Anda di halaman 1dari 16

MODUL PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

MODUL 4 “GIS MODELLING: SITE SUITABILITY”


1 Pendahuluan
Pemilihan lokasi atau analisis kesesuaian (site suitability) adalah jenis analisis yang digunakan dalam
GIS untuk menentukan tempat atau situs terbaik untuk sesuatu. Situs-situs potensial yang digunakan
dalam analisis kesesuaian dapat mencakup lokasi rumah sakit baru, toko atau sekolah di antara
banyak lainnya. Saat melakukan analisis pemilihan situs, pengguna harus menetapkan berbagai
kriteria dari mana perangkat lunak GIS dapat menilai situs terbaik atau ideal. Analisis pemilihan
lokasi dapat dilakukan dengan data vektor atau raster.

Pemilihan lokasi dilakukan dengan melakukan analisis spasial. Analisis spasial merupakan
sekumpulan teknik yang dapat digunakan dalam pengolahan data SIG. Hasil pengolahan data spasial
sangat tergantung pada lokasi objek yang bersangkutan (yang sedang dianalisis). Analisis spasial juga
dapat diartikan sebagai teknik-teknik yang digunakan untuk meneliti dan mengeksplorasi data dari
perspektif keruangan. Terdapat banyak jenis analisis spasial seperti pengukuran, query, fungsi
kedekatan dan lainnya.

Site suitability dapat dilakukan untuk menentukan lokasi dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) di suatu
wilayah. Ketersediaan ruang terbuka hijau kota telah menjadi perhatian bagi setiap pemerintah
daerah di Indonesia khususnya pada kota-kota besar sebagaimana tertuang dalam Undang-undang
Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 yang mengamanatkan bahwa setiap kota harus memiliki luas
ruang terbuka hijau sebesar 30% dari total luas wilayah kota. Lokasi ruang terbuka hijau yang sesuai
akan menentukan optimalnya penataan ruang terbuka hijau pada wilayah perkotaan. Analisis
kesesuaian ruang terbuka hijau dilakukan dengan menggunakan beberapa kriteria sebagai sub-
model:

1. Kemiringan Lereng
2. Penggunaan Lahan
3. Kepadatan Penduduk
4. Aksesibilitas
5. Sarana Pendukung

Kriteria dan parameter yang digunakan dalam penentuan lokasi RTH dapat dilihat pada tabel
dibawah.

Tabel 1. Kriteria dan parameter penentuan lokasi Ruang Terbuka Hijau


2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari praktikum Sistem Informasi Geografis modul GIS Modelling: Site Suitability
adalah untuk melakukan pemilihan lahan yang tepat untuk membangun Ruang Terbuka Hijau di
Wilayah Sukabumi dengan menggunakan analisis spasial.

3 Alat dan Bahan


Adapun perangkat lunak yang digunakan antara lain,

a. ArcMap versi 10.4 atau lebih tinggi.

Sedangkan data yang digunakan antara lain,

a. Data DEM Wilayah Sukabumi


b. Data vektor kepadatan penduduk Wilayah Sukabumi
c. Data vetkor penggunaan lahan Wilayah Sukabumi
d. Data vektor jaringan jalan Wilayah Sukabumi
e. Data vektor pusat Kota Sukabumi.

4 Pengenalan (Software yang digunakan)


4.1 ArcGIS
ArcGIS merupakan platform organisasi untuk membuat, mengatur, membagikan, dan melakukan
analisis data spasial yang dikembangkan oleh Esri (ESRI, 2019) . Perangkat lunak ini menyediakan
sistem dan infrastruktur untuk membuat peta dan menyediakan informasi geografis di dalam
organisasi, komunitas, maupun secara terbuka di dalam Web (Wikipedia, 2019).

Gambar 1 Logo ArcGIS


5 Pelaksanaan Praktikum
5.1 Skoring pada Data
5.1.1 Data Kemiringan Lereng
1. Masukkan data DEM Wilayah Sukabumi ke dalam perangkat lunak ArcMap.

2. Pastikan sistem referensi koordinat berada dalam WGS 1984 UTM zona 48S.

3. Ubah DEM menjadi data slope dengan cara ArcToolbox  3D Analyst Tool  Raster
Surface  Slope.
4. Pada pengaturan masukkan DEM yang akan diolah lalu memasukkan output dari slope
yang akan dibuat. Slope disimpan kedalam geodatabase baru. Ubah satuannya menjadi
persen.

5. Akan didapat hasil kemiringan lereng sebagai berikut.

6. Data yang dihasilkan masih berbentuk raster. Konversi data raster menjadi slope vector
dengan cara arctoolbox raster math  int.
7. Konversi data kemiringan ke dalam data vektor dengan cara Arc toolbox  conversion
tools  from raster  raster to polygon. Lalu beri nama dan centang box paling bawah.

8. Akan terbentuk vektor dari kemiringan lereng.

9. Lakukan pemotongan poligon sesuai dengan bentuk Wilayah Sukabumi dengan fitur Clip.
10. Tambahkan kolom “skor_lrg” dengan add field. Lakukan skoring berdasarkan kriteria.

 0-8% memiliki skor 1


 8-15% memiliki skor 2
 Lebih dari 15% memiliki skor 3.

11. Didapatkan skor akhir ketersesuaian lahan berdasarkan kemiringan lereng. Lakukan
pengaturan simbologi untuk skor 1 sampai 3.
5.1.2 Penggunaan Lahan
1. Masukkan file .shp dari Penggunaan Lahan Kota Sukabumi.

2. Buka tabel atribut dari file .shp tersebut lalu tambahkan kolom “skor_gunalahan” pada
tabel atribut.

 Penggunaan lahan RTH, perdagangan, dan pemukiman memiliki skor 3


 Penggunaan lainnya memiliki skor 1

3. Didapatkan skor akhir ketersesuaian lahan berdasarkan penggunaan lahan. Lakukan


pengaturan simbologi untuk skor 1 sampai 3.
5.1.3 Kepadatan Penduduk
1. Masukkan file .shp dari Kepadatan Penduduk Kota Sukabumi.

2. Buka tabel atribut dari file .shp tersebut lalu tambahkan kolom “skor_dp” pada tabel
atribut.

 Kepadatan Penduduk Tinggi memiliki skor 3


 Kepadatan Penduduk Sedang memiliki skor 2
 Kepadatan Penduduk Rendah memiliki skor 1

3. Didapatkan skor akhir ketersesuaian lahan berdasarkan penggunaan lahan. Lakukan


pengaturan simbologi untuk skor 1 sampai 3.
5.1.4 Aksesibilitas
1. Masukkan file .shp Ruas Jalan di Sukabumi.

2. Pilih ruas jalan yang merupakan jalan arteri. Baik itu arteri primer maupun arteri
sekunder.

3. Lakukan buffer dengan menggunakan fitur Multiple Ring Buffer untuk jarak 200 m, 400 m
dan 75000 m. Buffer 75000 m dimaksudkan agar semua wilayah tercover.
4. Akan terbentuk poligon baru hasil buffer.

5. Lakukan pemotongan vektor buffer sesuai dengan Wilayah Sukabumi dengan


menggunakan fitur Clip.
6. Buka tabel atribut “skor_ak” lalu berikan skor pada kolom yang dibuat.

 Jarak 400 memiliki skor 3


 Jarak 200 memiiki skor 2
 Jarak diluar memiliki skor 1.

7. Didapatkan skor akhir ketersesuaian lahan berdasarkan penggunaan lahan. Lakukan


pengaturan simbologi untuk skor 1 sampai 3.

5.1.5 Sarana Pendukung


1. Masukkan file .shp dari Pusat Kota Sukabumi.

2. Lakukan buffering pada pusat kota untuk jarak 500 m, 1000 m dan 75000 m.
3. Akan terbentuk poligon baru hasil buffer.

4. Lakukan pemotongan vektor buffer sesuai dengan Wilayah Sukabumi dengan


menggunakan fitur Clip.

6. Buka tabel atribut “skor_pk” lalu berikan skor pada kolom yang dibuat.
 Jarak 500 m memiliki skor 3
 Jarak 1000 m memiliki skor 2
 Jarak diluar memiliki skor 1.

7. Didapatkan skor akhir ketersesuaian lahan berdasarkan sarana pendukung. Lakukan


pengaturan simbologi untuk skor 1 sampai 3.

5.2 Analisis Spasial


1. Untuk melakukan analisis spasial lakukan intersect untuk semua unsur spasial.
2. Berikan ranking tergantung ketentuan.

3. Maka akan dihasilkan unsur spasial baru hasil intersect yang merupakan gabungan dari
unsur spasial lainnya.

4. Jumlahkan seluruh skor kriteria dengan membuat field baru “skor_total”


5. Lakukan skoring sesuai kelas dari skor total yang udah didapat. Kriteria yang digunakan
adalah sebagai berikut.

 Tidak sesuai dengan skor 5-6


 Cukup sesuai dengan skor 7-8
 Sesuai dengan skor 9-10
 Sangat sesuai dengan skor 10

6. Lakukan simbologi untuk kelas yang sudah didapat

7. Akan terbentuk peta kesesuaian lahan RTH. Lakukan layouting sesuai dengan kaidah
kartografi.

Anda mungkin juga menyukai