DOSEN :
Nama kelompok:
Inggried A. M
A’yun Aulia
Maria Limditya
Tahun 2019/2020
Aljabar Boolean
Aljabar boolean, sebagai salah satu cabang matematika, pertama kali dikemukakan
seorang matematikawan inggris, George Boole, pada tahun 1854. Boole melihat bahwa
himpunan dan logika proposisi mempunyai sifat-sifat yang serupa. Pada tahun 1938,
claude Shannon memperlihatkan penggunaan aljabar Boolean untuk merancang
rangkaiansirkuit yang menerima masukan 0 dan 1 dan menghasilkan keluaran juga 0 dan
1.
Aljabar Boolean telah menjadi dasar teknologi komputer digital karena rangkaian
elektronik di dalam komputer juga bekerja dengan mode operasi bit, 0 dan 1. Saat ini
Aljabar Boolean digunakan secara luas dalam perancangan rangkaian pensaklaran,
rangkaian digital, dan rangkaian IC (integrated circuit) komputer.
Definisi 1.1
Misalkan B adalah himpunan yang didefinisikan pada dua operator biner, + dan ·, dan
sebuah operator uner, ‘. Misalkan 0 dan 1 adalah dua elemen yang berbeda dari B. Maka,
tupel < B, +,·,’,0,1 > disebut Aljabar Boolean jika untuk setiap a,b,c ϵ B berlaku
aksioma ( sering dinamakan juga Postulat Huntington) berikut :
1. Identitas
i. a + 0 = a
ii. a · 1 = a
2. komutatif
i. a + b = b + a
ii. a · b = b · a
3. distributif
i. a · (b + c) = ( a · b) + (a · c)
ii. a + (b · c) = (a + b)· (a + c)
4. komplemen1
untuk setiap a ϵ B terdapat elemen unik a’ ϵ B sehingga
i. a + a’ = 1
ii. a · a’ = 0
Contoh 1.1
Misalkan B = { 1,2,35,7,10,14,35,70} adalah pembagi dari 70. Tunjukkan cara
membentuk B menjadi sebuah Aljabar Boolean.
Penyelesaian :
elemen-elemen himpunan B sudah didefinisikan . sekarang kita tentukan kaidah operasi
untuk operator +, ·, dan ‘. Misalkan kita definisikan.
maka, sekarang kita tunjukkan apakah B bersama-sama dengan kedua operator biner dan
operator uner memenuhi keempat aksioma yang disebutkan didalam definisi 1.1.
a b a·b a b a+b a a’
0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 1 1 0
1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1
Kita harus memperlihtkan bahwa keempat aksioma didalam deffinisi 1.1 terpenuhi pada
himpuna B = (0,1) dengan dua operator biner dan satu operator uner yang didefinisikan
diatas.
1. Identitas : jelas berlaku karna dari tabel dapat kita lihat bahwa :
i. 0 + 1 = 1 + 0 = 1
ii. 1 · 0 = 0 · 1 = 0
Yang memenuhi elemen identitas 0 dan 1 seperti yang didefinisikan pada postulat
huntingtong.
Tabel 4
karena keempat aksioma terpenuhi dipenuhi, maka terbukti bahwa B = { 0,1} bersama-
sama dengan operator biner + dan · operator komplemen ‘ merupakan aljabar boolean.
Dfinisi 1.2
Misalkan ( B, +, ·,’,0,1) adalah aljabar boolean. Suatu ekspresi Boolean dalam ( B, +, ·,’)
adalah :
i. Setiap elemen didalam B
ii. Setiap peubah
iii. Jika e1 dan e2 adalah ekspresi boolean , maka e1 + e2, e1 · e2, e1’ adalah ekspresi
Boolean.
Contoh 1. 2
Perlihatkan bahwa a + a’b= a + b.
Penyelesaian :
Tabel kebenaran untuk kesamaan a + a’b = a + b ditunjukkan pada tabel 5 karena nilai-
nilai pada a + a’b sama dengan nilai-nilai pada kolom a + b, maka a + a’b = a + b.
Tabel 5
Dalam penulian ekspresi Boolean menggunakan perjanjian berikut : selain tanda kurung,
operator ‘ mempunyai perioritas lebih tinggi daripada operator + dan · . jadi, sebagai
contoh ,
a + b · c berarti a = (b · c) bukan (a + b) · c
a · b’ berarti a · (b’) , bukan (a · b)’
Definisi 1.3
Misalkan S adalah kesamaan ( identity) idalam aljabar Boolean yang melibatkan operator
+, · , dan komplemen, maka jika pernyataan S• diperoleh dari S dengan cara mengganti
· dengan +
+ dengan ·
0 dengan 1
1 dengan 0
Dan membiarkan operator komplemen tetap apa adanya, maka kesamaan S• juga benar ,
S• disebut sebagai dual dari S.
Contoh 1.3
Tentukan dual dari
i. a + 0 = a
ii. (a · 1)(0 + a’)= 0
iii. A(a’ + b) = ab
Penyelesaian :
i. a · 1 = a
ii. (a + 0)+(1 · a’) = 1
iii. a + a’b = a + b
Tabel 6
Contoh 1.4
Nuktikan ahwa untuk sembarang elemen a dan b dari aljabar Boolean maka kesamaan
berikut :
A + a’b = a + b dan a (a’ + b) = ab
adalah benar.
Penyelesaian :
i. a + a’b = (a + ab) + a’b (Hukum Penyerapan)
= a + ( ab +a’b) (Hukum Asosiatif)
= a + ( a + a’) b (Hukum Distributif)
=a+1·b (Hukum komplemen)
=a+b (Hukum Identitas)
Definisi 1.3
Fungsi Boolean (disebut juga fungsi biner) adalah pemetaan dari Bn ke B melalui ekspresi
Boolean,
f : Bn -> B
yang dalam hal ini Bn adalah himpumam yang beranggotakan pasangan terurut ganda-n
didalam aerah asal B.
Contoh 1.5
Contoh-contoh fungsi Boolean:
1. f(x) = x
2. f(x,y) = x’y + xy’ + y’
3. f(x,y) = x’ y’
4. f(x,y) = (x + y)’
5. f(x,y,z) = xyz’
setiap peubah didalam fungsi boolean, termasuk dalam bentuk komplemennya disebut
Literal. Fungsi h(x,y,z) = xyz’ pada contoh diatas terdiri dari 3 buah literal, yaitu x,y,z’.
Fungsi tersebut berharga 1 jika x + 1, y + 1, z + 0 sebab,
h(1,1,0) = 1 · 1 · 0’ = (1 · 1) · 1= 1 · 1 = 1
Penyelesaian:
Tabel 7
x y z f(x,y,z) = xyz’
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 1
1 1 1 0
Contoh 1.7
Misalkan f(x,y) = xy’ + y dan g(x,y) = x’ + y’ maka
h(x,y) = f + g = xy’ +y + x’ + y’
i. (x1 + x2)’ = x1’x2’ dan dualnya: ii. (x1 . x2)’ = x1’ + x2’
Hukum De Morgan untuk tiga buah peubah , x1, x2, dan x3 adalah
Contoh 1.8
Misalkan f(x,y,z) = x(y’z’ + yz), maka fungsi komplemennya adalah
f’(x,y,z) = ( x(y’z’ + yz))’
= x’ + (y’z’ + yz)’
= x’ + (y’z’)’ (yz)’
= x’ + (y + z) (y’ + z’)
Contoh 1.9
Misalkan f(x,y,z) = x(y’z’ + yz), maka dual dari ekspresi Boolean adalah
x +(y’ + z’)(y + z)
contoh 1.10
carilah komplemen dari fungsi f(x,y,z) = x’(yz’ + y’z)
penyelesaian:
cara 1: f(x,y,z) = x’(yz’ + y’z)
f’(x,y,z) = (x’(yz’ + y’z))’
= x + (yz’ +y’z)’
= x + (yz’)’(y’z)’
= x + (y’+ z)(y + z’)
adalah dua buah fungsi yang sama. Fungsi yang pertama f, muncul dalam bentuk
penjumlahan dari hasil kali, sedangkan fungsi yang kedua g, muncul dalam bentuk
perkalian dari hasil jumlah. Perhatikan juga bahwa setiap suku (term) didalam ekspresi
mengandung literal yang lengkap dalam peubah x, y, dan z, baik peubah tanpa
komplemen maupun dengan komplemen. Ada dua macam betuk term, yaitu minterm(
hasil kali) dan maxterm( hasil jumlah)
suku-suku didalam ekspresi Boolean dengan n peubah x1, x2 , ...., xn dikatakan minterm
jika ia muncul dalam bentuk
fungsi
Cara membentuk minterm dan maxterm dari tabel kebenaran ditunjukkan pada tabel 8
(dua peubah) dan tabel 9 (tiga peubah).
Tabel 8
minterm maxterm
x y Suku lambang suku lambang
0 0 x’y’ m0 x+y M0
0 1 x’y m1 x + y’ M1
1 0 xy’ m2 x’ + y M2
1 1 xy m3 x’ + y’ M3
Tabel 9
Minterm Maxterm
x y z suku lambang suku lambang
0 0 0 x’y’z’ m0 x+y+ z M0
0 0 1 x’y’z m1 x + y + z’ M1
0 1 0 x’y z’ m2 x + y’ + z M2
0 1 1 x’y z m3 x + y ‘+ z’ M3
1 0 0 x y’z’ m4 x’ + y + z M4
1 0 1 x y’z m5 x ‘+ y + z’ M5
1 1 0 x y z’ m6 x’ + y’ + z M6
1 1 1 xyz m7 x’ + y’ +z’ M7
Tabel 10
x y z f(x,y,z)
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 1
1 0 1 0
1 1 0 0
1 1 1 1
Contoh 1.11
Tinjau fungsi Boolean yang dinyatakan oleh tabel 10 diatas ini. Nyatakan fungsi tersebut
dalam bentuk kanonik SOP dan POS.
Penyelesaian :
a. SOP
Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan 1
adalah 001,100, dan 111, maka fungsi Boolennya dalam bentuk kanonik SOP
adalah
f(x,y,z) = m1 + m4 + m7 = ∑(1,4,7)
b. POS
Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan 0
adalah 000,010,011,101, dan 110, maka fungsi Booleannya dalam bentuk kanonik
POS adalah
f(x,y,z) = M0 M2 M3 M5 M6 = ∏(0,2,3,5,6)
f(x,y,z) = ∑(1,4,5,6,7)
f(x,y,z) = ∑(0,2,3) = m0 + m2 + m3
= M0 M2 M3
= ∏(0,2,3)
Bentuk baku Kanonik adalah bentuk dasar yang diperoleh dengan membaca fungsi
dari tabel kebenaran. Bentuk ini umumnya sangat jarang muncul, karena setiap suku
(term) didalam bentuk kanonik harus mengandung literal lengkap, baik dalam bentuk
normal (x) atau dalam bentuk komplemennya (x’).
Cara lain untuk mengekspresikan fungsi Boolean adalah bentuk baku. Pada bentuk
ini, suku-suku yang membentuk fungsi dapat mengandung satu, dua atau sejumlah
literal. Dua tipe bentuk baku adalah bentuk baku SOP dan bentuk baku POS.
Contohnya:
2. Keluaran b ada jika dan hanya jika x dan y keduanya ditutup -> xy
Penyelesaian:
Ada beberapa cara penggambaran rangkaian logika dibawah ini dengan menggunakan
tiga cara yang lazim dipakai.
1. Cara pertama:
2. Cara kedua:
3. Cara ketiga :
Selain itu dengan mengunakan hukum De Morgan, kita jugga dapat membuat gerbang
logika yang ekivalen dengan gerbang NOR dan NAND di atas.
Ada tiga metode yang dapat digunakan untuk menyederhanakan fungsi boolean :
1. Secara aljabar, menggunakan hukum-hukum aljabar Boolean
2. Metode peta Kamaugh
3. Metode Quine-McClueskey (metode tabulasi)
penyelesaian:
a. f(x,y) = x + x’y
= (x + x’)(x + y) (Hukum distributif)
= 1 · (x + y) (Hukum komplemen)
=x+y (Hukum identitas)
b. f(x,y) = x(x’ + y)
= xx’ + xy (Hukum distributif)
= 0 + xy (Hukum komplemen)
= xy (Hukum identitas)
Perhatikanlah bahwa dua kotak yang bertetangga hanya berbeda satu literal . kotak
x’y’ dan x’y misalnya, hanya berbeda pada literal kedua (y’ dan y), sedangkan literal
pertama sama ( yaitu x). Jika minterm pada setiap kotak dipresentasikan dengan string
biner, maka dua kotak yang bertetangga hanya berbeda 1 bit ( contohnya 00 dan 01
pada kotak tersebut hanya berbeda satu bit, yaitu pada bit kedua)
Peta karnaugh dapat dianggap sebagai diagram venn, yang dalam hal ini x diwakkili
oleh titik-titik pada baris pertama, dan y diwakili titik-titik pada kolom kedua, seperti
ditunjukkan pada gambar dibawah ini:
y y
0 1 0 1
x 0 X’y’ X’y x 0 X’y X’y
’
1 Xy’ xy 1 Xy’ Xy
X diarsir y diarsir
Contoh 1.13
Penyelesaian :
y
0 1
x 0 0 1
1 0 1
Contoh 1.14 :
Diberikan fungsi boolean yang direpresentasikan dengan tabel kebenaran. Petakan fungsi
peta tersebut kepeta Karnaugh.
x y f(x,y)
0 0 0
0 1 0
1 0 1
1 1 1
Penyelesaian:
Tinjau hanya nilai fungsi yang memberikan 1. Fungsi Boolean yang merepresentasikan
tabel kebenaran adalah f(x,y) = xy’ + xy. Tempatkan 1 didalam kotak peta karnaugh
untuk kombinasi nilai x dan y yang bersesuaian (dalam hal ini 10 dan 11)
y
0 1
x 0 0 0
1 1 1
Perhatikan urutan dari m-nya . urutan disusun sedemikian rupa sehingga setiap
dua kotak yang bertetangga hanya berbeda satu bit.
Contoh 1.15
Gambarkan peta karnaugh untuk f(x,y,z) = x’yz’ + xyz’ + xyz
Penyelesaian:
X’yz’ -> dalam bentuk biner :010
Xyz’ -> dalam bentuk biner : 110
Xyz -> dalam bentuk biner: 111
yz
00 01 11 10
x 0 0 0 0 1
1 0 0 1 1
Contoh 1.16
Diberikan fungsi Boolean dengan tiga buah peubah yang direpresentasikan dengan
tabel kebenaran. Petakan ke peta karnaugh.
x y z f(x,y,z)
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 1
1 0 1 1
1 1 0 0
1 1 1 1
Penyelesaian:
Tinjau hanya nilai fungsi yang memberikn 1. Fungsi Boolean yang
merepresentasikan tabel kebenaran adalah f(x,y) = x’y’z + xy’z’ +xy’z +xyz.
Tempatkan 1 didalam kotak di peta karnaugh untuk kombinasi nilai x dan y yang
bersesuaian (dalam hal ini 001,100,101, dan 111)
yz
00 01 11 10
x 0 0 1 0 0
1 1 1 1 0
Perhatikan urutan dari m-nya. Urutan disusun sedemikian rupa sehingga setiap dua kotak
yang bertetangga hanya berbeda satu bit.
Contoh 1.17
Diberikan fungsi Boolean yang direpresentasikan dengan tabel kebenaran. Petakan tabel
tersebut ke peta karnaugh.
w x y Z f(w,x,y,z)
0 0 0 0 0
0 0 0 1 1
0 0 1 0 0
0 0 1 1 0
0 1 0 0 0
0 1 0 1 0
0 1 1 0 1
0 1 1 1 1
1 0 0 0 0
1 0 0 1 0
1 0 1 0 0
1 0 1 1 0
1 1 0 0 0
1 1 0 1 0
1 1 1 0 1
1 1 1 1 0
Penyelesaian:
Tinjau hanya nilai fungsi yang memberikan 1. Fungsi boolean yang merepresentasikan
tabel kebenaran adalah f(w,x,y,z) = w’x’y’z + w’xyz’ + w’xyz + wxyz’.
yz
00 01 11 10
wx 00 0 1 0 1
01 0 0 1 1
11 0 0 0 1
10 0 0 0 0
Cara penyederhanaan:
Kelompokkan (misal dengan cara melingkari) dua buah 1 yang bertetangga.
Perhatikan bahwa minterm pada kotak-kotak yang dilingkari (wxyz dan wxyz’)
memiliki literal yang sama, yaitu w,x,dan y (ditandai dngan angka 11 dan 1
yang dicetak tebal) sehingga
f(w,x,y,z) = wxy
Contoh 1.19
Minimisasikan fungsi boolean f(x,y,z) =x’yz + x’yz’ + xy’z’ + xy’z. Gambarkan
rangkaian logikanya.
Penyelesaian :
Rangkaian logika fungsi f(x,y,z) sebelum diminimisasikan adalah seperti dibawah ini:
Fungsi Boolean hasil minimisasi adalah f(x,y,z) = x’y + xy’ , dan rangkaian
logikanya itunjukkan berikut ini.
Rangkaian logika minimisasi fungsi hanya membutuhkan dua buah kawat masukan x
dan y , dua buah gerbang AND, sebuah gerbang NOT, dan sebuah gerbang OR.
SOAL LATIHAN
1. Diketahui himpunan B dengan tiga buah nilai { 0,1,2} dan dua buah operator +
dan ·, kaidah operasi dengan operator + dan · diidentifikasikan pada tabel berikut
ini.
+ 0 1 2 • 0 1 2
0 0 0 0 0 0 1 2
1 0 1 1 1 1 1 2
2 0 1 2 2 2 2 2