 1.13

Gambarkan peta karnaugh untuk f(x,y) = xy + x’y

Penyelesaian :

Peubah tanpa komplemen dinyatakan sebagai 1 dan peubah dengan komplemen


dinyatakan sebagai 0, sehingga xy dinyatakan sebagai 11 dan x’y dinyatakan sebagai 01.
Kotak-kotak yang merepresentasikan minterm 11 dan 01 diisi dengan 1, sedangkan kotak-
kotak yang tidak terpakai diisi dengan 0.

y
0 1
x 0 0 1

1 0 1

Contoh 1.14 :

Diberikan fungsi boolean yang direpresentasikan dengan tabel kebenaran. Petakan fungsi
peta tersebut kepeta Karnaugh.

x y f(x,y)
0 0 0
0 1 0
1 0 1
1 1 1
Penyelesaian:

Tinjau hanya nilai fungsi yang memberikan 1. Fungsi Boolean yang merepresentasikan
tabel kebenaran adalah f(x,y) = xy’ + xy. Tempatkan 1 didalam kotak peta karnaugh
untuk kombinasi nilai x dan y yang bersesuaian (dalam hal ini 10 dan 11)

y
0 1
x 0 0 0

1 1 1

- Peta Karnaugh Dengan Tiga Peubah


yz
00 01 11 10
m0 m1 m3 m2 x 0 x’y’z’ x’y’z x’y z x’y z’
m4 m5 m7 m6 1 x y’z’ x y’z xyz x y z’

Perhatikan urutan dari m-nya . urutan disusun sedemikian rupa sehingga setiap
dua kotak yang bertetangga hanya berbeda satu bit.

Contoh 1.15
Gambarkan peta karnaugh untuk f(x,y,z) = x’yz’ + xyz’ + xyz

Penyelesaian:
X’yz’ -> dalam bentuk biner :010
Xyz’ -> dalam bentuk biner : 110
Xyz -> dalam bentuk biner: 111

Kotak-kotak yang merepresentasikan minterm 010,110, dan 111 diisi dengan 1,


sedangkan kotak-kotak yang tidak terpakai diisi dngan 0.

yz
00 01 11 10
x 0 0 0 0 1
1 0 0 1 1
Contoh 1.16
Diberikan fungsi Boolean dengan tiga buah peubah yang direpresentasikan dengan
tabel kebenaran. Petakan ke peta karnaugh.

x y z f(x,y,z)
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 1
1 0 1 1
1 1 0 0
1 1 1 1

Penyelesaian:
Tinjau hanya nilai fungsi yang memberikn 1. Fungsi Boolean yang
merepresentasikan tabel kebenaran adalah f(x,y) = x’y’z + xy’z’ +xy’z +xyz.
Tempatkan 1 didalam kotak di peta karnaugh untuk kombinasi nilai x dan y yang
bersesuaian (dalam hal ini 001,100,101, dan 111)

yz
00 01 11 10
x 0 0 1 0 0
1 1 1 1 0

- Peta karnaugh dengan empat peubah


yz
00 01 11 10
m0 m1 m3 m2 wx 00 w’x’y’ w’x’y’ w’x’yz w’x’y
z’ z ’ z’
m4 m5 m7 m6 01 w’xy’z w’xy’z w’xyz w’xy
’ z’
m12 m13 m15 m14 11 wxy’z’ wxy’z wxyz wxyz

m8 m9 m11 m10 10 wx’y’z wx’y’z wx’yz wx’y
’ z’

Perhatikan urutan dari m-nya. Urutan disusun sedemikian rupa sehingga setiap dua kotak
yang bertetangga hanya berbeda satu bit.
Contoh 1.17
Diberikan fungsi Boolean yang direpresentasikan dengan tabel kebenaran. Petakan tabel
tersebut ke peta karnaugh.

w x y Z f(w,x,y,z)
0 0 0 0 0
0 0 0 1 1
0 0 1 0 0
0 0 1 1 0
0 1 0 0 0
0 1 0 1 0
0 1 1 0 1
0 1 1 1 1
1 0 0 0 0
1 0 0 1 0
1 0 1 0 0
1 0 1 1 0
1 1 0 0 0
1 1 0 1 0
1 1 1 0 1
1 1 1 1 0

Penyelesaian:
Tinjau hanya nilai fungsi yang memberikan 1. Fungsi boolean yang merepresentasikan
tabel kebenaran adalah f(w,x,y,z) = w’x’y’z + w’xyz’ + w’xyz + wxyz’.

yz
00 01 11 10
wx 00 0 1 0 1
01 0 0 1 1
11 0 0 0 1
10 0 0 0 0

- Teknik minimisasi Fungsi Boolean dengan Peta karnaugh


Penggunaan peta karnaugh dalam penyeerhanaan fungsi boolean dilakukan
dengan cara menggabungkan kotak-kotak yang bernilai 1 dan saling bersisian.
Kelompok kotak yang bernilai 1 dapat membentuk pasangan (dua), kuad
(empat) dan oktet (delapan). Tinjau maasing-masing kelompo sebagai berikut
melalui contoh:
Contoh 1.18
Diberikan peta karnaugh yang merepresentasikan fungsi boolean dengan 2 buah
term.

Cara penyederhanaan:
Kelompokkan (misal dengan cara melingkari) dua buah 1 yang bertetangga.
Perhatikan bahwa minterm pada kotak-kotak yang dilingkari (wxyz dan wxyz’)
memiliki literal yang sama, yaitu w,x,dan y (ditandai dngan angka 11 dan 1
yang dicetak tebal) sehingga

f(w,x,y,z) = wxy

bukti secara aljabar :


f(w,x,y,z) = wxyz + wxyz’
= wxy (z + z’)
= wxy (1)
= wxy

1.14 Penyederhanaan Rangkaian Logika


Teknik minimisasi fungsi Boolea dengan peta karnaugh mempunyai terapan yang
sangat penting dalam menyederhanakan rangkaian logika. penyederhanaan rangkaian
dapat mengurangi jumlah gerbang logika yang digunakan, bahkan dapat mengurangi
jumlah kawat masukan.

Contoh 1.19
Minimisasikan fungsi boolean f(x,y,z) =x’yz + x’yz’ + xy’z’ + xy’z. Gambarkan
rangkaian logikanya.
Penyelesaian :
Rangkaian logika fungsi f(x,y,z) sebelum diminimisasikan adalah seperti dibawah ini:

Minimisasi dengan peta karnaugh adalah sebagai berikut :

Fungsi Boolean hasil minimisasi adalah f(x,y,z) = x’y + xy’ , dan rangkaian
logikanya itunjukkan berikut ini.

Rangkaian logika minimisasi fungsi hanya membutuhkan dua buah kawat masukan x
dan y , dua buah gerbang AND, sebuah gerbang NOT, dan sebuah gerbang OR.
SOAL LATIHAN

1. Diketahui himpunan B dengan tiga buah nilai { 0,1,2} dan dua buah operator +
dan ·, kaidah operasi dengan operator + dan · diidentifikasikan pada tabel berikut
ini.
+ 0 1 2 • 0 1 2
0 0 0 0 0 0 1 2
1 0 1 1 1 1 1 2
2 0 1 2 2 2 2 2

a. Dari keempat aksioma dasar (komutatif, distributif, identitas, dan komplemen),


aksioma manakah yang dipenuhi oleh kedua tabel diatas?
Apakah elemen identitas untuk masing-masing operator + dan • tersebut?
b. Apakah himpunan B dengan dua buah operator diatas membentuk aljabar boolean
?

2. Buktikan hukum asosiatif a + (b + c) = (a + b) + c dan a · (b · c) = (a · b) · c


3. Nyatakan ungsi Boolean f(x,y,z) = x’(x +y’ + z’) hanya dengan menggunakan
operator + dan komplemen (‘) saja

Anda mungkin juga menyukai